Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
VISUAL PENJADWALAN CPU MENGGUNAKAN ALGORITMA ROUND ROBIN DAN FCFS (FIRST COME FIRST SERVED) Dadang Haryanto 1, Zeni Muhamad Noer 2 1)
Prodi Manajemen Informatika STMIK DCI Jl. Letjen Mashudi No. 6 Kota Tasikmalaya Email :
[email protected] 2)
Prodi Manajemen Informatika STMIK DCI Perum Cisalak Blok V No. 54/11 Kel. Nagarasari Kec. Cipedes Kota Tasikmalaya Email:
[email protected]
ABSTRAK Penjadwalan proses untuk manajemen proses yang mengelola prosesproses yang datang. Penjadwalan proses ini akan menentukan proses mana dulu dan berapa lama proses tersebut akan mendapatkan pelayanan dari CPU. Penjadwalan proses dapat dilakukan dengan beberapa algoritma penjadwalan, dan setiap algoritma memiliki kaunggulannya masing-masing. Algoritma yang dibahas dalam hal ini adalah algoritma penjadwalan Round Robin yang menerapkan strategi Preemptive berdasarkan kwanta. Pada Sistem Penjadwalan komputer, komputer melakukan penjadwalan proses yang ada pada sistem dan melakukan eksekusi sesuai perintah dari masingmasing proses dengan menggunakan algoritma FIFO/FCFS dan Round Robin. Dengan dilakukannya proses visualisasi terlihat bahwa setiap algoritma memiliki kelebihan masing-masing pada saat melakukan proses pengeksekusian. Kata kunci: Round robin, Fifo/Fcfs, Penjadwalan I.
PENDAHULUAN Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini banyak mengakibatkan dampak dan tingkat ketergantungan manusia pada alat, model, dan sistem yang dapat membantu manusia untuk menyelesaikan persoalan dalam pekerjaan. Hal ini menyebabkan kehidupan manusia tidak lepas dari berbagai masalah yang semakin lama semakin kompleks dan membutuhkan pengetahuan yang lebih tinggi untuk dapat mengatasinya. Seperti halnya tentang sistem operasi yang merupakan interface antara pengguna dengan perangkat keras komputer sehinggah kita tidak dirumitkan
rincian-rincian pengoperasian perangkat keras. Sistem operasi melakukan beragam tugas, salah satu tugas yang paling penting adalah manajemen proses, dimana computer mengelola semua proses aktif dan mengalokasikan sumber daya ke proses-proses itu sesuai kebijaksanaan yang diambil untuk memenuhi sasaran kinerja. Penjadwalan proses dapat memutuskan proses mana dahulu yang harus berjalan serta kapan dan berapa lama proses tersebut berjalan. Ada berbagai macam teknik penjadwalan diantaranya adalah RoundRobin dan teknik penjadwalan yang paling sederhana yaitu 41
Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
FCFS/FIFO. Beberapa jenis algoritma membutuhkan suatu pemahaman yang baik maka harus melihat langsung gambaran dari penjadwalan proses yang dilakukan oleh sistem operasi tersebut. Oleh karena itu, penyusun mengusulkan dan tertarik untuk membuat sebuah aplikasi visualisai, Visualisasi ini dirancang untuk menggambarkan secara simbolis bagaimana proses penjadwalan pada CPU yang dilakukan oleh sistem operasi dengan menggunakan metode algoritma FCFS dan RoundRobin serta diharapkan dapat memudahkan user dalam memahaminya.
yang tidak terlihat. Beberapa hal yang menyusun terbentuknya visualisasi : a. Penggunaan tanda-tanda (signs) b. Gambar (drawing) c. Lambang dan simbol d. Ilmu dalam penulisan huruf (tipografi) e. Ilustrasi dan warna Visualisasi merupakan upaya manusia dalam mendeskripsipkan maksud tertentu menjadi sebuah bentuk informasi yang lebih mudah dipahami. Biasanya pada jaman sekarang manusia menggunakan komputer. Visualisasi berkembang dengan perkembangan teknologi, diantaranya rekayasa, visualisasi disain produk, pendidikan, multimedia interaktif, kedokteran, dll.
II. LANDASAN TEORI 2.1 Visualisasi Visualisasi (Inggris: visualization) adalah rekayasa dalam pembuatan gambar, diagram atau animasi untuk penampilan suatu informasi. Secara umum, visualisasi dalam bentuk gambar baik yang bersifat abstrak maupun nyata telah dikenal sejak awal dari peradaban manusia. Contoh dari hal ini meliputi lukisan di dinding-dinding gua dari manusia purba, bentuk huruf hiroglip Mesir, sistem geometri Yunani, dan teknik pelukisan dari Leonardo da Vinci untuk tujuan rekayasa dan ilmiah, dll. Dalam kehidupan sering kita dihadapkan pada istilah-istilah seperti visualisasi, animasi, dan simulasi. Perlu kita ketahui bahwa ada persamaan dan perbedaan apabila kita lihat dari fungsi dan definisinya. Visualisasi adalah suatu bentuk penyampaian informasi yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu dengan gambar, animasi atau diagram yang bisa dieksplor, dihitung dan dianalisis datanya. Menurut McCormick (et al.,1987), visualisasi memberikan cara untuk melihat
2.2 Penjadwalan CPU 2.2.1 Central Processing Unit Unit Pemroses Sentral (UPS) (bahasa Inggris: Central Processing Unit; CPU), merujuk kepada perangkat keras komputer yang memahami dan melaksanakan perintah dan data dari perangkat lunak. Istilah lain, pemroses/prosesor (processor), sering digunakan untuk menyebut CPU. Adapun mikroprosesor adalah CPU yang diproduksi dalam sirkuit terpadu, seringkali dalam sebuah paket sirkuit terpadu-tunggal. Sejak pertengahan tahun 1970-an, mikroprosesor sirkuit terpadu-tunggal ini telah umum digunakan dan menjadi aspek penting dalam penerapan CPU. Central Processing Unit atau disingkat CPU biasanya juga disebut prosessor. Di dalam sistem komputer, piranti ini memegang peran yang sangat penting. CPU sering kali disebut sebagai otak komputer meskipun penyebutannya seperti itu tidak hanya bertindak sebagai 42
Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
mesin pemroses, tetapi tidak berfungsi sebagai pengingat. Fungsi pengingat ditangani oleh komponenen tersendiri yang dinamakan memori. Contoh prosesor yang populer saat ini adalah Pentium III, Pentium 4, celeron, core 2 duo, guard core i5 dan lain sebagainya. Kecepatan prosesor dinyatakan dengan satuan megaherts MHz atau gigaheehertz GHz. Kecepatan Pentium 4 misalnya telah mencapai 4,4 GHz dan sangat memungkinkan masih akan terus bertambah. CPU mempunyai bagianbagian penting.
ControlUnit akan menjemput hasil pengolahan dari Working-storage untuk ditampung ke Output-storage. Lalu selanjutnya dari Output-storage, hasil pengolahan akan ditampilkan ke outputdevices. 2.2.3 Fungsi dari CPU CPU berfungsi seperti kalkulator, hanya saja CPU jauh lebih kuat daya pemrosesannya. Fungsi utama dari CPU adalah melakukan operasi aritmatika dan logika terhadap data yang diambil dari memori atau dari informasi yang dimasukkan melalui beberapa perangkat keras, seperti keyboard, mouse. CPU dikontrol menggunakan sekumpulan instruksi perangkat lunak komputer. Perangkat lunak tersebut dapat dijalankan oleh CPU dengan membacanya dari media penyimpan, seperti cakram keras, disket, cakram padat, maupun pita perekam. Instruksi-instruksi tersebut kemudian disimpan terlebih dahulu pada memori fisik (RAM), yang mana setiap instruksi akan diberi alamat unik yang disebut alamat memori. Selanjutnya, CPU dapat mengakses data-data pada RAM dengan menentukan alamat data yang dikehendaki.
2.2.2 Sistem Kerja CPU Saat data dan instruksi dimasukkan ke processing-devices, pertama sekali diletakkan di RAM (melalui Input-storage); apabila berbentuk instruksi ditampung oleh ControlUnit di Program-storage, namun apabila berbentuk data ditampung di Working-storage). Jika register siap untuk menerima pengerjaan eksekusi, maka ControlUnit akan mengambil instruksi dari Program-storage untuk ditampungkan ke InstructionRegister, sedangkan alamat memori yang berisikan instruksi tersebut ditampung di ProgramCounter. Sedangkan data diambil oleh ControlUnit dari Working-storage untuk ditampung di General purpose register (dalam hal ini di Operand-register). Jika berdasar instruksi pengerjaan yang dilakukan adalah arithmatika dan logika, maka ALU akan mengambil alih operasi untuk mengerjakan berdasar instruksi yang ditetapkan. Hasilnya ditampung di Accumulator. Apabila hasil pengolahan telah selesai, maka ControlUnit akan mengambil hasil pengolahan di Accumulator untuk ditampung kembali ke Working-storage. Jika pengerjaan keseluruhan telah selesai, maka
2.2.4 Konsep Dasar Penjadwalan CPU Pada sistem multiprogramming, selalu akan terjadi beberapa proses berjalan dalam suatu waktu. Sedangkan pada uniprogramming hal ini tidak akan terjadi, karena hanya ada satu proses yang berjalan pada saat tertentu. Sistem multiprogramming diperlukan untuk memaksimalkan utilitas CPU. Pada saat proses dijalankan terjadi siklus eksekusi CPU dan menunggu I/O yang disebut dengan siklus CPU-I/O burst. Eksekusi proses dimulai dengan CPU burst 43
Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
dan dilanjutkan dengan I/O burst, diikuti CPU burst lain, kemudian I/O burst lain dan seterusnya. I/O Burst adalah durasi dalam melakukan satu kali aksi I/O sampai berhenti dan CPU Burst adalah durasi CPU melakukan sesuatu satu kali sampai berhenti.
Waktu yang diperlukan oleh dispatcher untuk menghentikan suatu proses dan memulai untuk menjalankan proses yang lainnya disebut dispatch latency. 2.2.7 Kriteria Penjadwalan Algoritma penjadwalan CPU yang berbeda akan memiliki perbedaan properti. Sehingga untuk memilih algoritma ini harus dipertimbangkan dulu properti-properti algoritma tersebut. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk melakukan pembandingan algoritma penjadwalan CPU, antara lain : 1. CPU utilization. Diharapkan agar CPU selalu dalam keadaan sibuk. Utilitas CPU dinyatakan dalam bentuk prosen yaitu 0-100%. Namun dalam kenyataannya hanya berkisar antara 4090%. 2. Throughput. Adalah banyaknya proses yang selesai dikerjakan dalam satu satuan waktu. 3. Turnaroundtime. Banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi proses, dari mulai menunggu untuk meminta tempat di memori utama, menunggu di readyqueue, eksekusi oleh CPU, dan mengerjakan I/O. 4. Waitingtime. Waktu yang diperlukan oleh suatu proses untuk menunggu di readyqueue. Waiting time ini tidak mempengaruhi eksekusi proses dan penggunaan I/O. 5. Responsetime. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu proses dari minta dilayani hingga ada respon pertama yang menanggapi permintaan tersebut. 6. Fairness. Meyakinkan bahwa tiap-tiap proses akan mendapatkan pembagian waktu penggunaan CPU secara terbuka (fair).
2.2.5 CPU Scheduler Pada saat CPU menganggur, maka sistem operasi harus menyeleksi prosesproses yang ada di memori utama (readyqueue) untuk dieksekusi dan mengalokasikan CPU untuk salah satu dari proses tersebut. Seleksi semacam ini disebut dengan shorttermscheduler (CPU scheduler). Keputusan untuk menjadwalkan CPU mengikuti empa keadaan dibawah ini : 1. Apabila proses berpindah dari keadaan running ke waiting 2. Apabila proses berpindah dari keadaan running ke ready 3. Apabila proses berpindah dari keadaan waiting ke ready 4. Apabila proses berhenti. Apabila model penjadwalan yang dipilih menggunakan keadaan 1 dan 4, maka penjadwakan semacam ini disebut non-peemptive. Sebaliknya, apabila yang digunakan adalah keadaan 2 dan 3, maka disebut dengan preemptive. 2.2.6 Dispatcher Dispatcher adalah suatu modul yang akan memberikan kontrol pada CPU terhadap penyeleksian proses yang dilakukan selama short-termscheduling. Fungsi-fungsi yang terkandung di dalamnya meliputi : 1. Switchingcontext 2. Switching ke user-mode 3. Melompat ke lokasi tertentu pada user program untuk memulai program. 44
Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
2.3 Algoritma Penjadwalan Penjadwalan CPU menyangkut penentuan proses-proses yang ada dalam readyqueue yang akan dialokasikan pada CPU. Terdapat beberapa algoritma penjadwalan CPU seperti dijelaskan pada sub bab di bawah ini. 2.3.1 First-ComeFirst-ServedScheduling (FCFS/FIFO) Proses yang pertama kali meminta jatah waktu untuk menggunakan CPU akan dilayani terlebih dahulu. Pada skema ini, proses yang meminta CPU pertama kali akan dialokasikan ke CPU pertama kali. Penjadwalana FCFS/FIFO ini merupakan Penjadwalana non-preemptive, Penjadwalan tidak berprioritas. Ketentuan Penjadwalan FCFS/FIFO adalah penjadwalan paling sederhana, yaitu Proses-proses diberi jatah waktu pemroses berdasarkan waktu kedatangan, Begitu proses mendapat jatah waktu pemroses, proses dijalankan sampai selesai. Penjadwalan ini dikatakan adil dalam arti resmi (dalam semantik/arti antrian, yaitu proses yang dating duluan, dilayani duluan juga), tapi dinyatakan tak adil karena jobjob yang perlu waktu lama membuat jobjob pendek menunggu. Job-job tak penting dapat membuat job-job penting menunggu. FCFS/FIFO jarang digunakan secara mandiri tapi dikombinasikan dengan skema lain, misalnya keputusan berdasarkan prioritas proses. Untuk proses-proses berprioritas sama diputuskan berdasarkan FCFS/FIFO. Berdasarkan kriteria penilaian penjadwalan: 1. Fairness, Penjadwalan FCFS/FIFO adil bila dipandang dari semantik antrian. 2. Efesiensi, Penjadwalan FCFS/FIFO sangat efesien
3.
4. 5.
Waktu tanggap, Penjadwalan FCFS/FIFO sangat tidak baik, tidak cocok untuk sistem interaktif apalagi waktu nyata. Turn arround time, Penjadwalan FCFS/FIFO tidak baik. Throughput, Penjadwalan FCFS/FIFO tidak baik.
2.3.2 Round Robin Scheduling Konsep dasar dari algoritma ini adalah dengan menggunakan time-sharing. Pada dasarnya algoritma ini sama dengan FCFS/FIFO, hanya saja bersifat preemptive. Setiap proses mendapatkan waktu CPU yang disebut dengan waktu quantum (quantumtime) untuk membatasi waktu proses, biasanya 1-100 milidetik. Setelah waktu habis, proses ditunda dan ditambahkan pada readyqueue. Roundrobin adalah sebuah susunan yang memilih semua elemen pada grup seperti beberapa perintah rasional, biasanya dari atas sampai ke bawah sebuah daftar/susunan dan kembali lagi keatas dan begitu seterusnya. Dapat diandaikan bahwa roundrobin seperti mengambil giliran (“takingturns”). Penjadwalan ini merupakan Penjadwalan preemptive, buka dipreempt oleh proses lain tapi terutama oleh penjadwal berdasarkan lama waktu berjalannya proses, disebut preempt-bytime. Penjadwalan tanpa protes. Semua Proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu pemroses yang disebut kwata (quantum) atau timeslice dimana proses itu berjalan. Ketentuan algoritma roundrobin adalah sebagai berikut: 1. Jika kwanta habis dan proses belum selesai maka proses menjadi runable dan pemroses dialihkan ke poses lain. 45
Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
2.4 Aplikasi Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna. Aplikasi merupakan rangkaian kegiatan atau perintah untuk dieksekusi oleh komputer. Aplikasi merupakan kumpulan instruction set yang akan dijalankan oleh pemroses, yaitu berupa software. Bagaimana sebuah sistem komputer berpikir diatur oleh program ini. Program inilah yang mengendalikan semua aktifitas yang ada pada pemroses. Program berisi konstruksi logika yang dibuat oleh manusia, dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa mesin sesuai dengan format yang ada pada instruction set.
2. Jika kwanta belum habis dan proses menunggu suatu kejadian (selesainya operasi I/O), maka proses menjadi blocked dan pemroses dialihkan ke proses lain 3. Jika kwanta belum habis tapi proses telah selesai maka proses diakhiri dan pemroses dialihkan ke proses lain. Algoritma penjadwalan ini dapat diimplementasi sebagai berikut : 1. Mengelola senarai proses ready (runnable) seusai urutan kedatangan. 2. Ambil proses yang berada diujung depan antrian menjadi running. 3. Bila kwanta belum habis dan proses selesai maka ambil proses diujung depan antrian proses ready. 4. Jika kwanta habis dan proses belum selesai maka tempatkan proses running ke ekor antrian proses ready dan ambil proses diujung depan antrian proses ready. Masalah penjadwalan ini adalah menentukan besar kwanta, yaitu: 1. Kwanta terlalu besar menyebabkan waktu tanggap besar dan turn arround time rendah. 2. Kwanta terlalu kecil mengakibatkan peralihan proses terlalu banyak sehingga menurunkan efesiensi pemroses.
III.
ANALISA MASALH Dari tahap analisis dapat diketahui dengan jelas masalah-masalah apa saja yang sering muncul, yang nantinya akan dicari solusi yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut. Permasalahan dalam Penjadwalan CPU, yang nantinya akan dijadikan landasan usulan perancangan sitem baru. Adapun permasalahan tersebut yaitu : 3.1 Analisis Algoritma FCFS/FIFO Misalnya terdapat tiga proses yang dapat dengan urutan P1, P2, dan P3 dengan waktu CPU-burst dalam milidetik yang diberikan sebagai berikut : Process BurstTime P1 24 P2 3 P3 3
GantChart dengan penjadwalan FCFS/FIFO adalah sebagai berikut :
46
Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
Waktu tunggu untuk P1 adalah 0, P2 adalah 24 dan P3 adalah 27 sehingga ratarata waktu tunggu adalah (0 + 24 + 27)/3 = 17 milidetik. Sedangkan apabila proses
datang dengan urutan P2, P3, dan P1, hasil penjadwalan CPU dapat dilihat pada gantchart berikut :
Waktu tunggu sekarang untuk P1 adalah 6, P2 adalah 0 dan P3 adalah 3 sehingga ratarata waktu tunggu adalah (6 + 0 + 3)/3 = 3 milidetik. Rata-rata waktu tunggu kasus ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kasus sebelumnya. Pada penjadwalan CPU dimungkinkan terjadi Convoyeffect apabila proses yang pendek berada pada proses yang panjang. Algoritma FCFS termasuk nonpreemptive. Karena, sekali CPU dialokasikan pada suatu proses, maka proses tersebut tetap akan memakai CPU sampai proses tersebut melepaskannya,
yaitu jika proses tersebut berhenti atau meminta I/O. 3.2 Analisis Algoritma RoundRobin Misalkan ada 3 proses: P1, P2, dan P3 yang meminta pelayanan CPU dengan quantumtime sebesar 4 milidetik. Process BurstTime P1 24 P2 3 P3 3 Penjadwalan proses dengan algoritma round robin dapat dilihat pada gantchart berikut :
Waktu tunggu untuk P1 adalah 6, P2 adalah 4, dan P3 adalah 7 sehingga ratarata waktu tunggu adalah (6 + 4 + 7)/3 = 5.66 milidetik. Algoritma Round-Robin ini di satu sisi memiliki keuntungan, yaitu adanya keseragaman waktu. Namun di sisi lain, algoritma ini akan terlalu sering melakukan switching.
memenuhi tujuan pembuatan simulasi sebagai persiapan untuk rancang bangun implementasi. Tahap perancangan simulasi akan menentukan dan menggambarkan bagaimana suatu simulasi dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Rancangan simulasi yang disampaikan penulis merupakan hasil dari analisis terhadap data yang ada. Diharapkan dengan adanya perancangan simulasi ini, dapat membantu dalam mendapatkan informasi yang akurat dan cepat. Adapun rancangan aplikasi akan dijelaskan dengan menggunakan alat bantu seperti
IV. PERANCANGAN SISTEM 4.1 Kebutuhan Visualisasi yang akan Dirancang Perancangan visualisasi merupakan tahap pendapatan ide atau gagasan guna 47
Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
diagram aliran data/ Data Flow Diagram (DFD). Rancangan aplikasi yang akan dibuat oleh penulis antara lain : 1. Pencatatan Data, Pengguna memasukan banyak jumlah job yang akan diproses pada kinerja penjadwalan selanjutan. 2. Proses Penjadwalan, Aplikasi melakukan proses penjadwalan
sesuai kinerja penjadwalan masingmasing algoritma. 3. Menampilkan Grafik, Proses ini adalah proses penampilan hasil informasi dari data yang sudah diinputkan berupa hasil akhir dari perjalanan setiap job sampai selesai dieksekusi.
4.2 Diagram konteks
Gambar 1. Diagram konteks 4.3 Rancangan Antar Muka (Interfase) a. Rancangan Form Utama
Gambar 2. Rangan From Utama b. Rancanagn Form Fifo/FCFS
Gambar 3, Rancangan From Fifo/FCFS
48
Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
c. Rancangan From Round Robin
Gambar 4. Rancangan From Round Robin V.
IMPLEMENTASI Pembuatan program ini adalah mengenai perangk lunak untuk menggambarkan atau memvisualisasikan penjadwalan CPU dengan menggunakan algoritma FIFO / FCFS(FirstComeFirstServed) dan RR (RoundRobin). Adapun beberapa tahapan dalam mengimplementasikan program yang dilakukan adalah sebagai berikut :
2. Borland Delphi 7 Enterprise Build (4.435) 3. Microsoft Visio 2003 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Cara kerja penjadwalan FIFO / FCFS adalah pengeksekusianya berlangsung sesuai dengan waktu tiba tanpa memperhitungkan besar kecilnya waktu suatu job Sedangkan cara kerja pengeksekusian Roundrobin adalah dengan mengeksekusi job secara berurut dengan memperhatikan TimeQuantum dan jika waktu jobbelum habis maka kembali lagi ke antrian dengan masuk contak swicth dan menunggu lagi hingga waktu pengeksekusi selanjutnya datang.
5.1 Perangkat Keras (Hardware) yang digunakan Dalam mengimplementasikan program yang penyusun buat, menggunakan beberapa perangkat keras (Hardware) yang digunakana diantaranya : 1. Prosesor Inter Core2 Duo T6600, 2.20 GHz 2. RAM 2048 Mb 3. Harddisk 160 Gb 4. Monitor 14.0 HD LED LCD 5. VGA Card 16 Mb 6. Printer
6.2 Saran 1. Setelah dilakukannya analisis penulis mengharapkan untuk pengembangan selanjutnya data yang di input bisa manual melalui keyboardcomputer tidak secara random yang telah ditentukan oleh aplikasi, sehingga bisa melihat hasil dari visualisasi jika proses penjadwalannya sama. 2. Penulis mengharapkan untuk pengembangan selanjutnya aplikasi bisa menggunakan objek gambar dalam melakukan visualisasi, sehingga bisa
5.2 Perangkat Lunak (Software) yang digunakan Perangakat lunak (Software) yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan ini diantaranya : 1. System Operasi Microsoft Windows 7 49
Visualisasi Penjadawalan CPU Menggunakan Algoritma Round Robin dan FCFS (First Come Frist Served) (Dadang Haryanto - Zeni Muhamad Noer)
melihat jika aplikasi di analogikan dengan kehidupan sehari-hari misalnya dalam hal system antrian VII. DAFTAR PUSTAKA Sutedjo. B. Michael. Algoritma dan Teknik Pemograman: Konsep. Implementasi Aplikasi. Penerbit Andi: Yogyakarta, 2000. Jogiyanto, H.M. Analisis dan Desain Sistem Informatika. Penerbit: Andi. Yogyakarta, 2005. Kenneth E. Kendall dan Juli E, Kendall Rutgers University Analisis dan Perancangan Sistem. Prenhallindo, Jakarta. William Stalling, “Operating Systems second edition”, Prentice Hall International Editions, USA, 1995. Pengembangan Aplikasi Client/Server dengan Borland Delphi. Jakarta: Elex Media Koputindo. 2003 Diktat Kuliah Basis Data, STMIK-DCI Tasikmalaya, Tasikmalaya, 2010.
50