Volume I No. 2, Oktober P'OLA
PENGEMBANGAN ,DWIBAHASAWAN YANG SEIMBANG' UNTUK MEMPERTAHANKAN BAHASA-BAHASA DAERAH DI INDONESIA I. Praptomo Baryadi
CARA DAN TUIUAN PENCIPTAAN CANGKRIMAN WANCAHAN P. Ari Subagyo
STRUKTURALISME LEVI.STRAUSS SEBAGAI PARADIGMA PENYELESAIAN KONFLIK: STUDI KASUS DUA LEGENDA RAKYAT NUSANTARA Yoseph Yapi Taum
NAMA YANG TAK TERLUPAKAN: TIGA PENULIS AWAL CERITA PENDEK BERBAHASA MELAYU: SELAYANG PANDANG Christopher A. Woodrich
TINDAK TUTUR PADA TANDA VERBAL DI FASILITAS UMUM Eunike Zabrina Andilolo
Halaman 60 - 114
TIRNAT ILMIAH
rssN-1693-749x
KEBI.]DAYAAN
SINTESIS Volume 8, Nomor 2, Oktober 201.4,hlm. 60-114
DAFTAR ISI
Daftar Isi ..............
iii
Dari Redaksi.............
..
Pengembangan "Dwibahasawan yang Seimbang" untuk Mempertahankan Bahasa-bahasa Daerah di Indonesia L PraptomoBaryadi Cara dan Tujuan Penciptaan Cangkriman Wancahan.,.,.,.,.,...... P. Ari Subagyo Strukturalisme Levi-Strauss sebagai Paradigma Penyelesaian Konflik: Studi Kasus Dua Legenda Rakyat Nusantara
iv
60-68
69-78
79-92
Yoseph Yapi Taum
Nama Yang Tak Terlupakan: Tiga Penulis Awal Cerita Pendek BerbahasaMelayu: SelayangPandang 93-1.02 Christopher A. Woodrich
Tindak Tutur pada Tanda Verbal di FasilitasUmum
103-113
Eunike Zabrl,:e Andilolo
11.4
Indeks Penulis
lll
CARA DAN TUIUAN PENCIPTAAN CANGKRIMAN WANCAHAN
P. Ari Subagyo Dosen Program Studi Sastra Indonesia FakultasSastra UniversitasSanataDharma Email: ari
[email protected].
ABSTRACT This article discusses about cangkriman wancahan that is one of four kinds of cangkriman or Javanese traditional riddles. Javanesepeople created cangkriman wancahan in general by acronymization (acronym-making). The general way can be separatedon two special ways, that are (l) acronimyzationin combiningwith shifting of presuppositionand (2) acronymizationin combining with foreign languagespelling. The creating of the cangkriman wancahanis ended to ( I ) representing experiences,(2) laughing at sifuation,and (3) imitating foreign languagespelling. Key words:
1.
cangkriman wancahan, Javanese, way, end, creating
(1)
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang bermain (homoludens).Ciri manusia sebagaimakhluk bermain mudah ditemukan dalam berbagai permainan yang dicipta sejak zaman purba hingga era budaya maya (cyberculture)ini. Ciri lain manusia sebagai homo ludens adalah kesukaan manusia bermain kata-kata yang salah satunya dengan teka-teki (lih. Danandjaja, 1,996:45; Suwanto, 2009: 9; Wijana, 2013: 27). Permainan kata-kata atau permainan bahasa tampak jelas puia dalam cangkrimanatau teka-teki tradisional Jawa. Cangkriman wancahan (teka-teki tradisional berupa singkatan) merupakan s a l a h s a t u j e n i s c a n g k r i m a nd i s a m p i n g pepindhan (perumpamaan), blenderan (pelesetan)dan tembang(lagu tradisional). Contoh (1) dan (2) berikut ini merupakan cangkrimarz berjenis pepindhan,contoh (3) dan (4) berjenis blenderan, contoh (5) berjenis tembang,sedangkancontoh (6) dan (7) berjenis wancahan.
(2)
(3)
(4)
(5)
69
Anake wuda, mbokne klamben,apa? (Wangsulane: Pring) 'Anaknya telanjang, ibunya berpakaiary apa? (Jawab: Bambu)' Bocahcilik blusak-blusuksabaalas,apa? (Wangsulane:Dom) 'Anak kecil keluar-masuk berkeliaran di hutan, apa? (Jawab: Jarum)' Ana gajah numpak becak,ketok apane? (Wangsulane:Ketok ndobose) 'Ada gajah naik becak, kelihatan apanya? (Jawab: Kelihatan bohongnya) Ana tulisan Arab, macanesakangendi? (Wangsulane:Seka alas) 'Ada tulisan Arab, membacanya dari mana? (Jawab: Dari hutan)' Bapakpocung,dudu zoatududu gunung Sangkanmuing Plembang,ngon-ingone Sang Bupati Yen lumampah,si pocung Iembeyangrana (Sing dikarepake:Gajah) 'Bapak pocung, bukan batu bukan gunung Asalmu dari Palembang piaraan Sang Bupati Kalau berjalan, si, pocung menggerak-gerakkan hidung (Yang dimaksud: Gajah)'
70
(6)
(7)
lurnal Ilmiah KebudayaanSINTESIS,Volume8, Nomor2, Oktober2014,hlm.69-78
Burnas kopen (Sing dikarepake: Bubur panas kokopen) Ua.g dimaksud: Bubur panas santaplah langsung dengan mulut) Yu mae rong, lut mae ndhut (Sing dikarepake: Yuyu omahe ngerong, welut omahe lendhut) (Yang dimaksud: Ketam rumahnya lubang di batu padas, belut rumahnya lumpur)
Artikel ini secara khusus membahas cangkrimanwancahandengan dua masalah. Pertama, bagaimana cara penciptaan cangkrimanwancahan?Kedua, apa tujuan penciptaan cangkrimanwancahan?Dua hal tersebut selama ini belum pernah dibahas.
2.
LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI
2.1
Landasan Teori
Wijana (2013: 27), teka-teki sebagai \4)a(Atla adalah satuan kebahasaanyang digunakan oleh penutur bahasa untuk berteka-tcrki, yakni mengajukan pertanyaan )rattg jawabannya seringkali mengecohpraanggapan orang yang ditanya. Cangkrimanatau teka-teki mertrpakan wujud permainan bahasa atau permairran kata-kata karena manusia merupakan makhluk bermain (homoludens) Sebagai bentuk permainan bahasa atau kata.kata, cangkrimansesungguhnyaterus hidul, :icsua; dengan perkembangan masyarakat. i(,rl <'rrar itu, cangkrimanatauteka-teki baru bisa saja muncul dengan bahasadan pola tnrrt:rkhir sebagaimanaditunjukkan Wijana \201:]). Adapun yang dimaksud dengan cangkrirnan dalam artikel ini terbatas pada tcka-teki tradisional yang cirinya antar;r lain mencerminkan budaya agraris (bdk. Kaswanti Purwo, 2013). B e n t u k c a n g k r i m a n b e r b e d a .b e d a . Cangkrimanberjenis pepindhan(umplrnaarr), blenderan(pelesetan),wancahan(singliatan), dan tembang(lagu tradisional) lazinrrrya berupa kalimat atau wacana. Arlapuri cangkrimanwancahanberbentuk frasa senr',r dan kalimat semu (Subagyo dan Anlorto, 201.4: 20-22).
Berikut ini dikemukakan pendapat tentang pengertian dan bentuk cangkriman. Cangkrimanyang bersinonim dengan bedhekan atau batangan adalah pertanyaan yang harus dijawab atau ditebak (lih. Prayitna dan Tofani, 201,0:119; Hartatik, 201J.: 68; Subalidinata, 1994: L3; Tim Balai Bahasa 2.2 Metodologi Yogyakarta, 20"1.7: 90; Poerwadarminta, 'I..939: 625). Di beberapa tempat di Jawa Setiap penelitian selalu melal:r! tiga Timur, cangkriman juga disebut capefln tahapan, yaitu pengumpulan data, ., riisir (Subalidinata, ibid.). Padanan cangkriman data, dan penyajian hasil analr, . ;.i L dalam bahasa lndonesia adalah teka-teki (Sudaryanto,1993).Uraian atas ti6:. I . ,.'l^. (Prawiroatmojo, L98L: 57) atau tebakan tersebut dan metode yang digur:.! r i. (Sugono, dkk., 2008:242), dan padanannya sebagai berikut. dalam bahasa Inggris adalah riddle, enigma, . - ,, Objek penelitian ini adal*t. ; , ;;,,t. conundrum(Robinson dan Wibisono, 2002: t u j u a n p e n c i p t a a n c t n g k r i m a , ,, 133). Data penelitian berupa cangkriniiiiii :!tt,;:,;,t Dalam Kamus BesarBahasaIndonesia a t a u t e k a - t e k i t r a d i s i o n a l J a r a ' ^l ,, . r j c r r i s Pusat BahasaEdisi Keempat(Sugono, dkk., singkatan. Data dihimpun dari trga s.rrnber. 2008:'1,420),teka-teki diberi pengertian "soal Pertama,beberapabuku bahasadal t'rrdaya yang berupa kalimat (cerita, gambar) yang j a w a . K e d u a , b e b e r a p a l a m t ' , ; i r :. l 1 , i r r [ , dikemukakan secarasamar-samar,biasanya bahasadan budaya lawa. Ketiga, ii;;r-,rlll&sr untuk permainan atau untuk mengasah dari beberapa narasumber ah!i stl..,'l'6r,,. pikiran, misal yang digantungkandi atas,yang praktisi bahasadan budayajawa. Pengurlpili:in menggantungkandi bawah,orang menaikkan data dilakukan dengan teknik catat libat layang-layang; tebakan; terkaan". Menurut cakap dan teknik catat bebas libat cakap.
P.AiSubagyo- CaradanTujuanPenciptaan....7 1 Data yang sudah terkumpul lalu dianalisis sesuai dengan dua masalah penelitian. Untuk menganalisis cara penciptaan cangkrimanwancahnn,digunakan metode agih dan metode padan. Metode agih adalah cara kerja analisis dengan menggunakan alat penentu bahasa yang bersangkutan. Teknik yang diterapkan adalah teknik dasar Bagi Unsur Langsung (BUL), yaitu untuk menentukan dan mengenai unsur-unsut cangkrimanwancahan. Metode padan adalah cara kerja yang menggunakan alat penentu di luar bahasa (parole)yang bersangkutan (Sudaryanto, '1.993: 13). Metode padan yang diterapkan khususnya padan referensial. Adapun untuk menganalisis tujuan penciptaan cangkriman wancahan,diterapkan metode padan pragmatik. Dengan metode ini, penulis menempatkan diri sebagai penafsir penggunaan cangkrimanwancahan.Konteks sosial-budaya pemakaian cangkriman wancahandipertimbangkandalam penafsiran. Hasil analisis data tentang cara dan t u j u a n p e n c i p t a a n c a n g k r i m a nw a n c a h a n disajikan dengan metode informal dan metode formal. Penyajian secara informal dilakukan dengan kata-kata biasa, sedangkan penyajian secaraformal dilakukan dengan penggunaan tabel untuk mendukung penyajian secara informal (Sudaryanto, 1993:\14).
3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan dua permasalahanyang telah diajukan, berikut ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasantentang cara dan tujuan penciptaan cangkrimanwancahan. 3.1
Cara PenciptaanCangkriman Wancahan
Cangkrimanwancahandapat diciptakan dengan dua cara,yaitu (a) akronimisasiyang dipadu dengan pembelokan praanggapan dan (b) akronimisasi yang dipadu dengan pengucapanasing.
3.1.1Akronimisasi dan Pembelokan Praanggapan Pemendekanmenjadi kata (akronimisasi) dan pembelokan praanggapan berlaku untuk penciptaancangkrimanyang oleh Subagyo dan Antono (2014:51)berbentukfrasa semu. Sebuahcangkrimandigolongkan sebagaifrasa semu karena bentuknya sama dengan frasa bahasaJawa, namun maknanya berbeda jika akronim dipanjangkan (ibid.,hlm. 20). Berikut ini beberapa contoh beserta penjelasannya. (8)
(9)
(10)
(11) (12)
Gerbongtulis (= Pager kobong,watune mendhelis) 'Pagar terbakar batunya menyembul/ kelihatan' Gowangpelot (= lagone neng lawang, cempenemencolot) 'Ayam jagonya ada di pintu, anak kambingnya melompat' Kicak ketan (= Kaki macakiket-iketan) 'Kakek berdandanmemakai ikat kepala dari kain yang dilipat' Manukbiru 1=Pamanepunuk,bibinekuru\ 'Paman gemuk, bibi kurus' Pindhangkutut (= Sapi mblandhang, Iukunekatut) 'Sapi terlepas, bajaknya terbawa'
Gerbong tulis pada (8) sekilas merupakan frasa bahasa Jawa yang tersusun atas kata gerbong'gerbong' dan tulis 'tulis'. Praanggapan yang muncul adalah Ana gerbongmligi nggo nulis 'Ada gerbong khusus untuk menulis'. Namun, gerbongtulis merupakan akronim dari Pager kobong, watune mendhelis'Pagar terbakar, batunya menyembul/kelihatan'. Pada (9), gowang pelot selintas merupakan frasa bahasa Jawa yang terbentuk dari kata goTt)ang'koyak, sobek (untuk lempengan logam pada cangkul, sabit, pisau)' dan pelot'melengkung (untuk lempengan logam)'. Jadi, kalau dikatakan Paculegowangpelot berarti lempengan logam pada cangkul itu koyak dan melengkung sehinggacangkul tidak dapat digunakan lagi atau harus diperbaiki. Namury praangapan itu salah sebab gowang pelot merupakan
72
lurnal llmiah KebudayaanSINTESIS,Volume8, Nomor2, Oktober2014,hlm. 69-78
akronim dari lagone neng lawang,cempene mencolot'Ayam jagonya ada di pintu, anak kambingnya melompat'. Kicak ketan pada (10) segera praanggaPan tentang menghadirkan 'penganan khas Yogyakarta yang lebih mudah ditemui pada bulan Puasa,dibuat dari beras ketan dicampur dengan kelapa muda dan buah nangka, kenyal, berasa gurih dan manis' (bdk. Sugono, dkk., 2008: 696). Namun, pranggapan itu tidak benar sebab kicak ketan merupakan akronim dari Kaki macak iket-iketan'Kakek berdandanmemakai iket (ikat kepala dari kain dilipat)'. Manukbiru pada (11) memunculkan praanggaPan 'burung' yang bulunYa tentang manuk sebagian atau seluruhnya berwarna biru 'biru', misalnya parkit dan gelatik. Akan tetapi, praanggapan telah dibelokkan karena
Wancahan Tabel 1. Penciptaan Cangkriman Praanggapan Pembelokan dan dengan Akronimisasi Pembelokan Pranggapan Akronimisasi
No. Data
manuk biru merupakan akronim dari Pnmrurc punuk, bibinekuru'Pamangemuk, bibi kurus'. Adapun pindhangkutut Pada (12) membangkitkan praanggapan mengt:uai pindhang'masakan (biasanyaberbahan ikan atau daging ayam) yang digarami dan dibumbui, kemudian diasapi atau direlrus sampai kering agar dapat tahan lama' ihdk. Sugono, dkk., 2008: 1,076)yang berbahan daging kutut'perkutut'. Tentu pindangnl'a hanya kecil sebab ukuran tubuh hurrtng perkutut jauh lebih kecil dibandingkan ba
Praanggapan lfr:lrrlr
Akronim
BentukUtuh
PranggapanLurus
Gerbong tulis
Pagerekobong,watune
Ana gerbong mligi nggonulis Ada gerbong khusus untuk
Pagerehobong,watutLe 'Pagarl,erl:akt r, mendhelis
menulis'
batunya kelihatarr
Ana pacul, arit, utawopeso sing gowang lan pelot 'Ada cangkul, sabit, atau
Jagonenenglawu'ns.
pisau yang lempengan
anak kambingnva
logamnya koyak dan
melompat'
mendhelis. Gowangpelot
Jagonenenglawang, cenxpenemencolot.
cempenemencolo Ayam jagonya ada di pintu,
melengkung'
10
Kicak ketan
Kaki macak iket-iketan. Ana kicak ketan Ada penganan khas Yogyakarta yang terbuat dari beras ketan, buah
Kaki macah ih,: "."t;'" ,,Kakekberd:.r,.:. . memakai ilr:'- , ; kain yang dilir:r.r
nangka, dan kelapa muda, kenyal, berasa gurih dan manis' 11
72
Manuk biru
Hndhangkutut
Parnanepunuk, bibine
Ana manuh wulune biru,
Pamanepu.n.ril.'-
kuru.
upamaneParkit
bibine kuru'L.)it,il'!Al;. rr.' ,,l!L
Ada burung bulunya biru, misalnya parkit'
bibi kurus'
Ana pindhang sehaiwah
Sapi mblanahcr;;; .. .,..,r,,'. katut 'Sapi tt;r'ir:r:r,
Sapi mblandhang, lukunekatut.
hutut'Adalauk daging asap denganbahan daging perkutut'
bajak-nya terbawa
P. Ai Subagyo- CaradanTujuan Penciptaan....
3.1.2 Akronimisasi dan Pengucapan Asing Cangkrimanberbentuk frasa semu dan kalimat semu juga dapat dicipta dengan memadukan akronimisasidan pengucapan asing. Yang dimaksud pengucapan asing adalah cara pengucapanyang menyerupai pengucapan bahasaasing atau selain bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan bahasa daerah lainnya di Nusantara. Pengucapan asing mengundang daya tarik dan rasa penasaran sebab sekilas menyerupai tuturan bahasa asing, entah bahasa Belanda, Inggris, Perancis, Arab, Mandarin, |epang, atau lainnya. Berikut ini beberapacontoh. (13) Burnas kopen(= Bubur panas kokopen) 'Bubur panas santaplah langsung dengan mulut' (14) Surles pedhegwer-weren(=Susur teles dipepe neng gedheg,jewer-jeweren) 'Tembakau basah dijemur di dinding bambu, lebar-lebarkanlah' (15) Yu mae rong, lut mae ndhut (= Yuyu omahengerong,welut omahelendhut) 'Ketam rumahnya lubang di batu padas, belut rumahnya lumpur' (16) Nituk lersure (= Nini ngantuk, diseler susure) 'Nenek mengantuk,dicuri tembakaunya' (17) Langdikum ditasbir (= Lulang dikum, dientasnjebibir) 'Kulit direndam, diangkat mengembang' (18) Ling cik tu tu ling ling yu(= Maling mancik watu, watune nggoling, malinge mlayu) 'Maling naik batu, batunya terguling, malingnya lari' (19) Rangsinyumuksitu (= lurang isi banyu, gumuk isi watu) 'Jurang berisi air, bukit berisi batu' Burnas kopenpada cangkrimanwancahan (L3) merupakan akronimisasi dari Bubur p a n a s k o k o p e n' B u b u r p a n a s s a n t a p l a h langsung dengan mulut'. Jlka cangkrimanitu diucapkan, terdengar tuturan yang mirip lafal bahasaBelanda.Bagianyang mirip kata
73
bahasa Belanda terutama kopen yarrg diucapkan [k:p:an]. Demikian pula pada cangkrimanwancahan(1.4),Surlespedhegwerwerenmerupakan akronim dari Susur teles 'Tembakau dipepeneng gedheg,jewer-jeweren basah dijemur di dinding bambu, lebarlebarkanlah'.Pengucapannyamirip pelafalan bahasaBelanda, khususnya pada wer-weren [wuweran]. Pada cangkriman(15), Yu maerong, lut mae ndhut merupakan akronim dari Yuyu omahengerong,welut omahelendhut'Ketam rumahnya lubang di batu padas, belut rumahnya lumpur'. Jika cangkrimanitu diucapkan, terdengar tuturan yang mirip dengan lafal bahasa Inggris, terutama pada bagian yu mae rong yang sekilas seperti pengucapan you may rl)rong.Penciptaan cangkiman tentu tidak memedulikan apakah susunan kata yang mirip struktur kalimat bahasaInggris itu memiliki makna atau tidak. Tuturan mirip bahasa Perancis terdengar apabila cangkriman(1.6)Nituk l e rs u r e d i u c a p k a n. C a n g k r i m a n w a n c a h a n itu merupakan akronim dari Nini ngantuk, d i s e l e rs u s u r e ' N e n e k m e n g a n t u k ,d i c u r i tembakaunya'. Bagian yang mirip pengucapan bahasa Perancis terutama lersure fleisu:e]. Pengucapan cangkriman wancahan (17) Langdikum ditasbirmirip pengucapanbahasa Arab padahal cangkriman itu merupakan akronim dari Lulang dikum, dientasnjebibir 'Kulit direndam, diangkat mengembang'. Cangkrimanrpancahan pada (18) Ling cik tu tu ling ling yu yang merupakan akronim dari Maling mancik watu, watune nggoling, malingemlayu'Maling naik batu, batunya terguling, malingnya lari' jika diucapkan mirip kalimat bahasa Mandarin. Sementara itu, pada (1,9),Rangsinyumuksitu apabila dilafalkan mirip dengan kalimat bahasa Jepang, padahal akronim dari lurang isi banyu,gumuk isi watu'Jurang berisi air, bukit berisi batu'. Paparan tentang cara penciptaan cangkrimanwancahandengan akrqnimisasi dan pengucapan asing dapat ditabelkan sebagaiberikut.
74
201.4, hlm.69-78 Volume8,Nomor2, Oktober lurnalllmiahKebudayaan SINTESIS, Tabel 2. Penciptaan Canghriman Woncahan dengan Akronimisasi dan Pengucapan Asing
No.
Akronimisasi
Data
dan PengucapanAsing
BentukUtuh
13
Burnas hopen
'Bubur panas makanlah (dengan mulut. Bubur panas hohopen
L4
Surlespedheg wer-weren
menempel di bibir mangkuk)' Susurtelesdipepe nenggedheg,jewer-jeweren'Tembakaubasah tli.ierntrr
15
Yu mae rong, lut moc ndhut
di dinding bambu, lebarkanlah' Yuyu ornahengerong,welut omohelendhut
'Ketam rumahnya di lubarrg,
belut rumahnya di lumpur' 16
Nituk lersure
Nini ngantuk, diseler susure'Nenekmengantuk, dicuri/diambil tembakaunya'
L7
Langdikum ditasbir
18
Ling cik tu tu ling ling yu
Lulang diku m, dientas nj ebibir'Kulit direndam, diangkat mertgctrrI' t rr91. Maling mancik watu, watune nggoling, malinge mlayu'Maline narh
Rangsinyu muhsitu
batu, batunya terguling, malingnya lari' Jurang isi banyu,gumuk isi watu' Jurang berisi air, bukit berir ; l,r,lr,'
19
3.2
Tuiuan Penciptaan Cangkiman Wancahan
'/.,4, Menurut Leech (1983: 4A),berbahasa merupakan bagian dari goal-oientedactiaities atau kegiatan yang berorientasi pada tujuan. Bermain cangkrimanwancahandan cangkriman jenis lainnya merupakan tindak berbahasa sehingga juga berorientasi pada tujuan. Sebagai teka-teki, cangkrimanwancahan memang sengaja diciptakan dan dilontarkan seorang penutur agar ditebak oleh mitratutur. Wujud kewacanaannya berupa tuturan tanya atau interogatif, misalnya Gerbongtulis apa? Manuk biru apa?Burnaskopenapa?Rangsinyu muksitu apa?Oleh karena itu, cangkriman wancahandiciptakandengan tujuan utama menjebak atau membingungkan mitratutur agar mereka sulit menebak maksud penutur. Di samping tujuan utama, ada tiga tujuan lain, yakni (a) menghadirkan kembali pengalaman, (b) menertawakan keadaan, dan (c) meniru pengucapan bahasa asing. Perlu dicatat, dalam praktiknya, tujuan itu sudah tidak disadari oleh masyarakatbudaya Jawa (bdk. Boas dan Levi-Straussdikutip Rossi, 1974: 12).
3.2.1 Menghadirkan Kembali Pengalaman Salah satu fungsi bahasa ialah pengalamanmanusia atas merepresentasikan dunia (bdk. Halliday, 1978: 45). Pernl';rtaati itu juga berlaku untuk cangkrimanwanr,nlien. Penutur cangkiman wancahanmemiliki {tjuart't m e r e p r e s e n t a s i k a na t a u m e n g h a d i r k a r r kembali pengalamannya.Pengalamatritti sangat beragam sebagaimana tcrurrgkal' i l,i tii dalam cangkrimanwancahan(20) s;.,.1. bawah ini. (20) Buta buri (= Tebu ditata mlebui,,')t 'Tebu ditata masuk lori' (21) Kabaketan(= Nangka tiba neii;; s*j.,ili) 'Buah nangka jatuh di rerti.^,,'r. '' (22) Suru blegitu(= Asu tunt dli'tr,:r ' ..: 'Anjing tidur ditimpuk l'." -,' (23) Pak bombapnk lautapak 1;r''a;':i'' 1,,, ,. , keboamba, tapak ula dazt,::.'. ciyut) 'Jejakkerbau lebar, jejak irii:.. ',.:,.;:, . i jejak anak kambing ker:ir' (24) Itik pertis ibu perbengijah ryri.aiig (= Trrl ftictitlli! pitik memperpetis, tai ke'!sr: ambeng,tai gajah memqff ;;:,i ,.i 'Kotoran ayam seperti pal;-, ,::,r,'i,;];,ri 1..',,'ii,, kerbausepertitumpeng scr,,,'r-. gajah seperti nasi dibentuk ['a;at'
P.Ari Subagyo- CaradanTujuanPenciptaan ....
(25) Wiv,tawite lesbadhongejatos lempuk (= Uwi dawa wite, talesambagodhonge;jati atos, pelemempuk) 'Uwi panjang pohonnya, talas lebar daunnya; kayu jati keras, kayu mangga lunak'
75
mengenaibentuk kotoran ayam,kerbau, dan gajah: kotoran ayam seperti petis, kotoran kerbau seperti tumpeng sesaji,kotoran gajah seperti nasi dibentuk bulat. Adapun cangkriman wancahan(25) Wiwa wite lesbadhongejatos lempuk(= Ilwi dawa wite, tales ambagodhonge, jati atospelem empuk)menghadirkan kembali pengalaman tentang kekayaan flora tanah Jawa. Ciri beberapa pohon perdu merambat hingga tanaman kayu-keras yanglazim ditanam dan dibudidayakan oleh masyarakatJawa di p e d e s a a nd i h a d i r k a n d a l a m c a n g k r i m a n : Uwi/ubi panjang pohonnya, talas lebar daunnya; kayu jati keras, kayu mangga lunak. Karena luasnya pengalamanmanusia, yang dihadirkan kembali termasuk pula pengalaman yang bernada mengejekkeadaan fisik seseorang,seperti pada (26) dan (27). Ada pula pengalaman yang bersifat pribadi dan bernuansa erotis seperti pada (28).
Cangkrimanwancahan(20) Buta buri yang maksudnyaTebuditata mlebu lori'Tebu ditata masuk lori' merupakan penghadiran kembali pengalamanmasyarakat Jawa, terutama di pedesaan, yang lazim menyaksikan dan mengalami peristiwa penebangan tebu di persawahan. Setelah ditebang, tebu dimasukkan ke lori yang ditarik kereta api berukuran kecil (Ioko) menyusuri rel sepanjangbelasan kilometer menuju pabrik gula. Pada awal abad ke-20, saat masih dikuasai pemerintah kolonial Belanda, di KaresidenanYogyakarta dan Surakartaberdiri puluhan pabrik gula. Tidak mengherankan jika peristiwa Buta buri (= Tebu ditata mlebulori) menjadi pengalaman yang terekam dalam benakmasyarakatJawa. (26) Tuwan sinyo (= Llntunekedawangusine Kabaketan(= Nangkatiba neng suketan) menyonyo) 'Giginya pada (21) menghadirkan kembali pengalaman terlalu panjang, gusinya tentang buah nangka yang jatuh di menonjol' r e r u m p u t a n . D a l a m m a s y a r a k a t J a w a (27) Wangsa subali (= Wonge ora sepiroa, tradisional yang agraris, buah nangka yang susunesak bal aoli) 'Orangnya jatuh di rerumputan merupakan berkah tidak seberapa,payudaranya sebab masih ada harapan buah nangka itu sebesarbola voli' utuh, atau setidaknya tidak hancur. Selain (28) Minakjinggo (= Miring penak,njengking buahnya dapat disantap, beton@ijl)-nya tidak mangga) 'Miring bertebaran sehingga mudah dikumpulkan. nikmat, nungging silakan' Suru blegitu (= Asu turu diblegiusatu)pada (22) menghadirkan kembali pengalaman Penghadiran kembali pengalamanyang tentang anjing tidur yang ditimpuk batu. bernada mengejek maupun yang bersifat Peristiwa ini terjadi karena anjing itu galak pribadi dan erotis berkenaan dengan salah atau gila. fungsi cangkrimanyang sangat menonjol, Cangkrimanwancahan(23) Pak bomba yaitu fungsi rekreatif. Cangkrimanbefiungsi pak lau:apak peyut (= Tapakkeboamba,tapak sebagaisarana menghibur diri secarakolektif ula dawa, tapakcempeciyut) menghadirkan terkait dengan hakikat manusia sebagaihomo kembali pengalaman tentang bentuk dan ludens (Subagyo dan Antono, 201.,4: 71). ukuran jejak binatang yang dekat dengan kehidupan masyarakat Jawa. Jejak kerbau 3.2.2Menertawakan Keadaan lebar, jejak ular panjang, jejak anak kambing kecil. Cangkrimanwancahan(24) ltik pertis ibu Selain contoh (26) s.d. (28) yang perbengijah perlong (= Tai pitik memperpetis, bernuansa rekreatif, cangkrimanwancahan tai kebo memperambeng,tai gajah memper b e r i k u t i n i m e m a n g b e r t u j u a n u n t u k golong) menghadirkan kembali pengalaman m e n e r t a w a k a n k e a d a a n . K e a d a a n y a n g
76
lurnal Ilmiah KebudayaansINTESIS,volumeg,Nomor2, oktober2014, hlm.
69-7g
ditertawakan dapat berupa kemelaratan, cangkrimanitu sekaligusmelontarkaril:ririlr kepahitan, atau kesederhanaanhidup di s o s i a l t e r h a d a p s u a m i y a n g e g o i s a t a u pedesaan,seperti pada (29) s.d. (31) berikut kurang memperhatikan isteri nya. Cangkriman ini. wancahan(33) Tengiknggalyu (= l,rtetengdhisik ditinggal mlayu) menertawakan kc:aclaan (29) Segarabeldhes(= Seganepera, sambele gadis hamil yang ditinggal pacarnya. pedhes) C a n g k r i m a n w a n c a h at e nrsebut sekaligus 'Nasinya keras, sambalnya pedas, memuat kritik sosial terhadap p"re.,,!.r, (30) mbiji (= Kathok sili itambi sili) ii muda yang terlalu bebas.Hingga tahun !o!< 'Celana ly satu, baju satu, 1980-an,istilah tengik-untuk mrin),cbut (31) Mbah ringgo (= Dikumbah, gnnng, gadis hamil pranikah- masih lazim dienggo) digunakandengankonotasi yanq .,\i?igal 'Dicuci, dijemur, dipakai lagi, negatif. Menarik bahwa keadaan ;,eng Segarabeldhes(-- Seganepera sambele ditertawakan dengan cangkrittan 1,:;t;.;i1,,t pedhes) pada (29) mengajak untuk juga menyangkut kaki (,kakek,) clari ,r.,;,r, menertawakan keadaan yang pahit nasinya ('haji') keras, sambalnyapedas. irgipiro,nasi keras, bisa terjadi karena dua kemungkinan yang (34) kileng (= Sopi neng kanrthting, lirydhang mengarah pada kemiskinan. pertama, kareni kaki mentheleng) air yang digunakan untuk menanak terlalu 'Sapi di kandang, kakek melotot, sedikit, sangat mungkin karena persediaan (35) Pothelkidi (= Tompocemanthel, kaki zot:ii) air tinggal sedikit. Kedua, kaiena jenis 'Penanak nasi terganfung, kakerkl,,rl.ril, berasnya memang kurang baik atau harganya (36) Kicak ketan (= Kaki *o*k iket.iketnri\ murah. Adapun sambal sengajadibuat pedas 'Kakek berdandan pakai ikat l
77 penutup kepala khas Jawa yang hanya dikenakan untuk situasi khusus dan resmi. Artinya, sang kakek ditertawakan karena masih suka bersolekseperti orang muda. Cangkrimanwancahan(37) dan (38) menertawakan haji yang berperilaku aneh. Pada (37) sang haji memanjat pohon kelapa, lalu tembakaunya jatih dan ditangisi. Pada (38), sang haji melompat, tembakaunya terlempar, tongkatnya tersangkut. Penertawaankeadaan yang dilakukan atau dialami kakek dan haji menunjukkan d u a h a l . P e r t a m a , c a n g k r i m a nw a n c a h a n menyediakan ruang egaliter bagi masyarakat pedesaan Jawa untuk menertawakan siapa pun, termasuk kakek dan haji. Kedua, cangkrimanwancahanmerelatifkan kesan Mulder (2007: 154-174)bahwa masyarakat pedesaanJawa berkasta,dan haji menjadi salah satu pemuncak struktur berkasta itu. 3.2.3 Meniru PengucapanBahasa Asing Lombart (1,996)melukiskan bahwa Pulau Jawa sejakberbad-abadyang lalu telah menjadi wilayah persilangan budaya dari peradaban-peradaban terpenting di dunia. Di pulau ini, berbagai peradaban maju, misalnya dari India (Hindu), Arab (Islam), Tingkok (Konghucu), dan Eropa (Kristen) bertemu dan berpadu. Beragambahasapun digunakan dalam komunikasi. Lebih dari sekadar.sebagaisarana komunikasi, bahasabahasa itu pun menunjukkan identitas kultural dan prestise masing-masing. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila sebagian cangkrimanu)ancahan dicipta dengan tujuan meniru pengucapan bahasa asing. Di samping contoh (13) s.d. (19) yang telah dikemukakan pada butir 3.1,.2,berikut ini beberapa contoh lainnya. (39) Yu kil pet rung, kul tu na tu (= Mlayu sikil kesimpet sarung,dhengkultatu kena watu) 'Saat lari kaki tersangkut sarung, lutut Iuka terkena batu' (40) Cing cing go ling (= Wis cincing cincing, tetep nggoling)
'Celana
atau rok sudah dilipat ke atas (saat menyeberangisungai), tetap saja terguling' (41) Linggok sunder(= Maling menggok,asune nyander) 'Maling berbelok,anjing menggonggong P e n g u c a pa n c a n g k r i m a nw a n c a h a n (39) Yu kil pet rung, kul tu na tu menyerupai pengucapan kalimat bahasa Inggris. Pengucapan cangkrimanwancahan(40) Cing cing go llng menirukan pengucapankalimat bahasaMandarin. Adapun pengucapanyang rnirip bahasa Belanda terdengar dari cangkrimanwancahan@1) Linggoksunder.
3.
PENUTUP
Cangkriman wancahan (singkatan) merupakan salah satu dari empat jenis cangkrimanatau teka-teki tradisional ]awa. Tiga jenis yang lain adalah cangkriman pepindhan(umpamaan), cangkrimanblen deran (pelesetan),dan cangkrimantembang (lagu tradisional). Dalam artikel ini dibahas dua masalah. Pertama, bagaimana cara penciptaan cangkrimanwancahnn?Kedua, apa tujuan penciptaan cangkrimanwancahan? Cangkrimanwancahandapat dicipta dengan dua cara, yaitu (a) akronimisasiyang dipadu dengan pembelokan praanggapan dan (b) akronimisasi yang dipadu dengan pengucapanbahasa asing. Sebagaiteka-teki, cangkrimanwancahanbertujuan utama menjebak atau membingungkan mitratutur agar mereka sulit menebak maksud penutur. Adapun tujuan yang lebih khusus adalah (a) menghadirkan kembali pengalaman, (b) menertawakan keadaan, dan (c) meniru pengucapanbahasa asing. Cangkiman wancalwndan jenis cangkiman lainnya merupaka kekayaan budaya masyarakat Jawa. Teka-teki tradisional itu tidak hanya membuktikan masyarakat Jawa sebagai makhluk bermain (homoludens), tetapi juga menyimpan berbagai.nilai dan keutamaan lokal manusia Tawa.
78
2014,hlm. 69-78 lurnal llmiah KebuilayaanSINTESIS,Volume8,Nomor2, Oktober
DAFTAR PUSTAKA -1.986. Danandjaja, James. Folklor lndonesia: Ilmu Gosip, DongenS,, dan Lain-lain. Jakarta: Pustaka Grafitipers. Halliday, M.A.K. 1,978.Languageas Social Semiotic:The SocialInterpretationof Languageand Meaning. Baltimore: University Park Press. Harmon, William dan Hugh Holman. 2003. A Handbookto Literature.9'hEdition. Upper Saddle River: PrenticeHall. Hartatik, Sri. 2011. PepakBasalausaLengkap. Surabaya: Dua Media. Kaswanti Purwo, Bambang. 2013. "On Understanding Local Wisdom through Riddles in Javanese,Sundanese,and Woisika Language". Paparan Lisan pada Sesi Pleno dalam lnternational SeminarLanguageand Maintenanceand Shift (Lamas) lll, 1.-2 Juli 2013 di Semarang. Leech, Geoffrey. 1983.Principlesof Pragtnatics. London: Longman. Lombart, Denys. 1.996.Nusa latna: Silang B u d a y a l i l i d 1 " .J a k a r t a : G r a m e d i a Pustaka Utama. Multler, Niels. 2007.Di lawa: Petualangan Seorang Antropolog. Yogyakarta: Kanisius. Poerwadarminta, W.I.S. 1.939.Baoesastra Djawa. Batavia;J.B.Wolters' Uitgevers Maatschappij N.V. P r a w i r o a t m o j o , S . 1 9 8 1 . B a u s a s t r nJ a w a Indonesia.Volume 1..Jakarta:Gunung Agung. Prayitna, Hendra and M. Abi Tofani. 2010. Buku Pinter Basalawa PepakSurabaya: Karya Utama.
Robinson,Stuart dan Singgih Wibisono.2002. lavaneseEnglish Dictionary. Jakarta: Periplus. Rossi,Ino. 7974."Intellectual Anticedentsof Levi-Strauss'Notion of Unconscious". '1,974. The Dalam Ino Rossi (ed.). in Culture: TheStructuralism Unconscious of ClnudeLeai-Straussin Perspectiae. New York: E.P. Dutton & Co. Inc. Metodedan AnekaTeknik Sudaryanto.-1,993. AnalisisBahasa:PengantarPenelitian WahanaKebuday aan secaraLinguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Subagyo, P. Ari dan Hery Antono. 20L4. " Cangkriman(T eka-teki Tradisional) dalam BahasaJawa". Laporan Penelitian Internal Khusus pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Suwanto,Y.2009. " Cangkrimandalam Bahasa ]awa (Suatu Kajian Pragmatik)". Diunduh dari http://www,ramlannarie. pada 1 Desember 2013, blogspot.com pukul 11.00. Kamus Tim Balai Bahasa Yogyakarta. 20'J,1... (Bausastra Bahosfl lrwa lawa).Yogyakarta: Kanisius. Wijana, I Dewa Putu. 2013. "Kebanggaan Berbahasa Sebagaimana yang Terefleksidalam Wacana Teka-teki". D a l a m P r o c e e d i n go sf International SeminarLangungeand Maintenanceand Shift nI. Semarang: Program Magister Linguistik, Universitas Diponegoro dar'. Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengali, hlm. 26-30.