WALIKOTA BANDUNG BESERTA ISTRI
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
DAFTAR ISI
7 Program Prioritas, Demi Kota Bandung
1
7 Program Prioritas, Demi Kepentingan Warga
3
Apresiasi Positif Berbagai Pihak Terhadap Kinerja Pemkot Bandung
4
Bidang Pendidikan Bandung Cerdas 2008 SMK Hasilkan Lulusan Siap Kerja Dan Kompetitif
6 9 12
Bidang Kesehatan Bandung Sehat 2007 Umur Harapan Hidup Masyarakat Kota Bandung Meningkat Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Melalui Askeskin dan Bawaku Sehat
14 15
Bidang Kemakmuran Bandung Makmur 2008
24 25
Bidang Lingkungan Hidup Bandung Hijau 2008 Bandung Dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan
29 30 33
Bidang Seni dan Budaya Bandung Kota Seni dan Budaya 2008 Wali Kota Terima Award Pembina Kepariwisataan
35 36 37
Bidang Olahraga Bandung Berprestasi 2008
38 39
Bidang Agama Bandung Agamis 2008
41 42
20 22
SEKAPUR SIRIH DARI
WALIKOTA BANDUNG 7 Program Prioritas, Demi Kota Bandung KOTA Bandung kini telah, akan dan sedang berbenah. Berbenah untuk meraih sebuah kondisi ideal, sebuah impian kuat, sebuah visi yang jelas dan terukur, yaitu Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat, atau kita kenal dengan sebutan Bandung Bermartabat. Untuk mencapai visi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung m e n e t a p k a n t u j u h p ro g ra m p r i o r i t a s pembangunan sebagai parameter kemajuan bidang pembangunan yang harus mampu dicapai dalam kurun waktu lima tahun pertama, yaitu sejak Tahun 2003 hingga Tahun 2008 saat ini. Melalui pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, kemakmuran, lingkungan hidup, seni budaya, olah raga dan agama, Pemkot Bandung bukan saja ingin, tetapi harus menciptakan sebuah tatanan kehidupan sumber daya manusia yang cerdas, sehat, makmur, berwawasan lingkungan, berjiwa seni dan menjunjung tinggi nilai budaya, berprestasi dan agamis. Kini, di awal tahun 2008 telah memasuki tahun pencanangan visi. Pemerintah, masyarakat beserta segenap stakeholder yang ada, mulai memberikan penilaian, sejauh mana keberhasilan visi yang dituangkan dalam implementasi 7 (tujuh) program prioritas pembangunan tersebut, serta keberhasilan dan prestasi apa yang telah dicapai yang mampu berdampak pada peningkatan kualitas kehidupan warga kota secara menyeluruh. Tidak banyak yang bisa diungkapkan melalui tulisan singkat ini. Namun satu hal penting, bahwa selama empat tahun lebih kepemimpinan kami diharapkan prestasi dan keberhasilan yang telah ditorehkan mampu mengangkat harkat dan martabat Kota Bandung termasuk
masyarakatnya, baik di tingkat lokal, regional. maupun di tingkat nasional. Selain itu, sejumlah indikator keberhasilan di berbagai bidang, khususnya pada 7 (tujuh) bidang prioritas pembangunan, telah dapat dinikmati masyarakat Kota Bandung secara umum. Bidang Pendidikan menyongsong Bandung Cerdas 2008, minimal SLA, pengentasan atas 11 permasalahan di bidang pendidikan, secara bertahap telah menampakkan hasil. Di antaranya, meningkatnya Angka Melek Huruf (AMH) dari 99,57 pada tahun 2003 menjadi 99,65 (2007), rata-rata lama sekolah dari 10,54 (2003) menjadi 10,59 (2007), Indeks Pendidikan (IP) dari 89,80 (2003) menjadi 90,80 (2007) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 77,38 (2003) menjadi 79,38 (2007). Bidang Kesehatan menuju Bandung Sehat 2008, peningkatan Indeks kesehatan dari 79,20 (2003) menjadi 79,28 (2007) menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan yang ditandai oleh meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) dari 71 Tahun (2001) menjadi 72,57 Tahun (2006), menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 36,3 (2001) menjadi 35,66 (2006) dan meningkatnya status gizi baik Balita dari 66,01 (2005) menjadi 88, 09 (2006). Bidang Kemakmuran, melalui strategi pengembangan perekonomian kota yang adil, Kota Bandung secara bertahap mengarah kepada indikator Bandung Makmur, yang ditandai oleh menurunnya tingkat pengangguran dari 45,479 (2003) menjadi 37,530 (2007), meningkatnya indeks daya beli masyarakat dari 62,95 (2003) menjadi 63,99 (2007), meningkatnya IPM dari 77,15 (2003) menjadi 77,51 (2007) dan meningkatnya Laju
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
1
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dari 7,34 (2003) menjadi 7,83 (2007). Bidang Lingkungan Hidup menuju Bandung Hijau 2006, upaya untuk memulihkan kembali kondisi ekosistem yang ada di kota Bandung melalui Gerakan penghijauan dan P4LH, di antaranya telah berhasil merealisasikan penanaman pohon sebanyak 1.078.399 pohon dari Tahun 2003 hingga Tahun 2007, baik yang berasal dari dana APBN, APDD, GPLH, swadaya kebun bibit dan partisipasi masyarakat. Bidang Seni Budaya, dalam rangka Bandung Kota Seni dan Budaya 2008, meningkatnya prasarana dan sarana seni budaya dan dukungan anggaran kegiatan seni dan budaya, baik dari pemerintah maupun swadaya masyarakat, menjadi indikator yang memberikan ruang gerak lebih luas bagi kemajuan bidang seni dan budaya di Kota Bandung. Bidang Olah Raga, juga mendapat prioritas. Pencanangannya harus dicapai hingga Tahun 2008. Sasarannya terwujudnya ”Bandung Berprestasi Olah Raga 2008”. Berbagai upaya telah dan sedang dan akan dilakukan dalam rangka meningkatkan prestasi baik kualitas maupun kualitas olah raga dan olahragawannya. Penyediaan sarana dan prasarana olah raga, membangun sistem pembinaan dan pendanaan yang komprehensif dan berkesinambungan. Seperti halnya bidang lain, bidang olah raga ini pun telah mendapat pujian atas prestasinya ditandai dengan berbagai penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri di antaranya tingkat
lokal dan regional antara lain; Juara Umum Porda Jabar Tahun 2003, dari Gubernur Jabar. Tingkat nasional berupa penganugerahan penghargaan Kejuaraan Nasional Sepak Boola Taruna Remaja Piala Suratin Tahun 2006-2007, dari PSSI, Bandung 4 Desember 2006; Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia Penyelenggara Lari Marathon 10 K dengan peserta terbanyak Nomor 1965/R.MURI/ V/2006 tanggal Mei 2006 dari Museum Rekor Dunia Indonesia; Bidang Agama menuju Bandung Agamis 2008, terwujudnya kerukunan antarumat beragama ditandai dengan tidak adanya pertikaian antar umat beragama dan meningkatnya prasarana dan sarana keagamaan, dari 4134 masjid, 107 pondok pesantren, 131 gereja, 22 vihara dan 3 pura yang ada di Kota bandung pada tahun 2006, menjadi 4139 masjid, 116 pontren, 131 gereja, 22 vihara dan 3 pura pada tahun 2007. Sejumlah indikator di atas memberi gambaran kepada seluruh masyarakat Kota Bandung beserta segenap aparatur, tentang upaya kita untuk bersama-sama menciptakan kondisi terbaik bagi Kota Bandung tercinta. Karena dibalik semua ke b e r h a s i l a n m a s i h t e rd a p a t s e j u m l a h permasalahan pembangunan yang belum tuntas terpecahkan. Semoga, perjalanan ini memberi makna agar segenap masyarakat beserta stakeholder mampu memberikan dukungan atas upaya Pemkot Bandung untuk mewujudkan visi Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat. Amin.
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
2
7 Program Prioritas Demi Kepentingan Warga MOTO kerja Pemerintahan Kota (Pemkot) Bandung sering berubah. Ada semacam pemeo, setiap ganti wali kota ganti pula motonya. Jika zamannya Wali Kota Bandung H.Husein Wangsaatmadja, kita kenal dengan "Bandung Atlas" ATLAS adalah singkatan dari aman, tertib, lancar, asri dan sehat. Lalu ketika H. Ateng Wahyudi menjadi wali kota, kita kenal dengan moto "Bandung Berhiber" mengambil arti dari bersih hijau dan berbunga. Pun ketika H. Aa Tarmana, wali kotanya, dia mencanangkan Kota Bandung ini dengan moto yang berbau nyunda, “Genah Merenah Tumaninah”. Arti luasnya kira-kira menata kota ini harus menjadikan warganya enak, tepat dan proporsional. Terlepas dari berbedanya moto oleh masingmaisng wali kota, namun substansinya sama. Mereka sama-sama menginginkan agar warga Kota Bandung ini hidup dan mencari kehidupan dalam keadaan aman, tertib, asri, hijau, tenang, senang, dan enak bagi semua penduduk. Tata tengtrem kerta raharja gemah ripah repeh rapih. Sebagaimana juga Wali Kota Bandung H.Dada Rosada yang baru dilantik Oktober 2003 juga melambungkan moto "Bandung Bermartabat", arti sempit bermartabat adalah berwibawa, bergengsi, berkualitas dan prestisus. Arti akronimnya, Bermartabat adalah "Bersih, Makmur, Taat, Bersahabat". Untuk mewujudkan Kota Bermartabat inilah, wali kota menentukan "7 Program Prioritas" pembangunan di wilayahnya. Ke-7 program ini menyangkut: 1. Bidang Pendidikan: Targetnya hingga 2008 warga Bandung harus berpendidikan minimal tamat SMP. Program kerjanya dikenal dengan "Bandung Cerdas 2008". 2. Bidang Kesehatan: Hingga 2007 warga Bandung dapat terlayani kesehatannya. Program operasionalnya ini dikenal dengan "Bandung Sehat 2007". 3. Bidang Kemakmuran: Harapannya, hingga 2008 warga Kota Bandung dapat hidup makmur berkecukupan. Program operasionalnya dikenal dengan "Bandung Makmur (LPE 11%) 2008". 4. Bidang Lingkungan: Targetnya "Bandung Hijau 2006". 5. Bidang Seni Budaya: Targetnya "Bandung Kota Seni 2006". 6. Bidang Olah Raga: Targetnya "Bandung Kota Berprestasi 2008".
7. Bidang Agama: Targetnya "Bandung Kota Agamis 2008". Bagi setiap wali kota tentu pihaknya berkehendak bahwa, pada saat ia menjabat ingin agar Kota Bandung ini benar-benar tertib dan teratur dalam segala hal. Kendati program kerja termasuk pola dan moto pembangunan kotanya berbeda-beda antara satu Wali kota dengan wali kota penggantinya, bukan masalah. Yang penting, nilai-nilai idealisme yang dikemukakan para wali kota yang harus kita hargai. Angkat topi bagi para Wali Kota Bandung pendahulu, sebab bagaimanapun telah menumpahkan segala pikirannya demi membangun kota tercinta ini. Berbagai infrastruktur, misalnya pembangunan sarana gedung, jalan, ruang publik, taman-taman dan penataan sumber daya manusia, telah mereka lakukan. Adapun hasil karyanya apakah diterima atau tidak, masyarakatlah yang akan menilai. Sama seperti Wali kota terdahulu, dalam era Wali Kota Bandung H. Dada Rosada sekarang, juga berbagai kegiatan pembangunan telah dilakukan. Hasilnya, di antaranya ada yang telah dilakukan, juga ada yang sedang dan akan dilakukan. Soal penilaian, tentu saja masyarakat pula yang akan menentukan. Kendati demikian, barangkali masyarakat pun harus sadar, dalam pelaksanaannya warga masyarakat juga harus objektif tentang apa yang telah dilakukan Pemkot Bandung dengan Wali Kota H. Dada Rosada ini seperti halnya ”7 Program Prioritas” yang telah dicanangkannya. Memang benar, dari 7 Program Prioritas ini ada yang sukses secara kualitatif dan kuantitatif, namun ada juga yang belum sepenuhnya sukses. Berbagai hambatan dan kendala acapkali jadi ”trouble” dalam pelaksanaan di lapangan. Akan tetapi secara keseluruhan program ini berjalan sesaui rencana dan target. Indikator keberhasilan ini dicapai dengan mengalirnya berbagai piagam, piala, dan penghargaan dari berbagai pihak baik tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional. Penilaian ini dipandang objektif karena pihak luar yang akan mencermati. Sebagai gambaran, hingga akhir tahun 2007, lebih dari 70 lebih piagam, piala, dan penghargaan telah diterima Pemkot Bandung. Bukankah ini sebuah prestasi yang membanggakan. Hasilnya bukan untuk Wali kota atau aparat Pemkot Bandung, tetapi untuk wrga Kota Bandung. (Maman Suparman)**
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
3
Apresiasi Positif Berbagai Pihak Terhadap Kinerja Pemkot Bandung
BANYAK penilaian positif yang diberikan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Tercatat hingga akhir 2007 ini Pemkot Bandung telah menerima 97 l e b i h b e r b a g a i a n u ge ra h b e r u p a p i a g a m , penghargaan, piala, plakat, dan sejenisnya baik dari tingkat lokal, regional, nasional hingga internasional. Di bawah ini adalah sebagian di antaranya saja: 1. Piagam Penghargaan Lomba Tertib Lalu-lintas dan Angkutan Kota Bandung Tahun 2005 Tingkat Nasional Nomor KP.25 Tahun 2006 tanggal 24 Januari 2006, dari Dirjen Perhubungan Darat Dept. Perhubungan RI; 2. Piagam Penghargaan atas Jasa-jasa luar biasa kepada Pers Nasional, terutama berhasil membangun kemitraan fungsional, membuka Akses Informasi, dan berpartisipasi Aktif menyukseskan puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) , 9 Februari 2006; 3. Piagam Penghargaan sebagai Keynote Speaker pada Seminar dan Dialog Interaktif Siswa SMA Se-Kota Bandung dari SMAN 1 Bandung, Tanggal 16 Maret 2006; 4. Piagam Penghargaan Widyakrama Tahun 2006 Tingkat Nasional Dari Presiden RI, Atas Prestasi Tertinggi dalam Wajar Dikdas 9 Tahun, Tanggal 2 Mei 2006; 5. Piagam Penghargaan dalam rangka keberhasilan membina dan berkontribusi Atlet terbanyak pada PON Jabar tanggal 19 April 2006, dari Ketua Umum KONI Jabar; 6. Piagam Penghargaan Asosiasi LPM Kecamatan Kiaracondong atas jasa sebagai Motivator Bagi Masyarakat dalam Bidang Lingkungan Hidup, Bandung 3 Mei 2006; 7. Penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri) Penyelenggara Lari Marathon 10 K dengan peserta terbanyak Nomor 1965/R.MURI/ V/2006 tanggal Mei 2006 dari Museum Rekor Dunia Indonesia; 8. Piagam Penghargaan dari DPD Mapancas sebagai Bapak Pelopor Pemuda Penghijauan Taman Kota, Tanggal 7 Juni 2006; 9. Penganugerahan Ucapan dan Plakat dari Ketua KPU Kota Bandung sebagai Narasumber pada Silaturahmi Para Stake Holder Penyelenggara
Pilkada, Tanggal 16 Juni 2006; 10. Penganugerahan Piagam dan Lencana Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan Tingkat Nasional dari Presiden RI Nomor: 030/TK/2006, Tanggal 20 Juni 2006 di Pekalongan Jawa Tengah; 11. Ucapan Terimakasih Dari Panitia Seminar Nasional IKA FH Universitas Langlangbuana atas Partisipasi dan Bantuan, 10 Juni 2006; 12. Penganugerahan Piagam dan Plakat Internasional dari Pangdam III Siliwangi (Mayjen TNI. Sriyanto) sebagai sponsor Kejuaraan Tenis Junior Internasional Piala Pangdam III/SLW Nomor: Har/120/VI/06, 2 Juli 2006 ; 13. Penganugerahan Sertifikat Peran Serta Sosialisasi Putusan MPR RI, dari Dr. M. Hidayat Nur Wahid, M.A., tahun 2006; 14. Penganugerahan Sertifikat sebagai pembicara pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Dies Natalis Ke-48 Fakultas Kedokteran Unpad dan Simposium dari Rektor Unpad, tahun 2006; 15. Piagam Penghargaan Peningkatan Ekonomi Petani Perkotaan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 dari Gubernur Jawa Barat, 14 Juli 2006 Nomor: 002/Kep.642-Kepeg/2006; 16. Penganugerahan Plakat dari Komandan Secapa AD atas Partisipasi dan Kerja samanya kepada Lembaga Secapa AD, 31 Juli 2006; 17. Apresiasi Yang Setinggi-tingginya kepada Seluruh Komponen Masyarakat dan Pemerintah Daerah Kota Bandung atas kebersamaan dan partisipasi dalam upaya mengatasi masalah sampah tanggal 22 Juli 2006, dari Menteri Negara Lingkungan Hidup; 18. Penganugerahan Piagam dan Lencana Darma Bhakti Gerakan Pramuka Tingkat Nasional dari Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 2643/2006, 29 Agustus 2006; 19. Penganugerahan Plakat Ucapan Terima Kasih atas Partisipasi dalam Konfercab IV Pemuda Demokrat Indonesia Kota Bandung, 6 Agustus 2006; 20. Penganugerahan Plakat Pihatur Katumarimaan Kana Perhatosan Sareng Ngistrenan ti Pupuhu DKM Husnul Khotimah, 26 Agustus 2006;
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
4
21. Piagam Penghargaan DPD KNPI Kota atas Kinerja yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan berbagai Program Pembangunan Dalam Upaya meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Terwujudnya Kota Bandung yang Bermatabat, Bandung 29 Agustus 2006; 22. Piagam Lomba Emisi Kendaraan Dinas/Operasional Pemerintah Kantor Tahun 2004 Tingkat Nasional tanggal 9 September 2006 dari Menteri Negara Lingkungan Hidup RI; 23. Piagam Penghargaan Museum Rekor Indonesia (Muri) Nomor 2123/R.MURI/IX/2006, Pemrakarsa Rangkaian Bunga Terpanjang dalam rangka Gerakan Sejuta Bunga, Semarang, 2006; 24. Piagam Penghargaan Gubernur Jawa Barat Nomor 002/Kep. 795-Kepeg/2006, Atas Partisipasi dalam Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota Tingkat Nasional Tahun 2006, Bandung, 15 September 2006; 25. Penganugerahan Piala Penghargaan Indonesia Consumer Protection Award, Penghargaan Kepada BPSK Terbaik Tahun 2006, dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Bali 5 November 2006; 26. Penganugerahan Piagam Penghargaan Nomor: 861/Kep.1074-Kepeg/2006 sebagai Juara Pertama Program Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Cluster A fase 2 Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 22 Nopember 2006; 27. Penganugerahan Sertifikat Sebagai Kota Yang Berpotensi Untuk Memulai Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun, Berdasarkan Hasil Penilaian Tim Independen Program Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Fase 2 Tahun 2006, Dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 23 Nopember 2006; 28. Penganugerahan Piala Wajar Dikdas 9 Tahun Award Peringkat Pertama Cluster A Tahun 2006 dan Kota Bandung Berpotensi Memulai Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 22 Nopember 2006; 29. Penganugerahan Piala Penghargaan Juara Ke III Kota Bandung Sebagai Kota Siaga Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 4 Desember 2006; 30. Penganugerahan Penghargaan Kejuaraan Nasional Sepak Bola Taruna Remaja Piala Suratin Tahun 2006-2007, dari PSSI, Bandung 4 Desember 2006. 31. Penganugerahan Penghargaan Piala Citra Bhakti Abdi Negara Nomor: 209/KEP/M.PAN/12/2006, ke p a d a Pe m e r i n t a h Ko t a Ya n g B e r h a s i l Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2006 dari Menteri Negara Pendayagunaan
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Aparatur Negara RI Oleh Presiden RI, Istana Negara Jakarta, Jumat 22 Desember 2006; Penganugerahan Penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima Nomor: 210/KEP/M.PAN/12/2006, kepada Unit Kerja Pelayanan Publik Tahun 2006 dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Oleh Presiden RI, Istana Negara Jakarta, Jumat 22 Desember 2006; Penganugerahan penghargaan Muhammadiyah Award, Nomor: 38/KEP/III.0/b/2007 dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung, di Bandung Minggu 10 Februari 2007; Penganugerahan Penghargaan Pesantren Best Executive Award 1428 H/2007, dari Baiturrahman International Foundation, Bandung 11 Februari 2007; PenganugErahan Sertifikat Sebagai Peserta Orientasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten dan Kota Seluruh Indonesia, Nomor: 120/2151/SJ dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Jakarta 16 November 2006; Penganugerahan Piagam Penghargaan Katagori Unit Pelayanan Percontohan Utama citra Pelayanan Prima (CPP) Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Nomor: 002/Kep. 823-Kepeg/2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 21 September 2006; Penganugerahan Piagam Penghargaan kategori Kabupaten/Kota Percontohan Utama Citra Pelayanan Prima (CPP) Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Nomor: 002/Kep. 823-Kepeg/2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 21 September 2006; Penganugerahan Penghargaan Suratin Utama, penghargaan Tokoh Sepakbola Tingkat Utama dari PSSI, oleh Wakil Presiden RI, Tahun 2007, Hotel Clarion Makassar Sulawesi Selatan; Penganugerahan Penghargaan dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, Kepada Ibu Dada Rosada Selaku Ketua YKI Kota Bandung. Penganugerahan Penghargaan Sebagai Pemerintah Kota yang Berhasil dalam Pemungutan dan Pengelolaan Administrasi PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan Tahun Anggaran 2006 dari gubernur Jawa Barat, Bandung 2007; Penganugerahan Penghargaan Piala Sebagai Juara Umum Khafilah Kota Bandung dalam Pelaksanaan MTQ ke- XXIX Tingkat Jawa Barat, Cirebon 2007; Penganugerahan Penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha dan Plakat Tertib lalu Lintas dan Angkutan Kota Tahun 2006 dari Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta 2007.
Berbagai piagam penghargaan lainnya dapat dilihat selengkapnya di halaman 46 dan 47
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
5
BIDANG PENDIDIKAN
PENDIDIKAN merupakan bidang prioritas yang kini telah membawa hasilnya. Target bidang pendidikan harus tercapai pada tahun 2008 ini bukan saja meningkatkan kuantitas dalam hal meningkatnya jumlah anak didik yang mau bersekolah dari SD hingga SMP dan SMA/SMK, juga secara kualitas telah diakui para pakar, lembaga, dan instansi baik lokal, regional maupun tingkat internasional. Pengakuan tentang meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan di Kota Bandung ditandai dengan diterimanya berbagai piagam, piala, dan plakat penghargaan. Di bawah ini berbagai penghargaan yang telah diterima Pemkot Bandung.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
6
Bandung Cerdas 2008 1.
2.
Strategi Dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia yang andal dan religius, maka strategi pencapaian “Bandung Cerdas 2008” diarahkan kepada upaya perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat. Program dan Kegiatan Pelaksanaan program pendidikan untuk mewujudkan “Bandung Cerdas 2008” pada dasarnya ditujukan pada upaya penanganan terhadap berbagai permasalahan di bidang pendidikan yang meliputi antara lain : 1. Penanganan bangunan sekolah yang rusak, melalui : a. Revitalisasi. b. Rehab berat, sedang, ringan. c. Mendorong partisipasi masyarakat melalui imbal swadaya. Sebagai tindak lanjut dalam penanganan tersebut, sangat diperlukan kerjasama dengan pihak swasta. Pelaksanaannya sampai sekarang sedang dan akan terus dilakukan secara berkesinambungan. 2.
Pengadaan prasarana dan sarana pendidikan, kegiatan yang dilakukan : a. Melengkapi prasarana dan sarana secarabertahap (laboratorium dan perpustakaan sekolah). b. Optimalisasi penggunaan prasarana dan sarana yang ada. Program ini pun menjadi garapan prioritas yang kini sedang dan akan terus dilakukan.
3. Biaya pendidikan mahal, solusi yang telah dilakukan yakni: a. M e m b e r i b a n t u a n o p e r a s i o n a l pengelolaan APBS. b. Menerbitkan kartu bebas biaya sekolah (KBBS). c. Efisiensi penggunaan anggaran. d. Mendorong peran serta masyarakat melalui pola subsidi silang. e. Memberikan bantuan melalui BOS dan BKM.
f. Memberikan bea siswa. g. Adanya GAPURA. Pada saat ini selain meneruskan program-program termaksud, juga mendorong adanya sekolah gratis dan program penambahan pemberian bea siswa. 4. Meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat, upaya yang dilakukan meliputi: a. Penataan kelembagaan, peran dan fungsi Dewan Pendidikan / Komite Sekolah. b. Sosialisasi program pendidikan. c. Intensifikasi program wajar Dikdasmen. d. Mendorong pelaksanaan MBS. 5. Kesejahteraan guru, upaya yang telah dilakukan meliputi : a. Upaya kenaikan pangkat tepat waktu. b. Pemberian bantuan biaya bagi guru yang melanjutkan pendidikan. c. Pemberian bantuan bagi guru di daerah pinggiran. d. Pemberian tunjangan hari raya. Selain upaya tersebut, pada saat ini sedang dilaksanakan pembangunan perumahan bagi guru dan diusulkannya tunjangan daerah ( dapat dilihat dengan adanya peningkatan alokasi APBD dari 7 M menjadi 46 M ). 6. Masalah kompetensi peserta didik, upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan Kota Bandung adalah: a. Memberikan dorongan bagi / tenaga kependidikan untuk melanjutkan pendidikan. b. Mengadakan diklat-diklat peningkatan kemampuan profesional guru. c. Pemberdayaan forum MGMP. d. M e n g a d a k a n p e m e t a a n t e n a g a kependidikan. e. Rotasi dan promosi. Usaha yang terus dilakukan adalah menyiapkan sertifikasi guru dan melaksanakan periodesasi kepala sekolah. 7. Meningkatkan kualitas peser ta didik, pemecahan masalah untuk meningkatkan
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
7
kualitas peserta didik telah dilakukan melalui pelaksanaan program-program yang bersifat inovatif, berupa : a. Peningkatan lifeskill. b. Bekerja sama dengan dunia usaha / dunia industri dalam proses pembelajaran di SMK. Kegiatan tersebut kini sedang berjalan dan tahap berikutnya adalah optimalisasi dari program-program sebelumnya. 8. Relevansi pendidikan dengan kondisi masyarakat, upaya yang telah dilakukan : a. Pemberlakuan kurikulum muatan lokal. b. Melaksanakan praktek kerja industri (Prakerin) untuk siswa SMK. c. Sinkronisasi program dengan keadaan masyarakat. 9. Permasalahan kurikulum pendidikan yang memberatkan, program ini pun telah, sedang dan akan dilakukan dengan cara: a. Membentuk tim pengembang kurikulum yang akan diterapkan. b. Diadakan validasi kurikulum sesuai dengan kondisi lapangan. c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi secara terus menerus dan berkesinambungan. 10. Peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah masih belum optimal, sebagai jalan keluar, kini telah, sedang dan akan terus dilakukan dengan cara-cara: a. Optimalisasi peran dan fungsi dewan
pendidikan dan komite sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. b. Mengadakan koordinasi dengan Dewan Pendidikan /Komite Sekolah. 11. Penanggulangan masalah buku pelajaran yang belum terpenuhi sesuai kebutuhan peserta didik dilakukan melalui: a. Pengadaan buku pelajaran secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran. b. Mendorong sekolah dan masyarakat secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan buku pelajaran. c. Optimalisasi buku yang ada. Dalam pemecahan 11 masalah bidang pendidikan, sumber anggaran tidak hanya berasal dari APBD Kota Bandung, tetapi juga dari APBD Provinsi Jawa Barat (diantaranya pembangunan beberapa sekolah dan pemberian Kartu Bebas Biaya Sekolah untuk masyarakat miskin) dan bantuan dari Pemerintah Pusat yang salah satunya berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dengan adanya bantuan tersebut, Pemerintah Kota Bandung khususnya Dinas Pendidikan merasa sangat terbantu meskipun belum sesuai dengan harapan masyarakat. 3. Pencapaian kinerja Tolok ukur dan indikator pencapaian kinerja “Bandung Cerdas 2008” dengan misi meningkatkan sumber daya manusia yang andal dan religius, secara kuantitatif maupun kualitatif ditandai dengan tercapainya beberapa variabel sebagai berikut :
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
8
BIDANG PENDIDIKAN
Pencapaian Kinerja Bidang Pendidikan Tahun 2006-2007 No A
B
C
No D E
2006
2007
Naik (Turun)
138,37 121,58
130,05 121,43
(8,32) (0,15)
115,67 85,18
114,05 92,13
(1,62) 7,4
85,53 59,85
92,93 71,61
7,4 11,76
2006
2007
Naik (Turun)
10,54 89,26
10,59 89,69
0,05 0,38
Tahun
Uraian SD/MI 1. APK 2. APM SMP/MTs 1. APK 2. APM SMA/MA/SMK 1. APK 2. APM
Tahun
Uraian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Indeks Pengetahuan
4. Prestasi di Bidang Pendidikan Prestasi yang berhasil diraih Kota Bandung di Bidang Pendidikan, antara lain adalah : Daftar Prestasi Kota Bandung Di Bidang Pendidikan Tahun 2005 – 2007
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
9
BIDANG PENDIDIKAN
Tingkat Regional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Piagam Penghargaan dari STKIP Siliwangi Bandung dalam Melaksanakan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan, Tanggal 27 Maret 2004 Nomor: 002/1031-Huk/2004 II.07/STKIP/KS/2004; Penganugerahan Piagam Penghargaan Wajar Dikdas 9 Tahun Award Tahun 2005, Peringkat I (Pertama) Wilayah Priangan Dalam Rangka Program Percepatan Wajar Dikdas 9 Tahun di Jawa Barat dari Gubernur Jawa Barat, Nomor: 002/Kep.1338 Disdik 2005, Bandung 6 Desember 2005; Penganugerahan Piagam dan Piala dari Gubernur Jawa Barat sebagai Perpustakaan Umum Daerah Terbaik III Tk. Jabar, dalam hal memotivasi dan memberikan perhatian besar kepada Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Bandung Nomor: 002/Kep. 1400Kepeg/2005, Tanggal 21 Desember 2005 ; Penganugerahan Piala Wajar Dikdas 9 Tahun Award Peringkat I (Pertama) Wilayah Priangan Tahun 2005, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 6 Desember 2005; Piagam Penghargaan sebagai Keynote Speaker pada Seminar dan Dialog Interaktif Siswa SMA Se-Kota Bandung dari SMAN 1 Bandung, Tanggal 16 Maret 2006; Ucapan Terimakasih Dari Panitia Seminar Nasional IKA FH UNLA Atas Partisipasi dan Bantuan, Tanggal 10 Juni 2006; Penganugerahan Sertifikat sebagai pembicara pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Dies Natalis Ke-48 Fakultas Kedokteran UNPAD dan Symposium dari Rektor UNPAD, Tahun 2006; Piagam Penghargaan DPD KNPI Kota atas Kinerja yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan berbagai Program Pembangunan Dalam Upaya meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Terwujudnya Kota Bandung
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
yang Bermatabat, Bandung 29 Agustus 2006; Penganugerahan Piagam Penghargaan Nomor: 861/Kep.1074-Kepeg /2006 sebagai Juara Pertama Program Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Cluster A fase 2 Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 22 Nopember 2006; Penganugerahan Sertifikat Sebagai Kota Yang Berpotensi Untuk Memulai Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun, Berdasarkan Hasil Penilaian Tim Independen Program Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Fase 2 Tahun 2006, Dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 23 Nopember 2006; Penganugerahan Piala Wajar Dikdas 9 Tahun Award Peringkat Pertama Cluster A Tahun 2006 dan Kota Bandung Berpotensi Memulai Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 22 Nopember 2006; Penganugerahan Penghargaan sebagai Juara Umum lomba Kompetensi Siswa SMK Se- Jawa Barat Tahun 2007, Bandung 2007. Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Dewan Pengurus Kota KORPRI Kota Bandung Nomor: 086/SK/Tahun 2007, Tentang Pemberian Penghargaan Sebagai Penggagas Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup, Bandung, 27 November 2007; Menerima Penganugerahan Penghargaan KNPI, dari KNPI Kota Bandung, Bandung Desember 2007; Menerima Penganugerahan Penghargaan KNPI, dari KNPI Kota Bandung, Bandung Desember 2007; Menerima Penganugerahan Penghargaan Wajar Dikdas Award dan Vocasional Award Tahun 2007 Tingkat Jawa Barat, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung Desember 2007;
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
10
BIDANG PENDIDIKAN
Tingkat Nasional 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Piagam Penghargaan Tingkat Nasional tentang Penanganan NARKOBA dari Ketua Umum BNP, Juli 2004; Anugerah Piagam Kepemudaan atas Prestasi dan Kepeduliannya Terhadap Pembangunan Kepemudaan di Daerah Tingkat Nasional dari Mendiknas RI, Tanggal 28 Oktober 2004; Piagam Penghargaan atas Jasa-jasa luar biasa kepada Pers Nasional, terutama berhasil membangun kemitraan fungsional, membuka Akses Informasi, dan berpartisipasi Aktif menyukseskan puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) , 9 Februari 2006; Piagam Penghargaan Widyakrama Tahun 2006 Tingkat Nasional Dari Presiden RI, Atas Prestasi Tertinggi dalam Wajar Dikdas 9 Tahun, Tanggal 2 Mei 2006; Penganugerahan Piagam dan Lencana Darma Bhakti Gerakan Pramuka Tingkat Nasional dari Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 2643/2006, Tanggal 29 Agustus 2006; Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia, atas ke p e d u l i a n d a n ko m i t m e n te r h a d a p perlindungan anak dengan mendorong Kota Bandung sebagai Kota Ramah Anak dan
Memprakarsai terbentuk dan berfungsinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bandung, Bandung 2007; 7. Penganugerahan Piagam Penghargaan sebagai Kota Vakasional (sekolah Kejuruan) dari Menteri Pendidikan Nasional RI, Bandung 2007; 8. Penganugerahan Piagam Penghargaan Atas Ke b e r h a s i l a n D a l a m M e m b i n a d a n Mengembangkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dari Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Agustus 2007; 9. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Harapan I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2007 (Tingkat SMP/MTs), Atas Keberhasilannya dalam Mengembangkan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, (Kep.Menkes RI Nomor : 920/MENKES/SK/VIII/2007, dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 13 Agustus 2007; 10. Penganugerahan Penghargaan Karang Taruna Tingkat Nasional Tahun 2007, dalam bentuk Lencana Adhitya Karya Mahatva Yodha Utama II, dari Menteri Sosial RI, Kendari, Sulawesi Tenggara, desember 2007.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
11
BIDANG PENDIDIKAN
SMK Hasilkan Lulusan Siap Kerja Dan Kompetitif Jumlah Sarana Sekolah dan Murid Di Kota Bandung Tahun 2007 Berdasarkan Tingkat Sekolah Tingkat
Negeri
Swasta
Negeri dan Swasta
Jumlah Murid
TK
3
452
455
21.605
SD
773
171
944
243.946
SMP
52
60
112
102.875
SMA
27
113
140
63.420
SMK
15
73
88
42.000
Total
870
869
1739
473.846
Dalam Bandung Cerdas 2008, salah satu langkah Pemerintah Kota Bandung adalah melalui pelayanan pendidikan untuk semua (education for all). Untuk itu, Pemerintah Kota berupaya menyusun kebijakan yang berkenaan dengan program pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan. Sebagai perwujudan dari upaya meningkatkan APK APM jejang pendidikan secara gradual hingga mencapai target, maka langkah yang ditempuh adalan meningkatkan angka melanjutkan lulusan jejang SMP/MTs/Sederajat ke jenjang SMK dan mencegah terjadinya drop out pada jenjang SMK terutama yang diakibatkan oleh keterbatasan ekonomi orang tua. Dalam upaya mendukung akses peningkatan minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK serta menambah jumlah rasio siswa SMK dibandingkan dengan SMA di Kota Bandung, serta mempertahankan dan mendorong anak dari keluarga tidak mampu pada usia jenjang pendidikan menengah, maka melalui Program Imbal Swadaya Pengembangan Kota Vokasi, Pemerintah Kota Bandung akan terus mendorong agar imbal swadaya (subsidi yang disalurkan langsung ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat berdampak manfaat yang langsung menyentuh pada kebutuhan sekolah. Dengan demikian Pemerintah Kota dapat menjamin kesesuaian keberhasilan pelaksanaan program tersebut dengan lebih efektif, efisien, dan akuntabel. Kota Vokasi
Kota Bandung merupakan perintis kota vokasi di Jawa Barat. Kota vokasi adalah suatu daerah/wilayah yang memiliki kemampuan besar untuk menjadi pusat pembelajaran kejuruan, penyedia tenaga kerja berkualitas dan pusat produksi barang dan jasa. SMK di Kota Vokasi menjadi pendukung utama peningkatan kualitas tenaga kerja, tumbuhnya perekonomian, mendorong munculnya entrepreneur baru dan mengundang investor di Kota Vokasi. Pada saat ini jumlah rasio siswa SMK dengan SMA baru mencapai 40 berbanding 60. Diharapkan pada tahun 2010 mendatang rasio dapat menjadi 50 berbanding 50 dan pada tahun 2015 menjadi 60 berbanding 40. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan dapat mencetak sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademis sekaligus keahlian khusus, dimana para siswa selain mempelajari teori juga melakukan praktik sehingga mereka berpengalaman dan mantap untuk langsung memasuki dunia kerja. Hal ini sebagai langkah kebijakan Pemerintah Kota Bandung dalam meminimalisir penumpukan angkatan kerja dengan tingkat pendidikan menengah. Untuk menghadapi persaingan globalisasi, telah disediakan berbagai sekolah menengah kejuruan dengan berbagai bidang keahlian seperti tata boga, tata busana, pariwisata, kesekretariatan, komputer, otomotif, analis kima, kimia industri, teknologi tekstil, dan sebagainya dimana lulusannya siap kerja, cerdas, dan kompetitif.
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
12
BIDANG PENDIDIKAN Kota Bandung pada saat ini telah mempunyai SMK dengan taraf internasional dan berstandar ISO 200, yaitu: * Standar SMM ISO 9001:2000, yaitu SMKN 7 (Program Studi Teknologi dan Industri; Jl. Soekarno-Hatta No. 596), SMKN 13 (Program Studi Teknologi dan Industri; Jl. Soekarno-Hatta KM 10) dan SMKN 3 (Program Studi Bisnis dan Manajemen; Jl. Solontongan No. 10) * Bertaraf Internasional, yaitu SMKN 6 (Program Studi Teknologi dan Industri; Jl. Soekarno-Hatta Bandung), SMKN 10 (Program Studi Seni dan Kerajinan; Jl. Budi Cilember Cimahi), dan SMKN 9 (Program Studi Pariwisata; Jl. Soekarno-Hatta KM10)
Selain itu, Kota Bandung memiliki SMK yang tidak terdapat di daerah/kota lain di Indonesia, yaitu SMK Penerbangan (SMKN 12; Jl. Padjadjaran No. 92) dan SMK Pekerja Sosial (SMKN 15; Jl. Gatot Soebroto No. 15) Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah, tapi lembaga swasta yang juga memberikan kontribusi besar dalam pengelolaan beberapa sekolah. Dan, sesuai dengan visi misi sebagai Kota Jasa yang bermartabat, maka melalui SMK, Kota Bandung siap melangkah menuju masa depan lebih maju.
Jumlah Murid Penerima Bawaku Sekolah Di Kota Bandung
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
13
BIDANG KESEHATAN
Bidang kesehatan merupakan salah satu kunci dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah merasa perlu untuk menetapkan prioritas bidang kesehatan ini dengan target tahun 2007. Sebab bagaimanapun, hanya warga yang sehatlah yang akan berpikir jernih, cerdas, dan mampu meningkatkan taraf hidupnya untuk kesejahteraan lahir dan batin. Berbagai upaya Pemkot Bandung bersama warga masyarakat telah dilakukan dalam upaya mewujudkan masyarakat Kota Bandung yang sehat secara fisik jasmani. Kegiatan untuk mewujudkan kesehatan ini telah dilakukan dengan berbagai cara, dari mulai melayani warga miskin, kerjasama dengan instansi dan lembaga yang bergerak di bidang kesehatan, melalui pelayanan Cuma-cuma kepada warga yang kurang mampu, meningkatkan tenaga medis dan paramedis melalui pendidikan, simposium, seminar kesehatan, dan berbagai bidang lainnya. Dari bergai kegiatan ini ternyata banyak sekali mamfaatnya. Hingga tahun 2007 banyak hasil yang telah dicapai, bahkan dunia luar pun banyak memberi penghargaan berupa piagam, piala, dan plakat serta bukti lainnya yang menyatakan positif atas upaya Pemkot Bandung dalm meningkatkan kesehatan bagi warganya. Di bawah ini adalah beberapa penghargaan yang diterima Pemkot Bandung.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
14
Bandung Sehat 2007 1. Strategi Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, strategi pembangunan kesehatan adalah: a. Menggerakkan pembangunan kota yang berwawasan kesehatan. b. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ( preventif, promotif, kuartif dan rehabilitatif), terutama masyarakat miskin. c. Meningkatkan sumber daya kesehatan, baik secara kuantitas maupun kualitas yang mencakup tenaga dan sarana kesehatan. d. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan, dalam rangka memelihara dirinya, keluarga dan lingkungannya. e. Meningkatkan sumber dan proporsi pembiayaan kesehatan melalui advokasi dan pemberdayaan masyarakat.
g. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan. h. Pembangunan serta rehabilitasi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. i. Peningkatan ketersediaan obat dan alat kesehatan. j. Peningkatan mutu tenaga kesehatan. k. Pemberian bantuan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu dan miskin. l. Peningkatan sistem dan manajemen kesehatan. m. Pencegahan, pengamatan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular. n. Peningkatan kesehatan keluarga dan status gizi masyarakat. o. Program pengawasan obat, makanan dan bahan berbahaya. p. Pengendalian dan pembinaan obat terlarang. q. Penanggulangan NAPZA. r. Pembinaan industri makanan dan minuman.
2. Program dan Kegiatan. Program dan kegiatan dalam upaya pencapaian Bandung Sehat (sesuai Renstra), adalah: a. Program lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat. b. Peningkatan kegiatan promosi kesehatan dan sanitasi di tingkat individu, keluarga dan masyarakat. c. Peningkatan kesadaran perilaku sehat dan pemberdayaan kesehatan serta kebersihan masyarakat. d. Peningkatan lingkungan perumahan dan permukiman, terutama kumuh perkotaan. e. Peningkatan kesehatan lingkungan dan sanitasi tempattempat Umum, tempat makanan dan minuman, rumah sakit dan industri. f. Peningkatan kepedulian terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Peningkatan dan pencegahan bahaya NAPZA dan HIV/AIDS.
3. Derajat Kesehatan Bandung Sehat pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota Bandung. Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat yaitu : a. Menurunnya angka kematian bayi, angka kematian ibu; b. Meningkatnya Status Gizi masyarakat dan ditandai juga dengan c. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) masyarakat sebagai penunjang Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dilihat dari pencapaian Umur Harapan Hidup (UHH), derajat Kesehatan di Kota Bandung mengalami peningkatan. Pada tahun 2003 UHH masyarakat Kota Bandung sebesar 72,52 dan pada tahun 2006 mencapai 72,57. Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
UMUR HARAPAN HIDUP PENDUDUK KOTA BANDUNG TAHUN 2001 - 2006 73 72.52
72.5
72.5
72.54
72.56 72.57
72 71.5 71 71 70.5 70 UHH
2001
2002
2003
2004
2005
2006
71
72.5
72.52
72.54
72.56
72.57
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
15
Begitu pun Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Bandung mengalami penurunan dari tahun 2003 sebesar 36,3 per 1000 kelahiran hidup menjadi 35 ,66 per 1000 kelahiran hidup (sumber BPS 2006) . Perkembangan AKB di Kota Bandung dapat dilihat pada grafik berikut ini : ANGKA KEMATIAN BAYI DI KOTA BANDUNG 36.4 36.3
36.2 36
35.88
36.1
35.8
35.66
35.6 35.4 35.2 2001
2004
2005
2006
Sumber : BPS 2006 Status Gizi Buruk pada balita juga telah mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan saar ini telah mencapai target nasional (target nasional < 1%). Penurunan Status gizi Buruk dapat dilihat pada grafik dibawah ini : STATUS GIZI BALITA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2001–2005
Peningkatan umur harapan hidup dan penurunan angka kematian bayi didukung oleh peningkatan hasil beberapa program pelayanan dan kegiatan di antaranya: a. Peningkatan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan Tahun 2003 sebesar 74,01% meningkat pada tahun 2007 menjadi sebesar 84,43%. b. Pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya agar ibu hamil dapat secara dini terdeteksi kondisi kesehatannya, sehingga dapat terpantau dan terpelihara kondisi kesehatan kehamilannya. Hasil cakupan pemeriksaan kehamilan yang ke-4 tahun 2003 sebesar 60.92% meningkat pada tahun 2007 menjadi sebesar 89,33%. c. Peningkatan upaya pemberian tablet besi (Fe) pada ibu
hamil merupakan salah satu upaya untuk mengurangi anemia pada ibu hamil, dimana masa kehamilan merupakan masa rentan bagi ibu hamil untuk terjadi anemia. Jumlah ibu hamil yang mendapat tablet Fe pada tahun 2004 69,48% meningkat menjadi 87,19% pada tahun 2007. d. Air susu Ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi. Jumlah bayi yang mendapat ASI Ekslusif dari 53,45% pada tahun 2004 menjadi 72,50% pada tahun 2006. e. Jumlah tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan terutama tenaga dokter, dan perawat sangat mendukung untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ratio dokter umum di Kota Bandung per 100.000 penduduk adalah 59 dokter per 100.000 penduduk (standar nasional adalah 40 dokter per 100.000 penduduk), secara akses dapat dikatakan telah cukup memadai. f. Dalam upaya deteksi dini status gizi pada balita yaitu dengan peningkatan peran dari Posyandu sebagai upaya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatannya. Prosentase posyandu purnama dan mandiri pada tahun 2004 sebesar 14,99 % meningkat menjadi 33,19 % pada tahun 2007. g. Begitu pun dengan masyarakat yang memanfaatkan Puskesmas sebagai pemeriksaan kesehatan rawat jalan mengalami peningkatan dari 58,84 % pada tahun 2004 meningkat menjadi 67 % pada tahun 2006. Dalam rangka mengantisispasi tuntutan pelayanan kesehatan msayarakat perkotaan di puskesmas, telah dikembangkan 4 puskesmas perkotaan di Kota Bandung dengan peningkatan sarana dan prasarana serta kualitas pelayanannya yaitu puskesmas pasundan, puskesmas kiara condong, puskesmas puter dan puskesmas garuda. Begitupun dikembangkan 5 puskesmas dengan pelayanan rawat inap untuk persalinan yaitu puskesmas Garuda, Puter, Kiaracondong, Pagarsih dan Puskesmas Pasundan. 1. Permasalahan a. Derajat Kesehatan Walaupun adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang ditandai dengan peningkatan umur harapan hidup dan penurunan angka kematian bayi serta peningkatan status gizi masyarakat Kota Bandung namun tetap saja masih perlu upaya dan kerja keras untuk tetap menekan lagi angka kematian bayi dan ibu.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
16
b. Pelayanan Masyarakat Miskin. Kota Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat yang juga merupakan kota pendidikan, pariwisata, perdagangan menjadikan daya tarik para pendatang dari luar kota, sebagai dampak dari itu akan terjadi daerah-daerah kumuh perkotaan. Mobilitas penduduk dari dan ke luar kota sangat rentan terhadap penyebaran penyakit menular yang tidak mengenal batasan wilayah. Begitu juga dengan jumlah penduduk miskin yang semakin bertambah, yang merupakan tantangan tersendiri bagi stake holder kesehatan untuk harus selalu berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat miskin. Sasaran masyarakat miskin di Kota Bandung pada tahun 2007 yaitu 346.230 jiwa dan sudah ditetapkan dengan Surat Keputusan Wali Kota Bandung. Namun kondisi miskin ini sangat dinamis dan masyarakat menjadi miskin ketika membutuhkan pertolongan persalinan. Bagi masyarakat miskin yang belum dijamin oleh pemerintah pusat ( tidak tercantum dalam SK Walikota sebagai penerima ASKESKIN ). Untuk itu telah dibantu dengan dana Buffer Stok melalui Bawaku Sehat yang dapat dipergunakan sebagai penyangga pelayanan kesehatan masyarakat miskin di Kota Bandung. Dengan demikian seluruh masyarakat miskin warga Kota Bandung sudah terjamin kesehatannya dari mulai pelayanan dasar sampai dengan rujukan (100%).
Adapun Penderita HIV-AIDS berdasarkan Faktor Risiko. Faktor penularan HIV-AIDS di Kota Bandung tertinggi adalah melalui jarum suntik (IDU's) yaitu sebesar 67,43%. Kegiatan Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS: Menyediakan layanan VCT di 5 Puskesmas, yaitu Puskesmas Kopo, Puskesmas Buah Batu, Puskesmas Sarijadi, Puskesmas Kiaracondong, Puskesmas Pasundan. Menyediakan layanan pemeriksaan IMS di Puskesmas Pasundan Bekerja sama dengan Global Fund. Menyediakan layanan kesehatan dasar bagi ODHA dan Infeksi Oportunistik di 71 Puskesmas.Menyelenggarakan sosialisasi HIV-AIDS bagi remaja terutama anak Usia SMA. Sosialisasi
terhadap guru, siswa dan masyarakat umum melalui penyuluhan, media cetak maupun media elektronik. Melakukan jejaring dengan 12 LSM HIV-AIDS di Kota Bandung.Menyediakan layanan Harm Reduction bekerja sama dengan IHPCP di 12 Puskesmas, Yaitu Puskesmas Sarijadi, Puskesmas Garuda, Puskesmas Buah Batu, Puskesmas Pasundan, Puskesmas Pasirkaliki, Puskesmas Kopo, Puskesmas Kiaracondong, Puskesmas Cikutra Lama, Puskesmas Cikutra Baru, Puskesmas Griya Antapani, Puskesmas Ujung Berung Indah, Puskesmas Puter d. Pengendalian Bahan berbahaya Kota Bandung sebagai kota perdagangan memungkinkan untuk semakin bertambahnya industri makanan dan minuman, sehingga apabila tidak diantispasi dikhawatirkan makanan dan minuman yang tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung bahan-bahan yang berbahaya. e. Sarana Kesehatan swasta Perkembangan sarana kesehatan swasta pun di Kota Bandung merupakan tantangan tersendiri, walaupun secara umum keberadaannya membantu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, namun keberadaannya harus dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan kesehatan di Kota Bandung, oleh karena itu perlu dibuat regulasi tentang pengaturan penyelenggaraan sarana kesehatan swasta ini. Permasalahan tersebut sangat berkaitan dengan hasil analisa pencapaian Teori Bloom, bahwa faktor lingkungan dan faktor perilaku masih sangat rendah, sedangkan kedua faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 1. Upaya Pemecahan Masalah Hal ini masih dirasakan perlu adanya upaya yang lebih keras dan sungguh–sungguh dari semua stake holder dan diharapkan dukungan dan komitmen bersama dari masyarakat maupun pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan menuju kesejahteraan masyarakat Kota Bandung. Untuk akselerasi dan pemecahan masalah di susun focus program pembangunan kesehatan di Kota Bandung, yaitu: a. Peningkatan akses, pemerataan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, terutama bagi masyarakat miskin. b. Peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan baik medis
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
17
maupun paramedis di pelayanan dasar dan rujukan. c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular. d. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan. e. Peningkatan penyehatan dan sanitasi lingkungan. f. Peningkatan pengamatan dan pencegahan penyakit khusus Flu Burung, HIV/AIDS dan Demam Berdarah Dengue. g. Penanganan masalah gizi kurang dan buruk pada ibu hamil,bayi dan balita. h. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan serta pengendalian bahan berbahaya. I. Penataan sistem manajemen pembangunan kesehatan. j. Regulasi dalam bidang kesehatan, terutama penyelengaaraan sarana kesehatan swasta.
2. Pencapaian Kinerja Bidang Kesehatan Tolok ukur dan Indikatornya di Bidang Kesehatan dapat dilihat dari kinerja yang berkaitan dengan misi meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan religius. Adapun data kuantitas dan kualitasnya bisa dilihat dari tabel di bawah ini:
No
Uraian
Tahun 2006
2007
Naik (Turun)
A
Angka Harapan Hidup
72,57
73,39
0,82
B
Indeks Peluang Hidup
79,28
80,64
1,72
C
Status Gizi Anak Balita
0,75
0,73
0,02
D
Cakupan Air Bersih
72,77
77,69
4.99
E
Peserta KB Aktif
89,92
90,32
0,40
F
Universal Child Immunization
70,50
94,60
24,19
1. Prestasi di Bidang Kesehatan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penghargaan Lomba Cepat Tepat SPK dan Program KIA Lomba Senam Bidan Lomba Doket Kecil Lomba Sekolah Sehat TK SD Lomba Sekolah Sehat TK SMP Lomba Sekolah Sehat TK SMA Lomba RS Sebagai Pembina Tenaga Kerja Perempuan Terbaik Kesatria Bakti Husada Arutala Lomba Kota Siaga Lomba Puskesmas Berprestasi
Tingkat
2005
Propinsi Jawa Barat Propinsi Jawa Barat Nasional Propinsi Jawa Barat Propinsi Jawa Barat Propinsi Nasional Nasional Propinsi Propinsi
Disamping prestasi tersebut di atas, beberapa keberhasilan lainnya yang diperoleh Kota Bandung untuk Bidang Kesehatan di antaranya adalah : a. Piagam Penghargaan Manggala Karya Kencana II tingkat nasional oleh Presiden Republik Indonesia, dari BKKBN Tanggal 27 Juni 2004, Nomor: 03/KT.103/B2/2004 bertempat di Balikpapan; b. Penganugrahan Piagam Penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia Nomor: 030/TK/Tahun 2007, atas dharma baktinya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia khususnya dalam Bidang Program Keluarga Berencana, Jakarta, 19 juni 2007;
Juara Harapan III Juara Harapan II Juara II Juara III Terbaik Kesatria Bakti Husada Arutala
Tahun 2006
Juara II Juara IV Juara I Juara IV
2007
proses Juara IV Nasional proses
Juara III Juara II 5 Besar Tingkat Propinsi
c. Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia atas dharma baktinya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia Khususnya dalam Bidang Program Keluarga Berencana, Ambon, 29 Juni 2007; d. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Harapan I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2007 (Tingkat SMP/MTs), Atas Keberhasilannya dalam Mengembangkan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, (Kep. Menkes RI Nomor : 920/MENKES/SK/VIII/2007, dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 13 Agustus 2007;
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
18
Tingkat Lokal dan Regional 1. Penganugerahan Sertifikat sebagai pembicara pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Dies Natalis Ke-48 Fakultas Kedokteran UNPAD dan Symposium dari Rektor UNPAD, Tahun 2006; 2. Penganugerahan Piala Penghargaan Juara Ke III Kota Bandung Sebagai Kota Siaga Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 4 Desember 2006; Tingkat Nasional 1. Piagam Penghargaan Pembangunan Kesehatan Mewujudkan Indonesia Sehat 2010 peringkat Manggala Karya Bakri Husada Arutala Nomor 1539/Menkes/SK/X/2005 tanggal 27 Oktober 2005, dari Menteri Kesehatan RI; 2. Piagam Penghargaan Manggala Karya Kencana II tingkat nasional oleh Presiden Republik Indonesia, dari BKKBN Tanggal 27 Juni 2004, Nomor: 03/KT.103/B2/2004 bertempat di Balikpapan;
3. Pe n g a n u g e r a h a n P i a g a m Pe n g h a r g a a n Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia Nomor: 030/TK/Tahun 2007, atas dharma baktinya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia khususnya dalam Bidang Program Keluarga Berencana, Jakarta, 19 juni 2007; 4. P e n g a n u g e r a h a n Ta n d a K e h o r m a t a n Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia atas dharma baktinya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia Khususnya dalam Bidang Program Keluarga Berencana, Ambon, 29 Juni 2007; 5. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Harapan I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2007 (Tingkat SMP/MTs), Atas Keberhasilannya dalam Mengembangkan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, (Kep. Menkes RI Nomor : 920/MENKES/SK/VIII/2007, dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 13 Agustus 2007;
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
19
Bandung Sehat 2007
Umur Harapan Hidup Masyarakat Kota Bandung Meningkat Bandung Sehat ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota bandung agar dapat hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup sehat, dan dapat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan secara adil dan merata. Indikator terwujudnya Bandung Sehat 2007, di antaranya dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Umur Harapan Hidup (UHH), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Gizi Buruk, serta Kesehatan Lingkungan yang meliputi air bersih, tempattempat umum sehat (TTU Sehat), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dilihat dari pencapaian UHH, derajat kesehatan di Kota Bandung mengalami pengingkatan. Pada tahun 2003, Umur Harapan Hidup masyarakat Kota Bandung sebesar 72.52 dan pada tahun 2006 mencapai 72.57. Hal ini menandakan adanya peningkatan derajat kesehatan Kota Bandung. Begitupun Angka Kematian Bayi di Kota Bandung mengalami penurunan dari tahun 2002 sebesar 36.3/1000 Kelahiran Hidup menjadi 36.66/1000 Kelahiran Hidup (sumber : BPS 2006). Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan penurunan angka kematian bayi didukung oleh peningkatan hasil beberapa program dan kegiatan, diantaranya: 1. Pertolongan persalinan oleh tanaga kesehatan tahun 2003 sebesar 74.01 % meningkat pada tahun 2006 menjadi sebesar 83.26 %. 2. Pemeriksaan kehamilan yang ke-empat tahun 2003 sebesar 60.92 % meningkat pada tahun 2006 menjadi sebesar 83.58 %. 3. Penurunan gizi buruk pada balita, dari 0.96 % tahun 2003 mejadi 0.75 % pada tahun 2006. Walaupun adanya peningkatan Umur Harapan Hidup dan penurunan Angka Kematian Bayi, namun masih ditemukan adanya peningkatan penyakit degeneratif serta penyakit infeksi, terutama infeksi saluran
pernapasan atas masih mendominasi, serta timbulnya penyakit flu burung, meningkatnya gizi lebih yang menjadi permasalahan baru di Kota Bandung selain HIV/AIDS dan DBD. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Bandung dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor, antara lain; faktor lingkungan 45 %, faktor perilaku 30 %, faktor pelayanan kesehatan 20 % dan faktor genetik 5 %. Meningkatnya Usia Harapan Hidup berdampak pada peningkatan jumlah usia lanjut yang harus menjadi bagian dari upaya pelayanan kesehatan. Pelayanan Kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan dilakukan terutama terhadap kesehatan reproduksi untuk menurunkan angka kematian bayi serta meningkatkan angka harapan hidup. Hal ini ditentukan oleh penurunan angka kematian ibu (Maternal Mortality rate) serta angka kematian kasar (crude death rate). Salah satu program kesehatan di Kota Bandung, adalah terfokus pada penurunan angka kematian bayi, yang ditargetkan pada tahun 2007 Bandung Sehat, yaitu sebesar 32/1000 Kelahiran Hidup (KH). Dan bila sesuai target Jawa Barat, adalah 20/1000 KH tahun 2010 dan IPM-nya 80. Sedangkan pola penyakit penyebab kematian bayi di Kota Bandung, terbanyak akibat penyakit noninfeksi. Pencegahan penyakit menular terhadap bayi telah dilaksanakan melalui program immunisasi dasar untuk mencegah berbagai penyakit antara lain TBC, dipteri, hepatitis B, dsb. Dari hasil Imunisasi di tiap kecamatan diukur dengan Indikator Universal Child Immunusation (UCI) dengan target 95% dan upaya untuk mencapai agar UCI menjadi 100%. Angka kematian bayi menunjukkan angka yang menurun pada tahun 2003 dengan persentasenya 34,58/1.000 kelahiran. Namun pada tahun 2005 persentasenya meningkat menjadi 35,88/1.000 KH. Begitu juga angka kematian ibu, dalam tiga tahun terakhir (200, 2005, 2006) telah meningkat. Pada tahun 2005 saja terdapat 14 ibu meninggal setelah melahirkan. Gizi buruk pada balita juga menjadi permasalahan yang kini sedang dihadapi.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
20
Permasalahan Kesehatan di Kota Bandung. Dapat disimpulkan, permasalahan pembangunan kesehatan yang dihadapi saat ini adalah : 1. Derajat Kesehatan Meliputi angka kematian bayi, kematian ibu, dan angka kematian berbagai penyakit masih tinggi. Di antaranya penyakit menular seperti HIV/AIDS, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus dan gizi buruk. 2. Lingkungan kesehatan Meliputi kualitas sarana air bersih baru mencapai 85% dan rumah sehat baru mencapai 14,89%, dan masih adanya daerah yang belum bebas jentik nyamuk 88,5%. 3. Perilaku sehat Kecamatan sehat dinilai masih rendah tingkat kemandiriannya begitu juga PHBS rumah tangga serta posyandu purnama dan mandiri. 4. Pelayanan kesehatan Asuransi kedehatan dan mutu pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin belum optimal, kemandirian puskesmas belum sesuai dengan fungsinya. Pencapaian indikator Makro Bandung Sehat 2007 Untuk melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan secara umum harus memperhatikan kebijakan, tujuan, dan sasaran. Pada tahun 2007 mendatang untuk mengukur keberhasilan Bandung Sehat 2007 indikatornya adalah: a. Umur Harapan Hidup 74,9 tahun b. Angka Kematian Bayi 32/1.000 KH c. Angka Kematian Ibu 200/100.000 KH d. Sarana air bersih 85% e. Pelayanan kesehatan ibu dan bayi 85% f. Peserta KB aktif 83% g. Imunisasi bayi 95% h. Balita gizi buruk < 1% i. Proporsi anggaran kesehatan terhadap APBD Kota Bandung 15% Pencapaian Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Standar pelayanan minimal telah menjadi kebijakan penting yang harus diterapkan sebagai urusan wajib Walikota Bandung dan perangkat daerah. Standar pelayanan minimal telah telah ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor. 65 tahun 2005 (28 Desember 2005) tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan.
Visi pembangunan kesehatan Kota Bandung dibuat ke dalam dua rencana masing-masing Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah (20052009), dan Rencana Jangka Panjang (2005-2025). Strategi yang ditempuh meliputi: a. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan. b. Pemberdayaan masyarakat dan daerah. c. Pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan. d. Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan. e. Penanggulangan darurat kesehatan. Dalam konteks ini ada 4 platform untuk mengatasi kesehatan dengan prioritas adalah : 1. Mobilisasi sosial dan pemberdayaan masyarakat. 2. Meningkatkan/memeratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan yang terjangkau. 3. Meningkatkan survailance dan monitoring. 4. Meningkatkan pendanaan kesehatan. Bandung Sehat 2007 seperti yang telah dilaksanakan, sesuai dengan visi Bandung Sehat 2007 dijabarkan sbb: a. Menggerakkan pembangunan Kota Bandung berwawasan kesehatan. b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. c. Memelihara dan meningkatkan kesehatan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat serta lingkungannya. d. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata serta terjangkau. Misi Bandung Sehat 2007 didukung oleh Strategi Pembangunan Kesehatan yang terdiri dari: a. Paradigma sehat, yaitu mengutamakan pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan. b. Profesionalisme. c. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JKPM) d. Desentralisasi. Pemerintah Kota Bandung telah melakukan berbagai terobosan untuk menyukseskan “Bandung Sehat 2007” yakni diawali dengan menciptakan Kelurahan Sehat, lalu Kecamatan Sehat, dan akhirnya Bandung Sehat. Selain upaya-upaya termaksud, saat ini Pemerintah Kota Bandung juga sedang menggulirkan program Bantuan Walikota Khusus bidang kesehatan untuk masyarakat miskin, atau biasa disebut Bawaku Sehat.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
21
Bandung Sehat 2007
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Melalui Askeskin dan Bawaku Sehat ASKESKIN Dalam rangka memenuhi hak masyarakat miskin sebagaimana diamanatkan konstitusi dan Undang-Undang, Departemen Kesehatan menetapkan suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat miskin dengan mekanisme Asuransi S o s i a l (A S K E S K I N ) s e b a g a i a w a l d a r i pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan Sosial secara menyeluruh yang bersifat wajib bagi seluruh masyarakat. Program ASKESKIN (termasuk di Kota Bandung) ini telah berjalan 2 tahun sejak tahun 2005 dimana program tersebut banyak memberikan manfaat bagi peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan tidak mampu. Untuk dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut, masyarakat harus memiliki Kartu Askeskin sebagaimana yang tertera dalam Surat Menteri Kesehatan Nomor 683/Menkes/VI/2007, dimana masyarakat yang berhak memperoleh Kartu Askeskin adalah masyarakat yang namanya tercantum dalam Keputusan walikota Bandung Nomor 440/Kep.433-Huk/2007 Penetapan Sasaran Masyarakat Miskin di Kota Bandung. Dalam menentukan kriteria miskin, Pemerintah Kota Bandung mengacu pada kriteria rumah tangga miskin versi BPS yang mencakup 14 variabel sebagaimana diterapkan di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. Tu j u a n u m u m A s ke s k i n a d a l a h u n t u k meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin (maskin). Sedangkan tujuan khususnya adalah: a. M e n i n g k a t n y a j u m l a h m a s k i n y a n g mendapatkan pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan. b. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan
(yankes) maskin. c. Menjamin pembiayaan yankes di fasilitas yankes rujukan bagi maskin & masyarakat kurang/tidak mampu. Adapun tata pelaksanaan kepersertaan ASKESKIN yaitu: 1. Peserta adalah maskin yang memenuhi kriteria miskin sesuai kriteria BPS yang selanjutnya disebut peserta askeskin, yang terdaftar dan memiliki Kartu Askeskin. 2. P e m e g a n g k a r t u A s k e s k i n b e r h a k mendapatkan pelayanan kesehatan. 3. Jumlah peserta 84.287 atau sekitar 346.230 jiwa (bps 2006) untuk kota bandung. 4. Setelah data lengkap walikota menerbitkan SK tentang nama dan alamat maskin sebagai sasaran program askeskin. 5. Diluar kartu askeskin, peserta yang terdaftar dalam SK Walikota tetapi belum memperoleh kartu peserta dapat menggunakan Surat Keterangan Miskin (SKM) 6. Penerbitan dan distribusi kartu menjadi tanggung jawab PT ASKES. 7. Kartu Askeskin yang telah diterbitkan dengan atau tanpa foto masih tetap berlaku sepanjang nama tersebut tercantum dalam keputusan walikota. Tata Laksana Pelayanan Kesehatan Askeskin A. Ketentuan umum 1. Setiap peserta berhak atas pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya (RJTP dan RITP), RJTL dan RITL di ruang RI kelas III di rumah sakit. 2. Pelayanan kesehatan menerapkan sistem rujukan. 3. Pada kasus gawat darurat, seluruh Pemberi Pe l a y a n a n K e s e h a t a n ( P P K ) w a j i b memberikan pelayanan walaupun tidak
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
22
memiliki PKS dengan PT ASKES 4. Pelayanan rawat inap dilaksanakan di puskesmas perawatan dan ruang rawat inap kelas III (tiga) di RS pemerintah termasuk RS khusus, TNI/Polri dan RS swasta yang bekerjasama dengan PT Askes 5. Peserta pemilik Kartu Askeskin tidak boleh dikenakan iuran biaya 6. Pelayanan transportasi rujukan emergency dan non emergency bukan dalam bentuk uang tetapi dalam bentuk pelayanan transportasi rujukan. B. Prosedur pelayanan 1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke puskesmas dan jaringannya 2. Untuk mendapatkan pelayanan, peserta harus menunjukkan Kartu Askeskin atau kartu identitas lainnya di awal pelayanan 3. Apabila peserta memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka peserta yang bersangkutan dapat dirujuk ke fasilitas yankes rujukan dengan disertai surat rujukan dan identitas miskin sebagaimana dimaksud dalam butir ke - (dua) yang ditunjukkan sejak awal. 4. Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke-3 (tiga) di atas meliputi: A. Pelayanan RJ SP di puskesmas yang memiliki pelayanan SP B. Pelayanan rawat inap/ ppersalinan di puskesmas C. Pe l a y a n a n r a w a t j a l a n l a n j u t d i RS/BKMM/BP4/BKIM D. Pelayanan rawat inap kelas III di RS E. Pe l aya n a n r u j u ka n s p e s i m e n d a n penunjang diagnostik 5. Pada kondisi gawat darurat peserta tidak diwajibkan disertai dengan surat rujukan. Rumah sakit berkewajiban memberikan jawaban atas pelayanan rujukan (rujuk balik) ke puskesmas atau yang merujuk dengan disertai keterangan kondisi pasien dan tindak lanjut yang harus dilakukan puskesmas atau yang merujuk.
6. Pada kasus gawat darurat, peserta wajib menunjukkan identitas miskin dalam waktu 3x24 jam hari kerja, tetapi pada kondisi gawat darurat tersebut pasien tidak mampu menunjukkan identitas miskin karena kondisi tertentu termasuk SKTM maka menjadi kewenangan direktur rumah sakit atau pejabat yang ditunjuk direktur rumah sakit untuk menetapkan status miskin. 7. Selama masa tenggang waktu maksimal 3x24 jam hari kerja maskin yang dalam kondisi gawat darurat belum mampu menujukkan identitas miskinnya, maskin tersebut tidak boleh dibebani biaya dan seluruh pembiayaannya menjadi beban RS dan untuk selanjutnya diklaimkan ke PT Askes. BAWAKU SEHAT Bantuan Walikota Khusus (Bawaku) Sehat Merupakan program pendamping Program Askeskin. Program Askeskin bersumber dana dari APBN, sedangkan BAWAKU SEHAT bersumber dari Dana APBD II Pemerintah Kota Bandung. Program Bawaku Sehat merupakan salah satu bentuk bantuan Walikota di bidang kesehatan yang dipergunakan sebagai dana penyangga pelayanan kesehatan masyarakat miskin di Kota Bandung yang dialokasikan untuk: 1. Membayarkan selisih pembayaran dari tagihan layanan kesehatan ASKESKIN (jika biaya kesehatan melebihi biaya yang ditanggung PT. Askes). 2. Memberikan bantuan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak dijamin oleh Pemerintah Pusat (tidak tercantum dalam Surat Keputusan Walikota sebagai penerima ASKESKIN). Dengan demikian, bagi masyarakat yang memiliki SKTM ataupun SKM namun tidak tercantum dalam SK Walikota akan mendapat bantuan dari Bawaku Sehat, dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut : 1. SKTM : perlakuan khusus dalam pembiayaan (pengurangan dan cara bayar), tidak berarti
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
23
dibebaskan/digratiskan. 2. SKM : bantuan pembiayaan kesehatan secara penuh. Dengan telah diterbitkannya Keputusan Walikota No 440/Kep. 710-Huk Tahun 2007 Tentang Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin (Buffer Stock) di Kota Bandung tahun anggaran 2007, maka keputusan tersebut menjadi panduan bagi seluruh pihak terkait dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Beberapa hal yang melatarbelakangi Pemerintah kota Bandung menggulirkan program Bawaku Sehat adalah : - Masih ada masyarakat miskin yang belum terdaftar dalam Surat Keputusan Walikota Bandung No 440/ Kep 433-Huk/ 2007 yang telah diperbaharui dengan Keputusan Walikota No 440/ Kep 709-Huk/ 2007 Tentang Penetapan Sasaran Masyarakat Miskin Kota Bandung. - Selisih tarif antara tarif dalam SK Menkes No 417/ Menkes/ SK/2007 dengan tarif Rumah Sakit (Perda atau Surat Keputusan Lainnya) SASARAN dari Program Bawaku sehat adalah masyarakat miskin dan kurang/tidak mampu yang secara administratif memiliki identitas warga kota Bandung. a. Masyarakat Miskin (maskin): * Pemegang kartu Askeskin * Pemegang SKM (Surat Keterangan Miskin) yang terdaftar dalam SK Walikota No 440/ Kep 709-Huk/ 2007 * Pemegang SKM (Surat Keterangan Miskin) yang belum terdaftar dalam SK Walikota No 440/ Kep 709-Huk/ 2007 b. Masyarakat kurang/ tidak mampu: Masyarakat yang masih memiliki sedikit kemampuan membayar (tidak mampu membayar penuh) biaya perawatan di rumah
sakit --> SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu); di luar SK Walikota, Bentuk Kegiatan yang dilakukan: 1. Pelayanan gawat darurat 2. Pelayanan rawat inap 3. Pemeriksaan penunjang diagnostik 4. Pemberian obat-obatan PROSEDUR PELAYANAN BAWAKU SEHAT 1. Selama masih Transisi (sampai akhir Desember 2007), Dinas Kesehatan (Tim Safe Guarding) memfasilitasi membuatkan Surat Jaminan Pembiayaan (SJP) setelah masyarakat miskin melalui proses pendataan yang dimulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, dan mendapat pengesahan dari BPS. 2. Pasien yang dimaksud mendapatkan Surat Rujukan dari Puskesmas bahwa penyakitnya harus dirujuki ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi. 3. Dalam keadaan gawat darurat pasien tidak perlu membawa Surat Rujukan dari Puskesmas dan Rumah Sakit tidak perlu meminta Surat Rujukan yang dimaksud. 4. Mulai 1 Januari 2008, masyarakat miskin yang telah ditetapkan status miskinnya, baik yang masuk program askeskin (tercantum dalam SK Walikota) maupun tidak tercantum dalam SK Walikota (dikeluarkannya SKM atau SKTM), dapat langsung membawa keterangan tersebut ke Rumah sakit Rujukan yang ditujukan oleh Surat Rujukan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus membawa Surat jaminan Pembiayaan (SJP) dari Dinas Kesehatan Kota. 5. Untuk menyampaikan keluhan atau pengaduan dapat disampaikan ke Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) secara berjenjang (Tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota dan PT ASKES)
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
24
BIDANG KEMAKMURAN
Tidak kalah pentingnya adalah bidang kemakmuran. Pemkot Bandung telah mencanangkan priogram priritas Bidang kemakumaran ini hingga 2008. Alhamdulillah sedikit demi sedikit tingkat kesejahteraan warga Kota Bandung menunjuk grafik meningkat. Peningkatan ini dicapai dengan memanfaatkan potensi sebagai ”Kota Jasa” yang ”Bermartabat” (Bersih, Taat, dan Bersahabat) sehingga mampu memberi meningkatkan kemakmuran bagi warganya. Caranya dilakukan dengan berbagai upaya di antaranya mengembangkan perekonomian kota yang berbasiskan potensi daerah melalui program-program pembangunan yang mencakup; program pembinaan
d a n p e n ge m b a n ga n u s a h a i n d u s t r i , u s a h a perdagangan, koperasi, usaha kecil, peningkatan ivestasi kota, pengembangan pemasaran pariwisata, pengembangan produk kepariwisataan, dan program pengembangan agrobinis. Dari pemahaman tersebut di atas maka Pemkot Bandung menetapkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebasar 11% pada tahun 2008 Alhamdulilah angka ini telah tercapai. Bahkan Pemkot Bandung pun telah mendapat berbagai penghargaan sebagai tanda bahwa kemakmuran bagi warga kotanya telah meningkat dari tahun ke tahun. Adapun penghargaan yang telah diterima ini di antaranya:
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
25
1.
Prestasi di Bidang Kemakmuran
Tingkat Lokal dan Regional 1. Piagam Penghargaan dari STKIP Siliwangi Bandung dalam Melaksanakan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan, Tanggal 27 Maret 2004 Nomor: 002/1031-Huk/2004 II.07/STKIP/KS/2004; 2. Piagam Penghargaan Citra Pelayanan Prima Tingkat Propinsi Jawa Barat Nomor 861/Kep.543Org/2004 tanggal 28 Mei 2004, dari Gubernur Jabar; 3. Piagam Kinerja Pembangunan Masyarakat Kelurahan Tingkat Jawa Barat sebagai Terbaik Nomor: 147.44/Kep.809/BPM/D/2004 tanggal 12 Agustus 2004, dari Gubernur Jabar; 4. Harapan III Tingkat Jabar Lomba Tertib Lalu-lintas Kelompok Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2004 Nomor Piagam 002/Kep.965Kepeg/2004 tanggal 16 September 2004, dari Gubernur Jabar; 5. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat Atas Partisipasi dalam Peringatan Konferensi Asia Afrika Tahun 2005, Tanggal 19 Juli 2005, Nomor: 002/Kep.686-Kepeg/2005; 6. Piagam Penghargaan Peningkatan Ekonomi Petani Perkotaan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 dari Gubernur Jawa Barat, Tanggal 14 Juli 2006 Nomor: 002/Kep.642-Kepeg/2006; 7. Piagam Penghargaan Gubernur Jawa Barat Nomor 002/Kep. 795-Kepeg/2006, Atas Partisipasi dalam
8.
9.
10.
11.
Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota Tingkat Nasional Tahun 2006, Bandung, 15 September 2006; Penganugerahan Piagam Penghargaan Katagori Unit Pelayanan Percontohan Utama citra Pelayanan Prima (CPP) Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Nomor: 002/Kep. 823-Kepeg/2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 21 September 2006; Penganugerahan Piagam Penghargaan kategori Kabupaten / Kota Percontohan Utama Citra Pelayanan Prima (CPP) Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Nomor: 002/Kep. 823-Kepeg/2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 21 September 2006; Penganugrahan Penghargaan sebagai Pemerintah Kota yang Berhasil dalam Pemungutan dan Pengelolaan Administrasi PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan Tahun Anggaran 2006 dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 2007; Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Peringkat I Kelompok Kabupaten/Kota Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota Dalam Rangka Peringatan Hari Perhubungan Nasional Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2007 Nomor 002/Kep.469-Kepeg/2007 tanggal 13 September 2007 dari Gubernur Jabar;
Tingkat Nasional 1. Piala Citra Pelayanan Prima Tingkat Nasional, dari Presiden RI, Tahun 2004; 2. Piagam Penghargaan Wahana Tata Nugraha dan Tertib Lalu-lintas dan Angkutan Kota Tahun 2004 sebagai Kota Raya Nomor KP.23 Tahun 2005 Tanggal 1 Maret 2005, dari Menteri Perhubungan RI;
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
26
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Piagam Penghargaan Menteri Koperasi dan UKM RI a t a s ke b e r h a s i l a n d a l a m M e m b i n a d a n mengembangkan Koperasi dan UKM, Jakarta 20 Juni 2005; Piagam Penghargaan Lomba Tertib Lalu-lintas dan Angkutan Kota Bandung Tahun 2005 Tingkat Nasional Nomor KP.25 Tahun 2006 tanggal 24 Januari 2006, dari Dirjen Perhubungan Darat Dept. Perhubungan RI; Penganugerahan Piagam dan Lencana Tanda Kehormatan SATYALANCANA PEMBANGUNAN Tingkat Nasional dari Presiden RI Nomor: 030/TK/2006, Tanggal 20 Juni 2006 di Pekalongan Jawa Tengah; Penganugerahan Sertifikat Peran Serta Sosialisasi Putusan MPR RI, dari DR. M. Hidayat Nur Wahid, MA., Tahun 2006; Penganugerahan Piala Penghargaan Indonesia Consumer Protection Award, Penghargaan Kepada BPSK Terbaik Tahun 2006, dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Bali 5 November 2006; Penganugerahan Penghargaan Piala Citra Bhakti Abdi Negara Nomor: 09/KEP/M.PAN/12/2006, ke p a d a Pe m e r i n t a h Ko t a Ya n g B e r h a s i l Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2006 dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Oleh Presiden RI, Istana Negara Jakarta, Jumat 22 Desember 2006; Penganugerahan Penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima Nomor: 10/KEP/M.PAN/12/2006, kepada Unit Kerja Pelayanan Publik Tahun 2006 dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Oleh Presiden RI, Istana Negara Jakarta, Jumat 22 Desember 2006;
10. Penganugerahan Sertifikat Sebagai Peserta Orientasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten dan Kota Seluruh Indonesia, Nomor: 120/2151/SJ dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Jakarta 16 November 2006; 11. Penganugerahan Plakat Tertib lalu Lintas Dan Angkutan Kota Tahun 2007 Sebagai Kota Raya, Nomor: KP. 396 Tahun 2006 dari Menteri Perhubungan RI, Jakarta 2007; 12. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Kota Koperasi Tahun 2007, dari Presiden Republik Indonesia, Bali, 12 Juli 2007; 13. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Walikota Berprestasi Dalam Bidang Pembangunan Pertanian, dari Menteri Pertanian Republik Indonesia, Jakarta, Juli 2007; 14. Penganugerahan Piagam Penghargaan, Atas Partisipasi dan Peran Aktifnya dalam Membina KSU Losari, Desa Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Sebagai Pemenang III Kategori Kelompok Optimalisasi Usaha Pemasaran Hasil Perikanan (OPTISARKAN) Lomba Bidang Prikanan Tangkap Tingkat Nasional Tahun 2004, Dari Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Jakrta, Desember 2004; Tingkat Internasional 1. 2.
Piagam The Asean Award on Your Development tanggal 28 Oktober 2004 dari ASEAN; Penganugrahan Certificate in Urban Sustainability, dari Royal Institute of Technology (KTH) (Professor Ronald Wennersten) Swedia, Mei 2006 di Stockholm, Sweden;
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
27
Bandung Makmur 2008 1. Strategi Strategi dalam mewujudkan “Bandung Makmur 2008” dilakukan dengan menetapkan sasaran pencapaian LPE 11% tahun 2008. Untuk itu berbagai kajian dan upaya menginventarisir permasalahan telah dilaksanakan secara simultan dalam rangka membangun pemahaman bersama tentang keinginan, harapan serta tujuan terhadap arah perkembangan Kota Bandung dan selanjutnya telah melahirkan suatu visi untuk membangun Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat, yang dalam hal ini mengandung pemahaman sebagai kota jasa yang dapat memberikan kemakmuran terhadap segenap warganya. 2. Program dan Kegiatan Dalam rangka mengemban Misi untuk mengembangkan perekonomian kota yang adil, secara konsisten Pemerintah Kota Bandung terus mengupayakan peningkatan kegiatan perekonomian kota yang berbasiskan potensi daerah melalui program-program pembangunan yang mencakup : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pelaksanaan program untuk mewujudkan LPE 11% Tahun 2008, (upaya yang telah, sedang dan akan dilaksanakan) terhadap hasil pencapaian ini dan permasalahan yang berkembang dan langsung dirasakan dampaknya, maka solusi yang dilakukan diarahkan pada upaya - upaya : a. Membantu sektor riil untuk mendapatkan modal secara mudah dan murah (PKBL 5%). b. Perbaikan iklim investasi untuk lebih menggairahkan dunia usaha dan koperasi antara lain dengan insentif pajak dan retribusi. c. Khusus bagi UKM diharapkan dapat dibebaskan dari retribusi dalam jangka waktu tertentu hingga kegiatan ekonominya tumbuh. d. Menata ulang lokasi kegiatan ekonomi/pariwisata kota Bandung sesuai kelompok produk/cluster, untuk memudahkan wisatawan. e. Memperbaiki regulasi yang dipandang menghambat pergerakan aktivitas f. ekonomi masyarakat.
3. Pencapaian Kinerja “Bandung Makmur 2008” Program pembinaan dan pengembangan usaha Dengan menggunakan tolok ukur dan Indikator dari kinerja yang terkait dengan misi mengembangkan perekonomian industri. Program pembinaan dan pengembangan usaha kota yang adil, selanjutnya gambaran tentang kinerja yang telah dicapai dalam mewujudkan “Bandung Makmur perdagangan. Program pembinaan dan pengembangan usaha 2008” menunjukkan keadaan sebagaimana tabel berikut : koperasi. Program pembinaan usaha kecil. Program peningkatan investasi kota. Naik Tahun (Turun) No Uraian Satuan Program pengembangan pemasaran 2006 2007 % pariwisata. Program pengembangan produk 1 Laju 0,41 % 7,83 8,24 Pertumbuhan kepariwisataan. Ekonomi Program pengembangan agrobisnis.
Fakta selama ini berikut berbagai kajian yang telah dilakukan terhadap pengentasan kesenjangan ekonomi yang dihadapi masyarakat menunjukan bahwa hal ini hanya mungkin dilakukan melalui upaya percepatan di bidang pertumbuhan ekonomi, agar dapat terdistribusikan secara adil dan merata kepada seluruh lapisan masyarakat. Dengan dasar pemahaman inilah maka Pemerintah Kota Bandung kemudian menetapkan target pencapaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 11% di tahun 2008.
2
PDRD ADHB
Rp.
3
PDRB Per Kapita ADHB
Rp.
4
PRDB Konstan
Rp.
5
Rp.
6
PRDB per kapita Konstan Nilai Investasi
7
Inflasi
8
43.491.378.000.000 51.312.181.000.000 22.544.447
15,39
23.043.104.000.000 24.841.518.000.000
7,80
10.253.533
11.006.077
7,34
Rp.
4.181.030.498.773
5.405.271.206.138
29,28
%
5,33
5,21
0,12
Indeks Daya Beli
%
63,99
64,04
0,07
9
Jumlah Keluarga Miskin
KK
84.297
83.500
(0,01)
10
Jumlah Pengangguran
Jiwa
175.644
174.067
(0,01)
11
Perbaikan rumah kumuh
Rumah
682
1.048
53,67
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
19.537.230
17,98
28
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
Prioritas pembangunan di Bidang Lingkungan Hidup dicanangkan berhasil hingga tahun 2008. Bidang ini lebih menitikberatkan pada pembangunan berwawasan dan keseimbangan lingkungan yang berkesinambungan. Dalam upaya mencapai pembangunan bidang yang satu ini telah diupayakan berbagai kegiatan di antaranya melalui; Gerakan penghijauan, hemat dan nabung air, gerakan Cikapundung bersih, gerakan sejuta bunga untuk Bandung, gerakan udara bersih, program P4LH (Penanaman, Pembibitan, Pemeliharaan, dan Pengawasan Lingkungan Hidup), dan program K3 (Ketertiban, Kebersihan, Keindahan). Program ini dilakukan sebab dewasa ini Kota Bandung tengah menghadapi berbagai masalah yang terkait dengan lingkungan hidup di antaranya: Penanganan Sungai Cikapundung yang bersih belum sesuai harapan, masih kurangnya jalur hijau dan tanaman kota serta ruang terbuka hijau (RTH). Untuk hal ini perlu adanya konpensasi bagi pemasang reklame.
Masalah lainnya, belum tersosialisasinya pembuatan sumur resapan dari warga. Dalam prateknya, Pemkot Bandung bekerjasama dengan berbagai pihak baik instansi, badan. LSM dan kelompok serta organisasi sosial masyarakat telah melakukan dengan berbagai kegiatan. Contohnya untuk kegiatan gerakan Penghijauan Kota, dari Januari hingga Juli 2006 telah ditanam pohon pelindung dan pohon produktif dengan target 65.084 batang pohon pelindung dan produktif yang disebar di 26 kecamatan se-Kota Bandung. Hasilnya ternyata melebihi target, hingga akhir 2006 saja telah ditanam 41.229 pohon pelindung, dan 32.189 batang pohon produktif. Tahun 2007 dan 2008 penanaman masih terus berlangsung.
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
29
Bandung Hijau 2008 Berdasarkan rencana strategis Kota Bandung pada tahun 2006, harus tercipta kondisi Kota Bandung yang hijau dimana salah satunya populasi pohon pelindung dan produktif bertambah, serta ruang terbuka hijau mencapai angka 10% dari luas wilayah Kota Bandung. 1. Strategi Untuk mewujudkan misi Kota Bandung, maka diperlukan strategi dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan penataan kota sehingga upaya-upaya perluasan dan pemerataan pelayanan prasarana dan sarana kota serta pengembangan aktivitas kota yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan segera terwujud. 2. Program dan Kegiatan Dalam mencanangkan lingkungan hidup, Pemerintah Kota Bandung telah membuat program “Bandung Hijau 2006”, prioritas program ini meliputi 5 Gerakan Lingkungan Hidup terdiri dari : a. Gerakan Cikapundung Bersih; b. Gerakan Penghijauan Kota dan Hemat serta Menabung Air (sumur resapan); c. Gerakan Udara Bersih; d. Gerakan Sejuta Bunga Untuk Bandung (GSBUB); dan e. Gerakan Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan, dan Pengawasan Lingkungan Hidup (GP4LH).
Pelaksanaan program Bandung Hijau 2006 ditandai dengan pencapaian indikator kinerja sebagai berikut : 1. Meningkatnya luas lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang sebelumnya hanya 1,52% menjadi 7,86% dari luas wilayah Kota Bandung pada tahun 2006. 2. Meningkatnya penanaman pohon produktif dan pelindung dari 850.916 pohon menjadi 1.005.509 pohon dari target 1 juta pohon pada tahun 2006. 3. Meningkatnya partisipasi swasta dalam pemeliharaan taman, yaitu dari 50 taman menjadi 55 taman pada tahun 2006. 4. Meningkatnya partisipasi dalam pembuatan sumur resapan, dari 7.365 buah menjadi 10.292 buah pada tahun 2006. 5. Meningkatnya upaya pengendalian kualitas udara melalui pelaksanaan uji kualitas udara ambien, dari 16 titik menjadi 48 titik pada tahun 2006. 6. Meningkatnya partisipasi masyarakat pada Gerakan Cikapundung Bersih, dari 2 kali menjadi 5 kali pada tahun 2006. Berdasarkan pencapaian indikator kinerja tersebut, walaupun secara kualitatif maupun kuantitatif program Bandung Hijau 2006 telah dapat dicapai, namun upaya penanganan dan pengendalian masalah lingkungan hidup terus dilakukan. Upaya tersebut untuk mengatasi berbagai
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
30
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
masalah lingkungan hidup yaitu : (1) Menurunnya kualitas udara; (2) Terjadinya penurunan muka air tanah; (3) Meningkatnya pencemaran sumber air permukaan; (4) Pencemaran tanah terutama oleh limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun); dan (5) Terjadinya banjir di musim hujan. Program dan kegiatan yang terus dilakukan sebagai upaya dalam mengatasi berbagai masalah lingkungan hidup yaitu : a. Alam mengatasi penurunan kualitas udara dilakukan upaya : penghijauan melalui penanaman pohon pelindung dan pohon produktif; uji emisi gas buang kendaraan bermotor di titik-titik padat lalu lintas untuk 1.000 kendaraan setiap tahunnya; substitusi bahan bakar kendaraan dengan mencari bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan (biofuel dan bioetanol); pemakaian bensin bebas timbal; persyaratan lolos uji emisi pada saat perpanjangan STNK; dan penyusunan rencana strategis jangka panjang untuk pengendalian kualitas udara Kota Bandung (Urban Air Quality Improvement/ UAQi). b. Dalam mengatasi penurunan muka air tanah dilakukan upaya: pembuatan 3 buah embung-embung di kawasan Bandung Utara; pembuatan sumur resapan, tidak memberikan izin pengambilan air bawah tanah baru untuk kegiatan komersial pada daerah kritis maupun rawan; penertiban sumur bor yang tidak berijin; dan pengurangan 10 % dari jumlah debit air yang diizinkan pada saat daftar ulang.
c. Dalam mengatasi peningkatan pencemaran sumber air permukaan dilakukan upaya: pemantauan kualitas air buangan dari IPAL pada kegiatan industri, hotel, rumah sakit, dan restoran; pemantauan kualitas 16 sungai di Kota Bandung, pengendalian dan peningkatan kualitas pengolahan limbah industri melalui program Proper, Prokasih, dan Superkasih; kewajiban pembuatan IPAL bagi kegiatan usaha; dan fasilitasi penyelesaian kasus pencemaran air oleh kegiatan usaha berdasarkan pengaduan masyarakat. d. Dalam mengatasi pencemaran tanah terutama oleh limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dilakukan upaya : inventarisasi, identifikasi, dan pemantauan sumber-sumber kegiatan pengguna dan penghasil limbah B3; pengawasan dan pembinaan mengenai pengelolaan bahan dan limbah B3 kepada pelaku usaha; dan pengujian 40 sampel tanah di sekitar lokasi industri pengguna dan penghasil limbah B3. e. Dalam mengatasi terjadinya banjir di musim hujan dilakukan upaya: penanaman Cover Croop seluas 0,5 Ha di Cibiru; dan sosialisasi penerapan terasering di Kecamatan Cibiru, Ujungberung, dan Cidadap. 3. Pencapaian Kinerja “Bandung Hijau 2006” Kinerja untuk mencapai Bandung Hijau 2006 ini diawali dengan misi penataan kota, dan hasilnya bisa dilihat di bawah ini:
Pencapaian Kinerja Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2006-2007
Tahun No 1 2 3 4 5
Uraian Ruang Terbuka Hijau Penanaman Pohon Produktif dan pelindung Pembuatan Taman Mobile Sumur Resapan Gerakan Cikapundung Bersih
Naik (Turun) %
Satuan
2006
2007
% Pohon
7,86 1.005.509
8,76 1.091.224
1,5 8,53
Taman Buah Kali
10.292 5
28 15.450 5
50,11 -
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
31
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
4. Prestasi di Bidang Lingkungan Hidup Lokal dan Regional a. Piagam Penghargaan Asosiasi LPM Kecamatan Kiaracondong atas jasa sebagai Motivator Bagi Masyarakat dalam Bidang Lingkungan Hidup, Bandung 3 Mei 2006; b. Piagam Penghargaan dari DPD MAPANCAS sebagai Bapak Pelopor Pemuda Penghijauan Taman Kota, Tanggal 7 Juni 2006; c. Penganugerahan Piagam Penghargaan Persis Award 2007, Sebagai Pelopor dan Penggagas Bandung Hijau Khususnya Wilayah Tegalega, dari Ketua PD Persis Kota Bandung, Bandung 2007; d. Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Dewan Pengurus Kota KORPRI Kota Bandung Nomor: 086/SK/Tahun 2007, Tentang Pemberian Penghargaan Sebagai Penggagas Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup, Bandung, 27 November 2007;
Tingkat Nasional a. Piagam Penghargaan Adipura Lingkungan Hidup (Best Effort) Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan tanggal 5 Juni 2004, dari Menteri Negara Lingkungan Hidup RI; b. Apresiasi Yang Setingginya Kepada Seluruh Komponen Masyarakat dan Pemerintah Daerah Kota Bandung atas kebersamaan dan partisipasi dalam upaya mengatasi masalah sampah tanggal 22 Juli 2006, dari Menteri Negara Lingkungan Hidup; Tingkat Internasional Award Water, Solid Waste Management and Energy dari Mayor of Mellbourne and Mayor of Honolulu (Mayor's Asia Pasific), 11 Mei 2006, Mellbourne - Australia;
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
32
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
Bandung Dalam Pembangunan Berwawasan Lingkungan Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah pembangunan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan secara berkesinambungan. Untuk dapat mewujudkannya, maka dalam pelaksanaannya perlu adanya tahapan-tahapan, yaitu tercapainya Bandung Hijau 2006; Bandung Bersih 2008; Bandung Tertib 2008; dan Bandung Berbunga 2008, yang diimplementasikan melalui program dan gerakangerakan, seperti : 1. Gerakan Penghijauan, Hemat dan Menabung Air 2. Gerakan Cikapundung Bersih 3. Gerakan Sejuta Bunga Untuk Bandung 4. Gerakan Udara Bersih 5. Program P4LH (Penanaman, Pembibitan, Pemeliharaan, dan Pengawasan Lingkungan Hidup) 6. Program K3 (Ketertiban, Kebersihan, Keindahan) Berdasarkan rencana strategis Kota Bandung, untuk meningkatkan kualitas ekosistem kota harus tercipta kondisi Bandung Hijau dimana salah satu indikatornya adalah bertambahnya populasi pohon pelindung dan produktif serta tercapainya ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 10% dari luas wilayah Kota Bandung. Sebagai realisasi dari rencana tersebut, Pemerintah Kota Bandung telah melakukan kegiatan Gebyar Penghijauan di Kawasan Taman Tegallega yang merupakan salah satu perwujudan Bandung Hijau. Lingkungan Hidup Kota Bandung Luas wilayah Kota Bandung adalah 16.729 hektar, dengan RTH kurang dari 2%. Jumlah ini tentu saja tidak akan memadai untuk menstimulasi keadaan, dimana secara kuantitatif Kota Bandung telah mengalami kekurangan oksigen, karena aktivitas polutan penghasil karbon lebih besar, ditambah timbunan debu yang juga terus meningkat. Sejak dicanangkan gerakan penghijauan pada tahun 2004, pada saat ini telah tercapai penanaman lebih dari 1 juta pohon yang terdiri dari pohon pelindung dan pohon produktif.
Program Untuk Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan Hidup Tahun 2008 Pemerintah Kota Bandung dalam melaksanakan program penghijauan mendapat bantuan tanaman dari Tingkat Pusat yang dialokasikan ke kecamatankecamatan/kelurahan melalui Program Rehabilitasi Lahan Kritis (PRLK), juga bantuan dari Propinsi Jawa Barat yang dialokasikan pada 12 jalur arteri sedangkan yang melaui APBD Kota Bandung diberikan kepada kecamatan/ kelurahan untuk diteruskan kepada masyarakat dan LSM-LSM. Pada dasarnya program penghijauan menuntut adanya partisipasi aktif dari masyarakat, tidak hanya dalam hal penanaman tetapi juga sampai pada perawatan/pemeliharaan, dimana Dinas Pertamanan Kota Bandung berfungsi sebagai pembina teknis lapangan. Dalam rangka mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Pemerintah Kota Bandung telah melaksanakan berbagai program, antara lain: 1. Gerakan Penghijauan Kota Gerakan ini bertujuan mereduksi zat pencemaran udara, menahan erosi, menyediakan air tanah dan menurunkan suhu udara. Penghijauan kota, hemat dan menabung air, serta pembuatan sumur resapan di Kota Bandung telah dilaksanakan meliputi penanaman pohon pelindung dan pohon produktif di 30 kecamatan. 2. Pembuatan Sumur Resapan Program ini telah berhasil dilakukan di 30 Kecamatan dengan jumlah sumur resapan sebanyak 7.365 sumur, dimana jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap ketersediaan air di musim kemarau dan menampung air di musim penghujan.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
33
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
3. Lingkungan Hidup dan Udara Bersih Upaya ini dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menjaga udara tetap bersih dengan cara menaman pohon pelindung dan pohon produktif. Target penanaman sejuta pohon telah tercapai pada tahun 2006. Pohon pelindung yang ditanam terdiri dari berbagai jenis, dimana penanamannya disesuaikan dengan fungsi masing-masing lahan atau area. Seperti : pohon angsana, mahoni, flamboyan, jati, bungur, mahoni, golodogan tiang, kenari, pinus, damar. Sedangkan pohon produktif meliputi pohon mangga, sukun, nangka, rambutan, lengkeng. 4. Gerakan Cikapundung Bersih Program ini bertujuan menciptakan kualitas air sungai yang lebih baik maupun pengamanan daerah sempadan sungai. Gerakan Cikapundung Bersih dilakukan melalui revitalisasi Sungai Cikapundung yang pelaksanaannya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung no. 660.2/Kep.060-Huk/2004, 23 Januari 2004. Artinya, gerakan tersebut sangat diharapkan keberhasilannya agar Sungai Cikapundung dapat berfungsi secara optimal, baik dari segi manfaat maupun dari segi estetika kota. Selain gerakan dan program di atas, Pemerintah Kota akan melakukan percepatan dalam mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan melalui beberapa upaya, yaitu: pencanangan dan gerakan bhakti sosial untuk masyarakat penghuni bantaran sungai, normalisasi badan sungai, inventarisasi bangunan liar di bantaran sungai, pembangunan bendungan air, peningkatan kualitas air sungai, serta refungsionalisasi tata ruang bangunan dari yang semula membelakangi sungai menjadi menghadap sungai. Rumah Menghadap Sungai Konsep bangunan menghadap sungai merupakan salah satu upaya Pemerintah Kota dalam menata, menjaga kelestarian, dan perlindungan kawasan pinggiran sungai sebagai kawasan lindung/kawasan konservasi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 Tentang RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Pasal 36 ayat (3) menjelaskan bahwa Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi pula sebagai RTH (Ruang Terbuka Hijau) salah satunya adalah jalur sempadan sungai (kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai). Pengendalian daerah sempadan sungai perlu dilakukan dengan berpegang pada prinsip bahwa: 1. Daerah sempadan sungai diperuntukkan bagi penghijauan, penempatan perlengkapan tanaman (bangku duduk, pot tanaman, bak sampah, lampu penerang taman dan sejenisnya) 2. Pada daerah sempadan sungai dilarang mendirikan bangunan permanen, semi permanen, dan non permanen yang bukan untuk kepentingan pelestarian dan pemeliharaan sungai. Adapun maksud penataan arah buka-an tiap-tiap unit rumah/bangunan ke arah sungai adalah : - Memperoleh arah pandangan yang lebih baik. - Adanya kelengkapan prasarana jalan inspeksi yang membatasi lokasi bangunan dengan daerah sempadan sungai (lahan untuk jalan dan halaman/teras rumah). - Terciptanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keindahan sungai. Dengan tetap berpedoman pada RTRW dan RDTRK, program tersebut sudah diterapkan di sebagian wilayah Gedebage yang beberapa perumahannya berada di sepanjang sempadan sungai seperti Pinus Regency dan Singgasana Pradana. Adapun bagi kawasan hunian lama/yang sudah ada, perkembangan kawasan terbangun di pinggir sungai harus dibatasi dan bila perlu dilakukan upaya relokasi bila kondisi bangunan yang ada sangat rawan.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
34
BIDANG SENI BUDAYA
Sama seperti Lingkungan Hidup, bidang Seni Budaya juga diprioritaskan tercapai hingga tahun 2008 sebagai ”Bandung Kota Seni dan Budaya”, khususnya budaya Sunda. Langkah dan strategi yang telah dan akan dilakukan adalah: pengembangan kreativitas seniman dan budayawan dalam berapresiasi, revitalisasi lapangan Tegallega sebagai pusat seni dan budaya di sentra-sentra pariwisata, pengembangan kegiatan apresiasi seni dan budaya Sunda kepada siswa sekolah dasar, pembangunan database peninggalan-peninggalan bersejarah di Kota Bandung. Dari kegiatan ini alhamdulillah mendapat respons yang positif dari warga masyarakat. Tolok ukurnya juga ditandai dengan berbagai penghargaan di antaranya.
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
35
Bandung Kota Seni Budaya 2008 Hal yang tidak dapat disangkal bahwa Kota Bandung menjadi pusat seni budaya, khususnya budaya Sunda. Beberapa tempat untuk melestarikan budaya seni ini banyak terdapat di Kota Bandung. 1. Strategi Untuk mencapai Bandung Kota Seni Budaya 2008 perlu dilakukan strategi-strategi kegiatan: a. Pengembangan kreativitas seniman dan budayawan dalam berapresiasi tahun 2008. b. Revitalisasi lapangan Tegallega sebagai pusat seni dan budaya tahun 2008. c. Pengembangan pagelaran seni dan budaya di sentrasentra pariwisata. d. Pengembangan kegiatan apresiasi seni dan budaya sunda kepada siswa sekolah dasar. e. Pembangunan database peninggalan-peninggalan bersejarah di Kota Bandung. 2. Program dan kegiatan Melalui kebijakan tersebut diharapkan kearifan lokal yang melekat pada seni budaya akan senantiasa terpelihara dan dikembangkan di tengah masyarakat, sehingga terwujud nilai-nilai sosial budaya Kota yang ramah dan berkesadaran tinggi serta berhati nurani. 1. Sarana dan Prasarana Beberapa sarana dan prasarana bagi pelestarian seni budaya yang dimiliki Kota Bandung diantaranya adalah : a. Gedung Kesenian Rumentang Siang. b. Gedung AACC di Jln. Braga. c. Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan Jln. Naripan, d. Gedung Pertunjukkan Terbuka di Dago. Jumlah ini belum termasuk gedung-gedung lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat, maupun oleh Pemerintah Kota Bandung, termasuk oleh swasta.
2. Potensi Seni Budaya Potensi seni dan budaya Kota Bandung salah satunya ditunjukan dengan jumlah sanggar dan lingkung seni yang dimilikinya. Bahkan untuk itu Kota Bandung pun mencatat banyaknya sanggar seni dan lingkung seni. 3. Sarana dan Prasarana Pariwisata Sebagai pusat seni budaya, diharapkan pula bahwa Kota Bandung akan memiliki daya tarik dan sekaligus obyek tujuan wisata seni dan budaya di Jawa Barat. Untuk menunjang hal tersebut, sarana dan prasarana yang dimiliki seperti hotel berbintang 5, 4, 3, 2, dan bintang 1 dan hotel non-bintang telah cukup memadai, tersebar di berbagai wilayah Kota Bandung. 4. Jumlah Wisatawan Hal yang juga mendukung kebijakan pengembangan Kota Bandung sebagai Kota Seni dan Budaya adalah mengenai kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara ke Kota Bandung yang menunjukan perkembangan. Pada tahun 2007 kunjungan wisatawan domestik yang menginap tercatat 2.420.105 orang sedangkan wisatawan mancanegara yang menginap di Kota Bandung tercatat 137.268 orang. 3. Pencapaian kinerja “Bandung Mantap Seni Budaya 2008” Tolok ukur dan Indikator keberhasilan kinerja dengan misi mengembangkan sosial budaya kota yang ramah dan berkesadaran tinggi serta berhati nurani, ditandai dengan tercapainya kinerja tersebut seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini:
Pencapaian Kinerja Bidang Seni dan Budaya Tahun 2006-2007
Tahun No 1 2 3 4
Uraian Pentas Seni, Pagelaran dan Event Seni Budaya Daerah Jumlah Lingkung Seni Anugerah Seni Budaya Anugerah Pesona Pariwisata
2006
Naik (Turun)
2007 465
769
420 6 orang 34 pengusaha
736 10 orang 42 pengusaha
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
65,38 75,24 4 orang 8 pengusaha
36
1. Prestasi di Bidang seni Budaya Tingkat Lokal dan Regionial 1.
Penganugerahan Piagam Penghargaan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat Sebagai Pinunjul Ka I, Atas Partisipasi dan Dedikasi Pada Lomba Debat Berbahasa Sunda Bagi Generasi Muda Se Jawa Barat 2007, Dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Bandung 2007;
2. Menerima Penganugerahan Penghargaan Kegiatan Kilas Balik Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat dalam Event Braga Festival Ke-3 Tahun 2007, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung, Desember 2007; Tingkat Nasional Ucapan dan Penghargaan Setinggi-tingginya dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI kepada Walikota Bandung sebagai Pelindung Jaipongan Award 2004, Juli 2004; Guang Xi, Republik Rakyat China Mengenai Kerjasama Kota Bersaudara.
Wali Kota Terima Award Pembina Kepariwisataan H. DADA ROSADA,S.H.,M.Si., selaku Wali Kota Bandung menerima award Bidang Kebudayaan dan Kepariwisataan dari Gubernur Jawa Barat. H .Drs.Dany Setiawan,M.Si., karena dinilai telah memberikan apresiasi dan membantu, membina dan mengembangkan kebudayaan dan pariwisata secara terus menerus di Jawa Barat. Penyerahan Award berlangsung di Gedung Merdeka Jln.Asia Afrika, senin (31/12), dalam acara ”Kilas Balik 2007 Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Jawa Barat”. Hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua DPRD Jawa Barat, H.M Ruslan, Ketua DPRD Kota Bandung, H. Husni Mutaqien, Wakil Gubernur Jawa Barat, H.Nu’man Abdul Hakim, Sekretaris Daerah Jawa Barat Lex laksamana, Sekretaris Kota Badnung, Dr. H.Edi Siswadi, M.Si, serta para pejabat publik tingkat Provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung. Menurut Drs. H. Zaenudin Kasubdin Bina Program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, pemberian penghargaan ini diberikan kepada pelaku seni, kebudayaan dan kepariwisataan di Jawa Barat, baik secara perorangan, komunitas maupun lembaga. “Penghargaan diberikan Gubernur kepada tokoh, seniman, dan budayawan warga Jawa Barat, yang telah berjasa di bidangnya masing-masing,”ujarnya. Zaenudin mengatakan, secara keseluruhan ada 16 penerima award ini baik perorangan, lembaga maupun komunitas, yaitu bidang kebudayaan, Prof. Dr. Mochtar Kusuma Atmadja, S.H., dengan kategori budayawan, Prof. Drs. Saini KM. sebagai sastrawan dengan kategori budayawan, Majalah Mangle sebagai majalah umum berbahasa Sunda dengan kategori lembaga budaya, Kampung Cipta Gelar sebagai komunitas
adat, dan HU. Pikiran Rakyat profesi suratkabar harian kategori lemabaga budaya. “Untuk bidang kesenian diberikan kepada Djadjat Kusumahdinata (alm) sebagai musisi dengan kategori seni musik, Mama Taham sebagai seniman wayang kulit kategorinya legenda, KH. Q. Ahmad Syahid sebagai kyai, guru ngaji, pimpinan Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah dengan kategori pelestari, Bi Raspi sebagai penari ronggeng kategori pembaharu seni karawitan, WS. Rendra sebagai seniman teater dan sastrawan kategorinya diva popular”, ujarnya. Untuk Bidang kepariwisataan, diberikan kepada Yoen Wahyu sebagai pengusaha Pariwisata kategorinya profesional, Dr. Acep Hidayat sebagai dosen dengan kategori pendidik, Hester S. Basoeri sebagai pengusaha pariwisata dengan kategori perintis inovator, brownies Amanda sebagai pengusaha kuliner dengan kategori penggerak pariwisata. “Terakhir yaitu bidang kebudayaan dan kepariwisataan yang pertama yaitu H. Dada Rosada selaku Wali Kota Bandung untuk kategori pembina, kedua Eep Hidayat sebagai Bupati Subang dengan kategori pembina,” kata Zaenudin. Gubernur Jawa Barat mengucapkan selamat dan apresiasinya kepada 16 tokoh budaya, tokoh pariwisata dan tokoh berprestasi lainnya yang telah memberikan kontribusinya bagi kemajuan Jawa Barat , khususnya di bidang seni, budaya dan pariwisata. “Semoga pencapaian ini memberikan semangat bagi segenap elemen masyarakat lainnya untuk lebih mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan Jawa Barat” ujar Gubernur. (bardi/drs)**
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
37
BIDANG OLAHRAGA
Bidang olah raga juga mendapat prioritas. Pencanangannya harus dicapai hingga Tahun 2008. Sedangkan sasaran yang diharapkan yaitu terwujudnya ”Bandung Berprestasi Olah Raga 2008”. Berbagai upaya telah dan sedang dan akan dilakukan. Upaya ini dalam rangka meningkatkan prestasi baik kualitas maupun kuantitas olah raga dan olahragawannya. Penyediaan sarana dan prasarana olah raga, membangun sistem pembinaan dan pendanaan yang komprehensif dan berkesinambungan. Upaya lain, adalah bekerjasama dengan KONI dan Cabang olah raga dengan melakukan pembinaan. Hasilnya, beberapa cabang olah raga telah mengungguli daerah lain seperti pada Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) Jawa
Barat, prestasi membanggkan dicapai dari cabang squash, pencak silat, dan atletik. Begitu juga perbaikan sarana dan prasarana olah raga sudah mulai diperbaiki di antaranya GOR Pajajaran, GOR Lodaya, Lapang voli Lodaya, GOR Saparua, Lapangan tenis Caringin, Stadion Persib, dan kini sedang merencanakan pembangunan gelanggang olahraga/stadion bertaraf internasional di wilayah Gedebage. Seperti halnya bidang lain, bidang olah raga ini pun telah mendapat pujian atas prestasinya ditandai dengan berbagai penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
38
Bandung Berprestasi 2008 Sasaran yang hendak dituju guna terwujudnya Bandung Berprestasi Olahraga 2008, adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan prestasi baik kualitas maupun kuantitas. 2. Penyediaan prasarana dan sarana olahraga. 3. Membangun sistem pembinaan dan pendanaan yang komprehensif dan berkesinambungan. 1. Strategi Adapun strategi-strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a. Mempertahankan predikat juara umum dalam Porda X di Kabupaten Karawang tahun 2006. b. Dominasi juara di setiap even olahraga pada tingkat regional dan nasional tahun 2008. c. Pengembangan atlet berbakat sejak usia dini. d. Peningkatan jumlah bapak angkat atlet berprestasi. e. Pengembangan kuantitas dan kualitas sarana olahraga. 2. Program dan kegiatan Sasaran yang diharapkan yaitu terwujudnya Bandung Berprestasi 2008. Untuk mencapai sasaran tersebut, berbagai upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan mencakup aspekaspek sebagai berikut :
1. Prestasi Langkah yang telah dilakukan bidang prestasi, bersama KONI dan Cabang Olahraga (Cabor) telah melakukan berbagai pembinaan. Outputnya, beberapa cabang olah raga telah berhasil mengungguli cabang olahraga di daerah lain seperti diperoleh dari hasil Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), prestasi membanggakan diperoleh dari cabang squash, pencak silat, atletik. Ada yang membanggakan, walaupun dalam Porprov X di Karawang, Kota Bandung hanya menduduki peringkat ke II, namun berdasarkan hasil penelitian dan juga inventarisasi, semua atlet Kota Bandung adalah murni hasil pembinaan KONI Kota Bandung sendiri bersama dengan Cabornya. 2. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana olah raga di Kota Bandung memegang peranan penting. Untuk itu telah diadakan pendataan beberapa sarana dan prasarana. Hasilnya memang ada yang telah dilakukan dan rehablitasi, ada yang perlu dilakukan pembenahan, dan ada yang perlu pembangunan dan prasarana lainnya.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
39
Untuk sarana dan prasarana milik Pemerintah Kota Bandung, kebanyakan sarana tersebut sudah saatnya diperbaiki karena ada beberapa bagian yuang telah rusak dan perlu rehabilitasi. Di antaranya, GOR Pajajaran, GOR Lodaya, GOR Saparua, Lapangan Tenis Caringin, Stadion Persib Jln A. Yani. Yang dianggap memadai milik Pemerintah Kota Bandung adalah GOR Bandung Jln. Jakarta, namun harus perlu dipelihara. Sedangkan sarana dan pasarana olah raga yang perlu ditambah dan dibangun adalah, Lapangan Sepak bola yang memadai bertaraf internasional, velodrome untuk balap sepeda, dayung, sasana tinju amatir dan beberapa cabang olah raga lainnya. Kendati demikian sederhana apa adanya, namun secara kualitatif, Kota Bandung masih memiliki pembina dan para atlet
berbakat yang mampu tampil di even regional, nasional, maupun internasional. Hal ini akan lebih berhasil lagi jika sarana dan prasarana olah raga ini ditingkatkan lagi kualitasnya. 3. Pencapaian Kinerja “Bandung Berprestasi 2008” juga merupakan salah satu program yang pelaksanaannya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tolok ukur dan Indikator keberhasilan kinerja terkait dengan misi mengembangkan sosial budaya kota yang ramah dan berkesadaran tinggi serta berhati nurani ini. Dalam kaitan ini maka target kinerja yang akan dicapai adalah Kota Bandung menjadi penyumbang terbesar atlit berprestasi pada setiap event olahraga ditingkat regional, nasional dan internasional dengan pencapaiannya sebagai berikut:
Pencapaian Kinerja Bidang Olah Raga Tahun 2006-2007 No
Uraian
Satuan
Tahun 2006
2007
1 2 3
PORPEMDA Renovasi SOR Gita Bahana Nusantara (Paduan Suara nasional) HAORNAS Kontribusi Atlit Kota Bandung a. Sea Games XXIV di Thailand Tahun 2007 b. PON Kalimantan Timur Tahun 2008
Buah -
Juara II 2 Juara I
Juara II 7 Juara I
-
Juara I
Juara I
4 5
24 Atlit 331 Atlit
Piala Pangdam III/SLW Nomor: Har/120/VI/06, Tanggal 2 Juli 2006 ;
4. Prestasi di Bidang Olah Raga Tingkat Lokal dan Regional 1. Juara Umum PORDA Jabar Tahun 2003, dari Gubernur Jabar; 2. Piagam Penghargaan dalam rangka keberhasilan membina dan berkontribusi Atlet terbanyak pada PON Jabar tanggal 19 April 2006, dari Ketua Umum KONI Jabar; 3. Penganugerahan Piagam dan Plaquete Internasional dari Pangdam III Siliwangi (Mayjen TNI. Sriyanto) sebagai sponsor Kejuaraan Tenis Yunior Internasional
Tingkat Nasional 1. Penganugerahan Penghargaan Kejuaraan Nasional Sepakbola Taruna Remaja Piala Suratin Tahun 20062007, dari PSSI, Bandung 4 Desember 2006; 2. Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia Penyelenggara Lari Marathon 10 K dengan peserta terbanyak Nomor 1965/R.MURI/ V/2006 tanggal Mei 2006 dari Museum Rekor Dunia Indonesia;
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
40
BIDANG AGAMA
Di bidang agama juga tak kalah pentingnya. Dengan sasaran hingga tahun 2008 Bandung sebagai ”Kota Agamis” telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain dengan seminar, penyuluhan, penerangan, dan pendidikan serta latihan. Hasil kongkret di antaranya: Juara umum MTQ XXIX Tingkat Provinsi Jawa Barat di Cirebon tahun 2007, diklat Managemen Qolbu bagi aparat Pemkot Bandung di Pontren Daarut Tauhid, membangun komitmen kebersamaan organisasi kemasyarakatan agama dalam mewujudkan Bandung Kota Agamis, Pekan Olah Raga Pondok Pesantren, dan peningkatan pengeolaan Badan Amil Zakat, Infaq dan Sodaqoh (BAZIS) serta kegiatan lainnya. Dalam kegiatan ini alhamdulillah telah mencapai hasil yang cukup menggembirakan. Keberhasilan ini juga ditandai dengan berbagai penghargaan dari berbagai pihak baik dari dalam negeri (lokal, regional, nasional).
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
41
Bandung Agamis 2008 1. Strategi Untuk dapat mencapai Bandung Kota Agamis, strategi kebijaksanaan Pemerintah Kota Bandung diarahkan pada upaya-upaya untuk : a. Mengembangkan dan meningkatkan kerjasama dengan Organisasi Kemasyarakatan Islam dalam upaya peningkatan pencapaian sarana prasarana/keagamaan; b. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana keagamaan; c. Mengembangkan dan meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Islam; d. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengembangan keagamaan melalui program “Badan Amil Zakat”; e. Meningkatkan sinergitas pembinaan keagamaan secara berkesinambungan melalui forum-forum antar dan inter keagamaan (FSAUB, FKPP dan Forum lainnya). 2. Program dan Kegiatan Mempunyai target pencapaian program sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama antar umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah tahun 2008. b. Juara Umum MTQ tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2007. c. Peningkatan manajemen pengelolaan sarana peribadatan. d. Pelatihan manajemen qolbu (MQ) bagi aparat
e.
f. g.
pemerintah daerah. Membangun komitmen kebersamaan organisasi kemasyarakatan agama dalam mewujudkan Bandung Kota Agamis. Pekan olahraga pondok pesantren. Peningkatan pengelolaan Bazis.
Sasaran program ini diwujudkan melalui berbagai kegiata, yang mencakup aspek-aspek: 1. Kerukunan Umat Beragama Membina umat beragama adalah bagian penting dalam upaya menciptakan sosial religius. Apalagi Kota Bandung yang heterogen dengan banyaknya umat yang memeluk agama yang berbeda. Hal ini perlu adanya upaya yang mengarah kepada kerukunan umat beragama. Membina kerukunan umat beragama di Kota Bandung adalah menjadi skala prioritas. Dan sampai saat ini di kalangan umat yang berbeda agama tidak terjadi hal-hal yang mengarah kepada perpecahan umat, bahkan cenderung dan dirasakan sangat kondusif. Hal ini terjadi disebabkan jauh-jauh hari sebelumnya Pemerintah Kota Bandung telah mengantisipasinya yakni dengan membentuk: a. Forum Komunikasi Pondok Pasantren (FKPP). b. Forum Komunikasi Antar-Umat Beragama (FKUB). Dengan terbentuknya lembaga ini diharapkan, apabila ada permasalahan baik internal umat atau ekesternal antar umat beragama selalu diselesaikan dengan cara
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
42
musyawarah dan mufakat melalui kedua lembaga. 2. Sarana dan Prasarana Kegiatan Keagamaan Dengan terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan, belum ditambah lagi dengan adanya musibah bencana alam dimana-mana walaupun tidak terjadi di Kota Bandung, namun imbasnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di pedesaan maupun di perkotaan termasuk di Kota Bandung. Bagi masyarakat Kota Bandung, sekalipun bencana alam itu bukan terjadi di daerahnya, namun sebagai sesama bangsa yang beragama, tanpa memandang ras, suku bangsa dan agama ikut prihatin dengan menghimpun dana dari para donator-donatur individu, kelompok massa, dan juga kelompok lembaga keagamaan sebab dengan sarana dan prasarana umat beragama ini, akan banyak membantu mereka yang terkena bencana, apalagi penanggulangan korban tidak dapat diatasi oleh donatur-donatur setempat di wilayah bencana. Berulangkali Pemerintah Kota Bandung menyalurkan dana. Bahkan di luar itu, pembangunan mental dan spiritual serta fisik materialpun terus dilakukan sepanjang permohonan itu dapat diterima dan juga tersedia
dananya. Hingga pertengahan tahun 2007 ini, telah tercatat lebih dari 700 buah proposal yang diajukan sebagian kelompok umat beragama yang butuh bantuan untuk pembangunan sarana dan prasarana. Namun sayangnya, kemampuan Pemerintah Kota Bandung sangat terbatas dan sampai saat ini masih kurang lebih 350 proposal belum dapat diselesaikan, belum lagi kegiatan-kegiatan hari-hari besar islam seperti Muludan, Isra Mi'raj, kegiatan Ramadhan, seminar, dialog, kegiatan Majelis Ta'lim dan kegiatan sosial lainnya. Hal ini mendapat perhatian kita bersama. 3. Pemberantasan Buta Huruf Alquran Masih rendahnya kemampuan baca tulis Alquran mulai tingkat taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), membuat Pemerintah Kota Bandung pun harus segera melakukan upaya pemberantasan buta huruf Alqur'an ini. Upaya ini dilakukan dengan melakukan kerja sama yang intensif antara lembaga pendidikan baik formal maupun informal dengan lembaga keagamaan seperti Majelis Ta'lim, DKM, TPA/TKA, madrasah diniyah, tsanawiyah dan aliyah, baik negeri maupun swasta untuk memberantas buta huruf Alquran.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
43
4. Pencapaian Kinerja “Bandung Agamis 2008” juga merupakan salah satu proram yang telah dilaksanakan dengan baik. Indikator dan tolok ukur kebehasilannya dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Kinerja untuk program ini mengambil misi mengembangkan sosial budaya kota yang ramah dan berkesadaran tinggi serta berhati nurani. Gambaran keberhasilannya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Pencapaian Kinerja Bidang Agama Tahun 2006-2007 Tahun No
Uraian
2006
2007
Sporadis
Penutupan Saritem
A
Penanganan Prostitusi
B
Kerukunan Antar Umat Beragama
Tidak ada kejadian
Tidak ada kejadian
C
Sarana dan Prasarana Keagamaan
4134 Masjid 107 Pontren 131 Gereja 22 Vihara 3 Pura
4139 Masjid 116 Pontren 131 Gereja 22 Vihara 3 Pura
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
44
Lokal dan Regional 1. P e n g a n u g e r a h a n p e n g h a r g a a n Muhammadiyah Award, Nomor: 38/KEP/III.0/b/2007 dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung, di Bandung Minggu 10 Februari 2007; 2. Penganugerahan Penghargaan Pesantren Best Executive Award 1428 H/2007, dari Baiturrahman International Foundation, Bandung 11 Februari 2007; 3. Penganugerahan Penghargaan Piala Sebagai Juara Umum Khafilah Kota Bandung dalam Pelaksanaan MTQ ke- XXIX Tingkat Jawa Barat, Cirebon 2007; 4. Penganugerahan Piagam Penghargaan Persis Award 2007, Sebagai Pelopor dan Penggagas Bandung Hijau Khususnya Wilayah Tegalega, dari Ketua PD Persis Kota Bandung, Bandung 2007; 5. Penganugerahan Piagam Penghargaan PD M u h a m m a d i y a h Ko t a B a n d u n g N o . 138/III.O/B/2007 tanggal 10 Pebruari 2007 atas dedikasi dan loyalitasnya dalam mengembangkan Persyarikatan Muhammadiyah di Kota Bandung; 6. Penganugerahan Piagam Penghargaan Pengcab NU Kota Bandung No. 215/PC/D18/S.Peng/A-1/05.2007 tanggal 2 Mei 2007 sebagai Tokoh yang peduli terhadap Pengembangan Aktifitas Keagamaan dalam
rangka Bandung Agamis 2008; 7. Penganugerahan Piagam Ucapan Terimakasih dari Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Bandung, Atas Segala Bantuannya Kepada Pondok Pesantren Se-Kota Bandung, Bandung Desember 2007; 8. Menerima Penganugerahan Penghargaan KNPI, dari KNPI Kota Bandung, Bandung Desember 2007; 9. Menerima Penganugerahan Penghargaan KNPI, dari KNPI Kota Bandung, Bandung Desember 2007; 10. Juara Umum MTQ XXX Tingkat Jawa Barat Tahun 2008
Tingkat Nasional 1. Penganugerahan Penghargaan Pesantren Best Executive Award 1428 H/2007, dari Baiturrahman International Foundation, Bandung 11 Februari 2007. 2. Penganugerahan Sertifikat Ucapan Terima Kasih Nomor: 096/FGKU/IV/2007 dari Dewan Pimpinan Pusat Forum Gerakan Kemaslahatan Ummat (FGKU), atas segala bantuannya, baik moril maupun materil, sehingga kegiatan Tabligh Akbar dan Doa Bersama di Lapangan Gasibu Bandung pada tanggal 27 April 2007 berjalan dengan aman, tertib dan lancar, Bandung, 30 April 2007.
EDISI KHUSUS / TAHUN 2008
45
Apresiasi Positif Berbagai Pihak Terhadap Kinerja Pemkot Bandung TANDA PENGHARGAAN DALAM NEGERI (TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT) 1.
2. 3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
10. 11. 12. 13.
14. 15.
16. 17.
18.
19. 20. 21. 22.
23.
24.
25.
26.
Piagam Penghargaan DPD KNPI Nomor 001-ISTIMEWA/PP/KNPI-KB/XII/2003 atas Kepedulian Terhadap Pembinaan Generasi Muda Kota Bandung, 19 Desember 2003; Juara Umum PORDA Jabar Tahun 2003, dari Gubernur Jabar; Piagam Penghargaan dari STKIP Siliwangi Bandung dalam Melaksanakan tugastugas Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan, Tanggal 27 Maret 2004 Nomor: 002/1031-Huk/2004 II.07/STKIP/KS/2004; Piagam Penghargaan Citra Pelayanan Prima Tingkat Propinsi Jawa Barat Nomor 861/Kep.543-Org/2004 tanggal 28 Mei 2004, dari Gubernur Jabar; Piagam Kinerja Pembangunan Masyarakat Kelurahan Tingkat Jawa Barat sebagai Terbaik Nomor: 147.44/Kep.809/BPM/D/2004 tanggal 12 Agustus 2004, dari Gubernur Jabar; Harapan III Tingkat Jabar Lomba Tertib Lalu-lintas Kelompok Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2004 Nomor Piagam 002/Kep.965-Kepeg/2004 tanggal 16 September 2004, dari Gubernur Jabar; Piagam Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat Atas Partisipasi dalam Peringatan Konferensi Asia Afrika Tahun 2005, Nomor: 002/Kep.686-Kepeg/2005, Tanggal 19 Juli 2005; Penganugrahan Piagam Penghargaan Wajar Dikdas 9 Tahun Award Tahun 2005, Peringkat I (Pertama) Wilayah Priangan Dalam Rangka Program Percepatan Wajar Dikdas 9 Tahun di Jawa Barat dari Gubernur Jawa Barat, Nomor: 002/Kep.1338 Disdik 2005, Bandung 6 Desember 2005; Penganugrahan Piagam dan Piala dari Gubernur Jawa Barat sebagai Perpustakaan Umum Daerah Terbaik III Tk. Jabar, dalam hal memotivasi dan memberikan perhatian besar kepada Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Bandung Nomor: 002/Kep. 1400-Kepeg/2005, Tanggal 21 Desember 2005 ; Penganugrahan Piala Wajar Dikdas 9 Tahun Award Peringkat I (Pertama) Wilayah Priangan Tahun 2005, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 6 Desember 2005; Piagam Penghargaan sebagai Keynote Speaker pada Seminar dan Dialog Interaktif Siswa SMA Se-Kota Bandung dari SMAN 1 Bandung, Tanggal 16 Maret 2006; Piagam Penghargaan dalam rangka keberhasilan membina dan berkontribusi Atlet terbanyak pada PON Jabar tanggal 19 April 2006, dari Ketua Umum KONI Jabar; Piagam Penghargaan Asosiasi LPM Kecamatan Kiaracondong atas jasa sebagai Motivator Bagi Masyarakat dalam Bidang Lingkungan Hidup, Bandung 3 Mei 2006; Piagam Penghargaan dari DPD MAPANCAS sebagai Bapak Pelopor Pemuda Penghijauan Taman Kota, Tanggal 7 Juni 2006; Penganugrahan Ucapan dan Plaket dari Ketua KPU Kota Bandung sebagai Narasumber pada Silaturahmi Para Stake Holder Penyelenggara Pilkada, Tanggal 16 Juni 2006; Ucapan Terimakasih Dari Panitia Seminar Nasional IKA FH UNLA Atas Partisipasi dan Bantuan, Tanggal 10 Juni 2006; Penganugrahan Sertifikat sebagai pembicara pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Dies Natalis Ke-48 Fakultas Kedokteran UNPAD dan Symposium dari Rektor UNPAD, Tahun 2006; Piagam Penghargaan Peningkatan Ekonomi Petani Perkotaan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006 dari Gubernur Jawa Barat, Tanggal 14 Juli 2006 Nomor: 002/Kep.642-Kepeg/2006; Penganugrahan Plaguet dari Komandan Secapa AD atas Partisipasi dan Kerjasamanya kepada Lembaga Secapa AD, Tanggal 31 Juli 2006; Penganugrahan Plaguet Ucapan Terimakasih atas Partisipasi dalam Konfercab IV Pemuda Demokrat Indonesia Kota Bandung, Tanggal 6 Agustus 2006; Penganugrahan Plaguet Pihatur Katumarimaan Kana Perhatosan Sareng Ngistrenan ti Pupuhu DKM Husnul Khotimah, Tanggal 26 Agustus 2006; Piagam Penghargaan DPD KNPI Kota atas Kinerja yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan berbagai Program Pembangunan Dalam Upaya meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Terwujudnya Kota Bandung yang Bermatabat, Bandung 29 Agustus 2006; Piagam Penghargaan Gubernur Jawa Barat Nomor 002/Kep. 795-Kepeg/2006, Atas Partisipasi dalam Lomba Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota Tingkat Nasional Tahun 2006, Bandung, 15 September 2006; Penganugerahan Piagam Penghargaan Katagori Unit Pelayanan Percontohan Utama Citra Pelayanan Prima (CPP) Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Nomor: 002/Kep. 823-Kepeg/2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 21 September 2006; Penganugerahan Piagam Penghargaan Kategori Kabupaten/ Kota Percontohan Utama Citra Pelayanan Prima (CPP) Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Nomor: 002/Kep. 823-Kepeg/2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 21 September 2006; Penganugrahan Piagam Penghargaan Nomor: 861/Kep.1074-Kepeg/2006 sebagai Juara Pertama Program Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Cluster A fase 2 Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 22 Nopember 2006;
27. Penganugrahan Sertifikat Sebagai Kota Yang Berpotensi Untuk Memulai Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun, Berdasarkan Hasil Penilaian Tim Independen Program Percepatan Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun Fase 2 Tahun 2006, Dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 23 Nopember 2006; 28. Penganugrahan Piala Wajar Dikdas 9 Tahun Award Peringkat Pertama Cluster A Tahun 2006 dan Kota Bandung Berpotensi Memulai Program Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, Dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 22 Nopember 2006; 29. Penganugrahan Piala Penghargaan Juara Ke III Kota Bandung Sebagai Kota Siaga Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 4 Desember 2006; 30. P e n g a n u g r a h a n p e n g h a r g a a n M u h a m m a d i y a h A w a r d , N o m o r : 38/KEP/III.0/b/2007 dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung, di Bandung Minggu 10 Februari 2007; 31. Penganugrahan Penghargaan Pesantren Best Executive Award 1428 H/2007, dari Baiturrahman International Foundation, Bandung 11 Februari 2007; 32. Penganugrahan Penghargaan ebagai Pemerintah Kota yang Berhasil dalam Pemungutan dan Pengelolaan Administrasi PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan Tahun Anggaran 2006 dari gubernur Jawa Barat, Bandung 2007; 33. Penganugrahan Penghargaan Piala Sebagai Juara Umum Khafilah Kota Bandung dalam Pelaksanaan MTQ ke- XXIX Tingkat Jawa Barat, Cirebon 2007; 34. Penganugrahan Piagam Penghargaan Persis Award 2007, Sebagai Pelopor dan Penggagas Bandung Hijau Khususnya Wilayah Tegalega, dari Ketua PD Persis Kota Bandung, Bandung 2007; 35. Penganugrahan Penghargaan sebagai Juara Umum lomba Kompetensi Siswa SMK Se- Jawa Barat Tahun 2007, Bandung 2007. 36. Penganugrahan Piagam Penghargaan PD Muhammadiyah Kota Bandung No. 138/III.O/B/2007 atas dedikasi dan loyalitasnya dalam mengembangkan Persyarikatan Muhammadiyah di Kota Bandung, tanggal 10 Pebruari 2007; 37. Penganugrahan Piagam Penghargaan Pengcab NU Kota Bandung No. 215/PC/D18/S.Peng/A-1/05.2007 sebagai Tokoh yang peduli terhadap Pengembangan Aktifitas Keagamaan dalam rangka Bandung Agamis 2008, tanggal 2 Mei 2007; 38. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Peringkat I Kelompok Kabupaten/Kota Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota Dalam Rangka Peringatan Hari Perhubungan Nasional Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2007 Nomor 002/Kep.469-Kepeg/2007 tanggal 13 September 2007 dari Gubernur Jabar; 39. Penganugerahan Piagam Penghargaan Bintang Medali 45 dari Forum komunikasi Keluarga Besar Siliwangi (Mayjen TNI (Purn.) Drs. H. Herman S. Sudiro—Sekjen), Bandung, Oktober 2007; 40. Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Dewan Pengurus Kota KORPRI Kota Bandung Nomor: 086/SK/Tahun 2007, Tentang Pemberian Penghargaan Sebagai Penggagas Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup, Bandung, 27 November 2007; 41. Penganugerahan Piagam Penghargaan Dinas Kegudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat Sebagai Pinunjul Ka I, Atas Partisipasi dan Dedikasi Pada Lomba Debat Berbahasa Sunda Bagi Generasi Muda Se Jawa Barat 2007, Dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Bandung 2007 42. Penganugerahan Piagam Ucapan Terimakasih dari Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Bandung, Atas Segala Bantuannya Kepada Pondok Pesantren Se-Kota Bandung, Bandung Desember 2007; 43. Menerima Penganugerahan Penghargaan KNPI, dari KNPI Kota Bandung, Bandung Desember 2007; 44. Menerima Penganugerahan Penghargaan Wajar Dikdas Award dan Vocasional Award Tahun 2007 Tingkat Jawa Barat, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung Desember 2007; 45. Menerima Penganugerahan Penghargaan Kegiatan Kilas Balik Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat dalam Event Braga Festival Ke-3 Tahun 2007, dari gubernur Jawa Barat, Bandung, Desember 2007; 46. Menerima Penganugerahan Penghargaan Plakat Satya Lencana Adhitya Karya Mahatva Yodha dari Karang Taruna Provinsi Jawa Barat, Ciwidey Kabupaten Bandung, 28 Desember 2007; 47. Menerima Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bandung No. 249 / PC / D-18 / S.Peng / A-1 / 12 / 2007, Sebagai Tokoh Yang Berdedikasi Tinggi Terhadap Kerukunan Umat Beragama Di Kota Bandung, Bandung, 29 Desember 2007; 48. Menerima Penganugrahan Piagam Penghargaan dari D.P. FORSIMUDA sebagai Narasumber pada Kegiatan Seminar dan Lokakarya Peran Mubaligh Muda Dalam Mewujudkan Bandung Kota Agamis Tahun 2008, Bandung, Sabtu, 26 Januari 2008; 49. Menerima Penganugerahan Piagam Penghargaan dari P.G.R.I Kota Bandung Atas Perhatian, Dukungan, serta Bantuan Untuk Pendidikan dan Pengembangan Organisasi, Bandung, 22 Februari 2008 ; 50. Penganugerahan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Juara MTQ ke- XXX Tingkat Jawa Barat, Bandung 22 Maret 2008;
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
46
Apresiasi Positif Berbagai Pihak Terhadap Kinerja Pemkot Bandung TANDA PENGHARGAAN DALAM NEGERI (TINGKAT NASIONAL) 1. 2.
3.
4. 5.
6.
7. 8.
9. 10.
11.
12.
13.
14. 15.
16.
17.
18. 19.
20.
21.
22.
23.
24.
25. 26.
Piala Citra Pelayanan Prima Tingkat Nasional, dari Presiden RI, Tahun 2004; Piagam Penghargaan Adipura Lingkungan Hidup (Best Effort) Dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Perkotaan tanggal 5 Juni 2004, dari Menteri Negara Lingkungan Hidup RI; Piagam Penghargaan Manggala Karya Kencana II tingkat nasional oleh Presiden Republik Indonesia, dari BKKBN Tanggal 27 Juni 2004, Nomor: 03/KT.103/B2/2004 bertempat di Balikpapan; Piagam Penghargaan Tingkat Nasional tentang Penanganan NARKOBA dari Ketua Umum BNP, Juli 2004; Ucapan dan Penghargaan Setinggi-tingginya dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI kepada Walikota Bandung sebagai Pelindung Jaipongan Award 2004, Juli 2004; Anugerah Piagam Kepemudaan atas Prestasi dan Kepeduliannya Terhadap Pembangunan Kepemudaan di Daerah Tingkat Nasional dari Mendiknas RI, Tanggal 28 Oktober 2004; Piagam Penghargaan KORPRI Tahun 2004 Tingkat Nasional dari DPP KORPRI, Tanggal 26 Nopember 2004 Nomor: 46/K-XI/DPP/2004; Piagam Penghargaan Wahana Tata Nugraha dan Tertib Lalu-lintas dan Angkutan Kota Tahun 2004 sebagai Kota Raya Nomor KP.23 Tahun 2005 Tanggal 1 Maret 2005, dari Menteri Perhubungan RI; Piagam Penghargaan Menteri Koperasi dan UKM RI atas keberhasilan dalam Membina dan mengembangkan Koperasi dan UKM, Jakarta 20 Juni 2005; Piagam Penghargaan atas Prestasi Penyelenggara Pembuatan Rangkaian Sapu Lidi Terbesar Nomor : 1577/R.MURI/VII/2005, Semarang tanggal Juli 2005, dari MURI; Piagam Penghargaan Pembangunan Kesehatan Mewujudkan Indonesia Sehat 2010 peringkat Manggala Karya Bakri Husada Arutala Nomor 1539/Menkes/SK/X/2005 tanggal 27 Oktober 2005, dari Menteri Kesehatan RI; Piagam Penghargaan Lomba Tertib Lalu-lintas dan Angkutan Kota Bandung Tahun 2005 Tingkat Nasional Nomor KP.25 Tahun 2006 tanggal 24 Januari 2006, dari Dirjen Perhubungan Darat Dept. Perhubungan RI; Piagam Penghargaan atas Jasa-jasa luar biasa kepada Pers Nasional, terutama berhasil membangun kemitraan fungsional, membuka Akses Informasi, dan berpartisipasi Aktif menyukseskan puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) , 9 Februari 2006; Piagam Penghargaan Widyakrama Tahun 2006 Tingkat Nasional Dari Presiden RI, Atas Prestasi Tertinggi dalam Wajar Dikdas 9 Tahun, Tanggal 2 Mei 2006; Penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia Penyelenggara Lari Marathon 10 K dengan peserta terbanyak Nomor 1965/R.MURI/ V/2006 tanggal Mei 2006 dari Museum Rekor Dunia Indonesia; Penganugrahan Piagam dan Lencana Tanda Kehormatan SATYALANCANA PEMBANGUNAN Tingkat Nasional dari Presiden RI Nomor: 030/TK/2006, Tanggal 20 Juni 2006 di Pekalongan Jawa Tengah; Penganugrahan Piagam dan Plaquete Internasional dari Pangdam III Siliwangi (Mayjen TNI. Sriyanto) sebagai sponsor Kejuaraan Tenis Yunior Internasional Piala Pangdam III/SLW Nomor: Har/120/VI/06, Tanggal 2 Juli 2006 ; Penganugrahan Sertifikat Peran Serta Sosialisasi Putusan MPR RI, dari DR. M. Hidayat Nur Wahid, MA., Tahun 2006; Apresiasi Yang Setingginya Kepada Seluruh Komponen Masyarakat dan Pemerintah Daerah Kota Bandung atas kebersamaan dan partisipasi dalam upaya mengatasi masalah sampah tanggal 22 Juli 2006, dari Menteri Negara Lingkungan Hidup; Penganugrahan Piagam dan Lencana Darma Bhakti Gerakan Pramuka Tingkat Nasional dari Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 2643/2006, Tanggal 29 Agustus 2006; Piagam Lomba Emisi Kendaraan Dinas/Operasional Pemerintah Kantor Tahun 2004 Tingkat Nasonal tanggal 9 September 2006 dari Menteri Negara Lingkungan Hidup RI; P i a g a m Pe n g h a r g a a n M u s e u m R e ko r D u n i a I n d o n e s i a N o m o r 2123/R.MURI/IX/2006, Pemrakarsa Rangkaian Bunga Terpanjang dalam rangka Gerakan Sejuta Bunga, Semarang, 2006; Penganugrahan Piala Penghargaan Indonesia Consumer Protection Award, Penghargaan Kepada BPSK Terbaik Tahun 2006, dari Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Bali 5 November 2006; Penganugrahan Sertifikat Sebagai Peserta Orientasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten dan Kota Seluruh Indonesia, Nomor: 120/2151/SJ dari Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Jakarta 16 November 2006; Penganugrahan Penghargaan Kejuaraan Nasional Sepakbola Taruna Remaja Piala Suratin Tahun 2006-2007, dari PSSI, Bandung 4 Desember 2006; Penganugrahan Penghargaan Piala Citra Bhakti Abdi Negara Nomor: 09/KEP/M.PAN/12/2006, kepada Pemerintah Kota Yang Berhasil Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2006 dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Oleh Presiden RI, Istana Negara Jakarta, Jumat 22 Desember
2006; 27. Penganugrahan Penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima Nomor: 10/KEP/M.PAN/12/2006, kepada Unit Kerja Pelayanan Publik Tahun 2006 dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Oleh Presiden RI, Istana Negara Jakarta, Jumat 22 Desember 2006; 28. Penganugrahan Penghargaan Pesantren Best Executive Award 1428 H/2007, dari Baiturrahman International Foundation, Bandung 11 Februari 2007; 29. Penganugerahan Penghargaan Piala Suratin Utama, Penghargaan Sebagai Tokoh Sepakbola Tingkat Utama dari PSSI, oleh Wakil Presiden RI, Tahun 2007, Hotel Clarion Makassar Sulawesi Selatan; 30. Penganugerahan Plakat Tertib lalu Lintas Dan Angkutan Kota Tahun 2007 Sebagai Kota Raya, Nomor: KP. 396 Tahun 2006 dari Menteri Perhubungan RI, Jakarta 2007; 31. Penganugrahan Piagam Penghargaan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia, atas kepedulian dan komitmen terhadap perlindungan anak dengan mendorong Kota Bandung sebagai Kota Ramah Anak dan Memprakarsai terbentuk dan berfungsinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bandung, Bandung 2007; 32. Penganugrahan Piagam Penghargaan sebagai Kota Vakasional (sekolah Kejuruan) dari Menteri Pendidikan Nasional RI, Bandung 2007; 33. Penganugrahan Piagam Penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia Nomor: 030/TK/Tahun 2007, atas dharma baktinya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia khususnya dalam Bidang Program Keluarga Berencana, Jakarta, 19 juni 2007; 34. Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia atas dharma baktinya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia Khususnya dalam Bidang Program Keluarga Berencana, Ambon, 29 Juni 2007; 35. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Kota Koperasi Tahun 2007, dari Presiden Republik Indonesia, Bali, 12 Juli 2007; 36. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Walikota Berprestasi Dalam Bidang Pembangunan Pertanian, dari Menteri Pertanian Republik Indonesia, Jakarta, Juli 2007; 37. Penganugerahan Piagam Penghargaan Atas Keberhasilan Dalam Membina dan Mengembangkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dari Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Agustus 2007; 38. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Harapan I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2007 (Tingkat SMP/MTs), Atas Keberhasilannya dalam Mengembangkan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, (Kep. Menkes RI Nomor : 920/MENKES/SK/VIII/2007, dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 13 Agustus 2007; 39. Penganugerahan Piagam Penghargaan, Atas Partisipasi dan Peran Aktifnya dalam Membina KSU Losari, Desa Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Sebagai Pemenang III Kategori Kelompok Optimalisasi Usaha Pemasaran Hasil Perikanan (OPTISARKAN) Lomba Bidang Prikanan Tangkap Tingkat Nasional Tahun 2004, Dari Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Jakrta, Desember 2004; 40. Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) Nomor: 2818/R. MURI/X/2007, Atas Prestasi Pemrakarsa Pembuatan Replika Kartu Lebaran dengan Ukuran Terbesar, Semarang, Oktober 2007; 41. Menerima Penganugerahan Penghargaan Karang Taruna Tingkat Nasional Tahun 2007, dalam bentuk Lencana Adhitya Karya Mahatva Yodha Utama II, dari Menteri Sosial RI, Kendari, Sulawesi Tenggara, Desember 2007; 42. Menerima Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Dewan Pengurus Harian Forum Komunikasi Mubaligh Muda Kota Bandung sebagai Narasumber pada Kegiatan Seminar dan Lokakarya Peran Mubaligh Muda Dalam Mewujudkan Bandung Kota Agamis Tahun 2008, Bandung, Sabtu, 26 Januari 2008; 43. Menerima Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Baiturrahman International Foundation Atas Jasa dan Pengabdian dalam Membina Pesantren-Pesantren dan Kegiatan Keagamaan di Kota Bandung, Bandung, 24 Februari 2008; 44. Piagam Penghargaan dari P.P Kolektif Kosgoro 1957 atas Kepemimpinannya Sebagai Walikota Bandung Yang Telah Memberikan Kepedulian Yang Besar Terhadap Kesejahteraan Dan Kehidupan Masyarakat Di Wilayahnya, Jakarta Tanggal 3 April 2008; 45. Piagam Penghargaan dari ADJIE ESA POETRA sebagai Tokoh Masyarakat Peduli / Gemar Berseni Suara, Bandung Tanggal 6 April 2008.
TANDA PENGHARGAAN LUAR NEGERI 1. 2.
3.
Piagam The Asean Award on Your Development tanggal 28 Oktober 2004 dari ASEAN; Penganugrahan Certificate in Urban Sustainability, dari Royal Institute of Technology (KTH) (Professor Ronald Wennersten) Swedia, Mei 2006 di Stockholm, Sweden; Award Water, Solid Waste Management and Energy dari Mayor of Mellbourne and Mayor of Honolulu (Mayor’s Asia Pasific), 11 May 2006, Mellbourne Australia;
BINAKHUSUS KOTA | JANUARI EDISI / TAHUN2008 2008
47