UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BEALAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)
Istya Indah Suprihatin; Puji Nugraheni; Dita Yuzianah. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan kreativitas belajar siswa dan hasil belajar siswa matematika dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Soving (CPS). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 35 Purworejo pada siswa kelas VIID tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan metode tes. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi untuk mengukur tingkat/kategori kreativitas belajar siswa dan soal tes yang berbentuk essay. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif. Hasil analisis data diperoleh pada siklus I rata-rata kreativitas belajar siswa mencapai 66% mengalami peningkatan pada siklus II rata-rata kreativitas belajar siswa mencapai 77%. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus I mencapai 64,77 dengan ketuntasan klasikal 32% dan rata-rata hasil belajar siswa siklus II mengalami peningkatan menjadi 72,74 dengan ketuntasan klasikal 74%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar matematika pada siswa kelas VIID SMP Negeri 35 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata kunci: Creative Problem Solving (CPS), kreativitas, hasil belajar matematika PENDAHULUAN Banyak yang dapat dilakukan untuk memperoleh pembelajaran yang baik di dalam kelas. Dalam proses belajar mengajar tentunya yang seringkali menjadi pusat pembelajaran adalah guru. Sebagian besar siswa menganggap bahwa guru dapat mengetahui akan segalanya tentang ilmu pengetahuan. Untuk menyiasati hal tersebut seorang guru harus pandai dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal. Sangatlah tidak mudah untuk memperoleh keberhasilan dalam pembelajaran. Kendala yang sering timbul bisa disebabkan oleh perilaku siswa itu sendiri. Sebagian besar, siswa hanya menyamakan jawaban temannya karena siswa itu sendiri tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Tetapi, pada kenyataannya kreativitas yang dimiliki
140
Ekuivalen: Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Bealajar Matematika dengan Menggunakan Model Creative Problem Solving
siswa masih belum dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi sendiri sehingga berakibat proses pembelajaran kurang optimal. Hal yang demikian tentu saja akan berhasil apabila dalam pemilihan model pembelajaran efektif dan efisien. Pada saat ini pembelajaran di sekolah lebih berorientasi pada hasil akhir berupa angka, karena naik tidaknya mutu pendidikan ditunjukkan dengan angka. Tanpa melihat perolehan angka pihak sekolah tidak tahu seberapa persen mutu pendidikan dapat meningkat. Keberhasilan pembelajaran merupakan sebuah harapan yang siswa inginkan. Dalam usaha untuk mencapai hasil belajar matematika ada beberapa faktor yang diperhatikan. Faktor yang utama adalah guru dan siswa. Yang masing-masing faktor tersebut memiliki peran saling mendukung dan membantu dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Rendahnya hasil belajar matematika ditunjukkan dengan hasil nilai ulangan tengah semester I pada siswa kelas VIID SMP Negeri 35 Purworejo. Dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 75,00 dan rata-rata nilai yang dicapai sebesar 50,38. Berdasarkan wawancara dengan guru kreativitas siswa rendah terlihat pada jawaban siswa yang sama, baik dalam jawaban maupun susunan jawabannya. Menurut peneliti, guna meningkatkan kreativitas dan hasil belajar matematika kelas VIID SMP Negeri 35 Purworejo adalah dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Oleh karena itu peneliti menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Menurut Bakharuddin dalam Siti Khanifah (2011: 16) model pembelajaran CPS merupakan variasi dari pemecahahan masalah yang melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan menyelesaikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Menurut Pepkin (2004:2) dalam Siti Khanifah (2011) proses dari model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terdiri dari empat langkah yaitu klarifikasi masalah, pengungkap pendapat, evaluasi dan pemilihan, implementasi. Dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Menurut W.S Winkel (1996: 250) mengemukakan bahwa, ”kreativitas adalah kemampuan untuk melahirkan
pola kegiatan yang baru, seluruhnya atas dasar
Ekuivalen: Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Bealajar Matematika dengan Menggunakan Model Creative Problem Solving
141
prakarsa dan inisiatif sendiri”. Karena adanya kreativitas seseorang mampu menyelesaikan beranekaragam pemecahan masalah sehingga dapat meningkat hasil belajar matematika. Indikator aspek kreativitas belajar siswa sebagai berikut. (1) Rasa ingin tahu; (2) Berani mengambil resiko; (3) Imajinatif; (4) Merasakan tantangan. Menurut Oemar Hamalik (2012: 30) “bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti”. Dengan kata lain hasil belajar merupakan usaha seseorang setelah melakukan kegiatan belajar akan mengalami perubahan sikap dan perilaku untuk memperoleh hasil pembelajaran. Untuk mengukur perubahan tersebut yaitu dengan menggunakan tes. Sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
penelitian
ini,
peneliti
perlu
mengemukakan beberapa hasil penelitian yang terdahulu yang terkait dengan penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) yaitu penelitian yang dilakukan Andri dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving)” pada tahun 2010. Penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar matematika siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Waktu penelitian bulan November 2014, tempat penelitian SMP Negeri 35 Purworejo kelas VIID yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah kreativitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa lembar observasi dan tes essay. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif komparatif. Indikator keberhasilan sebagai berikut. (1) Kreativitas belajar siswa mencapai 70%; (2) Persentase rata-rata kreativitas belajar siswa mencapai 70;
142
Ekuivalen: Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Bealajar Matematika dengan Menggunakan Model Creative Problem Solving
(3) Hasil belajar siswa mencapai ketuntasan klasikal 70% dari KKM 75; (4) Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 67. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang dilaksanakan 2 siklus, dan telah mencapai indikator keberhasilan pada siklus II. Pembahasan dari hasil siklus I dan siklus II telah disajikan pada diagram sebagai berikut. 80% 75% 70%
Rata-rata Kreativitas Belajar Siswa
65% 60% Siklus I
Siklus II
Diagram Rata-rata Kreativitas Belajar Siswa Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase rata-rata kreativitas belajar siswa siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Pada siklus I persentase rata-rata kreativitas belajar siswa mencapai 66 dengan kategori cukup. Untuk siklus II persentase rata-rata kreativitas belajar siswa mencapai 77 dengan kategori baik. Meningkatnya kreativitas disebabkan pembagian kelompok dengan teman sebangku dan siswa sudah mengerti langkah-langkah menyelesaikan dengan model Creative Problem Solving (CPS). Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) mengalami peningkatan. Terlihat pada diagram di bawah ini. 80 60 40 20 0
Rata-rata
Nilai Awal
Siklus I
Siklus II
Diagram Hasil Belajar Siswa
Ekuivalen: Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Bealajar Matematika dengan Menggunakan Model Creative Problem Solving
143
Berdasarkan dari diagram hasil belajar siswa siklus I mencapai rata-rata 64,77 ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan nilai awal yang hanya mencapai 50,38. Terlihat juga pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 72,74. Selain diperoleh rata-rata hasil belajar siklus I dan siklus II, hasil ketuntasan klasikal pada siklus I dan siklus II juga telah disajikan pada diagram di bawah ini. 80% 60% 40% 20% 0%
Ketuntasan Klasikal
Nilai Awal
Siklus I
Siklus II
Diagram Ketuntasan Klasikal Dari pengamatan pada diagram di atas bahwa nilai awal ketuntasan klasikal mencapai 0% ini mengalami peningkatan pada siklus I yang mencapai 32% atau siswa yang tuntas ada 10 sedangkan pada siklus II mencapai 74% atau siswa yang tuntas ada 26. Ini menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal selalu meningkat. Meningkatnya hasil belajar siswa ini disebabkan siswa rajin dalam berdiskusi, memperhatikan guru atau peneliti menyampaikan materi, dan memberikan latihan soal yang tingkat kesulitannya berbeda. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Creative Problem Solving
(CPS) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa kreativitas dan hasil belajar siswa kelas VIID SMP Negeri 35 Purworejo tahun pelajaran 2013/2014 yang diajarkan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata kreativitas belajar siswa mencapai 66% mengalami peningkatan pada siklus II rata-rata kreativitas belajar siswa mencapai 77%. Sedangkan
144
Ekuivalen: Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Bealajar Matematika dengan Menggunakan Model Creative Problem Solving
rata-rata hasil belajar siswa siklus I mencapai 64,77 dengan ketuntasan klasikal 32% dan rata-rata hasil belajar siswa siklus II mengalami peningkatan menjadi 72,74 dengan ketuntasan klasikal 74%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa model Creative Problem Solving (CPS) merupakan suatu alternatif dalam
upaya meningkatkan
kreativitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka dalam usaha peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran matematikan disarankan: (1) Sebaiknya guru atau peneliti dapat menerapkan salah satu model pembelajaran yang tepat agar dalam menjalankan tugas mengajar di kelas benar-benar dapat meningkatkan hasil belajar siswa; (2) Penelitian dengan model Creative Problem Solving (CPS) semoga dapat dipakai dalam mata pelajaran yang lain. DAFTAR PUSTAKA Andri. 2010. Penerapan Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) Berbantu Audio Visual pada Siswa XI Akutansi SMK Negeri 1 Kebumen. Skripsi UM Purworejo. Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Khanifah, Siti. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dan Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pokok Bahasan PerbandinganTrigonometri Sudut-Sudut Khusus Pada Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Pegandon Kabupaten Kendal Pelajaran 2010/2011. andynuriman.files.wordpress.com/2011/10/sitikhanifah_eksperimen_.pdf (Diakses pada hari Sabtu, 14 September 2013 jam 05:30) Winkel, W.S. 1996. Psikolog Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Ekuivalen: Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Bealajar Matematika dengan Menggunakan Model Creative Problem Solving
145