Ruth Rize Paas Megahati S., dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 50-54
Unnes.J.Biol.Educ. 5 (1) (2016)
Unnes Journal of Biology Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe
UJI VALIDITAS LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) MASTERY LEARNING PADA MATA KULIAH GENETIKA
BERBASIS
Ruth Rize Paas Megahati S., Diana Susanti, Febriyanti Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar Jl. Gunung Pangilun Padang
Info Artikel
Abstrak
________________
___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Diterima: Januari 2016 Disetujui: Maret 2016 Dipublikasikan: April 2016
Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan genetika menganggap bahwa konsep-konsep genetika sulit dipahami dan mahasiswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal genetika. Hal ini disebabkan karena, mata kuliah ini lebih banyak membahas soal-soal hitungan dan belum tersedianya lembar kerja mahasiswa (LKM). Dengan demikian, proses belajar tuntas (Mastery learning) tidak terlaksana dan hasil belajar mahasiswa rendah. Tujuan penelitian ini mengembangkan LKM berbasis Mastery learning pada mata kuliah genetika yang valid. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan 4-D models. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif yang mendeskripsikan hasil uji validitas. Hasil penelitian berada pada kriteria valid dengan nilai validitas sebesar 88 %.
________________ Keywords: Student Worksheet; Validity; Genetic; and Mastery learning ____________________
Abstract Students who take the classes genetics considers that the concepts of genetics elusive and students are not able to solve the problems of genetics. This is because, the course is more a matter of discussing issues and the unavailability of student worksheets (LKM). Thus, the learning process is completed (Mastery learning) did not materialize and lower student learning outcomes. The research objective is to develop an LKM based Mastery learning course on genetics valid. This type of research is the development of research by using 4-D models. The data analysis technique used is descriptive analysis that describes the validity of the test results.
Alamat korespondensi: E-mail:
[email protected]
© 2016 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6579
50
Ruth Rize Paas Megahati S., dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 50-54
PENDAHULUAN Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Menurut Sudarsa et al (2013), dengan penguasaan konsep yang baik maka akan dihasilkan hasil belajar yang baik pula. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru seharusnya mampu mengaktifkan kemampuan berfikir peserta didik dengan membuat pelajaran itu menantang, daya cipta untuk menemukan, serta membuat pelajaran itu mengesankan. Pembelajaran merupakan suatu proses kompleks yang terdiri dari beberapa aspek yang saling berkaitan. Untuk itu diperlakukan berbagai keterampilan agar dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik, salah satunya keterampilan memilih strategi pembelajaran. Ilmu biologi memerlukan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi atau berfikir tingkat tinggi. Salah satu cabang ilmu biologi yang sangat berperan penting adalah Genetika. Genetika merupakan salah satu mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa program studi pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar pada semester lima. Mata kuliah genetika mempunyai batasan dan ruang lingkup, seperti Hukum Mendel I dan II, epistasis, interaksi gen, teori probabilitas, alel ganda, determinasi seks, gen terpaut seks, pautan dan pindah silang (Suryo 2001). Tujuan dari mata kuliah agar mahasiswa program studi pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar mempunyai pengetahuan dalam dasardasar genetika Mendel, pengantar genetika modern dan mampu menerapkan ilmu genetika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perkuliahan yang telah dilaksanakan selama ini, mahasiswa diberikan materi dengan berbagai buku sumber yang dapat diakses melalui perpustakaan dan juga dengan tersedianya wifi yang berperan sebagai e-book untuk menambah sumber bahan bacaan mahasiswa. Disisi lain untuk melengkapi keterampilan mahasiswa dalam memahami materi dalam perkuliahan genetika, juga
diadakan kegiatan praktikum. Tapi kenyataan yang didapat selama ini, mahasiswa masih menganggap bahwa konsep-konsep genetika sulit dipahami yang disertai ketidakmampuan diri mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal genetika. Hal ini dapat disebabkan karena mata kuliah ini lebih banyak membahas soal-soal hitungan layaknya matematika dan disamping itu, belum tersedianya lembar kerja mahasiswa (LKM). LKM sebagai salah satu media yang dapat digunakan oleh mahasiswa dan dosen yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa (Toman 2013). Dengan tidak tersedianya LKM maka proses belajar tuntas (Mastery learning) tidak terlaksana dan hasil belajar mahasiswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkanl LKM berbasis Mastery learning yang valid pada mata kuliah genetika. LKM sebagai salah satu bahan ajar alternatif dalam mengatasi rendahnya hasil belajar dan tidak terlaksananya belajar tuntas (Mastery learning). LKM berbasis Mastery learning merupakan LKM non eksperimen yang bertujuan agar mahasiswa dapat belajar tuntas dalam proses pembelajaran yang mereka lakukan. Mastery learning merupakan pendekatan pembelajaran berdasar pandangan filosofis bahwa seluruh peserta didik dapat belajar jika mereka mendapat dukungan kondisi yang tepat (Ozden 2008). Mastery learning menitik beratkan pada pengusaan penuh perorangan mahasiswa dalam pembelajaran. Mastery learning dapat digunakan dengan baik apabila tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah tujuan yang termasuk ranah kognitif dan psikomotor (Suhartini 2007). LKM berbasis Mastery learning akan menghasilkan interaksi edukatif yang aktif, produktif, dan kondusif antar mahasiswa dan dosen. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada semester Genap 2014/2015 di STKIP PGRI Sumbar. Jenis penelitian yang digunakan adalah pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4-D models (Trianto, 2010).
51
Ruth Rize Paas Megahati S., dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 50-54
Penelitian ini dilakukan hingga tahap tahap pendefinisian (define), perancangan (design) dan pengembangan (develop). Tahap pengembangan (develop) sampai pada uji validitas. Validitas LKM dilakukan oleh dua orang validator yang ahli pada bidang Genetika dan Media pembelajaran selanjutnya hasil validasi dijadikan sebagai dasar revisi LKM berbasis Mastery learning. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis kurikulum dan analisis mahasiswa diketahui bahwa standar kompetensi untuk mata kuliah Genetika adalah memahami ruang lingkup genetika, memahami dan menjelaskan proses sintesis protein, menjelaskan dan menerapkan Hukum Mendel I dan II dalam kehidupan, mengenal epistasis dan interaksi gen, memahami dan menganalisis teori probabilitas, mengenal alel ganda yang terjadi pada manusia dan hewan, mengenal determinasi seks dan gen terpaut seks, dan mendeskripsikan pautan dan pindah silang. Dari standar kompetensi diatas menggambarkan bahwa mahasiswa dituntut untuk memahami konsep dasar dan prinsip genetika. Standar kompetensi kemudian dijabarkan menjadi beberapa kompetensi dasar dan indikator yang akan memudahkan mahasiswa untuk menguasai seluruh standar kompetensi. Hasil analisis kurikulum ini dipakai untuk menentukan konsep-konsep yang diperlukan dalam merancang LKM berbasis mastery learning pada mata kuliah genetika di STKIP PGRI Sumbar. Analisis mahasiswa dilakukan dengan mewawancarai beberapa orang dosen dan mahasiswa Progran Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar tahun masuk 2013. Wawancara yang dilakukan untuk menganalisis mahasiswa, dalam segi umur, kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor, dan kemampuan sosial. Hasil wawancara dengan beberapa dosen yang mengajar mahasiswa Progran Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar tahun masuk 2013, mengatakan bahwa mahasiswa 2013 memiliki karakteristik yang berbeda baik dalam belajar (memahami
pelajaran) maupun saat berinteraksi dengan teman dan lingkungannya, dilihat dari tingkatan umur mahasiswa berusia antara 18-21 tahun. Ditinjau dari kemampuan kognitif dan kemampuan psikomotor, kemampuan mahasiswa angkatan 2013 untuk tingkat kognitif dan psikomotor menunjukkan hasil yang bervariasi, yaitu mahasiswa yang kuliah di STKIP PGRI Sumbart sebagian besar berasal dari berbagai daerah di pulau Sumatera dan Jawa. Mahasiswa tersebut memiliki berbagai kemampuan yang berbeda karena perbedaan jurusan dalam pendidikan terakhir, asal daerah dan keadaan keluarga (khususnya tingkat sosial) yang bervariasi. Hal ini dapat terjadi walaupun mereka diseleksi sebelum bergabung menjadi mahasiswa di STKIP PGRI Sumbar. Dilihat dari segi kemampuan sosial, mahasiswa 2013 suka bekerjasama dan saling membantu antar teman sejawat. Hal ini dapat dilihat dari setiap kerja atau tugas kelompok yang dilakukan selama perkuliahan, mereka aktif berdiskusi bersama untuk memecahkan persoalan atau bahan perkuliahan yang dihadapi setiap pertemuan. Mereka juga saling membantu jika ada teman yang membutuhkan pertolongan terutama dalam hal pemahaman materi perkuliahan. Umumnya mahasiswa untuk tingkatan umur 18-21 tahun memiliki sikap sosial yang baik, yaitu adanya rasa saling membantu antara mereka baik dari segi sosial ataupun akademik. Tidak hanya di lingkungan kampus tetapi juga dilingkungan masyarakat. Dilihat dari ketertarikkan dalam menggunakan media, penggunaan media sangat membantu mereka dalam memahami suatu pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi mereka dalam belajar. Dari awal perkuliahan mahasiswa sudah bisa memanfaatkan beberapa jenis media dan mereka juga telah diajarkan membuat beberapa jenis media sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat menambah pemahaman mahasiswa dalam memahami materi yang diajarkan. Beberapa media yang telah mereka gunakan dan ciptakan diantaranya termasuk dalam media asli, media awetan, media model, media grafis dan media elektornik. Jadi dapat disimpulkan mahasiswa
52
Ruth Rize Paas Megahati S., dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 50-54
sudah menggunakan banyak media dalam perkuliahan. Berdasarkan analisis mahasiswa di atas, LKM berbasis Matery Learning yang dikembangkan telah sesuai dengan tingkatan kemampuan mahasiswa yang telah mampu berfikir secara logis dan pandai menempatkan diri dengan moral yang dimiliki dalam pengaplikasian ilmu yang diperoleh sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran pada mata kuliah genetika.
tuntas dapat tercapai. Soal sumatif dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran dari setiap LKM dan diletakan pada bagian akhir dari LKM. Hasil validasi oleh dua orang validator terhadap LKM berbasis Mastery learning pada mata kuliah Genetika meliputi tiga aspek validasi. Data tersebut kemudian diolah sehingga diperoleh skor rata-rata kevalidan LKM berbasis Mastery learning (Tabel 1).
Tabel 1. Hasil Validasi LKM Berbasis Mastery Learning Pada Mata Kuliah Genetika Standar Penilaian
Rata-rata (%)
Kategori
Aspek Materi Aspek Penyajian Aspek Keterbacaan dan Bahasa Rata-rata
83 87 93
valid Valid Sangat Valid
88
Valid
LKM berbasis Mastery learning merupakan lembaran kerja mahasiswa yang berisi tugastugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa hingga ketuntasan belajar tercapai. LKM berbasis Mastery learning akan menghasilkan interaksi edukatif yang aktif, produktif, dan kondusif antar mahasiswa dan dosen. LKM berbasis Mastery learning telah dirancang terdiri dari, cover, identitas mata kuliah, satuan kurikulum, materi, contoh soal, penyelesaian soal yang mudah dipahami dan sistematik, kegiatan pembelajaran, dan soal sumatif. Cover yang dirancang berisi judul, yaitu Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) berbasis Mastery Learning pada Mata Kuliah Genetika, nama mahasiswa, Nim, sesi, dan nama perguruan tinggi. Identitas mata kuliah, terdiri dari program studi, mata kuliah/sks, materi dan waktu. Satuan kurilkulum dirancang dalam memudahkan penyampain materi perkuliahan kepada mahasiswa. Materi dirancang disesuikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran. Contohcontoh soal dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam LKM. Penyelesaian soal disusun secara sistematik agar memudahkan dalam pemahaman mahasiswa. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan pendekatan Mastery learning agar proses belajar
Berdasarkan hasil penilaian validator yang terlihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah Genetika telah mengacu kepada kategori valid dengan nilai rata-rata 88 %. Beberapa aspek yang diamati dalam uji validitas LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah Genetika adalah aspek materi, aspek penyajian, aspek keterbacaan dan bahasa. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, pada aspek materi memiliki kriteria valid dengan nilai validasi 83%. Walaupun kriterianya valid tapi dari segi materi ada beberapa yang harus direvisi menurut saran dari validator. Revisi yang dilakukan pada materi yang seharusnya dilengkapi dengan gambar dan keterangan yang dikaitkan dengan pemahaman konsep. Tetapi secara garis besar LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah Genetika yang dihasilkan dari segi materi telah mengacu pada kurikulum yang ada karena telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang terdapat pada silabus. Berdasarkan analisis kurikulum yang dilakukan, penjabaran materi Genetika sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Program pengajaran yang akan disampaikan lewat media kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik dari
53
Ruth Rize Paas Megahati S., dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (1) (2016): 50-54
segi isi, struktur, maupun kedalaman materi (Djamarah dan Basri, 2006). Aspek penyajian LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah Genetika memiliki kriteria valid dengan nilai validasi 87% tetapi tidak terlepas dari revisi yang disarankan oleh validator. Revisi yang dilakukan adalah bagian gambar yang digunakan sebaiknya lebih menarik perhatian mahasiswa. Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik (Rusman, 2012). Aspek bahasa memiliki kriteria sangat valid dengan nilai validasi 93%. Tetapi tidak terlepas juga dari revisi yang disarankan oleh validator. Revisi yang dilakukan adalah dengan memperbaiki kesalahan penulisan kata pada tujuan pembelajaran agar disesuaikan dengan EYD dan perbaiki tata penulisan nama ilmiah yang digunakan agar mudah dimengerti mahasiswa. Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007).. Hasil validasi yang dilakukan oleh dua orang validator yang merupakan orang-orang yang bertugas di bidang Genetika dan media pembelajaran menyatakan bahwa LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah Genetika tersebut sudah valid dengan rerata 88% yang berarti hasil validitas ini dapat dipertanggung jawabkan. Berdasarkan hal tersebut secara garis besar kriteria sebuah LKM yang telah diuraikan di atas telah terpenuhi oleh LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah Genetika yang peneliti kembangkan berdasarkan penilaian yang diberikan oleh validator.
SIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) Berbasis Mastery Learning Pada Mata Kuliah Genetika berada pada kriteria valid dengan nilai validitas sebesar 88%. UCAPAN TERIMAKASIH Tim peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penelitian ini terutama kepada DIKTI yang telah mendanai penelitian ini sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. DAFTAR PUSTAKA Djamarah dan Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Ozden M. 2008. Improving science and technology education achievementn using mastery learning model. World Applied Science Journal. 5(1): 62-67. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Depok: Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suhartini, A. 2007. Belajar Tuntas. Jurnal Lentera Pendidikan. 10 (1): 1-14. Suryo. 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Toman, U. 2013. Extended worksheet developed according to 5e Model based on constructivist learning approach. International Journal on New Trend in Education and Their Implication. Vol 4(4): 173-183. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif. Jakarta: Kencana.
54