KARYA ILMIAH
PEMBELAJARAN MEMBACA BIOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KWL ( KNOW, WANT, LEARN ) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TELAGASARI – KARAWANG
Oleh :
Marjadi 10210631
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) SILIWANGI BANDUNG 2012
1
PEMBELAJARAN MEMBACA BIOGRAFI DENGANMENGGUNAKAN METODE KWL ( KNOW, WANT, LEARN ) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TELAGASARI – KARAWANG ABSTRAK Email :
[email protected]
Penelitian ini dilakukan karena adanya kenyataan yang masih rendah dan kurangnya minat baca siswa. Penggunaan metode KWL ( Know, Want, Learn ) ditujukan untuk menambah minat baca siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 3 Telagasari Karawang dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian dalam skripsi ini mengacu pada rumusan masalah sebagai berikut : ( 1 ) Bagaimana kemampuan membaca biografi pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telagasari sebelum eksperimen KWL dilaksanakan? (2) Bagaimana kemampuan membaca biografi pada siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Telagasari sesudah eksperimen KWL dilaksanakan? (3) Apakah penggunaan metode KWL efektif dalam meningkatkan membaca dalam pembelajaran biografi? Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen-instrumen, yaitu format observasi dan hasil tes sebelum dan sesudah perlakuan dalam pembelajaran membaca biografi dengan menggunakan metode KWL. Adapun prosedur penelitian terdiri atas tiga tahap, (1) melaksanakan tes awal ( pretes ) untuk mengetahui profil membaca siswa; (2) pelaksanaan perlakuan; dan (3) melaksanakan tes akhir (postes ) untuk mengetahui keefektifan metode KWL. Pembelajaran membaca biografi siswa kelas VII Semester 2 SMP Negeri 3 Telagasari lebih efektif menggunakan metode KWL. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen sebesar 7,925 dan nilai tes akhir kelas kontrol sebesar 6,95 dengan selisih rata-rata kedua kelas sampel yaitu 0,975. Melalui perhitungan statistik dengan uji F(Fisher Test ) diketahui bahwa Fhitung lebih besar daripada Ftabel atau 15,66 > 2,73. Dengan hasil ini hipotesis penelitian yang berbunyi “tolak Ho dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang diberi tindakan dengan menggunakan metode KWL ( kelas eksperimen ) dengan kelas yang diberi tindakan dengan metode konvensional / ceramah ( kelas kontrol ). Saran penulis yaitu pada pendidik diharapkan bisa memilih metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi, serta metode KWL dapat dijadikan sebagai sebuah teknik pembelajaran yang cukup baik dalam pembelajaran membaca biografi.
Kata Kunci : Pembelajaran, Biografi, KWL ( Know, Want, Learn )
2
PENDAHULUAN Kemampuan membaca merupakan keterampilan yang sangat vital bagi masyarakat modern, lebih khusus lagi di kalangan pendidikan. Meskipun demikian, keterampilan ini tidak mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya dalam pendidikan, sehingga tidak sedikit anggota masyarakat yang telah berpendidikan tidak menguasai keterampilan ini dengan baik. Padahal kita tahu bahwa seorang anak yang tidak dapat membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam perkembangan pendidikannya dan perkembangan hidupnya kelak. Membaca menduduki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan manusia, terlebih pada era reformasi dan komunikasi yang semakin canggih. Membaca juga merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja dan di mana saja yang meraih kesuksesan. Baik di lingkungan pendidikan maupun di dunia kerja. Bahkan banyak pakar pendidikan mengatakan bahwa membaca itu jantungnya pendidikan. Pada dasarnya, membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Banyak sekali kendala yang dihadapi saat kita membaca sehingga bisa mempengaruhi kecepatan penyerapan informasi yang ada dalam bahan bacaan. Penulis membatasi masalah pada proses pembelajaran dan hasil pembelajaran siswa pada metode belajar membaca dengan menggunakan metode KWL pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telagasari – Karawang. Pengalaman pribadi penulis menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia masih dikelola secara monoton. Hal itu diperkuat Hinduan (1999:1), yang menyatakan bahwa proses belajar mengajar yang banyak terjadi saat ini di sekolah-sekolah tetaplah merupakan polapola tradisional, yaitu guru menerangkan, siswa mendengarkan dan mencatat, lalu
latihan soal. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan proses belajar mengajar secara kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, seorang pengajar harus sebisa mungkin mengajarkan kepada siswa bagaimana cara membaca yang baik dan cepat. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca. Secara umum faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi lingkungan, meteri pelajaran, serta teknik mempelajari materi pembelajaran. Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca adalah penguasaan teknik-teknik atau metode-metode membaca. Seorang pengajar, sebisa mungkin harus mampu mengajarkan teknik-teknik atau metode-metode membaca kepada siswa. Namun, sebagian guru atau pengajar banyak yang memilih untuk menggunakan teknik konvensional atau pemebelajaran yang monoton, sehingga kemampuan membaca siswa tidak mengalami peningkatan. Menurut Christine Nuttal (Harras & Sulistianingsih, 1997: 3.4), pemahaman membaca seseorang itu pada dasarnya akan berbanding lurus dengan kecepatannya. Artinya, semakin cepat seseorang melakukan aktivitas membaca, maka akan semakin tinggi pula tingkat pemahamannya. Sebaliknya seseorang yang lambat dalam membaca, maka akan rendah tingkat pemahamannya. Sungguh tampaknya merupakan sebuah pernyataan yang kontroversial. Akan tetapi, memang begitulah kenyataannya berdasarkan penelitian yang ia lakukan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin memberikan alternatif lain dalam pembelajaran membaca bagi siswa, yaitu dengan menggunakan metode KWL ( Know Want Learn ). Pada metode KWL terdapat tiga hal yang menarik yakni kegiatan prabaca, selama membaca, dan pascabaca. Secara garis besar, ketika prabaca siswa berusaha 1
mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan materi bacaan dan mengukur apa saja yang belum diketahuinya. Selanjutnya disusun dalam bentuk pertanyaan apa saja yang ingin diketahui. Ketika proses membaca, siswa diarahkan untuk menjawab semua ketidaktahuan lewat proses membaca. Kemudian pascabaca diisi dengan mengevaluasi hasil baca. Pemanfaatan teknik skema dan inquiry sangat menonjol dalam metode ini. Penggunaan metode ini diharapkan mampu dijadikan bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca, sekaligus menjadi senjata ampuh yang digunakan oleh para pengajar dalam proses pembelajaran. Selain itu, pembelajaran membaca biografi dengan menggunakan metode KWL ini siswa juga dapat menambah pengetahuan, menambah wawasan, dan dapat memotivasi siswa untuk menggapai cita-cita. Akibatnya, pembelajaran ini dapat lebih bermakna dan memberikan hasil yang lebih optimal daripada pengajaran pada umumnya yang cenderung monoton.
KAJIAN TEORI DAN METODA Secara fungsional, peranan bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Keberadaan bahasa sebagai alat komunikasi mendorong munculnya empat aspek keterampilan dalam berbahasa (language skill) yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap aspek keterampilan berbahasa merupakan satu kesatuan, artinya keterampilan yang satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Maka, tidak heran apabila Dawson (Tarigan, 1979:1) menyebutkan sebagai catur-tunggal. Selanjutnya, empat keterampilan tersebut menjadi perantara manusia untuk mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan,
Keterampilan berbahasa dilihat dari tujuannya mencakup dua hal, yakni keterampilan yang bersifat reseptif dan keterampilan yang bersifat produktif. Keterampilan reseptif mengindikasikan bahwa kegiatan berkomunikasi bertujuan untuk menerima arus informasi. Sebaliknya keterampilan yang bersifat produktif mengindikasikan tujuan berkomunikasi untuk menyampaikan informasi. Dari keempat keterampilan berbahasa yang termasuk keterampilan reseptif ialah menyimak dan membaca, sedangkan yang termasuk keterampilan produktif ialah berbicara dan menulis. Kedudukannya dalam kegiatan komunikasi, menyimak dan berbicara berada pada tataran verbal atau lisan, sementara membaca dan menulis berada pada tataran nonverbal atau tulisan. Membaca pada dasarnya merupakan aktivitas rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif (Farida, 2007: 2). Oleh karena itu, ada banyak pendapat dari para pakar mengenai pengertian membaca, dan tentu saja berdasarkan sudut pandang yang berbedabeda. Misalnya, (Tarigan, 1986: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Pengertian tersebut sejalan dengan pernyataan Finochiaro dan Banomo (Harras dan Sulistianingsih 1998: 1.6) yakni membaca adalah proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written material). Membaca berdasarkan kedua pengertian di atas lebih dimaknai sebagai kegiatan membaca literal, artinya membaca hanya sebatas menangkap informasi secara tersurat (literal) dan cenderung pasif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen.
2
Metode ini digunakan untuk membuktikan keefektifan metode membaca KWL dalam pembelajaran membaca biografi dengan cara menerapkan metode KWL pada kelas eksperimen, kemudian hasilnya dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.Tempat penelitian yaitu kelas VII SMP Negeri 3 Telagasari-Karawang tahun ajaran 20112012. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilaksanakan dua kali test yaitu tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal dilaksanakan sebelum diberi tindakan, sedangkan tes akhir dilaksanakan setelah diberi tindakan. Dalam data di bawah ini akan terlihat jelas apakah ada perubahan antara hasil tes awal dan hasil tes akhir. Tabel 4.4 Data Perbandingan antara Hasil Tes Awal dengan Hasil Tes Akhir Tingkat Hasil Tes Hasil Tes Pertanyaan Awal Akhir K1 = pertanyaan ingatan K2 = pertanyaan pemahman K3 = pertanyaan penerapan K4 = pertanyaan analisis K5 = pertanyaan sintetis Terlihat jelas pada tabel di atas bahwa terdapat peningkatan dari hasil tes awal dan tes akhir dalam kelas eksperimen. Data hasil perbandingan menunjukan adanya peningkatan siswa SMP Negeri 3 Telagasari-Karawang kelas VII C (kelas kontrol) dan kelas VII D (kelas eksperimen). Terlihat dalam jumlah rata-rata hasil tes. Dalam kelas eksperimen jumlah nilai rata-rata terdapat peningkatan
yang cukup signifikan. Sedangkan pada kelas kontrol jumlah nilai rata-rata terdapat peningkatan tetapi hanya + 0,3 %. Berdasarkan analisis data ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang diberi tindakan dengan menggunakan metode KWL (kelas eksperimen) dengan kelas yang diberi tindakan dengan metode konvensional atau metode ceramah (kelas kontrol). Profil kemampuan membaca siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telagasari Karawang dalam pembelajaran membaca sebelum diberi tindakan dengan menggunakan metode KWL terlihat jelas setelah peneliti melakukan tes awal ( pretes). Profil kemampuan membaca, peneliti lihat dari hasil tingkat pertanyaan dalam tes awal. Persentase tingkat pertanyaan yang paling tinggi yaitu pertanyaan ingatan (K1) sebesar 87,5% dan persentase tingkat pertanyaan yang paling rendah yaitu pertanyaan analisis (K4) sebesar 27,5 %. Terlihat dalam profil membaca siswa kelas VII, bahwa siswa mudah mengingat bacaannya dan rendah menganalisis bacaannya. Proses pembelajaran membaca biografi dengan menggunakan metode KWL dilakukan tiga kali pertemuan, karena metode KWL mempunyai tiga tahap (langkah) pembelajaran. Setiap kali pertemuan menggunakan satu langkah satu langkah metode KWL. Dalam setiap langkah terdapat tujuan-tujuan bagi siswa, seperti menambah pengetahuan, berbagi pengetahuan, dan sebagainya. Keterampilan membaca biografi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telagasari Karawang lebih efektif menggunakan metode KWL. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata tes akhir yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 7,925 dan nilai tes akhir kelas kontrol yaitu 6,95. Penelitian ini dibuktikan pula dengan perhitungan statistik. Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh data bahwa Fhitung lebih besar daripada Ftabel atau 15,66 > 2,73. Maka, tolak Ho dan Ha diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara kelas
3
yang diberi tindakan dengan menggunakan metode KWL (kelas eksperimen) dengan kelas yang diberi tindakan dengan metode konvensional/ceramah (kelas kontrol). KESIMPULAN Berdasarkan data di lapangan dengan melalui berbagai rangkaian penelitian, pengolahan data serta menjawab hipotesis, maka diperoleh simpulan akhir untuk menjawab rumusan masalah penelitian mengenai pembelajaran membaca biografi dengan metode KWL (Know, Want, Learn), di antaranya sebagai berikut. 1) Profil kemampuan membaca siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telagasari Karawang dalam pembelajaran membaca sebelum diberi tindakan dengan menggunakan metode KWL terlihat jelas setelah peneliti melakukan tes awal ( pretes). Profil kemampuan membaca, peneliti lihat dari hasil tingkat pertanyaan dalam tes awal. Persentase tingkat pertanyaan yang paling tinggi yaitu pertanyaan ingatan (K1) sebesar 87,5% dan persentase tingkat pertanyaan yang paling rendah yaitu pertanyaan analisis (K4) sebesar 27,5 %. Terlihat dalam profil membaca siswa kelas VII, bahwa siswa mudah mengingat bacaannya dan rendah menganalisis bacaannya. 2) Proses pembelajaran membaca biografi dengan menggunakan metode KWL dilakukan tiga kali pertemuan, karena metode KWL mempunyai tiga tahap (langkah) pembelajaran. Setiap kali pertemuan menggunakan satu langkah-satu langkah metode KWL. Dalam setiap langkah terdapat tujuantujuan bagi siswa, seperti menambah pengetahuan, berbagi pengetahuan, dan sebagainya.
Keterampilan membaca biografi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Telagasari Karawang lebih efektif menggunakan metode KWL. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata tes akhir yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 7,925 dan nilai tes akhir kelas kontrol yaitu 6,95.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Mukhsin Drs. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Keterampilan Barbahasa dan Apresiasi Sastra). Malang: YA3. Akdon, M.Pd. Prof. Dr. 2007. Modul Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan. Bandung: UPI. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. 1985. Pembelajaran Membaca. [on line] Tersedia: http: //wordpress.com/pembelajaranmembaca Eko, P. 2006. Makin Tinggi Angka Melek Huruf, Makin Sedikit Membaca. [on line]. Tersedia: http: //www.pembelajaran.com/wmpri nt.Php?Art Id=524 Euis. 2007. Pendidikan Di Indonesia. Riwayatmu Kini. [on line]. Tersedia: http: //www.pksjaksel.or.id/index.php? name=news and file=article end sid=1559. Farida, Rahim. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Angkasa. Harras, A. K dan Lilis S. 1998. Membaca I. Jakarta: Depdiknas, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Jones, R. 2007. Strategies For Reading Comprehension [on line].
4
Tersedia: http: //www.reading quest.org/strat/kwl.html. Nurdyansa. 2009. Biografi Tokoh Dunia. [on line]. Tersedia: http: //68site.blogspot.com/2009/03/bi ografi.html Nusantaraku. 2009. Biografi (Lengkap) Bj Habibie : Bapak Teknologi dan Demokrasi Indonesia. Tersedia: http: //nusantaranews.wordpress. com/2009/04/02/biografi-bjhabibie-bapak-teknologi-dandemokrasi Pengertian Biografi Serta Cara Menulis Biografi. [on line]. Tersedia:http://68site.blogspot.co m/2009/03/biografi.html Subana, M dan Sunarti. 2001. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
(2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susilana, Rudi dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Tim Pengembangan MKDP Kurikulum Pembelajaran Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP-UPI Syamsuddin, AR dan Damaianti, Vismaia S. 2006. Metode PenelitianPendidikan Bahasa. Bandung: UPI dan Rosda. Tarigan, Henry Guntur. (1979). Membaca Sebagai Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. (1986). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Witdarmono, H. G. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Sugiyono.
5
1