JURNAL ILMIAH GO INFOTECH Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
RANCANG BANGUN ALAT UKUR DETAK JANTUNG DAN SUHU TUBUH MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Wahyu Artha Bayu Murthi, Haryanto STMIK AUB Surakarta ABSTRACT Heart rate and body temperature are two important parameters used by paramedics to know the health condition of a person's physical and mental condition. Because when the heart rate or body temperature is not normal it is necessary to further efforts in order to avoid the things that are not desirable. As we all know heart disease is one of the leading causes of death in the world, while the body temperature can indicate something in the body, for example: there is inflammation, infection and so forth. Stethoscope and a mercury thermometer, two tools we know this is a common tool used to measure heart rate and body temperature. Both of these tools is simple and easy to carry, but has very basic shortcomings in medical science. Lack of it, among other things: require quite a long time because they have to be done over and over again to achieve the right result, accuracy is relatively low because it requires concentration to calculate the heart rate and vision from the perspective of the right to know the results. Keywords : Heart rate, body temperature, stethoscope, thermometer
I. PENDAHULUAN
Detak jantung dan suhu tubuh merupakan dua parameter penting yang digunakan oleh paramedis untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik maupun kondisi mental seseorang. Karena bila detak jantung atau suhu tubuh tidak normal maka perlu dilakukan upaya selanjutnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti diketahui penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi didunia, sedangkan suhu tubuh dapat mengindikasikan sesuatu dalam tubuh, misalnya : terjadi radang, infeksi, strees dan lain sebagainya. Stetoskop dan termometer air raksa, dua alat ini diketahui merupakan alat yang biasa digunakan untuk mengukur detak jantung dan suhu tubuh. Kedua alat ini memang sederhana dan mudah dibawa, tetapi memiliki kekurangan yang sangat mendasar dalam ilmu kedokteran. Kekurangan itu, antara lain : membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus dilakukan secara berulang ulang untuk mencapai hasil yang tepat, keakuratanya relatif rendah karena membutuhkan konsentrasi untuk menghitung detak jantung dan
pengelihatan dari sudut pandang yang tepat untuk mengetahui hasilnya. Dasar inilah kemudian timbul gagasan untuk mengembangkan dan merancang alat ukur detak jantung dan suhu tubuh, dengan alat ini diharapkan kekurangan tersebut dapat segera diatasi, baik mengenai kecepatan perolehan data dan serta kemudahan. Alat yang dirancang ini mampu memberikan informasi kondisi kesehatan kepada pengguna, mengenai kondisi detak jantung dan suhu tubuh. Cara kerja alat ini adalah dengan mengambil data hasil pengukuran sensor detak jantung dan sensor suhu yang kemudian data akan diolah oleh mikrokontroler Atmega16 selanjutnya hasil ditampilkan menggunakan LCD. Pengguna diharapkan dapat mendeteksi dengan mudah dan lebih dini mengenai kondisi kesehatanya, sehingga dapat dengan cepat mengatasi masalah kesehatanya. Hal itulah yang mendorong penulis untuk menyusun penelitian dibidang kesehatan guna membantu memberikan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Skripsi Venti Nuryati, Universitas Indonesia Depok, 2010, dengan judul ‘’ Rancang Bangun Alat Pendeteksi dan Penghitung detak jantung dengan Asas
Halaman-18
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
Doppler ‘’. Dalam skripsi ini Fetal doppler digunakan untuk mendeteksi bunyi yang dihasilkan jantung,band pass filter untuk memisahkan frekuensi noise dengan frekuensi yang dihasilkan jantung. Pengolahan data menggunakan Mikrokontroler AVR Atmega 8535 dan LCD untuk menampilkan hasil pengukuran. Skripsi Iwan Adi Mulyono, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 2002, dengan judul ‘’ Perencanaan Dan Pembuatan Alat pendeteksi Detak jantung dan suhu tubuh berbasis komputer ‘’. Dalam skripsi ini Tranduser digunakan untuk memperoleh detak jantung dengan cara menempatkan pada tubuh. Sinyal analog dari transduser disesuaikan dengan karateristiknya agar dapat diolah oleh ADC menjadi sinyal digital. Hasil konversi melalui saluran port LPT1 kemudian diolah komputer dengan software dan ditampilkan dimonitor hasilnya Tugas Akhir Pringadi Dkk. Jurusan Teknik Elektro-FTI, ITS, Surabaya 2003, dengan judul ‘’ Perancangan Sistem Telemonitoring Tiga Parameter (Detak Jantung, Suhu Tubuh dan Pemakaian Cairan Infus) Untuk Pasien Rawat Inap di Poliklinik Pedesaan Melalui Jaringan GSM ‘’. Dalam skripsi ini Pemantauan kesehatan meliputi tiga parameter meliputi detak jantung, suhu tubuh dan level pemakaian cairan infus. Proses monitoring dilakukan dengan menempatkan alat (rangkaian slave) di ruang pasien untuk mengukur detak jantung, suhu tubuh dan levelpemakaian cairan infus. Data dari ruang pasien dikirim ke rangkaian master di ruang perawat secara periodik melalui jalur kabel menggunakan komunikasi serial RS485 dan ditampilkan ke monitor komputer. Apabila dari ketiga parameter tersebut terjadi situasi pasien memerlukan penanganan maka rangkaian master di ruang perawat akan mengirimkan pesan peringatan berupa Short Message Service (SMS) dan data rekam pasien dengan voice dial up menggunakan modulasi Frequency Shift Keying (FSK) ke handphone (HP) dokter. Yang membedakan dengan skripsi ini adalah, alat ini menggunakan stetoskop untuk mengukur detak jantung, mikrokontroler Atmega16 sebagai pengolah data hasil masukan detak jantung dan stetoskop.
Kemudian LCD yang bertugas menampilkan hasil data yang sudah dimasukan. 2.2. Kelistrikan Otot Jantung Kelistrikan otot jantung bersumber dari sel yang merupakan pembangkit potensial biolektris. Dalam struktur sel, sel terdiri dari ion-ion konduktor dan protein. Ion-ion konduktor ini terdapat didalam sel yang dipisahkan oleh membran sel dari keadaan sekelilingnya. Membran sel ini bersifat semipermiable karena hanya dapat melewatkan ion konduktor. Sel juga mempunyai kemampuan memindahkan ion dari satu sisi kesisi yang lain. Kemampuan sel ini disebut aktivitas kelistrikan sel. Dalam keadaan normal konsentrasi ion konduktor lebih besar diluar sel dari pada didalam sel, sehingga potensial didalam sel relatif negatif dibanding dengan potensial diluar sel. Perbedaan potensial antara sel bagian dalam dengan sel bagian luar didefinisikan sebagai potensial bioelektris. Dimana keadaan normal atau keadaan tanpa rangsangan besarnya 90mV, keadaan ini disebut polarisasi. Apabila ada suatu rangsangan terhadap membran baik itu berupa rangsangan listrik, mekanik atau zat kimia maka akan terjadi perubahan pada membran sel sehingga ion-ion konduktor akan masuk dari luar sel kedalam sel. Akibatnya didalam sel menjadi kurang negatif dari pada diluar sel dan ketika mencapai nilai ambang potensial membran akan meningkat. Keadaan ini disebut depolarisasi dengan potensial membran akan meningkat. Setelah seluruh bagian sel dipolarisasi maka berangsur-angsur kembali pada kondisi awal tanpa suatu rangsangan. Proses ini disebut repolarisasi, didalam otot jantung memiliki sel membran berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Pada saraf dan otot bergaris terjadi proses depolarisasi diawali dengan suatu rangsangan. Sedangakan pada sel otot jantung, membran selnya mudah bocor, sehingga setelah terjadinya repolarisasi penuh, segera perlahan lahan ionion konduktor masuk kedalam sel sampai mencapai titik imbang. Akibatnya akan terjadi gejala depolarisasi spontan tanpa didahului oleh suatu rangsangan dan hal ini terjadi secara terus menerus, sehingga otot jantung
Halaman-19
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
dapat berkontraksi secara otomatis dan teratur. (Pearce, 1995, h:35). 2.3. Suhu Tubuh Perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang kelingkungan luar. Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan panas yang terjadi. Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar dari pada laju hilangnya panas, timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh menurun. Suhu tubuh manusia secara umum dibagi menjadi 2 yaitu : suhu inti dan suhu kulit. (Ariani, 2007, h:39). 1. Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ vital. Suhu ini relatif sama. Dengan kata lain, distribusi panas pada bagian-bagian tubuh ini cepat, sehingga suhu pada beberapa tempat yang berbeda hampir sama. Bagian tersebut secara fisik terletak di kepala dan dada. 2. Bagian tubuh dimana suhunya tidak homogen dan bervariasi sepanjang waktu merupakan bagian dari suhu inti. Suhu kulit berbeda dengan suhu inti, naik dan turun sesuai dengan suhu lingkungan. Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan tangan. Suhu kulitini biasanya 2-4ºC di bawah suhu inti. Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu : 1. Aktivitas Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi, sehingga dapat meningkatkan suhu tubuh. Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15x, sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20x dari suhu normal. (Ariani, 2007, h:44). 2. Lingkungan Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suhu disekitar. Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu
tubuh manusia mengalami perubahan sebesar 0,5 – 0,7 0 C suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang. (Ariani, 2007, h:45). 3. Peradangan Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C. (Ariani, 2007, h:45). III. METODE PENELITIAN Perancangan secara keseluruhan rangkaian alat ukur detak jantung dan suhu tubuh. Adapun diagram blok dari rangkaian keseluruhan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Display LCD 16 x 2 Sensor Detak Jantung
Penguat LM311
Mikrokontroler ATmega16
Sensor Suhu LM35
Microphone
Penguat LM324
Tombol “Start”
Gambar 1. Diagram Blok Penjelasan gambar diatas adalah sebagai berikut. Stetoskop / sensor detak jantung digunakan untuk mengambil data dari detak jantung dengan cara menempelkan stetoskop didada, selanjutnya penguat LM311 akan mengubah detak jantung manusia menjadi getaran. LM311 digunakan untuk mendeteksi dan menguatkan jika ada getaran yang diterima. Selanjutnya LM311 mengirimkan getaran ke microphone selanjutnya LM324 bertugas menguatkan tegangan keluaran (output) dari microphone agar dihasilkan keluaran yang dapat menggerakan rangkaian selanjutnya. Kemudian mikrokontoler Atmega16 bertugas menerima masukan data, selanjutnya mengolah data masukan dan mengirim hasil data yang sudah diolah untuk ditampilkan. LCD digunakan untuk menampilkan hasil pengukuran detak jantung dan suhu tubuh. Tombol “ Start ” untuk menjalankan seluruh rangkaian. Mulai memasukan data (input) dari sensor detak jantung, sensor suhu,
Halaman-20
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
mikrokontroler Atmega16 dan LCD yang akan menampilkan hasil. Sensor suhu LM35 sebagai sensor yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Tegangan yang dikeluarkan oleh LM35 merupakan konversi suhu menjadi tegangan, dimana tegangan keluaran LM35 akan berubah seiring dengang perubahan suhu tubuh. ATmega16 bertugas mengubah tegangan hasil konversi sensor suhu LM35 dan mengirimkan hasil pada LCD untuk ditampilkan.
3.2. Perancangan Sensor Detak Jantung Perencanaan sensor suhu yang digunakan adalah LM35. LM35 merupakan sensor suhu yang menghasilkan kenaikan output. Setiap kenaikan temperature / suhu maka tegangan output yang diperoleh LM35 adalah 360 mV. Dipilihnya jenis sensor ini karena mudah diperoleh, mudah dikalibrasi, akurasinya lumayan baik dan memiliki impedansi kecil.
3.1. Perancangan Sensor Detak Jantung
Perancangan rangkaian pendeteksi detak jantung ini menggunakan stetoskop sebagai alat yang menangkap sinyal detak yang ditimbulkan oleh gerakan jantung. Sinyal dari detak jantung tersebut masih kecil, selanjutnya sinyal tersebut harus dikuatkan. Penguatan disini menggunakan sensor LM324 sehingga dihasilkan sinyal yang memiliki besaran yang menghasilkan output diinginkan.
Gambar 2. Skema Rangkaian Sensor Detak Jantung Penjelasan gambar diatas adalah sebagai berikut. Stetoskop digunakan untuk mengambil data dari detak jantung dengan cara menempelkan stetoskop didada tepat pada jantung dan selanjutnya mengubah detak jantung manusia menjadi getaran suara untuk selanjutnya diterima oleh microphone. LM324 digunakan untuk menguatkan tegangan keluaran (output) dari microphone agar dihasilkan keluaran yang dapat menggerakan rangkaian selanjutnya. LM311 digunakan untuk mendeteksi jika ada getaran suara yang diterima.
Gambar 3. Skema Rangkaian sensor suhu Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut. LM35 merupakan sensor suhu dengan karakteristik bahwa setiap kenaikan 1 °C suhu yang terukur maka tegangan keluaran akan bertambah sebesar 10 mV. Keluaran dari LM35.
3.2. Perancangan ATmega16 dan LCD Perancangan Atmega16 dan LCD dugunakan untuk menampilkan hasil pengukuran detak jantung dan suhu tubuh. Adapun gambar skema dari rangkaian Mikrokontroler Atmega16 dan LCD yang telah dirancang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Halaman-21
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
Gambar 4. Skema Rangkaian ATmega16 dan LCD Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut. Mikrokontroler Atmega16 digunakan untuk mengolah data keluaran dari sensor suhu LM35 dan sensor detak jantung. Hasil dari pengolahan data atau masukan oleh mikrokontroler ATmega16 selanjutnya dikirim ke LCD untuk di tampilkan hasilnya. Diagram alir (flowchart) digunakan untuk memudahkan dalam pembuatan dan penggunaan mikrokontroler. Adapun diagram alir dari mikrokontroler dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Sensor Detak Jantung Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah sensor sudah berfungsi atau bekerja dengan baiks esuai perancangan dan untuk mengetahui karateristik dari sensor yang sudah direncanakan. Berikut langkah-langkah pengujian sensor detak jantung. 1. Hubungkan rangkaian dengan stop kontak 2. Atur sensitifitas. Amati led warna merah sampai menyala. jika led merah menyala, Berarti sensor sudah bekerja dengan baik. Jika led merah tidak menyala atau padam, berarti rangkaian tidak bekerja atau terjadi kesalahan. Tabel 1. Hasil Pengujian Sensor Detak Jantung Indikator Indikator Led Merah Rangkaian Led Bekerja Menyala Menyala Tidak Bekerja Padam Padam Pada saat komponen bekerja maka indikator led merah akan menyala dan bila alat tidak bekerja led akan padam. Sehingga led merah dapat digunakan menjadi indikator berkerja atau tidaknya komponen itu. Karena sensor jantung yang dihubungkan dengan stetoskop sangat sensitif dengan suara, gesekan dan pergerakan, jadi sangat mudah untuk mengetahui bekerja tidaknya rangkaian itu.
Gambar 5. Diagram Alir Mikrokontroler Halaman-22
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
4.2. Pengujian Sensor Suhu Pengujian bertujuan untuk mengetahui komponen sensor Suhu LM35 apakah sudah berfungsi atau bekerja dengan baik, sesuai perencanaan atau belum dan untuk mengetahui karateristik dari rangkaian sensor suhu yang sudah direncanakan. Berikut langkah-langkah pengujian sensor suhu / LM35. 1. Hubungkan rangkaian dengan stop kontak 2. Atur sensitifitas. Amati dan pastikan led kuning menyala berkedip. Jika led kuning menyala, berarti sensor suhu sudah bekerja dengan baik. Jika led kuning tidak menyala atau padam, berarti rangkain yang direncanakan tidak bekerja atau ada indikasi terjadi kesalahan. Hasil pengujian sensor suhu yang sudah direncanakan dan dilakukan, dapat dilihat pada dibawah ini. Tabel 2. Hasil Pengujian Sensor Suhu Indikator Indikator Led Kuning Rangkaian Led Bekerja Menyala Menyala Tidak Padam Padam Bekerja Pada saat komponen bekerja maka indikator led kuning akan menyala dan bila rangkaian tidak bekerja led kuning akan padam. Sehingga led kuning digunakan menjadi indikator berkerja atau tidaknya rangkaian komponen itu. 4.3. Hasil Pengujian Detak Jantung Data hasil pengujian keseluruhan pada gambar 4.9 - 4.10 - 4.11 membandingkan hasil detak jantung normal dengan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.6 – 4.7 – 4.8 dibawah ini. Tabel 3. Data Hasil Pengujian Sampling Time 20 detik Hasil Hasil Umur Detak Ket Normal Pengujian Pengujian (Manual) (Alat) 2th
80–140
88
84
Normal
6th 13th 23th 36th 24th
70–110 70– 90 60 – 90 60 – 90 60 – 90
78 80 62 68 72
80 84 63 66 77
Normal Normal Normal Normal Normal
Tabel 4. Data Hasil Pengujian Sampling Time 30 detik Umur Detak Hasil Hasil Normal Pengujian Pengujian (Manual) (Alat)
Ket
2th
80–140
83
99
Normal
6th 13th 23th 36th 24th
70–110 70– 90 60 – 90 60 – 90 60 – 90
75 74 75 72 78
72 76 80 74 77
Normal Normal Normal Normal Normal
Tabel 5. Data Hasil Pengujian Dengan Sampling Time 60 detik Hasil Hasil Umur Detak Ket Normal Pengujian Pengujian (Manual) (Alat) 2th 6th 13th 23th 36th 24th
80–140 70–110 70– 90 60 – 90 60 – 90 60 – 90
90 75 74 64 62 61
99 78 82 61 66 62
Normal Normal Normal Normal Normal Normal
4.4. Analisa Pengujian Detak Jantung Berdasarkan data hasil percobaan, dapat dilihat bahwa detak jantung normal pada orang dewasa sekitar 60-90 detak permenit. Akan tetapi, detak jantung seseorang pun akan sangat bervariasi tergantung dari kondisi, aktifitas dan tingkat stress, selama pengukuran disarankan dalam keadaan tenang atau dalam keadaan bergerak saat pengukuran atau pengujian berlangsung hasilnya akan sangat bervariasi. Dari data pengukuran dengan sampling time yaitu 20 detik, 30 detik dan 60 detik. Dapat disimpulkan dalam pengujian detak jantung yang sudah dilakukan prosentasenya normal. 4.5. Hasil Pengujian Suhu Tubuh Pengujian ini dilakukan untuk menjalankan alat ukur secara keseluruhan, pengujian ini dilakukan dengan cara mengambil data langsung dengan sensor suhu LM35 dan LCD bertugas untuk menampilkan hasil pengujian.
Halaman-23
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
Tabel 6. Data Hasil Pengujian Suhu Tubuh. Usia
Suhu Normal
2th 6th 13th 23th 36th 23th 24th
31 - 37,4°C 31 - 37,4°C 30 - 36,4°C 30 - 36,4°C 30 - 36,4°C 30 - 36,4°C 30 - 36,4°C
Hasil Hasil Pengujian Pengujian Termometer Alat 32°C 33°C 33°C 33°C 33°C 32°C 34°C 32°C 32°C 33°C 32°C 32°C 35°C 31°C
Ket
Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
4.6. Analisa Pengujian Suhu Tubuh Berdasarkan data hasil percobaan, dapat dilihat bahwa suhu tubuh normal pada orang dewasa sekitar 30 – 37.4°C. Akan tetapi, suhu tubuh seseorang pun akan sangat bervariasi tergantung dari kondisi, aktifitas dan tingkat stress selama pengukuran seperti dalam keadaan tenang atau dalam keadaan bergerak saat pengukuran atau pengujian berlangsung hasilnya akan sangat bervariasi. V. KESIMPULAN Dari hasil pemaparan yang telah ditulis pada bab maka dapat diambil kesimpulan : 1. Berdasarkan hasil pengujian alat, jika ada perbedaan antara hasil pengukuran dengan alat dengan detak jantung dan suhu tubuh normal atau pengujian secara manual, hal ini bisa disebabkan pada perbedaan kondisi, aktifitas dan penempatan sensor yang tidak tepat. 2. Alat yang dibuat sangat sensitif dengan pergerakan dan suara. Usahakan lakukan pengujian ditempat yang tenang
Jogiyanto. 1990.” Sistem Teknologi Informasi”. Andi, Yogyakarta. Mulyono, Iwan Adi, 2002 ‘’ Perencanaan Dan Pembuatan Alat pendeteksi Detak jantung dan suhu tubuh berbasis komputer ‘’ Skripsi, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Nasir . Moh, 1988. “ Metodologi Penelitian ”. Ghalia Indonesia, Jakarta. Nuryati, Venti 2010, ‘’ Rancang Bangun Alat Pendeteksi dan Penghitung detak jantung dengan Asas Doppler ‘’ Skripsi, Universitas Indonesia Depok. Pearce, Evelyn C. “ Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis ”, Gramedia, Jakarta, 1995. Pringadi, dkk, 2003, ‘’ Perancangan Sistem Telemonitoring Tiga Parameter (Detak Jantung, Suhu Tubuh dan Pemakaian Cairan Infus) untuk Pasien Rawat Inap di Poliklinik Pedesaan Melalui Jaringan GSM ‘’ TA, FTI. ITS, Surabaya. Riyadi, 2009, “ Mengenal Macam Macam Sensor ” Gremedia Jakarta. Soedjono, H Hartanto, 2002 ‘’ Merakit Elektronika ‘’ Effhar Semarang. Sugiri. 2004. “ Elektronika Dasar dan Peripheral Komputer “. Andi, Yogyakarta. Setiawan, Sulhan. 2006 “ Karakteristik LCD dan LED “. Andi Yogyakarta. www.atmel.comDatasheet AVR ATMega16.
DAFTAR PUSTAKA Ariani, 2007, “ Pendeteksian ECG, Heart Rate dan Suhu Tubuh Menggunakan Mikrokontroler ”. PENSITS: Surabaya. Hwin,
Hadi, Mokh. Sholihul, 2008, “ Mengenal Mikrokontroler ATMega 16 ” Gremedia Jakarta.
http://andasites.blogspot.com/2012/10/sejarah -dan-cara-kerjastetoskop.html.
Kwik, 2007 “ Pemrograman Mikrokontroler PIC16f84A ’’ Andi Yogyakarta.
Halaman-24