PENERAPAN MODEL BETTER TEACHING AND LEARNING (BTL) BERKETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
oleh Fikri Hansah 4201409039
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 16 Agustus 2013
Fikri Hansah 4201409039
ii
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Penerapan Model Better Teaching and Learning (BTL) Berketerampilan Proses untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. disusun oleh Fikri Hansah 4201409039 telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 16 Agustus 2013 Panitia: Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. NIP. 196313121988031001
Dr. Khumaedi, M.Si. NIP. 196306101989011002
Ketua Penguji
Dra. Langlang Handayani, M.App.Sc. NIP. 196807221992032001 Anggota Penguji/
Anggota Penguji/
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Dra. Dwi Yulianti, M.Si. NIP. 196007221984032001
Dr. Sugianto, M.Si. NIP. 196102191993031001
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: 1. Aku terlahir mungkin tidak menjadi yang terbaik tetapi aku terlahir untuk melakukan yang terbaik (Ellianawati). 2. Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah (Thomas Alfa Edison).
PERSEMBAHAN: Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Bapak dan ibuku tersayang yang telah memberikan dukungan dan doanya; 2. Kakakku tercinta yang telah memotivasiku; 3. Seluruh teman-temanku Pendidikan Fisika angkatan 2009; 4. Teman-teman yang telah membantuku selama penelitian, Dian Bestari, mbak Farah, mbak Wati, Dzafien dan Zainudin; 5. Teman-teman seperjuanganku ON-MIPA PT 2012 & 2013, Listyanto, Musyafak dan Dian Setiawan yang terus memotivasiku; 6. Teman-teman seperbimbinganku, Dian, Dzafien, Arum, Rulin, Neni, Lida, Teguh, dan Lutfia yang senantiasa selalu bersama-sama.
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan model Better Teaching and Learning (BTL) Berketerampilan Proses untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa” . Skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis meyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., rektor Unnes; 2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., dekan FMIPA Unnes; 3. Dr. Khumaedi, M.Si., ketua Jurusan Fisika FMIPA Unnes; 4. Dra. Dwi Yulianti, M.Si., dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu untuk memberi bimbingan, arahan dari awal sampai akhir penulisan; 5. Dr. Sugianto, M.Si., dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu untuk memberi bimbingan, arahan dari awal sampai akhir penulisan; 6. Seluruh dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama ini; 7. Pratondo Jati Susilo, S.Pd., kepala SMP Negeri 3 Ungaran yang telah memberi ijin dalam pelaksanaan penelitian; 8. Iryani, S.Pd., guru IPA SMP Negeri 3 Ungaran yang telah membantu dan membimbing pada saat pelaksanaan penelitian; 9. Seluruh siswa kelas VIII G yang telah bekerjasama dengan baik selama penelitian berlangsung;
v
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Kritik dan saran dari pembaca yang membangun akan penulis terima untuk perbaikan penulis di masa mendatang.
Semarang, 16 Agustus 2013
Penulis
vi
ABSTRAK Hansah, Fikri. 2013. Penerapan Model Better Teaching and Learning (BTL) Berketerampilan Proses untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Dwi Yulianti, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dr. Sugianto, M.Si. Kata kunci: BTL, keterampilan proses, aktivitas dan hasil belajar. Pembelajaran IPA merupakan wahana bagi peserta didik yang menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses serta sikap ilmiah. Pendekatan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung dan mengembangkan keterampilan proses siswa adalah pendekatan keterampilan proses. Melalui pendekatan keterampilan proses, siswa menjadi aktif karena mengalami sendiri berbagai aktivitas kegiatan sehingga pembelajaran menjadi aktif, menyenangkan dan lebih bermakna. Salah satu model pembelajaran yang mewujudkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan lebih bermakna adalah Better Teaching and Learning (BTL). Keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan aktivitas belajar siswa meningkat sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah diterapkan model BTL berketerampilan proses. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen. Desain penelitian ini yaitu Pre-Experiment dengan jenis yang dipilih One-Group Pretest-Posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode dokumentasi, tes dan observasi. Penilaian hasil belajar psikomotorik dan afektif serta aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dilakukan melalui pengamatan langsung menggunakan lembar observasi. Hasil belajar kognitif siswa diukur menggunakan hasil pretest dan posttest. Hasil analisis uji gain menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat pada kategori tinggi yaitu 0,82. Peningkatan hasil belajar psikomotorik dan afektif berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 0,81 dan 0,95. Hasil belajar kognitif siswa meningkat pada kategori sedang yaitu sebesar 0,47. Berdasarkan hasil seperti disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model BTL berketerampilan proses dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
vii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.......................................................................................... v ABSTRAK ........................................................................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................................................viii DAFTAR TABEL ...............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Pembatasan Masalah ................................................................................. 4 1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4 1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................... 5 1.6 Penegasan Istilah ....................................................................................... 6 1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................... 7 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Better Teaching and Learning (BTL) ......................................................... 8 2.2 Pendekatan Keterampilan Proses ...............................................................12 2.3 Aktivitas Belajar ...................................................................................... 15
viii
2.4 Hasil Belajar ............................................................................................. 17 2.5 Tinjauan Materi ........................................................................................ 18 2.6 Kerangka Berpikir .................................................................................... 25 2.7 Hipotesis .................................................................................................... 27 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................................... 28 3.2 Desain Penelitian ..................................................................................... 28 3.3 Variabel Penelitian ................................................................................... 29 3.4 Prosedur Penelitian .................................................................................. 29 3.5 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 31 3.6 Analisis Uji Coba Intrumen ..................................................................... 31 3.7 Analisis Data .......................................................................................... 35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 39 4.2 Pembahasan ............................................................................................
45
4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 56 5. PENUTUP 5.1 Simpulan ................................................................................................. 58 5.2 Saran ....................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 60 LAMPIRAN ....................................................................................................... 64
ix
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1 Kriteria Soal Berdasarkan Validitas............................................................. 32 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran....................................................................... 33 3.3 Kriteria Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran ............................................ 34 3.4 Kriteria Soal Berdasarkan Daya Pembeda ................................................... 35 4.1 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa ........................................................... 39 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa ........................................... 40 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa ..................................................... 41 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa ................................................... 43 4.5 Hasil Uji Normalitas ..................................................................................... 43 4.6 Hasil Uji Ketuntasan Belajar ........................................................................ 44
x
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Tahapan Penerapan Model BTL ................................................................... 12 2.2 Tekanan Hidrostatis Pada Kedalaman h ....................................................... 19 2.3 Permukaan Zat Cair dalam Bejana Berhubungan ........................................ 20 2.4 Pipa U yang Diisi dengan Dua Cairan yang Berbeda ................................... 21 2.5 Skema Alat Berdasarkan Prinsip Hukum Pascal .......................................... 22 2.6 Percobaan Hukum Archimedes ..................................................................... 23 2.7 Benda Mengapung di dalam Zat Cair ........................................................... 24 2.8 Benda Melayang di dalam Zat Cair .............................................................. 24 2.9 Benda Tenggelam di dalam Zat Cair ............................................................ 25 2.10 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................... 26 3.1 Diagram Alur Penelitian ............................................................................... 30 4.1 Diagram Aktivitas Belajar Siswa ..................................................................40 4.2 Diagram Hasil Belajar Psikomotorik Siswa ................................................. 41 4.3 Diagram Hasil Belajar Afektif Siswa ........................................................... 42 4.4 Diagram Peningkatan Aktivitas, Hasil Belajar Psikomotorik dan Afektif ... 42
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Daftar Nama Siswa Kelas VIII G............................................................... 64
2.
Daftar Nilai Pretest dan Posttest ................................................................ 65
3.
Uji Normalitas ........................................................................................... 66
4.
Uji Ketuntasan Belajar ............................................................................... 68
5.
Uji Gain ...................................................................................................... 69
6.
Analisis Aktivitas Belajar Siswa ................................................................ 72
7.
Analisis Hasil Belajar Psikomotorik Siswa ................................................ 76
8.
Analisis Hasil Belajar Afektif Siswa .......................................................... 80
9.
Daftar kelompok ......................................................................................... 84
10.
Silabus ........................................................................................................ 85
11.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................ 87
12.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ................................................................ 100
13.
Daftar Nama Siswa Uji Coba ................................................................... 108
14.
Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................................. 109
15.
Soal Uji Coba ........................................................................................... 110
16.
Kunci Jawaban Soal Uji Coba .................................................................. 117
17.
Analisis Soal Uji Coba ............................................................................. 118
18.
Soal Pretest dan Posttest .......................................................................... 122
xii
19.
Kunci Jawaban Pretest dan Posttest ........................................................ 126
20.
Kriteria Penilaian Lembar Observasi ....................................................... 127
21.
Surat Keterangan Penelitian ..................................................................... 130
22.
Surat Keterangan Dosen Pembimbing ..................................................... 131
23.
Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 132
24.
Contoh Hasil Karya Siswa ....................................................................... 133
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Keberadaan pendidik dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sangat penting. Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa. Guru sebagai seorang pendidik berperan dalam memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang mendorong siswa untuk belajar dan memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Suatu pembelajaran akan lebih bermakna apabila siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari, terlebih lagi siswa akan lebih memahami konsep yang mereka dapatkan melalui pengoptimalan keterampilan dasar yang sudah dimiliki dalam dirinya. Konsep tersebut diharapkan tidak hanya mereka pahami saja akan tetapi dapat mereka terapkan pada kehidupan sehari-hari.
1
2
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga bukan hanya merupakan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, melainkan juga suatu proses penemuan. Pendidikan IPA merupakan wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri maupun alam sekitar. Pembelajaran IPA dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting dalam kecakapan hidup (BSNP, 2006: 149). Oleh karena itu, pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (Hardini & Puspitasari, 2012: 150). Salah satu pendekatan pembelajaran yang
dapat
memberikan
pengalaman
langsung
dan
mengembangkan
keterampilan proses siswa adalah pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran IPA yang menganggap bahwa IPA itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang harus dikembangkan pada peserta didik sebagai pengalaman yang bermakna yang dapat digunakan sebagai bekal perkembangan diri selanjutnya (Memes, 2000: 17). Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses mengajak siswa untuk belajar dan mengelola apa yang diperolehnya melalui pengamatan dan pengalaman secara langsung di kehidupan nyata. Selain itu, pendekatan keterampilan proses juga dapat meningkatkan
3
aktivitas belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Damriani (2008) yang menunjukkan bahwa: “pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa”. Penerapan pendekatan keterampilan proses menjadikan siswa aktif karena mengalami sendiri berbagai aktivitas kegiatan sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih bermakna. Salah satu model pembelajaran yang mewujudkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa adalah model Better Teaching and Learning (BTL). BTL adalah salah satu model pembelajaran yang dikembangkan oleh United States Agency for International Development (USAID) Indonesia melalui program Decentralized Basic Education Three (DBE3) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan menengah pertama. Pada model BTL ini, pembelajaran menitikberatkan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar (student centered) bukan pada dominasi guru dalam penyampaian materi (teacher centered). Model BTL dalam penelitian ini menggabungkan pola pembelajaran kontekstual dan kooperatif untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Melalui penerapan model BTL, siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar sehingga pembelajaran akan terasa menyenangkan dan lebih bermakna karena siswa diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi
dalam
berbagai
aktivitas
kegiatan
pembelajaran.
Keikutsertaan siswa dalam proses belajar dapat meningkatkan aktivitas belajar
4
yang optimal sehingga diharapkan dapat meningkatkan pula hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, penelitian tentang “Penerapan Model Better Teaching and Learning (BTL) Berketerampilan Proses untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa” perlu dilakukan.
1.2 Pembatasan Masalah Kajian penelitian dibatasi pada penerapan model BTL berketerampilan proses untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII G SMP N 3 Ungaran sub pokok bahasan Tekanan pada Zat Padat dan Zat Cair. Observasi awal yang dilakukan di SMP N 3 Ungaran menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran rata-rata cenderung rendah. Secara umum, hal ini disebabkan sebagian besar masalah yang dihadapi sekarang yaitu guru masih menggunakan metode yang konvensional dan kurang variatif dalam kegiatan pembelajaran. Materi Tekanan dipilih karena konsep dan fenomenanya banyak serta sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas belajar yang dikaji dalam penelitian ini meliputi aktivitas melihat, mendengar, menulis dan mengucap sedangkan hasil belajar yang diungkap yaitu hasil belajar kognitif, psikomotorik dan afektif.
1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu
5
1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model BTL berketerampilan proses? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model BTL berketerampilan proses?
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model BTL berketerampilan proses. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model BTL berketerampilan proses.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah 1. Bagi siswa, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar serta peran aktif siswa di dalam kelas. 2. Bagi guru, mengenalkan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai upaya untuk perbaikan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
6
1.6 Penegasan Istilah 1.6.1
Better Teaching and Learning (BTL) BTL merupakan model pembelajaran yang dikembangkan oleh USAID
Indonesia melalui
program
DBE3
yang bertujuan untuk
mewujudkan
pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan bermakna (DBE3, 2009).
1.6.2
Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses merupakan wawasan atau anutan
pengembangan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan mendasar yang telah ada pada diri siswa (Dimyati & Mudjiono, 2009: 138).
1.6.3
Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan atau kesibukan yang dilakukan
oleh siswa selama proses pembelajaran (Poerwadarminta, 1999: 26). Aktivitas belajar yang dikaji dalam penelitian ini meliputi aktivitas melihat, mendengar, menulis dan mengucap.
1.6.4
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh setelah
mengalami aktivitas belajar. Benyamin S. Bloom (Rifa‟i & Anni, 2009: 85)
7
mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga taksonomi yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, isi dan akhir. Bagian pendahuluan berisi halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bagian isi terdiri atas (1) pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. (2) tinjauan pustaka yang berisi penjelaskan mengenai teori tentang BTL, keterampilan proses, aktivitas belajar, hasil belajar dan tinjauan materi. (3) metode penelitian yang berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan data, analisis uji coba instrumen penelitian dan metode analisis data. (4) hasil dan pembahasan yang berisi hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian. (5) penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Better Teaching and Learning (BTL) BTL merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan oleh USAID Indonesia melalui program DBE3 yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan menengah pertama (DBE3, 2009). Model BTL menitikberatkan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar (student centered) bukan pada dominasi guru dalam penyampaian materi (teacher centered). Pada model BTL, para siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih bermakna karena mereka diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Menurut Sutardji & Sholeh (2010), untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar sesuai kompetensinya, guru harus melaksanakan pengajaran profesional dan pembelajaran bermakna. Model BTL dalam penelitian ini, menggunakan pola pembelajaran kontekstual dan kooperatif untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Pola pembelajaran kontekstual memiliki beberapa ciri yaitu menuntut siswa aktif dan kreatif, menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi,
8
9
memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitar, dan bekerjasama dalam kelompok. Pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 109). Kegiatan pembelajaran kontekstual tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi diupayakan agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa terkait dengan permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya. Menurut Nurdin (2009), Contextual Teaching and Learning (CTL) membantu guru mengkolaborasikan berbagai keterampilan untuk memotivasi dan memberikan inovasi sehingga pembelajaran dapat berjalan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pada penelitian ini, model BTL juga menggunakan pola pembelajaran kooperatif yang merupakan salah satu upaya mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Menurut Rusman (2011: 202), pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Hasil penelitian Patrick & Urhievwejire (2010) menunjukkan bahwa: “strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar
10
sains siswa”. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi dan mengembangkan beberapa kecakapan hidup seperti berkomunikasi dan bekerjasama yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan nyata. Pada penerapan model BTL, terdapat kegiatan-kegiatan praktis dan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sedangkan siswa aktif mengerjakan tugas yang menantang untuk berdiskusi dan berpikir. Hasil kerja siswa merupakan buah pikiran sendiri sedangkan pada lingkungan belajar, ruang kelas ditata dengan lebih baik. Posisi tempat duduk diatur supaya siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dan hasil kerja dipajang untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Tahapan penerapan model BTL dalam kegiatan pembelajaran menggunakan kerangka sederhana yang disebut ICARE. Kerangka ICARE meliputi lima unsur kunci pengalaman pembelajaran yaitu Introduction, Connection, Application, Reflection dan Extension (DBE3, 2009: 12). Kerangka ICARE dijelaskan secara terperinci sebagai berikut: (1) Introduction (Perkenalan) Pada tahap ini, guru menanamkan pemahaman tentang isi dari pembelajaran kepada siswa. Bagian ini berisi penjelasan tujuan pembelajaran dan hasil yang akan dicapai selama pembelajaran tersebut.
11
(2) Connection (Menghubungkan) Pada tahap connection ini, guru berusaha menghubungkan materi ajar yang baru dengan sesuatu yang sudah diketahui siswa dari pembelajaran atau pengalaman sebelumnya. Guru meminta siswa untuk memberikan penjelasan tentang apa yang mereka ingat dari pembelajaran sebelumnya. Setelah itu guru dapat menghubungkan siswa dengan informasi baru. (3) Application (Penerapan) Application merupakan tahap yang paling penting dari pembelajaran. Setelah siswa memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap connection, mereka diberikan kesempatan untuk mempraktikkan dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini, guru membentuk kelompok kecil antara
3-5 siswa untuk berdiskusi dan bekerjasama dalam
memecahkan suatu masalah sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. (4) Reflection (Refleksi) Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari sedangkan tugas guru yaitu menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dapat berupa diskusi kelompok, penulisan mandiri atau kuis singkat. (5) Extension (Kegiatan Lanjutan) Kegiatan pada tahap extension ini adalah guru menyediakan kegiatan yang dapat dilakukan siswa setelah pembelajaran berakhir untuk memperkuat dan
12
memperluas pembelajaran. Kegiatan extension dapat meliputi penyediaan bahan bacaan tambahan, tugas percobaan atau latihan. Bagan alur tahapan ICARE dalam kegiatan pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Introduction
Connection
Application
Reflection
Extension
Gambar 2.1 Tahapan Penerapan Model BTL
2.2 Pendekatan Keterampilan Proses Keterampilan proses yaitu keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan terlatih akan menjadi suatu keterampilan. Menurut Semiawan (1992: 16), keterampilan proses merupakan keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga menghasilkan penemuan yang baru. Pendekatan keterampilan proses memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar yang memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk aktivitas.
13
Pendekatan keterampilan proses merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran IPA yang menganggap bahwa IPA terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang juga harus dikembangkan pada peserta didik sebagai pengalaman yang bermakna yang dapat digunakan sebagai bekal perkembangan diri selanjutnya (Memes, 2000: 17). Pendekatan keterampilan proses menekankan siswa untuk belajar dan mengelola yang diperoleh, sehingga mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan nyata. Harlen (1999) menyatakan bahwa: Learning with understanding in science involves testing the usefulness of possible explanatory ideas by using them to make predictions or to pose questions, collecting evidence to the test the prediction or answer the questions and interpreting the result; in the other word, using the science process skills. (Belajar memahami IPA meliputi pengujian ide dapat menggunakan keterampilan proses sains untuk membuat prediksi atau mengajukan pertanyaan, mengumpulkan fakta untuk menguji prediksi atau menjawab pertanyaan dan menginterpretasikan hasil). Ada beberapa alasan penerapan pendekatan keterampilan proses pada kegiatan pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh Dimyati & Mudjiono (2009: 137): (1) percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi; (2) pengalaman intelektual, emosional, dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar yang optimal; (3) penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ilmu.
14
American Association for the Advancement of Science (AAAS) sebagaimana dikutip oleh Devi (2010: 7), mengklasifikasikan keterampilan proses menjadi
keterampilan
proses
dasar
dan
keterampilan
proses
terpadu.
Keterampilan proses dasar terdiri dari (1) pengamatan, (2) pengukuran, (3) menyimpulkan, (4) meramalkan, (5) menggolongkan, dan (6) berkomunikasi sedangkan keterampilan proses terpadu terdiri dari (1) pengontrolan variabel, (2) interpretasi data, (3) perumusan hipotesis, (4) pendefinisian variabel secara operasional, dan (5) merancang eksperimen. Menurut Amnah et al. (2013), science process skills need to be realized by teachers that it is important in the learning of science and it serves as a scaffold to other cognitive skills such as logical thinking, reasoning, and problem solving skills. (Keterampilan proses sains perlu disadari oleh guru karena penting dalam pembelajaran sains dan berfungsi sebagai penghubung untuk keterampilan kognitif lainnya seperti berpikir logis, penalaran dan keterampilan pemecahan masalah). Proses pembelajaran menggunakan keterampilan proses, melatih siswa untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan sendiri melalui penyelidikan ilmiah
sehingga
dapat
merangsang
keingintahuan
untuk
meningkatkan
pengetahuan yang baru diperoleh. Hasil penelitian Rahayu et al. (2011) menunjukkan bahwa: “penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aktamis & Ergin (2008),
15
“pembelajaran keterampilan proses sains dapat meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas ilmiah siswa”. Melalui pengembangan keterampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu mengemukakan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Oleh karena itu, keterampilan tersebut menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan pengembangan sikap dan nilai.
2.3 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran tetapi yang mengolah dan menentukan adalah siswa, sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Kemajuan metodologi dewasa ini, asas aktivitas lebih ditonjolkan sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang memadai. Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedrich (Sardiman, 2011: 101) mengelompokkan jenis-jenis aktivitas belajar sebagai berikut:
16
(1) visual activities: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; (2) oral activities: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; (3) listening activities: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato; (4) writing activities: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; (5) drawing activities: menggambar, membuat grafik, peta, diagram; (6) motor activities: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak; (7) mental activities: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; (8) emotional activities: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup. Jenis aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa dapat bermacam-macam akan tetapi mempunyai satu tujuan akhir yang sama yaitu memperoleh hasil belajar yang optimal. Menurut Purba et al. (2006), dalam pembelajaran di kelas diperlukan aktivitas siswa dalam setiap kegiatan yang dilakukan sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pada penelitian ini, model BTL menggunakan pola pembelajaran kontekstual dan kooperatif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian Munda et al. (2012) menunjukkan bahwa: “pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan antusias siswa
17
dalam proses pembelajaran”. Pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada model BTL memberikan kesempatan siswa untuk saling berinteraksi sehingga menyebabkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Hal ini sesuai hasil penelitian Nurfaidah et al. (2010) yang menunjukkan bahwa: “aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat melalui penerapan pembelajaran kooperatif”. Aktivitas belajar yang diamati dalam penelitian ini yaitu aktivitas melihat, mendengar, menulis dan mengucap. Pada penelitian ini, hasil belajar yang diungkap adalah kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek hasil belajar afektif yang diamati yaitu kehadiran di dalam kelas, tanggung jawab dan kerjasama dalam kelompok. Hasil belajar psikomotorik yang diamati pada penelitian ini berkaitan dengan percobaan. Aspek psikomotorik yang diamati yaitu menyiapkan alat percobaan, melakukan percobaan dan mengacungkan tangan.
2.4 Hasil Belajar Belajar bukan semata-mata mengumpulkan dan menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran bukan pula sebagai latihan belaka. Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seseorang dalam belajar. Hasil belajar seseorang sering tidak langsung terlihat tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar.
18
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Benyamin S. Bloom (Rifa‟i & Anni, 2009: 85) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga taksonomi sebagai berikut: (1) ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian (evaluation); (2) ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai; (3) ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf.
2.5 Tinjauan Materi 2.5.1
Tekanan pada Zat Padat Besar tekanan yang bekerja pada sebuah benda dipengaruhi oleh gaya dan
luas bidang tekan. Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja tiap satuan luas. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: 𝑃= dengan P = tekanan (N/m2) F = gaya tekan (N) A = luas bidang (m2)
𝐹 𝐴
19
Satuan tekanan dalam Sistem Internasional (SI) adalah newton per meter persegi (N/m2), yang dinamakan pascal (Pa). 2.5.2
Tekanan pada Zat Cair
Tekanan hidrostatik Pada Gambar 2.2, sebuah tabung berisi zat cair setinggi h yang massa jenisnya ρ dan luas penampang tabung A maka seluruh zat cair tersebut akan menekan bidang alas tabung. Dasar tabung mendapat gaya yang besarnya sama dengan berat zat cair di atas dasar tabung.
Po
A
h w P
Gambar 2.2 Tekanan Hidrostatis Pada Kedalaman h. w = mg = ρVg = ρg(Ah) = F dengan: m = ρV dan V = Ah Tekanan oleh zat cair disebut tekanan hidrostatis (Ph) 𝑃 =
𝐹 𝜌𝑔(𝐴) = = 𝜌𝑔 𝐴 𝐴
dengan: Ph = tekanan hidrostatis (N/m2) ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
20
g = percepatan gravitasi (m/s2) h = kedalaman zat cair pada titik pengamatan dari permukaan (m) Tekanan hidrostatis pada suatu titik di dalam zat cair ditentukan oleh kedalaman zat cair yang diukur dari permukaan dan tidak bergantung pada luas serta bentuk penampang. Jika Po adalah tekanan dibagian atas dan P adalah tekanan di dasar, maka selisih gaya ke atas yang disebabkan oleh perbedaan tekanan ini adalah PA - PoA. Dengan membuat selisih gaya ke atas ini sama dengan berat zat cair, maka diperoleh tekanan mutlak pada kedalaman h yaitu PA - PoA = ρgAh P = Po + ρgh dengan:
P = tekanan mutlak (N/m2) Po = tekanan udara luar (N/m2)
Bejana berhubungan Bejana berhubungan adalah dua bejana atau lebih yang bagian atasnya terbuka dan bagian bawahnya saling berhubungan. Pada Gambar 2.3, jika ke dalam bejana berhubungan dimasukkan zat cair sejenis maka dalam keadaan setimbang tinggi permukaan zat cair terletak pada satu bidang datar.
Gambar 2.3 Permukaan Zat Cair dalam Bejana Berhubungan
21
Jika dalam bejana berhubungan terdapat dua cairan yang berbeda maka dalam keadaan setimbang tinggi permukaan kedua cairan menjadi tidak sama (Gambar 2.4).
h1 h2 Q
P
Gambar 2.4 Pipa U yang Diisi dengan Dua Cairan yang Berbeda Pada Gambar 2.4 terlihat bahwa tinggi permukaan cairan 1 dan 2 tidak sama. Titik P adalah titik khayal yang terletak pada perbatasan cairan 1 dan 2 sedangkan titik Q adalah titik khayal pada cairan 2 di ujung bejana yang lain. Tekanan di titik P dan Q adalah sama. Dengan demikian, dapat dituliskan sebagai berikut: PP = PQ ρ1x g x h1 = ρ2 x g x h2 ρ1x h1 = ρ2 x h2 dengan: ρ1 = massa jenis cairan 1 (kg/m3) h1 = ketinggian permukaan cairan 1 (m) ρ2 = massa jenis cairan 2 (kg/m3) h2 = ketinggian permukaan cairan 2 (m)
22
Hukum Pascal Hukum Pascal menyatakan bahwa jika permukaan zat cair yang berada dalam ruang tertutup diberikan tekanan maka tekanan itu akan diteruskan ke segala arah dengan besar yang sama. Banyak peralatan yang dibuat berdasarkan hukum Pascal, salah satu diantaranya yaitu pengangkat hidrolik. Secara skematik, pengangkat hidrolik ditunjukkan pada Gambar 2.5. F1 A2 A1
F2
Gambar 2.5 Skema Alat Berdasarkan Prinsip Hukum Pascal Pada Gambar 2.5, karena kedua piston berada pada ketinggian yang sama maka keduanya memiliki tekanan yang sama. Jika tekanan diberikan pada penampang A1, maka tekanan pada A2 juga mengalami perubahan yang besarnya sama. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut: 𝐹1 𝐹2 = 𝐴1 𝐴2 dengan: F1 = gaya pada piston 1 (N) A1 = luas penampang pada piston 1 (m2) F2 = gaya pada piston 2 (N) A2 = luas penampang pada piston 2 (m2)
23
Hukum Archimedes Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair sebagian atau seluruhnya, maka benda akan mendapat gaya ke atas sebesar berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut (Gambar 2.6). Hal ini merupakan bunyi hukum Archimedes.
(Karim et al., 2008: 228) Gambar 2.6 Percobaan Hukum Archimedes Secara matematis hukum Archimedes dapat dituliskan FA = mcg dengan mc = ρcVc FA = ρcgVc dengan: FA = gaya Archimedes/gaya apung (N) ρc = massa jenis zat cair (kg/m3) g = percepatan gravitasi (m/s2) Vc = volume benda yang tercelup (m3) Adanya gaya Archimedes menyebabkan berat benda dalam zat cair akan berkurang. Sebuah benda ketika ditimbang di udara beratnya wu tetapi ketika ditimbang di dalam zat cair beratnya berkurang menjadi wc, berkurangnya berat
24
benda karena adanya gaya Archimedes (FA). Secara matematis besar gaya Archimedes yang dialami benda dapat dituliskan: FA = wu – wc Apabila suatu benda dimasukkan ke dalam zat cair maka ada tiga kemungkinan keadaan yaitu mengapung, melayang dan tenggelam. Mengapung Sebuah benda dikatakan mengapung di dalam zat cair, apabila ada bagian benda yang muncul di atas permukaan zat cair (Gambar 2.7). Benda akan mengapung di dalam zat cair apabila massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair (ρb < ρa).
Gambar 2.7 Benda Mengapung di dalam Zat Cair dengan: ρa = massa jenis zat cair ρb = massa jenis benda Melayang Sebuah benda dikatakan melayang di dalam zat cair apabila tidak ada bagian benda yang muncul di atas permukaan zat cair dan tidak menempel di
25
dasar zat cair (Gambar 2.8). Benda akan melayang di dalam zat cair apabila massa jenis benda sama besar dengan massa jenis zat cair (ρb = ρa).
Gambar 2.8 Benda Melayang di dalam Zat Cair Tenggelam Sebuah benda dikatakan tenggelam di dalam zat cair, apabila benda tersebut berada pada dasar zat cair (Gambar 2.9). Benda akan tenggelam di dalam zat cair apabila massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair (ρb > ρa).
Gambar 2.9 Benda Tenggelam di dalam Zat Cair
2.6 Kerangka Berpikir Dalam kehidupan sehari-hari siswa sering dihadapkan oleh berbagai permasalahan. Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan untuk menyelesaikan masalah. Dalam pembelajaran IPA, masalah yang dihadapi di kelas adalah masih
26
rendahnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional dan cenderung teacher centered sehingga mengakibatkan rata-rata hasil belajar siswa masih rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah diterapkannya model BTL dengan pendekatan keterampilan proses. Model BTL dalam penelitian ini, menggabungkan pola pembelajaran kontekstual dan kooperatif untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan bermakna. Pada kegiatan pembelajarannya, siswa terlibat secara langsung untuk menemukan sendiri konsep berdasarkan kenyataan atau fakta dari percobaan yang dilakukan. Melalui proses penemuan konsep sendiri, siswa akan termotivasi dan berminat pada pembelajaran yang disampaikan sehingga dapat memacu aktivitas belajar siswa meningkat. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan pula hasil belajar yang optimal. Guna memperjelas kerangka berpikir maka dibuat bagan yang ditunjukkan oleh Gambar 2.10.
27
Pembelajaran IPA
Permasalahan yang dihadapi kelas: 1. Keterlibatan siswa dalam KBM cenderung rendah 2. KBM masih bersifat teacher centered 3. Rata-rata hasil belajar masih rendah
Kontekstual
Diterapkan model BTL berketerampilan proses
Kooperatif
Observasi Aktivitas dan hasil belajar meningkat
Gambar 2.10 Bagan Kerangka Berpikir
2.7 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: Penerapan model BTL berketerampilan proses dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
28
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian yaitu SMP N 3 Ungaran yang terletak di Jl. Patimura 1 A Ungaran Kab. Semarang. Subjek penelitian adalah kelas VIII G tahun ajaran 2012/2013, jumlah siswa 34 orang terdiri dari 13 putra dan 21 putri. Pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
3.2 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen. Desain penelitian ini yaitu Pre-Experiment dengan jenis yang dipilih One–Group PretestPosttest. Pola desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O1 X O 2
(Sugiyono, 2010: 111)
Keterangan : O1 : sebelum diberi treatment X : pembelajaran menggunakan model BTL berketerampilan proses O2 : setelah diberi treatment Pemberian
treatment
dilakukan
sebanyak
perkembangan sampel pada setiap pertemuan.
28
tiga
kali
untuk
mengetahui
29
3.3 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model BTL berketerampilan proses sedangkan variabel terikatnya adalah aktivitas dan hasil belajar siswa.
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1
Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah: (1) melakukan observasi awal untuk memperoleh data-data yang mendukung dalam penelitian; (2) menyusun perangkat pembelajaran dan tes yang digunakan dalam penelitian; (3) menentukan sampel yang digunakan untuk penelitian; (4) melakukan uji coba soal pada kelas yang telah menempuh materi tekanan; (5) menganalisis hasil uji coba soal. 3.4.2
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: (1) melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan; (2) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat; (3) melakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan perlakuan.
30
3.4.3
Tahap Evaluasi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis semua data
hasil penelitian yang diperoleh, untuk menjawab hipotesis yang telah ditentukan. Secara garis besar, bagan alur penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Observasi Awal
Kelas Sampel
Pretest
Model BTL Berketerampilan Proses
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Posttest
31
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1
Metode dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang mendukung
dalam penelitian. Data-data tersebut meliputi: daftar nama siswa yang menjadi subjek, nilai ulangan harian pada materi sebelumnya dan foto-foto selama penelitian berlangsung. 3.5.2
Metode tes Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
kognitif siswa. Tes yang diujikan adalah pretest dan posttest dengan bentuk soal berupa pilihan ganda. 3.5.3
Metode observasi Metode observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan secara langsung
selama proses kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk menilai hasil belajar psikomotorik, afektif serta aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran.
3.6 Analisis Uji Coba Instrumen 3.6.1
Validitas Butir Soal
Pengujian validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment yaitu
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁Σ𝑋𝑌− ΣX (ΣY) 𝑁ΣX 2 −(ΣX)2
𝑁ΣY 2 −(ΣY)2
(Arikunto, 2002: 72)
32
Keterangan : rxy : koefisien korelasi antara X dan Y X : skor tiap butir soal Y : skor total yang benar dari tiap subjek N : jumlah responden Selanjutnya
pengujian
dikonsultasikan ke tabel rproduct tabel rproduct
moment,
harga moment
koefisien
korelasi
yang
diperoleh,
dengan taraf kesalahan 5%. Berdasarkan
untuk jumlah responden (N) 30 diperoleh harga rtabel sebesar
0,361. Soal dikatakan valid jika harga rhitung > rtabel. Hasil analisis validitas soal disajikan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Kriteria Soal Berdasarkan Validitas Kriteria soal Valid
Tidak valid
Nomor soal 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 2, 7, 10, 11, 12, 15, 20, 22, 24, 29
Jumlah
%
30
75 %
10
25 %
3.6.2 Reliabilitas Pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus K-R 20 yaitu:
𝑟11 =
𝑛
𝑠 2 −𝛴𝑝𝑞
𝑛−1
𝑠2
Keterangan : r11 : reliabilitas instrumen
(Arikunto, 2002 : 100)
33
n
: banyaknya butir soal
p
: proporsi siswa yang menjawab soal dengan benar
q
: proporsi siswa yang menjawab soal dengan salah
s2 : standar deviasi Berdasarkan tabel rproduct moment, untuk jumlah responden (N) 30 diperoleh harga rtabel sebesar 0,361. Jika harga rhitung > rtabel maka instrumen tersebut dikatakan reliabel. Hasil perhitungan diperoleh harga reliabilitas (r11) soal sebesar 0,873; karena harga r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa semua soal yang diujicobakan bersifat reliabel. 3.6.3
Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal ditentukan dengan rumus berikut:
𝑃=
𝐵
(Arikunto, 2002: 207)
𝐽𝑆
Keterangan : P : indeks kesukaran soal B : banyaknya siswa yang menjawab dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran
Kriteria
0,00 < 𝑃 ≤ 0,30
Sukar
0,30 < P ≤ 0,70
Sedang
0,70 < P ≤ 1,00
Mudah
34
Hasil analisis tingkat kesukaran soal disajikan dalam Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran Kriteria soal Mudah Sedang Sukar 3.6.4
Nomor soal 1, 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 19, 20, 21, 24, 28, 31, 33 4, 8, 13, 18, 25, 27, 30, 34, 36, 37, 38, 39, 40 5, 14, 17, 22, 23, 26, 29, 32, 35
Jumlah
%
18
45,0 %
13
32,5 %
9
22,5 %
Daya Pembeda
Untuk menentukan daya pembeda butir soal digunakan rumus sebagai berikut:
𝐷=
𝐵𝐴 𝐽𝐴
−
𝐵𝐵 𝐽𝐵
(Arikunto, 2002: 213)
Keterangan : D : daya pembeda JA : banyaknya peserta kelas atas JB : banyaknya peserta kelas bawah BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar soal itu BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar soal itu Daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut: 0,00 < 𝐷 ≤ 0,20
: soal jelek
0,20 < 𝐷 ≤ 0,40
: soal cukup baik
0,40 < 𝐷 ≤ 0,70
: soal baik
0,70 < 𝐷 ≤ 1,00
: soal sangat baik
35
D negatif
: soal tidak baik
Hasil analisis daya pembeda soal uji coba disajikan dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Soal Berdasarkan Daya Pembeda Kriteria soal
Nomor soal
Sangat baik
-
Baik
6, 17, 27, 33, 36, 39
Cukup
1, 3, 4, 5, 8, 9 ,13, 14, 16, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 28, 30, 31, 32, 34, 35, 37, 38, 40
Jelek
2, 7, 10, 11, 12, 15, 20, 22, 24, 29
Negatif
-
3.7 Analisis Data 3.7.1
Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data digunakan rumus: 𝜒2 =
2
𝑘 (𝑓𝑜 −𝑓 ) 𝑖=1 𝑓 𝑜
(Sugiyono 2007: 79)
Keterangan : 𝜒 2 = Chi kuadrat fh = frekuensi yang diharapkan fo = frekuensi pengamatan Hasil Chi kuadrat kemudian dibandingkan dengan tabel Chi kuadrat dengan derajat kebebasan (dk) 5 dan taraf kesalahan 5% kemudian ditarik kesimpulan. Jika harga 𝜒 2 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data akan terdistribusi normal.
36
3.7.2
Uji Gain
Peningkatan rata-rata aktivitas dan hasil belajar siswa dihitung menggunakan rumus normal gain yaitu:
𝑔 = dengan
𝑆𝑎𝑘 𝑖𝑟 − 𝑆𝑎𝑤𝑎𝑙
(Hake, 1998)
100%− 𝑆𝑎𝑤𝑎𝑙
= besarnya faktor gain
<Sawal> = skor rata-rata awal <Sakhir> = skor rata-rata akhir Kriteria peningkatan: Jika harga 𝑔 < 0,3 maka besar peningkatannya rendah Jika harga 0,3 ≤ 𝑔 < 0,7 maka besar peningkatannya sedang Jika harga 𝑔 ≥ 0,7 maka besar peningkatannya tinggi
3.7.3
Uji Ketuntasan Belajar
Efektivitas penerapan model BTL berketerampilan proses terhadap Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: t=
x − μ0 s
n
Keterangan : t
= nilai t hitung
x
= nilai rata-rata sampel
μ0 = nilai KKM IPA SMP 3 Ungaran
(Sugiyono, 2007: 96)
37
3.7.4 3.7.4.1
s
= simpangan baku
n
= jumlah anggota sampel
Analisis Lembar Observasi Aktivitas Belajar
Untuk menghitung aktivitas belajar siswa digunakan rumus: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑥) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kriteria keaktifan dibedakan menjadi 4 yaitu: 80 < 𝑥 ≤ 100 = sangat aktif 60 < 𝑥 ≤ 80 = aktif 40 < 𝑥 ≤ 60 = cukup aktif 20 ≤ 𝑥 ≤ 40 = kurang aktif 3.7.4.2
(Direktorat Pembinaan SMA, 2010: 64)
Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik
Untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa digunakan rumus: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑥) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kriteria hasil belajar afektif dan psikomotorik dibagi menjadi 4 yaitu 80 < 𝑥 ≤ 100 = sangat baik 60 < 𝑥 ≤ 80 = baik 40 < 𝑥 ≤ 60 = cukup 20 ≤ 𝑥 ≤ 40 = kurang
(Direktorat Pembinaan SMA, 2010: 59)
38
3.7.5
Analisis Hasil Belajar Kognitif
Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa digunakan rumus: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑜𝑎𝑙
× 100 (Arikunto, 2002: 236)
Nilai KKM IPA SMP N 3 Ungaran adalah 70. Siswa dikatakan tuntas jika nilai yang diperoleh ≥ KKM.
3.7.6
Analisis Persentase Ketuntasan Klasikal
Persentase ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan rumus: 𝑃=
𝑆 × 100% 𝑁
(Sudjana, 2008: 109)
Keterangan: P = persentase ketuntasan belajar klasikal S = jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar N = jumlah siswa seluruhnya Jika persentase siswa yang tuntas belajar berjumlah ≥ 85%, maka dapat dikatakan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1
Aktivitas Belajar Aktivitas belajar yang diamati dalam penelitian ini yaitu melihat,
mendengar, menulis dan mengucap. Rekapitulasi analisis hasil aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.1. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 4.1 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan keAktivitas yang diamati
1 (%)
2 (%)
3 (%)
Melihat
66
87
95
Mendengar
65
75
94
Menulis
64
78
96
Mengucap
54
72
85
Rata-rata (%)
62
78
93
Nilai tertinggi
90
100
100
Nilai terendah
20
60
70
Ketuntasan klasikal (%)
74
100
100
Gain
0,42
39
0,68
40
Peningkatan aktivitas belajar siswa setiap pertemuan ditunjukkan Gambar 4.1.
120 (%) 100 80 Pert. 1
60
Pert. 2 40
Pert. 3
20 0 Melihat
Mendengar
Menulis
Mengucap
Gambar 4.1 Diagram Aktivitas Belajar Siswa 4.1.2
Hasil Belajar Psikomotorik Analisis hasil belajar psikomotorik siswa dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pertemuan keAspek yang diamati
1 (%)
2 (%)
3 (%)
Menyiapkan alat percobaan
66
80
100
Melakukan percobaan
73
91
99
Mengacungkan tangan
53
69
81
Rata-rata (%)
64
80
93
Nilai tertinggi
87
100
100
Nilai terendah
47
60
73
Ketuntasan klasikal (%)
41
88
100
Gain
0,44
0,65
41
Peningkatan hasil belajar psikomotorik siswa ditunjukkan oleh Gambar 4.2. 120 (%) 100 80
Pert. 1
60
Pert. 2
40
Pert. 3
20 0 Menyiapkan Alat
Melakukan Perc.
Mengacungkan Tangan
Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Psikomotorik Siswa 4.1.3
Hasil Belajar Afektif Rekapitulasi analisis hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Tabel
4.3. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8. Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa Pertemuan keAspek yang diamati
1 (%)
2 (%)
3 (%)
Kehadiran
100
100
100
Tanggung jawab
59
69
98
Kerjasama
76
94
99
Rata-rata (%)
78
88
99
Nilai tertinggi
100
100
100
Nilai terendah
47
73
87
Ketuntasan klasikal (%)
91
100
100
Gain
0,45
0,92
42
Peningkatan aktivitas belajar siswa setiap pertemuan ditunjukkan pada Gambar 4.3. 120 (%) 100 80 Pert. 1
60
Pert. 2
40
Pert. 3
20
0
Kehadiran
Tanggung Jawab
Kerjasama
Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Afektif Siswa Secara keseluruhan aktivitas, hasil belajar psikomotorik dan afektif pada setiap
pertemuan
mengalami
peningkatan
setelah
diberikan
perlakuan.
Peningkatan aktivitas, hasil belajar psikomotorik dan afektif pada setiap pertemuan ditunjukkan Gambar 4.4.
(%) 120 100 80
Pert. 1
60
Pert. 2
40
Pert. 3
20 0
Aktivitas
Psikomotorik
Afektif
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Aktivitas, Hasil belajar Psikomotorik dan Afektif
43
4.1.4
Analisis Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes tertulis yang diberikan di
awal (pretest) dan akhir (posttest) penelitian. Rekapitulasi analisis hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Nilai
Aspek Pretest
Posttest
Rata-rata
70
84
Nilai tertinggi
85
100
Nilai terendah
50
65
Ketuntasan klasikal (%)
71
97
Gain
4.1.5
0,47
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data penelitian terdistribusi
normal atau tidak. Data yang digunakan untuk pengujian normalitas adalah daftar nilai pretest dan posttest. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pretest
Posttest
𝜒 2 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
6,52
5,07
𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
11,07
11,07
Kriteria
Normal
Normal
44
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa Chi kuadrat hitung untuk data pretest adalah 6,52 sedangkan posttest sebesar 5,07. Hasil Chi kuadrat hitung kedua data tersebut ternyata kurang dari harga Chi kuadrat tabel yaitu sebesar 11,07 pada taraf kesalahan 5%. Oleh karena harga 𝜒 2 𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data pretest dan posttest terdistribusi normal, sehingga statistik yang digunakan adalah jenis parametris. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.1.6
Uji Ketuntasan Belajar Uji ketuntasan belajar digunakan untuk menentukan efektivitas penerapan
model BTL berketerampilan proses terhadap nilai KKM sekolah. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Nilai Posttest Rata-rata
83,53
Standar deviasi
6,80
Dk
33,00
thitung
11,56
ttabel
1,69
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa harga thitung > ttabel maka Ho yang menyatakan bahwa penerapan model BTL berketerampilan proses efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa diterima sedangkan Ha ditolak. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
45
4.2
Pembahasan Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Ungaran pada tanggal 4
Februari sampai 4 Maret 2013. Subjek dari penelitian ini adalah kelas VIII G yang berjumlah 34 orang. Alasan pemilihan kelas ini didasarkan pada observasi awal dengan mengumpulkan data nilai ulangan harian dan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terpilih kelas VIII G sebagai subjek penelitian karena mempunyai rata-rata aktivitas dan hasil belajar yang rendah dibandingkan kelas yang lain. Model BTL dalam pembelajaran diterapkan menggunakan kerangka ICARE yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajari. Pada kegiatan pembelajaran, siswa dibagi menjadi 7 kelompok yang terdiri 4-5 orang untuk saling berdiskusi dan bekerjasama menyelesaikan tugas yang diberikan. Selanjutnya, guru membagikan LKS yang telah direncanakan dalam RPP. Setiap kelompok harus membuat hasil kerja yang ditulis pada kertas yang telah disediakan. Hasil kerja yang telah dibuat, kemudian dipresentasikan dan dipajang sebagai sumber belajar. Kelompok yang terpilih wajib mempresentasikan hasil kerjanya dan ditanggapi oleh kelompok yang lain. Melalui kegiatan diskusi dan presentasi kelompok, dapat menciptakan aktivitas bertanya yang berguna untuk membangkitkan respon. Aktivitas seperti tersebut di atas, dapat membentuk motivasi siswa untuk belajar sehingga hasil belajar pun berkembang. Rifa‟i & Anni (2009: 160) menyebutkan bahwa siswa yang
46
termotivasi menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar, menyerap dan mengingat apa yang dipelajari. Pada akhir pembelajaran, dilakukan kegiatan refleksi untuk mengetahui sejauh mana materi pembelajaran yang diserap oleh siswa. Sebelum pembelajaran berakhir, guru mengumumkan kelompok terbaik yang akan mendapatkan reward. Pemberian reward dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar menjadi yang terbaik. Pada penelitian ini, model BTL dipadukan dengan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Keterampilan proses pada penelitian ini tercermin dalam LKS yang mengarahkan siswa untuk inkuiri. Subagyo et al. (2009) menyatakan bahwa pembelajaran sains dengan pendekatan keterampilan proses dapat melibatkan siswa menjadi aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan-kegiatan dalam LKS dibuat kontekstual sehingga siswa lebih mudah memahami karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa didorong untuk menemukan sendiri hubungan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Keterlibatan dalam percobaan membuat siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang diajarkan sehingga informasi yang diperoleh tidak cepat lupa.
4.2.1
Aktivitas Belajar Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini yaitu melihat, mendengar,
menulis dan mengucap. Penilaian aktivitas belajar siswa dilakukan melalui
47
pengamatan secara langsung menggunakan lembar observasi oleh empat observer. Berdasarkan analisis data hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui setiap pertemuan rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa setiap pertemuan disajikan pada Gambar 4.1. 4.2.1.1 Aktivitas Melihat Aspek aktivitas melihat yang diamati dalam penelitian ini yaitu mengamati percobaan. Tabel 4.1 menunjukkan rata-rata aktivitas melihat pada pertemuan pertama masih rendah yaitu sebesar 66%. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa melakukan percobaan. Ketika percobaan berlangsung, siswa terlihat sering bercanda dengan temannya sehingga menyebabkan percobaan tidak terselesaikan tepat waktu. Pada pertemuan kedua, percobaan yang dilakukan yaitu menentukan massa jenis dari suatu cairan. Percobaan ini membutuhkan ketelitian pengamatan yang tinggi, karena berpengaruh terhadap hasil pengukuran yang diperoleh. Siswa terlihat serius dalam melakukan pengamatan sehingga menyebabkan rata-rata aktivitas melihat pada pertemuan kedua meningkat menjadi 87%. Rusmiyati & Yulianto (2009) menyatakan bahwa melalui percobaan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas dan tepat serta hasil belajar siswa dapat lebih permanen. Pada pertemuan ketiga rata-rata aktivitas melihat mencapai 95%, hal ini disebabkan karena siswa sudah beradaptasi dengan
48
model pembelajaran yang diterapkan. Selain itu, siswa juga terlihat antusias ketika percobaan dilakukan di luar kelas. 4.2.1.2 Aktivitas Mendengar Aspek aktivitas mendengar yang diamati yaitu mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan Tabel 4.1, setiap pertemuan rata-rata aktivitas mendengar mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama, siswa sering berbicara dengan temannya dan kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal ini menyebabkan rata-rata aktivitas mendengar pada pertemuan pertama menjadi rendah. Pada pertemuan selanjutnya, rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan yang tinggi. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran, siswa mulai terlihat antusias dan serius memperhatikan dan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Munculnya perhatian siswa terhadap pembelajaran, menunjukkan siswa mempunyai minat untuk belajar. Menurut Nurnawati et al. (2012), minat merupakan sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Peningkatan rata-rata aktivitas mendengar siswa setiap pertemuan disajikan pada Gambar 4.1. 4.2.1.3 Aktivitas Menulis Aspek aktivitas menulis yang diamati dalam penelitian ini yaitu menuliskan hasil percobaan. Secara umum, rata-rata aktivitas menulis siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Peningkatan rata-rata aktivitas menulis siswa setiap pertemuan disajikan pada Gambar 4.1. Menurut Alwi (2007:
49
646), menulis adalah membuat huruf atau angka dengan alat tulis, melahirkan pikiran atau perasaan dalam bentuk karangan atau membuat cerita Pada pertemuan pertama, siswa terlihat kesulitan dalam menuliskan hasil percobaan ke dalam tabel pengamatan. Setiap siswa diminta untuk menuliskan hasil percobaan pada lembar kerja masing-masing. Berdasarkan pengamatan pada pertemuan pertama terlihat banyak siswa yang menuliskan hasil percobaan tetapi masih kurang lengkap terutama masalah satuan. Pada pertemuan kedua dan ketiga, ratarata aktivitas menulis siswa mengalami peningkatan yang tinggi setelah diberikan arahan dalam melakukan penulisan hasil percobaan. Menurut Syamsi (2012), seseorang dapat menyebarluaskan pemikiran, pandangan, pendapat, gagasan atau perasannya tentang berbagai hal secara produktif, menarik, dan mudah dipahami melalui keterampilan menulis yang baik. 4.2.1.4 Aktivitas Mengucap Aspek aktivitas mengucap yang diamati dalam penelitian ini yaitu seluruh kegiatan yang berhubungan dengan berbicara seperti bertanya, menjawab pertanyaan, berpendapat dan menanggapi pendapat. Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata aktivitas mengucap siswa mengalami peningkatan yang paling rendah dibandingkan aktivitas belajar yang lain. Rendahnya aktivitas mengucap disebabkan karena siswa kurang berani dan merasa malu untuk mengemukakan pendapatnya. Melalui aktivitas mengucap, guru dapat mengetahui apa yang disampaikan oleh siswa sehingga guru dapat melakukan penilaian. Menurut
50
Tukiyem (2012), siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan secara lisan melalui berbicara. Oleh karena itu, aktivitas mengucap merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan proses pembelajaran. Aktivitas belajar merupakan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Aktivitas memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya aktivitas maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung. Purba et al. (2006) mengungkapkan bahwa dalam KBM diperlukan aktivitas siswa pada setiap kegiatan yang dilakukan sehingga pembelajaran menjadi efektif. Secara keseluruhan rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan
pada
setiap
pertemuan
setelah
diterapkan
model
BTL
berketerampilan proses. Peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa terjadi karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Nugroho et al. (2009) yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas siswa.
4.2.2
Hasil Belajar Hasil belajar yang diungkap dalam penelitian ini terdiri dari tiga aspek
yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Secara keseluruhan, rata-rata hasil belajar
siswa
mengalami
peningkatan
setelah
diterapkan
model
BTL
berketerampilan proses. Hal ini sesuai penelitian Rahayu et al. (2011), bahwa
51
pembelajaran sains dengan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa. 4.2.2.1 Hasil Belajar Psikomotorik Aspek hasil belajar psikomotorik yang diamati pada penelitian ini yaitu menyiapkan alat percobaan, melakukan percobaan dan mengacungkan tangan. Secara umum, rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa mengalami peningkatan pada setiap pertemuan setelah diterapkan model BTL berketerampilan proses. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata aspek psikomotorik siswa pada pertemuan pertama yaitu 64%, ketuntasan klasikal sebesar 41%. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar psikomotorik siswa pada pertemuan pertama masih rendah terutama aspek mengacungkan tangan. Hal ini dikarenakan siswa masih terlihat malu dan kurang berani untuk mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, permasalahan yang dihadapi pada pertemuan pertama yaitu siswa masih belum cekatan dalam melakukan pengamatan dan pengumpulan data ketika percobaan berlangsung. Siswa masih kesulitan mengerjakan LKS karena belum memahami apa yang harus mereka lakukan. Percobaan yang dilakukan dalam model BTL menggunakan bahanbahan yang sederhana dan terjangkau. Guru memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar bagi siswa. Menurut Rusmiyati & Yulianto (2009), melalui percobaan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas dan tepat.
52
Penerapan model BTL berketerampilan proses pada pertemuan kedua, telah sesuai rencana karena guru telah melakukan refleksi dari pertemuan sebelumnya. Guru lebih
mengarahkan dan
membimbing siswa
dalam
mengerjakan LKS. Meskipun pada pertemuan kedua, materi yang diajarkan berbeda yaitu Tekanan pada Zat Cair, namun siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Kekompakan kelompok sudah lebih terjalin dan hasil kerja pun juga lebih bagus, baik dari segi isi maupun kreativitas. Keterlibatan
siswa
dalam
pembelajaran
menyebabkan
rata-rata
aspek
psikomotorik siswa meningkat sebesar 0,44 dari pertemuan sebelumnya. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata aspek psikomotorik naik menjadi 80%, ketuntasan klasikal sebesar 88%. Menurut Dahniar (2006), pembelajaran yang melibatkan siswa berpengaruh pada pertumbuhan psikomotoriknya. Pada pertemuan kedua, siswa terlihat antusias dan senang ketika dilakukan percobaan di luar kelas. Siswa merasa bosan ketika pembelajaran dilakukan di dalam kelas secara terus menerus tanpa adanya interaksi antarsiswa dan lingkungan. Salah satu pola pembelajaran yang terdapat dalam penelitian ini yaitu kontekstual. Pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 109). Kelemahan yang terjadi pada pertemuan kedua adalah jumlah percobaan yang dilakukan lebih
53
banyak sedangkan kerjasama siswa masih belum optimal, sehingga menyebabkan tidak terselesaikan tepat waktu. Pada pertemuan ketiga, siswa lebih aktif dalam melakukan percobaan walaupun masih dengan bimbingan guru. Guru lebih mengintensifkan proses pembimbingan ketika siswa melakukan percobaan agar dapat berjalan lebih lancar. Percobaan yang dilakukan pada pertemuan ketiga yaitu menyelidiki keadaan terapung, melayang dan tenggelam pada benda menggunakan bahan telur. Siswa tidak mengalami kesulitan karena mereka sudah pernah melakukan sehingga percobaan dapat berjalan lancar. Berdasarkan Tabel 4.2, rata-rata aspek psikomotorik siswa pada pertemuan ketiga sebesar 93%, ketuntasan klasikal mencapai 100%. Peningkatan ini disebabkan karena siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa sudah terlihat aktif dan antusias ketika melakukan percobaan maupun membuat hasil kerja. Siswa sudah mulai terbiasa melakukan percobaan dan berani untuk mengajukan pertanyaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusmiyati & Yulianto (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik. 4.2.2.2 Hasil Belajar Afektif Aspek ranah afektif yang diamati pada penelitian ini yaitu kehadiran di kelas, tanggung jawab dan kerjasama kelompok. Secara umum, setiap pertemuan hasil belajar afektif siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan model BTL
54
berketerampilan proses. Hal ini disebabkan adanya respon yang baik dari siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas sehingga mereka tidak merasa monoton selama pembelajaran. Walaupun kegiatan belajar dilakukan di luar kelas, kedisiplinan siswa tetap terjaga, mereka masuk kelas tepat waktu untuk menerima pengarahan terlebih dahulu, kemudian berkegiatan di luar kelas secara berkelompok. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.3 yang menunjukkan tingkat kedisiplinan siswa selama tiga kali pertemuan yang mencapai 100%. Pada pertemuan pertama, rata-rata aspek afektif siswa yaitu 78%, ketuntasan klasikal sebesar 91%. Hal ini didukung oleh tingkat kedisiplinan siswa yang hadir di dalam kelas mencapai 100%, kerjasama kelompok 76%, namun tanggung jawab mengerjakan LKS masih rendah yaitu 59%. Hal ini disebabkan siswa belum beradaptasi dengan pembelajaran yang diterapkan dan masih kesulitan memahami LKS. Interaksi siswa dalam kelompok masih belum optimal, hal ini tampak ketika melakukan percobaan hanya sebagian siswa saja yang bekerja dan lainnya hanya melihat. Salah satu pola pembelajaran yang diterapkan pada model BTL ini yaitu kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif, siswa akan saling berinteraksi dalam kelompok untuk bekerjasama menyelesaikan tugas. Masykur et al. (2006) menyatakan bahwa siswa akan belajar secara berkelompok dan diberikan kesempatan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif.
55
Pada pertemuan kedua, rata-rata aspek afektif siswa meningkat sebesar 0,45. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata secara keseluruhan yaitu 88%, ketuntasan klasikal sebesar 100%. Hal ini disebabkan karena siswa mulai beradaptasi dengan model pembelajaran yang diterapkan. Selama proses pembelajaran, siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan. Hal ini ditunjukkan adanya tanggapan sikap berupa tanggung jawab untuk ikut serta menyelesaikan tugas dengan tepat waktu secara berkelompok. Selain itu, kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok mengalami peningkatan yang tinggi dari pertemuan sebelumnya. Hal ini terjadi karena selama pembelajaran, siswa sudah terlihat lebih aktif. Menurut Aziz et al. (2006), potensi siswa lebih diberdayakan melalui keterampilan-keterampilan sosial yang mengakibatkan siswa secara aktif menemukan konsep melalui kerjasama serta mengkomunikasikan hasil pikirannya kepada orang lain. Pada pertemuan kedua, antusias dan kreativitas siswa terhadap pembelajaran sudah mulai terlihat, yaitu ketika membawa bahan-bahan sendiri dari rumah selain yang telah disediakan. Setiap kelompok termotivasi dan berlomba-lomba untuk membuat suatu hasil karya yang terbaik karena akan mendapatkan reward. Pada pertemuan ketiga, rata-rata aspek afektif siswa meningkat secara signifikan dari pertemuan kedua yaitu sebesar 0,92. Rata-rata aspek kehadiran, tanggung jawab dan kerjasama mencapai 99%, ketuntasan klasikal sebesar 100%. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat afektif siswa sangat tinggi pada
56
pertemuan ketiga. Hal ini disebabkan tanggung jawab dan kerjasama kelompok dalam mengerjakan LKS dan membuat hasil karya yang sangat tinggi. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa melalui pembuatan hasil karya, ternyata mampu menumbuhkan kreativitas siswa. Hal ini terlihat dari hasil pajangan karya siswa yang telah dibuat pada setiap pertemuan. Menurut Semiawan (1992: 92), melalui pajangan dapat mengembangkan daya kreativitas dan merangsang karya imajinatif. Pengadaan pajangan di kelas dapat membangkitkan semangat untuk berimajinasi dan berkreasi. 4.2.2.3 Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan analisis data hasil belajar kognitif siswa, penerapan model BTL berketerampilan proses dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil peningkatan skor pretest dan posttest yang berkategori sedang seperti disajikan pada Tabel 4.4. Selain itu, hasil uji ketuntasan belajar menunjukkan bahwa penerapan model BTL berketerampilan proses efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Aktamis & Ergin (2008) yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan keterampilan proses dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4.3 Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan yang pertama adalah jumlah kelas
57
yang digunakan untuk penelitian. Pada penelitian ini, jumlah kelas yang digunakan untuk penelitian hanya satu kelas, sehingga tidak ada pembanding terhadap hasil penelitian. Keterbatasan yang kedua adalah jumlah observer. Banyaknya jumlah siswa dan aspek yang harus diamati pada saat penelitian sehingga membutuhkan jumlah observer yang lebih banyak. Pada penelitian ini, banyaknya siswa berjumlah 34 orang dan terdapat 10 aspek yang harus diamati sedangkan jumlah observer hanya 4 orang.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1) Penerapan model BTL berketerampilan proses dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Rata-rata aktivitas melihat, mendengar, menulis dan mengucap secara keseluruhan mengalami peningkatan pada kategori tinggi yaitu sebesar 0,82; 2) Penerapan model BTL berketerampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar psikomotorik dan afektif berada pada kategori tinggi yaitu 0,81 dan 0,95. Hasil belajar kognitif mengalami peningkatan pada kategori sedang yaitu sebesar 0,47.
5.2 Saran Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan aktivitas mengucap, hendaknya diskusi dan presentasi kelompok dilakukan oleh seluruh siswa dalam kelompok; 2) Sebaiknya jumlah observer diperlukan disesuaikan dengan jumlah siswa dan aspek yang akan diamati;
58
59
3) Untuk penelitian lanjutan, sebaiknya menggunakan jumlah kelas lebih dari satu sebagai pembanding terhadap hasil penelitian.
60
DAFTAR PUSTAKA Aktamis, H. & O. Ergin. 2008. The Effect of Scientific Process Skill Education on Student‟s Scientific Creativity, Science Attitudes and Academic Achievements. Journal, 9(1): 1-21. Tersedia di http://ied.edu.hk/apfslt/download/v9issue1files/ aktamis.pdf [diakses 5-12013]. Alwi, H. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Amnah, R., M. Sattar, & A. Norhaini. 2013. Inculcation on Science Process Skills in a Science Classroom. Asian Social Science, 9(8): 47-57. Tersedia di http://ccsenet .org/journal/index.php/ass/article/download/26883/16391 [diakses 5-6-2013]. Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aziz, A., D. Yulianti, & L. Handayani. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika (Materi Tata Surya) untuk Meningkatkan Hasil belajar dan Kerjasama Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 4(2): 94-99. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 20-4-2013]. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi 2006 Mata Pelajaran IPA. Online. Tersedia di http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/isi/ StandarIsi.pdf [diakses 15-1-2013]. Dahniar, N. 2006. Science Project Sebagai Salah Satu Alternatif Dalam Meningkatkan Keterampilan Proses Sains di SMP. Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(1): 35-39. Tersedia di jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-2no-1-nani-dahniar.pdf [diakses 26-6-2013]. Damriani. 2008. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa dengan Metode Eksperimen Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Materi ListrikMagnet. Jurnal Nuansa Pendidikan, 6(1): 6-11. DBE3. 2009. Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna. Online. Tersedia di http://inovasipendidikan.net [diakses 20-11-2012]. Devi, P. K. 2010. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Online. Tersedia di http://www.p4tkipa.net/modul/Tahun2010/BERMUTU/MGMP/Keterampilan % 20Proses%20dalam%20Pembelajaran%20IPA.pdf [diakses 18-1-2013]. Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
61
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di SMA. Jakarta: Depdiknas. Hake, R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A SixThousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. Journal, 66(1): 1–11. Tersedia di http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc /minipaper/papers/Hake.pdf [diakses 20-1-2013]. Hardini, I. & D. Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Familia. Harlen, W. 1999. Purpose and Procedures for Assesing Science Process Skills. Journal Assessment in Education. 6(1): 129–144. Tersedia di http://ehlt.flinders.edu.au/ education/iej/articles/v7n7/Temiz/paper.pdf [diakses 17-1-2013]. Karim, S., I. Kaniawati & Y. N. Fauziah. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII SMP. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Masykur, S. Khanafiyah & L. Handayani. 2006. Penerapan Metode SQ3R dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Tata Surya Pada Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 4(2): 73-78. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 1-52013]. Memes, W. 2000. Model Pembelajaran Fisika di SMP. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah (PGSM) IBRD. Munda, F., Sukardi, & T. Tarmudji. 2012. Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pokok Bahasan Permintaan, Penawaran, dan Terbentuknya Harga Pasar Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cilacap Tahun pelajaran 2011/2012. Economic Education Analysis Journal, 1(2): 1-6. Tersedia di http//:journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj [diakses 7-5-2013]. Nugroho, U., Hartono & S. S. Edi. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berorientasi Keterampilan Proses. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(3): 108-112. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 15-5-2013]. Nurnawati, E., D. Yulianti & H. Susanto. 2012. Peningkatan Kerjasama Siswa SMP Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Pendekatan Think Pair Share. Unnes Physics Education Journal, 1(1): 1-7. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej [diakses 4-4-2013].
62
Nurdin. 2009. Implementasi Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Administrasi Pendidikan, 9(1): 110-122. Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/FIP/Jur._Administrasi_ Pendidikan/ 197907122005011-Nurdin/Karya_Ilmiah_7.pdf [diakses 7-62013]. Nurfaidah, Rahmawati, & Nurhayati. 2010. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD). Jurnal PTK DBE3, 1(5): 33-39. Patrick, O. & O. Urhievwejire. 2010. Effects of Cooperative Learning Strategy on Junior Secondary School Students Achievement in Integrated Science. Electronic Journal of Science Education, 4(1): 1-18. Tersedia di http://ejse.soutwestern.edu [diakses 20-12-2012]. Poerwadarminta. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purba, D., A. Sopyan, & Hartono. 2006. Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Mata Pelajaran Saians Fisika SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 4(2): 88-93. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 12-5-2013]. Rahayu, E., H. Susanto, & D. Yulianti. 2011. Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7(2): 106-110. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 17-6-2013]. Rifa‟I, A. & C. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT MKK Unnes. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Rusmiyati, A. & A. Yulianto. 2009. Peningkatan Keterampilan Proses Sains dengan Menerapkan Model Problem Based Instruction. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(2): 75-78. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 20-62013]. Sanjaya, W. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Semiawan, C. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Grasindo.
63
Subagyo, Y., Wiyanto, & P. Marwoto. 2009. Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu dan Pemuaian. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(2): 42-46. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 9-3-2013]. Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sutardji & M. Sholeh. 2010. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran IPS SMP Melalui Pengajaran Professional dan Pembelajaran Bermakna (Better Teaching and Learning). Jurnal Geografi, 7(2): 39-46. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/download/89/90 [diakses 45-2013] Syamsi, K. 2012. Model Perangkat Pembelajaran Menulis Berdasarkan Pendekatan Proses Genre Bagi Siswa SMP. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya, 11(2): 1-20. Tersedia di http://eprints.uny.ac.id [diakses 57-2013]. Tukiyem. 2012. Peningkatan Kemampuan dalam Berbicara Siswa Kelas III SD N 3 Seneporejo Banyuwangi Melalui Teknik Permodelan. Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar, 1(2): 183-189. Tersedia di http://fkip.unej.ac.id/files/Jurnal_ JIPSD_Vol_1_No_2_2012.pdf [diakses 8-6-2013].
64
Lampiran 1
Daftar Nama Siswa Kelas VIII G
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Siswa Adian Ibnil Ma‟arif Ahmad Baidhowi Muhajir Alifa Nur Fitriani Alin Eviani Alma Mia Aulia Almayda Cahyaningrum Aprllita Aulia Sandra Ardiansyah Putra Candra Deniya Salwa Dhia Putra Wafi Ilma Diah Ayu Putri Anggraini Dyfa Yanandya Adi Yonas Enggar Ayu Nugraheni Farid Iqbal Darmawan Haidar Junaedi Iis Aulia Khoirunnisa Inas Nuratika Irsyad Majid Kurnia Fiandini M. Yusuf Bahtiar Martinus Darmawan Bagas Mery Dea Rosario Indah Muhammad Firdaus Okhe Yolanda Rachel Ayu Febriandhani Rani Ariana Safitri Rizka Syarafi Safira Nuarzky Yuniar Siswanti Prastiwi Yolanda Oktakhania Putri Yuka Indra Prasetya Yuliana Basri Nur Anissa Zidni „Ilma Firdaus Zulfikar Madyasta Aprilio
Kode R – 01 R – 02 R – 03 R – 04 R – 05 R – 06 R – 07 R – 08 R – 09 R – 10 R – 11 R – 12 R – 13 R – 14 R – 15 R – 16 R – 17 R – 18 R – 19 R – 20 R – 21 R – 22 R – 23 R – 24 R – 25 R – 26 R – 27 R – 28 R – 29 R – 30 R – 31 R – 32 R – 33 R – 34
65
Lampiran 2
Daftar Nilai Pretest dan Posttest No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode R – 01 R – 02 R – 03 R – 04 R – 05 R – 06 R – 07 R – 08 R – 09 R – 10 R – 11 R – 12 R – 13 R – 14 R – 15 R – 16 R – 17 R – 18 R – 19 R – 20 R – 21 R – 22 R – 23 R – 24 R – 25 R – 26 R – 27 R – 28 R – 29 R – 30 R – 31 R – 32 R – 33 R – 34
Pretest 60 75 65 70 60 55 80 70 55 70 80 65 70 70 70 70 75 75 65 70 55 75 80 70 65 75 75 75 75 75 50 85 70 75
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Posttest 75 85 85 85 80 90 80 95 80 90 85 65 75 100 90 80 80 85 85 90 75 85 85 85 80 75 80 80 95 80 80 85 85 90
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
66
Lampiran 3
Uji Normalitas Data Pretest Hipotesis: Ho : Data terdistribusi normal Ha : Data tidak terdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan 𝜒2 =
(𝑓𝑜 − 𝑓 )2 𝑓
Kriteria yang digunakan: Ho diterima jika χ hitung 2 < χ tabel 2 Pengujian Hipotesis: Nilai tertinggi = 85 Nilai terendah = 50 Rentang = 35 Banyak kelas = 1 + 3,3 log 34 ≈6
Panjang Kelas = 35/6 ≈6 Nilai rata-rata = 69,71 Jumlah siswa = 34
Interval
fo
fh
fo - fh
(fo – fh)2
50 – 55 56 – 61 62 – 67 68 – 73 74 – 79 80 – 85 Σ
2 4 10 10 5 3 34
0,92 4,54 11,55 11,55 4,54 0,92 34
1,08 -0,54 -1,55 -1,55 0,46 2,08 0
1,17 0,29 2,39 2,39 0,22 4,33 10,79
(𝐟𝐨 − 𝐟𝐡 )𝟐 𝐟𝐡 1,275 0,063 0,207 0,207 0,048 4,722 6,522
Keterangan: harga fh = 2,7% x 34 = 0,92; 13,34% x 34 = 4,54; 33,96% x 34 = 11,55; 33,96% x 34 = 11,55; 13,34% x 34 = 4,54; 2,7% x 34 = 0,92. Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh χ tabel 2 = 11,07
Daerah penerimaan Ho
Karena χ normal.
hitung
2
6,522
Daerah penolakan Ho 11,07
berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut terdistribusi
67
Data Posttest Hipotesis: Ho : Data terdistribusi normal Ha : Data tidak terdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan 𝜒2 =
(𝑓𝑜 − 𝑓 )2 𝑓
Kriteria yang digunakan: Ho diterima jika χ hitung 2 < χ tabel 2 Pengujian Hipotesis: Nilai tertinggi = 100 Nilai terendah = 65 Rentang = 35 Banyak kelas = 1 + 3,3 log 34 ≈6
Panjang Kelas = 35/6 ≈6 Nilai rata-rata = 83,53 Jumlah siswa = 34
Interval
fo
fh
fo - fh
(fo – fh)2
65 – 70 71 – 76 77 – 82 83 – 88 89 – 94 95 – 100 Σ
1 4 10 11 5 3 34
0,92 4,54 11,55 11,55 4,54 0,92 34
0,08 -0,54 -1,55 -0,55 0,46 2,08 0
0,01 0,29 2,39 0,30 0,22 4,33 7,53
(𝐟𝐨 − 𝐟𝐡 )𝟐 𝐟𝐡 0,007 0,063 0,207 0,026 0,048 4,722 5,073
Keterangan: harga fh = 2,7% x 34 = 0,92; 13,34% x 34 = 4,54; 33,96% x 34 = 11,55; 33,96% x 34 = 11,55; 13,34% x 34 = 4,54; 2,7% x 34 = 0,92. Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh χ tabel 2 = 11,07
Daerah penerimaan Ho 5,073
Karena χ normal.
hitung
2
Daerah penolakan Ho 11,07
berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut terdistribusi
68
Lampiran 4
Uji Ketuntasan Belajar Hipotesis: Ho: rata-rata posttest ≥ 70 (telah mencapai KKM) Ha: rata-rata posttest < 70 (belum mencapai KKM) Uji hipotesis: Untuk menguji hipotesis digunakan rumus
𝑡=
𝑥 − 𝜇0 𝑠 𝑛
𝑥 = nilai rata-rata sampel 𝜇0 = nilai KKM IPA s
= simpangan baku
n
= jumlah anggota sampel
Ho diterima jika t hitung < t tabel Hasil Perhitungan: 𝑡=
83,53 − 70 6,80 34
=
13,53 = 11,56 1,17
Pada taraf kesalahan 5%, dk = n – 1 = 34 – 1 = 33 maka harga t tabel = 1,693 Harga t hitung > t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho -1,693
Karena t
hitung
11,56
berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar kognitif siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
69
Lampiran 5
Uji Gain Rumus yang digunakan:
𝑔 =
𝑆𝑎𝑘 𝑖𝑟 − 𝑆𝑎𝑤𝑎𝑙 100% − 𝑆𝑎𝑤𝑎𝑙
Kriteria Peningkatan: Jika 𝑔 < 0,3 maka peningkatannya rendah Jika 0,3 ≤ 𝑔 < 0,7 maka peningkatannya sedang Jika 𝑔 ≥ 0,7 maka peningkatannya tinggi 1. Aktivitas Belajar Pertemuan ke1 (%)
2 (%)
3 (%)
62
78
93
Hasil Perhitungan Gain Pertemuan 1 dan 2 𝑔 =
78 % − 62 % 16 = = 0,42 100 % − 62 % 38
Jadi kategori peningkatannya adalah sedang.
Hasil Perhitungan Gain Pertemuan 2 dan 3 𝑔 =
93 % − 78 % 15 = = 0,68 100 % − 78 % 22
Jadi kategori peningkatannya adalah sedang.
Hasil Perhitungan Gain Pertemuan 1 dan 3 𝑔 =
93 % − 62 % 31 = = 0,82 100 % − 62 % 38
Jadi kategori peningkatannya adalah tinggi.
70
2. Hasil Belajar Psikomotorik Pertemuan ke1 (%)
2 (%)
3 (%)
64
80
93
Hasil Perhitungan Gain Pertemuan 1 dan 2 𝑔 =
80 % − 64 % 16 = = 0,44 100 % − 64 % 36
Jadi kategori peningkatannya adalah sedang.
Hasil Perhitungan Gain Pertemuan 2 dan 3 𝑔 =
93 % − 80 % 13 = = 0,65 100 % − 80 % 20
Jadi kategori peningkatannya adalah sedang.
Hasil Perhitungan Gain Pertemuan 1 dan 3 𝑔 =
93 % − 64 % 29 = = 0,81 100 % − 64 % 36
Jadi kategori peningkatannya adalah tinggi.
3. Hasil Belajar Afektif Pertemuan ke1 (%)
2 (%)
3 (%)
78
88
99
Hasil Perhitungan Gain Pertemuan 1 dan 2 𝑔 =
88 % − 78 % 10 = = 0,45 100 % − 78 % 22
Jadi kategori peningkatannya adalah sedang.
71
Hasil Perhitungan Gain Pertemuan 2 dan 3 𝑔 =
99 % − 88 % 11 = = 0,92 100 % − 88 % 12
Jadi kategori peningkatannya adalah tinggi.
Hasil Perhitungan Gain Pertemuan 1 dan 3 𝑔 =
99 % − 78 % 21 = = 0,95 100 % − 78 % 22
Jadi kategori peningkatannya adalah tinggi.
4. Hasil Belajar Kognitif Rata-rata Pretest
Posttest
69,71
83,53
Hasil Perhitungan: 𝑔 =
83,53 − 69,71 13,82 = = 0,46 100 − 69.71 30,29
Jadi kategori besarnya peningkatan hasil belajar kognitif siswa adalah sedang.
72
Lampiran 6
Analisis Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 1 Skor A
B
C
D
Jumlah Skor
R – 01
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
2
R – 02
3
3
5
3
14
70
Aktif
Tuntas
3
R – 03
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
4
R – 04
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
5
R – 05
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
6
R – 06
3
5
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
7
R – 07
1
1
3
1
6
30
Kurang aktif
Tidak Tuntas
8
R – 08
3
3
3
1
10
50
Cukup aktif
Tidak Tuntas
9
R – 09
1
1
1
1
4
20
Kurang aktif
Tidak Tuntas
10
R – 10
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
11
R – 11
5
3
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
12
R – 12
3
3
3
5
14
70
Aktif
Tuntas
13
R – 13
3
3
3
1
10
50
Cukup aktif
Tidak Tuntas
14
R – 14
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
15
R – 15
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
16
R – 16
3
5
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
17
R – 17
3
3
5
1
12
60
Cukup aktif
Tuntas
18
R – 18
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
19
R – 19
3
3
1
3
10
50
Cukup aktif
Tidak Tuntas
20
R – 20
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
21
R – 21
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
22
R – 22
5
3
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
23
R – 23
1
1
3
3
8
40
Kurang aktif
Tidak Tuntas
24
R – 24
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
25
R – 25
3
3
3
1
10
50
Cukup aktif
Tidak Tuntas
26
R – 26
3
3
3
1
10
50
Cukup aktif
Tidak Tuntas
27
R – 27
3
5
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
28
R – 28
3
3
3
1
10
50
Cukup aktif
Tidak Tuntas
29
R – 29
3
5
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
30
R – 30
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
31
R – 31
5
3
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
32
R – 32
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
33
R – 33
3
5
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
34
R – 34
5
3
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
112
110
110
92
424
No
Kode
1
Σ
Nilai
Keterangan
Ketuntasan
73
Keterangan: A = Melihat B = Mendengar C = Menulis D = Mengucap
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kriteria: 80 < 𝑥 ≤ 100 = Sangat aktif 60 < 𝑥 ≤ 80
= Aktif
40 < 𝑥 ≤ 60
= Cukup aktif
20 ≤ 𝑥 ≤ 40
= Kurang aktif
74
Pertemuan 2 Skor A
B
C
D
Jumlah Skor
Nilai
Keterangan
Ketuntasan
R – 01
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
2
R – 02
5
3
5
3
16
80
Aktif
Tuntas
3
R – 03
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
4
R – 04
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
5
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
6
R – 05 R – 06
5
5
3
3
16
80
Aktif
Tuntas
7
R – 07
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
8
R – 08
5
3
3
5
16
80
Aktif
Tuntas
9
R – 09
5
3
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
10
R – 10
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
11
R – 11
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
12
R – 12
5
3
3
5
16
80
Aktif
Tuntas
13
R – 13
5
3
5
3
16
80
Aktif
Tuntas
14
R – 14
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
15
R – 15
5
3
5
3
16
80
Aktif
Tuntas
16
R – 16
5
5
3
3
16
80
Aktif
Tuntas
17
R – 17
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
18
R – 18
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
19
R – 19
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
20
R – 20
3
3
5
5
16
80
Aktif
Tuntas
21
R – 21
5
3
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
22
R – 22
5
5
3
3
16
80
Aktif
Tuntas
23
R – 23
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
24
R – 24
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
25
R – 25
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
26
R – 26
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
27
R – 27
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
28
R – 28
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
29
R – 29
3
5
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
30
R – 30
5
5
3
3
16
80
Aktif
Tuntas
31
R – 31
3
5
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
32
R – 32
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
33
R – 33
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
34
R – 34
5
5
3
3
16
80
Aktif
Tuntas
148
128
132
122
530
No
Kode
1
Σ
75
Pertemuan 3 Skor A
B
C
D
Jumlah Skor
R – 01
3
3
3
3
12
60
Cukup aktif
Tuntas
2
R – 02
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
3
R – 03
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
4
R – 04
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
5
R – 05
3
3
5
3
14
70
Aktif
Tuntas
6
R – 06
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
7
R – 07
3
5
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
8
R – 08
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
9
R – 09
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
10
R – 10
5
5
3
3
16
80
Aktif
Tuntas
11
R – 11
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
12
R – 12
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
13
R – 13
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
14
R – 14
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
15
R – 15
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
16
R – 16
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
17
R – 17
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
18
R – 18
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
19
R – 19
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
20
R – 20
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
21
R – 21
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
22
R – 22
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
23
R – 23
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
24
R – 24
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
25
R – 25
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
26
R – 26
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
27
R – 27
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
28
R – 28
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
29
R – 29
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
30
R – 30
5
3
5
5
18
90
Sangat aktif
Tuntas
31
R – 31
3
5
3
3
14
70
Aktif
Tuntas
32
R – 32
5
5
5
5
20
100
Sangat aktif
Tuntas
33
R – 33
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
34
R – 34
5
5
5
3
18
90
Sangat aktif
Tuntas
162
160
164
144
630
No
Kode
1
Σ
Nilai
Keterangan
Ketuntasan
76
Lampiran 7
Analisis Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pertemuan 1 No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
R – 01 R – 02 R – 03 R – 04 R – 05 R – 06 R – 07 R – 08 R – 09 R – 10 R – 11 R – 12 R – 13 R – 14 R – 15 R – 16 R – 17 R – 18 R – 19 R – 20 R – 21 R – 22 R – 23 R – 24 R – 25 R – 26 R – 27 R – 28 R – 29 R – 30 R – 31 R – 32 R – 33 R – 34 Σ
A 3 3 5 3 3 5 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 112
Skor B 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 3 3 3 5 3 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 5 5 5 3 3 124
C 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 5 3 1 1 3 1 3 1 5 3 3 3 90
Jumlah Skor 9 11 11 9 9 11 7 7 9 9 11 11 11 11 9 11 9 11 9 7 9 11 13 9 7 7 9 7 11 9 13 11 9 9 326
Nilai
Keterangan
Ketuntasan
60 73 73 60 60 73 47 47 60 60 73 73 73 73 60 73 60 73 60 47 60 73 87 60 47 47 60 47 73 60 87 73 60 60 2173
Cukup Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Baik Sangat Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Sangat Baik Baik Cukup Cukup
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
77
Keterangan: A = Menyiapkan alat B = Melakukan percobaan C = Mengacungkan tangan
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑥) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kriteria: 80 < 𝑥 ≤ 100 = Sangat Baik 60 < 𝑥 ≤ 80
= Baik
40 < 𝑥 ≤ 60
= Cukup
20 ≤ 𝑥 ≤ 40
= Kurang
78
Pertemuan 2 Skor A
B
C
Jumlah Skor
Nilai
Keterangan
Ketuntasan
R – 01
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
2
R – 02
3
5
3
11
73
Baik
Tuntas
3
R – 03
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
4
R – 04
3
5
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
5
R – 05
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
6
R – 06
3
5
3
11
73
Baik
Tuntas
7
R – 07
1
9
60
Cukup
Tidak Tuntas
8
R – 08
3
5
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
9
R – 09
3
3
3
9
60
Cukup
Tidak Tuntas
10
R – 10
5
3
3
11
73
Baik
Tuntas
11
R – 11
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
12
R – 12
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
13
R – 13
3
5
3
11
73
Baik
Tuntas
14
R – 14
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
15
R – 15
3
5
3
11
73
Baik
Tuntas
16
R – 16
3
5
3
11
73
Baik
Tuntas
17
R – 17
3
5
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
18
R – 18
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
19
R – 19
5
3
3
11
73
Baik
Tuntas
20
R – 20
3
5
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
21
R – 21
3
5
3
11
73
Baik
Tuntas
22
R – 22
5
3
3
11
73
Baik
Tuntas
23
R – 23
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
24
R – 24
3
5
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
25
R – 25
3
3
3
9
60
Cukup
Tidak Tuntas
26
R – 26
3
3
3
9
60
Cukup
Tidak Tuntas
27
R – 27
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
28
R – 28
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
29
R – 29
3
5
3
11
73
Baik
Tuntas
30
R – 30
3
5
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
31
R – 31
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
32
R – 32
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
33
R – 33
3
5
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
34
R – 34
5 136
5 154
3 118
13
87 2720
Sangat Baik
Tuntas
No
Kode
1
Σ
5
3
408
79
Pertemuan 3 Skor A
B
C
Jumlah Skor
Nilai
Keterangan
Ketuntasan
R – 01
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
2
R – 02
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
3
R – 03
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
4
R – 04
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
5
R – 05
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
6
R – 06
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
7
R – 07
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
8
R – 08
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
9
R – 09
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
10
R – 10
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
11
R – 11
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
12
R – 12
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
13
R – 13
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
14
R – 14
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
15
R – 15
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
16
R – 16
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
17
R – 17
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
18
R – 18
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
19
R – 19
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
20
R – 20
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
21
R – 21
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
22
R – 22
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
23
R – 23
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
24
R – 24
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
25
R – 25
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
26
R – 26
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
27
R – 27
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
28
R – 28
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
29
R – 29
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
30
R – 30
5
3
3
11
73
Baik
Tuntas
31
R – 31
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
32
R – 32
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
33
R – 33
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
34
R – 34
5 170
5 168
5 138
15
100 3173
Sangat Baik
Tuntas
No
Kode
1
Σ
476
80
Lampiran 8
Analisis Hasil Belajar Afektif Siswa Pertemuan 1 No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
R – 01 R – 02 R – 03 R – 04 R – 05 R – 06 R – 07 R – 08 R – 09 R – 10 R – 11 R – 12 R – 13 R – 14 R – 15 R – 16 R – 17 R – 18 R – 19 R – 20 R – 21 R – 22 R – 23 R – 24 R – 25 R – 26 R – 27 R – 28 R – 29 R – 30 R – 31 R – 32 R – 33 R – 34 Σ
A 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 170
Skor B 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 5 100
C 3 5 5 3 3 5 1 3 3 3 5 5 5 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 5 5 3 5 130
Jumlah Skor 11 13 13 11 11 13 7 11 9 11 13 13 13 13 11 13 11 13 9 13 11 13 11 11 11 11 13 11 13 11 13 13 11 15 400
Nilai
Keterangan
Ketuntasan
73 87 87 73 73 87 47 73 60 73 87 87 87 87 73 87 73 87 60 87 73 87 73 73 73 73 87 73 87 73 87 87 73 100 2667
Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
81
Keterangan: A = Kehadiran B = Tanggung jawab C = Kerjasama
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 (𝑥) =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 × 100 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kriteria: 80 < 𝑥 ≤ 100
= Sangat Baik
60 < 𝑥 ≤ 80
= Baik
40 < 𝑥 ≤ 60
= Cukup
20 ≤ 𝑥 ≤ 40
= Kurang
82
Pertemuan 2 Skor A
B
C
Jumlah Skor
Nilai
Keterangan
Ketuntasan
R – 01
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
2
R – 02
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
3
R – 03
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
4
R – 04
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
5
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
6
R – 05 R – 06
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
7
R – 07
5
3
3
11
73
Baik
Tuntas
8
R – 08
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
9
R – 09
5
3
3
11
73
Baik
Tuntas
10
R – 10
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
11
R – 11
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
12
R – 12
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
13
R – 13
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
14
R – 14
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
15
R – 15
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
16
R – 16
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
17
R – 17
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
18
R – 18
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
19
R – 19
5
3
3
11
73
Baik
Tuntas
20
R – 20
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
21
R – 21
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
22
R – 22
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
23
R – 23
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
24
R – 24
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
25
R – 25
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
26
R – 26
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
27
R – 27
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
28
R – 28
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
29
R – 29
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
30
R – 30
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
31
R – 31
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
32
R – 32
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
33
R – 33
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
34
R – 34
5 170
5 118
5 160
15
100 2987
Sangat Baik
Tuntas
No
Kode
1
Σ
448
83
Pertemuan 3 Skor A
B
C
Jumlah Skor
Nilai
Keterangan
Ketuntasan
R – 01
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
2
R – 02
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
3
R – 03
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
4
R – 04
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
5
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
6
R – 05 R – 06
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
7
R – 07
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
8
R – 08
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
9
R – 09
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
10
R – 10
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
11
R – 11
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
12
R – 12
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
13
R – 13
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
14
R – 14
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
15
R – 15
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
16
R – 16
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
17
R – 17
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
18
R – 18
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
19
R – 19
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
20
R – 20
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
21
R – 21
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
22
R – 22
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
23
R – 23
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
24
R – 24
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
25
R – 25
5
3
5
13
87
Sangat Baik
Tuntas
26
R – 26
5
5
3
13
87
Sangat Baik
Tuntas
27
R – 27
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
28
R – 28
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
29
R – 29
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
30
R – 30
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
31
R – 31
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
32
R – 32
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
33
R – 33
5
5
5
15
100
Sangat Baik
Tuntas
34
R – 34
5 170
5 166
5 168
15
100 3360
Sangat Baik
Tuntas
No
Kode
1
Σ
504
84
Lampiran 9
Daftar Kelompok EINSTEIN
OHM
GALILEO
NEWTON
Adian Ibnil M.
M. Firdaus
Rizka Syarafi
Diah Ayu Putri
Alifa Nur F.
Chandra Deniya S.
Zulfikar M.
Farid Iqbal D.
Safira N.
Aprllita Aulia S.
Rachel Ayu F.
Yuliana Basri N.
Alma Mia A.
Kurnia Fiandini
Rani Ariana S.
Mery Dea R.
Dhia Putra W.
Haidar Junaedi
Dyfa Yanandya
ARCHIMEDES
PASCAL
BOYLE
Almayda C.
Ahmad Baidhowi
Ardiansyah P.
Yuka Indra P.
Enggar Ayu N.
Alin Eviani
Siswanti Prastiwi
Yolanda O.
Zidni Ilma F.
Iis Aulia K.
M. Yusuf B.
Okhe Yolanda
Irsyad Majid
Inas Nuratika
Martinus D.
Lampiran 10
Silabus : : : :
SMP N 3 Ungaran VIII/2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari Penilaian
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Tekanan Tekanan pada Zat Padat
Tekanan pada Zat Cair
Kegiatan Pembelajaran Melakukan percobaan yang berkaitan tentang tekanan disertai dengan diskusi kelas untuk menemukan konsep tekanan pada zat padat Melakukan percobaan untuk menemukan konsep tentang tekanan hidrostatik Melakukan diskusi
Indikator Teknik Menjelaskan konsep tekanan pada zat padat serta menentukan satuan yang terkait Menentukan hubungan antara gaya, luas penampang dan tekanan serta menentukan besaran-besaran yang terkait Menjelaskan konsep tekanan hidrostatis serta menentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya Menentukan besaran-besaran
Tes tertulis
Bentuk instrumen Pilihan ganda
Tes unjuk Lembar kerja observasi
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
6 Jp
Sumber buku Buku paket IPA Buku referensi yang relevan LKS Alat dan bahan Koin Plastisin Alat dan bahan Botol plastik Selang
85
Sekolah Kelas /Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi
Air Minyak
Alat dan bahan Neraca pegas Wadah plastik Air Telur Garam
86
tentang tekanan fisis yang terkait dengan hidrostatis serta tekanan hidrostatis faktor-faktor yang mempengaruhinya Menerapkan prinsip bejana Melakukan berhubungan dalam berbagai demonstrasi tentang permasalahan prinsip bejana berhubungan dan Menjelaskan konsep hukum mendiskusikanya Pascal serta menentukan Melakukan besaran-besaran fisis yang demonstrasi yang terkait berkaitan tentang Menunjukkan beberapa hukum Pascal produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan prinsip hukum Pascal Melakukan Menjelaskan konsep hukum percobaan yang Archimedes serta berkaitan tentang menentukan besaran-besaran hukum Archimedes fisis yang terkait Melakukan diskusi Menjelaskan konsep untuk menemukan terapung, melayang dan konsep terapung, tenggelam melayang dan Menunjukkan beberapa tenggelam produk teknologi yang menggunakan konsep hukum Archimedes
87
Lampiran 11
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu
: : : : :
SMP N 3 Ungaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) VIII/2 Tekanan 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari B. Kompetensi Dasar 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator 1. Menjelaskan konsep tekanan pada zat padat serta menentukan satuan yang terkait 2. Menentukan hubungan antara gaya, luas penampang dan tekanan serta menentukan besaran-besaran yang terkait D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan konsep tekanan pada zat padat serta menentukan satuan yang terkait melalui diskusi kelas 2. Siswa dapat menentukan hubungan antara gaya, luas penampang dan tekanan serta menentukan besaran-besaran yang terkait melalui percobaan dan diskusi kelas E. Materi Pelajaran Tekanan pada zat padat F. Model Pembelajaran 1. Better Teaching and Learning (BTL) G. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok Tanya jawab Eksperimen
88
H. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan 1.
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam 2. Mengecek kehadiran siswa 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran Apersepsi dan motivasi Menanyakan tentang pengertian gaya?
Pendahuluan
Inti
Siswa
Tahap
Menjawab salam
Introduction
Memperhatikan Mendengarkan
Guru
Ina dan Ani memiliki berat yang sama. Pada hari minggu mereka pergi ke pantai. Ina menggunakan sandal berhak runcing sedangkan Ani menggunakan sandal berhak namun tidak runcing. Mereka berdiri di tanah yang lembek. a. Menurut kalian siapa yang meninggalkan bekas sepatu yang paling dalam? b. Mengapa demikian?
Eksplorasi Membimbing siswa untuk membentuk kelompok Membagikan LKS Memberikan arahan dalam mengerjakan LKS Elaborasi Membimbing siswa melakukan percobaan Meminta siswa menuliskan hasil kerjanya dalam LKS dan membuat hasil karya untuk dipresentasikan Meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya dari LKS di depan kelas Memberikan apresiasi dengan tepuk tangan kepada masing-masing kelompok Konfirmasi Menanyakan kembali
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan perubahan pada suatu benda. a. Ina yang menggunakan sepatu berhak tinggi b. Karena tekanan oleh sandal yang runcing lebih besar dibandingkan hak yang tidak runcing sehingga akan memberikan bekas yang lebih dalam
Connection
Application
Bergabung sesuai anggota kelompok Menerima LKS Mendengarkan
Melakukan percobaan Menuliskan hasil kerja dan membuat presentasi Kelompok yang terpilih mempresentasikan hasil kerjanya dari LKS Ikut bertepuk tangan
Aktivitas
Durasi
Mengucap
10 menit
Mendengar
Melihat
Menulis
60 menit
89
Kegiatan
Penutup
Siswa
Guru
tentang konsep yang diperoleh Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya berhubungan dengan materi yang dipelajari Memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik Meminta masing-masing kelompok untuk memajangkan hasil karyanya
Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan Memberikan tugas rumah berupa latihan soal
Menjawab
Memperhatikan
Tahap
Aktivitas
Durasi
Reflection Mendengar Mengucap
Memperhatikan
Secara berkelompok memajangkan hasil karya kelompoknya
Membuat kesimpulan
Mendengarkan tugas yang diberikan guru
Extension 10 menit Mendengar
I. Sumber Belajar 1. Buku paket IPA kelas VIII 2. Buku referensi yang relevan 3. LKS 4. Alat dan bahan Plastisin Koin J. Penilaian 1. Teknik Tes unjuk kerja Tes tertulis 2. Bentuk instrumen Lembar observasi Soal pilihan ganda 3. Presentasi
90
Latihan Soal Kerjakan soal di bawah ini! 1. Sebuah truk bermassa 8.000 kg. Total luas permukaan ban yang menyentuh jalan adalah 1 m2. Hitunglah tekanan yang diberikan truk pada jalan! 2. Sebuah benda berbentuk silinder mempunyai jari-jari alas 1 m dan massa 25 kg terletak di atas lantai. Hitunglah besar tekanan benda tersebut pada lantai! 3. Perhatikan gambar! Massa kotak = 75 kg dan percepatan gravitasi 10 m/s2. Hitunglah tekanan yang diberikan oleh dasar kotak!
12 m
5m
Kunci Jawaban
6m
1. Diketahui : m = 8.000 kg g = 10 m/s2 A = 1 m2 Ditanya : P ... ? 𝐹
Jawab : 𝑃 = 𝐴 =
𝑚𝑔 𝐴
=
80.000 1
= 80.000 𝑁/𝑚2
2. Diketahui : m = 25 kg g = 10 m/s2 r=1m Ditanya : P ... ? Jawab : 𝑃 =
𝐹 𝐴
=
𝑚𝑔 𝜋𝑟2
=
250 𝜋
𝑁/𝑚2
3. Diketahui : m = 75 kg g = 10 m/s2 A = 6 m x 5 m = 30 m2 Ditanya : P ... ? 𝐹
Jawab : 𝑃 = 𝐴 =
𝑚𝑔 𝐴
=
750 30
= 25 𝑁/𝑚2
91
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu
: : : : :
SMP N 3 Ungaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) VIII/2 Tekanan 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari B. Kompetensi Dasar 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator 1. Menjelaskan konsep tekanan hidrostatis serta menentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya 2. Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan tekanan hidrostatis 3. Menerapkankan prinsip bejana berhubungan dalam berbagai permasalahan 4. Menjelaskan konsep hukum Pascal serta menentukan besaran-besaran fisis yang terkait 5. Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan prinsip hukum Pascal D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan konsep tekanan hidrostatis serta menentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya melalui percobaan 2. Siswa dapat menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan tekanan hidrostatis melalui diskusi kelas 3. Siswa dapat menerapkan prinsip bejana berhubungan dalam berbagai permasalahan melalui diskusi kelas dan latihan soal 4. Siswa dapat menjelaskan konsep hukum Pascal serta menentukan besaran-besaran fisis yang terkait melalui demonstrasi dan diskusi kelas 5. Siswa dapat menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan prinsip hukum Pascal melalui diskusi kelas E. Materi Pelajaran Tekanan hidrostatik Bejana berhubungan Hukum pascal F.
Model Pembelajaran Better Teaching and Learning (BTL)
92
G.
Metode Pembelajaran Diskusi kelompok Tanya jawab Eksperimen
H. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan 1.
Pendahuluan
Inti
Siswa
Tahap
Menjawab salam
Introduction
Memperhatikan
Mendengarkan
Tekanan adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas
Guru Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam 2. Mengecek kehadiran siswa 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran Apersepsi dan motivasi Menanyakan materi sebelumnya tentang pengertian tekanan? Menanyakan tentang perbedaan tekanan air yang dirasakan ketika berenang di permukaan kolam dan di dasar kolam.
Eksplorasi Membimbing siswa untuk membentuk kelompok Membagikan LKS Memberikan arahan dalam mengerjakan LKS Elaborasi Membimbing siswa melakukan percobaan Meminta siswa menuliskan hasil kerjanya dalam LKS dan membuat hasil karya untuk dipresentasikan Meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya dari LKS di depan kelas Konfirmasi Menanyakan kembali tentang konsep yang
Tekanan di dasar kolam lebih besar dibandingkan di permukaan kolam
Bergabung sesuai anggota kelompok
Durasi
10 menit
Connection
Aktivitas
Mengucap
Application
Mendengar
Menerima LKS Mendengarkan Melihat
Melakukan percobaan Menuliskan hasil kerja dan membuat presentasi Kelompok yang terpilih mempresentasikan hasil kerjanya dari LKS Menjawab
60 menit Menulis
Mendengar
93
Kegiatan
Penutup
Siswa
Guru
diperoleh Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya berhubungan dengan materi yang dipelajari Memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik Meminta masing-masing kelompok untuk memajangkan hasil karyanya
Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan Memberikan tugas rumah berupa latihan soal
I. Sumber Belajar 1. Buku paket IPA kelas VIII 2. Buku referensi yang relevan 3. LKS 4. Alat dan bahan Botol plastik Selang Air Minyak J. Penilaian 1. Teknik Tes tertulis Tes unjuk kerja 2. Bentuk instrument Pilihan ganda Lembar observasi Soal uraian 3. Presentasi
Tahap
Aktivitas
Durasi
Reflection Mengucap
Memperhatikan
Memperhatikan
Secara berkelompok memajangkan hasil karya kelompoknya
Membuat kesimpulan
Mendengarkan tugas yang diberikan guru
Extension 10 menit Mendengar
94
Latihan Soal Kerjakan soal di bawah ini! 1. Perhatikan gambar berikut!
50 cm 10 cm
Percepatan gravitasi 10 m/s2, jika luas penampang ikan yang tertekan oleh air diatasnya sebesar 4 cm2, maka gaya yang menekan ikan dari air diatasnya adalah…. 2. Sebuah pipa U mula-mula diisi raksa (massa jenis 13,6 g/cm3). Kemudian melalui pipa sebelah kiri ditambahkan air setinggi 15 cm (massa jenis air 1 g/cm3). Tentukan tinggi permukaan raksa (h) yang 15 cm
air
terdesak oleh air! h
raksa
3. Perhatikan gambar berikut ini ! F1 = 100 N A2 A1 F2 =…?
Jika A1 = 1 m2 dan A2 = 10 m2, maka besar F2 adalah ….
Kunci Jawaban 1. Diketahui : Δh = 40 cm = 0,4 m ρ = 1 g/cm3 = 1.000 kg/m3 g = 10 m/s2 A = 4 cm2 = 4 x 10-4 m2
95
Ditanya : F ... ? Jawab : P = ρ g Δh = 1.000 x 10 x 0,4 = 4.000 N/m2 𝐹
𝑃 = 𝐴 → 𝐹 = 𝑃. 𝐴 = 4.000 𝑥 4. 10−4 = 1,6 𝑁 2. Diketahui : ha = 15 cm = 0,15 m ρa = 1 g/cm3 = 1.000 kg/m3 3
ρr = 13,6 g/cm = 13.600 kg/m
3
15 cm
Ditanya : hr ...?
air
h
raksa
Jawab:
Pair = Praksa ρa x g x ha = ρr x g x hr 1.000 x 10 x 0,15 = 13.600 x 10 x h 15
h = 1360 = 0.011 m 3. Diketahui : F1 = 100 N A1 = 1 m
F1 = 100 N
2
A2 = 10 m
A2 A1
2
Ditanya : F2 ...?
F2 =…?
Jawab : Gunakan hukum Pascal 𝐹1 𝐹2 = 𝐴1 𝐴2 100 𝐹2 = 1 10 Maka F2 = 1.000 N
96
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu
: : : : :
SMP N 3 Ungaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) VIII/2 Tekanan 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari-hari B. Kompetensi Dasar 5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari C. Indikator 1. Menjelaskan konsep hukum Archimedes serta menentukan besaran-besaran fisis yang terkait 2. Menjelaskan konsep terapung, melayang dan tenggelam 3. Menunjukkan beberapa produk teknologi yang menggunakan konsep hukum Archimedes D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan konsep hukum Archimedes serta menentukan besaran-besaran fisis yang terkait melalui percobaan dan diskusi kelas 2. Siswa dapat menjelaskan konsep terapung, melayang dan tenggelam melalui percobaan 3. Siswa dapat menunjukkan beberapa produk teknologi yang menggunakan konsep hukum Archimedes melalui diskusi E. Materi Pelajaran Hukum Archimedes Mengapung, Tenggelam dan Melayang F.
Model Pembelajaran Better Teaching and Learning (BTL)
G.
Metode Pembelajaran Diskusi kelompok Tanya jawab Eksperimen
97
H. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan 1.
Pendahuluan
Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam 2. Mengecek kehadiran siswa 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran Apersepsi dan motivasi Menanyakan materi sebelumnya tentang bunyi hukum Pascal?
Inti
Siswa
Guru
Apakah kalian tahu, bagaimana cara kerja kapal selam.
Eksplorasi Membimbing siswa untuk membentuk kelompok Membagikan LKS Memberikan arahan dalam mengerjakan LKS Elaborasi Membimbing siswa melakukan percobaan Meminta siswa menuliskan hasil kerjanya dalam LKS dan membuat hasil karya untuk dipresentasikan Meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya dari LKS di depan kelas Memberikan tepuk tangan kepada masing-masing kelompok Konfirmasi Menanyakan kembali tentang konsep yang diperoleh Memberikan kesempatan kepada siswa bertanya berhubungan dengan materi yang dipelajari
Menjawab salam
Memperhatikan Mendengarkan
Tekanan yang diberikan kepada fluida diam dalam ruang tertutup akan diteruskan dengan besar yang sama ke seluruh fluida Berpikir
Tahap
Aktivitas
Durasi
Introduction
Connection
Mengucap 10 menit
Application
Bergabung sesuai anggota kelompok Menerima LKS Mendengarkan
Melakukan percobaan Menuliskan hasil kerja dan membuat presentasi Kelompok yang terpilih mempresentasikan hasil kerjanya dari LKS Ikut tangan
Mendengar
Melihat Menulis
Reflection
Mendengar
bertepuk
Mengucap
Menjawab
60 menit
98
Kegiatan
Penutup
I.
J.
Siswa
Guru
Memberi reward kepada kelompok yang terbaik Meminta masing-masing kelompok untuk memajangkan hasil karyanya
Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan Memberikan tugas rumah berupa latihan soal
Sumber Belajar 1. Buku paket IPA kelas VIII 2. Buku referensi yang relevan 3. LKS 4. Alat dan bahan Neraca pegas Wadah plastik Air Telur Penilaian 1. Teknik Tes unjuk kerja Tes tertulis 2. Bentuk instrumen Lembar observasi Soal pilihan ganda 3. Presentasi
Memperhatikan
Memperhatikan
Secara berkelompok memajangkan hasil karya kelompoknya
Membuat kesimpulan
Mendengarkan tugas yang diberikan guru
Garam
Tahap
Aktivitas
Durasi
Mendengar Extension 10 menit
99
Latihan Soal Kerjakan soal di bawah ini! 1. Sebuah benda beratnya 8,20 N. Jika ditimbang di dalam air, beratnya menjadi 6,18 N. Hitunglah gaya ke atas yang diterima benda. 2. Sebuah bola pejal ditimbang di udara, beratnya 50 N. Ketika bola tersebut ditimbang di dalam air, beratnya menjadi 45 N. Berapakah volume benda pejal tersebut? 3. Sebuah benda terapung pada suatu zat cair dengan 2/3 bagian benda itu tercelup. Bila massa jenis benda 0,6 g/cm3, tentukan massa jenis zat cair tersebut! Kunci Jawaban 1. Diketahui: wu = 8,20 N wa = 6,18 N Ditanya: FA ...? Jawab: FA = wu – wa = 8,20 – 6,18 = 2,02 N 2. Diketahui: wu = 50 N wa = 45 N Ditanya: FA dan V ...? Jawab: FA = wu – wa = 50 – 45 = 5 N 𝐹
5
FA = ρ g V 𝑉 = 𝜌𝑔𝐴 = 1000 𝑥 10 = 5𝑥10−4 𝑚3 3. Diketahui: V2 = 2/3 V
V1
ρb = 0,6 g/cm3
V2
Ditanya: ρc ....? Jawab: Dalam keadaan setimbang maka FA = w ρc x g x V2 = m x g ρc x V2 = ρb x V 𝜌𝑐 =
𝜌𝑏 𝑉 0,6 𝑉 = 2 = 0,9 𝑔/𝑐𝑚3 𝑉2 𝑉 3
100
Lampiran 12
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Petunjuk: Lakukan kegiatan-kegiatan berikut ini dan jawablah semua pertanyaan pada tempat yang disediakan
No 1
2 3
3
4
Keterampilan Proses Ada dua orang anak yang satu berbadan gemuk dan yang satunya Meramalkan berbadan kurus. Mereka sedang berdiri di atas papan yang mempunyai ukuran sama yaitu 20 cm x 30 cm. Jika kedua papan terletak di atas tanah yang lembek, papan siapakah yang akan tertanam lebih dalam? Mengapa demikian? Jawab: …………………………………………………………………....... Kegiatan
Tulislah alat dan bahan yang ada di meja kalian! Mengamati Jawab:.................................................................................................... Lakukan percobaan untuk memahami konsep tekanan dengan alat Melakukan dan bahan yang tersedia sesuai soal no. 2! percobaan dan mengamati
(1) (2) Dengan meletakkan kedua koin pada masing-masing plastisin dengan posisi yang berbeda seperti pada gambar, beri kedua uang logam tersebut dengan gaya yang sama, amati kedalaman bekas uang logam itu! Bagaimana keadaan luas penampang bidang tekan koin antara Mengamati gambar 1 dan gambar 2? (sama/berbeda) Jawab: ..................................................................................................... Luas penampang bidang tekan koin pada gambar 1 .......... daripada luas penampang bidang tekan koin gambar 2. Ketika kamu memberi kedua uang logam pada posisi yang berbeda Mengukur dan dengan gaya yang sama, uang logam pada posisi manakah yang mengamati bekasnya lebih dalam? mengapa demikian? Jawab: ....................................................................................................
101
5
6
7
8
9
10
Dari percobaan di atas, semakin kecil luas permukaan bidang tekan Menyimpulkan maka kedalaman koin semakin................. Bekas yang terdapat pada plastisin menunjukkan adanya tekanan (P) yang diberikan oleh gaya tekan (F) terhadap koin. Jadi hubungan antara tekanan (P).................(sebanding/berbanding terbalik) dengan luas penampang bidang tekan (A) Perhatikan gambar di bawah ini! Meramalkan
(I) (II) (III) (IV) Jika masing-masing benda diberikan gaya tekan yang sama, tentukan urutan benda dari yang mempunyai tekanan terbesar ke tekanan terkecil terhadap bidang tekan! Jawab: .................................................................................................... Ulangi kegiatan di atas, tetapi posisi kedua uang logam sama yaitu Melakukan dalam keadaan berdiri seperti gambar di bawah. percobaan
(1) (2) Dengan menekan kedua uang logam dengan gaya yang berbeda, amati kembali kedalaman bekas kedua uang logam tersebut! Berdasarkan soal no.7, Bagaimana keadaan luas penampang bidang Mengamati tekan antara gambar 1 dan gambar 2? (sama/berbeda) Jawab: ................................................................................................... Ketika kamu menekan kedua uang logam yang posisinya sama, Mengamati tetapi dengan gaya yang berbeda, yang manakah bekas uang logam yang lebih dalam? mengapa demikian? Jawab: .................................................................................................... Dari percobaan di atas, semakin besar gaya tekan yang diberikan Menyimpulkan maka kedalaman koin semakin................. Bekas yang terdapat pada plastisin menunjukkan adanya tekanan (P) yang diberikan oleh gaya tekan (F) terhadap koin. Jadi hubungan antara tekanan (P).................(sebanding/berbanding
102
11
terbalik) dengan gaya tekan (F) Dari percobaan di atas, diperoleh hubungan tekanan (P), gaya tekan Menyimpulkan (F) dan luas penampang bidang tekan (A) dapat dituliskan 𝑃=
… …
12
Berdasarkan persamaan yang diperoleh pada no.11, apa yang Menyimpulkan dimaksud dengan tekanan? Jawab: ....................................................................................................
13
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi besarnya tekanan? Jawab: .....................................................................................................
Menyimpulkan
103 Nama : ....................................... Kelas : ........................................ Anggota kelompok: ...................... 1. ...................................... 2. ...................................... 3. ......................................
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Petunjuk: Lakukan kegiatan-kegiatan berikut ini dan jawablah semua pertanyaan pada tempat yang disediakan
No 1
2
Keterampilan Proses Ketika kalian meletakkan papan berukuran 15 cm x 15 cm x 1 cm Meramalkan di permukaan air bak mandi kemudian kalian menekan papan tersebut dengan tangan kalian secara perlahan-lahan sampai di dasar bak mandi, apakah yang kalian rasakan ketika menekan papan tersebut? Jawab: ................................................................................................... Lakukanlah percobaan untuk mempelajari tekanan hidrostatik Melakukan percobaan dan mengamati Kegiatan
Dengan mengisi botol tersebut dengan air sedemikianrupa sehingga tinggi permukaan air melebihi lubang. Perhatikan pancaran air pada setiap lubang! Bagaimana kekuatan pancaran air yang keluar dari setiap lubang? Jawab: ............................................................................................... 3
4
Lubang manakah yang memiliki pancaran yang paling kuat? Mengamati Jawab: ............................................................................................ Lubang manakah yang memiliki pancaran yang paling lemah? Jawab: ........................................................................................... Dari percobaan yang kalian lakukan dapat diperoleh kesimpulan Menyimpulkan bahwa “semakin dalam letak lubang dari permukaan zat cair semakin ............ (kuat/lemah) pancaran air”. Keterangan: pancaran tersebut mengindikasikan adanya tekanan
104
5
6
7
8
9
hidrostatik Jadi tekanan hidrostatik ........... (sebanding/berbanding terbalik) dengan kedalaman lubang dari permukaan zat cair. Bila massa jenis air 1.000 kg/m3, hitunglah tekanan hidrostatis pada Menghitung masing-masing lubang. (anggap percepatan gravitasinya 10 m/s2) Jawab: ............................................................................................................. Mengamati Lakukan percobaan berikut!
Ketika selang diisi dengan air, bagaimana keadaan permukaan air pada kedua ujung selang tersebut? Jawab: ............................................................................................ Sekarang jika salah satu ujung selang dimasukkan minyak, Mengamati bagaimana keadaan permukaan zat cair pada kedua ujung selang tersebut? Jawab: ............................................................................................ Ukurlah tinggi kolom air dan minyak pada percobaan tersebut! Mengukur dan mengamati Tinggi kolom minyak (h1) adalah .......... Tinggi kolom air (h2) adalah ...............
Berdasarkan gambar pada soal no.8, bagaimanakah besarnya Menyimpulkan tekanan hidrostatis yang dialami pada titik P dan Q? dan Jawab: ................................................................................................ menghitung Berdasarkan hal tersebut, dengan rumusan tekanan hidrostatik maka didapatkan bahwa PP = PQ ρ1x g x h1 = ρ2 x g x h2 ρ1 x h1 = ρ2 x h2 Jika massa jenis air 1.000 kg/m3, berapakah besarnya massa jenis minyak? Jawab: ............................................................................................
105
10
Perhatikan demonstrasi berikut!
Bagaimanakah besarnya gaya yang diberikan ketika kalian menekan penghisap yang besar dan ketika menekan penghisap yang kecil? Jawab: .....................................................................................................
Mengukur
106
Nama : ....................................... Kelas : ........................................ Anggota kelompok: ...................... 1. ...................................... 2. ...................................... 3. ...................................... 4. ......................................
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Petunjuk: Lakukan kegiatan-kegiatan berikut ini dan jawablah semua pertanyaan pada tempat yang disediakan
No 1
2
Keterampilan Proses Ketika kalian mengangkat batu di udara dan di dalam air, manakah Meramalkan yang lebih berat? Jawab:……………………………………………………………… …....... Melakukan Lakukanlah percobaan berikut! percobaan, mengamati dan mengukur Kegiatan
(1)
(1) (2) Dengan menggunakan neraca pegas, ukurlah berat benda di udara (gambar 1) Berat benda di udara adalah ........... Ukurlah berat benda di dalam air (gambar 2) menggunakan neraca pegas dengan cara memasukkannya secara perlahanlahan ke dalam air sampai berada di tengah-tengah ketinggian air! Berat benda di dalam air adalah ......... Bandingkan antara berat benda di udara dan berat benda di dalam Menyimpulkan air. Bagaimana hasilnya? Mengapa demikian? Jawab: ............................................................................................... Ketika benda dimasukkan secara perlahan-lahan ke dalam air, Mengamati bagaimana berat benda tersebut?
3
4
(2)
107
Jawab: ......................................................................................... 5
6
7
Berdasarkan percobaan yang telah kalian lakukan, hitunglah Menghitung besarnya gaya ke atas yang dialami benda! Jawab: ....................................................................................................... Ketika kalian melempar batu dan kayu secara bersamaan ke dalam Meramalkan sungai, apa yang terjadi pada batu dan kayu? Mengapa demikian? Jawab: ..................................................................................................... Melakukan Lakukan percobaan berikut! percobaan
8
9 10
Dengan memasukkan telur ayam ke dalam gelas ukur berisi air, amati apa yang terjadi pada telur! Sekarang jika sedikit demi sedikit garam dapur dimasukkan ke dalam air sambil diaduk, amati apa yang terjadi pada kedudukan telur! Hentikan memasukkan garam jika kedudukan telur berubah. Kemudian teruskan pemberian garam sampai kedudukan telur berubah lagi. Setelah kamu amati, berada dalam berapa keadaankah telur Mengamati tersebut? Jawab: ...................................................................................... Sebutkan masing-masing keadaan telur tersebut. Menyebutkan Jawab: ........................................................................................... Mengapa hal itu bisa terjadi? Jelaskan untuk setiap keadaan. Menyimpulkan
Terapung
Keadaan Melayang
Tenggelam
108
Lampiran 13
Daftar Nama Siswa Uji Coba Kelas : IX B No
Kode
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
UC – 1 UC – 2 UC – 3 UC – 4 UC – 5 UC – 6 UC – 7 UC – 8 UC – 9 UC – 10 UC – 11 UC – 12 UC – 13 UC – 14 UC – 15 UC – 16 UC – 17 UC – 18 UC – 19 UC – 20 UC – 21 UC – 22 UC – 23 UC – 24 UC – 25 UC – 26 UC – 27 UC – 28 UC – 29 UC – 30
Adzillina Maghfira Aprilia Windi Arum S. Arlina Raudhea A. Ayu Ardhita R.C. Dian Alga P.T. Dyah Ayu Proboningrum Errina Saputri Febrian Iddo V. Hasna Cahyaning P. Kamilia Fauziyyah P. Kresna Aji Santoso Marissa Puspita S. Maulana Hidayatullah Muamar Rizal A. Muchammad Ilham Niken Dwi Palupi Nurul Fadhilah Oka Rian Hidayat Ricky Perwira F. Rizal Abdul Jabbar S. Rizkia Laras A. Sakinah Salma Putri Sendy Anditya Tessya Ayu Amarta Yashinta Pangestika Afif Afina Agus Sapta P. Alzena Vasthi T. Sobrian Setyo Hasan
109
Lampiran 14
Kisi-Kisi Soal Uji Coba No 1
2
Sub Pokok Indikator Bahasan Tekanan Menjelaskan konsep tekanan pada zat zat padat padat serta menentukan satuan yang terkait Menentukan hubungan antara gaya, luas penampang dan tekanan serta menentukan besaran-besaran yang terkait Tekanan Menjelaskan konsep tekanan hidrostatis zat cair serta menentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan tekanan hidrostatis Menerapkan prinsip bejana berhubungan dalam berbagai permasalahan Menjelaskan konsep hukum Pascal serta menentukan besaran-besaran fisis yang terkait Menunjukkan beberapa produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan prinsip hukum Pascal Menjelaskan konsep hukum Archimedes serta menentukan besaran-besaran fisis yang terkait Menjelaskan konsep terapung, melayang dan tenggelam Menunjukkan beberapa produk teknologi yang menggunakan konsep hukum Archimedes
C1 1, 2
C4 5, 6
8, 9
10
12, 14, 15
11, 13
16, 17 18, 19 21
20, 22
24
23 25, 26
27
28, 29, 30
34
37
35, 36, 38
31, 32, 33 39
40
C3 = Penerapan C4 = Analisis
Penskoran: skor 1 untuk jawaban benar skor 0 untuk jawaban salah 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
C3
3, 4
7
30% Keterangan: C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman
C2
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 × 100 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑜𝑎𝑙
27,5%
30%
12,5%
110
Lampiran 15
Soal Uji Coba Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawab! 4. Berikut pernyataan yang benar mengenai tekanan pada zat padat adalah .... A. sebanding dengan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan luas bidang sentuh B. sebanding dengan luas bidang sentuh C. berbanding terbalik dengan gaya yang bekerja dan sebanding dengan luas bidang sentuh D. sebanding dengan massa benda 5. Dalam SI, satuan tekanan adalah…. A. N/m2 C. Bar B. atm D. cmHg 6. Dua buah benda yang sama diletakkan pada posisi yang berbeda seperti pada gambar berikut:
(I)
( II )
Pernyataan yang benar adalah .... A. tekanan oleh benda pada posisi (I) sama dengan tekanan pada posisi (II) B. tekanan oleh benda pada posisi (I) lebih kecil daripada tekanan pada posisi (II) C. tekanan oleh benda pada posisi (I) lebih besar daripada pada posisi (II) D. tekanan oleh benda pada posisi (I) adalah 2 kali tekanan pada posisi (II) 4. Perhatikan gambar! Bentuk benda yang memberikan tekanan terbesar pada suatu bidang adalah…. A. C.
B.
D.
5. Perhatikan gambar berikut!
2 cm (I)
1,5 cm
3 cm
3 cm
4 cm
2 cm 5 cm (II)
2 cm (III)
2 cm
2 cm 5 cm (IV)
1 cm
111
Apabila massa keempat balok sama, maka tekanan terkecil terhadap bidang tekan adalah balok bernomor .... a. (I) B. (II) C. (III) D. (IV) 6. Penggunaan pisau untuk memotong atau mengiris berkaitan dengan konsep gaya dan tekanan. Pisau yang tajam lebih mudah digunakan untuk memotong atau mengiris, sebab…. A. untuk menghasilkan tekanan yang sama, pisau tumpul memerlukan gaya yang lebih kecil B. untuk menghasilkan tekanan yang sama, pisau tajam memerlukan gaya yang lebih besar C. dengan memberikan gaya yang sama, pisau tumpul menghasilkan tekanan yang lebih besar D. dengan memberikan gaya yang sama, pisau tajam menghasilkan tekanan yang lebih besar 7. Hubungan antara gaya tekan (F), luas penampang (A) dan besarnya tekanan (P) adalah…. A. P = F.A C. A = P/F B. F = P/A D. P = F/A 8. Perhatikan gambar! Massa kotak = 75 kg dan percepatan gravitasi 10 m/s2. Tekanan yang diberikan oleh dasar kotak adalah…. 12 m A. 150 N/m2 B. 125 N/m2 C. 75 N/m2 D. 25 N/m2 5m 6m
9. Sebuah gaya sebesar 500 N menghasilkan tekanan sebesar 25 Pa. Luas tempat gaya tersebut bekerja adalah.... A. 200 m2 C. 2 m2 2 B. 20 m D. 0,2 m2 10. Para penyelam tradisional yang menyelam di lautan banyak terganggu pendengarannya. Hal ini disebabkan karena .... A. tekanan udara dalam air C. gaya angkat air B. tekanan hidrostatis air D. tekanan atmosfer 11. Tekanan hidrostatis bergantung pada: (1) Tinggi permukaan zat air (2) Luas permukaan zat cair (3) Percepatan gravitasi bumi (4) Massa jenis zat cair Pernyataan yang benar adalah.... A. (1), (2) dan (3) C. (1), (3) dan (4) B. (1), (2) dan (4) D. Semua benar 12. Pada gambar di bawah ini, tekanan hidrostatik yang paling besar adalah pada titik…. A. P B. Q C. R D. S P Q
R S
112
13. Dua buah bejana yang memiliki spesifikasi sama seperti pada gambar berikut:
X
K
Y
L
Z
M
I II Tekanan hidrostatik yang dialami ketiga titik dalam bejana I dan bejana II adalah.... A. PX < PZ < PY dan PK < PM < PL B. PY > PX > PZ dan PL > PK > PM C. PZ < PY < PX dan PK > PL > PM D. PX < PY < PZ dan PM > PL > PK 14. Perhatikan gambar! air 30 cm 20 cm 10 cm B C A Hubungan tekanan hidrostatik P yang benar di titik-titik pada dasar bejana adalah .... A. PA > PB > PC C. PA = PB = PC B. PA < PB < PC D. PA > PC > PB 15. Sebuah tabung diisi penuh dengan air. Jika tabung diberi 3 lubang, gambar yang benar adalah…. A. C.
B.
D.
16. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh seorang penyelam yang menyelam pada kedalaman 4 m di bawah permukaan air adalah…(g = 10 m/s2 dan ρair = 1000 kg/m3) A. 10.000 Pa C. 40.000 Pa B. 20.000 Pa D. 50.000 Pa 17. Perhatikan gambar berikut!
100 cm 15 cm
113
Percepatan gravitasi 10 m/s2, jika luas penampang ikan yang tertekan oleh air diatasnya sebesar 6 cm2, maka gaya yang menekan ikan dari air diatasnya adalah…. A. 5,1 N C. 8.500 N B. 85 N D. 8.600 N 18. Dua buah bejana A dan B mempunyai ukuran yang sama. Bejana A berisi air yang massa jenisnya 1 g/cm3 dengan ketinggian 20 cm, sedangkan bejana B berisi minyak yang massa jenisnya 0,8 g/cm3. Agar tekanan hidrostatis di dasar kedua bejana sama, berapa tinggi minyak dalam bejana? A. 16 cm C. 25 cm B. 20 cm D. 32 cm 19. Dua bejana A dan B diisi dengan zat cair yang berbeda massa jenisnya dengan ketinggian (h) yang sama, terlihat seperti pada gambar. Jika tekanan hidrostatik di dasar A sama dengan 4/5 tekanan hidrostatik di dasar B dan massa jenis zat A adalah 1000 kg/m3, maka massa jenis zat di bejana B adalah.... A. 1.250 kg/m3 B. 2.500 kg/m3 C. 3.000 kg/m3 h h D. 4.000 kg/m3 A B 20. Gambar permukaan air yang benar berdasarkan prinsip bejana berhubungan adalah.... A. C.
B.
D.
21. Prinsip bejana berhubungan tidak berlaku jika… A. bentuk bejana berbeda C. luas penampang bejana tidak sama B. jumlah bejana lebih dari dua D. dalam bejana terdapat pipa kapiler/celah kecil 22. Perhatikan gambar!
(I) (II) (III) Contoh penerapan hukum bejana berhubungan dapat ditunjukkan pada gambar …. a. (I) dan (II) C. (II) dan (III)
(IV)
114
b. (I) dan (III) D. (III) dan (IV) 23. Sebuah pipa U mula-mula diisi raksa (massa jenis 13,6 g/cm3). Kemudian melalui pipa sebelah kiri ditambahkan air setinggi 20 cm (massa jenis air 1 g/cm3).
20 cm
air
h
raksa Tentukan tinggi permukaan raksa (h) yang terdesak oleh air! A. 2,50 cm C. 1,47 cm B. 2,47 cm D. 0,50 cm 24. Tekanan yang diberikan pada zat akan diteruskan ke segala arah oleh zat cair itu sama besar. Pernyataan tersebut dinamakan…. A. hukum Boyle C. hukum Pascal B. hukum Archimedes D. hukum Newton 25. Perhatikan gambar berikut ini ! F1 = 200 N A2 A1 F2 =…? Jika A1 = 1 m2 dan A2 = 20 m2, maka besar F2 adalah …. A. 4.000 N C. 100 N B. 400 N D. 10 N 26. Sebuah dongkrak hidrolik memiliki piston dengan diameter 10 cm dan 50 cm. Jika dongkrak tersebut digunakan untuk mengangkat beban seberat 5.000 N pada piston yang besar, berapakah besar gaya tekan yang harus diberikan pada piston yang kecil? A. 5.000 N C. 250 N B. 500 N D. 200 N 27. Alat-alat berikut yang kerjanya berdasarkan hukum Pascal, kecuali …. A. B. C. D.
28. Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya apung yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Pernyataan tersebut merupakan bunyi…. A. hukum Pascal C. hukum bejana berhubungan B. hukum Archimedes D. hukum Boyle
115
29. Berikut pernyataan yang benar tentang hubungan antara massa jenis zat cair (ρ), volume benda yang tercelup dalam zat cair (Vt) dan gaya apung/Archimedes (FA) yang dialami oleh suatu benda dalam zat cair adalah.... A. semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar gaya Archimedes yang dialami benda ketika dicelupkan ke dalam zat cair B. semakin kecil massa jenis zat cair, semakin besar gaya Archimedes yang dialami benda ketika dicelupkan ke dalam zat cair C. semakin besar volume benda yang tercelup, semakin kecil gaya Archimedes yang dialami oleh benda D. semakin kecil volume benda yang tercelup, semakin besar gaya Archimedes yang dialami oleh benda 30. Mengangkat sebuah batu di dalam air terasa lebih ringan daripada di udara, sebab.... A. massa batu berkurang C. ada gaya ke atas pada batu oleh air B. massa jenis batu berkurang D. gaya gravitasi terhadap batu berkurang 31. Sebuah benda ditimbang di udara beranya 50 N. Setelah ditimbang di dalam air beratnya menjadi 30 N. Benda tersebut mendapat gaya angkat sebesar.... A. 50 N C. 20 N B. 30 N D. 10 N 32. Balok kayu yang berukuran panjang 2,5 m, lebar 0,5 m dan tebalnya 0,4 m. Jika kayu tersebut tenggelam dalam air, dan massa jenis air 1000 kg/m3, maka besar gaya tekan ke atas....(g = 10 m/s2) A. 400 N C. 4.000 N B. 500 N D. 5.000 N 33. Sebuah kapal yang berlayar di laut memasuki sungai yang cukup lebar dan dalam. Jika massa jenis air laut 1.100 kg/m3, massa jenis air tawar 1.000 kg/m3, maka perbandingan gaya Archimedes yang dialami kapal di laut dan di sungai adalah…. A. 11 : 10 C. 121 : 100 B. 10 : 11 D. 1 : 1 34. Rapat massa air tawar adalah 1 g/cm3 dan rapat massa air laut adalah 1,03 g/cm3. Sebuah perahu akan.... A. lebih tinggi di air tawar B. sama tinggi di kedua macam air C. lebih tinggi di air laut D. di air yang mana yang lebih tinggi tergantung luas permukaan perahu 35. Perhatikan gambar! 1 2
Dua buah balok yang volumenya sama dicelupkan ke dalam air seperti pada gambar di atas. Pernyataan yang benar adalah…. A. gaya apung pada benda 1 lebih besar daripada gaya apung pada benda 2
116
B. gaya apung pada benda 2 lebih besar daripada gaya apung pada benda 1 C. massa jenis benda 1 lebih besar daripada massa jenis benda 2 D. massa jenis benda 2 lebih besar daripada massa jenis air 36. Empat buah benda memiliki massa dan volume yang sama dicelupkan ke dalam zat cair yang berbeda seperti pada gambar. Zat cair dalam bejana manakah yang memiliki berat jenis paling besar? A. a. C. c.
B. b.
D.
d.
37. Supaya benda dapat melayang dalam zat cair maka syaratnya…. A. massa jenis benda tersebut harus lebih besar daripada massa jenis zat cair B. berat benda lebih kecil daripada gaya ke atas C. massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair D. volume benda sama dengan volume zat cair yang didesak benda tersebut 38. Perhatikan gambar!
1 2 3 Kedudukan sebuah telur dalam air garam seperti kedudukan benda bernomor 2. Hal ini disebabkan berat telur.... A. lebih kecil daripada gaya ke atas C. sama dengan gaya ke atas B. lebih besar daripada gaya ke atas D. lebih besar daripada gaya berat 39. Tiga buah benda dimasukkan ke dalam air ternyata A mengapung, B melayang dan C tenggelam. Jika ketiganya mempunyai volume yang sama, maka berarti.... A. besar gaya apung yang dialami A lebih kecil dari gaya beratnya B. besarnya gaya apung yang dialami B sama dengan gaya beratnya C. gaya apung yang dialami A sama dengan gaya apung yang dialami B D. gaya apung yang dialami A sama dengan gaya apung yang dialami C 40. Alat di bawah ini yang prinsip kerjanya menggunakan hukum Archimedes adalah.... A. teko air dan jembatan ponton C. kapal selam dan balon udara B. galangan kapal dan water pass D. pompa hidrolik dan rem hidrolik
117
Lampiran 16
Kunci Jawaban Soal Uji Coba NO
NO
PILIHAN
PILIHAN
1
A
B
C
D
21
A
B
C
D
2
A
B
C
D
22
A
B
C
D
3
A
B
C
D
23
A
B
C
D
4
A
B
C
D
24
A
B
C
D
5
A
B
C
D
25
A
B
C
D
6
A
B
C
D
26
A
B
C
D
7
A
B
C
D
27
A
B
C
D
8
A
B
C
D
28
A
B
C
D
9
A
B
C
D
29
A
B
C
D
10
A
B
C
D
30
A
B
C
D
11
A
B
C
D
31
A
B
C
D
12
A
B
C
D
32
A
B
C
D
13
A
B
C
D
33
A
B
C
D
14
A
B
C
D
34
A
B
C
D
15
A
B
C
D
35
A
B
C
D
16
A
B
C
D
36
A
B
C
D
17
A
B
C
D
37
A
B
C
D
18
A
B
C
D
38
A
B
C
D
19
A
B
C
D
39
A
B
C
D
20
A
B
C
D
40
A
B
C
D
118
Lampiran 17
Analisis Soal Uji Coba No.
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Σ
UC - 1 UC - 12 UC - 6 UC - 27 UC - 9 UC - 2 UC - 5 UC - 23 UC - 17 UC - 28 UC - 10 UC - 13 UC - 11 UC - 25 UC - 16 UC - 24 UC - 18 UC - 7 UC - 4 UC - 3 UC - 19 UC - 30 UC - 26 UC - 29 UC - 21 UC - 22 UC - 8 UC - 15 UC - 14 UC - 20 N benar r xy r tabel kriteria p q pq ΣS² r 11 r tabel kriteria TK kriteria MA MB DP kriteria ket
Validitas
Reliabilitas
Tingkat kesukaran Daya beda
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 24 0,40 0,361 valid 0,80 0,20 0,16
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27 0,03 0,361 tidak 0,90 0,10 0,09
0,361
0,361
0,80 Mudah 1,00 0,60 0,40 Cukup pakai
0,90 Mudah 0,93 0,87 0,07 Jelek buang
Nomor soal 5 6 7 8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 11 23 27 26 0,51 0,56 0,19 0,48 0,361 0,361 0,361 0,361 valid valid tidak valid 0,37 0,77 0,90 0,87 0,63 0,23 0,10 0,13 0,23 0,18 0,09 0,12 42,1 0,873 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel 0,87 0,67 0,37 0,77 0,90 0,87 Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah 1,00 0,87 0,60 1,00 0,93 1,00 0,73 0,47 0,13 0,53 0,87 0,73 0,27 0,40 0,47 0,47 0,07 0,27 Cukup Cukup Baik Baik Jelek Cukup pakai pakai pakai pakai buang pakai 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 26 0,42 0,361 valid 0,87 0,13 0,12
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 20 0,53 0,361 valid 0,67 0,33 0,22
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 26 0,58 0,361 valid 0,87 0,13 0,12
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 0,13 0,361 Tidak 0,93 0,07 0,06
0,361
0,361
0,87 Mudah 1,00 0,73 0,27 Cukup pakai
0,93 Mudah 1,00 0,87 0,13 Jelek Buang
119
11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 0,03 0,361 tidak 0,83 0,17 0,14
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 29 0,28 0,361 tidak 0,97 0,03 0,03
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 26 0,45 0,361 valid 0,87 0,13 0,12
0,361
0,361
0,361
0,83 Mudah 0,87 0,80 0,07 Jelek buang
0,97 Mudah 1,00 0,93 0,07 Jelek buang
0,87 Mudah 1,00 0,73 0,27 Cukup pakai
Nomor Soal 16 17 18 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 26 15 14 24 0,54 0,41 0,68 0,50 0,361 0,361 0,361 0,361 Valid valid valid valid 0,87 0,50 0,47 0,80 0,13 0,50 0,53 0,20 0,12 0,25 0,25 0,16 42,1 0,873 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel 0,13 0,97 0,87 0,50 0,47 0,80 Sukar Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah 0,27 1,00 1,00 0,73 0,73 0,93 0,00 0,93 0,73 0,27 0,20 0,67 0,27 0,07 0,27 0,47 0,53 0,27 Cukup Jelek Cukup Baik Baik Cukup pakai buang pakai pakai pakai pakai 14 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0,49 0,361 valid 0,13 0,87 0,12
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 29 0,19 0,361 tidak 0,97 0,03 0,03
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 0,13 0,361 tidak 0,93 0,07 0,06
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 26 0,51 0,361 valid 0,87 0,13 0,12
22 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5 -0,36 0,361 tidak 0,17 0,83 0,14
0,361
0,361
0,361
0,93 Mudah 1,00 0,87 0,13 Jelek buang
0,87 Mudah 1,00 0,73 0,27 Cukup pakai
0,17 Sukar 0,07 0,27 -0,20 Jelek buang
120
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 14 0,50 0,361 valid 0,47 0,53 0,25
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 -0,12 0,361 tidak 0,97 0,03 0,03
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 24 0,45 0,361 valid 0,80 0,20 0,16
0,361
0,361
0,361
0,47 Sedang 0,67 0,27 0,40 Cukup pakai
0,97 Mudah 0,93 1,00 -0,07 Jelek buang
0,80 Mudah 1,00 0,60 0,40 Cukup pakai
Nomor Soal 28 29 30 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 26 3 21 0,39 -0,08 0,59 0,361 0,361 0,361 Valid tidak valid 0,87 0,10 0,70 0,13 0,90 0,30 0,12 0,09 0,21 42,1 0,873 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel 0,13 0,53 0,87 0,10 0,70 Sukar Sedang Mudah Sukar Mudah 0,27 0,73 1,00 0,07 0,93 0,00 0,33 0,73 0,13 0,47 0,27 0,40 0,27 -0,07 0,47 Cukup Cukup Cukup Jelek Baik pakai pakai Pakai buang pakai 26 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0,43 0,361 valid 0,13 0,87 0,12
27 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 16 0,38 0,361 valid 0,53 0,47 0,25
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 23 0,44 0,361 valid 0,77 0,23 0,18
32 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 14 0,39 0,361 valid 0,47 0,53 0,25
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 22 0,63 0,361 valid 0,73 0,27 0,20
0,361
0,361
0,361
0,77 Mudah 0,93 0,60 0,33 Cukup pakai
0,47 Sedang 0,67 0,27 0,40 Cukup pakai
0,73 Mudah 1,00 0,47 0,53 Baik pakai
121
34 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 17 0,38 0,361 valid 0,57 0,43 0,25
0,361 0,57 Sedang 0,73 0,40 0,33 Cukup pakai
Nomor Soal 37 38 39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 23 21 0,47 0,71 0,74 0,361 0,361 0,361 valid valid valid 0,57 0,77 0,70 0,43 0,23 0,30 0,25 0,18 0,21 42,1 0,873 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 karena r 11 > r tabel maka instrumen reliabel 0,13 0,53 0,57 0,77 0,70 Sukar Sedang Sedang Mudah Mudah 0,27 0,87 0,73 1,00 1,00 0,00 0,20 0,40 0,53 0,40 0,27 0,67 0,33 0,47 0,60 Cukup Baik Cukup Baik Baik pakai pakai pakai pakai pakai 35 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0,48 0,361 valid 0,13 0,87 0,12
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 16 0,66 0,361 valid 0,53 0,47 0,25
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 16 0,53 0,361 valid 0,53 0,47 0,25
0,361 0,53 Sedang 0,67 0,40 0,27 Cukup pakai
Y
Y²
37 36 35 34 33 33 33 33 33 32 32 31 29 28 27 25 24 24 23 23 23 23 22 21 20 20 18 17 17 13 799
1369 1296 1225 1156 1089 1089 1089 1089 1089 1024 1024 961 841 784 729 625 576 576 529 529 529 529 484 441 400 400 324 289 289 169 22543
Σpq 6,25
122
Lampiran 18
Soal Pretest dan Posttest Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada lembar jawab! 1. Berikut pernyataan yang benar mengenai tekanan pada zat padat adalah .... A. sebanding dengan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan luas bidang sentuh B. sebanding dengan luas bidang sentuh C. berbanding terbalik dengan gaya yang bekerja dan sebanding dengan luas bidang sentuh D. sebanding dengan massa benda 2. Perhatikan gambar! Bentuk benda yang memberikan tekanan terbesar pada suatu bidang adalah…. A. C.
B.
D.
3. Perhatikan gambar berikut!
4 cm
3 cm
3 cm
2 cm 2 cm 1,5 cm 2 cm 5 cm 5 cm 2 cm (I) (II) (III) (IV) Apabila massa keempat balok sama, maka tekanan terkecil terhadap bidang tekan adalah balok bernomor .... C. (I) B. (II) C. (III) D. (IV) 4. Perhatikan gambar! Massa kotak = 75 kg dan percepatan gravitasi 10 m/s2. Tekanan yang diberikan oleh dasar kotak adalah…. 12 m 1. 150 N/m2 2. 125 N/m2 3. 75 N/m2 4. 25 N/m2 5m 6m
2 cm 1 cm
123
5. Sebuah gaya sebesar 500 N menghasilkan tekanan sebesar 25 Pa. Luas tempat gaya tersebut bekerja adalah.... C. 200 m2 C. 2 m2 D. 20 m2 D. 0,2 m2 6. Dua buah bejana yang memiliki spesifikasi sama seperti pada gambar berikut:
X
K
Y
L
Z
M
I II Tekanan hidrostatik yang dialami ketiga titik dalam bejana I dan bejana II adalah.... E. PX < PZ < PY dan PK < PM < PL F. PY > PX > PZ dan PL > PK > PM G. PZ < PY < PX dan PK > PL > PM H. PX < PY < PZ dan PM > PL > PK 7. Perhatikan gambar!
air 10 cm A
20 cm B
30 cm C
Hubungan tekanan hidrostatik P yang benar di titik-titik pada dasar bejana adalah .... C. PA > PB > PC C. PA = PB = PC D. PA < PB < PC D. PA > PC > PB 8. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh seorang penyelam yang menyelam pada kedalaman 4 m di bawah permukaan air adalah…(g = 10 m/s2 dan ρair = 1000 kg/m3) C. 10.000 Pa C. 40.000 Pa D. 20.000 Pa D. 50.000 Pa 9. Perhatikan gambar berikut!
100 cm 15 cm
Percepatan gravitasi 10 m/s2, jika luas penampang ikan yang tertekan oleh air diatasnya sebesar 6 cm2, maka gaya yang menekan ikan dari air diatasnya adalah….
124
A. 5,1 N C. 8.500 N B. 85 N D. 8.600 N 10. Dua buah bejana A dan B mempunyai ukuran yang sama. Bejana A berisi air yang massa jenisnya 1 g/cm3 dengan ketinggian 20 cm, sedangkan bejana B berisi minyak yang massa jenisnya 0,8 g/cm3. Agar tekanan hidrostatis di dasar kedua bejana sama, berapa tinggi minyak dalam bejana? C. 16 cm C. 25 cm D. 20 cm D. 32 cm 11. Prinsip bejana berhubungan tidak berlaku jika… C. bentuk bejana berbeda C. luas penampang bejana tidak sama D. jumlah bejana lebih dari dua D. dalam bejana terdapat pipa kapiler/celah kecil 12. Sebuah pipa U mula-mula diisi raksa (massa jenis 13,6 g/cm3). Kemudian melalui pipa sebelah kiri ditambahkan air setinggi 20 cm (massa jenis air 1 g/cm3).
20 cm
air
h
raksa Tentukan tinggi permukaan raksa (h) yang terdesak oleh air! a. 2,50 cm C. 1,47 cm b. 2,47 cm D. 0,50 cm 13. Perhatikan gambar berikut ini ! F1 = 200 N A2 A1 F2 =…? Jika A1 = 1 m2 dan A2 = 20 m2, maka besar F2 adalah …. C. 4.000 N C. 100 N D. 400 N D. 10 N 14. Alat-alat berikut yang kerjanya berdasarkan hukum Pascal, kecuali …. B. B. C.
D.
15. Mengangkat sebuah batu di dalam air terasa lebih ringan daripada di udara, sebab.... C. massa batu berkurang C. ada gaya ke atas pada batu oleh air D. massa jenis batu berkurang D. gaya gravitasi terhadap batu berkurang
125
16. Sebuah benda ditimbang di udara beranya 50 N. Setelah ditimbang di dalam air beratnya menjadi 30 N. Benda tersebut mendapat gaya angkat sebesar.... C. 50 N C. 20 N D. 30 N D. 10 N 17. Balok kayu yang berukuran panjang 2,5 m, lebar 0,5 m dan tebalnya 0,4 m. Jika kayu tersebut tenggelam dalam air, dan massa jenis air 1000 kg/m3, maka besar gaya tekan ke atas....(g = 10 m/s2) C. 400 N C. 4.000 N D. 500 N D. 5.000 N 18. Empat buah benda memiliki massa dan volume yang sama dicelupkan ke dalam zat cair yang berbeda seperti pada gambar. Zat cair dalam bejana manakah yang memiliki berat jenis paling besar? A. a. C. c.
B.
b.
D.
d.
19. Perhatikan gambar!
1 2 3 Kedudukan sebuah telur dalam air garam seperti kedudukan benda bernomor 2. Hal ini disebabkan berat telur.... C. lebih kecil daripada gaya ke atas C. sama dengan gaya ke atas D. lebih besar daripada gaya ke atas D. lebih besar daripada gaya berat air garam 20. Alat di bawah ini yang prinsip kerjanya menggunakan hukum Archimedes adalah.... C. teko air dan jembatan ponton C. kapal selam dan balon udara D. galangan kapal dan water pass D. pompa hidrolik dan rem hidrolik
126
Lampiran 19
Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest NO
PILIHAN
1
A
B
C
D
2
A
B
C
D
3
A
B
C
D
4
A
B
C
D
5
A
B
C
D
6
A
B
C
D
7
A
B
C
D
8
A
B
C
D
9
A
B
C
D
10
A
B
C
D
11
A
B
C
D
12
A
B
C
D
13
A
B
C
D
14
A
B
C
D
15
A
B
C
D
16
A
B
C
D
17
A
B
C
D
18
A
B
C
D
19
A
B
C
D
20
A
B
C
D
127
Lampiran 20
Kriteria Penilaian Lembar Observasi
Afektif No
1
Aspek Penilaian
Kehadiran
Indikator
Hadir di dalam kelas
Skor
Keterangan
5
Hadir sebelum proses pembelajaran dimulai Hadir setelah proses pembelajaran dimulai selama ≤ 10 menit Hadir setelah proses pembelajaran dimulai selama > 10 menit Menjawab pertanyaan seluruhnya dan dikumpulkan tepat waktu Menjawab pertanyaan secara tidak lengkap namun dikumpulkan tepat waktu Menjawab pertanyaan secara tidak lengkap dan dikumpulkan tidak tepat waktu Bekerja sama dengan semua anggota kelompok Bekerja sama dengan beberapa anggota kelompok Individual/tidak mau bekerja sama dengan anggota kelompok
3 1 5
2
Tanggung jawab
Menjawab pertanyaan pada LKS
3 1
5 3
Bekerjasama
Bekerjasama dalam kelompok (4-5 orang)
Skor yang diperoleh adalah
3 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑛
× 100
128
Psikomotorik
No
1
Aspek Penilaian
Menyiapkan alat dan bahan percobaan
Skor
Keterangan
5
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan tanpa bantuan guru Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan dengan bantuan guru Tidak menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan Melaksanakan percobaan sesuai prosedur dalam LKS dengan mandiri Melaksanakan percobaan sesuai prosedur dalam LKS dengan bantuan guru Tidak melaksanakan percobaan sesuai prosedur dalam LKS Mengacungkan tangan > 1 kali Mengacungkan tangan 1 kali Tidak pernah mengacungkan tangan sama sekali
3 1 5
2
Melakukan percobaan
3 1
3
Mengacungkan tangan
Skor yang diperoleh adalah
5 3 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑛
× 100
129
Aktivitas Belajar
No
1
Aktivitas
Melihat
Aspek yang dinilai
Mengamati percobaan
Skor
Keterangan
5
Melakukan pengamatan dengan serius, tidak bercanda dengan teman Melakukan pengamatan tetapi sering bercanda dengan teman Tidak melakukan pengamatan sama sekali Mendengarkan penjelasan dari guru dengan serius dan tidak bercanda dengan teman Mendengarkan penjelasan dari guru tetapi sering bercanda dengan teman Tidak mendengarkan penjelasan guru sama sekali Menuliskan hasil percobaan dengan lengkap Menuliskan hasil percobaan tetapi masih kurang lengkap Tidak menuliskan hasil percobaan Mengajukan pertanyaan /menjawab /berpendapat/ menanggapi > 1 kali Mengajukan pertanyaan/menjawab/ berpendapat/ menanggapi 1 kali Tidak mengajukan pertanyaan/ menjawab/berpendapat/ menanggapi
3 1 5
2
Mendengarkan
Mendengarkan penjelasan dari guru
3 1 5
3
Menulis
Menuliskan hasil percobaan
3 1 5
4
Mengucap
Bertanya/menjawab/ /berpendapat /menanggapi
Skor yang diperoleh adalah
3 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑛
× 100
130
Lampiran 21
Surat Keterangan Penelitian
131
Lampiran 22
Surat Keterangan Dosen Pembimbing
132
Lampiran 23
Dokumentasi Penelitian
133
Lampiran 24
Contoh Hasil Karya Siswa
134
135