VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI LAUT JAWA DARI CITRA SATELIT AQUA MODIS DAN TERRA MODIS
INDRA VERDIAN KARIF
SKRIPSI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI LAUT JAWA DARI CITRA SATELIT AQUA MODIS DAN TERRA MODIS Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Skrisi ini.
Bogor, Februari 2011
INDRA VERDIAN KARIF C54062443
RINGKASAN INDRA VERDIAN KARIF. Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Laut Jawa dari Citra Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS. Dibimbing oleh JONSON L. GAOL dan RISTI E. ARHATIN. Suhu merupakan parameter yang penting bagi kehidupan berbagai organisme laut karena dapat mempengaruhi metabolisme maupun perkembangbiakan organisme tersebut, juga sebagai indikator fenomena perubahan iklim. Suhu Permukaan Laut dapat diestimasi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis sebaran suhu permukaan laut di Laut Jawa secara spasial dan temporal dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS dan menganalisis kecenderungan perubahan suhu permukaan laut selama 7 tahun pada ketiga lokasi pengamatan. Lokasi penelitian adalah Laut Jawa, terletak pada koordinat 02 o 00’LS – o 07 00’LS dan 105o 00’BT – 120O00’BT. Lokasi penelitan di bagi dalam tiga wilayah pengamatan yaitu Laut Jawa bagian Barat, Laut Jawa bagian Tengah, dan Laut Jawa bagian Timur. Pembagian lokasi pengamatan didasarkan pada karakteristik lokasi yang berbeda. Pengolahan dan analisis data citra satelit Aqua dan Terra MODIS dilakukan di laboratorium Inderaja dan Sistem Informasi Geografis Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Sebaran temporal suhu permukaan laut (SPL) rata-rata 8 harian selama 7 tahun di ketiga lokasi pengamatan menunjukkan adanya variasi yang di pengaruhi oleh angin musim. Rata-rata SPL tertinggi terjadi pada musim barat yang berkisar antara 27-31.9 0 C. sedangkan rata-rata SPL terendah terjadi pada musim timur yang berkisar antara 27-290 C. Sebaran SPL secara spasial berbeda di setiap lokasi pengamatan. Nilai SPL tertinggi terdapat pada lokasi pengamatan Laut Jawa bagian Barat, sedangkan Nilai SPL terendah terdapat pada lokasi pengamatan Laut Jawa Bagian Timur.. Kecenderungan perubahan SPL di lokasi pengamatan menunjukkan perubahan yang berbeda pada tiap lokasi. Di Laut Jawa bagian Barat menunjukkan adanya kecenderungan penurunan nilai SPL selama 7 tahun periode penelitian. Pada Laut Jawa bagian Tengah dan Timur menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan SPL selama 7 tahun periode pengamatan. Secara umum dapat terlihat di lokasi pengamatan, nilai SPL dari citra satelit Aqua MODIS lebih besar dibandingkan nilai SPL dari citra satelit Terra MODIS. Perbedaan nilai SPL ini disebabkan oleh perbedaan waktu pencitraan kedua satelit.
©Hak cipta milik Indra Verdian Karif, tahun 2011 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa seizing tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam Bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya,
VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI LAUT JAWA DARI CITRA SATELIT AQUA MODIS DAN TERRA MODIS
Oleh: INDRA VERDIAN KARIF
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
SKRIPSI Judul
: VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI LAUT JAWA DARI CITRA SATELIT AQUA MODIS DAN TERRA MODIS
Nama
: Indra Verdian Karif
NRP
: C54062443
Departemen
: Ilmu dan Teknologi Kelautan
Disetujui,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Jonson Lumban Gaol, M.Si NIP. 19660721 199103 1 009
Risti Endriani Arhatin, S.Pi., M.Si. NIP. 19750309 200701 2 001
Mengetahui, Ketua Departemen
Prof. Dr. Ir. Setyo Budi Susilo, M.Sc. NIP. 19580909 198303 1 003
Tanggal Ujian : 20 Januari 2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah, atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. skripsi yang berjudul “Variabilitas Suhu permukaan Laut di Laut Jawa Dari Citra Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS” telah selesai dikerjakan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Keluargaku tercinta: Bapak Safrudin Sri, Ibu Suniyah, kakakku yang saya benggakan (Andri Irmawan Karif), Adik-adikku yang kusayangi (Fitri Ferdayanti, Indri Puji Astuti) yang tak henti-hentinya mendo’akan dan memberikan dukungan, bantuan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Jonson Lumban Gaol, M.Si. dan Risti Endriani Arhatin, S.Pi., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kritik dan saran serta bimbingannya kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Bisman Nababan, M.Sc. selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 4. Teman-teman Club Inderaja: Daniel JPH Siahaan dan Mochammad Agung Setya Aji yang telah membantu dalam penelitian. 5. Keluarga besar: Uak Sasnawi dan keluarga, Alm. Turmudi dan Keluarga, Abah Mislah dan Istri (Uak Marfu’a) serta keluarga, Uak Marsai dan Istri (Uak Sulehah) serta Keluarga, uak Marhani dan Istri, Abah H. Satiri dan Istri beserta Keluarga, Abah uak Sabra dan Keluarga, Mang Hafifi dan bibi
vii
Sufiah serta Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan do’a untuk menyelaesaikan skripsi ini. 6. Dr. Ir. Henry M. Manik Selaku ketua Program Studi Dept. ITK, FPIK, IPB. 7. Seluruh Staf pengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah berbagi ilmu dan pengalamannya. 8. Teman-teman ITK: Mbak Valent, Mbak fina, Daniel, dan Agung yang telah membantu dan memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. 9. Ulfi Yunida Ardiani yang selalu menemani saya di saat susah dan senang dan selalu menghibur saya dikala sedih serta selalu memberikan semangat ketika saya lelah. 10. Keluarga besar FPIK, IPB (BDP, MSP, THP, PSP, ITK) 11. Serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Bogor,
Februari 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................ 3 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 2.1 Suhu ................................................................................................... 1. Angin ................................................................................................ 2. Pola Arus .......................................................................................... 3. Front ................................................................................................. 4. Upwelling ......................................................................................... 2.2 Penginderaan Jauh Sistem Termal ...................................................... 2.2.1. Karakteristik Satelit TERRA MODIS ........................................ 2.2.2. Karakteristik Satelit AQUA MODIS ......................................... 2.2.3 MODIS ....................................................................................... 2.3 Pemanasan Global Kaitannya Dengan Perubahan SPL ...................... 2.4 Penelitian-Penelitian Mengenai SPL di Laut Jawa .............................
4 4 7 9 10 10 11 12 14 15 17 19
3. BAHAN DAN METODE ........................................................................ 3.1 Lokasi dan waktu penelitian................................................................ 3.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Citra Satelit Aqua dan Terra MODIS 3.4 Analisis Data SPL ............................................................................... 3.5.1. Analisis Temporal Sebaran SPL ................................................ 3.5.2. Analisis Spasial Sebaran SPL .................................................... 3.5.2. Analisis Perubahan SPL .............................................................
28 28 28 29 31 31 31 31
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 4.1 Sebaran Temporal SPL dari Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS .............................................................................................. 4.2 Sebaran Spasial SPL dari Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS ... 4.3 Perbandingan Nilai SPL Citra Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS ............................................................................................... 4.4 Kecenderungan Perubahan SPL Selama 7 Tahun ...............................
33
ix
33 36 41 44
5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 49 5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 49 5.2 Saran .................................................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 51 LAMPIRAN .................................................................................................... 54
x
DAFTAR GAMBAR
No.
halaman
1. Posisi matahari sepanjang tahun ................................................................ 5 2. Skema pergerakan udara ............................................................................ 8 3. Pergerakan udara dan gaya coriolis............................................................ 8 4. Satelit Terra MODIS .................................................................................. 12 5. Satelit Aqua MODIS .................................................................................. 13 6. Kecenderungan perubahan SPL secara global ........................................... 18 7. Sebaran SPL secara spasial dari data insitu periode musim timur (atas) dan periode musim barat (bawah) .............................................................. 20 8. Kontur suhu pada 2 lapisan kedalaman berdasarkan pengamatan dengan menggunakan track akustik....................................................................... 21 9. Pola pergerakan arus pada musim barat (atas) dan pada musim timur (bawah) ..................................................................................................... 23 10. Arah angin musim selama Januari (atas) dan Juli (bawah) ....................... 24 11. Sebaran vertikal suhu di Laut Jawa pada musim Timur (atas) dan musim barat (bawah) ................................................................................ 25 12. Peta lokasi penelitian................................................................................. 28 13. Diagram alir analisis citra satelit Aqua MODIS ....................................... 20 14. Sebaran temporal SPL rata-rata 8 Harian periode Januari 2003 – Desember 2009 dari Citra Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS ........ 34 15. Sebaran Spasial SPL dari Citra Satelit Aqua MODIS di Laut jawa pada musim: (a) Barat, (b) Peralihan I, (c) Timur, (d) Peralihan II .......... 37 16. Sebaran Spasial SPL dari Citra Satelit Terra MODIS di Laut jawa pada musim: (a) Barat, (b) Peralihan I, (c) Timur, (d) Peralihan II ........ 38 17. Perbedaan nilai SPL dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS di Laut jawa: (a) Bagian Barat; (b) Bagian Tengah; (c) Bagian Timur .... 43 18. Kecenderungan perubahan SPL selama 7 tahun dari citra satelit Aqua MODIS di Laut Jawa: (a) Bagian Barat, (b) Bagian Tengah, (c) Bagian Timur ................................................................................................................... 46 19. Kecenderungan perubahan SPL selama 7 tahun dari citra satelit Aqua
xi
MODIS di Laut Jawa: (a) Bagian Barat, (b) Bagian Tengah, (c) Bagian Timur ................................................................................................................... 47 DAFTAR TABEL
No.
halaman
1. Spesifikasi teknis satelit Terra MODIS .................................................... 13 2. Spesifikasi teknis satelit Aqua MODIS .................................................... 15 3. Spesifikasi kanal MODIS .......................................................................... 16 4. Nilai SPL tertinggi dan terendah pada ketiga lokasi pengamatan dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS ........................................... 33 5. Perbandingan SPL rata-rata tiap musim dari citra Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS di ketiga lokasi pengamatan ........................................ 44
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
halaman
1. Data Rata-rata SPL Komposit 8 Harian di Laut Jawa .............................. 55
xiii
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia dengan perairan yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang memiliki kondisi arus dan suhu permukaan laut yang dipengaruhi oleh variabilitas oseanografi dan meteorologi yang terdapat di kedua samudera tersebut. Wilayah Indonesia berada pada garis khatulistiwa sehingga Indonesia beriklim tropis. Penyinaran matahari sepanjang tahun dengan posisi matahari selalu berubah. Perubahan posisi matahari ini mempengaruhi perubahan suhu di Perairan Indonesia. Perbedaan tekanan udara di Benua Asia dan Benua Australia juga mempengaruhi perubahan suhu di Perairan Indonesia yang berada diantara kedua benua tersebut (Nontji, 2002). Laut Jawa terletak di selatan Asia Tenggara dan berbatasan dengan tiga pulau, Kalimantan Selatan (Borneo), utara Pulau Jawa dan Sumatera Selatan. Laut Jawa juga dihubungkan ke bagian selatan Laut Cina Selatan oleh Selat Karimata, dan terhubung dengan wilayah timur melalui Laut Flores. Kondisi ini mengungkapkan kemungkinan sangat dipengaruhi oleh wilayah bagian utara dan timur yang berhubungan dengan Laut Jawa. Selain itu, diketahui juga bahwa iklim di Laut Jawa dipengaruhi oleh variabilitas musiman (Wyrtki, 1961). Suhu sebagai suatu parameter yang penting di perairan adalah besaran yang menyatakan banyaknya energi panas atau bahang (heat) yang terkandung dalam suatu benda. Suhu perairan merupakan parameter yang penting bagi kehidupan berbagai organisme laut karena dapat mempengaruhi metabolisme maupun perkembangbiakan organisme tersebut, juga sebagai indikator fenomena 1
2
perubahan iklim (Hutabarat dan Evans, 1986). Suhu perairan juga berpengaruh besar terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di laut. Akibat pengaruh suhu perairan yang besar terhadap organisme dan terhadap fenomena-fenomena di laut, maka penelitian suhu permukaan laut (SPL) ini dilakukan meskipun sudah banyak dilakukan di wilayah perairan yang berbeda. Disamping itu, fenomena perubahan iklim secara global telah menjadi perhatian di seluruh dunia akibat adanya pemanasan global yang menyebabkan perubahan suhu permukaan bumi. Suhu permukaan laut penting diketahui karena merupakan indikator penting dalam pemantauan kondisi oseanografis dan pengaruh pemanasan global. Pengetahuan tentang variabilitas suhu permukaan laut, dapat digunakan untuk mengetahui lokasi front, upwelling, potensi distribusi ikan, dan perubahan suhu yang terjadi pada lautan. Suhu permukaan laut dapat diestimasi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Penginderaan jauh merupakan suatu cara pengamatan objek tanpa menyentuh objek tersebut secara langsung. Sistem ini dapat mencakup area yang luas dalam waktu yang singkat dan bersamaan. Penginderaan jauh dapat digunakan untuk mendeteksi suhu permukaan laut sehingga dapat digunakan untuk memantau suhu permukaan laut secara terus menerus. Teknologi penginderaan jauh menggunakan satelit yang dapat menghasilkan citra satelit yang dapat mengestimasi SPL. Terdapat banyak satelit yang memiliki sensor yang dapat mendeteksi SPL salah satunya yaitu Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS). Satelit yang memiliki sensor MODIS adalah satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS.
3
Citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS digunakan pada penelitian ini karena memiliki resolusi temporal yang cukup tinggi yaitu 1 hari (NASA, 2009) sehingga dapat digunakan untuk melakukan pemantauan kondisi oseanografis secara terus menerus. Sensor MODIS juga memiliki 36 kanal yang mampu mengukur parameter dari permukaan laut hingga atmosfer sehingga baik digunakan untuk mendeteksi suhu permukaan laut. selain itu, ketersediaan data yang dapat di unduh secara gratis dan sudah terkoreksi secara radiometrik dan geometrik serta telah memiliki nilai SPL sehingga sudah dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itulah data citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS ini yang digunakan untuk mempelajari SPL di Laut Jawa.
1.2. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah memetakan dan menganalisis sebaran suhu permukaan laut di Laut Jawa secara spasial dan temporal dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS serta menganalisis kecenderungan perubahan suhu permukaan laut selama 7 tahun pada ketiga lokasi pengamatan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suhu Suhu merupakan besaran fisika yang menyatakan jumlah bahang yang terkandung dalam suatu benda. Suhu merupakan salah satu parameter fisik laut yang penting (Sverdrup et al., 1942). Hal ini disebabkan suhu secara langsung mempengaruhi proses fisiologi dan siklus reproduksi hewan. Suhu juga mempengaruhi secara tidak langsung daya larut oksigen yang digunakan dalam proses respirasi organisme laut. Suhu permukaan laut sangat dipengaruhi oleh jumlah bahang dari sinar matahari. Daerah yang paling banyak menerima sinar matahari adalah daerah pada lintang rendah. Oleh karena itu, suhu air laut yang tertinggi ditemukan pada daerah ekuator (Weyl, 1967). Menurut Hastenrath (1988), suhu air laut terutama dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari. Selain itu, suhu air laut juga di pengaruhi oleh curah hujan, penguapan, suhu udara, kecepatan angin, kelembaban udara dan keadaan awan. Suhu air laut mengalami variasi dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi alam yang mempengaruhi perairan tersebut. Perubahan tersebut terjadi secara harian, musiman, tahunan maupun jangka panjang (puluhan tahun). Variasi harian terjadi terutama pada lapisan permukaan (King, 1963). Variasi harian suhu permukaan laut untuk daerah tropis tidak terlalu besar yaitu berkisar 0.2 °C - 0.3 °C (Gross, 1990). Variasi tahunan suhu air laut pada perairan Indonesia tergolong kecil yaitu sekitar 2°C. Hal ini disebaban oleh posisi matahari dan massa air dari lintang tinggi. Pada musim barat/barat laut, pemanasan terjadi di daerah laut Arafura dan perairan pantai barat Sumatera 4
5
dengan suhu berkisar antara 29-30 0C. Sementara itu, suhu permukaan di Laut Cina Selatan relatif rendah yaitu berkisar 26-27 0C. Pada musim timur, suhu air laut perairan Indonesia bagian timur memiliki nilai yang lebih rendah (Soegiarto dan Birowo, 1975). Pada saat musim barat tepatnya bulan desember, posisi matahari berada pada posisi paling bawah yaitu pada lintang 23.50 LS dan pada saat musim timur (juni), posisi matahari berada pada lintang paling tinggi yaitu ada lintang 23.50 LU. Matahari tepat berada di atas ekuator pada musim peralihan (maret dan September) (Gambar 1).
Gambar 1. Posisi matahari sepanjang tahun Sumber : http://www.cs.ucla.edu Richard dan Davis (1991) menyatakan bahwa suhu di lautan dunia dibagi menjadi tiga zona berdasarkan kedalaman yaitu suhu lapisan permukaan (suhu permukaan laut), suhu lapisan termoklin, dan suhu lapisan dalam. Suhu permukaan laut sangat dipengaruhi oleh intensitas penyinaran matahari. Suhu permukaan laut akan memiliki nilai tertinggi pada daerah yang menerima sinar matahari lebih banyak. Daerah yang banyak menerima sinar matahari merupakan daerah pada wilayah lintang rendah yaitu pada lintang 10o LU - 10o LS.
6
Suhu permukaan laut dapat dibagi secara horizontal. Pembagian suhu permukaan laut secara horizontal bergantung pada letak lintangnya (Hutabarat dan Evans, 1986). Pada wilayah yang lebih kecil, suhu permukaan laut secara horizontal dibagi berdasarkan posisi wilayah terhadap daratan yaitu muara sungai, estuari, dan laut lepas. Pada daerah estuari, suhu permukaan lebih bervariasi karena volume air di estuari sangat kecil dan juga masih mendapat pengaruh dari air sungai. Oleh karena itu, air di estuari lebih cepat panas dan lebih cepat dingin (Nybakken, 1992). Suhu permukaan laut memiliki kaitan yang erat dengan keadaan lapisan air laut yang beada di bawahnya, sehingga data suhu permukaan laut dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena-fenomena yang terjadi dilaut seperti front, arus, upwelling, sebaran suhu secara horizontal dan aktifitas biologi (Robinson, 1985). Menurut Nontji (1987), suhu permukaan laut di perairan Indonesia berkisar antara 28oC – 31 oC. Tingginya suhu permukaan laut di perairan Indonesia disebabkan oleh posisi geografis Indonesia yang terletak di wilayah ekuator yang menerima panas sinar matahari terbanyak. Suhu permukaan laut juga di pengaruhi oleh angin muson dan curah hujan (Wyrtki, 1961). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, rata-rata suhu permukaan laut di Laut Jawa berkisar antara 27.25 – 28.25 oC dengan suhu permukaan laut lebih tinggi berada pada bagian barat (Gaol dan Sadhotomo, 2007). Suhu permukaan laut dapat diamati menggunakan teknologi penginderaan jauh. Estimasi suhu permukaan laut dengan penginderaan jauh di pengaruhi oleh faktor sensor, proses kalibrasi, koreksi geometrik, algoritma, dan prosedur pengolahan data (Robinson, 1991 dalam Sucipto, 2002). Faktor lain yang
7
mempengaruhi sebaran suhu permukaan laut adalah angin, arus permukaan laut, pembekuan dan pencairan es di kutub (Lavestu dan Hela, 1970 dalam Paulus, 2006). Kondisi suhu permukaan laut juga di pengaruhi oleh dinamika massa air laut seperti pola arus permukaan, upwelling, divergensi dan konvergensi, turbulensi dan sirkulasi global lautan (Sverdrup, 1946). 2.1.1 Angin Angin didefinisikan sebagai gerakan udara mendatar (horizontal) yang disebabkan oleh perbedaan tekanan udara antara dua tempat. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan suhu udara dua tempat tersebut. Angin terjadi akibat perpindahan massa udara dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah untuk menuju suatu kesetimbangan. Atmosfer selalu berusaha membentuk sebaran tekanan yang seragam, maka massa udara yang padat dari tekanan tinggi mengalir ke tempat bertekanan rendah dimana massa udaranya relatif lebih renggang (Pariwono dan Manan, 1991). Angin berhembus dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan tempat yang lain. Permukaan tanah yang panas membuat suhu udara di atasnya naik. Akibatnya udara mengembang dan menjadi lebih ringan, karena lebih ringan dibanding udara disekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya segera digantikan oleh udara disekitarnya, terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini terjadi terus menerus, sehingga adanya pergerakan udara atau yang disebut dengan angin (Gambar 2). Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, semakin besar pula angin yang berhembus.
8
Gambar 2. Skema Pergerakan Udara Sumber : www. physicalgeography.net Pergerakan angin juga dipengaruhi oleh adanya gaya gravitasi (sentripetal dan sentrifugal), gaya coriolis (belahan bumi utara dibelokkan ke kanan dan belahan bumi selatan dibelokkan ke kiri), gradient barometris, letak dan tinggi tempat, serta waktu. Rotasi bumi membuat angin tidak berhembus lurus. Rotasi bumi menghasilkan gaya Coriolis yang membuat angin berbelok arah (Gambar 3).
Gambar 3. Pergerakan Udara dan Gaya Coriolis Sumber : www.adipedia.com Angin yang berhembus pada bulan oktober – april atau disebut dengan angin muson barat. Angin ini membawa uap air yang banyak, karena melewati samudera pasifik dan bergerak dari benua Asia ke benua Australia. Pada bulan april – oktober berhembus angin muson timur. Dimana benua Asia memiliki temperatur lebih tinggi dari pada benua Australia, sehingga udara yang bergerak merupakan udara kering. Selain angin muson barat dan timur juga terdapat angin lokal. Angin lokal berhembus setiap hari, seperti angin darat, angin laut, angin lembah dan angin gunung.
9
Pergerakan angin muson mempengaruhi variasi suhu permukaan laut di Laut Jawa. Pada musim barat, angin bergerak dari barat menuju menuju timur sehingga membawa massa air dari laut cina selatan mengisi laut jawa, sedangkan pada musim timur angin bergerak dari timur ke barat membawa massa air yang relatif lebih dingin menuju ke barat (Wyrtki, 1961). 2.1.2 Pola Arus Arus adalah proses pergerakan massa air laut yang menyebabkan perpindahan massa air laut tersebut yang terjadi secara terus-menerus (Gross, 1972). Sementara itu, Pond dan Pickard (1983) mengemukakan bahwa arus laut adalah proses gerakan masa air laut menuju kesetimbangan hidrostatis yang menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Pergerakan massa air yang menyebabkan timbulnya arus dipengaruhi oleh dua gaya utama, yakni gaya primer dan sekunder. Gaya primer yang menyebabkan gerak adalah gravitasi, wind stress, tekanan atmosfer, dan seismic. Sedangkan, gaya sekunder yang menimbulkan gerak adalah gaya coriolis dan dan gesekan (friction) Arus di perairan Indonesia sangat dipengaruhi oleh angin musim yang berubah setiap setengah tahun. Pada bulan Mei sampai Agustus (musim timur) bertiup angin musim timur. Pada musim ini arah arus permukaan bergerak dari timur ke barat, sedangkan pada bulan November sampai Februari (musim barat) bertiup angin musim barat. Pada musim ini arus bergerak dari barat ke timur. Pada bulan Maret hingga April serta bulan September hingga Oktober berlangsung musim pancaroba. Pada musim ini arus permukaan bergerak secara tidak beratur (Wyrtki, 1961).
10
Pergerakan arus yang terjadi menyebabkan variasi suhu permukaan laut di Laut Jawa. Variasi ini disebabkan oleh massa air yang bergerak dari wilayah sekitar Laut Jawa akibat adanya arus. Pada saat musim timur, arus bergerak dari wilayah timur menuju barat membawa massa air yang lebih dingin dari wilayah timur, sedangkan pada musim barat arus membawa masuk massa air dari laut cina selatan yang memiliki suhu yang lebih rendah (Wyrtki, 1961). Variabilitas SPL di Luat Jawa juga di pengaruhi oleh Arus Lintas Indonesia (ARLINDO). ARLINDO membawa air hangat dari selat Makassar (Waworuntu et al, 2000). 2.1.3 Front Front di lautan menunjukkan batas antara dua massa air yang berbeda suhu dan/atau salinitas, bahkan kerapatan yang mempunyai gradient suhu yang kuat (Robinson, 1985). Front mempengaruhi persebaran suhu permukaan laut karena terjadinya percampuran dua massa air dengan suhu yang berbeda. Massa air dari wilayah sekitar Laut Jawa seperti Laut Cina Selatan dan Laut Timur masuk ke Laut Jawa. Massa air yang masuk ke Luat Jawa memiliki suhu yang berbeda sehingga dapat menyebabkan adanya front. Terjadinya front di laut dapat menyebabkan variasi SPL (Schlussel, 1997). 2.1.4 Upwelling Upwelling merupakan proses pergerakan massa air dari lapisan yang lebih dalam dimana massa air tersebut memiliki suhu yang lebih rendah serta membawa unsur hara ke permukaan (Nontji, 1993). Menurut Ilahude (1997), massa air yang naik ke permukaan ini berasal dari lapisan pada kedalaman 100-200 m.Proses upwelling menyebabkan terjadinya penurunan suhu permukaan laut.
11
Pada wilayah yang terjadi upwelling, diketahui bahwa suhu lebih rendah dan salinitas lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah sekitarnya.Pada lokasi terjadinya upwelling, suhu permukaan laut turun hingga mencapai 25oC, hal ini disebabkan karena air yang bersuhu dingin dari lapisan yang lebih dalam terangkat ke permukaan (Nontji, 1993). Di perairan Indonesia, upwelling terjadi salah satunya di perairan selatan Makassar (Nontji, 1993).
2.2 Penginderaan Jauh Sistem Termal Matahari merupakan sumber energi yang memancarkan gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan jauh. Selain matahari, objek yang bersuhu diatas 00K (-2730C) atau biasa disebut suhu absolute juga memancarkan radiasi elektromagnetik secara terus menerus. Besarnya radiasi elektromagnetik merupakan fungsi dari suhu sehingga energi yang dipancarkan oleh objek bergantung pada suhu objek tersebut (Stokes, 1994). Menurut Lillesand dan Kiefer (1997), semua benda memancarkan panas yang disebabkan oleh gerak acak partikelnya. Gerak acak partikel ini menyebabkan terjadinya gesekan antar partikel sehingga menimbulkan panas dan meningkatkan suhu dalam benda, suhu ini sering disebut suhu kinetic (Tkin). Suhu kinetik tersebut merupakan bentuk energi panas yang dipancarkan ke lingkungan. panas yang dipancarkan oleh benda tersebut dinamakan suhu radiasi (Trad). Rata-rata suhu permukaan bumi sebesar 3000K (270C). Kurva hukum pergeseran Wien’s menunjukkan pada suhu tersebut pancaran radiasi maksimal terjadi pada panjang gelombang 9.7 µm yaitu pada kisaran panjang gelombang inframerah termal. Energi yang diradiasikan tidak terlihat oleh mata namun dapat terdeteksi oleh sensor termal.
12
Pada satelit penginderaan jauh, radiasi gelombang elektromagnetik yang dideteksi oleh sensor termal disebut “suhu kecerahan”. Pengukuran suhu permukaan laut dapat dilakukan dengan menggunakan radiometer inframerah, dengan mengukur radiasi yang dipancarkan permukaan laut pada panjang gelombang 10-12 µm (Robinson, 1985). Spektrum inframerah yang dipancarkan permukaan laut hanya dapat diukur hingga kedalaman 0.1 m. Namun sebagian besar wilayah perairan pada kedalaman 0-20 m merupakan lapisan tercampur. Robinson (1985) menyatakan bahwa pada lapisan tercampur suhu homogen sehingga suhu hasil pengukuran teknologi penginderaan jauh dapat memberikan informasi mengenai suhu perairan hingga kedalaman lapisan 20 m atau hingga lapisan tercampur. 2.2.1 Karakteristik Satelit TERRA MODIS Satelit Terra merupakan satelit observasi bumi buatan National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang membawa sensor MODIS. Satelit Terra pertama kali di luncurkan pada tanggal 18 Desember 1999 dan mulai beroperasi pada bulan Februari 2000. Sensor ini bekerja pada kisaran cahaya tampak (visible) dan inframerah (infrared) yang terdiri dari 36 kanal/band spektral dengan kanal 1-19 berada pada kisaran cahaya tampak dan kanal 20-36 berada pada kisaran inframerah (NASA, 2009), sehingga sangat baik digunakan untuk pengamatan di daerah terrestrial dan fenomena oseanografi. Gambar satelit Terra MODIS disajikan pada Gambar 4, sedangkan spesifikasi teknis satelit Terra MODIS dapat dilihat pada Tabel 1. Satelit Terra MODIS mengelilingi bumi pada ketinggian 705 km dengan arah lintasan orbit dari kutub utara menuju kutub selatan (descending node).
13
Satelit ini melintasi equator pada pagi hari mendekati pukul 10.30 waktu lokal. Satelit ini membutuhkan waktu 100 menit untuk sekali mengorbit bumi (resolusi temporal 100 menit).
Gambar 4. Satelit Terra MODIS (NASA, 2009) Tabel 1. Spesifikasi teknis satelit Terra MODIS Orbit
705 km, 10:30 a.m. descending node, sun-syncronous, near-polar, circular.
Scan Rate
20.3 rpm, cross track
Swath Dimensions
2330 km (cross track) by 10 km (along track at nadir)
Telescope
17.78 cm diameter, off axis, affocal (collimated), with intermediate field stup
Size
1.0 x 1.6 x 1.0 m
Weight
228.7 kg
Power
162.5 W (Single orbit average)
Data Rate
10.6 Mbps (peak daytime); 6.1 Mbps (orbital average)
Quantization
12 bits
Spatial resolution
250 m (band 1-2) 500 m (band 3-7) 1000 m (band 8-36)
Design Life
6 year
Sumber : NASA, 2009
14
2.2.2 Karakteristik Satelit Aqua MODIS Satelit Aqua yang dalam bahasa latin berarti air adalah satelit ilmu pengetahuan tentang bumi milik NASA. Satelit Aqua mempunyai misi mengumpulkan informasi tentang siklus air di bumi termasuk penguapan dari samudera, uap air di atmosfer, awan, presipitasi, kelembaban tanah, es yang ada di laut, es yang ada di darat, serta salju yang menutupi daratan. Variabel yang diukur oleh satelit Aqua MODIS antara lain aerosol, tumbuhan yang menutupi daratan, fitoplankton dan bahan organic terlarut di lautan, serta suhu udara, daratan dan air (Graham, 2005). Satelit Aqua MODIS dapat dilihat pada Gambar 5. Satelit Aqua membawa sensor MODIS yang mempunyai 36 kanal spektral dengan kisaran panjang gelombang antara 0,4 µm sampai 14,4 µm.
Gambar 5. Satelit Aqua MODIS (NASA, 2009) Satelit Aqua MODIS mengelilingi bumi setiap satu sampai dua hari dengan arah lintasan orbit dari kutub selatan menuju kutub utara (ascending node) pada ketinggian 705 km (NASA, 2009). Satelit Aqua MODIS memiliki orbit polar sun-syncronus. Satelit melintasi equator pada siang hari mendekati pukul 13.30 waktu lokal. Spesifikasi teknis satelit Aqua MODIS ditunjukkan pada Tabel 2.
15
Tabel 2. Spesifikasi teknis satelit Aqua MODIS Orbit
705 km, 1:30 p.m. ascending node, sun-syncronous, near-polar, circular.
Scan Rate
20.3 rpm, cross track
Swath Dimensions
2330 km (cross track) by 10 km (along track at nadir)
Telescope
17.78 cm diameter, off axis, affocal (collimated), with intermediate field stup
Size
1.0 x 1.6 x 1.0 m
Weight
228.7 kg
Power
162.5 W (Single orbit average)
Data Rate
10.6 Mbps (peak daytime); 6.1 Mbps (orbital average)
Quantization
12 bits
Spatial resolution Design Life
250 m (band 1-2) 500 m (band 3-7) 1000 m (band 8-36) 61000 yearm (band 8-36)
Sumber : NASA, 2009 2.2.3 MODIS MODIS merupakan suatu instrumen berupa sensor multispectral yang terdapat pada satelit Terra dan Aqua. MODIS memiliki 36 kanal dengan kanal 1-19 berada pada kisaran cahaya tampak dan kanal 20-36 berada pada kisaran inframerah (NASA, 2009). Spesifikasi dari setiap kanal di tunjukkan pada Tabel 3. Kanal-kanal ini membuat sensor MODIS mampu mengukur parameter dari permukaan laut hingga atmosfer. Setiap kanal pada sensor MODIS memiliki resolusi yang berbeda. Kanal 1-2 memiliki resolusi spasial 250 m, kanal 3-7 memiliki resolusi spasial 500 m dan kanal 8-36 memiliki resolusi spasial 1000 m (NASA, 2009).
16
Tabel 3. Spesifikasi kanal MODIS Primary Use Land/Cloud/Aerosols Boundaries
Land/Cloud/Aerosols Properties
Ocean Color/ Phytoplankton/ Biogeochemistry
Atmospheric Water Vapor Primary Use
Surface/Cloud Temperature
Atmospheric Temperature Cirrus Clouds Water Vapor
Band
Bandwidth1
Spectral Radiance2
Required SNR3
1
620 - 670
21.8
128
2
841 - 876
24.7
201
3
459 - 479
35.3
243
4
545 - 565
29.0
228
5
1230 - 1250
5.4
74
6
1628 - 1652
7.3
275
7
2105 - 2155
1.0
110
8
405 - 420
44.9
880
9
438 - 448
41.9
838
10
483 - 493
32.1
802
11
526 - 536
27.9
754
12
546 - 556
21.0
750
13
662 - 672
9.5
910
14
673 - 683
8.7
1087
15
743 - 753
10.2
586
16
862 - 877
6.2
516
17
890 - 920
10.0
167
18
931 - 941
3.6
57
19
915 - 965
15.0
250
Band
Bandwidth1
Spectral Radiance2
Required NE[delta]T(K)4
20
3.660 - 3.840
0.45(300K)
0.05
21
3.929 - 3.989
2.38(335K)
2.00
22
3.929 - 3.989
0.67(300K)
0.07
23
4.020 - 4.080
0.79(300K)
0.07
24
4.433 - 4.498
0.17(250K)
0.25
25
4.482 - 4.549
0.59(275K)
0.25
26
1.360 - 1.390
6.00
150(SNR)
27
6.535 - 6.895
1.16(240K)
0.25
28
7.175 - 7.475
2.18(250K)
0.25
Cloud Properties
29
8.400 - 8.700
9.58(300K)
0.05
Ozone
30
9.580 - 9.880
3.69(250K)
0.25
Surface/Cloud Temperature
31
10.780 - 11.280
9.55(300K)
0.05
32
11.770 - 12.270
8.94(300K)
0.05
33
13.185 - 13.485
4.52(260K)
0.25
34
13.485 - 13.785
3.76(250K)
0.25
35
13.785 - 14.085
3.11(240K)
0.25
36
14.085 - 14.385
2.08(220K)
0.35
Cloud Top Altitude
2
1. Nilai satuan radiasi spectral dalam (W/m -µm-sr) 2. kanal 1 to 19 dalam satuan nm; kanal 20 to 36 dalam satuan µm 3. SNR = Signal-to-noise ratio 4. NE(delta)T = Noise-equivalent temperature difference Sumber : NASA, 2009
17
Algoritma untuk penentuan nilai suhu permukaan laut pada pengolahan data citra satelit MODIS adalah algoritma Minnet et al. (1999) yaitu sebagai berikut : SPL = c1 + c2*T31 + c3*T31-32 + c4* (sec(Ø)-1)*T31-32……..……………. (4) Keterangan : T31 = Suhu kecerahan kanal 31 T32 = Suhu kecerahan kanal 32 Ø = Sudut Radian, dimana Ø = Scale (Sensor Zenith*π/180)
2.3
Pemanasan Global Kaitannya dengan Perubahan SPL Salah satu fenomena yang menjadi perhatian dunia karena telah
mempengaruhi hidup kita adalah pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Pemanasan global (global warming) merupakan peristiwa yang disebabkan setidaknya oleh 6 gas, yaitu Metana (CH4), Nitrogen Oxida (NOx), Chlorofluorokarbon (CFC), Ozon (O3), karbonmonoksida (CO), dan karbondioksida (CO2). Namun, diantara keenam gas tersebut penyebab utamanya adalah gas karbondioksida dimana kandungan gas karbondioksida meningkat dari 285 ppm pada tahun 1780 sampai 360 ppm pada tahun 2000. Peningkatan nilai ini juga menyebabkan kenaikan suhu dunia rata-rata sebesar 0.004°C per tahun sampai sekarang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 0.06°C per tahun sampai tahun 2100 (IPCC, 2003). Keenam gas tersebut dapat merupakan gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Berubahnya komposisi gas rumah kaca di atmosfer yang semakin meningkat menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi. Meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca di
18
atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan pemanasan global (IPCC, 2003). Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomali-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya (IPCC,2003) Berdasarkan penelitian yang di lakukan GISS (2010) secara global, perubahan SPL ditunjukkan pada Gambar 6. Data yang digunakan untuk pengukuran SPL tersebut adalah data ERSST V3 yang memiliki resolusi spasial sebesar 20 x 20. Berdasarkan gambar dapat dilihat adanya indikasi penurunan SPL dari tahun 1960 hingga 1980. Kemudian suhu mengalami peningkatan setelah tahun 1980 sebesar 0.40-C per dekade atau 0.040C per tahun (GISS, 2010).
Gambar 6. Kecenderungan perubahan SPL secara global (GISS, 2010)
19
Peningkatan SPL per dekade dihitung sebesar 0,40C secara global. Stasiun pengamatannya diambil jauh dari kegiatan manusia sehingga hanya dipengaruhi oleh dinamika regional dan global. Studi ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil antara perubahan SPL di Laut Jawa dengan Perubahan secara global. Secara umum dapat dilihat bahwa peningkatan SPL di laut jawa pada periode pengamatan lebih kecil dibandingkaan perubahan SPL secara global. Bahkan pada beberapa lokasi terjadi penurunan nilai SPL. Berbeda halnya dengan yang dikemukakan IPCC (2003) bahwa rata-rata suhu meningkat sebesar 0.004 0C per tahun sejak tahun 1850 hingga sekarang dan akan terus meningkat sebesar 0.060C pertahun hingga tahun 2100. Hal ini dapat disebabkan oleh rentang waktu yang kurang panjang untuk melakukan analisis deret waktu.
4.5 Kondisi Oseanografi Fisik di Laut Jawa Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gaol dan Sadhotomo (2007) dengan menggunakan data insitu, pola sebaran SPL secara spasial di Laut Jawa ditunjukkan pada Gambar 7. Pada saat musim timur, SPL dibagian timur lebih rendah dibandingkan lokasi pengamatan lainnya. Pada saat musim barat, SPL di bagian barat lebih rendah dibandingkan pada kedua lokasi pengamatan. Wyrtki (1961) mengemukakan, pada periode musim timur (Mei – Agustus), angin bergerak dari wilayah timur menuju barat sehingga membawa massa air yang bersuhu relatif lebih rendah dari wilayah timur menuju barat, sedangkan pada saat musim barat (November – Februari), angin dan arus bergerak dari barat menuju timur sehingga massa air dari Laut Cina Selatan dengan suhu lebih rendah mengisi Laut Jawa. Pergerakan massa air dari wilayah timur menuju barat pada
20
saat musim timur terlihat seperti membentuk ujung lidah pada wilayah barat (Gaol dan Sadhotomo, 2007).
Gambar 7. Sebaran SPL secara spasial dari data insitu periode musim timur (atas) dan periode musim barat (bawah) (Gaol dan Sadhotomo, 2007) Mengacu pada penelitian Sadhotomo (2006) dan laporan Wyrtki (1961), fluktuasi suhu permukaan laut atau dekat permukaan laut secara relatif sangat kecil. Perbedaan antara nilai suhu minimum dan yang maksimum di Laut Jawa kurang dari 2°C dengan nilai suhu rata-rata berkisar antara 270C - 29°C. Distribusi suhu permukaan laut secara horisontal pada umumnya sangat dipengaruhi gejala musiman (Sadhotomo, 2006). pada area yang lebih luas, gradien suhu disebabkan oleh massa air secara musiman yang masuk Laut Jawa. seperti digambarkan kontur suhu berdasarkan pengamatan pada bulan Februari dan Oktober, perubahan gradien yang kecil terlihat pada bagian selatan dan utara (Gambar 8). Berdasarkan gambar tersebut, terlihat sebaran SPL cenderung homogen di Laut Jawa. Hal ini dikarenakan pada musim peralihan (Oktober dan
21
Februari), angin dan arus bergerak dengan arah yang tidak beraturan dan kecepatannya lemah (Wyrtki, 1961).
Gambar 8. Kontur suhu pada 2 lapisan kedalaman berdasarkan pengamatan dengan menggunakan track akustik pada bulan Oktober (atas) dan pada bulan Februari (bawah) (Sadhotomo, 2006) Sepanjang angin musim barat (Februari), suhu yang paling tinggi cenderung ditemukan pada bagian timur, sebaliknya, sepanjang angin musim Timur (Oktober) suhu tertinggi terdapat pada bagian barat (Sadhotomo, 2006).
22
Mengacu pada penjelasan yang sebelumnya, gradien ini sangat dipengaruhi arus yang menuju barat dan timur yang membawa massa air dari perairan sekitar Laut Jawa. Massa air yang masuk perairan Laut Jawa memiliki suhu yang lebih randah dibandingkan suhu di Laut jawa itu sendiri. Temperatur yang lebih tinggi pada massa air di pantai dapat diindikasikan sebagai hasil percampuran dengan air tawar. Oleh Karena itu, air tawar dari wilayah run off pasti lebih hangat dibanding air laut. Perbandingan antara gradien temperatur permukaan dan kedalaman 20 - 30 m tidak memiliki perbedaan, walaupun lapisan yang lebih dalam mempunyai suhu sedikit lebih rendah. Hal ini dikarenakan kedalaman perairan 20 – 30 m merupakan lapisan homogen. Lapisan ini sangat dipengaruhi oleh musim dan letak geografis. Pada musim Timur/Tenggara, lapisan ini dapat mencapai 30-40 m dan bertambah dalam saat musim Barat, yaitu mencapai 70-90 m sehingga mempengaruhi sirkulasi vertikal perairan (Ilahude, 1997). Sebaran spasial SPL di Laut Jawa sangat dipengaruhi pola pergerakan arus. Pola pergerakan arus menurut Wyrtki (1961) ditunjukkan pada Gambar 9. Berdasarkan gambar terlihat pada saat musim barat arus bergerak dari wilayah barat laut menuju tenggara dari wilayah Laut Cina Selatan dan berbelok menuju arah timur ketika memasuki perairan Laut Jawa . Pada saat musim timur, arus bergerak dari wilayah timur menuju ke barat. Pola pergerakan arus yang ditunjukkan Wyrtki (1961) mendukung fenomena persebaran SPL pada penelitian ini.
23
Gambar 9. Pola pergerakan arus pada musim barat (atas) dan pada musim timur (bawah) (Wyrtki, 1961)…………….
24
Selain arus, angin juga mempengaruhi persebaran suhu permukaan di Laut Jawa. Berdasarkan penelitian sadhotomo (2006), angin musim mempengaruhi suatu area yang luas mulai dari timur Afrika hingga bagian selatan Jepang. Laut Jawa merupakan bagian dari area yang terpengaruh angin musim. Angin musim bisa digambarkan sebagai suatu pembalikan setengah tahunan tentang angin dan arus (Sadhotomo, 2006). Area yang dipengaruhi oleh angin musim bisa dinyatakan berdasarkan parameter yang berhubungan dengan laut dan atmosfer (Pedelabord, 1970). Berdasarkan definisi ini, angin musim dan arus di area Laut Jawa bisa berlaku secara musiman, dimana perubahan arah angin dan arus lebih dari 900, yaitu barat laut ke arah bagian tenggara selama angin musim barat dan arah kebalikan selama angin musim timur (Gambar 10). Sebagai akibat perubahan musiman ini, angin musim berdampak pada perubahan parameter Atmosfer di Laut Jawa secara berkala. Selama angin musim barat ( November - Februari) angin badai umum datang dari barat laut menuju bagian tenggara dengan udara yang lembab dari Lautan India.
Gambar 10. Arah angin musim selama Januari (atas) Dan Juli (bawah) (Fleux, 1987 dalam Sadhotomo, 2006)
25
Gambar 11 menunjukkan sebaran spasial suhu secara vertikal di Laut Jawa berdasarkan data insitu hasil penelitian Gaol dan Sadhotomo (2007). Berdasarkan Gambar, sebaran spasial suhu secara vertikal menunjukkan pola yang homogen hingga kedalaman 50 m. pada saat musim timur, wilayah pengamatan Laut Jawa bagian timur memiliki suhu yang lebih rendah dan menyebar homogen secara vertikal hingga kedalaman 50 m. pada kedalaman >50 m, nilai suhu mulai mengalami penurunan seiring bertambahnya kedalaman. Pada wilayah bagian barat dan tengah, sebaran vertikal suhu cenderung homogen hingga dasar perairan dengan kedalaman 20 – 40 m. hal ini disebabkan intrusi massa air oseanik dari timur ke barat pada periode ini, terjadi pada seluruh kolom perairan (Gaol dan Sadhotomo, 2007).
Gambar 11. Sebaran vertikal suhu di Laut Jawa pada musim Timur (atas) dan musim barat (bawah) (Gaol dan Sadhotomo, 2007)...
26
Pada saat musim barat, wilayah bagian barat memiliki suhu yang lebih rendah dan menyebar secara homogen hingga dasar perairan. Hal ini menyebabkan massa air di wilayah timur lebih tinggi dari bagian barat (Gaol dan Sadhotomo, 2007) Sama halnya seperti pada wilayah bagian barat, sebaran SPL secara vertikal di wilayah bagian tengah juga cenderung homogeny hingga dasar perairan dengan kedalaman 20 – 30 m. pada wilayah timur, SPL menyebar homogen hingga kedalaman 50 m, kemudian SPL menurun dengan meningkatnya kedalaman (Gaol dan Sadhotomo, 2007).
3. BAHAN DAN METODE
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Studi wilayah kajian penelitian adalah Laut Jawa, terletak pada koordinat
02o00’LS – 07o00’LS dan 105o00’BT – 120O00’BT (Gambar 12). Lokasi penelitan di bagi dalam tiga wilayah pengamatan yaitu Laut Jawa bagian barat pada koordinat 02o00’LS – 07o00’LS dan 105o00’BT – 110o00’BT, Laut Jawa bagian tengah pada koordinat 02o00’LS – 07o00’LS dan 110o00’BT – 115o00’BT, dan Laut Jawa bagian timur pada Koordinat 02o00’LS – 07o00’LS dan 115o00’BT – 120o00’BT. Pembagian lokasi pengamatan didasarkan pada karakteristik lokasi yang berbeda. Pada lokasi bagian barat, perairan Laut Jawa mendapatkan pengaruh dari massa air Laut Cina Selatan, pada lokasi Bagian timur mendapat pengaruh massa air dari Laut Timur dan Selat Malaka, sedangkan pada bagian tengah di pengaruhi oleh massa air dari wilayah Laut Cina Selatan dan Laut Timur. Peta lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 12. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2009 hingga Februari 2010. Perolehan, pengolahan dan analisis data citra satelit Aqua dan Terra MODIS dilakukan di laboratorium Inderaja dan Sistem Informasi Geografis Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2
Alat dan Bahan Alat pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perangkat keras berupa Personal komputer (PC) dengan sistem operasi Windows XP SP3 beserta perlengkapannya. Perangkat lunak berupa software pengolahan 27
28
dan visualisasi data seperti SeaDAS 5.2 for Windows, Microsoft Excel 2010, Golden Software Surfer 8, MATLAB 7.1.0, dan WinRAR.
Gambar 12. Peta lokasi Laut Jawa Sumber : Data SRTM
Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS level 3. Data citra level 3 dapat di download dari situs milik NASA yaitu http://ocean color.gsfc.nasa.gov/. Data tersebut memiliki resolusi spasial 4 km, data tersebut telah diolah sehingga telah terkoreksi secara geometrik dan radiometrik. Data yang dipilih merupakan data rata-rata mingguan (rata-rata 8 harian) dari bulan Januari 2003 hingga Desember 2009 selama tujuh tahun (Lampiran 1). Data angin diperoleh dari data European Centre for
29
Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) peride Januari 2003 hingga Desember 2009 yang diunduh dari situs http://www.ecmwf.int/.
3.3
Pengolahan dan Analisis Data Citra Satelit Aqua dan Terra MODIS Pada penelitian ini digunakan data citra satelit Aqua MODIS dan Terra
MODIS hasil rata-rata 8 harian dari bulan Januari 2003 hingga Desember 2009 yang diproses oleh NASA dan di download dari web milik NASA. Data citra satelit yang diambil adalah citra level 3 yang telah terkoreksi geometrik dan radiometrik serta sudah memiliki nilai suhu permukaan laut. Proses croping dan eksport data citra menggunakan software seaDAS 5.2 untuk mendapatkan nilai Ascii file, kemudian untuk merata-ratakan nilai suhu digunakan Microsoft Excel 2010. Setelah didapatkan nilai rata-rata, digunakan program MATLAB 7.1.0, dan Golden Software Surfer 8.0 untuk membuat peta sebaran suhu permukaan laut secara temporal dan spasial. Secara umum prosedur pengolahan citra satelit Aqua MODIS dapat dilihat pada Gambar 13.
3.4
Analisis Data SPL
3.4.1. Analisis Temporal Sebaran SPL Sebaran SPL secara temporal dianalisis untuk mengetahui fluktuasi SPL yang terjadi pada lokasi penelitian. Sebaran SPL secara temporal di tampilkan dengan grafik time series menggunakan perangkat lunak MATLAB versi 7.1.0. Nilai SPL di rata-ratakan kemudian di buat grafik berdasarkan waktu dan dianalisis untuk mengetahui danya fluktuasi SPL pada setiap musim. Interpretasi fluktuasi SPL berdasarkan waktu di dasarkan pada nilai SPL tertinggi, terendah dan rata-rata SPL.
30
Mulai
Data Citra Satelit Aqua dan Terra MODIS
Download di situs NASA http://oceancolor.gsfc.nasa.gov
Cropping dan eksport Citra menggunakan Program seaDAS
Hasil eksport citra berupa data Ascii file
Filtering dan Perata-rataan data dengan menggunakan Ms. Excel 2010
Visualisasi data suhu permukaan laut dengan program Surfer 8.0 dan MATLAB 7.1.0
Peta sebaran suhu permukaan laut
Selesai
Gambar 13. Diagram alir analisis citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS
31
3.4.2. Analisis Spasial Sebaran SPL Analisis spasial SPL dilakukan dengan membandingkan sebaran SPL pada masing-masing lokasi pengamatan pada setiap musim sepanjang tahun pengamatan. Data yang ditampilkan merupakan hasil penggabungan tiap-tiap bulan berdasarkan musim, sehingga dapat dikatahui sebaran spasial SPL di wilayah pengamatan tersebut pada setiap musim. Sebaran spasial ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh angin terhadap sebaran SPL di wilayah penelitian, sehingga nilai SPL di wilayah tersebut dapat diketahui memiliki nilai yang tinggi atau rendah pada setiap musim. 3.4.3 Analisis Perubahan SPL Analisis perubahan SPL dilakukan dengan menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana. Perubahan SPL diamati pada masing-masing lokasi pengamatan. Data yang ditampilkan merupakan data komposit 8 harian yang telah dirata-ratakan dari nilai SPL pada seluruh titik koordinat (Lampiran 1). Analisis perubahan SPL ini digunakan untuk mengetahui kecenderungan perubahan SPL di Laut Jawa,.Kecenderungan perubahan SPL nya mengalami peningkatan atau mengalami penurunan selama 7 tahun waktu pengamatan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sebaran Temporal SPL Dari Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS Berdasarkan Tabel 4, nilai kisaran SPL tertinggi untuk setiap tahun pengamatan dari citra satelit Aqua MODIS adalah sebesar 31.37 – 31.73 °C. Nilai SPL tertinggi dari citra satelit Aqua MODIS terjadi pada Musim Barat (November – Februari), sedangkan kisaran nilai SPL terendah terjadi pada musim Timur (Mei – Agustus) dengan nilai SPL bekisar antara 27.11 – 27.51 °C. Berdasarkan citra satelit Terra MODIS, nilai kisaran SPL tertinggi untuk setiap tahun pengamatan berkisar antara 30.77 – 31.60°C yang terjadi pada musim yang sama seperti pada citra satelit Aqua MODIS yaitu pada musim barat (November – Februari). Nilai kisaran SPL terendah setiap tahun pengamatan dari citra satelit Terra MODIS berkisar antara 27.02 – 27.12 °C yang terjadi pada musim timur (Mei – Agustus). Tabel 4. Nilai kisaran SPL tertinggi dan terendah pada ketiga lokasi pengamatan dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS
tertinggi pada ketiga lokasi pengamatan
Citra Satelit Aqua MODIS (°C) 31.37 – 31.73
Citra Satelit Terra MODIS (°C) 30.77 – 31.60
terendah pada ketiga lokasi pengamatan
27.11 – 27.51
27.02 – 27.12
Nilai Kisaran SPL
Sebaran temporal SPL rata-rata 8 harian selama 7 tahun dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS di perairan Laut Jawa ditunjukkan pada Gambar 14. Pada kedua gambar tersebut terlihat adanya fluktuasi sebaran SPL secara temporal pada ketiga lokasi pengamatan dengan nilai berkisar antara 27.11 – 31.73 °C berdasarkan citra satelit Aqua MODIS dan berkisar antara 27.02 – 31.60 °C berdasarkan citra satelit Terra MODIS.
32
33
Gambar 14. Sebaran temporal SPL rata-rata 8 Harian periode Januari 2003 – Desember 2009 dari Citra Satelit Aqua MODIS (atas) dan Citra satelit Terra MODIS (bawah).
34
Fluktuasi SPL dari citra satelit Terra MODIS menunjukkan pola yang sama dengan citra satelit Aqua MODIS. Sebaran SPL tertinggi terjadi pada musim barat (November – Februari) yang terdapat pada lokasi pengamatan Laut Jawa bagian tengah dan timur. Nilai SPL tertinggi berkisar antara 31.37 – 31.73 °C berdasarkan citra satelit Aqua MODIS, sedangkan kisaran nilai SPL tertinggi berkisar antara 30.77 – 31.60°C berdasarkan citra satelit Terra MODIS. Berdasarkan Gambar 14 menunjukkan sebaran SPL terendah terjadi pada musim timur (Mei – Agustus). Nilai SPLterendah dari citra satelit Aqua MODIS berkisar antara 27.11 – 27.51 °C, sedangkan dari citra satelit Terra MODIS berkisar antara 27.02 – 27.12 °C. Sebaran SPL pada citra satelit Aqua MODIS dan citra satelit Terra MODIS menunjukkan pola sebaran yang sama, yaitu mengalami peningkatan pada musim barat (November – Februari) dan mengalami penurunan suhu pada musim timur (Mei - Agustus). Berdasarkan Gambar dari ketiga lokasi pengamatan, lokasi Laut Jawa bagian timur memiliki nilai suhu terendah pada saat musim timur. Hal ini disebabkan pada saat periode musim timur (Mei – Agustus), angin dan arus di Laut Jawa bergerak dari timur ke barat membawa massa air dingin masuk ke Laut Jawa bagian timur menuju arah barat yang terlihat dari nilai suhu pada Laut Jawa bagian tengah juga memiliki nilai yang rendah. Pada musim barat, lokasi pengamatan Laut Jawa bagian barat memiliki sebaran SPL yang terendah. Hal ini di sebabkan pada musim barat (November – Februari) massa air dari Laut Cina Selatan mengisi Laut Jawa dan mendorong air ke arah timur (Wyrtki, 1961).
35
Perubahan arah angin yang terjadi di Laut Jawa periode januari 2003 – desember 2009 dapat dilihat juga pada gambar yang berbentuk stickplot angin (Gambar 7 & 8). Pada bulan November hingga Februari menunjukkan angin bergerak dari arah barat laut. Pada saat tersebut merupakan angin musim barat. Pada bulan Maret hingga April arah angin terlihat tidak menentu. Periode tersebut merupakan periode angin Peralihan I. Pada perode musim timur (Mei – Agustus), dapat dilihat angin bergerak dari arah tenggara. Pada bulan September hingga Oktober arah angin kembali tidak beraturan. Periode ini merupakan musim peralihan II. Pergerakan arah dan kecepatan angin muson yang bertiup di atas perairan mengakibatkan terjadinya dinamika di dalam perairan tersebut. Angin muson bertiup stabil di lautan yang disebabkan oleh sistem tekanan yang tetap (Nontji, 2002).
4.2 Sebaran Spasial SPL dari Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS Sebaran spasial SPL di Laut Jawa sangat dipengaruhi oleh pergerakan angin muson. Gambar 15 menunjukkan sebaran spasial SPL dari citra satelit Aqua MODIS pada ketiga lokasi pengamatan di Laut Jawa dan Gambar 16 menunjukkan sebaran spasial SPL di Laut Jawa dari citra Satelit Terra MODIS pada ketiga lokasi pengamatan. Rata-rata SPL pada lokasi pengamatan dari citra satelit Aqua MODIS berkisar antara 27.23 °C – 32.78 °C, sedangkan rata-rata SPL pada lokasi pengamatan dari citra satelit Terra MODIS berkisar antara 26.81 °C – 32.75 °C .
36
Gambar 15. Sebaran Spasial SPL dari Citra Satelit Aqua MODIS dan arah serta kecepatan angin di Laut Jawa pada musim: (a) Barat, (b) Peralihan I, (c) Timur, (d) Peralihan II
37
Gambar 16. Sebaran Spasial SPL dari Citra Satelit Terra MODIS dan arah serta kecepatan angin di Laut Jawa pada musim : (a) Barat, (b) Peralihan I, (c) Timur, (d) Peralihan II
38
Pada saat periode musim barat, nilai SPL di bagian barat memiliki nilai yang paling rendah dibandingkan lokasi pengamatan yang lainnya. Rata-rata SPL dari citra satelit Aqua MODIS di bagian Barat berkisar antara 28.39°C – 32.78°C, sedangkan dari citra satelit Terra MODIS berkisar antara 28.36 °C – 32.75 °C. Hal ini disebabkan pada saat periode musim barat (Desember- February), angin dan arus di Laut Jawa berhembus dari barat menuju ke timur sehingga massa air dari Laut Cina Selatan dengan suhu lebih rendah mengisi Laut Jawa (Wyrtki, 1961). Pada saat periode Peralihan I, SPL di laut Jawa mengalami peningkatan yang berkisar antara 28.93 °C – 32.73 °C dari citra satelit Aqua MODIS, sedangkan nilai SPL dari citra satelit Terra MODIS berkisar antara 27.81 °C – 32.35 °C. sebaran SPL di seluruh lokasi menyebar secara homogen pada saat musim Peralihan I. Pada periode musim timur (Juni – Agustus), Angin bergerak dari wilayah timur menuju barat sehingga membawa massa air yang bersuhu relatif lebih rendah dari wilayah timur menuju barat (Wyrtki, 1961). Massa air dingin tersebut merupakan pengaruh dari fenomena upwelling di Selatan Makasar (Nontji, 1993). Dapat lihat pergerakan masssa air dari wilayah timur menuju barat yang tergambar dengan pola persebaran suhu membentuk sebaran suhu yang semakin meningkat dari wilayah timur yang membentuk seperti ujung lidah pada wilayah barat (Gaol dan Sadhotomo, 2007). Pada saat musim timur, SPL di wilayah timur memiliki nilai terendah yaitu berkisar antara 27.23 °C – 30.98 °C dari citra satelit Aqua MODIS, sedangkan rata-rata SPL dari citra satelit Terra MODIS berkisar antara 26.81 °C – 30.84 °C. Pada saat Periode Peralihan II, SPL di Laut Jawa mengalami peningkatan di bandingkan periode sebelumnya. Berdasarkan citra
39
satelit Aqua MODIS, rata-rata SPL berkisar antara 28.20 °C – 30.35 °C, sedangkan berdasarkan citra satelit Terra MODIS berkisar antara 27.65 °C-30.23 °C. SPL di Laut Jawa juga menyebar secara homogen pada saat peralihan II. Lokasi pengamatan Laut Jawa bagian tengah selalu mendapatkan pengaruh dari massa air Laut Cina Selatan pada musim barat dan mendapat pengaruh massa air dari timur pada saat musim timur. Terlihat pada gambar, pada saat musim barat lokasi pengamatan Laut Jawa bagian tengah mendapat pengaruh massa air yang lebih rendah yang tergambar dengan nilai SPL yang rendah pada wilayah yang berbatasan dengan bagian barat. Pada saat musim timur menunjukkan hal yang sama, yaitu mendapat pengaruh massa air yang lebih dingin yang tergambar membentuk ujung lidah (Gaol dan Sadhotomo, 2007). Pengaruh massa air ini tidak terlalu besar pada lokasi Laut Jawa bagian tengah. Hal ini dapat terlihat dari nilai sebaran SPL di Laut jawa bagian tengah yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah dibandingkan dengan lokasi pengamatan lainnya. Citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS memiliki pola sebaran SPL yang sama. Hal ini dapat dilihat pada kedua Citra tersebut bahwa sebaran SPL di bagian barat memiliki nilai paling rendah pada saat Periode musim barat, dan sebaran SPL di bagian timur memiliki nilai lebih rendah pada saat musim timur. Kedua citra juga menunjukkan sebaran SPL yang homogen pada saat musim peralihan. SPL di laut Jawa mendapat pengaruh dari massa air Laut Cina Selatan yang ditunjukkan oleh nilai SPL yang rendah di bagian barat pada periode musim barat. Selain itu, SPL di Laut Jawa juga mendapat pengaruh dari ARLINDO yang membawa air hangat dari Selat Makassar dengan skala yang besar (Waworuntu et
40
al., 2000). Pengaruh ARLINDO ini ditunjukkan oleh adanya wilayah perairan panas pada saat periode musim barat di Laut Jawa bagian timur. Secara umum, penelitian sebaran SPL dapat digunakan untuk kajian secara umum sebaran suhu di laut. hal ini dikarenakan, sebaran suhu secara vertikal memiliki sebaran yang homogen dari permukaan hingga kedalaman 50 m (Gaol dan Sadhotomo, 2007). Hal ini dikarenakan kedalaman 20-50 m merupakan lapisan homogen (Ilahude, 1997). Homogenitas tersebut menunjukkan nilai SPL di perairan Laut Jawa memiliki nilai yang sama hingga kedalaman 50 m, sehingga penelitian SPL dapat digunakan untuk kajian suhu secara umum hingga kedalaman 50 m.
4.3 Perbandingan Nilai SPL Citra Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS Perbandingan nilai SPL citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS di tunjukkan pada Gambar 17. Sebaran Nilai SPL citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS memiliki pola yang hampir sama. Terlihat pada gambar bahwa nilai SPL berfluktuasi pada ketiga lokasi pengamatan. Nilai SPL dari citra satelit Aqua MODIS memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan citra satelit Terra MODIS. Pada periode musim barat, nilai rata-rata SPL dari citra Satelit aqua MODIS pada lokasi pengamatan Laut Jawa bagian Barat sebesar 29.33°C, sedangkan nilai rata-rata SPL dari citra satelit Terra MODIS sebesar 28.98°C. Pada periode musim timur, nilai rata-rata SPL dari citra satelit aqua MODIS sebesar 29.16°C, sedangkan dari citra satelit Terra MODIS sebesar 29.00°C. Perbedaan nilai rata-rata SPL dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS di lokasi pengamatan Laut Jawa bagian Barat tidak terlalu besar. Rata-rata perbedaan nilai SPL dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS pada periode musim
41
barat sebesar 0.36°C, sedangkan perbedaan pada saat periode musim timur sebesar 0.17°C. Pada periode musim barat, nilai rata-rata SPL dari citra satelit Aqua MODIS pada lokasi pengamatan Laut Jawa bagian Tengah sebesar 29.75°C, sedangkan nilai rata-rata SPL dari citra satelit Terra MODIS sebesar 29.40°C. Pada periode musim timur, nilai rata-rata SPL dari citra satelit aqua MODIS sebesar 28.59°C, sedangkan dari citra satelit Terra MODIS sebesar 28.45°C. Perbedaan nilai rata-rata SPL dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS di lokasi pengamatan Laut Jawa bagian Tengah tidak terlalu besar. Rata-rata perbedaan nilai SPL dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS pada periode musim barat sebesar 0.36°C, sedangkan perbedaan pada saat periode musim timur sebesar 0.15°C. Pada musim barat, nilai rata-rata SPL dari citra satelit Aqua MODIS pada lokasi pengamatan Laut Jawa bagian Timur sebesar 30.00°C, sedangkan nilai ratarata SPL dari citra satelit Terra MODIS sebesar 29.70°C. Pada periode musim timur, nilai rata-rata SPL dari citra satelit aqua MODIS sebesar 28.47°C, sedangkan dari citra satelit Terra MODIS sebesar 28.60°C. Perbedaan nilai ratarata SPL dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS di lokasi pengamatan Laut Jawa bagian Timur tidak terlalu besar. Rata-rata perbedaan nilai SPL dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS pada musim barat sebesar 0.31°C, sedangkan perbedaan pada saat periode musim timur sebesar 0.12°C.
42
(a)
(b)
(c) Gambar 17. Perbedaan nilai SPL dari Citra Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS di Laut jawa: (a) Bagian Barat; (b) Bagian Tengah; (c) Bagian Timur Nilai rata-rata SPL dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS setiap periode angin musim (Januari – Desember) dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai
43
SPL dari citra satelit Aqua MODIS memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan citra satelit Terra MODIS. Perbandingan tersebut sama seperti yang dilakukan oleh Nurheryanto (2009) yaitu nilai SPL dari citra satelit Aqua MODIS lebih besar dibandingkan nilai SPL dari citra satelit Terra MODIS. Hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu pencitraan kedua satelit. Satelit Aqua MODIS mencitra suatu wilayah pada pukul 13.00 waktu lokal, sedangkan satelit Terra MODIS mencitra suatu wilayah pada pukul 10.30 waktu lokal (NASA, 2009). Pada saat satelit Aqua MODIS mencitra suatu wilayah, intensitas cahaya matahari lebih tinggi di bandingkan saat satelit Terra MODIS mencitra suatu wilayah sehingga nilai SPL citra satelit Aqua MODIS lebih tinggi dibandingkan dengan citra satelit Terra MODIS. Tabel 5. Perbandingan SPL rata-rata tiap musim dari citra Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS di ketiga lokasi pengamatan.
Musim
Barat Peralihan I Timur Peralihan II
Lokasi I (Laut Jawa Bagian Barat) Aqua Terra MODIS MODIS 29.33 28.98 30.42 29.91 29.16 29.00 29.63 29.36
Lokasi II (Laut Jawa Bagian Tengah) Aqua Terra MODIS MODIS 29.75 29.40 30.32 29.86 28.59 28.45 29.47 29.29
Lokasi I (Laut Jawa Bagian Timur) Aqua Terra MODIS MODIS 30.00 29.70 30.18 29.71 28.47 28.60 29.34 29.13
4.4 Kecenderungan Perubahan SPL Selama 7 Tahun Gambar 18 dan Gambar 19 menunjukkan perubahan SPL selama 7 tahun dari satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS pada ketiga lokasi pengamatan. dapat dilihat perubahan SPL selama 7 tahun berbeda pada tiap lokasi. Pada lokasi pengamatan Laut Jawa bagian barat, perubahan SPL dari citra satelit Aqua MODIS menunjukkan nilai perubahan negatif. Hal ini berarti terjadi penurunan SPL setiap satu-satuan waktu. Penurunan SPL dari citra satelit Aqua MODIS
44
sebesar 0.0092°C per tahun. Perubahan SPL dari citra sateli Terra MODIS juga menunjukkan nilai perubahan negatif. Hal ini berarti terjadi penurunan SPL setiap satu-satuan waktu. Penurunan SPL dari citra satelit Terra MODIS sebesar 0.00138°C per tahun. Pada lokasi pengamatan Laut Jawa bagian tengah, perubahan SPL dari citra satelit Aqua MODIS menunjukkan nilai perubahan negatif. Hal ini berarti terjadi penurunan SPL setiap satu-satuan waktu. Penurunan SPL dari citra satelit Aqua MODIS sebesar 0.00092°C per tahun. Perubahan SPL dari citra sateli Terra MODIS menunjukkan nilai perubahan positif. Hal ini berarti terjadi peningkatan SPL setiap satu-satuan waktu. Peningkatan SPL dari citra satelit Terra MODIS pada lokasi pengamatan Laut Jawa Bagian Tengah sebesar 0.0138°C per tahun. Kecenderungan perubahan suhu dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS amenunjukkan perbedaan. Berdasarkan citra satelit Aqua MODIS menunjukkan penurunan, sedangkan dari citra satelit Terra MODIS menunjukkan peningkatan. Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan waktu pencitraan kedua satelit. Dinamika di laut menyebabkan perbedaan kecenderungan perubahan suhu yang di citra pada waktu yang berbeda. Selain itu, perbedaan ini juga diduga pengaruh cuaca yang berbeda pada saat pencitraan satelit. Pada Laut Jawa bagian timur, perubahan SPL dari citra satelit Aqua MODIS menunjukkan nilai perubahan positif. Hal ini berarti terjadi peningkatan SPL setiap satu-satuan waktu. Peningkatan SPL dari citra satelit Aqua MODIS sebesar 0.0276°C per tahun. Perubahan SPL dari citra satelit Terra MODIS juga menunjukkan nilai perubahan positif. Hal ini berarti terjadi peningkatan SPL
45
setiap satu-satuan waktu. Peningkatan SPL dari citra satelit Terra MODIS sebesar 0.0368°C per tahun.
(a)
(b)
(c)
46
Gambar 18. Kecenderungan perubahan SPL selama 7 tahun dari citra satelit Aqua MODIS di Laut Jawa : (a) Bagian Barat, (b) Bagian Tengah, (c) Bagian Timur.
(a)
(b)
(c)
47
Gambar 19. Kecenderungan perubahan SPL selama 7 tahun dari citra satelit Terra MODIS di Laut Jawa : (a) Bagian Barat, (b) Bagian Tengah, (c) Bagian Timur Berdasarkan Gambar, semakin kearah timur nilai kecenderungan perubahan SPL semakin meningkat. Hal ini diduga disebabkan oleh pengaruh massa air dari perairan sekitar Laut Jawa. Selain itu juga, pada wilayah bagian barat, massa airnya selalu terpengaruh oleh massa air dari perairan sekitar Laut Jawa yang bersuhu lebih rendah pada setiap musim, sedangkan pada bagian tengah dan Timur hanya terpengaruh massa air yang bersuhu lebih rendah dari bagian timur pada saat musim timur saja. Pengaruh massa air inilah yang menyebabkan kecenderungan perubahan SPL semakin meningkat kearah Timur.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Sebaran temporal SPL rata-rata 8 harian selama 7 tahun di ketiga lokasi pengamatan menunjukkan adanya variasi yang di pengaruhi oleh angin musim. Rata-rata SPL tertinggi terjadi pada musim barat yang terjadi pada lokasi pengamatan Laut Jawa bagian tengah dan timur. Rata-rata SPL terendah terjadi pada musim timur. Hal ini disebabkan pada saat periode musim timur, angin dan arus di Laut Jawa bergerak dari timur ke barat yang membawa massa air yang lebih dingin yang berasal dari fenomena upwelling di daerah selatan Selat Makassar. Pengaruh massa air dingin dari lokasi ini terdeteksi hingga wilayah Laut Jawa bagian tengah. Secara spasial, nilai sebaran SPL berkisar antara 27.23 °C – 32.78 °C dari citra satelit Aqua MODIS, sedangkan dari citra satelit Terra MODIS berkisar antara 26.81 °C – 32.75 °C. Sebaran SPL di setiap lokasi pengamatan berbedabeda. Nilai SPL tertinggi terdapat pada lokasi pengamatan Laut Jawa bagian Barat, sedangkan Nilai SPL terendah terdapat pada lokasi pengamatan Laut Jawa Bagian Timur. Kecenderungan perubahan SPL di lokasi pengamatan menunjukkan perubahan yang berbeda pada tiap lokasi. Di Laut Jawa bagian Barat menunjukkan kecenderungan penurunan nilai SPL selama 7 tahun periode penelitian. Sementara pada Laut Jawa bagian Tengah dan Timur menunjukkan kecenderungan peningkatan SPL selama 7 tahun periode pengamatan. Secara umum dapat terlihat di lokasi pengamatan, nilai SPL dari citra satelit Aqua MODIS lebih besar dibandingkan nilai SPL dari citra satelit Terra 48
49
MODIS. Perbedaan nilai SPL ini disebabkan oleh perbedaan waktu pencitraan kedua citra.
5.2. Saran Perlu di lakukan penelitian lanjutan dengan jumlah data yang lebih banyak dan rentang waktu yang lebih lama untuk mengetahui pengaruh pemanasan global terhadap perubahan SPL. Perlu dilakukan validasi data menggunakan data lapangan untuk mengetahui keakurasian data.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, J., A. Colling, D. Park, J. Philips, D. Rothery, dan J. Wright. 1989. Ocean Circulation. The Open Uinversity. Published in Association with Pergamon Press. New York. Durand, J. R. dan D. Petit. 1995. The Java Sea environment. In M. Potier & S. Nurhakim (eds). Seminar on the Biology, Dynamics, and Exploitations. Java Sea Pelagic Fishery Assessment Project. Jakarta. Gaol, J. L. dan B. Sadhotomo. 2007. Karakteristik dan Variabilitas ParameterParameter Oseanografi Laut Jawa Hubungannya Dengan Distribusi Hasil Tangkapan Ikan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 3:201-211. GISS. 2010. Sea Surface Temperature Trend. http://www.GISS.nasa.gov (diunduh tanggal 25 Desember 2010). Gross, M.G. 1972. Oceanography, 6th edition. Prentice Hall, Inc. Englewood Liff. New Jersey. Gross, M. G. 1990. Oceanography a View of Earth. Prentice Hall. Englewood Cliffs, New Jersey. Hastenrath, S. 1988. Climate and Circulation of The Tropic. D. Reidel Publishing Company. New York. Hutabarat, S. dan S. M. Evans. 1986. Pengantar Oseanografi. Cetakan ke-3. UI Press. Jakarta. Ilahude, A. G. 1997. Sebaran Suhu, Salinitas, Sigma-T, dan Zat Hara Perairan Laut Cina Selatan. Hal 25-90. In Suyarso (ed.), Atlas Oseanologi Laut Cina Selatan. P3O-LIPI. Jakarta. IPCC. 2003. The Intergovernmental panel on Climate Changes. Good Practice Guidance for Land Use. Land-use Change and Forestry. IGES [IPPC National Greenhouse Gas Inventories Program]. King, C. A. M. 1963. An Introduction to Oceanography. McGraw Book Company Inc. New York. Lillesand, T.M. dan R.W. Kiefer. 1997. Remote Sensing and Image Interpretation. Terjemahan Dulbahri. 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Minnett, P. J., dan O. B. Brown. 1999. MODIS Infrared Sea Surface Temperature Algorithm: Algorithm Theoretical Basis Document Version 2.0. University of Miami. Miami. NASA. 2009. Spesification MODIS. www.modis.gsfc.nasa.gov (diunduh tanggal 28 November 2009). 50
51
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan.Jakarta. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh H. M. Eidman, Koesoebiono, D. G. Bengen, M. Hutomo dan S. Subarjo. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Pariwono, J. I. dan E. Manan, 1991. Karakteristik Angin, Gelombang dan Arus dalam O. S. R. Ongkosongo dan Suyarso (ed.). Angin . P3O-LIPI. Jakarta. Hal.: 125-159. Paulus, C. A. 2006. Analisis Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Kandungan Klorofil-a dengan Menggunakan Data MODIS di Perairan Nusa Tenggara Timur. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Pedelaborde, P. 1970. Les moussons. 2ed Coll. Colin. Pond, S. dan G. L. Pickard. 1983. Introduction Dynamical Oceanography (2nd Ed). Pergamon Press. New York. Richard, A dan J. R. Davis. 1991. Oceanography and Introduction to The Marine Environment. WMC Brown Publishers. USA. Robinson, I.S. 1985. Satellite Oceanography: An Introduction For Oceanographers and Remote Sensing Specialist. Ellis Hadwood. Series in Marine Technology. New York. Sadhotomo, B. 2006. Review On The Environmental Of The Java Sea. Indonesian Fisheries Research Journal, 2(12):127–157. Schlussel, P., A. V. Soloviev, dan W.J. Emery, 1997. Cool and freshwater skin of the ocean during rainfall. Boundary-layer meteorology, 82:437. Soegiarto dan Birowo. 1975. Atlas Oseanografi Perairan Indonesia dan Sekitarnya. No. 1. LON-LIPI. Jakarta, Indonesia. Stokes, G.M. dan S.E. Schwartz, 1994. The atmospheric Radiation Measurement (ARM)Program: Programmatic Background and Design of the Cloud and Radiation Test Bed. Bull. Am. Met. Soc., 75:1201-1221. Sucipto, U. H. 2002. Analisis Sebaran Madidihang (Thunus albacares) Berdasarkan Data Suhu Permukaan Laut (SPL) NOAA/AVHRR-2, Profil Suhu Vertikal (PSV) dan Data Tangkapan Tuna Longline di Perairan Barat Sumatera. Skripsi Fakultas erikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang. Sverdrup, H. U. 1946. Oceanography for Meteorologists. George Allen and Unwin, Ltd. London.
52
Tanip, F.I.P. 2005. Pembentukan Algoritma Suhu Permukaan Laut dari Citra Term al Landsat 7/ETM+ di Perairan Laguna Segara Anakan. Skripsi. IPB. Bogor Waworuntu, J. M., R. A. Fine, D. B. Olson, dan R. R. A. L. Gordon. 2000. Recipe for Banda Sea Water. J. Mar. Res., 58:547-569. Weyl, P. K. 1967. Physical Oseanography. The University of California. La Jolla, California Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of South East Asian Water. Naga Report. Vol 2. Scripps Institution of Oceanography. The University of California. La Jolla. California.
LAMPIRAN
52
53
Lanjutan Lampiran 1 Lampiran 1. Data rata-rata SPL komposit 8 harian di Laut Jawa dari citra satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS Tahun
Tanggal 1-Jan
2003
SPL Citra Satelit Terra MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 29.9847 29.8020 29.1183
SPL Citra Satelit Aqua MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 29.9947 29.8676 29.1896
9-Jan
29.5932
29.5009
29.9504
29.7722
29.6605
30.1079
17-Jan
29.0610
29.3990
29.1860
29.4557
29.8598
29.4948
25-Jan
28.6954
29.3385
29.4519
29.2823
29.7510
29.4464
2-Feb
28.6633
29.2560
28.9721
29.0874
30.3559
29.7108
10-Feb
28.2613
29.6193
29.7240
29.1673
29.8796
29.6112
18-Feb
28.0874
29.2751
29.0607
28.7284
29.2933
29.1867
26-Feb
29.1035
28.8252
28.8360
29.1892
29.8064
29.5883
6-Mar
30.1054
29.8361
29.6627
30.1054
30.5845
30.1548
14-Mar
30.1679
29.6811
29.8380
30.1679
30.4919
30.2983
22-Mar
30.4762
29.9045
30.0914
30.4762
30.7144
30.5286
30-Mar
31.3687
30.7177
30.8225
31.3687
31.0682
30.3515
7-Apr
30.7678
30.5275
30.6988
31.0387
31.5491
30.9017
15-Apr
30.7202
30.5606
30.4000
30.9249
30.6810
30.5186
23-Apr
29.3485
29.3213
29.6378
30.1654
29.9019
29.6378
1-May
29.6948
29.9823
29.3195
30.4702
30.1859
29.8463
9-May
29.5862
30.1980
29.5056
30.7841
30.5434
29.6911
17-May
30.6832
30.3631
30.2223
30.6832
30.3384
30.3249
25-May
29.3103
29.3598
29.0994
29.4717
29.2298
29.0380
2-Jun
30.2481
29.2342
28.9253
29.6329
29.1259
28.9839
10-Jun
30.7525
28.9315
28.6884
29.4125
28.6559
28.5943
18-Jun
30.6537
28.3427
28.2241
29.1499
28.6488
28.6111
26-Jun
29.7097
28.3343
28.1218
29.3528
28.4066
28.2515
4-Jul
29.3505
28.5347
28.0948
29.4377
28.5986
27.8969
12-Jul
28.7930
28.1335
27.8751
28.6747
28.1716
27.8669
20-Jul
28.5031
28.0562
27.7503
28.5355
28.0510
27.8458
28-Jul
28.5439
28.1052
27.7031
28.5609
28.0338
27.7446
5-Aug
28.4205
28.0375
27.9007
28.4391
28.1364
27.9513
13-Aug
28.6743
28.1212
27.7907
28.6546
28.2577
27.6134
21-Aug
28.5444
28.1832
28.2576
28.6436
28.0800
28.3199
29-Aug
28.6851
28.1632
28.1732
28.9043
28.2037
28.1901
6-Sep
28.6665
28.2651
28.1488
28.8201
28.3642
28.2732
14-Sep
28.7864
28.4165
28.2746
29.0277
28.5954
28.6118
22-Sep
28.8441
28.3421
28.4636
29.1542
28.5492
28.6406
30-Sep
29.0146
28.6483
28.7258
29.3196
28.7647
28.7936
8-Oct
29.5249
29.4052
29.4585
29.9939
29.8195
29.7061
16-Oct
29.4710
29.4187
29.3617
29.7346
29.7088
29.2783
54
Lanjutan Lampiran 1 Tahun
Tanggal 24-Oct
2003
2004
SPL Citra Satelit Terra MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 29.4683 29.6210 29.6478
SPL Citra Satelit Aqua MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 30.0038 29.4501 29.8841
1-Nov
29.7330
29.7919
29.7860
30.2555
30.3559
30.1249
9-Nov
29.2932
29.6232
29.8497
29.9983
30.3066
30.5229
17-Nov
29.4748
29.4923
29.9428
30.0947
30.1886
29.8674
25-Nov
29.2895
29.6801
30.2562
29.5179
30.3967
30.6380
3-Dec
28.5776
29.0924
29.1770
29.7293
30.0421
30.1157
11-Dec
29.0757
29.3776
28.6662
29.4760
28.4973
28.8472
19-Dec
27.8450
27.9684
28.8924
28.9798
27.9684
28.8924
27-Dec
28.4085
28.4369
27.8193
30.6326
30.5390
29.9573
1-Jan
28.5991
28.7498
28.9923
28.7602
29.2446
29.2480
9-Jan
28.6485
29.2550
29.0276
29.1500
30.3379
29.5306
17-Jan
28.8997
29.0717
29.4382
29.3088
29.7907
29.8462
25-Jan
28.2332
28.8424
29.5626
29.1819
29.2304
29.5057
2-Feb
27.9141
28.5284
28.3468
28.6420
28.9755
28.7893
10-Feb
28.1109
28.6079
28.9110
28.6044
28.9764
29.0471
18-Feb
28.1508
28.7764
28.8132
28.6806
29.3902
29.2757
26-Feb
28.4820
29.1404
28.7021
29.1519
29.5609
29.4426
5-Mar
28.0213
28.5971
28.8335
29.0873
29.0624
29.2211
13-Mar
28.4629
28.6671
28.4200
29.1147
29.3359
29.0753
21-Mar
29.2878
29.6858
29.5015
29.9672
30.0405
30.2921
29-Mar
29.8960
29.7904
29.7562
30.4342
30.1123
30.4087
6-Apr
30.0726
30.1792
30.2631
30.5883
30.6077
30.6085
14-Apr
30.2080
30.0977
29.9618
30.3246
30.3040
30.3563
22-Apr
29.6274
29.6357
29.8266
30.3485
29.9956
30.1199
30-Apr
29.9566
29.9820
29.7683
30.3070
30.1483
29.9310
8-May
30.7809
30.5500
29.7758
31.0348
30.7916
30.1794
16-May
30.4412
30.0667
29.7983
30.6465
30.0906
29.8861
24-May
30.2138
29.9874
29.8631
30.6168
30.2558
29.9589
1-Jun
30.0327
30.0431
29.3561
30.2611
29.8175
29.9456
9-Jun
29.8059
29.5940
28.8587
29.8031
29.4915
28.8994
17-Jun
29.5347
28.9425
28.4129
29.6418
29.1096
28.6529
25-Jun
28.9389
28.5234
27.9758
28.9748
28.5301
27.9713
3-Jul
29.0490
28.4042
28.0274
29.0798
28.4344
28.1118
11-Jul
29.1387
28.4877
28.2270
29.3536
28.5055
28.2497
19-Jul
28.9653
27.8005
27.6854
28.9519
27.8780
27.7120
27-Jul
28.9957
28.0554
27.6702
29.0581
28.0622
27.7701
4-Aug
28.4283
27.5122
27.3430
28.4378
27.5873
27.4953
12-Aug
28.0448
27.5299
27.2935
28.0382
27.6235
27.2789
20-Aug
27.9794
27.4278
27.0231
28.0238
27.5118
27.1092
28-Aug
28.1570
27.5820
27.2248
28.2754
27.6253
27.2924
55
Lanjutan Lampiran 1 Tahun
Tanggal 5-Sep
2004
2005
SPL Citra Satelit Terra MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 28.2931 27.8224 27.7489
SPL Citra Satelit Aqua MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 28.4984 27.9201 27.9180
13-Sep
28.6323
28.0072
28.1747
28.7022
28.0752
28.1942
21-Sep
28.5449
28.0385
28.0389
28.6152
28.0641
28.0949
29-Sep
28.8529
28.3234
28.0200
29.1951
28.6679
28.2188
7-Oct
29.2837
28.8332
28.2752
29.6323
29.0296
28.5266
15-Oct
29.4978
29.0971
28.5395
29.8548
29.2487
28.7907
23-Oct
29.4385
29.2080
29.0796
29.8120
29.2872
29.1559
31-Oct
29.8944
29.6596
29.5618
30.2954
30.0104
29.8071
8-Nov
30.4398
30.1559
29.8729
30.7584
30.7155
30.1954
16-Nov
30.6931
30.5477
30.2116
30.9729
31.2604
30.3124
24-Nov
29.7282
30.3598
29.7336
30.6705
30.7093
30.6249
2-Dec
29.0150
29.1574
30.0358
29.3494
29.5500
30.2369
10-Dec
29.2810
29.5613
30.0530
29.7070
30.0856
30.5207
18-Dec
28.3647
29.3091
30.0794
28.3696
30.4287
30.3369
26-Dec
28.8438
29.0987
29.4026
28.7590
29.5085
30.9779
1-Jan
28.5214
29.1418
29.5706
28.5972
29.5459
29.6132
9-Jan
28.3917
29.1121
29.6605
28.6225
29.7807
30.2278
17-Jan
28.5475
29.3188
29.5219
28.7856
29.4921
29.9475
25-Jan
28.3860
29.3801
30.1155
28.5698
29.6232
30.2437
2-Feb
28.7859
28.9861
29.0899
28.9821
29.2635
29.3856
10-Feb
29.1712
29.7790
29.8298
30.0382
30.5889
30.8019
18-Feb
29.2776
29.6185
30.0691
29.9513
30.5934
30.5284
26-Feb
29.8613
29.7401
30.0089
30.4145
30.5847
30.1529
6-Mar
29.4861
29.9871
30.1069
29.8420
30.3105
30.3848
14-Mar
29.6608
29.6944
29.6467
30.3719
30.4172
30.1495
22-Mar
30.1647
30.3992
30.3992
30.8468
30.9488
30.8732
30-Mar
29.6671
29.7775
29.2309
30.8242
30.6648
30.0000
7-Apr
30.4005
29.9713
29.6203
30.7692
30.7203
29.9542
15-Apr
30.4719
30.4016
30.2085
31.0949
31.1088
30.6116
23-Apr
29.7128
29.7652
29.5642
30.0075
30.0022
29.8869
1-May
29.9202
29.3446
29.3459
30.2194
29.7207
29.4476
9-May
30.2477
29.6819
29.1493
30.5290
29.8079
29.3279
17-May
29.9322
29.4830
28.9878
29.8917
29.4516
29.1305
25-May
29.7861
29.0436
28.7064
29.9143
29.3011
28.8039
2-Jun
29.7490
29.2006
28.7316
29.6881
29.2388
28.8572
10-Jun
29.8593
29.4201
29.0165
30.1830
29.5428
29.2779
18-Jun
29.9510
29.5597
29.5880
30.3181
29.9673
29.8222
26-Jun
29.7797
29.2498
29.0901
29.8733
29.3127
29.1504
4-Jul
29.7666
29.0775
28.9384
29.8776
29.1158
29.3582
12-Jul
29.5166
29.0039
28.6584
29.8918
29.1391
29.0316
56
Lanjutan Lampiran 1 Tahun
Tanggal 20-Jul
2005
2006
SPL Citra Satelit Terra MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 29.2952 28.6197 28.4176
SPL Citra Satelit Aqua MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 29.3785 28.5714 28.4989
28-Jul
29.0904
28.3303
28.2516
29.2009
28.4197
28.3278
5-Aug
28.9760
28.2871
28.1095
29.0466
28.3863
28.1499
13-Aug
28.9247
28.1370
28.2828
29.0254
28.2696
28.2896
21-Aug
28.6255
28.0861
28.3842
28.8033
28.1520
28.4606
29-Aug
29.0379
28.4838
28.4595
29.2315
28.6032
28.5498
6-Sep
28.9797
28.4883
28.4257
29.1496
28.6714
28.5305
14-Sep
29.3259
28.8665
28.6695
29.6217
29.0257
28.7316
22-Sep
29.5296
29.1141
28.8751
29.7654
29.2270
29.0524
30-Sep
29.7206
29.3132
28.9981
29.9752
29.4838
29.1790
8-Oct
29.6016
29.3526
29.1199
30.2296
29.7576
29.2897
16-Oct
29.8052
29.3526
29.1663
29.9524
29.8616
29.7280
24-Oct
29.8681
29.7952
29.7865
30.3208
30.5374
29.7450
1-Nov
29.7764
29.9654
30.2492
30.3699
30.3216
30.4702
9-Nov
30.3016
30.1501
30.1747
30.5021
30.3070
30.1099
17-Nov
29.3953
30.0142
30.0365
30.0571
30.4023
30.5151
25-Nov
28.6559
29.6512
29.9372
29.3518
30.4671
30.4111
3-Dec
30.3960
30.1553
30.3133
30.0418
30.4722
30.3937
11-Dec
28.9176
29.5432
29.3261
28.3477
29.7514
29.8740
19-Dec
28.4669
29.1745
29.4540
29.1984
28.8082
29.6596
27-Dec
28.7495
28.7710
29.1774
28.7310
28.9383
29.3972
1-Jan
28.4481
28.7803
28.7936
28.6804
29.1661
29.3075
9-Jan
28.3627
29.0688
28.7954
28.9951
29.6120
29.5620
17-Jan
28.5909
28.5483
28.6844
28.2254
29.4047
29.1883
25-Jan
27.9951
27.7940
28.7092
27.8276
28.2165
28.3192
2-Feb
27.9503
28.5468
29.5993
28.1444
29.0925
30.5812
10-Feb
29.1117
29.7970
30.3244
29.9283
30.4764
30.8180
18-Feb
28.1540
28.7946
29.3511
28.6430
29.1198
29.4388
26-Feb
29.1176
28.7142
28.1143
29.5227
29.4040
28.3001
6-Mar
29.3389
29.3470
29.6402
29.7678
30.1023
29.7563
14-Mar
29.2940
29.4581
28.9188
29.7546
29.5307
29.7169
22-Mar
28.9428
28.9897
29.0860
29.4251
29.8978
29.5787
30-Mar
28.8037
28.9559
28.9343
29.5271
29.0311
28.9802
7-Apr
29.1012
29.4191
29.6250
29.8611
30.0705
30.3259
15-Apr
29.6706
29.9125
30.0230
31.0306
30.9624
30.5398
23-Apr
30.5289
30.2742
30.3962
31.1128
31.1409
30.9329
1-May
30.5791
30.4036
30.2681
31.0022
30.6757
30.7627
9-May
30.4444
29.8038
29.6145
30.7129
30.0911
29.8450
17-May
30.1672
29.5017
29.1789
30.3783
29.8769
29.2247
25-May
30.2084
30.1736
29.7373
30.7134
30.2818
30.0474
57
Lanjutan Lampiran 1 Tahun
Tanggal 2-Jun
2007
SPL Citra Satelit Terra MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 30.1873 29.9675 29.1853
SPL Citra Satelit Aqua MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 30.7591 30.4031 29.5356
10-Jun
29.6132
29.2436
28.7232
29.7646
29.3561
28.7859
18-Jun
29.2184
28.9990
28.2705
29.5072
29.0159
28.3187
26-Jun
29.0684
28.5659
28.4364
29.2067
28.5257
28.4663
4-Jul
28.9320
28.3790
28.4401
28.8984
28.4082
28.4192
12-Jul
28.6730
27.9982
27.8098
28.6192
28.0219
27.6405
20-Jul
28.7842
28.0922
27.9636
28.8964
28.0919
27.9920
28-Jul
28.6270
28.1461
28.0137
28.7345
28.1567
28.1391
5-Aug
28.2569
27.7356
27.7885
28.3201
27.7736
27.6881
13-Aug
28.0564
27.5455
27.8777
28.1919
27.6677
27.9463
21-Aug
28.0339
27.6056
27.8920
28.1299
27.6812
27.9291
29-Aug
27.9206
27.5960
27.9814
28.1218
27.7053
28.1014
6-Sep
27.7473
27.5119
27.9574
28.0242
27.5507
28.1017
14-Sep
28.0638
27.6304
28.0826
28.2684
27.9214
28.2077
22-Sep
28.2527
28.1313
28.2565
28.4648
28.2210
28.4234
30-Sep
28.3837
28.0451
28.0626
28.5251
28.1273
28.0736
8-Oct
28.5060
28.3883
28.2457
28.6975
28.4991
28.3076
16-Oct
28.3593
28.2720
28.1147
28.3970
28.3074
28.2275
24-Oct
28.8580
28.5228
28.5455
29.1259
28.7563
28.5755
1-Nov
29.0417
28.8903
28.9168
29.3091
29.0683
29.1491
9-Nov
29.9367
29.7129
29.3922
30.0869
29.8059
29.5890
17-Nov
29.8513
29.5530
29.2324
30.4089
29.5721
29.4678
25-Nov
30.1108
30.2157
30.2882
30.5492
30.5331
30.3862
3-Dec
30.1457
30.4304
30.5795
30.6876
31.1547
31.0445
11-Dec
30.1593
30.3782
30.6122
30.8609
30.9530
31.0832
19-Dec
29.7186
30.4129
30.4761
30.0786
31.1695
30.8369
27-Dec
28.5947
29.4670
29.1216
29.5036
29.1552
29.9502
1-Jan
28.2778
29.4220
29.3224
29.5450
29.9622
29.8815
9-Jan
28.7799
29.6776
27.3836
29.1972
29.6776
29.8441
17-Jan
29.1590
27.0950
30.1803
29.7437
30.5001
30.1803
25-Jan
28.8472
28.4299
28.0803
28.5642
30.2127
30.2359
2-Feb
28.0973
28.7618
28.7436
28.3090
28.7618
28.7436
10-Feb
28.5545
27.8003
27.8151
28.9411
30.3440
30.1961
18-Feb
28.5292
28.5465
29.5579
29.2107
29.7220
29.5579
26-Feb
28.6437
27.5036
28.1617
28.8753
28.8701
28.9361
6-Mar
29.1511
28.8365
29.5176
29.0129
29.6924
29.5176
14-Mar
29.2632
29.6533
29.5862
29.7811
29.6907
29.3072
22-Mar
29.5962
30.3138
29.8029
30.0740
29.7843
29.8029
30-Mar
29.6963
29.9852
30.2779
30.3911
30.7727
30.2895
7-Apr
30.1282
29.7836
30.9988
30.8422
31.0693
30.9988
58
Lanjutan Lampiran 1 Tahun
Tanggal 15-Apr
2007
2008
SPL Citra Satelit Terra MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 30.8112 29.9529 29.9699
SPL Citra Satelit Aqua MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 31.3533 31.5838 31.1994
23-Apr
29.8818
30.7224
29.9573
30.6326
30.5390
29.9573
1-May
29.9663
29.9692
28.9835
30.0978
30.0958
29.8505
9-May
29.8206
30.2650
29.8612
30.0202
29.8451
29.8612
17-May
30.1898
30.7039
30.0641
30.3759
30.0502
29.8894
25-May
30.1343
30.7687
29.5960
30.2486
29.6664
29.5960
2-Jun
29.8226
30.4067
30.2966
30.0007
29.4978
29.5473
10-Jun
29.6580
29.8456
28.6716
29.6766
29.3303
28.6716
18-Jun
29.4290
29.4263
29.6278
29.7315
29.3761
29.5500
26-Jun
29.8080
29.1114
28.8218
30.0896
29.8061
29.2222
4-Jul
29.6285
29.3655
29.1305
29.5072
29.0014
28.4003
12-Jul
28.7956
27.9746
29.0365
29.0423
28.4420
28.1884
20-Jul
28.9317
28.7466
28.7957
29.4531
28.3641
28.0957
28-Jul
28.9118
29.2116
28.6359
29.0115
28.0297
27.9312
5-Aug
28.8077
28.3920
28.5770
28.8862
28.1207
28.0771
13-Aug
28.3127
27.6617
28.5036
28.5123
27.9309
27.8364
21-Aug
28.2733
28.6853
28.4693
28.4761
27.9779
27.7123
29-Aug
28.3476
28.4990
28.5820
28.4579
27.9274
27.9964
6-Sep
28.3551
28.6924
28.4665
28.5046
28.1724
28.4417
14-Sep
28.1763
28.6933
28.6215
28.0907
28.0623
28.2715
22-Sep
28.7981
29.0699
28.9798
29.0659
28.4558
28.6823
30-Sep
28.6453
29.1469
28.2981
28.8353
28.2923
28.3522
8-Oct
28.8437
29.8470
29.0462
29.4826
28.9784
28.8179
16-Oct
29.1403
29.7112
29.2547
29.4308
29.2431
29.0214
24-Oct
29.5358
29.5592
29.2361
30.1220
29.8968
29.6348
1-Nov
28.7493
29.6919
29.3650
29.1955
29.8648
30.3116
9-Nov
29.3600
30.1818
29.8404
29.5355
29.9988
30.0643
17-Nov
28.7636
30.3289
30.1753
29.3822
29.6561
29.7237
25-Nov
29.4307
30.3138
30.3118
29.8472
30.5071
30.4152
3-Dec
29.3427
30.3842
30.5767
29.4773
30.0313
30.4447
11-Dec
28.9887
30.2883
30.0913
28.6904
30.0547
30.9331
19-Dec
29.3633
30.2111
30.4925
28.6411
29.1129
29.5102
27-Dec
28.5966
29.5872
29.1610
28.4161
29.0467
29.9227
1-Jan
28.2700
28.8490
28.5212
28.6725
28.9258
29.1356
9-Jan
28.2647
28.7336
28.8659
28.7238
29.1340
28.8552
17-Jan
28.5526
28.7233
29.1775
28.9343
29.3167
29.9071
25-Jan
27.9803
28.1329
29.1592
28.9160
29.2291
29.6183
2-Feb
29.7011
30.3737
30.4729
28.5330
29.0637
28.8380
10-Feb
28.5752
29.1077
29.7116
27.7401
28.6498
29.8347
18-Feb
28.3816
28.6424
29.2721
28.0823
28.5161
29.0875
59
Lanjutan Lampiran 1 Tahun
Tanggal 26-Feb
2008
2009
SPL Citra Satelit Terra MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 28.4093 28.8619 28.1348
SPL Citra Satelit Aqua MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 27.9126 28.0330 28.7526
5-Mar
28.2915
28.8246
29.1238
28.9773
29.4568
29.4948
13-Mar
28.9895
29.5794
29.5815
29.8300
30.3542
30.1592
21-Mar
29.4947
30.0916
29.6042
29.9652
30.3331
30.2468
29-Mar
29.6935
30.1056
30.1731
30.2242
30.5903
30.5932
6-Apr
29.9777
29.8051
29.9444
30.8481
30.4464
30.5752
14-Apr
29.2077
29.2140
29.5104
29.9903
29.7770
29.9306
22-Apr
29.5986
29.5840
29.6500
30.0341
29.6588
29.9664
30-Apr
30.2829
29.9250
29.8056
30.3053
30.3185
29.9333
8-May
29.6829
29.0957
28.8511
30.0741
29.4049
29.1167
16-May
29.5684
29.3039
29.4954
29.6185
29.2467
29.6535
24-May
29.3329
28.8941
28.6166
29.3884
28.9799
28.7576
1-Jun
28.9214
28.8380
28.3826
29.1192
29.0385
28.7075
9-Jun
29.2647
28.8528
28.8438
29.5365
29.1493
28.9947
17-Jun
28.7624
28.4339
28.6406
28.7742
28.4420
28.7091
25-Jun
28.9115
28.6329
28.6239
29.0103
28.6139
28.6791
3-Jul
28.6034
28.2261
28.5732
28.7419
28.2924
28.5755
11-Jul
28.4038
28.1425
28.3936
28.5285
28.0774
28.5019
19-Jul
27.8892
27.5628
27.5652
28.0695
27.6617
27.5585
27-Jul
28.3997
28.0398
28.1456
28.5595
28.1785
28.2950
4-Aug
28.4205
27.7516
28.1327
28.5282
27.8612
28.0827
12-Aug
28.3623
27.9538
28.5492
28.6106
28.1780
28.3777
20-Aug
27.9531
27.5533
28.0034
28.2396
27.9386
28.1806
28-Aug
28.2746
28.1068
28.2824
28.6499
28.3852
28.6816
5-Sep
28.5912
28.2204
28.2349
29.0173
28.7889
28.8714
13-Sep
29.3601
28.6430
29.0587
29.5543
28.9593
29.1829
21-Sep
28.8195
28.7285
28.7476
29.1083
28.9166
28.9489
29-Sep
28.9834
28.6897
28.8222
29.1633
28.8656
28.9297
7-Oct
29.2968
28.8701
29.1344
29.5213
28.9557
29.2622
15-Oct
29.2718
28.9612
29.1775
29.5293
29.1632
29.3119
23-Oct
30.1025
29.9494
29.6161
30.4141
30.0343
30.0167
31-Oct
30.1305
29.9184
29.8841
30.7018
30.4844
30.1024
8-Nov
29.1561
29.6549
30.1003
29.8106
30.7991
30.2446
16-Nov
29.0318
29.1076
30.1058
29.3386
29.9576
30.1414
24-Nov
29.8118
30.2690
29.6115
30.0913
30.8750
30.8597
2-Dec
29.7011
30.3737
30.4729
30.0922
30.3081
30.4110
10-Dec
28.5752
29.1077
29.7116
28.8968
29.8873
29.6992
18-Dec
28.3816
28.6424
29.2721
28.6366
29.0020
29.8823
26-Dec
28.4093
28.8619
28.1348
28.8044
28.6663
28.3843
1-Jan
29.0510
29.4220
29.3224
29.2338
29.4666
29.5695
60
Lanjutan Lampiran 1 Tahun
Tanggal 9-Jan
2009
SPL Citra Satelit Terra MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 27.8046 28.2265 27.3836
SPL Citra Satelit Aqua MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 27.8046 28.2265 27.8201
17-Jan
27.6808
27.0950
28.7929
27.8831
28.6508
28.7929
25-Jan
27.9824
28.4299
28.0803
27.9824
28.5333
28.7673
2-Feb
27.1158
28.3522
28.4531
27.2712
28.3522
28.4531
10-Feb
27.8757
27.8003
27.8151
27.8757
28.9452
28.6517
18-Feb
28.0713
28.5465
29.7598
29.0588
28.8417
29.7598
26-Feb
29.3092
27.5036
28.1617
29.3092
29.3469
29.9314
6-Mar
29.0300
28.8365
30.1290
30.0520
30.0956
30.1290
14-Mar
30.6981
29.6533
29.5862
30.6981
30.6818
31.0998
22-Mar
28.9134
30.3138
31.5982
30.9542
31.1252
31.5982
30-Mar
30.9532
29.9852
30.2779
30.9532
31.0501
31.1709
7-Apr
29.4438
29.7836
30.5989
30.3640
30.2486
30.5989
15-Apr
31.3702
29.9529
29.9699
31.3702
31.7332
31.3281
23-Apr
30.5441
30.7224
30.8470
31.0070
30.9829
30.8470
1-May
30.5888
29.9692
28.9835
30.5888
30.3219
30.2643
9-May
30.3841
30.2650
30.2333
30.6118
30.4061
30.2333
17-May
31.0137
30.7039
30.0641
31.0137
30.7383
30.8160
25-May
30.8717
30.7687
30.1494
31.1418
30.5166
30.1494
2-Jun
30.9208
30.4067
30.2966
30.9208
30.3190
30.2853
10-Jun
30.8861
29.7086
29.6397
30.3248
29.7086
29.6397
18-Jun
30.2143
29.4263
29.6278
30.2143
29.6746
29.6460
26-Jun
29.9837
29.1114
28.8218
30.1232
29.3382
29.0556
4-Jul
29.4932
29.3655
29.1305
29.4932
28.9061
28.8310
12-Jul
28.9269
27.9746
28.5807
29.4157
28.8174
28.5807
20-Jul
29.5288
28.7466
28.7957
29.5288
28.9485
28.9060
28-Jul
29.3878
29.2116
28.2719
29.0838
28.4911
28.2719
5-Aug
28.9089
28.3920
28.5770
28.9089
28.6481
28.7715
13-Aug
27.9129
27.6617
28.3614
28.8255
28.3359
28.3614
21-Aug
29.1508
28.6853
28.4693
29.3079
28.7954
28.4937
29-Aug
28.9813
28.4990
28.5820
29.1137
28.6032
28.4547
6-Sep
29.1771
28.6924
28.4665
29.2938
28.8566
28.7219
14-Sep
28.8777
28.6933
28.6215
29.1712
28.8461
28.6754
22-Sep
29.4508
29.0699
28.9798
29.7460
29.2879
29.1324
30-Sep
29.4693
29.1469
28.2981
29.6702
29.2836
28.2590
8-Oct
30.0677
29.8470
29.0462
30.4356
29.8876
29.5465
16-Oct
29.9814
29.7112
29.2547
30.3273
29.9396
29.5975
24-Oct
30.1861
29.5592
29.2361
30.3765
29.9839
29.4009
1-Nov
29.9774
29.6919
29.3650
30.0234
29.7580
29.5240
9-Nov
30.6589
30.1818
29.8404
30.6554
30.4296
30.2445
17-Nov
30.2228
30.3289
30.1753
30.5658
30.9927
30.4907
61
Lanjutan Lampiran 1 Tahun
Tanggal 25-Nov
2009
SPL Citra Satelit Terra MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 29.6040 30.3138 30.3118
SPL Citra Satelit Aqua MODIS Laut Jawa Laut Jawa Laut Jawa Bagian Barat BagianTengah BagianTimur 29.9319 30.5822 30.5047
3-Dec
30.0875
30.3842
30.5767
30.2471
30.9343
31.0721
11-Dec
29.7689
30.2883
30.0913
30.1798
30.2390
30.4627
19-Dec
29.6805
30.2111
30.4925
30.1691
30.9215
30.9962
27-Dec
28.5904
29.5872
29.1610
29.5089
29.7027
29.2322
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 17 Oktober 1988 dari pasangan Bapak Safrudin Sri, S.Pd. dan Ibu Suniyah, S.Pd. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pendidikan formal yang telah dijalani penulis adalah SD Negeri Belacu lulus tahun 2000, SLTP Negeri 3 Cilegon lulus tahun 2003, dan SMA Negeri I Cilegon lulus tahun 2006. Setelah lulus SMA penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Kemudian penulis diterima pada program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan pada tahun 2007. Selama menjalni perkuliahan, penulis aktif mengikuti unit kegiatan mahasiswa AIKIDO dan diangkat menjadi Ketua pada tagun 2006, koperasi Mahasiswa (KOPMA) pada tahun 2006-2009, pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknoloi Kelautan (HIMITEKA) bagian Kewirausahaan sebagai (20082009), Anggota BIRU (LPPM FPIK) (2008-2010). Penulis juga pernah mendirikan perkumpulan mahasiswa pecinta Penginderaan Jarak Jauh dan Sistem Informasi Geografi Kelautan yang di berinama MRC pada tahun 2009. Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Fisika Dasar pada tahun 2007-2008, Ekologi Perairan D3 (2009-2011), Asisten Dasar Penginderaan Jarak Jauh (DASINDRAJA) pada tahun 2009-2010, Asisten Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut (2009-2010). Untuk menambah pengetahuan bidang perikanan penulis melakukan praktek kerja lapang Pembesaran Udang Vannme Littopenaeus vannamei di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB), Karawang, Jawa Barat (Juli, 2009). Untuk menyelesaikan studi penulis melakukan penelitian berjudul ”Variabilitas Suhu Permukaan Laut di Laut Jawa dari Citra Satelit Aqua MODIS dan Terra MODIS”.