HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ATURAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN JOB INSECURITY PADA KARYAWAN BAGIAN OPERASIONAL PT. JATI LUHUR AGUNG SEMARANG Wafika Chairunisa, Endah Mujiasih, Unika Prihatsanti Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang
[email protected] [email protected] [email protected] ABSTRAK Job insecurity is a feeling of helplessness to maintain desired continuity in a threatened job conditions. Conditions of job insecurity will have implications on the consideration of the employee to survive or not survive in the company. Job insecurity is influenced by employee perceptions of workplace safety and health regulations, the employee view of what the company aims to be maintained and guaranteed employee safety and health work. This study aimed to determine the relationship between perceptions of health and safety rules (K3) with job insecurity on employees at the operational part of PT. Jati Luhur Agung Semarang. The population in this study were employees at the operational part of PT. Jati Luhur Agung Semarang. Study sample totaled 65 people, achieved through proportional sampling technique. Data collection tool in this study is Scale Perceptions of Health and Safety Rules (33 aitem a = 0.919) and Job Insecurity Scale (25 aitem a = 0.892), which has been tested on 44 employees at the operational part of PT. Jati Luhur Agung Semarang. Simple regression analysis showed a correlation value -0.468 and p = 0.000 (p <0.05), ie, there is a negative and significant relationship between perceptions of the rules of Occupational Health and Safety with job insecurity. The more positive employee perceptions of the rules of Occupational Health and Safety (K3), the level of job insecurity experienced by employees is low, otherwise the negative employee perceptions of the rules of Occupational Health and Safety (K3), the level of job insecurity experienced by employees is high. Effective contribution of perceptions of the rules of Occupational Health and Safety (K3) with job insecurity by 21.9%. These results indicate that there are other factors at 78.1% which is not revealed in this study. Keywords: perception of the rules of Occupational Health and Safety (K3), job insecurity, employees at the operational part of PT. Jati Luhur Agung Semarang
1
Menurut Standing (Green, 2003, h.
PENDAHULUAN
2) semua masalah ketidakpastian dapat
Latar Belakang Masalah Fenomena menyebar
job
luas
insecurity
sejak
tahun
telah
mengurangi walfer atau rasa aman dan
1990-an,
kesejahteraan. Bila rasa tidak aman dalam
terutama terjadi pada pekerja profesional.
bekerja
Lebih dari 60% pekerja menyatakan bahwa
karyawan,
langkah-langkah pekerjaan (usaha yang
munculnya
harus mereka perbuat terhadap pekerjaan
mempertahankan
mereka)
organisasi.
telah
meningkat.
Ketakutan
terhadap redundancy bukanlah satu-satunya
ini
terus maka
menerus akan
keinginan
dihadapi
mempengaruhi untuk
tidak
keberadaannya
dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang
aspek dari job insecurity. Walaupun banyak
dilakukan
pekerja yang tidak terlalu khawatir terhadap
menyatakan bahwa pada akhirnya job
kehilangan pekerjaannya, mereka sangat
insecurity akan menimbulkan krisis identitas
khawatir terhadap hilangnya nilai tampilan
seorang karyawan yang mengalaminya,
kerja mereka, seperti status dalam organisasi
penurunan
dan kesempatan mereka untuk promosi
Kesulitan dalam membangun kontak sosial
(Burchell, dkk, 2002, h. 70).
dan memperoleh dukungan sosial, serta
Greenhalgh dan Rosenblatt (dalam Blackmore
&
mendefinisikan perasaan
Kuntz, job
diinginkan
insecurity
tidak
mempertahankan
berdaya kesinambungan
dalam
kondisi
terancam.
Job
insecurity
mengacu
pada
tingkat
karyawan
2011,
mengenai
kerja tidak
Elman
taraf
(2002,
h.
kehidupan
52-55)
ekonomi.
kehilangan kesempatan untuk memperoleh
h.8)
kesempatan
sebagai
promosi
kerja
dan
pengembangan karir (Nolan, 2005, h. 16).
untuk
Beberapa hal dalam kondisi kerja
yang
banyak menjadi penyebab job insecurity.
yang
Greenhalgh
and
Rossenblat
(dalam
hanya
Blackmore & Kuntz, 2011, h. 8) telah
kekhawatiran
mengkategorikan penyebab job insecurity ke
kelanjutan
dari
dalam 3 kelompok, yaitu kondisi lingkungan
pekerjaannya atau kehilangan pekerjaan,
dan organisasi, karakteristik individual dan
melainkan juga kekhawatiran mengenai
jabatan pekerja (misalnya usia, gender,
hilangnya
pekerjaannya
status sosial ekonomi), serta karakteristik
seperti gaji, kesempatan promosi, kenaikan
personal pekerja (misalnya locus of control,
karir dan kondisi pekerjaan.
self esteem).
dimensi-dimensi
2
dari
Individu tidak bisa melepaskan diri
tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
faktor
terjadinya kecelakaan, mencegah, dan atau
yang
menyebabkan
rasa
ketidakamanan dalam bekerja, baik dari diri
mengurangi
sendiri
Kondisi
pekerjaan yang kesemuanya menuju pada
lingkungan kerja dapat menimbulkan bahaya
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
terhadap karyawan seperti kebisingan, suhu,
karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan
serta cuaca kerja (Ramli, 2010, h. 6).
peralatan perlindungan anggota badan dalam
Greenhalgh
(dalam
setiap
h.
dengan menyesuaikan sifat pekerjaan yang
maupun
lingkungan.
and
Blackmore
&
Rossenblat
Kuntz,
2011,
8),
menyebutkan bahwa faktor lingkungan kerja
terjadinya
bekerja
harus
penyakit
selalu
akibat
digunakan
dilakukan.
baik fisik maupun keadaan organisasional
Program keselamatan dan kesehatan
dapat menjadi penyebab terjadinya job
kerja (K3) seringkali tidak berjalan dan
insecurity.
mengalami hambatan karena kurangnya
Faktor lingkungan kerja merupakan hal
yang
perlu
dan
pemahaman
mengenai
Setiap
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
pekerjaan atau usaha selalu mengandung
Persepsi ini sangat menghambat pelaksanaan
potensi
dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
resiko
kecelakaan
diperhatikan.
pengertian
bahaya
dalam
bentuk
dan
penyakit
kerja.
kerja
(Ramli, 2010, h.10).
Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit
Berdasarkan latar belakang di atas,
kerja tersebut tergantung dari jenis produksi,
peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
teknologi
yang
antara persepsi karyawan terhadap aturan
digunakan, tata ruang dan lingkungan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
bangunan, serta kualitas manajemen dan
dengan job insecurity pada karyawan bagian
tenaga-tenaga
operasional
yang
dipakai,
pelaksana.
bahan
Kasus-kasus
PT.
kecelakaan dan penyakit kerja di seluruh
Semarang.
dunia termasuk Indonesia masih cukup
Rumusan Masalah
besar, baik di sektor industri dan jasa-jasa
(Daryanto,
persepsi 2010,
h.
karyawan
Agung
terhadap
aturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
6) aturan keselamatan dan kesehatan kerja
dengan job insecurity ?
(K3)
Tujuan Penelitian
merupakan
Luhur
Apakah terdapat hubungan antara
(Simanjuntak, 2003, h. 163). Menurut
Jati
pedoman-pedoman
3
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
perasaan
tidak
menguji secara empiris hubungan antara
mempertahankan
persepsi
diinginkan
karyawan
terhadap
aturan
berdaya
untuk
kesinambungan
dalam
kondisi
kerja
yang yang
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
terancam.
dengan job insecurity pada karyawan bagian
Persepsi Terhadap Aturan Keselamatan
opersional PT. Jati Luhur Agung Semarang.
dan Kesehatan Kerja (K3)
Manfaat Penelitian
Persepsi terhadap keselamatan dan
1. Manfaat Teoretis
kesehatan kerja (K3) adalah penilaian
Penelitian ini diharapkan akan
karyawan terhadap aturan/pedoman sebagai
menjadi masukan untuk pengembangan
bagian dari stimulus yang ditangkap melalui
ilmu pengetahuan di bidang psikologi,
indera kemudian diinterpretasikan, sehingga
khususnya
individu mengerti, menyadari apa yang
Psikologi
Industri
dan
Organisasi, serta bidang ilmu lain terkait.
diindera
2. Manfaat Praktis a. Bagi perusahaan diharapkan hasil penelitian
ini
dapat
terhadap
tindakan
terhadap
kemungkinan
kecelakaan,
terjadinya
pencegahan terjadinya
penyakit
akibat
memberikan
pekerjaan yang kesemuanya menuju pada
kontribusi yang bermanfaat dalam
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
menyikapi fenomena job insecurity
karyawan.
yang sedang terjadi. b. Bagi
karyawan,
penelitian
ini
METODE
diharapkan dapat memberikan saran serta
dorongan
pandangan
untuk
lebih
positif
Variabel
membuka
yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah :
terhadap
Variabel tergantung : Job Insecurity
aturan keselamatan dan kesehatan
Variabel bebas : Persepsi Terhadap Aturan
kerja (K3).
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (K3) Definisi operasional dari variabel-
TINJAUAN PUSTAKA
variabel penelitian yaitu :
Job Insecurity Greenhalgh dan Rosenblatt (dalam Blackmore
&
mendefinisikan
Kuntz, job
2011,
insecurity
1. Job
insecurity
merupakan
kondisi
h.8)
psikologis (perasaan terancam) yang
sebagai
dirasakan karyawan ditandai dengan rasa
4
bingung, gelisah, merasa tidak nyaman,
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
di mana mereka merasa terancam dan
1. Uji Validitas
merasa
tidak
berdaya
mempertahankan
untuk
Uji validitas dilakukan dengan
kesinambungan
menggunakan uji korelasi aitem-total
pekerjaannya. Semakin tinggi skor total,
(daya
maka job insecurity semakin rendah dan
digunakan untuk memperoleh skor total
semakin rendah skor total , maka job
adalah teknik korelasi Product Moment
insecurity semakin tinggi.
(rix) Karl Pearson.
2. Persepsi terhadap Aturan Keselamatan dan
Kesehatan
Kerja
(K3)
beda
aitem).
Teknik
yang
2. Uji Reliabilitas
adalah
Reliabilitas instrumen penelitian
penilaian karyawan terhadap sistem kerja,
diuji
tugas dan waktu kerja, pengawasan,
Cronbach’s
seleksi dan penempatan tenaga kerja,
koefisien reliabitas yaitu mendekati satu,
lingkungan kerja, serta kesiapan untuk
semakin
menangani keadaan darurat.
Semakin
digunakan.
tinggi skor total, maka persepsi terhadap
Analisis Data
aturan keselamatan dan kesehatan kerja
menggunakan Alpha.
reliabel
Metode
rumus
koefisien
Semakin
alat
analisis
tinggi
ukur
yang
statistik
yang
(K3) semakin positif, dan semakin rendah
digunakan dalam penelitian ini adalah
skor total, maka persepsi terhadap aturan
analisis regresi sederhana Penelitian ini
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
menggunakan
semakin negatif.
program komputer Statistical Package for
analisis
statistik
dengan
Social Science (SPSS) versi 17.0. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
karyawan bagian operasional PT. Jati Luhur
Hasil Analisa Data dan Intepretasi
Agung Semarang.
1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas
Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel yang
Variabel
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Job Insecurity Persepsi Terhadap Aturan K3
probability sampling yaitu proportional sampling.
5
kolmogoro v-Smirnov 0,656 0,721
p 0,783 (p>0,05) 0,677 (p>0,05)
Bentuk Normal Normal
b.
Uji Linearitas
Nilai F 17,645
Signifikansi 0,000
Gambar 2. Kategorisasi Persepsi Terhadap Aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
p P<0,05
Sangat Negatif N=0 0%
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui hubungan, kekuatan, dan arah hubungan dari kedua
Sedang N=0 0%
Positif N = 36 55,38%
Sangat Positif N = 29 44,61%
PEMBAHASAN
variabel
Hasil
penelitian sebagai berikut :
hipotesis
Hasil Uji Korelasi Variabel Persepsi Terhadap Aturan K3 Job insecurity
Negatif N=0 0%
yang
diperoleh
menunjukkan
bahwa
dari
uji
terdapat
hubungan yang signifikan antara persepsi
r xy
Sign.
-0,468
0,000
terhadap aturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan job insecurity pada karyawan PT. Jati Luhur Agung Semarang. Hasil tersebut ditunjukan dengan koefisien korelasi sebesar -0,468 dengan nilai p=0,000 (p>0,05).
Koefisien Persamaan Garis Regresi Y = a + bX Y = 77,966 – 0,277 X
R
1
.468a
.206
tersebut
signifikan antara persepsi terhadap aturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan job insecurity pada karyawan PT.
R Adjusted Std. Error of Square R Square the Estimate .219
korelasi
menunjukan adanya hubungan negatif dan
Koefisien Determinasi Model
Koefisien
Jati Luhur Agung Semarang. Nilai negatif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa
4.44728
semakin positif persepsi terhadap aturan 3. Gambaran Sampel Berdasarkan Data
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), maka
Statistik Deskriptif
semakin
Gambar 1. Kategorisasi Job Insecurity
karyawan PT. Jati Luhur Agung Semarang
Sangat Rendah N=8 12,30%
Rendah N = 54 83,07%
Sedang N=3 4,61%
Tinggi N=0 0%
Sangat Tinggi N=0 0%
rendah
job
insecurity
pada
dan sebaliknya semakin negatif persepsi terhadap aturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), maka semakin tinggi job insecurity.
Hasil tersebut
membuktikan
bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat
6
hubungan negatif dan signifikan antara
serta menciptakan respon yang kooperatif
persepsi terhadap aturan keselamatan dan
meskipun terjadi perubahan organisasional
kesehatan kerja (K3) dengan job insecurity
yang mengancam.
pada karyawan PT. Jati Luhur Agung
Menurut Greenhalgh and Rossenblat
Semarang dapat diterima.
(dalam Blackmore & Kuntz, 2011, h. 8),
Greenhalgh dan Rosenblatt (dalam Blackmore
&
mendefinisikan perasaan
Kuntz, job
insecurity
tidak
mempertahankan diinginkan
2011,
berdaya kesinambungan
dalam
kondisi
kerja
faktor lingkungan kerja baik fisik maupun
h.8)
keadaan
organisasional
dapat
menjadi
sebagai
penyebab terjadinya job insecurity pada
untuk
karyawan. Kesehatan fisik dan kesejahteraan
yang
psikologis tersebut dapat mempengaruhi
yang
kualitas dan kuantitas pekerjaan. Salah satu
terancam.
upaya yang dapat dilakukan perusahaan
Menurut Standing (Green, 2003, h.
untuk
memenuhi
kebutuhan
karyawan
2) semua masalah ketidakpastian dapat
tersebut adalah dengan adanya program
mengurangi walfer atau rasa aman dan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja
kesejahteraan. Bila rasa tidak aman dalam
(K3)
bekerja
dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan
ini
karyawan, munculnya
terus maka
menerus akan
keinginan
dihadapi
mempengaruhi
yang
dapat
berjalan
apabila
pimpinan perusahaan (Ramli, 2010, h.9).
untuk
tidak
Aturan keselamatan dan kesehatan
keberadaannya
dalam
kerja (K3) merupakan pedoman-pedoman
organisasi. Mishra dan Spreitser (dalam
tindakan pencegahan terhadap kemungkinan
Ugboro, 2003, hal. 245) menyatakan bahwa
terjadinya kecelakaan, mencegah, dan atau
rasa percaya terhadap perusahaan dapat
mengurangi
mengurangi tingginya tingkat job insecurity
pekerjaan yang kesemuanya menuju pada
karyawan. Semakin tinggi rasa percaya
peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
karyawan terhadap perusahaan, maka hal itu
karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan
akan menjadi penentu munculnya kepuasan
peralatan perlindungan anggota badan dalam
kerja pada karyawan, hingga pada akhirnya
setiap
mampu membawa rasa aman dan nyaman
dengan menyesuaikan sifat pekerjaan yang
dalam bekerja. Adanya rasa aman dalam
dilakukan
bekerja akan meningkatkan produktivitas
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
mempertahankan
7
terjadinya
bekerja
harus
(Daryanto,
penyakit
selalu
akibat
digunakan
2010,
h.6).
diperlukan
perusahaan
karena
setiap
dipertahankan
dengan
terus
pekerjaan selalu mengandung potensi risiko
menumbuhkan persepsi yang positif
yang berbahaya dalam bentuk kecelakaan
terhadap
kerja atau penyakit kerja (Anoraga, 2001,
kesehatan
h.76).
menjadikannya sebagai acuan dalam Peneliti sudah berusaha untuk dapat
aturan
keselamatan
dan
dengan
cara
kerja
bekerja yang berfungsi sebagai kontrol
mencapai hasil semaksimal mungkin, tetapi
bagi
penelitian ini tidak luput dari adanya
memperhatikan
kendala dan keterbatasan antara lain skala
aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
persepsi terhadap aturan K3 yang digunakan
(K3) dengan bekerja secara disiplin dan
kurang
yang
berhati-hati serta mengikuti prosedur
dipergunakan sebagai acuan indikator dalam
pelaksanaan aturan Keselamatan dan
skala dan adanya social desirability.
Kesehatan
sesuai
dengan
teori
karyawan
untuk
dan
Kerja
lebih
melaksanakan
(K3)
yang
telah
diberikan perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN
2. Bagi Perusahaan Bagi
Kesimpulan
pihak
perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian ini,
diharapkan dapat menekan seminimal
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
mungkin terjadinya kecelakaan kerja
negatif
persepsi
dengan meningkatkan pemahaman dan
terhadap aturan keselamatan dan kesehatan
menerapkan kondisi lingkungan yang
kerja (K3) dengan job insecurity pada
kondusif untuk dapat mempertahankan
karyawan PT. Jati Luhur Agung Semarang.
rendahnya
Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin
karyawan, sehingga produktivitas kerja
positif persepsi terhadap aturan keselamatan
karyawan akan meningkat. Selain itu
dan kesehatan kerja (K3), maka semakin
perusahaan
rendah
mengurangi tingkat
dan signifikan antara
job
insecurity
yang
dimiliki
tingkat
job
diharapkan
insecurity
untuk
dapat
kejenuhan serta
karyawan.
dapat meningkatkan keterampilan kerja
Saran
karyawan melalui rotasi kerja bagi
1. Bagi Subjek Penelitian
karyawannya dengan terus berpedoman
Subjek dengan job insecurity yang
rendah
diharapkan
pada prinsip-prinsip Keselamatan dan
dapat
8
Kesehatan Kerja (K3) dalam kegiatan
Daryanto. 2010. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peralatan Bengkel dan Peralatan Mesin. Bandung : Alfabeta.
operasional. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang
Green. F. 2004. The Rise and Decline of Job Insecurity. Department of Economics Discussion 05/03. Canterbury : University of Kent.
ingin meneliti mengenai job insecurity diharapkan tulisan ini dapat menjadi salah
satu
penelitian.
referensi Peneliti
pendukung Nolan, J. 2005. Job Insecurity, Gender, and Work Orientation : An Exploratory Study of Breadwinning and Caregiving Identity. GeNet Working Paper, 6: p. 1-30.
selanjutnya
diharapkan dapat menggali lebih dalam faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi job insecurity
Pasewark, W.R., Strawner, J.R. 2006. The determinants and Outcomes Associated with Job Insecurity in A professional Acounting Environment. Behavioral Research in Accounting, 8: 91-113.
seperti konflik peran, peran ganda, dan locus of control yang dimungkinkan turut memberikan kontribusi dalam job insecurity yang dialami karyawan.
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta : PT. Dian Rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Simanjuntak, P.J. 2003. Manajemen Hubungan Industrial. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Azwar. 2006. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ugboro, I. O. 2003. Influence of Managerial Trust on Survivors’ Perceptions of Job Insecurity and Organizational Commitment in a multicultural Post Restructuring and Downsizing Environment. The Jurnal of Behavioral and Applied Management, Vol.4, No.3, pp.230253.
Blackmore, C. & Kuntz, J. 2011. Antecedents of Job Insecurity in Restructuring Organisations: An Empirical Investigation. New Zealand Journal of Psychology. Volume 40, No. 3, h. 8-18 Burchell, B. j., Day., Ladipo, D. 2002. Job Insecurity and Work Intensification. London : Joseph Rowntree Foundation.
9