PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Skripsi Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Nama
: Awaludin Ahmad
NIM
: 5201409057
Program Studi
: Pendidikan Teknik Mesin S1
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
ABSTRAK
Awaludin Ahmad. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pengapian Konvensional. Skripsi. Pendidikan Teknik Mesin. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Kata kunci: model, STAD, siswa, hasil belajar, sistem pengapian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimanakah desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (3) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri atas dua siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil siklus pertama menunjukkan bahwa proses pembelajaran kooperatif tipe STAD masih belum maksimal antara lain: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang (b) siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi kelompok (c) rata-rata hasil belajar siswa belum memenuhi KKM 75. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II sudah sangat baik yaitu: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah meningkat menjadi dari 52,5% menjadi 88% (b) siswa sudah mulai terfokus dengan kegiatan diskusi kelompok yaitu menjadi dari 25,9% menjadi 86,1% (c) rata-rata hasil belajar siswa telah memenuhi KKM dari 69,97 menjadi 81,05. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada materi sistem pengapian konvensional sehingga setelah penelitian ini sebaiknya guru dapat menerapkan model pembelajaran tersebut.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Awaludin Ahmad NIM : 5201409057 Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin Judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pengapian Konvensional Telah dipertahankan di depan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, S1, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Panitia Ujian, Ketua
: Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd (........................) NIP. 196209131991021001
Sekretaris
: Wahyudi, S.Pd, M.Eng NIP. 198003192005011001
Pembimbing I
Dewan Penguji, : Dr. Dwi Widjanarko, MT NIP. 196901061994031003
(........................)
(........................)
Pembimbing II
: Hadromi, S.Pd, MT NIP. 196908071994031004
(........................)
Penguji Utama
: Drs. Abdurrahman, MPd NIP. 196009031985031002
(........................)
Penguji pendamping I : Dr. Dwi Widjanarko, MT NIP. 196901061994031003
(........................)
Penguji pendamping II : Hadromi, S.Pd, MT NIP. 196908071994031004
(........................)
Ditetapkan di Semarang Tanggal : Mengesahkan, Dekan Fakultas Teknik
Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd NIP. 196602151991021001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pengapian Konvensional” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang,
Awaludin Ahmad NIM. 5201409057
iv
2013
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO 1. Selalu berusaha, berdoa dan terus bersyukur adalah kunci sukses dunia akhirat. 2. Kendalikan dirimu dan nikmati suksesmu. PERSEMBAHAN 1. Ibu dan Bapak Tercinta 2. Adik-adiku Tersayang 3. Teman-teman PTM „09 4. Teman-teman HIMRO TM&CRC 5. Teman-teman kos H2O Patemon 6. Semua pihak yang telah membantu dan meluangkan waktu sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pengapian Konvensional”. Berkat bimbingan, dorongan serta arahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.
2.
Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini.
3.
Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd, Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakkultas Tenik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
vi
4.
Dr. Dwi Widjanarko, M.T, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini. waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Hadromi, S.Pd, MT, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
6.
Drs. Abdurrahman, M.Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan waktu, kritik dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.
Semarang,
Awaludin Ahmad
vii
2013
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii PENGESAHAN ............................................................................................... iii ABSTRAK ....................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 5 1. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5 2. Rumusan Masalah .......................................................................... 6 C. Penegasan Istilah .................................................................................. 6 D. Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 7 1. Tujuan ............................................................................................ 7 2. Manfaat .......................................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9 A. Landasan Teori ..................................................................................... 9 1. Hakikat Belajar............................................................................... 9 2. Hasil Belajar ................................................................................... 9 3. Pembelajaran Kooperatif ................................................................ 10 4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ............................................................................ 10 5. Sistem Pengapian Konvensional .................................................... 12 6. Kelas X SMK Negeri 4 Semarang ................................................. 19 B. Kerangka Berfikir................................................................................. 19 BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 22
viii
A. B. C. D.
Subjek Penelitian.................................................................................. 22 Desain Penelitian .................................................................................. 22 Variabel Penelitian ............................................................................... 27 Pengumpulan Data ............................................................................... 28 1. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 28 2. Instrumen Penelitian....................................................................... 28 3. Uji Coba Instrumen Penelitian ....................................................... 30 E. Analisis Data ........................................................................................ 34 1. Data Hasil Tes ................................................................................ 34 2. Data Hasil Observasi ...................................................................... 35 3. Indikator Keberhasilan ................................................................... 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 36 A. Pra Penelitian ....................................................................................... 36 B. Hasil Penelitian .................................................................................... 37 1. Desain Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .................... 37 2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............... 39 3. Data Hasil Belajar Siswa ada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ..................................................................................... 52 C. Pembahasan .......................................................................................... 58 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 70 A. Simpulan............................................................................................... 70 B. Saran ..................................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72 LAMPIRAN ..................................................................................................... 74
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Jadwal penelitian tindakan kelas .......................................................... 36 2. Ringkasan permasalahan dalam penelitian siklus I.............................. 45 3. Ringkasan refleksi silus II .................................................................... 52 4. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I ........ 53 5. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I ......................................................................................... 54 6. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II....... 56 7. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II ........................................................................................ 57
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Sistem pengapian batere....................................................................... 12 2. Bagian-bagian dari baterai ................................................................... 13 3. Penampang dan hubungan ignition coil ............................................... 14 4. Konstruksi breaker point dan nok (camlobe) ...................................... 15 5. Konstruksi kondensor .......................................................................... 15 6. Konstruksi governor advancer ............................................................. 16 7. Konstruksi vacum advancer ................................................................. 16 8. Bagian-bagian busi ............................................................................... 17 9. Komponen-komponen sistem pengapian baterai ................................. 18 10. Kerangka berfikir ................................................................................. 20 11. Diagram alur penelitian ........................................................................ 24 12. Desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD ............................. 37 13. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD ................................... 39 14. Peningkatan rata-rata hasil tes siklus I dan siklus II ............................ 62 15. Peningkatan ketuntasan belajar siklus I dan siklus II .......................... 63 16. Peningkatan rata-rata hasil tes keseluruhan ......................................... 64 17. Ketuntasan belajar siswa keseluruhan .................................................. 65 18. Peningkatan hasil observasi belajar siklus I dan siklus II .................... 66 19. Rata-rata hasil observasi keseluruhan siklus I dan siklus II ................. 67
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Daftar siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang ....................... 74 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian ......................... 75 3. Kisi-kisi instrumen soal uji coba sistem pengapian konvensional ....... 79 4. Soal tes ujicoba instrumen ................................................................... 80 5. Tabel analisis soal instrumen ............................................................... 87 6. Perhitungan validitas soal instrumen ................................................... 88 7. Perhitungan realibilitas soal instrumen ................................................ 89 8. Perhitungan tingkat kesukaran soal instrumen ..................................... 90 9. Kisi-kisi instrumen soal siklus I ........................................................... 91 10. Soal siklus I .......................................................................................... 92 11. Kisi-kisi instrumen soal siklus II ......................................................... 98 12. Soal siklus II......................................................................................... 99 13. Lembar observasi penelitian siklus I dan siklus II ............................... 105 14. Daftar nilai kemampuan awal siswa .................................................... 106 15. Daftar nilai siklus I ............................................................................... 107 16. Daftar nilai siklus II ............................................................................. 108 17. Hasil observasi siklus I ........................................................................ 109 18. Hasil observasi siklus II ....................................................................... 110 19. Foto dokumentasi penelitian di SMK Negeri 4 Semarang .................. 111 20. Surat-surat penelitian ........................................................................... 115
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia telah banyak disadari oleh berbagai pihak, terutama oleh para pemerhati pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta menyempurnakan kurikulum yang menekankan pada pengembangan aspek-aspek yang bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan datang. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan kejuruan tingkat menengah atas yang disediakan pemerintah dalam rangka menyiapkan tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan instruksional pendidikan menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan menjadi tenaga profesional yang memiliki keterampilan yang memadai, produktif, kreatif dan mampu berwirausaha. Untuk itu perlu kiranya siswa SMK dibekali dengan kemampuan dasar dan keterampilan teknik yang memadai.
1
2
Namun dalam kenyataannya proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah khususnya SMK saat ini masih belum seluruhnya berpusat pada siswa. Hal ini terbukti dengan masih seringnya digunakan model ceramah atau konvensional yang hampir pada semua mata pelajaran yang termasuk mata pelajaran kelistrikan otomotif. Padahal tidak semua materi kelistrikan otomotif harus diajarkan dengan model ceramah atau konvensional. Kenyataan pengajaran yang seperti ini menunjukkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok sangatlah penting. Untuk itu salah satu model yang dapat mengarahkan kepada siswa untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini didasarkan atas pandangan konstruktivis yang menyatakan bahwa anak secara aktif membentuk konsep, prinsip dan teori yang disajikan kepadanya. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib (Suyanto, 2009:51). Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe pembelajaran yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, penelitian kelompok (Group Investigation). Dalam penelitian ini dipilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai objek model pembelajaran. Alasan dipilih pembahasan pembelajaran kooperatif tipe STAD karena
3
model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Selain itu, dapat digunakan untuk memberikan pemahaman materi yang sulit kepada siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran kelistrikan otomotif diharapkan dapat tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling berkomunikasi, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan mandiri yang dilakukan pada saat PPL di SMK Negeri 4 Semarang, dapat dikatakan sebagian besar siswa kelas X TKR khususnya dalam mata pelajaran produktif masih terlihat kurang tertarik terhadap materi yang diajarkan oleh gurunya sehingga kecenderungan siswa tersebut untuk berbicara sendiri dengan teman sebelahnya dan tidak memperhatikan apa yang sedang dijelaskan oleh gurunya, tetapi juga ada sebagian siswa yang benar-benar memperhatikan dan sering mengajukan pertanyaan kepada gurunya. Nilai ulangan dari salah satu kelas dengan jumlah 36 siswa, yang sudah memenuhi standar kelulusan baru 22 siswa, sedangkan 14 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,00 serta presentase kelulusannya hanya 55,27%. Keadaan ini masih jauh
4
standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 75 untuk rata-rata kelas dan 75% untuk presentase kelulusan kelas. Kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 4 Semarang sudah cukup baik, tetapi masih diperlukan suatu metode baru sehingga guru tidak terlalu cenderung menggunakan pembelajaran konvensional. Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara aktif khususnya dalam mata pelajaran kelistrikan otomotif, maka diperlukan variasi dan kreativitas dalam model pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran kelistrikan otomotif yang dalam penerapannya di dalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling komunikatif, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran kelistrikan otomotif. Dalam Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Decentralized Basic Education 3 menyebutkan bahwa: Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mampu mengatasi kelemahan pembelajaran kelompok yang selama ini digunakan. Dalam pembelajaran ini, jumlah anggota dalam kelompok diupayakan kecil dan posisi duduk mereka saat bekerja diupayakan saling berhadap-hadapan sehingga interaksi siswa di dalam kelompok menjadi lebih intensif. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran ini memungkinkan munculnya aktivitas positif siswa dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang makin meningkat
5
dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa (Nurfaidah dkk, 2011:34). Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD jika dibandingkan dengan tipe model pembelajaran kooperatif lainnya apabila dikaitkan dengan jurusan dan mata pelajaran yang diteliti yaitu jurusan TKR dan mata pelajaran kelistrikan otomotif merupakan alternatif terbaik serta memiliki potensi keberhasilan yang cukup besar baik karena faktor kesederhanaan dan kemudahan dalam praktiknya. Hal ini yang mendorong untuk dipilihnya pembelajaran kooperatif tipe STAD di dalam melakukan penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).
B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi : a) Materi kegiatan pembelajaran yang diteliti terbatas pada satu pokok bahasan, yaitu sistem pengapian konvensional, karena sebelumnya telah di sepakati dengan guru pengampu mata pelajaran kelistrikan otomotif. b) Model pembelajaran
yang digunakan adalah pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD),
6
karena merupakan model pembelajaran kooperatif yang cukup mudah untuk diterapkan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka timbul permasalahan yaitu : a. Bagaimana desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada sistem pengapian konvensional? b. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMK Negeri 4 Semarang? c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
C. Penegasan Istilah Untuk menghindari salah pengertian dalam pemakaian istilahistilah yang berkaiatan dengan judul skripsi ini, maka perlu adanya penegasan istilah-istilah yang digunakan. Adapun istilah-istilah yang perlu diberi penegasan adalah: 1. Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok
untuk
bekerja
sama
saling
membantu
mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri (Suyanto, 2009:51). 2. STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah metode pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campuran
7
yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku (Suyanto, 2009:52). 3. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik (Rifa‟i dan Anni, 2010:85). 4. Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar udara dibakar sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah, pada mobil pada umumnya digunakan sistem pengapian dengan baterai (Daryanto, 1991:107).
D. Tujuan Dan Manfaat 1. Tujuan Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: a. Mengetahui desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada sistem pengapian konvensional. b. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMK Negeri 4 Semarang. c. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
8
2. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi pendidik, peserta didik, penulis, dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan, adapun manfaatnya adalah: a. Bagi Guru Mata pelajaran kelistrikan otomotif Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan kepada guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah yang lebih bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. b. Bagi Siswa SMK Negeri 4 Semarang Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa agar tercipta kebiasaan-kebiasaan positif seperti kebiasaan bekerja sama dalam kelompok,
aktif dalam kegiatan
belajar mengajar,
bersosialisasi, mengemukakan pendapat, dan sebagainya. c. Bagi Peneliti Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi peneliti karena peneliti akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam model pembelajaran kooperatif dan sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga pendidik di masa yang akan datang.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, oleh karena itu belajar merupakan suatu proses untuk mendapatkan hasil perubahan pada diri sendiri. Menurut Rifa‟i dan Anni (2010:82), belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencangkup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. 2. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspekaspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik (Rifa‟i dan Anni, 2010:85). Menurut Hamalik (2004:36), menerangkan proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan
membimbing mereka.
Dengan demikian untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik tidak hanya dipengaruhi oleh aspek-aspekdari sekolah, pola,
9
10
struktur dan kurikulum saja, tetapi seorang guru atau pembimbing harus memiliki kompetensi yang baik pula. 3. Pembelajaran Kooperatif
a. b. c. d. e. f.
Suyanto (2009:51), Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompakpartisifatif), tiap anggota kelompok terdiri atas 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa. Menyampaikan informasi. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Membimbing kelompok belajar dan bekerja. Evaluasi. Memberikan penghargaan. Metode pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda.
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Menurut Slavin (2005:143), STAD merupakan salah satu metode pembelajaran
kooperatif
yang paling sederhana, dan
merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Menurut Suyanto (2009:52), ciri-ciri pembelajaran tipe STAD, yaitu kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri 4-5 anggota yang heterogen, dan belajar dengan metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah berikut : a. Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam kelompok. b. Membuat kelompok heterogen (4 -5 orang).
11
c. Mendiskusikan bahan belajar-LKS-Modul secara kolaboratif. d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. e. Mengadakan kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok. f. Mengumumkan rekor tim dan individual. g. Memberikan penghargaan. Secara ringkas sintak pembelajaran tipe STAD, yaitu : (1) mengajar, (2) belajar dalam tim, (3) tes, dan (4) penghargaan tim. Dalam Jurnal Guru Membangun menyebutkan bahwa : Kebaikan model STAD 1. Siswa dapat belajar dari siswa lainnya yang telah mengerti, sehingga rasa malu untuk bertanya terhadap materi yang belum dimengerti siswa dapat berkurang. 2. Siswa dapat saling aktif dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. 3. Siswa menjadi harus merasa siap, karena akan mendapatkan tes secara acak oleh guru bidang studi. 4. Di dalam penelitian, guru dapat melihat kemampuan dari masing-masing individu siswa terhadap pemahaman materi. Kelemahan model STAD 1. Bagi siswa yang belum dapat bekerja sama dengan kelompoknya dan tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, maka siswa tersebut akan tertinggal dari siswa yang lainnya. 2. Apabila di dalam kelompok tersebut tidak terdapat siswa yang mengerti akan soal atau materi yang telah diberikan oleh guru, maka seluruh anggota kelompok tersebut akan mendapat kesulitan dalam memecahkan masalah. 3. Di dalam penggunaan pembelajaran kooperatif model STAD ini akan menggunakan waktu yang lama, karena dalam model ini siswa diminta untuk membentuk kelompok, menata ruang kelas, dan guru juga harus membimbing semua kelompok yang terdapat di dalam kelas tersebut (Zulhartati, 2011:7).
12
5. Sistem Pengapian Konvensional a. Fungsi Sistem Pengapian Sistem pengapian ini hanya terdapat pada mesin/motor bensin saja, berfungsi untuk menghasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar udara dibakar sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah, pada mobil pada umumnya digunakan sistem pengapian dengan baterai (Daryanto, 1991:107). Sistem pengapian konvensional tidak hanya terdapat pada mesin/motor yang berbahan bakar bensin saja, tetapi dalam perkembangannya sistem pengapian konvensional juga terdapat pada mesin/motor yang berbahan bakar gas. Suratman (2001:101), sistem pengapian pada mesin bensin berfungsi membakar campuran udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasilkan daya mekanik akibat pembakaran tersebut. Berikut gambar 1. menunjukkan sistem pengapian konvensional.
Gambar 1. Sistem pengapian batere (Suratman,2001:102)
13
b. Komponen-komponen sistem pengapian 1. Baterai Sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah (12V) untuk coil. Berikut gambar 2. menunjukkan bagian-bagian dari baterai.
Gambar 2. Bagian-bagian dari baterai (Daryanto, 1991:121) 2. Kunci kontak Pada
sistem
pengapian,
kunci
kontak
berfungsi
menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari baterai ke ignition coil. 3. Ignition Coil Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10.000-20.000
14
volt) yang diperlukan untuk pengapian. Berikut gambar 3. menunjukkan penampang dan hubungan ignition coil.
Gambar 3. Penampang dan hubungan ignition coil (Suratman, 2001:104) 4. Distributor Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan arus yang bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi-busi yang terdapat pada setiap silinder. Bagian distributor adalah sebagai berikut. a. Breaker point, berfungsi memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil. b. Nok (comlobe), berfungsi mengungkit breaker point agar dapat memutus dan menghubungkan arus listrik pada
15
kumparan primer coil. Berikut gambar 4. menunjukkan konstruksi breaker point dan nok (camlobe).
Gambar 4. Konstruksi breaker point dan nok (camlobe) (Suratman, 2001:105) c. Kondensor, berfungsi menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada breaker point. Berikut gambar 5. menunjukkan konstruksi kondensor.
Gambar 5. Konstruksi kondensor (Suratman, 2001:105) d. Tutup distributor dan rotor, berfungsi membagi-bagikan arus tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder.
16
e. Governor advancer, berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Berikut gambar 6. menunjukkan konstruksi governor advancer.
Gambar 6. Konstruksi governor advancer (Suratman, 2001:106) f. Vacum
advancer,
berfungsi
memundurkan
atau
memajukan saat pengapian ketika beban mesin bertambah atau berkurang. Berikut gambar 7. menunjukkan konstruksi Vacum advancer.
Gambar 7. Konstruksi vacum advancer (Suratman, 2001:106)
17
5. Busi Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua elektrodanya untuk membakar campuran gas pada ruang bakar. Berikut gambar 8. menunjukkan bagian-bagian busi.
Gambar 8. Bagian-bagian busi (Suratman, 2001:107) c. Cara Kerja Sistem Pengapian 1. Saat platina tertutup Pada saat kunci kontak posisi on dan platina masih pada posisi menutup, arus mengalir dari terminal positif baterai kemudian menuju terminal B kunci kontak kemudian terminal IG kunci kontak dan diteruskan ke terminal positif koil kumparan primer dan diteruskan keterminal negatif koil kemudian menuju platina dan ke massa, sehingga menyebabkan terjadinya kemagnetan pada koil pengapian.
18
2. Saat platina terbuka Pada saat kunci kontak pada posisi start kemudian nok distributor berputar menekan tumit platina sehingga platina membuka dan akibatnya arus primer yang mengalir terputus sehingga kemagnetan di koil pengapian hilang. Hilangnya kemagnetan menyebabkan terjadinya induksi tegangan tinggi di kumparan primer dan sekunder koil. Induksi kumparan primer kurang lebih 300-400 volt diserap oleh kondensor, sedangkan induksi kumparan sekunder kurang lebih 10.000-15.000 volt dialirkan ke kabel tegangan tinggi kemudian menuju rotor dan kabel busi kemudian ke busi dan menuju massa, sehingga terjadi percikan bunga api di busi.
Gambar 9. Komponen-komponen sistem pengapian batere
19
6. Kelas X TKR SMK Negeri 4 Semarang Yang dimaksud kelas X TKR disini adalah mereka yang menempuh pendidikan jenjang tingkat X, sebagaimana tercatat pada buku induk siswa program keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Semarang. Sedangkan SMK Negeri 4 Semarang adalah lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang telah berstandar ISO dan merupakan SMK RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang beralamatkan di Jalan Pandanaran II/7 Semarang.
B. Kerangka Berfikir Model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah secara bersama. Selain itu pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran kelistrikan otomotif. Siswa secara individu dapat membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk memahami materi kelistrikan otomotif, sehingga akan mengurangi dan menghilangkan rasa cemas terhadap materi tersebut yang dialami banyak siswa. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan ide, siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
20
pengetahuan dan kemampuan dalam kelompoknya. Ketika siswa melakukan kegiatan diskusi dengan kelompoknya, maka dengan sendirinya akan mendorong potensi siswa untuk melakukan kegiatan yang mengasah kemampuan tentang materi yang diberikan kepada siswa ke tingkat berpikir yang lebih tinggi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat. Untuk mempermudah keterangan dari pemikiran pada kerangka berfikir, maka digambarkan dengan model skema dibawah ini.
Masalah di sekolah : 1. Pembelajaran berpusat pada guru 2. Rata-rata hasil belajar belum mencapai KKM 75
Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mampu memecahkan masalah
Teknik STAD : 1. Mengajar 2. Belajar dalam tim 3. Tes evaluasi 4. Pemberian nilai
Hasil belajar siswa meningkat
Gambar 10. Kerangka berfikir Gambar tersebut menjelaskan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dimana dari permasalahan yang di dapat dari sekolah, kemudian di ambil pemecahan masalahnya yang berupa
21
perbaikan model pembelajaran dari pembelajaran yang dulunya berpusat pada guru kemudian di ubah dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk proses STAD diantaranya adalah guru memberikan materi pembelajaran
secara
singkat,
kemudian
siswa
diarahkan
untuk
berkelompok dan saling berdiskusi dengan temanya dan akan membangun pemikiranya sendiri. Pemikiran yang timbul dari diri sendiri akan lebih berkesan dan mudah diingat dibandingkan yang didapat dari orang lain. Kemudian pemikiran Siswa diperjelas dengan berdiskusi dengan guru. Oleh karena itu terjadi peningkatan pemahaman pada diri siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKR 1 yang berjumlah 36 siswa di SMK Negeri 4 Semarang. Pengambilan kelas X TKR 1 sebagai subjek dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan kesepakatan dengan guru kelas yang telah dirundingkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian di kelas tersebut.
B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas X TKR SMK Negeri 4 Semarang, artinya dilakukan kerja sama dengan guru kelas X TKR SMK Negeri 4 Semarang. Penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2010:135). Pada tahap awal dilakukan diskusi dengan guru tentang permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Rencana tindakan yang telah disusun bersama kemudian dipraktikkan oleh guru
22
23
saat melakukan pembelajaran dikelas. Pada saat guru melakukan pembelajaran, dilakukan pencatatan segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran yang berhubungan dengan materi pengapian konvensional pada mobil. Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terdiri dari dua siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai sesuai dengan apa yang telah didesain dalam faktor yang akan diselidiki untuk dapat melihat peningkatan hasil belajar setelah tes. Prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) 2. Pelaksanaan tindakan kelas (Action) 3. Pengamatan (Observation) 4. Refleksi (Reflection)
24
Mulai
Membuat instrumen tes
Membuat instrumen non tes
Uji coba instrumen tes
Pembagian kelompok
Tidak
Menyusun RPP
Perencanaan
Ya Valid
Perencanaan ulang
Menyampaikan Materi
Menyampaikan Materi
Mengarahkan siswa kedalam kelompok
Mengarahkan siswa kedalam kelompok Observasi/ pengamatan Diskusi kelompok
Diskusi kelompok
Tindakan
Tindakan Tes evaluasi
Tes evaluasi
Memberikan Skor/Nilai
Memberikan Skor/Nilai Refleksi
Refleksi
Analisis pada siklus II
Analisis pada siklus I
Tidak KKM ≥ 75
KKM ≥ 75
Ya
Ya
Tidak
Kesimpulan Siklus I
Siklus II
Gambar 11.Selesai Diagram alur penelitian
Siklus berikutnya
25
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang akan diuraikan sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan (planning) Perencanaan
yang
dilakukan
adalah
merencanakan
persiapan pembelajaran sistem pengapian konvensional dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, diantaranya (1) berkoordinasi dengan guru kelas X SMK Negeri 4 Semarang tentang penelitian yang akan dilakukan, (2) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem pengapian dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (3) membuat instrumen penilaian, yang terdiri dari instrumen tes yang berupa soal pilihan ganda dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi (4) pembagian kelompok belajar secara heterogen yang terdiri dari 4-5 orang peserta didik. b. Tindakan (action) Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan
rencana
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) sesuai dengan
yang telah
direncanakan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar
sesuai
pembelajaran
dengan
kelistrikan
RPP
yang
otomotif
sudah
dibuat,
menggunakan
yaitu model
pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada
26
materi sistem pengapian konvensional. Yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1. Guru menyampaikan materi pengapian konvensional secara singkat. 2. Guru mengarahkan siswa kedalam kelompok yang telah ditentukan. 3. Guru
mengarahkan
siswa
dalam
kelompoknya
untuk
melakaukan diskusi kelompok dengan topik yang telah ditentukan. 4. Guru melaksanakan tes evaluasi dari materi yang telah diajarkan kepada siswa. c. Pengamatan (Observation) Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu saat guru menyampaikan materi sistem pengapian konvensional hingga pelaksanaan tes evaluasi dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa. d. Refleksi (reflection) Sumber data dikumpulkan adalah berupa hasil tes dan observasi pada siklus I ini selanjutnya dianalisis. Data-data yang diperoleh selanjutnya dikumpulkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
27
Selanjutnya hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk kegiatan pembelajaran tahap II. 2. Siklus II Pelaksanaan siklus II ini didasari dari hasil refleksi pada siklus I. Masalah-masalah yang timbul pada siklus I ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya dengan harapan tidak terulang pada siklus II nantinya. Apabila hasil refleksi pada siklus II menunjukkan belum tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan dilanjutkan, dan sebaliknya apabila refleksi pada siklus II telah menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan dihentikan.
C. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya untuk tiap objek bervariasi dapat diamati atau dibilang, atau diukur (Sukestiyarno dan Wardono, 2009:4). Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu : 1. Variabel Bebas Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
28
2. Variabel Terikat Variabel terikat yaitu varibel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam materi sistem pengapian konvensional pada kelas X TKR di SMK Negeri 4 Semarang.
D. Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi, dimana dilakukan observasi tentang jalannya pengelolaan kelas dan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh guru. Selanjutnya dengan metode tes berupa soal pilihan ganda dimana untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). 2. Instrumen Penelitian Instrumen
adalah
alat
bantu
yang
digunakan
dalam
mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 2010:262). Pada penelitian tindakan kelas ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa secara klasikal, sedangkan instrumen non tes berupa lembar-lembar pengamatan siswa dan pengajar saat pembelajaran sedang berlangsung.
29
a. Instrumen Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda. Tes diberikan kepada subjek penelitian sesudah pelaksanaan tindakan kelas. Dalam pembuatan instrumen penelitian ini mengacu kepada indikator soal. Indikator soal ini merupakan pokok bahasan atau materi yang telah disampaikan. Untuk indikator soal yang digunakan adalah : 1. Prinsip kerja sistem pengapian. 2. Komponen-komponen sistem pengapian dan fungsinya. 3. Mengidentifikasi gangguan sistem pengapian. b. Instrumen Nontes Pengumpulan data dengan instrumen nontes menggunakan metode observasi, karena dalam penelitian ini observasi mampu mendiskripsikan tentang banyak hal, diantaranya tentang penilaian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Indikator yang digunakan dalam penilaian siswa ini adalah : 1. Proses STAD 2. Keaktifan siswa 3. Perhatian siswa 4. Kedisiplinan siswa 5. Penugasan 6. Tolak ukur keberhasilan pembelajaran
30
3. Uji Coba Instrumen Penelitian a. Validitas Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211). Rumus untuk menghitung validasi menggunakan korelasi point biserial. Rumus korelasi antara dua variabel, dalam penelitian ini digunakan untuk mencari korelasi antara item dengan seluruh tes atau validasi item. Adapun rumus korelasi point biserial yaitu:
(Arikunto, 2006:283)
Keterangan : = Koefisien korelasi point biserial Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes) Standar deviasi skor total. Proposi subjek yang menjawab betul item tersebut. 1-p
31
Setelah didapat nilai
kemudian disesuaikan dengan
nilai rtabel korelasi product-moment. Apabila
> r
tabel
korelasi product-moment maka soal dikatakan valid, tetapi jika Apabila
< r
tabel
korelasi product-moment maka soal
dikatakan tidak valid. Harga kritik dari r product-moment pada N= 34 adalah 0,339 (Arikunto, 2006:359). Dalam penelitian ini melakukan uji validitas terhadap 35 soal. Dari 35 soal tersebut didapatkan 5 soal diantaranya tidak valid. Dalam hal ini memutuskan untuk membuang/tidak menggunakan soal yang tidak valid tersebut, hal itu dikarenakan pembuatan soal tersebut didasarkan pada indikator kompetensi dasar yang terdiri dari beberapa soal sesuai dengan indikator tersebut. Jadi jika salah satu soal saja yang tidak digunakan pada indikator tersebut, maka masih dapat terwakili oleh soal yang lain. Jadi setelah melakukan uji validitas, dari data diatas mendapatkan 30 soal yang valid dari 35 soal. Soal yang tidak valid tersebut adalah soal no 15, 20, 21, 26, 31. b. Reliabilitas Soal Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan
32
responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto, 2010: 221). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas penelitian dapat menggunakan uji reliabilitas internal dapat ditentukan dengan rumus K-R.21. Rumus ini digunakan untuk tes item yang dibuat sistematikanya menggunakan pilihan ganda dan memberikan harga yang lebih rendah dari rumus K-R 20. Adapun kebaikan KR 21 ialah, bahwa proses perhitungannya relatif lebih sederhana atau lebih mudah, sedangkan kelemahannya ialah, bahwa hasil perhitungannya kurang teliti (Sudijono 2006:253).
(Arikunto, 2010:232) Keterangan : r11 = Reliabilitas Instrumen k
= banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = Skor rata-rata Vt = Varians total
Jika r11 hitung > r tabel product-moment
maka perangkat soal tersebut reliabel dan jika sebaliknya yaitu r11 hitung
< r tabel product-moment maka soal tidak reliabel.
33
Berdasarkan hasil uji realibilitas terhadap instrumen menggunakan rumus tersebut diperoleh hasil sebesar 0,755. Harga kritik dari r product-moment pada N= 34 adalah 0,339 (Arikunto, 2010:402). Karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari nilai r tabel dapat dinyatakan bahwa instrument tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. c. Taraf Kesukaran Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus :
P=
B JS
(Sukestiyarno dan Wardono, 2009:62)
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut. 0 ≤ 0,30
adalah soal sukar,
0,30 ≤ 0,70
adalah soal sedang,
0,70 ≤ 1,00
adalah soal mudah.
34
Dari perhitungan diperoleh butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35 adalah butir soal kategori sedang dan butir soal nomor 26, 31 adalah kategori sukar. Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup (Sudijono, 2006:370).
E. Analisis Data 1. Data Hasil Tes Data hasil belajar siswa meliputi hasil tes siklus 1 dan siklus berikutnya. Hasil tes ditentukan berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat, kemudian dihitung nilai rata-rata dari masing-masing tes. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata hasil tes pada tiap siklus dengan rumus: (Sudjana, 2005:70) Keterangan : X 2= Mean atau nilai rata-rata
fi = Frekuensi kelas xi = tanda kelas interval
35
2. Data Hasil Observasi Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dirasakan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). 3. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan sebagai berikut: a. Nilai
rata-rata
kelas
dalam
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ≥75,00 dari tes. b. Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) 75% (siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar) dari lembar observasi. c. Apabila 75% dari jumlah siswa berkategori tuntas belajar (sudah mencapai KKM) dari hasil tes.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Penelitian Berdasarkan kesepakatan dengan guru mata pelajaran kelistrikan otomotif, pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan selama dua siklus dan apabila hasil penelitian sudah mencapai indikator keberhasilan maka siklus dihentikan. Materi yang dipelajari adalah sistem sistem pengapian konvensional. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Mei 2013, sedangkan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 Mei 2013. Dalam hal ini juga disepakati bahwa saat penelitian guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran tipe STAD dan nantinya dilakukan juga pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa dalam penelitian ini dengan lembar observasi. Adapun jadwal penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Jadwal penelitian tindakan kelas Siklus I II
Hari Senin Senin
Tanggal 20 Mei 2013 27 Mei 2013
36
Jam 08.30-13.00 08.30-13.00
Keterangan Jam ke 2-8 Jam ke 2-8
37
B. Hasil Penelitian 1. Desain Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berdasarkan pada landasaan teori pada BAB II maka langkahlangkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan dalam penelitian ini memperoleh hasil pada gambar 12 sebagai berikut.
Guru menyampaikan materi sistem pengapian konvensional
Guru mengarahkan siswa kedalam kelompok
Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi kelompok
Guru mengadakan tes evaluasi sistem sistem pengapian konvensional Guru memberikan nilai dari hasil tes sistem sistem pengapian konvensional Gambar 12. Desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD Gambar diatas menunjukkan desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang yang diterapkan dalam penelitian ini yang terdiri dari : 1) guru menyampaikan materi pembelajaran sistem pengapian konvensional kels X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
38
secara singkat. 2) setelah guru menyampaikan materi, kemudian guru mengarahkan siswa kedalam kelompok, yang terdiri dari 9 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. 3) setelah dilakukan pembagian kelompok, masing masing kelompok diberikan persoalan yang berupa materi sistem pengapian konvensional yang terdiri dari pengertian, komponen dan cara kerja sistem sistem pengapian konvensional dan diwajibkan setiap kelompok bertanggung jawab kepada setiap anggota kelompok untuk bisa menguasai dan mengerti materi yang di diskusikan masing-masing kelompok. 4) guru mengadakan evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan dan disini dilakukan tes yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal. 5) guru memberikan nilai dari hasil tes yang telah dilakukan pada pertemuan berikutnya. Desain pembelajaran kooperatif tipe STAD cukup mudah diterapkan dan dapat melatih siswa untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok. Hal ini sejalan dengan penelitian kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh Nugroho dkk, (2009:112) dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 yang penelitiannya menyebutkan bahwa: Kelebihan penerapan metode kooperatif tipe STAD berorientasi keterampilan proses adalah siswa berusaha mencari pengetahuannya sendiri dengan keterampilan proses yang dimiliki dan melatih siswa melaksanakan praktikum sehingga siswa mampu bekerja dan berdiskusi kelompok serta belajar merumuskan pengetahuan yang diperoleh sehingga pembelajaran terpusat pada siswa.
39
2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Masing-masing siklus dalam penelitian ini menghasilkan data yang berupa hasil belajar siswa dan tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat dilihat pada gambar 13 sebagai berikut.
Mulai Perencanaan I Tindakan I Refleksi I
Observasi I Siklus I
Perencanaan II Tindakan II Refleksi II
Observasi II Siklus II
Selesai Gambar 13. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD Dari gambar diatas dapat diuraikan penjelasan setiap siklusnya sebagai berikut.
40
a. Siklus I 1) Perencanaan siklus I Perencanaan dalam penelitian ini yang dilakukan adalah a) berkoordinasi dengan guru kelas X SMK Negeri 4 Semarang tentang penelitian yang akan dilakukan, b) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem sistem pengapian konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, c) membuat instrumen penilaian, yang terdiri dari instrumen tes yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya proses STAD, keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan dan tolak ukur keberhasilan pembelajaran , d) pembagian kelompok belajar secara heterogen yang terdiri dari 9 kelompok yang terdiri dari 4 siswa pada masing-masing kelompok. 2) Tindakan dan observasi siklus I Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan observasi terhadap siswa selama siswa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan
lembar
observasi.
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran dalam penelitian ini menggunakana model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 1)
41
penyampaian materi sistem pengapian konvensional oleh guru mata pelajaran kelistrikan otomotif kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang secara singkat, 2) mengarahkan siswa kedalam
kelompok
yang
telah
ditetapkan
pada
tahap
perencanaan sebelumnya, 3) mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok terhadap materi sistem sistem pengapian konvensional, 4) mengadakan tes evaluasi setelah kegiatan diskusi kelompok yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal dan siswa dilarang membuka buku atau catatan serta tidak boleh saling mencontek untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah di diskusikan, 5) guru menutup kegiatan pembelajaran pada siklus I. Setelah kegiatan belajar siklus I selesai maka diperoleh hasil dari tes dan hasil dari observasi siswa. Adapun rata-rata hasil tes pada materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang secara umum adalah 69,97 dan ketuntasan belajar disini diperoleh 30,55% dari seluruh siswa yaitu 11 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Sedangkan pada hasil tes terdahulu pada materi sistem pengapian konvensional didapatkan hasil tes rata-rata siswa adalah 67,7 dan ketuntasan belajar siswa diperoleh 27,77% dari seluruh siswa yaitu 10 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar yang
42
diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar belum memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan pada materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dan didapat hasil rata-rata kegiatan observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan kepada siswa sebesar 52,5%, hasil ini masih kurang seperti yang diharapkan untuk memenuhi indikator keberhasilan pada tingkat keaktifan siswa dengan presentase standar 75%. Kurang maksimalnya nilai tes dan aktifitas pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I ini kemungkinan disebabkan faktor keaktifan siswa yang masih banyak kekurangan, selain itu siswa belum sepenuhnya bisa menerima model pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan model pembelajaran tipe STAD. 3) Refleksi siklus I Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem sistem pengapian konvensional belum memuaskan, baik dari segi tes maupun non tes. Hasil rata-rata belajar pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
43
mencapai 69,97. Hasil ini belum baik, karena masih belum memenuhi KKM. Sedangkan untuk ketuntasan belajar masih 30,55% yaitu sebanyak 11 siswa yang sudah tuntas dari 36 siswa. Hasil non tes yang berupa lembar observasi diperoleh hasil rata-rata proses pembelajaran kooperatif tipe STAD 52,5%. Selain itu masih banyak permasalahan yang didapat saat proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang, diantaranya sebagai berikut. a) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD masih kurang dan masih banyak siswa yang belum bisa menyesuaikan diri dengan kegiatan pembelajaran tersebut. Sehingga guru perlu memberikan gambaran lagi mengenai pembelajaran dengan model ini dan diupayakan memberikan pertanyaan yang lebih menarik sehingga nantinya diharapkan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. b) Perhatian siswa kepada guru saat memberikan penjelasan tentang materi yang diberikan masih kurang diperhatikan, sehingga siswa menjadi kurang paham tentang materi yang
44
disampaikan oleh guru. Disamping itu masih banyak siswa yang belum bisa terfokus untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok mengenai materi sistem pengapian konvensional. Dalam hal ini pada siklus berikutnya guru berusaha memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa agar dari masing-masing siswa siap untuk menjawab apabila nantinya diberikan pertanyaan oleh guru. Selain itu pula guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan mana yang siswa masih kurang paham. Sehingga nanti pada saat dilakukan kegiatan diskusi kelompok siswa tiap kelompok bisa lebih terfokus pada materi yang sedang di diskusikan. c) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang berupa KKM yang belum mencapai standar yaitu 75, dimana terdapat banyak sekali kekurangan dalam hal ini siswa masih banyak yang kurang memahami materi yang telah diajarkan, pada saat guru bertanya kepada siswa dan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tersebut. Selain itu juga siswa yang mau bertanya kepada guru masih sedikit sekali. Dengan demikian guru harus bisa lebih terbuka, tidak membatasi diri atau akrab dengan siswa serta pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang mau bertanya yang hadiah tersebut berupa penambahan nilai.
45
Hal yang terpenting pada pembelajaran kooperatif tipe STAD disini adalah proses diskusi siswa pada tiap-tiap kelompok yang masih banyak kekurangan, dimana hanya sebagian kecil siswa yang mau atau melakukan kegiatan diskusi kelompok. Hali ini dapat dilihat dari masih banyakknya siswa yang sering berbicara sendiri atau sering mengganggu kelompok lain. Dalam hal ini guru harus sering berkeliling pada setiap kelompok dan memberikan arahan kepada masing-masing kelompok agar dapat melakukan kegiatan diskusi dengan baik. Berikut adalah tabel 2 ringkasan dari permasalahan yang didapat dari refleksi siklus 1. Tabel 2. Ringkasan permasalahan dalam penelitian siklus I No Permasalahan dalam siklus I 1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD masih kurang 2. Siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi kelompok 3. Rata-rata hasil belajar siswa belum memenuhi KKM 75
Berdasarkan ringkasan permasalahan pada tabel 2 diatas
dapat
diketahui
bahwa,
terdapat
beberapa
permasalahan pada siklus I yang nantinya perlu dilakukan perbaikan pada perencanaan siklus II.
46
b. Siklus II 1) Perencanaan II Pada perencanaan siklus II ini hanya dilakukan persiapan seperti halnya siklus I tetapi lebih ditekannya pada upaya yang dilakukan dalam perbaikan dari permasalahan yang didapat pada siklus I dalam proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang, diantaranya sebagai berikut. a. Sebelum guru memberikan materi tentang sistem sistem pengapian konvensional guru memberikan gambaran lagi mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dan guru berupaya
memberikan pertanyaan yang lebih menarik
sehingga nantinya siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Dan guru selalu memberikan motifasi kepada siswa agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini secara lebih maksimal lagi dan siswa menjadi lebih tertarik lagi dengan model pembelajran kooperatif tipe STAD yang diterapkan. b. Dalam siklus ini guru berusaha memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa agar dari masing-masing siswa siap untuk menjawab apabila diberikan pertanyaan oleh guru. Selain itu pula guru memberikan kesempatan kepada
47
siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan mana yang siswa masih kurang paham. Hal ini merupakan upaya agar perhatian siswa bisa lebih terfokus pada materi yang sedang diajarkan. c. Kemudian guru harus lebih terbuka, tidak membatasi diri atau akrab dengan siswa serta pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang mau bertanya yang hadiah tersebut
berupa
penambahan
nilai.
Selain
itu
saat
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses diskusi siswa di tiap-tiap kelompok guru selalu memantau setiap kelompok dan memberikan arahan kepada masing-masing kelompok sehingga setiap siswa dapat melakukan kegiatan diskusi dengan baik. 2) Tindakan dan observasi siklus II Pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan observasi terhadap siswa selama siswa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan lembar observasi seperti halnya siklus I. Tetapi dalam siklus II ini pelaksanaan tindakan lebih ditekankan pada kegiatan yang dalam refleksi siklus I terdapat beberapa kendala, diantaranya adalah : 1) sebelum penyampaian materi sistem pengapian konvensional oleh guru mata pelajaran
48
kelistrikan otomotif kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang guru
kembali
memberikan
gambaran
lagi
mengenai
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang lebih menarik lagi serta lebih memberikan motifasi-motifasi yang dapat membangkitkan gairah belajar siswa sehingga siswa menjadi semangat untuk mengikuti kegiatan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD 2) guru kembali mengarahkan siswa kedalam kelompok yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan sebelumnya, yang terdiri dari 9 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa 3) mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok terhadap materi sistem sistem pengapian konvensional dan guru lebih sering berkeliling untuk mengecek sejauh mana tiap kelompok melakukan kegiatan diskusi serta memberikan arahan-arahan terhadap materi sistem pengapian konvensional yang sedang di diskusikan, dengan demikian setiap siswa dalam kelompok tersebut bertanggung jawab untuk paham dan menguasai materi sistem sistem pengapian konvensional yang sedang di diskusikan, selain itu masing-masing siswa tiap kelompok juga bertanggung jawab atas teman lain dalam kelompoknya untuk saling menjelaskan materi yang kiranya masih kurang dipahami 4) sebelum mengadakan tes evaluasi setelah kegiatan diskusi kelompok
49
yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal guru kembali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi sistem pengapian konvensional dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lagi serta siswa dilarang membuka buku atau catatan dan tidak boleh saling mencontek untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah di diskusikan, kemudian guru berkeliling untuk memastikan siswa sejauh mana mereka mengerjakan soal tersebut. Hal ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjawab soal tes dari siklus I dan diharapkan hasilnya akan lebih baik lagi 5) guru menutup kegiatan pembelajaran pada siklus II dan sedikit mengulas kembali materi sistem pengapian konvensional yang telah dijelaskan tadi, serta memberikan lagi kesempatan bertanya kepada siswa yang masih kurang jelas terhadap materi sistem pengapian konvensional. Setelah kegiatan belajar siklus II selesai maka diperoleh hasil dari tes dan hasil dari observasi siswa. Adapun hasil tes pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes pada materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata yang cukup meningkat dari siklus I yaitu sebesar 81,05 untuk
50
ketuntasan belajar disini juga meningkat yaitu 86,11% dari seluruh siswa yaitu 31 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar yang diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75. Hal ini disebabkan karena dilakukan perbaikanperbaikan dari refleksi siklus I sehingga kelemahan yang ada pada siklus II dapat diminimalisir dengan baik. Pada siklus II ini diperoleh hasil observasi yang sudah cukup meningkat daripada siklus sebelumnya. Hal ini juga dapat diketahui untuk rata-rata keseluruhan observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 88%. Dalam siklus II ini para siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah diterapkan dan cukup antusias untuk mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah diterapkan. Hal ini dapat dibuktikan sesuai dengah hasil peningkatan rata-rata hasil observasi dari pada siklus yang sebelumnya. 3) Refleksi siklus II Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem sistem pengapian konvensional belum memuaskan, baik dari segi tes maupun non tes. Serta perbaikan dari permasalahan yang didapat pada siklus
I
telah
dilaksanakan
dengan
baik
sehingga
51
permasalahan-permasalahan yang ada pada siklus I dapat diminimalisir pada siklus II dan perbaikan-perbaikan dari beberapa
permasalahan
tersebut
telah
dijelaskan
pada
perencanaan siklus II. Hasil rata-rata belajar pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang mencapai 69,96%. Hasil ini belum baik, karena masih belum memenuhi KKM. Sedangkan untuk ketuntasan belajar masih 30,55% yaitu sebanyak 11 siswa yang sudah tuntas dari 36 siswa. Hasil belajar pada siklus I tersebut kemudian diperbaiki dengan pembelajaran siklus II yang mendapatkan hasil positif yaitu dengan meningkatnya hasil rata-rata belajar menjadi 81,05 sedangkan untuk ketuntasan belajar juga meningkat menjadi 86,11% yaitu 31 siswa yang sudah tuntas dari 36 siswa. Hasil dari pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II ini telah masuk dalam kategori baik yang merupakan target penelitian. Hasil dari siklus II juga sudah memenuhi batas KKM yaitu 75. Demikian pula dengan hasil non tes yang berupa lembar observasi diperoleh hasil rata-rata proses pembelajaran kooperatif tipe STAD cukup meningkat dari siklus I dari 52,5% menjadi 88%. Hal itu disebabkan karena permasalahan yang terdapat pada siklus I telah berkurang setelah dilaksanakan
52
upaya perbaikan dari permasalah yang di dapat pada siklus I. Berikut tabel 3 ringkasan refleksi siklus II. Tabel 3. Ringkasan refleksi siklus II No Hasil refleksi siklus II 1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkat dari 52,5% menjadi 88% 2. Siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi kelompok sudah mulai berkurang dari 25,9% menjadi 86,1% 3. Rata-rata hasil belajar siswa telah memenuhi KKM yaitu dari 69,97 menjadi 81,05
3. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam penelitian ini diperoleh data hasil belajar yang berupa data hasil tes dan data hasil observasi, dimana data tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang. data hasil belajar pada penelitian ini akan di uraikan sebagai berikut. a. Hasil tes siklus I Rata-rata hasil tes siklus I pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dengan
53
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara umum dapat digambarkan seperti tabel 4. Tabel 4. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I Siklus I Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Ketuntasan belajar
Hasil 69,97 90 46 30,55%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata 69,97 dari 36 siswa, dan nilai tertinggi 90 serta nilai terendah 46. Untuk ketuntasan belajar disini diperoleh 30,55% dari seluruh siswa yaitu 11 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari hasil tes dengan nilai ratarata dan ketuntasan belajar yang diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar belum memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75. b. Hasil observasi siklus I Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK
54
Negeri 4 Semarang berdasarkan beberapa indikator yang dapat mengambarkan setiap proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap siklus yang di ikuti oleh siswa. Hal ini juga dapat dilihat dari tabel 5 hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tabel 5. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Siklus I Jumlah Rata-rata a. Memperhatikan guru 28% Proses STAD b. Belajar dalam tim 36% 51,9% c. Mengerjakan tes 92% a. Siswa aktif mencatat materi 56% Keaktifan b. Siswa aktif bertanya 11% 24,1% siswa c. Siswa aktif mengajukan ide 5,6% a. Diam dan tenang 31% Perhatian b. Terfokus pada materi 5,6% 25% siswa c. Antusias 39% a. Kehadiran /absensi 100% Kedisiplinan b. Datang tepat waktu 100% 100% c. Pulang tepat waktu 100% a. Mengerjakan semua tugas 92% Hasil dari tabel observasi siklus I dapat dilihat aktifitas 72% Penugasan b. Ketepatan mengumpulkan tugas 88% c. Mengerjakan sesuai perintah 100% siswa dari kurangnya Pemahaman terhadap materi nilai hasil 25%siklus I, yang Tolak ukurjugaa.mempengaruhi keberhasilan b. Bertanya kepada guru 14% 25,9% terinci sebagai berikut:dengan 1) siswa mengikuti pembelajaran STAD pembelajaran c. Berdiskusi kelompoknya 39% Hal yang diamati
51,9%, 2) keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 24,1%, 3) perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 25%, 4) kedisiplinan siswa 100%, 5) penugasan yang didapat oleh siswa 88%, 6) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa 25,9%.Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan
55
observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 52,5%. Kurang maksimalnya nilai tes pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I ini kemungkinan disebabkan faktor keaktifan siswa yang dapat dilihat pada tabel observasi siklus I, menjadikan siswa memperoleh nilai yang kurang. Selain itu siswa belum sepenuhnya bisa menerima model pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan model pembelajaran tipe STAD. a. Hasil tes siklus II Hasil tes siklus II pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dengan menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
berdasarkan apa yang telah dilakukan perbaikan mengenai apa saja kekurangan yang terdapat pada siklus I telah mengalami peningkatan. Adapun hasil tes pembelajaran kooperatif tipe STAD diuraikan pada tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II Siklus II Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Ketuntasan belajar
Hasil 81,05 96 70 86,11%
56
Dari tabel 6 hasil tes siklus II diatas menunjukkan bahwa rata-rata
hasil
tes
pada
materi
sistem
sistem
pengapian
konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata yang cukup meningkat dari siklus I yaitu sebesar 81,05 dari 36 siswa, dan nilai tertinggi mencapai 96 serta nilai terendah 70. Untuk ketuntasan belajar disini juga meningkat yaitu 86,11% dari seluruh siswa yaitu 31 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar yang diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75. Hal ini disebabkan karena dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus I sehingga kelemahan yang ada pada siklus II dapat diminimalisir dengan baik. b. Hasil observasi siklus II Pada siklus II ini diperoleh hasil observasi yang sudah cukup meningkat dari pada siklus sebelumnya. Hal ini juga dapat dilihat dari tabel 7 hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD.
57
Tabel 7. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Siklus II Jumlah Rata-rata a. Memperhatikan guru 81% Proses STAD b. Belajar dalam tim 78% 86,1% c. Mengerjakan tes 100% a. Siswa aktif mencatat materi 97% Keaktifan b. Siswa aktif bertanya 78% 75,9% siswa c. Siswa aktif mengajukan ide 53% a. Diam dan tenang 75% Perhatian b. Terfokus pada materi 89% 79,6% siswa c. Antusias 75% a. Kehadiran /absensi 100% Kedisiplinan b. Datang tepat waktu 100% 100% c. Pulang tepat waktu 100% a. Mengerjakan semua tugas 100% 100% Penugasan b. Ketepatan mengumpulkan tugas 100% c. Mengerjakan sesuai perintah 100% Pemahaman terhadap 92% hasil tabel diatas materi dapat dilihat aktifitas siswa sudah Tolak ukur a.Dari keberhasilan b. Bertanya kepada guru 86% 86,1% cukup c. baik dari padadengan siklus I,kelompoknya yang terinci sebagai pembelajaran Berdiskusi 81%berikut: 1) siswa Hal yang diamati
mengikuti pembelajaran STAD 86,1%, 2) keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 75,9%, 3) perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 79,6%, 4) kedisiplinan siswa 100%, 5) penugasan yang didapat oleh siswa 100%, 6) Tolak ukur keberhasilan
pembelajaran
86,1%.Sedangkan
untuk
yang
telah
rata-rata
diikuti
keseluruhan
oleh
siswa
observasi
pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 88%. Dalam siklus II ini para siswa sudah dapat mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah diterapkan dan cukup antusias untuk mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah
58
diterapkan. Hal ini dapat dibuktikan sesuai dengah hasil peningkatan rata-rata hasil observasi dari pada siklus yang sebelumnya. C. Pembahasan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui bahwa untuk desain penelitian pembelajaran kooperatif tipe STAD yang di terapkan pada siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang telah berjalan baik sesuai dengan hasil penelitian, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Karimah (2013:85), dalam jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan yang menyatakan bahwa: Skenario pembelajaran model kooperatif tipe STAD materi Trigonometri yang operasional adalah skenario pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA yang disusun dalam bentuk RPP yang memuat langkah-langkah proses pembelajaran yang mencirikan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Dengan demikian desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang sederhana dan mudah diterapkan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional kelas X SMK Negeri 4 Semarang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus telah dijabarkan dalam hasil penelitian sebelumnya. Dalam perencanaan siklus I dilakukan
59
beberapa persiapan diantaranya 1) berkoordinasi dengan guru kelas X SMK Negeri 4 Semarang tentang penelitian yang akan dilakukan, 2) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem pengapian konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 3) membuat instrumen penilaian, yang terdiri dari instrumen tes yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya proses STAD, keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan dan tolak ukur keberhasilan pembelajaran 4) pembagian kelompok belajar secara heterogen yang terdiri dari 9 kelompok yang terdiri dari 4 siswa pada masing-masing kelompok. Kemudian untuk siklus II kegiatan perencanaan prinsipnya sama dengan perencanaan siklus I hanya saja ditambahkan dengan perbaikan yang didapat pada refleksi siklus I dimana sebelumnya pada siklus I terdapat beberapa persoalan yang sedikit mengganggu kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD, oleh karena itu dilakukan perbaikan pada perencanaan siklus II diantaranya adalah : 1) sebelum guru memberikan materi tentang sistem pengapian konvensional guru memberikan gambaran lagi mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dan guru berupaya memberikan pertanyaan yang lebih menarik sehingga
nantinya
siswa
lebih
aktif
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, 2) guru selalu memberikan motifasi kepada siswa agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini secara lebih maksimal lagi dan siswa menjadi lebih tertarik lagi dengan
60
model pembelajran kooperatif tipe STAD yang diterapkan. Dalam siklus ini guru berusaha memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa agar dari masing-masing siswa siap untuk menjawab apabila diberikan pertanyaan oleh guru. Selain itu pula guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan mana yang siswa masih kurang paham. Hal ini merupakan upaya agar perhatian siswa bisa lebih terfokus pada materi yang sedang diajarkan, 3) kemudian guru harus lebih terbuka, tidak membatasi diri atau akrab dengan siswa serta pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang mau bertanya yang hadiah tersebut berupa penambahan nilai. Selain itu saat pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses diskusi siswa di tiap-tiap kelompok guru selalu berkeliling pada setiap kelompok dan memberikan arahan kepada masing-masing kelompok sehingga setiap siswa dapat melakukan kegiatan diskusi dengan baik. Dengan demikian kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dapat meningkatkan siswa untuk melakukan kegiatan diskusi sehingga siswa lebih mengerti tentang materi yang di sampaikan guru dan siswa cenderung lebih aktif untuk melakukan kegiatan diskusi. Seperti pada penelitian Siregar (2013:52), dalam Jurnal Penelitian Tindakan Kelas menyatakan bahwa, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam pembelajaran kimia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
61
Berdasarkan analisa hasil tes siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Pada pembelajaran siklus I diperoleh nilai rata-rata 69,97 yang belum memenuhi KKM. Hasil tersebut mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran siklus II yang mana diperoleh nilai rata-rata 81,05 dan telah memenuhi KKM yaitu 75,00. Sedangkan untuk ketuntasan hasil belajar siswa yang dalam siklus I mencapai 30,55% dari jumlah keseluruhan siswa yang berarti 11 siswa berkategori tuntas dan 25 siswa berkategori belum tuntas pada siklus II menjadi 86,11% dari jumlah keseluruhan siswa yang berarti 31 siswa berkategori tuntas dan 5 siswa berkategori belum tuntas. Perolehan peningkatan ini juga bisa dilihat dari hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dan siklus II yang terinci sebagai berikut: 1) siswa mengikuti pembelajaran STAD 51,9% menjadi sebesar 86,1%, 2) keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 24,1% menjadi sebesar 75,9%, 3) perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 25% menjadi sebesar 79,6%, 4) kedisiplinan siswa 100% tetap bertahan pada 100%, 5) penugasan yang didapat oleh siswa 88% menjadi sebesar 100%, 6) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa 25,9% menjadi sebesar 86,1%. Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 52,5% meningkat sebesar 88%. Peningkatan hasil belajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1
62
SMK Negeri 4 Semarang dari siklus I ke siklus II dapat dilihat dalam gambar 14 dibawah ini.
Rata-rata hasil tes 85 80 75 70 65 60
81,05 Rata-rata
69,97
Siklus I
Siklus II
Gambar 14. Peningkatan rata-rata hasil tes siklus I dan siklus II Gambar diatas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata 69,97 dan setelah dilakukan perbaikan dalam pembelajaran, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata yang meningkat yaitu 81,05 dengan besar peningkatan 11,08. Hal ini diperkuat berdasarkan hasil penelitian Scott dalam Wahyudi dkk, (2012:62) menyatakan bahwa: Penerapan model STAD dapat membuat siswa yang bekerja dalam kelompok (masyarakat belajar) lebih mudah belajar dan bekerja dengan siswa lain sehingga dapat lebih mudah mempelajari dan mengingat materi yang disampaikan oleh guru. Perkembangan learning community siswa yang baik ini membawa dampak positif pada nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik dimana tiap-tiap siklus mengalami peningkatan Kemudian untuk ketuntasan siswa pada pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 15 dibawah ini.
63
Ketuntasan belajar siswa 100.00% 86,11%
80.00% 60.00% 40.00%
Ketuntasan belajar 30,55%
20.00% 0.00% Siklus I
Siklus II
Gambar 15. Peningkatan ketuntasan belajar siklus I dan siklus II Gambar diatas menunjukkan hasil ketuntasan belajar siswa. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran siklus I ketuntasan siswa mencapai 30,55% yang berarti 11 siswa yang tuntas belajar dari 36 siswa dan setelah dilakukan perbaikan dalam pembelajaran, pada siklus II diperoleh ketuntasan siswa 86,11% yang berarti 31 siswa yang tuntas belajar dari 36 siswa, dan peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 55,56%, hal ini sejalan dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh Rahmanika dkk, (2011:87) dalam Jurnal Wahana-Bio menyatakan bahwa: Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85%. Pada siklus 1 dari ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil pretes sebesar 68,9 % menjadi 89,6 % pada postes, dan siklus 2 dari 78,4 % pada prestes menjadi 89,2 % pada postes. Hasil selama proses pembelajaran yang termasuk kategori cukup baik menjadi baik.
64
Dari hasil tes rata-rata siklus I dan siklus II juga dapat dibandingkan dengan hasil tes rata-rata yang diperoleh dari kegiatan tes yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan penelitian, yang dapat dilihat pada gambar 16 dibawah ini.
Peningkatan rata-rata hasil tes keseluruhan 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
81,05 66,7
69,97 Rata-rata hasil tes
Kemampuan Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 16. Peningkatan rata-rata hasil tes keseluruhan Dari hasil peningkatan rata-rata tes keseluruhan yang dilakukan oleh guru sebelum penelitian dan kemudian dilakukan tes pada penelitian siklus I dan siklus II dapat dijelaskan bahwa hasil tes rata-rata siswa sebelum diberikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 66,7 hal ini masih jauh dari KKM yang ditentukan yaitu 75. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dilakukan tes pada siklus I didapat hasil tes rata-rata siswa sebesar 69,97 dan belum mencapai KKM yang ditentukan. Kemudian pada refleksi siklus I didapat permasalahan-permasalahan yang
65
kemudian pada perencanaan siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga dapat diminimalisir permasalah tersebut pada siklus II yang menghasilkan nilai tes rata-rata siswa menjadi meningkat dan telah memenuhi KKM yaitu sebesar 81,05. Kemudian untuk ketuntasa belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 17 dibawah ini.
Ketuntasan belajar siswa keseluruhan 100.00%
86,11%
80.00%
Ketuntasan belajar
60.00% 40.00%
27,77%
30,55%
20.00% 0.00% Kemampuan Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 17. Peningkatan ketuntasan belajar siswa keseluruhan Gambar 17 menunjukkan hasil ketuntasan belajar siswa. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran pada kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai 27,77% dengan 10 siswa yang tuntas belajar. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 30,55% yang berarti 11 siswa yang tuntas belajar dari 36 siswa dan setelah dilakukan perbaikan dalam pembelajaran, pada siklus II
66
diperoleh ketuntasan siswa 86,11% yang berarti 31 siswa yang tuntas belajar dari 36 siswa, dan peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 55,56% dan dari kemampuan awal siswa ke siklus II menjadi 58,41%. Sedangkan perolehan tingkat keaktifan siswa dari hasil observasi pada pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 18 di bawah ini.
90.00% 80.00%
60.00%
51,9%
70.00%
86,1% 100% 100%
88%
79,6% 75,9% 86,1%
100%
100.00%
Proses STAD
Keaktifan siswa
Perhatian siswa
50.00% Kedisiplinan
25,9%
30.00%
25% 24,1%
40.00%
Penugasan
20.00% 10.00% 0.00% Siklus I
siklus II
Tolak ukur keberhasilan pembelajaran
Gambar 18. Peningkatan hasil observasi belajar siklus I dan siklus II Dari gambar 18 dapat diketahui bahawa hasil observasi antara siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Beberapa indikator hasil observasi diatas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) siswa mengikuti pembelajaran STAD 51,9% menjadi sebesar 86,1%, 2) keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 24,1% menjadi sebesar 75,9%, 3) perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 25% menjadi sebesar 79,6%, 4) kedisiplinan siswa 100% tetap bertahan pada 100%, 5)
67
penugasan yang didapat oleh siswa 88% menjadi sebesar 100%, 6) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa 25,9% menjadi sebesar 86,1%. Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 52,5% meningkat sebesar 88%, untuk besar peningkatan hasil observasi dari siklus I ke siklus II sebesar 35,5% dan dapat dilihat dari gambar 19 dibawah ini.
Rata-rata hasil observasi 100.00% 50.00%
88% Rata-rata hasil observasi
52,5%
0.00% Siklus I
Siklus II
Gambar 19. Rata-rata hasil observasi keseluruhan siklus I dan siklus II Peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional pada kels X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dari siklus I ke siklus II dapat disebabkan oleh kelebihan-kelebihan yang ada pada model pembelajaran tersebut. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menjadi solusi agar pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui proses pembelajaran kooperatif tipe STAD tersebut. Penelitian ini terdapat indikator keberhasilan penelitian, dimana penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi beberapa
68
indikator keberhasilan yang ada. Hasil dari penelitian ini diperoleh dari hasil akhir penelitian sebagai berikut. a. Rata-rata kelas dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai 81,05 dan untuk batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75,00 dari hasil tes. Sehingga dari hasil penelitian ini bahwa hasil ratarata tes telah memenuhi batas KKM yaitu 81,05. b. Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II rata-rata 88% siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Sedangkan untuk batas keberhasilan presentase keaktifan siswa dalam kegiatan observasi adalah 75%. Sehingga dari hasil penelitian ini bahwa hasil observasi dari keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah berhasil dan telah memenuhi batas keberhasilan yaitu 88%. c. Jumlah siswa yang berkategori tuntas setelah penelitian ini selesai adalah 86,11% pada siklus II, yang berarti 31 siswa telah berhasil memenuhi KKM yang ada dari 36 siswa dalam kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang. Sedangkan batas untuk ketuntasan belajar disini adalah 75% dari jumlah keseluruhan siswa. Berarti dengan demikian kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka sebesar 86,11% atau sejumlah 31 siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar dari 36 siswa.
69
Dari beberapa indikator keberhasilan penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan ke siklus selanjutnya.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada penelitian ini cukup sederhana dan di fokuskan kepada siswa untuk melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok, sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, tetapi berpusat pada siswa untuk melakukan kegiatan diskusi, sedangkan guru hanya mengawasi serta mengarahkan siswa dalam kegiatan diskusi. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional pada siklus I masih didapat beberapa kendala yang menyebabkan hasil belajar siswa belum mencapai KKM 75 salah satunya adalah aktifitas belajar siswa yang masih kurang. Pada siklus II hasil belajar siswa dapat meningkat dikarenakan perbaikan terhadap aktifitas belajar siswa sehingga pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan dengan baik. 3. Rata-rata hasil belajar siklus I 69,97 dan siklus II 81,05, jadi peningkatan rata-rata hasil belajar 11,08. Ketuntasan belajar siswa
70
71
siklus I 30,55% dan siklus II 86,11%, jadi peningkatan ketuntasan belajar siswa 55,56% dan rata-rata hasil observasi siswa keseluruhan siklus I 52,5% dan siklus II 88%, jadi peningkatan rata-rata hasil observasi keseluruhan 35,5%. B. Saran Setelah diperoleh hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai berikut. 1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sebaiknya guru setelah penelitian ini dapat menerapkan model pembelajaran tersebut untuk melakukan kegiatan belajar mengajar pada materi sistem pengapian konvensional. 2. Sebaiknya guru lebih sering memantau diskusi kelompok yang dilakukan oleh siswa sehingga siswa dalam masing-masing kelompok lebih aktif untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok. 3. Hasil belajar siswa pada materi sistem pengapian konvensional dalam penelitian ini dapat ditingkatkan lagi dengan cara memperbaiki kekurangan-kekurangan terutama keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kegiatan diskusi kelompok, yang akan memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa karena siswa lebih menguasai materi sistem pengapian konvensional setelah proses diskusi kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta . 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Daryanto. 1991. Teknik Servis Mobil. Jakarta : PT. Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara Karimah, Sayyidatul 2013. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar. Delta Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika FKI Univesritas Pekalongan. Vol 1, No.1:76-86 Nugroho, Hartono, dan Edi. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berorientasi Keterampilan Proses. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5:108-112 Nurfaidah, Rahmawati, dan Nurhayati. 2011. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Decentralized Basic Education 3. Vol Khusus, No.1: 33-39 Rahmanika, Tuti, Noor Ichsan Hayani, dan Kaspul. 2011. Peningkatan Pemahaman Konsep Ekosistem Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 19 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2008/2009. Jurnal Wahana-Bio. Vol V,69-89 Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang : UNNES PRESS Siregar, Haroan. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Tanjungpura pada Pelajaran Kimia. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. Vol 2, No.1:40-52 Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Penerbit Nusa Media
72
73
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Sukestiyarno dan Wardono. 2009. Statistika. Semarang : UNNES PRESS Suratman, Maman. 2001. Servis dan Reparasi Auto Mobil. Bandung : CV Pustaka Grafika Suyanto. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka Wahyudi, Yulianti, dan Putra. 2012. Upaya Mengembangkan Learning Community Siswa Kelas X SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis CTL pada Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol 1, No.1:57-62 Zulhartati,Sri. 2011. Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Mata Pelajaran IPS. Jurnal Guru Membangun. Vol 26, No.2:1-8
74
Lampiran 1. Daftar siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang DAFTAR SISWA KELAS X TKR 1 SMK NEGERI 4 SEMARANG NO URUT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NIS 16653 16654 16655 16656 16657 16658 16659 16660 16661 16662 16663 16664 16665 16666 16667 16668 16669 16670 16671 16672 16673 16674 16675 16676 16677 16678 16679 16680 16681 16682 16683 16684 16095 16099 16115 16143
NAMA ADITYA YOGA PRATAMA ADJI KURNIAWAN AFIF YUDHA PRATAMA ANDIKA BASKORO ADJI ARIF ROFIUDIN BAGUS SETIAWAN BONDAN PRASETYO ERFAN ARIANTORO W FAKHRI RIFQI ALDI FELIQ ANGGRIAWAN GALIH ALFRIANDY HIMAWAN SETYO W IRVAN JODY OKTAFIANTO JADUG BAHUREKSO JAKA BUDI UTAMA LIKA JANUAR ROSTA N MARZUQI YASID MAR I M FARDAN MUGIAR NAUFAL FADLURRAHMAN NICO AZNEN AZIZ OKY BAMA ANUGERAH RANDY CAHYA KURNIANTO RIYAN DWI SETYADI RIZAL DWI SETYAWAN RIZQI OKTAVIAN A SATRYA BAGUS PRAKOSO SHARIZAN SANTOSO VICKI SURYA PRADANA YEYEN YULIAWAN YOPI RISTYAWAN YOSIE SETYAWAN YUSUF SURYANA UNGGUN SATRIA JATI ADI PUJI L GHOFUR LELONO N AYU DANING S
75 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK Negeri 4 Semarang
Mata Pelajaran
:
Produktif Teknik Kendaraan Ringan
Kelas/Semester
:
X /Genap
Pertemuan Ke-
:
1-2 (6 jam /minggu)
Alokasi Waktu
:
12 x 45 Menit
Standar Kompetensi
:
Memperbaiki sistem pengapian
Kompetensi Dasar
:
Mengidentifikasikan sistem pengapian dan komponen
Indikator:
Pengidentifikasian sistem pengapian dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya Seluruh kegiatan pengidentifikasian dilaksanakan berdasarkan SOP
1. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat mengidentifikasi system pengapian tanpa mentebabkan kerusakan terhadap komponen atau system lain 2. Siswa dapat melakukan seluruh pengidentifikasian berdasarkan SOP
2. MATERI PEMBELAJARAN 1. Prinsip kerja sistem pengapian 2. Komponen-komponen sistem pengapian dan fungsinya. 3. Mengidentifikasi jenis sistem pengapian
3. METODE PEMBELAJARAN 1. Kooperatif tipe STAD
76 4. LANGKAH PEMBELAJARAN a. Siklus I
LangkahLangkah
Aktifitas Guru
Aktifitas Siswa
Waktu
Pembelajaran 1. Memberi salam
1. Menjawab salam
2. Berdoa dan absensi
2. Berdoa
dan
mempersiapkan Pendahuluan
10 menit
diri
menerima Pelajaran 3. Memberikan
apersepsi
berhubungan
dengan
yang 3. Menyimak apa yang pengapian
disampaikan oleh guru
konvensional. 1. Menyampaikan sintak STAD 2. Meminta
kepada
siswa
1. Menyimak untuk
45 menit
2. Membentuk kelompok
membentuk kelompok kecil secara heterogen 3. Menjelaskan
materi
pembelajaran
3. Menyimak
4. Memberikan permasalahan kepada
4. Membahas
secara singkat
Kegiatan Inti
setiap kelompok untuk didiskusikan.
90 menit
permasalahan
serta
mengerjakannya 5. Meminta kepada salah satu anggota kelompok
yang
telah
selesai
5. Menjelaskan
kepada
anggota lain.
memecahkan masalah yang diberikan kepada anggota kelompok lain. 6. Memberikan kuis kepada seluruh siswa
6. Menjawab soal Quis
45 menit
77 1. Meminta kepada salah satu siswa
1. Menyimpulkan
45 menit
untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari 2. Memberikan Penutup
penguatan
terhadap
2. Menyimak
materi yang telah didiskusikan. 3. Menyampaikan materi yang akan
3. Menyimak
dibahas pada pertemuan selanjutnya 4. Memberi salam
4. Menjawab salam
b. Siklus II LangkahLangkah
Aktifitas Guru
Aktifitas Siswa
Waktu
Pembelajaran 1. Memberi salam
1. Menjawab salam
2. Berdoa dan absensi
2. Berdoa
dan
mempersiapkan Pendahuluan
10 menit
diri
menerima Pelajaran 3. Menyampaikan permasalahan pada 3. Menyimak apa yang pembelajaran sebelumnya
disampaikan oleh guru
1. Menyampaikan sintak STAD. 2. Meminta
kepada
siswa
1. Menyimak untuk
45 menit
2. Membentuk kelompok
membentuk kelompok kecil secara heterogen 3. Menjelaskan
Kegiatan Inti
materi
pembelajaran
3. Menyimak
dan
secara singkat dan kegiatan tanya
melakukan
kegiatan
jawab
tanya jawab
4. Memberikan permasalahan kepada setiap kelompok untuk didiskusikan serta
selalu
mamantau
serta 90 menit
4. Membahas mengerjakannya
kegiatan
diskusi siswa 5. Meminta kepada salah satu anggota kelompok
yang
telah
selesai
5. Menjelaskan anggota lain.
kepada
78 memecahkan masalah yang diberikan kepada anggota kelompok lain. 6. Memberikan kuis kepada seluruh
6. Menjawab soal Quis
45 menit
1. Menyimpulkan
45 menit
siswa dan memantau siswa 1. Meminta kepada salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari 2. Memberikan Penutup
penguatan
terhadap
2. Menyimak
materi yang telah didiskusikan. 3. Menyampaikan materi yang akan
3. Menyimak
dibahas pada pertemuan selanjutnya 4. Memberi pertanyaan dan salam
4. Menjawab pertanyaan dan salam
5. ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR a. Alat Sarana Papan tulis dan perlengkapannya LCD dan laptop b. Bahan Engine stand lengkap atau unit mobil praktek konvensional c. Sumber Bahan Ajar Modul Buku NEW STEP 1
6. PENILAIAN a. Tes tertulis b. Observasi/pengamatan
Semarang,
Mei 2012
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Setiyawan, S.Pd
Awaludin Ahmad
79
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Memperbaiki Mengidentifikasi
Indikator
Prinsip
kerja
sistem
sistem pengapian pengapian
pengapian
dan komponennya
Sub. Indikator
sistem
Pengertian pengapian
Nomor Soal
1, 2, 3
Jumlah
%
5
15%
22
62%
8
23%
35
100
konvensional
Cara kerja pengapian saat
4,
platina terbuka
Cara kerja pengapian saat
5
platina tertutup Komponen – komponen
Baterai
6, 7, 8
sistem pengapian dan
Kunci kontak
9, 10
fungsinya
Koil pengapian
11, 12, 13, 14, 15
Distributor
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22
Kabel tegangan tinggi
23, 24
Busi
25, 26, 27
Analisis pengapian
28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,
konvensional baterai
35,
Mengidentifikasi gangguan
sistem
pengapian Jumlah
Lampiran 3. Kisi-kisi instrumen soal ujicoba sistem pengapian konvensional
KISI – KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
%
79
80
Lampiran 4. Soal tes uji coba instrumen
SOAL TES UJI COBA SMK Negeri 4 Semarang
Mata Pelajaran
: Kelistrikan Otomotif
Nama
: ........................
Kelas / Semester
: XI TKR / Genap
No
: ........................
Waktu
: 45 Menit
Tanda tangan: ........................
Petunjuk Umum 1. Baca dengan cermat perintah soalnya dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar. 3. Jika terjadi perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya diatas jawaban yang diperbaiki.
1. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari sistem pengapian adalah ... a. Sistem yang digunakan untuk mengubah bunga api menjadi listrik b. Sistem yang digunakan untuk pembakaran pada motor diesel c. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 12 Volt menjadi 10 KV atau lebih dan digunakan pada proses pembakaran d. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 10 KV menjadi 12 Volt dan digunakan pada proses pembakaran 2. Di bawah ini yang merupakan pengertian saat pengapian adalah ... a. Saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran b. Saat kunci kontak diarahkan ke posisi start untuk menghidupkan mesin c. Saat platina mulai menutup
81 d. Saat dimana pedal gas diakselerasikan untuk menaikkan putaran mesin 3. Pada sistem pengapian konvensional yang ditingkatkan adalah ... a. Arus listrik b. Tegangan listrik c. Kemagnetan d. Percikan listrik 4. Urutan proses pengapian saat platina tertutup yang benar adalah ... a. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa b. Arus mengalir dari (-) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa c. Arus mengalir dari (+) Baterai – (IG) Kunci Kontak – (B) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa d. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Massa – Platina 5. Urutan proses pengapian saat platina terbuka yang benar adalah ... a. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Baterai – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi b. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel Tegangan Tinggi – Massa– Busi – Terjadi percikan bunga api pada busi c. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Distributor– Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi d. Arus primer terputus -Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi 6. Sumber arus listrik utama pada kendaraan untuk membantu proses pengapian adalah ... a. Baterai b. Distributor c. Motor Stater d. Semua jawaban benar 7. Jenis baterai yang digunakan pada kendaraan bermotor adalah ... a. Baterai ABC & Baterai charger b. Baterai Kering & Baterai Basah c. Baterai Kering & Baterai Charger
82 d. Baterai Charger & Baterai Basah 8. Komponen baterai terdiri dari ... a. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Arus b. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Kotak baterai c. Elemen baterai, Arus dan Kotak baterai d. Tegangan, Elektrolit baterai dan Kotak baterai 9. Gambar dibawah ini merupakan gambar ...
a. Platina b. Kunci Kontak c. Busi d. Kondensor 10. Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk ... a. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju koil pengapian b. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari alternator menuju koil pengapian c. Menyediakan sumber arus dari baterai menuju koil pengapian d. Menyediakan sumber arus dari sekering menuju koil pengapian 11. Didalam koil pengapian terdapat dua buah kumparan yaitu ... a. Primer dan resistor b. Sekunder dan resistor c. Seri dan paralel d. Primer dan sekunder 12. Fungsi kumparan primer koil adalah ... a. Memercikkan bunga api b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi c. Membangkitkan induksi elektromagnet d. Membagi pengapian pada busi 13. Fungsi kumparan sekunder koil adalah ... a. Memercikkan bunga api
83 b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi c. Membangkitkan induksi elektromagnet d. Membagi pengapian pada busi 14. Proses naiknya tegangan di dalam koil pengapian sering disebut dengan proses ... a. Elektrik b. Elektrodinamik c. Induksi elektromagnet d. Induksi elektrodinamik 15. Pada gambar di bawah ini yang berfungsi untuk merubah induksi menjadi tegangan tinggi adalah no ….. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
16. Berikut ini yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder koil adalah ... a. Breaker point b. Breaker plate c. Vacum advancer d. Governor advancer 17. Berikut ini komponen distributor yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin adalah ... a. Governor advancer b. Vacum advancer c. Governor spring d. Advancer rod 18. Untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold adalah fungsi dari….. a.
Dwell angel
b.
Governor advancer
c.
Octane selector
84 d.
Vacuum advancer
19. Sudut putaran cam distributor saat breaker point menutup pada putaran idle adalah ... a. Dwell angel b. Governor advancer c. Octane selector d. Vacuum advancer 20. Akibat yang ditimbulkan apabila sudut dwell/dwell angel terlalu besar adalah ... a. Koil menjadi panas b. Pengapian terlalu cepat c. Pengapian terlalu lama d. Percikan di platina terlalu besar 21. Akibat yang ditimbulkan apabila sudut dwell terlalu kecil adalah ... a. Pengapian terlalu lama b. Pengapian terlalu cepat c. Menimbulkan pembakaran yang jelek d. Percikan di platina terlalu besar 22. Apabila celah breaker point besar, maka sudut dwell/dwell angel ... a. Besar b. Kecil c. Tetap d. Berubah 23. Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi adalah ... a. Distributor cap b. Rotor c. Kabel tegangan tinggi d. Kondensor 24. Salah satu komponen dari sistem pengapian yang berfungsi menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian adalah ... a. Baterai b. Resistor
85 c. Busi d. Distributor 25. Kemampuan untuk meradiasikan sejumlah panas oleh busi adalah ... a. Nilai panas busi b. Nilai didih busi c. Nilai percikan busi d. Nilai bakar busi 26. Busi dibagi menjadi dua macam yaitu ... a. Busi dingin dan busi pijar b. Busi panas dan busi pijar c. Busi pijar dan busi racing d. Busi panas dan busi dingin 27. Salah satu bagian dari busi yamg berfungsi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi adalah ... a. Konduktor b. Regulator c. Komutator d. Isolator 28. Urutan rangkaian sistem pengapian pada gambar di bawah yang benar adalah ….. a.
2 – 3 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
b.
2 – 4 – 5 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
c.
2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
d.
2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 10 – 9 – 1
29. Di bawah ini urutan firing order pada sistem pengapian 4 silinder yang benar adalah... a. 1-2-3-4 b. 1-3-2-4 c. 1-4-3-2 d. 1-3-4-2 30. Besarnya sudut dwell/dwell angel dapat dicari dengan rumus ...
86 a. 100% x 360/n (n=jumlah silinder) b. 75% x 360/n (n=jumlah silinder) c. 60% x 360/n (n=jumlah silinder) d. 50% x 360/n (n=jumlah silinder) 31. Bila waktu pengapian terlalu maju, maka penyetelan waktu pengapian yang tepat dilakukan dengan cara …. a. merapatkan celah katup b. merenggangkan celah katup c. memutar bodi distributor searah putaran rotor d. memutar bodi distributor berlawanan arah dengan putaran rotor 32. Penyetelan celah platina yang tepat adalah ... a. 0,2-0,3 mm b. 0,4-0,5 mm c. 0,6-0,7 mm d. 0,8-1 mm 33. Gambar di bawah ini merupakan gambar pemeriksaan ... a.
Kumparan primer koil
b.
Kumparan sekunder koil
c.
Ballast resistor
d.
Kabel tegangan tinggi
34. Penyebab busi yang cepat kotor adalah ... a. Campuran bahan bakar dan udara yang miskin b. Terjadi percikan di koil pengapian c. Percikan bunga api yang besar d. Kabel busi yang putus 35. Pada umumnya, saat pengapian putaran idle seperti gambar di bawah ini disetel pada ….. a. < 200 sebelum TMA b. > 200 sesudah TMA c. 50 – 100 sebelum TMA d. 50 – 100 sesudahTMA
87
Butir Soal No
Kode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
x
x²
1
UC-01
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
27
729
2
UC-02
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
27
729
3
UC-03
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
27
729
4
UC-04
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
14
196
5
UC-05
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
24
576
6
UC-06
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
25
625
7
UC-07
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
14
196
8
UC-08
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
18
324
9
UC-09
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
27
729
10
UC-10
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
18
324
11
UC-11
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
14
196
12
UC-12
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
27
729
13
UC-13
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
10
100
14
UC-14
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
25
625
15
UC-15
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
25
625
16
UC-16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
27
729
17
UC-17
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
25
625
18
UC-18
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
25
625
19
UC-19
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
18
324
20
UC-20
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
27
729
21
UC-21
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
23
529
22
UC-22
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
21
441
23
UC-23
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
25
625
24
UC-24
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
19
361
25
UC-25
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
15
225
26
UC-26
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
24
576
27
UC-27
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
13
169
28
UC-28
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
25
625
29
UC-29
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
15
225
30
UC-30
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
13
169
31
UC-31
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
24
576
32
UC-32
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
12
144
33
UC-33
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
14
196
34
UC-34
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
13
169
23
23
20
23
21
23
23
23
23
22
23
22
21
23
15
22
21
22
23
12
11
16
23
23
18
10
22
23
17
17
8
23
19
22
20
700
15494
Jumlah p
0,6765 0,6765 0,5882 0,6765 0,6176 0,6765 0,6765 0,6765 0,6765 0,6471 0,6765 0,6471 0,6176 0,6765 0,4412 0,6471 0,6176 0,6471 0,6765 0,3529 0,3235 0,4706 0,6765 0,6765 0,5294 0,2941 0,6471 0,6765
0,5
0,5
0,2353 0,6765 0,5588 0,6471 0,5882
q
0,3235 0,3235 0,4118 0,3235 0,3824 0,3235 0,3235 0,3235 0,3235 0,3529 0,3235 0,3529 0,3824 0,3235 0,5588 0,3529 0,3824 0,3529 0,3235 0,6471 0,6765 0,5294 0,3235 0,3235 0,4706 0,7059 0,3529 0,3235
0,5
0,5
0,7647 0,3235 0,4412 0,3529 0,4118
Mp
21,957 22,087
22,2
23,522 22,381 23,13
22
22,304 22,174 22,182 21,957
22,5
22,095 23,13
17,6
23,182 22,143 23,045 23,565
16,5
16,182 22,813 22,739 22,478 22,389
16,2
23,318 23,739 22,647 22,529 14,75 23,522 22,421 22,182 22,35
Mt
20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588
SDt
5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418
rbis
0,3507 0,3841 0,3415 0,7519 0,4039 0,6516 0,3618 0,4398 0,4064 0,3824 0,3507 0,4588 0,3395 0,6516 -0,471 0,6224 0,3502 0,5897 0,763 -0,535
-0,54 0,3717 0,5513 0,4844 0,3385 -0,502 0,6552 0,8076 0,3649 0,3441 -0,574 0,7519 0,3656 0,3824 0,3732
Lampiran 5. Tabel analisis soal instrumen
TABEL ANALISIS SOAL INSTRUMEN
88
Lampiran 6. Perhitungan validitas soal instrumen
PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL INSTRUMEN
89 Lampiran 7. Perhitungan realibilitas soal instrumen
PERHITUNGAN REALIBILITAS SOAL INSTRUMEN
Perhitungan Realibilitas Instrumen Rumus
Keterangan r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = Skor rata-rata Vt = Varians total Kriteria Apabila r11 >rtabel, maka instrumen valid Perhitungan
Vt =
-
∑x2
(∑x )2 N
N Vt =
Vt = Vt =
r11 = r11 = r11 = rtabel = Hasil =
15494
15494
34 34
700 34 14412
31,83 k k-1 35 34 0,7631 0,329 Reliabel
x
1-
x
1-
M
(K
KVt 20,588 x 14,412 1114,065744
M)
90 Lampiran 8. Perhitungan tingkat kesukaran soal instrumen
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL INSTRUMEN
Perhitungan taraf kesukaran soal
No
Kode
Rumus =
I= I= I=
B JS 23 34 0,676471
Keterangan= Termasuk soal kategori sedang
1 UC-01 2 UC-02 3 UC-03 4 UC-04 5 UC-05 6 UC-06 7 UC-07 8 UC-08 9 UC-09 10 UC-10 11 UC-11 12 UC-12 13 UC-13 14 UC-14 15 UC-15 16 UC-16 17 UC-17 18 UC-18 19 UC-19 20 UC-20 21 UC-21 22 UC-22 23 UC-23 24 UC-24 25 UC-25 26 UC-26 27 UC-27 28 UC-28 29 UC-29 30 UC-30 31 UC-31 32 UC-32 33 UC-33 34 UC-34 Jumlah
Butir Soal 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 23
91
Standar
Kompetensi Dasar
Indikator
Sub. Indikator
Nomor Soal
Jumlah
%
5
17%
18
60%
7
23%
30
100%
Kompetensi Memperbaiki
Mengidentifikasi
sistem
sistem
pengapian
dan komponennya
Prinsip kerja sistem
pengapian pengapian
Pengertian pengapian
2, 11, 13
konvensional
Cara kerja pengapian saat
5
platina terbuka
Cara kerja pengapian saat
8
platina tertutup Komponen
–
Baterai
1, 24
komponen
sistem
Kunci kontak
4, 18
pengapian
dan
Koil pengapian
6, 21, 25, 28, 29,30
Distributor
9, 23, 27,
Kabel tegangan tinggi
12
Busi
14, 17, 20, 26
Analisis pengapian
3, 7, 10, 15, 16, 19, 22
fungsinya
Mengidentifikasi gangguan
sistem
Lampiran 9. Kisi-kisi soal instrumen siklus I
KISI – KISI INSTRUMEN SIKLUS I SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
konvensional baterai
pengapian Jumlah
91
92
Lampiran 10. Soal siklus I
SOAL EVALUASI SIKLUS I SMK Negeri 4 Semarang Mata Pelajaran
: Kelistrikan Otomotif
Nama
: ........................
Kelas / Semester
: X TKR I / Genap
No
: ........................
Waktu
: 45 Menit
Tanda tangan: ........................
Petunjuk Umum 1. Baca dengan cermat perintah soalnya dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar. 3. Jika terjadi perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya diatas jawaban yang diperbaiki.
1. Sumber arus listrik utama pada kendaraan untuk membantu proses pengapian adalah ... a. Baterai b. Distributor c. Motor Stater d. Semua jawaban benar 2. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari sistem pengapian adalah ... a. Sistem yang digunakan untuk mengubah bunga api menjadi listrik b. Sistem yang digunakan untuk pembakaran pada motor diesel c. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 12 Volt menjadi 10 KV atau lebih dan digunakan pada proses pembakaran d. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 10 KV menjadi 12 Volt dan digunakan pada proses pembakaran
93
3. Urutan rangkaian sistem pengapian pada gambar di bawah yang benar adalah ….. a. 2 – 3 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1 b. 2 – 4 – 5 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1 c. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1 d. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 10 – 9 – 1
4. Gambar dibawah ini merupakan gambar ...
a. Platina b. Kunci Kontak c. Busi d. Kondensor 5. Urutan proses pengapian saat platina tertutup yang benar adalah ... a. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa b. Arus mengalir dari (-) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa c. Arus mengalir dari (+) Baterai – (IG) Kunci Kontak – (B) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa d. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Massa – Platina 6. Didalam koil pengapian terdapat dua buah kumparan yaitu ... a. Primer dan resistor b. Sekunder dan resistor c. Seri dan paralel d. Primer dan sekunder 7. Di bawah ini urutan firing order pada sistem pengapian 4 silinder yang benar adalah... a. 1-2-3-4 b. 1-3-2-4
94 c. 1-4-3-2 d. 1-3-4-2 8. Urutan proses pengapian saat platina terbuka yang benar adalah ... a. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Baterai – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi b. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel Tegangan Tinggi – Massa– Busi – Terjadi percikan bunga api pada busi c. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Distributor– Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi d. Arus primer terputus -Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi 9. Berikut ini yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder koil adalah ... a. Breaker point b. Breaker plate c. Vacum advancer d. Governor advancer 10. Besarnya sudut dwell/dwell angel dapat dicari dengan rumus ... a. 100% x 360/n (n=jumlah silinder) b. 75% x 360/n (n=jumlah silinder) c. 60% x 360/n (n=jumlah silinder) d. 50% x 360/n (n=jumlah silinder) 11. Di bawah ini yang merupakan pengertian saat pengapian adalah ... a. Saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran b. Saat kunci kontak diarahkan ke posisi start untuk menghidupkan mesin c. Saat platina mulai menutup d. Saat dimana pedal gas diakselerasikan untuk menaikkan putaran mesin 12. Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi adalah ... a. Distributor cap b. Rotor c. Kabel tegangan tinggi d. Kondensor
95 13. Pada sistem pengapian konvensional yang ditingkatkan adalah ... a. Arus listrik b. Tegangan listrik c. Kemagnetan d. Percikan listrik 14. Kemampuan untuk meradiasikan sejumlah panas oleh busi adalah ... a. Nilai panas busi b. Nilai didih busi c. Nilai percikan busi d. Nilai bakar busi 15. Penyetelan celah platina yang tepat adalah ... a. 0,2-0,3 mm b. 0,4-0,5 mm c. 0,6-0,7 mm d. 0,8-1 mm 16. Gambar di bawah ini merupakan gambar pemeriksaan ... a.
Kumparan primer koil
b.
Kumparan sekunder koil
c.
Ballast resistor
d.
Kabel tegangan tinggi
17. Busi dibagi menjadi dua macam yaitu ... a. Busi dingin dan busi pijar b. Busi panas dan busi pijar c. Busi pijar dan busi racing d. Busi panas dan busi dingin 18. Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk ... a. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju koil pengapian b. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari alternator menuju koil pengapian c. Menyediakan sumber arus dari baterai menuju koil pengapian d. Menyediakan sumber arus dari sekering menuju koil pengapian 19. Penyebab busi yang cepat kotor adalah ...
96 a. Campuran bahan bakar dan udara yang miskin b. Terjadi percikan di koil pengapian c. Percikan bunga api yang besar d. Kabel busi yang putus 20. Salah satu komponen dari sistem pengapian yang berfungsi menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian adalah ... a. Baterai b. Resistor c. Busi d. Distributor 21. Fungsi kumparan primer koil adalah ... a. Memercikkan bunga api b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi c. Membangkitkan induksi elektromagnet d. Membagi pengapian pada busi 22. Pada umumnya, saat pengapian putaran idle seperti gambar di bawah ini disetel pada ….. a. < 200 sebelum TMA b. > 200 sesudah TMA c. 50 – 100 sebelum TMA d. 50 – 100 sesudahTMA
23. Berikut ini komponen distributor yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin adalah ... a. Governor advancer b. Vacum advancer c. Governor spring d. Advancer rod 24. Komponen baterai terdiri dari ... a. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Arus b. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Kotak baterai c. Elemen baterai, Arus dan Kotak baterai d. Tegangan, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
97 25. Fungsi kumparan sekunder koil adalah ... a. Memercikkan bunga api b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi c. Membangkitkan induksi elektromagnet d. Membagi pengapian pada busi 26. Salah satu bagian dari busi yang berfungsi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi adalah ... a. Konduktor b. Regulator c. Komutator d. Isolator 27. Untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold adalah fungsi dari….. a.
Dwell angel
b.
Governor advancer
c.
Octane selector
d.
Vacuum advancer
28. Proses naiknya tegangan di dalam koil pengapian sering disebut dengan proses ... a. Elektrik b. Elektrodinamik c. Induksi elektromagnet d. Induksi elektrodinamik 29. Sudut putaran cam distributor saat breaker point menutup pada putaran idle adalah ... a. Dwell angel b. Governor advancer c. Octane selector d. Vacuum advancer 30. Apabila celah breaker point besar, maka sudut dwell/dwell angel ... a. Besar b. Kecil c. Tetap d. Berubah
98
Standar
Kompetensi Dasar
Indikator
Sub. Indikator
Nomor Soal
Jumlah
%
5
17%
18
60%
7
23%
30
100%
Kompetensi Memperbaiki
Mengidentifikasi
sistem
sistem
pengapian
dan komponennya
Prinsip kerja sistem
pengapian pengapian
Pengertian pengapian
10, 11, 12,
konvensional
Cara kerja pengapian
2
saat platina terbuka
Cara kerja pengapian
1
Lampiran 11. Kisi-kisi instrumen siklus II
KISI – KISI INSTRUMEN SIKLUS II SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
saat platina tertutup Komponen
–
Baterai
13, 14
komponen
sistem
Kunci kontak
15, 16
pengapian
dan
Koil pengapian
Distributor
Kabel tegangan tinggi
Busi
26 27, 28, 29, 30
Analisis pengapian
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
fungsinya
Mengidentifikasi gangguan
sistem
17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 24, 25
konvensional baterai
pengapian Jumlah
98
99
Lampiran 12. Soal siklus II
SOAL EVALUASI SIKLUS II SMK Negeri 4 Semarang
Mata Pelajaran
: Kelistrikan Otomotif
Nama
: ........................
Kelas / Semester
: X TKR 1 / Genap
No
: ........................
Waktu
: 45 Menit
Tanda tangan: ........................
Petunjuk Umum 1. Baca dengan cermat perintah soalnya dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar. 3. Jika terjadi perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya diatas jawaban yang diperbaiki.
1. Urutan proses pengapian saat platina tertutup yang benar adalah ... a. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa b. Arus mengalir dari (-) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa c. Arus mengalir dari (+) Baterai – (IG) Kunci Kontak – (B) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa d. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak – (+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Massa – Platina 2. Urutan proses pengapian saat platina terbuka yang benar adalah ... a. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Baterai – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
100 b. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel Tegangan Tinggi – Massa– Busi – Terjadi percikan bunga api pada busi c. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Distributor– Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi d. Arus primer terputus -Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi 3. Urutan rangkaian sistem pengapian pada gambar di bawah yang benar adalah ….. a. 2 – 3 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1 b. 2 – 4 – 5 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1 c. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1 d. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 10 – 9 – 1
4. Di bawah ini urutan firing order pada sistem pengapian 4 silinder yang benar adalah... a. 1-2-3-4 b. 1-3-2-4 c. 1-4-3-2 d. 1-3-4-2 5. Besarnya sudut dwell/dwell angel dapat dicari dengan rumus ... a. 100% x 360/n (n=jumlah silinder) b. 75% x 360/n (n=jumlah silinder) c. 60% x 360/n (n=jumlah silinder) d. 50% x 360/n (n=jumlah silinder) 6. Gambar di bawah ini merupakan gambar pemeriksaan ... a.
Kumparan primer koil
b.
Kumparan sekunder koil
c.
Ballast resistor
d.
Kabel tegangan tingg
7. Penyebab busi yang cepat kotor adalah ... a. Campuran bahan bakar dan udara yang miskin b. Terjadi percikan di koil pengapian c. Percikan bunga api yang besar d. Kabel busi yang putus
101 8. Pada umumnya, saat pengapian putaran idle seperti gambar di bawah ini disetel pada ….. a. < 200 sebelum TMA b. > 200 sesudah TMA c. 50 – 100 sebelum TMA d. 50 – 100 sesudahTMA 9. Penyetelan celah platina yang tepat adalah ... a. 0,2-0,3 mm b. 0,4-0,5 mm c. 0,6-0,7 mm d. 0,8-1 mm 10. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari sistem pengapian adalah ... a. Sistem yang digunakan untuk mengubah bunga api menjadi listrik b. Sistem yang digunakan untuk pembakaran pada motor diesel c. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 12 Volt menjadi 10 KV atau lebih dan digunakan pada proses pembakaran d. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 10 KV menjadi 12 Volt dan digunakan pada proses pembakaran 11. Di bawah ini yang merupakan pengertian saat pengapian adalah ... a. Saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran b. Saat kunci kontak diarahkan ke posisi start untuk menghidupkan mesin c. Saat platina mulai menutup d. Saat dimana pedal gas diakselerasikan untuk menaikkan putaran mesin 12. Pada sistem pengapian konvensional yang ditingkatkan adalah ... a. Arus listrik b. Tegangan listrik c. Kemagnetan d. Percikan listrik 13. Sumber arus listrik utama pada kendaraan untuk membantu proses pengapian adalah ... a. Baterai b. Distributor c. Motor Stater d. Semua jawaban benar
102 14. Komponen baterai terdiri dari ... a. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Arus b. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Kotak baterai c. Elemen baterai, Arus dan Kotak baterai d. Tegangan, Elektrolit baterai dan Kotak baterai 15. Gambar dibawah ini merupakan gambar ...
a. Platina b. Kunci Kontak c. Busi d. Kondensor 16. Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk ... a. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju koil pengapian b. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari alternator menuju koil pengapian c. Menyediakan sumber arus dari baterai menuju koil pengapian d. Menyediakan sumber arus dari sekering menuju koil pengapian 17. Didalam koil pengapian terdapat dua buah kumparan yaitu ... a. Primer dan resistor b. Sekunder dan resistor c. Seri dan paralel d. Primer dan sekunder 18. Fungsi kumparan primer koil adalah ... a. Memercikkan bunga api b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi c. Membangkitkan induksi elektromagnet d. Membagi pengapian pada busi 19. Fungsi kumparan sekunder koil adalah ... a. Memercikkan bunga api b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
103 c. Membangkitkan induksi elektromagnet d. Membagi pengapian pada busi 20. Proses naiknya tegangan di dalam koil pengapian sering disebut dengan proses ... a. Elektrik b. Elektrodinamik c. Induksi elektromagnet d. Induksi elektrodinamik 21. Berikut ini yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder koil adalah ... a. Breaker point b. Breaker plate c. Vacum advancer d. Governor advancer 22. Berikut ini komponen distributor yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin adalah ... a. Governor advancer b. Vacum advancer c. Governor spring d. Advancer rod 23. Untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold adalah fungsi dari….. a.
Dwell angel
b.
Governor advancer
c.
Octane selector
d.
Vacuum advancer
24. Sudut putaran cam distributor saat breaker point menutup pada putaran idle adalah ... a. Dwell angel b. Governor advancer c. Octane selector d. Vacuum advancer 25. Apabila celah breaker point besar, maka sudut dwell/dwell angel ...
104 a. Besar b. Kecil c. Tetap d. Berubah 26. Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi adalah ... a. Distributor cap b. Rotor c. Kabel tegangan tinggi d. Kondensor 27. Salah satu komponen dari sistem pengapian yang berfungsi menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian adalah ... a. Baterai b. Resistor c. Busi d. Distributor 28. Kemampuan untuk meradiasikan sejumlah panas oleh busi adalah ... a. Nilai panas busi b. Nilai didih busi c. Nilai percikan busi d. Nilai bakar busi 29. Busi dibagi menjadi dua macam yaitu ... a. Busi dingin dan busi pijar b. Busi panas dan busi pijar c. Busi pijar dan busi racing d. Busi panas dan busi dingin 30. Salah satu bagian dari busi yamg berfungsi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi adalah ... a. Konduktor b. Regulator c. Komutator d. Isolator
105 Lampiran 13. Lembar observasi penelitian siklus I dan siklus II
Lembar Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD A. Petunjuk pengisian lembar observasi 1. Isilah dengan kode skor pada kolom skor 2. Untuk keterangan skor adalah : 4 : Sangat baik (SB) 3 : Baik (B) 2 : Cukup (C) 1 : Kurang (K) B. Tabel pengamatan
No 1.
Proses STAD
2.
Keaktifan siswa
3.
Perhatian siswa
4.
Kedisiplinan
5.
Penugasan
6.
Tolak ukur keberhasilan pembelajaran
Hal yang diamati Siswa a. Memperhatikan guru b. Belajar dalam tim c. Mengerjakan tes a. Siswa aktif mencatat materi b. Siswa aktif bertanya c. Siswa aktif mengajukan ide a. Diam dan tenang b. Terfokus pada materi c. Antusias a. Kehadiran /absensi b. Datang tepat waktu c. Pulang tepat waktu a. Mengerjakan semua tugas b. Ketepatan mengumpulkan tugas c. Mengerjakan sesuai perintah c. Pemahaman terhadap materi d. Bertanya kepada guru e. Berdiskusi dengan kelompoknya
Skor
C. Saran/Catatan Tuliskan komentar/saran/catatan : .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... Semarang, Mei 2013 Pengamat/Peneliti ...................................
106
Lampiran 14. Daftar nilai kemampuan awal siswa HASIL TES EVALUASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL ANALISIS HASIL EVALUASI
MATA PELAJARAN
:Kelistrikan Otomotif
KOMPETENSI
:Teknik Kendaraan Ringan
KELAS / SEMESTER
: XO1/Genap
SATUAN PENDIDIKAN
: SMK (Kelompok Teknologi Industri)
JUMLAH SOAL
:10 butir
Tanggal Evaluasi
:13 Mei 2013
JUMLAH PESERTA
: 36 sisw a
Tahun Pelajaran
: 2013/2014
SKOR YANG DIPEROLEH No
NIS
JML SKOR
Nomor Soal
NAMA SISWA 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
% KETER CAPAI AN
TUNTAS TI-
YA
DAK
1
16653 ADITYA YOGA PRATAMA
0,0
1,0
1,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
7,0
70,00
√
2
16654 ADJI KURNIAWAN
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
0,0
7,0
70,00
√
3
16655 AFIF YUDHA PRATAMA
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
1,0
0,0
7,0
70,00
4
16656 ANDIKA BASKORO AJI
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
8,0
80,00
5
16657 ARIF ROFIUDIN
1,0
1,0
0,0
1,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
7,0
70,00
6
16658 BAGUS SETIAWAN
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
1,0
0,0
1,0
0,0
7,0
70,00
7
16659 BONDAN PRASETYO
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
10,0
100,00
8
16660 ERFAN ARIANTORO WICAKSONO
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
0,0
7,0
70,00
9
16661 FAKHRI RIQI ALDI
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
9,0
90,00
10
16662 FELIQ ANGGRIAWAN
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
7,0
70,00
11
16663 GALIH ALFRIANDY
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
9,0
90,00
12
16664 HIMAWAN SETYO WIBISONO
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,0
1,0
6,0
60,00
13
16665 IRVAN JODY OKTAFIANTO
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
8,0
80,00
14
16666 JADUG BAHUREKSO
0,0
0,0
1,0
0,0
1,0
1,0
0,0
0,0
1,0
0,0
4,0
40,00
√
15
16667 JAKA BUDI UTAMA
1,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
1,0
0,0
6,0
60,00
√
16
16668 LIKA JANUAR ROSTA NUGRAHA
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
0,0
7,0
70,00
√
17
16669 MARZUQI YASID MAR I
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
0,1
1,0
0,1
2,2
22,00
18
16670 MUCH FARDAN MUGIAR
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
0,0
1,0
1,0
8,0
80,00
19
16671 NAUFAL FADLURRAHMAN
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
1,0
0,0
0,0
6,0
60,00
20
16672 NICO AZNEN AZIZ
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
5,0
50,00
21
16673 OKY BAMA ANUGERAH
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
9,0
90,00
√
22
16674 RANDY CAHYA KURNIANTO
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
8,0
80,00
√
23
16675 RIYAN DWI SETYADI
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
10,0
100,00
√
24
16676 RIZAL DWI SETYAWAN
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
1,0
0,0
1,0
0,0
7,0
70,00
25
16677 RIZQI OKTAVIAN ARDIANSYAH
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
1,0
1,0
0,0
0,0
6,0
60,00
26
16678 SATRYA BAGUS PRAKOSO
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
8,0
80,00
27
16679 SHARIZAN SANTOSO
1,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
0,0
7,0
70,00
√
28
16680 VICKI SURYA PRADANA
1,0
0,0
0,0
1,0
0,0
1,0
0,0
0,0
1,0
0,0
4,0
40,00
√
29
16681 YEYEN YULIAWAN
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
1,0
0,0
7,0
70,00
√
30
16682 YOPI RISTYAWAN
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
6,0
60,00
√
31
16683 YOSIE SETYAWAN
0,0
0,0
1,0
1,0
1,0
0,0
1,0
0,0
0,0
0,0
4,0
40,00
√
32
16684 YUSUF SURYANA
0,0
1,0
1,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
7,0
70,00
√
33
16095 UNGGUL SATRIA JATI**
0,0
0,0
1,0
1,0
0,0
0,0
1,0
1,0
1,0
0,0
5,0
50,00
√
34
16099 ADI PUJI L**
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
4,0
40,00
√
35
16115 GHOFUR LELONO N**
0,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
0,0
0,0
1,0
0,0
4,0
40,00
36
16143 AYU DANING S**
1,0
1,0
1,0
1,0
0,0
0,0
1,0
1,0
1,0
0,0
7,0
70,00
JUMLAH SKOR
25
27
31
27
22
27
29
19
28
5
240
2402
JUMLAH SKOR MAKSIMUM (IDEAL)
0,7
0,8
0,9
0,8
0,6
0,8
0,8
0,5
0,8
0,1
6,7
66,7
KETERCAPAIAN
1,9
2,1
2,4
2,1
1,7
2,1
2,2
1,5
2,2
0,4
18,5
Sumber: hasil tes evaluasi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang 2013
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√ √ 10
26
107 Lampiran 15. Daftar nilai siklus I DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I NO URUT NIS 1 16653 2 16654 3 16655 4 16656 5 16657 6 16658 7 16659 8 16660 9 16661 10 16662 11 16663 12 16664 13 16665 14 16666 15 16667 16 16668 17 16669 18 16670 19 16671 20 16672 21 16673 22 16674 23 16675 24 16676 25 16677 26 16678 27 16679 28 16680 29 16681 30 16682 31 16683 32 16684 33 16095 34 16099 35 16115 36 16143
NAMA ADITYA YOGA PRATAMA ADJI KURNIAWAN AFIF YUDHA PRATAMA ANDIKA BASKORO ADJI ARIF ROFIUDIN BAGUS SETIAWAN BONDAN PRASETYO ERFAN ARIANTORO W FAKHRI RIFQI ALDI FELIQ ANGGRIAWAN GALIH ALFRIANDY HIMAWAN SETYO W IRVAN JODY OKTAFIANTO JADUG BAHUREKSO JAKA BUDI UTAMA LIKA JANUAR ROSTA N MARZUQI YASID MAR I M FARDAN MUGIAR NAUFAL FADLURRAHMAN NICO AZNEN AZIZ OKY BAMA ANUGERAH RANDY CAHYA KURNIANTO RIYAN DWI SETYADI RIZAL DWI SETYAWAN RIZQI OKTAVIAN A SATRYA BAGUS PRAKOSO SHARIZAN SANTOSO VICKI SURYA PRADANA YEYEN YULIAWAN YOPI RISTYAWAN YOSIE SETYAWAN YUSUF SURYANA UNGGUN SATRIA JATI ADI PUJI L GHOFUR LELONO N AYU DANING S Total Nilai Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Ketuntasan siswa
Tes Siklus 1
Ketuntasan
70 66 86 90 76 66 70 66 63 70 83 70 83 70 70 70 83 66 66 63 66 76 80 56 60 90 83 60 80 56 63 60 46 70 66 60
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
2519 90 46 69,97 30,55%
108 Lampiran 16. Daftar nilai siklus II DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS II NO URUT NIS 1 16653 2 16654 3 16655 4 16656 5 16657 6 16658 7 16659 8 16660 9 16661 10 16662 11 16663 12 16664 13 16665 14 16666 15 16667 16 16668 17 16669 18 16670 19 16671 20 16672 21 16673 22 16674 23 16675 24 16676 25 16677 26 16678 27 16679 28 16680 29 16681 30 16682 31 16683 32 16684 33 16095 34 16099 35 16115 36 16143
NAMA
Tes Siklus 2
Ketuntasan
ADITYA YOGA PRATAMA ADJI KURNIAWAN AFIF YUDHA PRATAMA ANDIKA BASKORO ADJI ARIF ROFIUDIN BAGUS SETIAWAN BONDAN PRASETYO ERFAN ARIANTORO W FAKHRI RIFQI ALDI FELIQ ANGGRIAWAN GALIH ALFRIANDY HIMAWAN SETYO W IRVAN JODY OKTAFIANTO JADUG BAHUREKSO JAKA BUDI UTAMA LIKA JANUAR ROSTA N MARZUQI YASID MAR I M FARDAN MUGIAR NAUFAL FADLURRAHMAN NICO AZNEN AZIZ OKY BAMA ANUGERAH RANDY CAHYA KURNIANTO RIYAN DWI SETYADI RIZAL DWI SETYAWAN RIZQI OKTAVIAN A SATRYA BAGUS PRAKOSO SHARIZAN SANTOSO VICKI SURYA PRADANA YEYEN YULIAWAN YOPI RISTYAWAN YOSIE SETYAWAN YUSUF SURYANA UNGGUN SATRIA JATI ADI PUJI L GHOFUR LELONO N AYU DANING S Total Nilai Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Ketuntasan siswa
83 70 73 83 76 83 90 70 76 80 96 86 90 86 76 73 76 73 80 86 86 76 76 76 86 86 76 83 76 80 83 86 83 86 90 83
Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
2918 96 70 81,05 86,11%
109
LEMBAR HAS IL O BS ERVAS I S IKLUS I S k or h u ru f
NO NAMA URUT
NIS
1
16653
2
1
2
3
S k or k e tu n tasan 4
5
1
6
3
4
5
6
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
Adit ya Yoga P rat ama
B
B
C
C
C
C
C
B
C
B
B
B
B
C
B
K
K
B
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
16654
Adji Kurniawan
C
K
C
B
C
K
C
C
C
B
B
B
B
C
B
K
C
K
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
3
16655
Afif Yudha P rat ama
C
B
B
B
K
K
C
K
C
B
B
B
B
B
B
K
K
K
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
4
16656
Andika Baskoro Adji
C
SB
B
B
K
C
K
K
C
B
B
B
B
B
B
K
SB
SB
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
5
16657
Arif Rofiudin
C
B
B
C
C
K
K
K
C
B
B
B
B
C
B
K
K
B
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
6
16658
Bagus Set iawan
C
K
B
C
C
K
K
C
K
B
B
B
B
B
B
K
C
K
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
7
16659
Bondan P raset yo
C
C
B
B
K
C
K
C
K
B
B
B
B
C
B
K
K
K
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
8
16660
Erfan Ariant oro W
K
K
B
C
C
C
C
C
C
B
B
B
B
B
B
K
K
K
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
9
16661
Fakhri Rifqi Aldi
C
K
B
B
K
C
K
C
K
B
B
B
C
C
B
K
C
B
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
10
16662
Feliq Anggriawan
C
K
B
C
C
C
K
C
C
B
B
B
B
B
B
B
K
K
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
11
16663
Galih Alfriandy
B
SB
B
B
SB
C
B
C
SB
B
B
B
B
SB
B
K
K
SB
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
12
16664
Himawan Set yo W
C
K
B
C
K
K
K
K
B
B
B
B
B
B
B
B
K
B
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
13
16665
Irvan Jody Okt afiant o
B
B
B
B
K
C
B
B
B
B
B
B
B
SB
B
K
K
SB
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
14
16666
Jadug Bahurekso
C
C
B
B
C
K
K
K
C
B
B
B
B
C
B
C
K
B
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
15
16667
Jaka Budi Ut ama
B
C
B
K
K
C
B
K
B
B
B
B
B
B
B
C
K
C
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
16
16668
Lika Januar Rost a N
C
K
B
B
K
C
C
C
K
B
B
B
C
C
B
C
K
C
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
17
16669
Marzuqi Yasid Mar I
B
B
B
B
SB
B
SB
K
B
B
B
B
B
SB
B
B
K
K
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
18
16670
M Fardan Mugiar
C
K
B
C
C
C
B
C
B
B
B
B
B
B
B
C
K
B
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
19
16671
Naufal Fadlurrahman
C
C
B
B
K
K
K
C
B
B
B
B
B
C
B
B
K
K
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
20
16672
Nico Aznen Aziz
C
C
B
B
K
B
B
C
SB
B
B
B
B
B
B
K
B
SB
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
21
16673
Oky Bama Anugerah
C
C
B
K
K
K
SB
C
B
B
B
B
B
B
B
B
K
B
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
22
16674
Randy Cahya Kurniant o
C
K
B
K
K
C
C
K
C
B
B
B
C
B
B
K
B
K
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
23
16675
Riyan Dwi Set yadi
B
C
B
B
C
K
K
K
C
B
B
B
B
B
B
B
K
C
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
24
16676
Rizal Dwi Set yawan
K
K
B
K
C
C
C
C
B
B
B
B
B
C
B
C
K
K
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
25
16677
Rizqi Okt avian A
C
K
B
B
K
K
B
C
C
B
B
B
B
B
B
B
K
C
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
26
16678
Sat rya Bagus P rakoso
SB
SB
B
SB
K
K
SB
C
SB
B
B
B
B
B
B
K
SB
SB
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
27
16679
Sharizan Sant oso
B
B
B
B
SB
C
K
C
SB
B
B
B
B
B
B
B
SB
B
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
16680
Vicki Surya P radana
C
K
B
B
K
C
B
C
C
B
B
B
B
B
B
K
K
C
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
29
16681
Yeyen Yuliawan
C
SB
B
K
B
C
K
K
SB
B
B
B
B
B
B
B
K
SB
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
30
16682
Yopi Rist yawan
B
B
B
B
K
C
SB
K
SB
B
B
B
B
B
B
K
C
K
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
31
16683
Yosie Set yawan
C
K
B
K
C
K
C
C
K
B
B
B
B
B
B
K
K
C
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
32
16684
Yusuf Suryana
B
B
B
K
K
C
K
K
C
B
B
B
B
C
B
C
K
K
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
33
16095
Unggun Sat ria Jat i
K
K
C
C
K
K
K
K
K
B
B
B
B
B
B
C
K
K
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
34
16099
Adi P uji L
K
C
B
B
C
K
K
K
C
B
B
B
B
B
B
C
K
C
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
35
16115
Ghofur Lelono N
K
B
B
C
K
C
C
K
K
B
B
B
B
B
B
K
K
K
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
36
16143
Ayu Daning S
K
C
B
B
C
K
K
K
K
B
B
B
B
B
B
K
K
K
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
Jumlah
10
13
33
20
4
2
11
2
14
36
36
36
33
26
36
9
5
14
28
36
92
56
11
5,6
31
92
72 100
25
14
39
% Rat a-rat a
a
2
b
c
a
51,85185185
b
c
a
24,07407407
b
c
5,6 25
a
b
c
a
39 100 100 100 100
b
c
a
87,96296296
b
c
Lampiran 17. Hasil observasi siklus I
HASIL OBSERVASI SIKLUS I
25,92592593
109
110
LEMBAR HASIL O BSERVASI SIKLUS II Skor
NO NAMA URUT
NIS
1
16653
2 3
1
2
3
Skor ke tuntasan 4
5
1
6
2
3
4
5
6
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
Adit ya Yoga Prat ama
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
16654
Adji Kurniawan
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
16655
Afif Yudha Prat ama
B
B
B
B
K
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
16656
Andika Baskoro Adji
B
SB
B
B
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
SB
SB
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
16657
Arif Rofiudin
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
16658
Bagus Set iawan
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
7
16659
Bondan Praset yo
C
C
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
16660
Erfan Ariant oro W
B
C
B
B
B
C
C
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
16661
Fakhri Rifqi Aldi
B
B
B
B
K
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
10
16662
Feliq Anggriawan
C
B
B
B
B
C
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
16663
Galih Alfriandy
B
SB
B
B
SB
C
B
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
B
SB
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
16664
Himawan Set yo W
C
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
16665
Irvan Jody Okt afiant o
B
SB
B
B
K
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
SB
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
16666
Jadug Bahurekso
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
16667
Jaka Budi Ut ama
B
SB
B
B
K
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
C
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
16
16668
Lika Januar Rost a N
B
B
B
B
K
C
C
C
B
B
B
B
B
B
B
C
B
C
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
17
16669
Marzuqi Yasid Mar I
B
B
B
B
SB
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
16670
M Fardan Mugiar
C
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
16671
Naufal Fadlurrahman
B
SB
B
B
B
B
K
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
16672
Nico Aznen Aziz
B
SB
B
B
B
B
B
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
B
SB
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
21
16673
Oky Bama Anugerah
B
B
B
B
B
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
16674
Randy Cahya Kurniant o
B
C
B
B
B
C
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
23
16675
Riyan Dwi Set yadi
B
C
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
K
C
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
24
16676
Rizal Dwi Set yawan
B
C
B
B
B
C
C
C
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
25
16677
Rizqi Okt avian A
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
C
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
26
16678
Sat rya Bagus Prakoso
SB
SB
B
B
K
B
SB
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
SB
SB
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
27
16679
Sharizan Sant oso
B
B
B
B
SB
C
B
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
SB
B
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
16680
Vicki Surya Pradana
C
B
B
B
B
C
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
C
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
29
16681
Yeyen Yuliawan
B
SB
B
B
B
C
B
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
B
SB
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
30
16682
Yopi Rist yawan
B
B
B
B
B
C
SB
B
SB
B
B
B
B
B
B
B
C
B
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
31
16683
Yosie Set yawan
B
C
B
B
B
B
C
C
C
B
B
B
B
B
B
B
B
C
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
32
16684
Yusuf Suryana
B
B
B
B
K
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
33
16095
Unggun Sat ria Jat i
B
B
B
B
K
B
K
B
K
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
34
16099
Adi Puji L
C
C
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
C
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
35
16115
Ghofur Lelono N
B
B
B
B
B
C
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
36
16143
Ayu Daning S
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah
29
28
36
35
28
19
27
32
27
36
36
36
36
36
36
33
31
29
%
81
78
100
97
78
53
75
89
75
100
100
100
100
100
100
92
86
81
Rat a-rat a
86,11111111
75,92592593
79,62962963
100
100
Lampiran 18. Hasil observasi siklus II
HASIL OBSERVASI SIKLUS II
86,11111111
110
111
Lampiran 19. Foto dokumentasi penelitian di SMK Negeri 4 Semarang Foto Dokumentasi Penelitian 1. Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh guru
2. Penjelasan materi sistem pengapian konvensional oleh guru
112 3. Kegiatan diskusi kelompok yang dilakukan oleh siswa
4. Siswa menjelaskan persoalan yang diberikan oleh guru
113 5. Guru memantau kegiatan diskusi siswa
6. Kegiatan pengamatan terhadap siswa oleh peneliti
114 7. Siswa mengerjakan soal evaluasi
8. Guru menjelaskan kembali materi yang di diskusikan oleh siswa secara singkat