16
V. HASIL A. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan pada petak 10i, RPH Tenjo, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten dengan luas areal penebangan 12 Ha dan jumlah pohon yang akan ditebang berjumlah 2.654 pohon dengan jumlah taksasi produksi sebesar 592.61 m3. Banyaknya ulangan waktu kerja sebanyak 90 kali ulangan penebangan atau 3.40% dari total pohon yang ditebang. Pelaksanaan pengamatan dan pengukuran waktu kerja penebangan dilakukakan pada tanggal 19, 20, 21 Juni 2006 untuk tiap operator yang terpilih. Berikut ini adalah tabel mengenai pelaksanaan kegiatan penelitian : Tabel 3 Pelaksanaan kegiatan penelitian Tanggal 19 Juni 2006
Waktu 07.45 – 09.30
Kegiatan Pengukuran waktu kerja penebangan untuk operator Muhadin
Hasil Kegiatan 30 kali ulangan penebangan
20 Juni 2006
07.45 – 09.30
Pengukuran waktu kerja penebangan untuk operator Udin
30 kali ulangan penebangan
21 Juni 2006
07.45 – 09.30
Pengukuran waktu kerja penebangan untuk operator Danil Jumlah sampel pengamatan dan pengukuran Rata-rata sampel pengamatan dan pengukuran
30 kali ulangan penebangan 90 kali ulangan 30 ulangan/hari
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengukuran waktu kerja penebangan untuk tiap operator dilakukan pada jam 07.45, pada saat operator memulai penebangan pertama dan pengukuran berakhir pada jam 09.30. Pengukuran waktu kerja penebangan dilakukan terhadap tiga operator yang terpilih. Untuk tiap operator yang terpilih pengukuran dilakukan sebanyak 30 kali ulangan penebangan.
B. Penetapan Sampel Tenaga Kerja Penebangan (operator) Penetapan jumlah sampel tenaga kerja penebangan yang diteliti dalam penelitian ini adalah secara sengaja (purposive) berdasarkan tahun kerja terlama yang dimiliki oleh tiap operator. Jumlah operator yang diamati sebanyak tiga operator dari 14 operator yang ada. Jumlah operator dan tahun kerja yang dimiliki akan disajikan dalam tabel berikut :
17
Tabel 4 Jumlah dan tahun kerja yang dimiliki oleh tiap operator No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Operator Rosul Danil Ekong Dirman Jaya Edi Iming Dartim Marsa Endam Ukon Dedi Muhadin Udin
Tahun Kerja ( Thn ) 10 Thn 11 Thn 5 Thn 6 Thn 1 Thn 7 Thn 9 Thn 9 Thn 4 Thn 1 Thn 2 Thn 3 Thn 10 Thn 12 Thn
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah operator yang memiliki tahun kerja terlama di antara operator lainnya adalah Muhadin (10 thn), Danil (11 thn) dan Udin (12 thn). Tiga operator ini yang akan diamati mengenai waktu kerja penebangan yang dihasilkan oleh tiap operator tersebut.
C. Profil Operator Operator penebang adalah orang yang bekerja mengoperasikan alat berupa gergaji rantai yang digunakan untuk melakukan penebangan. Tugas utama dari operator adalah menebang pohon dan membagi pohon menjadi sortimen-sortimen dengan ukuran yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya di lapangan selain mengerjakan tugas utamanya, operator juga bertugas untuk menentukan posisi arah rebah pohon untuk mempermudah dalam kegiatan pembagian batang serta pengangkutan yang dilakukan oleh kelompok penyarad. Menurut Direksi Perhutani Jawa Timur 1972 sesungguhnya tugas penentuan arah rebah pohon merupakan tugas mandor tebang, antara lain memegang persediaan hasil hutan, memegang tebangan dan teresan (dalam hal ini menentukan arah rebah), memimpin karyawan tebangan dan membantu KRPH. Untuk mencari informasi mengenai identitas diri dari ketiga operator yang diamati, maka dilakukan wawancara terhadap ketiga opertor tersebut. Dari hasil wawancara diperoleh mengenai profil operator, rumah dan pekerjaan. Berikut ini akan disajikan tabel mengenai hasil wawancara ketiga operator.
18
Tabel 5 Profil operator Profil Profil Operator Alamat
Operator Muhadin
Operator Udin
Operator Danil
Rata-rata
Kampung Bangkonol 40 tahun SD 5 orang
Singa Braja
Kampung Batok
40 tahun SD 7 orang
30 tahun SD 1 orang
37 tahun SD
Rp 600.000
Rp 500.000
Rp 650.000
Rp 580.000
10 tahun
12 tahun
11 tahun
11 tahun
Rumah sendiri
Rumah sendiri
Rumah sendiri
Rumah sendiri
Ukuran rumah Bangunan lain
88.16 m2 Kandang kambing
81 m2 Sumur dan gudang
48 m2 Sumur dan gudang
Lantai
Keramik
semen
Atap Dinding
Genteng Tembok
Keramik dan semen Genteng Tembok
Genteng Papan
Peralatan elektronik
Tidak punya
TV dan Radio
Tidak punya
Tanah yang dimiliki
Kebon dan halaman
halaman
halaman
72.38 m2 Kandang kambing, sumur dan gudang Keramik dan semen Genteng Tembok dan papan. TV, radio dan tidak punya Kebon dan halaman
Borongan
Borongan
Borongan
Borongan
Kuli dan tukang kayu
Kuli dan tukang kayu
Kuli dan tukang kayu
Kuli dan tukang kayu
Umur Pendidikan Jumlah anak Pendapatan rata-rata per bulan Pengalaman kerja sebagai operator Profil Rumah Kepemilikan rumah
Profil Pekerjaan Status pekerjaan di Perhutani Pekerjaan sambilan/lain
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa umur rata-rata ketiga operator tergolong muda (37 tahun), pendidikan terakhir yang ditempuh adalah tamatan SD. Masing-masing operator yang diamati sudah berkeluarga dan pendapatan rata-rata per bulan dari penghasilan sebagai operator sebesar Rp 580.000. Semua operator berstatus sebagai pekerja borongan di Perum Perhutani. Jika kegiatan penebangan di Perhutani tidak ada maka operator bekerja sebagai kuli dan tukang kayu. Untuk kondisi bangunan rumah, rata-rata rumah operator berukuran 72.38 m2, sudah tembok dan berkeramik.
19
D. Pelaksanaan Penebangan di BKPH Parung Panjang Sebelum
melaksanakan
penebangan
dilakukan
persiapan-persiapan
pekerjaan tebangan A2 terlebih dahulu. Pelaksanaan persiapan ini dilakukan atas dasar surat perintah persiapan tebangan A2 tahun 2006. Berikut tabel mengenai bentuk surat perintah persiapan tebangan A2. Tabel 6 Contoh surat perintah persiapan tebangan
20
Surat perintah persiapan tebangan ini dikeluarkan oleh Administratur KPH Bogor yang ditujukan kepada Asper atau BKPH Parung Panjang pada tanggal 18 Januari 2006. Isi dari surat tersebut adalah untuk melaksanakan persiapanpersiapan pekerjaan tebangan A2 antara lain pemeriksaan batas tebangan, her klem, TP, bagbagan, jalan sogokan, jalan sarad, alat-alat tebangan dan lain-lain pada areal tebangan. Dalam surat ini menegaskan bahwa pekerjaan persiapan tebangan A2 dapat diselesaikan selambat-lambatnya akhir bulan Januari 2006. Pada kenyataan di lapangan pekerjaan persiapan tebangan baru diselesaikan pada akhir bulan Mei. Untuk penyebab keterlambatan tidak ditanyakan penulis. Pelaksanaan penebangan di BKPH Parung Panjang tepatnya di petak 10i RPH Tenjo dilakukan atas dasar surat perintah pelaksanaan kerja tebangan produktif sesuai etat (tebangan A) tahun 2006 dikeluarkan oleh Administratur KPH Bogor yang ditujukan kepada Asper atau KBKPH Parung Panjang dan dikeluarkan berselang satu hari setelah dikeluarkannya surat perintah persiapan tebangan tepatnya pada tanggal 19 Januari 2006. Surat ini keluar satu hari setelah surat persiapan tebangan A2 diterima oleh Asper BKPH Parung Panjang. Berikut tabel mengenai bentuk surat perintah tebangan. Tabel 7 Contoh surat perintah tebangan
21
Dalam surat tersebut di atas memerintahkan kepada Asper BKPH Parung Panjang untuk melaksanakan tebangan hutan produktif sesuai etat dengan kelas umur pohon 9 tahun. Isi dari surat tersebut tidak ada penegasan mengenai waktu pelaksanaan penebangan. Menurut Mantri RPH Tenjo kegiatan pelaksanaan penebangan baru dimulai pada tanggal 17 Juni 2006. Hal ini diakibatkan oleh keterlambatan pekerjaan persiapan tebangan yang terselesaikan pada akhir bulan Mei 2006. Dalam pelaksanaan di lapangan penebangan yang diterapkan oleh Perum Perhutani adalah penebangan pohon demi pohon. Penebangan pohon demi pohon ini dilakukan dengan mengunakan gergaji rantai dengan merk Sthill 038 dengan panjang bar 80 cm.
E. Waktu Kerja Penebangan 1. Waktu Kerja Total Rata-rata Ketiga Operator Waktu kerja total rata-rata ketiga operator akan disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 8 Waktu kerja rata-rata penebangan per pohon Siklus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Waktu Kerja (menit/pohon) Muhadin Udin Danil 3.97 2.41 3.71 3.73 2.38 3.58 4.01 4.12 3.76 2.98 2.16 3.91 3.91 3.82 3.67 4.21 4.03 3.62 3.96 2.97 3.43 3.06 3.24 3.59 2.03 3.18 3.74 3.37 2.17 3.83 3.68 3.16 3.36 2.83 3.83 3.86 3.91 3.21 3.80 3.64 3.42 3.65 3.84 3.31 3.78 2.94 3.36 3.81 3.67 2.98 3.69 3.16 3.27 3.43 4.13 2.43 3.38 3.47 1.87 3.84 3.76 2.19 3.69 4.07 3.21 3.07 3.58 2.79 2.31 3.72 2.67 3.57 3.62 2.03 2.86
22
Lanjutan tabel 8 Siklus 26 27 28 29 30 Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Jumlah Total Ketiga Operator Rata-rata Total Standar Deviasi
Waktu Kerja (menit/pohon) Muhadin Udin Danil 2.17 3.27 3.63 2.43 2.56 2.47 3.74 2.43 3.87 1.73 2.63 2.56 2.76 2.81 2.96 102.08 87.91 104.43 3.40 2.93 3.48 0.65 0.60 0.44 294.42 3.27 0.62
Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa waktu kerja rata-rata yang dihasilkan oleh operator Udin yaitu sebesar 2.93 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.60, untuk operator Muhadin sebesar 3.40 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.65 dan operator Danil sebesar 3.48 menit/pohon dengan standar deviasi 0.44. Waktu kerja total rata-rata ketiga operator diperoleh sebesar 3.27 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.62. Berikut ini akan disajikan diagram batang mengenai waktu kerja total ketiga operator.
23
24
Dari diagram batang di atas menunjukkan adanya hasil waktu kerja ketiga operator yang bervariasi. Waktu kerja yang dihasilkan oleh operator Udin sebagian besar pada tiap siklusnya berada di bawah rata-rata waktu kerja total ketiga operator sebanyak 23 ulangan dari 30 ulangan yang diamati, artinya dalam tiap siklusnya Udin memerlukan waktu kerja dalam menebang lebih singkat dibandingkan dengan waktu kerja kedua operator (Muhadin dan Danil) sebagian besar pada tiap siklusnya berada di atas rata-rata waktu kerja total ketiga operator yaitu masing-masing sebanyak 21 dan 24 ulangan dari 30 ulangan yang diamati. Untuk melihat perbedaan rata-rata waktu kerja yang diperoleh masing-masing operator maka perlu dilakukan uji kesamaan varian. 2. Uji Kesamaan Varian Analisis varian merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji perbandingan rata-rata antara beberapa kelompok data. Uji kesamaan varian ini dilakukan untuk menguji perbandingan rata-rata waktu kerja yang dihasilkan antara ketiga operator, uji ini menggunakan program SPSS13 for Windows. Berikut prosedur yang akan dilakukan untuk menguji rata-rata waktu kerja ketiga operator : a. Hipotesa H0 : Rata-rata waktu kerja ketiga operator identik/tidak berbeda nyata H1 : Rata-rata waktu kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata b. Statistik uji : Uji F c. D = 0.05 d. Daerah kritis : H0 ditolak jika sig. < D e. Hasil pengolahan sebagai berikut : Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 9
Analisis sidik ragam (ANOVA) untuk rata-rata waktu kerja ketiga operator Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
5.325
2
2.662
8.118
0.001
Within Groups
28.531
87
0.328
Total
33.855
89
25
Dalam tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai pada kolom sign. sebesar 0.001. Dari hasil tersebut dijelaskan bahwa nilai sign. < D (0.001 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, jadi rata-rata waktu kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata, oleh karena itu perlu dilakukan uji lanjut. 3. Uji Lanjut Uji lanjut ini menggunakan program SPSS, berikut prosedur pengujian untuk mengetahui perbedaan rata-rata waktu kerja ketiga operator : a. Hipotesa H0 : Rata-rata waktu kerja ketiga operator i = j H1 : Rata-rata waktu kerja ketiga operator i j Dengan i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3 1 = operator Muhadin, 2 = operator Udin, 3 = operator Danil b. Statistik uji : Uji Tukey c. D = 0.05 d. Daerah kritis : H0 ditolak jika sign. < D e. Hasil Pengolahan sebagai berikut : Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 10 Uji lanjut untuk mengetahui perbedaan rata-rata waktu kerja ketiga operator
95% Confidence Interval (I) Operator
1
2
3
(J) Operator
Mean Std. Error Difference (I-J)
Sig. Lower Bound Upper Bound
2
0.47233
0.14786
0.005
0.1198
0.8249
3
-0.07833
0.14786
0.857
-0.4309
0.2742
1
-0.47233
0.14786
0.005
-0.8249
-0.1198
3
-0.55067
0.14786
0.001
-0.9032
-0.1981
1
0.07833
0.14786
0.857
-0.2742
0.4309
2
0.55067
0.14786
0.001
0.1981
0.9032
Dependent variabel : waktu kerja The mean difference is significant at the .05 level
26
Dalam tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai pada kolom sign. pada operator Udin terhadap operator Muhadin sebesar 0.005 dan nilai sign. pada operator Udin terhadap operator Danil sebesar 0.001. Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa nilai sign. yang diperoleh operaror Udin, nilainya kurang dari 0.05 artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi rata-rata waktu kerja penebangan yang diperoleh operator Udin tidak identik dengan rata-rata waktu kerja operator Muhadin dan Danil (berbeda nyata). Untuk operator Muhadin dan Danil dapat dikatakan identik (tidak berbeda nyata). Dari hasil kesimpulan uji lanjut di atas diperoleh dua kelompok operator yang memiliki kecepatan waktu kerja penebangan yang berbeda. Untuk operator Udin memiliki kecepatan yang lebih tinggi dengan waktu kerja yang diperoleh sebesar 2.93 menit/pohon untuk nilai standar deviasi 0.60 dibandingkan dengan kedua operator yang menghasilkan waktu kerja yang tidak berbeda nyata atau identik dengan hasil rata-rata waktu kerja kedua operator sebesar 3.44 menit/pohon dengan nilai standar deviasi 0.55 (hasil ini diperoleh dari rata-rata waktu kerja operator Muhadin dan Danil yang relatif identik). Untuk selisih antara waktu yang diperoleh dua kelompok sebesar 0.51 menit/pohon. Hal ini dapat dilihat dari tabel 8 di atas bahwa dalam tiap siklusnya operator Udin menghasilkan waktu kerja yang relatif singkat dibandingkan dengan kedua operator lainnya.
F. Prestasi Kerja Penebangan Prestasi kerja penebangan adalah hasil kerja atau produksi dalam satuan kerja per satuan waktu (M3/Jam). Dari hasil waktu kerja dan volume yang didapatkan oleh setiap operator penebang di RPH Tenjo dapat ditentukan prestasi kerja rata-rata ketiga operator. 1. Prestasi Kerja Total Rata-rata Ketiga Operator Prestasi kerja total rata-rata ketiga operator akan disajikan dalam tabel berikut.
27
Tabel 11 Prestasi kerja rata-rata penebangan (M3/Jam) Siklus 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jumlah Rata-rata Standar Deviasi Jumlah Total Ketiga Operator Rata-rata total Standar Deviasi
Prestasi Kerja (M3/Jam) Muhadin Udin Danil 4.52 3.36 3.93 4.21 3.08 4.83 5.45 3.05 3.14 2.90 3.41 3.60 3.21 4.21 4.25 3.47 2.78 2.70 3.96 2.94 2.60 3.36 3.82 2.98 3.60 3.10 3.85 3.49 3.15 3.24 106.19 3.54 0.66
3.88 3.43 6.22 2.39 4.69 2.53 1.94 3.15 3.94 2.65 4.63 2.66 4.39 4.61 4.76 4.36 3.88 5.00 2.63 2.61 2.63 2.91 3.82 2.27 2.40 2.86 2.63 2.37 2.91 3.18 102.32 3.41 1.04 332.61 3.70 0.98
3.94 3.37 5.24 4.59 3.84 3.78 2.97 3.49 3.77 5.15 3.59 4.95 2.57 4.91 6.06 3.84 4.86 4.11 4.49 5.29 5.68 2.78 2.36 3.95 2.59 5.10 2.86 5.58 5.51 2.88 124.10 4.14 1.07
Dalam tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi kerja rata-rata ketiga operator sebesar 3.70 m3/jam dengan nilai standar deviasi 0.98. Untuk prestasi kerja rata-rata operator Danil lebih besar dibandingkan dengan kedua operator lainnya yaitu sebesar 4.14 m3/jam dengan nilai standar deviasi 1.07. Sedangkan untuk operator Muhadin prestasi kerja rata-rata yang diperoleh sebesar 3.54 m3/jam dengan nilai standar deviasi 0.66 dan operator Udin sebesar 3.41 m3/jam dengan nilai standar deviasi 1.04. Untuk melihat lebih jelas mengenai prestasi kerja yang diperoleh masing-masing operator dalam tiap siklusnya, dibawah ini akan ditampilkan mengenai diagram batang prestasi kerja ketiga operator dalam tiap siklusnya.
28
29
Dalam diagram batang di atas menunjukkan adanya hasil prestasi kerja yang diperoleh ketiga operator bervariasi. Prestasi kerja untuk operator Muhadin ditunjukkan pada siklus ke-1 sampai siklus ke-30, operator Udin dari siklus ke-31 sampai siklus ke-60 dan operator Danil dari siklus ke-61 sampai siklus ke-90. Dalam tiap siklusnya ditunjukkan bahwa prestasi kerja yang diperoleh operator Muhadin relatif sama, sedangkan untuk operator Udin dan Danil berbeda. Hal ini dapat dilihat dari nilai standar deviasi yang diperoleh operator Udin dan Danil lebih besar dari satu (sebesar 1.04 dan 1.07), artinya penyebaran data yang ada sangat beragam terhadap nilai tengahnya. Untuk melihat perbedaan rata-rata waktu kerja yang diperoleh masing-masing operator maka perlu dilakukan uji kesamaan varian. 2. Uji Kesamaan Varian Analisis varian merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji perbandingan rata-rata antara beberapa kelompok data. Uji kesamaan varian ini dilakukan untuk menguji perbandingan rata-rata prestasi kerja yang dihasilkan antara ketiga operator, uji ini menggunakan program SPSS13 for Windows. Berikut prosedur yang akan dilakukan untuk menguji rata-rata prestasi kerja ketiga operator : a. Hipotesa H0 : Rata-rata prestasi kerja ketiga operator identik/tidak berbeda nyata H1 : Rata-rata prestasi kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata b. Statistik uji : Uji F c. D = 0.05 d. Daerah kritis : H0 ditolak jika sig. < D e. Hasil pengolahan sebagai berikut : Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 12 Analisis sidik ragam (ANOVA) untuk rata-rata prestasi kerja ketiga operator Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
8.996
2
4.498
5.079
.008
Within Groups
77.049
87
.886
Total
86.045
89
30
Dalam tabel di atas diperoleh nilai pada kolom sign. sebesar 0.008, dari hasil tersebut dijelaskan bahwa nilai sign. < D (0.008 < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, jadi rata-rata Prestasi kerja ketiga operator tidak identik/berbeda nyata, oleh karena itu perlu dilakukan uji lanjut. 3. Uji Lanjut. Uji lanjut ini menggunakan program SPSS, berikut prosedur pengujian untuk mengetahui perbedaan rata-rata presatsi kerja ketiga operator : a. Hipotesa H0 : Rata-rata prestasi kerja ketiga operator i = j H1 : Rata-rata prestasi kerja ketiga operator i j Dengan i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3 1 = operator Muhadin, 2 = operator Udin, 3 = operator Danil b. Statistik uji : Uji Tukey c. D = 0.05 d. Daerah kritis : H0 ditolak jika sign. < D e. Hasil pengolahan sebagai berikut :
Dari hasil pengolahan dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 13 Uji lanjut untuk mengetahui perbedaan rata-rata prestasi kerja ketiga operator 95% Confidence Interval (I) Operator
1
2
3
(J) Operator
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig. Lower Bound
Upper Bound
2
0.12867
0.24299
0.857
-0.4507
0.7081
3
-0.59700
0.24299
0.042
-1.1764
-0.0176
1
-0.12867
0.24299
0.857
-0.7081
0.4507
3
-0.72567
0.24299
0.010
-1.3051
-0.1463
1
0.59700
0.24299
0.042
0.0176
1.1764
2
0.72567
0.24299
0.010
0.1463
1.3051
Dependent variabel : prestasi kerja The mean difference is significant at the .05 level
31
Dalam tabel di atas diperoleh nilai pada kolom sign. pada operator Danil terhadap operator Muhadin sebesar 0.042 dan nilai sign. pada operator Danil terhadap operator Udin sebesar 0.010. Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa nilai sign. yang diperoleh operaror Danil, nilainya kurang dari 0.05 artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi rata-rata prestasi kerja penebangan yang diperoleh operator Danil tidak identik dengan rata-rata presatsi kerja operator Muhadin dan Udin (berbeda nyata). Untuk operator Muhadin dan Udin dapat dikatakan identik (tidak berbeda nyata). Hasil kesimpulan uji lanjut di atas diperoleh dua kelompok operator yang memiliki prestasi kerja penebangan yang berbeda. Untuk operator Danil memiliki prestasi kerja yang lebih tinggi dengan prestasi kerja yang diperoleh sebesar 4.14 M3/Jam untuk nilai standar deviasi 1.07 dibandingkan dengan kedua operator yang menghasilkan prestasi kerja yang tidak berbeda nyata atau identik dengan hasil rata-rata prestasi kerja kedua operator sebesar 3.48 M3/Jam dengan nilai standar deviasi 0.85 (hasil ini diperoleh dari rata-rata prestasi kerja operator Muhadin dan Udin yang relatif identik). Untuk selisih antara hasil prestasi kerja yang diperoleh dua kelompok sebesar 0.66 M3/Jam. Hal ini dapat dilihat dari diagram batang di atas yang menunjukkan bahwa prestasi kerja untuk operator Danil dalam tiap siklusnya menghasilkan prestasi kerja yang tinggi atau sebagian besar prestasi kerja yang dihasilkan dalam tiap siklusnya berada di atas kisaran selang rata-rata prestasi kerja total ketiga operator.