27
USAHA KRIPIK DI DESA MALAKOSA DAN DESA TUMPAPA INDAH KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROPINSI SULAWESI TENGAH Rukhayati1 Awaludin1 1
Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Palu Email :
[email protected]
ABSTRAK Pengelolaan usaha kripik pisang, ubi kayu, dan stik pisang serta pengelolaan kacang telur oleh kelompok wanita Wisata Indah merupakan usaha masyarakat setempat yang digarap secara tradisional tanpa menggunakan teknologi, demikian halnya dengan pengelolaan usaha Kripik pisang, ubi kayu, dan pengelolaan kacang telur oleh Kelompok Wanita Kadagota yang pengelolaannya terbilang sangat sederhana, namun demikian usaha yang mereka jalankan adalah sarana dalam mempertahankan hidup. Tujuan pelaksanaan kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) yang dilaksanakan di Desa Malakosa dan Desa Tumpapa Indah Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong ini adalah terbinanya manajemen produksi, pengepakan, distribusi, dan pemasaran serta terciptanya kemandirian kelompok wanita, dalam mengembangkan usaha sejenis dengan mengajak mitra lain dalam hal meningkatkan usaha, dengan melaksanakan metode pelatihan manajemen produksi, pengepakan, distribusi, dan pemasaran, melakukan pelatihan praktikum kelompok wanita tersebut, terhadap jenis usaha kripik pisang, ubi kayu, stik pisang dan pembuatan kacang telur. Serta pelatihan pengelolaan manajemen keuangan, administrasi pembukuan, kearsipan, termasuk pelatihan pengenalan penggunaan alat-alat dan bahan yang akan digunakan, dalam rangka sosialisasi manfaat dan kegunaan pemberian permodalan yang diperoleh kelompok wanita tersebut. Kata Kunci: kelompok wanita, dan usaha kripik. I.
PENDAHULUAN Penduduk Desa Tumpapa Indah adalah sebuah Desa yang baru mekar yang terdiri dari Dusun Proyek. Dusun Gunung Colo/Kampung Tengah. Dusun Tumpapa, dan Dusun Ratu Bangke yang pusat pemerintahan berkedudukan di Desa Tumpapa Indah dengan Jumlah penduduk kurang lebih 2.500 jiwa, yang terdiri dari suku Kaili, Gorontalo, Bugis, Bali dan Jawa, yang beragama Islam dan Hindu, dengan pencaharian sehari – hari adalah bercocok tanam dan berburu. Tumpapa Indah Kecamatan Balinggi memiliki Potensi Laut/ Teluk sebagai tempat wisata yang sering dikunjungi masyarakat, dan rata-rata pengunjung lokal
mencapai 200 orang perhari, kecuali pada hari minggu mencapai 400 orang dan pada hari raya seperti Hari Galungan, Nyepi, Natal, Tahun Baru, Idul Fitri, dan Idul Adha pengunjung yang datang dapat melebihi hari-hari biasa, dengan demikian diharapkan kegiatan masyarakat semakin meningkat, baik kegiatan penataan Lingkungan, Pertumbuhan Ekonomi, penegakan hukum dan Keamanan, Politik dan Sosial Budaya serta pengembangan pendidikan perlu di tinggkatkan, untuk memberikan perkembangan dan kemajuan desa tersebut. Investasi dalam industri pengolahan mempunyai beberapa tujuan, tetapi yang menjadi tujuan utama adalah untuk
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01
28
mencapai laba yang maksimum guna kelangsungan hidupnya. Laba yang maksimum akan dapat diwujudkan apabila perusahaan mampu menekan biaya produksi dan operasi serendah mungkin, menentukan harga jual sedemikian rupa, dan meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin (Supriyono, 1995). Pengelolaan Usaha Kripik pisang, ubi kayu, dan stik pisang serta pengelolaan kacang telur oleh Kelompok Wanita Wisata Indah merupakan usaha masyarakat setempat yang digarap secara tradisional tanpa menggunakan teknologi, demikian halnya dengan pengelolaan Usaha Kripik pisang, ubi kayu, dan pengelolaan kacang telur oleh Kelompok Wanita Kadagota yang pengelolaannya terbilang sangat sederhana, namun demikian usaha yang mereka jalankan adalah sarana dalam mempertahankan hidup. Kedua usaha yang dilaksanakan oleh kelompok wanita usaha kripik di Kecamatan Balinggi, merupakan usaha yang telah lama mereka kelola semenjak terbentuknya Kecamatan Balinggi yakni tahun 2007, namun usaha yang mereka jalankan terkadang mengalami kemacetan dalam hal berproduksi dikarenakan kurangnya modal dan tidak didukung peralatan yang memadai, keterbatasan kemampuan Sumber Daya Manusia, kurangnya manajemen atau kemampuan Skil, keterbelakangan tingkat Pendidikan, bahkan tidak adanya pendidikan menjadi permasalahan umun yang dihadapi Kelompok Wanita Usaha informal serta kurangnya informasi dan permodalan. Hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Wanita dari segi produksi terletak pada keterbatasan anggota kelompok Wanita, dalam meningkatkan produksinya karena tidak memiliki peralatan peralatan (alat pembuat kripik, Pengorengan, kompor gas, alat Pengepakan dan mesin genset) kemudian keterbatasan anggota dalam Kelompok Wanita, dalam melayani permintaan pasar, dimana pasar
telah melakukan pesanan dari berbagai jenis kripik, dan Pengelolaan Manajemen Usaha Kelompok Wanita, perlu ditingkatkan ini ditandai dengan rendahnya pengetahuan keterampilan dalam pengelolaan hasil produksi serta lambatnya pertumbuhan usaha Kelompok Wanita, dalam meningkatkan hasil produksinya, karena ketebatasan permodalan baik dari bantuan, maupun pinjaman kerja sama. Permasalahan yang muncul pada kelompok usaha wanita inilah yang perlu pembinaan yang berkelanjutan melalui pendidikan Informal, pelatihan dan lain sebagainya untuk peningkatan kualitas produk dan manajemen kelompok usaha, disamping itu upaya peningkatan Pengetahuan Kelompok, khususnya kualitas proses produksi, proses Pengepakan, proses pendistribusian, proses pemasaran, dan pembukuan administrsi hasil yang dicapai ditambah lagi tidak ada sumber permodalan atau bantuan pengembangan usaha yang tetap, dalam rangka peningkatan proses produksi yang berkelanjutan. II. TARGET DAN LUARAN Dalam kegiatan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) bagi Kelompok Wanita Usaha Produk yang dihasilkan sebagai berikut: 1. Terbinanya Manajemen Produksi, Pengepakan, Distribusi, dan Pemasaran bagi Kelompok Wanita Wisata Indah dan Kelompok Wanita Kadogota. 2. Terbentuknya produksi yang terstruktur dan terus menerus terhadap jenis usaha kripik pisang, ubi kaya, stik pisan dan pembuatan kacang telur, membuat trend baru olahan berbahan dasar pisang, ubi dan kacang tanah yang diminati oleh masyarakat. 3. Terciptanya kemandirian kelompok wanita, dalam mengembangkan usaha sejenis dengan mengajak mitra lain dalam hal meningkatkan usaha, dengan memperoleh laba usaha dan mendapatkan pengalaman usaha yang
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01
29
kelak dapat dijadikan sebagai bekal dalam menjalankan usaha. Luaran yang diharapkan dengan memproduksi kripik pisang, kripik ubi, stik pisang dan kacang telur pada tahap awal sebanyak 250 pcs per produk per minggunya, serta artikel ilmiah mengenai olahan berbahan dasar buah pisang,ubi kayu dan kacang tanah. III. METODE PELAKSANAAN Metode kegiatan yang akan diterapkan dalam membantu mitra kelompok usaha wanita, untuk mengembangkan usaha mikro adalah dengan cara mempermudah memecahkan masalah sebagi berikut : 1. Untuk meningkatkan pengetahuan kelompok mitra, melalui pendidikan formal yaitu; peyuluhan dan pelatihan anggota kelompok usaha. 2. Untuk mengembangkan keterampilan kelompok mitra, melalui kegiatan-kegiatan praktik yang mengarah pada proses pembuatan Produk. 3. Untuk mempertahankan keberlanjutan usaha mitra, perlu pembinaan kelompok secara periodik dan kontinyu. 4. Untuk pembinaan kelompok mitra tersebut, akan dilaksanakan pendampingan lapangan, monitoring dan kontroling serta evaluasi. Rencana kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) yang akan dilaksanakan adalah sebagi berikut : 1. Pelatihan Manajemen Produksi, Pengepakan, Distribusi, dan Pemasaran bagi Kelompok Wanita Wisata Indah dan Kelompok Wanita Kadogota 2. Pelatihan praktikum kelompok wanita tersebut, terhadap jenis usaha kripik pisang, ubi kayu, stik pisang dan pembuatan kacang telur. 3. Pelatihan Pengelolaan Manajemen Keuangan, administrasi pembukuan,
4.
kearsipan, bagi kelompok wanita usaha. Pelatihan pengenalan penggunaan Alatalat dan Bahan yang akan digunakan, dalam rangka sosialisasi manfaat dan kegunaan Pemberian Permodalan yang diperoleh Kelompok Wanita tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan diawali dengan mengadakan survey pendahuluan kemudian melakukan wawancara dengan masyarakat utamanya kelompok wanita di Desa Malakosa dan Desa Tumpapa Indah serta perangkat Desa di Desa Malakosa dan Desa Tumpapa Indah Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah. Ternyata pengetahuan masyarakat masih kurang dalam pengolahan berbagai bentuk kripik tersebut, sementara ketersediaan bahan baku tidak menjadi kendala karena mudah didapat.
Gambar 1. Pelatihan Kewirausahaan
Dari hasil survey yang dilakukan, maka dilakukanlah pelatihan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) Kelompok usaha wanita Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, berupa pengelolaan dan pendalaman materi kewirausahaan, mencakup manajemen produksi, pengepakan barang produksi, pendistribusian barang produksi, pengelolaan administrasi dan pasar yang dituju. Sasaran / tujuan yang ingin dicapai tentu saja memberikan pemahaman pada kelompok usaha wanita tentang bagaimana pengelolaan, pemanfaatan dan menciptakan bahan baku menjadi barang jadi yang produktif dan bermanfaat, tentu saja
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01
30
bagaimana mengelola pisang, ubi kayu menjadi kripik, stik yang dapat mendatangkan nilai jual dan dapat menambah penghasilan keluarga.
Gambar 2. Praktek Pengolahan Kripik
Setelah kegiatan pengelolaan dan pendalaman materi kewirausahaan, selanjutnya adalah pengembangan kewirausahaan itu sendiri mencakup manajemen perubahan, pengelolaan kelompok, dan permodalan, tentu saja tujuannya untuk mempertahankan kelompok usaha melalui perubahan dan peningkatan berupa kemasan, kualitas produk sesuai yang diinginkan konsumen tetapi dengan harga yang masih terjangkau.
Gambar 3. Tim IbM dan Peserta Pelatihan
Untuk mengetahui perkembangan dan pelaksanaan Pelatihan kewirausahaan dilakukan evaluasi, hasil yang telah dicapai tidak menjadikan harus berhenti begitu saja, tetap berkesinambungan dengan melakukan pemantauan, pembinaan kelompok dan pengarahan, dimana hasil yang diperoleh
tentu saja dapat digunakan untuk memenuhi beberapa kebutuhan keluarga dan rumah tangga, artinya para wanita dari kelompok usaha wanita Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong dapat membantu menambah pertumbuhan penghasilan ekonomi secara umum. Adapun yang menjadi faktor pendorong dan faktor penghambat dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: 1. Faktor Pendorong a. Cukup mudah dalam memperoleh bahan baku sehingga memudahkan dalam pengolahannya. b. Keingintahuan masyarakat, utamanya kelompok wanita yang begitu besar terhadap materi pelatihan kewirausahaan yang diberikan. c. Keterbukaan dari masyarakat dan perangkat desa Malakosa dan Desa Tumpapa Indah dalam memberikan akses data dan partisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan ini. 2. Faktor Penghambat Mayoritas masyarakat desa Malakosa dan desa Tumpapa Indah masih memerlukan informasi dan pembinaan, sehingga masih perlunya dilakukan monitoring untuk melakukan evaluasi. V. KESIMPULAN Dari uraian metode pelaksanaan kegiatan dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. 90% - 95% peserta pelatihan yang terdiri dari masyarakat setempat dan anggota kelompok usaha wanita dapat memahami pengelolaan, pendalaman dan pengembangan kewirausahaan yang mencakup manajemen produk, pengepakan barang produksi, pendistribusian barang produksi, pengelolaan administrasi dan keuangan, manajemen perubahan, serta pengelolaan kelompok
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01
31
2.
3.
100% kelompok usaha wanita peserta pelatihan kewirausahaan dapat menghasilkan kripik pisang, stik pisang, kripik ubi kayu dan kacang telur, dengan bahan dan alat yang telah disiapkan. Kapasitas pengetahuan anggota kelompok dalam memahami penggunaan alat untuk proses produksi pembuatan kripik, stik dan kacang telur meningkat. RAFERENSI
Adijaya, Y. 2012. Cara membuat keripik singkong. http://www.resepsingkong.com/index.php/cara-membuat-keripik-singkong/ Husniati. 2010. Memilih Singkong Aman Dimakan. http://www.radarlampung.co.id/read/opini/6565-memilih-singkong-aman dimakan Ibrahim, M. Yacob. 2003. Studi Kelayakan Usaha. Rineka Cipta. Jakarta. Purba, Frans H. K. 2012. Potensi Singkong / Ubi Kayu dalam Pengembangan Usaha dan Meningkatkan Pendapatan yang Memiliki Nilai Tambah. http://heropurba.blogspot.com/2012/04/potensi-singkong-ubi-kayu dalam.html Subanar, H. 1994. Manajemen Usaha Kecil. BPFE. Yogyakarta.
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KREATIF, VOLUME 01, NOMOR 01