BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasi, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tungkai dengan kemampuan dribling siswa SSB Tunas Melati KU 14-16 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan teknik tes dan pengukuran. Metode survai merupakan upaya dalam rangka menentukan status populasi berdasar variabel yang diteliti. Tes yang dilakukan adalah Illinois Agility Test, (Getchel :1979) dan vertical jump, (Ismaryati : 2008) Desain yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian ini akan menggambarkan hubungan antara beberapa variabel, yaitu X1Y, X2Y dan X1X2Y.
X1
X1Y X1X2Y
Y
X2
X2Y
Gambar 1 : Hubungan antar Variabel Penelitian Keterangan : X1 : kelincahan X2 : power otot tungkai Y : kemampuan dribbling 23
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel bebas dan variabel terikat. 1) Variabel bebas yaitu kelincahan, dengan satuan waktu / detik 2) Variabel bebas Power otot tungkai dengan satuan (cm). 3) Sedangkan variabel terikat adalah kemampuan dribbling dengan satuan waktu / detik. Kelincahan adalah waktu yang ditempuh oleh siswa dalam satuan detik dengan menggunakan Illinois Agility Test, (Getchel: 1979), yaitu testi melewati setiap rintangan yang telah ditetapkan dan menuju garis finish. Power otot tungkai adalah gerak eksplosif yang dicapai siswa dalam satuan cm dengan menggunakan vertical jump, (Ismaryati: 2008), sedangkan dribbling adalah waktu yang ditempuh siswa dalam satuan detik dengan menggunakan tes menggiring bola yaitu siswa mendribel bola zig zag melewati 8 pancang dengan jarak 1,5 meter dilakukan 2 kali, ( Subagyo Irianto: 1995) C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah Siswa SSB Tunas Melati Kecamatan Imogiri, dengan jumlah Siswa aktif 80 anak 2.
Sampel Penelitian adalah bagian dari populasi tersebut, yaitu siswa SSB Tunas Melati KU 14-16, dengan jumlah 24 Siswa. Hal ini seperti dikatakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:134) jika jumlah subjeknya
24
terlalu besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, akan tetapi jika jumlah subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya. Pengumpulan data ini mengunakan metode survai dengan teknik tes. D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen yaitu alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode (Suharsimi Arikunto (1993 : 121). Instrumen pengumpulan data sebenarnya dapat berupa alat evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 122 ), secara garis besar alat evaluasi digolongkan menjadi 2 macam yaitu tes dan non tes. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes. 2. Teknik pengumpulan data : 1. Tes Kelincahan Illinois Agility Test, (Getchel :1979) Petunjuk pelaksanaan Illinois Agility Test a. Tujuan : Tes ini disusun untuk mengukur kelincahan siswa SSB Tunas Melati b. Alat dan pelaksanaan : 1) Lintasan lari sepanjang 10 m dan lebar 5 m 2) Peluit dan Stopwatch 3) Cone sebagai rintangan 4) Kapur sebagai garis pembatas 5) Blangko dan 6) Alat tulis 25
c. Petugas
: pengatur testi di garis pemberangkatan, pemberangkat tesi dan pencatat hasil
d. Pelaksanaan: testi berdiri di garis start setelah aba-aba “siap” – “ya”. Testi lari lurus ke cone no 2, kemudian kembali dan lari zig-zag melewati cone 3, 4, 5, 6 dengan secepat mungkin, setelah sampai di ujung lintasan harus kembali ke arah semula dan berlari ke cone 7 dan langsung ke cone 8 e. Penelitian: hasil waktu yang dicapai dalam satuan detik adalah setelah peserta tes lari melewati garis start.
Gambar 2. Illinois Agility Test (Tes Kelincahan) Tabel 1. Norma Pengkategorian Illinois Agility Test Kategori Sangat Baik Baik Sedang Buruk Sangat Buruk
Laki – Laki < 15.2 16.1 – 15.2 18.1 – 16.2 18.3 – 18.2 >18.3
Perempuan < 17.0 17.9 – 17.0 21.7 – 18.0 23.0 – 21.8 >23.0
Sumber : Getchell B. (1979) (http://www.topendsports.com/testing/tests/illinois.htm)
26
2. Pengukuran Power Otot Tungkai Power otot tungkai adalah kemampuaan mengerahkan kekuatan dan kecepatan bersama-sama. Dalam penelitian ini power otot tungkai di ukur menggunakan vertical jump test dalam satuan centimeter. Tujuan : mengukur power tungkai dalam arah vertikal Sasaran : Siswa SSB tunas melati KU 14-16 Perlengkapan : a. Papan bermeteran yang dipasang di dinding dengan ketinggian dari 150 cm hingga 350 cm. Tingkat ketelitiannya hingga 1 cm b. Bubuk kapur c. Dinding sedikitnya setinggi 365 cm(12 feet) Pelaksanaan : a. Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, telapak kaki menempel penuh di lantai, ujung jari tangan yang dekat dinding dibubuhi bubuk kapur. b. Satu tangan testi yang dekat dinding meraih keatas setinggi mungkin, kaki tetap menempel di lantai, catat tinggi raihannya pada bekas ujung jari tengah.
27
c. Testi meloncat keatas setinggi mungkin dan menyentuh papan. Lakukan tiga kali loncatan. Catat tinggi loncatan pada bekas ujung jari tengah. d. Posisi awal ketika meloncat adalah telapak kaki tetap menempel dilantai, lutut ditekuk, tangan lurus agak dibelakang badan. e. Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat keatas. Penilaian : 1. Dilakukan 3 kali 2. Ukur selisih antara tinggi loncatan dan tinggi raihan. 3. Nilai yang diperoleh testi adalah selisih yang terbanyak antara tinggi loncatan dan tinggi raihan dari ketiga loncatan yang dilakukan. Sumber : Ismaryati (2008 : 60-61).
Gambar 3. Vertical Jump Tes 3. Menggiring bola (Dribbling) Tujuan : mengukur kecakapan menggiring bola. 28
Alat dan bahan : a. Lapangan sepakbola b. 8 buah pancang ukuran 1,5 meter c. Stopwatch d. Bola kaki e. Meteran panjang f. Kapur g. Blangko dan alat tulis Pelaksanaan : 1. Pada aba-aba “siap”, testi berdiri dibelakang garis start dengan bola siap untuk di dribbling. 2. Pada aba-aba “ya”, testi mulai menggiring bola dengan melewati setiap pancang secara berurutan. 3. Kalau ada kesalahan (ada pancang belum dilewati) maka harus diulangi dimana kesalahan terjadi, sehingga testi menggiring bola dengan melewati pancang secara berurutan dan dilakukan pulang-pergi. 4. Diperkenankan menggiring bola dengan salah satu kaki atau dengan kedua kaki bergantian. 5. Stop watch dihidupkan pada saat aba-aba “ya” dimatikan pada saat testi atau bolanya yang terakhir melewati garis finish. 6. Setiap testi diberi kesempatan dua kali dengan selang waktu maksimal 5 menit.
29
Penilaian : nilai tes adalah waktu terbaik yang dicapai dari dua kali kesempatan menggiring bola. Sumber : Subagyo Irianto dkk (1995) E. Teknik Analisis Data Setelah
semua
data
terkumpul,
langkah
selanjutnya
adalah
menganalisis data sehingga data-data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis statistik. Teknik analisis statistik dimaksudkan untuk menjelaskan rata-rata (mean) dan simpangan baku, serta untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis data agar kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya perlu dilakukan uji persyaratan. 1. Persyaratan Analisis Data Sebelum analisis data digunakan, lakukan uji prasyarat untuk mengetahui apakah data yang dianalisis memenuhi syarat atau tidak guna menentukan langkah selanjutnya. Uji prasyarat dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah data yang berdistribusi apakah normal atau tidak. Adapun uji normalitas dan linieritas sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi yang terjadi menyimpang atau tidak dari distribusi normal. Menurut Sudjana
30
(2002: 151) asumsi normalitas dipakai, terlebih dahulu perlu diselidiki apakah asumsi itu dipenuhi atau tidak agar langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan. Sebab jika ternyata asumsi yang diambil tidak benar atau menyimpang bukan saja langkah yang diambil dalam penelitian tidak dapat dipertanggungjawabkan tetapi juga salah. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data digunakan teknik chi kuadrat ( Sutrisno Hadi, 2004: 259 ) dengan rumus : =
( − )
Dimana :
= chi kuadrat
= frekuensi yang diperoleh dari ( diobservasi dalam ) sampel = frekuensi yang diharapkan dalam sampel
Taraf signifikansi yang digunakan 5 %, sehingga apabila chi
kuadrat hitung ( ) lebih kecil daripada chi kuadrat tabel ( ) maka distribusi datanya dianggap normal. b. Uji Liniearitas Uji liniearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang dijadikan prediktor mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel terikat/ kriterium. Dalam uji ini akan menguji hipotesis bentuk regresi linear dengan menghitung harga F (Sugiyono, 2010: 274 ), dengan rumus:
31
=
Dalam hal ini untuk menerima atau menolak hipotesis dengan membandingkan harga F perhitungan ( ) dengan harga F dari tabel
( ) pada taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan yang dipakai. 2. Uji Hipotesis Analisis yang dilakukan adalah bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas ( ) dengan variabel terikat ( ), baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi ganda dan analisis korelasi. Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua menggunakan analisis korelasi product moment ( Sudjana, 2002: 369 ) dengan rumus sebagai berikut: =
∑ − (∑ ) (∑ )
∑ − (∑ ) ! ∑ − (∑ ) !
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang ketiga digunakan analisis regresi ganda ( Sudjana, 2002: 385 ) dengan rumus sebagai berikut : "#.,
# + # − 2# # . = % 1 − ,
Keterangan: # = koefisien korelasi antara 32
# = koefisien korelasi antara . = koefisien korelasi antara Untuk menguji apakah harga R tersebut signifikan atau tidak dilakukan anlisis variansi garis regresi, ( Sutrisno Hadi, 1995: 26 ) dengan rumus sebagai berikut : )*+ =
" (, − - − 1) -(1 − " )
Dimana : )*+ = harga F regresi , = cacah kasus - = cacah prediktor " = koefisien korelasi antar kriterium dengan prediktor-prediktor Harga F tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan harga F tabel dengan derajat kebebasan N-m-1 pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga F hitung lebih kecil dari pada harga F tabel maka koefisien korelasinya tidak menunjukkan adanya hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebasnya. Tetapi apabila harga F hitung lebih besar atau sama dengan harga F tabel maka ada hubungan yang signifikan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas. Setelah diketahui ada tidaknya hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebasnya maka langkah selanjutnya adalah mencari besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Untuk mengetahuinya perlu dicari besar sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing variabel menggunakan cara dan rumus sebagai berikut :
33
1. Untuk mencari besarnya sumbangan relatif ( SR ) a. " =
b. " =
./ ∑ 0/ #1.2 ∑ 02 # ./ ∑ 0/ # ./ ∑ 0/ #1.2 # .2 ∑ 02 #
× 100%
× 100%
2. Untuk mencari besarnya sumbangan efektif ( SE ) - Prediktor ∶ 6 = " × "
- Prediktor ∶ 6 = " × " ( Sutrisno Hadi, 1995 : 42-46 )
34