PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
PENGARUH FILTRAT Azolla Microphylla DAN PENAMBAHAN FILTRAT KAYU MANIS TERHADAP KUALITAS PRODUK NATA DE SOYA SERTA PENGEMBANGANNYA SEBAGAI MODUL BIOLOGI BERBASIS RISET UNTUK SISWA KELAS XII SMA/MA The Effect of Azolla microphylla Filtrate and Addition of Cinnamon Filtrate to Product Quality of Nata de soya and Development as Research-Based Biology Module for Class XII High School Students 1) 3)
Hikmah Ramadhany Wismantara1, Moh. Amin2, Elly Purwanti3 Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP-Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Tlogomas No. 246 Malang 2) Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No. 5 Malang e-mail korespondensi:
[email protected]
ABSTRAK Azolla microphylla adalah tanaman yang digunakan sebagai penambah nutrisi pada pembuatan nata de soya karena mempunyai kandungan nitrogen cukup tinggi. Pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum di media limbah tahu juga membutuhkan glukosa dengan cara penambahan filtrat kayu manis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh filtrat Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis terhadap kualitas nata de soya, perlakuan optimum, dan menghasilkan modul biologi berbasis riset materi Bioteknologi. Metode penelitian ini yaitu penelitian sesungguhnya dan Pengembangan. Rancangan dalam penelitian menggunakan RAL, pola faktorial. Hasil penelitian tahap I dikembangkan menjadi modul berbasis riset menggunakan metode penelitian pengembangan ADDIE. Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa filtrat Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis berpengaruh terhadap ketebalan, kadar air, kadar serat kasar, dan organoleptik nata de soya. Hasil penelitian tahap II yaitu hasil validasi ahli bahan ajar, ahli materi, praktisi pendidikan, dan uji keterbacaan menunjukkan presentase 98,125%, 90,44%, 75,62%, 87,8% termasuk kategori sangat layak. Kata kunci: filtrat Azolla microphylla, filtrat kayu manis, nata de soya, modul ABSTRACT Azolla microphylla is a plant used as a nutritional enhancer in the manufacture of nata de soya because it has a high nitrogen content. The growth of Acetobacter xylinum bacteria in tofu waste media also requires glucose by adding cinnamon filtrate. The purpose of this research is to know the effect of Azolla microphylla filtrate and the addition of cinnamon filtrate to the quality of nata de soya, optimum treatment, and produce biological module based on Biotechnology research material. This research method is real research and development. The design in the research using RAL, factorial pattern. The result of the first phase of the research was developed into a research-based module using ADDIE. The results of the first phase showed that Azolla microphylla filtrate and the addition of cinnamon filtrate affect the quality of nata de soya. The results of the second phase of the research are the validation of expert materials, materials experts, educational practitioners, and legibility test shows the percentage of 98.125%, 90.44%, 75.62%, 87.8% are included in the very decent category. Keywords: Azolla microphylla filtrate, cinnamon filtrate, nata de soya, module
Indonesia terdapat banyak pabrik tahu dalam skala kecil maupun industri. Proses pembuatan tahu akan menghasilkan limbah. Limbah dari pengolahan tahu berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah cair tahu atau whey tofu adalah air buangan sisa proses penggumpalan tahu yang biasanya tidak dimanfaatkan. Pada umumnya air limbah tahu hanya di buang ke lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan, bau busuk dan sarang nyamuk (Budiarti, 2008). Salah satu alternatif pemecahan masalah pencemaran lingkungan yaitu memanfaatkan air limbah tahu secara optimal dengan cara mengolahnya menjadi produk pangan nata de soya karena air limbah tahu masih mengandung komposisi kimia yang cukup banyak dan potensi gizi yang dimilikipun cukup tinggi seperti
karbohidrat, protein, lemak, serat kasar dan kalsium. Komposisi yang masih terdapat pada limbah air tahu merupakan media yang baik untuk digunakan sebagai bahan baku nata de soya, karena medium fermentasi dalam pembuatan nata harus banyak mengandung karbohidrat (Sarwono dan Saragih, 2001). Nutrisi penting diperlukan oleh Acetobacter xylinum untuk hidup dan menjalankan aktivitasnya yaitu nitrogen. Azolla merupakan jenis tumbuhan paku air yang hidup di perairan. Azolla mampu mengikat N2 dari udara karena bersimbiosis dengan sianobakteri (Anabaena azollae) yang hidup di dalam rongga daun Azolla (Gunawan, 2013). Jumlah unsur nitrogen yang dapat ditambat melalui simbiosis Azolla-Anabaena azollae cukup tinggi. Jika dihitung dari berat keringnya, Azolla
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
48
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
mengandung unsur Nitrogen (N) 1.96-5.30 %, phosphor (P) 0,5%-0,9% dan Kalium (K) 0 ml-4,5% (Syarif, 2013). Keseimbangan nutrisi dalam pemenuhan kebutuhan metabolisme Acetabacter xylinum mutlak diperlukan dalam proses pembuatan nata. Menurut Evy (2008) kondisi ketidakseimbangan nutrisi seperti tingginya pemberian nitrogen menyebabkan banyak nitrogen yang tidak dapat dimanfaatkan untuk biosintesis protein sel bakteri Acetobacter xylinum akibat kekurangan gizi lain seperti glukosa yang merupakan sumber utama rangka karbon dan energi sehingga perlu ditambahkan nutrisi lain yang mengandung glukosa sekaligus berperan sebagai bahan tambahan makanan dalam meningkatkan kualitas nata. Penambahan kayu manis dapat meningkatkan kadar gula total yaitu sekitar 1,0 %. Gula total adalah senyawa karbohidrat yang berupa monosakarida maupun disakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa, sukrosa) yang berfungsi memberikan rasa manis dan penyedia energi untuk Acetobacter xyinum (Andriana, 2014). Komponen yang terdapat pada kayu manis berupa sinamaldehid. Sinamaldehid berperan sebagai pemberi aroma dan warna pada minuman. Kayu manis berbau wangi dan beraroma khas yang ditimbulkan oleh sinamaldehid dan eugenol (Andriana, 2014). Penambahan bahan makanan ditambahkan kedalam makanan dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, warna, bentuk, citarasa, tekstur, flavour, dan memperpanjang daya simpan makanan sehingga meningkat produk makanan tersebut (Effendi, 2012). Hasil penelitian ini akan diimplementasikan menjadi bahan ajar karena mendukung ketrampilan proses yang dilakukan oleh siswa khususnya sebagai bahan ajar berupa modul Biologi SMA kelas XII semester 2 pada materi Bioteknologi, KD 4.10 Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan. METODE Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu penelitian tahap I yaitu penelitian eksperimen sesungguhnya (True Eksperimental Research) dan penelitian tahap II yaitu penelitian Pengembangan. Pada penelitian tahap I, desain penelitian yang digunakan yaitu desain faktorial (faktorial design), dengan menggunakan dua faktor. Faktor pertamaadalah pemberian filtrat Azolla microphylla (A), yang terdiri dari 4 level yaitu 0 ml, 5 ml, 10 ml, dan 15 ml sedangkan faktor kedua adalah filtrat kayu manis (B), yang terdiri dari 4 level yaitu 0 ml, 4 ml 6 ml dan 8 ml. Rancangan penelitian yang digunakan untuk menempatkan unit eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian untuk membuat nata de soya dilakukan di Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang sedangkan penelitian unutk mengetahui kualitas nata de soya dilakukan di
Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain timbangan analitik, erlenmeyer, blender, mortal martil, panci, saringan, gelas ukur, kompor, tabung gas, nampan plastik ukuran 30x20x5, koran, karet, kayu manis 250 gr, Azolla microphylla 1000 gr, limbah tahu 24 liter, gula pasir 600 gr, bakteri Acetobacter xylinum 2400 ml. Penelitian ini dilakukan tahap pelaksanaan dan pengamatan. Tahap pelaksanaan yaitu membuat filtrat Azolla microphylla yaitu dengan cara menyiapkan alat dan bahan, Azolla microphylla kemudian ditiriskan hingga tidak ada air yang menetes, menimbang Azolla microphylla dengan berat basah 1 kg, Azolla microphylla diblender sampai halus dengan menambahkan aquades, menyaring Azolla microphylla hingga ampas dan sari terpisah, merebus filtrat Azolla microphylla. Tahapan berikutnya membuat filtrat kayu manis yaitu dengan cara menyiapkan alat dan bahan, menghaluskan batang kayu manis dengan mortal martil, menimbang batang kayu manis dengan timbangan analitik, memindahkan bahan tersebut kedalam panci direbus menggunakan air pada suhu 100oC selama ±15 menit. Setelah itu menghaluskan kayu manis. Air rebusan kayu manis disaring dengan kertas saring dan ampasnya dibuang. Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan nata de soya dengan cara menyaring air limbah tahu terlebih dahulu, memasukkan air limbah tahu ke dalam panci dan merebus hingga mendidih, setelah mendidih memasukkan gula, memasukkan filtrat Azolla microphylla, menuangkan kedalam nampan yang sudah steril (500 ml air limbah tahu), menambahkan filtrat kayu manis, menutupnya dengan koran dan diikat dengan karet, setelah dingin memberi bibit nata pada nampan tersebut (1 nampan bibit ditanam sebanyak 50 ml). Waktu fermentasi adalah 10 hari agar dapat menghasilkan nata. Pengamatan dilakukan terhadap ketebalan, kadar air, dan kadar serat nata yang dihasilkan serta organoleptik. Penentuan ketebalan nata (cm) diukur menggunakan jangka sorong. Penentuan dan analisa kadar air dan kadar serat kasar berdasarkan metode uji kadar air dan kadar serat kasar (Sudarmadji,1984). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji anava 2 faktor, dan uji BNT 5%. Pada penelitian tahap II, produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini yaitu modul biologi berbasis riset pada materi bioteknologi untuk siswa kelas XII SMA/MA menggunakan model pengembangan ADDIE (Branch, 2009) tanpa menerapkan tahap implementasi. Terdapat empat tahapan model pengembangan ADDIE yang dilakukan yaitu 1) Analyze, memuat tiga kegiatan utama yang dilakukan yaitu analisis kebutuhan guru dan siswa, analisis kurikulum, dan analisis studi pustaka 2) Design, memuat beberapa langkah yaitu mendaftar hal-hal yang dibutuhkan menyusun tujuan pengembangan produk, menyusun strategi pengujian 3) Develop, memuat beberapa langkah yaitu menyusun isi/materi, memilih atau mengembangkan
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
49
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
media pendukung, melakukan revisi formatif (divalidasi) 4) Evaluate, memuat beberapa langkah menentukan kriteria evaluasi, memilih alat evaluasi, melakukan evaluasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap I Ketebalan Tabel 1. Ketebalan Nata de soya
tersedia untuk bakteri sebagai pembentuk serat kasar. Semakin banyak penambahan nitrogen yang ditambahkan dalam fermentasi nata de soya akan meningkatkan produktifitas Acetobacter xylinum dalam memproduksi selulosa (Hamad. 2013). Menurut Purwanto (2012) pertumbuhan Acetobacter xylinum dalam medium yang sesuai akan menghasilkan massa berupa selaput tebal pada permukaan medium. Selaput tebal tersebut mengandung 35-62 ml selulosa, terbentuk di permukaan dan merupakan hasil dari akumulasi polisakarida ekstraseluler yang tersusun oleh jaringan mikrofibril atau pelikel. Pelikel tersebut adalah tipe selulosa yang mempunyai struktur kimia seperti selulosa yang dibentuk oleh tumbuhan tingkat tinggi. Pemberian filtrat kayu manis yang terlalu banyak menyebabkan nilai pH larutan nata semakin rendah sehingga proses pembentukan lapisan nata semakin rendah dan larutan nata jauh dari pH optimum. Semakin banyak penambahan kayu manis, pH yang dihasilkan semakin rendah dan berhubungan dengan warna yang dihasilkan. Kondisi keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum adalah kondisi yang asam dengan pH 4,3. Limbah tahu mempunyai pH yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Kadar Air Tabel 2 Kadar Air pada Nata de soya
Berdasarkan Tabel 1 perlakuan filtrat Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis mempunyai rata-rata ketebalan tertinggi pada perlakuan A3B1 yaitu pemberian filtrat Azolla microphylla sebanyak 15 ml dan penambahan filtrat kayu manis sebanyak 4 ml. Sebaliknya rata-rata ketebalan terendah adalah perlakuan A0B0 yaitu pemberian filtrat Azolla microphylla sebanyak 0 ml dan filtrat kayu manis sebanyak 0 ml. Hasil penelitian menunjukkan semakin banyak filtrat Azolla microphylla maka nilai ketebalan semakin tinggi. Sedangkan pemberian filtrat kayu manis semakin banyak maka nilai ketebalan semakin rendah. Pemberian filtrat sebanyak 15 ml tersebut telah memenuhi kebutuhan nitrogen bakteri Acetobacter xylinum untuk biosintesis protein selnya sehingga bakteri tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Terjadinya pertumbuhan dan perkembangan bakteri Acetobacter xylinum bukan hanya karena ketersediaan nitrogen yang cukup dari filtrat Azolla microphylla tetapi juga disebabkan karena adanya nutrisinutrisi lain yang terkandung dalam limbah tahu seperti karbohidrat, protein, dan mineral (Pambayun, 2002). Penambahan sumber karbon dan sumber nitrogen ke dalam medium fermentasi tidak hanya mencukupi kebutuhan energi yang diperlukan bakteri Acetobacter xylinum, akan tetapi juga merangsang pembentukan selulosa nata yang tebal (Naufalin, 2003). Peningkatan ketebalan nata disebabkan oleh sukrosa yang ditambahkan berfungsi sebagai sumber karbon yang
Berdasarkan Tabel 2 persentase perlakuan filtrat Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis mempunyai rata-rata persentase kadar air tertinggi pada perlakuan A0B1 dengan perlakuan filtrat Azolla microphylla 0 ml dan filtrat kayu manis 4 ml. Sebaliknya rata-rata persentase kadar air terendah adalah perlakuan A2B1 dengan perlakuan Azolla microphylla 10 ml dan filtrat kayu manis 4 ml. Bakteri Acetobacter xylinum mampu mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O apabila ditambahkan pada medium yang banyak mengandung gula.
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
50
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Penambahan filtrat kayu manis memberikan tambahan gula pada medium. Sehingga dengan penambahan jumlah gula yang semakin banyak maka kadar air yang dihasilkan akan semakin banyak. Selain itu pH, suhu dan penambahan bahan kimia lainnya juga dapat mempengaruhi kadar air nata yang dihasilkan (Effendi. 2009). Medium fermentasi yang terlalu pekat menyebabkan semakin lambatnya proses pembentukan selulosa oleh bakteri. Hal ini dikarenakan tekanan osmosis semakin meningkat dan menyebabkan sel bakteri mudah mengalami lisis sehingga pembentukan selulosa tidak optimal. Penambahan substrat yang sesuai akan meningkatkan laju reaksi dan memberikan ketebalan pada nata. Semakin tebal nata yang dihasilkan maka kadar air semakin kecil.
Organoleptik Tabel 4. Organoleptik Nata de soya
Kadar Serat Kasar Tabel 3. Serat Kasar Nata de soya
Berdasarkan Tabel 3 persentase perlakuan filtrat Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis mempunyai rata-rata persentase kadar serat kasar tertinggi pada perlakuan A3B1 dengan perlakuan Azolla microphylla 5 ml dan filtrat kayu manis 4 ml. Sebaliknya rata-rata persentase kadar serat kasar terendah adalah perlakuan A0B1 dengan perlakuan Azolla microphylla 0 ml dan filtrat kayu manis 4 ml. Perlakuan filtrat Azolla microphylla yang tinggi maka akan memberikan nutrisi pada Acetobacter xylinum yang digunakan untuk proses metabolisme, sehingga serat kasar yang dihasilkan semakin tinggi. Presentase serat kasar yang tinggi dipengaruhi oleh aktivitas dari Acetobacter xylinum pada proses metabolisme yang mengubah glukosa menjadi selulosa. Hal tersebut dapat dilakukan apabila nutrisi pada medium tercukupi. Banyaknya mikroorganisme yang tumbuh dan metabolisme dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung pada media.
Berdasarkan Tabel 4 perlakuan filtrat Azolla microphylla dan penambahan filtrat kayu manis terhadap sifat organoleptik nata de soya memiliki nilai yang berbeda antara nilai warna, aroma, tekstur, rasa. Nilai warna, tekstur, dan rasa tertinggi pada perlakuan A3B1 dengan perlakuan Azolla microphylla sebanyak 15 ml dan penambahan filtrat kayu manis sebanyak 4 ml. Sedangkan nilai aroma tertinggi pada perlakuan A2B1 dengan perlakuan Azolla microphylla sebanyak 10 ml dan penambahan filtrat kayu manis sebanyak 4 ml. Komponen utama pada kayu manis berupa sinamaldehid. Sinamaldehid berperan sebagai pemberi aroma dan warna pada minuman. Warna pada minuman kulit batang kayu manis juga disebabkan kandungan sinamaldehid pada kayu manis yang berwarna kekuningan. Semakin banyak penambahan kayu manis warna yang dihasilkan semakin merah tua. Kayu manis memiliki senyawa aromatik, aromanya tergantung pada substansi dengan susunan yang berbeda. Substansi yang terkandung dalam kayu manis antara lain adalah sinnamaldehid, eugenol, safrol atau camphor, aceteugenol dan beberapa aldehid lain dalam jumlah kecil. Rasa manis dan bau tertentu dari kulit batang kering kayu manis terutama ditentukan oleh kandungan minyak aromatic. Tingkat kekerasan tekstur nata sangat dipengaruhi oleh kerapatan jalinan selulosa yang terbentuk. Ikatan hidrogen pada nutrisi yang ditambahkan dengan precursor polisakarida menghasilkan polimer yang lebih longgar sehingga tekstur selulosa menjadi lebih lunak. Tingkat kekenyalan nata sangat penting untuk diperhatikan karena parameter ini merupakan satu-satunya parameter organoleptik yang sulit untuk dimodifikasi seperti halnya warna, rasa dan bau yang dapat dimodifikasi. Kayu manis mengandung minyak atsiri yang tinggi sehingga apabila terlalu banyak maka akan menimbulkan rasa yang getir karena perasa alami pada kayu manis
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
51
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
cenderung berasa manis akibat kandungan gula pada kayu manis (Indriyani, 2015). Penelitian Tahap II Analize Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, proses pembelajaran Biologi telah dilakukan dengan berbagai metode namun masih ada beberapa materi yang diajarkan dengan metode yang kurang sesuai dengan karakteristik materinya, sehingga masih terdapat beberapa kemampuan siswa yang belum dikembangkan seperti keterampilan proses.
akan memberikan penguatan pengembangan pendidikan yang dilandasi oleh perkembangan keimuan biologi kekinian. Hal ini diharapkan mampu mempermudah siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektifnya secara maksimal. Tabel 5. Analsis Pengetahuan, Ketram-pilan, dan Sikap Siswa
Develop
Gambar 1. Tanggapan Mengenai Bahan Ajar Modul Materi Bioteknologi Gambar 1 menunjukkan presentase siswa 60% mengatakan sangat tertarik, dan 10% mengatakan tertarik dan sisanya sebesar 30% menyatakan kurang tertarik, maka dapat dikatakan siswa membutuhkan media bahan ajar berupa modul untuk menunjang pembelajaran bioteknologi khususnya dalam aspek ketrampilan proses. Hal tersebut juga didukung Guru Pengajar oleh Siti Juhariyah S.Pd, M.Pd karena siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami contoh bioteknologi terutama penerapannya. Siti Juhariyah S.Pd, M.Pd mengharapkan adanya bahan ajar berupa modul kontekstual yang mengkaji materi bioteknologi dan mendukung adanya pengembangan modul berbasis riset untuk materi bioteknologi. Design Langkah awal yang dilakukan adalah menyusun tujuan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan Kurikulum 2013. Modul nantinya dapat menjadi sumber pengetahuan bagi siswa mengenai penerapan IPTEKS dan menghasilkan suatu produk yang bermanfaat. Menurut Amin (2010), Amin (2015), dan Amin (2016), pengembangan bahan ajar berupa modul berbasis riset kekinian dan berbasis penelitian sangat penting karena
Gambar 2. Desain Sampul Modul Sesuai dengan pembelajaran biologi pada Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific approach) maka langkah pembelajaran yang ada di dalam modul meliputi apersepsi, mengamati, mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan kriteria kualifikasi penilaian yang diadaptasi dari Akbar (2013), modul biologi berbasis riset ini dapat digunakan setelah melalui revisi. Bagian-bagian dari modul biologi berbasis riset yang dikembangkan adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan terdiri dari halaman sampul, prakata, latar belakang penyusunan modul, Petunjuk penggunaan modul, uraian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi, serta daftar isi; 2) Bagian isi terdiri atas materi ajar, kegiatan siswa, instrumen penilaian diri siswa pada materi bioteknologi untuk kelas XII SMA/MA. Kegiatan belajar pada modul ini disusun sedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa. Kegiatan tersebut adalah tentang riset
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
52
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
mengembangkan suatu produk bioteknologi dan berupa analisis hasil riset dan beberapa diskusi tentang bioteknologi. Evaluasi pada modul ini terdapat pada akhir unit serta pada akhir materi secara keseluruan berupa uji kompetensi. Kelengkapan lain yang ada pada modul ini adalah “Catatan Penting” yang berisi uraian penting tentang konsep bioteknologi yang tersusun dengan bahasa singkat dan mudah dipahami. Terdapat pula “Tantangan” yang memacu siswa untuk mempelajari lebih dalam materi bioteknologi; 3) Bagian penutup berisi atas glossarium dan daftar pustaka. Kedua bagian ini disajikan pada akhir modul. Glossarium berisi tentang istilah-istilah asing biologi beserta pengertiannya Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8 menyajikan hasil validasi produk yang dikembangkan. Tabel 6 hasil validasi materi
Tabel 7. Hasil Validasi Bahan Ajar
menempuh materi Bioteknologi. Hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa modul biologi berbasis riset pada materi bioteknologi termasuk ke dalam kategori sangat layak dengan presentase 87,8%. Komentar dan saran dari validator ahli materi, ahli bahan ajar, dan praktisi pendidikan serta siswa yang menjadi subyek uji coba keterbacaan modul pada kelompok kecil digunakan sebagai pertimbangan dalam proses revisi modul biologi berbasis riset. Komentar dan saran tersebut ditindak lanjuti dengan melakukan perbaikan pada bagian yang dikomentari. KESIMPULAN Ada pengaruh pemberian filtrat Azolla micropylla dan penambahan filtrat kayu manis terhadap kualitas produk (ketebalan, kadar air, kadar serat) pada nata de soya. Pemberian filtrat Azolla micropylla sebanyak 15 ml dan penambahan filtrat kayu manis sebanyak 4 ml berpengarh paling optimal terhadap ketebalan, kadar air, kadar serat, dan organoleptik nata de soya. Hasil validasi modul termasuk dalam kategori sangat layak. Saran perlu di informasikan kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah tahu sebagai bahan dasar alternatif pembuatan nata, perlu dilakukan uji lebih lanjut tentang faktor-faktor lain (misal kadar gula reduksi) yang juga mempengaruhi kualitas nata dari limbah tahu, sehingga dihasilkan nata yang lebih baik. DAFTAR RUJUKAN Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya. Amin, M. 2010. Implementasi Hasil-Hasil Penelitian Bidang Biologi dalam Pembelajaran. Proseding Seminar Biologi. 1(7). diakses dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/articl e/view/1202
Tabel 8. Hasil Validasi Praktisi
Amin, M. 2015. Biologi sebagai Sumber Belajar untuk Generasi Masa Kini dan Mendatang yang Berintegritas dan Berperadapan Tinggi. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Kemristekdikti. Universitas Negeri Malang. Amin, M. 2016. Pesatnya Perkembangan Biologi dan Tantangan Pembelajarannya pada Abad 21. Makalah utama pada Seminar Nasional Sain Teknologi dan Pembelajarannya di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Evaluate Hasil validasi oleh ahli bahan ajar, ahli materi, dan praktisi pendidikan menunjukkan bahwa modul ini termasuk kedalam kategori sangat layak dengan presentase penilaian secara berurut adalah presentase 98,125%, 90,44%, 75,62%. Setelah dilakukan proses valdiasi dan revisi, modul biologi berbasis riset pada materi bioteknologi diuji cobakan pada siswa yang terdiri dari 10 siswa kelas XII SMA Negeri 3 Malang yang telah
Andriana. 2014. Pengaruh Penambahan Kayu Manis terhadap Aktivitas Antioksidan dan Kadar Gula Total Minuman Fungsional Secang dan Daun Stevia sebagai Alternatif Minuman bagi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal, 1(1). Budiarti. 2008. Pengaruh Konsentrasi Starter Acetobacter xylinum Terhadap Ketebalan dan Rendemen Selulosa Nata de Soya. Jurnal., 1(1).
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
53
PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017 “Biologi, Pembelajaran, dan Lingkungan Hidup Perspektif Interdisipliner” Diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi-FKIP bekerjasama dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017
Branch, R. M., 2009. Instructional Design: The ADDIE approach. New York: Spinger Science Bussines Media, LLC. Effendi, Supli. 2012. Teknologi Pengolahan Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta.
dan
Evy, Rossy, Usman Pato dan S.R.Damanik. 2008. Optimalisasi Pemberian Amonium Sulfat Terhadap Produksi Nata de Banan Skin. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. SAGU, 7 (2): 30-36. ISSN 1412. Effendi, NH. 2009. Pengaruh Penambahan Variasi Massa Pati (Soluble Starch) Pada Pembuatan Nata de Coco dala Medium Fermentasi Bakteri Acetobacter xylinum. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara Hamad, A & Kristino. 2013. Pengaruh Penambahan Sumber Nitrogen Terhadap Hasil Fermentasi Nata de Soya. Jurnal.9 (1). ISSN 0216-7395.
Indriyani, Eka Datik. 2015. Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor Dengan Variasi Lama Pengeringan dan Penambahan Kayu Manis Serta Cengkeh Sebagai Perasa Alami. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi.Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo Naufalin, R & Wibowo, C. 2003. Pengaruh Penambahan Sukrosa dan Ekstrak Kecambah Pada Kualitas Nata De Cassava. Jurnal. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian UNSOED Pambayun, Rindit. 2002. Teknologi Pengolahan Nata De Coco. Yogyakarta: Kanisinus. Purwanto, Agus. 2012. Produksi Nata Menggunakan Limbah Beberapa Jenis Kulit Pisang. Jurnal Widya Warta. 2 (36): 210-224. ISSN 0854-1981 Sarwono, B dan Y.P Saragih. 2001. Membuat Aneka Tahu. Jakarta: Penebar Swadaya Rismunandar. 1989. Kayu Manis. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wismantara et al., Pengaruh Filtrat Azolla available at http://research-report.umm.ac.id/index.php/
54