PERAN KRATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT DAN
INSTITUSI PENDIDIKAN TARI
DALAM PROSES PEWARISAN TARI
KLASIK GAYA YOGYAKARTA
Disertasi untuk memenuhi
sebagian persyaratan mencapai derajat Program 8eni Petunjukan dan 8eni Rupa
diajukan
oleh:
Muhammad Fazli Taib Bin Saearani
11/324265/SMU /00847
kepada SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YO GYAKARTA
2014
8-3
V
DAFTAR lSI
HALAMAN
JUDUL.........................................................................
I
PERSEMBAHAN....
11
PENGESAHAN......
111
PERNYATAAN...............................................................................
IV
DAF'I'AR ISI..........
V
DAF'I'AR
GAMBAR.........................................................................
DAF'I'AR TABEL
X X11
,
DAF'I'AR DIAGRAM
X111
DAF'I'AR
XIV
SINGKATAN....................................................................
pRAKATA
XV
INTISARI..............
XXV
ABSTRACT
XXVI
BAB I A. B. C. D.
PENGANTAR
.
Latar
Belakang Penelitian Rumusan Masalah Penelitian Keaslian Penelitian Tujuan dan Manfaat Peneiltian 1. Tujuan Penelitian 2. Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka............................................................... .
.
,
.
.
.
.
F.
1.
Sejarah
2.
Pemikiran Filosofis ten tang
Kraton
sebagai
17 17
Pusat
18
Kebudayaan.............................
Pelestarian Kesenian Tari bagi Eksistensi Kraton........ 5. Perkembangan Tari Kraton pada Masa Kolonial dan
20
Masa Kemerdekaan................................................... Pewarisan Tari Klasik Gaya Yogyakarta......
22 24
Landasan Teori dan Pendekatan......................................... 1. Perspektif Sosiologi Seni............................................
31
2.
Perspektif Etnokoreologi............................... Metode Penelitian............................................................... 1. Batasan
Lingkup
Penelitian
2. Batasan Waktu.................. 3. Batasan Wilayah 4. Cara I.
16 16
19
6.
H.
15
17
4.
G.
1 14
Ngayogyakarta Hadiningrat................ Perlambangan dan
makna Kraton 3. Kraton
1
Pengumpulan
31
48
60 61 62
�
62
Data...........................................
63
5. Cara Analisis Data....................................................
67
Sistematika dan Rencana Penulisan....................................
68
VI
BAB II TARI A. B.
C.
KLASIK GAYA YOGYAKARTA DAN PERAN
KRATON
NGAYOGYAKARTA HADININGRAT
70
Definisi Tari Klasik
70
Gaya Yogyakarta Latar Belakang Tari Klasik Gaya Yogyakarta Sejarah Kelembagaan Tari Klasik Gaya Yogyakarta 1.
Masa Sultan
2. Masa Sultan
Hamengku Hamengku
Buwono I
(1755
82 88
1792)........ (1792
-
Buwono II dan III
1814)
93
3. Masa Sultan
Buwono IV
Hamengku (1814 1823)...... V Buwono Hamengku (1823-1855)......... 5. Masa Sultan Hamengku Buwono VI (1855-1877) 6. Masa Sultan Hamengku Buwono VII (1877 1921) 7. Masa Sultan Hamengku Buwono VIII (1921 1939) 8. Masa Sultan Hamengku Buwono IX (1940-1988)........ 9. Masa Sultan Hamengku Buwono X (1989 Sekarang) Klasifikasi Tari Klasik Gaya Yogyakarta 1. Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Pertunjukan 4.
-
Masa Sultan
-
-
-
D.
'"
a.
Tari Putri
102 104
106 109 115
118 118
118 119
Dramatari............................................................
120
2. Klasifikasi Berdasarkan Karakter a.
c.
120
Gagah
121
Karakter Lain
,
,
Klasifikasi Berdasarkan a.
Tari
b. Tari c.
120
Tari Halus
b. Tari
4.
95 96
b. Tari Putra............................................................ c.
3.
89
-
Tari
Kompleksitas
Tunggal. Berpasangan Kelompok
122 122
'"
.,
122
123
Klasifikasi Berdasarkan Tema a.
121
Panteon...............................................................
123 123
b. Historis................................................................ 124 c.
E.
Kehidupan
Contoh-Contoh Tari Klasik 1. Beksan
F.
Sehari-Hari
Gaya Yogyakarta
Trunajaya 2. Wayang Wong 3. Tari Bedhaya & Serimpi Kandha Peran Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
125 125
125 130 140 144
Vll
BAB III PERAN
INSTITUSI
PENDIDIKAN
TARI
DALAM
PROSES
PEWARISAN TARI KLASIK GAYA YOGYAKARTA
182
A.
Institusi Formal dan Nonformal
182
B.
Peran Institusi Pendidikan Tari Formal...
Sekolah
1.
Menengah Kejuruan Negeri
Kasihan,
Bantul..................................................................... 2. Jurusan Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan
186
Seni, Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta
199
3.
C.
185 1
Peran Institusi Pendidikan Tari Nonformal. 1.
Sanggar
Tari
Yayasan Pamulangan
216
Beksa
Among Sanggar Tari Paguyuban Kesenian Surya
4.
5. 6. 7.
214
Beksa Sasminta
Mardawa (YPBSM) 2. Sanggar Tari Yayasan Siswa 3.
(YSAB)
Relasi
228
Kencana
(PKSK)
233
Sanggar Tari Irama Tjitra (IT) Sanggar Tari Wiraga Apuletan (WA) Sanggar Tari Retno Aji Mataram (RAM) Unit Kegiatan Mahasiswa Swagayugama, Univeritas Gadjah Mada
236
8. Komunitas Tari Mirota.............................................. D.
206
antar
Kraton,
Institusi
Pendidikan
Tari
243 250
254
259
Secara
Formal dan Nonformal dalam Proses Pewarisan Tari Klasik
Gaya
Y ogyakarta
'"
263
BAB IVDIALEKTIKA TARI KLASIK GAYA YOGYAKARTA DALAM
A.
B.
ERA GLOBALISASI
273
Identitas Tari Klasik
273
Gaya Yogyakarta 1. Batasan Tari Klasik Gaya Yogyakarta 2. Standar Tari Klasik Gaya Yogyakarta 3. Alasan Menarikan Tari Klasik Gaya Yogyakarta 4. Alasan Tari Klasik Gaya Yogyakarta Dipertontonkan 5. Tari Klasik Gaya Yogyakarta sebagai Karya Terbuka Nilai-Nilai Filosofis dan Praktis Tari Klasik Gaya Yogyakarta 1. Tari Klasik Gaya Yogyakarta sebagai Paket FilosofisPraktis 2.
Aspek
277
291 302 305 307 307
,.....
Praktis Tari Klasik
273
Gaya Yogyakarta.................
310
Vll1
3.
Aplikasi Nilai-Nilai Y ogyakarta. .
4.
5.
6.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Praktis Tari Klasik .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aspek Filosofis Tari Klasik Gaya Aplikasi Nilai-Nilai Filosofis Tari Yogyakarta..............................
.
.
.
.
.
.
.
.
Gaya .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Y ogyakarta.
Klasik
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
324
Sintesis Filosofis-Praktis Tari Klasik
Gaya Yogyakarta
333
Pengembangan
Tari Klasik
1. Tari Klasik
dan 2.
327
Gaya
Yogyakarta Pewarisan dan
316
Gaya
7. Peta Filosofis-Praktis Institusi Tari Klasik
C.
313
Gaya Y ogyakarta Pengembangan
Aspek-Aspek
se
Gaya Yogyakarta
bagai
336
Paket Pewarisan 336
Pewarisan Tari Klasik
Gaya Yogyakarta
Belajar Mengajar untuk Pewarisan Tari Klasik Gaya Yogyakarta Suprastruktur Pengembangan Tari Klasik Gaya Yogyakarta
338
3. Metode 4.
5. Proses Pewarisan Tari Klasik 6. 7.
Epidemiologi Representasi Tari Klasik Gaya Yogyakarta............................................................... Langkah Kraton dalam Pewarisan Tari Klasik Gaya Y ogyakarta.............. Aspek Pewarisan dan Pengembangan Institusi Tari Klasik
Gaya
Y ogayakarta...
Masa
Yogyakarta
366
di 379
Datang
1.
Struktur Sosial
2.
Yogyakarta Pengelolaan
3. Arah
363
374
Gambaran Terkait Nasib Tari Klasik Gaya
D.
356 360
Gaya Yogyakarta
.
8.
351
Pendukung
Tari Klasik
Gaya 379
Tari Klasik
Perkembangan
ke
Gaya Yogyakarta
382
Depan
384
BAB V KESIMPULAN
387
KEPUSTAKAAN
402
A.
Pustaka tercetak
402
B.
Webtografi...
422
lX
C.
Narasumber.............................
424
D.
Surat Permohonan Izin Penelitian
426
E.
Persetujuan
F.
Pedoman Wawancara untuk Institusi Pendidikan Tari Secara Formal.
428
G.
Pedoman Wawancara untuk Pendidikan Tari Secara Nonformal.
429
H.
Pedoman Wawancara untuk
Gaya
Izin Wawancara dalam Penelitian
Y ogyakarta.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tari Klasik
SenimanjDosen .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
427
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
1.
Glosarium.........................................................................
J.
Lampiran
-
Publikasi Ilmiah
431
432 446
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
BAB II Kawasan Kekuasaan Maksimum Mataram di Masa
.
Sultan Gambar 2.2
Agung
Kawasan
78
Kekuasaan
Masa sesaat sebelum
Gambar 2.3 Gambar 2.4
Skema
:
Gambar 2.5
Mataram
di
(Negara Agung) Perjanjian Giyanti
78
Silsilah
Kasultanan Kekeluargaan Ngayogyakarta Hadiningrat Jadwal Tepas Pariwisata Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat............................................................. Pengajaran Tari di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat
143
168
168
BAB III
Gambar 3.1
Tari Klasik
Pembelajaran Kasihan, Bantul. Pembelajaran TKGY di
Gambar 3.2
Fakultas Gambar 3.3 Gambar 3.4
:
Bahasa
Gaya Yogyakarta
SMKN 1 195
Jurusan Pendidikan Seni
dan
Seni,
Universitas
Tari, Negeri
Yogyakarta Ibu Siti Sutiyah sedang Mengajar di YPBSM Pembelajaran materi dasar Tayungan untuk putra
203 224
di
YPBSM
Gambar 3.5
Gambar 3.6 Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Gambar 3.10
225
Tari Klasik
di
Pengajaran Gaya Yogyakarta Yayasan Siswa Among Beksa Kegiatan Pengajaran Tari Klasik Gaya Yogyakarta di Paguyuban Kesenian Surya Kencana Pergelaran Wayang Topeng oleh Irama Tjitra di Pendapa Mangkuburnen Pembelajaran Tari Klasik Gaya Yogyakarta di Sanggar Tari Wiraga Apuletan.................................. Pementasan
Sanggar Budaya, Yogyakarta Perlatihan
Tari
Retno
Putra
Aji
243
249
252
di
Sanggar
Tari
Retno
Aji 252
Mashuri, S.H, Mendikbud selamat
235
Mataram di Taman
Mataram
Gambar 3.11
231
kepada Gadjah
'Sendratari
tahun 1970
R.M.
Mada'
sedang memberi Soedarsono, koreografer UGM Yogyakarta produksi masa
itu
256
Xl
Gambar 3.12
Pentas Kraton
Minggu, dari Unit Kegiatan Mahasiswa Swagayugama, Universitas Gadjah Mada
Gambar 3.13
Pementasan Cabaret di Mirota Batik yang Dimulai dengan Tari Sambutan yang bercirikan Tari Klasik 261
Gaya Yogyakarta Gambar 3.14
259
Kegiatan Seni di depan Sama dengan Kepolisian
Toko Mirota Batik
Bekerja 262
BABIV
Gambar 4.1
Kunci-kunci
untuk
Posisi-posisi
Tangan
dengan 281
Notasi Laban Gambar 4.2
Notasi Laban Gerak
Gambar 4.3 Gambar 4.4
Notasi Laban Gerak Notasi Laban Gerak
Gambar 4.5
Notasi Laban Gerak
Gambar 4.6
Notasi Laban Gerak
Gambar 4.7
Notasi Laban Gerak
Gambar 4.8
Notasi Laban Gerak
Gambar 4.9
Notasi Laban Gerak
Encot
Nggrudha Ngenceng Impur Kagok Kinantang Kambeng Kalang kinantang Kagok impur Bapang Lembehan Kentrig.....................
283
284 285
286 287 288 289 290
xii
DAFTAR TABEL BAB III
Tabel3.1
Contoh Jadwal Proses
Tabel3.2
Kegiatan Gadjah Mada.......................................................... Peran dari Para Stakeholder terhadap Kehidupan Lembaga.......................................
Belajar dan Mengajar di Unit Mahasiswa Swagayugama, Universitas 258 263
BABIV
Tabel4.1
Tabel4.2
:
:
Tabel4.3
Praktis
Aspek Yogyakarta
Tari
Pembelajaran
Klasik
Gaya 311
'"
Aspek Pedagogis Matriks Gaya Belajar
339
dan
lewat
Mengajar
Lembaga
Formal dan Nonformal............................................ Tabe14.4
Penerapan Model Pendidikan
dalam Tari dari Smith-
Autard Tabe14.5
:
355
Langkah
Kraton dalam Pewarisan Tari Klasik
Y ogyakarta.
Tabel4.6
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pewarisan dan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gaya .
Pengembangan Institusi Gaya Yogayakarta Peta Pewarisan dan Pengembangan Institusi Klasik Gaya Y ogayakarta
Aspek
.
.
.
.
.
.
373
Tari
Klasik
Tabel4.7
352
376
Tari 377
xiii
DAFTAR DIAGRAM BAB III
Diagram 3.�
Timbal Balik dari Kraton,
Pengaruh Lembaga
dan
Nonformal dalam
Lembaga Formal, pewarisan TKGY
268
BABIV
Diagram
4.1
Model Pewarisan dan
Diagram
4.2
Diagram Aspek Pewarisan dan Pengembangan Institusi Tari Klasik Gaya Yogyakarta
Pengembangan
TKGY
335
375
XIV
DAFTAR SINGKATAN
B.P.A.
Bendara
B.P.H.
Bendara
B.RM
Bendara Raden Mas
DKI
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
DIY
Yogyakarta Pangeran Harya Gusti Pangeran Harya Irama Tjitra Institut Seni Indonesia Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Kanjeng Gusti Pangeran Harya Kanjeng Pangeran Adipati Kanjeng Pangeran Haryo Kanjeng Raden Tumenggung Paguyuban Kesenian Surya Kencana
G.B.P.H. G.P.H. IR lSI
Yogyakarta
K.G.P.A.A. K.G.P.H. K.P.A. K.P.H. K.RT. PKSK
Pangeran Agung Pangeran Harya
Daerah Istimewa
Gusti Bendara
RM.
Raden Mas
RAM
Retno
Mataram
RI
Aji Republik
SD
Sekolah Dasar
SMKN 1
Sekolah
Indonesia
Menengah Kejuruan Negeri
TIM
Bantul Tari Istana
TKT
Tari Klasik
TNI
Tentara Nasional Indonesia
TKGS
Tari Klasik
TKGY UGM UKM UNY WA
YPSM YSAB
1
Kasihan,
Melayu Tionghoa
Gaya Surakarta Tari Klasik Gaya Yogyakarta Universitas Gadjah Mada Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Wiraga Apuletan Yayasan Pamulangan Sasminta Mardawa Yayasan Siswa Among Beksa
XXVI
ABSTRACT
The
of
nation
prominent through artwork inheritance as the core of culture that has uniqueness and its distinctive characteristics. This research aims to study the role of Ngayogyakarta Hadiningrat palace, formal educational institutions, and non-formal education institutions in inheritance Yogyakarta Classical Dance Style (TKGY). It is viewed from the process and the identity
a
method of inheritance
as
can
be
more
well
as
aesthetic value which become the
contribution of the institution in inheritance of (TKGY). The theory used in this study such as theory of The Art
by
Arnold Hauser
to
(1985)
explore
the
Sociology
institutions
and
processes of Yogyakarta Classical Dance Style inheritance, the of institutions by S. Tang (2011) and B.J. Handerson with the
of
the
theory theory
of the role in
(1997), and etnochoreology theory by Gertrude Prokosh (1960) to explore the textual form of dance based on the value practice and best practice. This study uses a multi-disciplinary approach from the aspects of sociology, ethnochoreology, anthropology, dance in education, and evolutionary. The method used is the method of ethnography. The data obtained through the method of participant observation and interviews with various
sources.
The results showed that there is
a
role that is both
independent
and collaborative between the three types of institutions studied. The role of informal institutions on the basis of the inheritance is to get a
blessing (manunggaling kawula gusti) with the learning method of (wejedan) deepening interaction between teachers and students, while formal education play a role in the development of pedagogic dance according to competence standards (SK) and basic competence (KD), mirror methods (left-handed motion by the teacher teaching the class) and make innovations in the form of a new composition of Yogyakarta classical dance style into various versions. From this effort, it was found that each institution took place in sustaining inheritance layers (core, practical, philosophical, and development) so that there is no problem in the existence of Yogyakarta Classical Dance Style in Yogyakarta. These results are then can be taken as a best practice for the
inheritance
of
classical
dance
efforts
in
other
parts of the
archi pelago.
Key
words:
Nonformal
Classical
Dance
Inheritance,
Institution, Dance Organization Hadiningrat, Yogyakarta Classical Dance Style.
Dance Kraton
Formal
and
Ngayogyakarta
1
BAB I
PENGANTAR
A.
Latar
Penelitian
Belakang
Penelitian ini berawal dari ketertarikan klasik
tari
pewarisan
Hadiningrat.
Secara
gaya
Yogyakarta
ringkas, peneliti
tari di Fakultas Musik dan Seni
Sultan secara
proses
Kota
Idris
Malaysia.
moral dan
dan
tari
pewarisan
Yogyakarta,
terkait
aspek
Indonesia.
mengadakan penelitian
berhadapan dengan rintangan
yang
Kraton
proses
Ngayogyakarta dosen
berprofesi sebagai
Universiti Pendidikan
Malaysia mendukung peneliti
dengan penelitian tentang aspek
tari dalam
Peneliti
ten tang
di
Pertunjukan,
Pemerintah
spiritual
peneliti terhadap
yang
kebudayaan
pendidikan berasal
nonformal di
dari
Malaysia
Indonesia dan tentunya
dan tantangan yang menarik
sekaligus
berat, apalagi untuk menggali lebih dalam kedua aspek tersebut,
dengan dalam
tari klasik gaya
penelitian
Dalam
Yogyakarta sebagai landasan
dan
karyanya
tad dari
pertunjukan,
kajian
di
ini. Dance
Globalization and Cultural
perubahan
utama
in
a
world
of change: Reflection
Difference, Sherry
perspektif pedagogi tari,
dan
B.
tari
Shapiro
on
membahas
dengan tubuh,
budaya sehingga terjadi beberapa dimensi
tari
baru
2
pada pengaruh pengembangan
berlaku
pada
genre tari di
Hal ini berkaitan
Malaysia.
Malaysia
semua
yang
mas a
perlu dipertahankan
sekarang. Tentang
Mohd Anis Bin Md Nor
dari
oleh
or
komunitas
Shapiro sebenarnya
dunia, termasuk tari istana Melayu tari istana
zaman
(istana),
ke zaman,
keberadaan tari istana
berpendapat sebagai
Malaysia today the royal households.
are
di
dan karena
tertentu
Melayu-
di
pada
Malaysia,
berikut.
no
Court
Melayu
perkembangan
beberapa komunitas
Court dance in
palaces
B.
dengan sejarah
terjadinya beberapa perubahan tari ini
Sherry
dimiliki oleh institusi
awalnya
sebuah
dalam
di
Fenomena yang dibahas oleh
global."
di
tari
longer performed
patronage
dances ceased when rulers and courtiers
on
in the
the classical
longer able to due to financial
were no
support groups of dancers and musicians constraints, change of rulers, and shifts in the power base. Court dance traditions
are
.
either the
sponsored by profesional dance groups. 3 are
Pendapat Melayu
di
performed by
state
cultural groups which
government
or
performed
by
Mohd Anis terse but mempertegas bahwa tari Istana
Malaysia
mengalami
Dapat
dikatakan
Shapiro, "Preface," dalam Sherry B. Shapiro, ed., of Change: Reflections on Globalization and Cultural Difference York: Human Kinetics, 2008), vii-viii. (New 2 Definisi tari istana Melayu di Malaysia ialah jenis-jenis tad yang dibuat pad a upacara tertentu di kalangan raja-raja Melayu baik berbentuk pertunjukan resmi maupun acara keramaian. Struktur dan bentuk tari ini biasanya sangat tertib dan sopan untuk memperlihatkan lemah gemulainya jenis tad itu di hadapan Raja dan orang kenamaan. Contoh beberapa seni tari klasik Melayu di Malaysia ialah tari Asyik dari negeri Kelantan dan tari Joget Gamelan dari negeri Pahang dan Terenggan u. 3 Periksa Mohd Anis Md Nor, "Malaysia Dances," dalam Zainal Abidin Tinggal, ed., The Dance of Asean (Brunei Darussalam: ASEAN Committee on Culture Information, 1998), 97. Periksa
Dance in
a
World
Sherry
B.
kemunduran.
3
penyebab kemunduran dan
kurangnya
adalah faktor
perhatian
dari
ekonomi, politik, sosial budaya
pihak
yang
untuk
berwenang
melestarikan kesenian ini di istana. Namun demikian, tidak berarti bahwa tari istana
perhatian
dari
Atas
tari yang
bertujuan melestarikan
masyarakat
tari Istana
namun
istana sendiri tidak ada
Melayu
Malaysia
mendapat
di
Malaysia.
memberikan
perhatian
Melayu
keinginan
dalam bentuk proses
tersebut agar dikenali
memberikan
demikian selaku
lingkungan istana, keluarga,
strategi
dan dana
pemilik tari yaitu pihak
untuk melestarikan tari Istana
pewarisan pada generasi dan kerabat maupun
yang berada di
pada masyarakat
Malaysia.
Terkait
mempunyai
dengan proses
pencanan sebuah institusi dan
pewarisan
berkembang
karena itu,
lembaga yang
tari klasik yang tetap eksis
sekarang, peneliti tertarik pada fenomena yang
atau tidak
komunitas ini melalui bantuan dana dan
luas. Pemerintah
cukup besar,
umum
tari Istana
pemerintah Malaysia sepenuhnya
dukungan terhadap
Melayu
dapat diterima
kemunduran, hadirlah kornunitas-komunitas
strategi mempromosikan
yang
tidak
masyarakat Malaysia.
kesadaran
Selain itu, dan
Melayu
di Daerah Istimewa
tari Klasik
Yogyakarta,
peneliti mengikuti perkuliahan
8-3
Gaya
sampai
Y ogyakarta
Indonesia. Oleh
pada Program
8tudi
4
Seni
Pengkajian
Pertunjukan
Mada. Kehadiran dan
pelajar
langsung Klasik sosio
peneliti
kota
Yogyakarta
rnelihat sendiri Kraton
kultural
material.
Jawa
budaya
institusi
pengernbangan
Kekayaan
Kraton
Rupa, Universitas Gadjah yang dikenal
Yogyakarta
karena
dan
kota
sebagai
peneliti dapat
Sanggar-sanggar
tari
yang masih melestarikan nilai-nilai tradisi
Perlambangan
rnencerrninkan
Seni
budaya sangat penting
Gaya Yogyakarta
pusat
di
dan
dari
aspek
material
nilai-nilai
terhadap kekerabatan
Kraton
keagamaan,
filsafat,
rnaupun
budaya
non
Jawa
Yogyakarta sebagai dan
kebudayaan.
Yogyakarta dengan kepemilikan adat, kepercayaan,
acara
seni
yang
sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta
secara
pertunjukan
khusus dan
bangsa Indonesia
Kemunculan
dalamnya
menjadi tetapi
penuh
kebudayaan yang
em
positif
tradisi dan
dapat
umurnnya.
daerah
penghayatan
setempat
masyarakat
yang
tidak
di
hanya
aspek positif pengembangan budaya Indonesia,
digunakan
di tempat lain. dari Kraton
sebagai
Kontribusi ini
acuan
pengembangan
merupakan sumbangan
Yogyakarta terhadap penyebaran
kebudayaan dari
Kraton
secara
kebudayaan
dengan
salah satu
juga
dan upacara ritual mencerminkan nilai-nilai
zaman ke
nilai-nilai
zaman.
Ngayogyakarta Hadiningrat
memiliki khasanah warisan
5
budaya
yang
masih
kuat
sebagai penjaga kesinambungan dan upacara
ritual.
Hal
ini
tradisi
dalam
seni
Kraton
Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa-Yogyakarta
pertunjukan
masih memelihara tradisi
klasik
tari
tumbuh
gaya
di
Yogyakarta dan
gaya ini disebabkan oleh
1755 yang
Surakarta
ad at dan tradisi. Dalam seni
di
berlakunya Perjanjian Giyanti pada
membagi kerajaan
Hadiningrat
kesenian Kraton di
klasik
Mataram Islam
dan Kasultanan
menjadi
Ngayogyakarta Hadiningrat.
dua
gaya
ini,
pengembangan
masing-masing tetap
dilakukan
hingga sekarang.
Kraton
berfungsi
sebagai
Yogyakarta
mancanegara, dan lain-lain. Selain itu
pertunjukan
tari
penting.
sangat
dan Surakarta
tari klasik kedua gaya itu Jawa
hingga
setiap
hari
Minggu
untuk wisatawan. Jelaslah peranan Kraton
sebagai lambang keagungan budaya keberadaan
kini.
tahun
Kasunanan
upacara
peringatan, penobatan raja, menjamu penjabat pemerintah,
Yogyakarta
istana
Munculnya kedua
gaya Surakarta.
Meskipun terjadi perpecahan
Tari
pertunjukan,
baik
kalangan istana,
yang
maupun Surakarta. Hal ini telah memunculkan dua gaya
Yogyakarta tari, yaitu
aspek
menjadikan
pada
Jawa
dapat menjadi
diadakan
Yogyakarta
tetap mempertahankan
Meskipun
zaman
tamu
eksistensi
Kraton
kemerdekaan sedikit kabur, simbol identitas
masyarakat
6
Tari Klasik
menggunakan
yang
melahirkan
tubuh
ekspresi
bentuk
penyampaian
khas. Bentuk dan gaya tari itu
keragaman
dalam
interpretasi
identitias
menggambarkan
masyarakat.
sekaligus bunyi-bunyian
merupakan ekspresi jiwa serta keindahan tari yang
Fenomena
terse but
pemikiran
dan
penonton dengan tujuan tari
yang
saling
dan
untuk
maupun tari
yang
pembawaan
gaya
alunan musik adalah
pertunjukan melalui
tari. irama
berkait dan membawa nilai
Hal
ini
gerakan tingkat
menghasilkannya."
yang
menggambarkan partisipasi pelaku
memproduksi pertunjukan perasaan,
sebuah
atau
disampaikan
yang
utama
beragam
Gabungan
ekspresi gerak dengan
mewujudkan
budaya masyarakat
gaya yang
ritual
upacara
tersendiri dan
untuk
penunjang
disampaikan dengan menggunakan
elemen
khas
sebagai
gerak dan
menggunakan
ciri
adalah bentuk kesenian
Gaya Yogyakarta (TKGY)
tari
usaha
harapan yaitu daya agar
ditarnpilkan.f
merupakan
yang
mengejawantahkan
berkomunikasi
dengan
penonton terhibur pada pertunjukan
Efek
ini
memberikan
rasa
kepuasan,
kesempurnaan, kenyamanan, yaitu tingkat apresiasi sehingga dapat
4
Periksa Siti Zainon Ismail, "8eni Gerak", dalam Anwar Din Kesenian.
Kebudayaan dan Malaysia, 2007), 159. 5
MeZayu (Malaysia:
Penerbit
Universiti
(ed.), Asas Kebangsaan
Periksa Rahmah Bujang dan Nor Azlin Hamidon, Keseniari Melayu Akademi Pengajian Melayu, Universiti Malaya 2002), 8. Lumpur:
(Kuala
7
merasakan bahwa
tari bisa
pertunjukan
kualitas nilai seni
mencapai
yang sempurna. TKGY
ternyata memiliki
masyarakat dengan menampilkan
seutuhnya. manusia
dalam
Hal
dapat
ini
medium
berbagai
maupun
didasari
memenuhi
upaya
rasa
hanya
jiwa
nilai-nilai
jiwa
berhubungan dengan Pengolahan
intuisi dan
dasarnya
diinterpretasikan segi pengkajian
dalam bentuk refleksi dari
dan
fungsi
keinginan
keinginan masyarakat sehingga
yang kelihatan dari prases
ke
pada
dari
tubuh ketika menari tidak
mencerminkan
dati
manusia
pertunjukan. Pengembangannya menjadi penting terhadap membudaya
tetapi
bahwa
keindahan untuk tidak
seni,
kehidupan
pengembangan
keyakinan
dasar manusia yang mampu
sendiri.
dalam
peran yang unik
pewarisan
kehidupan
hanya bersifat, fisik,
untuk
menyampaikan
tari klasik gaya
untuk
itu
pelestarian
Yogyakarta
dari
generasi
generasi berikutnya. Perubahan
wong,
kesenian
dengan bersemangat kota
di
kekurangan
memperlihatkan wayang
waktu
Yogyakarta.
ini
era
Orde
Baru
pergelaran masih
aktif
dan
tari dan
globalisasi
serta
pertunjukan
tetap
dipentaskan
di sanggar-sanggar tari klasik yang
Dengan menelusuri
sejarah
tari
tidak
terdapat
Jawa
sebelum Kemerdekaan, diketahui ada dua tari tradisional,
di
sampai
yakni (1)
8
tad klasik dan
oleh
kaum
ke luar istana dan
tari
klasik tumbuh di
rakyat. Tad
ningrat./bangsawan,
sehingga masyarakat
dan kemudian
luas
mempelajarinya. Sultan Hamengku luar Kraton untuk
masyarakat dilakukan
di
luar
tembok
tad
belajar
VII
Buwono
istana
adiluhung
berkembang
berkesempatan
menikmati
mengizinkan
istana, tetapi kegiatannya
Pad a
Kraton.
tari Krida Beksa Wirama yang
organisasi
kalangan
dan Surakarta. Tari Istana yang disebut seni
Yogyakarta dinikmati
(2)
tahun
1918
dipelopori
berdirilah
oleh dua putera
Sultan, yaitu Pangeran Tedjokusuma dan Pangeran Suryodiningrat.v Pada
perang kemerdekaan
masa
Yogyakarta
terhenti.
Pada
tahun
1951,
kesenian Kraton, Sultan memindahkan
Purwadiningratan.
Hal
ini
kegiatan
peminat
tari dan kerawitan di luar Kraton.
muncul
beberapa organisasi
Yogyakarta
adalah
gaya
Yogyakarta
yang bernama R. M.
hari Rabu, 4
April 2012,
ia
untuk
yang
mengembangkan ke Ndalem
menampung
para
Perkembangan berikutnya
lainnya. Salah
asal
penari
untuk
kegiatan kesenian
dimaksudkan
tari
kesenian di Kraton
juga putera
Sagitama.
mengatakan seperti
seorang informan dari
penari
Melalui
klasik
wawancara
berikut.
Sebenarnya terdapat banyak sanggar-sanggar tari yang masih eksis di Yogyakarta antaranya: Irama Citra didirikan tahun (1949), Panguyuban Siswa Among Beksan didirikan tahun 6
Periksa
(Yogyakarta:
Fred
ed., Mengenal Tan Klasik Gaya Yogyakarta, Yogyakarta, 1981),221-222.
Wibowo,
Dewan Kesenian
9
(1952), Mardawa Budaya didirikan tahun (1962) dan Pemulangan Beksan Ngayogyakarta didirikan (1976), kemudian pada tahun 1992 kedua organisasi itu bergabung menjadi Yayasan Pemulangan Beksa Sasmita Mardawa (YBPSM) dan Paguyuban Kesenian Surya Kencana (1979). Namun yang masih diiktiraf oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta cuma ada lima yaitu: (1) Yayasan Pemulangan Beksa Sasmita Mardawa pimpinan Ibu Sutiyah, S. Sn., (2) Yayasan Siswa Among Beksa, pimpinan Bapak R. M. Dinusatomo, BA (KRT Pujaningrat), (3) Paguyuban Kesenian Surya Kencana, pimpinan Bapak R. M. Ywandjono, (4) Sanggar Kesenian Irama Tjitra, pimpinan Bapak Drs. Sunardi, dan (5) Paguyuban Retno Aji Mataram, pimpinan Bapak Sunaryadi, S.St., M.Sn.7 Jika
dilihat
sampai sekarang. fungsional
proses
dari
pelestarian
pewarisan gaya
Hal ini memberikan
Sultan
tari. Hal ini
dinikmati oleh
Hamengku
luar Kraton untuk luar
tahun
tembok
7
untuk
didirikan,
dapat
dilihat
kalangan
istana
belajar Hal
bagaimana
dalam
generasi ke
sebagai
bentuk
bentuk tari klasik
dari sebuah
pertunjukan
yang
hingga terbukanya pemikiran mengizinkan
tari istana yang
ini
terdapatnya
dilanjutkan
diklasifikasikan
Buwono VII untuk
Kraton.
Wawancara
bahwa
tari klasik gaya Y ogyakarta dari satu
Yogyakarta mengalami peralihan
hanya
gambaran
berbagai kepentingan
generasi berikutnya dapat
satu
dari
dikatakan bahwa sanggar telah berdiri lama dan masih aktif
dapat
nilai
sanggar-sanggar tersebut
orang-orang dari
kegiatannya
berlaku di
merupakan strategi politik budaya
dengan RM. Sagitama, April
2012.
10
pemerintah
Kraton supaya bentuk tari klasik ini bisa dinikmati oleh
kalangan masyarakat Bentuk transformasi
eksternal
umum.
budaya
yang
masyarakat
dapat dilihat
serta
Istilah
agen
dari kondisi internal dan
pendukungnya
dengan jiwa generasi berikutnya.
mekanisme
pada
mengacu
pewansan
dan
jiwa
yang
sesuai
oleh
pewarisan didukung o
sumber
kemampuan
daya
manusia,
baik
dari
(generasi
terdahulu)
maupun
peserta
didik
sehingga
membentuk
generasi
penerus
yang
kesenian tersebut, serta
seni yang akan
mengapresiasi
Tari istana TKGY
pada
berfungsi
era
globalisasi
penerus dalam
generasi
atau tari Istana
Malaysia ini
eksistensi
yang in gin
Yogyakarta. Walaupun
pad a permukaannya seremonial
lainnya
selain
terlihat
hanya
baik
resrni
raja-raja,
proses
menggelar
pewansannya.
tari istana
ada komunitas yang
Institusi
setiap daerah,
rata-rata
di
Melayu
dinaungi
yang
oleh
di bawah Pelaksanaan Jabatan Kesenian dan
yang ada di
memahami
mampu
dapat dilihat eksis perkembangannya, seperti
Malaysia
penerus)
resmi, sehingga kelihatan kurang memberikan efek
positif pada
perkumpulan belum
di
(generasi
diwarisinya (inherent).
sebagai pertunjukan
maupun tidak yang
Melayu
membantu
dapat
pihak pendidik
perkumpulan
dan
Malaysia terjadi
di
pemerintah
Kebudayaan
ini membawakan
11
satu
paket tari dalam bentuk kolaborasi
dengan
tari
rakyat sehingga
diperlukan
penanganan
perkembangan Dari
zaman
ciri
serius
yang
festival. istana
globalisasi.
istana
di
Melayu
seperti berikut.
pertunjukan
di
Pertama
untuk umum,
Peneliti memiliki kesulitan untuk menelusuri bentuk tari
seperti ini, tempat
Malaysia.
Peneliti
karena tari istana dalam
berasumsi
Melayu
tidak
Hal yang kedua
faktor
tari yang
lagi populer
di
di
seni
pertunjukan
menyebabkan
yang
perlahan-lahan
di
seperti
membuat tari
Malaysia.
yaitu terlalu banyaknya bentuk
dan tari kreasi baru yang dibuat untuk
Melayu
masih belum
berkemungkinan
penyelenggaraan
bentuk, struktur musik, dan
istana
era
dalam
istana, dan hiburan maupun pertunjukan dalam
mendapat
istana
adalah
antuisiasme penonton baik di
eksis
jika dibandingkan dengan perkembangan
Yogyakarta. Beberapa penyebabnya
pertunjukan
tari
Melayu
Oleh karena itu,
dapat
agar
yang semakin merambah ke
berbeda
tari istana
khasnya berkurang.
segi kemajuan, perkembangan
Malaysia sangat
kurangnya
an tara
Malaysia kehilangan
tari modern
pertunjukan sehingga
tari
arah
mi.
tujuannya
saat
Bentuk-bentuk tari tradisional Melayu dan tari tradisi rakyat telah
mengalami perubahan
digunakan.
dalam hal musik, tata
Pertunjukan
lebih
mengarah
rias, dan busana
pada
perubahan
yang yang
12
sangat cepat dari segi struktur tari dan musik yang digunakan ali ran tari
sehingga di
Malaysia.
pewarisan Jika
Penyebab
yang
ini
seperti
ketiga
adalah
kalangan
istana.
yang
berlangsung
ditelusuri,
menjadi pijakan pada
di
terdapat
dua
historis dulu memelihara tari istana
Pahang" istana
dan yang
dipentaskan berakibat
segera
negeri Kelantan.? diceritakan
di
di dalam istana.
kehilangan
ditanggulangi
akan
atau
dahulu, Oleh karena itu,
8
negeri kerajaan
Melayu
di
dalam
buku
yang
sejarah
kebudayaan sehingga agar tari istana
seperti pada
peneliti menjadi
proses
secara
Malaysia, yaitu negeri
Kemunduran ini nyata
kembali
sekarang
terbatasnya
Permasalahan di sini ialah
dilindungi
negeri dapat berkembang
masa
tertarik
semua
jarang terjadi
tari
pula yang
untuk itu harus
Melayu di kedua masa
kejayaan
menggali sejauh
Pahang adalah negeri terbesar ketiga di Malaysia, setelah Sarawak dan Pahang mempunyai sungai yang besar sehingga membatasi dengan negeri Kelantan di utara, di barat dengan negeri Perak, negeri Selangor dan Negeri Sembilan, di selatan dengan negeri Johor dan di sebelah timur dengan negeri Terengganu dan Laut Cina Selatan. Ibu kota negeri Pahang adalah Kuantan, dan pusat pemerintahan kerajaan di Pekan. Komposisi etnis adalah sekitar 1.000.000 Melayu dan Bumiputra, 233.000 Cina, India 68.500, 13.700 orang lain, dan 68.000 non-warga negara. Joget Gamelan merupakan seni tari klasik yang berkembang di Istana Pekan sekitar 1821-1914 di negeri Pahang. 9 Kelantan terletak di timur laut Semenanjung Malaysia. Ibu kota negeri Kelantan adalah Kota Baharu. Kelantan berbatasan dengan provinsi Narathiwat negara Thailand di sebelah utara, negeri Terengganu sebelah Tenggara, negeri Perak di sebelah barat dan negeri Pahang di sebalah selatan. Di timur laut Kelantan adalah Laut Cina Selatan. Kelantan adalah negeri agraris dengan sawah subur, desa-desa nelayan dan pantai yang luas. Kelantan merupakan lokasi beberapa penemuan-penemuan arkeologi yang paling kuno di Malaysia, termasuk beberapa pemukiman Aborigin prasejarah. Tari Asyik merupakan seni tari klasik meniru seeker burung. yang sangat terkenal di Kelantan dengan gerakannya yang Sabah.