PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN METODE BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIDYA PRAJA UNGARAN
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Nur Wahyu Agus Setianingsih 7101406017
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada : Hari
: Jumat
Tanggal
: 24 September 2010
Penguji Skripsi,
Nina Oktarina, S.Pd, M.Pd. NIP. 1978 1007 2003 12 2 002
Anggota I
Anggota II
Drs. Marimin, M.Pd
Drs. Partono
NIP. 1952 0228 1980 03 1 003
NIP. 1956 0427 1982 03 1 002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP. 1962 0812 1987 02 1 001
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada : Hari
: Senin
Tanggal : 6 September 2010
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Drs. Marimin, M.Pd
Drs. Partono
NIP. 1952 0228 1980 03 1 003
NIP. 1956 0427 1982 03 1 002
Mengetahui, Ketua Jurusan Manajemen
Drs. Sugiharto, M.Si NIP. 1957 0820 1983 03 1 002
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, September 2010
Nur Wahyu Agus Setianingsih NIM. 7101406017
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Tak ada yang tak mungkin sebelum di coba, ada tindakan ada jalan.
Persembahan untuk : 1. Orang tuaku tercinta (Bapak Sukarno dan Ibu Murniah) 2. Kakak-kakakku tersayang 3. Teman-temanku prodi Pend. Administrasi Perkantoran
v
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolan Informasi (KKPI) Siswa Kelas X SMK Widya Praja Ungaran”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Studi Strata I (satu) gelar Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran pada Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.
2.
Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk penelitian.
3.
Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen yang telah memberikan ijin penelitian.
4.
Dra. Marimin, M.Pd, dosen pembimbing I yang sabar dalam memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.
5.
Drs. Partono, dosen pembimbing II yang sabar dalam memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan skripsi ini.
6.
Nina Oktarina, S.Pd.,M.Pd., dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.
7.
Drs. H. Eko Sutanto, Kepala SMK Widya Praja Ungaran yang telah memberikan ijin penelitian.
8.
Titin Intan Nurcahyani, S.Pd, Ketua Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran yang telah membantu dalam penelitian.
vi
9.
Nitasari Titah Rahayu, S.Kom., guru mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) yang telah membantu dalam penelitian.
10.
Seluruh siswa kelas X SMK Widya Praja Ungaran yang telah membantu sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
11.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah
S.W.T dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semarang, Penulis
vii
September 2010
SARI Setianingsih, Nur Wahyu Agus. 2010. ”Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Siswa Kelas X SMK Widya Praja Ungaran”. Skripsi. Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Marimin, M.Pd. Pembimbing II. Drs. Partono Kata Kunci : Motivasi Belajar, Metode Belajar, Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dilaksanakan oleh siswa. Prestasi belajar dipengaruhi di antaranya oleh motivasi dan metode belajar. Kenyataan di SMK Widya Praja Ungaran memiliki indikasi motivasi belajar yang tinggi dan metode belajar yang baik tetapi masih ada 78,48% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ”Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Belajar Terhadap Prestasi Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Siswa Kelas X SMK Widya Praja Ungaran”. Permasalahan yang dikaji penelitian ini : (1) Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa, (2) Adakah pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa, (3) Seberapa besar pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa secara parsial maupun simultan. Tujuan penelitian ini : (1) mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa (2) mengetahui pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa, dan (3) mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa secara parsial dan simultan. Populasi penelitian ini berjumlah 79 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda. Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan motivasi belajar termasuk tinggi dengan persentase 72,18%, metode belajar termasuk baik dengan persentase 71,72%. Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan Y = -2,319 + 0,383 X1 + 0,455 X2. Uji t diperoleh thitung 3,099> 1,99 = ttabel untuk variabel motivasi belajar, yang berarti bahwa adanya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Variabel metode belajar dengan uji t diperoleh thitung 3,823 > 1,99 = ttabel yang berarti bahwa adanya pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan hasil uji F diperoleh Fhitung = 23,697 > F tabel = 3,116 pada tingkat nilai probabilitas 0,000 ≤ α (0,05) yang berarti bahwa adanya pengaruh antara motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh parsial variabel motivasi belajar sebesar 11,22 % dan variabel metode belajar sebesar 16,16 %. Sedangkan besarnya pengaruh simultan motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar siswa adalah 36,8% dan sisanya 63,2% dipengaruhi variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Berdasar hasil penelitian disimpulkan bahwa secara parsial maupun simultan motivasi belajar dan metode belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar KKPI. Disarankan guru untuk sering memberi quiz dan tugas individu pada siswa.
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................
iii
PERNYATAAN ................................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
PRAKATA ........................................................................................................
vi
SARI .................................................................................................................. viii DAFTAR ISI .....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ......... .............................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................
6
1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................................
6
1.4.2 Manfaat Praktis.....................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................
7
2.1 Tinjauan Tentang Belajar ...............................................................
7
2.1.1 Pengertian Belajar ..................................................................
7
2.1.2 Teori-Teori Belajar ..............................................................
8
2.1.3 Prinsip-Prinsip Belajar .........................................................
12
2.2 Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ................................................
13
2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar ..................................................
13
2.2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...........
14
2.3 Tinjauan tentang Kompetensi Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).....................................................
16
2.4 Tinjauan Tentang Motivasi Belajar...............................................
17
ix
2.4.1 Pengertian Motivasi.............................................................
17
2.4.2 Teori-Teori Motivasi............................................................
19
2.4.3 Ciri-Ciri Motivasi Belajar ...................................................
23
2.4.4 Bentuk-Bentuk Motivasi.....................................................
25
2.4.5 Jenis Motivasi Belajar..........................................................
27
2.5 Tinjauan Tentang Metode Belajar.................................................
29
2.5.1. Pengertian Metode Belajar.................................................
29
2.5.2. Cara Belajar yang Efektif..................................................
32
2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan.............................................
35
2.7 Kerangka Berpikir ........................................................................
36
2.8 Hipotesis .......................................................................................
39
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
41
3.1 Populasi Penelitian .......................................................................
41
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................
41
3.2.1 Variabel Bebas atau Variabel Independen (X) ...................
42
3.2.2 Variabel Terikat atau Variabel Dependen (Y) ....................
43
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
43
3.3.1 Angket atau kuesioner ........................................................
43
3.3.2 Observasi ............................................................................
44
3.4 Pengujian Alat Pengumpul Data .................................................
44
3.4.1 Validitas ..............................................................................
44
3.4.2 Reliabilitas ..........................................................................
47
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data........................................
48
3.5.1 Analisis Deskriptif Persentase ...........................................
48
3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda........................................
50
3.5.3 Uji Hipotesis .......................................................................
51
3.5.3.1 Uji Parsial (Uji t) ................................................. 51 3.5.3.2 Uji Simultan (Uji F) ............................................
52
3.5.4 Koefiesien Determinasi (R2) ..............................................
53
3.5.5 Uji Asumsi Klasik (Uji Prasyarat) .....................................
55
3.5.5.1 Uji Normalitas ....................................................
56
x
3.5.5.2 Uji Multikolinieritas ............................................
56
3.5.5.3 Uji Heteroskedastisitas .......................................
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................
58
4.1 Hasil Penelitian ...........................................................................
58
4.1.1 Gambaran Umum SMK Widya Praja Ungaran .................
58
4.1.2 Deskriptif Variabel Penelitian.............................................
59
4.1.2.1. Variabel Motivasi Belajar (X1).............................
59
4.1.2.1.1. Tekun Menghadapi Tugas.............................
60
4.1.2.1.2. Tidak Mudah Putus Asa................................
62
4.1.2.1.3. Suka Bekerja Keras dan Mandiri...................
63
4.1.2.1.4. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah..
64
4.1.2.2. Variabel Metode Belajar (X2)...................................
65
4.1.2.2.1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya.........
67
4.1.2.2.2.Membaca dan Membuat Catatan....................
68
4.1.2.2.3.Mengulangi Bahan Pelajaran...........................
69
4.1.2.2.4. Konsentrasi....................................................
70
4.1.2.2.5. Mengerjakan Tugas........................................
72
4.1.2.3. Variabel Prestsai Belajar KKPI (Nilai UAS KKPI)..
73
4.1.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .................................
74
4.1.4 Hasil Pengujian Hipotesis ......................................................
75
4.1.4.1 Hasil Uji t (Pengujian Secara Parsial) ........................
75
4.1.4.2 Hasil Uji F (Pengujian Secara Simultan) ...................
77
4.1.4.3 Koefisien Determinasi Parsial.....................................
79
4.1.4.4 Koefisien Determinasi Simultan ................................
79
4.1.5. Uji Asumsi Klasik.................................................................
80
4.1.5.1. Uji Normalitas Data.................................................
80
4.1.5.2. Uji Multikolonieritas................................................
82
4.1.5.3. Uji Heteroskedastisitas............................................
83
4.2. Pembahasan..................................................................................
85
BAB V PENUTUP ........................................................................................ xi
92
5.1 Simpulan .......................................................................................
92
5.2 Saran .............................................................................................
93
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.1
Nilai UAS KKPI Siswa Kelas X AP Tahun Ajaran 2009/2010 ....................2
3.1
Hasil Uji Coba Validitas Angket Motivasi Belajar.......................................46
3.2
Hasil Uji Coba Angket Metode Belajar........................................................46
3.3
Kriteria dan Interval Presentase Pervariabel.................................................50
4.1
Distribusi Variabel Motivasi Belajar............................................................59
4.2
Distribusi Tekun Menghadapi Tugas............................................................61
4.3 Distribusi Tidak Mudah Putus Asa..............................................................62 4.4
Distribusi Suka Bekerja Keras dan Mandiri ................................................63
4.5 Distribusi Senang Mencari dan Memecahkan Masalah................................64 4.6
Distribusi Variabel Metode Belajar..............................................................66
4.7
Distribusi Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya......................................67
4.8
Distribusi Membaca dan Membuat Catatan.................................................68
4.9
Distribusi Mengulangi Bahan Pelajaran.......................................................69
4.10 Distribusi Konsentrasi..................................................................................71 4.11 Distribusi Mengerjakan Tugas.....................................................................72 4.12 Distribusi Variabel Prestasi Belajar/Nilai UAS KKPI................................73 4.13 Regresi Linier Berganda..............................................................................74 4.14 Uji t (Uji Secara Parsial)..............................................................................76 4.15 Uji F ( Uji Secara Simultan)........................................................................78 4.16 Koefisien Determinasi Parsial (Uji r2)........................................................79 4.17 Koefisien Determinasi Simultan (Uji R2)....................................................80 4.18 Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov Smirnov (KS)..........................81 4.19 Uji Multikolinieritas................................................................................83 4.20 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser............................................85
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 39 4.1 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Motivasi Belajar..............................60 4.2 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tekun Menghadapi Tugas..............61 4.3 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tidak Mudah Putus Asa..................63 4.4 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Suka Bekerja Keras dan Mandiri....64 4.5 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Senang Mencari dan Memecahkan Masalah.........................................................................................................65 4.6 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Metode Belajar................................66 4.7 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya.............................................................................................68 4.8 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Membaca dan Membuat Catatan..........................................................................................................69 4.9 Diagram Batang Peskriptif Persentasi Mengulangi Bahan Pelajaran............70 4.10 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Konsentrasi.....................................71 4.11 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Mengerjakan Tugas............73 4.12 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tentang Prestasi Belajar/Nilai UAS KKPI...........................................................................................................74 4.13 Uji Normalitas Pada Grafik Normal P-P Plot..............................................82 4.14 Uji Heteroskedastisitas Pada Grafik Scatterplot...........................................84
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1
Pengantar Angket Penelitian ........................................................................ 96
2
Kisi- Kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 97
3
Instrumen Penelitian .....................................................................................98
4
Perhitungan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .........................................105
5
Deskriptif Persentasi Variabel Motivasi Belajar .........................................109
6
Deskriptif Persentasi Variabel Metode Belajar ...........................................112
7
Deskriptif Prestasi belajar KKPI..................................................................115
8
Hasil Uji Asumsi Klasik (Uji Prasyarat) .....................................................117
9
Analisis Regresi Linier Berganda.................................................................120
10 Pengujian Hipotesis .....................................................................................121 11 Rekapitulasi Nilai KKPI Semester I Siswa Kelas X AP..............................123 12 Surat Keterangan Telah Penelitian dari SMK Widya Praja Ungaran...........125 13 Daftar Nama Responden..............................................................................126
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penguasaan komputer dan kemampuan mengelola informasi merupakan
suatu keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa-siswa SMK. Oleh karena itu sejak tahun 2004, pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) disertakan dalam kurikulum SMK hingga sekarang ini. Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor intern (dari dalam diri) subjek belajar, faktor ekstern (dari luar diri) subjek belajar dan faktor pendekatan belajar. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, masalah yang harus mendapat perhatian adalah masalah motivasi dan metode belajar siswa. Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut dengan motivasi. (Sardiman 2007:40) Jadi, motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Realitas yang terjadi di SMK Widya Praja Ungaran menunjukkan bahwa prestasi belajar KKPI pada siswa kelas X pada program keahlian Administrasi Perkantoran belum membuahkan hasil yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil ulangan akhir semester untuk mata diklat adaptif KKPI
1
2
yang masih belum mencapai hasil yang maksimal. Rata-rata nilai UAS masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 6,00. Adapun data nilai UAS KKPI siswa kelas X AP : Tabel 1.1 Nilai UAS KKPI Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK 1Widya Praja Ungaran Tahun Ajaran 2009/2010 Kelas XAP 1
Nilai rata-rata kelas 5,0
Nilai di bawah 6,00 33
Nilai di atas 6,00 7
Jumlah siswa 40
X AP 2
5,1
29
10
39
62
17
79
Jumlah
Sumber : Guru Mata Diklat Adaptif KKPI SMK Widya Praja Ungaran Nilai yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMK Widya Praja Ungaran untuk mata pelajaran KKPI adalah sebesar 6,00. Jadi berdasarkan data di atas, hanya terdapat 21,52% siswa yang telah memenuhi KKM sedangkan sisanya 78,48% siswa belum tuntas. Motivasi belajar siswa dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan dalam pelajaran KKPI terlihat baik, terbukti dengan antusiasme mereka dalam mengerjakan quiz yang diberikan oleh guru, dengan cepat dan sungguh-sungguh mereka berlomba-lomba menyelesaikannya secara benar. Demikian pula motivasi yang diberikan guru kepada siswa juga baik, hal ini terbukti dari wawancara dengan beberapa siswa. Ketika siswa memiliki kesulitan dalam mengerjakan latihan KKPI di sekolah, guru tersebut selalu membantu dengan memberikan penjelasan dan contoh hingga siswa tersebut mengerti. Selain itu, guru juga
3
menyusun dan memberikan modul khusus sehingga mudah dipelajari siswa, dan dengan sabar menjawab setiap pertanyaan siswa. Slameto (2003:239) mengemukakan bahwa “motivasi belajar merupakan kekuatan
mental
yang
mendorong
terjadinya
proses
belajar”.
Ini
merekomendasikan bahwa siswa harus menggunakan strategi motivasi untuk sukses dalam belajar. Guru juga harus mendorong siswa untuk menjadi pelajar yang aktif dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memunculkan motivasi mereka dan penggunaan strategi motivasi dalam belajar. Hal ini akan membantu keberhasilan siswa dalam belajar. Demikian pula dengan metode belajar yang merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Menurut Nasution (2000:49) mengemukakan bahwa “banyak murid atau mahasiswa gagal atau tidak memberi hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif dan efisien”. KKPI merupakan pelajaran yang 75% berisi praktek dan 25% berisi teori, maka siswa dituntut untuk selalu tekun melakukan pendekatan belajar. Apabila siswa bermalas-malasan atau pasif dalam pelajaran KKPI ini, maka akan tertinggal pemahamannya, sulit mencerna materi dan mengganggu proses belajarmengajar karena pelajaran ini bersifat berkesinambungan. Siswa dituntut untuk berkonsentrasi penuh, karena dalam pelajaran KKPI ini, siswa diberikan teorinya
4
terlebih dahulu selanjutnya langsung mempraktekannya agar tidak mengalami kesulitan. Berdasarkan pengamatan tersebut di atas peneliti tertarik untuk meneliti masalah ini ke dalam skripsi dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN
METODE
BELAJAR
TERHADAP
PRESTASI
BELAJAR
KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA
KELAS
X
PROGRAM
KEAHLIAN
ADMINISTRASI
PERKANTORAN SMK WIDYA PRAJA UNGARAN ”
1.2.
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat diambil
dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran? 2. Adakah pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran? 3. Seberapa besar pengaruh antara motivasi belajar dan metode belajar secara simultan maupun parsial terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran?
5
1.3.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dijabarkan di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara motivasi belajar dan metode belajar baik secara simultan maupun parsial terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran
1.4. 1.4.1.
Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-konsep baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan khususnya kompetensi KKPI
1.4.2.
Manfaat Praktis
6
a. Bagi Siswa Diharapkan
siswa
selalu
meningkatkan
motivasi
belajar
dan
menerapkan metode-metode belajar yang efektif khususnya pada kompetensi KKPI b. Bagi Guru Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap KKPI dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya. c. Bagi Sekolah Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya. d. Bagi Peneliti Merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN
2.1.Tinjauan Tentang Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses penting bagi manusia yang berimplikasi pada perubahan perilaku mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Tentunya perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang belajar, di antaranya adalah Skinner dalam Faturrohman dan Sobry (2007:5), menuliskan “belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. Selain itu, Hilgard dan Bower dalam Faturrahman dan Sobry (2007:5) mengemukakan “belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu” .Yang dimaksud perubahan tingkah laku tersebut
bukan merupakan
respon pembawaan, kematangan atau keadaan-
keadaan sesaat seorang seperti kelelahan dan pengaruh obat. Menurut Sardiman (2007:20) “belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan 7
8
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Sedangkan M. Sobry dalam Faturrahman dan Sobry (2007:5) mempunyai pandangan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas psiko-fisik tertentu sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang dapat diwujudkan dalam perilaku seperti menulis, membaca, berhitung, atau kombinasi dari berbagai tindakan. Tentunya tidak semua perubahan tingkah laku termasuk kategori belajar, seperti perubahan fisik, mabuk, keadaan gila, dan sebagainya. Orang yang tadinya tidak tahu, setelah belajar menjadi tahu dan dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. 2.1.2 Teori-teori belajar Menurut Sardiman (2007:29) “kegiatan belajar itu cenderung diketahui sebagai suatu proses psikologis, terjadi di dalam diri seseorang. Oleh karena itu, sulit diketahui dengan pasti bagaimana terjadinya”. Jadi, belajar dalam konteks ini berupa suatu proses yang bersifat internal pada diri seseorang. Karena prosesnya begitu kompleks maka timbul beberapa teori tentang belajar. Sardiman (2007:30) mengemukakan “dalam hal belajar ini secara global ada tiga teori yakni teori Ilmu Jiwa Daya, teori Ilmu Jiwa Gelstalt, dan teori Ilmu Jiwa Asosiasi”.
9
Adapun penjelasan dari beberapa teori tentang belajar tersebut adalah sebagai berikut : a. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya Teori ini menegaskan bahwa jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Di mana masing-masing daya tersebut
dapat
dilatih dengan
menggunakan berbagai cara atau bahan untuk memenuhi fungsinya. Contohnya untuk melatih daya ingat dalam belajar misalnya dengan menghafalkan katakata atau angka, istilah-istilah asing. Dalam hal ini yang terpenting bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil dari pembentukan dari daya-daya tersebut. b. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt Menurut teori ini, keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian/unsurunsurnya. Belajar adalah berawal dari pengamatan. Maka pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Tingkat mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada pengamatan. Menurut aliran teori ini, seseorang belajar jika mendapatkan insight. c. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi Teori Ilmu jiwa asosiasi berpedoman bahwa keseluruhan itu sebenarnya merupakan penjumlahan dari bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Sardiman (2007:33) menuliskan “dari aliran ini ada dua teori yang terkenal, yakni Teori Konektionisme dari Thorendike dan Teori Conditioning dari Pavlov”. Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut :
10
1) Teori Konektionisme Dalam teori ini, belajar merupakan pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Jika sering dilatih maka akan terbentuk suatu koneksi yang kuat antara stimulus dan respons. Jadi, latihan yang terus menerus dapat menjadikan hubungan antara stimulus dan respons itu akan terbiasa dan semakin erat. 2) Teori Conditioning Teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan karena adanya suatu tanda. Sebagai contoh, siswa mendengar lonceng, kemudian berkumpul. “Di samping teori-teori tersebut, penting juga diketahui mengenai Teori konstruktivionisme”.
(Sardiman
2007:37).
Menurut
teori
konstruktivisme,
pengetahuan kita itu adalah konstruksi kita sendiri. Jadi, pengetahuan bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Inti dari teori konstruktivisme adalah siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Bettencourt
dalam
Sardiman
(2007:37)
menyimpulkan
bahwa
“konstruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu”. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki.
11
Daryanto (2009:11) mengemukakan berbagai teori belajar lainnya, namun dalam uraian berikut ini dibatasi hanya yang sekiranya relevan yaitu “Teori Belajar menurut J. Burner dan Teori belajar dari R. Gagne”. Adapun penjelasnnya adalah sebagai berikut : a) Teori Belajar menurut J. Burner Teori belajar Burner ini mementingkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan dalam belajar. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan discover learning environment, ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru. Hambatan yang dihayati oleh siswa secara berbeda-beda pada usia yang berbeda pula. b) Teori belajar dari R. Gagne Gagne dalam Daryanto(2009:13) memberikan dua definisi belajar yaitu : (1). Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. (2). Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi. Gagne menyatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dibagi menjadi 5 kategori yang disebut dengan the domainds of learning yaitu keterampilan motoris (motor skill), informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif dan sikap. (Gagne dalam Daryanto 2009: 14) Untuk penjelasan dari lima ketegori tersebut dapat di uraikan sebagai berikut ini: a) Keterampilan motoris (motor skill) Keterampilan motoris dalam hal ini berkaitan dengan kelenturan syaraf atau otot yakni adanya koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya mengetik huruf, naik sepeda, menyetir mobil dan sebagainya.
12
b) Informasi verbal Informasi verbal disimpulkan sebagai kemampuan yang diperoleh pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal. Segala sesuatu dapat dijelaskan oleh individu dengan berbicara, menulis, menggambar, dan sebagainya. c) Kemampuan intelektual Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang berentangan mulai dari kemahiran bahasa sederhana, kemehiran teknis maju, seperti teknologi rekayasa, dan kegiatan ilmiah. Kemampuan belajar dengan inilah yang disebut dengan kemampuan intelektual. d) Strategi kognitif Strategi kognitif ini dapat diartikan sebagai keterampilan internal yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan ke dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikanperbaikan secara terus menerus agar hasilnya optimal. e) Sikap Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap benda, orang atau situasi. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik. Efek sikap belajar dapat diamati dari reaksi siswa (positif atau negatif) terhadap benda, orang, atau situasi belajar yang sedang dihadapi.
13
2.1.3. Prinsip-prinsip Belajar Menurut Daryanto (2009:27) “calon guru seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip-prinsip bisa dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual”. Adapun prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan Daryanto (2009:27) antara lain sebagai berikut : a. Dalam belajar setiap sisiwa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional. b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. c. Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional. d. Belajar itu proses kontinu maka harus bertahap menurut perkembangannya. e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery. Jadi, inti dari prinsip belajar sesungguhnya adalah melibatkan siswa dalam proses perumusan tujuan belajar, membantu siswa merancang pengalaman belajar dan secara terus-menerus menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar serta mengetahui
cara-cara
mempelajari
bidang-bidang
pengetahuan
dengan
menggunakan teknik tertentu yang bermakna dan terpadu agar dapat menerapkan hasil belajar ke dalam dunia nyata.
2.2. Tinjauan tentang prestasi belajar 2.2.1. Pengertian prestasi belajar Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu. Sedangkan menurut
14
Tu’u
(2004:75)
prestasi belajar
adalah
“penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar KKPI merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru KKPI. 2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Muhibbin (2007:132-133) mengatakan, Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di bedakan menjadi tiga macam : 1) Faktor internal siswa, meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis 2) Faktor eksternal siswa, meliputi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial 3) Faktor pendekatan belajar Penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas adalah sebagai berikut : 1. Faktor internal siswa a. Aspek fisiologis Kondisi
fisiologis
pada
umumnya
sangat
berpengaruh
terhadap
kemampuan belajar seseorang. Orang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang dalam keadaan kelelahan. Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikutu pelajaran.
15
b. Aspek psikologis 1) Intelegensi siswa Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. 2) Sikap siswa Sikap merupakan gejala internal yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun secara negatif. 3) Bakat Siswa Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. 4) Minat siswa Minat berarti suatu rasa ketertarikan/kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. 5) Motivasi siswa Pengertian dasar motivasi ialah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) motivasi intrinsik, dan b) motivasi ekstrinsik
16
2. Faktor eksternal siswa a. Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Yang juga termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga juga temanteman sepermainan di sekitar siswa. b. Lingkungan nonsosial Beberapa yang ang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas. Pabrik-pabrik yang didirikan di sekitar sekolah dapat menimbulkan kebisingan di dalam kelas. 3. Faktor pendekatan belajar Pendekatan dalam belajar dapat dipahami sebagai segala cara/metode, pola dan prosedur yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar materi tertentu. Dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan belajar.
2.3. Tinjauan tentang Kompetensi Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Keterampilan Komputer dan pengelolaan Informasi (KKPI) merupakan salah satu pelajaran kelompok adaptif yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan.
17
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) sebagai salah satu mata pelajaran di SMK perlu diperkenalkan, dipraktikkan, dan dikuasai siswa sedini mungkin sehingga siswa dapat beradaptasi dengan dunia kerja. Ruang lingkup mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) dimulai dari dasar-dasar teori, keterampilan komputer dasar sampai menengah sesuai dengan kebutuhan masing-masing jurusan yang ada. Adapun materi pokok pelajaran KKPI di SMK adalah: 1. Mengoperasikan komputer antara lain: a. Menghubungkan seluruh komponen-komputer dengan kabel penghubung sehingga dapat dihidupkan/dinyalakan dan dapat berfungsi. b. Membuka dan menutup/mematikan program aplikasi pengolah kata, pengolah angka/bilangan, dan pembuat paparan 2. Mengelola informasi antara lain: a. Menetukan kebutuhan informasi b. Mencari, mengelompokkan, mengklasifikasikan, menyimpan informasi c. Mengambil kembali informasi tersebut d. Mengemas menjadi informasi baru dalam bentuk tulisan e. Menyusun menjadi bahan paparan f. Memaparkan dan mempresentasikan informasi g. Melakukan koneksi ke internet h. Bekerja menggunakan internet untuk mencari, mengumpulkan dan merekam informasi.
18
2.4 Tinjauan tentang motivasi belajar 2.4.1. Pengertian Motivasi Kata “motif “, diartikan sebagai suatu daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. “Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”. (Sardiman 2007:73). Suryabrata dalam Djaali (2006: 101) mendefinisikan “motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan”.
Sedangkan menurut Gates
dalam Djaali (2006: 101) mengemukakan, Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Motivasi juga merupakan proses membangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Motivasi ini mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi belajar, maka siswa akan mempunyai dorongan untuk belajar yang akan dimunculkan pada aktivitas belajarnya. Semangat belajar tersebut tentu membawa perubahan positif terhadap penyesuaian tujuan atau sasaran belajarnya. Dalam psikologi motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan. Sedangkan menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2007:73) mengemukakan bahwa “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
19
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Jadi dalam pengertian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul dalam diri siswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahamannya. Gamon (2001) dalam jurnalnya Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles and Achievement menuliskan : The students enjoyed the convenience and self-controlled learning pace and were motivated by competition and high expectations in web-based learning. Motivation was the significant factor that explained more than one-fourth of student achievement. (.....Motivasi merupakan faktor penting yang menjelaskan lebih dari seperempat dari prestasi siswa). Pada kenyataannya motivasi belajar tidak selalu timbul dalam diri siswa. Ada sebagian siswa yang mempunyai motivasi tinggi namun ada juga yang rendah motivasinya. Seperti dikemukakan Lai (2005) dalam jurnalnya Relationship Among Intrinsic Motivation, Achievement Goals and Study Strategies of HongKong Chinese Secondary Students menuliskan : Research has pointed out that motivational orientations influence the study strategies students adopt and subsequently influence academic achievement. While achievement goals emphasize the ways in which students think about themselves in learning, intrinsic motivation reflects students’ engagement in learning for its own sake. Both have impact on learning strategy and achievement. (Penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi strategi mempengaruhi motivasi belajar siswa, mengadopsi dan kemudian mempengaruhi prestasi akademik....) 2.4.2. Teori-teori Motivasi Untuk memahami tentang motivasi, berikut beberapa teori tentang motivasi, antara lain seperti yang disajikan oleh Anni (2006:166) yaitu “teori behavioral, kebutuhan manusia, disonansi, kepribadian, dan atribusi”. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
20
a. Teori Behavioral Inti dari teori ini adalah bahwa motivasi merupakan produk dari penguatan. Siswa diperkuat untuk belajar (seperti mendapat nilai terbaik dari guru) akan termotivasi untuk belajar, sebaliknya bagi siswa yang tidak mendapatkan penguatan dalam belajar maka siswa itu tidak akan termotivasi untuk belajar. b. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan) Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) Fisiologis (2) Keamanan, keselamatan dan perlindungan (3) Sosial, kasih sayang, rasa dimiliki (4) Penghargaan, rasa hormat internal seperti harga diri, prestasi (5) Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi. Menurut teori ini, jika seorang yang ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah posisi orang lain tersebut dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu. Sebagai contoh, siswa yang sangat lapar dan sedang menghadapi lemah fisik, akan memiliki sedikit energi psikologis dalam belajar sehingga ia tidak mampu untuk berkreativitas dan beraktualisasi diri dalam pengembangan prestasinya.
21
c. Teori Disonansi Teori ini dikemukakan oleh Festinger yang menyatakan bahwa kebutuhan untuk mempertahankan citra diri yang positif merupakan motivator yang sangat kuat. Siswa akan mengalami tekanan dan keidaknyamanan apabila keyakinan dan nilai yang dipegang berlawanan dengan perilaku yang tidak konsisten. d. Teori Kepribadian Dalam teori ini motivasi dapat diterapkan pada perilaku di berbagai situasi. Motivasi sebagai karakteristik kepribadian yang stabiluntuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu. e. Teori Atribusi Asumsi
utama
teori
atribusi
adalah
bahwa
seseorang
akan
berupayamepertahankan citra diri yang positif. Oleh karena itu apabila terjadi sesuatu yang baik maka anak itu akan mengatribusikannya pada usaha atau kemampuannya sendiri. Selain teori-teori yang telah disebutkan di atas, Akhmad Sudrajat (2008) mengatakan bahwa “untuk memahami tentang motivasi kita akan bertemu dengan teori harapan dan teori motivasi berprestasi”. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut: f. Teori Harapan Teori Victor H. Vroom ini menjelaskan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran
22
tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu tersebut. Seseorang dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik. g. Teori Motivasi Berprestasi Teori motivasi berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan orang lain. Teori ini memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan untuk berprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat dibedakan dari kebutuhankebutuhan yang lainnya. Menurut teori yang diciptakan Mc Clelland ini, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan untuk berafiliasi. Esensi dari motivasi berprestasi adalah bahwa siswa yang bermotivasi berprestasi tinggi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil, dan apabila mengalami kegagalan, mereka akan berusaha keras mencapai keberhasilan dan cenderung mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugastugas belajar di sekolah. Tizzi Maharani (1996) dari segi kognisi dan konasi dapat dikemukakan ciri-ciri individu yang termotivasi menurut teori ini yaitu : a. menyelesaikan tugas dengan hasil sebaik mungkin b. bekerja tidak atas dasar untung-untungan (gambling); c. berfikir dan berorientasi ke masa depan dengan berusaha mengantisipasi hasil kerjanya secara logik; d. lebih mementingkan prestasi ketimbang upah yang akan diterimanya; e. realistik menilai dirinya f. menghargai hadiah yang diterimanya
23
g. cenderung berorientasi ke dalam (inner orientation) kendati cukup tanggap terhadap stimulasi lingkungan h. bersemangat, bekerja keras dan penuh pitalitas; i. tidak gampang menyerah dan merasa bersalah kalau tidak berbuat sebaik mungkin; j. tidak cepat lupa diri kalau mendapat pujian atas prestasinya; k. dengan senang hati menerima kritik atas hasil kerjanya dan bersedia menjalankan petunjuk-petunjuk orang lain selama itu sesuai dengan gagasannya; l. lebih senang bekerja pada tugas-tugas yang sukar, cukup menantang untuk berkreasi, bukan yang monoton Jadi wajar jika ditemukan siswa-siswa yang berlainan intensitas dan cara dalam menyelesaikan tugasnya. Ada yang amat giat untuk mencapai sukses, ada yang sedang-sedang saja, bahkan ada pula yang nampaknya tidak ada gairah. 2.4.3. Ciri-ciri motivasi belajar Menurut Sardiman (2007:83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). (2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). (3). Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses). (4). Lebih senang bekerja sendiri (5). Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (6). Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif) (7). Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan sesuatu) (8). Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu (9). Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). Apabila pada saat siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas kemudian ia berusaha keras dengan sungguh-sungguh dan antusias agar dapat
24
berhasil menguasai materi dan menyelasikan pekerjaannya, maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut telah memiliki motivasi dalam belajar. 2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Seringkali siswa dihadapkan dengan berbagai masalah dari hal-hal yang dipelajarinya akibat kurang dapat mencerna dengan baik materi pelajaran yang ada. Hal ini tentu akan membebani siswa apalagi dengan ditentukannya standar kompetensi yang harus dipenuhi. Bagi siswa yang termotivasi, hal ini bukan menjadi
penghalang
keberhasilannya,
karena
setelah
ia
menyadari
kemampuannya, ia akan semakin tertantang dan terus percaya diri mempelajari setiap titik kesulitan yang perlu ia sempurnakan. 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses). Manusia secara alami mempunyai ketertarikan terhadap sesuatu hal. Namun, dalam proses belajar mengajar yang termotivasi adalah apabila siswa sebagai individu yang mempelajari berbagai ilmu pengetahuan tertarik tidak hanya pada satu aspek pengetahuan melainkan juga terhadap banyak aspek atau masalah yang kompleks yang tidak lain untuk menunjang pengembangan wawasannya. 4. Lebih senang bekerja mandiri. Memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri (tanpa bergantung pada orang lain) mengindikasikan bahwa seseorang tersebut telah memiliki semangat dalam mengerjakan sesuatu. 5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin Siswa yang belajar dengan baik dan termotivasi tidak akan terjebak dalam sesuatu yang rutinis dan mekanis.
25
6. Dapat mempertahankan pendapatnya(kalau sudah yakin akan sesuatu) Siswa harus mampu mempertahankan pendapatnya kalau ia sudah yakin dan dipandangnya secara rasional. 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu Ketika sesuatu telah diyakini oleh siswa, maka bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat, ia akan memegang teguh apa yang diyakininya. 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Siswa harus peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan pemecahannya. 2.4.4. Bentuk-bentuk motivasi Sardiman (2007:92-96) mengemukakan, Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah, yaitu : 1) Memberi angka 2) Hadiah 3) Saingan atau kompetisi 4) Ego-involvement 5) Memberi ulangan 6) Mengetahui hasil 7) Pujian 8) Hukuman 9) Hasrat untuk belajar 10) Minat 11) Tujuan yang diakui Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 1) Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan/ nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
26
2) Hadiah Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut. 3) Saingan atau kompetisi Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar. 4) Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerima
sebagai
tantangan
sehingga
bekerja
keras
dengan
mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. 5) Memberi ulangan Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi. Ulangan berfugsi untuk mengevaluasi atau mengukur tingkat pencapaian belajar siswa. 6) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi siswa untuk terus belajar.
27
7) Pujian Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8) Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. 9) Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik. 10) Minat Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. 11) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
28
2.4.5. Jenis motivasi belajar Menurut Sardiman (2007:89-90) “ada berbagai jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik”. Penjelasan jenis-jenis motivasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang ada dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan bersumber dari pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri. Misalnya adalah siswa belajar dengan membaca-baca buku, mempraktekkan ilmu, bertanya-tanya kepada orang-orang yang dianggapnya mengerti, karena memang betul-betul ingin mendapatkan pengetahuan, nilai, dan keterampilan ,tidak untuk tujuan lain. Berkaitan dengan ini dalam jurnalnya, Lai (2005) menyebutkan : Intrinsic motivation is often reflected in students’taking initiative in engaging in learning activities rather than being pushed along by the teachers.Much research findings have pointed out the importance of intrinsic motivation in academic setting..(Motivasi intrinsik sering tercermin dalam siswa mengambil inisiatif dalam melakukan kegiatan belajar bukannya didorong oleh guru-guru.Banyak hasil penelitian telah menunjukkan pentingnya motivasi intrinsik dalam pengaturan akademik....). 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang muncul karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Sebagai contoh seorang siswa belajar semalaman
29
karena akan ada ujian pada pagi harinya dengan harapan mendapat hadiah dari orang tuanya dan dipuji hasilnya oleh teman-temannya. Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah : 1) Tekun menghadapi tugas 2) Tidak mudah putus asa 3) Suka bekerja keras dan mandiri 4) Senang memecahkan masalah
2.5. Tinjauan tentang metode belajar 2.5.1. Pengertian Metode Belajar Slameto (2003:82) mengemukakan bahwa, Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Jadi metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui dalam rangka mencapai tujuan dalam belajar, yakni berupa pendekatan-pendekatan yang berkesinambungan bersifat rutin dan kontinu untuk meraih prestasi belajar yang optimal serta efektif dan efisien. “Kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar antara lain yaitu : (1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, (2) Membaca dan membuat catatan (3) Mengulangi bahan pelajaran (4) Konsentrasi (5) Mengerjakan tugas”. (Slameto 2003:82) Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
30
1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya Seorang siswa perlu merencanakan dan mendesain skenario belajar yang akan dilaksanakan dengan mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur/disiplin. Hal yang mutlak dilakukan agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil. Cara yang dapat ditempuh untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut: a)
Memperhitungkan waktu-waktu yang tersedia setiap hari dan menentukan waktu setiap hari dari mulai bangun tidr hingga tidur kembali untuk keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain
b) Menetapkan urutan-urutan yang harus dipelajari sesuai jenis-jenis mata pelajarannya c)
Memanfaatkan waktu-waktu luang mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik dan tak perlu ragu-ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar Cara lain untuk membuat jadwal adalah dengan membuat daftar aktivitas
pada setiap harinya dan merincinya sebagai berikut : Jika dalam sehari ada 24 jam, maka 24 jam ini digunakan untuk : Tidur
: ±8 jam
Makan, mandi, olahraga
: ±3 jam
Urusan pribadi dan lain-lain
: ±3 jam
Sisanya untuik belajar
: ±10 jam
Apabila waktu siswa belajar di sekolah kurang lebih 7 jam, sisanya 3 jam digunakan untuk belajar di rumah dengan maksimal.
31
2. Membaca dan membuat catatan (merekam kata dengan tulisan) Langkah yang paling mudah untuk memahami,
mengingat
dan
mempelajari sesuatu adalah dengan kata. Jadi, langkah yang paling mudah dan bijaksana adalah bila kita terbiasa merekam semua informasi itu dengan cara menuliskannya kembali dalam bentuk apa saja. Gambar, coretan dan yang terbaik adalah catatan tertulis buatan tangan sendiri. Jadi biasakanlah untuk mencatat hal-hal yang penting, dan bukan memfotokopi dari teman. Salah satu metode membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SQR4 atau Survey (meninjau), Question (mengajukan pertanyaan), Read (membaca), Recite (menghafal), Write (menulis) dan Review (mengingat kembali).. Dalam membuat catatan sebaiknya tudak semua yang dikatakan guru itu ditulis, tetapi diambil intisarinya saja. Tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibaca/dipelajari. 3. Mengulangi bahan pelajaran Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca. Mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari merupakan cara yang dapat ditempuh dengan membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga dapat dari mempelajari soal jawab yang sudah pernah dibuatnya, dengan harapan agar yang dipelajari tetap tertanam di dalam pikiran. 4. Konsentrasi Pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dinamakan konsentrasi. Dalam belajar
32
konsentrasi pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. 5. Mengerjakan tugas Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Agar siswa berhasil dalam belajanya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum dan ujian. 2.5.2. Cara belajar yang efektif Belajar yang efektif dapat
membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai. Nasution (2000:50-57) mengemukakan mengenai beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan tentang cara-cara belajar yang baik sebagai berikut : a. Keadaan jasmani b. Keadaan emosional dan sosial c. Memulai pelajaran d. Membagi pekerjaan e. Adakan kontrol f. Pupuk sikap yang optimis g. Waktu bekerja h. Buatlah suatu rencana kerja i. Menggunakan waktu j. Belajar keras tidak merusak k. Cara mempelajari buku l. Mempertinggi kecepatan membaca m. Jangan membaca belaka n. Cegah “cramming” o. Membuat catatan
33
Berikut adalah ulasan mengenai beberapa di antara hal yang penting untuk diperhatikan dalam cara-cara belajar yang telah disebutkan di atas yang relevan dengan mata pelajaran KKPI: 1. Memulai pelajaran Pada
waktu
permulaan
pelajaran
sering
dirasakan
kelambanan,
keengganan bekerja. Kalau perasaan itu kuat, pelajaran sering diundurundurkan, malahan ditunda. Kelambanan itu dapat kita atasi dengan suatu perintah kepada diri kita sendiri untuk memulai pekerjaan itu tepat pada waktunya. 2. Membagi pekerjaan Dengan semboyan “devide et impera” “bagi dan kuasai” kita dapat menyelesaikan pekerjaan yang banyak, yakni dengan membagi pekerjaan dalam bagian-bagian yang dapat diselesaikan. 3. Adakan kontrol Selidiki pada akhir pelajaran, hingga manakah bahan itu telah dikuasai. Hasil baik menggembirakan. Kalau hasilnya kurang baik, akan nyata kekurangan-kekurangan yang memerlukan latihan khusus. 4. Pupuk sikap yang optimis Adakan persaingan dengan diri sendiri, niscaya prestasi akan meningkat dank arena itu memupuk sikap yang optimis. Lakukan segala sesuatu dengan sesempurna mungkin. 5. Buatlah suatu rencana kerja
34
Rencana kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga pelajaran benarbenar mungkin kita selesaikan. Lebih baik kita tentukan waktu yang agak banyak untuk sesuatu tugas daripada menetapkan waktu yang terlampau sempit, sehingga besar kemungkinan kita akan mengalami kegagalan dalam menyelesaikannya. 6. Menggunakan waktu Menggunakan waktu tidak berarti bekerja lama sampai habis tenaga, melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Bekerja sungguh-sungguh bukan berarti diburu-buru oleh waktu, melainkan bekerja tenang, teliti, dan penuh konsentrasi. 7. Belajar keras tidak merusak Belajar yang merusak adalah menggunakan waktu tidur untuk belajar. Mengurangi waktu istirahat akhirnya akan merusak badan. Belajar sungguhsungguh selama 2-4 jam sehari dengan teratur sudah cukup untuk member ihasil yang memuaskan. 8. Jangan membaca belaka Membaca bukanlah sekedar mengetahui kata-katanya, akan tetapi mengikuti jalan pikiran si pengarang. Setelah kita baca satu bagian, kita harus dapat mengatakannya kembali dengan kata-kata sendiri sambil merenungkan isinya secara kritis dan membandingkannya dengan apa yang telah kita ketahui. 9. Cegah “cramming” Kesalahan yang banyak dibuat para pelajar ialah menumpuk pelajaran sampai saat terakhir yakni bila saat ulangan atau ujian sudah mendekat,
35
sehingga mereka diburu-buru waktu. Inilah yang disebut “cramming” yaitu “kekejangan” seperti yang dialami perenang yang terlampau letih. Hal ini harus segera dihindari karena sangat tidak efektif karena otak bukan lah mesin yang bisa diforsir dengan beban kerja yang berlebihan. 10. Membuat catatan Membuat catatan memerlukan pemikiran, jadi tidak sama dengan menyalin. Catatan itu harus merupakan outline atau rangkuman yang memberi gambaran tentang garis-garis besar daripada pelajaran itu. Gunanya adalah untuk membantu kita mengingat pelajaran. 2.6.
Penelitian Terdahulu Yang Relevan Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan relevan dengan penelitian ini
antara lain ialah sebagai berikut : 1. Penelitian Novita Rusliana (2008) mengenai lingkungan keluarga dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas II program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Gatra Praja Pekalongan, diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan keluarga dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI. Sumbangan lingkungan keluarga dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI masing-masing sebesar 35,8 % dan 20%. Secara simultan pengaruh lingkungan keluarga dan cara belajar terhadap prestasi belajar KKPI sebesar 56,2 %. 2. Penelitian Zulfatun Nisak. (2009) mengenai Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Akuntansi SMK Negeri 2 Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kebiasaan
36
belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil analisis dari variabel kebiasaan belajar dengan hasil uji t sebesar 4,340 dengan taraf signifikasi 0,000 yang lebih kecil dari pada t sig = 0,05 dan dari hasil analisis variabel motivasi belajar dengan hasil uji t sebesar 3,825 dengan taraf signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil daripada t sig =0,05. Kemudian diketahui secara simultan bahwa kebiasaan belajar dan motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap prestasi belajar. Hal ini terbukti dengan uji F sebesar 15,735. 3. Penelitian Chadhirun Asnif Fadhlun Nisa (2009) mengenai Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Islam Malang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh secara parsial motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI SMA ISLAM Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS yang berjumlah 208 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi siswa kelas XI SMA ISLAM Malang, hal itu dapat diketahui dari nilai t hitung 19,117. 4. Penelitian Nopitahari (2009) tentang pengaruh kompetensi guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran peralatan kantor kelas X jurusan administrasi perkantoran SMK Antonius Semarang. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan kompetensi guru dan motivasi belajar berpengaruh sebesar 37,30% terhadap prestasi belajar. Secara parsial, pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar sebesar 9,36% dan motivasi belajar memberikan konstribusi sebesar 23,23%.
37
2.7.
Kerangka Berpikir “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”.(Tu’u 2004:75). Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi. Motivasi belajar di sini adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. “Motivasi merupakan proses membangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan” (Greenberg dalam Djaali 2006:101). Indikator motivasi belajar (X1) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tekun menghadapi tugas 2. Tidak mudah putus asa 3. Suka bekerja keras dan mandiri 4. Senang memecahkan masalah Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah metode atau cara belajar. Metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan dalam belajar. Indikator metode belajar (X2) dalam penelitian ini adalah : 1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya 2. Membaca dan membuat catatan 3. Mengulangi bahan pelajaran 4. Konsentrasi
38
5. Mengerjakan tugas Dengan adanya dua faktor tersebut yaitu motivasi belajar dan metode belajar maka diharapkan adanya peningkatan prestasi belajar. Dalam proses belajar, siswa harus memiliki motivasi agar semangat mereka terhadap pelajaran nantinya dapat membantu kelancaran belajar, ini merupakan salah satu tanggung jawab guru. Demikian juga dengan metode belajar, siswa hendaknya memiliki cara dan pembiasaan khusus untuk belajar sehingga mempermudah belajarnya serta mendapatkan penguasaan dan nilai yang optimal. Penguasaan ini merupakan tujuan pembelajaran yang akan menentukan keberhasilan siswa. Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kerangka berpikir, dengan bagan bagai berikut : Motivasi Belajar (X1) Indikator : 1. Tekun menghadapi tugas 2. Tidak mudah putus asa
Ha 1
3. Suka bekerja keras dan mandiri 4. Senang memecahkan masalah (Sardiman 2007:83)
Metode Belajar (X2)
Ha 3
Prestasi Belajar KKPI (Y) Nilai UAS KKPI
Indikator : 1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya 2. Membaca dan membuat catatan 3. Mengulangi bahan pelajaran 4. Konsentrasi 5. Mengerjakan tugas (Slameto 2003:82) Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Ha 2
39
2.8. Hipotesis “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang ada, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.(Arikunto 2006:71). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis nol (Ho 1) Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran. Hipotesis alternatif (Ha 1) Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran. 2. Hipotesis nol (Ho 2) Tidak ada pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran. Hipotesis alternatif (Ha 2) Ada pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.
program keahlian
40
3. Hipotesis nol (Ho 3) Tidak ada pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran. Hipotesis alternatif (Ha 3) Ada pengaruh motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Widya Praja Ungaran.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi Penelitian Sukmadinata (2008:250) mengemukakan bahwa “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian disebut populasi”. Pengertian lain tentang populasi dikemukakan Sugiyono dalam Sukestiyarno dan Wardono (2009:49) yang menyebutkan “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran yang berjumlah 79 siswa dari dua kelas. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena objek yang akan diteliti berjumlah kurang dari 100. Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto bahwa ”jika populasinya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. (Suharsimi 2006:112).
3.2. Variabel Penelitian “Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya untuk tiap objek bervariasi dapat diamati atau dibilang, atau diukur. Harga tersebut dapat berbentuk data diskrit atau data kontinu atau data atribut (kualitatif).” (Sukestiyarno dan Wardono 2009:4). Sedangkan menurut Suharsimi (2006: 118),
41
42
“variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik penelitian suatu penelitian”. Adapun variabel dalam penelitian ini antara lain: 3.2.1. Variabel Bebas (X) “Variabel bebas adalah variabel yang memberi pengaruh atau diuji pengaruhnya terhadap variabel lain, disebut juga variabel perlakuan, variabel eksperimen atau variabel intervensi”. (Sukmadinata 2008: 321). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: a. Motivasi Belajar (X1) Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Indikator motivasi adalah sebagai berikut: 1) Tekun menghadapi tugas 2) Tidak mudah putus asa 3) Suka bekerja keras dan mandiri 4) Senang mencari dan memecahkan masalah /soal-soal b. Metode belajar (X2) Metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan dalam belajar. Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Indikator metode belajar adalah sebagai berikut:
43
1) Membuat jadwal dan pelaksanaannya 2) Membaca dan membuat catatan 3) Mengulangi bahan pelajaran 4) Konsentrasi 5) Mengerjakan tugas 3.2.2. Variabel terikat (Y) “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, disebut juga variabel hasil, variabel pos tes atau variabel kriteria”. (Sukmadinata 2008:321). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar yang memiliki indikator yaitu nilai ulangan akhir semester (UAS) pada mata pelajaran KKPI. 3.3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 3.3.1. Angket atau Kuesioner “Angket atau kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung. Instrumen pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden”. (Sukmadinata 2008:219). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Penyusunan angket diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban karena alternatif jawaban telah tersedia, sehingga untuk menjawabnya hanya perlu waktu singkat. Pada setiap item soal disediakan 5 pilihan jawaban:
44
1. Jawaban S (Selalu) memiliki skor 5 2. Jawaban SR (Sering) memiliki skor 4 3. Jawaban KK (Kadang-kadang) skor 3 4. Jawaban J (Jarang) memiliki skor 2 5. Jawaban TP (Tidak pernah) memiliki skor 1 Sehingga jika jawaban yang diberikan mendekati jawaban yang diharapkan, maka semakin tinggi skor nilai yang diperoleh. Teknik angket ini digunakan untuk mengungkap data dari variabel motivasi belajar dan metode belajar. 3.3.2. Observasi “Observasi adalah memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata atau sering disebut pengamatan. Dalam penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara”. (Suharsimi 2006:156). Observasi digunakan peneliti untuk mengamati motivasi belajar siswa dan metode belajar siswa di sekolah secara langsung.
3.4.
Pengujian Alat Pengumpul Data
3.4.1. Validitas “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. (Suharsimi 2006: 168). Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas internal yaitu validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antar bagian-bagian. “Dalam pengujian validitas internal dapat digunakan dua cara yaitu analisis faktor dan analisis butir.
45
Di mana untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada tiap butir dikorelasikan dengan skor total”. (Suharsimi 2006:171). Untuk menguji validitas instrumen ini, penulis menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment, yaitu:
rxy =
N ⋅ ∑ XY − (∑ X ⋅ ∑ Y )
(N ∑ Y
2
)(
− (∑ Y ) N ∑ X 2 − (∑ X ) 2
2
)
Keterangan: rxy
: Koefisien Korelasi
N
: Jumlah subjek/ responden
X
: Skor butir
Y
: Skor total
∑x2
: Jumlah kuadran nilai X
∑y2
: Jumlah kuadran nilai Y
∑xy
: Jumlah kuadran dari instrumen X yang dikalikan dengan jumlah instrumen Y
(Suharsimi 2006:170) Kemudian hasil rxy hitung dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5%. Jika didapatkan harga rxy hitung > r tabel, maka butir instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebelumnya jika harganya rxy < r tabel, maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid. Berdasarkan hasil uji coba validitas angket penelitian yang diuji cobakan kepada 20 responden diperoleh hasil sebagai berikut :
46
a. Variabel Motivasi Belajar (X1) Tabel 3.1 Hasil Uji Coba Validitas Angket Motivasi Belajar
No. Item 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
R Hitung 0,426 0,685 0,443 0,527 0,537 0,607 0,517 0,568 0,652 0,528 0,652 0,461 0,729 0,690 0,432 0,681 0,456 0,578 0,301
R Tabel 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423 0,423
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah.
b. Variabel Metode Belajar Tabel 3.2 Hasil Uji Coba Angket Metode Belajar
47
Diketahui bahwa hasil uji validitas terhadap 36 butir angket kepada 20 orang responden diketahui bahwa terdapat 35 butir angket yang valid karena memiliki r
hitung
>r
tabel
= 0,423 untuk N = 20 pada taraf signifikasi 5% dan 1 butir
angket yang tidak valid nomor 19 karena memiliki r
hitung
< r
table
yaitu 0,301
sehingga untuk N = 20 pada taraf signifikasi 5%, maka dapat dijelaskan bahwa 35 butir soal yang dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
3.4.2. Reliabilitas “Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik”. (Suharsimi 2006:178). Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha. Seperti dikemukakan Suharsimi (2006:196) bahwa “untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus Cronbach’s Alpha”. Rumus Alpha : 2 ⎡ k ⎤ ⎡ ∑σ b ⎤ r11 = ⎢ ⎢1 − ⎥ σ t2 ⎦⎥ ⎣ k − 1⎥⎦ ⎣⎢
Dengan keterangan:
r11
: reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ σ t2
2 b
: jumlah varian butir : varians total
(Suharsimi 2006: 196)
48
Untuk memperoleh jumlah varian butir dicari terlebih dahulu setiap butir, kemudian dijumlahkan. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari varians adalah:
(∑ X ) ∑ (X ) −
2
2
σ2 =
N
N
Keterangan:
σ
= Varians tiap butir
X
= Jumlah skor
N
= Jumlah responden (Suharsimi 2006:197) Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan harga tabel r kritik product
moment dengan taraf nyata 5 %. Jika r11 lebih besar dari r tabel berarti instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket diperoleh r
11
= 0,930 > r
tabel = 0,423 untuk N = 20 taraf signifikasi 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
3.5.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis deskriptif persentase dan regresi linier berganda. Analisis deskriptif untuk memberikan gambaran tentang variabel yang diteliti, sedangkan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis.
49
3.5.1. Analisis Deskriptif Persentase Analisis deskriptif persentase ini digunakan untuk mendeskripsikan data pada instrumen motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ketrampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi. Selain itu juga digunakan untuk mendeskripsikan kriteria persentase masing-masing variabel. Cara untuk menentukan kriteria digunakan sebagai berikut: b. Persentase Maksimal Skormaks × 100% skormaks 5 = × 100% 5 = 100% =
c. Persentase minimal Skor min × 100 % skormaks 1 = × 100 % 5 = 20% =
d. Rentang Persentase = 100% - 20% = 80% e. Rentang Kriteria Re n tan gpersentas e Banyakkrit eria 80% = 5 = 16% =
(Ali Muhamad 1993 : 186)
50
Dengan rentang kriteria 16% dibuat interval kriteria sebagai berikut : Tabel 3.3 Kriteria dan Interval Presentase Pervariabel Interval 85 <% skor ≤ 100,00 69 <% skor ≤ 84 53 <% skor ≤ 68 37 <% skor ≤ 52 21 <% skor ≤ 36
Kriteria Motivasi Belajar (X1) Metode Belajar (X2) Sangat tinggi Sangat baik Tinggi Baik Sedang Cukup Rendah Kurang Baik Sangat rendah Tidak Baik
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini yaitu: a. Membuat tabel distribusi jawaban angket variabel X1, dan X2 b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden d. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus : Persentase skor (%) =
n × 100% N
Keterangan :
n = jumlah skor jawaban responden N = jumlah seluruh skor ideal % = tingkat keberhasilan yang dicapai 3.5.2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan dengan maksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel terikat, bila terdapat dua atau lebih variabel bebas sebagai faktor prediktor yang dinaik-turunkan nilainya. Dengan
51
kata lain penggunaan model analisis ini dengan alasan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu antara motivasi belajar (X1), dan metode belajar (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (Y). Persamaan regresi yang mempunyai dua variabel independen adalah :
Y = a 0 + a1 X 1 + a 2 X 2 Keterangan : Y
= variabel prestasi belajar
a0
= bilangan konstan
a1
= koefisien regresi motivasi belajar
a2
= koefisien regresi metode belajar
X1
= motivasi belajar
X2
= metode belajar
(Suharsimi 2006:301)
Untuk membantu proses pengolahan data secara tepat dan cepat maka pengolahan datanya dilakukan dengan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution). Melalui program SPSS kegiatan pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus melibatkan pemakai dalam persoalan rumusrumus statistika yang cukup rumit, karena rumus statistika di atas akan terlihat secara langsung. 3.5.3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan :
52
3.5.3.1. Uji Parsial “T-Test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen”. (Nugroho 2005:54). Caranya adalah dengan melakukan pengujian
terhadap
koefisien regresi setiap variabel independen dan dengan membandingkan nilai masing-masing koefisien regresi dengan nilai
sesuai dengan tingkat
signifikansi yang digunakan. 1) Jika nilai signifikansi < α (0,05), atau koefisien thitung signifikan pada taraf kurang dari 5%, maka Ho ditolak. 2) Jika nilai signifikansi ≥ α (0,05), atau koefisien thitung signifikan pada taraf lebih dari sama dengan 5%, maka Ho diterima 3.5.3.2. Uji Simultan “Uji simultan dengan F-Test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen”.(Nugroho 2005:53). Jadi ini digunakan untuk membuktikan apakah motivasi belajar siswa dan metode belajar siswa (variabel independen) mempunyai pengaruh secara simultan (bersama) terhadap prestasi belajar siswa (variabel dependen). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
53
Dimana : JK (Reg) = jumlah kuadrat regresi JK (S)
= jumlah kuadrat sisa
k
= banyaknya prediktor
n
= ukuran sampel
(Sudjana 2005:91). Oleh karena itu untuk membuktikan kebenaran hipotesis digunakan uji F yaitu untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan variabel terikat. 1) jika nilai signifikan < α (0,05), atau koefisien Fhitung signifikan pada taraf kurang dari 5%, maka Ho ditolak. 2) Jika nilai signifikan ≥ α (0,05), atau koefisien eFhitung signifikan pada taraf lebih dari sama dengan 5% maka Ho diterima. 3.5.4. Koefisien Determinasi Dalam uji regresi linier berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R2). Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat maka perlu koefisien determinasi secara keseluruhan dengan rumus :
Keterangan : = koefisien determinasi antara prestasi belajar KKPI dengan motivasi belajar dan metode belajar siswa = koefisien variabel motivasi belajar siswa
54
= koefisien variabel metode belajar siswa ∑
Y
= jumlah produk antara prestasi belajar KKPI dengan motivasi belajar siswa
∑
Y
= jumlah produk antara metode belajar siswa dengan prestasi belajar KKPI = jumlah kuadrat prestasi belajar KKPI
(Hadi 2001:33) Keseluruhan R2 digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis linier berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variabel-variabel bebas menerangkan variabel terikat. Selain melakukan uji F dan uji t, perlu juga dicari besarnya koefisien determinasi (r2) parsial untuk masingmasing variabel bebas. Menghitung r2 digunakan untuk mengetahui sejauh mana sumbangan dari masing-masing variabel bebas, jika variabel lainnya konstan terhadap variabel terikat. Semakin besar variasi sumbangannya terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing prediktor atau secara parsial yaitu mengetahui besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel motivasi belajar dan metode belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI. Digunakan rumus sebagai berikut : a. sumbangan efektif motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI adalah :
55
b. sumbangan efektif variabel metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI adalah :
(Hadi 2000:46) Semakin besar nilai koefisien determinasi maka semakin besar variasi sumbangannya terhadap variabel dependen. Untuk membantu proses pengolahan data secara cepat dan tepat maka pengolahan datanya dilakukan melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Melalui program SPSS ini kegiatan pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus melibatkan pemakai dalam persoalan rumus-rumus statistika yang cukup rumit, karena rumus statistik di atas tidak akan terlihat secara langsung dengan pengambilan keputusan penerimaan dan penolakan hipotesis berdasarkan angka probabilitas. Pedoman yang digunakan untuk menerima dan menolak hipotesis jika hipotesis alternatif (Ha) yang di usulkan : 1. Ha diterima jika F atau t-hitung > F atau t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig< level of significant (α). 2. Ha ditolak jika F atau t-hitung < F atau t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig.> level of significant (α) (Nugroho 2005:52) 3.5.5. Uji Asumsi Klasik “Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik, baik itu multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas”.
56
(Nugroho 2005:57). Jadi pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastis, gejala multikolinieritas, dan gejala autokorelasi. Dalam model analisis regresi terdapat asumsi-asumsi yang harus dipenuhi agar model tersebut merupakan yang terbaik dan tidak bias. Asumsi-asumsi tersebut adalah: 1. Disturbance error atau variabel gangguan (ei) berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai Xi, mengikuti distribusi normal disekitar rata-rata. 2. Tidak terdapat multikolinieritas, yaitu hubungan linier yang mendekati sempurna antara variabel bebas. 3. Varian
dari
ei
adalah
sama
atau
bersifat
konstan,
atau
bersifat
homokedastisitas. Dengan kata lain tidak terdapat heterokedastis. Pengujian-pengujian yang dilakukan yaitu : 3.5.5.1. Uji Normalitas “Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi normal”.(Nugroho 2005:18). Uji kenormalan data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Data dianalisis dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi probabilitas > 0,05 maka distribusi normal dan sebaliknya. 3.5.5.2. Uji Multikolinieritas “Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
57
model”. (Nugroho 2005:58). Jadi ini dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi apakah model regresi linier mengalami Multikolinieritas dapat diperiksa menggunakan Variance
Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel independen, yaitu jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance Tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF=1/Tolerance, jika VIF=10 maka Tolerance =1/10=0,01. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. 3.5.5.3. Uji Heteroskedastisitas “Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut”. (Nugroho 2005:62). Sehingga secara sederhana dapat disimpulkan uji ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika terjadi kesamaan varians dinamakan homokedastisitas. “Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedstisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut”.(Nugroho 2005:62). Untuk menguji heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikansi korelasi
Rank Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution). Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat heteroskedastisitas.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum SMK Widya Praja Ungaran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Widya Praja Ungaran merupakan salah satu sekolah swasta milik pihak yayasan Wiyata Widya Praja Ungaran yang berdiri pada tanggal 1 Januari 1968 berlokasi di kelurahan Bandarjo, tepatnya di Jl. Jend. Gatot Subroto 63 Ungaran, kota Semarang, Jawa Tengah. Sekolah yang memiliki luas tanah 12.460 m2 dan luas bangunan 4.659,48 m2 ini mendapatkan akreditasi A sejak tahun 2006 dengan status diakui. Saat ini SMK Widya Praja Ungaran berada di bawah pimpinan Drs. H. Eko Sutanto sebagai kepala sekolah. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di SMK Widya Praja Ungaran antara lain ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang Tata Usaha (TU), ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang peralatan olah raga, ruang Koperasi ”Bina Usaha”, bank mini ”Widya Artha”, ruang OSIS, ruang UKS dan mushola, ruang dapur, ruang fotokopi dan lainnya tersedia lengkap. Jumlah Guru yang ada di SMK Widya Praja Ungaran adalah sejumlah 32 (tiga puluh dua) guru. SMK Widya Praja Ungaran terletak di tengah pemukiman penduduk yang jaraknya sekitar lima meter dengan sekolah. Sekolah ini membuka empat program keahlian, yaitu program keahlian Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Tata Busana, dan Jasa Boga. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
58
59
seluruh siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran tahun ajaran 2009/2010 berjumlah 79 siswa, yang terdiri dari kelas X AP 1 sebanyak 40 siswa dan kelas X AP 2 sebanyak 39 siswa. 4.1.2. Deskriptif Variabel Penelitian Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi data masing-masing variabel penelitian dan pengaruh 2 variabel bebas yaitu motivasi belajar (X1), dan metode belajar (X2) dengan satu variabel terikat atau variabel dependen yaitu nilai prestasi belajar KKPI (Y) yang ditunjukkan oleh nilai UAS KKPI siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran. 4.1.2.4.
Variabel Motivasi Belajar (X1)
Pada variabel deskriptif motivasi belajar, penilaian dilakukan dengan 4 (empat) indikator, di antaranya adalah tekun menghadapi tugas, tidak mudah putus asa, suka bekerja keras dan mandiri, dan senang mencari dan memecahkan masalah. Berikut adalah tabel deskriptif motivasi belajar. Tabel 4.1 Distribusi Variabel Motivasi Belajar
Interval Persen 84% - 100%
Kriteria Sangat Tinggi
Frekuensi
Persentasi
11 Tinggi 68% - 84% 40 Sedang 52% - 68% 22 Rendah 36% - 52% 6 Sangat Rendah 16% - 36% 0 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
14% 51% 28% 8% 0% 100%
Rata-rata klasikal
72,18%
Tinggi
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat motivasi belajar sebagai berikut. Sebanyak 11 siswa (14%)
60
memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi, 40 siswa (51%) memiliki motivasi belajar dengan kriteria tinggi, 22 siswa (28%) memiliki motivasi belajar dengan kriteria sedang, 6 siswa (8%) memiliki motivasi belajar dengan kriteria rendah, dan tidak ada siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi motivasi belajar sebesar 72,18% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang motivasi belajar.
Gambar 4.1 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Motivasi Belajar Untuk lebih detailnya mengenai variabel motivasi belajar dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator motivasi belajar berikut : 4.1.2.4.1. Tekun Menghadapi Tugas Gambaran tentang tekun menghadapi tugas berdasarkan hasil observasi sebagai berikut :
61
Tabel 4.2 Distribusi Tekun Menghadapi Tugas Interval Kriteria Frekuensi Persentasi Persen Sangat Tinggi 84% - 100% 29 37% Tinggi 68% - 84% 27 34% Sedang 52% - 68% 17 22% Rendah 36% - 52% 5 6% Sangat Rendah 16% - 36% 1 1% Jumlah 79 100% Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Rata-rata klasikal
78,53%
Tinggi
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat tekun menghadapi tugas sebagai berikut : 29 siswa (37%) menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria sangat tinggi, 27 siswa (34%) menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria tinggi, 17 siswa (22%) menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria sedang, 5 siswa (6%) menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria rendah, 1 siswa (1%) menunjukkan tekun menghadapi tugas dengan kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi tekun menghadapi tugas sebesar 78,53% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Lebih jelasnya berikut diagram batang tekun menghadapi tugas :
Gambar 4.2 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Tekun Menghadapi Tugas
62
4.1.2.4.2. Tidak Mudah Putus Asa Gambaran tentang tidak mudah putus asa berdasarkan hasil observasi sebagai berikut Tabel 4.3 Distribusi Tidak Mudah Putus Asa Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
Sangat Tinggi 84% - 100% 21 Tinggi 68% - 84% 34 Sedang 52% - 68% 16 Rendah 36% - 52% 6 Sangat Rendah 16% - 36% 2 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Persentasi 27% 43% 20% 8% 3% 100%
Rata-rata klasikal
74,68%
Tinggi
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat tidak mudah putus asa sebagai berikut : 21 siswa (27%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria sangat tinggi, 34 siswa (43%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria tinggi, 16 siswa (20%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria sedang, 6 siswa (8%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria rendah, 2 siswa (3%) memiliki tingkat tidak mudah putus asa dengan kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi tidak mudah putus asa sebesar 74,68% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang tidak mudah putus asa.
63
Gambar 4.3 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tentang Tidak Mudah Putus Asa 4.1.2.4.3. Suka Bekerja Keras dan Mandiri Gambaran tentang suka bekerja keras dan mandiri berdasarkan hasil observasi sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Suka Bekerja Keras dan Mandiri
Interval Persen
Kriteria
Frekuensi Persentasi
Sangat Tinggi 84% - 100% 12 Tinggi 68% - 84% 27 Sedang 52% - 68% 29 Rendah 36% - 52% 10 Sangat Rendah 16% - 36% 1 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
15% 34% 37% 13% 1% 100%
Rata-rata klasikal
67,41%
Sedang
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat suka bekerja keras dan mandiri sebagai berikut : 12 siswa (15%) memiliki tingkat suka bekerja keras dan mandiri dengan kriteria sangat tinggi, 27 siswa (34%) memiliki tingkat suka bekerja keras dan mandiri dengan kriteria
64
tinggi, 29 siswa (37%) memiliki tingkat suka bekerja keras dan mandiri dengan kriteria sedang, 10 siswa (13%) memiliki tingkat suka bekerja keras dan mandiri dengan kriteria rendah, 1 siswa (1%) memiliki tingkat suka bekerja keras dan mandiri dengan kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi suka bekerja keras dan mandiri sebesar 67,41% dan termasuk dalam kriteria sedang. Lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang suka bekerja keras dan mandiri.
Gambar 4.4 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Suka Bekerja Keras dan Mandiri 4.1.2.4.4. Senang Mencari dan Memecahkan Masalah Gambaran tentang senang mencari dan memecahkan masalah berdasarkan hasil observasi sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Senang Mencari dan Memecahkan Masalah Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
84% - 100% Sangat Tinggi 12 68% - 84% Tinggi 21 52% - 68% Sedang 30 36% - 52% Rendah 16 16% - 36% Sangat Rendah 0 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Persentasi 15% 27% 38% 20% 0% 100%
Rata-rata klasikal 65,89% Sedang
65
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat senang mencari dan memecahkan masalah sebagai berikut : 12 siswa (15%) memiliki tingkat senang mencari dan memecahkan masalah dengan kriteria sangat tinggi, 21 siswa (27%) memiliki tingkat senang mencari dan memecahkan masalah dengan kriteria tinggi, 30 siswa (38%) memiliki tingkat senang mencari dan memecahkan masalah dengan kriteria sedang, 16 siswa (20%) memiliki tingkat senang mencari dan memecahkan masalah dengan kriteria rendah, dan tidak ada siswa yang memiliki senang mencari dan memecahkan masalah dengan kriteria sangat rendah. Secara klasikal persentasi senang mencari dan memecahkan masalah sebesar 65,89% dan termasuk dalam kriteria sedang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang senang mencari dan memecahkan masalah.
Gambar 4.5 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Senang Mencari dan Memecahkan Masalah 4.1.2.5.
Variabel Metode Belajar
Pada variabel deskriptif metode belajar, penilaian dilakukan dengan 5 indikator, di antaranya adalah pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca
66
dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi, dan mengerjakan tugas . Berikut adalah tabel deskriptif metode belajar. Tabel 4.6 Distribusi Variabel Metode Belajar
Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
Sangat Baik 84% - 100% 15 Baik 68% - 84% 36 Cukup 52% - 68% 20 Kurang baik 36% - 52% 8 Tidak baik 16% - 36% 0 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Persentasi 19% 46% 25% 10% 0% 100%
Rata-rata klasikal
71,72%
Baik
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat metode belajar sebagai berikut : 15 siswa (19%) memiliki metode belajar dengan kriteria sangat baik, 36 siswa (46%) memiliki metode belajar dengan kriteria baik, 20 siswa (25%) memiliki metode belajar dengan kriteria cukup, 8 siswa (10%) memiliki metode belajar dengan kriteria kurang baik dan tidak ada siswa yang memiliki metode belajar dengan kriteria sangat tidak baik. Secara klasikal persentasi metode belajar sebesar 71,72% dan termasuk dalam kriteria baik. Lebih jelasnya disajikan diagram batang tentang metode belajar.
Gambar 4.6 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Variabel Metode Belajar
67
Untuk lebih detailnya mengenai variabel metode belajar dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator metode belajar berikut ini: 4.1.2.5.1. Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya Gambaran tentang pembuatan jadwal dan pelaksanaannya berdasarkan hasil observasi sebagai berikut: Tabel 4.7 Distribusi Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya
Interval Persen
Kriteria
84% - 100%
Sangat Baik
68% - 84%
Baik
52% - 68%
Cukup
36% - 52%
Kurang baik
16% - 36%
Tidak baik
Jumlah
Frekuensi
Persentasi
20
25%
22
28%
21
27%
13
16%
3
4%
79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
100%
Rata-rata klasikal
69,79%
Baik
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat pembuatan jadwal dan pelaksanaannya sebagai berikut : 20 siswa (25%) memiliki pembuatan jadwal dan pelaksanaannya dengan kriteria sangat baik, 22 siswa (28%) memiliki pembuatan jadwal dan pelaksanaannya dengan kriteria baik, 21 siswa (27%) memiliki pembuatan jadwal dan pelaksanaannya dengan kriteria cukup, 13 siswa (16%) memiliki tingkat pembuatan jadwal dan pelaksanaannya dengan kriteria kurang baik, 3 siswa (4%) memiliki pembuatan jadwal dan pelaksanaannya dengan kriteria tidak baik. Secara klasikal persentasi
68
pembuatan jadwal dan pelaksanaannya sebesar 69,79% termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batangnya.
Gambar 4.7 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya 4.1.2.5.2. Membaca dan Membuat Catatan Gambaran tentang membaca dan membuat catatan berdasarkan hasil observasi sebagai berikut: Tabel 4.8 Distribusi Membaca dan Membuat Catatan Interval Kriteria Frekuensi Persen 84% - 100% Sangat Baik 18 Baik 68% - 84% 27 Cukup 52% - 68% 19 Kurang baik 36% - 52% 12 Tidak baik 16% - 36% 3 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Persentasi 23% 34% 24% 15% 4% 100%
Rata-rata klasikal
69,18%
Baik
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat membaca dan membuat catatan sebagai berikut : 18 siswa (23%) memiliki tingkat membaca dan membuat catatan dengan kriteria sangat baik, 27 siswa (34%) memiliki tingkat membaca dan membuat catatan dengan kriteria
69
baik, 19 siswa (24%) memiliki tingkat membaca dan membuat catatan dengan kriteria cukup, 12 siswa (15%) memiliki tingkat membaca dan membuat catatan dengan kriteria kurang baik, 3 siswa (4%) memiliki tingkat membaca dan membuat catatan dengan kriteria tidak baik. Secara klasikal persentasi membaca dan membuat catatan sebesar 69,18% dan termasuk dalam kriteria baik. Lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang membaca dan membuat catatan.
Gambar 4.8 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Membaca dan Membuat Catatan 4.1.2.5.3. Mengulangi Bahan Pelajaran Gambaran tentang mengulangi bahan pelajaran berdasarkan hasil observasi sebagai berikut : Tabel 4.9 Distribusi Mengulangi Bahan Pelajaran
Interval Persen
Kriteria
Frekuensi Persentasi
Sangat Baik 84% - 100% 8 Baik 68% - 84% 25 Cukup 52% - 68% 33 Kurang baik 36% - 52% 8 Tidak baik 16% - 36% 5 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
10% 32% 42% 10% 6% 100%
Rata-rata klasikal
64,81%
Cukup
70
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat mengulangi bahan pelajaran sebagai berikut : 8 siswa (10%) memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran dengan kriteria sangat baik, 25 siswa (32%) memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran dengan kriteria baik, 33 siswa (42%) memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran dengan kriteria cukup, 8 siswa (10%) memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran dengan kriteria kurang baik, 5 siswa (6%) memiliki tingkat mengulangi bahan pelajaran dengan kriteria tidak baik. Secara klasikal persentasi mengulangi bahan pelajaran sebesar 64,81% dan termasuk dalam kriteria cukup. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang mengulangi bahan pelajaran.
Gambar 4.9 Diagram Batang Peskriptif Persentasi tentang Mengulangi Bahan Pelajaran 4.1.2.5.4. Konsentrasi Berikut gambaran tentang konsentrasi berdasarkan hasil observasi :
71
Tabel 4.10 Distribusi Konsentrasi Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
Sangat Baik 84% - 100% 27 Baik 68% - 84% 27 Cukup 52% - 68% 21 Kurang baik 36% - 52% 4 Tidak baik 16% - 36% 0 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Persentasi 34% 34% 27% 5% 0% 100%
Rata-rata klasikal
76,03%
Baik
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat konsentrasi sebagai berikut, 27 siswa (34%) memiliki tingkat konsentrasi dengan kriteria sangat baik, 27 siswa (34%) memiliki tingkat konsentrasi dengan kriteria baik, 21 siswa (27%) memiliki tingkat konsentrasi dengan kriteria cukup, 4 siswa (5%) memiliki tingkat konsentrasi dengan kriteria kurang baik dan tidak ada siswa yang memiliki tingkat konsentrasi dengan kriteria tidak baik. Secara klasikal persentasi konsentrasi sebesar 76,03% dan termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang konsentrasi :
Gambar 4.10 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Konsentrasi
72
4.1.2.5.5. Mengerjakan Tugas Berikut gambaran tentang mengerjakan tugas berdasarkan hasil observasi :
Tabel 4.11 Distribusi Mengerjakan Tugas
Interval Persen
Kriteria
Frekuensi
Sangat Baik 84% - 100% 43 Baik 68% - 84% 17 Cukup 52% - 68% 15 Kurang baik 36% - 52% 3 Tidak baik 16% - 36% 1 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Persentasi 54% 22% 19% 4% 1% 100%
Rata-rata klasikal
81,94%
Baik
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat mengerjakan tugas sebagai berikut : 43 siswa (54%) memiliki tingkat mengerjakan tugas dengan kriteria sangat baik, 17 siswa (22%) memiliki tingkat mengerjakan tugas dengan kriteria baik, 15 siswa (19%) memiliki tingkat mengerjakan tugas dengan kriteria cukup, 3 siswa (4%) memiliki tingkat mengerjakan tugas dengan kriteria kurang baik, 1 siswa (1%) memiliki tingkat mengerjakan tugas dengan kriteria tidak baik. Secara klasikal persentasi tingkat mengerjakan tugas sebesar 81,94% dan termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang mengerjakan tugas
73
Gambar 4.11 Diagram Batang Deskriptif Persentasi tentang Mengerjakan Tugas
4.1.2.6.
Variabel Prestsai Belajar KKPI (Nilai UAS KKPI)
Berikut adalah tabel deskriptif prestasi belajar/nilai UAS KKPI : Tabel 4.12 Distribusi Variabel Prestasi Belajar/Nilai UAS KKPI
No.
Kategori
Frekuensi
1. Tuntas 17 2. Tidak tuntas 62 Jumlah 79 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
Persentase 21,52% 78,48% 100%
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui dari 79 siswa diperoleh keterangan tentang tingkat nilai UAS sebagai berikut : 17 siswa (21,52%) tuntas dalam nilai UAS, 62 siswa (78,48%) tidak tuntas dalam nilai UAS KKPI. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang prestasi belajar KKPI (nilai UAS).
74
Gambar 4.12 Diagram Batang Deskriptif Persentasi Tentang Prestasi Belajar/Nilai UAS KKPI
4.1.3. Hasil Analisis Regresi Berganda Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi berganda yang terdiri dari uji linieritas data (pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan), uji r2 (besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen), uji t (uji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial), dan uji asumsi klasik. Berdasarkan analisis dengan program SPSS 16 for Windows diperoleh hasil regresi berganda seperti terangkum pada tabel berikut : Tabel 4.13 Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
t
Sig.
-.297
.768
.321
3.099
.003
X2 .455 .119 .395 a. Dependent Variable : Y Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
3.823
.000
1
B
Std. Error
(Constant)
-2.319
7.819
X1
.383
.124
Standardized Coefficients Beta
75
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = -2,319 + 0,383X1 + 0,455X2. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut : 1) Konstanta = -2,319 Jika variabel motivasi belajar dan metode belajar dianggap sama dengan nol, maka variabel prestasi belajar KKPI (nilai UAS) sebesar -2,319. 2) Koefisien X1 = 0,383 Jika variabel motivasi belajar mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara metode belajar dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar KKPI (nilai UAS) sebesar 0,383. 3) Koefisien X2 = 0,455 Jika variabel metode belajar mengalami kenaikan sebesar satu poin, sementara motivasi belajar dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan prestasi belajar KKPI (nilai UAS) sebesar 0,455. 4.1.4. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan secara simultan dan parsial, sebagai berikut: 4.1.4.1.
Pengujian hipotesis secara parsial (uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu (parsial) variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak. Hasil output dari SPSS adalah sebagai berikut :
76
Tabel 4.14 Uji t (Uji Secara Parsial) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
t
Sig.
-.297
.768
.321
3.099
.003
X2 .455 .119 .395 Dependent Variable : Y Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
3.823
.000
1
B
Std. Error
(Constant)
-2.319
7.819
X1
.383
.124
Standardized Coefficients Beta
Hipotesis : Ho
: β3 = 0, Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI
Ha 1 : β3 ≠ 0, Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI Ho
: β3 = 0, Tidak ada pengaruh metode belajar prestasi belajar KKPI
Ha 2: β3 ≠ 0, Ada pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI Kriteria pengambilan keputusan: Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 79-2-1 = 76, serta pengujian dua sisi diperoleh dari nilai t0,05= 1,99. Ho diterima apabila – ttabel < thitung < ttabel atau sig ≥ 5% Ho ditolak apabila (thitung < – ttabel atau thitung > ttabel) dan sig < 5%. Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X1 (motivasi belajar) diperoleh nilai thitung = 3,099 > 1,99 = ttabel, dan sig = 0,003 < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel motivasi belajar secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS) KKPI. Pada variabel X2 (metode belajar) diperoleh nilai thitung = 3,823 > 1,99 = ttabel, dan sig = 0,000 < 5%
77
jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel independen metode belajar secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS) KKPI. Dari tabel koefisien diperoleh persamaan regresi : Y = -2,319 + 0,383X1 + 0,455X2. Dimana: Y = Prestasi belajar (nilai UAS) KKPI X1 = motivasi belajar X2 = metode belajar Berdasarkan hasil uji secara parsial pada variabel-variabel independen tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ha1 dan Ha2 diterima, yaitu : (1). Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X SMK Widya Praja Ungaran. (2). Ada pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X SMK Widya Praja Ungaran. 4.1.4.2. Pengujian hipotesis secara simultan (uji F) Uji F dilakukan untuk melihat keberartian pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen atau sering disebut uji kelinieran persamaan regresi. Hipotesis :
H 0 : β = 0 ( Tidak ada pengaruh motivasi dan metode belajar secara bersamasama terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X SMK Widya Praja Ungaran )
78
Ha3 : β ≠ 0 ( Ada pengaruh motivasi dan metode belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X SMK Widya Praja Ungaran ) Pengambilan keputusan: Ho diterima jika F hitung < F tabel atau sig > 5%. Ha 3 diterima jika Fhitung > F tabel dan sig < 5%. Untuk melakukan uji F dapat dilihat pada tabel anova dibawah ini. Tabel 4.15 Uji F ( Uji Secara Simultan) ANOVAb Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
5200.900
2
2600.450
23.697
.000a
Residual
8340.188
76
109.739
Model 1
Total 13541.089 a. Predictors : (Constant), X1, X2 b. Dependent Variable : Y
78
Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah Pada tabel Anova diperoleh nilai F = 23,697 > 3.116 (nilai F tabel F(0,05:2 ; 76)
= 3,116) dan sig = 0,000 < 5 % ini berarti variabel independen motivasi belajar
dan metode belajar secara simultan benar-benar berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS) KKPI. Dengan kata lain variabelvariabel independen motivasi belajar dan metode belajar mampu menjelaskan besarnya variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS) KKPI. Berdasarkan hasil uji simultan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ha3 diterima, yaitu “Ada pengaruh motivasi belajar dan metode belajar
79
secara bersama-sama terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X SMK Widya Praja Ungaran.” Koefisien Determinasi Parsial (r2)
4.1.4.3.
Selain melakukan uji t maka perlu juga mencari besarnya koefisien determinasi parsialnya untuk masing-masing variabel bebas. Uji r2 untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Pengujian dilakukan dengan SPSS
for Windows release 16. Secara parsial kontribusi
motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI (nilai UAS) bisa dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.16 Koefisien Determinasi Parsial (Uji r2) : Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Zeroorder
Partial
Part
.003
.515
.335
.279
X2 .455 .119 .395 3.823 .000 a. Dependent Variable : Y Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
.553
.402
.344
Model
B
1(Constant) -2.319 X1
.383
Std. Error
Correlations
Beta
7.819 .124
.321
T
Sig.
-.297
.768
3.099
Berdasarkan tabel di atas, diketahui besarnya r2 motivasi belajar adalah 11,22%, yang diperoleh dari koefisien korelasi parsial untuk variabel motivasi belajar dikuadratkan yaitu (0,335)2. Sedangkan besarnya pengaruh metode belajar adalah 16,16%, yang diperoleh dari koefisien korelasi parsial untuk variabel metode belajar dikuadratkan yaitu (0,402)2. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
80
metode belajar memberikan pengaruh lebih besar terhadap prestasi belajar (nilai UAS) KKPI dibandingkan variabel motivasi belajar. 4.1.4.4. Koefisien Determinasi Simultan (r2) Uji determinasi simultan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabe-variabell bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kontribusi motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI (nilai UAS) secara simultan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.17 Koefisien Determinasi Simultan (Uji r2) Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .620a .384 .368 10.47565 a. Predictors : (Constant), X1, X2 Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah Pada tabel diatas diperoleh nilai Adjusted R2 = 0,368 = 36,8% ini berarti variabel bebas motivasi belajar dan metode belajar secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS) KKPI sebesar 36,8% dan sisanya 63,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. 4.1.5. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji normlitas, uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas. 4.1.5.1. Uji Normalitas Data Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari variabel dependen Y yang wajib diuji normalitasnya, sedangkan variabel independen
81
diasumsikan bukan fungsi distribusi. Jadi tidak perlu diuji normalitasnya. Hasil output dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut : Tabel 4.18 Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov Smirnov (KS) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
79 .0000000 10.34047833 .093 .093 -.085 .826 .502
Analisis data hasil Output : Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut : H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Kriteria penerimaan H0 H0 diterima jika nilai sig (2-tailed) > 5%. Dari tabel diperoleh nilai sig = 0.502 = 50.2% > 5% , maka H0 diterima. Artinya variabel prestasi belajar KKPI (nilai UAS) berdistribusi normal. Uji normalitas juga dapat dilihat pada grafik Normal P-Plot sebagai berikut.
82
Gambar 4.13 Uji Normalitas Pada Grafik Normal P-P Plot Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal maka variabel dependen Y memenuhi asumsi normalitas. 4.1.5.2. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonearitas di dalam model regresi adalah dengan melihat nilai toleransi dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 10% dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas
83
dalam model regresi. Berikut hasil perhitungan menggunakan program SPSS 16 : Tabel 4.19 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model
Tolerance
VIF
3.099 .003
.757
1.320
X2 .455 .119 .395 3.823 .000 a. Dependent variable : Y Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
.757
1.320
1 (Constant)
X1
B
Std. Error
2.31 9
7.819
.383
.124
Beta
Collinearity Statistics
.321
T
Sig.
-.297
.768
Dari tabel di atas terlihat setiap variabel bebas mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi ini. 4.1.5.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukkan penyebaran variabel bebas. Penyebaran yang acak menunjukkan model regresi yang baik. Dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y. Berikut hasil pengolahan menggunakan program SPSS 16 :
84
Gambar 4.14 Uji Heteroskedastisitas Pada Grafik Scatterplot Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Selain dengan mengamati grafik scatterplot uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan uji Glejser. Uji glejser yaitu pengujian dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Cara melakukan uji glejser dengan SPSS 16 adalah sebagai berikut. (1). Lakukan regresi prestasi belajar/nilai UAS KKPI
85
(2). Dapatkan variabel residual dengan memilih tombol save pada tampilan
windows linear regression dan aktifkan unstandardized residual. (3). Absolutkan nilai residual (absres nilai UAS) dengan mengklik menu Tranform kemudian pilih Compute. (4). Regresikan variabel nilai UAS KKPI sebagai variabel dependent dan variabel motivasi belajar, metode belajar sebagai variabel independen. (5). Klik OK. Output dari proses di atas adalah sebagai berikut. Tabel 4.20 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
T
Sig.
-.387
.700
.224
1.782
.079
X2 .054 .058 .117 a. Dependent Variable : abs_res Sumber : Data Penelitian 2010 yang Telah Diolah
.932
.354
1
B
Std. Error
(Constant)
-1.477
3.821
X1
.108
.060
Standardized Coefficients Beta
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan semua variabel independen mempunyai nilai sig ≥ 0,05. Jadi tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen abs_res. Hal ini terlihat dari nilai sig pada tiap-tiap variabel independen seluruhnya diatas 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. 4.2 Pembahasan Dari hasil uji t diperoleh nilai thitung = 3,099 > 1,99 = ttabel, dan sig = 0,003 < 5% dengan nilai koefisien 0,383 > 0. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel
86
motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar KKPI siswa secara signifikan besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI adalah 11,22%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gamon (2001) dalam jurnalnya Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles and
Achievement yang menyimpulkan bahwa “Motivation was the significant factor that explained more than one-fourth of student achievement”. (Motivasi merupakan faktor penting yang menjelaskan lebih dari seperempat dari prestasi siswa). Selain itu juga senada dengan penelitian Nopitahari (2009) mengenai pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran peralatan kantor siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Antonius Semarang yang menyebutkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa sebesar 23,23%. Ini sesuai dengan pendapat Gates dalam Djaali (2006: 101) berikut : Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Motivasi juga merupakan proses membangkitan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Dalam hal ini tujuan yang di maksud tentunya sesuai dengan apa yang hendak dicapai oleh siswa yaitu prestasi belajar KKPI sesuai dengan yang diharapkan. Seperti yang disebutkan oleh Teori Motivasi Berprestasi dimana esensi dari teori motivasi berprestasi ini adalah bahwa siswa yang bermotivasi berprestasi tinggi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil, dan apabila mengalami kegagalan, mereka akan berusaha keras mencapai keberhasilan dan cenderung mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugas-tugas belajar di sekolah. Ini berarti semakin tinggi tingkat motivasi belajar diyakini akan
87
berpengaruh pada semakin baiknya prestasi belajar KKPI siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran. Dengan kata lain prestasi belajar siswa yang belum optimal ini cenderung dipengaruhi oleh kurang optimalnya motivasi belajar siswa. Motivasi belajar akan mendorong seorang siswa untuk terus belajar agar mencapai tujuan yang diharapkan yaitu prestasi dalam belajar. Siswa yang tekun menghadapi tugas termasuk kategori tinggi. Tingginya ketekunan siswa ini dapat mempengaruhi prestasi yang diperoleh siswa. Ditinjau dari kegigihan untuk tidak mudah putus asa sudah baik karena ternyata 43 % siswa dalam kategori tinggi. Satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah baik suka bekerja keras dan mandiri. Sebanyak 37% siswa mempunyai suka bekerja keras dan mandiri yang masih sedang, dan 14 % lainnya masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah dalam belajar KKPI. Dari data ini menunjukkan bahwa perlu ada perubahan pada diri siswa untuk meningkatkan bekerja keras dan mandiri dalam belajar KKPI. Kondisi dapat ditingkatkan melalui usaha guru dengan penugasan yang bersifat individu serta memberi penilaian tidak hanya hasil namun dilihat pula kedisiplinannya. Cara ini merupakan salah satu bentuk motivasi agar siswa lebih terdorong untuk bekerja keras dan mandiri. Siswa yang senang memecahkan masalah juga mendukung dalam proses belajar mengajar juga dalam kategori tinggi. Lebih lanjut menurut Sardiman (2007:85) menjelaskan tentang “motivasi yaitu sesuatu yang mendorong manusia untuk berbuat”. Dalam hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan,
88
menentukan arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Dengan adanya motivasi belajar KKPI yang baik, berarti adanya dorongan untuk mempelajari KKPI dengan baik serta mempunyai arah yang jelas untuk mencapai tujuan yang dicapai. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai thitung = 3,823 > 1,99 = ttabel, dan sig = 0,000 < 5% dengan nilai koefisien 0,455> 0 . Hal ini mengindikasikan bahwa variabel metode belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar KKPI secara signifikan. Ini berarti semakin baik metode belajar diyakini akan berpengaruh pada semakin baiknya prestasi belajar siswa X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran. Besarnya pengaruh metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI adalah 16,16%. Tetapi prestasi belajar yang kurang optimal tidak sepenuhnya karena metode belajar yang kurang optimal karena dari angka persentase yang ditunjukkan tidak besar sehingga bukan faktor dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar siswa telah memiliki metode baik namun ada 25 % siswa yang menerapkan metode belajar
dalam kategori cukup saja, dan bahkan 10% siswa memiliki metode
belajar KKPI yang kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya tindakan untuk menumbuhkan keinginan melakukan pendeketan-pendekatan dan strategi belajar lebih lanjut dan maksimal. Perbaikan dalam menerapkan metodemetode yang akan digunakan dalam belajar sangat diperlukan sehingga prestasi yang dicapai siswa dapat meningkat dengan adanya metode yang tepat dan mempermudah siswa memahami pelajaran. Ditinjau dari pembuatan jadwal dan
89
pelaksanaannya secara klasikal persentasi pembuatan jadwal dan pelaksanaannya termasuk dalam kriteria baik. Ini menunjukkan bahwa dalam pembuatan jadwal maupun pelaksanaanya sebagian besar siswa sudah baik. Dalam hal membaca dan membuat catatan siswa-siswa secara klasikal sudah termasuk dalam kriteria baik dan untuk catatan ini akan sangat membantu siswa dalam memahami materi terlebih nantinya akan di aplikasikan pada komputer. Berbeda halnya dengan kemauan siswa dalam mengulang pelajaran, kebanyakan siswa enggan untuk mengulang kembali materi yang telah di ajarkan di sekolah, termasuk tugas-tugas dan mencobanya kembali di rumah. Secara klasikal persentasi mengulangi bahan pelajaran hanya masuk dalam kategori cukup, bahkan 16% siswa termasuk kurang baik dan tidak baik dalam mengulang bahan pelajaran KKPI. Untuk itu perlu adanya upaya menumbuhkan keinginan belajar lebih lanjut di rumah sehingga siswa antusias untuk mengulang kembali tentang pelajaran KKPI yang telah disampaikan dan ingin memperdalam materi tersebut dengan lebih banyak mempelajarinya dengan guru memperbanyak memberikan semacam quiz dan ulangan mendadak kepada siswa, serta menunjuk siswa dengan acak untuk mengerjakan materi yang pernah dibahas sebelumnya. Hal ini harus diperhatikan karena belajar KKPI dibutuhkan banyak latihan sehingga metode belajar siswa harus tepat. Konsentrasi siswa dalam pembelajaran KKPI berdasarkan hasil penelitian sudah masuk kriteria baik. Ini mengindikasikan bahwa hampir tidak ada masalah untuk konsentrasi dalam belajar
Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi. Siswa cenderung fokus dalam pelajaran ini kerena berupa
90
aplikasi komputer dimana mereka dituntut untuk mengikuti tahapan-tahapannya dengan baik dan jika tidak fokus maka bisa tertinggal. Aspek lain yang sudah dapat dikatakan optimal adalah dalm siswa mengerjakan tugas. Secara klasikal persentasi tingkat mengerjakan tugas sebesar 81,94 % pada kategori baik. Seperti keterangan yang diperoleh dari observasi bahwa hampir semua siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepet waktu pada buku khusus yang mereka sediakan untuk tugas-tugas KKPI. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa pada variabel X2 (metode belajar) diperoleh nilai thitung = 3,823 > 1,99 = ttabel, dan sig = 0,000 < 5% jadi Ho ditolak. Ini berarti variabel independen metode belajar secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen prestasi belajar (nilai UAS). Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003:82) mengemukakan bahwa, Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Selain itu juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Novita Rusliana (2008) mengenai lingkungan keluarga dan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas II program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Gatra Praja Pekalongan, diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI. Sumbangan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI sebesar 20%. Dari perhitungan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program
SPSS (Statiscal Product and Servise Solution) for Windows Release 16 antara motivasi belajar dan metode belajar terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X
91
diperoleh persamaan garis : Y = -2,319 + 0,383 X1 + 0,455 X2. Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan motivasi belajar akan diikuti kenaikan prestasi belajar KKPI siswa sebesar 0,383 apabila variabel metode belajar dianggap tetap, dan apabila terjadi kenaikan satu poin metode belajar maka akan diikuti kenaikan prestasi belajar KKPI siswa sebesar 0,455 jika variabel motivasi beljar tetap. Dapat dilihat bahwa perubahan prestasi belajar KKPI siswa lebih besar dipengaruhi oleh metode belajar yang ada daripada motivasi belajar. Terlihat pula bahwa metode belajar siswa mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X SMK Widya Praja Ungaran. Selain itu, berdasarkan hasil uji F diketahui terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar dan metode belajar siswa terhadap prestasi belajar KKPI siswa dengan diperoleh Fhitung sebesar 23,697 pada sig 0,000 ≤ α (0,05), yang berarti bahwa model regresi tersebut signifikan secara bersama-sama memberikan sumbangan atau kontribusi 36,8%, yang berarti bahwa motivasi belajar dan metode belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar KKPI siswa kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja Ungaran siswa sebesar 36,8% dan sisanya 63,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut : 4. Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran secara signifikan dengan besarnya pengaruh yaitu 11,22 %. 5. Ada
pengaruh
positif
metode
belajar
terhadap
prestasi
belajar
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran secara signifikan dengan besarnya pengaruh yaitu 16,16%. 6. Ada pengaruh motivasi dan metode belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi
(KKPI) pada siswa kelas X program keahlian administrasi perkantoran SMK Widya Praja Ungaran secara signifikan dengan besarnya pengaruh yaitu 36,8% dan sisanya 63,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
92
93
5.2. Saran Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : a. Bagi guru Guru hendaknya meningkatkan intensitas pemberian tugas individu atau yang yang lebih bervariasi kepada siswa dalam pembelajaran KKPI. Selain itu, hendaknya diperbanyak pemberian quiz dan ulangan mendadak kepada siswa, serta menunjuk siswa dengan acak untuk mengerjakan materi yang pernah dibahas sebelumnya. b. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian sejenis hendaknya menggunakan variabel yang lebih luas sehingga diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang faktor-faktor yang menentukan prestasi belajar KKPI siswa sebagai dasar penentuan kebijakan guru dalam pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UPT UNNES Press Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara _____ , 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta : AV Publisher Dimiyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta Djaali. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta Faturrohman dan M. Sobry. 2007. Stategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : PT. Refika Aditama Hadi, Sutrisno. 2001. Statistik Jilid 1. Yogyakarta : CV. Andi Offset Lai, Po Yin. 2005. Relationship Among Intrinsic Motivation, Achievement Goals and Study Strategies of HongKong Chinese Secondary Students. Journal. Hong Kong Institute of Education. www.aare.edu.au/06pap/lai06321.pdf
Maharani, Tizzi. 1996. http://rajapresentasi.com/2009/03/apa-itu-motivasiberprestasi-achievement-motivation/ Muhammad, Ali. 1993. Strategi Penelitian. Bandung : Angkasa Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara Nisa, Chadhirun Asnif Fadhlun. 2009. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Islam Malang. Skripsi. Malang
Nisak, Zulfatun. 2009. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII Jurusan Akuntansi SMK Negeri 2 Blitar. Skripsi. Blitar Nopitahari. 2009. Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Peralatan Kantor Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Antonius Semarang. Skripsi. Semarang : UNNES. 94
95
Nugroho, Bhuono Agung.2005. Strategi Jitu Memilih Satistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset Rusliana, Novita (2008). Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar KKPI Siswa Selas II Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Gatra Praja Pekalongan. Skripsi. Semarang : UNNES Sardiman, AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Shih & Julia A. Gamon.2005. Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles, and Achievement. Journal of Agricultural Education. Lowa State University Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori-teori Motivasi. psma.org/content/blog/teori-teori-motivasi/
www.psb-
Sukestiyarno dan Wardono. 2009. Statistika. Semarang : UNNES PRESS Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo
Lampiran 1 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS EKONOMI Kepada Siswa/Siswi kelas X AP SMK Widya Praja Ungaran di Ungaran Dengan hormat, Bersama ini saya mohon bantuan kepada Anda untuk mengisi angket yang terlampir dalam surat pengantar ini untuk melengkapi penelitian saya dalam rangka menyusun skripsi dengan judul : “PENGARUH
MOTIVASI
BALAJAR
DAN
METODE
BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK WIDYA PRAJA UNGARAN” Setiap jawaban yang Anda berikan akan bermanfaat bagi saya dalam penelitian ini. Saya merahasiakan jawaban angket ini demi lancarnya penelitian saya, oleh karena jawaban angket ini bersifat pribadi dan tertutup. Atas partisipasi Anda, saya mengucapkan banyak terima kasih yang telah meluangkan waktu untuk mengisi angket tersebut dengan ikhlas dan jujur. Semarang, Juli 2010 Penyusun, Nur Wahyu Agus Setianingsih NIM. 7101406017
96
97
Lampiran 2
Variabel
KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN Indikator
Nomor Soal
Motivasi
1. Tekun menghadapi tugas
1, 2, 3, 4, 5
Belajar
2. Tidak mudah putus asa
6, 7, 8, 9, 10
Siswa (X1)
3. Suka bekerja keras dan mandiri
11, 12, 13, 14
4. Senang mencari dan memecahkan
15, 16, 17, 18
masalah /soal-soal Metode
1. Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya
19, 20, 21
Belajar
2. Membaca dan membuat catatan
22, 23, 24, 25
Siswa (X2)
3. Mengulangi bahan pelajaran
26, 27, 28, 29
4. Konsentrasi
30, 31, 32
5. Mengerjakan tugas
33, 34, 35
98
Lampiran 6
Deskriptif Persentasi Variabel Metode Belajar No.
Kode Res
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46 R-47
Indikator 1 19 20 21 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 5 4 4 5 5 5 2 2 2 4 5 3 2 2 4 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 5 3 5 4 3 5 4 3 4 3 2 3 4 2 2 2 5 4 5 4 5 5 3 4 3 3 5 5 3 4 3 2 2 2 1 5 4 2 3 2 3 3 4 4 4 3 5 5 5 3 3 4 5 3 3 5 5 5 3 5 3 3 4 3 5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 1 1 2 2 5 4 4 4 3 4 4 2 3 2 5 4 5 2 2 2 3 5 3 4 3 3
22 5 4 2 4 5 3 2 3 5 3 2 3 3 3 3 4 3 1 4 3 3 5 2 1 3 1 3 3 4 3 4 3 3 2 5 4 5 3 3 2 4 3 3 5 2 3 2
Butir Soal Metode Belajar (X2) Indikator 2 Indikator 3 23 24 25 26 27 28 29 5 4 5 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 5 2 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 2 4 2 4 2 3 5 1 2 1 3 3 4 4 3 3 3 3 4 5 5 5 3 5 3 2 2 1 4 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 5 5 3 4 4 4 3 5 3 3 2 5 3 3 4 5 3 3 4 4 3 5 4 3 3 3 4 3 5 5 5 2 3 4 3 3 5 5 4 2 5 2 4 2 2 2 2 5 5 3 5 5 3 4 3 3 5 5 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 5 5 4 5 5 4 4 2 4 5 3 3 2 3 2 2 4 1 4 1 4 2 4 3 4 4 5 4 1 3 1 1 1 1 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4 4 4 5 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 5 5 5 5 3 5 5 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 5 3 5 5 5 3 5 5 3 4 5 5 2 5 3 5 5 3 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 2 3 1 3 3 3 3 2 5 2 2 4 5 5 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 5 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 3 5 2 3 1 2 1 1 2 4 5 5 5 3 4 4 1 5 5 2 1 1 1
Indikator 4 30 31 32 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 3 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 2 4 2 3 3 4 5 3 4 5 3 3 5 5 3 4 4 5 5 5 3 5 5 4 2 2 2 4 5 5 3 3 4 3 3 3 4 5 5 2 3 3 5 2 5 3 5 5 3 3 3 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 3 3 5 4 4 2 5 5 5 3 3 4 5 5 4 5 5 4 3 2 3 5 5 4 3 4 4 4 4 3 5 3 4 4 5 4 1 2 4 3 4 4 5 5 4
Indikator 5 33 34 35 3 5 1 4 4 5 3 3 3 3 4 1 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 3 5 3 5 2 4 1 4 3 3 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 5 2 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3 4 5 5 5 3 4 4 2 2 5 5 4 4 3 2 2 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 4 4 2 5 5 5 5 5 5 3 3 2 5 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 5 2 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4
% skor
Kriteria
74,12% 75,29% 61,18% 63,53% 88,24% 88,24% 61,18% 70,59% 83,53% 47,06% 57,65% 77,65% 74,12% 81,18% 78,82% 81,18% 76,47% 50,59% 88,24% 82,35% 62,35% 92,94% 62,35% 54,12% 76,47% 41,18% 75,29% 69,41% 82,35% 70,59% 74,12% 89,41% 64,71% 67,06% 91,76% 76,47% 85,88% 87,06% 49,41% 76,47% 76,47% 68,24% 74,12% 87,06% 47,06% 82,35% 65,88%
B B C C SB SB C B B KB C B B B B B B KB SB B C SB C C B KB B B B B B SB C C SB B SB SB KB B B B B SB KB B C
99
No. 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
Kode Res
R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58 R-59 R-60 R-61 R-62 R-63 R-64 R-65 R-66 R-67 R-68 R-69 R-70 R-71 R-72 R-73 R-74 R-75 R-76 R-77 R-78 R-79 Jumlah Nilai maksimal Persentase skor Kriteria
Indikator 1 19 20 21 4 4 4 5 4 4 2 3 2 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 2 2 1 5 5 4 3 4 2 2 1 2 3 5 2 5 3 5 5 4 3 4 5 3 2 4 1 3 2 2 5 3 2 2 1 3 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 5 5 1 4 3 2 2 3 3 5 5 4 3 3 5 4 2 4 2 2 270 395
22 5 4 3 4 5 4 5 3 4 2 1 4 3 3 2 5 4 2 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 3 4 1
Butir Soal Metode Belajar (X2) Indikator 2 Indikator 3 23 24 25 26 27 28 29 4 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 5 3 4 3 2 2 2 3 2 1 3 4 5 3 3 2 3 5 3 3 3 3 2 5 2 2 4 2 3 3 5 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 5 5 3 3 3 3 1 2 1 1 1 2 3 5 5 4 3 3 3 5 2 4 3 3 3 4 3 2 3 1 3 3 1 1 1 3 4 2 3 2 3 2 4 5 3 5 5 4 3 5 5 5 5 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 5 5 3 5 5 3 2 1 2 2 2 4 3 3 4 1 2 3 3 3 5 5 5 3 4 4 5 3 3 5 2 3 3 3 1 5 3 3 3 3 2 3 5 3 3 3 3 3 3 5 5 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 3 4 2 4 2 4 1093 1024 1580 1580
Indikator 4 30 31 32 4 4 5 3 4 4 2 2 4 3 4 4 5 5 5 3 5 3 5 4 3 2 2 3 4 4 4 2 5 5 2 3 4 3 5 5 3 3 4 3 2 3 3 3 4 5 3 5 5 5 5 4 4 3 2 5 2 2 2 3 5 4 3 2 2 4 3 3 5 2 3 4 3 3 2 5 5 5 4 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 293 395
Indikator 5 33 34 35 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 3 2 2 5 4 1 5 5 4 2 2 1 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 3 3 3 4 5 4 4 3 3 5 5 5 5 4 3 4 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 4 328 395
68,35%
69,18%
64,81%
74,18%
83,04%
B
B
C
B
B
% skor
Kriteria
84,71% 80,00% 56,47% 74,12% 85,88% 70,59% 77,65% 65,88% 76,47% 81,18% 38,82% 81,18% 68,24% 41,18% 63,53% 87,06% 85,88% 74,12% 56,47% 48,24% 77,65% 54,12% 80,00% 54,12% 57,65% 91,76% 67,06% 57,65% 80,00% 83,53% 89,41% 63,53%
SB B C B SB B B C B B KB B B KB C SB SB B C KB B C B C C SB C C B B SB C
71,72%
B
100
Lampiran 7 Deskriptif Variabel Prestasi Belajar KKPI (Nilai UAS KKPI) No. Kode Responden Y (Nilai UAS) KKPI R-1 53 1 R-2 45 2 R-3 54 3 R-4 58 4 R-5 68 5 R-6 47 6 R-7 58 7 R-8 38 8 R-9 40 9 R-10 34 10 R-11 57 11 R-12 35 12 R-13 60 13 R-14 52 14 R-15 50 15 R-16 45 16 R-17 52 17 R-18 41 18 R-19 89 19 R-20 63 20 R-21 32 21 R-22 44 22 R-23 47 23 R-24 39 24 R-25 42 25 R-26 59 26 R-27 51 27 R-28 44 28 R-29 54 29 R-30 42 30 R-31 43 31 R-32 47 32 R-33 33 33 R-34 45 34 R-35 50 35 R-36 66 36 R-37 65 37 R-38 64 38 R-39 28 39 R-40 49 40 R-41 63 41 R-42 61 42
101
No. 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
Kode Responden R-43 R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58 R-59 R-60 R-61 R-62 R-63 R-64 R-65 R-66 R-67 R-68 R-69 R-70 R-71 R-72 R-73 R-74 R-75 R-76 R-77 R-78 R-79 Nilai rata-rata
Y (Nilai UAS) KKPI 44 73 31 34 59 67 59 42 59 65 57 61 45 59 41 24 45 48 33 56 77 77 34 26 38 51 46 55 33 48 77 45 42 45 43 77 52 50,32
102
Lampiran 5
Deskriptif Persentasi Variabel Motivasi Belajar No.
Kode Res
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
R-1 R-2 R-3 R-4 R-5 R-6 R-7 R-8 R-9 R-10 R-11 R-12 R-13 R-14 R-15 R-16 R-17 R-18 R-19 R-20 R-21 R-22 R-23 R-24 R-25 R-26 R-27 R-28 R-29 R-30 R-31 R-32 R-33 R-34 R-35 R-36 R-37 R-38 R-39 R-40 R-41 R-42 R-43 R-44 R-45 R-46
1 5 4 3 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 3 5 5 2 5 4 3 2 3 2 5 5 5 3 4 2 5 5 3 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 3 2
Indikator 1 2 3 4 4 5 5 5 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4 3 5 5 3 5 3 3 3 3 3 3 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 3 5 4 3 4 2 2 4 5 5 3 5 5 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 2 3 5 5 5 2 5 5 5 5 3 3 4 5 3 4 3 2 3 3 4 3 5 5 4 3 3 3 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 5 5 5 4 3 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 3 2 3 2 4 2
5 4 5 3 3 5 3 5 3 5 4 3 5 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 5 3 4 3 3 5 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 1 1
6 3 4 3 1 3 5 4 3 5 4 4 3 5 3 3 5 5 2 5 3 2 5 3 2 2 5 5 3 4 3 3 5 5 2 5 4 5 5 3 5 3 3 5 4 3 4
Butir Soal Motivasi Belajar (X1) Indikator 2 Indikator 3 7 8 9 10 11 12 13 14 2 4 5 5 5 3 3 5 4 5 5 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 5 5 5 5 4 5 3 1 5 5 5 3 5 2 4 3 5 3 5 3 3 3 4 3 3 3 5 3 3 3 3 5 5 5 3 3 5 3 5 5 3 4 3 3 4 5 2 5 5 5 3 3 3 2 3 2 3 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 3 3 3 4 3 5 5 5 5 4 3 4 3 4 3 5 3 4 3 3 5 5 5 5 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 2 2 2 1 2 2 4 5 4 4 5 3 3 3 5 4 5 3 5 4 4 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 5 2 2 1 4 2 2 4 5 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 1 5 5 2 4 3 3 5 2 5 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 5 5 5 3 4 5 3 2 5 5 4 4 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 5 5 4 3 3 2 2 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 5 5 5 4 5 4 4 2 5 3 4 3 4 3 4 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 2 4 3 4 2 3 2 3 2 2 2 3 4 4 3 4
Indikator 4 15 16 17 18 5 3 5 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 4 2 3 4 3 3 2 2 3 5 5 4 5 4 4 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 3 3 2 2 4 5 4 5 3 4 5 5 2 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 4 2 4 2 5 4 4 3 5 3 1 2 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3 2 3 2 5 4 4 4 3 5 3 5 5 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 5 5 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 1 3 2 3
% skor Kriteria 82,22% 75,56% 57,78% 57,78% 82,22% 72,22% 74,44% 62,22% 85,56% 81,11% 72,22% 81,11% 80,00% 78,89% 65,56% 77,78% 82,22% 44,44% 84,44% 82,22% 48,89% 51,11% 61,11% 48,89% 75,56% 78,89% 95,56% 67,78% 71,11% 57,78% 72,22% 84,44% 63,33% 66,67% 83,33% 87,78% 82,22% 82,22% 61,11% 93,33% 70,00% 76,67% 87,78% 87,78% 52,22% 53,33%
ST T R R ST T T R ST T T T T T T T ST R ST ST R R R R T T ST T T R T ST T T ST ST ST ST R ST T T ST ST R R
103
No.
Kode Res
R-47 47 R-48 48 R-49 49 R-50 50 R-51 51 R-52 52 R-53 53 R-54 54 R-55 55 R-56 56 R-57 57 R-58 58 R-59 59 R-60 60 R-61 61 R-62 62 R-63 63 R-64 64 R-65 65 R-66 66 R-67 67 R-68 68 R-69 69 R-70 70 R-71 71 R-72 72 R-73 73 R-74 74 R-75 75 R-76 76 R-77 77 R-78 78 R-79 79 Jumlah Nilai maksimal Persentase skor Kriteria
1 5 5 3 4 5 5 4 3 5 4 3 2 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 3
Indikator 1 2 3 4 5 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 2 3 3 4 4 4 3 1 4 4 4 3 5 3 2 3 1 5 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 5 5 3 5 5 4 3 4 3 5 2 3 5 2 5 4 3 3 4 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 5 3 3 4 1551
5 6 2 1 4 3 4 4 5 2 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 1 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 5 5 3 2 3 2 3 5 4 3 5 3 4 1 4 4 2 3 5 5 5 3 4 2 3 3 5 3 4 5 4 5
Butir Soal Motivasi Belajar (X1) Indikator 2 Indikator 3 7 8 9 10 11 12 13 14 5 5 2 5 3 3 1 1 3 4 5 3 5 5 3 3 3 4 4 5 4 4 4 2 3 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 5 3 5 5 5 3 3 3 3 1 3 4 4 3 3 3 3 2 4 5 5 3 3 2 3 1 2 1 3 3 1 1 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 1 1 3 5 5 4 3 5 3 4 5 2 2 3 3 3 3 3 2 5 5 4 4 3 4 3 3 2 5 5 5 2 3 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 5 2 4 5 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 4 5 5 4 3 2 5 5 4 2 3 5 4 3 1 5 5 5 5 5 3 2 2 3 3 4 3 2 3 1 5 5 3 5 3 3 1 4 1 3 2 5 3 2 3 2 5 5 4 5 5 4 3 5 2 5 3 5 3 2 3 4 2 4 5 3 4 5 1 2 1 5 5 5 3 3 3 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 3 4 3 2 3 3 1475 1065
Indikator 4 15 16 17 18 4 3 3 2 4 3 3 3 2 2 4 4 2 3 5 4 4 3 5 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 1 2 3 4 3 2 5 4 3 3 5 4 1 4 5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 4 3 2 1 2 3 4 2 2 4 5 5 4 5 5 4 4 4 3 1 2 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 5 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 1 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 5 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 5 4 3 5 1041
1975
1975
1580
1580
78,53% T
74,68% T
67,41% S
65,89% S
% skor Kriteria 63,33% 77,78% 73,33% 80,00% 82,22% 77,78% 63,33% 64,44% 48,89% 74,44% 66,67% 42,22% 80,00% 64,44% 80,00% 66,67% 83,33% 93,33% 74,44% 56,67% 68,89% 75,56% 77,78% 63,33% 72,22% 54,44% 85,56% 70,00% 62,22% 73,33% 82,22% 92,22% 70,00%
T T T T ST T T T R T T SR T T T T ST ST T R T T T T T R ST T R T ST ST T
72,18%
T
104
Lampiran 8
UJI ASUMSI KLASIK (UJI PRASYARAT) 1.
Uji Normalitas Residuals Statisticsa Minimum
Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
27.2596
64.0719
50.3165
8.16567
79
-2.824
1.685
.000
1.000
79
1.203
4.057
1.941
.637
79
27.6843
63.3723
50.3321
8.16987
79
-2.06892E1
28.06526
.00000
10.34048
79
Std. Residual
-1.975
2.679
.000
.987
79
Stud. Residual
-1.995
2.727
.000
1.007
79
-2.11024E1
29.07126
-.01568
10.76707
79
-2.035
2.852
.000
1.016
79
Mahal. Distance
.041
10.710
1.975
2.189
79
Cook's Distance
.000
.165
.014
.023
79
Centered Leverage Value
.001
.137
.025
.028
79
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: Y
(1) P-plot.
105
(2) Kolmogorov-smirnov. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
79
Normal Parametersa
Mean
.0000000
Most Extreme Differences
Absolute
.093
Positive
.093
Negative
-.085
Std. Deviation
10.34047833
Kolmogorov-Smirnov Z
.826
Asymp. Sig. (2-tailed) .502 a. Test distribution is Normal. 2.
Uji Multikolinieritas Coefficientsa
106
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant) -2.319
Beta
Collinearity Statistics t
Sig. Tolerance
VIF
7.819
-.297 .768
.383
.124
.321 3.099 .003
.757 1.320
X2 .455 a. Dependent Variable: Y
.119
.395 3.823 .000
.757 1.320
X1
3.
Standardized Coefficients
Uji Heteroskesdasitas (1) Sctter plot.
(2)Glejser Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig.
-1.477
3.821
-.387
.700
X1
.108
.060
.224 1.782
.079
X2
.054
.058
.117
.354
a. Dependent Variable: Abs_res
.932
107
Lampiran 9
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Regression
Model Summaryb Model
R
1
.620a
R Square
Adjusted R Square
.384
Std. Error of the Estimate
.368
Durbin-Watson
10.47565
1.886
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
5200.900
2
2600.450
Residual
8340.188
76
109.739
13541.089
78
Total
F
Sig. .000a
23.697
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error
(Constant)
-2.319
7.819
X1
.383
.124
X2 .455 Dependent Variable : Y
.119
1
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
-.297
.768
.321
3.099
.003
.395
3.823
.000
108
Lampiran 10
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. Uji R (uji determinasi) Model Summary Model
R
R Square a
1
.620
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .384
.368
10.47565
a. Predictors: (Constant), X2, X1 2. Uji F (uji simultan). ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Mean Square
df
Regression
5200.900
2
2600.450
Residual
8340.188
76
109.739
13541.089
78
Total
F 23.697
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y 3. Uji t (uji parsial). Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
-2.319
7.819
X1
.383
.124
X2
.455
.119
a. Dependent Variable: Y
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. -.297
.768
.321
3.099
.003
.395
3.823
.000
109
4. Uji koefisien determinasi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant) -2.319
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
Correlations t
Sig. Zero-order Partial
7.819
-.297
.768
Part
X1
.383
.124
.321 3.099
.003
.515
.335
.279
X2
.455
.119
.395 3.823
.000
.553
.402
.344
a. Dependent Variable: Y