BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruas Jalan Raja Eyato yang merupakan jalan
masuk ke Kota Gorontalo dari Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo pada segmen jalan mulai dari perbatasan Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo hingga ke simpang tiga depan SMPN 14 Kota Gorontalo dengan panjang segmen jalan 1 kilometer (Gambar 3.1).
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian (http ://www.google.com, 6 Maret 2013) Penetapan titik pengamatan I pada tapal batas kabupaten dan kota karena itu merupakan titik awal memasuki daerah kota dari Kecamatan Batudaa. Adapun titik pengamatan II pada simpang tiga depan SMPN 14 Kota Gorontalo ditetapkan karena persimpangan merupakan batas suatu segmen jalan menurut MKJI 1997, sedangkan jarak 1 kilometer antara kedua titik tersebut sudah memadai untuk suatu pengamatan.
28
29
Segmen jalan yang menjadi lokasi pengamatan memiliki karakteristik yang sama dengan lebar badan jalan 4,75 meter dan lebar bahu jalan efektif 1 meter. Ruas Jalan Raja Eyato merupakan jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua/ketiga sehingga Jalan Raja Eyato berdasarkan fungsinya dikategorikan sebagai jalan kolektor primer. Ruas jalan ini merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota yang melalui kawasan primer. Kecepatan rencana untuk jalan kolektor primer adalah 40 km/jam dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 7 meter. Namun karena keterbatasan lahan sehingga badan jalan hanya 4,75 meter sehingga kecepatan pada ruas jalan tersebut turun hingga 20 km/jam. Berdasarkan komposisi dan pemisahan arah, Jalan Raja Eyato merupakan jalan dengan komposisi 50-50 yang melalui 2 lajur 2 arah. 3.2
Alat Penelitian Alat penelitian yang digunakan adalah:
a. 1 buah meter rol sepanjang 50 m b. 1 buah stopwatch c. 2 buah Handphone d. Formulir isian volume dan waktu tempuh e. Alat tulis menulis. 3.3
Data Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data baik data primer maupun
data sekunder serta studi pustaka. Data primer adalah data yang diperoleh dengan pengukuran dan pengamatan secara langsung pada hari Senin-Sabtu pukul 06.0022.00 selama 6 hari pada tanggal 9-14 Juli 2012. sedangkan data sekunder diperoleh dari data yang sudah ada/sudah pernah diukur, masih relevan dan diakui keabsahannya. Studi pustaka dilakukan untuk menentukan klasifikasi dan tipe jalan yang diteliti serta hal-hal lain yang perlu diketahui. 3.3.1 Data Primer 1. Geometrik jalan Data geometrik jalan didapat melalui pengukuran secara langsung dengan menggunakan meter rol.
30
2. Volume lalulintas Dalam menghitung volume lalulintas ini kendaraan yang melewati titik pengamatan dikelompokkan dalam beberapa jenis menurut MKJI 1997, yaitu: kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor dan kendaraan tak bermotor. Survei dilakukan selama 16 jam dibagi dalam dua shift, shift pertama pukul 06.00-14.00 dan shift kedua pukul 14.00-22.00 selama 6 hari (Senin-Sabtu). Penghitungan volume dilakukan oleh 2 orang pada setiap shift. Pada masingmasing arah (dari barat ke timur maupun dari timur ke barat) dihitung oleh 1 orang yang menghitung kendaraan berat (HV), sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV) dan kendaraan tak bermotor (UM). Untuk efisiensi dan masih dalam batas kemampuan, setiap surveyor menangani semua jenis kendaraan yang melalui segmen jalan tersebut 3. Waktu tempuh Waktu tempuh dihitung pada saat kendaraan memasuki titik pengamatan yang satu hingga keluar dari titik pengamatan yang lain. Perhitungan dilakukan untuk masing-masing arah dengan menempatkan 1 orang surveyor di setiap titik pengamatan. Surveyor di titik awal memberikan perintah melalui Handpnone kepada surveyor di titik akhir, untuk memulai perhitungan waktu tempuh
terhadap
kendaraan
yang diambil
sebagai
sampel,
dengan
menyebutkan plat nomor kendaraan dan karakteristik kendaraan yang terlihat jelas. Surveyor di titik akhir akan menghentikan pengukuran jika kendaraan yang disebutkan melewati titik akhir pangamatan. Demikian pula untuk arah sebaliknya. Waktu tempuh ini dihitung setiap interval waktu 15 menit. Untuk menghindari data bias, penghitungan dilakukan dengan 5 sampel yang dirata-ratakan. Adapun kendaraan yang dihitung waktu tempuhnya adalah jenis kendaraan ringan (LV), bukan kendaraan berat (HV), sepeda motor (MC) apalagi kendaraan tak bermotor (UM). Ini untuk menghindari galat bawaan akibat faktor penyesuaian (ekivalensi mobil penumpang, emp).
31
4. Hambatan samping Hambatan samping tidak diteliti secara mendetail pada lokasi pengamatan. Penentuan kelas hambatan samping dilakukan dengan berdasar pada pedoman MKJI 1997. Pada daerah pemukiman, beberapa kendaraan umum dan sebagainya, kelas hambatan sampingnya: Rendah (L). 3.3.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data kepemilikan kendaraan bermotor yang diperoleh dari BKD Provinsi Gorontalo (Lampiran E) dan data jumlah penduduk diperoleh dari Biro Pusat Statistik Kota Gorontalo (Tabel 3.1). Data ini akan digunakan dalam perhitungan petumbuhan lalulintas dan kapasitas sebagai faktor penyesuaian ukuran kota. Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Nama
Tahun
No Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
2010
2011
1
Kota Gorontalo
159.455
162.325
165.175
170.455
180.127
2
Kabupaten Gorontalo
431.440
338.391
339.620
340.730
355.988
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
3.4
Analisa Data Data yang dianalisis mencakup kapasitas jalan, kecepatan perjalanan rata-
rata serta tingkat pelayanan jalan yang merupakan parameter yang digunakan dalam perhitungan kinerja lalulintas sesuai MKJI 1997.
32
3.5 Tahapan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.2 berikut:
Mulai
Studi Literatur/Pustaka
Survei Lapangan
Pengambilan Data
Data Sekunder: a. Jumlah Penduduk Kota Gorontalo b. Peta Lokasi
Data Primer : a. Volume Kendaraan b.Waktu Tempuh c. Panjang Jalan d. Lebar Jalan
Analisa Data (MKJI 1997)
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian
33