VI
-
HASIL ANfUISIS INPUT OUTPUT
Struktur perekonomian wilayah Banten yang merupakan inti dari judul tulisan ini pada daaarnya dibangun oleh 2 2 produksi
yang dapat dikelompokkan kedalam 3
Sektor
kelompok
utama
yaitu pertanian dalam arti luae, industri dan jasa. Gambaran mengenai struktur perekonomian tersebut ang
tertu-
dalam tabel transaksi input-output wilayah Banten
1983.
Dari
tabel ini dapat dianaliaa antara
lain
tahun sebagai
berikut .
Besarnya
jumlah penyediaanypenawaran selama tahun
1.914-142.75 juta rupiah
adalah
outputj'produk impor
domeatik
sebesar
diri dari komponen
terdiri
sebesar 1.759.928.03
154.214.72
jumlah permintaan adalah
yang
juta rupiah. 1.914.142.75
j-lah
juta rupiah dan
Sedangkan
juta rupiah
permintaan domeatik sebesar
juta rupiah dan ekspor sebesar
dari
1983
besarnya yang ter-
1-605-824.57
308-318.28 juta rupiah-
Me-
nurut definisi, jumlah penawaran wilayah sama besarnya dengan jumlah permintaan atau dengan perkataan lain. Supply = Demand ( S = D).
Hal ini terlihat pada Tabel VI.1.
Dari Tabel V I - 1 - menun3ukkan bahwa jumlah domestik arti
output/produk
lebih besar dari permintaan domeatik, ha1 ini
bahwa
kebutuhan wilayah dapat dipenuhi
oleh
dari sektor-aektor ekonomi di wilayah tersebut. -
ber-
produkei
77 Disamping
itu terlihat bahwa nilai ekspor
lebih
besar
dari impor dan sektor y a m mempunyai nilai ekspor paling 5ar adalah sektor Industri lainnya juta rupiah-
Barang-barang
yang
yaitu sebesar
212.476,81
diekspor dari
sektor
eeperti industri karung goni, kertas, benang tetoron induetri
tanah liat (genteng, batu bata),
be-
ini
cotton.
tegel, yang
seba-
gian besar berlokasi di Sub wilayah Utara khusuenya Kabupaten Tangerang
(kawaaan industri).
Barang-barang tersebut
hanya diekspor keluar wilayah Banten, bahkan keluar
negeri
khuauanya
tidak
diekspor eampai
benang tetoron cotton- Yang
kedua
adalah eektor Perdagangan sebesar 33-503,59 juta rupiah yaitu merupakan nilai margin perdagangan baik meliputi barang gerak maupun barang tidak bergerak. laut
Dengan adanya
ber-
pelabuhan
di Anyer dan prasarana jalan bebas hambatan, maka
arus
perdagangan khususnya jasa angkutan akan lebih meningkat lagi. Sedangkan haailnya
yang
ketiga adalah sektor Peternakan
dengan nilai ekspor sebesar 22.624.86
dan
hasil-
milyar rupiah
khususnya ekspor ternak b s a r (eapi, kambing dan ternak
ung-
gas (ayam) kedaerah lain (Jakarta, Bopor). Untuk permintaan domestik, eektor induetri lainnya duduki sebut (kayu,
nilai tertinggi. karena kebutuhan barang-barang seperti
untuk perumahan
yaitu
bahan-bahan
genteng, bata) dan juga barang kayu
lainnya
Bangunan menduduki tempat kedua dalam ha1
ter-
bangunan
mebeler dan kebutuhan untuk perurnahan tersebut memang Sektor
men-
seperti besar.
permintaan
domestik karena kebutuhan perumahan bagi penduduk masih dirasakan kurang dibanding dengan penyediaannya-
Permintaan
mestik untuk sektor Padi, aebenarnya terdiri
dari permintaan
untuk atock/modal dalam bentuk
bibitbenih
serta
do-
kebutuhan
79 untuk konsumei penduduk, dalam bentuk berae-
Permintaan
do-
mestik untuk sektor Tanaman Bahan Makanan lainnya leblh besar dari ekspor, karena sebagian beaar barang-barang dari ini untuk keperluan penduduk (berae, palawija, dan buah-buahan), rah
eayur-aayuran
sedangkan yang diekspor atau dijual
lain umumnya aebagian buah-buahan (durian) dan
(ubikayu dan ubijalar). domeetik utama
sektor
kedae-
palawija
Untuk tanaman perkebunan, permintaan
lebih besar dari ekepor karena yans
diekepor
ter-
barang-barang jadi seperti pada komoditi karet
adalah
sheet, sedangkan barang eetengah 3adi dikonaumsi oleh
pendu-
duk
setempat. Demikian pula untuk produk
seperti
lainnya
peternakan. kehutanan dan perikanan, permintaan
rneetik
lebih
terbesar dalam
pertanian
besar dibanding ekepor. Sedangkan
adalah sektor
bentuk
angkutan.
Pengangkutandan Komunikaai
alat angkut {kendaraan) untuk
Sebagaimana
impor
diketahui bahwa
yang
terutama
keperluan
total
do-
nilai
jaaa ekspor
lebih besar dibanding dengan nilai impor. Tetapi keadaan sebenarnya adalah nilai ekspor yang besar tersebut sektor
terutama terdiri dari sektor Industri
Perdagangan yang pada umumnya kedua
lainnya
sektor
banyak dikuaeai oleh pemilik modal dari luar Wilayah
dan
teraebut Banten-
Dengan demikian terjadi kebocoran wilayah (reaional leakaaes).
Jumlah merupakan
output/produk domestik s e l u ~ u haektor yang total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
juga wlla-
yah ini sebeaar 1-759-928.03juta rupiah pada tahun 1983,
Peranan
tiap-tiap
aektor dalam
membentuk
Produk
Domestik
Regional Bruto seperti terlihat pada Tabel VI. 2.
T a b e l VI-2-
Persentperanan t i a ~ t i a p8ektor &lam menrbentuk Produk Domeetik Reaional Bruto (PDRB) W i l a y a h -ten tahun 1983
............................................................. ............................................................. No-
S e k t o r
Jumlah PDRB Peraentase (juta rupiah)
............................................................. 1 2 3
P a d i 141-355,80 Tanaman Bahan Makanan lainnya 86- 200.25 Tanaman Pertanian lainnya/ 29.432.12 Perkebunan 4 Peternakan dan hasil-hasilnya 63417.90 5 Kehutanan 3.29 6 Perikanan 25.733.23 7 Pertambangan 2.005,87 8 Penggalian lainnya 7-308,77 9 Industri Makanan dan Minuman 37-796.46 Induatri lainnya 10 547.503,61 Listrik. Gaa dan Air Minum 12.308,88 11 12 Bangunan 271- 124.76 13 Perdagangan 200-896,88 Restoran dan Hotel 14 73.457.80 Pengangkutan dan Komunikaei 15 63.696.89 16 Lembaga Keuan an, Usaha 34.145.26 Bangunan dan gasa Perueahaan 17 Pemerintahan Umum dan 102.668.50 Pertahanan 18 Jasa- j aaa 60.871.86 ............................................................. T o t a l 1-759-928,13 .............................................................
8.03 4.90 1.67 3.60 0,OO 1.46 0.11 0.42 2.15 31.11 0,70 15.41 11.42 4.17 3.62 1.94 5.83 3.46 100,OO
Catatan: Dihitun dari Tabel Transaksi 1-0 Wilayah Banten tahun 1583 Dari
tabel tersebut terlihat bahwa aektor-sektor
yang mebentuk Produk Domeetik Regional Bruto adalah
wilayah
sektor Induatri lainnya. sektor Bangunan
Regional
Bruto-
Banten
dan
Perdagangan yang meliputi 57.94 % dari total Produk
utama
aektor Domestik
Sedangkan sektor Pertanian Umum yang
meli-
81 puti sektor Padi, sektor Tanaman Bahan Makanan lainnya, tor
Tanaman Pertanian lainnya/Perkebunan.
dan
hasil-hasilnya.
meliputi
sektor
sektor Kehutanan dan
sek-
Peternakan
sektor
Perikanan
19.88 % dari total Produk Domestik Regional
Bruto-
Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa eektor Pertanian ra luas dan sektor Padi secara khusus belum dapat sumbangan Regional
memberikan
yans berarti terhadap pembentukan Produk Bruto.
Hal ini menunjukkan bahwa
Domestik
peranan
eektor urrrumnya
Primer pada tahun 1983 maeih aangat kecil. yang pada kegiatan
seca-
eektor ini terletak di Sub wilayah bagian
Selatan.
Sedangkan sebaliknya peranan sektor Sekunder dan Tersier yang sebagian
besar terletak di Sub wilayah bagian
menonjolekonomi
Oleh sebab itu untuk
Utara
menyeimbangkan
Wilayah Banten make pembangunan Sub
sangat
pembangunan
wilayah
bagian
Selatan terutama pembangunan praearana yane mendukung kegiat-
an kelompok sektor Pertanian harus memperoleh perhatian
yang
besar, disamping pembangunan sektor-sektor lainnya.
Pengertian Nilai Tambah Bruto disini merupakan balas jasa terhadap faktor-faktor produksi primer. to
merupakan
Nilai Tambah Bru-
penjumlahan nilai dari sektor Upah
dan
Gaji,
aektor Surplus Usaha, sektor Penyusutan dan sektor PaJak langsung neto.
tak
Jumlah keseluruhannya merupakan jumlah penda-
patan regional wilayah penelitian, yaitu sebeear 1.280.994.79 juta rupiah. Komposisi Nilai Tambah Bruto (NTB) wilayah Banten dapat
dilihat pada Tabel V I - 3 berikut ini.
Komposisi N i l a i Tambah Brvto (NTB) Wilayah Banten. tahun 1983
T a b e l VI-3-
No.
S e k t o r
Nilai
Peraentase
( 3uta rupiah) .............................................................
1 2 3 4
Upah dan Gaj i Surplus Usaha Penyusutan Pajak tak langsung
............................................................. J u m l a h
1-280.994.79
.............................................................
100.00
Catatan: Dihitung dari Tabel Transaksi 1-0 wilayah Banten tahun 1983 Tabel
diatae menunjukkan bahwa komponen
surplus
merupakan komponen paling besar dalam membentuk Nilai Bruto.
yaitu 731.471,51 juta rupiah atau 57.10
Nilai Tambah Bruto (NTB). bangnya
usaha Tambah
persen
dari
Hal ini merupakan indikaai berkem-
sektor-sektor padat modal dan rendahnya upah
tenaga
kerja.
Surplus usaha ini memegang peranan penting dalam men-
dorong
pertumbuhan ekonomi wilayah karena
merupakan
sumber
pembiayaan bagi tindakan investasi. Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto (NTB) yang tinggi merupakan aalah satu indikator menghitung
kesejahteraan suatu wilayah-
Dalam
pendapatan regional biasanya digunakan dua macam
konsep yaitu berdasarkan konsep harga yang berlaku dan harga konstan. Pada
periode
tahun 1974-1978
laju
pertumbuhan
Nilai
Tambah Bruto (NTB) wilayah Banten dengan harga konstan
tahun
1975. rata-rata meningkat aebesar 7.9 persen pertahun aedangkan
Propinsi
tahun
Jawa Barat meningkat sebesar
aglanjutnya pada periode 1979
-
8,3
1983 laju
persen
per
pertumbuhan
Nilai Tambah Bruto (NTB) wilayah Banten dengan harga
konstan
1975, rata-rata meninskat sebesar 8.6 persen
tahun
sedangkan
8.2
propinsi Jawa Barat meningkat sebeaar
per tahun (Kantor Statistik
pertahun persen
Propinsi Jawa Barat, 1985).
Ar-
tinya terjadi peningkatan laju pertumbuhan Nilai Tambah Bruto (NTB) untuk wilayah Banten pada periode lima tahun berikutnya. eedangkan sebaliknya untuk propinsi Jawa Barat terjadi penu-runan laju pertumbuhan Nilai Tambah Bruto (NTB) pada
periode
lima tahun berikutnyaGambaran mengenai aumbangan/peranan maeing-masing sektor dalam
membentuk pendapatan regional tersebut
dapat
dillhat
pada Tabel VI - 4 Dari
utama
Tabel VI.4 dibawah ini menun3ukkan bahwa 4
yaitu
sektor Industri
eektor Bangunan dan aektor Padi %.
Sedangkan
lainnya,
Perdagangan,
memberikan konstribusi 62,83
sektor Pertanian dalam
konstribusi 24-14 %
aektor
sektor
arti
luae
memberikan
terhadap pembentukan Nilai Tambah Bruto/
Pendapatan Regional. Peranan sektor Pertanian tersebut relatif
kecfl, khueusnya sektor Padi hanya 10,24 %
masih
ha1
ini
disebabkan teknologi tanaman pangan masih kurang dimana peranan
irigasi belum berarti karena belum terlihat dampak
proyek
irigasi dalam arti yang aesungguhnya,
yaitu
irigasi
belum berfungai untuk merubah lahan kering menjadi sawah ru-
dari
ba-
Demikian pula dengan sektor Perkebunan hanya
rnemberikan
yang sangat kecil yaitu 1.92 % ha1 ini
disebabkan
sumbangan Perkebunan
yang ada di wilayah ini selain
kelapa,
sebagian
besar adalah perkebunan karet yang sudah tua umurnya sehingga
84 produkainya rendah. bahkan semakin tahun aemakin menurun produkeinya.
Sedangkan
perkebunan kelapa hibrida
dan
kelapa
............................................................. Jvlah No S e k t o r ( TB) Persentase (juta rupiah) ............................................................. 1 2
P a d i 131.191.25 Tanaman Bahan Makanan lainnya 77.631.75 Tanaman Pertanian lainnya/ Perkebunan Peternakan dan hasil-liaailnya Kehu tanan Perikanan Pertambangan Penggalian lainnya Industri Makanan dan Minuman Industri lainnya Liatrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan Restoran dan Hotel Pengangkutan dan Komunikasi 16 Lembaga Keuan an Usaha 29.766.01 Bangunan dan 5 a s ~Perusahaan 17 Pemerintahan Umum dan 102.668,50 Pertahanan 18 Jasa- jasa 45-068.30 .............................................................. T o t a l 1-280.994.79
10.24 6-08
2,32
8.01 3.52 100,OO
-------------------------------------------------------------Swnber: Dihitung dari Tabel Transaksi 1-0 Wilayah Banten tahun 1983 sawit
pada tahun 1983 baru ditanam dan baru
berumur
kurang
lebih 1 tahun. sehingga belum berproduksi. Apabila dibandingkan dengan Output Domestik, maka besarnya total Nilai Tambah Bruto adalah 72.79%. pada Tabel VI.5.
Hal ini terlihat
Dari
Tabel
VI.5
terlihat bahwa besarnya
Nilai
Bruto terhadap Output Domestik, maka sektor-aektor dalam Ofeh
arti luaa
memberikan
sumbangan yang
Tambah
Pertanian
relatif tinggi-
karena Nilai Tambah Bruto ini merupakan Pendapatan
gional. maka gambaran diatas menunjukkan bahwa sektor di Wilayah Banten, mempunyai
potensi yang cukup
Re-
Primer
besar dalam
pertumbuhan ekonomi regional. Tabel V 1 - 5 - Besarnya Nilai Tambah Bruto terhadap jumlah PDRB
............................................................. Nil i Tambah &to (Juta rupiah) (Juts rupiah) .............................................................
No.
1 2
16
17
18
S e k t o r
P a d i Tanaman Bahan Makanan lainnya Tanaman Pertanian lainnya/ Perkebunan Peternakan dan haeil-haailnya Kehutanan Perikanan Pertambangan Penggalian lainnya Industri Makanan dan Minuman Industri lainnya Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan Restoran dan Hotel Pengangkutan dan Komunikasi Lembaga Keuan an. aaha Bangunan dan gasa gerusahaan Pemerintahan Umum dan Pertahanan Jaea-jaea
JFBR~h
141.355.80 86.200.25
131.191.25 77.631.75
34.145.26
29 - 766.01
102.668.50
102.668,50
60-871-86
45.068.30
.............................................................
T o t a l 1 759 928.13 1 280 .............................................................
994.79
Sumber: Dihitun dari Tabel Transakai 1-0 Wilayah Banten tahun 1883 -
-
Pengembangan buei
terhadap peningkatan Pendapatan Regional
besar
dan
5 ' 6 kontrx-
sektor-sektor tereebut akan memberikan
pada gilirannya akan memberikan
yang
dampak
relatif terhadap
pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
Komponen permintaan akhir terdiri dari pengeluaran sumel rumah tangga, psngeluaran konsumei pemerintah, han
atok
dan pembentukan modal tetap
serta
kon-
peruba-
ekspor
barang
dagangan dan jasa. Komposisi
secara agregat jumlah permintaan akhir
dilihat pada Tabel VI.6. bahwa
tahun
116.939,56 juta rupiah. yang sama berjumlah
aektor
Penduduk wilayah
4.146.178 orang dan
pada tahun yang eama 225 rupiah/kg. penduduk
memperlihatkan
konsumsi rumah tangga untuk
pengeluaran
sebesar
Dari Tabel tereebut
Artinya
Padi
ini
pada
harga
beras
konaumsi
beras
di wilayah ini sebesar 125 kg berae per kapita
tahun.
Sedangkan
per
perubahan atok dan pembentukan modal tetap
aejumlah
5.244.84 juta rupiah adalah untuk keperluan
Demikian
pula halnya keperluan konsumsi rumah
eektor
dapat
Tanaman Bahan Makanan lainnya aeperti
bibit.
tangga palawija
umumnya memang sebagian besar dikonsumsi oleh penduduk
untuk pada seba-
gal makanan eubetitusi beras seperti jagung, ubi kayu dan ubi jalar-
Sedangkan yang diekspor keluar wilayah
dibandingkan Pertanian
dengan
yang dikonsumei.
Pada
lebih
eektor
lainnyanerkebunan keadaannya hampir
eama,
kecil
Tanaman yaitu
yang dikonsumsi lebih besar dibandingkan dengan yang diekepor
Tabel VI. 6. Kompoaiai jumlah prmintaan akhir berdaaarkan aektor tahun 1983.
.............................................................................................................
__________________------------------------------------------------------------------------------d--+---------
No. S e k t o r
Jumlah Permintaan
Pengeluaran Pengeluaran Perubahan atok Bbpor Barang Konaumai Konaumai dan Pembentukan dagang dan Akhir Rumah tangga Pemerintah Modal Tetap Jaaa (juta rupiah) (juta rupiah)( juta rupiah) (juta rupiah) (juta rupiah)
-----------------------------------------------------------------------------+-------------------------------
1 Padi 2 Tanman Bahan Makanan laimya
122.184,40 80.627,59
116.939,56 68.299,OO
0,OO 0,OO
5.244,84 1.325,35
0,00 11.003,24
17.260,28
10.169,66
5.133,06
1.174,52
783,04
102.668,50
0,OO
102.668,50
0,OO
0,oo
51.781,89
33.706,95
7.627,33
85,95
10.381,67
Total 1.435.209,49 622.885,25 160.080,93 343.925,06 .............................................................................................................
308.318,28
3 Tanaman Pertanian lainnya/
Perkebunan 4 Peternakan dan hasil-hasilnya 5 Kehutanan 6 Perikanan 7 Pertambangan 6 Penggalian lainnya 9 Industri Makanan dan Minuman 10 Induatri lainnya 11 Liatrik, Gaa dan Air Minum 12 13 14 15
Bangunan
Perdagangan Restoran dan Hotel Pengangkutan dan Komunikaei 16 LePlbaga Ke an, Uaaha Bangunan d 3 w a Perusahaan 17 Pemerintahan Umum dan Pertehanan 18 Jasa-jaaa
------------------------------------------------------------------------d-----------------------------------
Catatan: Dihitung dari Tabel Tranaakei 1-0 wilayah Banten tahun 1983
m 4
88 keluar wilayah karena yang dikonsumsi oleh penduduk di
wila-
yah
bahan
ini
terutarna buah kslapa dan karet dalam
setengah jadi. hanya
eektor
Dari sektor-aektor
bentuk
Pertanian dalam art5 luae,
Peternakan nilai konsumsi rumah
kecil 3ika dibandingkan dengan yang diekepor-
tangga
lebih
Hal ini terja-
di karena konsumei daging bagi pendu-duk di wilayah ini masih rendah. Dari
keaeluruhan
ada
maka
eektor
sektor Penggalian yang lainnya dan sektor
Pertambangan, dustri
eektor-sektor yang
lainnya nilai ekspor lebih beaar dibandingkan
nilai
yang dikonsumsi oleh penduduk-
Artinya
In-
dengan
sektor-sektor
tersebut mwmberikan pendapatan terhadap wilayah Banten, tetapi
sebagian besar dari pendapatan tersebut
oleh
penduduk di wilayah ini karena seperti
bangan,
tidak eektor
dan sebagian besar eektor Penggalian
dikuasai
dinikmati Pertam-
lainnya
oleh penduduk di wilayah ini. Artinya
tidak
terjadi
apa
yang dieebut dengan kebocoran wilayah. Persentaae konsumsi bahan
tiap-tiap sektor terhadap total
pengeluaran
rumah tangga, keperluan konsumsi pemerintah,
atock dan pembentukan modal tetap aerta ekspor
dagangan
dan jasa dapat dilihat pada Tabel V I - 7 . Dari
tersebut
ternyata
dipenuhi
oleh
pengeluaran konsumei
sektor-sektor yang
Pertanian sebesar 37,11 %. Perdagangan
31,24 %
tercakup
Tabel yang
kelompok
kelompok Industri 23.32%
kelompok
yang terdiri dari
sebeaar 5,41 %
tangga
barang
dalam
Reatoran dan Hotel. Pengangkutan dan pok Jasa
rumah
peru-
sektor
Perdagangan,
Komunikasi serta kelom-
yang terdiri dari Lembaga Keuangan.
..............................................................................................................
-------------------------------------------*------------------------------------------------------------------
No. S e k t o r
Jumlah Pe eluarq Pengeluaran Pemintaan ?onsumal Konaums~dan Akhir Rumah tanpa Pemerintah %
%
1 Padi 2 Tanaman Bahan Makanan lainnya 3 Tanaman Pertanian lainnyd
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Perkebunan Peternakan dan haail-haailnya Rehutanan Perikanan Pertambangan Penggalian lainnya Induatri Makanan dan Minuman Induatri lainnya Liatrik, Gaa dan Air Minum Bangunan Perdagangan Reatoran dan Hotel Penganglatan dan Komunikaai Lembaga Keu an, Uaaha Bangunan dayaaa Perushaan Pemerintahan Umum dan Pertahanan Jaaa-jaaa Total
Perubahan atok pembntukan Modal Tetap %
Eka r Barang dm, Jaaa
Gang
%
8,51 5,62
18,77 10,96
0,OO 0,OO
1,52 0,39
0,OO 3,57
7,15
0,OO
64,14
0,OO
0,OO
3,61
5,41
4,76
0,02
3,36
100,OO
100,OO
100,OO
100,OO
100,OO
.............................................................................................................. Catatan: Dihitung dari Tabel Traneakai 1-0 wilayah Banten tahun 1983
I
90
Usaha
Bangunan dan Jasa Perusahaan serta jasa-jasa
Sedangkan
sektor-sektor
lainnya-
2,92%
lainnya hanya aebesar
dalam
memenuhi keperluan untuk konsumsi rumah tangga. Gambaran
diataa menunjukkan bahwa =umber
utama
penge-
luaran konsumei rumah tangga beraaal dari aektor-sektor tercakup
dalam kelompok Pertanian.
Pada
rumah tangga merupakan potenai permintaan
dasarnya
konsumsi
konsumsi
yang
pen-
Dengan
pola
(-)
ting artinya dalam pertumbuhan ekonomi wilayah-
yang
yang tinggi terhadap bahan pangan khusuanya
sektor
Padi sebeaar 18.77 % dan eektor Tanaman Bahan Makanan lainnya sebesar 10.96 % maka peranan aektor-aektor Pertanian Pangan
menjadi
sangat penting.
rumah
konsumsi
Disamping
tangga sektor Industri
itu
lainnya
Tanarnan
pengeluaran dan
eektor
Perdagangan mem-berikan nilai cukup besar masing-masing %
dan
12,96 % -
Walaupun dipihak lain
nilai
18.40
ekspor
kedua
sektor tersebut diatas cukup besar masing-masing 68.91 % 10.
87
%
artinya ter3adi kebocoran
tangga
eektor
namun
komposiei persentase nilai konsumsi
keseluruhan rumah
wilayah.
dan ekspor maka sektor
Industri
dan
aecara
pengeluaran lainnya
Perdagangan akan menarik dana dari luar wilayah
dan Ban-
ten, dan dana tersebut akan mempengaruhi peningkatan
pertum-
buhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Pening-
katan
pendapatan maeyarakat akan memberikan dampak
peningkatan permintaan bersangkutan lainnya
permintaan
produk
ini selanjutnya akan
bahan
pangan.
menumbuhkan
dan ikut mendorong pengembangan
serta
akan meningkatkan
pendapatan
terhadap
Periingkatan sektor-aektor aektor-sektor masyarakat dan
91
secara
berantai akan memberikan dampak terhadap
ekonomi wilayah Banten.
Apabila
kondisi
pertumbuhan
sepurti
ini dapat
berjalan dengan baik maka pengembangan industri di Sub yah
bagian Utara dan pengembangan pertanian di
Sub
wila-
wilayah
bagian Selatan akan merupakan eatu keaatuan pembangunan wilayah
(reeional) yang saling mendukung.
Dengan demikian aektor
Pertanian khususnya Pertanian Tanaman Pangan harue terus kembangkan dengan
di-
memaeukkan modal dan teknologi baru karena
akan menyerap banyak tenaga kerja
sektor
ini
Tenaga
kerja tersebut akan
disediakan oleh
di
pedeaaan-
penduduk
lokal
maupun regional terutama dari Kabupaten Tangerang dan yang mempunyai kepadatan penduduk tinggi.
Serang
Hal ini akan
men-
dorong pemerataan pendapatan dan sekaligus meningkatkan
pen-
dapatan itu,
masyarakat baik lokal maupun regional.
investasi pada sektor Pertanian di Sub
Oleh
sebab
wilayah
bagian
Selatan dan investasi pada sektor Industri lainnya serta sektor
Perdagangan di Sub wilayah bagian Utara merupakan
ritas
prio-
apabila pertumbuhan ekonomi d i wilayah ini akan
lebih
cepat ditingkatkanUntuk
mengetahui berapa besar peranan pengeluaran
sumai
rurnah tangga, pengeluaran konaumsi
bahan
stok dan
dagangan
kon-
pemerintah,
pembentukan modal tetap serta ekspor
perubarang
dan jasa terhadap jumlah permintaan akhir, ha1
ini
dapat dilihat pada Tabel V I - 8 Dari ngeluaran
Tabel VI.8.
dibawah menunjukkan bahwa peranan
konsumsi rumah tangga
terhadap 3umlah
permintaan
adalah yang paling beear yaitu 43.40 % kemudian disusul perubahan barang
stok dan
dagangan
pembentukan modal tetap 23.97 %,
dan jaaa 21.48 % dan
pemerintah 11,15 %.
pengeluaran
pe-
oleh ekspor
konsumsi
Jmlah keeempatan kerja yang dapat dleerap oleh maaing-
masing sektor dapat dilihat pada Tabel V1.S berlkut ini. Tabel VI-9-
Jumlah Kesempatan ke Ja menurut sektor di wlfayah Banten.
1983
............................................................. ............................................................. No.
S e k t o r
K sempatan fterja Persentase
(HKO) ------------------------------------------------------------P a d i Tanaman Bahan Makanan lainnya Tanaman Pertanian lainnya/ Perkebunan Peternakan dan haeil-haeilnya Kehu tanan Perikanan Pertambangan Penggalian lainnya Industri Makanan dan Minuman Industri lainnya Lietrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan Restoran dan Hotel Pengangkutan dan Komunikaei 16 Lembaga Keuan an Usaha 814.53 Bangunan den s a s ~ Perueahaan 17 Pemerintahan Urnurn dan 6.718.712 Pertahanan 1 8 Jaaa-jasa 31.776,316 ............................................................. T o t a l 260.416.552 0
0.31 2.58
12,20 100.0
.............................................................
Sumber: Kabupaten Tangerang, Serang, Pandeglang, Lebak, dalam Angka. 1983 dan hasil Survai Khueus Dari
Tabel VI.9 diatas terlihat bahwa pada
tahun
1983
sektor Pertanian (pertanian rakyat) yang terdiri dari eektor
Padi dan aektor Tanaman Bahan Makanan
tenaga
kerja
sebesar 31.74 X dari total
lainnya
menyerap
kesempatan
kerja.
94 kemudian disusul oleh eektor Industri lainnya 15.01
sektor
%.
Perdagangan 12-78 % dan sektor Jasa 12,20 % Pada tahun 1981 sektor Pertanian rakyat menyerap sebesar 6 9 , 5 5 % dari total keeempatan kerja,
kerja
d f a u m l oleh eektor Perdagangan aebeear 5.62 %.
tenaga
kemudian
sektor Indus-
tri lainnya sebesar 3 , 6 4 % dan sektor Jasa 1.32 %. Apabila
data tahun 1983 dibandingkan dengan data
tahun
1981 ternyata terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja untuk sektor
Pertanian Tanaman Pangan. tetapi
peningkatan
penyerapan
sebaliknya
tenaga kerja pada
sektor
Perdagangan dan sektor Jasa.
adanya
penyusutan lahan Pertanian Tanaman
sektor
terjadi Industri.
Hal ini terjadi Pangan
karena
khuausnya
sawah menjadi non sawah seperti untuk kawasan industri. perumahan,
jalan.
terjadi
di
bandar udara dan pada
Kabupaten Tangerang dan
umumnya Serang,
ha1
tersebut
sedangkan
kabupaten ini mempunyai kepadatan penduduk yang cukup
dua
tinggi
sehingga sebagian tenaga kerja pedesaan akan berkurang keaempatan
kerjanya
sektor lebih
dan dilain pihak kegiatan
sektor
Perdagangan dan sektor Jasa memberikan baik dalam memperoleh lapangan kerja
masyarakat
( n ~ - m ) -
Industri, yang
pilihan
dan
pendapatan
Namun dernikian sektor
Perta-
nian terutama sektor Padi masih tetap menduduki tempat pertama
dalam menyerap tenaga kerja. dibandingken
dengan
yang lain. karena memang sektor ini merupakan sektor
sektor penghi-
dupan
utama masyarakat terutama masyarakat pedeeaan dan
tensi
sumberdaya lahan air masih cukup tersedia
ini.
Penurunan penyerapan tenaga kerja di
aektor
di
po-
wilayah
Pertanian
dan
meningkatnya aektor-eektor ekonomi yang lain
memberikan
gambaran ter3adinya restrukturisasi sektor perekonomian akan
lebih
meningkatkan lagi
pertumbuhan
ekonomi
yang
wilayah
tersebut 2-- e K
Tujuan
.? +.a=
dari penyusunan tabel input-output adalah bagaimana aektor-aektor ekonomi dalam auatu
mengetahui
tim perekonomian mempunyai kaitan antara satu dengan serta dari
menyatakan berapa besar kaitan tersebut.
yang memperlihatkan ketergantungan
sia-
lainnya
Selanjutnya
tabel transakai input-output dapat diturunkan
koefiaien
untuk
berbagai
antar
sektor.
1) Koefisien input yang menggambarkan struktur input
maaing-
antara lain sebagai berikut
:
masing sektor dalam wilayah penelitian.
Dafter
koefisien
input tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4 2 ) Koefisien
saling ketergantungan antar aektor.
ketergantungan tipe I dan tipe 11.
cakup dilihat
yang
Hasilnya
mendapat
pada matrik kebalikan tipe I dan tipe I 1
seperti
pada Lampiran 6 dan 8 .
Pengukuran
Pengganda antar eektor ini ditunjukkan
oleh
koefisien yang merupakan dugaan parameter model
input-output
untuk
akhir
menentukan pengaruh perubahan permintaan
sektor tertentu. gorikan
dalam
Menurut perlakuannya pengganda ini tipe I (model ekonomi terbuka)
(model ekonomi tertutup).
dan
suatu
dikateTipe
I1
96 Pengaruh pengaruh
pengganda
Tipe I merupakan
pen3umlahan
langsung dan pengaruh t i d a k langaung d i b a g i
dari
dengan
pengaruh langsung- Sedangkan pengaruh pengganda Tipe I1 merupakan penjumlahan d a r i pengaruh langaung, pengaruh t i d a k l a n g sung dan pengaruh induksi d i b a g i dengan pengaruh langaung. Berdaearkan u r a i a n d i a t a s , maka j e n i a a n a l i a i s yang
di-
lakukan dalam p e n e l i t i a n i n i adalah:
Dengan
perubahan
koefisien
permintaan
akhir
Cfinal
demand) s a l a h s a t u s e k t o r dalam t a b e l , dapat d i l i h a t ruhnya
terhadap
perubahan
Apabila permintaan a k h i r ha1
i n
jumlah
output
aektor
pengalainnya.
(final demand) s u a t u s e k t o r berubah.
akan mempengaruhi perubahan
jumlah
output
lainnya
b a i k s e c a r a langeung, t i d a k langsung maupun
induksi
(-)-
Beaarnya perubahan permfntaan
melalui
akhir
pengaruhnya t e r h a d a p o u t p u t e e k t o r lainnya ditunjukkan n i l a i k o e f i a i e n s e p e r t i pada Tabel VI.10
sektor
dibawah i n i .
dan dalam
Tabel VI.10-
Koefieien peneganda ) -< Permintaan Akhir Tipe I. T i p e 11. dan Induksi
............................................................................ Peneganda
No.
S e k t o r
Permintaan Akhir
Pengganda Seliaih TiPewintaan ~ k h i r ??nSTf%f
1
P a d i
1.103282
3.430839
2.327557
4
Peternakan dan haail-haeilnya
1.182155
3.561310
1-441902
5
Kehutanan
1.056980
1- 494074
1.199421
6
Perikanan
1- 195634
3.372642
1.009063
7
Pertambangan
1- 123308
1 - 293575
1.293575
8
Penggalian lainnya
1.175573
2.624057
1.027237
9
Industri Makanan dan Minuman
1.662738
2-934211
1.710843
10
Induetri lainnya
1.564190
2.256401
0.692211
11
Listrik, Gas dan Air Minum
1.302894
2.204697
0.902003
13
Perdagangan
1.149062
1 -584688
0.435626
14
Restoran dan Hotel
1 - 610613
2.705009
1.094396
15
Pengangkutan dan Komunikasi
1.372863
2 - 202810
0.829947
16
Lembaga Keuan an Uaaha b an gum an dan 5 a s ~ Peruaahaan
1.184256
1- 636075
0.451819
17
Pemerintahan Umum dan Pertahanan
1- 000000
3.373581
2-373581
............................................................................ Catatan : Hasil perhitungan dari tabel transaksi 1-0 Wilayah Banten tahun 1983
Pada Tabel V I - 1 0 terlihat bahwa pada pengganda permintaan
akhir T i p I yang merupakan pengaruh lansaung
dan
tidak
langsung dibagi pengaruh langsung. maka sektor Industri. kanan
dan Minuman yang mempunyai nilai
koefisien
yaitu. 1,662738 sedikit lebih menon301
terbeear
dibandingkan dengan sektor-eektor tersebut
pengganda
pengaruhnya
lainnya walaupun
tidak begitu besar/nyata.
perbedaan
Sektor Industri
Makanan
dan Minuman ini eebagian besar terdapat pada Sub wilayah gian Utara. khususnya Kabupaten Tangerang. Kehutanan
yang
mempunyai
nilai
permintaan
terkecil
terhadap
yaitu
pengganda
akhir dibandingkan dengan sektor-sektor
lainnya,
karena eektor tersebut memang kecil peranannya dalam nomian
ba-
Sebaliknya sektor
pengganda
sedikit agak kecil pengaruhnya
1.056980
Ma-
Wilayah Banten dan sebagian besar terdapat
perekopada
Sub
wilayah bagian Selatan. Walaupun
demikian. secara umum
pengaruh
masing-masing
sektor baik langaung maupu tidak langsung terhadap permintaan
akhir hampir sama (meratal-
Hal
ini
petunjuk
bahwa telah terjadi stannasi ekonomi
terdapat
aektor utama ( b a d i n p unctpr) yang
pengganda memberikan
karena
tidak
berperan
dalam
wilayah tersebut. Pada pengaruh
pengganda permintaan akhir tipe I1
yang
langsung, tidak langsung, indukai, dibagi
langsung yang paling penting adalah pengaruh melalui yang
dicerminkan
dalam aelisih
nilai
permintaan akhir Tipe I1 den Tipe I -
koefisien
Pada pengganda
merupakan pengaruh induksi pengganda permin-
taan akhir melalui indukei ternyata kelompok sektor Pertanian
99
yaitu
eektor
Padi. eektor Tanaman
Bahan
Makanan
lainnya.
memberikan
pengaruh
Karena kelompok eektor
tersebut
Peternakan dan sektor Perikanan
sektor
induksi yang cukup berarti-
akan menarik kegiatan-kegiatan eektor lain dari luar sebagai
akibat
misalnya. obatan
rneningkatnya perrnintaan
akhir
wilayah
eektor
maka akan meningketkan keperluan pupuk dan
untuk usaha peningkatan produksi Padi
Padi obat-
tersebut.
Hal
ini akan mendorong tumbuhnya sektor perdagangan aeperti pedagang pengecer dan juga sektor Angkutan.
Sedangkan hasil dari
sektor Padi akan dinikmati oleh maeyarakat eecara lokal terutama bagi rnasyarakat pada Sub wilayah bagian Selatan. Hal ini sesuai
dengan
putaran
-
dampak
d-stratenveffect atau pengaruhnya kesiatan
diamana
putaran-
teraier
(induce)
akan ditangkap secara lokal. Dilafn pihak pada putaran dampak melalui induksi terlihat eektor Pertambangan seperti tambang emae
bahwa eektor
Kehutanan yang dikelola oleh Perhutani, manfaat
diperoleh dalam
Cikotok
tidak
dinikmati oleh
ha1 ini terjadi kebocoran
maayarakat
lokal
yang
sehingga
(feakanes)dan kedua
tersebut berada di Sub wilayah bagian Selatan.
dan
sektor
Demikian pula
halnya aeperti eektor Induatri lainnya dan sektor Perdagangan yang pada umumnya terletak pada Sub wilayah bagian Utara yang juga banyak terjadi kebocoran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5 -
Koefisien
pengganda pendapatan menunjukkan besarnya
pe-
ningkatan pendapatan pada suatu sektor sebagai akibat meningkatnya satu unit permintaan kutan.
akhir dari sektor
yang bersang-
Seperti halnya pada pengganda permintaan akhir,
pada
pengganda pendapatan juga dibedakan atas pengganda Tipe I dan Tipe 11.
pengganda ngaruh
Pada pengganda Tipe I yang mencakup
langaung dan tidak langsung dibagi pengaruh
langsung
serta
sektor
Restoran dan Hotel yang masing-masing mempunyai nilai
koefi-
ternyata sektor Industri Makanan
sien 1.662743 ngan
dan
Minuman
pe-
dan 1,610613, sedikit lebih besar dibanding de-
sektor-sektor
lainnya.
Artinya investasi
pada
kedua
tersebut akan sedikit meningkatkan pendapatan
sektor dingkan
dengan investasi pada aektor-sektor
umumnya
kedua sektor tersebut
gian Utara.
terletak
diban-
lainnya.
Pada
di Sub wilayah
Namun demikian, aecara keseluruhan eektor-sektor
tersebut mempunyai nilai koefisien pengganda pendapatan pir
ba-
sama/merata-
Hal ini menunjukkan
terjadinya
ham-
atagnaei
ekonomi karena tidak terdapat sektor utama (leading sector). Pada pengganda pendapatan Tipe 11 yang merupakan lahan
pengaruh
penjurn-
langsung, tidak langsung, induksi dibagi
ngaruh langsung rnaka yang terpenting adalah pengaruh
pe-
induksi
yang
ditunjukkan dalam selisih nilai koefisien Tipe
I1
Tipe
I-
induksi
maka
kelompok
Tanaman
Pada pengganda pendapatan melalui pengaruh aektor Pertanian yaitu
sektor
dan
Padi,
sektor
Bahan Makanan lainnya. sektor Peternakan dan
aektor
102
Perikanan mempunyai nilai koefisien yang cukup tinggi. nya
investasi
pada sektor-sektor
tersebut
diatas
sepwrti
memberikan
putaran
halnya
investasi
dampak
pendapatan yang akan dinikmenti oleh penduduk
Hal
dibidang irigasi akan
ini seauai dengan demand aids
umumnya
sektor-sektor
effect
str-33
tersebut terletak
pada
bagian
Selatan.
Demikian pula halnya dampak
sektor
Industri
Makanan dan Minuman
pengganda sektor
pendapatan
tersebut
juga
meningkatkan
lokal.
dan
Sub
pada
wilayah
induksi
untuk
mempunyai
nilai
cukup tinggi, artinya
juga akan
Arti-
investasi
pendapatan.
pada Pada
umumnya sektor Industri Makanan dan Minuman terletak pada Sub wilayah bagian Otara. kelompok
Sehingga inveataai pada
sektor-sektor
Pertanian di Sub wilayah bagian Selatan dan
tasi pada sektor Induatri Makanan dan Minuman di Sub bagian Utara dap
wilayah
akan meningkatkan putaran dampak/induksi terha-
pendapatan
lanjut
inves-
masyarakat wilayah Banten dan
akibat
lebih
tersebut
juga
perhitungan pengganda pendapatan Tipe I dan
Tipe
adalah pertumbuhan ekonomi di wilayah
akan memberikan prospek yang lebih baik. Hasil
1 1 dapat dilihat pada Tabel VI.11
seperti di bawah ini.
T a b e l VI-11.
N i l a i pengganda Pendapatan Tipe I , T i p e I 1 dan I n d u b s i
............................................................................ _-_------------------------------------------------------------------------No.
S e k t o r
Pengganda Pendapatan Tipe I
Pengganda Pendapatan Ti11 --
Seliaih Ti11-Ti I
<Ekt~hi%-
best l a n g s ~ ) ---------------------------------------------------------------------------1
P a d i
1.103282
9.117495
8.014213
2
Tanaman Bahan Makanan lainnya
1.113315
14-266137
13-152822
4
Peternakan dan haail-haailnya
1.182155
8.149566
6.967411
5
Kehutanan
6
Perikanan
7
Pertambangan
1.123308
2.883602
1.560294
8
Penggalian lainnya
1.175573
1.929143
0.753570
9
Industri Makanan dan Min~lman
1.662738
8.398365
6.735627
10
Industri lainnya
1.564190
2-928867
1.364677
11
Listrik. Gas dan Air Mimuo
1.302694
2.221206
0.918512
13
Perdagangan
1.149062
2-256689
1.107627
14
Restoran dan Hotel
1.610613
5.548660
3.938047
15
Pengangkutan dan Komunikasi
1.372863
2.495708
1.122845
17
Pemerintahan Umwn dan Pertahanan
............................................................................ Catatan : Hasil perhitungan dari tabel transaksi 1-0 Wilayah Banten tahun 1983
Dari hasil perhitungan nilai pengganda pendapatan diatas,
untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6 -
Ditin3au dari segi kesempatan kerja masyarakat
ternyata
bahwa tuntutan kesempatan kerja ini senantiasa meningkat jalan dengan pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut. ga kerja mempunyai penawaran yang terus meningkat, permintaan mintaan
akan tenaga kerja tergantung pada
se-
Tena-
aedangkan
kenaikan
akan barang jadi aerta tingkat dan macam
per-
teknologi.
Pengaruh pengganda keaempatan kerja Tipe I dan Tipe I 1
meng-
gambarkan dampak kesempatan kerja yang ditimbulkan oleh suatu sektor
per
unit kenaikan permintaan akhir
sektor yang bersangkutan. sempatan
terhadap
output
Semakin besar nilai pengganda
kerja berarti semakin besar pula
kesempatan
kekerja
yang tersedia pada sektor yang bersangkutan. Untuk kesempatan
mengetahui aampai seberapa jauh kerja
dari seluruh sektor
nilai
pengganda
perekonomian
wilayah
Banten, dapat dilihat pada Tabel VI.12. Secara umum sama seperti halnya pada pengganda permintaan akhir dan pengganda pendapatan maka seluruh sektor
mempunyai
dampak langsung dan tidak langsung terhadap pengganda (Tipe I ) hampir sama/merata, kecuali sektor
kerja
Kehutanan
yang mempunyai nilai pengganda tenaga kerja sebeaar Artinya
peranan sektor tersebut terhadap
tenaga
0.00024.
kesempatan
tenaga
kerja sangat kecil karena hutan yang ada di wifayah ini sebagian
besar terdiri dari hutan rimba (bukan hutan
yang
mempunyai nilai tambah relatif kecil dan
terdapat pada Sub wilayah bagian Selatan.
produktif)
pada
umumnya
106 T a b e l VI-12-
Nilai pengganda k e g e m p a t a n k e r j a T i p e I . Tipe I1 dan Induksi
---___---_-----------------------------------------------------------------............................................................................ Penggmda Pengganda Selisih TiTenaga Kerja Tey a Keri~ 11-1ipe.I Tipe I ipe Induksi dlbagi lWsung) ............................................................................
No.
pe
S e k t o r
P a d i Tanaman Bahan Makanan lainnya
Peternakan dan haail-haeilnya Kehutanan Perikanan Pertambangan Penggalian lainnya Industri Makanan dan Minuman Induatri lainnya Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan
Perdagangan Reatoran dan Hotel Pengangkutan dan Komunikasj Lembaga Keuan an. Uaaha Banaman dan 5asa Perusahaan Pemerintahan Umum dan Pertahanan Jasa-,iasa Catatan r Haail 1-0
rhitungan dari tabel transaksi Banten tahum 1983
wiEyah
Pada sektor Industri Makanan dan Minuman yang pada umumnya terletak pada Sub wilayah bagian Utara sama seperti nya pada pengganda permintaan akhir
hal-
dan pengganda pendapatan
Tipe I juga agak sedikit menonjol dibandingkan dengan sektorsektor lainnya dan sektor ini rnernpunyai nilai koefiaien pengganda
tenaga
pengganda
kerja aebeaar 1.662736.
Namun
demikian
tenage kerja Tipe I peranan semua sektor
pada
terhadap
107 pengganda
tenaga
kerja hampir sama
dimana
leadinn sector- Sedangkan darnpak melalui maka
peranan
tenaga
kelompok sektor Pertanian
kerja
cukup menonjol karena
tidak
terdapat
induksi
(-)
terhadap
hampir
pengganda
sebagian
besar
penduduk terutarna di Sub wilayah bagian Selatan mata pencahariannya
adalah di sektor Pertanian sehingga
keraja di sektor tersebut cukup hesar.
curahan
tenaga
Sebagian beear kesem-
patan
kerja tersebut bsrasal dari golongan petani
atau
pisan
masyarakat berpenghasilan rendah.
inveatasi
pada
Sehingga
sektor tersehut dalarn jangka pan3ang akan
meningkatkan
pendapatan sebagian hesar masyarakat dan sekalipus dampnk
la-
mempunyai
pemerataan pendapatan masyarakatDengan
tujuan
demikian
mengembangkan
Tanaman
investasi
dibidang
aektor Pertanian
irigasi
khususnya
Pangan dalam jangka panjang akan
denpan
Pertanian
mempunyai
manfaat
sangat besar karena putaran dampak akan ditangkap oleh masyarakat ha1
lokal sehingga pendapatan masyarakat ini
akan mendorong pertumbuhan ekonomi
sekalipus bagi
akan
meningkat,
masyarakat
mencipt~kanpemerataan pendapatan petani
masyarakat di Sub wilayah bagian Selatan.
dan
khusunya
OLeh
aebab
itu pembangunan Pertanian khususnya Tanaman Pangan akan
mem-
berikan
baik
lokal
darnpak
maupun
positip terhadap
regional dalam
pembanmnan
pengertian
ekonomi
pembangunan
wilayah Banten secara keseluruhan. Untuk jelaenya dapat dilihat pada Gambar 7.
untuk
109 D e h p Dea ke
4-
Penelaahan
antar
kaitan
pertumbuhan
berbagai
sektor
perekonomian sangat penting untuk merencanakan strategi bangunan
yang
tepat.
Salah satu
faktor
penyebab
pern-
ketidak
berhasilan strategi pembangunan ekonorni suatu wilayah
antara
lain
lemahnya kaitan antar sektor Pertanian tradisional
de-
naan
sektor-sektor Industri maju.
ka-
Akibat dari lemahnya
itan ini menyebabkan efek limpahan f e n i l l aver), dari sek-tor Industri tidak dapat ditampung untuk usaha-usaha sektor
Pertaniaa.
Padahal dalam tahapan
pembangunan
persiapan
landas LEIla W nffl pembangunan, sektor Industri berkernbangnya sistim pertanian yang tangah.
tinggal
mendukung
Upaya
dukungan
timbal balik inilah yang harus diketahui denaan paa-ti sampai seberapa jauh kaitan antar sektor ini diperlihatkan.
e h Indeks
kaitan
langsung ke belakang dari
suatu
sektor
dapat dipergunakan utuk mengukur efek dari suatu eektor tentu
terhadap
antara
bagi
eektor-sektor lain
sektor tersebut untuk
yang
menyediakan
menghasilkan
satu
terinput unit
output. Kaitan
ke belakang akan mendorong produksi melalui
nyerapan
input
yang diperlukan oleh
produksi
setiap sektor ekonomi.
sifat
teknologi
Angka indeks dari
pedari
pengaruh
kaitan langsung ke belakang (PLKB) swktor-sektor perekonomian wilayah penelitian digambarkan pada Tabel V1.13. Pada
Tabel tersebut terlihat bahwa sektor Industri
Ma-
kanan
dan
Minuman mempunyai nilai
indeke
0.57.
Sesuai dengan karakteriatik yang dimiliki rnaka
taai pada sektor Makanan dan Minuman.
tertinggi
yaitu inves-
akan mendorone
tumbuh-
nya sektor-sektor lain yang rnenghasilkan bahan-bahan
seperti
induetri
Tanaman
kecap.
tahu,
tempe akan mendorong
sektor
Bahan Makanan untuk menghasilkan komoditi kedele.
T a b e l VI.13-
Pengaruh Kaitan Langsllllg ke Depan (PKLD) dan PengarKaitan Langsung ke Belabang
(PKLB) antar sektor perekonomian
............................................................. ............................................................. No.
S e k t o r
PKLD Pering- PKLB Peringkat kat .
............................................................. 1. Padi 2. Tanaman Bahan Makanan lainnya 3. Tanaman Pertanian lainnya/ Perkebunan 4. Peternakan dan haailhaailnya Kehutanan Perikanan Pertambangan Penggalian lainnya Industri Makanan dan Minuman Industri lainnya Listrik, G a s dan Air Minum Bangunan Perdagangan Restoran dan Hotel Pengangkutan dan Komunikasi Lembaga Keuan an Usaha Bangunan dan 5 a s ~Perusahaan 17. Pemerintah Umum dan Pertahanan 18. Jasa- jasa
0.14 0.09
11 11
0.07 0.10
16 14
0.54
5
0-16
8
0.24
9
0.15
10
0-16
10
0.26
5
............................................................. Catatan : Hasil Perhitungan dari I - 0 Wilayah
Banten, 1983.
Indeke kaitan langsung k e depan dipergunakan untuk mengukur b e s a m y a output dari suatu sektor yang dipergunakan oleh sektor-sektor porsi
lainnya aebagai input atau sebagai suatu
dari total permintaannya.
Indeke ini merupakan
permintaan antara dari berbagai sektor terhadap total suatu sektor tertentu.
Pada tabel VT.13
prorasio
output
terlihat bahwa sektor
Kehutanan mempunyai nilai indeks tertinggi yaitu 0.96 artinya aektor tersebut mempunyai daya kaitan langsung kedepan paling kuat-
Apabila
investasi ditanamkan pada
sektor
Kehutanan
maka akan mendorong tumbuhnya sektor Industri seperti perusahaan penggergajian kayu.
Untuk
perusahaan mebeler dan aebagainya.
memanfaatkan aumberdaya yang tersedia di
wilayah
penelitian maka sangat pentins artinya investasi yang lukan
guna membangun perekonomian wilayah
diper-
tersebut.
Dalam kemung-
rnengalokasikan inveatasi, sudah barang tentu dilihat kinannya. ningkatkan Untuk
apakah investasi tersebut akan menguntungkan, pendapatan masyarakat atau bahkan
sebaliknya
menjawab pertanyaan teraebut sudah barang tentu
perlu dalam
penentuan ini, maka nilai indeke pengaruh kaitan tidak
lang-
sung kebelakang
Salah eatu tolok
?.
ukur
diuaahakan
langkah efisiensi-
me-
(PKTLB) dapat membantu dalam rangka
pengam-
bilan keputusan. Adapun nilai indeks PKTLB dapat dilihat pada tabel V I - 1 4 aebagai berikut.
T a b e l VI-14-
Pengaruh %itan Tidak -sung ke Depan (PKTLD) dan Pengaruh Kaitan Tidak -sung ka Belakang (PKTLB) antar sektor perekonomian
---_-----------------------------------------------------------_--------------------------------------------------------No -
S e k t o r
PKTLD Pering- PKTLB Peringkat kat . .............................................................
I- Padi
1.43
3
1-10
1.30
5
1.22
1.29
6
15
2 - Tanaman Bahan Makanan
lainnya 3- Tanaman Pertanian lainnya/ Perkebunan
4. Peternakan dan haailhasi lnya Kehutanan Perikanan Pertambangan Penggalian lainnya Industri Makanan dan Minuman Industri lainnya Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan Restoran dan Hotel Pengangkutan dan Komunikasi 16- Lembaga Keuan an. Usaha Bangunan dan 5asa Perusahaan I?- Pemerintah Umum dan Pertahanan 1 8 - Jasa-jasa
1.09 1.07 1-00 1.04 1-10 2.73 1.14 1.23 1.57 1.04 1.26
8
13 14 17
16 12 1 11 8
1-33
2 15 7 4
1.00
18
9
5 1.37 -- -- -- - - - - Catatan : Hasil Perhitungan dari I - 0 Wilayah Banten, 1983. Dari tabel tersebut terlihat bahwa sektor Industri Ma1-16
................................................
kanan 1,66.
dan
Minuman mempunyai nilai
indeka
.--
tertinggi
Artinya industri pada sektor teraebut akan
yaitu
mendorong
meningkatnya permintaan akhir sektor yang bersangkutan, melalui sektor Tanaman Bahan Makanan yang mernprodukei
dan
kedele
untuk industri kecap, tahu dan tempe akan mendoronp tumbuhnya sektor Perdagangan aeperti Pedagang pengecer sarana pertanian besar .
produksi
misalnya pupuk. pestisida dalam jumlah yang
lebih
Baik kaitan tidak langeung ke depan maupun kaitan langeung ke belakang, sangat penting
tidak
terutama sebagai
meka-
nisme untuk menginduksi lebih bsaar keputusan-keputusan untuk melakukan
inveetasi.
Dengan mengetahui nilai indeks
kaitan
kaitan teraebut maka alokasi investasi akan lebih banyak memberikan keuntungan.
Adapun nilai pengaruh kaitan tidak lang-
sung ke depan (PKTLD) dapat dilihat pada tabel VI.14 diatas-
Tabel tersebut menunjukan bahwa
seperti
sektor Industri la-
innya mempunyai nilai indeka tertinggi yaitu 2.73.
Artinya,
investasi di aektor ini misalnya industri batu bata atau genteng akan menddrong meningkatnya sektor Pembangunan Perumahan dan
akibat lebih lanjut akan
mendorong tumbuhnya atau
ber-
kembangnya aektor Jasa.
Daya dari
penyebaran
sejumlah
( ~ o w e _ef r
-on)
merupakan
inveetasi yang ditanamkan pada perekonomian secara
suatu
damvak sektor
tertentu
terhadap
dasarnya
daya penyebaran ini digolongkan menjadi : ( a )
penyebaran ke belakang daya
penyebaran
Penyebaran hasil bah .
ke
Ibackwa2.d-
keseluruhan.
Pada daya
_Pfdiar>ersion) dan ( b )
depan (forward r
of
dia~ersion).
ke belakang dan ke depan pada daearnya
merupakan
interaksi yang ter3adi apabila permintaan akhir
beru-
Daya penyebaran ke belakang (DPB) merupakan indeks koefisien baran
kaitan
tentang
permintaan
llinkaee
yang memberikan
pengaruh yang ditimbulkan oleh
eesuatu
Apabila koefisien kaitannya
sektor yang bersangkutan akan menarik
lainnya untuk meningkatkan outputnya. efek
hubungan
yang
menyebabkan
besar
unit
tarikan permintaan
besar
Dengan perkataan
ke belakang merupakan daya
penyerapan
bahan
baku.
lain input
Semakin dampak
ke
Berdasarkan urutan/
belakang investaai pada sektor tersebut. pada Tabel VI.15 maka sektor
di
sektor-sektor
nilai DPB suatu sektor, semakin besar pula
peringkat
gam-
akhir semua sektor terhadap salah satu sektor
dalam euatu perekonomian. berarti
atau
Industri Makanan dan
Minuman menduduki peringkat pertama dengan nilai 1,30.
Daya koefisien
penyebaran
ke depan IDPD) merupakan
kaitan yang memberikan gambaran
indeks
tentang
atau
pengaruh
yang timbul oleh satu unit permintaan akhir suatu aektor terhadap semua sektor di dalam perekonomian.
Apabila
koefisien
kaitannya besar. berarti sektor tersebut peka terhadap pengaruh
-
pengaruh
sektor
-
sektor lainnya.
Artinya sektor tadi
mempunyai daya dorong ke depan yang kuat terhadap perkembangan eektor-sektor lain-
Semakin besar nilaf DPD auatu sektor,
maka semakin beear pula daya dorong eektor tersebut perekonomian wilayah.
-
terhadap
Nilai DPD sektor Industri lainnya menduduki urutart
per-
tama/tertinggi yaitu 2,15 seperti pada Tabel VI.15.
Inveatasi
pada
sektor ini akan memberikan keuntungan
mempunyai
daya
penyebaran
lainnya-
ke depan terbesar
yaitu
terhadap sektor
-sektor
Apabila dilihat dari DPD dan DPB maka sektor Indua-
tri lainnya. sektor Bangunan dan sektor Perkebunan eektor-sektor
yang
mempunyai prioritas
terhadap
merupakan penanaman
inveetasi Tabel VI-15..
(DPD) dan Daya (DPB) antar
Daya Penyebaran he Depan
Penyebaran ke %lakang Sehtor Perekonomian
............................................................. .............................................................
No.
S e k t o r
DPD
Peringkat .
DPB
Peringkat .
Pad i Tanaman Bahan Makanan lainnya Tanaman Pertanian lainnya/ Perkebunan Peternakan dan hasilhasilnya Kehutanan Perikanan Pertambangan Penggalian lainnya Industri Makanan dan Minuman Industri lainnya Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan Restoran dan Hotel Pengangkutan dan Komunikasi Lembapa Keuan an, Usaha Bangunan dan gasa Perusahaan Pemerintah Umum dan Pertahanan Jasa- jasa Catatan : Has11 Perhitungan dari I
-
0 Wilayah
Banten, 1983.
Besarnya
pendapatan
kotor atau Produk
wilayah
Banten
rupiah,
sedangkan jumlah penduduk pertengahan
sebeaar
Bruto juta
1.280-994.79
tahun
adalah
jiwa. Dengan demikian pendapatan per kapita aebesar
4.146.178 Rp.
pada tahun 1983
Domestik
308.958 per tahun.
Pada tahun yang sama, pendapatan Rp.
kapita penduduk Propinei Jawa Barat sebesar pendapatan per kapita
329.031
penduduk Indonesia sebesar R p .
per dan
484.330
atas dasar harga yang berlaku. Pada sebesar tahun
tahun
1982 Produk Domestik Bruto
wilayah
899.448 juta rupiah dan jumlah penduduk
adalah 4.088.452 jiwa sehingga pendapatan
Banten
pertengahan per
kapita
sebesar 219.997 rupiah. sedangkan pendapatan per kapita
pen-
duduk
propinsi Jawa Barat sebeear 280.084 rupiah dan
penda-
patan
per kapita penduduk Indonesia sebesar
rupiah
395.998
per tahun atas dasar harga yang berlaku. Dengan wilayah
demikian
Banten
rupiah (40,4 % ) , sar
pendapatan per kapita
selama satu tahun meningkat
sebesar
Indonesia
88-332 rupiah (22,3%). Dari pereentase
pendapatan
per
untuk 88.963
penduduk Propinei Jawa Barat meningkat sebe-
48.947 rupiah (17.5%) dan penduduk
sebesar
penduduk
kapita wilayah Banten ternyata
meningkat
peningkatan selama
satu
tahun lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan pendapatan per kapita penduduk Propinsi Jawa Barat maupun penduduk Indonesiatasi
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari
proyek irigasi Teluk Lada di wilayah
Banten.
invea-
walaupun
117 sebaaian
besar
pendukung
pengaruh tersebut disebabkan
oleh
kegiatan
proyek (proyek ikutanl karena pengaruh dari
aspek
irigasinya sendiri masih kecil. Berdasarkan
koneep distribusi pendapatan, maka
busi pendapatan regional dapat diukur dari peranan
distritiap-tiap Bruto
sektor ekonomi yang membentuk Produk Domestik Regional (V-Bulmer - Thomas. tor
tersebut
1982).
Peranan 1-(
juga mencerminkan distribusi
tiap-tiap
sek-
pendapatan
yang
diperoleh dalam suatu sistim perekonomian wilayah (-1. Densan
demikian
distribusi
pendapatan
regional
terhadap
sektor-sektor ekonomi wilayah Banten sesuai dengan Tabel V I - 2 berdasarkan urutan sektor yang memperoleh pendapatan tertinggi sampai terendah adalah s e b a ~ a iberikut: tri
lainnya 31.11%.
( 1 ) sektor
(3)
sektor
( 5 ) sektor
Peme-
rintahan Umum dan Pertahanan 5,83%, ( 6 ) sektor Tanaman
Bahan
Perdagangan
Makanan
11.42%.
( 2 ) sektor Bangunan 15.41%.
Indus-
(4) eektor Padi 8.03%.
lainnya 4.90%.
( 7 )sektor Restoran dan Hotel
( 8 ) sektor Pengangkutan dan Komunikasi 3.62%. ternakan
dan
hasil-hasilnya
3.60%.
(10)
( 9 ) aektor
sektor
(11) sektor Industri Makanan dan Minuman dan
2.15%.
(12) aektor Lembaga Keuangan. Usaha Bangunan dan
kebunan 1.67%.
(13) sektor Tanaman Pertanian
(14) sektor Perikanan 1.46%.
Pe-
Jasa-jasa
3.46%.
Perusahaan 1.94%.
4.17%.
Tembakau Jasa
lainnya/Per-
(15) sektor
Lis-
trik. Gas dan Air Minum 0.70%. ( 1 6 ) sektor Penggalian lainnya 0,42%,
(17) aektor Pertambangan O,11%,
(18) sektor
Kehutanan
0. Dengan demikian sektor Industri lainnya memperoleh
pen-
1l a
dapatan
t e r t i n g g i y a i t u 31.11%dan e e k t o r
Pertanian
secara
keeeluruhan memperoleh pendapatan eebeaar 19.93%D i l i h a t d a r i jumlah Produk Domestik Regional Bruto p i n s i Jawa Baz-at pada t a h u n 1983 a e b e s a r 9.185.983 piah,
dan
jumlah
Produk Domeetik
73.697.6 m i l y a r r u p i a h .
Bruto
pro-
m i l y a r ru-
Nasional
sebesar
maka peranan Produk Domestik Regional
Bruto Wilayah B a n t e n men~rumbana 13.95%t e r h a d a p PDRB P r o p i n a i Jawa Barat dan menyurnbang 1.74% t e r h a d a p PDB NasionalApabila d i s t r i b u e i pendapatan d i k a i t k a n dengan d i s t r i b u -
si tenaga k e j a maka s e k t o r I n d u s t r i lainnya dan a e k t o r Perdagangan yang pada umurnnya t e r l e t a k d i Sub wilayah bagian Utara rnerupakan s e k t o r - s e k t o r
yang p e n t i n g ,
aedangkan s e k t o r P e r t a -
nian Tanam~nPangan khusuenya a e k t o r Padi dan s e k t o r
Tanaman
Bahan
di
Makanan
lainnya
yang pada umumnya
terletak
Sub
wilayah bagian S e l a t a n merupakan s e k t o r - s e k t o r yang dorninan-