VAlUASIQ.IllAtIT AL-QURANSEBAGAI.KBAZANAH ~DISL\MAN
(PENDEKATAN IHSTORJS...FUNGSIONAUTAS)
M. Abyarudin Dosen Universitas Mf!,bammadiyah Mataram, NIB Alumni S3 Studi Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Maiang Email:
[email protected]
ABSTJlACT Al-Quriin, as the eternal holy bookfor Muslim taught and inherited to all generations, has some patterns ofqiriiat (recitation) which always develop and vary. Moreover, Muslims dispersion to all worldparts, especially those countries whose residents do not speak Arabic language, causes unique style ofpronouncing its verses. Qiriiat variation sometimes brings about little disagreement in ones~- because the big one had been overcame the Caliph Utsman bin AjJan- whilepositively in other side enhances Muslims' knowledge in differences of exegesis so that enriches their alternative understanding ofIslamic rules and values. The article will discuss about qiriiat ofthe holy al-Quriin in points ofdefinition, history ofitS emergence, validity benchmark ofits variation, and implication of its variances on Islamic rules or values resolution. Key words: Qiriiat of the holy ai-Quean, origin of qiriiat, validity
benchmark, implication.
72
INSYIRAH, Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qiriiat Al-Qur'an Sebagai Khazanah Kajian Keislaman
~.1. ,~ ..Lt.: ~
) !-:jl:J .0t..)1
°y-LlI ~ L.J.U jJf"
J \..Jb:-
l: 1.:5'
4A.,.p y.
,01..;11 01
~ Wb j~ ~\ ...;:,.,\~\..;1\ ely! ~
~ '1\ 4.>.-)\
J.>-J
,~WI ~lii
~b:- ~ . u,wi ~ y J ...;:,.,\~\..;1\
eJ;;
~Ij ,~.rJ1 Wll:
~ 'J ~\ J-bl;l\ '"
Jl
~
-1 ~b:- ~J ,~\ 0:1 - ~. 01.Av
~ rJ" \~ ~
J
:;.u
Jl
~I
ut5:.....
e\yi i.,$~y..1.i
:.r.
0~ ~\
...;:,.,4~ "';:"'~JW\J p""'U:l1 :>y.- y. ~ jLt...o
.y")L..'l1
~rJJ ~I ..lJ;.\.,AJ1
,~..rU ~I.i rJ" ...;:,.,\~\..;1\ e1yi .:.;P ~lil\ olA ~ J.r"
j~1 rJ" ~\r\J ,:i)i~.b,:I\J ~\..u\ ~ j!.:- J '~jJ.J...p ~);J
.¥.rJI ..lJ;.1.,AJI ..:. !:7i
J.>- ...;:,.,1~1..;1\ J~\
.~j~1 '~j!.:- ,u,yPi ,o1..;1\ ...;:,.,\~I} : ~\ J'J:> PENDAHULUAN
AI-Qudin adalah kitab sud umat Islam yang merupakan salah satu sumber hukum Islam yang pertama. Sejak awal sampai akhir turunnya, se1uruh ayatnya ditulis dan didokumentasikan oleh para juru tuUs wahyu yang ditunjuk oleh NabL Namun satu hal yang unik bahwa al-Quran pada masa itu be1um dibukukan dalam satu mushaf. Ide pembukuan ini baru muncul pada masa Khalifah Abu Bakar atas saran dan usul dari 'Umar bin Khattab. Proses pembukuan tersebut berlanjut sampai pada masa Khalifah 'Us I man yang kemudian pada waktu terjadi saling menyalahkan antara kaum muslimL'1 tentang cara membaca (qiriiat) al-Quran, bahkan dian tara saling mengkafirkan.
VoL 2, No.1, Juni 2014
M. Ahyarudin
Situasi yang demikian itu sangat meneemaskan Khalifah 'Utsman. Iapun segera mengundang sahabat, baik dari golongan Ansar maupun Muhajirin untuk mengatasi masalah yang serius tersebut. Akhimya mereka sepakat untuk menulis kembali mushaf Abu Bakar dan disalin menjadi beberapa mushaf. Kemudian mengirim mushaf-mushaf tersebut ke berbagai daerah untuk dijadikan sebagai bahan rujukan bagi kaum musHmin. Sementara mushafmushaf lain yang berbeda pada saat itu diperintahkan untuk dibakar. Al-Quran juga tidak terlepas dari aspek qiriiat, karena pengertian al-Quriin itu sendiri secara bahasa mengandung arti "bacaan" atau "yang dibaea". Qiriiat tersebut disampaikan dan diajarkan oleh Nabi kepada para sahabat, sesuai dengan yang beliau terima dad malaikat jibri!. Selanjutnya sahabat mengajarkannya pula kepada tiibi'Tn dan para tabi'Tn mengajarkan pula kepada tabi' al-tabi'Tn dan demikian seterusnya dari generasi ke generasi. Namun qiriiat yang dipelajari ummat muslim sejak zaman hingga sekarang memiliki qiriiatyang berbeda-beda. Masalah kemudian menjadi penting untuk dianalisa kembali untuk mengyur,,,,,,..., perselisihan antara ummat muslim serta dapat menjadi pengetahuan bagi kita.
DEFlNISI Q1RAAT
bentuk IUH~un (Wahid, Adapun hplh~'~~~ ungkapan (al-Qattan, 1973: ilmu Al-Quran serta perbedaan eara membacanya menurut versi menaqalkannya (al-Jazr, tt: 61). Kemudian Imam al-Zarkasyi mengemukakan sebagai berikut (al-Zarkasyi, tt: 318): v
74
JNSYlRAH, Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qitiiat Al-Qur'an Sebagai Khazanah Kajian Keislaman
"Qimatadalah : Perbedaan lafal-lafal al-Qudin , baik menyangkut huruf-hurufnya maupun cara pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti takbfif, tasydid dan lain-lain.
Pengertian ini mengandung arti bahwa arti qiriiat yang dikemukakan al-Zamakhsyariy hanya terbatas pada lafal-lafal al-Quran yang memiliki perbedaan qiriiat saja (AF, 1995: 112). Adapun al-Dimyati sebagaimana dikutip oleh Dr. Abdul Hadi al-Fadli, mengemukakan sebagai berikut Cal-Fadli, 1979: 63):
"Qiriiat adalah: suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan lafal-lafal al-Quran baik yang disepakati maupun yang diperdebatkan oleh para ahli qiriiat, seperti: bazJCmembuang huruO, is Ibat Cmenetapkan huruO, tabrik Cmemberi harakat), taskin Cmemberi tanda sukun), JasH Cmemisahkan huruO, was}l Cmenyambungkan huruO, ibdal (menggantikan huruf atau lafaz tertentu), dan lain-lain yang diperoleh melalui pendengaran." Sedangkan 'ulama yang mendefinisikan qiriiat yang dikaitkan dengan mazhab atau imam qiriiat tertentu selaku pakar bersangkutan atau yang mengembangkan serta mempopulerkannya, diantaranya adalah Manna' al-Qattan Muhammad Ali al-SabunL Manna' al-Qattan sendiri mengatakan bahwa adalah Qattan, 1973: 170):
f?J1 01.;J~ ~\.:; o~ ~ j J)--I
J.b; .:;
"Suatu
~W\
oJ..."
r: "U~ J.b; .:; r\ JU;\
FYt"~"'IJ'UU
Vol. 2, No.1, Juni 2014
75
M. Ahyarudin
perbedaan ini dalam pengucapan buruf-buruf maupun dalam pengucapan keadaan-keadaannyti'.
Adapun Muhammad Ali al-Sabuni mengatakan: "Qiriiat adalah, suatu mazhab tertentu dalan:lqlnl pengucaj>~_al~, dianut oleh seorang imam qiriiat yang berbeda dengan mazhab lainnya, berdasarkan sanad-sa~nya yang bersambung k¢pada Nabi". Imam Ibn al-Jauzy dalam kitab MunjidulMuqri'in mendefmisikan qiriiat sebagai berikut (Djalal, 2000: 328): -
"Qitiiat adaIab pengetabuan tentang cara-cara melafalkan kalimat-kalimat Al-Qutiin dan perbedaannya dengan membangsakannya kepada penukilnya"
Jadi, dari beberapa defmisi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa qiriiatialah cara membaca al-Qurlin yang berupa wahyu Allah, dipilih oleh salah seorang imam ahli qiriiat, berbeda dengan cara ulama lain berdasarkan riwayat-riwayat mutawatir sanadnya dan selaras dengan kaidah-kaidah bahasa Arab serta cocok dengan bacaan terhadap tulisan al-Qurlin yang terdapat dalam satu mushaf (Djalal, 2000: 328). Pada intinya ilmu qi1iiatmempelajari manhaj(cara, metode) masing-masing qurra sab'ah atau 'asyarab dalam membaca alQurlin. Hal ini biasa ~but dengan Usul al-Qari' (ts.;lA.!1 JY""i) dalam istilah qiriiat (Akaha: 1996: 117).
B.
ASAL-USUL Ql.lfAAT
Selanjutnya perlu diketahui bahwa AI-Quran yang tercetak belum dapat dijadikan pegangan dalam masalah qiriiat. Suatu kenyataan bahwa banyak mushaf yang dicetak dibelahan dunia Islam sebelah timur berbeda dengan yang dicetak di Afrika misalnya karena yang umum yang diikuti dikedua wilayah ini berbeda. Bahkan mushafmushaf yang ditulis atas perintah khalifah Usman itu tidak bertitik 76
INSYlRAH, Jurnal nmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qiriiat Al-Qur'an Sebagai Khazanah Kajian Keislaman
dan tidak berbaris, sedangkan al-Qudin itu sendiri diturunkan dalam tujuh bacaan atau tujuh cara membaca yang relevan dengan (dialek) dari suku-suku bangsa Arab yang ada pada waktu turunnya al-Qurnn . Semua bacaan itu diterima dari Nabi dan taufiqi (tergantung) dari pendengaran yang berasal dari Nabi (Djalal, 2000: 329). Hal ini sangat relevan dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu Dawud dan Malik dari 'Umar bin Khattab, bahwasanya Nabi bersabda:
"Sesungguhnya, Al-Qumn tni diturunkan atas tujuh huruf (cara bacaan), maka bacalah (menurut) yang k.amu anggap mudah ". (Bukhari dan Muslim).
Adapun perhatian sahabat pada masa hidup Nabi ialah memperoleh ayat-ayat al-Quran dengan cara mendengarkan, membaca dan menghafalkannya dari mulut kemulut. Dad Nabi kepada para sahabat, dari sahabat yang satu ke sahabat yang lain dan dari imam yang satu kepada imam yang lain. Demikianlah seterusnya bacaan al-Quran disampaikan dan diajarkan kepada kaum muslimin dari generasi ke generasi selanjutnya. Dengan demikian, penyampaian dan periwayatan qiriiat al-Quran itu dilakukan nyampaian dan periwayatan hadis CAF, 1995: 122). Sehubungan dengan ini, Dr. Abdul Hadi aI-FadIi menyatakan: "Sesungguhnya qiriiat (al-Quran) itu bersumber dari Nabi, para sahabat meriwayatkannya dari beHau, kannya dan para sahabat. Selanjutnya kannya pula ke generasi Hal penting yang ingin penulis tekankan adalah riwayatan yang bermuara kepada merupakan sumber asH serta dikenal kalangan dalam al-Quran :
Vol. 2, No.1, Juni 2014
77
M. Ahyarudin
(~IJ""''i\) "~;,--;J oW j J ~ ~ d W\ ~ oi.;::J ol:i) liT}J" Dan al-Qumn itu telab kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu membacakannya perlaban-laban kepada manusia dan karni menurunkannya bagian demi bagian.
Pada periode pertama ini, al-Quriin belum dibukukan ataupun ditulis, karena yang menjadi pedoman adalah Nabi dan para sahabat serta orang-orang yang hafal al-Quran . Hal ini terus berlangsung sampai pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar dan 'Umar. Pada masa mereka, kitab al-Quran sudah dibukukan dalam satu mushaf yang merupakan ikhtiar Abu Bakar melalui inisiatif 'Umar bin Khattab. Selanjutnya pada masa Khalifah Usman bin 'Affan terjadi perselisman antara kaum muslimin di daerah Azzerbaijan mengenai bacaan al-Qudin. PerseHsihan tersebut hampir saja menimbulkan pemng saudara sesama umat Islam, sebab mereka berlainan dalam menerima bacaan ayat-ayat al-Quran karena oleh Nabi diajarkan cara !J<4'~(4",U yang relevan dengan dialek mereka masing-masing. Tetapi tidak memahami maksud tujuan Nabi, lalu tiapmenganggap hanya bacaan mereka sendiri yang benar, '>"'~"'''U'n''''''-u. yang lain salah, sehingga mengakibatkan perselisihan Inilah perbedaan munculnya ilmu Qira'ah. Adapun maksud Khalifah Usman u~"'uu'.u al-Quran dan Hn,li HH••
sekarang itu mulai diturunkan,
"'-V':taau
perselisman penaap,:tt antara para 'U'''''H,~,,,,,menpertama ~ •.,,~n."'''<4U bersamaan dengan mrunnya Mereka memberi alasan bahwa sebagian besar suratsurat al-Quran adalah Makkiyah dimana terdapat juga didalamnya qirfiat sebagaimana yang terdapat dalam surat-surat Madaniyah. XJ"""",,, hal
78
INSYIRAH, Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qiriiat Al-Qur'an Sebagai Khazanah Kajian Keislaman
Kenyataan inilah yang menunjukkan bahwa qiriiat tersebut sudah mulai diturunkan sejak di Makkah (Muhaisin, tt: 223). Pendapat yang kedua mengatakan bahwa qirtiat mulai diturunkan di Madinah setelah peristiwa Hijrah, dimana orang-orang yang masuk Islam sudah banyak dan saling berbeda ungkapan bahasa Arab dan dialeknya. Pendapat ini dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh imam muslim dalam kitab sahihnya, demikian juga Ibnu Jarir At-Tabari dalam kitab tafsirnya yang berarti: "Dari Ubay bin ka'ab RA, bahwasanya Rasulullah ketika berada didekat sumber air Bani Gaffar mengatakan bahwa jibril mendatangi Muhammad dan berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkan engkau untuk mengajarkan al-Quran kepada ummatmu dalam satu huruf." Lalu Nabi berkata: "Aku bermohon kepada Allah ampunan dan kemurahannya. Sesungguhnya ummatku tidak sanggup dengan yang sedemikian itu." KemudianJibril datang yang kedua kalinya dan berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkan engkau untuk mengajarkan al-Quran kepada ummatmu dalam dua huruf." Nabipun berkata: "Aku bermohon kepada Allah ampunan dan kemurahannya." Kemudian Jibril datang 1agi untuk yang ketiga kaHnya dan berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkan engkau untuk mengajarkan al-Quran kepada ummatmu dalam 3 huruf." Nabipun mengatakan: "Aku bermohon kepada Allah ampunan dan kemurahannya. Sesungguhnya ununatku tidak sanggup yang sedemikian itu." Keudian jibril datang lagi untuk yang keempat kaHnya dan berkata: "Sesungguhnya Allah memerintahkan engkau ummat tujuh untuk mengajarkan al-Quran dengan hurufyang manapun mereka baca, mereka itu telah benar.
Kuatnya pendapat kedua ini, tidak surat yang diturunkan 7 hadis 'Umar bin khattab dan Hisyam bin Hakim mengenai persenSilhan mereka dalam bacaan surat Al-Furqan yang termasuk surat Makkiyah, jelas menunjukkan bahwa surat-surat Makkiyah juga dalam 7 huruf.
2, No.1, Juni 2014
M. Ahyarudin
Imam Suyuthi mengatakan, orang pertama yang mencetuskan qitiiat adalah Abu 'Ubaid al-Qasim bin Salim, kemudian Ahmad bin Jubair al-Kufy, kemudian Isma'il bin Ishak al-Maliky, kemudian abu Ja'far binJarir al-Tabary, kemudian Abu bakar Muhammad bin Ahina:dbin Umar al~Dajuny, kemudian Abu bake bin Mujahid, sesudah itu ada orang-orang lain baik yang hidup di masanya maupun sesudahnya menyusun bermacam-macam jama' dan mufrad kemudian meringkas serta memperluasnya (al-Qattan, 1973: 190 dan Ojalal, 2000: 332). Selanjutnya Imam Jazari mengatakan dalam kitabnya An-Nasyar bahwa imam pertama yang dapat dijadikan teladan dalam mengumpulkan ahli-ahli qitiiat dalam satu kitab ialah Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam.
c.
TOLAK UKUR VALIDrrAS QlRAAT
Qiriiat bukanlah merupakan hasil ijtibad para ulama qiriiat, karena qiriiat tersebut berasal dari Nabi Muhammad. Namun yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah manakah qitiiatyang benar-benar bersumber dari Nabi dan manakah yang bukan, sehingga para' ulama
menetapkan pedoman atau persyaratan tertentu (AP, 1995: 138). Namun hal ini juga menyebabkan perbedaan pendapat dikalangan para ahli qitiiatwalaupun sebenarnya yang diperdebatkan oleh para ahli tersebut pada dasarnya mempunyai prinsip kesamaan kesamaan. Para ahli qiriiat pernah bersikap keras terhadap Abu Bakar bin Miqsam. Tokoh ini memilih qiriiatyangJa anggap sahih karena sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Tetapi oleh karena qiriiatpilihan Abu Bakar itu berbeda dengan naqliyyang diturunkan dengan sanad sahib, maka Abu Bakar dikecam pedas oleh para ulama qira'at. Sikap keras terhadap beliau tersebut diambil oleh para ulama setelah mereka melakukan sidang. Keputusannya, sidang menyepakati untuk tidak membenarkan qitiiat Abu Bakar bin Miqsam yang hanya sesuai dengan kaidah bahasa Arab tetapi menyalahi naqliy itu. Sidang lain yang serupa juga pernah dilakukan sehubungan dengan kasus Ibnu
80
INSYIRAH, Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qimat .>\l-Qur'an sebagai KhaianahKajianKeislaman
Syanbuz diminta bertobat lantaran pemah memiliki qiriJat yang oleh para qari' dinilai tidak memenuru persyaratan, Kedua sidang ini disponsori oleh Ibnu Mujahid yang diatas dijelaskan sebagai orang pertama yang menginventarisasi qiriiat-qiriiat. Ibnu Mujahid dan Ibnu Syanbudz pernah sarna-sama mengambil qira'at dari Ibnu Syadzan al-Raziy, tapi karena pertimbangan "menjaga Al-Quran", dan komitmennya terhadap kesepakatan ulama untuk memegang qira'at yang paling akurat dan sahib, maka Ibnu Mujahid tidak segansegan menyerang Ibnu Syanbudz. Berikut ini adalah beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh para ulama, yaitu Cal-Fadli, 1979: 123-124):
Ibn Khalawayh menetapkan persyaratan sebagai berikut: a. r-")J os:.\~\ ~I.,b...., artinya qimattersebut harns sesuai dengan rasm al-mushaf
b. ~.rJJ O'"\~\ wI)"', artinya qiriiattersebut harns sesuai dengan kaidah bahasa Arab.
c. os:.\~\ ~ ..!:J )y, artinya qiriiat tersebut bersambung periwayatannya. Sedangkan Makki berikut:
Abi Tltalib menetapkan persyaratan sebagai
a. ~rJ\ J O~\~\ <\>.- J 0";, artinya qiriiattersebut sesuai dengan kaidah Arab yang
b. r-")J ;s:.\~\ artinya qimattersebut harns rasm al-mushaf c. ~ a..oWI
t ~I, artinya pada
dengan
disepakati oleh para
U H .......U l l l
Adapun al-Kawasyi neJnel:apKan persyaratan
berikut :
a. ..I..:.-JI ~, -II"~ M'I...!o.A, b . .,~r
qiriiattersebut memiliki sanad yang sahib.
2, No.1, Juni 2014
81
M. Ahyarudin
C.
r-")I
~\.1.., arunya qiriiat tersebut sesuai dengan rasm al-
musbaf Sementara itu Ibn al-Jaziri menetapkan persyaratan sebagai berikut : a. ..L;....jl ~, artinya qimattersebut memiliki sanad yang sahih.
b. li.l.,b.. ~~I wly, artinya qiriiattersebut harus sesuai dengan kaidah bahasa Arab secara mutlak. c. \..,#..1Z';J r-")\ ~\.1.., artinyaqiriiattersebut haruslah sesuai dengan rasm al-musbaf meskipun tidak persis betul. Berdasarkan syarat-syarat yang telah disebutkan diatas, maka para ulama mengklasifikasikan qiriiat al-Quran menjadi beberapa tingkatan. Dati beberapa tingkatan ini menunjukkan bahwa ilmu itu sangat penting bagi seorang penafsir al-Quran, karena para ulama berselisih pendapat ketika akan menetapkan suatu hukum dalam ayat-ayat yang memiliki qiriiatyang berbeda. Sebagian dari membagi qiriiat menjadi enam tingkatan sebagai berikut (al-Qattan, 1973: 178): a. )Ipl, yaitu yang diriwayatkan oleh sekelompok orang banyak dari orang banyak, dan mereka tidak mungkin sepakat untuk berdusta. )~\, yaitu
c.
tidak mencapai sanadtetapi rasm al-musbaf ataupun bahasa Arab. Contohnya ~
~~Jy)~~
.uJ
Qiriiat tersebut merupakan versi lain dati dari qiriiat yang terdapat pada firman Allah berikut:
82
INSYlRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qiriiat AI-Qur'an Sebagai Khazanah Kajian Keislaman
fl
'v
(~.p\) ~\ J' JJ'""J rS9-k ..til d. ~wJ\, yaitu yang sanadnya tidak sahih, seperti qiriiat:
J:UI r;~ Qira'at ini adalah versi lain yang terdapat pada firman Allah berikut:
(~lAJ\) e.
J:U\ i; .!.lJ~ ....
'"
.".
..-
t.yP)1, yaitu yang tidak bersumber dari Nabi, seperti qiriiat: "
""':p,/
\::~~Y~\~J Qiriiatini adalah bentuk lain dari qiriiatyang terdapat dalam
firman Allah berikut: o
(9-WI) I ::~
f.
~~;
~Y ~\ ~)
~J.ll\, yaitu qiriiatyang berfungsi sebagai tafsiratau penjelas terhadap suatu ayat al-Quran . Contohnya seperti qiriiat Ibn 'Abbas berikut:
~\~\Y'J~JJ'~\~
Cb~~
Kalimat ~\ r-""Iy J) adalah qiriiat yang dimaksudkan sebagai terhadap firman
ulama lainnya membagi qiriiat kepada bebetingkatan sebagai berikut Cal-Qasthalani, 1972: 70-72); uaJ""""u
yang sanadnya shahih dan sesuai dengan kaidah "' .....'c,'"-'.
2, No.1, Juni 2014
M. Ahyarudin
2. Qiriiat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab, sanadnya shahih akan tetapi menyalahi rasm al-musbaf Qiriiat inilah yang kemudian disebut dengan qiriiat syadzab. Sementara itu ada juga sebagian ulama yang membagi qiriiat menjadi beberapa tingkatan, yaitu:
1. Al-Mutawatirab, yaitu sesuai dengan kaidah bahasa Arab, sesuai dengan rasm salah satu mushaf Usmani dan riwayatkan secara mutawatir. As-Sabibab, yaitu qiriiatyang dapa! diterima atau dibenarkan. Qiriiat ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: a.
Qiriiatyang mempunyai tiga persyaratan yang telah disebutkan diatas sanadnya sahih, sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan tidak menyalahi rasm al-mushaf Qiriiat ini terbagi menjadi dua yaitu: qiriiatyang masyhurdan yang tidak masyhur.
b.
As-syazah, yaitu qiriiatyang sandnya shahih, sesuai dengan
kaidah bahasa Arab, namun menyalahi rasm al-mushaf beberapa penjelasan tentang pembagian dan tingkatan dati diatas, akan mendapatkan kriteria-ktiteria yang akan dijadikan tolak kevaliditan Qiriiat. Adapun qiriiat yang dapat dapat (AF, 1
bahasa
qiriiatyang sanadnya rasm al-mushaf, serta tidak mencakup dua maca 'V-",.
a.
serbagai
Qiriiat abad, yaitu qiriiat yang sanadnya sahih, sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan rasm al-musbaf, tetapi tidak diriwayatkan secara mutawatir. INSYIRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qin'iat Al-Qur'an Sebagai Khazanah Kajian Keislaman
b.
Qiriiat syadzah, yaitu qiriiatyang sanadnya sahib,. sesuai dengan kaidah bahasa Arab tetapi tidak sesuai dengan
rasm al-mushaf Sehingga dapatlah disimpulkan, bahwa ada tiga persyaratan pokok bagi qiriiat al-Quran untuk dapat digolongkan kedalam qiriiatyang sahib, yaitu (Akaha, 1996: 132): a. ..ul a..:.....,p, artinya qiriiattersebut memiliki sanad yang sahib. b. r-"')I ~l,k.., artinya qiriiat tersebut sesuai dengan rasm al-
mushaf c. ~.rJI wl..".-, artinya qiraat tersebut sesuai dengan kaidah bahasa Arab.
D.
IMPLIKASI Q.lllAATDALAM PENAFSIRAN
Untuk menafsirkan al-Quran dan memahaminya dengan sempuma, bahkan untuk menerjemahkannya sekalipun, dibutuhkan ilmuilmu aI-Quran. Karena itu ilmu-ilmu inilah yang disebut dengan ilmu-ilmu tafsir atau ilmu-ilmu al-Quran. Hal ini senada dengan apa yang dijelaskan oleh As-Sayuthy dalam Itmam Ad-Dirayah, bahwa ilmu-ilmu aI-Quran adalah : "Suatu ilmu yang membahas keadaan
al-Quriin dart segi nuzul, sanad, adab-adabnya, lafadz-la/adznya, makna-maknanya yang berkaitan dengan la/adz maupun berkaitan dengan hukum dan lain sebagainya". Adapun ilmu qiriiat itu sendiri termasuk dalam bagian dari ilmu-ilmu tafsir/al-Quran, karena perlu diketahui oleh para penafsir bahwa tafsir-tafsir itu dilakukan menurut qiriiat yang diterima (Akaha, 1996: 194) dan dengan memahami ilmu qiriiattersebut para penafsir akan mengetahui bagaimana menyebut kalimat-kalimat AlQuran (Akaha, 1996: 193). Sehingga perbedaan qiriiatdalamal-Quran yang berkaitan dengan substansi Iafadz atau kalimat terkadang bisa mempengaruhi makna dari Iafadz atau kalimat tersebut dan ada kalanya tidak, adakalanya makna dari suatu suatu lafaz atau kalimat
Vol. 2, No.1, Juni 2014
85.
,.,
M. Ahyarudin
tersebut mempengaruhi ketika dalam pengambilan suatu hukum, begitu pula sebaliknya (Akaha, 1996: 201). Adapun contoh perbedaan qiriiat yang membawa kepada perbedaan dalam penafsiran terutama yang berkaitan dengan hukum syara " seperti: a. Menjelaskan apa yang mungkin masih global dalam qiriiat lainnya, seperti perbedaan qiriiatdalam surat al-Baqarah [222]:
"Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: «Haidh itu adalah suatu kotoran». oleh sebab itu hendaklah kamu menjaubkan diri/ wanita di waktu haid}; dan janganlah kamu menalf1Ma~lt mereka, sebelum mereka suci.2 apabila mereka telah Maka campurllab mereka itu di tempat yang di.perlntahkan kepadamu. SesunggubnyaAllab menyukai orang-orangyang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." v .. ,,~aH
larangan
istri ditetapkan sudah kembaH
suami
'-"""',,"UL
(qiriiat
Syu'ba,h, membaca dan dangkan Kasir, Nafi', Abu Ibn membaca (0~) (Mujahid, tt: 82). Berdasarkan qiriiat (0~), sebagian ulama menafsirkan ayat tersebut dengan; kamu bersetubuh dengan mereka, sampai mereka berhenti dari keluarnya darah haid mereka
INSYIRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qiriiat Al-QUf'an Sebagai Khazanah Kajian Keislaman
,I
,
$
Cfi1JO. Sedangkan qiriiat (J~) menunjukkan bahwa yang
dimaksudkan oleh ayat (.)~ Cs>".:/'Yo';; ~)) yaitu: Janganiah kamu bersenggama dengan mereka, sampai mereka bersuci C:~:\O. Namun demikian, para ulama berbeda pendapat tentang pengertian C~~:l\) sebagian ulama menyatakan, bahwa yang dimaksud adalah mandi. Sebagian dad mereka berpendapat, bahwa yang dimaksud adalah wudu'. Sebagiannya lagi mengatakan, bahwa yang dimaksud adalah mencuci atau membersihkan "kemaluan"tempat keluarnya darah haid tersebut. Sementara ulama lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud adalah, mencuci atau membersihkan "kemaluan" dan berwudu (al-Qurthubi, tt: 88). Kasus yang sama juga terjadi pada surat An-nisa [43]:
~ i-,"~1;~ ~ (S~ ;bi., SJI:a'l i;,)5 ~ i~l;' ~;JI ~~
"Hai orang-orang yang bertman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam mabuk; kamu ucapkan, sedang dalam saja, hingga kamu atau sedang dalam musafir atau datang dart tempat buang air atau kamu menyentub f}Pt"Ptn:f}u,an kemudian kamu tidak mendapat Maka bertayamumlah kamu den,gan (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Maha Pema lagi Pengampun."
Vol. 2, No.1, Juni 2014
87
M. Ahyarudin
Ayat diatas mempakan penjelasan tentang salah satu hal yang menyebabkan sese orang untuk bertayammum dalam kondisi tidak ada air adalah ketika ia telah menyentuh seorang wanita. Ibnu Kasir, Asim, Abu Amr dan Ibnu Amir membaca lamastum (~'l), sedangkan Hamzah dan alKisai membaca lamastum (~). Qiriiat dengan bacaan Ibnu Kas I ir lebih mempertegas pendapat yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan aulamastumunnisaa dalam ayat tersebut adalah ai-turns dalam arti yang sebenarnya adalah bersentuhannya kulit laki-laki dan perempuan, karena kata al-lurns tidak sepopuler kata al-mulamasat dalam arti bersetubuh (a-Qattan, 1973: 258). Menunjukkan hukum syara' tertentu tanpa hams mengulangi lafadz, seperti firman Allah dalam surat al-Maidah [6J:
mukamu dan kai'eim,u .<;,'1;mhai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit5 atau dalam perjalanan atau kembali darl tempat huang air (kakus) atau menyentuh6 perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang ."A-i .iUW", ,
88
1<:'t::JJl>uu,ruu
UUo'>UfJ j
INSYIRAH, Jumal nmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qiriiat Al-Qur'an Sebagai Khazanah Kajian Keislaman
baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Via hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur."
Ayat diatas menje1askan bahwa seseorang yang hendak mengerjakan sholat (jika berhadas), diwajibkan baginya untuk berwudlu dengan cara: mencuci muka, kemudian mencuci kedua tangan sampai siku, mengusap kepala dan membasuh kaki sampai mata kaki. Ibnu Kas I ir, Hamzah dan Abu Amr serta Asim riwayat Syu'bah membaca ~},), sedangkan Nafi' Ibn Amir dan al-Kisai serta Ashimri;"ayat Hafsh membaca ~}J)' Dalam qiriiatyang mengkasrahkan menjelaskan hukum menyapu sepatu ketika terdapat keadaan yang menuntut kemudian, dengan lafadz tersebut di 'atafl
~l'=
~ .;c
up
VoL 2, No.1, Juni 2014
"
~ ~;J
J."
~t
~"jl
/
L.
J.
J.
~
~ ~j
89
M. Ahyarudin
"Dan bagimu (suaroi-suaroi) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-istenmu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dan harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik lakilaki maupun perempuan yang tldak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dan seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak me~mt>eri mudharat (kepada aWi waris)? (Allah menetapkan yang itu sebagaO Allah, Allah
au,cuau
0.'.....' . u .. '"
dan saudara oereIllv,uan laki-Iaki dan saudara perempuan seibu saja, Sa'ad bin Abi Waqosh terdapat
tambahan (il i f ~i hukum yang di-ikbtilaf-kan oleh para ulama, seperti dalam surat al-Maidah (89):
90
INSYlRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qiriiat Al-Qur'an Sebagai Khazanah Kajian Keislaman
~
fl.n·.·.. "~ ...<:".'.·.• 1.:'.1; ()j~.~ # .
..•
"Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi Makan sepuluh orang miskin, Yaitu dati makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau membeti pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya)."
Dalam memahami ayat tersebut, para ulama berbeda pendapat tentang kifarat berupa memerdekakan budak. Bagi orang budak yang dimerdekakan yang melanggar sumpah, im mukmin ataukah Dalam salah sam syazat disebutkan au tahrint raqabatin mu Tambahan kata tersebut merupakan takhrij bagi pendapat ulama seperti Imam Syafi'i CAP, 1995: 249). e. Tafsir atau penjelas terhadap suaru lafaz I aI-Quran yang mungkin sulit unmk dipahami maknanya, seperti dalam surat al-Qori'ah [5J: "wa takunuljibalu kal'ihnil man!ulsy". Dalam salah sam qiriiat syazat kata kal'ihni dibaca dengan kashshuufi CAP, 1995: 253).
Vol. 2, No.1, Juni 2014
91
M. Ahyarudin
f.
Menguatkan pemahaman makna, seperti dalam surat Alfatihah [4] yang berbunyi (Maliki yaumiddin), bias dibaea dengan (Maliki yaumiddin). Pemahaman tentang ayat ini bahwa Allah satu-satunya pemilik dan raja.
g. Memberikan rasa bahasa yangberbeda. Seperti dalam surat ali-Imran [81]: "Ataitukum min kitab". Dalam qiriiat lain diriwayatkan dengan "Atainaakum min kitaab''. Terkadang Allah membahasakan diriya dengan kata Aku untuk menyatakan keakraban dan Kami untuk menyatakan kekuasaannya (http://itfanansory.blogspot.eom/2007/10/qiraatal-Quran.html).
KESIMPULAN
Dari beberapa uraian diatas dapat kita lihat bahwa, qiriiat yang dipakai oleh umat muslim sangat beragam. Adapun keragaman qiriiat tersebut berasal dari Nabi yang diajarkan kepada para sahabat pada masa itu dengan maksud untuk memudahkan mereka dalam eara membaea al-Quran . Qiriiat sab'ah dikenal didunia Islam pada akhir abad kedua
hijriyah, dan dibukukan antara lain pada akhir abad ketiga hijriyah di Bagdad, oleh seorang pakar qiriiat bersama Ibn Mujahid Ahmad ibn Musa ibn 'Abbas.Adapun ketujuh qari' tersebut adalah qiriiat Ibn 'Amir, Ibn Kas I ir, 'Asim, Abu 'Amr, Harnzah, Nafi' dan qiriiatal-Kasa'i. Adanya perbedaan qiriiat dalam al-Quran, khususnya yang berkaitan dengan ayat-ayat hukum, ternyata dapat menambah wawasan serta memperkaya altematif bagi kaum muslimin dalam memahami·dan mengamalkan hukum Islam. Karena itu, informasi mengenai hal ini perlu dimasyarakatkan minimal dikalangan terbatas, seperti UIN dan lAIN ataupun di perguruan-perguruan tinggi Islam lainnya.
INSYIRAH, Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Variasi Qiriiat Al-Qur'an Sebagai Khazanab Kajian Keislaman
DAFfAR PUSTAKA
AF, Hasanuddin, Perbedaan Qiriiat dan Pengarnhnya Terhadap Istinbath Hukum Dalam Al-Quriin, (Jakarta: PT RajaGrafmdo Persada, 1995), Akaha, Abduh Zulfidar, Al-Quriin dan Qiroat, (Jakarta: Pustaka AIKautsar, 1996). Badr, Imam aI-Din Muhammad al-Zarkasyi, Al-Burbanfl 'Ulum alQuriin , (Mesir: Isa al-Babi al-Halabi, u). Djalal, Abdul, Ulumul Qur'an, (Surabaya : Dunia Ilmu, 2000). Hadi, Abdul al-Fadli, Al-Qiriiat al-Quriiniyyab, (Beirut: Dar al-Majma' al-'Ilmi, 1979). http://irfanansory.blogspot. com/20071101qiraat-al-Qudin.html Muhaisin, Muhammad Salim, Fit Rihaab al-Quriin aI-Karim, AlKulliyat Al-Azbariyab, (Kairo,U). Qattan, Manna', Mababis fl Ulumi al-Quriin, (Beirut: Man-syurat al-'Ashr alliadis,1973), Ibn aI-Jazar, Munjid al-Muqri-iin wa Mursyid at-Thalibiin, dengan pengulas DR. Abdul Hayyi AI Farmawi, (Kairo). Qattan, Manna', PembabasanIlmuAl-Quriin, terj. Halimuddin, karta: PT Rineka Cipta, 1993). Syihabuddin, Imam al-Qasthalani, !alba 'if al-Isyarat Ii Funun Qiriiat, (Mesir: al-Majlis al-A'lali al-Islaroiyyat, Wahid, Abdul, Ulumul Qur'an, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 1994). Catatan Akhir 1 Maksudnya menyetubuhi wanita di waktu haid. sesudah mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah berhenti darab keluar. 3 Sehubungan dengan mi, para ulama telah sepakat tentang haramnya seorang suami melakukan hubungan seksual dengan istrinya yang sedang haid. Sarna halnya dengan kesepakatan mereka, tentang bolehnya melakukan istimta' (bercumbu) bagi seorang suami dengan istrinya yang sedang haid. 2
VoL 2, No.1, Juni2014
4 Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat jUga larangan untuk bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi. 5 Maksudnya sakit yang tidak boleh kena air. 6 Artinya menyentuh. Menurut jumhur diartikan menyentuh, sedangkan menurut sebagian ahli tafsir diartikan menyetubuhi. 7 Memberi mudhar£4t kepada waris itu ialah tindakan-tindakan seperti: Pertama, mewasiatkan Iebm dari sepertiga ham pusaka. Kedua, berwasiat dengan maksud mengurangi harta warisan. SekaHpun kurang dari seperuga bila ada niat mengurangi hak waris, juga tidak diperbolehkan.
94
INSYJRAH, Jumal !Imu Bahasa Arab dan Studi Islam