GLOSARY
Abbaramparangeng : Artefak atau properti Ada tongeng : Kata benar Ade’ / ada’ : Adat Agettengeng : Keteguhan, asal kata getteng yang berarti teguh Amaccangeng : Kecendekiaan, asal kata acca yang berarti kebijaksanaan Ajjoareng : Pemimpin Alau : Arah Timur Alempureng : Kejujuran, asal kata lempu’ yang berarti jujur Alekawa : Dunia tengah Allalengeng malempu: Bermakna, peraturan yang lurus Ale bola Anre Guru Ana’ Arung Ana’ Guru Ana’ Jemma
: : : : :
Badan rumah Guru Anak keturunan raja (bangsawan) Murid Anak bangsawan yang lahir ketika ayahnya memerintah/ menjadi raja
Ana’ Mattola
: Anak bangsawan dari raja yang lahir sebelum atau sesudah ayahnya memerintah
Ana’ Mattola Matase: Anak yang lahir dari hasil perkawinan ayah dan ibu dari tingkatan sosial yang sama Ana’ Mattola Malolo: Anak yang lahir dari perkawinan ayah yang lebih tinggi darah kebangsawanannya dari pada ibunya Ana’ Cera’
: Anak yang lahir dari perkawinan antara seorang bangsawan dengan orang biasa
Andi Appadaoroaneng
: Gelar kebangsawanan Bugis : Persaudaraan, yaitu hubungan persahabatan yang terjadi pada dua orang laki-laki yang masing-masing menganggap sebagai hubungan saudara Tessiasengeng de’ adalah saling tidak berkata tidak
Appesona Asabbarakeng Asseajing Asitinajangeng Asalewangeng
: Menyerahkan diri : Kesabaran, asal kata sabbara yang berarti sabar : Hubungan kekeluargaan pada masyarakat Bugis : Kepatutan/ kepantasan, asal kata sitinaja yang berarti pantas : Ketentraman
449
Assiwolongpolongeng
: Saling hidup rukun, asal kata siwolong-polong yang berarti bersama-sama
Asugireng
: Kekayaan, asal kata sugi’ yang berarti kaya
Asulesanangeng Ata Ata Mana’
: Kebijaksanaan : Kalangan masyarakat bawah (hamba atau abdi) : Budak turun temurun sejak nenek moyangnya, dan jika mereka mempunyai keturunan maka keturunan tersebut menjadi budak lagi dari majikannya
Ata Taimanu’
: Golongan budak yang paling rendah dan dianggap paling hina, karena yang memperbudaknya adalah golongan To Maradeka : Kepercayaan pada leluhur : Keprawiraan, asal kata warani yang berarti berani : Salah satu kota kecil tradisional Bugis di Kota Parepare
Atoriolong Awaraningeng Bacukiki Bajau (Bajo)
: Salah satu etnik masyarakat yang senang tinggal di atas air yang telah melakukan percampuran dengan etnik Bugis masyarakat Bugis dengan semangat persaudaraan.
Banapati / Nyaha Barangkau Batara Guru Batara Lattu
: Roh : Tingkah laku : Putra patotoe yang memperisterikan We Nyelli’ Timo’ : Putra Batara Guru yang memperisterikan We Datu Sengngeng
Bicara Bola SiretuE
: Pengadilan : Rumah tradisional Bugis di Kota Sengkang yang memiliki 100 tiang
Bori’liung Bosowa Bottinglangi’ Bugis
: : : :
I La Galigo
: Naskah kuno yang dibuat oleh para cendekia Bugis kuno pada era keemasan Kerajaan Luwu.
Joa Lagosi Lawa Tengnga
: Pengikut : Salah satu kota kecil tradisional Bugis di Kabupaten Wajo : Batas tengah rumah
Lego-lego : Lontang ri saliweng : Lontang ri laleng : Lontara’ :
Dunia bawah Singkatan dari Bone, Soppeng, Wajo Dunia atas Salah satu etnik di Sulawesi Selatan, sebagai pengembangan dari kata Ogi’ atau Ugi’
Teras rumah panggung pada lantai atas Zona rumah bagian depan Zona rumah bagian dalam Naskah kuno yang dibuat oleh para cendekia Bugis. Berisi tentang sejarah, aturan hukum adat, dan pemerintahan.
450
Luwu, Bone, Soppeng, Wajo, Parepare, dll
: Nama-nama kabupaten di wilayah Sulawesi Selatan yang masyarakatnya dominan dari etnik Bugis
Mallaleng malempu’: Masyarakat yang jujur Mangngelli darah : Membeli darah Maniang : Arah Selatan Manorang : Arah Utara Masseddi siri’ : Saling menjaga harga diri Matowa / Arung : Raja/Pemimpin Bugis yang diangkat sesuai aspirasi rakyat Orai : Arah Barat Pabbalu : Pedagang atau penjual Padangkang : Pedagang besar atau saudagar Pajung : Gelar terhormat untuk Raja Luwu Pangadereng : Wujud kebudayaan, selain mencakup pengertian sistem nilai dan aturan adat serta tata tertib, juga meliputi seluruh kehidupan manusia dalam bertingkah laku dan mengatur prasarana kehidupannya Panrita Bola Panrung
: Ahli merancang rumah (arsitek) : Bangku ukuran besar yang terletak di kolong rumah tradisional Bugis
Pappalele Pappaleleang Pappaseng Patiangjala
: : : :
Patotoe
: Dewa langit yang bersemayam pada Bottinglangi
Patotoe
: Dewa (Tuhan) yang menentukan takdir, yang bersemayam di langit langit
Poggawa Sawi Puang Seuwaeto Palanroe
: Majikan : Tuhan Yang Maha Esa Sang Pencipta
Pesse Posi’ Bola Puteri Tamalate Rakkeang Rapang Reso Ri Ase’
: : : : : : :
Pedagang kolektor Pedagang keliling Pesan, petuah, kata bijak Isteri Simpuru’ Siang yang melahirkan Ana’kaji (Pajung II Luwu)
Solidaritas yang mendalam Pusat rumah Tokoh To Manurung di Gowa Loteng yang terletak di bawah atap Yurisprudensi Usaha Di atas
451
Ri awa Ri Lino Ripakasiri’ Sara’ Sao Raja Saukang Sawerigading Sawi
: : : : : : : :
Di bawah Di dunia Dipermalukan Aturan tentang agama Islam Rumah tinggal raja Pusat permukiman Putra Batara Lattu yang menjadi simbol kerajaan Luwu Pekerja
Seajing Sumpunglolo
: Kerabat jalur keturunan
Seajing siteppang : Kerabat jalur perkawinan Seajing (siratte-ratte) Mabela : Kerabat jauh Sempugi’ Singkeruang Sinyawa-nyawa
: Istilah untuk kerukunan sesama masyarakat Bugis : Sikap hidup : Hubungan yang sangat kental antara orang-orang yang tidak sekerabat, sehingga dalam banyak hal mereka saling menganggap memiliki hubungan keluarga.
Sengingridi Sekkanyili Simpuru’ Siang Sipakatau Sipakalebbi’ Sipammase-mase Sipatuo Sipatokkong Sipetangngari Siri’ na Pesse
: : : : : : : : : :
Siri’ Su’ Bola Sulapa Eppa’
: Harga diri (martabat) : Inti rumah : Segi empat persegi
Sure’ La Galigo / Sure Sulleyang
: Naskah kuno yang dibuat oleh leluhur Bugis
Tana Ugi’ Tau Tellumpoccoe Tekkainnang
: : : :
Tokoh To Manurung di Bone Tokoh To Manurung di Soppeng Tokoh To Manurung di Luwu Saling menghormati Saling menghargai Saling menyayangi Saling menghidupi Saling membangun Saling memberi pendapat / pandangan) Simbolisasi atau payung dari berbagai nilai-nilai dasar yang dipahami oleh masyarakat Bugis.
Negeri Bugis Orang atau manusia Istilah kerukunan yang diperuntukkan pada daerah Bosowa Tidak memiliki Ibu dan tidak memiliki Bapak
452
Timpa laja’
: Elemen penutup atap bagian depan rumah tradisional Bugis. Berasal dari kata tebar layar (Melayu)
To Acca Toddang
: Orang pintar : Hilir atau kaki (menunjukkan zona pada rumah Bugis)
To Deceng
: Orang baik-baik (salah satu golongan pelapisan sosial)
To Mallaleng Malempu’
: Bermakna, masyarakat yang jujur
To Manurung To Mappalaleng Malempu’
: Orang suci atau Dewa yang turun dari langit
To Maradeka To Panrita To Sama’ Tosora To Sugi’ To Sulesana To Tompo’ To Warani Ulu Wari’ We Cudai Were Wolasuji
: Kalangan masyarakat biasa (kelas menengah) : Masyarakat kalangan cendekiawan atau ahli tentang sesuatu : Orang biasa : Salah satu kota kecil tradisional Bugis di Kabupaten Wajo : Orang kaya : Orang teknokrat : Manusia yang muncul dari permukaan air : Orang berani : Hulu atau kepala (menunjukkan zona pada rumah Bugis) : Aturan tentang strata masyarakat Bugis : Isteri Sawerigading yang melahirkan La Galigo : Nasib seseorang yang selalu diperjuangkan dengan usaha : Bentuk layang-layang
: Bermakna, pemerintah yang jujur
453
Halaman ini sengaja dikosongkan
454