1
!
M!aR PE/??USThy:fic4;\
! I;lrr
Oleh :
~.':~rk.F ~ ~ ~ r ~ [ r.,c-:;i-hy
Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum (Ketua) Prof. Drs.Dasman Lanin, M.Pd., Ph.D (Anggota) Estika Sari, S.H. (Anggota)
Dibiayai Oleh : Program Hibah Kompetisi Tema B (PHKI-B) Batch IV Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor :91/UN35/PS-DIPA/P2T/2012 Tanggal 6 Januari 2012, Universitas Negeri Padang
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Ilmu Sosial Politik Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang Desember, 2012
I
I
1
~
I
I
I
HALAMAN PENGESAHAN TEACHING GRANT I .a. Judul Teaching Grant : Peningkatan Prestasi Mahasiswa Melalui Metode Jigsaw dalarn Mata kuliah Teori dan Hukurn Konstitusi di Prodi Pendidikan Kewarganegaraan Semester Genap 20 12 b. Mata Kuliah : Teori dan Hukurn Konstitusi 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar : Aldri Frinaldi, S.H., M-Horn. b. Jenis Kelarnin : Laki- laki c. GolIPangkat dan NIP : Pembina / IV a / 19700212 199802 1 001 d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala e. Jabatan Struktural : llrnu Sosial Politik / Ilmu Sosial f. Jumsan 1 Fakultas g. Pusat Penelitian : Lernlit Universitas Negeri Padang h. Alarnat Ketua Pengusul - Kantor / TelpIFax : JI. Prof.DR Harnka Air Tawar Padang / (075 1) 445 187 - Rumah/ Telp :Jl. Anggrek No. 49 Air Tawar Barat Padangl08 1363449741 - Ernail :
[email protected] 3. Anggota Peneliti a. Narna Anggota 1 : Prof. Dasman Lanin, 1IZPd.Ph.D. b. Narna Anggota 2 : Estika Sari, S.H. a. Lokasi Penelitian : Lingkungan Perkuliahan FIS UNP di Kota Padang b. Kerjasarna dengan lnstitusi lain :Tidak ada c. Jangka Waktu Penelitian : 6 (enarn) Bulan d. Biaya yang diperlukan : Rp. 20.000.000,- (duapuluh jufa rupiah) Padang 10 Desernber 20 12 Mengetahui Ketua Jurusan ISP FIS UNP
4
M. Fach Adnan, Ph.D. enyetujui :
,
. I
10011989031002
Halaman
................................................................................ i .. HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................11 ... ASTRAK ........................................................................................................ 111 PRAKATA .....................................................................................................iv DAFTAR IS1 ..................................................................................................v DAFTAR GAMBAR ................................................................................... .vi .. DAFTAR LAM PI RAN ..................................................................................VIi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................. . . . ............................................. 4 HALAMAN JUDUL
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................4 BAB I1 TTNJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6
...............................................................14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................24 BAB 111 METODE PENDEKATAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 60
......................................................................................62 LAMPIRAN ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA Keterangan Lampiran 1 :Instrumen alat/media,dan metode pengajaran, termasuk GBPP, SAP, dan bahan ajar Lampiran 2 : Biodata Personalia pelaksana teaching grant (ditandatangani) Lampiran 3 : Dokumentasi kegiatan (bila ada)
Abstrak Peneljtjan dilakukan terhadap mahasiswa yang mengambil mata kuliah teori dan Hukum Konstitusi 3 (tiga) sks (sistem kredit semester) pada seksi 44567, kode mata kuliah PKn 166 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 60 (enam puluh) orang, angkatan tahun 2010. Lokasi penelitian dilakukan di lokal perkuliahan yang diperuntukkan bagi prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Lokal yang digunakan dalam perkuliahan ini adalah lokal D.41 di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang. Metode pendekatan dilakukan dengan kualitatif tetapi juga didukung dengan pre test dan post test dengan menggunakan statistik mean (rerata) dan persentase. Kemudian metode pengembangan dan implementasi model Jigsaw dalam mata kuliah teori dan hukum konstitusi yang sesuai dengan silabus dengan 2 (dua) siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan metode jigsaw dengan modifikasi terbukti marnpu membuat perubahan peningkatan kemampuan wawasan mahasiswa dan hasil belajar secara signifikan. Adapun bentuk modifikasi tersebut yaitu; (a) Dilakukan dengan adanya 2 (dm) orang ahli dari kelompok asal masing-masing; (b) para ahli dalarn diskusi pada kelompok ahli membuat resume dari materi, topik, yang sesuai dengan komptensi dasar yang sesuai dengan daftar pertanyaan diajukan dosen sebelurnnya ;(c) dilakukan diskusi kelas pada akhir keseluruhan proses pembelajaran sebelum dilakukan Ujian Akhir Semester.
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahrnat dan berkat-NYA, tim peneliti dapat menyelesaikan laporan Teaching Grant ini. Penelitian ini berjudul "Peningkatan Prestasi Mahasiswa Melalui Metode Jigsaw dalam Mata kuliah Teori dan Hukum
Konstitusi di Prodi Pendidikan Kewarganegaraan
Semester Genap 2012". Penelitian ini dibiayai oleh : Program Hibah Kompetisi Tema B (PHKI-B) Batch IV Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor : 91/UN35/PSDIPAlP2T120 12 Tanggal 6 Januari 20 12, Universitas Negeri Padang. Disamping itu, tim peneliti juga mengucapakan terima kasih berbagai pihak memberikan dukungannya terutama para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Teori
dan Hukum Konstitusi seksi 44567 Prodi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakultas Ilmu social, Universitas Negeri Padang. Selain itu, juga kami tak lupa mengucapakan terima kasih kepada Bapak-bapak dan Ibu-Ibu : 1. Rektor Universitas Negeri Padang
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang 3. Ketua dan Sekretaris ISP FIS UNP serta Ketua Prodi PKn ISP FIS UNP. 4. Ketua Pelaksana Teaching Grant PHK Universitas Negeri Padang Tahun 20 12.
5. Staf Adrninistrasi pada Jurusan ISP FIS UNP serta teman-teman sejawat lainnya, maupun pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu. Akhirnya tim peneliti menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, untuk itu jika terdapat kekurangan dan kejanggalan dalam penulisan laporan ini maka tim peneliti membuka diri terhadap kritikan yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang. Padang, Desember 2012
Tim Peneliti
BAB I 1.1,
Pendabuluan
Perkuliahan Teori dan Hukum Konstitusi merupakan salah satu mata kuliah inti dalam prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) untuk melahirkan kompetensi dosen PKn yang profesional di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. Perkuliahan yang dilaksanakan selama ini, terutama pada semester genap 2010 dan 201 1 membahas 11 (sebelas) kompentensi dasar dengan jurnlah pertemuan tatap muka sebanyak 16 (enam belas) kali pertemuan yang diikuti sebanyak 60 (enam puluh) orang mahasiswa setiap rombongan belajar, dengan metode ceramah bervariasi yaitu ceramah yang diselang selingi oleh tanya jawab, ternyata perkuliahan ini berjalan mekanik dan kaku sehingga prestasi ril mahasiswa dalam ujian tengah semester dan ujian akhir semester belum maksimal. Rentangan prestasi para mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tersebut baru mencapai kompetensi dasar tertinggi dengan nilai 68 (enam puluh delapan), dan itupun kurang dari 15 % orang mahasiswa yang mencapai nilai tersebut, dan harnpir 50 % prestasi mereka berkisar nilai 40 - 50 (refleksi perkuliahan semester genap
tahun 20 10 dan tahun 201 1). Kompetensi dosen yang mengajar dalam perkuliahan ini berlatar belakang pendidikan berasal dari non kependidikan, yang memiliki referensi metode pembelajaran yang terbatas. Metode ceramah dan tanya jawab yang dilaksanakan juga tidak didasari oleh pengetahuan dari pelatihan pembelajaran yang memadai. Penguasaan metode oleh dosen dalam mata kuliah ini lebih banyak kepada peniruan penggunaan metode ini oleh dosen dan dosen yang mengajar semasa
pengalaman dosen yang bersangkutan belajar di sekolah dan kuliah di perdosenan tinggi dahulunya. Berdasarkan obsewasi pada semester genap tahun 201 1 yang teramati dari aspek perilaku yang muncul di kalangan mahasiswa pada perkuliahan ini, memperlihatkan sikap merasa jenuh, bosan, mengantuk, kurang bersemangat, dan sering keluar kelas untuk sesuatu keperluan dan kembali menjelang kuliah bubar. Upaya yang telah dilakukan oleh dosen mengatasi persoalan ini diantaranya menegakkan disiplin, memaksa mereka menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh dosen seketika, dan diwajibkan mencatatkan dengan mensupewisi catatan mereka pada waktu tertentu. Upaya ini ternyata secara artifisial berhasil membuat mereka rajin, tetapi disisi lain mereka menjadi tegang, berada dibawah tekanan dalam perkuliahan, dan merasa terpaksa dalam belajar. Menciptakan mahasiswa yang berkualitas merupakan keberhasilan dari suatu kegiatan belajar bersama seluruh komponen sekolah dalam memberikan tahapan atau proses pemberian pengalaman yang dapat dari hasil belajar mahasiswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Salah satu ukuran keberhasilan pendidikan yaitu hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar yaitu merupakan sesuatu yang dicapai atau yang dikuasai atau merupakan hasil dari proses belajar mengajar. Keberhasilan seorang mahasiswa tercermin melalui hasil belajarnya dipengaruhi faktor internal mahasiswa (tingkat intelegensi, motivasi, minat dan bakat, keinginan belajar, perkembangan mental mahasiswa), dan faktor eksternal mahasiswa (lingkungan belajar, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, teman sepermainan, dan metode pembelajaran yang digunakan dosen).
Rendahnya hasil belajar yang berdampak pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran dapat di sebabkan oleh beberapa faktor (dalam ha1 ini berkaitan dengan tidak efisiennya suatu proses pembelajaran) yaitu tidak fleksibelnya bahan ajar yang diberikan, tidak adanya variasi dalam mengajar, kurangnya umpan balik dari mahasiswa. Rendahnya hasil belajar juga disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya karena pembelajaran yang cenderung teoritis, materi yang terlalu padat dan pembelajaran yang singkat, kemampuan dosen yang masih rendah, penggunaan metode atau media yang kurang tepat dan tidak mencapai sasaran serta materi pelajaran yang kurang dikaitkan dengan kehidupan nyata, akibatnya mahasiswa sulit memahami materi yang diberikan dosen. Dari beberapa faktor diatas, fakta yang banyak ditemukan di lapangan adalah kurangnya variasi dosen dalam mengajar. Masih banyak dosen yang belum mampu memainkan peranan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa pada proses pembelajaran pada kurikulum pendidikan sekarang. Dimana dalam kurikulum sekarang murid di tuntut lebih aktif dan dosen hanya sebagi motivator. Tapi pada saat sekarang ini banyak dosen yang masih memberikan materi pembelajaran yang memakai metode yang konvesional seperti metode ceramah yang hanya mengandalkan daya ingat mahasiswa atau seberapa besar tingkat penghafalan mahasiswa terhadap suatu materi, ha1 inilah yang membuat mahasiswa menjadi bosan karena hams mengulang materi yang sama supaya teringat di kepala. Setelah direnungkan dan diskusi serta brainstorming dengan teman sejawat yang mempunyai kompetensi strategi pembelajaran maka persoalan ini
perlu dilakukan upaya jalan keluar atau solusi dalam bentuk lain. Metode yang tepat untuk memecahkan masalah perkuliahan di atas, dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi mata kuliah, yang sarat dan dominan kognitif bahkan filosofis serta sepi dari praktis, maka untuk penguasaan kompetensi karakteristik demikian
secara
komprehensif,
pendekatan
mahasiswa
sentris
dengan
meninggalkan dosen sentris sangat tepat digunakan metode Jigsaw. Tentu dengan metode Jigsaw peranan dosen bergeser menjadi perencana, fasilitator, dan monitoring serta evaluasi dalam pembelajaran perkuliahan ini. Dengan solusi metode Jigsaw ini diharapkan prestasi mahasiswa menjadi meningkat.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu: Metode Jigsaw yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan prestasi mahasiswa dalam mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi di prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang ? 1.3. Tujunn dan Manfaat Teaching Grant
Untuk menemukan model metode Jigsaw yang tepat dalam meningkatkan prestasi mahasiswa dalam mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi di prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, dalam bentuk media modul materi pembelajaran mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi.
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah : I) Untuk meningkatkan pmksionalisrne dosen mata kuliah Teori dan H u h
Konstitusi di prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 2) Untuk mengekktibn proses perkuliahan Teori dan Hukurn Konstihrsi di
prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu
Sosial
Universitas Negeri Padang. 3) Meningkatkan prestasr' mahasiswa dalam perkuliahan Teori dan Hukurn
Konstitusi di prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.
BAB I1
Belajar bukan sekedar mencatat, tidak pula sekedar menghafal, tetapi belajar merupakan suatu proses lebih menyeluruh dalam upaya memahami ilmu pengetahuan. Pemahaman ini salah satu dapat dilakukan dengan lebih menguatkan cam belajar dalam memahami makna dan interprestasi materi pembelajaran. Hamalik (dalam Ary, 201 1) mengatakan bahwa "Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam din seseorang yang dinyatakan dalam caracam bertingkah laku yang baru, bakat pengalaman dan latihan". Apabila dikaitkan dengan proses belajar di perguruan tinggi maka dalam mengajar dosen diharapkan menyajikan pelajaran yang bermutu dan mudah dimengerti oleh subjek didik sehingga kelancaran dalam proses belajar mengajar dapat terlaksana. Di dalam kegiatan proses belajar mengajar ini dosen harus menerapkan berbagai metode dan teknik mengajar yang baik. Menurut Roestiyah (dalam Iswatik. 201O), bahwa "dalam proses belajar mengajar, pengajar (guru atau dosen) hams memiliki strategi agar mahasiswa dapat belajar secara efektif dan efisien mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satunya adalah hams menguasai teknik-teknik penyajian yang disebut metode mengajar". Proses perubahan dalarn din' seseorang dari pengertian belajar diatas dapat berlangsung secara tepat guna manakala pengetahuan yang diperoleh mampu mengubah sikap dan aktivitas hidup manusia dalam meningkatkan prestasinya. Prestasi adalah segala pekerjaan yang berhasil. Ini berarti bahwa segala usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang baik dalam dunia pekerjaan maupun 6
dalam dunia pendidikan, terrnasuk dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar mahasiswa dapat meningkat jika diterapkan suatu teknik penyajian atau metode atau suatu model mengajar yang efektif digunakanoleh dosen dalam memberikan materi perkuliahannya. Makna prestasi belajar menurut Winkel (dalam Amir, 2008) merupakan suatu bukti usaha yang dicapai. Jadi dalam ha1 ini prestasi belajar merupakan bukti usaha belajar yang dilakukan seseorang sehubungan dengan apa yang telah dipelajarinya. Peserta belajar / peserta didik setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuannya, keterampilan maupun sikapnya. Dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sardiman, dalam Sandi, 2009). Peningkatan prestasi belajar mahasiswa merupakan suatu keniscayaan apabila diketahui secara pasti berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut Sukardi (dalam Herlina 2008), secara umum faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi, (1). Faktor fisiologis dalam belajar, suatu ha1 yang mendorong atau menjadi alasan dilakukannya perbuatan belajar adalah; (2). Adanya sifat ingin tahu untuk menyelidiki sesuatu; adanya sifat kreatif pada manusia ; (3) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru; (4). Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman; (5) adanya hukuman sebagai akibat daripada pelajaran. Untuk mengatasi faktor-faktor yang dapat menurunkan prestasi belajar mahasiswa maka seiring dengan dinamika zaman, yang mana saat ini di Indonesia 7
dalam masa reformasi lebih menghendaki sesuatu yang menekankan keberhasilan pemahaman pengetahuan karena banyak perubahan dalam pelbagai aspek kehidupan. Termasuk perubahan materi ajar dalam perkuliahan diantara materi Teori dan Hukum Konstitusi sejak dibentuk Mahkamah Konstitusi dan telah diarnandemen UUD 1945 sebanyak 4 (empat) kali. Di mana dalarn masa sebelumnya perubahan UUD 1945 merupakan sesuatu yang dianggap "tabu" dilakukan. Karena diperlukan pada program studi Pendidikan Kewarganegaraan dalam aspek kognitif bagi materi perkuliahan Teori dan Hukum Konstitusi, maka sepatutnya dilakukan pembelajaran secara kooperatif. Menurut Sunardi (2009) pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
mahasiswa
sebagai
anggota
kelompok
kecil
yang
tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap mahasiswa anggota kelompok hams saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi ajar. Dalam pem belajaran kooperatif terdapat ciri-cini yang rnem bedakannya dengan metode biasa. Hal ini dikemukakan oleh Ibrahim (dalam Umi, 2006) yaitu: a. Mahasiswa
bekerja
dalam
kelompok
secara
kooperatif
untuk
menuntaskan materi belajamya. b. Kelompok dibentuk dari mahasiswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c. Bila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda. d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu.
Adapun unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Lungdren (dalam Sandi,dkk, 2009) yaitu ; (1). Para mahasiswa hams memiliki persepsi bahwa mereka "tenggelam atau berenang bersama (2). Pengajar 1 pendidik hams memiliki tanggung jawab terhadap mahasiswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi (3). Para mahasiswa hams berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama (4). Para mahasiswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggota kelompok (5) para mahasiswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok (6) para mahasiswa berbagi kepemimpinan Banjamegara sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar (7). Setiap mahasiswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Pendapat lainnya menurut Thompson, et al. (dalam Vrys, 2008) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif mahasiswa belajar mahasiswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri atas 4 atau 6 orang mahasiswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemarnpuan mahasiswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk 9
melatih mahasiswa dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Senada dengan di atas maka menurut Slavin (dalam Respaty, 2007) pembelajaran kooperatif dilakukan usaha secara dalam pembelajaran yang khusus agar masing-masing mahasiswa dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, mahasiswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan. Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model Jigsawa. Menumt Arends (dalam Umi, 2006) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Lebih lanjut Ary (2011) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan mahasiswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 46 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang hams dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Mahasiswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga hams siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Lie (dalam Sandi, 2009) mengemukakan bahawa dengan menggunakan model ini maka para mahasiswa saling tergantung satu dengan yang lain dan hams 10
bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang di tugaskan. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian mahasiswa-mahasiswa itu kembali pada tim/kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk mahasiswa yang beranggotakan mahasiswa dengan kemampuan asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok mahasiswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends dalam Umi, 2006).
Kelornpok Asal
Kelornpok Ahli Gambar f . l l u s ~ sKeiompok i Jigsaw
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Jigsaw didesai selain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Selanjutnya diakhir akhir pembelajaran mahasiswa diberi modul sesuai keahlian secara individu yang mencakup topik materi untuk dibahas. Kunci tipe jigsaw ini adalah ini adalah interdepedensi setiap mahasiswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan diskusi dengan baik. Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, disusun langkahlangkah pokok: (1). Pembagian tugas (2). Pemberian lembar ahli (3). Mengadakan diskusi (4). Mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diatur secara instructional sebagai berikut (Slavin dalam Vrys, 2009).
1. Membaca
: mahasiswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca
materi tersebut untuk mendapatkan informasi. : mahasiswa dengan topik-topik ahli yang
2. Diskusi kelompok ahli
sama bertemu untuk mendiskusikan topik tersebut 3. Diskusi kelompok
ahli
kembali
menjelaskan topik pada kelompoknya
ke
kelompok
asalnya
untuk
4. Kuis
: mahasiswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua
topik
5. Penghargaan ke1ompok:penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok. Setelah kuis dilakukan, maka dilakukan perhitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok. Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan pada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor terakhir.
BAB III
Metode pendekatan dilakukan dengan kualitatif tetapi juga didukung dengan pre test dan post test dengan menggunakan statistik mean (rerata) dan persentase. Kemudian metode pengembangan dan implementasi model Jigsaw dalam mata kuliah teori dan hukum konstitusi yang sesuai dengan silabus dengan 2 (dua) siklus maka ditempuh langkah sebagai berikut: 3.1. Siklus 1
Dalam siklus satu ini, 40 (empat puluh) orang mahasiswa yang terdaftar dalam seksi mata kuliah teori dan hukum konstitusi semester genap 2012 dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kelompok ahli dan 8 (delapan) kelompok asal. Siklus satu ini terdiri dari persiapan tindakan termasuk pre- test, pelaksanaan tindakan, post- test dan akhirnya analisis, refleksildiskusi. 3.1.1. Persiapan Siklus 1.
Persiapan ini terdiri dari; a)
pre test,; b)pembentukkan kelompok asal ; c)
pembentukkan kelompok ahli dan menyiapkan materi per topik dalam bentuk bundel untuk masing-masing mahasiswa. a. Pretest
Proses inj disiapkan soal-soal pretest berdasarkan kompetensi dasar yang terdapat dalarn silabus sampai batas mid (tengah) semester.
b. Pembentukkan kelompok asal
Pernbentukkan kelornpok asal yang temliri dari 8 (delapan) kelompok asal yang beranggotakan 5 (lima ) orang sehingga mahasiswa yang bejumlah sebanyak 40 (empat puluh) orang terbagi habis, dan masing-masing memilih Ketua dan Sekretaris. c. Kelompok ahli
Kelompok ahli pada siklus pertama ini mernbahas 5 (lima) topik yang sesuai dengan 5 (lima) kompetensi dasar dalam silabus mata kuliah ini. 1) Kelompok ahli A, tentang : Apa dun bagaimana teori dan hukum
konstitusi, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menjelaskan pengertian, dasar, tujuan mempelajari teori dan hukum konstitusi. 2) Kelompok ahli B, tentang : Alasan dun posisi mempelajari teori dan
hukum Konstitusi, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menjelaskan Letak dan tempat Teori Konstitusi Dalam Sistem Ilmu Kenegaraan. 3) Kelompok ahli C, tentang : Analisis perbeahan dan persamaan
konstitusi dan Undang-undang Dasar, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target
mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menjelaskan istilah, pengertian konstitusi dan Undang Undang Dasar. 4) Kelompok ahli D, tentang : Keterkaitan antara teori dun hukum
konstitusi dengan hukum tata negara dun ilmu negara, beranggotakan
8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemarnpuan menjabarkan Undang-Undang Dasar sebagai konsep dasar sistem nasional. 5) Kelompok ahli E, tentang : Karakteristik dasar sebuah konstitusi
dalam negara, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8
(delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menguraikan tujuan, fungsi, sifat dan nilai konstitusi.
3.1.2. Menyiapkan materi per topik keahfian Dalam menyiapkan materi peneliti menggandakan materi yang dapat mendukung pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam silabus. Materi ini bersumber dari referensi yang sudah dipilih dan terdokumen dalam silabus. 3.1.3. Pelaksanaan Siklus 1 Semua persiapan di atas dioperasionalkan sebagai berikut:
a) Kelompok asal menyebar kepada kelompok ahli yang dikirimkan oleh kelompok asal masing-masing sesuai dengan keahlian yang dituju pada kelompok ahli. b) Diskusi dan menelaah materi yang dimiliki masing-masing dalam kelompok keahlian yang diikuti.
c) Kelompok ahli menyimpulkan kajiannya dan diskusinya berdasarkan kompetensi dasar yang hams mereka kuasai. d) Kelompok ahli kemudian bubar dan anggotanya kembali kepada kelompok asal masing-masing. e) Setiap anggota kelompok asal bertindak sebagai narasumber sesuai keahlian yang diperolehnya dari kelompok ahli sebelurnnya. Artinya masing-masing anggota kelompok asal yang mempunyai keahlian berbeda menjadi narasumber di kelompok asalnya secara bergiliran.
f) Ketua dan sekretaris di kelompok asal secara bersama-sama merangkum semua topik yang diskusi di kelompok asal berdasarkan kompetensi dasar yang ada di dalam silabus. g) Post test yang dilakukan dosen tehadap mahasiswa dengan menggunakan alat 1 soal yang sama dengan pre test. 3.1.4. Analisis, Refleksil Diskusi
Analisis dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan hasil pre test dengan
hasil post test dengan menggunakan statistik mean (rerata) dan t-test.
Refleksi dilakukan oleh peneliti dengan mahasiswa yang melakukan Jigsaw dengan mengungkapkan hal-ha1 yang berhubungan dengan proses Jigsaw yang mencakup suasana atmosfir kesenangan / ketidaksenangan kemudahan dan kesulitan dalam mencapai kompetensi dasar, dan keunggulan dan kelemahan dari proses jigsaw dari mahasiswa yang bewariasi dari segi jenis kelamin dan tingkat IPK mereka terakhir (IPK tinggi, sedang dan rendah).
Diskusi dilakukan oleh tim dosen dengan menggunakan informasi dari pre test dan post test yang dianalisis dengan mean dan t-test yang dikonfirmasikan dengan hasil wawancara yang telah direfleksikan oleh mahasiswa yang terlibat dalam jigsaw.
Dengan demikian ditemukan aspek-aspek positif dari proses model jigsaw yang diterapkan pada siklus satu, dalam peningkatan prestasi mahasiswa pada mata kuliah teori dan hukum konstitusi, disamping juga ditemukan aspekaspek negatif dari model jigsaw yang diterapkan pada siklus satu dan dirancang pula program tindakan perbaikannya sehingga diharapkan dapat menjadi model peningkatan prestasi mahasiswa yang lebih optimal
3.2. Siklus 2 Dalam siMus satu hi, 40 (empat puluh) o m g mahasiswa yang t e d a h r dalarn seksi mata kuliah teori dan hukum konstitusi semester genap 2012 dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kelompok ahli dan 8 (delapan) kelompok asal.
3.2.1. Persiapan Siklus 2. Persiapan ini terdiri dari; a)
pre test,; b)pembentukkan kelompok asal ; c)
pembentukkan kelompok ahli dan menyiapkan materi per topik dalam bentuk bundel untuk masing-masing mahasiswa. a. Pre test Proses ini disiapkan soal-soal p ~ t e s bedasarkan t kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus sampai batas mid (tengah) semester. Siklus dua ini terdiri dari persiapan tindakan termasuk pre- test, pelaksanaan tindakan, post- test dan akhirnya analisis, refleksildiskusi. b. Pembentukkan kelompok asal Pembentukkan kelompok asal yang terdiri dari 8 (delapan) kelompok asal yang beranggotakan 5 (lima ) orang sehingga mahasiswa yang berjumlah sebanyak 40 (empat puluh) orang terbagi habis, dan masing-masing memilih Ketua dan Sekretaris.
c. Kelompok ahli Kelompok ahli pada siklus pertama ini membahas 5 (lima) topik yang sesuai dengan 5 (lima) kompetensi dasar dalam silabus mata kuliah ini. 1) Kelompok ahli A, tentang : Konsep utama perubahan Undang-
undang Dasar, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menguasai tata cara (prosedur) perubahan Undang-Undang Dasar.
2) Kelompok ahli B, tentang : Relevansi konsep utama perubahan Undang-undang
Dmar
daIam
konstitusi
Republik
Indonesia,
beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang Kemampuan menguasai dan menganalisis tata cara perubahan UUD yang dianut oleh UUD 1945.
3) Kelompok ahli C, tentang :Recht en morale idee dalam pembentukan konstitusi, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8
(delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menjelaskan Sejarah pembentukan UUD 1945. 4) Kelompok ahli D, tentang :Jaminan kedaulatan rakyat dalam hukum
dasar Republik Indonesia, beranggotakan 8 (delapan) orang yang
berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam
kompetensi
dasar tentang
kemampuan
menguasai
dan
menganalisis sistem hukum dasar dan hukum dasar Negara Republik Indonesia 5) Kelompok ahli E, tentang :Kandungan isi konstitusi dalam persfektif
sejarah konstitusi Republik Indonesia, beranggotakan 8 (delapan) orang
yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menjelaskan sejarah perundang-undangan Indonesia.
3.2.2. Menyiapkan materi per topik keahlian Dalam menyiapkan materi peneliti menggandakan materi yang dapat mendukung pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam silabus. Materi ini bersumber dari referensi yang sudah dipilih dan terdokumen dalam silabus. 3.2.3. Pelaksanaan Siklus 2 Semua persiapan di atas dioperasionalkan sebagai berikut: a) Kelompok asal menyebar kepada kelompok ahli yang dikirimkan oleh kelompok asal masing-masing sesuai dengan keahlian yang dituju pada kelompok ahli. Diskusi dan menelaah materi yang dimiliki masing-masing dalam kelompok keahlian yang diikuti. b) Kelompok ahli menyimpulkan kajiannya dan diskusinya berdasarkan kompetensi dasar yang harus mereka kuasai. c) Kelompok ahli kemudian bubar dan anggotanya kembali kepada kelompok asal masing-masing. d) Setiap anggota kelompok asal bertindak sebagai narasumber sesuai keahlian yang diperolehnya dari kelompok ahli sebelumnya. Artinya masing-masing anggota kelompok asal yang mempunyai keahlian berbeda menjadi narasumber di kelompok asalnya secara bergiliran. e) Ketua dan sekretaris di kelompok asal secara bersama-sama merangkum semua topik yang diskusi di kelompok asal berdasarkan kompetensi dasar yang ada di dalam silabus.
f ) Post test yang dilakukan dosen terhadap mahasiswa dengan menggunakan
alat / soal yang sama dengan pre test.
3.2.4. Analisis, Refleksil Diskusi Analisis dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan basil pre test dengan
hasil post test dengan menggunakan statistik mean (rerata) dan t-test.
Rej7eksi dilakukan oleh peneliti dengan mahasiswa yang melakukan Jigsaw dengan mengungkapkan hal-ha1 yang berhubungan dengan proses Jigsaw yang mencakup suasana atmosfir kesenangan / ketidaksenangan kemudahan dan kesulitan dalam mencapai kompetensi dasar, dan keunggulan dan kelemahan dari proses jigsaw dari mahasiswa yang bervariasi dari segi jenis kelamin dan tingkat IPK mereka terakhir (IPK tinggi, sedang dan rendah). Diskusi dilakukan oleh tim dosen dengan menggunakan informasi dari pre
test dan post test yang dianalisis dengan mean dan t-test yang dikonfirmasikan dengan hasil wawancara yang telah direfleksikan oleh mahasiswa yang terlibat dalam jigsaw.
Hasil yang dari proses model jigsaw yang diterapkan pada siklus dua, diperoleh suatu model yang dapat diimplementasikan dalam peningkatan prestasi mahasiswa pada mata kuliah teori dan hukum konstitusi. Model jigsaw yang diperoleh dari hasil penelitian ini menjadi model peningkatan prestasi mahasiswa yang lebih optimal dalam perkuliahan pada prodi Pendidikan Kewarganegaraan secara lebih has.
3.3.
Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek penelitian adalah par mahasiswa yang mengambil mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi seksi 44567 dengan jumlah 60 (enam puluh) orang. Lokasi penelitian yaitu tempat dilaksanakannya perkuliahan pada lokal D.41 dan lokal lainnya di lingan Fakultas llmu Sosial, Universitas Negeri Padang. Perkuliahan berlangsung pada semester gasal Juli - Desember 20 12.
3.4.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar mahasiswa dalam penelitian ini dengan cam nilai individual mahaiswa digabung (dijumlahkan) dengan nilai kelompok asal dan dibagi dua sehingga diperoleh nilai akhir. Nilai kelornpok asal yang dijumlahkan tersebut diperoleh dengan menjumlah semua nilai individu dibagi dengan sebanyak jumlah anggota kelompok asal. Adapun rurnusnya yaitu
NT + N K Asal :2 = N A NK = Jumlah N1: Jumlah Anggota Kelompok Asal Penilaian diatas dilakukan pada siklus 1 dan pada siklus 2, dengan cam ini dapat diketahui apakah terdapat perubahan peningkatan nilai akhir atau tidak ada perubahan peningkatan nilai akhir. Sehingga dapat diketahui apakah metode ini mempunyai pengaruh terdapat hasil nilai belajar mahaiswa atau tidak mempunyai pengaruh. Selanjutnya persebaran nilai para mahasiswa tersebut dibuat dalam bentuk persentase dengan rumus :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Hasil Penelitian.
Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa yang mengambil mata kuliah teori dan Hukum Konstitusi 3 (tiga) sks (system kredit semester) pada seksi 44567, kode mata kuliah PKn 166 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 60 (enam puluh) orang, angkatan tahun 2010. Lokasi penelitian dilakukan di lokal perkuliahan yang diperuntukkan bagi prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Lokal yang digunakan dalam perkuliahan ini adalah lokal D.41 di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang. Namun mengingat perlu dilakukan percepatan perkuliahan untuk penyelesaian laporan penelitian ini, maka perkuliahan setelah ujian tengah semester dilakukan percepatan dengan biasanya perkuliahan dilakukan satu kali dalam satu minggu, dilakukan lebih satu kali dalam satu minggu dengan menggunakan lokal D.04, lokal D.26, lokal D.O1 disamping pada hari sesuai jadwal setiap hari senin pada jam perkuliahan ke 7 -9 pada lokal D.41. (copy d a h r kegiatan perkuliahan, terlampir). Selanjutnya, hasil penelitian ini diketengahkan dengan susunan sebagai berikut; 1) setting penelitian; 2) data pengamatan (obsewasi); 3) data wawancara; 4) refleksi dan diskusi yang meliputi pula keunggulan dan kelemahan siklus 1 dan
siklus 2. Setelah dikemukakan data yang telah diperoleh selama proses pembelajaran Teori dan Hukum Konstitusi dengan menggunakan metode jigsaw ini. Kemudian dilanjutkan dengan analisis dan pembahasan untuk member penjelasan lebih mendalam dari hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini.
4.2.Setting Penelitian SiMus 1.
Sebelum siklus 1 dilakukan terlebih dahulu dibuat kontrak belajar antara dosen Pembina mata kuliah dengan para mahasiswa yang mengambil ini. Setelah disepakati kontrak belajar tersebut kemudian ditandatangani oleh perwakilan mahasiswa dan dosen Pembina mata kuliah maka dibagikan silabus mata kuliah yang telah dibuat penjelasan perkuliahan dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw. Sebahagian besar mahasiswa dalam kelas ini telah mengetahui metode ini karena telah mendapatkan mata kuliah Strategi Pembelajaran. Namun begitu tim peneliti menjelaskan kembali tentang proses pembelajaran mata kuliah ini dengan metode jigsaw dengan memberikan gambaran bagaimana proses yang dilakukan yaitu pengertian kelompok asal, pengertian kelompok ahli, cara pemberian nilai kepada mahasiswa berkaitan dengan nilai secara individu, nilai kelompok dan pengaruhnya kepada nilai individu, cara pelaksanaan kegiatan pembelajaran, cara pembagian kelompok asal, pembagian kelompok ahli, cam berdiskusi, cara memperoleh bahan literatur diskusi selain bahan yang diberikan oleh tim peneliti. Pada kuliah awal tanggal 29 Agustus 2012 ini belum dilakukan pre test, clan pembagian kelompok asal dan pembagian kelompok ahli secara sementara karena para mahasiswa yang mengambil mata kuliah pada seksi ini masih ada kemungkinan berubah. Perubahan ini dapat terjadi karena para mahasiswa masih dalam masa tenggang waktu perubahan mata kuliah yang diambilnya. Pada pertemuan kedua tanggal 3 September 2012, dilakukan cross check kembali komposisi mahasiswa yang telah dibagi ke dalam kelompok asal dan kelompok
ahli, setelah dilakukan pengecekan ternyata memang ada beberapa mahasiswa yang tidak jadi mengambil mata kuliah ini dan ada yang baru masuk karena mengambil mata kuliah ini. Kemudian dilakukan penyisipan pada kelompok asal dan ahli yang kurang anggotanya kerana ada yang tidak jadi mengambil mata kuliah ini. Hasil pembagian kelompok yaitu : kelompok asal mahasiswa tersebut dibagi atas 12 (dua belas) kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 5 (lima) orang. Sedangkan kelompok ahli dibagi berdasarkan topik siklus 1 (satu) terdiri atas 5 (lima) kelompok yang jumlah anggota kelompok ahli 12 (dua belas) atau (tiga belas) orang masing-masing kelompok. Pada kelompok asal diberi kode kelompok 1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan kelompok ahli diberi kode kelompok ahli A, B, C, D, E. Dalam menentukan keanggotaan pada kelompok ahli yaitu setiap mahasiswa pada kelompok asal bernomor 1, 6, 11 menjadi anggota kelompok ahli A, bernomor 2,7,12 menjadi anggota kelompok ahli B, bernomor 3,8, menjadi anggota kelompok ahli C, bernomor 4, 9 menjadi anggota pada kelompok D, bernomor 5, 10 menjadi anggota kelompok ahli E. Pembagian mahasiswa yang dilakukan dengan pengambilan secara acak oleh dosen menggunakan daftar hadir perkuliahan semester Juli - Desember 2012, seksi 44567 (copy d a h r hadir terlampir). Adapun pembagian kelompok asal dan ahli pada siklus 1 ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Sedangkan topik masingmasing kelompok ahli dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Topik dan Kompetensi Dasar Ahli Siklus 1
I Kode
Kelompok
I1
Topik
Kompetensi Dasar
Apa dan bagaimana Kemampuan menganalisis teori dan hukum pengertian, dasar, tujuan konstitusi mempelajari teori dan hukum konstitusi Alasan dan posisi Kemampuan menielaskan Letak rnempelajari teoii dan dan tempat ~ e o r i Konstitusi hukurn konstitusi Dalam Sistem Ilmu Kenegaraan.
rl 1
Kelompok ahli B
Kelompok ahli C
Apa dun Bagaimana kemarnpuan pengertian Teori Sejarah, konstitusionalisme, Konstitusionalisme lahirnya konstitusionaiisme, hubungan dan perbedaan konstitusionalisme dan konstitusi antara [ kemampuan meniabarkan Kelompok ahli D ( Keterkaitan teori dan hukum undan$-undang Dasar " sebagai konstitusi dengan konsep dasar sistem nasional h k w n fatn negara dan ilmu negara Kelompok ahli E Karakteristik dasm kemampuan menguraikan tujuan, se buah konstitusi fungsi, sifat dan nilai konstitusi. dalam negara Sumber : Diolah Hasil Penelitian, 2012.
I
Materi di atas bersumber dari referensi yang sudah dipilih dan terdokumen sesuai materi dalam silabus perkuliahan ini. Setiap mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini diberikan silabus dan bahan untuk diskusi dalam kelompok ahli. Bahan-bahan yang telah disiapkan pada siklus 1 ini dibuat atas 5 (lima) topik sesuai dengan tabel diatas dan masing-masing mahasiswa pada kedua seksi mendapatkan bahan yang disediakan oleh Peneliti sesuai dengan topik kelompok ahli masing-masing dengan jumlah bahan 60 (enam puluh) buah yang dijilid. Materi yang diberikan pada siklus 1 ini setara dengan target materi hingga ujian tengah semester. Kegiatan diskusi pada kelompok ahli dilaksanakan 2 (dua) kali kegiatan, masing-masing diselenggarakan dalam jangka waktu setara 3 sks pembelajaran. Pada kedua ini dilakukan Pre Test kepada para mahasiswa yang 27
1
mengambil mata kuliah ini. Soal pre test meliputi materi dalam silabus hingga batas ujian mid semester. Soal pre test dibuat tertulis dan mahasiswa menjawab soal-soal pre-test yang dibagikan secara tertulis dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) menit. Lembar jawaban pre test serta soal pre test dikumpulkan oleh tim peneliti, soal pre test dikumpulkan bersama lembaran jawaban ini disebabkan soal yang sama akan diujikan kembali pada saat post test yaitu pada saat ujian mid semester nanti. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar mahasiswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan yang dilakukan meliputi pula keterlaksanaan model pembelajaran jigsaw ini oleh dosen dalam yang berada dalam kelas dan mengelola pembelajaran. Pengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran pada setiap materi perkuliahan Teori dan Hukum Konstitusi berlangsung dengan dinamis sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran jigsaw yang disusun atau tidak. Pengamatan terhadap kegiatan aktiviitas pembelajaran ini dilakukan oleh satu atau dua orang dosen tim peneliti dengan menggunakan panduan keterlaksanaan model pembelajaran jigsaw setiap pertemuan perkuliahan.
4.3. Data Pengamatan (Observasi) Siklus 1 Data pengamatan pada siklus 1 ini terdiri dari data yang diperoleh pada pengamatan diskusi kelompok ahli dan, kemudian data yang diperoleh pada pengataman diskusi kelompok asal. Masing-masing diklasifikasikan secara tersendiri guna memperoleh perkembangan dan dinamika aktifitas para mahasiswa dalam berdiskusi pada posisi yang berbeda.
Posisi yang berbeda dimaksudkan dalam penelitian ini ialah pada diskusi kelompok ahli para mahasiswa dalam posisi saling memperkuat kemampuan wawasan. Mereka secara bersama berusaha saling memahami secara bersama topic dan kompetensi dasar sesuai dengan keahliannya. Sebab setelah selesai diskusi pad kelompok ahli mereka hams mampu mempresentasikan, menjelaskan, beragumentasi dalam diskusi pada kelompok asalnya.
4.3.1. Data Pengamatan Diskusi Kelompok Ahli Pengamatan pelaksanaan diskusi yang dilakukan oleh kelompok ahli dalam metode jigsaw ini berlangsung pada tanggal 3 September 201 2, tanggal 10 September 201 2, tanggal 17 September 201 2.
Diskusi yang dilakukan pada
kelompok ahli oleh pada mahasiswa yang telah terbagi seperti mana yang terdapat pada lampiran 1 dan topic seperti mana pada table 4.1. di atas. Untuk memudahkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti maka pola susunan kelompok diskusi para ahli ini disusun berdasarkan skema berikut. Skema 4.1. Susunan Letak Diskusi Kelompok Ahli
Lokal D.41 pada lingkungan FIS UNP
pzlq
pengamatan kegiatan dan aktifitas diskusi, yang dilakukan para mahasiswa pada kelompok ahli masing-masing. Selain berada pada posisi depan (meja dosen) dalam kumn waktu tertentu tim peneliti berjalan mendekati kelompok diskusi, tanpa melakukan intervensi apapun terhadap semua proses diskusi kelompok ahli yang terjadi. Hanya apabila ada pada kelompok diskusi ahli tertentu bertanya, untuk mendapat penjelasan topic yang sedang mereka diskusikan, maka tim peneliti membantu memberikan penjelasan topic atau materi yang ditanyakan tersebut. Selanjutnya, hasil pengamatan diskusi kelompok ahli disajikan pada table dibawah ini. Tabel 4.2. Pengamatan Diskusi Kelompok Ahli Siklus 1 Kelompok Ahli Kelompok Ahli A Jumlah Kelompok Ahli B
I Tanggal 3-09-12 1 I Aktif :7 \ I Kurang Aktif
1 1 Aktif
:3
12 :6 Kurang Aktif : 5 Tidak Aktif : 1 12 Jumlah Kelompok Ahli 1 Aktif :8 C I Kurana Aktif :2 Tidak Aktif :2 12 Jumlah Kelompok Ahli Aktif :7 D Kurang Aktif : 4 Tidak Aktif : 1 I 12 Jumlah :6 Kelommk Ahli 1 Aktif E Kurang Aktif :4 Tidak Aktif :2 12 Jumlah
1
l
1
1 1
1 1 1
1 1
1 1
11
%
58 25
Tanggal 10-09-12 Akti f :9 Kurana Aktif : 3 ~ i d a ikk t i f : 0 12 Aktif :9 Kurang Aktif : 1 ~ i d a k - ~ k t i f :2 12 Aktif :9 Kurang Aktif : 0 Tjdak Aktif :3 12
100 50 4 1,7 8,3 100 66,6 16.7 16;7 100 58,3 33,4 Kurang Aktif: 0 8.3 Ti dak Akti f 100 50 Aktif 33,3 16.7 100
I 1 1
I Tanggal 17-09-12 1 % 75 25
1 Aktif 1 Kurana Aktif
:I1 ) : 1
1
0 ~idakiktif : 0
1 1
1 1
100 75 8.3 16,7 100 75 0 25 100
1 I
1 1
12 Aktif : 12 Kurana Aktif : 0 ~ i d a k ~ k t i f: 0 12 Aktif : 11 Kurang Aktif : 0 Tidak Aktif : 1 12
100
1
1 1
100
Sumber : Diolah Hasil Penelitian, 20 1:
li'.:hlh' PERPUSTAKAAN : M 1 Y . REGERI PADARG
I
97 0.3 0 100 10 0 0 100 91,7 0 8,3 100
I
1 I
4.3.2. Data Pengamatan Diskusi Kelompok Asal
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh tim peneliti pada diskusi kelompok asal disajikan pada tabel berikut. Tabe1.4.3. Keaktifan Mahasiswa Diskusi Kelompok Asal Kelompok Asal
Tanggal 24-0920 12
%
Tanggal 01-102012
%
Tanggal 08- 102012
%
Tanggal 15-10-2012
Kdompok Asal 1
Aktif
:3
60
Ak-tif :1
20
Aktif :2
40
Aktif
Kurang aktif : 2
40
Kwang aktif : 4
80
Kurang aktif : 3
60
Kurangaktif :4
Tidak aktif : O 5
0
0
Tidak aktif :0
100
Tidak aktif : O 5
0
I00
Tidak aktif : 0 5
Aktif
:4
80
Aktif
:1
20
Aktif
:2
40
Aktif
:2
40
Kurang aktif : 1
20
Kurang aktif : 4
80
Kurang aktif : 3
60
Kurang aktif : 3
60
Tidak aktif : 0 5
0 100
Tidak aktif :0 5
0 100
Tidak aktif :0 5
0 100
Tidak aktif :O 5
:3
60
Aktif
Kurang aktif : 2
40
Tidak aktif : O 5
Jumlah Kelompok asal2
Jumlah Kelompok asal 3
Jumlah Kelompok asal4
K m g aktif : 2
K m g aktif : 2
Kurang aktif : 4
0 100
Tidak aktif : 1 5
Tidak aktif :0 5
Tidak aktif :O 5
Aktif : 1
20
Aktif
Kurang aktif :4
80
Kurang aktif : 2
Kelompok asal5
5
0
:2
40 40 20
Tidak aktif : 1
100
5
Aktif : 2
40
Aktif
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif :3
Tidak
100
Tidak
:2
Aktif
100
20
80 0 100
Aktif
Tidak aktif : 0 Jumlah
5
I00
Aktif : 3
Aktif
:2
:1
yo
0 100
:1
:2
Aktif : 2
Kurang aktif :3
Kurang aktif : 1
Tidak aktif : O
Tidak aktif : 2
100
100
5
100
40
Aktif : 4
80
Aktif : 0
0
60
Kurang aktif : 1
20
Kurang aktif :5
100
Tidak
5
Tidak
100
aktif : 1 Jurnlah Kelornpok asal 5
20 100
5
aktif
:0
5
0 100
aktif
:0
5
0 100
aktif
:0
0
5
100
:2
40
Aktif : 3
60
Aktif : 1
20
Aktif : 2
20
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif : 3
60
Kurang aktif : 3
60
Ti dak aktif : 1 5
0 100
Tjdak aktif : 1 5
20 100
Ti dak aktif : 0
0
20 100
Aktif : 3
60
Aktif
40
Aktif : 3
60
Aktif
:4
80
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif :2
40
Kurang aktif : 1
20
Tidak aktif :0 5
Tidak aktif : 1 5
20 100
Tidak aktif :0 5
0 100
Tidak aktif :0
0
0 100
Aktif : 2
40
Aktif r4
80
Aktif :3
60
Aktif :2
40
Kurang aktif : 3
60
Kurang aktif : I
20
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif : 2
40
Tidak aktif : O
0
0
Tidak aktif : 1
100
Tidak aktif : O 5
20
0
lumlah
Tidak aktif : O 5
Kelompok
Aktif : 4
80
Aktif : 2
40
Aktif : 3
60
Aktif
:2
40
Kurang aktif : 1
20
Kurang aktif : 3
60
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif : 2
40
Tidak aktif : O 5
Tidak aktif : O 5
0 100
0 1 00
Tidak aktif : 1 5
20
0 100
:4
80
Aktif
Kurang aktif : 1
20
Kurang aktif :2
40
0
Tidak aktif
40
Jurnlah Kelornpok asal 6
Jurnlah Kelompok asal 7
Aktif
100
Ti dak aktif :0 5
:2
5
100
5
100
100
5
5
1 00
asal8
Jumlah Kelornpok asal9
Aktif : 2 Kurang aktif : 3
Jumlah Kelornpok asal 10
Tidak aktif : O 5 Aktif
:2
Kurang aktif : 3
40 60 0
Aktif : 2 Kurang aktif : 2
40 40 20
Tidak aktif : O 5
Aktif
100
Tidak aktif : 1 5
100
Tidak aktif : O 5
40
Aktif
80
Aktif
60
Kurang aktif : 1
20
Kurang aktif :3
:4
:2
100
100 :1
20
:2 5
40
Aktif
60
Kurang akti f :4
100 :1
20 80
Tidak aktif Jumlah Kelompok asal 11
Jumlah Kelompok asal 12
Jumlah
0
:O
5
Aktif
Tidak aktif
5
100 :2
0 :O 100
Tidak aktif : O 5
0
Tidak aktif
100
:0
5
:2
40
Aktif
:1
20
Aktif
Kurang 40 aktif :2
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif : 2
Tidak aktif : 1 5
20
Tidak
20
Tjdak aktif : 2
40
Tick&
akti f
Aktif
60
Aktif
:2
40
Aktif
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif : 3
60
Tidak aktif : O 5
0
Tidak aktif :0 5
0
:3
40
100
100
Aktif
:1
5
100
100
5
aktif 100
:3
:1
:2
5 :1
60
Aktif
Kurang aktif : 2
40
Kurang aktif : 3
Tidak aktif : 1 5
0
Tidak aktif
100
:1
5
umber :Diolah hasil penelitian, 20 12.
Dari data diatas terlihat pada siklus 1 ini keaktifan para mahasiswa pada diskusi kelompok asal masih belum diatas rata-rata 75 %. Hasil pengamatan faktor penyebabnya antara lain; karena masih ada yang kurang serius mendengarkan temannya presentase, kurang paham dengan presentase temannya yang menjadi ahli, menggangap enteng temanya yang presentasi, kurang yakin dengan apa-apa yang disampaikan oleh teman-temannya yang menjadi ahli pada kelompok asal masing-masing.
4.4. Data Wawancara
Dengan adanya metode ini digunakan dalam pembelajaran mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi, maka cara ini lebih baik daripada pembelajaran dengan metode ceramah. Pembelajaran dengan metode jigsaw ini, para mahasiswa merasa bergairah dan lebih bermotivasi dalam belajar, karena mempunyai
kesempatan bertanya dan aktif membahas materi, daya serap materi yang dikuasai lebih banyak dengan perkiraan lebih kurang sekitar 70 %, mudah memahami materi. Keunggulan metode jigsaw pada siklus 1 yang dikemukakan diatas dapat dilihat dari hasil wawancara dengan para peserta perkuliahan mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi berikut ini. Meningkatnya motivasi
untuk menguasai
materi perkuliahan
ini
diungkapkan oleh Riani Mafatila (wawancara, 24 September 2012 di lokal D.41) yaitu : "kami secara individu juga dipengaruhi oleh nilai kelompok kami ini. Jadi nilai bersama ini menjadi motivasi kami untuk aktif menguasai materi ini. Kekurangan yang diperoleh dari kelas dapat dimaksimalkan". Pendapat Riani diatas juga diperkuat oleh Huma Magridoni yaitu : "Dengan cara diskusi yang diberikan oleh kelompok ahli ini nampaknya kami bersemangat" Daya serap materi yang dikuasai lebih banyak dengan perkiraan lebih kurang sekitar 70 %, yang diungkapkan oleh Eva Supriani (wawancara, 24 September 201 2 di lokal D.4 1) yaitu : "Kasar-kasarnya bisa dikuasai, dan detilnya kami harapkan dari dosen. 70 % yang telah kami kuasai dapat menjadi modal dengan harapan dosen menambahnya 30 % lagi". Pendapat Eva diatas juga diperkuat oleh Wita Kurnala Sari yaitu : "Kami telah menguasai 70 % materi perkuliahan dengan cara diskusi dan presentasi ahli dalam kelompok kami". Kemudian, metode jigsaw dapat memudahkan mahasiswa dalam menguasai dan pemahaman materi, seperti yang diungkapkan oleh Hamdi Ulil Amri (wawancara, 24 September 201 2 di lokal D.41) yaitu :
Ada materi yang sulit dipahami kerena istilah yang tidak diketahui arti dan maknanya dengan tepat. Dengan cara jigsaw ini dapat memudahkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang di ajarkan".
"
Pendapat Hamdi diatas juga diperkuat oleh Cici Nur Azizah yaitu : "Anggota akan diyakini dapat menguasai secara maksimal karena hasil diskusi disertai resumenya". Kelemahan pembelajaran jigsaw siklusl antara lain; masih adanya mahasiswa yang pasif, adanya sebagian materi yang kurang dipahami, adanya ahli yang kurang menguasai materi keahliannya, tidak adanya diskusi kelas yang dilakukan bersama dosen untuk membahas materi yang kurang dikuasai dan tidak adanya inisiatif sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Yussi Karisma Insani (wawancara, 24 September 20 12 di lokal D.41) yaitu : "Bahwa kami tidak ada diskusi atas inisiatif sendiri. Alasannya bahwa dosen tidak ada mengarahkan untuk melakukan diskusi". Selanjutnya diungkapkan pula oleh Wita Kumala Sari (wawancara, 24 September 2012 di lokal D.41) yaitu : "Kelompok ahli kami tidak menguasai materi secara baik, karena kurang ada keinginan menguasai bahan materi. Sebab menunggu penjelasan lebih lanjut dari dosen yang bersangkutan". Kurang jelas materi yang disampaikan oleh ahli ini juga diungkapkan oleh Emil Dahlia (wawancara, 24 September 2012 di lokal D.41) yaitu : "Bahwa kelompok ahli kurang jelas elaborasinya karena ahli tersebut pasif dalam mendalami materinya". Yang diungkapkan oleh Emil dipertegas lagi oleh Aulia Gilsa Iskandar (wawancara, 1 Oktober 2012 di lokal D.4 1) yaitu : "Masih adanya teman yang kurang aktif dalam berdiskusi yang disampaikan para ahli dikelompok asal dan membicarakan yang bukan topic perkuliahan". Hal senada juga diungkapkan oleh Ria Aristin (wawancara, 1 Oktober 2012 di lokal D.41) yaitu : "Adanya anggota yang tidak focus dalam berdiskusi disebabkan anggota diskusi belum mengerti betul cara berdiskusi serta materinya dirasakan tidak penting". Kemudian wawancara yang dilakukan tanggal 15 Oktober 2012 di lokal D.41 dengan Lisa Fitri yaitu : "Masih adanya anggota diskusi dalam kelompok asal yang kurang paham terhadap materi perkuliahan yang didiskusikan".
Selanjutnya pendapat Nova Yulida, (wawancara yang dilakukan tanggal 15 Oktober 2012 di lokal D.41) Yaitu : "Hampir senada dengan pendapat Lisa Fitri, bahwa banyak anggota diskusi dalam kelompok asal yang kurang memahami materi". Hal ini juga diungkapkan oleh Nogia Divoni, (wawancara yang dilakukan tanggal 15 Oktober 2012 di lokal D.41) Yaitu : "Masih kurangnya pemahaman materi oleh anggota diskusi dalam kelompok asal karena kurang seriusnya para anggota kelompok asal dalam menerima dan berdiskusi". Berdasarkan hasil wawacara diatas terlihat pada siklus 1 para mahasiswa secara keseluruhan menganggap metode jigsaw lebih baik daripada metode ceramah yang terkesan monoton dalam proses pembelajaran. Narnun dalam ketuntasan materi dalam pembelajaran pada siklus 1 ini rata-rata dari jawaban mahasiswa diatas baru tercapai lebih kurang sekitar 70 %, sehingga lebih kurang sekitar 30 % belum dapat dituntaskan. Hal ini disebabkan adanya para mahasiswa yang masih kurang yakin dengan yang dijelaskan oleh temannya, adanya mahasiswa yang menjadi ahli kurang siap dalam memberikan materi, kurangnya kemampuan melakukan analisis terhadap materi yang dibahas walaupun telah dibantu dengan disediakannya modul kepada masing-masing ahli tersebut. Namun demikian secara keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dalam setiap kegiatan diskusi kelompok ahli ini meliputi; Tanya jawab dalam kelompok, menganalisis materi dalam silabus, mempersoalkan yang belum jelas maknanya, mencatat, mengambil kesimpulan untuk mereka sajikan pada kelompok asal mereka masing-masing. Hal ini telah terjadi dengan tertib dan dinamis. Pertemuan kesepuluh perkuliahan tanggal 29 Oktober 2012, semua mahasiswa mengikuti ujian mid semester dengan soal-soal ujian sama dengan
soal-soal yang telah diberikan pada saat pre-test. Sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya Post-test pada masa perkuliahan mid semester ini dilakukan dengan soal-soal yang sama dengan pre-test untuk mengetahui perkembangan hasil perkuliahan dengan menggunakan metode jigsaw ini. Lembaran jawaban Ujian Tengah Semester (UTS) yang merupakan Post Test dalam penelitian ini, setelah diperiksa dosen tim peneliti.
4.5. Setting Penelitian Siklus 2 Berdasarkan kondisi siklus I yang telah berlangsung tersebut dengan meilihat hasil pengamatan, hasil wawancara diatas, maka diperlukan suatu usaha tindakan perbaikan bagi peningkatan pembelajaran dan hasil belajar pada mahasiswa pada siklus 2. Untuk tim peneliti membuat rumusan evaluasi yang kemudian pada pertemuan perkuliahan ke 11 tanggal 5 November 2012, rumusan evaluasi ini dilakukan cross check dan dibahas bersama dengan para mahasiswa, yang peserta pembelajaran jigsaw mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi ini dalarn kelas. Pembahasan yang dilakukan dalam bentuk diskusi hasil evaluasi ini dilakukan untuk perbaikan pada siklus kedua. Proses diskusi berlangsung secara terbuka dan dinamis sehingga berhasil mernbuat rumusan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus 2. Adapun rumusan tindakan perbaikan yang dilakukan pada setting penelitian siklus 2, meliputi : A. Pengorganisasian, yaitu proses pembagian mahaiswa dalam kelompok asal dan kelompok ahli dilakukan dengan cara : a. Pada siklus kedua ini mahasiswa menjadi 6 (enam) kelompok asal dengan jumlah 10 (sepuluh) orang masing-masing kelompok.
b.Masing-masing kelompok mengirim 2 (orang) ahli untuk 1 (satu) topik keahlian pada kelompok ahli. c. Salah satu dari dua orang itu dianggapldiperkirakan oleh kelompok anggota yang terkuat. Artinya potensi kelompok terbaik tersebar ke semua kelompok ahli. d. Pada pertemuan akhir diadakan diskusi kelas. Sebelum diskusi kelas hal-ha1 yang tidak bisa dijelaskan oleh kelompok ahli yang mereka miliki, dicatat atau diinventarisasi sebagai bahan pertanyaan pada diskusi kelas. Sebelum dosen menjelaskan diberikan kesempatan menjawab dan menjelaskan kepada kelompok terkait terlebih dahulu. B. Materi, bahan materi sesuai topic dan kompetensi dasar selain tetap diberikan oleh dosen tim peneliti seperti pada siklus 1, dilakukan pula beberapa bentuk perbaikan meliputi: a. Sebelum diskusi ahli berlangsung dosen memberikan pertanyaan sekitar 5 (lima) buah bagi masing-masing kelompok ahli yang langsung terkait dengan pencapaian kompetensi materi tersebut. b. Ringkasan materi dibuat ahli berdasarkan jawaban pertanyaan yang telah dibuat dosen dalam materi diberikan kepada mahasiswa. c. Pemahaman materi oleh kelompok ahli dilakukan dengan : Menambah jumlah fiekwensi diskusi kelompok (bila perlu diluar jadwal diperkuliahan), hal-ha1 yang belum dipahami secara matang oleh kelompok ahli wajib berkonsultasi dengan dosen tentang
materi yang bersangkutan, supaya masing-masing kelompok ahli menyajikan yang sudah sistematis dan berkualitas.
C. Majanemen Pembelajaran a.
Agar yang ahli yang menyampaikan berwibawa dan dipercaya oleh
anggota dalam kelompok mengusulkan nilai anggota berdasarkan penilaian masing-masing pada diskusi (nilai proses).
b. Menata lay out diskusi kelompok asal dengan jarak lebih jauh dengan kelompok lain. Setting penelitian siklus 2 ini dilaksanakan dengan metindaklanjuti hasil evaluasi dan refleksi siklus 1 diatas. Maka proses pembentukkan kelompok asal dan kelompok ahli sesuai dengan saran tindakan perbaikan tersebut, yaitu ditentukan senidri oleh para mahaiswa bukan lagi ditentukan secara acak oleh dosen seperti mana pada siklus 1. Untuk itu tim peneliti memberikan kesepatan kepada para mahasiswa peserta pembelajaran jigsaw siklus 2, pada mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi ini berembuk dengan sesama mereka. Setelah selesai berembuk dan memilih serta menetapkan para anggota kelompok asal dan kelompok ahli, selanjutnya perwakilan masing-masing kelompok asal tersebut menyampaikan kepada dosen tentang nama-nama mahasiswa kelompok asal dan kelompok ahlinya. Adapun susunan nama-nama mahasiswa kelompok asal dan kelompok ahli pada siklus 2 ini dapat dilihat pada lampiran 2. Kemudian, lembar jawaban UTS mahsiswa yang telah diperiksa dan diberi nilai oleh tim peneliti dibagikan kembali kepada masing-masing mahasiswa. Setelah itu para mahaiswa yang telah menerima lembar jawaban diberi kesempatan untuk memeriksa kembali h a i l penilaian yang telah diberikan
pada lembaran tersebut. Apabila ada mahasiswa yang merasa keberatan, diminta menyampaikan kepada tim peneliti untuk diperiksa kembali bersama mahasiswa yang bersangkutan di dalam kelas tersebut. Namun setelah ditunggu lebih kurang 15 (lima belas menit), ternyata para mahasiswa tidak ada yang mengajukan
keberatan dan menerima nilai sesuai yang tertera dalam lembaran nilai tersebut. Selanjutnya, para mahasiswa diminta kembali duduk secara kelompok asal masing-masing seperti siklus 1. Lalu mereka diminta menuliskan nilai masing masing dalam lembar kertas tersendiri, kemudian dijumlahkan dan dibagi sebanyak anggota kelompok asal. Hal ini dilakukan agar para mahaiswa dapat mengetahui pula nilai akhir mereka secara langsung. Nilai akhir para mahasiswa pada siklus 1 ini disajikan pada tabel-tabel dibawah ini. Tabel 4.4. Nilai Akhir Siklus 1 Kelompok asal 1. I Nilai I Nilai I Nilai Akhir Siklus 1 Individu Kelompok Yussy karisma 85 79 85 + 79 : 2 = 82 insani Dhanialfan 80 + 79 : 2 = 79,5 = 80 79 80 Asramal 70 + 79 : 2 = 74,5 = 70 79 75 ] Kurnia meilora ER 1 85 1 79 ) 8 5 + 79:2=82 1 Dona sariani 1 75 1 79 175+ 79:2=77
No I Nama 1
2 3 4 5
Tabel 4.5. Nilai Akhir Siklus I Kelompok Asal2. I Nilai I Nilai 1 Nilai Gabungan Individu Kelompok 70 + 67 : 2 = 68,5 = Mareta marcelina 70 67 69 67 75 + 67 : 2 = 71 Resky oktaria 75 65+67:2=66 Candra kirana 65 67 55+67:2=61 67 Lisa fitri 55 7 0 + 6 7 : 2=68,5 = 67 Vinta larasati 70 69 335 : 5 = 6 7 336 Jumlah 335
I No 1 Nama 1
2 3 4 5
1
Tabel 4.6. Nilai Akhir Siklus 1 Kelompo Asal3 I Nilai I Nilai Nilai Gabungan Individu Kelompok Cici rahayu 80 75
2
Ade eka putra
70
75
3 4
Novayulida Syamsuddin anas
65 80
75 75
1 No I Nama
I
I
5
Ema suryani
No
Nama
I
80
75
Tabel 4.7. Nilai Akhir siklus 1 Kelom~okAsal4 Nilai Nilai Nilai Gabungan Individu Kelompok Reka permatasari 75 78 75 + 78 : 2 = 76,5 =
1
77 ..
I
2 3
Rezi elvita sari Emil dahlia
75 85
78 78
4 5
Eko karya putra Sri ayu lisina
70 85
78 78
Tabel 4.8. Nilai Akhir Siklus 1 Kelompok asal 5 ( Nilai I Nilai Kelompok ( Nilai Gabungan 1 Individu Widia andriani 1 75 1 73 175+73:2=74
No
I Nama
1
I
3 4 5
Riaanggraini Kiki fatyunda Heri yanto
75 75 60
73 73 73
77 75 + 73 :2 = 74 75+73:2=74 6 0 + 7 3 :2=66,5= 67
Tabel 4.9.Nilai Akhir Siklus 1Kelom~okasal6 I Nilai 1 Nilai 1 Nilai Gabungan Individu Kelompok 74 80 + 74 : 2 = 77 Misbahul janatti 80 74 70 + 74 : 2 = 72 Surifa 70 75 + 74 : 2 = 74,5= 75 74 Sesma haryati 75 Hamdi ulil amri 75 75 + 74 : 2 = 74,5 = 75 74
I No I Nama 1 2 3 4
75 + 78 : 2 =76,5 = 77 85+78:2=81,5= 82 70 + 78 : 2 = 74 85+78:2=81,5
I
5
No 1
2 3 4 5
Zeki afdiarli JUMLAH
70 370
74 370 :5 = 74
70 + 74 : 2 = 72 372
Tabel 4.10.Nilai Akhir Siklus 1Kelompok asal 7 Nama Nilai Nilai Nilai Gabungan Individu Kelom pok Hardianti rusadi 75 70 75 + 70 : 2 = 72,5 = 73 Huma magridoni 70 70 70+70 : 2=70 k Engki fernandes 60 70 60 + 70 : 2 = 65 Fithratil jannah 60 60+70:2=65 70 Wirdona putri 85 85 + 70 : 2 = 77,5 = 70 78 Tabel 4 1 1. Nilai Akhir Siklus 1 Kelompok asal 8 Nilai ( Nilai / Nilai Gabungan Individu Cici nur azizah
Nama
Irene Tivani thamrin Risha kumiati Ajismail Jumlah No 1
Nama Nurhayati
Tabel 4.12. Nilai Akhir Siklus 1 Kelompok asal9 Nilai Individu Nilai Kelompok Nilai Gabungan 72 75 75 + 72 : 2 = 73,5 =
P;tri s afriani Arisa arbasa Sri wahyuni Anisa fatimah Jumlah
ii 70 60
72 72
360
360 :5 = 72
36 1
-
Tabel 4.13. Nilai Akhir Siklus 1 Kelompok asal 10 I Nilai Individu I Nilai I Nilai Gabnngan Kelom pok Stefi hana putri 75 78 75 + 78 : 2 = 76,5 = 77 Riani marfidila 80 78 80+78:2=79 Melda 85 85 +78 : 2=81,5 = 82 78 mirawati.m Ria aristin 85 78 85+78 :2=81.5 =82 Serli novia 78 65 65+78:2=71,5=72 Jumlah 390 390 :5 = 7 8 392
No ( Nama 1 2 3
4 5
I
Tabel 4.14. Nilai Akhir Siklus 1 Kelompok asal I I No I Nama I Nilai Individu I Nilai I Nilai Gabungan Kelompok I Rarnida 85 78 85+78:2=81,5=82 2 Nogia divoni 75 78 75 + 78 : 2 = 76,5 = 77 Wita kumalasari 75 78 3 75 + 78 : 2 = 76,5 = 77 4 AuliaGilsa 80 78 80+78:2=79 iskandar 5 Widia Icstari 1 75 1 78 175+78 :2=76,5=77 Tabel 4.15.Nilai Akhir Siklus 1 Kelompok asal 12 Nilai Individu Nilai Nilai Gabungan Kelom pok 1 Sartika hutapea 60 69 60 + 69 : 2 = 64,5 = 65 2 80+69:2=74,5=75 Eva supriani 80 69 70+69:2=69.5=70 3 Tika survani 70 69 4 69 75 + 69 : 2 = 72 Siska oktora 75 5 Aria vermisa 60+69:2=64,5=65 60 69 Jumlah 345 345: 5 = 6 9 347 Sumber : Diolah hasil Penelitian, 2012. No
Nama
Tim peneliti menanyakan kepada mahasiswa bagaimana tanggapan mereka dengan nilai akhir yang mereka peroleh pada siklus 1. Secara umum mereka menanggapi bahwa mereka pada siklus 2 berusaha mernbantu dan memotivasi rekan dalam kelompok mereka untuk lebih menguasai materi dan bersemangat dalam diskusi baik dalam kelompok ahli maupun kelompok asal. Hal ini dimaksudkan agar pada siklus 2 nilai mereka dapat mengalami peningkatan berbanding pada siklus 1 yang telah berlangsung.
Sedangkan materi dalam proses pembelajaran pada siklus 2 ini terdiri dari 4 (empat) kelompok ahli. Sesuai dengan hasil diskusi mahasiswa semula dalam
proposal penelitian materi pada siklus kedua terdiri dari : Kelompok ahli A, tentang : Konsep utama perubahan Undang-undang Dasar, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menguasai tata cam (prosedur) perubahan Undang-Undang Dasar. Kelompok ahli B, tentang : Relevami konsep utama perubahan Undang-undang Dasar dalam komtitusi Republik Indonesia, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang Kemampuan menguasai dan menganalisis tata cara perubahan UUD yang dianut oleh UUD 1945. Kelompok ahli C, tentang : Recht en morale idee dalam pembentukan konstitusi, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menjelaskan Sejarah pembentukan UUD 1945. Kelompok ahli D, tentang : Jaminan kedaulatan rakyat dalam hukum dasar Republik Indonesia, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menguasai dan menganalisis sistem hukum dasar dan hukum dasar Negara Republik Indonesia. Kelompok ahli E, tentang : Kandungan isi komtitusi dalam persfektifsejarah konstitusi Republik Indonesia, beranggotakan 8 (delapan) orang yang berasal dari 8 (delapan) kelompok asal, dengan target mereka ahli dalam kompetensi dasar tentang kemampuan menjelaskan sejarah perundangundangan Indonesia. Selanjutnya berdasarkan hasil diskusi dengan mahasiswa
materi pada siklus kedua disesuaikan dengan materi dalam silabus yang telah dibagikan sebelumnya, bukan berdasarkan materi dan kompetensi dalam proposal penelitian ini sebelumnya. Topik pada siklus 2 yang dilakukan diskusi pada kelompok ahli pada kedua seksi mata kuliah ini. Topik pada siklus kedua ini disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.16 Materi Kelompok Ahli Siklus 2 Kode Kelompok Ahli Kelompok ahli A
Topi k Sejarah pembentukan UUD 1945 dan Pancasila sebagai Dasar Negara lndonesia
Kelompok ahli B
Prosedur perubahan UndangUndang Dasar Tata cara perubahan UUD yang dianut oleh UUD 1945.
Kelompok ahli C
Kelompok ahli D
Sejarah Konstitusi lndonesia.
Kompetensi Dasar Kemampuan menganalisis Sejarah pembentukan UUD 1945 dan memahami Pancasila sebagai Dasar Ncgara Indonesia. Kemampuan menjelaskan Prosedur perubahan Undang-Undang Dasar. Kemampuan menjelaskan tata cara perubahan UUD yang dianut oleh UUD 1945. Kernampuan menjelaskan Sejarah UUD d a d atau Konstitusi Indonesia.
Seperti mana pada siklus 1 sebelumnya maka pada siklus 2 ini tim peneliti juga melakukan pengaturan tata letak kelompok diskusi para ahli. Pengaturan ini untuk memudahkan mengenalinya dalam pengamatan yang dilakukan oleh tim peneliti. Adapun pengaturan tersebut disajikan dalam skema berikut ini. Skema 4.3. Skema Tata Letak Diskusi Kelompok Ahli Siklus 2
Lokasi D.4 1., D.O 1, D.27
m Meja Dosen
Kelompok Ahli A
4.6. Data Hasil Pengamatan Siklus 2 4.6.1. Data Pengamatan Kelompok Ahli Siklus 2
Tabel 4.17 Pengamatan Diskusi Kelompok Ahli Siklus 2 Kelornpok Ahli Kelornpok Ahli A Jurnlah Kelornpok Ahli B
Tanggal 5-1 1-12 Aktif : 10 Kurang Aktif : 5 Tidak Aktif : 0 15
I
Jurnlah Kelompok Ahli C-
Jumlah
Aktif : 12 Kurang Aktif : 3 Tidak Aktif : 0
1 15
Aktif : 13 Kurang Aktif :2 Tidak Akti f :0
Jumlah Kelompok Ahli D
15 Aktif : 14 Kurang Aktif : 1 Tidak Akti f : 0
I
Tanggal 12- 11- 12
%
15
I
66,7 33,3 0 100 80 20 0 100 86,7 13,3 0 100 93,3 6,7 0 100
1
1
Aktif : 1l Kurang Aktif : 4 Tidak Aktif : 0 15 Aktif : 14 Kurang Aktif : l Tidak Aktif : 0 15 Aktif : 15 KurangAktif : O Tidak Aktif :0 15 Aktif :I5 Kurang Aktif : 0 Tidak Aktif : 0 15
Tanggal15-11-12 73,3 26,7
1
100 93,3 6,7 0 100 100 0 0 100 100 0 0
I
I00
1
%
Aktif : 11 Kurang Aktif : 4 Tidak Aktif : 0 15 Aktif : 15 Kurang Aktif : 0 ~ i d a k ~ k t i f: 0 15 Aktif : 14 Kurang Aktif : l Tidak Aktif : 0 15 Aktii : 14 Kurang Aktif : 1 Tidak Aktif : 0
I
15
I
73,3 26,7 0 100 100 0 0 100 93,3
67 0 100 93,3 6,7 0
1
I00
Sumber : Diolah Hasil Penelitian, 2012 Dari data diatas terlihat terjadi perubahan dengan adanya peningkatan keaktfian para mahasiswa dalam diskusi kelompok ahli. Sebab telah terjadi kesadaran dari h a i l nilai belajar pada siklus 1, bahwa jika diantara mereka mempunyai nilai hasil akhir yang rendah terbukti dapat mempengaruhi pula nilai para anggota kelompok asalnya nanti. Sehingga mereka berusaha berdiskusi dengan usaha lebih giat agar dapat meningkatkan penguasaan materi yang menjadi keahliannya.
4.6.2. Data Pengamatan Kelompok Asal Siklus 2
Hasil pengamatan yang dilakukan pada diskusi kelompok asal pada siklus 2, keaktifan para mahasiswa dapat disajikan pada table berikut. Table 4.1 8 Data Pengamatan Kelompok Asal Siklus 2 Kelornpok Ahli
Tanggal 19-1 1-12
%
Tanggal 26-1 1-12
Tanggal 5-12-12
%
Kelompok Asal 1
Akti f
: 7
Kurang Aktif : 3 Jumlah
Tidak Aktif : 0 10
70
1
30 0 100
1
Aktif
:5
Kurang Aktif :5
50
Aktif
50
Kurang Aktif : 2
1 1
:8
Tidak Aktif 10
:0
0 100
Tidak Aktif 10
:0
: 10
!
Kelompok Asal2
Akti f
:6
60
Aktif
:7
70
Aktif
Kurang Aktif : 4
40
Kurang Aktif : 2
20
Kurang Aktif : 0
:0
0
:1
10
Tidak Aktif
100
10
Tidak Aktif Jumlah Kelompok Asal3
10
100 :9
Mif
Kurang Aktif :I
Tidak Aktif Jumlah Kelompok Am1 4
10
:0
:6
60
Aktif
10 KurangAktif:4
40
Kurang Aktif : 2
90
0
Aktif
TidakAktif
100 :6
:0
10
:8
0
Tidak Aktif
100
10
:0
60
Aktif
:8
80
Aktif
Kurang Aktif : 4
40
Kurang Aktif: 2
20
Kurang Aktif : 3
:0
0
Tidak Aktif Jumlah Kelompok asal5
:0
10 Aktif
Tidak Aktif
10 Aktif
Tidak Aktif
100 :9
Kurang Aktif : 1 Tidak Aktif
:0
Aktif
:6
:0
10
90 Aktif
0
Tidak Aktif
100
10
:7
10 KurangAktif : 3 0
:5
70 Aktif 30
Tidak Aktif
:0
0
60
Aktif
:7
Kurang Aktif : 4
40
:0
0
:2
:6
Kwang Aktif :2 Tidak Aktif
:2
70
Aktif
:8
Kurang Aktif : 3
30
Kurang Aktif :2
:0
0
Jumlah Kelompok asal6
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
:0
Jlrmlah
Sumber :Dialoha Hasil Penelitian, 2012. Seperti ha1 dalam diskusi kelompok ahli diatas pada setiap perkuliahan pada siklus 2 ini para ahli yang telah terdiri dari dua orang terlihat lebih saling berusaha melengkapi penejelasan d m argumentasi yang disarnpaikan. Keadaan ini telah
memmbawa suasan semakin bersemangat berbanding dengan diksusi kelompok asal pada siklus 2 sebelumnya. Para ahli lebih percaya diri karena dalam melakukan presentasi materi dan meberikan penjelasan telah mempunyai rekan yang mempunyai keahlian yang sarna, dalam memberikana dukungan pada presentasi yang dilakukan. Susana diskusi semakin meningkat keaktifan seperti mana terlihat pada tabel diatas 4.18 diatas. Selain itu, mereka juga telah mampu mengidentifikasi berbagai ha1 yang belum tuntas untuk disampaikan pada diskusi kelas nanti.
4.6.4. Data Diskusi Kelas Dalarn diskusi kelas terlihat masing-masing kelompok asal telah mempersiapkan beberapa peratanyan yang hendak diajukan kepada dosen atau tim peneliti. Diantara pertanyaan yang diajukan tentang; referendum berdasarkan TAP MPR, Proses peralihan dari BPUPKI kepada PPKI, Eksistensi Mahkamah Konstitusi dan Legal Standing dalam beracara di Mahkamah Konstitusi. Kemudian tim peneliti / dosen Pembina mata kuliah memberikan penjelasan dengan analisis yang disertai contoh yang actual, serta contoh lain yang dirujuk berdasarkan hasil penelitian para ahli, maka para mahaiswa merasa keraguan-raguan, dan materi dalam perkuliahan sesuai dengan komptensi dasar terdapat tercapai. Pada pertemuan minggu selanjutnya, dilakukan Ujian Akhir Semester (UAS) yang soalnya dibuat dari materi dan daftar pertanyaan yang pernah diajukan tim peneliti pada awal siklus 2 dilaksanakan. Hasil UAS yang
merupakan nilai yang diperoleh para mahasiswa pada siklus 2 ini disajikan pada table berikut. Tabel 4.19 Siklus 2 Kelompok Asal 1 No
Nama
I 2 3
Nilai Kelompok
S t e m Hana Puri Widia Andriani Ramida
Nilai UAS Individn 75 75 90
4
Wita Kumala Sari
80
77
5 6
Lisa Fitri ArisaVemisa
75 70
77 77
7
Ria Anggraini
80
77
8
Huma Magridoni
80
77
9 10
Tivani Thamrin Widia adriani Jumlah
75 75
77 77
775
77 77 77
775 :10 = 7 7 3 = 77
Tabel 4.20 Sikfus 2 Kelompok Asal2
Nilai Akhir Siklus 2 75 + 77 : 2 = 76 75 + 77 : 2 = 76 90 + 77 : 2 = 83,5 = 84 80 + 77 :2 = 78,5 =79 75 + 77 : 2 =76 70 + 77 :2 = 73,5 =74 80+77: 2=78,5 = 79 80+77:2=78,5 = 79 75 + 77 :2 = 76 75 + 77 : 2 = 76 775
Tabel 4.21 Siklus 2 Kelompok Asal3 No Nama
Nilai Kelompok
Nilai Gabungan
1
78 78 78 78 78 78
80 + 78 : 2 = 79 80 + 78 : 2 = 79 85 + 7 8 : 2 = 8 1 , 5 =82 75 + 78 : 2 = 76,5 = 77 80 + 78 : 2 = 79 80 + 78 : 2 = 79
78 78
70+78:2=74 80+78 : 2 = 7 9
78 78 775 : 10 = 77,5 = 78
70+78:2=74 75 + 78 : 2 = 76,5 = 77 779
2 3 4
5 6 7 8 9 10
Nilai UAS Reski Oktora 80 Ika Sandra 80 Cici Nur Azizah 85 Nogia Difoni 75 Sesma Hariyati 80 80 Hardianti Rusadi Asramal 70 80 Hamdi Ulil Arnri Asjismail 70 Sartika Hutapea 75 Jumlah 775
Tabel 4.22 Siklus 2 Kelornpok Asal4
Tabel 4.23 Siklus 2 Kelompok Asal5
1
Reka Permata Sari
Nilai UAS 75
2 3
Maretha Marcelina Rezi Elvita Sari
80 75
No Nama
Nilai Kelornpok
Nilai Gabungan
80 80 80
75+80:2=77,5= 78 80+80: 2=80 75 + 80 : 2 = 77,5 =78
4
Nurhayati
85
80
5 6 7
EmilDahlia Siska Oktora Yussy Karisma Insani Surifa
90 80 85
80 80 80
75
80
85
80
75
80
805
805 :10 = 80,5 = 80
8
9 Dhani Alfan 10 Sri Wahyuni Jumlah
85 + 80 : 2 = 82,5 =83 90 + 80 :2 = 85 80 + 80 : 2 = 80 85 + 80 : 2 = 82,5 =83 75 + 80 : 2 =77,5 =78 85 + 80 :2 =82,5=83 75 + 80 : 2 =77,5=78 806
Tabel 4.24 Siklus 2 Kelornpok Asal6
9 Heriyanto 10 Serli Nofia Jumlah
75 75
79 79
75 + 79 :2 =77 75+79:2=77
795
795 :10 = 7 9 , s 79
795
Dari gambaran tabel-tabel nilai yang telah diperoleh para mahasiswa padal Siklus 2 ini, terlihat banyak perubahan peningkatan yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam proses pembelajaran Teori dan Hukum Konstitusi. Tindakan perbaikan pada siklus 2 ini sangat membantu berlangsung peningkatan yang dialami para mahasiswa dalam proses pembelajaran metode Jigsaw ini.
Kemudian untuk mendalami hasil diatas dilakukan wawancara dengan para mahasiswa masing-masing 2 (dua) orang dari kelompok asal pada siklus 2 ini. 51
Berdasarkan hasil wawancara dengan para mahasiswa yang dilakukan pada tanggal 6 dan 7 Desember 2012 Pukul 09.30 -
- 12.00 dan dilanjutkan Pukul 14.00
16.00 diperoleh antara lain :
Nurhayati yaitu : "pada siklus ke 2 terdapat patner satu ahli lainnya sehingga bisa menambah bahan referensi dan mudah dipahami karena ahli yang lain bisa memberi penjelasan lebih lanjut dan metode jigsaw lebih menyenangkan". Keterangan lebih lanjut juga diberikan oleh Sri Ayu Lestina yaitu : "lebih senang siklus 2 karena materi yang gantung terjawab dalam diskusi kelas, dengan berdiskusi bagi yang telah paham terhadap materi bisa menjelaskan kepada anggota diskusi kelompok lainnya serta dengan berdiskusi tidak perlu menghafal materi". Hal senada juga diungkapkan Dona Sariani yaitu : " bagus siklus 2 karena materi yang dikuasai lebih banyak dan waktu mereferensi bahan dapat dilakukan evaluasi dan analisis materi yang dipelajari". Keterangan Dona Sariani juga diperkuat oleh Eva Supriani yaitu : " lebih senang siklus 2 sebab anggota kelompok lebih nyambung karena dipilib sendiri, rasa ingin tahu teman lebih meningkat, lebih menyenangkan serta dapat menyelesaikan perbedaan pendapat di dalam berdiskusi. Selain itu perdebatan yang terjadi didalam berdiskusi lebih bebas dan terbuka". Lebih lanjut diungkapkan oleh Arisa Arbasa yaitu : " lebih senang siklus 2 karena bagi yang kurang paham ada patner ahli lain membantu menjelaskannya. Dengan berdiskusi rasa keingintahuaan muncul dan tinggi, melatih verbal, melatih konflik sehingga banyak pengalaman yang diperoleh dalam berdiskusi". Keunggulan lain juga diungkapkan oleh Irene yaitu : " lebih efektif siklus 2 karena menjelaskan materi lebih gampang karena kelompok asal ahli lebih dari satu dan bisa saling mendukung. Dengan diskusi keakraban bertambah, menambah keberanian untuk aktif, ingin tahu, dan keberanian untuk bertanya, penguasaan materi lebih bagus karena mudah diingat serta bermanfaat menambah keterampilan berbicara". Kemudian ungkapan Syamsuddin yaitu : " dalam diskusi dituntut menguasai keahlian sesuai materi ahli, lebih efektif ada interaksi timbal balik". Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa tejadi peningkatan penguasaan materi pembelajaran dengan metode jigsaw yang telah dimodifikasi oleh tim peneliti yang sebelumnya penguasaan materi sekitar 70 % menjadi sekitar 90 %. Sehingga
diskusi kelas yang berlangsung hanya tinggal menuntaskan sekitar 10 % dari materi yang dirasakan mahasiswa belum tuntas sesuai dengan kompetensi dasar. Hasil wawancara menunjukkan bahwa modifikasi yang dilakukan mampu membuat perubahan peningkatan nilai hasil belajar dan semangat belajar para mahasiswa dalam pembelajaran pada mata kuliah Teori dan Hukum Konstusi ini.
4.7. Pembahasan
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode jigsaw dalam penelitian ini telah dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu : (1) pada siklus 1 (satu) dilakukan sesuai model yang digunakan dalam berbagai referensi dan literature ataupun hasil-hasil penelitian yang menjadi referensi penelitian ini. Oleh sebab itu diistilah dalam penelitian ini sebagai pembelajaran jigsaw "asli". Kemudian, (2) dilakukan dengan memodifikasi pembelajaran jigsaw "asli" tersebut dengan tindakan perbaikan ala tim peneliti yang didasarkan atas hasil temuan dan pembahasan serta diskusi bersama dengan mahasiswa yang menjadi perserta pembelajaran jigsaw siklus 1 pada mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi dalam kelas. Modifikasi yang dilakukan secara umum meliputi: (a) jigsaw "asli menempatkan
1 (satu) orang ahli dari kelompok asal masing-masing, sedangkan pada jigsaw modifikasi dalarn penelitian ini menempatan 2 (dua) orang ahli dari kelompok asal masing-masing; (b) pada jigsaw modifikasi ini para ahli dalam diskusi pada kelompok ahli membuat resume dari materi, topic, yang sesuai dengan komptensi dasar yang sesuai dengan daftar pertanyaan diajukan dosen sebelumnya. Hal ini untuk memudahkan para ahli memberikan penjelasan secara sistematis dan, dalam berargumentasi sewaktu presentasi pada kelompok asalnya; (c) dilakukan diskusi
kelas pada akhir keseluruhan proses pembelajaran sebelum dilakukan Ujian Akhir Semester. Diskusi kelas untuk menjawab semua materi yang belum tuntas dalam diskusi yang dilakukan para mahasiswa baik pada kelompok ahli dan kelompok asal yang telah mereka lakukan. Sebelum dosen memberikan penjelasan dalam diskusi kelas, para mahaiswa terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan secara berkelompok sesuai dengan kelompok asalnya. Berdasarkan itu mereka masingmasing kelompok asal mengajukan pertanyaan dan kemudian dosen melakukan pembahasan secara analistik dan berdiskusi dengan para mahaiswa untuk ketuntasan materi pembelajaran Teori dan Hukum Konstitusi.
Modifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini sejalan dengan pendapat Roestiyah (dalam Iswatik. 2010) yang menggambarkan para dosen dan guru dalam melakukan proses pembelajaran diharapkan mampu membuat strategi agar mahasiswa dapat belajar secara efektif dan efisien mengena pada tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu modifikasi yang dilakukan pada siklus kedua penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu strategi para dosen tim peneliti, agar hasil belajar dan penguasaan materi menjadi lebih meningkat. Penguasaan teknik dalam modifikasi karena para tim peneliti telah membuat pengalam menerapkan berbagai stategi pembelajaran sebelumnya, yang kemudian dikombinasikan dengan data hasil siklus 1 pada penelitian ini. Karenanya metode jigsaw yang telah dirnodifikasi ini dapat saja diterapkan pada mata kuliah lain yang menekankan pada pengetahuan kognitif para mahasiswanya.
H a i l penelitian ini mengukuhkan pendapat Winkel (dalam Arnir, 2008) bahwa proses perubahan prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh suatu teknik penyajian atau metode atau suatu model mengajar yang digunakan oleh dosen dalam memberikan materi perkuliahannya. Maka hasil penelitian ini menunjukkan modifikasi metode jigsaw yang dilakukan merupakan suatu bukti usaha pengembangan teknik yang berhasil. Keberhasilan pengembangan teknik pembelajaran ini karena berbasis hasil data yang diperoleh di lapangan yang dikonfirmasikan kembali dengan para subjek penelitian. Penelitian ini juga telah menerapkan langkah-langkah yang dapat mendorong peningkatan hasil belajar seperti dikemukakan oleh Sukardi (dalam Herlina 2008), adapun bentuk langkah meruju Sukardi yang telah digunakan yaitu (1). Faktor fisiologis dalam belajar, adanya perbaikan pada siklus kedua untuk mendorong atau menjadi alasan dilakukannya perbuatan belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar ; (2). Penerapan metode jigsaw telah membangun sifat ingin tahu untuk menyelidiki sesuatu; adanya sifat kreatif pada mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ; (3) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan dengan usaha yang baru, yang dilakukan dengan tindakan perbaikan pada siklus kedua; (4). Adanya keinginan untuk mendapatkan nilai yang lebih baik pada mata kuliah
ini; (5) adanya hukuman sebagai akibat daripada ketidaksungguhan dalam belajar seperti mana nilai akhir pada siklus pertama. Untuk lebih mendalami hasil pembahasan penelitian ini disajikan tabel perubahan peningkatan nilai yang diperoleh para mahasiswa dengan metode jigsaw pada mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi semester Gasal20 12 I 20 13. Nilai yang diperoleh pada UTS (Ujian Tengah Semester) merupakan nilai yang 55
diperoleh pada siklus 1 dan nilai yang diperoleh pada UAS (Ujian Akhir Semester merupakan nilai yang diperoleh dari hasil pembelajaran jigsaw pada siklus 2. Tabel 4.25 persebaran nilai mahasiswa pada siklus 1 dengan presentase
Sumber: Diolah hasil penelitian. 2012 Dari tabel 4. 25 diatas terlihat nilai akhir mahasiswa yang terendah adalah C sebesar 8,3%, sedangkan yang mendapat nilai A sebesar 13,3%. Tabel 4.26 Persebaran nilai mahasiswa pada siklus 2 dengan presentase
Sumber: Diolah hasil penelitian, 2012 Dari tabel 4. 26 diatas terlihat peningkatan hasil belajar mahasiswa ini dibuktikan dengan tidak adanya lagi siswa yang mendapat nilai C, dan semakin banykanya siswa yang mendapat nilai A yaitu sebanyak 35%. Dari data tabel diatas terlihat pada siklus 1 terdapat 8,3 % mahasiswa yang memperoleh nilai C, yang kemudian pada siklus 2 setelah dilakukan tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran tidak lagi terdapat mahasiswa dari hasil nilai UAS yang mempunyai kategori C. Nilai yang diperoleh pada UAS adalah B dan A dengan persentasenya sebesar 65 % dan 35 % yang sebelum nilai B sebesar 78,4 % dan mempunyai nilai A sebesar 13,3 %. Oleh itu nilai C tidak ada lagi pada siklus 2, kemudian nilai mengalami penurunan dari 78,4 % menjadi 65 %, 56
namun penurunan jumlah persentase ini disebabkan telah bergesemya mereka yang dahulu mendapat nilai B menjadi memperoleh nilai A. Sehingga pada nilai A terdapat peningkatan pada siklus 1 sebesar 8,3 % yang pada siklus 2 menjadi
13,3 %. Dengan demikian tindakan tempi yang dilakukan pada siklus 2 terbukti telah mampu membawa perubahan peningkatan nilai yang signifikan terhadap para mahasiswa pada mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi ini. Hasil nilai akhir yang diperoleh ini menunjukkan penggunaan metode jigsaw pada mata kuliah ini berhasil membuat nilai mahasiswa terendah adalah B, dan tidak ada yang memperoleh nilai C,D, maupun E. Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan kemampuan penguasaan materi Teori dan Hukum Konstitusi telah mengalami peningkatan penguasaan materi karena pengaruh penggunaan metode jigsaw. Pada siklus pertama kemampuan penguasaan mahasiswa secara rata-rata lebih kurang sekitar 70 persen, kemudian meningkat lagi setelah dilakukan tindakan perbaikan pada siklus kedua menjadi rata-rata lebih kurang 90 persen. Angka persentase ini yang nampak dalam hasil penelitian ini mengambarkan penggunaan metode Jigsaw telah memberikan kontribusi penguasaan materi yang jauh lebih besar daripada menggunakan metode ceramah. Selain itu, dengan penggunaan metode ini telah memicu keaktifan para mahasiswa dalam ha1 melatih kemampuan berbicara di hadapan orang lain, melatih berargumentasi dengan orang lain, melatih penguasaan emosi dalam menghadapi perbedaan pendapat, serta melatih kemampuan menganalisis dan mencari solusi terhadap sesuatu materi pembelajaran yang belum dikuasai
sepenuhnya. Penggunaan metode ini juga telah membuat para mahasiswa berusaha bertanggungjawab bersama karena penilaian yang diberikan dosen bukan bergantung hasil yang dicapai oleh para mahasiswa secara individu tapi juga digabungkan dengan nilai kelompok asal masing-masing, sehingga menimbulkan pula kesadaran bersama untuk bergotong royong menguasai materi, serta berbagi kemampuan agar para anggota kelompok mempunyai kemampuan penguasaan materi yang bisa mencapai hasil penguasaan maksimal yang dapat dicapai bersama. Mereka dalam metode ini tidak merasa enggan, takut atau canggung mengemukakan pendapat karena pendapat yang dikeluarkan dilakukan dihadapan rekan sebaya sehingga keberanian berpendapat terasa lebih muncul. Berbeda apabila menggunakan ceramah banyak yang merasa enggan berdebat, bertanya ataupun mengemukakan pendapat kepada dosen. Hal ini disebabkan rasa segan, kuatir jika dosen tersebut tersinggung sehingga dapat pula berimplikasi pada hasil penilaian dalam belajar. Keberhasilan penggunaan metode ini terlihat pula dengan berkembangnya hubungan antar pribadi para mahasiswa yang positif dengan latar belakang berbeda. Bahkan sebelumnya diantara mereka banyak pula yang mengenal sekedarnya saja ( hanya tahu temannya adalah mahasiswa seangkatan tapi sering pula tidak kenal siapa nama-nama teman s e a n g k a t a ~ y atersebut) menjadi lebih mengenal secara lebih dalam. Seperti yang diungkapkan para mahasiswa bahwa pada umumnya diskusi berlangsung alot selama 2 (dua) sks tatap muka, kemudian sambil menyelesaikan resume hasil diskusi setiap pertemuan tersebut, mereka bersilaturahmi dalam kelompok untuk lebih saling mengenal sebagai sesama mahasiswa. Oleh sebab waktu 1 (satu) sks digunakan pula secara positif untuk
melakukan interaksi sosial sehingga tercegah dengan sendirinya keterasingan para anggota kelompok tersebut antara satu dengan yang lainnya. Sehingga selain penguasaan materi yang lebih banyak maka mereka juga memperoleh banyak pengalaman lain yang berguna sebagai bekal menjadi guru kelak. Penguasan materi perkuliahan dalam persentase besar hanya dapat erwujud apabila para mahaiswa dalam belajar mempunyai semangat. Untuk adanya
semangat belajar
mereka
hams
berada
dalam
suasana yang
menyenangkan, tidak ada rasa takut mengeluarkan pendapat, mempunyai kesempatan beragumentasi, dan mengaktualisasikan kemampuan dirinya. Situasi ini lebih dapat tercapai pada penggunaan metode belajar secara jigsaw berbanding dengan ceramah. Pada metode ceramah cenderung berlangsung satu arah, para mahaiswa cenderung pasif, yang aktif hanya dosen. Sementara semestinya para mahaiswa yang harus lebih aktif karena mereka yang hams menguasai materi. Sebab penguasaan materi ini selain untuk memperoleh nilai hasil belajar yang maksimal, juga dapat digunakan sebagai bekal menjalani profesi mereka nanti. Oleh sebab bagi para mahasiswa yang kelak menjadi luaran sebagai tenaga pengajar
di
sekolah,
sebaiknya
proses
pemebelajaran
yang
dilakukan
menggunakan metode jigsaw yang telah dimodifikasi ini. Sebab dalam profesi sebagai guru kelak mereka haws mempunyai penguasaan wawasan kognitif yang memadai. Apabila mereka telah mempunyai pengetahuan secara kognitif yang memadai dapat memudahkan mereka, dalam melakukan suatu analisis topic yang disampaikan dalam proses pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa : a. Penggunaan metode Jigsaw pada mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi ini secara nyata telah meningkatkan aktifitas mahasiswa yang mengikuti perkuliahan pada semester gasal2012 ini. b.
Penggunaan metode jigsaw meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pembelajaran ada mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi pada siklus 1 lebih kurang sekitar 70 % dan pada siklus 2 lebih kurang sekitar 90 %.
c. Penguasaan materi dan berdiskusi dengan metode jigsaw ini sangat membantu para mahasiswa PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) pada mata kuliah Teori dan Hukum Konstitusi ini, apabila mereka kelak berprofesi sebagai guru karena metode ini mampu membuat materi yang diperoleh lebih tahan lama dalam daya ingat mereka.
Dalam perkuliahan yang lebih menekankan kepada pengetahuan kognitif disarankan menggunakan metode jigsaw seperti yang telah dimodifikasi dalam penelitian ini. Sebab hasil penelitian ini menunjukkan metode jigsaw dengan modifikasi terbukti mampu membuat perubahan peningkatan kemampuan
wawasan mahasiswa dan hasil belajar secara signifikan. Adapun bentuk modifikasi tersebut yaitu; (a) Dilakukan dengan adanya 2 (dua) orang ahli dari kelompok asal masing-masing; @) para ahli dalam diskusi pada kelompok ahli membuat resume dari materi, topik, yang sesuai dengan komptensi dasar yang sesuai dengan d a b r pertanyaan diajukan dosen sebelumnya ;(c)dilakukan diskusi kelas pada akhir keseluruhan proses pembelajaran sebelum dilakukan Ujian Akhir Semester.
D A R A R PUSTAKA
Ary Widi Kristiani. 201 1. Efektivitas Metode Jigsaw Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pelajaran Geografi. Jurnal Pendidikan Penabur. No.16. Tahun ke- 10. Juni.
Amir Syarifbddin. 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi. Jurnal Nuansa Pendidikan. Vol.VI.No. 1. Bambang Soepeno.2011. Pengembangan Model Pembelajaran Manajemen Produksi Berbasis Komputer Dan Internet Di Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Malang. Hasil Penelitian Hibah Bersaing. http://proedukasi.polinema.ac.id/upload/1346974652PROPOSAL%20PENELITIA N%20Batch%20 1 .pdf Diakses tanggal 15 Maret 201 2 Herlina Upaya Meningkatkan Ketuntasan Belajar Bahasa Inggris Melalui Pengajaran Remedial Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Kendari. Jurnal Pendidikan Jendela Pengetahuan. Iswatjk. 20 10. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatakan Prestasi Belajar Tentang Jurnal Khusus Pada siswa Kelas X SMK Muhammadiyah I Berbek Di Nganjuk. Skripsi. Prodi Pendidikan Ekonomi PIPS Fak.Tarbiyah Univeristas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Vrys Fajar Partana.2008. Kajian Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD Pada Mata Pelajaran P A Aspek Kimia Di SMP 2 Mlati Sleman. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Th XXVII. No.2. Juni Respaty Mulyanto. 2007.Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Penguasaan Operasi Pecahan di SDN Paseh I Kabupaten Sumedang. Jurnal Pendidikan Dasar. Volume V. Nomor 7. April. Umi Chabibah. 2006. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Untuk Meningkat Prestasi Belajar Geografi. Jurnal Pendidikan Inovatif. Volume 1. Nomor 2. Maret. Sandi Fajar, dkk. 2009. Studi Komparasi Antara Hasil Pembelajaran Berbasis Komputer Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dengan Metode Konvensional. Jurnal Pendidikan Teknologi Infonnasi Dan Komunikasi. Vo1.2. No.2. Desember. 62
LAMPIRAN 1
- SILABUS TEORl DAN HUKUM KONSTlTUSl - SOAL PRE TEST - SOAL POST TEST - DATA WAWANCARA LENGKAP
A.
lnformasi Umum 1.Fakultas
: Fakultas Ilrnu-ilrnu Sosial Universitas Negeri Padang
2. Jurusan
: Ilrnu Sosial Politik
3. Program Studi
: Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
4. Narna MK / Kode MK
: Teori dan Hukurn Konstitusi / PKn 115
5. Bobot 6. Dosen / Sandi Dosen
: Aldri Frinaldi, S.H., M.Hurn. 14142
: 2 sks ( 70 % Teori + 30 % Pratikurn)
Estika Sari, S.H. Prof.Dasrnan Lanin, Ph.D. B. Sinopsis : Perkuliahan ini dirnaksudkan agar rnahasiswa rnarnpu rnernaharni dan rnenerapkan toeri dan hukum konstitusi negara, sejarah penyelidikan konstitusi, sifat dan prosedur perubahan konstitusi dan irnplernentasi serta penerapan teori-teori tersebut dalarn kehidupan negara. C.
Standar Kompetensi Menguasai teori dan konstitusi hukurn negara, sejarah perkernbangan konstitusionalisme dan konstitusi, sifat, prosedur perubahan konstitusi dan irnplernentasi serta berkernarnpuan rnenerapkan teori-teori tersebut dalarn kehidupan negara khususnya dalarn berkonstitusi.
D. Kompetensi Dasar : 1. Marnpu rnenjelaskan tujuan rnernpelajari teori dan hukurn konstitusi serta ruang lingkupnya. 2.
Marnpu rnenjelaskan Letak dan ternpat Teori Konstitusi dalarn Sistern llrnu Kenegaraan
3.
Marnpu rnernaharni Konstitusionalisrne
4.
Marnpu rnenjelaskan Istilah, Pengertian Konstitusi dan Undang Undang Dasar
5. Marnpu rnenjelaskan Undang-Undang Dasar sebagai Konsep Dasar Sistern Nasional 6. Marnpu rnernaharni rnuatan tujuan, fungsi, sifat dan nilai konstitusi 7.
Kernarnpuan rnenganalisis Sejarah pernbentukan UUD 1945
8.
Kernarnpuan rnenjelaskan tata cara (prosedur) perubahan Undang-Undang Dasar.
9.
Kernarnpuan rnenjelaskantata cara perubahan UUD yang dianut oleh UUD 1945.
10. Kernarnpuan rnenjelaskan Sejarah UUD dan/ atau Konstitusi Indonesia. E.
Prasyarat : Telah rnengikuti perkuliahan Pengantar llrnu Hukurn, Pengantar Hukurn Indonesia, Hukurn Tata Negara.
F.
Program Perkuliahan :
Minggu ke
lndikator Mahasiswa rnarnpu
1.
rnenjelaskan tujuan rnernpelajari teori dan hukurn konstitusi serta ruang lingkupnya
Marnpu rnenjelaskan 2.
Letak dan ternpat Teori Konstitusi dalarn Sistern llrnu Kenegaraan
3
Marnpu rnernahami Konstitusionalisrne
Marnpu rnenjelaskan 4.
Istilah, Pengertian Konstitusi dan Undang Undang Dasar
5.
a.Tujuan rnernpelajari ~erkuliahanteori Konstitusi dan urgensinya. b.Ruang lingkup Toeri dan Hukurn Konstitusi >The Theorie der Constitutie (Teori Konstitusi) 9 Theorie der Constitutionell Recht atau Theorie der Verfassung Recht (Teori Hukurn Konstitusi) 9 Theorie der Grodwet (Teori Undang-Undang Dasar). 1.Ternpat orang rnenyelidiki teori Konstitusi dalarn ihnu Kenegaraan. 2. Letak Teori konstitusi dalarn sistern kenegaraan
(Constitutie/Constitution) 2.Sejarah perturnbuhan konstitusi 3.Pengertian Konstitusi danlatau Undang-Undang Dasar 4.Syarat Perubahan Konstitusi
1. Pokok pandangan,
rnenjelaskan
pendirian, prinsip konseptual rnengenai kehidupan bernegara. 2.Hubungan sistern pengelolaan kehidupan nasional dengan Hukurn Tata Negara. 1. Tujuan diadakan konstitusi 2. Fungsi Konstitusi
Dasar sebagai Dasar Nasional. Marnpu rnernaharni rnuatan tujuan, fungsi, sifat dan nilai
Waktu
Bentuk Kegiatan
Referen si
Cerarnah 1/16
Jigsaw (Persiapan
2,11
siklus 1; Pres test, Pernbentukan Kelornpok Ahli, Pernbentukan Kelornpok Asal) Pernbentukan5 (lirna) kelornpok Ahli Tanya Jawab
Cerarnah 1/16
1. Pengertian Konstitusionalisrne 2. Sejarah lahirnya konstitusionalisrne 3. Hubungan dan perbedaan konstitusionalisrne dan Konstitusi 1.lstilah / kata "Konstitusi"
Marnpu Undang-Undang
6.
Materi
Tanya Jawab
2,3,11
Cerarnah
9,11
Tanya Jawab Diskusi Kelornpok
Cerarnah 2/16
Tanya Jawab
1,2,3, 7
Diskusi Kelornpok Jigsaw (Presentase Kelornpok Asal dan Ahli pertama dan kedua) Cerarnah 2/16
Tanya Jawab
3,5,6,7
Diskusi Kelornpok Jigasaw (Presentase Kelornpok Asal dan Ahli ketiga dan keernpat) Cerarnah 1/16
Tanya Jawab Diskusi Kelornpok
2,3,4,8
konstitusi
7.
UJIAN MID
3. Muatan dan klasifikasi konstitusi 4. Sifat Konstitusi 5. Nilai Konstitusi Ujian Tertulis atau Ujian Lisan
Jigsaw (Presentase Kelornpok Asal dan Ahli kelima)
1/ 16
Pre Test
SEMESTER
Kernarnpuan 8
rnenganalisis Sejarah pembentukan UUD 1945
a.
Tahap penyusunan UUD deh BPUPKI pada sidang ke 11 (1016 Juli 1945) b. Tahap pengesahan oleh PPKl tanggal 188-1945.
Cerarnah
9,lO
Jigsaw (Persiapan siklus 2; Post test, Pembentukan Kelornpok Ahli, Pembentukan Kelornpok Asal) Pernbentukan 5 (lirna) kelornpok Ahli Tanya Jawab
Kernarnpuan 9.
rnenjelaskan tata cara (prosedur) perubahan UndangUndang Dasar.
Kernarnpuan 10.
menjelaskan tata cara perubahan UUD yang dianut oleh UUD 1945
a.
Perubahan UUD yang dilakukan Badan Legislatif dengan syarat-syarat tertentu. b. Perubahan UUD dengan cara Referendum. c. Perubahan UUD yang dilakukan oleh suatu Badan Khusus yang tugasnya hanya untuk merubah UndangUndang Dasar saja. d. Perubahan UUD yang lazirn/biasa dipakai oleh Negara. Federasi dengan persetujuan rnayoritas negaranegara bagiannya. Perubahan UUU berdasarkan Ketetapan MPR-RI No.l/MPR/1983. b. Referendum c. Perubahan/arnandern en UUD 1945 di era reforrnasi d. Hasil Perubahan dan Amandemen UUD 1945
Cerarnah 2/16
Tanya Jawab Diskusi Kelornpok
6,9,10
Jigsaw (Presentase Kelornpok Asal dan Ahli pertarna dan kedua)
a.
Cerarnah 1/16
Tanya Jawab Diskusi Kelornpok Jigsaw (Presentase Kelompok Asal dan Ahli Ketiga
6,9,10
11.
Kemampuan menjelaskan Sejarah UUD danj atau Konstitusi lndonesia
13.
UJlAN SEMESTER
a.
UUD 1945 dalam kurun waktu masa pertama berlakunya (18-8-1945 s.d. 27-121945) sebagai UUD yang bersifat Sernentara b. Konstitusi RIS 1949 c. UUD Sementara 1950 d. UUD 1945 sesudah Dekrit Presiden 3 Juli 1959 pada periode Orde Lama (5-7-1959 s.d. 30-9-1965) dan periode Orde Baru (110-1965 s.d. 20-51998) e. UUD 1945 pasca amandemen f. Mahkamah Konstitusi
Ujian Tertulis atau Ujian Lisan
Cerarnah 2/16
Tanya Jawab
4,5, 10
Diskuu' Kelompok Jigsaw (Presentase Kelompok Asal dan Ahli keernpat dan kelima)
1/ 16
Post Test
G. Penilaian
Komposisi nilai akhir MKS terdiri dari : 1. 2. 3. 4.
Ujian Tengah Semester (UTS) Ujian Akhir Semester (UAS) Tugas-tugas (T) Keaktifan (K)
Bobot = 30 % Bobot = 40 % Bobot = 20 % Bobot = 10 %
H. Daftar Referensi 1. Dahlan Thaib, dkk. (2003). Teori dan Hukum Konstitusi. Edisi Revisi. PT. Radja Grafindo. Jakarta. 2. 3. 4.
Djokosutono (1956). Hukum Tata Negara (Dihimpun oleh Harun Al Rasyid). Jakarta Usep Ranawijaya (1960). Hukum Tata Negara lndonesia Dasar-dasarnya. Moh. Kusnardi dan Harrnaidy lbrahirn (1988), Pengantar Hukurn Tata Nagara Indonesia, Pusat Studi Hukurn Tata Negara, UI. 5. JCT. Simorangkir (1984), Penetapan UUD Dilihat Dari Segi llmu Hukum Tata Negara Indonesia. 6. Joenianto (1996). Sejarah Ketatanegaraan RI. 7 . M. Solly Lubis. (1992). Hukum Tata Negara. Mandar Maju. Bandung. 8. Wahjono. (1982). Negara Republik Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta. 9. R.M.AB. Kusuma. (2004). Lahirnya Undang-UndangDasar 1945. Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia. 10.Jimly Asshiddiqie. (2002). Konsolidasi Naskah UUD 1945 Setelah Perubahan Keempat. Pusat Studi HTN-Ul.
POST -TEST Mata Kuliah Teori dan Hukum Konstitusi
Soal. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ruang lingkup teori Hukum Konstitusi a. Bagaimana pendapat anda tentang teori konstitusi dan urgensinya? b. Jelaskan pengertian tentang teori konstitusi dan urgensinya? c. Jelaskan beberapa pendapat para ahli tentang teori konstitusi dan urgensinya? Pengertian Teori Hukum dan Konstitusi a. Jelaskan beberapa pendapat para ahli tentang teori dan hukum kostitusi? b. Jelaskan bagaimana pengertian tentang teori konstitusi? c. Jelaskan bagaimana pengertian teori hukum konstitusi? d. Jelaskan pengertian teori Undang-Undang Dasar? Letak dan tempat Teori Konstitusi dalam Sistem Ilmu Kenegaraan a. Jelaskan bagaimana pengertian teori konstitusi dalam ilmu kenegaraan? b. Bagaimana pedapat anda tentang teori konstitusi dalam ilmu kenegaraan c. Dimana letak teori konstitusi dalam sistem kenegaraan? d. Bagaimana pendapat anda tentang letak teori konstitusi dalarn sistem kenegaraan? Pemahaman Konstitusionalisme a. Jelaskan pengertian konstitusionalisme b. Jelaskan beberapa pendapat para ahli konstitusionalisme? c. Jelaskan sejarah lahirnya konstitusionalisme? d. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah lahirnya konstitusionalisme? e. Jelaskan bagaimana hubungan dan perbedaan konstitusionalisme dan konstitusi? f. Apa perbedaan hubungan dan perbedaan konstitusionalisme dan konstitusi? Istilah, Pengertian Konstitusi dan Undang Undang Dasar a. Jelaskan pengertian konstutisi? b. Bagaimana pendapat anda tentang konstitusi? c. Jelaskan pengertian tentang sejarah pertumbuhan konstitusi? d. Jelaskan pengertian perbedaan konstitusi dengan undang-undang dasar? e. Bagaimana pengertian konstitusi menurut pendapat para ahli? f. Bagaimana syarat perubahan konstitusi? g. Jelaskan pendapat para ahli tentang perubahan konstitusi? Undang-Undang Dasar sebagai Konsep Dasar Sistem Nasional. a. Jelaskan bagaimana prinsip konseptual mengenai kehidupan bernegara? b. Bagiamana menurut anda tentang pokok pandangan, pendirian, prinsip konseptual mengenai kehidupan bernegara? c. Jelaskan bagaimana hubungan sistem pengelolaan kehidupan nasional dengan hukum tata negara? d. Bagaiamana pendapat anda tentang hubungan sistem pengelolaan kehidupan nasional dengan hukum tata negara? Muatan tujuan, fungsi, sifat dan nilai konstitusi a. Jelaskan pengertian tujuan diadakan kostitusi? b. Bagaimana pendapat anda tentang tujuan diadakan konstitusi? c.Jelaskan pengertian fungsi konstitusi? d. Bagaimana menurut anda tentang sifat konstitusi? e. Jelaskan bagaimana nilai konstitusi?
PRETES Mata Kuliah Teori dan Hnkum Konstitusi Soal. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ruang lingkup teori Hukum Konstitusi a. Bagaimana pendapat anda tentang teori konstitusi dan urgensinya? b. Jelaskan pengertian tentang teori konstitusi dan urgensinya? c. Jelaskan beberapa pendapat para ahli tentang teori konstitusi dan urgensinya? Pengertian Teori Hukum dan Konstitusi a. Jelaskan beberapa pendapat para ahli tentang teori dan hukum kostitusi? b. Jelaskan bagaimana pengertian tentang teori konstitusi? c. Jelaskan bagaimana pengertian teori hukum konstitusi? d. Jelaskan pengertian teori Undang-Undang Dasar? Letak dan tempat Teori Konstitusi dalam Sistem Ilmu Kenegaraan a. Jelaskan bagaimana pengertian teori konstitusi dalam ilmu kenegaraan? b. Bagaimana pedapat anda tentang teori konstitusi dalam ilmu kenegaraan c. Dimana letak teori konstitusi dalam sistem kenegaraan? d. Bagaimana pendapat anda tentang letak teori konstitusi dalarn sistem kenegaraan? Pemahaman Konstitusionalisme a. Jelaskan pengertian konstitusionalisme b. Jelaskan beberapa pendapat para ahli konstitusionalisme? c. Jelaskan sejarah lahirnya konstitusionalisme? d. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah lahirnya konstitusionalisme? e. Jelaskan bagaimana hubungan dan perbedaan konstitusionalisme dan konstitusi? f. Apa perbedaan hubungan dan perbedaan konstitusionalisme dan konstitusi? Istilah, Pengertian Konstitusi dan Undang Undang Dasar a. Jelaskan pengertian konstutisi? b. Bagaimana pendapat anda tentang konstitusi? c. Jelaskan pengertian tentang sejarah pertumbuhan konstitusi? d. Jelaskan pengertian perbedaan konstitusi dengan undang-undang dasar? e. Bagaimana pengertian konstitusi menurut pendapat para ahli? f. Bagaimana syarat perubahan konstitusi? g. Jelaskan pendapat para ahli tentang perubahan konstitusi? Undang-Undang Dasar sebagai Konsep Dasar Sistem Nasional. a. Jelaskan bagaimana prinsip konseptual mengenai kehidupan bernegara? b. Bagiamana menurut anda tentang pokok pandangan, pendirian, prinsip konseptual mengenai kehidupan bernegara? c. Jelaskan bagaimana hubungan sistem pengelolaan kehidupan nasional dengan hukum tata negara? d. Bagaiamana pendapat anda tentang hubungan sistem pengelolaan kehidupan nasional dengan hukum tata negara? Muatan tujuan, fungsi, sifat dan nilai konstitusi a. Jelaskan pengertian tujuan diadakan kostitusi? b. Bagaimana pendapat anda tentang tujuan diadakan konstitusi? cJelaskan pengertian fungsi konstitusi? d. Bagaimana menurut anda tentang sifat konstitusi? e. Jelaskan bagaimana nilai konstitusi?
RUMUSAN EVALUASI DAN REFLEKSI Tindakan Perbaikan pada Siklus 2 1. Pada siklus kedua ini mahasiswa menjadi 6 (enam) kelompok asal dengan jumlah 10 (sepuluh) orang masing-masing kelompok 2. Masing-masing kelompok mengirim 2 (orang) ahli untuk 1(satu) topic keahlian pada kelompok ahli 3. Salah satu dari dua orang itu dianggapldiperkirakan oleh kelompok anggota yang terkuat. Artinya potensi kelompok terbaik tersebar ke semua kelompok ahli 4. Pada pertemuan akhir diadakan diskusi kelas 5. Sebelum diskusi kelas hal-ha1 yang tidak bias dijelaskan oleh kelompok ahli yang mereka miliki, dicatat atau diinventarisasi sebagai bahan pertanyaan pada diskusi kelas. Sebelum dosen menjelaskan diberikan kesempatan menjawab dan menjelaskan kepada kelompok terkait terlebih dahulu.
1. Dilakukan perbaikan format bahan materi yang diberikan kepada mahasiswa, yaitu; pada
bahagian pertama dosen mengemukakan 5 (lima) buah pertanyaan yang langsung terkait dengan pencapaian kompetensi materi tersebut. 2. Ringkasan materi dibuat ahli berdasarkan jawaban pertanyaan yang telah dibuat doesen dalam materi diberikan kepada mahasiswa. 3. Pemahaman materi oleh kelompok ahli dilakukan dengan : a. Menambah jumlah frekwensi diskusi kelompok (bila perlu diluar jadwal diperkuliahan) b. Hal-ha1 yang belum dipahami secara matang oleh kelompok ahli wajib berkonsultasi dengan dosen tentang materi yang bersangkutan, supaya masing-masing kelompok ahli menyajikan yang sudah sistematis dan berkualitas. MANIUEMEN P E M B E W A R A N
1. Agar yang ahli yang menyampaikan berwibawa dan dipercaya oleh anggota dalam kelompok
mengusulkan nilai anggota berdasarkan penilaian masing-masing pada diskusi (nilai proses). 2.
Menata lay out diskusi kelompok asal dengan jarak lebih jauh dengan kelompok lain.
EVALUASI / REFLEKSI
Proses siklus 2 ini dievaluasi bersama mahasiswa secara terbuka, dan direfleksikan melalui wawancara dengan mahasiswa dan observasi oleh dosen yang bersangkutan pada setiap diskusi kelompok ahli dan asal.
Data Wawancara Siklus 1 Nama Pewancara
: 1.Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum
2. Prof. Dasman Lanin, M.Pd., Ph.D. 3. Estika Sari, S.H.
Tanggal
: 24
September 2012 di Lokal D.041 FIS UNP
No
Nama Mahasiswa
Hasil Wawancara
1
Yussi Karisma lnsani
Kelompok a s a l l menyatakan bahwa kami tidak ada diskusi atas inisiatif sendiri. Alasannya bahwa bapak tidak ada mengarahkan untuk diskusi di luar kelas sebagai tugas tambahan. Kami tidak tahu kalau ada wajib diskusi, kalau diwajibkan ya.. mau saja. Kalau selanjutnya kami akan diskusi nantinya.
2
Vinta larasati,
kelompok asal2; Bahwa menentukanjadwal diskusi dengan teman-teman, karena jadwal kuliah yang berbeda dengan teman lain itu, untuk mata kuliah lainnya. Untuk diskusi ini juga secara nyata memang belum pernah diusahakan, dan kami ada rencana untuk melakukannya bila teman-teman maul rasanya mereka mau, cuman kesulitan jadwal yang
semuanya bisa yang mungkin hambatannya. 3
Samsudin
kelompok asal 3: Diantara kami itu mencari waktu yang tepat sulit sekali, jadwal kuliah berbeda-beda. Agak rendah kemungkinan bisa, semangat juga rendah sangat untuk diskusi di luar jadwal yang tersedia dalam kuliah ini. Materi terbatas dipahami. Diskusi bersama dosen seperti ini lebih efektif dibanding sesama mahasiswa saja.
4
Emil Dahlia,
kelompok 4: Rencananya ada untuk diskusi di luar jadwal kuliah, dalam diskusi 3 sks di kelas ini hanya dapat dicapai target sekitar 40%, perlu ada diskusi di luar jadwal dalam kelompok asal. Karena materinya lumayan banyak. Hambatan kami adalah bahwa kelompok ahli kami kurang jelas elaborasinya. Kami harus membaca materi lagi secara mandiri. Jalan keluarnya menurut kami adalah materinya harus lengkap, apa yang harus dipahami secara lebih terperinci, sistimatika materi yang ada menurut kami masing ngambang, belum sistematik, disamping
5
Ika Sandra,
6
Hamdi
7
kelompok ahli kami tidak menguasai. kelompok asal 5: Awalnya tidak tahu prosedur yang ditempuh. Hanya sekitar 50% lab yang bisa kami kuasai sesuai target topik ini. Menurut kami jalan keluarnya adalah kelompok ahli hendaknya menyederhanakan materi dengan meringkasnya terlebih dahulu dan sebaiknya ada diskusi kelompok ahli di luar jadwal. Saya rasakan tidak cukup hanya 2 kali 3 sks saja. Atau ditambah jadwal kelompok asal di luar jadwal ini. Kelompok asal 6: Saya merasakan 75% target tercapai, ada materi yang sulit dipahami karena istilah yang tidak diketahui arti dan maknanya dengan tepat (hanya kira-kira sajal masih ragu-ragu maksudnya). Membaca secara individu hanya paling bisa dipahami 'I%. Memang cara ini dapat memudahkan pemahaman. Untuk penyempurnaan cara ini mungkin diadakan diskusi kelas supaya ada ketegasan pemahaman yang masih diragukan dalam kelompok asal dan kelompok ahli, sebaiknya yang menyajikannya adalah kelompok/tim ahli Huma, kelompok asal 7: kami tidak pernah diskusi di luar jadwal kuliah, karena tidak tahu memang harus diskusi. Dengan diterangkan ahli hanya bisa dikuasai sekitar 60%, karena ahlinya menjelaskan ngambang. Ahlinya tidak sampai ahli. Perlu ahlinya dibawah bimbingan dosen menguasaainya supaya yang diberikannya menjadi mantap betul. Lalu yang 40% lagi menurut Saya harus dicapai dengan cara lain,
seperti
para
ahli
yang
menyajikan
mestilah
meringkas ha1 yang pokok-pokok untuk mencapai tujuan. Dengan cara diskusi yang diberikan oleh kelompok ahli ini nampaknya kami bersemangat, tapi tidak tuntas rasanya, gantung saja. 8
Cici Nur Azizah
Kelompok asal 8: Yang dapat memahami topik ini baru sekitar 50%. Resume dari presenter diperlukan untuk anggota yang menerima, caranya dikopikan dan dibagikan pada semua anggota, dengan demikian saya yakin anggota akan diyakini dapat
menguasai secara maksimal. Yakin saya itu pak. 9
Arisa Arbasa,
kelompok asal 9: tidak diwajibkan mendiskusikannya di luar jadwal kuliah, kami tidak tahu jika memang harus didiskusikan di luar kuliah. Cara seperti ini
dipahami sekitar antara 50-60%, karena kekurangan waktu untuk menuntaskannya. Jalan keluarnya adalah didiskusikan di luar kelas atau di luar jadwal yang ada. Supaya yang 50-40% lagi dapat dicapai. 10
Riani Marfatila
Kelompok asal 10: Sudah direncanakan diskusi di luar kelas ini. Namun demikian akan kami bahas lagi setelah ini di luar kelas. Sebaiknya semua ahli meringkasnya. Itu akan kami laksanakan, karena nilai kami secara individu juga dipengaruhi oleh nilai kelompok kami ini. Jadi nilai bersama ini menjadi motivasi kami untuk aktif menguasai materi ini. Kekurangan yang diperoleh dari kelas dapat dimaksimalkan.
11
Wita Kumala Sari
Kelompok asal 11: Kami telah menguasai 70% dengan cara diskusi dengan presentasi ahli kami ini. Diharapkan dosen menjelaskannya yang 30% lagi. Karena ahli kami tidak menguasai materi secara baik dan sernpurna. Dosen menyajikan lagi supaya sempurna.
12
Eva Supriani
Kelompok asal 12: Alhamdulillah, kelompok ahli kami dapat menjelaskan. Kasar-kasarnya bisa dikuasai, dan detilnya kami harapkan dari dosen. 70% yang telah kami kuasai dapat menjadi modal dengan harapan dosen menambahnya 30% lagi dengan kami membuat pertanyaan perkelompok pada pertemuan akhir ditanyakan ke dosen. Dosen menjelaskan setelah diberikan kesempatan terlebih dahulu kepada kelornpok ahli.
Wawancara, Senin, Y
Vinta larasati, kelompok asal 2; Bahwa menentukan jadwal diskusi dengan temanteman, karena jadwal kuliah yang berbeda dengan teman lain itu, untuk mata kuliah lainnya. Untuk diskusi ini juga secara nyata memang belum pernah diusahakan, dan kami ada rencana untuk melakukannya bila teman-teman mau, rasanya mereka mau, cuman kesulitan jadwal yang semuanya bisa yang mungkin hambatannya. Samsudin, kelompok asal 3: Diantara kami itu mencari waktu yang tepat sulit sekali, jadwal kuliah berbeda-beda. Agak rendah kemungkinan bisa, semangat juga rendah
sangat untuk diskusi di luar jadwal yang tersedia dalam kuliah ini. Materi terbatas dipahami. Diskusi bersama dosen seperti ini lebih efektif dibanding sesama mahasiswa saja. Emil Dahlia, kelompok 4: Rencananya ada untuk diskusi di luar jadwal kuliah, dalam diskusi 3 sks di kelas ini hanya dapat dicapai target sekitar 40%, perlu ada diskusi di luar jadwal dalam kelompok asal. Karena materinya lumayan banyak. Hambatan kami adalah bahwa kelompok ahli kami kurang jelas elaborasinya. Kami harus membaca materi lagi secara mandiri. Jalan keluarnya menurut kami adalah materinya harus lengkap, apa yang harus dipahami secara lebih terperinci, sistimatika materi yang ada menurut kami masing ngambang, belum sistematik, disamping kelompok ahli kami tidak menguasai. Ika Sandra, kelompok asal 5: Awalnya tidak tahu prosedur yang ditempuh. Hanya sekitar 50% lah yang bisa kami kuasai sesuai target topik ini. Menurut kami jalan keluarnya adalah kelompok ahli hendaknya menyederhanakan materi dengan meringkasnya terlebih dahulu dan sebaiknya ada diskusi kelompok ahli di luar jadwal. Saya rasakan tidak cukup hanya 2 kali 3 sks saja. Atau ditambah jadwal kelompok asal di luar jadwal ini. Hamdi, kelompok asal 6: Saya merasakan 75% target tercapai, ada materi yang sulit dipahami karena istilah yang tidak diketahui arti dan maknanya dengan tepat (hanya kira-kira sajal masih ragu-ragu maksudnya). Membaca secara individu hanya paling bisa dipahami 15%. Memang cara ini dapat memudahkan pemahaman. Untuk penyempurnaan cara ini mungkin diadakan diskusi kelas supaya ada ketegasan pemahaman yang masih diragukan dalam kelompok asal dan kelompok ahli, sebaiknya yang menyajikannya adalah kelompokltim ahli. Huma, kelompok asal 7: kami tidak pernah diskusi di luar jadwal kuliah, karena tidak tahu memang harus diskusi. Dengan diterangkan ahli hanya bisa dikuasai sekitar 60%, karena ahlinya menjelaskan ngambang. Ahlinya tidak sampai ahli. Perlu ahlinya dibawah bimbingan dosen menguasaainya supaya yang diberikannya menjadi mantap betul. Lalu yang 40% lagi menurut Saya harus dicapai dengan cara lain, seperti para ahli yang menyajikan mestilah meringkas ha1 yang pokok-pokok untuk mencapai tujuan. Dengan cara diskusi yang diberikan oleh kelompok ahli ini nampaknya kami bersemangat, tapi tidak tuntas rasanya, gantung saja. Cici Nur Azizah, kelompok asal 8: Yang dapat memahami topik ini baru sekitar 50%. Resume dari presenter diperlukan untuk anggota yang menerima, caranya dikopikan dan dibagikan pada semua anggota, dengan demikian saya yakin anggota akan diyakini dapat menguasai secara maksimal. Yakin saya itu pak. Arisa Arbasa, kelompok asal 9: tidak diwajibkan mendiskusikannya di luar jadwal kuliah, kami tidak tahu jika memang harus didiskusikan di luar kuliah. Cara seperti ini dipahami sekitar antara 50-60%, karena kekurangan waktu untuk menuntaskannya. Jalan keluarnya adalah didiskusikan di luar kelas atau di luar jadwal yang ada. Supaya yang 50-40% lagi dapat dicapai. Riani Marfatila, kelompok asal 10: Sudah direncanakan diskusi di luar kelas ini. Namun demikian akan kami bahas lagi setelah ini di luar kelas. Sebaiknya semua ahli meringkasnya. Itu akan kami laksanakan, karena nilai kami secara individu juga dipengaruhi oleh nilai kelompok kami ini. Jadi nilai bersama ini menjadi motivasi kami
untuk aktif menguasai materi ini. Kekurangan yang diperoleh dari kelas dapat dimaksimalkan. Wita Kumala Sari, kelompok asal 11: Kami telah menguasai 70% dengan cara diskusi dengan presentasi ahli kami ini. Diharapkan dosen menjelaskannya yang 30% lagi. Karena ahli kami tidak menguasai materi secara baik dan sempurna. Dosen menyajikan lagi supaya sempurna. Eva Supriani, kelompok asal 12: Alhamdulillah, kelompok ahli kami dapat menjelaskan. Kasar-kasarnya bisa dikuasai, dan detilnya kami harapkan dari dosen. 70% yang telah kami kuasai dapat menjadi modal dengan harapan dosen menarnbahnya 30% lagi dengan kami membuat pertanyaan perkelompok pada pertemuan akhir ditanyakan ke dosen. Dosen menjelaskan setelah diberikan kesempatan terlebih dahulu kepada kelompok ahli.
Data Wawancara Siklus 1 Nama Pewancara
: 1.Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum -. .
2. Prof. Dasman Lanin, M.Pd., Ph-D.
.-
.,_
3. Estika Sari, S.H.
Ta nggaI
: 1 Oktober
No Nama Mahasiswa I Ema Suriani (Kelompok 3)
2012 di Lokal D.041 FIS UNP
Hasil wawancara Mengatakan Umumnya motivasi teman-teman bergairah, cuma ada sebahagian yang motivasinya rendah (satu orang), kelihatannya ia bosan kalau diterangkan oleh ahli dalam kelompok itu. Cara
mengatasi kebosanan atau rnotivasi yang rendah itu adalah dengan membuat ringkasan, dikopi dan dibagikan. Memang sudah disuruh dibaca, tapi tidak dihiraukan. Disuruh menanya mana yang tidak jelas dan yang belum mengerti, tampaknya mereka mau nanya pak! Mendingan ada peningkatan motivasi dari diskusi minggu lalu. Buktinya? Kelihatanya mereka paham, terlihat dari ungkapannya dalam diskusi. Senang tidak dengan cara ini? Ada senangnya dan ada tidaknya. Senang karena kita bisa jadi tutor, kita lebih memahami, tapi kita! mereka.. .ya..mungkin paham juga. Tidak senangnya, kalau kita tidak paham mereka juga tidak paham (dengan senyum tersipusipu). Ada yang tidak paham,kemungkinan ada tiga penyebabnya,yaitu (1) Tidak serius, dibawanya teman bergurau; ( 2) Tidak menghargai kelompok ahli, karena dipandang rendah dan; (3) Karena materi tidak dipahami secara bersama. Materi sangat filosofis dan teoritis. 2
Misbahun Janati Kelmompok 6)
( Mengatakan semua anggota punya motivasi. Kira-kira 30% yang tidak paham. Keutamaan cara ini ialah mahasiswa belajar dalam kelompok yang saling mengingatkan. Kelemahannya adalah ada yang tidak serius untuk kepentingan bersama (ada yang individualistik), harus ada teman yang menegur. Ketua harus mencari hari lain untuk dibahas bersama. Perlu diskusi kelas untuk terakhir perkuliahan supaya ada kepastian dari materi yang kami bahas. Akan lebih memperrnudah kalau ada
pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu di awal materi (topik) yang dibahas.
3
Hardianti Rusadi Kelompok 7)
4
Risa Kurniati (Kelompok Mengatakan Penyajian saya di kelompok sudah memotivasi kawan-kawan. Saya kurang yakin juga 8) kalau mereka menguasai apa yang saya sampaikan, walaupun mereka serius. Nampaknya kawan-kawan merasa senang dengan cara ini pak..! karena saling menggunakan pendapat. Susahnya kalau semua anggota kelompok diam. Di kelompok kami banyak yang diam, mungkin karakter dan mungkin juga kurang menarik topiknya. Beda dengan topik yang sebelumnya, semua semangat. Cara mengatasinya, penyaji lebih kreatif, penyaji mengemukakan contoh dalam kehidupan sehari-hari, kalau penyaji tidak bisa, penjelasannya dibutuh lagi oleh anggota. Gimana ya. .! anggota nampaknya tidak puas.
5
Reski Oktara ( Kelompok Mengatakan Ada rencana menambah diskusi di luar jadwal. Sudah pernah direncanakan, tapi tidak 2) semuanya komit, karena ada tambahan kuliah dari dosen lain, akhirnya tabrakan. Nampaknya dengan
( Mengatakan cara seperti ini nampaknya lebih enak daripada bapak ceramahkan. Motivasi kami agak bergairah. Senang dengan cara ini karena temanmemahami dan prosentase teman lebih pemahamannya menjadi naik. Saya (penyaji) banyak mengajukan pertanyaan tentang materi ini, setelah materinya diterangkan. Saya sebagai penyaji cukup menguasai, jadi mereka nampaknya senang. Yang tidak mereka senangi adalah kalau mereka tidak berminat dengan topik itu. Kurang minat akhirnya usahanya untuk menguasai juga kurang. Tapi bagi yang tertarik dengan topik ini ya, tentu bersemangat. Umumnya kami semua bersemangat, sehingga ada yang tidak bersemangat terpengaruh dengan temanteman yang bersemangat menjadi bersemangat pula. Alhamdulillah di kelompok kami banyak yang bersemangat. Yang menjadi penyebab kurang bersemangat mungkin disajikan oleh teman sendiri, mereka lebih leluasa tanpa ragu-ragu berbicara tentang kelemahan temannya. Saya sendiri sebagai penyaji kurang penguasaan materi saya, itu yang saya rasakan, disamping takut salah yang disampaikan.
cara ini mereka senang. Supaya lebih tepat sasaran, sebaiknya diringkas oleh penyaji, dikopi dan dibagikan. Sebaiknya teman-teman mempelajari duluan di rumah. Kita hanya menerangkan yang tidak mengerti saja lagi. Bagi yang tidak senang dengan cara ini disebabkan ahli tentang topik tertentu tidak hadir ketika diskusi kelompok ahli, lalu mereka mau menyajikan apa? Materinya ngambang saja. Perlu ada sangsi bagi ahli yang tidak mengerjakan tugasnya, kalau perlu dia hanya nilai C saja paling tinggi. Pada ha1 dia tahu bahwa nilai kelompok mempengaruhi nilai pribadi. 6
Sri Wahyuni ( Kelompok Mengatakan Diskusi seperti ini nampaknya dapat menguasai materi dengan lebih baik dari ceramah 9) bapak, ya.. lebih baik sekitar 30%. Kalau ahlinya tidak mampu mengembangkan penjelasan materi, ya.. . waktunya berlebih. Tadi kami waktunya berlebih atau masih tersisa, karena penyaji tidak dapat menjelaskan lebih panjang dan terang. Saya sebagai ahli telah menerangkannya topik yang disajikan. Sebagai calon guru cara ini dapat melatih diri untuk mengajar, menghadapi pertanyaan teman-teman. Tidak enaknya adalah teman-teman tidak fokus dan kita harus berulang-ulang. Tidak fokus karena kita tidak banyak bisa menegur yang tidak serius, sama besar kelihatanya susah berwibawa.
7
Aulia Gilsa lskandar ( Mengatakan Cara ini lebih baik dari ceramah dosen, Kelompok 11) lebih termotivasi berbuat. Saya rasa cara ini bisa diteruskan untuk mengurangi kebosanan mahasiswa, lebih baiklah sekitar 40% daripada ceramah biasa. Saya menyenanginya karena kita saling interaksildiskusi, cuma tanggung jawab anggota ditingkatkan dengan pengarahan dosen yang lebih tegas. Kelemahannya adalah teman yang kurang minat belajarnya dia membicarakan yang lain, di luar topik.
8
Ria Aristin ( Kelompok Mengatakan Lebih baik cara ini dibanding dengan ceramah bapak. Kira-kira 30% lebih baik, kami bebas 10) memahami isi yang ada dalarn kandungan teks yang diberikan dengan arahan tujuan pembelajaran. Semuanya aktif belajar saling ngomong menjelaskan keahliannya. Meskipun satu yang membahas, semuanya aktif mengungkapkan. Kelemahannya,
anggota tidak fokus, karena belum mengerti betul caranya dan materinya dirasa (kira) tidak penting. Lalu disepelekan saja. Ada yang jalan dan mutarmutar, harus ada yang menegurnya dengan disiplin tinggi. 9
Asramal ( Kelompok 1)
Mengatakan ceramah dan cara ini sama saja, cuma ini lebih membuat kami lebih aktif dan berusaha mencari sendiri dan mendiskusikannya. Koordinasi pada kelompok penting. Kami kurang terkoordinasi. Tidak terjadi diskusi secara sengit, karena penyaji kurang dapat menguasai materi, jadi kami agak kebingungan. Untung ada anggota yang aktif sehingga terjadi juga tukar pendapat, yang bukan dibawah ahlinya, tapi oleh anggota ahli yang membaca materi dan memahaminya. Kelemahannya kurangnya peranan dosen untuk meluruskan atau memahami yang kurang diketahui ahli atau anggota.
10
Sartika ( Kelompok 12 )
Mengatakan agak setuju dengan cara ini dibanding kuliah biasa (ceramah). Materi dapat dikuasai sekitar 50%. Lumayan dibanding ceramah. Ya, kami bergairah sedikit dibanding kuliah biasa. Tiap anggota kelompok berusaha menguasai dengan maksimal, karena anggota tahu nilai pribadi mempengaruhi nilai kelompok dan sebaliknya. Dibanding diskusi biasa, ini lebih optimal. Kelemahannya terlihat kalau ahli tidak bisa menjelaskan, yang lain bingung. Ahlinya saja tidak tahu apalagi yang tidak ahli. Cara mengatasi yang seperti ini adalah para ahli berkonsultasi dengan
dosen tentang ringkasannya sebelum dan sesudah diskusilpenyajian kelompok. 11
Hariyanto ( Kelompok 5 ) Mengatakan Lebih mudah paham dan menguasai sedikit dengan cara ini dibanding ceramah dosen yang agak membosankan dan ngantuk pada jam ke 7-9 ini. Mana panas dan jam yang membuat tidak konsentrasi. Dengan cara ini teratasi juga sedikit melawan panasnya suasana. Sesama teman aktif bertanya dan menanggapi. Kalau ahlinya tidak bisa menjawab atau menerangkan yang ditanyakan, kernana harus rnengadu? Diizinkan bertanya ke kelompok lain dan seterusnya ke dosen.
12
Rika
Permata
Mengatakan ceramah yang menyebabkan ngantuk Sari dan ngaur dapat diatas dengan cara ini pak. Saya
(Kelompok 4 )
yakin dan merasakan cara ini sedikit lebih enak rasanya. Kita bisa menguasa agak baik dibanding ceramah hanya untuk memetakan saja tidak menguasai, di rumah baru kita ulang untuk menguasainya. Senang karena kita sebagai ahli dituntut menguasai lebih dahulu, akhirnya kita mengerti, dituntut pula menyerap materi kelompok ahli lainnya. Kekurangannya adalah terletak pada teman yang kurang mau membaca dan bertanya dan tidak bersemangat mengganggu prestasi kelompok dan kita yang agak rajin. Solusinya pengawasan diskusi lebih diketatkan lagi.
Wawancara 1 Oktober 2012 Kelompok 3 Ema Suriani: Umumnya motivasi teman-teman bergairah, cuma ada sebahagian yang motivasinya rendah (satu orang), kelihatannya ia bosan kalau diterangkan oleh ahli dalam kelompok itu. Cara mengatasi kebosanan atau motivasi yang rendah itu adalah dengan membuat ringkasan, dikopi dan dibagikan. Memang sudah disuruh dibaca, tapi tidak dihiraukan. Disuruh menanya mana yang tidak jelas dan yang belum mengerti, tampaknya mereka rnau nanya pak! Mendingan ada peningkatan motivasi dari diskusi minggu lalu. Buktinya? Kelihatanya mereka paham, terlihat dari ungkapannya dalam diskusi. Senang tidak dengan cara ini? Ada senangnya dan ada tidaknya. Senang karena kita bisa jadi tutor, kita lebih memahami, tapi kita! mereka...y a..mungkin paham juga. Tidak senangnya, kalau kita tidak paham mereka juga tidak paham (dengan senyum tersipu-sipu). Ada yang tidak paham,kemungkinan ada tiga penyebabnya,yaitu (1) Tidak serius, dibawanya teman bergurau; ( 2) Tidak menghargai kelompok ahli, karena dipandang rendah dan; (3) Karena materi tidak dipahami secara bersama. Materi sangat filosofis dan teoritis. 1. Kelompok 6 Misbahul Jannati: semua anggota punya motivasi. Kira-kira 30% yang tidak paham. Keutamaan cara ini ialah mahasiswa belajar dalam kelompok yang saling mengingatkan. Kelemahannya adalah ada yang tidak serius untuk kepentingan bersama (ada yang individualistik), harus ada ternan yang menegur. Ketua harus mencari hari lain untuk dibahas bersama. Perlu diskusi kelas untuk terakhir perkuliahan supaya ada kepastian dari materi yang kami bahas. Akan lebih mempermudah kalau ada pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu di awal materi (topik) yang dibahas. 2. Kelompok 7 Hardianti Rusadi: cara seperti ini nampaknya lebih enak daripada bapak ceramahkan. Motivasi kami agak bergairah. Senang dengan cara ini karena teman-teman lebih memahami dan prosentase pemahamannya menjadi naik. Saya (penyaji) banyak mengajukan pertanyaan tentang materi ini, setelah materinya diterangkan. Saya sebagai penyaji cukup menguasai, jadi mereka
3.
4.
5.
6.
nampaknya senang. Yang tidak mereka senangi adalah kalau mereka tidak berminat dengan topik itu. Kurang minat akhirnya usahanya untuk menguasai juga kurang. Tapi bagi yang tertarik dengan topik ini ya, tentu bersemangat. Umumnya kami semua bersemangat, sehingga ada yang tidak bersemangat terpengaruh dengan teman-teman yang bersemangat menjadi bersemangat pula. Alhamdulillah di kelompok kami banyak yang bersemangat. Yang menjadi penyebab kurang bersemangat mungkin disajikan oleh teman sendiri, mereka lebih leluasa tanpa ragu-ragu berbicara tentang kelemahan temannya. Saya sendiri sebagai penyaji kurang penguasaan materi saya, itu yang saya rasakan, disamping takut salah yang disampaikan. Kelompok 8 Risa Kurniati: penyajian saya di kelompok sudah memotivasi kawankawan. Saya kurang yakin juga kalau mereka menguasai apa yang saya sampaikan, walaupun mereka serius. Nampaknya kawan-kawan merasa senang dengan cara ini pak..! karena saling menggunakan pendapat. Susahnya kalau semua anggota kelompok diam. Di kelompok kami banyak yang diam, mungkin karakter dan mungkin juga kurang menarik topiknya. Beda dengan topik yang sebelumnya, semua semangat. Cara mengatasinya, penyaji lebih kreatif, penyaji mengemukakan contoh dalam kehidupan sehari-hari, kalau penyaji tidak bisa, penjelasannya dibutuh lagi oleh anggota. Gimana ya..! anggota nampaknya tidak puas. Kelompok 2 Reski Oktara: ada rencana menambah diskusi di luar jadwal. Sudah pernah direncanakan, tapi tidak semuanya komit, karena ada tambahan kuliah dari dosen lain, akhimya tabrakan. Nampaknya dengan cara ini mereka senang. Supaya lebih tepat sasaran, sebaiknya diringkas oleh penyaji, dikopi dan dibagikan. Sebaiknya teman-teman mempelajari duluan di rumah. Kita hanya menerangkan yang tidak mengetti saja lagi. Bagi yang tidak senang dengan cara ini disebabkan ahli tentang topik tertentu tidak hadir ketika diskusi kelompok ahli, lalu mereka mau menyajikan apa? Materinya ngambang saja. Perlu ada sangsi bagi ahli yang tidak mengerjakan tugasnya, kalau perlu dia hanya nilai C saja paling tinggi. Pada ha1 dia tahu bahwa nilai kelompok mempengaruhi nilai pribadi. Kelompok 9 Sriwahyuni: diskusi seperti ini nampaknya dapat menguasai materi dengan lebih baik dari ceramah bapak, ya.. lebih baik sekitar 30%. Kalau ahlinya tidak mampu mengembangkan penjelasan materi, ya.. . waktunya berlebih. Tadi kami waktunya berlebih atau masih tersisa, karena penyaji tidak dapat menjelaskan lebih panjang dan terang. Saya sebagai ahli telah menerangkannya topik yang disajikan. Sebagai calon guru cara ini dapat melatih diri untuk mengajar, menghadapi pertanyaan teman-teman. Tidak enaknya adalah temanteman tidak fokus dan kita hams berulang-ulang. Tidak fokus karena kita tidak banyak bisa menegur yang tidak serius, sama besar kelihatanya susah berwibawa. Kelompok 11 Aulia Gilsa Iskandar: cara ini lebih baik dari ceramah dosen, lebih termotivasi berbuat. Saya rasa cara ini bisa diteruskan untuk mengurangi kebosanan mahasiswa, lebih baiklah sekitar 40% daripada ceramah biasa. Saya menyenanginya karena kita saling interaksildiskusi, cuma tanggung jawab anggota ditingkatkan dengan pengarahan dosen yang lebih tegas.
Kelemahannya adalah teman yang kurang minat belajarnya dia membicarakan yang lain, di luar topik. 7. Kelompok 10 Ria Aristin: lebih baik cara ini dibanding dengan ceramah bapak. Kira-kira 30% lebih baik, kami bebas memahami isi yang ada dalam kandungan teks yang diberikan dengan arahan tujuan pembelajaran. Semuanya aktif belajar saling ngomong menjelaskan keahliannya. Meskipun satu yang membahas, semuanya aktif mengungkapkan. Kelemahannya, anggota tidak fokus, karena belum mengerti betul caranya dan materinya dirasa (kira) tidak penting. Lalu
disepelekan saja. Ada yang jalan dan rnutar-rnutar, harus ada yang menegurnya dengan disiplin tinggi. 8. Kelompok 1 Asramal: ceramah dan cara ini sama saja, cuma ini lebih membuat kami lebih aktif dan berusaha mencari sendiri dan mendiskusikannya. Koordinasi pada kelompok penting. Kami kurang terkoordinasi. Tidak terjadi diskusi secara sengit, karena penyaji kurang dapat menguasai materi, jadi kami agak kebingungan. Untung ada anggota yang aktif sehingga terjadi juga tukar pendapat, yang bukan dibawah ahlinya, tapi oleh anggota ahli yang membaca materi dan memahaminya. Kelemahannya kurangnya peranan dosen untuk meluruskan atau memahami yang kurang diketahui ahli atau anggota. 9. Kelompok 12 Sartika: agak setuju dengan cara ini dibanding kuliah biasa (ceramah). Materi dapat dikuasai sekitar 50%. Lumayan dibanding ceramah. Ya, kami bergairah sedikit dibanding kuliah biasa. Tiap anggota kelompok berusaha menguasai dengan maksimal, karena anggota tahu nilai pribadi mempengaruhi nilai kelompok dan sebaliknya. Dibanding diskusi biasa, ini lebih optimal. Kelemahannya terlihat kalau ahli tidak bisa menjelaskan, yang lain bingung. Ahlinya saja tidak tahu apalagi yang tidak ahli. Cara mengatasi yang seperti ini adalah para ahli berkonsultasi dengan dosen tentang ringkasannya sebelum dan sesudah diskusilpenyajian kelompok. 10.Kelompok 5 Hariyanto: lebih mudah paham dan menguasai sedikit dengan cara ini dibanding ceramah dosen yang agak membosankan dan ngantuk pada jam ke 7-9 ini. Mana panas dan jam yang membuat tidak konsentrasi. Dengan cara ini teratasi juga sedikit melawan panasnya suasana. Sesama teman aktif bertanya dan menanggapi. Kalau ahlinya tidak bisa menjawab atau menerangkan yang ditanyakan, kemana harus mengadu? Diizinkan bertanya ke kelompok lain dan seterusnya ke dosen. 11.Kelompok 4 Rika Perrnata Sari: ceramah yang menyebabkan ngantuk dan ngaur dapat diatas dengan cara ini pak. Saya yakin dan merasakan cara ini sedikit
lebih enak rasanya. Kita bisa menguasa agak baik dibanding ceramah hanya untuk memetakan saja tidak menguasai, di rumah baru kita ulang untuk menguasainya. Senang karena kita sebagai ahli dituntut menguasai lebih dahulu, akhirnya kita mengerti, dituntut pula menyerap materi kelompok ahli lainnya. Kekurangannya adalah terletak pada teman yang kurang mau membaca dan bertanya dan tidak bersemangat mengganggu prestasi kelompok dan kita yang agak rajin. Solusinya pengawasan diskusi lebih diketatkan lagi.
Data Wawancara Siklus 2 Nama Pewancara
: 1.Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum
2. Prof. Dasman Lanin, M.Pd., Ph.D.
3. Estika Sari, S.H. Tanggal Wawancara
: 6 dan 7 Desember 2012
Lokasi Wawancara
: Lokal D.O1 dan Ruang Dosen Jurusan ISP FIS UNP
Nurhayati Kelompok asal5 Pertama yang ingin kami Tanya bahwa anda telah mengikuti siklus 1 yang kelompoknya yang lebih kecil dan siklus 2 kelompoknya lebih besar, ahlinya sudah 2 orang, ada diskusi keJas, apa yang dirasakan perbedaannya Saya lebih cenderung setuju dengan siklus 2, sebab pada siklus 1 hanya ada satu ahli, pada siklus kedua 2 terdapat partner satu ahli lain, sehingga bisa berdiskusi dengan teman ahli yang satu lagi. Materi 80 % tuntas, berarti sekitar 20% yang tidak tuntas ? bukan itu masalahnya tetapi 20 % karena adanya keraguan-keraguan materi, tetapi dengan adanya diskusi keraguan 20 % bisa tuntas. Apa penting diskusi kelas ? ya menurut karena dengan diskusi kelas contoh tentang referendum yang tidak tuntas bisa tuntas dengan diskusi kelas, karena dengan diskusi kelas terjawab dengan adanya penjelasan dari dosen tentang yang diragukan tersebut. Apa ada lagi keunggulan lain pada siklus 2 ? Dari segi materi, pada siklus 1 baru dasar-dasarnya saja, pada siklus 1 materi yang pada modul atau yang kami cari terkadang ada perbedaan pendapat, tetapi pada siklus 2 materi-materinya telah pernah dipelajari di sekolah, serta lebih mudah mencari referensi tambahan selain referensi modul yang diberikan tim peneliti. Bagaimana hasil pantauan anda tentang dinamika dalam kelas ? Menurut pantauan saya yang ditinggalkan atau ditunggu di kelas di dosen, pada satu jam pertama setelah itu mereka melakukan kegiatan lain seperti membaca buku, kalau bisa memilih lebih setuju ditunggu satu jam kemudian kembali setelah itu ke dalam kelas, untuk ditanya apa keraguan materi. Artinya lebih leluasa diskusi ditinggalkan ? Bukan begitu kuliah kan ada 3 sks, satu jam pertama ditinggalkan, tetapi kemudian setelah selesai membahas dan membuat kesmpulan, mereka kegiatan-kegiatan lain atau keluar atau berbicara dengan teman. Jadi efektif satu setengah sks jika ditinggalkan ? ya begitu. Kalau sejak awal ditunggu, sama saja hasilnya, Cuma tidak ada yang keluar kelas.
Penguasaan materi dengan siklus 2 berbanding siklus 1 ? Kalau saya peribadi, lebih senang siklus 2 dan lebih senang dengan metoda ini,
lebih ceramah karena dengan ceramah diberi kesempatan bertanya dengan waktu yang sedikit, jika diskusi kami bisa berdiskusi dengan teman sehingga kesempatan kami sebagai untuk berdiskusi lebih baik dengan motede ini. Kalau boleh mencontoh pada kelompok ahli C, pada waktu itu bapak memberi arahan jangan berfokus pada materi dalam modul, sehingga banyak timbul
pertanyaan, menggali, mencari kejelasan tentang materi, teman-teman tidak kuatir jika hasil yang diperoleh jika tidak mengerti nanti ada diskusi kelas sehingga nanti akan ditanyakan pada dosen. Penguasaan cara materi seperti jika anda menjadi guru apakah membantu ? Bagaimana prediksi anda tentang ini ?
Kalau dengan materi saya yakin dan percaya cara ini sangat membantu, dengan seperti ini materi yang masuk kepada kami sedikit banyak akan membantu di lapangan sewaktu menjadi guru. Berkaitan dengan metode, anda kelak menjadi mana lebih efektif dengan jigsaw berbanding dengan ceramah ? bagaimana prediksi anda ?
Kalau secara peribadi saya lebih suka metode yang aktif, seperti cara metode ini. Sebab pengalaman saya di sekolah dulu guru lebih banyak menggunakan ceramah, sehingga banyak yang merasa bosan, tidur, keluar kelas, berbicara dengan teman, maka metode itu jigsaw dalam lebih menyenangkan.
Sri Ayu Listina, kelompok asaJ 4 : Apa yang dirasakan ? anda sudah mengalami jigsaw asli dan jigsaw yang dimodifikasi, mana lebih efektii, lebih disenangi, lebih dinamis. Lebih senang di siklus 2, karena jika satu orang tidak mengerti maka ditanya ditanya pada teman ahli satu lagi, apalagi ada diskusi kelas. Materi yang
gantung tejawab dalam diskusi kelas. Mana yang lebih masuk materi yang dikuasai pada siklus 1 atau siklus 2, Jawab lebih masuk materi pada siklus 2. Dibanding dengan ceramah materi mana lebih banyak penguasaan materi ? Yang kedua karena melalui dengan diskusi dengan teman kita bertanya dan
teman-teman yang paham bisa lebih menjelaskan karena itu dengan ini lebih banyak bisa dikuasai materi. Dikuasai materi sekitar 80 5, berarti ada 20 % lagi yang belum dikuasai ? karena ada yang bisa menjelaskan, dengan diskusi kelas maka dapat diatasi. Hasil pantauan ?
Ada teman yang senang ada yang tidak senang, kalau dalam diskusi terlihat sekitar 60 % yang suka, yang tidak suka 40 %. Lebih efektif tidak ditinggalkan, karena tanpa pengawasan kurang.
Lebih bermanfaat jika dosen memberi penjelasan tentang cara pembahasan, karena awalnya kelompok kami melenceng yang dicari caranya padahal seharus materinya, sehingga perlu monitoring dosen. Sebagai calon guru apakah terbantu penguasaan materi ? Terbantu pak, awal kurang paham, dengan cara seperti ini lebih terbantu karena pernah berdiskusi tidak dihafal materi. Jigsaw agak susah diterapkan di sekolah menurut saya susah diterapkan, sedangkan dalam diskusi biasa saja tidak berjalan dengan efektif, apalagi dengan metode jigsaw. Sulit untuk manajemen kelasnya karena kelompok ahli dan kelompok asal. Manajemen itu kan tanggungjawab guru, siswa kan ikut saja dimana ribetnya bagaimana menurut anda ? ribet bagi gurunya pak. Dona Sariani, kelompok asaJ 3 1. Kalau bagus siklus 2 dalam penguasaan materi karena ahlinya di kelompok dona 3 orang, jika dipresentasikan sekitar 85 % diperoleh penguasaan materi, hasil ini dilihat dari ditanya kepada anggota kelompok apakah mengerti atau tidak terhadap materi dijawab temanteman mengerti. 2. Mana lebih disenangi ? lebih baik model 2 ini apalagi ceramah banyak yang mengantuk, kalau dengan materi dengan metode tidak terlalu formal, apalagi ingin protes terhadap yang dijelaskan tidak segan, misalnya gimana ni hah? Apakah maksud ni hah ? sehingga kami bisa berdebat lebih dinamis. Sehingga materi yang dikuasai lebih banyak. Berati ada 15 yang belum tuntas ? ha1 ini karena ada yang belum dikuasai materi tersebut. Apakah dengan diskusi dapat diselesaikan materi yang gantung ? Dapat tuntas dengan penjelasan oleh dosen dalam diskusi. Karena dalam diskusi tersebut maka diperoleh pula hasil analisis terhadap materi apalagi bahan yang tidak dapat daJam bahan refrensi dapat dilakukan evaluasi dan analisis materi yang dipelajari. 3. Dinamika kelas ? lebih enak ditunggu bapak, karena begitu bapak keluar kelas banyak yang buyar konsentrasi, ada yang langsung pegang hp, ada yang mengerjakan yang lain-lain, karena perlu ditunggu dosen dalam kelas. Bagaimana pengarahan yang diberikan dosen tentang proses diskusi ? ya efektif, sebelumnya diberikan pengarahan, kami mengambang, sehingga dengan diberi penjelasan maka kami kembali fokus kepada materi. Sehingga perlu kehadiran dosen dalam kelas, pemantauan perkembangan diskusi jika ada keliru perlu dijelaskan oleh dosen. 4. Ya membantu, karena dengan cara ini ingat materi ini waktu mengajar nanti. Karena telah pernah diperdebatkan karena pernah ada
pengalaman didiskusikan. Bisa diterapkan metode di sekolah. Siswa suka pak, apalagi dengan ceramah siswa pasti membosankan rasanya materi, apa tu Pkn ceramah-ceramah se katanya. Yang penting siswa bisa lebih menguasai materi sehingga metode lebih bagus digunakan di sekolah. Eva Supriani, kelompok asal6 1. Mana yang lebih senang siklus 2 daripada siklus pertama, sebab para
anggota kelompok lebih nyambung karena diplih sendiri, selanjutnya penyampaian materi lebih dikuasai ahli masing-masing, teman-teman dalam kelompok yang diplih sendiri sudah rnerasa dekat dan ahli itu lebih satu disamping itu dikusi lebih dinamis selain materi yang dibahas saling terkait sehingga lebih udah dan lebih enak didiskusikan. Dalam siklus 2 ini sekitar 90 % materi bisa dikuasai, sedangkan 10 % lagi belum dikuasai karena wawasan kami yang kurang, walaupun sebenarnya materi sudah tersedia dari bahan modul yang diberikan oleh dosen, tetapi kami dalam diskusi masih mengalami keraguan materi tersebut perlu suatu analisis lebih dalam. Konsep materi sudah dapat, karena
berkembangnya banyak pertan yan yang terjadi dalam diskusi, sebab rasa ingin tahu teman-teman lebih meningkat, lebih menyenangkan dan meningkat karena mereka para ahli sudah saling melengkapi. Diskusi kelas telah dapat menyelasaikan hal-ha1 yang masih mengambang. Menyelaesaiakn perbedaan pendapat dalam diskusi kelompok sebelum
diskusi kelas tersebut. 2. Dibanding ceramah bagaiamana ? Penuasan materi lebih bagus siklus 2 sebab ceramah keinginan untuk bertanya hanya sedikit kesempatan, dalam diskusi kesempatan lebih banyak, dan adanya saling perdebatan secara lebih bebas dan terbuka, dan bahasa yang digunakan bisa
bahasa pergaulan sehari-hari dalam diskusi dalam bertanya. Kalau dengan dosen kuatir bertanya lebih dalam takut dosen takut tersinggung. Kalau dengan teman-teman kita bisa bertanya lebih leluasa termasuk dalam berdebat. 3. Jika diskusi sudah dalam tidak penting ada dosen atau tidak dosen
dalam kelas atau meninggalkan kelas. Karena kami sudah sibuk dengan kegiatan diskusi yang berlangsung. 4. Penjelasan dosen bermanfaat agar tidak melenceng diskusi yang dalam kelompok tidak melenceng, dan kami bisa lebih fokus kepada materi. 5. Pantauan dinamika ? teman-teman menurut eva, memang diskusi seperti
ini lebih bagus dibanding ceramah.
6. Jika saya menjadi guru maka saya akan menerapkan metode seperti ini daripada ceramah. 7. Dari segi materi bagaimana penguasaannya apabila menjadi guru ? bisa, alasan kita sudah membahas materi lebih luas lagi dan rekan-rekan lain lebih mudah apa yang disampaikan, oleh sebab itu lebih lama tahan dan bisa menjadi bekal sewaktu guru nanti. Arisa Arbasa, kelompok asaJ 2 1. Model siklus 2, soalnya kalau sudah kurang paham maka patner ahli lain membantu. Berapa presentasi penguasaan materi hingga kemampuan menyampaikan pada kelompok hingga diskusi kelas 80 % lebih kurang, berarti tinggal 20 %. Bagaimana cara mengatasi 20 % ? apakah bisa cara diatasi dengan diskusi kelas ? tidak karena pencapaian kesempurnaan itu tidak ada, karena tingkat pemahaman juga berbeda, solusi belum ditemukan. Secara umum kompetensi dasar tercapai, tapi detil belum tercapai, apa ada cara lainnya untuk mencapainya ? Cara dengan tugas, karena itu perlu komunikasi dengan dosen, cara ke pustaka, atau internet. Bagaiamana yang lebih bagus meringkas atau mencari topik sama di internet lalu diringkas ? Kalau saya pikir perlu dipadukan keduanya, ringkasan dibuat dan kolaborasi dengan internet, apa teman-teman mahasiswa tidak merasa berat dengan cara tersebut ? Nanti kalau masih ada yang kurang mengerti ditanyakan kepada dosen. Diskusi kelas naik menjadi 90 %. 2. Dibanding ceramah ? model diskusi lebih baik, karena keingintahuan muncul dan tinggi, dan yang hendak dicapai dan dicari, kalau dengan ceramah, sering menerawang, atau ada teman mengganggu, banyak gangguan sms masuk dan lain-lain. Manfaat diskusi melatih verbal, melatih konflik, sehingga banyak niJai pengalaman lain diperoleh dalam berdiskusi ini. 3. Lebih efektif ditunggu, karena sewaktu ditinggal karena teman-teman semena dikelas, ada fb, ada teleponan, ada yang keluar masuk kelas. 4. Perlu diarahkan diskusi dalam diskusi terus menerus ? tidak perlu diarahkan terus-menerus karena mengurangi kemandirian, sebaiknya longgar saja, tetapi perlu diarahkan agar diskusi tidak melenceng. 5. Membantu untuk menjadi guru nanti ? karena banyak materi yang tidak dilupa karena suasana diskusi lebih dinamis. 6. Jigsaw butuh yang lama, apabila alokasi waktu tidak seberapa maka saya gunakan ceramah di sekolah. Irene, kelompok asal4
'x' lri F'ERDUSTAIAAN r
t
r
':'ilr. PFBERI
1. Siklus 2, lebih efektif, menjelaskan r n a t e r i - l e b i arena dalam kelompok asal ahli lebih satu, bisa saling, mendukung. Sama saja rasa kedekatan kelompok, pertama 60 -70 siklus 80 % sisa 20 % ? karena pemahaman berbeda-beda, kurang yakin mana benar. Solusi diskusi kelas tapi tambah perlu ditambah tidak cukup kali saja. Nambah 10 %. Misalnya referendum ketika dijelaskan oleh dosen maka kami dapat pemahaman yang lebih pasti lagi. 2. Ceramah dosen terlalu formal, kalau diskusi bahasa pergaulan, terbuka mengungkap, keingintahuan materi karena dengan teman-teman saja, kalau ceramah menanyakan ke dosen takut dosen tersinggung, dosen keras dengan pendirian saja, kalau diskusi dengan kelompok bisa didebat terus. Dengan diskusi maka keakraban bertambah dengan teman yang belum akrab, padahal sebelum sekedar say hello saja kalau jumpa. Menambah keberanian untuk aktif, ingin tahu, nanya-nanya sama teman yang lebih tahu. 3. Bagus ditunggu terus, jadi diskusi berjalan efektif, dosen keluar diskusi tidak tentu arah, ada yg main, ada fb. 4. Jerkadang materi tidak ada keraguan, maka perlu ada pengarahan dari dosen, bisa di tanya-tanya, berkurang ragu-ragu. Perlu diberi tahu dosen jika diskusi telah melenceng. Dalam diskusi aktif karena menanya-nanya yang kurang aktif, di awal semangat 2 sks kemudian pada sks terakhir ahli sibuk yang membuat. 5. Menjadi guru ? penguasaan materi lebih bagus diskusi karena mudah ingat dan lama ingat. 6. Bagus jigsaw yang disesuaikan dengan waktu di terapkan di sekolah. 7. Dari segi materi lebih memahami semua materi, keaktifan mahasiswamahasiswa ada yang aktif , tidak mau diskusi, lebih manfaat menambah keterampilan bicara. 8. Boleh modifikasi metode jigsaw, dengan pertimbangan melakukan wawancara peserta didik (siswa). Syamsuddin, kelompok asal6 1. Siklus 2 penguasaan materi, alasan ahli lebih dari satu, sehingga kita bisa bertanya materi disajikan , kemungkinan kurang penguasaan materi. 90 % sisa 10 %, kenapa ? mungkin penguasan pennyaji dalam kelompok asal kurang memuaskan, kurang yakin, ada keraguan-keraguan. Solusinya diskusi kelas satu-satunya jalan keluar. Diskusi yang telah bisa menuntaskan yang sisa materi, karena lebih memastikan materi yang sudah dikuasai sebelumnya. Misalnya referendum apakah dilaksanakan atau tidak, berkaitan ini analisis diperlukan.
2. Ceramah dibanding jigsaw ? lebih menguasai materi dalam diksusi kenapa, dituntut menguasai keahlian sesuai materi ahli, lebih aktif, ada interaksi timbale, ceramah monoton saja. 3. Sama-sama baik, lebih ada dosen didalam kelas ? kenapa, karena perlu dosen mengontrol diskusi yang berlangsung, karena kadangkadang kesadaran misalnya, kalau ahli presentasi situasi agak kacau dalam diksusi karen tidak dosen. 4. Dinamika ? aktif sekitar 2 sks , 1 sks cerita-cerita yang lain, menulis ringkas hanya ahli. 5. Perlu arahaan dosen dalam diskusi, karena untuk menguatkan pernyataan dalam diksusi. Menjadi pengontrol diskusi yang salah sehingga perlu dosen tersebut mengarahkan kembali fokus. 6. Membantu jika menjadi gum, jadi modal dasar, penguasaan materi, strategi yang dipakai di sekolah. 7. Apa manfaat jigsaw ? lebih lama teringat materi dibanding jigsaw, ada kelompok kecil, ada kelompok ahli, dan mempunyai keahlian masingmasing. 8. Belajar kesalahan dalam mengajar, dan bagaimana cara memperbaiki kesalahan tersebut. Lebih terbuka, karena terjadi interaksi timbal balik. Cici nur azizah dari kelompok asal3: Pertama yang ingin kami tanya bahwa anda telah mengikuti siklus 1 yang kelompoknya yang lebih kecil dan siklus 2 kelompoknya lebih besar, ahlinya sudah 2 orang, ada diskusi kelas, apa yang dirasakan perbedaannya Perbedaan yang saya rasakan sangat jauh sekali, saya lebih senang dengan diskusi siklus ke dua, karena di diskusi siklus ke dua kita bebas memilih teman sekelompok. Dan dari segi komunikasinya bisa lebih lancar dan terjalin lebih akrab, dan juga di siklus ke dua ini lebih mudah mengatur jadwal diskusinya apalagi di tambah dengan adanya dua ahli di masing-masing kelompok itu jauh memudahkan ahli sehingga ada dua ahli yang menjelaskan pada kelompok asalnya. Apa ada lagi keunggulan lain pada siklus 2 ? Keunggulan lain yang saya rasakan adalah materi baru yang di berikan dosen jauh membantu kelompok ahli dalam berdiskusi ketimbang bahan di siklus pertama yang bahannya agak ngambang dan juga pembagian resume di setiap kelompok ahli yang terstruktur membuat kelompok asal lebih mudah memahami di samping mendengarkan kelompok ahli mempresentasikan. Bagaimana basil pantauan anda tentang dinamika dalam kelas ? Kalau dinamika atau situasi dalam kelas yang saya rasakan cukup efektif dan interaktif saat kelompok ahli menjelaskan dan ada pertanyaan di luar kuasa
kelompok ahli itu sendiri dia bisa menanyakan pada dosen bersangkutan yang stand by di kelas, tetapi menurut saya dalam segi waktu sedikit membosankan
palingan yang efeMifcuma satu setengah sampai dua jam saja selebihnya para anggota kelompok banyak memakai waktu diskusi untuk ngobrol di luar konteks perkuliahan. Penguasaan materi dengan siklus 2 berbanding siklus 1 ? Saya lebih mengerti dengan penjelasan para ahli di siklus ke dua karena di
siklus kedua ini ada dua orang ahli yang menjelaskan dan mereka saling menambahkan tapi ada juga penjelasan ahli yang agak susah di mengerti tergantung dari orangnya, tetapi bisa terbantu dari makalah yang dibagikan sehingga para anggota bisa memahami sendiri. Penguasaan cara materi seperti jika anda menjadi guru apakah membantu ? Bagairnana prediksi anda tentang ini ? Kalau menurut saya metode seperti ini di terapkan di sekolah mungkin sedikit agak sulit, mahasiswa saja susah untuk mengaturnya apa lagi di terapkan pada siswa, mungkin bisa tapi dengan metode yang sederhana dari yang di terapkan pada siswa, tetapi belum tentu bentuk sederhananya seperti apa, mungkin
dosen bisa memikirkannya. KlKl FATYUNDA, kelompok asal2 1. Pertama yang ingin kami tanya bahwa anda telah mengikuti siklus 1 yang kelompoknya yang lebih kecil dan siklus 2 kelompoknya lebih besar, ahlinya sudah 2 orang, ada diskusi kelas, apa yang dirasakan perbedaannya Jawab : Kalau menurut saya siklus ke 2 lebih baik dari pada siklus pertama, karena pada siklus ke 2 ini anggota ahli lebih dari 1 orang, satu kelompok asal itu ada terdiri dari 2-3 orang ahlinya, sehingga penguasaan materi lebih baik dari pada siklus satu, jika salah satu ahli tidak bisa menguasai materinya, mereka
bisa untuk berdiskusi, sehingga anggota kelompok asal bisa lebih mengerti mengenai materi yang disampaikan oleh ahli. Kalau pada kelompok siklus 1 ahli nya sendiri sehingga sulit untuk maksimal, misalnya dalam menyampaikan materi, dalam membuat resume, belum lagi jika ada teman yang bertanya. Jadi meteri yang disampaikan pun tidak
maksimal. 2. Apa ada lagi keunggulan lain pada siklus 2 ? Jawab : Pada siklus ke 2 ini, dosen lebih banyak membantu kelompok, siswa di beri kebebasan untuk memilih anggota kelompoknya, sehingga nanti lebih
mudah untuk berdiskusi. Dosen lebih baik menggunakan metode jigsaw dari pada metode ceramah, tetapi kalau dalam metode jigsaw pas terakhir harus dilakukan diskusi umum, jadi pendalaman materi akan lebih baik.
3. Bagaimana hasil pantauan anda tentang dinamika dalam kelas ? Kalau menurut saya dalam kelas lebih baik ada dosen, karena kalau tidak ada dosen suasana dalam kelas lebih kacau dari pada yang ada dosen. Sehingga banyak anggota kelompok yang tidak mendengarkan materi yang disampaikan oleh ahli yang sedang presentasi. 4. Penguasaan materi dengan siklus 2 berbanding siklus 1 ? Saya lebih suka dengan siklus ke dua ini karna pada siklus ke dua ini ahli yang presentasi lebih banyak memberikan masukan karena mereka ada berdua dan bertiga. 5. Penguasaan cara materi seperti apa jika anda menjadi guru apakah membantu ? Bagaimana prediksi anda tentang ini ? Kalau menurut saya lebih suka metode yang bisa untuk melatih berfikir , seperti cara metode in;. Waktu di sekolah dulu guru lebih banyak menggunakan ceramah, akibatnya banyak siswa yang merasa bosan, tidur, keluar kelas, berbicara dengan teman, jika metode jigsaw itu digunakan didalam kelas akan lebih menyenangkan bagi siswa.
Nama
:Ramida
Kelompok Asal : 1 1.Pertama yang ingin kami tanya bahwa anda telah mengikuti siklus 1 yang kelompoknya yang lebih kecil dan siklus 2 kelompoknya lebih besar, ahlinya sudah 2 orang, ada diskusi kelas, apa yang dirasakan perbedaannya Jawab: pada siklus ke 2 ini pembelajaran di didalam diskusi lebih efeMif dibandingkan pada siklus I. 2. Apa ada lagi keunggulan lain pada siklus 2 ? JAWAB: Ada, diskusi lebih aktif pada siklus ke II ini. 3. Bagaimana hasil pantauan anda tentang dinamika dalam kelas ? Jawab: Menurut hasil pemantauan saya kegiatan diskusi di dalam kelas sudah ada kemajuan dari sebelumnya. Semua anggota kelompok membahas materinya masing-masing. Akan tetapi setelah diskusi berakhir tiap anggota kelompok tidak ada lagi yang akan dibicarakan sehingga kebanyakan anggota kelompok mengobrol. Karena dosen sudah tidak ada lagi di dalam kelas. 4. Penguasaan materi dengan siklus 2 berbanding siklus 1 ? Jawab: Menurut saya penguasaan materi pada siklus ke II ini masing-masing anggota kelompok ahli di bidangnya cukup menguasai materi. Karena pertanyaanpertanyaan temannya dapat dia jawab sesuai dengan yang diharapkan.
5. Penguasaan cara materi seperti jika anda menjadi guru apakah membantu ? Bagaimana prediksi anda tentang ini ? Jawab: Menurut saya sangat membantu dalam proses pembelajaran PKn karena materi dalam pembelajaran PKn itu lebih berkaitan dengan kehidupan nyata. Prediksi saya tentang metode pembelajaran jigsaw ini sangat membantu dalam proses pembelajaran apabila guru ikut serta membantu apa saja kesulitan yang dihadapi siswanya di dalam diskusi. Nama : Tivani Thamrin Kelompok Asal : 1 1.Pertama yg ingin kami tanya bahwa anda telah mengikuti siklus 1 yang kelompoknya yang lebih kecil dan siklus 2 kelompoknya lebih besar, ahlinya sudah 2 orang, ada diskusi kelas, apa yang dirasakan perbedaannya Jawab: Berdasarkan pengamatan saya bahwa pada siklus ke II ini jauh lebih efektif dikarenakan pada siklus ini jumlah ahli pada kelompok asal berjumlah 2 orang yang akan membantu dalam memabami materi secara mendabm. Kemudian pada kelompok ini kita dapat memilih anggota kelompok sendiri. 2. Apa ada lagi keunggulan lain pada siklus 2 ? JAWAB: Pada siklus ke II ini terasa anggota kelompok lebih aktif. 3. Bagaimana hasil pantauan anda tentang dinamika dalam kelas ? Jawab: Berdasarkan hasil pengamatan saya kelas pada jam awal terasa nyaman kemudian pada jam akhir-akhir dimana materi sudah selesai dipaparkan kebanyakan anggota kelompok bercerita diluar materi. Mungkin ha1 ini dapat diminimalisir dengan adanya peran dosen yang selalu memantau diskusi mahasiswa. Walaupun tidak sepenuhnya berada di dalam kelas. 4. Penguasaan materi dengan siklus 2 berbanding siklus 1 ? Jawab: Penguasaan materi pada siklus ke II ini jauh lebih dipahami oleh anggota kelompok asal karena dengan adanya 2 anggota kelompok ah6 membuat materi jauh lebih dikuasai. Bila satu anggota tidak mampu menjawab pertanyaan teman maka anggota yang lain akan membantu menerangkan. Karena tidak semua orang mampu menjelaskan materi agar dipahami oleh orang lain, dimana dia memahami materi tapi tidak mampu untuk membaginya ke orang lain. Jadi disini fungsinya anggota yang lain. 5. Penguasaan cara materi seperti jika anda menjadi guru apakah membantu ? Bagaimana prediksi anda tentang ini ?
Jawab: Menurut saya akan mampu untuk menguasai materi dengan baik asalkan pada
akhir jam
pelajaran dosen atau guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan materi pelajaran agar tidak ada kesalahpahaman materi. Nama : EMlL DAHLIA Kelompok Asal : 5 1.Pertama yang ingin kami tanya bahwa anda telah mengikuti siklus 1 yang kelompoknya yang lebih kecil dan siklus 2 kelompoknya lebih besar, ahlinya sudah 2 orang, ada diskusi kelas, apa yang dirasakan perbedaannya? JAWAB: perbedaan yang saya dirasakan pada awal siklus 1 dan siklus 2 sangat terasa, dimana pada siklus 1 saya merasa susah dalam berkomunikasi dengan kelompok asal. Tetapi pada siklus yang ke 2 saya merasa lebih mudah
berkomunikasi dengan kelompok asal maupun kelompok ahli. Dalam siklus k e 2 saya merasa ada yang membantu dalam kelompok asal, karena kelompok ahli ada dua orang dalam satu kelompok asal. Jadi ada kerja sama dan saling membantu dalam kelompok asal. 2. Apa ada lagi keunggulan lain pada siklus 2 ? JAWAB: keunggulan lain dari siklus ke 2 adalah mudah mengorganisir temanteman dalam melakukan diskusi. Lebih mudah paham dalam kelompok asal, karena masing-masing kelompok ahli ada 2, jadi terasa lebih ada kerja sama. 3. Bagaimana hasil pantauan anda tentang dinamika dalam kelas ? Jawab: pemantauan saya mengenai pemantauan dinamika diskusi di dalam
kelas cukup baik, karena masing-masing kelompok sudah lebih tau apa yang harus di kerjakannya. Dalam diskusi pun anggota lebih memperhatikan materi dalam kelompok ahli, karena merasa lebih bertanggung-jawab terhadap kelompok asalnya masing-masing. 4. Penguasaan materi dengan siklus 2 berbanding siklus 1 ?
Jawab: penguasaan materi pada siklus 2 lebih mudah dipahami dari pada siklus 1 yang lebih monoton. Pada siklus ke 2 saya merasa materinya lebih mudah di pahami. 5. Penguasaan cara materi seperti jika anda menjadi guru apakah membantu ? Bagaimana prediksi anda tentang ini ? Jawab: kalau rnateri yang di pekjari dan di pahami dalam mata kuliah ini sangat membantu. Karena dalam pembelajaran PKn di sekolah lebih banyak mengenai konstitusi. Maka dari itu saya dan teman-teman berusaha semaksimal mungkin menguasai materi ini. Karena sangat membantu untuk bekal menjadi guru nantinya.
LAMPIRAN 2
Biodata Personalia
Curiculum Vitae Nama Tempat 1 Tgl. Lahir Agama Pekerjaan
: : : :
NIP NlDN No.Reg.Serdik Dosen Alamat
: : : :
Jenis Kelamin Agama Pendidikan Terakhir Telp 1 HP Email
: : : : :
ALDRl FRINALDI, S.H., M. Hum. Jakarta, 12 Februari 1970 Islam Dosen Jurusan llmu Sosial Politik Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang 197002121998021001 0015027002 11100103200702 JI. Anggrek No. 49 Komplek Universitas Negeri Padang Air Tawar Padang - Sumatera Barat Laki-laki Islam S2 (M-Hum). HP : 081363449741
[email protected] dan
[email protected]
1. SD Neg. I Tamat Tahun 1983 di Lubuk Basung 2. SMP Neg. I Tarnat Tahun 7986 di Lubuk Basung Tamat Tahun 1989 di Payakumbuh 3. SMA Neg. 3 4. Sarjana Hukum (SH) Tamat Tahun 1995, Fak. Hukum Universitas Andalas 5. Magister Humaniora (M.Hum.) Program Studi llmu Hukum Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makasar. Tamat Tahun 2001. 6. Mahasiswa Ph.D (program Manajemen Publik) pada College Government, Law and International Studies pada Universiti Utara Malaysia, mulai Tahun ajaran 2006 1 2007, dengan program by reseach. PENGALAMAN ORGANlSASl 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
Sekretaris OSlS SMP Negeri I Lubuk Basung, 1984 -1 985. Pramuka SMA Negeri 3 (Bukit Sitabur) Payakurnbuh, 7987 - 7989. Wk. Sekretaris HlMA Jurs. Perdata FHUA, 1993 - 1994. Ketua V Pemuda Pelajar Mahasiswa Gonjong Limo Kodya Padang, 1993 1994. Koordinator PH Komisariat HMI FHUA, 1992 - 1993. Departemen PA0 HMI Cabang Padang, 1993 - 1994. Ketua Bidang PPD HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Padang, 1994 1995. Ketua Umum Badan Koordinasi (BADKO) HMI Sumatera Barat dan Riau, 1995 - 1997.
9. Koordinator Pemantau Pemilu HMI Sumbar - Riau, Pemilu Tahun 1997. 10. Anggota Pemantau Pemilu Forum Rektor, Simpul Sulawesi Selatan, di Kota Makasar, Pemilu Tahun 1997. 1 1 . Koordinator BPAO KAHMl Kota Padang, 2002 - 2006. 12. Anggota Bidang Pengawasan Dewan Pengurus Nasional Perkumpulan untuk Demokrasi (DPN Perludem), 2004 - 2006. PENGALAMAN PEKERJAAN 1. Free Line Legal Assitance and Legal Field Oficer, 1995 - 1998. 2. CPNS, tmt 1 Febmari 1998, Tenaga Pengajar FPlPS IKP Padang. 3. PNS, Penata Muda I Golongan Ill A, trnt 1 Februari 1999, Asisten Ahli Madya, tmt. 1 April 1999, FPlPS IKlP Padang. 4. Asisten Ahli, 1 Juli 2001, Penata Muda Tk. I I Golongan Ill B tmt. 1 September 2001, FIS UNP. 5. Lektor, tmt 1 September 2003, Penata, Ill C trnt 1 Oktober 2003, FIS UNP. 6. Lektor Kepala tmt. 1 April 2007. Penata Tk. 1, Ill D tmt 1 Oktober 2007. 7. Sedang dalam proses di BKN, sdh diusulkan oleh UNP dan Depdiknas kenaikan pangkat Pembina IIVa utk tmt 1 Oktober 2009. 8. Sekretaris Pusat Kajian Hak Asasi Manusia (PK-HAM) FIS UNP, 1999 - 2006. 9. Pjs. Sekretaris Laboratorium llmu Hukum, 2003. 10. Sekretaris Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM) UNP, 2006 - sekarang. 11. Pembimbing HlMA Jurusan PPKn, 1999 - 2003. 12. Anggota Panitia Pengawas Pernilihan Umum Tahun 2004 Provinsi Sumatera Barat, 2003 - 2004. 13. Anggota Tim Teknis Advokasi LKBH-PGRI Provinsi Sumbar, 2004 - 2007. 14.Sekretaris Lembaga Advokasi Bantuan Hukum Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LABH PTK) Universitas Negeri Padang, 2006 - sekarang. 15. Anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Sumatera Barat, 2004 2007. 16. Anggota Majelis Pengawas Notaris Daerah Kota Padang, 2006 - 2008. 17. Wakil Pirnpinan Redaksi Jurnal Humanus Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang tahun 2007. 18. Redaktur Jurnal Humanus Lembaga Penerrtian Universitas Negeri Padang, 2007 - 2009. 19. Anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum Tahun 2009 Provinsi Sumatera Barat, 2008 - 2009. 20. Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Sumatera Barat, 2010. 21. Ketua Lembaga Kajian Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Kepengurusan Nahdatul Ulama Sumatera Barat (Lakpesdam PW PNU Sumbar) PENGALAMAN LATlHANlSEMlNARnOKAKARYAlPENATARAN: A. Peserta 1. Penataran P4 Pola 100 jam bagi Pramuka, 1988. 2. Penataran P4 Pola 100 jam bagi Mahasiswa, 1989. 3. Latihan Kader (Basic Training) I HMI Cabang Padang, 1991. 4. Latihan Jurnalistik LAPMI HMI Cabang Padang, 1991. 5. Latihan Kader II(Intermediate) HMI di HMI Cabang Bengkulu, 1993. 6. Achievement Motivatoring Training, Depnaker Prop. Sumbar, 1993.
7. Seminar Sehari, Kriminalitas dan Problematika Sosial Kemasyarakatan, HMI Cabang Padang, 13 Maret 1993. 8. Pelatihan Teknik dan Keterampilan Beracara Dalam Perkara Pidana, FHUA, 8,9,15,dan 16 Oktober 1993. 9. Latihan Lembaga Kekaryaan HMI Tingkat Nasional, PB HMI Jakarta, 1994. 10. Latihan Kader Ill ( Advance Training ) HMI di Badko HMI Jabar, Bandung, 1994. II . Latihan Pra Jabatan Nasional (Prajabnas) Golongan Ill, Angkatan IV, 182 jam pelajaran, di Provinsi Sumatera Barat, 1998. 12. Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik lnstruksional (Pekerti), IKlP Padang, 4 Februari - 10 Maret 1998. 13. Narasumber, Penyuluhan Sosialisasi Undang-undang No.3 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia kepada Generasi Muda Sumatera Barat, LPM UNP, 3 - 10 Maret 2000. 14. Seminar Nasional, Peranan Pasar Modal Dalam Pemberdayaan Ekonomi Daerah, kerjasarna UNP dengan Bapepam, 6 September 2000. 15. Seminar Nasional, Model Pengembangan Civic Education, PK Civic FIS UNP, 16 Maret 2001. 16. Semiloka, Menyambut TV & Radio Publik, Hotel Pangeran 26 - 27 April 2001, FlSlP UI dengan TVRI, Padang. 17. Workshop Multicultural Education for Citizenship, kerjasama Universitas Negeri Padang dengan lndiana University, 11 - 13 Juli 2001. 18. Pelatihan Pembuatan Proposal Penelitian Tingkat Nasional Angkatan II Tahun 2002, kerjasama Lernbaga Penelitian Universitas Negeri Padang dengan Bagpro Peningkatan Kualitas SDM Ditjen Dikti Depdiknas, 1I- 14 Maret 2002. 19. Seminar, Pemajuan dan Perlindungan Hak Sipil, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya, kerjasama PK HAM UNP dengan Dirjen HAM RI dan Ketua Komisi HAM Australia, 12 Juli 2002. 20. Seminar Kurikulum Jurusan llmu Hukum FIS UNP, kerjasama UNP dengan HEDS-USAID, 18 April 2003. 21. Pelatihan Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah, kerjasama UNP dengan HEDSUSAID, 10 Mei 2003. 22. Sosialisasi UUD RI 1945 (hasil amandemen), kerjasama UNP dengan BP MPR, 8 Mei 2003. 23. Seminar Nasional, Prospek Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulurn Berbasiskan Kornpetensi, kerjasama Universitas Negeri Padang dengan lndiana University, 23 Mei 2003. 24. Training of Trainer Pengawasan Pemilu Tahun 2004 bagi Panwas Pernilu Provinsi, Batam, November 2004. 25. Pelatihan bagi Anggota Pengawas Provinsi se-Indonesia pada Pernilu Legislatif tahun 2009. Novotel Bogor. 26. Pelatihan bagi Anggota Pengawas Provinsi se-Indonesia pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009. Medan Surnatera Utara. 6. InstrukturlFasilitatorlNarasumberlPenceramah. 1. lnstruktur Basic Training di HMI Cabang Padang, 1993 - 1995. 2. Fasilitator, Latihan Keterampilan Hukum Koms. FHUA, 1994. 3. lnstruktur Intermediate Training di HMI Cabang Padang, 1994 - 1997. 4. lnstruktur Advance Training HMI di Badko HMI Sumbar dan Riau, 1997. 5. Fasilitator, U p Grading Kesekretariatan HMI Cabang Padang, 1994 - 1995. 6. Fasilitator, Up- Grading Kepemimpinan HMl Cabang Padang, 1994 - 1995. 7. Fasilitator, U p Grading Manajemen Organisasi HMI Cabang Padang, 1994 1995.
8. Fasilitator, Up- Grading Kesekretariatan Badko HMI Sumbar - Riau, 1995 1997. 9. Narasumber, Penyuluhan Hukum dan Pelestarian Lingkungan Hidup dalam rangka rneningkatkan Kesadaran Hukurn Masyarakat, Kecarnatan Harau Kab. 50 Kota, 1999. 10. Narasumber, Workshop Demokrasi dan HAM Bagi Guru-gur PKKN SMU SeSumatera Barat, 13 - 22 Januari 2002, kerjasama Universitas Negeri Padang dengan Kedutaan Besar USA Jakarta. 11. Narasumber, Seminar tentang Perlindungan Hak Anak, PKK Provinsi Sumatera Barat, 27 Juli 2002. 12. Narasumber, Penyuluhan Peningkatan Kesadaran Hukum Warga Masyarakat Lingkungan Kampus UNP, LPM UNP, Agustus 2002. 13. Narasumber, Seminar tentang Perlindungan Hak Anak, PKK Kab. SawahluntoISijunjung, 12 Oktober 2002. 14. Narasumber, Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2004, Penyuluhan bagi Guru-guru PPKn Kota Padang, MGBP PPKn Kota Padang, 3 Oktober 2003. 15.Narasurnber, Seminar tentang Perfindungan Hak Anak, PKK Kota Padang, 30 Oktober 2003. 16. Fasilitator, TOT Bagi Panwas Pemilu Tahun 2004 Kabupaten dan Kota seSumatera Barat, November 2003. 17. Narasumber, Penyuluhan Peningkatan Pengetahuan Pemahaman Hukum dan HAM bagi Masyarakat, Kenagarian Padang Bentungan, Kec. Nan sabaris, Kab.Pdg Pariaman, LPM UNP, November 2003. 18. Narasumber, Seminar dan Lokakarya, Penyelenggaraan Kampanye Pemilu di Kampus, kerjasama KPU Prov.Sumbar, Lab. llmu Politik FlSlP UNAND, Desember 2003. 19. Seminar HAM untuk Masyarakat Adat, Depkeh dan HAM Kanwil Sumbar, 6 Desember 2003. 20. Narasumber, Seminar Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2004, KAMMl Sumbar, Auditorium IAIN IB, 17 Januari 2004. 21. Narasumber, Komunikasi Massa, Pelatihan Tenaga Penyuluh Hukum, penyelenggara Kanwil Depkeh dan HAM Sumbar, Oktober 2004. 22. Narasumber, Penegakan Hukum Pelanggaran Pemilu, penyelenggara Cetro Pusat Studi Konstitusi FH-Univ. Andalas, 28 - 29 Oktober 2004, Hotel Bumi Minang. 23. Narasumber, Peranan Radio Dalam Meliput Pemilu (Pengalaman Pemilu 2004), penyelenggaran Radio 68 H Jakarta dengan Radio Suara Padang, Pangeran's Beach Hotel, 26 Januari 2005. 24. Narasumber, Proses Penilaian Kelayakan Penyelenggaraan Penyiaran di Sumatera Barat, KPlD SB, 28 Februari 2005. 25. Narasumber dan Tim Pakar Program Perlindungan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non Formal (PTK -PNF). Kerjasama Lembaga Advokasi dan Bantuan Hukurn Pendidik dan Tenaga Kependidikan Universitas Negeri Padang (LABH PTK UNP) dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat dan Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Depdiknas. Tahun 2006 26. Tim Majelis Pemeriksa Notaris Daerah Kota Padang. MPD Notaris Kota Padang. Sekretaris Tim. Tahun 2007. 27. Narasumber dan Tim Pakar Program Perlindungan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Formal. Kerjasama Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Persatuan Guru Republik Indonesia (LKBH-PGRI) Provinsi Sumatera Barat dengan Ditjen PMPTK Depdiknas. Tahun 2007 28. Narasumber dan Tim Pakar Program Perlindungan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non Formal (PTK -PNF). Kerjasama Lembaga Advokasi
dan Bantuan Hukurn Pendidik dan Tenaga Kependidikan Universitas Negeri Padang (LABH PTK UNP) dengan Dinas Pendidikan Provinsi Surnatera Barat dan Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Depdiknas. Tahun 2007 29. Tim Majelis Perneriksa Notaris Daemh Kota Padang. MPD Notaris Kota Padang. Sekretaris Tim. Tahun 2008. 30. Narasurnber dan Tim Pakar Program Perlindungan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Formal. Kerjasama Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Persatuan Guru Republik Indonesia (LKBH-PGRI) Provinsi Surnatera Barat dengan Ditjen PMPTK Depdiknas. Tahun 2008. 31. Narasurnber dan Tim Pakar Program Perlindungan Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non Formal (PTK -PNF). Kerjasarna Lernbaga Advokasi dan Bantuan Hukum Pendidik dan Tenaga Kependidikan Universitas Negeri Padang (IABH PTK UNP) dengan Dinas Pendidikan Provinsi Surnatera Barat dan Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Depdiknas. Tahun 2008. 32. Narasumber Pelatihan bagi Anggota Pengawas Kabupaten dan Kota se Surnatera Barat pada Pernilu Legislatif tahun 2009. Rocky Hotel Padang. 33. Namsumber Pelatihan bagi Anggota Pengawas Kabupaten dan Kota se Surnatera Barat pada Pernilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009. lnna Muara Hotel Padang. C. KARYA ILMIAH ,MAKALAH, DAN PUBLlKASl
1. Karya Tulis berjudul RADIOAKTIVITAS, guna mernenuhi persyaratan rnengikuti EBTAEBTANAS 1988/1989 di SMA Negeri 3 Payakurnbuh, 1989. 2. Dilema Demokrasi Masyarakat Majemuk, Makalah, guna rnemenuhi persyaratan mengikuti Advance Training HMI, 1994.
3. Perjanjian Pemborong antara PLN Wil. Ill dengan CV.Karya Bakti, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang, 1995. 4. Seluk Beluk Hukum Perdata I, Buku, belurn dipublikasikan, FPlPS IKlP Padang, 1994. Penulis.
5. Konsep Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia, Makalah, belum dipublikasikan, FIS UNP, 2000. 6. Polisi Wanita, (Studi kasus : Poltesta Padang), Hasil Penelitian, Ketua Tim Peneliti. Dipublikasikan pada Jurnal llmiah Ilrnu-ilrnu Hurnaniora , Humanus Volume Ill Nornor 1 Tahun 2000, Penulis Utarna, ISSN 1410-8062, Terakreditasi Kpts. Dijen Dikti Depdiknas No. 69/DIKTllKep12000.
7. Budaya Masyarakat Transmigrasi ( Studi Kasus : Sukubangsa Jawa dan Penduduk Asli pada Transmigrasi Lunang Pesisir Selatan Sumatera Barat), Anggota Tim Peneliti. Hasil Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang. 2001. 8. Kejahatan Masyarakat Pada Masyarakat Pantai Purus Kota Padang, Hasil Penelitian, Anggota Tim Peneliti. Dipublikasikan pada Jumal llmiah Ilmu-ilmu Humaniora , Humanus Volume II Nornor 2 Tahun 2002, Penulis Utarna, ISSN 1410-8062, Terakreditasi Kpts. Dijen DiMi Depdiknas No. 69/DIKTI/Kep/2000.
9. Judicial Review Sarana Mewujudkan Good Governance, Publikasi pada Jurnal llmiah Politik Kenegaraan, Demokrasi, Pusat Kajian ClVlS FIS UNP, ISSN 1412-1522, Volume I, Nomor 2 Oktober 2002. 10. Hak Anak, Makalah, untuk Seminar tentang Perlindungan Hak Anak, PKK Provinsi Sumatera Barat, 30 0 2002.
11. Perlindungan Hak Anak, Makalah, untuk Seminar tentang Perlindungan Hak Anak, PKK Kab. SwlISjj, 12 Oktober 2002. 12. Pemantapan Kelembagaan dan Jejaring Kesejahteraan dan Perlindungan Hak Anak, Makalah untuk Seminar tentang Perlindungan Hak Anak, PKK Kota Padang, 30 Oktober 2002.
13. Karaktersitik PNS dalam penempatan Jabatan pada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Anggota Tim Peneliti kerjasama Lemlit UNP dengan Balitbangda Prov. Sumbar, 2002. 14. Profil Pemerintahan Nagan di Sumatera Barat, Anggota Tim Peneliti, Anggota Tim Peneliti kerjasama Lemlit UNP dengan Balitbangda Prov. Sumbar, 2002. 15. Model Sosialisasi Undang-undang Hak Asasi Manusia (UU No. 3911999) dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat, Anggota Tim Peneliti, Hibah Bersaing Tahap II, Lemlit UNP, 2003. 16. Kejahatan yang dilakukan Wanita di Kota Padang, Ketua Tim Peneliti, Lemlit UNP, 2003.
17. Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2004, Makalah untuk Penyuluhan bagi Guruguru PPKn Kota Padang, MGBP PPKn Kota Padang, 3 Oktober 2003. 18. Keterampilan Cepat dan Tepat dalam Pengawasan Pemilu Tahun 2004, Makalah untuk Sosialisasi Pemilu Tahun 2004 yang diselenggarakan Badan Kesbang Linrnas Prov. Sumbar, Desember 2003.
19. Pengawasan Pemilu Tahun 2004, Makalah diselenggarakan KAMMl Sumbar, 17 Januari 2004.
untuk
Seminar
yang
20. Tugas dan Wewenang Pengawas Pemilu dalam Pemilu Tahun 2004, Makalah untuk Program Pendidikan Pemilih dan Pemantauan Pemilu Tahun 2004, JPPR IRM Surnatera Barat, 25 Januari 2004.
21. Laporan Pengawasan Pemilihan Umum DPR, DPD, dan DPRD Provinsi Sumatera Barat. Buku 1 - 10. Koordinator Penulis. Oktober 2004. 22. Laporan Pengawasan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Buku 1 - 10. Koordinator Penulis. Oktober 2004.
23. Komunikasi Massa, Makalah untuk Pelatihan Teknis Tenaga Penyuluh, diselenggarakan oleh Kanwil Depkeh dan HAM Sumbar, Oktober 2004.
24. Penegakan Hukum Pelanggaran Peailu, Makalah untuk Lokakarya diselenggarakan Cetro dengan Pusat Studi Konstitusi ~ a k . ~ u k u r Univ. n Andalas Padang, 28 - 29 Oktober 2004 -si 25. Kesiapan Daerah Dalam Menghadapi Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Sumatera Barat. Hasil Penelitian dengan Balitbang Provinsi Surnatera Barat dalarn Diskusi Aktual, yang diselenggarakan Balitbang Provinsi Surnatera Barat, tanggal 23 Desernber 2004. 26. Peranan Radio Dalam Meliput Pemilu (Pengalaman Pemilu 2004). Makalah, penyelenggara Radio 68 H Jakarta dengan Radio Suara Pada'ng, Pangeran's Beach Hotel, 26 Januari 2005. 27. Penilaian Kinerja BDS di Provinsi Sumatera Barat. Anggota Tim Peneliti. Hasil Penelitian kerjasarna Dinas Koperasi & UKM Provinsi Surnbar dengan Universitas Negeri Padang. Februari 2005.
28. Modernisasi Perpajakan. Jurnal Komunika Nomor 7 Yahun IV Juni 2005. ISSN 1412-3843. 29. Kemampuan Tenaga Penyuluh Hukum (Suatu Tinjauan Kornunikasi Massa). Bulletin llrniah Ekasakti Vol. X No.2, Oktober 2005. 30.Strategi Meningkatkan Citra Perusahaan Melalui Komunikasi Antarpesona. Jurnal Komunika Nornor 8, Tahun IV Desernber 2005. ISSN 1412-3843. 31. Pers dan Penyiaran. Makalah. Seminar bagi Guru-guru MGMP Kabupaten Solok, Kota Solok, tanggal 13 April 2006. 32. Pendidikan Pancasila. Buku. Anggota Penulis. ISBN. 2006. 33. Buku Ajar Pengantar llmu Hukum. Editor. Belurn ISBN. 2006.
34. Buku Ajar Sosiologi Hukum. Anggota Penulis. Belum ISBN. 2007 35. Kesiapan Menghadapi Pensiun dan Kemungkinan Pensiun Dini bagi PNS d i Provinsi Sumatera Barat. Kejasarna Balitbang Provinsi Surnbar dengan PUSHAM UNP. Ketua Peneliti. 2007. 36. Putusan Hakim Yang Berdimensi Pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kerjasama Pusat Studi Hak Asasi Manusia dengan Kornisi Yudisial Republik Indonesia. Anggota Peneliti. 2007 37. Evaluasi Pemekaran Daerah. Kerjasama Balitbang Depdagri dengan Balitbang Provinsi Surnatera Barat. Anggota Peneliti. 2007. 38. Model Pemerintahan Nagari Dengan Pertimbangan Nilai Demokratisasi dan nilai Nation State. Lernbaga Penelitian UNP. Anggota Peneliti. 2008
39. Analisa Budaya Kerja dan Upaya Peningkatan Kinerja PNS d i Provinsi Sumatera Barat. Kerjasarna Balitbang Provinsi Sumatera Barat dengan PUSHAM UNP. Ketua Peneliti. 2008.
40. Peranan Psikologi Massa dalam Penyuluhan Hukum. Makalah. Dalam rangka Kegiatan Bimbingan Teknis bagi Tenaga Penyuluh Hukum se-Sumatera Barat. Kanwil Hukum dan HAM Sumatera Barat. 25 - 27 Agustus 2008, berternpat di Hotel Pangeran Crty, Padang. 41. Pengawasan Pemilu Legislatif. Makalah. Dalam rangka rapat Kerja Pengawas Pemilu Kabupaten IKota Se-Sumatera Barat. Februari 2009. 42. Pengawasan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Makalah. Dalam rangka rapat Kerja Pengawas Pemilu Kabupaten IKota Se-Sumatera Barat. Mei 2009. 43. Perlindungan Hukum dan Penghargaan bagi Tenaga Pendidik Non Formal di Sumatera Barat. Makalah. Dalam rangka rapat evaluasi program di Hotel Shafir Yogjakarta. Agustus 2009.
44. Kebijakan Umum Pengawasan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Wakil Kepala Daerah di Sumatera Barat tahun 2010. Makalah. Dalam rangka rapat Kerja Pengawas Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten IKota Se-Sumatera Barat. April 2010. 45. Analisa Budaya Kerja Pegawai Negeri Sipil (Studi di Pemerintah Kabupaten dan Kota, serta Pemerintah Provinsi di Sumatera Barat). Buletin Organisasi & Aparatur ( 0 & A). Biro Organisasi Sekretariat Daerah Pernerintah Provinsi Sumatera Barat. No: 30/lX/2011. 46. Aldri Frinaldi dan Muhamad Ali Ernbi. 2011. Pengaruh Budaya Kerja Etnik Terhadap Budaya Kerja Keadilan Dan kerterbukaan PNS Dalam membangun Masyarakat Madani dan Demokrasi (Studi Pada Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat).Jurnal Humanus Vol. X. No.1. Juli 2011. 47. Aldri Frinaldi dan Muhamad Ali Embi. 2011. Pengaruh Budaya Kerja Etnik terhadap Budaya Kerja Keberanian dan Kearifan PNS dalam Pelayanan Publik yang Prima di Daerah (Studi Kasus pada Pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat). e-Jumal Laboratorium Administrasi Negara.Universitas Sultan Agengtirtyasa. Banten. Vol 1.No.l (2011). Proceeding Simposium Nasional Otonomi Daerah 2011. 48. Analisis Budaya Kerja Disiplin Pegawai Negeri Sipil : Studi pada beberapa Pemerintah di Sumatera Barat. Jurnal llmiah Politik Kenegaraan. Demokrasi. Vol X. No.2. Padang,Oktober 2011; ha1 103-214.
Aldri ~ d n a l d iS.H., , M.Hum.
Curriculum Vitae A. 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Identitas Diri Nama Lengkap (dengan gelar)
1 Jabatan Funrrsional
I
Jabatan Struktural NIP/NIWIdentitas Lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Alamat Rumah
8. 9. 10. I I. 12.
Nomor Telepon/Faks/HP Alamat Kantor 1 Nomor Tele~onIFaks Alamat e-mail Lulusan yang Telah Dihasilkan 13. Mata Kuliah yang Diampu
L Prof. Drs.Dasman Lanin. M.Pd.. PhD. Guru Besar
-
19570416 198602 1 001 0016045705 Pasaman, 1 6 April 1957 Kamela Permai Blok D 20-2 1 Lubuk Buaya Padang 075 1-48221 1 JI. Dr Hamka Air Tawar Padang
1
[email protected] S I= 200 orang; S2= - orang; S3= - orang I. Manajemen Pelayanan Publik 2. Teori Organisasi Publik 3. Manajemen Sumber daya Manusia 4. Azas Manajemen 5. Metode Penelitian Administrasi I Publik 1 6. Penelitian Kuantitatif 1 7. Statistik Sosial 1 8. Filsafat Ilmu
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Th Masuk Lulus Judul Skripsil Thesis1 Disertasi
Nama Pembimbi ng /Promotor
S1 IKIP Padang PMPIKN
S2 KIP Malang
S3 UUM Malaysia
Manajemen Pendidikan
Manajemen Publik 2006-20 10
1978-1983
1990-1 993
Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Sikap dan Prestasi Siswa Koto Tangah Padang
Pengaruh Kuasa (Power)Kepala Sekolah Terhadap Kematangan Guru di Kompleks Perguruan Muhammadiyah Padangpanjang
Kepuasan Warga Terhadap Perkhidmatan Kerajaan Tempatan Padangpanjang
Drs. Riva'i dan Sawir Karim SH
Ahmad Sonhadji, PhD dan Drs. S. Effendi. M.A.
Prof. Dr. A. Atory Hussain & Prof. Madya Dr. M Ali Embi
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No
Tahun
1.
2007
2.
2008
3.
2009
4.
2009
5.
2009
6.
2010
7.
20 10
8.
2010
9.
20 11
Judul Penelitian
Pendanaan Sumber* Jml (Juta Rp) Jurusan 7.500.000,ISP FIS UNPI Hibah 50.000.000,Bersaing
Pengaruh Peranan Manajer Terhadap Kepuasan Warga dengan Pelayanan Pemerintahan Daerah Model Pemerintahan nagari dengan Pertimbangan Nilai Demokratisasi, Otonomi Daerah, HAM dan Nation State Implementasi Kebijakan Registrasi PKL Dinas KabupatenKota Provinsi Sumatera Barat Koperindag dan UKM Hibah Penerapan Model Pemerintahan nagari Bersaing dengan Pertimbangan Nilai Demokratisasi, Otonomi Daerah, HAM dan Nation State Kepuasan Warga Diskonfirmasi Jur. ISP Terhadap Pemerintahan Daerah FIS UNP Evaluasi Pelaksanaan Pernberian Dinas Bantuan Stimulus Pada PKL yang Koperindag Teregistrasi KabupatenIKota Provinsi dan UKM Sumatera Barat Pengaruh Sikap Aparatur Terhadap DPA UNP Kepuasan Warga DIPA UNP Pengaruh Profesionalisme dan Sikap Aparatur Terhadap Kepuasan Warga Dampak Perkuatan Modal PKL Dinas Koperindag Teregistrasi KabupatenIKota Provinsi dan UKM Sumatera Barat
25.000.000 45.000.000,-
7.500.000,25.000.000
7.500.000,15.000.000,25.000.000,-
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir Tahun
1
2
2009
2009
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Peningkatan Pemahaman Masyarakat Nagari Simpang ampek Kabupaten Pasaman Terhadap Hakekat Kembali ke Nagari sesuai dengan Nilai-Nilai Demokrasi Adat dan Demokrasi Modem Sistem Pemerintahan Nagari Menurut PERDA No. 27 tahun 2009 dan menurut Sistem Keadatan di Malalo Tanah Datar
Pendanan Sumbr Jml (juta Rp) Penerap 5.000.000,r an IPTEKS
Penerap 5.000.000,an IPTEKS
3
2009
4
2009
5
2009
6
2010
7
2010
Peningkatan Pemahaman Perangkat Nagari terhadap Perda tentang Pemerintahan Nagari Batipuah Peningkatan Pemahaman dan Kesadaran Masyarakat Tanjung Barulak, Batipuah Kab.Tanah Datar terhadap Fungsi Hutan dalam Mengantisipasi Bencana dan Efek Pemanasan Global Peningkatan Kapasitas (Capacity Building) Aparatur Pemerintahan Nagari di Kenagarian Sungai Jambu Kabupaten Tanah Datar Peningkatan Pemahaman Masyarakat Nagari Lingkuang Aue Simpang Empat Kabupaten Pasaman Barat Terhadap Hakekat Kembali ke Nagari sesuai dengan Nilai-Nilai Demokrasi Adat dan Demokrasi Modem Peningkatan Pemahaman Masyarakat Nagari Kinali Kabupaten Pasaman Barat Terhadap Hakekat Kembali ke Nagari sesuai dengan Nilai-Nilai Demokrasi Adat dan Demokrasi Modem
Penerap 5.000.000,an IPTEKS Penerap 5-000.000,an IPTEKS
Penerap 5.000.000,an rPTEKS Penerap an
5.000.000,-
IPTEKS
Penerap an IPTEKS
5.000.000,-
E. Pengalaman Penulisan Artikel nmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir No 1
2
3
Judul Artikel Ilmiah
Volume1 Nama Jurnal Nomorf Tahun Kebijakan Desentralisasi dan Volume Bisnis & Birokrasi, Pemuliaan Nilai Kultural-Etnis XVI No. 1 Jurnal llmu dalam Birokrasi (Kasus: Model Januari Administrasi dan Otonomisasi Nagari di Sumatera Tahun Organisasi Barat) 2007 Local Governance Management in Vol. VII, No. Demokrasi west Sumatera: A Reinforcement I, April 2008 Jurnal Tlmiah Politik Kenegaraan Model of Identity Leadership and Culture on Rural Governan Volume IX Demokrasi Kepuasan Diskonfirmasi Warga Jurnal Ilmiah Politik pada Sektor Publik: Kasus No. 2, Oktober Th Kenegaraan Pelayanan Kebutuhan Dasar Pemerintahan Kota Padangpanjang 2009
--
The Effects of BureuaucracyInternal Politics towards Citizen Satisfaction
Volume 17, Number 3, November 2010
Journaal ofadminis trative Sciences & Organization, Bisnis & Birokrasi
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir Secara Oral Pada PertemuanISeminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir No 1
12
Nama Pertemuan Ilmiahl Seminar The 6" International Malaysian Studies Conference (MSC6) "Engaging Malaysian Modernity 50 Years and Bevond" 1 The lntemational Conference on Islamic Studies and Muslim Studies, Prince of Songkla University (PSU) Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Bangsa - Nation and Character Building International Conference on Governance and Development
I
Judul Artikel Ilmiah
1
Waktu dan Tempat
Model of Identity Leadership (Indonesia and Malaysia Experiences)
rowne Plaza Hotel, Kuching, Sarawak, Malaysia, 5-7 August
1 Influencing Manager I
Pattani Campus, Southern Thailand 18mAugust 2008
Roles toward Incresing Public Servece on Local Government
Pendidikan Politik yang Demokratik
Indonesia,Bandung, 2223 Desember 20 10
Kebiiakan Publik ~emerintahanDaerah dalam Pengentasan Kemiskinan Indonesia-Malaysia Relation
DEAIUN Univ. Australia- UNP- IB UNAND-IAW Padang 14th-16th 2010 UNP Padang 12 Des 2010
International Seminar on Collaboration with lnstitut Kajian Etnik (KITA) UKM and UNP Sjmposium Nasjonal Jlmu Peranan Sikap Administrasi untuk Indonesia, Aparatur dalam Peningkatan Kepuasan Yogyakarta, 25-26 Maret 201 1 Warga dengan Pelayanan ublik Kebutuhan Lokal Lokakarya Nasional dalam Penyusunan Kurikulum Inti 13-15 April 201 1 Penyelenggaraan dan Gelar Program Studi S 1S2-S3 llmu Administrasi Prodi IAN Ne~araIPublik CITlZEN Korea University, ICONPO Conference SATISFACTION Seoul, Korea Mey 1 1, WITH LOCAL 12012 1 GOVERNMENT P a w 7 20 12
I
1
LAMPIRAN 3
FOTO - FOTO KEGIATAN PENELlTlAN
1 P
, 1
.*
!
Penjelasan di white board tentang metode ~ i ~ s a w - -
-t
--
Diskusi Kelom~ ~ o Asal k !iiklus 1
7Diskusi Kelompok asal Siklus 1Diskusi -
I
I Diskusi Kelompok Ahli Siklus 1 Sumber : Dokumen tasi tim peneliti, 2012.
I I Diskusi Kelompok Ahli Sikl
-J--u