PEMBELAJARAN MODEL ARIAS DENGAN TIM AHLI PADA MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA N 2 KEBUMEN
skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Fisika
Oleh Fatchun „Alim 4201410004
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
ii
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto:
................sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia (Q. S. Ar ra’d : 11) “Barang siapa menenmpuh jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahkannya jalan menuju surga” (HR. Muslim)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S Al Insyirah : 6)
“Meski setiap hari diwarnai cobaan, aku telah buktikan, bahwa kesabaran membawa kita pada akhir yang menyenangkan” (Dr.’Aidh al-Qarni)
Jayane kangrat, swuh brasto tekabing ulah dharmastuti (Peribahasa Jawa)
Persembahan: Skripsi ini saya persembahkan:
1.
Untuk Ayah, Ibu, dan Adik,
2.
Untuk saudara – saudaraku,
3.
Untuk bapak Hadi Wahono
4.
Untuk teman – teman kos, v
5.
Untuk Unaisatuz Zahroh, Isnaeni Nur Charomah, Rini Imroatin Wijayanti, Isnaeni Anjarwati, Siti Zulaikhah, Ristya Yuliana, Maya Damayanti, dan Uswatun Khasanah,
6.
Untuk teman-teman Prodi Pendidikan Fisika dan Fisika 2010,
7.
Untuk adik-adik Pendidikan Fisika 2011-2013,
8.
Untuk teman – teman mahasiswa bidikmisi Universitas Negeri Semarang, dan
9.
Untuk Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas ridha Allah, kesabaran pembimbing, serta semangat dan antusias saya dalam melakukan penelitian maupun menyusun skripsi, akhirnya saya mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Model Arias dengan Tim Ahli pada Materi Alat-Alat Optik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMA N 2 Kebumen”. Semoga skripsi ini menjadi ladang amal ibadah bagi saya, ayah, ibu, adik, dosen pembimbing, serta semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun skripsi ini. Secara khusus, saya mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor UNNES, 2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si., selaku Dekan FMIPA UNNES, 3. Dr. Khumaedi, M.Si., selaku Kepala Jurusan Fisika FMIPA UNNES sekaligus sebagai dosen pembimbing yang selalu sabar dan semangat dalam memberikan saran, masukan, serta kritik selama proses penyusunan skripsi ini, 4. Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D., dosen jurusan fisika, FMIPA, UNNES, 5. Dr. Sarwi, M.Si., selaku dosen wali, 6. Drs. Pamungkas T. Wasana, M.Si., selaku Kabid Litbang, S-P, a.n. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kebumen yang telah memberikan izin penelitian di SMA Negeri 2 Kebumen, 7. Kepala SMA Negeri 2 Kebumen yang telah memberikan ijin penelitian, 8. Bapak Hadi Wahono selaku guru mata pelajaran Fisika kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen yang selalu memberikan saran dan kritik membangun sehingga sangat membantu saya ketika penelitian, vii
9. Bapak dan Ibu guru serta siswa - siswi kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian, 10. Mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Fisika 2010 yang selalu membantu dan memberi semangat selama proses penyusunan skripsi, 11. Mahasiswa dan mahasiswi jurusan fisika 2012 yang selalu memberi semangat, 12. Isnaeni Nur Charomah, Isnaeni Anjarwati, Siti Zulaikhah, Ristya Yuliana, Rini Imroatin Wijayanti, Maya Damayanti, dan Uswatun Khasanah yang telah membantu penelitian dari awal sampai akhir, dan 13. Semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini. Semoga amal tenaga, pikiran, dan semangat dari semua pihak yang sudah membantu saya, mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah S.W.T.
Semarang, 28 Agustus 2014
Fatchun „Alim 4201410004
viii
ABSTRAK
Fatchun, A. 2014: Pembelajaran Model ARIAS dengan Tim Ahli pada Materi Alat – Alat Optik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 2 Kebumen. Skripsi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Khumaedi, M.Si. Kata Kunci : Diskusi, Alat – Alat Optik, Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) dengan Tim Ahli, PTK. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa hasil belajar fisika aspek kognitif siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen kurang maksimal atau rendah. Banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Ketuntasan klasikal aspek kognitif sebesar 60,55% menunjukkan bahwa hasil belajar belum tuntas dan termasuk dalam kategori rendah. Hasil angket observasi menyatakan bahwa kurangnya kegiatan memotivasi, siswa kurang latihan soal, siswa kurang percaya diri dalam mengerjakan soal fisika, siswa kurang tahu manfaat mempelajari ilmu fisika untuk masa depan, model pembelajaran kurang menarik, dan siswa kurang berminat pada kegiatan diskusi, merupakan beberapa faktor yang sangat dimungkinkan menyebabkan hasil belajar fisika aspek kognitif kurang maksimal/rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika pokok bahasan alat – alat optik siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen. Model pembelajaran yang digunakan adalah ARIAS dengan Tim Ahli. Model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli terdiri dari lima kategori, yaitu assurance, relevance, interest, assessment, and satisfaction. Kelima kategori tersebut mempunyai langkah pembelajaran masing – masing, sehingga kegiatan pembelajaran lebih rinci dan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian di kelas X MIA 2 merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Hasil penelitian menunjukkan, persentase siswa yang berminat diskusi pada pelajaran fisika pada siklus I sebesar 91%, siklus II 100%, dan siklus III 100%. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif pada siklus I 62,5%, siklus II 75,0%, dan siklus III 87,5%. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar afektif pada siklus I 75%, siklus II 84,38%, dan siklus III 90,63%, sedangkan untuk hasil belajar psikomotorik, pada siklus I 71,88%, siklus II 81.25% dan siklus III 90,63%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen. Oleh karena itu, pembelajaran model ARIAS dengan Tim Ahli sebaiknya dikembangkan pada pembelajaran materi selanjutnya sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN KOSONG..............................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING..............................................................
ii
PERNYATAAN..........................................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..............................................................
v
KATA PENGANTAR................................................................................
vii
ABSTRAK..................................................................................................
ix
DAFTAR ISI...............................................................................................
x
DAFTAR TABEL.......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
xvi
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................
1
1.1 Latar Belakang................................................................................
1
1.2 Masalah........................................................................................
10
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................
10
1.4 Hipotesis Tindakan.........................................................................
11
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................
12
1.6 Penegasan Istilah............................................................................
13
1.7 Sistematika Skripsi.........................................................................
14
2. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................
17
x
2.1 Model Pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli..............................
18
2.1.1 Karakteristik Model ARIAS.................................................
19
2.1.1.1 Assurance (yakin/percaya diri).................................
20
2.1.1.2 Relevance (relevansi)...............................................
21
2.1.1.3 Interest (perhatian)...................................................
22
2.1.1.4 Assessment (evaluasi)...............................................
24
2.1.1.5 Satisfaction (kepuasan)............................................
25
2.1.2 Tim Ahli.................................................................................
26
2.2 Materi Alat – Alat Optik.................................................................
28
2.3 Kerangka Berfikir...........................................................................
40
3. METODOLOGI PENELITIAN............................................................
42
3.1 Desain Penelitian............................................................................
42
3.2 Langkah Penelitian.........................................................................
49
3.3 Subjek Penelitian............................................................................
51
3.4 Lokasi Penelitian.............................................................................
51
3.5 Waktu Penelitian.............................................................................
51
3.6 Variabel Penelitian..........................................................................
51
3.7 Metode Pengumpulan Data.............................................................
52
3.8 Metode Analisis Data......................................................................
58
3.9 Indikator Keberhasilan....................................................................
62
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................
63
4.1 Sintaks Pra-penelitian......................................................................
63
4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian..............................................
64
xi
4.3 Sintaks Pembelajaran......................................................................
70
4.4 Paparan Hasil Tindakan...................................................................
72
4.5 Hasil Penelitian...............................................................................
79
4.5.1 Hasil Belajar Kognitif...........................................................
79
4.5.2 Hasil Belajar Psikomotor......................................................
80
4.5.3 Hasil Belajar Afektif.............................................................
80
4.5.4 Hasil Kuesioner/Angket........................................................
80
4.6 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa............................................
81
4.7 Pembahasan....................................................................................
82
4.7.1 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif.......................................
82
4.7.2 Pembahasan Hasil Belajar Afektif.........................................
87
4.7.3 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotor..................................
91
4.7.4 Pembahasan Minat Diskusi Siswa.........................................
94
5. PENUTUP..............................................................................................
98
5.1 Simpulan.........................................................................................
98
5.2 Saran................................................................................................
99
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
100
LAMPIRAN...............................................................................................
103
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Perbedaan Kamera dan Lup.............................................................
33
3.1 Kategori Minat.................................................................................... 61 4.1 Proses Pembelajaran............................................................................
70
4.2 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III.......... 79 4.3 Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III.....
80
4.4 Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III............ 80 4.5 Peningkatan Minat Diskusi Siswa....................................................... 81 4.6 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa................................................ 81
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Diagram Mata Manusia....................................................................... 28 2.2 Lensa Negatif/Divergen/Cekung Membantu Rabun Jauh..................
30
2.3 Lensa Positif/Konvergen/Cembung Membantu Rabun Dekat..........
30
2.4 Lensa Silindris untuk Mata Astigmatisma.........................................
32
2.5 Skema Kamera Secara Umum............................................................
32
2.6 Pengamatan Tanpa Lup dan Menggunakan Lup...............................
34
2.7 Pengamatan Menggunakan Lup dengan Mata Tak Berakomodasi..
35
2.8 Mikroskop dan Diagram Berkas Cahaya pada Mikroskop..............
36
2.9 Pembentukan Bayangan oleh Teropong Bintang..............................
37
2.10 Pembentukan Bayangan oleh Teropong Bumi..................................
38
2.11 Pembentukan Bayangan oleh Teropong Panggung..........................
38
2.12 Skema Pembentukan Cahaya oleh Teropong Spyglass.....................
38
2.13 Pantulan Cahaya Internal Sempurna oleh Teropong Prisma............
39
2.14 Pembentukan Bayangan pada Teropong Pantul.................................
39
2.15 Skema Hubungan Permasalahan Siswa dan Hasil Belajar Ketika
39
Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Konvensional................
41
2.16 Skema Hubungan Permasalahan Siswa dan Target Hasil Belajar Ketika Pembelajaran Fisika Menggunakan Model ARIAS dengan Tim Ahli..............................................................................................
41
3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas......................................................
43
3.2 Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas................
44
4.1 Grafik Hasil Belajar Kognitif Siswa...................................................
86
4.2 Grafik Hasil Belajar Afektif Siswa.....................................................
90
4.3 Grafik Hasil Belajar Psikomotor Siswa..............................................
93
4.4 Grafik Rata-Rata Peningkatan Minat Diskusi Siswa.........................
96
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. ............................................................................................................. D 1 aftar Nama Kelas Uji Coba.................................................................
0
2. ............................................................................................................. D 4 aftar Nama Siswa Kelas X MIA 2......................................................
1
3. ............................................................................................................. D 0 aftar Pembagian Kelompok................................................................
6
4. ............................................................................................................. L 1 embar Angket Masalah Siswa.............................................................
0
5. ............................................................................................................. S 7 ilabus...................................................................................................
1
6. ............................................................................................................. R 1 PP .......................................................................................................
4
7. ............................................................................................................. K 1 isi Soal Uji Coba Siklus I...................................................................
1
8. ............................................................................................................. S 5 oal Uji Coba Siklus I...........................................................................
1
9. ............................................................................................................. K 1 unci Jawaban Soal Uji Coba Siklus I.................................................
8
10. ........................................................................................................... K 1 isi Soal Uji Coba Siklus II................................................................
4
11. ........................................................................................................... S 3 oal Uji Coba Siklus II.......................................................................
1
12. ........................................................................................................... K 4 unci Jawaban Soal Siklus II.............................................................
4
13. ........................................................................................................... K 1 isi Soal Uji Coba Siklus III..............................................................
xv
5
14. ........................................................................................................... S 0 oal Uji Coba Siklus III......................................................................
1
15. ........................................................................................................... K 5 unci Jawaban Soal Siklus III............................................................
1
16. ........................................................................................................... L 1 embar Penilaian Afektif....................................................................
5
17. ........................................................................................................... L 2 embar Penilaian Psikomotor.............................................................
1
18. ........................................................................................................... L 5 DS Siklus I........................................................................................
7
19. ........................................................................................................... L 1 DS Siklus II......................................................................................
5
20. ........................................................................................................... L 9 DS Siklus III.....................................................................................
1
21. ........................................................................................................... D 6 ata Uji Validitas Soal........................................................................
0
22. ........................................................................................................... D 1 ata Uji Taraf Kesukaran Soal...........................................................
6
23. ........................................................................................................... D 7 ata Uji Daya Beda Soal....................................................................
1
24. ........................................................................................................... D 6 ata Uji Reliabilitas Soal....................................................................
9
25. ........................................................................................................... D 1 ata Instrumen Soal Yang Dipakai....................................................
7
26. ........................................................................................................... C 2 ontoh Perhitungan Reliabilitas.........................................................
1
27. ........................................................................................................... C 7 ontoh Perhitungan Validitas.............................................................
5
28. ........................................................................................................... C 1 ontoh Perhitungan Daya Pembeda Soal...........................................
9
29. ........................................................................................................... C 0
xvi
ontoh Perhitungan Tingkat Kesukaran.............................................
2
30. ........................................................................................................... H 0 asil Belajar Kognitif.........................................................................
2
31. ........................................................................................................... H 2 asil Belajar Afektif...........................................................................
1
32. ........................................................................................................... H 7 asil Belajar Psikomotor....................................................................
2
33. ........................................................................................................... K 3 isi Uji Coba Angket..........................................................................
8
34. ........................................................................................................... A 2 ngket Uji Coba.................................................................................
4
35. ........................................................................................................... A 1 nalisis Uji Coba Angket...................................................................
2
36. ........................................................................................................... C 4 ontoh Perhitungan Validitas Angket................................................
4
37. ........................................................................................................... C 2 ontoh Perhitungan Reliabilitas Angket.............................................
4
38. ........................................................................................................... K 7 isi Angket Minat...............................................................................
2
39. ........................................................................................................... A 4 ngket Minat Diskusi.........................................................................
8
40. ........................................................................................................... A 2 nalisis Data Awal Minat Diskusi Siswa...........................................
5
41. ........................................................................................................... A 0 nalisis Minat Diskusi Siklus I..........................................................
2
42. ........................................................................................................... A 5 nalisis Minat Diskusi Siklus II.........................................................
2
43. ........................................................................................................... A 2 nalisis Minat Diskusi Siklus III........................................................
5
44. ........................................................................................................... T 4 abel Minat Diskusi Siswa.................................................................
xvii
2
45. ........................................................................................................... D 5 ata Uji Gain......................................................................................
6
46. ........................................................................................................... C 2 ontoh Perhitungan Uji Gain..............................................................
5
47. ........................................................................................................... F 7 oto – Foto..........................................................................................
2 5 8 2 5 9 2 6 0 2 6 3 2 6 4 2 6 5 2 6 6 2 6 7 2 7
xviii
0 2 7 1 2 7 2 2 7 3 2 7 4 2 7 5 2 7 6 2 7 9
xix
xx
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika masih menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian besar siswa. Mereka beranggapan bahwa mempelajari fisika terlalu sulit dikarenakan harus memahami ilmu matematika dan ilmu fisika itu sendiri. Anggapan siswa tersebut tidak hanya pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), tetapi juga siswa SMA. Dampak yang terjadi adalah hasil belajar sebagian besar siswa pada mata pelajaran fisika kurang maksimal atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Masyarakat umum memiliki interpretasi yang sama dengan siswa terhadap mata pelajaran fisika (Samudra et al., 2014: 1). Wiyanto (2004) menilai, proses pembelajaran ilmu fisika yang berlangsung di sekolah-sekolah hingga saat ini cenderung terjebak pada rutinitas. Rutinitas yang dimaksud adalah guru memberi rumus, contoh soal, dan latihan-latihan yang dikerjakan siswa, sehingga siswa akan cepat bosan. Berkaitan dengan keluhan bahwa mempelajari fisika sangat sulit, ia mengatakan, mempelajari fisika memang sulit, karena itu rasa kegemaran dan kecintaan siswa untuk mempelajari fisika harus ditumbuhkan dengan menghindari rutinitas yang membosankan. Maharta, sebagaimana yang dikutip oleh Arista et al. (2012: 2), menyatakan bahwa kondisi buku pelajaran, pola pembinaan calon guru yang ada sekarang ini, serta kemampuan dan cara mengajar guru ditengarai sebagai penyebab tidak berpengaruhnya pemahaman fisika siswa.
1
2
Junaedi (2012) juga menjelaskan bahwa cara penyampaian mata pelajaran fisika bersifat langsung ke sasaran atau lebih berorientasi pada inti materi saja, serta masih terbelenggu dengan model pembelajaran klasik. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika kurang maksimal terjadi di kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen. Berdasarkan observasi awal, diketahui bahwa ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif sebesar 60,55%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif belum tercapai dan termasuk dalam kategori rendah. Menurut Mulyasa (2002: 99) ketuntasan klasikal aspek kognitif tercapai apabila lebih dari 85% siswa mendapatkan nilai minimal 75. Berdasarkan hal tersebut, perlu diteliti lebih lanjut tentang faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Telah dilaksanakan observasi dengan cara mengikuti pembelajaran di kelas X MIA 2 sebanyak dua kali, serta diberikan angket observasi kepada seluruh siswa untuk mengetahui permasalahan – permasalahan siswa yang sangat dimungkinkan sebagai penyebab rendahnya hasil belajar. Berdasarkan observasi langsung di kelas dan hasil angket, diketahui bahwa penyebab hasil belajar fisika siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen yang kurang maksimal bersumber dari adanya beberapa faktor yang sangat dimungkinkan sebagai penyebab kesulitan belajar siswa. Menurut Zakir, seperti yang dikutip oleh Samudra et al. (2014: 1), kesulitan belajar merupakan salah satu gejala dalam proses belajar yang ditandai dengan berbagai tingkah laku yang berlatarbelakang dalam diri maupun di luar diri si pebelajar (dalam hal ini siswa).
3
Faktor pertama yang sangat dimungkinkan menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan belajar adalah kurangnya kegiatan memotivasi. Hal tersebut didukung oleh Ahmadi dan Supriyono (2004: 83) yang menyatakan bahwa sebab – sebab kesulitan belajar salah satunya adalah kurangnya motivasi, dikarenakan motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Kemp (1994: 143) juga menjelaskan bahwa keinginan untuk belajar mempersyaratkan adanya motivasi. Purwanto (2004: 102-105) juga menyatakan bahwa berhasil dan tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor, yaitu: 1. Faktor individual, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. 2. Faktor sosial, yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor sosial mempunyai beberapa jenis, antara lain: Kematangan/pertumbuhan Kecerdasan/intelejensi Latihan dan ulangan Motivasi Sifat – sifat pribasi seseorang Keadaan keluarga Guru dan cara mengajar Alat – alat pelajaran Motivasi sosial Sardiman, seperti yang dikutip oleh Mawarsih et al. (2013: 3) menyatakan bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
4
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri dan dari luar diri seseorang. Menurut Dimyati dan Mudjiono, seperti yang dikutip oleh Mawarsih et al. (2013: 3-4), motivasi seseorang dapat berupa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang dan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik pada setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Peserta didik akan berhasil dalam belajar apabila dalam dirinya ada keinginan untuk belajar. Peserta didik yang memiliki keinginan belajar atau motivasi belajar akan berpengaruh pada kegiatan belajar di sekolah sehingga peserta didik lebih aktif dalam proses belajar di kelas, keinginan tersebut disebut juga motivasi intrinsik. Pelbagai penjelasan para ahli tersebut semakin menguatkan bahwa motivasi sangat diperlukan siswa untuk mengurangi kesulitan belajar, sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik. Faktor kedua yang sangat dimungkinkan sebagai penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari fisika adalah model pembelajaran yang membosankan dan pasif. Guru mengajarkan fisika menggunakan model ceramah atau konvensional yang hanya menjelaskan materi, sehingga siswa cukup mendengarkan saja. Model pembelajaran seperti itu memungkinkan siswa untuk mengantuk dan merasa bosan pada proses belajar mengajar, sehingga mengakibatkan menurunnya
5
antusias belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Jika antusias siswa menurun, kemungkinan fokus siswa dalam mengikuti pembelajaran juga menurun. Menurut
aliran
pragmatisme,
pendidikan
adalah
suatu
proses
eksperimental dan metode mengajar yang penting adalah metode pemecahan masalah. Progresivisme menentang pendidikan tradisional serta mengembangkan teori pendidikan (Sulo & Tirtarahardja, 2005: 87). Amri (2012: 99) menyatakan bahwa pembelajaran fisika kebanyakan masih didominasi oleh penggunaan metode caramah yang kegiatannya berpusat pada guru. Sebagian besar guru juga mengajarkan fisika hanya sebatas produk dan sangat sedikit proses. Berdasarkan hal tersebut, sudah saatnya model pembelajaran di kelas dirubah dengan model – model yang lebih baik. Model pembelajaran yang baik, tidak hanya merubah proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, tetapi juga diharapkan dapat merubah perilaku maupun pemikiran siswa, sehingga permasalahan – permasalahan individu siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar, juga terpecahkan. Permasalahan umum yang sering terjadi di kelas adalah siswa selalu terbiasa dengan pembelajaran yang individual dan kompetitif. Guru merancang program supaya siswa belajar sendiri dalam tempo yang relatif lama dan suasana pembelajaran kelas yang penuh kompetisi. Situasi pembelajaran tersebut tidak akan menyelesaikan masalah ketika siswa dihadapkan pada permasalahan kompleks di dalam kehidupan siswa seharihari. Faktor ketiga adalah siswa kurang percaya diri ketika mengerjakan soal – soal fisika, sehingga mengakibatkan siswa tidak semangat ketika mengerjakan tes
6
evaluasi. Maka dari itu perlu motivasi dari pendidik untuk membangkitkan rasa percaya diri siswa sehingga kesan jenuh dan tidak semangat dapat teratasi. Hal tersebut penting dikarenakan setiap siswa mempunyai harapan masa depan yang berhasil dan sukses. Harapan tersebut sangat berhubungan dengan adanya sikap percaya pada kemampuan diri siswa. Sikap percaya, yakin atau harapan akan berhasil mendorong individu bertingkah laku untuk mencapai suatu keberhasilan (Petri, 1986: 218). Menurut Hakim, seperti yang dikutip oleh Rifki (2008: 5), sikap percaya diri merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh seorang siswa dalam belajar juga dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan sikap percaya diri akan ada suatu keyakinan dalam diri individu terhadap segala aspek kelebihan dan kemampuan yang dimilikinya dan dengan keyakinannya tersebut membuatnya mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Mereka yang memiliki perasaan tidak percaya diri akan selalu takut dan ragu untuk melangkah dan bertindak, berpendapat maupun berinteraksi baik dalam lingkungan sosial maupun dalam akademiknya. Hasil penelitian Rifki (2008: 78) menyatakan bahwa ada pengaruh antara percaya diri terhadap prestasi belajar, artinya semakin kuat atau tinggi rasa percaya diri siswa maka akan semakin ringgi prestasi belajarnya. Faktor keempat yang sangat dimungkinkan sebagai penyebab rendahnya hasil belajar adalah sebagian besar siswa masih belum paham tentang kemanfaatan mempelajari fisika. Siswa selalu berfikiran bahwa mempelajari fisika mempunyai kegunaan yang minim untuk masa depan mereka. Padahal mempelajari fisika tidak hanya berkaitan dengan rumus-rumus, tetapi juga proses
7
pemecahan masalah yang akan berguna untuk siswa di masa mendatang. Pembelajaran yang aktif, kerjasama belajar antar siswa yang baik, dan pengembangan keterampilan proses sangat diperlukan supaya siswa memahami arti penting mempelajari fisika. Menurut Arista (2013: 2), pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Salah satu pertimbangannya adalah, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika juga dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan kelima yang dihadapi siswa adalah kurangnya kegiatan eveluasi berupa latihan soal – soal fisika. Kegiatan tersebut sangat penting untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta melatih peserta didik supaya terampil dalam mengerjakan soal – soal fisika. Tyler seperti yang dikutip oleh Arikunto (2010a: 3) menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Cronbach dan Stufflebeam sebagaimana yang dikutip oleh Arikunto (2010a: 3) juga menyatakan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Kebosanan juga merupakan kendala siswa ketika mempelajari fisika. Siswa merasa bosan dikarenakan tidak tertarik pada kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Salah satu cara supaya siswa tertarik mempelajari fisika adalah dengan media pembelajaran yang menarik, informatif, kreatif, dan
8
inspiratif. Selain hal tersebut, kegiatan diskusi dan bertukar pendapat antar siswa juga harus ditingkatkan, karena sebagian besar siswa beranggapan bahwa akan lebih paham dijelaskan oleh temannya sendiri daripada oleh gurunya. Suatu saat seorang anak menjadi anggota kelompok sebaya di kampungnya, di organisasi pemuda, dan atau sekolah. Seorang anak mempunyai status tertentu didalam masing – masing kelompok dan dituntut dari kelompok sebaya, serta adanya kecenderungan setiap kelompok untuk memenuhi eksplorasi itu, maka dirasakan pengaruh kelompok sebaya menjadi semakin penting (Sulo & Tirtarahardja, 2005: 97). Maka dari itu, pembelajaran kelompok sebaya menjadi sangat penting dilakukan siswa ketika masih belajar di sekolah. Pembelajaran kelompok sebaya di sekolah dapat dilakukan dengan kegiatan diskusi. Berdasarkan data angket awal tentang minat siswa terhadap kegiatan diskusi, skor rata – rata yang diperoleh sebesar 50,47. Menurut Suyitno (2004: 73), nilai tersebut termasuk kategori kurang berminat, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa kurang berminat terhadap kegiatan diskusi. Siswa beranggapan bahwa kegiatan diskusi hanya membuang waktu dan tidak begitu berpengaruh terhadap hasil belajar. Maka dari itu, diperlukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan diskusi fisika. Berbagai macam permasalahan seperti yang sudah dijelaskan, sangat dimungkinkan sebagai penyebab hasil belajar siswa kelas X MIA 2 kurang maksimal dan cenderung rendah. Permasalahan yang dihadapi siswa harus diselesaikan terlebih dahulu jika ingin berupaya meningkatkan hasil belajarnya. Saya mencoba melaksanakan penelitian dengan mengenalkan model pembelajaran
9
yang bernama ARIAS dengan Tim Ahli. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian mengarah pada peningkatan rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan soal – soal fisika (assurance), pembelajaran yang dilakukan ada hubungan dengan masa depan siswa (relevance), pembelajaran yang menarik (interest), melakukan evaluasi berupa latihan soal – soal untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa (assessment), perasaan bangga terhadap prestasi belajar siswa (satisfaction), dan meningkatkan minat diskusi. Proses peningkatkan minat diskusi siswa pada penelitian ini menggunakan model diskusi Sundicate Group, yaitu suatu kelompok dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3 - 6 siswa (Moedjiono & Hasibuan, 2006: 21). Dalam penelitian tindakan kelas ini, model diskusi tersebut dinamakan model diskusi Tim Ahli. Seperti nama modelnya, dalam diskusi ini terdapat kelompok ahli yang akan melaksanakan diskusi dan presentasi di depan kelas, sehingga diharapkan minat siswa terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran fisika dapat meningkat. Model diskusi Tim Ahli merupakan pembelajaran diskusi yang menekankan pada kemampuan komunikasi dan pemahaman siswa. Penggunaan diskusi yang bebas dan terbuka dengan para siswa akan sangat menolong, sehingga apabila dapat diselenggarakan, diskusi semacam itu dapat memberikan kesempatan yang baik bagi siswa – siswanya untuk menyampaikan keluhan – keluhan mereka (James & Baker, 2008: 108). Melalui model pembelajaran yang menarik diharapkan tingkat pemahaman siswa menjadi lebih baik. Pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli adalah
10
penelitian tindakan kelas berupa pelaksanaan variasi model pembelajaran sebagai salah satu solusi untuk memecahkan permalahan pendidikan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, psikomotor, dan minat diskusi siswa.
1.2 Masalah Berdasarkan paparan latar belakang, secara umum masalah penelitian tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah pembelajaran model ARIAS dengan Tim Ahli pada materi alat-alat
optik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen?” Secara khusus permasalahan dalam penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Apakah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi alat-alat optik? (2) Apakah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa? (3) Apakah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan hasil belajar psikomotorik siswa? (4) Apakah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran fisika?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakan penelitian tindakan ini secara umum adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli
11
pada materi alat-alat optik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-MIA 2 semester II SMA Negeri 2 Kebumen. Secara khusus tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan ini sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi alat-alat optik. (2) Untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa. (3) Untuk mengetaui apakah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan hasil belajar psikomotorik siswa. (4) Untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran fisika.
1.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis yang digunakan pada penelitian deskriptif ini adalah hipotesis tindakan. Menurut Mulyasa (2011: 105-106) hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK. Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbandingan atau perbedaan, bukan hipotesis kontribusi atau pengaruh, dan bukan hipotesis hubungan, tetapi hipotesis tindakan.
12
Secara umum hipotesis tindakan penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli pada materi alat-alat optik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-MIA 2 semster II di SMA Negeri 2 Kebumen. Secara khusus hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi alat-alat optik. (2) Pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa. (3) Pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan hasil belajar psikomotorik siswa. (4) Pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dapat meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran fisika.
1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan diatas, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: a) Bagi Sekolah Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi tentang model-model pembelajaran fisika yang atraktif dan komunikatif untuk meningkatkan hasil belajar dan minat diskusi siswa.
13
b) Bagi Guru Bagi guru, model pembelajaran dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam melaksanakan kegiatan mengajar di kelas. c) Bagi Siswa Bagi siswa, penelitian ini dapat digunakan untuk membantu proses pemahaman materi pelajaran, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. d) Bagi Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada pelajaran fisika khususnya materi alat-alat optik melalui model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli, serta menambah pengalaman mengajar.
1.6 Penegasan Istilah ARIAS ARIAS adalah nama model pembelajaran dan akronim dari Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction. Model pembelajaran ARIAS merupakan pengembangan dari model pembelajaran ARCS karya John M. Keller. ARCS merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada konsep dan karakteristik motivasional (Keller, 2000: 2) Tim Ahli Tim Ahli merupakan model diskusi tipe sundicate group yang mewajibkan siswa melakukan presentasi di depan kelas, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa dan minat diskusi siswa.
14
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan pencapaian siswa setelah melakukan proses pengajaran. Bloom, sebagaimana dikutip oleh Sudjana (2009: 45), membedakan tipe hasil belajar menjadi tiga bidang, yaitu (a) bidang kognitif, (b) bidang afektif, dan (c) bidang psikomotor. Hasil belajar lainnya yang diteliti adalah minat diskusi siswa. Hasil belajar kognitif diukur menggunakan tes, hasil belajar afektif dan psikomotorik diukur menggunakan lembar observasi, sedangkan minat diskusi siswa diukur menggunakan angket. Cara untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa yaitu dengan memaksimalkan model pembelajaran yang berlangsung, sehingga siswa lebih mudah paham terhadap materi yang diajarkan. Supaya lebih mudah, untuk meningkatkan hasil belajar afektif, psikomotorik, dan minat diskusi siswa dilakukan bersamaan dengan aspek kognitif, yaitu dengan memaksimalkan kegiatan diskusi berkelompok dan presentasi. Materi Alat – Alat Optik Materi alat – alat optik merupakan salah satu bab mata pelajaran Fisika tingkat SMA di semester II. Materi alat optik meliputi pembahasan tentang mata, cacat mata, penyakit mata, kamera, lup, mikroskop, dan teropong.
1. 7 Sistematika Skripsi Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok – pokok permasalahan dapat dibahas dengan teratur, mendetail, dan terarah. Sistematika skripsi ini tersusun atas tiga bagian utama, yaitu bagian awal (prawacana), bagian pokok (struktur skripsi), dan bagian akhir.
15
1.7.1 Prawacana Prawacana terdiri atas judul, halaman kosong, pernyataan keaslian penulisan, pengesahan, persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. 1.7.2 Struktur skripsi Struktur skripsi ini terdiri atas lima bab, yaitu: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan penutup. Penjelasan masing-masing bab sebagai berikut: BAB 1
: Pendahuluan Menyajikan gagasan pokok yang terdiri atas empat bagian: (1) latar belakang, (2) masalah, (3) tujuan penelitian, (4) sistematika skripsi.
BAB 2
: Tinjauan Pustaka Berisi kajian teori dan hasil - hasil penelitian terdahulu yang menjadi kerangka pikir penyelesaian masalah penelitian.
BAB 3
: Metode Penelitian Menyajikan gagasan pokok yang terdiri atas: desain penelitian, subjek (sampel dan populasi) dan lokasi penelitian, variabel penelitian dan indikatornya, pengambilan data (bahan, alat atau instrumen, teknik pengambilan data penelitian), dan analisis data penelitian.
16
BAB 4
: Hasil dan Pembahasan Berisi hasil analisis data dan pembahasaannya yang disajikan dalam rangka menjawab permasalahan penelitian.
BAB 5
: Penutup Berisi kesimpulan dan saran.
1.7.3 Bagian Akhir Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran.
17
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Metode belajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa (Sudjana, 2009:76). Menurut Rifa‟i dan Anni (2009: 82), belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai konsep dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis. Kegiatan memotivasi siswa didalam proses belajar sangat penting dilakukan guru untuk meningkatkan semangat siswa. Cara memotivasi siswa mempunyai banyak variasi. Crookes and Schmidt sebagaimana yang dikutip oleh Chang dan Lehman (2002: 83) menyatakan bahwa: .................more and more research findings strongly favored intrinsic motivation. How the teacher or instructional designer can motivate nonintrinsically motivated learners and help them learn better is an issue to be resolved.
17
18
2.1 Model Pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli Model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli merupakan model pembelajaran yang diharapkan mampu menemukan solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi guru seperti yang sudah dijelaskan pada bagian latar belakang. ARIAS merupakan akronim dari Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction yang merupakan pengembangan dari ARCS karya John M. Keller. Model pembelajaran ARCS mempunyai beberapa karakteristik dan kategori sebagai berikut: ...Attention (A), relevance (R), confidence (C), and satisfaction (S). These four categories represent sets of conditions that are necessary for a person to be fully motivated, and each of these four categories has component parts, or subcategories (Table 1), that represent specific aspects of motivation (Keller, 2000: 2). Menurut Sopah (2007) modifikasi model ARCS menjadi model pembelajaran
ARIAS
memuat
lima
komponen,
yaitu:
(1)
attention
(minat/perhatian), (2) relevance (relevansi), (3) confidence (percaya/yakin), (4) satisfaction (kepuasan/bangga), dan (5) assessment (evaluasi). Modifikasi juga dilakukan dengan penggantian nama confidence menjadi assurance, dan attention menjadi interest. Penggantian nama confidence (percaya diri) menjadi assurance, karena kata assurance sinonim dengan kata self-confidence. Walaupun berubah menjadi ARIAS, tetapi konsep model pembelajarannya masih sama dengan ARCS. Makna modifikasi ARCS menjadi ARIAS adalah yang pertama untuk menanamkan rasa yakin/percaya pada siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa ada relevansinya dengan kehidupan siswa, baik untuk masa
19
sekarang atau masa depan. Proses pembelajaran juga harus menarik untuk memelihara
minat/perhatian
siswa,
kemudian
diadakan
evaluasi
untuk
menumbuhkan rasa bangga dan puas dengan memberikan reinforcement (penguatan). 2.1.1 Karakteristik model ARIAS Siahaan et al. (2010: 23) menyatakan lima komponen ARIAS adalah : 1. Assurance, (percaya diri), yang berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. 2. Relevance, berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang. 3. Interest, adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian siswa. 4. Assessment, yaitu yang berhubungan dengan penilaian terhadap siswa. Penilaian merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan murid. 5. Satisfaction adalah reinforcement (penguatan) dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa yang penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran. Sopah (2007) juga menyatakan bahwa model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (assurance, relevance, interest, assesment, dan satisfaction) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen dalam pembelajaran ARIAS merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Lima komponen model ARIAS sebagai berikut:
20
2.1.1.1 Assurance (percaya diri/yakin) Assurance (percaya diri/yakin) yaitu berhubungan dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk berhasil. Seseorang yang memiliki sikap percaya diri yang sangat tinggi cenderung akan berhasil bagaimanapun kemampuan yang ia miliki. Sikap dimana seseorang merasa yakin, percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka bertingkah laku untuk mencapai keberhasilan tersebut. Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian yang positif tentang dirinya. Sikap percaya diri agar dapat berhasil perlu ditanamkan pada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal. Dengan sikap yakin, penuh percaya diri, dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain. Menurut Sopah (2007), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap percaya diri siswa, antara lain: (1) Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri serta menanamkan pada siswa gambaran diri positif terhadap diri sendiri. (2) Menggunakan suatu patokan, standar yang memungkinkan siswa dapat mencapai keberhasilan (misalkan dengan mengatakan kalau kamu tentu dapat menjawab pertanyaan di bawah ini tanpa melihat buku).
21
(3) Memberikan tugas kepada siswa dimulai dari yang mudah sampai tugas yang sukar. Menyajikan materi bertahap sesuai dengan urutan dan tingkat kesukaran. Keller (1987: 5) menjelaskan tentang strategi untuk meningkatkan selfconfidence sebagai berikut: a)
allow students opportunity to become independent in learning and practicing a skill.
b)
have students learn new skills under low risk conditions, but practice performance of well-learned tasks under realistic conditions.
c)
help students understand that the pursuit of excellence does not mean that anything short of perfection is failure, leardn to feel good about genuine accomplishment.
Selain hal tersebut, memberi tugas yang sukar tetapi cukup realistis untuk diselesaikan atau sesuai dengan kemampuan siswa juga mampu menanamkan rasa percaya diri pada siswa. Misalnya memberi tugas kepada siswa dimulai dari yang mudah berangsur sampai ke tugas yang sukar (Keller & Suzuki, 2004: 179). 2.1.1.2 Relevance (Relevansi) Relevansi berhubungan dengan kehidupan siswa, baik kehidupan sekarang maupun kehidupan yang akan datang. Konsep-konsep fisika tidak dapat diajarkan melalui defenisi, tetapi hendaknya melalui contoh-contoh yang relevan. Siswa kan terdorong mempelajari sesuatu yang akan dipelajari jika ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang jelas. Sesuatu yang memiliki arah, tujuan, sasaran yang jelas, ada manfaat, dan relevan dengan kehidupan akan
22
mendorong
individu
untuk
mencapai
tujuan
tersebut.
Dalam
kegiatan
pembelajaran, guru perlu memperhatikan unsur relevan ini. Menurut Keller (1987: 4), ada beberapa strategi untuk meningkatkan relevansi, yaitu: a) experience b) present worth c) future usefulness d) need matching e) modeling f) choice Sedangkan menurut Sopah (2007), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi dalam pembelajaran, antara lain: (1) Mengemukakan tujuan sasaran yang akan dicapai. Tujuan yang jelas akan memberikan harapan yang jelas pada siswa dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut. (2) Mengemukakan manfaat pelajaran bagi kehidupan siswa baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. (3) Menggunakan
bahasa
yang jelas
atau
contoh-contoh
yang ada
hubungannya dengan pengalaman nyata atau nilai-nilai yang dimiliki siswa. 2.1.1.3 Interest (Perhatian) Interest berhubungan dengan minat/perhatian siswa. Oleh karena itu, guru harus
memperhatikan
berbagai
bentuk
minat/perhatian
dalam
kegiatan
pembelajaran. Siswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai
23
dengan minat mereka. Membangkitkan dan memelihara minat merupakan usaha menumbuhkan keingintahuan siswa yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Keller (1987: 3) menjelaskan tentang pentingnya perhatian siswa sebagai berikut: ...attention, is an element of motivation and is also a prerequisite for learning. The motivational concern is for getting and sustaining attention. As an element of learning, the concern is for directing attentio to the appropriatestimuli. Atone level, it is fairly easy to gain attention. A dramatic statement, a sharp noise, a quite pause – all of these and many other devices are used. Sopah (2007) menjelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik, antara lain: (1) Menggunakan cerita atau analogi. (2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran,
misalnya
berdiskusi,
mengajukan
pertanyaan,
atau
mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan. (3) Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran misalnya dari variasi serius ke humor, dari cepat ke lambat, dari suara keras ke suara yang sedang, dan mengubah gaya mengajar. Keller seperti yang dikutip oleh Chang dan Lehman (2002: 83), menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, perhatian siswa tidak hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk cara mengajar dan memfokuskan pada minat dan perhatian dalam kegiatan pembelajaran.
24
2.1.1.4 Assessment (Evaluasi) Komponen Assessment di dalam model pembelajaran ARIAS disebut evaluasi. Assesment berhubungan dengan evaluasi terhadap siswa. Menurut Tyler, seperti yang dikutip oleh Arikunto (2010a: 3) menjelaskan bahwa evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Sedangkan menurut Hamalik (2002: 30) evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan sistem mengajar/belajar sebagai keseluruhan atau proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seseorang siswa dengan kriteria yang telah ditetapkan. Manfaat evaluasi bagi guru adalah sebagai alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa, untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok, untuk merekam apa yang telah dicapai siswa, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Evaluasi diri dapat mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Evaluasi diri merupakan evaluasi yang mendukung proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya. Dengan demikian, evaluasi diri dapat mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang ingin dicapai. Model
pembelajaran
ARIAS
memasukkan
komponen
assessment
dikarenakan assessment merupakan salah satu bentuk motivasi. Menurut Mortimore dan Mortimore, seperti yang dikutip oleh Stobart dan Gipps (1998: 10) mengemukakan bahwa:
25
Examinations at secondary level are traditionally seen as having great motivating potential: they provide pupils with a powerfull incentive to work, just at the age when they are becoming resistant to parental and teacher control and more interested in the outside world. Selain hal tersebut, menurut Pasaribu dan Simanjuntak, seperti yang dikutip oleh Ahmadi dan Supriyono (2004: 200), menegaskan bahwa tujuan khusus dari evaluasi diantaranya adalah menemukan sebab – sebab kemajuan atau kegagalan, dan memperbaiki mutu pelajaran/ cara bekerja dan metode belajar. 2.1.1.5 Satisfaction (Kepuasan) Menurut Francom dan Reeves (2010: 57), salah satu tindakan pada tahap satisfaction adalah “obtaining student reactions to the new motivational design and determining student satisfaction level.” Sedangkan menurut Siahaan et al., (2010: 23) menyatakan bahwa satisfaction adalah reinforcement (penguatan) yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa dan perlu dalam kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan rasa puas siswa terhadap hasil belajar siswa, Keller (1987: 6) menjelaskan sebagai berikut: This category incorporates research and practices that help make people feel good about their accomplishments. According to reinforcement theory, people should be more motivated if the task and the reward are defined, and an appropriate reinforcement schedule is used. Generally this is true, but people sometimes become resentful and even angry when they are told what they have to do, and what they will be given as a reward.
26
Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Seseorang merasa bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan dihasilkan mendapat penghargaan baik bersifat verbal maupun non verbal dari orang lain atau lingkungan. Dengan demikian, memberikan penguatan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, rasa bangga dan puas perlu ditanamkan dan dijaga dalam diri siswa. Menurut Sopah (2007) beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain: (1) Memberi penguatan, penghargaan yang pantas baik secara verbal maupun non verbal kepada siswa yang telah menampilkan keberhasilannya. Ucapan guru: bagus kamu telah mengerjakannya dengan baik sekali, menganggukkan kepala sambil tersenyum sebagai tanda setuju atas jawaban siswa terhadap suatu pertanyaan, merupakan suatu bentuk penguatan kepada siswa yang telah berhasil melakukan kegiatan. (2) Memperlihatkan perhatian yang besar pada siswa yang mengalami seperti membimbingnya sehingga mereka merasa dikenal dan dihargai oleh guru. 2.1.2 Tim Ahli Tim ahli merupakan model diskusi jenis sundicate group. Jenis diskusi ini terdiri dari 3-6 orang yang berasal dari kelompok utama dan mempunyai tugas membahas tentang materi tertentu (Moedjiono & Hasibuan, 2006: 21). Setelah melakukan diskusi, siswa wajib mempresentasikan pada anggota kelompok utama dan kepada semua siswa di depan kelas.
27
Model diskusi penting dilakukan siswa untuk melatih bekerjasama antar sesama teman. Diskusi merupakan kegiatan memecahkan sebuah permasalahan secara bersama-sama untuk mengambil kesimpulan dari permasalahan. Melalui diskusi, siswa berlatih untuk berkomunikasi dengan orang lain secara berkelompok. Siswa juga dituntut untuk aktif mengeluarkan ide/gagasan untuk memberikan pendapat tentang suatu permasalahan melalui kegiatan diskusi. Hal ini mampu merangsang kreativitas, keberanian, membangun kerjasama kelompok, dan melatih sikap saat berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Tarigan (2008: 40), diskusi pada hakikatnya merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi merupakan suatu kegiatan kerjasama atau aktivitas koordinatif yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus dipatuhi oleh seluruh kelompok. Bulatau, seperti yang dikutip oleh Mulawati (2011: 15), menyatakan bahwa manfaat diskusi ini adalah tentang pemikiran bersama yang mempunyai kemampuan kreatif, dalam artian realistis. Jika ada yang sejalan, maka hal ini dapat memicu seseorang untuk bertindak dengan daya dorong yang lebih kuat, berkat kerja sama dan keyakinan bersama. Berdasarkan penjelasan para ahli, model diskusi merupakan hal penting yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran. Menurut Dipodjojo (1984: 64), dalam sebuah dikusi kelompok, tiap anggota kelompok hendaknya menyadari tujuan yang hendak dicapai, adanya hormat - menghormati, dan menghargai pendapat orang lain, serta bersikap tertib dalam bersoal jawab.
28
Maka dari itu pembelajaran diskusi diharapkan mampu meningkatkan sikap positif siswa. Pada penelitian ini, model diskusi Tim Ahli digunakan untuk mendukung model utama ARIAS. Berbagai macam permasalahan siswa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, seperti sudah dijelaskan oleh peneliti pada latar belakang, dicoba diselesaikan menggunakan model pembelajaran ini. Model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik berupa kognitif, afektif, dan psikomotor, serta minat siswa terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran fisika.
2.2 Materi Alat-alat Optik a.
Mata Sistem optik yang paling penting adalah mata. Mata memiliki sebuah lensa cembung yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan benda pada lapisan peka cahaya di bagian belakang bola mata yang disebut retina. Retina berisi struktur indra-cahaya yang sangat halus yang disebut batang dan kerucut yang menerima dan memancarkan informasi di sepanjang saraf optik ke otak. selaput pelangi retina
pupil lensa mata kornea
saraf optic
otot siliari Gambar 2.1 Diagram mata manusia (Sumarsono, 2009: 112) Secara umum, bagian-bagian mata beserta fungsinya adalah sebagai berikut:
29
1. Kornea. Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, dan transparan. Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi bagian mata yang sensitif di bawahnya. 2. Pupil. Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi agar cahaya dapat masuk ke dalam mata. 3. Iris. Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pupil. Warna yang disebabkan oleh iris merupakan warna mata seseorang. 4. Aquaeus Humour. Aquaeus humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk membiaskan cahaya ke dalam mata. 5. Otot Akomodasi. Otot akomodasi adalah otot yang menempel pada lensa mata dan berfungsi untuk mengatur tebal dan tipisnya lensa mata. 6. Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa ini berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina. 7. Retina. Retina adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan. 8. Vitreous Humour. Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina. 9. Bintik Kuning. Bintik kuning adalah bagian dari retina yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan yang jelas. 10. Bintik Buta. Bintik buta adalah bagian dari retina yang apabila bayangan jatuh pada bagian ini, maka bayangan tampak tidak jelas atau kabur. 11. Saraf Mata. Saraf mata befungsi untuk meneruskan rangsangan bayangan dari retina menuju ke otak. Bentuk lensa kristal dapat diubah sedikit oleh kerja otot siliari. Apabila mata difokuskan pada benda yang jauh, otot akan mengendur dan sistem lensa mata berada pada panjang fokus maksimumnya, kira-kira 2,5 cm yang merupakam jarak dari lensa ke retina. Apabila benda di dekatkan, otot sililari akan meningkatkan kelengkungan lensa dan mengurangi panjang fokusnya, sehingga bayangan difokuskan ke retina. Proses ini disebut akomodasi. Bayangan yang jatuh di retina adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Mata Normal Jarak terdekat yang dapat difokuskan mata disebut titik dekat mata (PP = punctum proximum). Orang dewasa muda biasanya mempunyai titik dekat ±25 cm, walaupun anak-anak sering kali bisa memfokuskan benda pada jarak 10 cm. Selanjutnya, semakin tua usia seseorang, kemampuan berakomodasi makin kurang dan titik dekat bertambah. Adapun jarak terjauh di mana benda masih dapat terlihat jelas disebut titik jauh (PR = punctum remotum). Mata normal adalah mata yang memiliki titik dekat PP = ±25 cm dan titik jauh PR = tak
30
berhingga. Sebagian populasi manusia memiliki mata yang tidak berakomodasi dalam kisaran normal yaitu ±25 cm sampai tak berhingga, atau memiliki kelainan mata yang dikenal sebagai cacat mata. Rabun Jauh (Miopi) Miopi atau rabuh jauh disebut juga mata dekat karena hanya dapat melihat jelas benda-benda yang dekat. Mata ini tidak dapat berakomodasi minimum secara normal. Titik jauh matanya kurang dari jauh tak hingga (PR < ~). Sifat tersebut menyebabkan mata miopi yang digunakan untuk melihat benda jauh tak hingga akan membentuk bayangan di depan retina. Miopi biasanya disebabkan oleh bola mata yang terlalu lonjong atau kelengkungan lensa mata yang terlalu besar. Penderita miopi jika ingin melihat benda yang jauh jauh dapat dibantu dengan kacamata lensa negatif (lihat Gambar 2.2).Setelah menggunakan kacamata berlensa cekung ini, bayangan benda yang jauh akan jatuh tepat di retina.
Gambar 2.2 Lensa negatif/divergen/cekung membantu rabun jauh (Handayani & Damari, 2009: 129) Rabun Dekat (Hipermetropi) Hipermetropi atau rabun dekat disebut juga mata jauh karena hanya dapat melihat jelas benda-benda yang jauh. Mata ini tidak dapat berakomodasi maksimum secara normal berarti titik dekatnya lebih besar dari 25 cm (PP > 25 cm). Karena sifat di atas maka setiap melihat benda pada titik baca normal (25 cm) bayangannya akan berada di belakang retina. Untuk mengatasinya diperlukan lensa positif (lihat Gambar 2.3). Bagaimana lensa kaca mata yang dibutuhkan? Jika ingin membaca normal maka benda harus berada pada jarak baca S = 25 cm dan bayangan lensa harus berada pada titik dekat mata S‟ = - PP.
Gambar
2.3
Lensa positif/konvergen/cembung (Sumarsono: 2009: 114)
membantu
rabun
dekat
31
Hubungan posisi benda, bayangan yang terbentuk, dan panjang fokus suatu lensa tipis dapat ditulis dalam rumus matematik:
dengan: s = jarak benda ke mata (m) f = panjang fokus lensa (m) s’ = jarak bayangan ke mata (m) Kemampuan suatu lensa positif untuk mengumpulkan cahaya atau kemampuan lensa negatif untuk menyebarkan cahaya dinyatakan dengan istilah kekuatan lensa (P) dapat dirumuskan sebagai berikut:
dengan: P = kekuatan lensa (D = dioptri) f = panjang fokus lensa (m) Presbiopi Presbiopi disebut juga mata tua, yaitu mata yang titik dekat dan titik jauhnya telah berubah. Titik dekatnya menjauh dan titik jauhnya mendekat. Berarti mata presbiopi tidak bisa melihat benda dekat maupun jauh dengan jelas. Mata yang memiliki sifat seperti ini mengalami miopi maupun hipermetropi. Cara menanganinya adalah menggunakan kaca mata rangkap. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dituliskan sifat-sifat mata presbiopi sebagai berikut: (a) PP > 25 cm, (b) PR < ~, (c) tidak bisa melihat benda jauh maupun dekat, dan (d) penyelesaiannya merupakan gabungan miopi dan hipermetropi. Astigmatisma Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya bertumpuk. Gambar 2.4 menunjukkan bahwa lensa silindris memfokuskan titik menjadi garis yang paralel dengan sumbunya. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Kesimpulannya, cacat mata astigmatisma tidak dapat membedakan garis-garis tegak dengan garis-garis mendatar secara bersama-sama. Astigmatisma dapat ditolong menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya.
32
Gambar 2.4 Lensa silindris untuk mata astigmatisma (Sumarsono: 2009: 114) Katarak Katarak adalah kondisi lensa mata yang terdapat bercak putih seperti awan. Kondisi ini membuat pandangan mata terganggu. Katarak dapat mempengaruhi jarak pandang mata dan mata silau. Katarak umumnya tidak menyebabkan iritasi atau rasa nyeri. Katarak biasanya tumbuh secara perlahan dan tidak menyebabkan rasa sakit. Pada tahap awal kondisi ini hanya akan mempengaruhi sebagian kecil bagian dari lensa mata anda dan mungkin saja tidak akan mempengaruhi pandangan anda. Saat katarak tumbuh lebih besar maka noda putih akan mulai menutupi lensa mata dan mengganggu masuknya cahaya ke mata. Pada akhirnya pandangan mata anda akan kabur dan mengalami distorsi. Tanda dan gejala katarak antara lain: (1) pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau asap, (2) sulit melihat pada malam hari, (3) sensitif pada cahaya, dan (4) terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar. Pengobatan katarak biasanya dengan melakukan operasi. Glaukoma Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat. Bola mata akan membesar dan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata. Oleh sebab itu, saraf mata tidak mendapatkan aliran darah dan mati. b. Kamera pencari gambar lensa
diafragma shutter film Gambar 2.5 Skema kamera secara umum (Sumarsono: 2009: 125)
33
Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan fotografi pada film negatif. Kamera digunakan untuk mengabadikan kejadiankejadian penting. Kamera terdiri atas beberapa bagian, antara lain, sebagai berikut: 1. Lensa cembung, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga terbentuk bayangan yang nyata, terbalik, dan diperkecil, 2. Diafragma, adalah lubang kecil yang dapat diatur lebarnya dan berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk melalui lensa, 3. Apertur, berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya diafragma, 4. Pelat film, berfungsi sebagai tempat bayangan dan menghasilkan gambar negatif, yaitu gambar yang berwarna tidak sama dengan aslinya, tembus cahaya. Pelat film menggunakan pelat seluloid yang dilapisi dengan gelatin dan perak bromida untuk menghasilkan negatifnya. Setelah dicuci, negatif tersebut dipakai untuk menghasilkan gambar positif (gambar asli) pada kertas foto. Kertas foto merupakan kertas yang ditutup dengan lapisan tipis kolodium yang dicampuri dengan perak klorida. Gambar yang ditimbulkan pada bidang transparan disebut gambar diapositif. Perbedaan mata dengan kamera ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 2.1 Perbedaan kamera dan mata Pembeda Kamera tempat bayangan film pengatur cahaya diafragma jarak bayangan berubah, sesuai dengan jarak benda jarak fokus tetap
No 1. 2. 3. 4.
Mata retina iris tetap berubah, sesuai dengan jarak benda
Sedangkan persamaannya adalah: Kamera dan mata sama – sama memiliki jenis lensa cembung, Kamera dan mata mempunyai sifat bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil.
sama
–
sama
c. Lup Lup atau yang diberi nama kaca pembesar merupakan alat optik yang berupa lensa cembung. Alat optik ini digunakan untuk memperbesar benda-benda kecil, biasanya tulisan kecil atau komponen-komponen kecil. Jika ingin memanfaatkan lensa cembung sebagai lup, maka benda harus diletakkan di ruang I lensa ( 0 < S < f ) sehingga sifat bayangannya adalah maya, tegak, dan diperbesar. Penggunaan lup dapat menentukan perbesaran bayangannya.
34
Perbesarannya sering digunakan perbesaran sudut (anguler). Persamaannya memenuhi:
dengan: M = perbesaran anguler β = sudut penglihatan setelah ada lup α = sudut penglihatan awal Pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum h’ h
α
β
Sn S’ = -Sn Gambar 2.6 Pengamatan tanpa lup dan menggunakan lup (Handayani & Damari, 2009: 131-132) Pengamatan akomodasi maksimum dengan lup berarti bayangan oleh lensa lup harus berada pada titik dekat mata. Titik dekat normal di sini selalu Sn. Berarti berlaku: S’ = - Sn Benda harus diletakkan dari lup sejauh S. Berdasarkan persamaan pada lensa cembung, nilai S dapat dicari yang menghasilkan rumusan:
Sudah diketahui bahwa perbesaran sudut (anguler) lup adalah:
Berdasarkan gambar 2.6, persamaan tersebut menjadi:
Substitusikan nilai S’ dan S sehingga dapat diperoleh perbesaran anguler lup ketika mata berakomodasi maksimum seperti di bawah ini:
Tanda negatif berarti bayangannya bersifat maya. Sedangkan persamaan tersebut dapat dituliskan:
35
dengan M = perbesaran anguler Sn = jarak baca normal f = jarak fokus lup Pengamatan dengan mata tak berakomodasi
Gambar 2.7 Pengamatan menggunakan lup dengan mata tak berakomodasi (Handayani & Damari, 2009: 132) Pengamatan dengan mata tak berakomodasi berarti bayangan oleh lup harus di jauh tak hingga. Bayangan ini terjadi jika benda ditempatkan pada fokus lensa (S = f ). Perhatikan pembentukan bayangan tersebut pada Gambar 2.7. Dari gambar terlihat nilai tg β memenuhi:
Menggunakan nilai tg β, maka dapat diperoleh perbesaran anguler lup untuk pengamatan dengan mata tak berakomodasi sebagai berikut:
d. Mikroskop Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar tampak jelas dan besar. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung. Lensa yang dekat dengan benda yang diamati (objek) disebut lensa objektif dan lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa okuler. Mikroskop yang memiliki dua lensa disebut mikroskop cahaya lensa ganda. Karena mikroskop terdiri atas dua lensa positif, maka lensa objektifnya dibuat lebih kuat daripada
36
lensa okuler (fokus lensa objektif lebih pendek daripada fokus lensa okuler). Hal ini dimaksudkan agar benda yang diamati kelihatan sangat besar dan mikroskop dapat dibuat lebih praktis (lebih pendek). Benda yang akan amati diletakkan pada sebuah kaca preparat di depan lensa objektif dan berada di ruang II lensa objektif (fobj < s < 2 fobj). Hal ini menyebabkan bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler.
(a) (b) Gambar 2.8 (a) Mikroskop dan (b) diagram berkas cahaya pada mikroskop (Sumarsono, 2009: 118-119) Sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada mikroskop sebagai berikut. 1. Bayangan yang dibentuk lensa objektif adalah nyata, terbalik, dan diperbesar, 2. Bayangan yang dibentuk lensa okuler adalah maya, tegak, dan diperbesar, 3. Bayangan yang dibentuk mikroskop adalah maya, terbalik, dan diperbesar terhadap bendanya. Penggunaan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum Pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum menyebabkan bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus terletak di ruang I lensa okuler. Hal ini bertujuan agar bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler tepat pada titik dekat mata pengamat. Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat ditulis sebagai berikut: Perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum dirumuskan:
Lensa okuler pada mikroskop berfungsi sebagai lup, sehingga perbesarannya mengikuti rumus perbesaran lup. Perbesaran total mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum dirumuskan:
37
sedangkan panjang mikroskop adalah:
Penggunaan mikroskop dengan mata tak berakomodasi Mata pengamat dalam menggunakan mikroskop menginginkan tidak berakomodasi, maka lensa okuler harus diatur/digeser supaya bayangan yang diambil oleh lensa objektif tepat jatuh pada fokus lensa okuler atau bayangan lensa okuler di jauh tak hingga (Sok’ = ~). Berarti jarak benda memenuhi Sok = fok. Perbesaran bayangan pada mata tak berakomodasi dapat ditulis sebagai berikut: Perbesaran lup untuk mata tak berakomodasi dirumuskan:
Lensa okuler pada mikroskop berfungsi sebagai lup, sehingga perbesarannya mengikuti rumus perbesaran lup. Perbesaran total mikroskop untuk mata tak berakomodasi dirumuskan:
sedangkan panjang mikroskop adalah: atau e. Teleskop/Teropong Teropong disebut juga dengan nama teleskop. Teropong merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk membantu melihat benda-benda jauh. Teropong tersusun oleh dua lensa utama seperti mikroskop. Lensa yang dekat objek juga diberi nama lensa objektif dan yang dekat mata lensa okuler. Lensa okuler pun punya sifat yang sama yaitu berfungsi sebagai lup. Teropong bintang Dasar dari semua jenis teropong adalah teropong bintang yaitu teropong yang digunakan untuk melihat benda-benda di langit. Setiap teropong diharapkan dapat digunakan untuk melihat bayangan dengan cara berakomodasi minimum, sehingga pembentukan bayangan oleh teropong bintang dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini: objektif
okuler
38
Berdasarkan gambar tersebut, sinar dari benda (bintang) bintang di jauh (Handayani tak hingga akan Gambar 2.9 Pembentukan bayangan oleh teropong & dibiaskan menujuDamari, fokus lensa objektif. Kemudian oleh lensa okuler akan dibentuk 2009: 137) bayangan di jauh tak hingga lagi (akomodasi minimum) yang memiliki sifat : maya, terbalik, diperbesar. Gambar 2.9 juga memperlihatkan bahwa panjang teropong atau jarak antara dua lensanya memenuhi: sedangkan perbesaran teropong ketika mata berakomodasi minimum adalah:
Teropong Bumi Teropong bumi adalah teropong yang digunakan untuk melihat bendabenda jauh di bumi. Supaya bayangan tegak maka teropong bumi dapat dirancang dari teropong bintang dengan menambahkan lensa pembalik. Perbesaran yang terjadi sama dengan persamaan pada teropong bintang, tetapi panjang teropongnya memenuhi persamaan berikut:
Gambar 2.10 Pembentukan bayangan oleh teropong bumi (Handayani & Damari, 2009: 138) Teropong Panggung Teropong panggung memiliki fungsi yang sama dengan teropong bumi. Tetapi untuk membalik bayangannya (supaya tegak) digunakan lensa negatif (cekung) pada lensa okuler.
39
Spyglass & 2.11 Teropong Prisma bayangan oleh teropong panggung (Handayani & Gambar Pembentukan Spyglass dan teropong prisma Damari, 2009: 138) Jenis teropong spyglass ini menggunakan lensa ketiga (“lensa medan”) yang berfungsi untuk membuat bayangan tegak seperti digambarkan pada Gambar 2.12. Spyglass harus cukup panjang, sehingga sangat kurang praktis. Rancangan yang paling praktis sekarang ini adalah teropong prisma yang diperlihatkan pada Gambar 2.13. Objektif dan okuler merupakan lensa konvergen. Prisma memantulkan berkas dengan pantulan internal sempurna dan memendekkan ukuran fisik alat tersebut, dan juga berfungsi untuk menghasilkan bayangan tegak. Satu prisma membalikkan kembali bayangan pada bidang vertikal, yang lainnya pada bidang horizontal.
Gambar 2.12 Skema pembentukan cahaya oleh teropong spyglass (Sumarsono, 2009: 125)
Gambar 2.13 Pantulan cahaya internal sempurna oleh teropong prisma (Sumarsono, 2009: 125) Teropong Pantul Teropong jenis ini disebut teropong pantul karena jalannya sinar di dalam teropong dengan cara memantul. Pembentukan bayangan pada teropong pantul terlihat seperti pada Gambar 2.14. Pada teropong pantul, cahaya yang datang dikumpulkan oleh sebuah cermin melengkung yang besar. Cahaya tersebut kemudian dipantulkan ke mata pengamat oleh satu atau lebih cermin yang lebih kecil. cahaya datang cermin datar
40
cermin objektif cekung
cermin datar sekunder
pengamat pengamat
2.3 Kerangka Berfikir bayangan pada teropong pantul (Nurachmandani, Gambar 2.14 Pembentukan 2009: 139) Berdasarkan data observasi, kami menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi siswa sehingga menyebabkan hasil belajar kurang maksimal. Permasalahan tersebut adalah: a) Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan soal fisika, b) Model yang digunakan dalam pembelajaran fisika kurang menarik, c) Siswa merasa kurang mendapatkan motivasi supaya selalu semangat dan antusias ketika menerima pelajaran Fisika, d) Sebagian besar siswa tidak memahami manfaat ilmu fisika untuk masa depan mereka, e) Siswa sering merasa bosan pada kegiatan pembelajaran fisika, f) Siswa kurang mendapatkan latihan soal dan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, g) Siswa masih jarang melakukan kegiatan diskusi sehingga minat siswa terhadap kegiatan diskusi kurang. Sebagian besar guru masih menggunakan model konvensional yang menempatkan siswa cukup mendengarkan saja pada penjelasan guru. Kegiatan pembelajaran seperti itu tidak memecahkan permasalahan siswa, sehingga
41
menyebabkan
hasil
belajar
rendah
atau
kurang
maksimal.
Hubungan
permasalahan siswa terhadap hasil belajar ditampilkan pada skema berikut ini:
Masalah Belajar Kurang percaya diri Model pembelajaran kurang menarik Kurangnya motivasi Tidak paham kemanfaatan fisika Bosan Kurang minat diskusi Kurangnya evaluasi, d.l.l.
Hasil Belajar Model Konvensional/ Pembelajaran Pasif
Kognitif, Afektif, Psikomotorik, Minat diskusi
Kurang Maksimal/Rendah
Gambar 2.15 Skema hubungan permasalahan siswa dan hasil belajar ketika pembelajaran fisikaberbagai menggunakan model konvensional Berdasarkan permasalahan siswa, saya mencoba menggunakan Berdasarkan berbagai permasalahan siswa, saya mencoba menggunakan model pembelajaran nonkonvensional yang lebih mengutamakan kegiatan diskusi dan motivasi siswa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah ARIAS dengan Tim Ahli. Model ini mencakup solusi untuk sebagian besar permasalahan siswa. Skema ditampilkan seperti gambar berikut ini: Masalah Belajar Kurang percaya diri Model pembelajaran kurang menarik Kurangnya motivasi Tidak paham kemanfaatan fisika Bosan Kurang minat diskusi Kurangnya evaluasi,
Target Hasil Belajar Model ARIAS dengan Tim Ahli
Kognitif, Afektif, Psikomotorik, Minat diskusi.
42
Maksimal/Naik
Gambar 2.16 Skema hubungan permasalahan siswa dan target hasil belajar BAB 3 ketika pembelajaran fisika menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli.
42
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Saat ini penelitian tindakan kelas sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di semua jenjang dan jenis sekolah (Arikunto, 2010b: 132). Terdapat satu pendekatan pembelajaran populer di Jepang yang dikenal dengan nama Lesson Study. Terkenalnya Lesson Study hampir bersamaan dengan Peneltian Tindakan Kelas (PTK), sehingga dapat dikatakan bahwa Lesson Study dan PTK merupakan “saudara sekandung”. Perbedaannya terletak pada pengamat, jika dalam PTK pengamatnya satu orang, sedangkan pada Lesson Study pengamatnya merupakan kelompok (Arikunto, 2010b: 136). Menurut Kemmis dan Mc. Taggart, seperti yang dikutip oleh Muslich (2012: 8), PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. Sedangkan menurut Hopkins, yang juga dikutip oleh Muslich (2012: 8), menjelaskan bahwa PTK adalah bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dan praktik pembelajaran.
43
Ada beberapa ahli yang menekuni penelitian tindakan, salah satunya adalah Kurt Lewin. Menurut Arikunto (2010b: 130-131), model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: (a)
Perencanaan atau planning,
(b)
Tindakan atau acting,
(c)
Pengamatan atau observing, dan
(d)
Refleksi atau reflecting.
Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja. Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model siklus penelitian tindakan kelas secara umum digambarkan sebagai berikut:
1. Rencana 1. Rencana 4. Refleksi
Siklus I 3. Observasi
Siklus II 2. Tindakan
4. Refleksi
2. Tindakan 3. Observasi
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2011: 73)
44
Identifikasi masalah Pengajaran sains masih berfokus pada guru dan ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Sehingga siswa hanya menerima fakta-fakta yang harus dihafal dan aplikasi dalam kehidupan seharihari kurang diperhatikan
Tindakan I
Perencanaan I Melakukan observasi Menyiapkan perangkat ARIAS dengan Tim Ahli.
awal dan pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran model ARIAS dengan Tim Ahli
SIKLUS I Refleksi II
Observasi I
Dilakukan analisis mengenai proses, hasil dan hambatan yang dijumpai
Melakukan pengamatan terhadap aktivitas dan hasil pengajaran.
Belum terselesaikan Perencanaan II Menyempurnakan model pembelajaran dan menyiapkan perangkat pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli.
Tindakan II Melaksanakan kegiatan pembelajaran model ARIAS dengan Tim Ahli
SIKLUS II Refleksi II
Observasi II
Dilakukan analisis mengenai proses, hasil dan hambatan selama proses pembelajaran.
Melakukan pengamatan terhadap aktivitas dan hasil pengajaran.
Belum terselesaikan Tindakan III
Perencanaan III Menyempurnakan lagi perangkat pembelajaran.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran model ARIAS dengan Tim Ahli.
SIKLUS III Refleksi III
Observasi III
Menganalisis dan menarik kesimpulan terhadap pelaksanaan pembelajaran
Melakukan pengamatan terhadap aktivitas dan hasil pengajaran.
Sudah terselesaikan?
Gambar 3.2 Skema prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
45
Adapun penjelasan masing-masing tahap dari setiap siklus penelitian tindakan kelas ini, dijelaskan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada tahap ini peneliti secara kolaboratif mengadakan kegiatan setiap siklusnya sebagai berikut : 1) Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan guru, 2) Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran fisika sebelumnya, 3) Merumuskan
alternatif
tindakan
yang
akan
dilaksanakan
dalam
pembelajaran fisika sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, 4) Menyusun skenario proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli, 5) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi alat-alat optik sesuai
silabus
SMA/MA
dan
menyiapkan
perlengakapan
model
pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli, 6) Menyusun Lembar Diskusi Siswa (LDS) materi alat-alat optik, 7) Menyusun tes evaluasi, 8) Menyiapkan angket untuk mengetahui minat diskusi siswa, 9) Menyusun lembar observasi berupa lembar afektif dan psikomotorik yang digunakan untuk menilai kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, 10) Menyiapkan pembelajaran,
media
pembelajaran
yang
dibutuhkan
dalam
proses
46
11) Berkonsultasi dengan guru tentang pelaksanaan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli, 12) Memberi tahu siswa bahwa akan dilaksanakan pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli, dan 13) Membuat nomor undi untuk pembentukan kelompok. 2.
Pelaksanaan Tindakan Kegiatan pada tahap ini untuk setiap siklus adalah melaksanakan skenario
pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli sesuai rencana. Pada tahap ini dilakukan tindakan
berupa
pelaksanaan
program
pembelajaran,
pengambilan
atau
pengumpulan data hasil angket, lembar observasi, dan hasil test. Secara kolaboratif, peran saya pada pada tahap pelaksanaan tindakan adalah: 1) Sebelum pembelajaran dimulai, mempersiapkan kelengkapan pembelajaran berupa ruang kelas yang rapi, buku pelajaran, dan piranti LCD, 2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli dengan penuh semangat dan tanggung jawab, 3) Melaksanakan pembelajaran sekaligus mengamati proses pembelajaran di kelas secara langsung, 4) Menerima pertanyaan/konsultasi guru terhadap model pembelajaran yang berlangsung, 5) Mengendalikan siswa dalam proses pembentukan kelompok, 6) Memberikan motivasi – motivasi terhadap siswa secara langsung maupun dengan media gambar dan video yang ditampilkan melalui LCD, 7) Memberikan tes formatif tentang materi yang diajarkan diakhir siklus,
47
8) Menyebarkan lembar angket yang harus diisi siswa dan dikumpulkan pada waktu istirahat kedua, dan 9) Menutup pembelajaran dan berkonsultasi dengan siswa tentang kekurangan – kekurangan dalam pembelajaran. Sedangkan peran guru dan pengamat pada pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut: 1) Mengamati proses pembelajaran di kelas, 2) Melakukan penilaian aspek afektif dan psikomotorik, 3) Mencatat
–
kekurangan
kekurangan
peneliti
ketika
melaksanakan
pembelajaran, dan 4) Ikut mengendalikan kelas, Peran siswa dalam pelaksanaan tindakan ini adalah: 1) Menerima pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli secara cermat, aktif, dan kreatif, 2) Membentuk kelompok besar dan kecil, 3) Melakukan diskusi kelas, 4) Melaksanakan presentasi di depan teman – teman anggota kelompoknya dan di depan kelas, 5) Mengerjakan soal – soal formatif yang diberikan guru di akhir setiap siklus, 6) Mengisi angket dengan sungguh-sungguh, dan 7) Memberi
masukan,
kritikan,
ataupun
saran
terhadap
pelaksanaan
pembelajaraan, guru mata pelajaran, peneliti, atau model pembelajaran yang sudah diterima siswa,
48
3.
Observasi Kegiatan yang dilaksanakan setiap siklus pada tahap ini adalah melihat
pelaksanaan apakah semua rencana yang telah dibuat dengan baik tidak ada penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil kurang maksimal. Observasi dilakukan oleh pengamat dengan membentuk satu tim. Observasi yang dilakukan setiap siklusnya bertujuan untuk: 1) Mengamati proses pembelajaran di kelas apakah sesuai dengan skenario atau tidak, 2) Mengamati perilaku dan kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran yang ditulis melalui lembar observasi, 3) Mengumpulkan data tentang kekurangan – kekurangan pelaksanaan model pembelajaran, 4) Ikut mengawasi siswa ketika mengerjakan tes formatif, dan 5) Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, sehingga hasil observasi lebih akurat,
4.
Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan hasil tes. Pada akhir
setiap siklus diadakan diskusi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung. Secara kolaboratif kegiatan refleksi yang dilakukan guru, siswa, dan pengamat adalah sebagai berikut: 1) Menganalisis tentang kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung berdasarkan data – data yang diperoleh selama proses pengamatan,
49
2) Mendengarkan
aspirasi
siswa
tentang
kekurangan
dalam
proses
pembelajaran, 3) Menerima masukan guru tentang kesulitan – kesulitan dalam pelaksanaan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli, dan 4) Merencanakan pembelajaran pada siklus berikutnya berdasarkan analisis pembelajaran sebelumnya, sehingga diharapkan pembelajaran di siklus selanjutnya menjadi lebih baik.
3.2 Langkah penelitian Tahapan kegiatan pembelajaran ARIAS secara umum adalah sebagai berikut: a) Tahap motivasi (tahap Assurance) Menanamkan pada siswa tentang gambaran diri positif terhadap diri sendiri, Membantu siswa menyadari kekuatan dan kelemahan diri (menumbuhkan rasa percaya diri), Memperlihatkan pada siswa video motivasi berdurasi dua menit, Memperlihatkan pada siswa foto – foto ilmuwan fisika dan dijelaskan sekilas tentang riwayat hidupnya serta sumbangannya pada bidang fisika, Menjelaskan pada siswa tentang pentingnya mempelajari alat optik. b) Tahap Relevance Mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan yang jelas akan memberikan harapan yang jelas pada siswa dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan tersebut,
50
Mengemukakan manfaat pelajaran fisika bagi kehidupan siswa, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang, Memperlihatkan foto bidang industri ataupun bidang lain yang dalam proses pengembangnnya sangat membutuhkan ilmu – ilmu fisika, Menjelaskan pada siswa tentang manfaat dan pentingnya mempelajari materi alat – alat optik untuk masa depan siswa. c) Tahap Interest Siswa disuruh menjawab teka teki silang sederhana secara bersama – sama untuk memberikan gambaran pada materi yang akan dijelaskan pada siswa, Selama proses menjelaskan materi, guru menggunakan gambar, animasi, video, dan model powerpoint supaya siswa lebih cepat paham, Pembentukan kelompok secara acak setiap siklusnya tanpa membedakan kepandaian, jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, d.l.l., Siswa berlatih menjelaskan materi fisika pada temannya sendiri, sehingga siswa lebih tertarik dan antusias untuk mendengarkan. d) Tahap Assessment Setiap siklusnya, guru memilih siswa secara acak untuk mengerjakan soal pemahaman di papan tulis, Setiap selesai pembelajaran, guru memberikan soal Pekerjaan Rumah (PR), Memberikan tes evaluasi di akhir pembelajaran. e) Tahap Satisfaction Setiap siklusnya, guru memberikan pujian pada kelompok terbaik dan siswa teraktif selama proses pembelajaran,
51
Guru memberi pujian pada siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar maupun yang mendekati benar, dan memberikan semangat pada siswa yang masih menjawab salah, Memberikan pengumuman bahwa hasil evaluasi tiap siklus akan dimasukkan guru sebagai tambahan nilai raport, sehingga siswa yang sudah mendapat nilai baik merasa puas dan yang masih mendapatkan nilai jelek akan terpacu untuk memperbaikinya.
3.3 Subjek Penelitian Subjek penelitian model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli adalah siswa kelas X MIA 2 semester II
3.4 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di SMA Negeri 2 Kebumen, Jalan Cincin Kota, Karangsari, Kebumen.
3.5 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan setiap hari sabtu, jam ke-3 (pukul 09.15 WIB) sampai jam ke-5 (pukul 12.00 WIB) pada rentang tanggal 19 Februari s/d 19 Maret 2014.
3.6 Variabel Penelitian Menurut Hatch dan Farhady, seperti yang dikutip oleh Sugiyono (2011: 38), secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
52
objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Dalam penelitian ini, variabel yang menjadi sasaran dalam rangka PTK adalah peningkatan hasil belajar siswa kelas X-MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli pada materi alat – alat optik. Selain variabel tersebut, masih ada beberapa variabel yang lain, yaitu: (1) input: model pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan prosedur evaluasi. (2) KBM: interaksi belajar, gaya guru mengajar, dan model pembelajaran. (3) Output: hasil belajar siswa.
3.7 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut : 3.7.1 Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa, nilai ulangan harian siswa, dan sistem pembelajaran di kelas X MIA 2. 3.7.2 Metode Observasi Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan – bahan keterangan (= data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena – fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Sudijono, 2009: 76). Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas dan keaktifan siswa atau hasil belajar afektif dan psikomotorik selama dilaksanakan pengajaran ARIAS dengan Tim Ahli.
53
3.7.3 Metode Tes Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif pokok bahasan alat-alat optik. Tes evaluasi diberikan pada siswa saat pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli sudah selesai. Metode tes sangat penting dilaksanakan sebagai proses evaluasi. Instrumen tes disusun untuk mengetahui hasil belajar siswa. Sebelum instrumen digunakan untuk mengambil data, terlebih dahulu dianalisis validitasnya, reliabilitasnya, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Validitas butir soal tes Menurut Arikunto (2010b: 72), untuk mengetahui validitas suatu soal digunakan korelasi point biserial :
rxy
N XY {N X 2
( X )( Y )
( X ) 2 }{N Y 2
( Y )2}
rxy
= koefisien korelasi product moment
N
= jumlah subyek
X
= skor tiap butir soal yang diraih tiap siswa
Y
= skor total yang diraih tiap siswa
X = jumlah skor per butir soal dari seluruh siswa
Y
= jumlah skor total siswa seluruhnya.
Harga rxy yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5%. Jika harga rhitung
rtabel , maka item soal yang diuji bersifat valid.
54
Reliabilitas soal Arikunto (2010b: 100) menuliskan bahwa reliabilitas dapat dihitung dengan korelasi KR-20 yang rumusnya adalah:
r11=
n
s
2
n 1
pq
s
2
Keterangan : r11
= indeks korelasi (harga reliabilitas)
n
= banyaknya butir item
p
= proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subyek yang menjawab item dengan salah, (q = 1 – p)
s
2
= standar deviasi (standar deviasi adalah akar varians).
Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Jika harga r11
rtabel product moment, maka
instrumen yang diuji bersifat reliabel. Taraf kesukaran Menurut Arikunto (2010a: 208), indeks kesukaran butir soal dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
P
B JS
Keterangan : P
= indeks kesukaran soal
B
= banyaknya siswa yang menjawab benar
JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes
55
Arikunto (2010b: 210) juga mengklasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut : Soal dengan P = 0,00 adalah soal terlalu sukar Soal dengan 0,00
P
0,3 adalah soal sukar
Soal dengan 0,3 P 0,7 adalah soal sedang Soal dengan 0,7
P 1,00 adalah soal mudah
Soal dengan P = 1,00 adalah soal terlalu mudah. Daya pembeda Sesuai penjelasan Arikunto (2010a: 213), untuk menentukan daya pembeda butir soal adalah sebagai berikut:
BA JA
D
BB JB
PA PB
Keterangan : JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA
BA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar JA
PB
BB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar JB
56
Menurut Arikunto (2010a: 218), daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut : Soal dengan D
0,00 adalah soal sangat jelek
Soal dengan 0,00 D 0,20 adalah soal jelek Soal dengan 0,2
D
0,4 adalah soal cukup
Soal dengan 0,4
D
0,70 adalah soal baik
Soal dengan 0,7
D 1,00 adalah soal sangat baik
Jika D = negatif, maka butir soal semuanya tidak baik. Jadi, semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang. 3.7.4 Lembar Angket Proses penelitian di kelas X MIA 2, lembar kuesioner ada dua jenis. Lembar kuesioner pertama untuk mengetahui permasalahan – permasalahan siswa ketika menerima pembelajaran fisika. Lember kuesioner ini diberikan pada saat peneliti melakukan observasi. Lembar kuesioner kedua atau disebut dengan angket utama, disusun untuk mengetahui peningkatan minat siswa terhadap kegiatan diskusi mata pelajaran fisika untuk setiap siklusnya. Sebelum angket utama digunakan untuk mengambil data, terlebih dahulu dianalisis validitas dan reliabilitasnya. 1. Validitas Menurut Arikunto (2010b: 72), salah satu cara untuk mengetahui validitas instrumen adalah dengan rumus korelasi point biserial sebagai berikut:
rxy
N XY {N X
2
( X )( Y ) 2
( X ) }{N Y 2
( Y )2}
57
Keterangan : rxy
= koefisien korelasi product moment
N
= jumlah subyek
X
= skor tiap butir soal yang diraih tiap siswa
Y
= skor total yang diraih tiap siswa
X = jumlah skor per butir soal dari seluruh siswa Y = jumlah skor total siswa seluruhnya Jika rx hitung > r tabel maka soal tersebut valid Butir angket dikatakan valid jika harga rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis uji coba butir angket didapatkan bahwa butir angket yang valid adalah butir nomor 1, 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 30, sedangkan soal yang tidak valid adalah nomor 2, 4, 5, dan 29. 2. Reliabilitas Menurut Arikunto (2010b: 239), untuk menentukan reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian, digunakan rumus Alpha sebagai berikut: r11
k k 1
2 b
1
2 t
Keterangan : r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
58
b
t
= jumlah varians butir = varians total
Jika r11 hitung > r tabel berarti tes tersebut reliabel. Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Jika harga r11
rtabel product moment maka instumen
yang diuji bersifat reliabel. Dari hasil analisis data, hasil uji coba butir soal didapatkan harga reliabilitas ( r11 ) sebesar 0,913 dan jika diambil tingkat kesalahan (α) = 5 % dengan banyaknya peserta uji coba (N) = 14 siswa, maka diperoleh rtabel = 0,532. Karena r11
rtabel , maka dapat disimpulkan bahwa soal yang diujicoba
adalah reliabel.
3.8 Metode Analisis Data 3.8.1. Ranah Afektif Sistem penskoran yang digunakan adalah skala Likert. Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2011: 93). Skor yang diperoleh masing – masing siswa dihitung dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa untuk setiap item. Sedangkan untuk menghitung persentase ranah afektif menggunakan rumus dari Arikunto (2010a: 236) , yaitu: Persentase Nilai Akhir =
59
3.8.2. Ranah Psikomotorik Pengukuran ranah psikomotorik biasanya berupa matrik (Arikunto, 2010a: 182). Ke bawah menyatakan perperincian aspek (bagian keterampilan) yang akan diukur, kekanan menunjukkan besarnya skor yang dapat dicapai. Keseluruhan hasil sesuai dengan skor yang diperoleh. Skor yang diperoleh masing – masing siswa dihitung dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa untuk setiap item. Sedangkan untuk menghitung persentase ranah psikomotorik menggunakan rumus dari Arikunto (2010a: 236) yaitu: Persentase Nilai Akhir =
3.8.3. Ranah Kognitif Data hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes yang mempunyai sistem penskoran yang dirumuskan oleh Sudijono (2009: 303), yaitu: S=R dengan S R
= skor yang diperoleh (Raw Score) = jawaban yang betul
Sedangkan untuk memberikan nilai tes siswa, Arikunto (2010a: 236) menuliskan rumusnya sebagai berikut:
N=
60
3.8.4. Menentukan Nilai Rata – Rata Kelas Penguasaan materi oleh siswa di kelas diukur dari pencapaian rata – rata nilai yang didapatkan. Menurut Sudjana (2002: 184), untuk mengetahui besarnya nilai tes rata-rata siswa, digunakan rumus:
Keterangan: = jumlah nilai siswa N
= jumlah siswa
3.8.5. Menentukan Ketuntasan Belajar Klasikal Banyaknya siswa yang telah mengusai materi diukur dari pencapaian ketuntasan klasikal. Sudjana (2002: 186) menuliskan rumus untuk mengetahui pencapaian ketuntasan klasikal sebagai berikut:
Keterangan : P
= persentase ketuntasan klasikal = jumlah siswa
= jumlah siswa yang tuntas secara individual
3.8.6. Metode Analisis Lembar Angket Data hasil lembar kuesioner minat awal dan akhir siklus dihitung dengan langkah-langkah :
61
1.
Sistem penskoran yang digunakan adalah skala likert, untuk pernyataan positif (favorable) sangat setuju (SS) diberi skor 4, begitu secara berturutturut sampai sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1, sebaliknya untuk pernyataan negatif (unfavorable) sangat setuju (SS) diberi skor 1, begitu secara berturut-turut sampai sangat tidak setuju (STS) diberi skor 4.
2.
Merekapitulasi skor hasil pengisian lembar kuesioner awal dan akhir siklus kemudian memasukkannya dalam kategori minat siswa seperti yang dirumuskan oleh Suyitno (2004: 73) sebagai berikut : Tabel 3.1 Kategori minat No
Skor Siswa
Kategori siswa
1
20 - 35
Tidak berminat
2
36 - 50
Kurang berminat
3
51 - 65
Berminat
4
66 - 80
Sangat berminat
Peningkatan Hasil Belajar Penelitian ini perlu melihat bagaimana kriteria peningkatan hasil belajar dan keterampilan sosial siswa. Peningkatan hasil belajar dihitung menggunakan rumus modifikasi gain rata – rata ternormalisasi, pre test, post test yang dikembangkan oleh Savinainen dan Scott, seperti yang dikutip oleh Wiyanto (2008: 86). Gain rata – rata peningkatan hasil belajar merupakan perbandingan gain rata – rata aktual (siklus I ke siklus II) dengan selisih skor rata – rata siklus II terhadap skor rata – rata siklus I.
62
Simbol
masing-masing menyatakan skor rata – rata
dan
Siklus I dan skor rata – rata Siklus II maupun skor rata – rata Siklus II dan skor rata – rata Siklus III yang dinyatakan dalam persen. Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut: Tinggi : (
) > 0,7 atau jika dinyatakan dalam persen () > 70% Sedang: 0,3
(< g>)
0,7 atau jika dinyatakan dalam persen 30%
()
70% Rendah: () < 0,3 atau jika dinyatakan dalam persen () < 30%
3.9 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari adanya peningkatan prestasi belajar dari hasil belajar siswa tiap siklusnya. Keberhasilan belajar kognitif dapat dilihat dari hasil tes tiap akhir siklus. Ketuntasan belajar individu tercapai apabila siswa mampu menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75 (Mulyasa, 2002 : 99).
85% siswa mendapatkan nilai
Nilai minimal 75 merupakan Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) SMA Negeri 2 Kebumen. Sedangkan untuk hasil belajar afektif, ketuntasan belajar individu tercapai apabila telah mencapai 70% dengan ketuntasan klasikal sebesar 75% (Mulyasa, 2002 : 102) dan untuk hasil
63
belajar psikomotorik, seorang siswa dikatakan tuntas bila telah mencapai 75% dengan ketuntasan klasikal sebesar 75% (Mulyasa, 2002 : 102).
64
63
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintaks Pra-penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, telah dilaksanakan observasi di SMA Negeri
2
Kebumen.
Kegiatan
observasi
dilakukan
untuk
mengetahui
permasalahan siswa terkait dengan hasil belajar fisika dan sistem pembelajaran fisika secara umum. Informasi yang didapat adalah hasil belajar fisika di kelas X MIA 2 kurang maksimal. Mengetahui hal tersebut, saya melakukan observasi awal dengan mengikuti pembelajaran di kelas X MIA 2 sebanyak dua pertemuan. Secara umum, kegiatan observasi ini dilakukan dengan beberapa tindakan sebagai berikut: Meminta rekapitulasi hasil tes formatif dan tes somatif siswa kelas X MIA 2 semester I, Memberikan angket awal ke siswa X MIA 2 untuk mengetahui permasalahan – permasalahan siswa ketika menerima pelajaran fisika, Melakukan wawancara dengan guru dan beberapa siswa terkait pelaksanaan pembelajaran Fisika di kelas X MIA 2, Meminjam buku mata pelajaran fisika kelas X MIA 2 yang digunakan guru untuk mengajar, dan Memeriksa sarana dan prasarana pendukung pembelajaran di kelas. Hasil observasi yang didapatkan, kemudian didiskusikan bersama salah satu guru mata pelajaran Fisika SMA Negeri 2 Kebumen untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa ketika menerima pelajaran Fisika. Setelah
17
64
melakukan diskusi, beberapa hari kemudian peneliti mengenalkan model pembelajaran nonkonvensional sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah melaksanakan kegiatan observasi, kegiatan selanjutnya adalah menyerahkan proposal penelitian di SMA Negeri 2 Kebumen sekaligus melaksanakan uji coba angket minat diskusi. Sebelum penelitian, saya melaksanakan uji coba tes evaluasi di SMA Negeri Mirit. Data hasil uji coba kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal. Dalam pelaksanaan uji coba soal, peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran fisika kelas XI dan salah satu siswa kelas XII SMA Negeri Mirit. Langkah terakhir sebelum penelitian adalah memberikan angket minat diskusi ke siswa kelas X MIA 2.
4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Uji coba instrumen soal evaluasi dilakukan tiga kali, yaitu untuk uji coba soal siklus I, siklus II, dan siklus III. 4.2.1 Siklus I (1) Validitas soal Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi product moment, maka diperoleh soal yang valid adalah soal nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 23, 24, dan 25. Adapun soal yang tidak valid adalah soal nomor: 9, 12, 16, 19, dan 22. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 21 dan 27.
65
(2) Reliabilitas Setelah dilakukan peritungan dengan rumus KR-20 terhadap hasil uji coba tes diperoleh r11 = 0,833 dan jika diambil tingkat kesalahan (α) = 5% dengan banyaknya peserta uji coba (N) = 38 siswa, maka diperoleh rtabel = 0,320. Karena r11>rtabel , maka dapat disimpulkan bahwa tes tersebut adalah reliabel. Berdasarkan perhitungan, soal dengan nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 23, 24, dan 25 adalah reliabel. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 24 dan 26. (3) Taraf kesukaran Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada uji coba siklus I diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Butir soal dengan kriteria mudah yaitu soal nomor: 2, 18, 23 Butir soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor: 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 21, 24, dan 25. Butir soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor: 16, 19, dan 22. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 22 dan 29. (4) Daya pembeda soal Berdasarkan hasil uji coba diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Butir soal dengan daya pembeda baik yaitu soal nomor: 3, 4, 6, 11, 13, 18, 21, dan 25. Butir soal dengan daya pembeda cukup yaitu soal nomor: 1, 2, 5, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 17, 20, 23, dan 24.
66
Butir soal dengan daya pembeda jelek yaitu soal nomor: 9, 16, 19, dan 22. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 23 dan 28. (5) Penentuan instrumen Berdasarkan hasil perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal, maka item soal uji coba siklus I yang dipilih sebagai instrumen tes pemahaman sebanyak 20 buah item soal, yaitu soal nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 23, 24, dan 25. 4.2.2 Siklus II
(1) Validitas soal Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi product moment, maka diperoleh soal yang valid adalah soal nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24. Adapun soal yang tidak valid adalah soal nomor: 11, 12, dan 25. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 21 dan 27. (2) Reliabilitas Setelah dilakukan peritungan dengan rumus KR-20 terhadap hasil uji coba tes diperoleh r11 = 0,861 dan jika diambil tingkat kesalahan (α) = 5% dengan banyaknya peserta uji coba (N) = 38 siswa, maka diperoleh rtabel = 0,320. Karena r11>rtabel , maka dapat disimpulkan bahwa tes tersebut adalah reliabel.
67
Berdasarkan perhitungan, soal dengan nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, dan 23 adalah reliabel. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 24 dan 26.
(3) Taraf kesukaran Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada uji coba siklus I diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Butir soal dengan kriteria mudah yaitu soal nomor: 1, 4, 11, 17, 18, dan 21. b. Butir soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor: 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 22, 23, 24, dan 25. c. Butir soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor: 9. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 22 dan 29.
(4) Daya pembeda soal Berdasarkan hasil uji coba diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Butir soal dengan daya pembeda baik yaitu soal nomor: 2, 3, 7, 10, 14, 19, 22, dan 23. b. Butir soal dengan daya pembeda cukup yaitu soal nomor: 1, 4, 5, 6, 8, 9, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 21, dan 24. c. Butir soal dengan daya pembeda jelek yaitu soal nomor: 11, 12, dan 25. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 23 dan 28.
68
(5) Penentuan Instrumen Berdasarkan hasil perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda soal, maka item soal uji coba siklus I yang dipilih sebagai instrumen tes pemahaman sebanyak 20 buah item soal, yaitu soal nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, dan 23. 4.2.3 Siklus III
(1) Validitas soal Berdasarkan perhitungan dengan rumus korelasi product moment, maka diperoleh soal yang valid adalah soal nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 25. Adapun soal yang tidak valid adalah soal nomor: 6, 9, 12, 15, 17, dan 24. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 21 dan 27. (2) Reliabilitas Setelah dilakukan peritungan dengan rumus KR-20 terhadap hasil uji coba tes diperoleh r11 = 0,798 dan jika diambil tingkat kesalahan (α) = 5% dengan banyaknya peserta uji coba (N) = 38 siswa, maka diperoleh rtabel = 0,320. Karena r11>rtabel , maka dapat disimpulkan bahwa tes tersebut adalah reliabel. Berdasarkan perhitungan, soal dengan nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 25 adalah reliabel. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 24 dan 26. (3) Taraf kesukaran Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada uji coba siklus I diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
69
Butir soal dengan kriteria mudah yaitu soal nomor: 2, 4, 5, 10, 11, 12, 14, dan 17. Butir soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor: 1, 3, 6, 7, 8, 9, 13, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Butir soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor: 15. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 22 dan 29. (4) Daya pembeda soal Berdasarkan hasil uji coba diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Butir soal dengan daya pembeda baik yaitu soal nomor: 1, 3, 7, 13, 16, 17, dan 20. Butir soal dengan daya pembeda cukup yaitu soal nomor: 2, 4, 5, 8, 10, 11, 14, 18, 19, 21, 22, 23, dan 25. Butir soal dengan daya pembeda jelek yaitu soal nomor: 6, 9, 12, 15, dan 24. Data lengkap dan contoh perhitungannya terdapat pada lampiran 23 dan 28. (5) Penentuan instrumen Berdasarkan hasil perhitungan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda soal, maka item soal uji coba siklus I yang dipilih sebagai instrumen tes pemahaman sebanyak 20 buah item soal, yaitu soal nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 25.
70
4.3 Sintaks Pembelajaran Proses pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli di kelas X MIA 2 SMA Negeri 2 Kebumen setiap siklusnya sebagai berikut: Tabel 4.1 Proses pembelajaran Proses Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Guru masuk kelas Siswa masuk kelas dan duduk sesuai kelompoknya Membimbing siswa Siswa dengan untuk menjelaskan sukarela materi sebelumnya menjelaskan yang sudah materi secara dipelajari secara singkat singkat Menanyakan manfaat mempelajari fisika secara umum dalam kehidupan Memperlihatkan video tentang manfaat dan pentingnya mempelajari materi alat – alat optik Memperlihatkan foto ilmuwan fisika yang berkaitan dengan materi alat – alat optik dan menjelaskan riwayat hidupnya Menanyakan manfaat dan pentingnya mempelajari materi
Kategori
Keterangan Siswa masuk kelas dengan tertib dan disiplin
Assurance Satisfaction
Siswa menyampaikan pendapatnya tentang manfaat mempelajari fisika Siswa memperhatikan dan menyampaikan tanggapan
Assurance Relevance
Siswa memperhatikan dengan seksama
Interest
Siswa menyampaikan pendapatnya
Relevance
Interest Assurance
Kegiatan ini bertujuan untuk membina kepercayaan diri siswa. Siswa dengan percaya diri mampu menjelaskan materi secara singkat. Siswa juga mendapat dorongan dari guru jika penjelasan masih salah dan mendapat pujian jika penjelasan sudah benar, sehingga muncul kepuasan pada diri siswa Kegiatan ini bertujuan untuk membina kepercayaan diri siswa. Siswa dengan percaya diri mampu menyampaikan pendapatnya. Siswa juga mampu mengaitkan ilmu fisika dengan kehidupan sehari – hari, sehingga dapat disimpulkan sikap percaya diri siswa meningkat Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan ketertarikan siswa pada proses pembelajaran, serta membina kepercayaan diri siswa. Minat, ketertarikan siswa, dan sikap percaya diri meningkat, ditunjukkan dengan sikap siswa yang sangat antusias dan tertarik memperhatikan video. Siswa juga dengan percaya diri menyampaikan tanggapannya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan ketertarikan siswa pada proses pembelajaran. Minat pada kegiatan pembelajaran meningkat, ditunjukkan dengan sikap siswa yang tertarik dan antusias mendengarkan penjelasan guru. Kegiatan ini bertujuan untuk membimbing siswa menemukan manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan dan relevansinya dalam kehidupan. Siswa mampu mengetahui manfaat
71
yang akan diajarkan dalam kehidupan Membimbing siswa menjawab teka – teki silang tentang materi yang akan diajarkan Guru membagikan LDS Membimbing siswa membentuk tim ahli dan langsung mengerjakan LDS
Membimbing siswa presentasi hasil diskusi di depan teman satu kelompok dan di depan kelas Membimbing siswa menyimpulkan materi yang dipresentasikan Memberikan latihan soal tentang materi yang dipresentasikan
Siswa secara sukarela menjawab teka – teki silang
Interest
Siswa menerima LDS Interest Siswa membentuk tim ahli dan diskusi mengerjakan LDS dengan bahan belajar dari buku paket Siswa presentasi Assurance hasil diskusi di depan teman satu kelompok dan di depan kelas Assurance Siswa menyampaikan pendapatnya Siswa mengerjakan latihan soal
Assurance Assessment
Menyimpulkan pembelajaran menggunakan video, gambar, dan animasi
Siswa memperhatikan dengan seksama
Interest
Memberikan penghargaan pada siswa dan kelompok terbaik
Siswa menerima Satisfaction penghargaan
Memberikan tes evaluasi dan angket minat diskusi
Siswa mengerjakan tes evaluasi
Assessment
dan relevansinya antara materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari – hari. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan ketertarikan siswa pada proses pembelajaran. Minat dan ketertarikan siswa pada proses pembelajaran meningkat, hal ini ditunjukkan dengan antusias siswa ketika menjawab TTS.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa pada kegiatan diskusi dan proses pembelajaran. Siswa sangat tertarik melaksanakan model diskusi baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, ditunjukkan dengan keseriusan mengerjakan LDS dan keaktifan dalam diskusi Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa ketika berbicara di depan siswa lain. Sikap percaya diri siswa meningkat. Ditunjukkan dengan lancarnya proses persentasi, keaktifan siswa, dan kemampuan dalam mempengaruhi siswa lain untuk bertanya Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan kesimpulan. Siswa dengan percaya diri mampu menyampaikan pendapatnya Kegiatan ini bertujuan untuk melatih siswa supaya percaya diri dalam mengerjakan fisika, serta untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang sedang diajarkan. Siswa antusias mengerjakan soal sebagai evaluasi tentang materi yang telah diajarkan Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Siswa sangat tertarik pada proses pembelajaran dikarenakan terdapat media yang berguna dalam peningkatan pemahaman siswa Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rasa bangga dan puas pada siswa. Siswa merasa puas terhadap kinerja dalam pembelajaran. Ditunjukkan dengan sikap bangga dan antusias ketika menerima reward/hadiah Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa dan sebagai alat evaluasi. Siswa mengerjakan tes dengan tertib dan tenang.
72
4.4 Paparan Hasil Tindakan Siklus Pertama a) Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus I meliputi pembuatan skenario pembelajaran dan LDS, membuat format pembelajaran, membuat nomor undian untuk membentuk kelompok, menyiapkan LCD, melakukan diskusi singkat bersama guru dan pengamat, dan mempersiapkan alat/bahan yang diperlukan selama proses pembelajaran berlangsung. Selain hal tersebut, saya juga membuat perangkat pembelajaran berupa media presentasi yang berisi materi alat – alat optik dan gambar atau kalimat yang dapat meningkatkan motivasi siswa. Pada tahap ini, peran guru adalah memberikan arahan kepada saya dan pengamat tentang perlengkapan pembelajaran. Hal ini sangat penting demi kelancaran pelaksanaan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan perencanaan tindakan siklus I berlangsung dari tanggal 15 – 21 Februari 2014. b) Tindakan Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah: (1) merancang teknik yang digunakan dalam pembelajaran, (2) bekerja sama dengan guru dalam pelaksanaan tindakan, dan (3) melaksanakan pembelajaran dengan model ARIAS dengan Tim Ahli dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus I ini adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai skenario yang telah didiskusikan bersama. Materi yang diajarkan pada tahap tindakan siklus I adalah alat optik mata, cacat mata, dan penyakit mata.
73
Teknik pengajarannya menggunakan teknik diskusi dan tanya jawab, sedangkan media pembelajarannya adalah video, gambar, dan materi tentang alat – alat optik dalam bentuk presentasi power point yang ditampilkan pada layar melalui LCD. Setelah semua perangkat pembelajaran sudah lengkap, siswa membentuk kelompok, melakukan diskusi, dan presentasi di depan kelas. Pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung cukup baik, walaupun kegiatan diskusi masih ada kelemahan, terutama pada kesiapan siswa dalam mempelajari materi dan jalannya diskusi yang masih agak gaduh. Siswa sangat antusias ketika saya memberikan motivasi dalam bentuk ucapan maupun melalui media gambar dan video. Latihan soal pada tindakan siklus I masih sedikit karena waktunya banyak yang tersita pada saat siswa presentasi. Secara umum, pelaksanaan rencana pada siklus I berlangsung cukup baik, walaupun belum sempurna. Pelaksanaan tindakan tahap akhir adalah tes evaluasi yang diberikan pada siswa selama 20 menit. Tindakan pada siklus I ini berlangsung pada hari sabtu, 22 Februari 2014. c) Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Pelaksanaan observasi ini melibatkan teman sejawat. Pengamat bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran apakah berlangsung sesuai skenario atau tidak, serta melakukan penilaian aspek afektif dan psikomotorik pada lembar observasi yang telah disediakan. Selain hal tersebut, kegiatan observasi juga melakukan identifikasi faktor – faktor hambatan dan kemudahan
74
pengajar dalam pembelajaran sehingga lebih mudah dalam membuat alternatif tindakan yang dilaksanakan pada siklus selanjutnya. d) Refleksi Tahap refleksi berlangsung setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Kegiatan refleksi pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan pengamat dikarenakan guru tidak berada di kelas ketika pembelajaran selesai, sehingga kegiatan refleksi bersama guru dilaksanakan pada hari pertama minggu berikutnya. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, diketahui aspek yang harus diperbaiki berdasarkan hasil refleksi yaitu: 1) Video dan gambar – gambar tentang materi pembelajaran kurang banyak. 2) Siswa kesulitan melakukan diskusi dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak siap menerima materi alat – alat optik. 3) Kurang latihan soal – soal. 4) Materi yang diajarkan tidak urut sesuai buku pegangan peserta didik, sehingga dalam mengerjakan soal – soal LDS, siswa agak kebingungan ketika mencari sumber materi. Berdasarkan
masalah
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
kegiatan
pembelajaran pada siklus I berjalan lancar dan cukup baik, tetapi belum maksimal sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. Siklus Kedua a) Perencanaan Berdasarkan
analisis
hasil
refleksi
pada
siklus
pertama
yang
menyimpulkan bahwa pembelajaran belum maksimal, maka diperlukan kegiatan
75
belajar mengajar siklus selanjutnya. Tahap perencanaan siklus kedua ini meliputi: (1) pembuatan RPP, LDS, media pembelajaran, dan mempersiapkan alat pembelajaran berupa lup, (2) membuat nomor undi untuk membentuk kelompok, (3) memperbanyak video, animasi, dan gambar – gambar tentang materi pembelajaran maupun motivasi, (4) memperbanyak diskusi bersama guru dan pengamat, dan (5) menyiapkan lembar tes dan observasi. Kegiatan perencanaan tindakan siklus II berlangsung dari tanggal 25 – 28 Februari 2014. b) Tindakan Pembelajaran siklus II dimulai dengan kegiatan motivasi dan pendahuluan tentang materi pelajaran. Materi pembelajaran pada siklus II adalah kamera dan lup. Tahap tindakan pada siklus II ini masih sama, yaitu menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli. Siswa membentuk kelompok, melakukan diskusi, dan presentasi. Berbeda dari sebelumnya, pada kegiatan presentasi siklus II ini, siswa menggunakan alat demonstrasi berupa lup dan gambar kamera. Pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak sepenuhnya didampingi oleh guru, dikarenakan pada waktu yang bersamaan, guru menjadi panitia rapat wali murid yang mendapatkan bantuan BOS, sehingga pada pertengahan jam pelajaran kedua guru meninggalkan kelas. Pelaksanaan tindakan tahap akhir adalah tes evaluasi yang diberikan pada siswa selama 20 menit. Secara umum, pelaksanaan tindakan pada siklus II lebih kondusif dan lancar dibandingkan pelaksanaan tindakan pada siklus I. Kegiatan tindakan siklus II berlangsung pada hari sabtu, 1 Maret 2014.
76
c) Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan ketika kegiatan belajar mengajar siklus II sedang berlangsung. Pelaksanaan observasi ini melibatkan pengamat dan peneliti. Pengamat dan peneliti bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran apakah berlangsung sesuai skenario atau tidak, serta melakukan penilaian aspek afektif dan psikomotorik pada lembar observasi yang telah disediakan. Selain hal tersebut, kegiatan observasi juga melakukan identifikasi faktor – faktor hambatan dan kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dapat menyimpulkan apakah perlu dilaksanakan siklus selanjutnya atau tidak. d) Refleksi Tahap refleksi berlangsung setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti dan pengamat dikarenakan pada akhir pembelajaran, guru tidak berada di kelas, sehingga kegiatan refleksi bersama guru dilaksanakan pada pukul 13.00 WIB. Guru menyimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus II sudah berjalan cukup baik, tetapi masih ada beberapa kendala yang perlu diperbaiki lagi. Setelah dilakukan tindakan siklus II, diketahui aspek yang harus diperbaiki berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi adalah: 1) Siswa masih kesulitan dalam melakukan demonstrasi alat. 2) Siswa antusias ketika melakukan kegiatan diskusi dan presentasi, tetapi keadaan kelas masih gaduh, sehingga pengamat ikut terlibat dalam mengatur keadaan kelas. 3) Beberapa siswa kesulitan melakukan diskusi dikarenakan ada beberapa pertanyaan diskusi yang sulit ditemukan di buku pegangan siswa.
77
4) Sebagian siswa hanya mengandalkan teman satu kelompoknya ketika mengerjakan lembar diskusi. Secara umum pelaksanaan pembelajaran siklus II lebih lancar dan cukup baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Walaupun begitu, masih ada beberapa kendala ketika proses pembelajaran berlangsung, sehingga diperlukan siklus selanjutnya supaya penggunaan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli dapat lebih maksimal dan kedepannya model tersebut diharapkan bisa diterapkan pada kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 2 Kebumen. Siklus Ketiga a. Perencanaan Kegiatan perencanaan pada siklus III berlangsung lebih lama daripada dua siklus sebelumnya karena pada minggu setelah pelaksanaan siklus II, SMA Negeri 2 Kebumen mengadakan MID semester. Waktu yang lama tersebut saya gunakan untuk mempersiapkan pembelajaran semaksimal mungkin sehingga kegiatan siklus ketiga dapat berjalan jauh lebih baik dibandingkan dua siklus sebelumnya. Tahap perencanaan siklus ketiga ini meliputi: (1) pembuatan RPP, LDS, media pembelajaran, dan mempersiapkan alat pembelajaran berupa mikroskop dan gambar teropong, (2) membuat nomor undi untuk membentuk kelompok, (3) memperbanyak video, animasi, dan gambar – gambar tentang materi pembelajaran, (4) memperbanyak diskusi bersama guru dan pengamat, (5) menyiapkan lembar tes dan observasi, dan (6) menyiapkan strategi khusus supaya siswa tidak gaduh ketika melakukan diskusi dan presentasi. Kegiatan perencanaan tindakan siklus III berlangsung dari tanggal 2 – 14 Maret 2014.
78
a) Tindakan Materi yang diajarkan pada tahap tindakan siklus III ini adalah mikroskop dan teropong. Seperti dua siklus sebelumnya, kegiatan pendahuluan adalah memberikan motivasi dan bercerita tentang kemanfaatan mempelajari fisika, baik dalam bentuk ucapan, gambar, video, dan bercerita. Setelah itu, siswa membentuk kelompok, melakukan diskusi, dan presentasi di depan kelas. Pelaksanaan diskusi dan presentasi jauh lebih tertib dan kondusif dibandingkan dua siklus sebelumnya. Latihan soal – soal juga lumayan banyak, sehingga diharapkan siswa sudah terampil dan lebih percaya diri dalam mengerjakan soal fisika. Pelaksanaan tindakan tahap akhir adalah tes evaluasi yang diberikan pada siswa selama 20 menit. Secara umum, pelaksanaan tindakan pada siklus III lebih maksimal, kondusif, dan lancar dibandingkan pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II. Kegiatan tindakan siklus III berlangsung pada hari sabtu, 15 Maret 2014. b) Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan ketika kegiatan belajar mengajar siklus III sedang berlangsung. Pelaksanaan observasi ini melibatkan pengamat dan peneliti. Pengamat dan peneliti bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran apakah berlangsung sesuai skenario atau tidak, serta melakukan penilaian aspek afektif dan psikomotorik pada lembar observasi yang telah disediakan. Selain hal tersebut, kegiatan observasi juga melakukan identifikasi faktor – faktor hambatan dalam pembelajaran sehingga dapat menyimpulkan apakah perlu dilaksanakan siklus selanjutnya atau tidak.
79
c) Refleksi Tahap refleksi berlangsung setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Kegiatan refleksi siklus III dilakukan oleh saya, pengamat, dan guru. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus III, siswa terlihat lebih aktif, kreatif, penuh percaya diri, dan semangat dalam menerima pelajaran. Selain hal tersebut, siswa juga sudah dapat melaksanakan kegiatan diskusi dan presentasi dengan baik. Guru menyimpulkan jika siklus III sudah berjalan sesuai rencana dan maksimal. Maka dari itu, kegiatan penelitian model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli pada materi alat – alat optik dapat terselesaikan pada siklus III. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis data yang menyatakan bahwa belajar kognitif, afektif, maupun psikomotor pada siklus III sudah melebihi target ketuntasan klasikal sesuai indikator masing – masing.
4.5 Hasil Penelitian 4.5.1 Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar kognitif siswa disajikan pada Tabel 4.2, sedangkan perhitungan selengkapnya ditampilkan pada lampiran 30. Tabel 4.2 Hasil belajar kognitif siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III Keterangan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Nilai Rata-Rata
75,5
78,1
82,2
Nilai Tertinggi
95
90
95
Nilai Terendah
50
60
60
Jumlah siswa yang tuntas
20
24
28
Jumlah siswa yang tidak tuntas
12
8
4
62,5%
75%
87,5%
Ketuntasan klasikal
80
4.5.2 Hasil Belajar Psikomotorik Hasil belajar psikomotorik siswa disajikan pada Tabel 4.3, sedangkan perhitungan selengkapnya ditampilkan pada lampiran 32. Tabel 4.3 Hasil belajar psikomotorik siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III Keterangan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Skor Tertinggi
24
24
24
Jumlah skor maksimum
25
25
25
Jumlah siswa yang tuntas
23
26
29
Jumlah siswa yang tidak tuntas
9
6
3
71,88%
81,25%
90,63%
Ketuntasan klasikal 4.5.3 Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar afektif siswa disajikan pada Tabel 4.4, sedangkan perhitungan selengkapnya ditampilkan pada lampiran 31. Tabel 4.4 Hasil belajar afektif siswa pada siklus I, siklus II, dan siklus III Keterangan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Skor Tertinggi
23
23
24
Jumlah skor maksimum
25
25
25
Jumlah siswa yang tuntas
24
27
29
Jumlah siswa yang tidak tuntas
8
5
3
75%
84,38%
90,63%
Ketuntasan klasikal 4.5.4 Hasil Kuesioner/Angket
Gambaran peningkatan minat diskusi siswa disajikan pada Tabel 4.5. berikut ini. Perhitungan selengkapnya ditampilkan pada lampiran 40 – 44.
81
Tabel 4.5 Peningkatan minat diskusi siswa
Keterangan
Kondisi
Siklus I
Awal
Siklus II
Siklus III
Nilai Tertinggi
68
76
89
91
Nilai Terendah
45
49
51
70
Nilai Rata-Rata
50,47
60,41
78,25
80,84
Persentase yang Berminat
37,5%
91%
100%
100%
Kategori
kurang
berminat
sangat
sangat
berminat
berminat
berminat
4.6 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya. Perhitungan peningkatan hasil belajar kognitif, afektif, psikomotor, dan minat diskusi siswa dari siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III setelah diterapkan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli menggunakan rumus gain terdapat pada lampiran 45 dan 46, sedangkan hasil perhitungan ditampilkan dalam tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa gain (dari No
Aspek yang diteliti
siklus I ke siklus II)
Kategori gain
gain (dari siklus II ke siklus III)
Kategori gain
1
Hasil belajar kognitif
11 %
rendah
20 %
rendah
2
Hasil belajar afektif
10 %
rendah
30 %
sedang
3
Hasil belajar
32 %
sedang
38 %
sedang
41 %
sedang
13 %
rendah
psikomotor 4
Minat diskusi siswa
82
4.7 Pembahasan 4.7.1 Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh nilai rata-rata tes evaluasi siklus I sebesar 75,5 dengan ketuntasan klasikal 62,5%. Hasil ini diperoleh setelah pelaksanaan tes evaluasi selesai. Pada siklus I siswa yang dikatakan tuntas sejumlah 20 siswa dari 32 siswa, sehingga ketuntasan klasikal yang didapat pada siklus I adalah 62,5%. Berdasarkan data tersebut, hasil belajar kognitif pada siklus I belum memenuhi indikator yang ditentukan karena hasil belajar secara klasikal belum tuntas. Hal itu disebabkan beberapa faktor, yaitu: (1) siswa kurang siap karena baru pertama kali menerima pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli, (2) siswa memerlukan banyak waktu untuk memahami model ARIAS dengan Tim Ahli karena model diskusi ini sangat memerlukan kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa, (3) siswa masih malu – malu ketika menyampaikan materi ke teman – temannya sehingga materi sulit dipahami siswa lain, (4) sebagian siswa masih belum paham dalam menentukan titik terdekat dan titik terjauh mata manusia yang menderita cacat mata, (5) sebagian siswa belum paham tentang pengertian bayangan maya dan nyata. Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian didiskusikan bersama guru dan pengamat pada proses refleksi siklus I untuk mencari solusi yang tepat, sehingga pembelajaran pada siklus II dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Permasalahan siswa yang terkait dengan materi yang diajarkan, diselesaikan dengan memberi
83
pekerjaan rumah (PR) dan dikumpulkan pada minggu berikutnya. Berdasarkan hasil pekerjaan rumah, hampir semua siswa menjawab betul, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa sudah paham tentang materi yang diajarkan pada siklus pertama. Pada siklus II, siswa yang dikatakan tuntas belajar kognitif sejumlah 24 siswa dari 32 siswa dan nilai rata-rata tes evaluasi siswa meningkat menjadi 78,1 dengan ketuntasan klasikal mencapai 75%. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II lebih baik dari sebelumnya karena sebagian besar siswa sudah mulai mengenal model pembelajaran yang saya kenalkan, sehingga siswa sudah lebih siap dan lebih antusias. Terdapat peningkatan nilai kognitif siswa pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus I. Siswa lebih tertib dalam melaksanakan diskusi dan antusias ketika disuruh mengerjakan soal di depan. Hal inilah yang menyebabkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal dapat terlatih, sehingga ketika diberikan tes evaluasi, siswa dapat mengerjakan dengan tenang dan semangat. Terkait materi yang diajarkan, sebagian siswa masih belum paham bagaimana melukiskan pembentukan bayangan pada lensa, sehingga kesulitan ketika melukiskan pembentukan bayangan pada lup maupun kamera. Seperti siklus pertama, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, siswa diberi pekerjaan rumah supaya dikerjakan dengan sungguh – sungguh. Hasil pekerjaan rumah
menunjukkan
bahwa
siswa
sudah
memahami
materi.
Peneliti
menyimpulkan proses pembelajaran siklus II lebih baik dari siklus sebelumnya. Walaupun begitu, ketuntasan klasikal pada siklus II yang hanya mencapai 75%
84
belum mencapai target. Maka dari itu, diperlukan siklus selanjutnya supaya ketuntasan klasikal siswa mampu mencapai lebih dari 85%. Pada siklus III, siswa yang dikatakan tuntas sejumlah 28 siswa dari 32 siswa dan nilai rata-rata tes evaluasi siswa meningkat menjadi 82,2 dengan ketuntasan klasikal mencapai 87,5%. Adanya peningkatan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli dapat mempengaruhi hasil belajar kognitif secara positif. Hal ini sesuai dengan penelitian Devi (2012: 8) yang menyatakan bahwa model pembelajaran ARIAS mampu meningkatkan hasil belajar aspek kognitif siswa karena model pembelajaran ini disajikan secara menarik dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri sehingga siswa bersemangat dalam belajar. Terdapat peningkatan nilai kognitif siswa pada siklus III jika dibandingkan dengan siklus I maupun siklus II. Selain disebabkan karena siswa lebih tertib dalam melaksanakan diskusi dan antusias ketika disuruh mengerjakan soal di depan, siswa juga aktif untuk menolong teman sebaya yang belum paham tentang materi yang diajarkan. Maka dari itu, seluruh siswa dapat memahami materi. Hal ini tidak terjadi pada siklus I maupun II. Pada siklus I dan II, guru agak kesulitan untuk mengetahui siswa yang sudah paham tentang materi yang diajarkan dan yang belum paham. Hal ini dikarenakan siswa yang belum paham hanya diam dan cenderung masih malu untuk bertanya. Faktor kemampuan bertanya, berlatih mengerjakan soal di depan kelas, dan saling membantu siswa lain inilah yang menyebabkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal dapat lebih terlatih, sehingga persentase hasil belajar kognitif pada siklus III merupakan yang tertinggi
85
dibandingkan dua siklus sebelumnya. Ketuntasan klasikal aspek kognitif siklus III sudah mencapai lebih dari 85%, sehingga sudah cukup dalam melakukan penelitian. Nilai rata – rata dan ketuntasan klasikal dari siklus pertama sampai siklus ketiga memang terjadi peningkatan. Walaupun begitu, berdasarkan uji gain, besar peningkatan aspek kognitif dari siklus I dan siklus II hanya sebesar 11%. Nilai tersebut masih tergolong rendah. Keadaan yang hampir sama juga berlaku pada hasil belajar kognitif siswa dari siklus II ke siklus III. Berdasarkan nilai uji gain, peningkatan aspek kognitif sebesar 20%. Walaupun harga peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan harga peningkatan dari siklus I ke siklus II, tetapi nilai 20% juga masih termasuk kategori rendah. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli mampu meningkatkan hasil belajar aspek kognitif. Hal ini sesuai penelitian Nurhaeni (2011: 88) yang menjelaskan bahwa pembelajaran yang disertai aspek pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan pemahaman siswa, sehingga hasil belajar mampu meningkat. Peningkatan hasil belajar kognitif di kelas X MIA 2 termasuk kategori rendah. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, yaitu: (1) waktu 20 menit dianggap kurang untuk siswa mengerjakan tes evaluasi di setiap akhir siklus, (2) siswa terlalu fokus mencari materi di buku untuk mengisi soal – soal LDS tanpa memahami lebih lanjut, (3) ada beberapa siswa yang belum paham tentang materi, tetapi tidak mau menanyakan pada teman atau guru, (4) beberapa siswa tidak fokus pada kegiatan presentasi di depan
86
kelas maupun ketika dijelaskan guru, dan (5) siswa baru pertama kali melakukan model diskusi sundicate group. Setiap akhir siklus siswa selalu ditanya tentang tes evaluasi, apakah soal yang dikerjakan termasuk kategori sulit atau mudah. Jawaban bervariasi, ada yang menjawab mudah, sedang, dan sulit. Ketika ditanya tentang alasannya, siswa yang menjawab mudah beranggapan bahwa soal yang diberikan saat evaluasi hampir mirip dengan soal – soal yang dikerjakan pada latihan soal pemahaman, hanya angka dan bentuk soalnya saja yang berbeda. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata – rata siswa yang beranggapan tes evaluasi mudah dikarenakan mereka melaksanakan kegiatan diskusi dan memperhatikan persentasi dengan sungguh – sungguh. Sedangkan siswa yang beranggapan bahwa tes evaluasi sulit, dikarenakan mereka masih belum paham tentang materi yang diajarkan. Ketika diberikan latihan soal, hampir semua siswa mampu mengerjakan, tetapi ketika diberikan tes evaluasi dengan tipe soal yang berbeda, mereka masih kesulitan. Walaupun pendapat siswa tentang tes evaluasi berbeda – beda, tetapi rata – rata nilai siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan. Hasil belajar kognitif siswa setiap siklus jika ditampilkan dalam grafik seperti gambar dibawah ini:
Gambar 4.1. Grafik hasil belajar kognitif
87
4.7.2 Hasil Belajar Afektif Indikator keberhasilan untuk aspek afektif dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan pengamat terhadap kegiatan pembelajaran. Jika hasil tersebut mencapai 70% secara individual dan 75% secara klasikal, maka hasil belajar dikatakan tuntas. Proses penilaian observasi tersebut dilakukan ketika proses kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Kegiatan observasi aspek afektif pada penelitian di SMA Negeri 2 Kebumen ini, peneliti dibantu oleh dua teman kerja sejawat, yaitu: (1) Siti Zulaikhah (Mahasiswi Politeknik Dharma Patria Kebumen), (2)
Isnaeni Nur Charomah (Alumni Poltekkes), dan Uswatun
Khasanah (Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purworejo). Pada siklus I, ketuntasan klasikal hasil belajar afektif sebesar 75%. Nilai prosentase tersebut sudah memenuhi target ketuntasan klasikal, yaitu 75%, tetapi sangat perlu dilakukan siklus selanjutnya untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan hasil belajar afektif atau tidak. Pengamat melakukan observasi untuk memberikan penilaian terhadap masing – masing siswa sesuai indikator yang telah dibuat. Proses penilaian ini dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Ketuntasan klasikal hasil belajar afektif siklus I sudah tuntas, tetapi berada pada persentase yang minim. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu: 1. Siswa baru pertama kali melakukan diskusi tipe sundicate group, sehingga saya dibantu guru harus menjelaskan terlebih dahulu apa pengertiannya.
88
2. Pada penelitian ini, pembentukkan anggota kelompok secara acak dan bebas. Hal ini tidak biasa dilakukan oleh siswa. Siswa lebih suka memilih anggota kelompok sendiri. 3. Waktu untuk melakukan diskusi tidak terlalu banyak dikarenakan sebagian waktu diskusi digunakan untuk menjelaskan prosedur dan langkah – langkah diskusi. Pada proses refleksi siklus I, permasalahan tersebut kemudian didiskusikan bersama guru dan pengamat untuk mencari solusi, sehingga pembelajaran pada siklus II dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Proses penilaian hasil belajar afektif pada siklus II berlangsung lebih lancar dan kondusif. Siswa sudah tidak perlu dijelaskan lagi tentang langkah – langkah diskusi. Para siswa juga sudah tidak mempermasalahkan tentang pembagian anggota kelompok secara acak dan bebas. Kegiatan diskusi yang mulai baik ini menyebabkan ketuntasan klasikal meningkat sebesar 9,38%, yaitu menjadi 84,38%. Ketuntasan klasikal ini sudah melampaui target, tetapi dikarenakan hasil belajar kognitif yang belum mencapai target dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar afektif, maka proses penilaian afektif juga dilanjutkan ke siklus III. Pelaksanaan diskusi pada siklus III berjalan dengan sangat baik. Siswa menjadi lebih aktif, kritis, semangat, dan kondusif, sehingga hasil belajar afektif pada siklus III mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Hal ini dibuktikan dengan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan 6,25%, yaitu menjadi 90,63%.
89
Nilai rata – rata dan ketuntasan klasikal dari siklus pertama sampai siklus ketiga terjadi peningkatan. Berdasarkan uji gain, besar peningkatan aspek afektif dari siklus I dan siklus II sebesar 10%. Hampir sama dengan hasil belajar kognitif, nilai tersebut termasuk kategori rendah. Keadaan berbeda terlihat pada hasil belajar afektif siswa dari siklus II ke siklus III. Berdasarkan nilai uji gain, peningkatan hasil belajar aspek afektif sebesar 30%. Nilai peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan harga peningkatan dari siklus I ke siklus II. Nilai 30% juga sudah termasuk kategori sedang. Siklus I sampai siklus III, kehadiran siswa masuk kelas untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sudah baik. Sebagian besar siswa langsung masuk kelas ketika kegiatan pembelajaran mata pelajaran sebelumnya sudah usai. Hanya sebagian kecil siswa yang tidak langsung masuk kelas dikarenakan ada urusan dengan guru tertentu atau mengembalikan alat ke laboratorium. Walaupun begitu, kegiatan pembelajaran dengan model ARIAS dengan Tim Ahli dari siklus I sampai siklus III berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan pembelajaran siklus I, rata – rata siswa masih pasif terhadap kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa masih belum mengenal tentang model yang baru dan merasa diawasi, sehingga tingkah laku siswa menjadi kaku. Setelah dilaksanakan refleksi bersama guru dan pengamat, ada beberapa bagian yang diperbaiki seperti yang sudah dijelaskan di subbab 4.5 (Hasil Penelitian), sehingga pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dan siklus III, siswa sudah lebih aktif, baik melakukan diskusi, bertanya, menanggapi, mengeluarkan pendapat, dan sebagainya.
90
Sebelum dilaksanakan pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli, siswa disuruh mengisi angket untuk mengetahui minat siswa terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran fisika. Berdasarkan data awal, siswa kurang berminat terhadap kegiatan diskusi, hal ini yang juga menyebabkan siswa pasif ketika melaksanakan diskusi pada siklus pertama. Setelah siswa dijelaskan tentang manfaat diskusi dan kegiatan presentasi, pada bagian akhir siklus pertama siswa sudah mulai berminat pada kegiatan diskusi, sehingga pelaksanaan pembelajaran pada dua siklus selanjutnya semakin lancar. Hasil penelitian tentang minat diskusi siswa dijelaskan lebih lanjut pada sub-subbab 4.7.4 (Peningkatan Minat Siswa). Secara umum dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli mampu meningkatkan hasil belajar afektif. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Husna (2010: 17) yang menyatakan bahwa model ARIAS dapat meningkatkan hasil belajar belajar aspek afektif yang ditunjukkan dengan perbedaan hasil belajar afektif antara kelas yang menggunakan model ARIAS dengan kelas yang menggunakan model konvensional. Hasil belajar afektif siswa ditampilkan dalam grafik seperti gambar dibawah ini:
Gambar 4.2. Grafik hasil belajar afektif
91
4.7.3 Hasil Belajar Psikomotor Indikator keberhasilan untuk aspek psikomotor dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan pengamat terhadap kegiatan pembelajaran. Jika hasil tersebut mencapai 75% secara individual dan 75% secara klasikal, maka hasil belajar dikatakan tuntas. Seperti halnya proses penilaian afektif, penilaian psikomotor juga melalui proses observasi yang dilakukan ketika proses kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Kegiatan observasi aspek psikomotor pada penelitian di SMA Negeri 2 Kebumen dibantu oleh dua teman kerja sejawat, yaitu: (1) Isnaeni Anjarwati (Mahasiswi Politeknik Dharma Patria Kebumen), (2) Rini Imroatin Wijayanti (Mahasiswi STAINU Kebumen), dan Ristya Yuliana. Ketuntasan klasikal hasil belajar psikomotorik pada siklus I sebesar 71,88%. Nilai tersebut belum mencapai target, yaitu sebesar 75%, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. Hasil belajar psikomotor pada siklus I belum mencapai target dikarenakan beberapa faktor, yaitu: 1. Ada dua kelompok yang belum selesai mengerjakan LDS, sehingga kesulitan ketika melakukan presentasi di depan kelas, 2. Kegiatan presentasi tidak maksimal dikarenakan waktu diskusi yang lama, 3. Sebagian siswa tidak menguasai materi yang dipresentasikan, 4. Kemampuan komunikasi siswa di depan kelas masih rendah, Selain hal tersebut, masih banyak siswa yang masih gaduh ketika kegiatan presentasi berlangsung. Setelah kegiatan belajar mengajar pada siklus I selesai, guru mata pelajaran dan pengamat melakukan diskusi untuk merencanakan siklus II supaya kegiatan presentasi menjadi lebih baik lagi.
92
Pelaksanaan presentasi pada siklus II lebih baik dibandingkan sebelumnya, sehingga menyebabkan hasil belajar psikomotorik pada siklus II juga mengalami peningkatan. Ketuntasan klasikal aspek psikomotor pada siklus II sebesar 81.25%. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan diskusi yang sudah baik, sehingga kegiatan presentasi juga lebih lancar, aktif, dan siswa lebih siap materi yang disampaikan. Walaupun ketuntasan klasikal sudah melebihi target, tetapi hal yang masih kurang adalah kemampuan komunikasi siswa dalam menyampaikan materi masih rendah dan suasana kelas yang masih gaduh, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus III. Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II selesai, guru dan pengamat melakukan diskusi untuk rencana pembelajaran pada siklus III. Ketuntasan klasikal aspek psikomotorik pada siklus III sebesar 87,50%. Nilai tersebut meningkat dari siklus II. Hal ini dikarenakan semua siswa sudah bisa menyampaikan materi di depan kelas dengan baik dan suasana kelas juga lebih kondusif. Nilai rata – rata dan ketuntasan klasikal dari siklus pertama sampai siklus ketiga terjadi peningkatan. Berdasarkan uji gain, besar peningkatan aspek psikomotor dari siklus I dan siklus II sebesar 32%. Seperti halnya pada hasil belajar afektif, nilai tersebut juga sudah termasuk kategori sedang. Keadaan yang hampir sama juga berlaku pada hasil belajar psikomotor siswa dari siklus II ke siklus III. Berdasarkan nilai uji gain, peningkatan hasil belajar aspek psikomotor sebesar 38%. Nilai peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan harga peningkatan dari siklus I ke siklus II. Nilai 38% juga sudah termasuk kategori sedang.
93
Kemampuan siswa dalam menyiapkan materi/bahan presentasi dari siklus pertama sampai siklus ketiga sudah cukup baik dan mengalami peningkatan. Pada siklus pertama, masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam mencari materi di buku sumber, sehingga ketika melakukan presentasi menjadi kurang maksimal. Selama proses presentasi, siswa mampu berkomunikasi dengan peserta diskusi dengan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya sikap aktif siswa dari siklus pertama sampai siklus ketiga. Selain hal tersebut, kemampuan siswa untuk mengajak siswa lain supaya berpartisipasi dalam diskusi juga sudah lumayan baik. Siswa yang melakukan presentasi mampu mengajak siswa lain supaya memperhatikan dan aktif mengeluarkan pendapat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model ARIAS dengan Tim Ahli mampu meningkatkan hasil belajar aspek psikomotor siswa. Hal ini sesuai penelitian Devi (2012: 97) yang menyatakan bahwa model pembelajaran ARIAS dapat menumbuhkan rasa percaya diri yang meningkatkan semangat belajar siswa, sehingga hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor meningkat. Hasil belajar psikomotorik ditampilkan dalam grafik seperti gambar dibawah ini:
Gambar 4.3. Grafik hasil belajar psikomotor siswa
94
Hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor pada siklus III sudah melampaui target ketuntasan klasikal, sehingga peneliti tidak melanjutkan ke siklus IV. Selain hal tersebut, selama proses pembelajaran berlangsung, terkadang guru keluar dari skenario pembelajaran yang disusun. Hal ini wajar, karena bertujuan supaya siswa tidak bosan dan pembelajaran tidak terkesan kaku. Kegiatan pembelajaran juga kadangkala berubah, sehingga perilaku guru menyesuaikan keadaan kelas yang sedang berlangsung. Skenario yang disusun di RPP merupakan sumber kegiatan guru di kelas. Walaupun terkadang guru keluar dari skenario, tetapi dasar kegiatan di kelas sebagian besar masih bersumber pada RPP. 4.7.4 Peningkatan Minat Diskusi Siswa Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa minat siswa terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran fisika mengalami peningkatan untuk setiap siklus. Meningkatnya minat siswa terhadap kegiatan diskusi disebabkan karena penerapan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli dapat mengajak siswa untuk belajar bersama teman – teman sebayanya dan dengan suasana yang menyenangkan. Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan diperlukan adanya media maupun model pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dengan demikian siswa merasa senang, tidak tertekan, dan tanpa disadari mereka sudah banyak belajar. Selama proses pembelajaran, pengenalan konsep - konsep dilakukan dengan cara berdiskusi yang didasarkan pada Lembar Diskusi Siswa (LDS). Berdasarkan uraian-uraian di atas, menunjukkan bahwa siswa sangat berminat belajar dengan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli karena
95
model ini tidak hanya dapat mengaktifkan siswa tetapi juga membuat siswa merasa senang. Siswa disuruh untuk mengisi angket minat diskusi pada akhir pembelajaran. Tujuan utama dari angket ini adalah untuk mengetahui minat siswa terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran Fisika. Analisis data angket menunjukkan bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus pertama, mayoritas siswa berminat jika pada pembelajaran fisika selalu dilaksanakan kegiatan diskusi. Walaupun sebagian besar siswa berminat, tetapi ada siswa yang kurang berminat, sehingga sangat perlu dilaksanakan evaluasi. Hasil angket siklus kedua menunjukkan bahwa semua siswa menyatakan berminat terhadap kegiatan diskusi pada mata pelajaran fisika. Sedangkan pada siklus ketiga, semua siswa menyatakan sangat berminat. Hal tersebut merupakan usaha keras dari peneliti dan guru untuk merencanakan kegiatan diskusi dengan baik dan maksimal, sehingga siswa tidak hanya paham pada materi yang diajarkan, tetapi juga merasa senang. Satu hal yang tidak diketahui dari siswa adalah peneliti tidak mengetahui apakah siswa hanya sangat berminat pada model diskusi dalam pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli, atau sangat berminat pada semua jenis model diskusi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli mampu meningkatkan minat diskusi siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ifadloh et al. (2012: 7) yang menyatakan bahwa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, akan mampu meningkatkan minat diskusi siswa terhadap proses pembelajaran.
96
Peningkatan minat siswa terhadap kegiatan diskusi jika ditampilkan dalam bentuk gambar seperti dibawah ini:
Gambar 4.4. Grafik rata – rata peningkatan minat diskusi siswa Adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli berkontribusi positif dalam memecahkan berbagai permasalahan siswa yang mengakibatkan hasil belajar kurang maksimal, walaupun berdasarkan uji gain, peningkatan hasil belajar kognitif hanya masuk dalam kategori rendah. Hal ini sesuai hasil penelitian Siahaan et al. (2010:30) yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran ARIAS lebih baik daripada hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional. Sthyawati (2011: 84) juga menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan pada tiap siklus penelitiannya, nilai rata – rata hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran ARIAS. Sama halnya dengan hasil penelitian Husna (2010: 18) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang
97
berarti antara pembelajaran ARIAS dengan hasil belajar fisika, terutama pada aspek kognitif dan afektif. Siswa sangat antusias ketika peneliti memberikan motivasi dan penjelasan manfaat ilmu fisika melalui cerita, gambar, maupun video. Cara tersebut mampu meningkatkan semangat siswa. Hal ini dibuktikan dari banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan ke peneliti terkait dengan kemanfaatan ilmu fisika. Sifat semangat yang ada pada siswa sangat berkontribusi positif ketika menerima pelajaran fisika. Siswa lebih antusias dan cepat paham tentang materi yang diajarkan. Selain itu, kepercayaan diri siswa juga meningkat. Dibuktikan dengan meningkatnya antusias siswa ketika mengerjakan latihan soal di papan tulis. Meningkatnya rasa percaya diri siswa menyebabkan hasil belajar siswa meningkat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Rifki (2008: 95) yang menunjukkan bahwa semakin kuat atau tinggi rasa percaya diri siswa maka akan semakin tinggi prestasi belajarnya. Model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada kegiatan motivasi. Kegiatan motivasi yang dilakukan peneliti terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIA 2. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Inayah et al. (2012: 9) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung yang positif antara kegiatan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar. Model ARIAS dengan Tim Ahli ini juga mampu meningkatkan sikap kerjasama antar siswa, sehingga pemahaman siswa meningkat. Sama halnya dengan hasil penelitian Amri (2011: 102-103) yang menyatakan bahwa kerja sama siswa mempengaruhi keberhasilan belajar fisika..
98
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4, dapat disimpulkan sebagai berikut: Model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli mampu meningkatkan hasil belajar kognitif pada pokok bahasan alat – alat optik, walaupun berdasarkan uji gain, peningkatan yang terjadi termasuk kategori rendah. Model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli mampu meningkatkan kemampuan afektif siswa, terutama pada aspek kehadiran di kelas, keaktifan, minat terhadap pembelajaran, sebagai pendengar yang baik, dan kedisiplinan mengumpulkan tugas. Model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli mampu meningkatkan kemampuan psikomotor siswa, terutama pada aspek kemampuan siswa dalam menyiapkan materi/bahan presentasi dan demonstrasi, melakukan presentasi dan demonstrasi, berkomunikasi dengan peserta diskusi, mengajak siswa lain supaya berpartisipasi dalam diskusi, dan bekerjasama dalam kelompok. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model ARIAS dengan Tim Ahli, minat siswa terhadap kegiatan diskusi mengalami peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dari hasil angket yang menunjukkan bahwa siswa sangat berminat melakukan diskusi pada pembelajaran fisika.
17
99
5.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Model pembelajaran ARIAS dengan Tim Ahli dapat selalu digunakan pada pembelajaran fisika karena berdasarkan hasil penelitian, model ini mampu meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif, psikomotor, dan minat diskusi siswa. 2. Kegiatan diskusi dalam pembelajaran fisika menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli harus dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan supaya kegiatan presentasi dapat maksimal dan sesuai tujuan pembelajaran. 3. Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran fisika menggunakan model ARIAS dengan Tim Ahli, minat siswa terhadap kegiatan diskusi sangat tinggi, sehingga kegiatan diskusi bisa dilanjutkan pada pembelajaran berikutnya. 4. Kegiatan memotivasi harus selalu diberikan supaya siswa selalu semangat dan antusias ketika menerima pelajaran fisika. 5. Latihan soal – soal fisika harus diberikan kepada siswa secara rutin, supaya siswa lebih terampil dalam mengerjakan soal – soal fisika pada saat tes.
100
100
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. & W. Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Amri, S. M. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Model Bakorusiru Siswa Kelas X-TKR3 SMK Negeri 1 Semarang. Laporan Penelitian. Semarang: SMK Negeri 1 Semarang. Arikunto, S. 2010a. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (13th ed.). Jakarta: PT Bumi Aksara. Arikunto, S. 2010b. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik (10th ed.). Jakarta: Rineka Cipta. Arista, F. S., M. Nasir, & Azhar. 2013. Analisis Kesulitan Belajar Fisika Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Pekanbaru. Laporan Penelitian. Pekanbaru: FMIPA Universitas Riau. Chang, M. M., & J. D. Lehman. 2002. Learning Foreign Language Through an Interactive Mulimedia Program: An Experimen Study on The Effects of the Relevance Component of the ARCS Model. CALICO Journal, 20(1), 81-98. Tersedia di www.calico.com [diakses 13-7-2014]. Devi, F. R. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction). Laporan Penelitian. Demak: SMA Islamic Centre. Dipodjoyo, A. S. 1984. Komunikasi Lisan. Yogyakarta: Penerbit Lukman. Fracom G. & T. C. Reeves. 2010. Significant Contributor to the Field of Educational Technology. Educational Technology Article. Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Handayani, S. & A. Damari. 2009. Fisika 1: untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Husna. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran ARIAS disertai Tugas Awal Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 8 Padang. Laporan Penelitian. STKIP PGRI Sumbar. Ifadloh, V. N., N. B. Santoso, & K. I. Supardi. 2012. Metode Diskusi dengan Pendekatan Science, Environment, Technology, Society dan Media Question Card. Unnes Science Education Journal, 1(2): 120-125.
17
101 Inayah, R., T. Martono, & H. Sawiji. 2012. Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Sains, dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta: Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. James, P. & E. L. Baker. 2008. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: PT Rineka Cipta. Junaedi, J. 2012. Fisika Dianggap Sulit dalam UN karena Siswa Tidak Produktif. Online. Tersedia
di
www.penuhberkah.wordpress.com/2012/02/21/fisika-dianggap-sulit-
dalam-un-karena-siswa-tidak-produktif.html [diakses 1-7-2014] Keller, J. M. 1987. Development and Use of the ARCS Model of Motivational Design. Journal of Instructional Development, 10(3): 2-10. Keller, J. M. 2000. How to integrate learner motivation planning into lesson planning: The ARCS model approach. Paper presented at VII Semanario, Santiago, Cuba, February. Keller, J. M. & Suzuki, K. 2004. Learner Motivation and e-Learning Design: A Multinationally Validated Process. Journal of Education Media, 29 (3): 175-189. Tersedia di http//www.arcsmodel.com [diakses 12 Maret 2014]. Kemp, D. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB. Mawarsih, S. E., Susilaningsih, & N. Hamidi. 2013. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri Jumapolo. JUPE UNS, 1(3): 1-13. Moedjiono & J. J. Hasibuan. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulawati, T. R. 2011. Peningkatan Keterampilan Diskusi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pleret Bantul Melalui Model Pembelajaran Two Say Two Stray. Skripsi. Yogyakarta: UNY. Mulyana, A. 2012. Pengertian Hasil Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Online. Tersedia di http://ainamaulana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar.html [diakses 1203-2014]. Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslich, M. 2012. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Nurachmandani, S. 2009. Fisika 1: untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Nurhaeni, Y. 2011. Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Koopeatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas IX SMPN 43 Bandung. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1): 77-89.
102 Petri, H. L. 1986. Motivation: theory and research. Belmot: Wadsworth Publishing Company. Purwanto, M. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rifa‟i, A. & T. C. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS. Rifki, M. 2008. Pengaruh Rasa Percaya Diri Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Islam Al-Ma’arif Singosari Malang. Skripsi. Malang: FT UIN Malang. Samudra, G. B., I. W. Suastra, & K. Suma. 2014. Permasalahan – Permasalahan yang Dihadapi Siswa SMA dalam Mempelajari Fisika. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 4 : 1-10. Siahaan, P., W. Setiawan, & Sa‟adah. 2010. Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction) dalam Pembelajaran TIK (teknologi, Informasi dan Komunikasi. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), 3(1): 23-27. Sopah, J. 2007. Model
Pembelajaran
ARIAS.
Online.
Tersedia
di
http://gurupkn.wordpress.com/2007/12/22/model-pembelajaran-arias/.html [diakses 1 Februari 2014]. Sthyawati, P. 2011. Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, and Satisfaction) untuk Meningkatkan Akivitas Belajar Matematika Siswa. Jakarta: FMIPA UIN Syarif Hidayatullah. Stobart, C. & G. Gipps. 1998. Assessment, A Teachers’ Guide to the Issues. British Library Cataloguing in Publication Data. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo. Sudjana. 2002. Metoda Statistika (6th ed.). Bandung: Tarsito. Sudjana, N. 2009. Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sulo & Tirtarahardja. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sumarsono. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Suyitno. 2004. Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: UNNES Targan, H. G. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang: Unnes Press. Wiyanto. 2009. Terjebak Rutinitas Fisika Jadi Membosankan. Online. Tersedia di http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1262401114 [diakses 1-72014)
103
103
LAMPIRAN
104
LAMPIRAN 1
DAFTAR SISWA KELAS UJI COBA INSTRUMEN SOAL EVALUASI No 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 35 27 33 13 31 14 36 32 15 29 2 16 17 34 21 38 18 19 20 30 28 22 23 24 25 26 37
Kode UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34 UC-35 UC-36 UC-37 UC-38
Jenis Kelamin L L P P P P P P P P P P L L L P L P L L P P P P L P L P P P P P P P L L P P
105
DAFTAR SISWA UJI COBA ANGKET MINAT DISKUSI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode UJC-1 UJC-2 UJC-3 UJC-4 UJC-5 UJC-6 UJC-7 UJC-8 UJC-9 UJC-10 UJC-11 UJC-12 UJC-13 UJC-14
Jenis Kelamin P L P L P L P P L P P P L P
106
LAMPIRAN 2
DAFTAR PESERTA DIDIK PEMINATAN MATEMATIKA DAN SAINS SMA NEGERI 2 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN: 2013/2014 Kelas: X MIPA 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode A-01 A-02 A-03 A-04 A-05 A-06 A-07 A-08 A-09 A-10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 A-25 A-26 A-27 A-28 A-29 A-30 A-31 A-32
Wali Kelas: Drs. Bambang Wahyono Jenis Kelamin L L L P P P L P L L P L P P L P P P L L P P P P P P P L L P P L
107
LAMPIRAN 3 DAFTAR KELOMPOK
LAMPIRAN 3a 108
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK UTAMA SISWA KELAS X MIPA 2 SIKLUS I NO KELOMPOK 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Faraday
Pascal
KODE NAMA A-01 A-02 A-03 A-07 A-09 A-17 A-18 A-19 A-30 A-08 A-11 A-16 A-28 A-12 A-29 A-15
Newton
Maxwell
Keterangan: Materi 1 Materi 2 Materi 3 Materi 4 Materi 5
: Mata : Miopi : Hipermetropi : Presbiopi : Astigmatisma
A-05 A-10 A-21 A-22 A-23 A-25 A-27 A-31 A-04 A-24 A-26 A-32 A-13 A-20 A-14 A-06
Materi 6 Materi 7
JENIS KELAMIN L L L L L P P L P P P P L L L L P L P P P P P P P P P L P L P P
MATERI 2 5 7 6 3 1 4 1 6 2 2 5 7 4 1 3 3 1 2 4 6 7 5 3 6 4 4 7 2 3 5 1
: Katarak : Penyakit Mata Lainnya
LAMPIRAN 3b 109
DAFTAR NAMA SISWA KELOMPOK AHLI SIKLUS I
NO 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
MATERI
Mata
Cacat Mata Miopi
Cacat Mata Hipermetropi
Cacat Mata Presbiopi
Cacat Mata Astigmatisma
Penyakit Mata Katarak
Penyakit Mata Lainnya
KODE NAMA A-10 A-29 A-06 A-17 A-19 A-21 A-11 A-13 A-02 A-08 A-31 A-15 A-20 A-09 A-24 A-22 A-12 A-26 A-18 A-05 A-27 A-16 A-14 A-02 A-23 A-30 A-04 A-07 A-25 A-28 A-32 A-03
JENIS KELAMIN L L P P L P P P L P P L L L P P L P P P P P P L P P P L P L L L
110
LAMPIRAN 3c DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK UTAMA SISWA KELAS X MIPA 2 SIKLUS II
NO KELOMPOK 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Ohm
Ampere
Dioptri
Farad
KODE NAMA A-02 A-04 A-14 A-19 A-29 A-06 A-28 A-16 A-03 A-08 A-13 A-17 A-23 A-32 A-31 A-20 A-10 A-15 A-21 A-22 A-30 A-12 A-05 A-26 A-01 A-11 A-24 A-25 A-27 A-18 A-09 A-07
JENIS KELAMIN L P P L L P L P L P P P P L P L L L P P P L P P L P P P P P L L
MATERI 1 2 3 4 5 6 7 3 1 2 3 4 5 6 7 4 1 2 3 4 5 6 7 6 1 2 3 4 5 6 7 7
Keterangan: Materi 1: Pengertian, fungsi, dan jenis-jenis kamera Materi 2: Bagian-bagian kamera beserta fungsinya Materi 3: Proses pembentukan bayangan pada kamera Materi 4: Perbedaan dan persamaan antara kerja kamera dan kerja mata Materi 5: Pengertian dan fungsi lup, serta aplikasi dalam kehidupan sehari-hari Materi 6: Menemukan rumus perbesaran lup Materi 7: Proses pembentukan bayangan pada lup
111
LAMPIRAN 3d
DAFTAR NAMA SISWA KELOMPOK AHLI SIKLUS II
NO
MATERI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Pengertian, fungsi, dan jenis-jenis kamera Bagian-bagian kamera beserta fungsinya Proses pembentukan bayangan pada kamera Perbedaan dan persamaan antara kerja kamera dan kerja mata Pengertian dan fungsi lup, serta aplikasi dalam kehidupan seharihari
Menemukan rumus perbesaran lup
Proses pembentukan bayangan pada lup
KODE NAMA A-02 A-03 A-10 A-01 A-04 A-08 A-15 A-11 A-14 A-13 A-21 A-24 A-16 A-19 A-17 A-22 A-25 A-20 A-29 A-23 A-30 A-27 A-06 A-32 A-12 A-18 A-26 A-28 A-31 A-05 A-09 A-07
JENIS KELAMIN L L L L P P L P P P P P P L P P P L L P P P P L L P P L P P L L
LAMPIRAN 3e
112
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK UTAMA SISWA KELAS X MIPA 2 SIKLUS III NO KELOMPOK 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
KODE NAMA
A-01 A-02 A-03 A-04 Optika A-05 A-06 A-07 A-08 A-09 A-10 A-11 A-12 Termodinamika A-13 A-14 A-15 A-16
Elektronika
Kinematika
A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 A-25 A-26 A-27 A-28 A-29 A-30 A-31 A-32
JENIS KELAMIN L L L P P P P P L L P L P P L P P P L L P P P P P L P L L P P L
MATERI 2 1 5 6 4 7 3 8 5 3 2 6 4 7 8 1 5 6 8 4 1 3 2 7 8 4 1 5 6 2 3 7
Keterangan: Materi 1: Pengertian, fungsi, dan jenis dari mikroskop dan teleskop, beserta proses pembentukan bayangannya Materi 2: Menemukan rumus perbesaran pada mikroskop Materi 3: Menemukan rumus perbesaran pada teleskop Materi 4: Teropong bintang Materi 5: Teropong pantul Materi 6: Teropong bumi Materi 7: Teropong panggung Materi 8: Teropong prisma
LAMPIRAN 3f
113
DAFTAR NAMA SISWA KELOMPOK AHLI SIKLUS III
NO
MATERI
1 2 3
Pengertian, fungsi, dan jenis dari mikroskop dan teleskop, beserta proses pembentukan bayangannya
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menemukan rumus perbesaran pada mikroskop
Menemukan rumus perbesaran pada teleskop Teropong bintang
Teropong pantul
Teropong bumi
Teropong panggung
Teropong prisma
KODE NAMA A-02 A-16 A-21 A-27 A-01 A-11 A-23 A-30 A-26 A-10 A-22 A-31 A-05 A-13 A-20 A-07 A-03 A-09 A-17 A-28 A-04 A-12 A-18 A-29 A-06 A-14 A-24 A-32 A-08 A-15 A-19 A-25
JENIS KELAMIN L P P P L P P P P L P P P P L L L L P L P L P L P P P L P L L P
114
LAMPIRAN 4
ANGKET MASALAH SISWA 1. Tulislah berbagai permasalahan anda ketika menerima pelajaran fisika pada tabel di bawah ini! No.
Masalah
Penjelasan
1
2
3
4
5
6
7
2. Bagaimana tanggapan anda tentang kegiatan diskusi ketika menerima pelajaran fisika? ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................
LAMPIRAN 5
115
Silabus Siklus I Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu
: Fisika : X MIA 2/II : Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. : 1 jam pelajaran (135 menit)
Kompetensi Materi Dasar Pembelajaran 3.1 - Mata Menganalisis - Cacat mata alat – alat optik - Penyakit mata secara kualitatif dan kuantitatif
Kegiatan Indikator Pembelajaran Melakukan kegiatan - Mendeskripsikan bagian – motivasi, demonstrasi, bagian mata dan fungsinya berdiskusi, dan - Mendeskripsikan berbagai presentasi tentang cacat mata dan penyakit materi alat – alat optik mata menggunakan model - Menjelaskan pengertian diskusi Tim Ahli. daya akomodasi - Menentukan pembentukan bayangan dan sifat sifatnya yang dibentuk pada mata - Menentukan jangkauan penglihatan mata normal dan penderita cacat mata - Merumuskankekuatan lensa kacamata yang dipakai penderita cacat mata miopi dan hipermetropi
Penilaian Pengamatan • tes tertulis • angket • lembar observasi
Alokasi Waktu 135 menit
Sumber Belajar Buku Fisika untuk SMA/MA kelas X karya: - Supiyanto - Joko Sumarsono - Setya Nurachmandani - Sri Handayani & A. Damari Gambar Animasi Video Autobiografi
116
Silabus Siklus II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu
: SMA Negeri 2 Kebumen : Fisika : X MIA 2/II : Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. : 1 jam pelajaran (135 menit)
Kompetensi Materi Dasar Pembelajaran 3.1 - Kamera Menganalisis - Lup alat – alat optik secara kualitatif dan kuantitatif
Kegiatan Indikator Pembelajaran Melakukan kegiatan - Mendeskripsikan motivasi, demonstrasi, pengertian lup sebagai alat berdiskusi, dan optik presentasi tentang - Menentukan sifat materi alat – alat optik bayangan yang dibentuk menggunakan model oleh lup diskusi Tim Ahli. - Menghitung perbesaran bayangan pada lup ketika pengamatan berakomodasi maksimum - Menghitung perbesaran bayangan pada lup ketika pengamatan tanpa berakomodasi - Mendeskripsikan bagian – bagian kamera dan fungsinya serta sifat bayangan yang dibentuk - Mengaplikasikan persamaan umum lensa tipis pada kamera - Membandingkan persamaan dan perbedaan kamera dengan mata
Penilaian Pengamatan • tes tertulis • angket • lembar observasi
Alokasi Waktu 135 menit
Sumber Belajar Buku Fisika untuk SMA/MA kelas X karya: - Supiyanto - Joko Sumarsono - Setya Nurachmandani - Sri Handayani & A. Damari Gambar Animasi Video Autobiografi
117
Silabus Siklus III Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu
: SMA Negeri 2 Kebumen : Fisika : X MIA 2/II : Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. : 1 jam pelajaran (135 menit)
Kompetensi Materi Dasar Pembelajaran 3.1 - Mikroskop Menganalisis - Teleskop alat – alat optik secara kualitatif dan kuantitatif
Kegiatan Indikator Pembelajaran Melakukan kegiatan - Mendeskripsikan motivasi, demonstrasi, pengertian mikroskop dan berdiskusi, dan teleskop sebagai alat optik presentasi tentang serta jenis – jenisnya. materi alat – alat optik - Mendeskripsikan bagian – menggunakan model bagian mikroskop dan diskusi Tim Ahli. teleskop beserta fungsinya - Mendeskripsikan sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop dan teleskop - Menghitung panjang dan perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum dan tidak berakomodasi - Menghitung panjang dan perbesaran pada teleskop
Penilaian Pengamatan • tes tertulis • angket • lembar observasi
Alokasi Waktu 135 menit
Sumber Belajar Buku Fisika untuk SMA/MA kelas X karya: - Supiyanto - Joko Sumarsono - Setya Nurachmandani - Sri Handayani & A. Damari Gambar Animasi Video Autobiografi
118
LAMPIRAN 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I
Sekolah
: SMA N 2 Kebumen
Kelas/Semester
: X MIA 2/II
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi waktu
: 3 X 45’ ( 1x pertemuan )
A. Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. B. Kompetensi Dasar 3. 1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. C. Indikator 1. Kognitif - Mendeskripsikan bagian – bagian mata dan fungsinya - Mendeskripsikan berbagai cacat mata dan penyakit mata - Menjelaskan pengertian daya akomodasi - Menentukan pembentukan bayangan dan sifat - sifatnya yang dibentuk pada mata - Menentukan jangkauan penglihatan mata normal dan penderita cacat mata - Merumuskan kekuatan lensa kacamata yang dipakai penderita cacat mata miopi dan hipermetropi 2. Psikomotor - Menyiapkan materi/bahan presentasi dan demonstrasi. - Melakukan presentasi dan demonstrasi. - Berkomunikasi dengan peserta diskusi - Mengajak siswa lain supaya berpartisipasi dalam diskusi - Bekerjasama dalam kelompok 3. Afektif Karakter: keaktifan dan kedisiplinan Keterampilan sosial: menjadi pendengar yang baik dan antusias terhadap kegiatan pembelajaran
119
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif - Dengan kalimat sendiri siswa dapat mendeskripsikan bagian – bagian mata dan fungsinya. - Dengan kalimat sendiri siswa mampu mendeskripsikan berbagai cacat mata dan penyakit mata - Dengan kalimat sendiri siswa dapat menjelaskan pengertian daya akomodasi - Siswa mampu menentukan pembentukan bayangan dan sifat - sifatnya yang dibentuk pada mata - Siswa mampu menentukan jangkauan penglihatan mata normal dan penderita cacat mata - Siswa mampu merumuskan kekuatan lensa kacamata yang dipakai penderita cacat mata miopi dan hipermetropi 2. Psikomotorik - Siswa mampu menyiapkan materi/bahan presentasi dan demonstrasi dengan aktif dan disiplin - Siswa mampu melakukan presentasi dan demonstrasi dengan aktif dan disiplin - Siswa mampu berkomunikasi dengan peserta diskusi - Siswa mampu mengajak siswa lain supaya berpartisipasi dalam diskusi - Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan baik 3. Afektif a. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter kedisiplinan b. Bekerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dalam LDS. Keterampilan sosial : menjadi pendengar yang baik dan antusias terhadap kegiatan pembelajaran. E. Materi Pembelajaran Mata Cacat mata Penyakit mata F. Metode pembelajaran Model Metode
: ARIAS dengan Tim Ahli. : Diskusi kelompok, Diskusi kelas, Demonstrasi, Ceramah, dan Tanya jawab.
120
G. Materi Pembelajaran b. Mata Sistem optik yang paling penting adalah mata. Mata memiliki sebuah lensa cembung yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan benda pada lapisan peka cahaya di bagian belakang bola mata yang disebut retina. Retina berisi struktur indra-cahaya yang sangat halus yang disebut batang dan kerucut yang menerima dan memancarkan informasi di sepanjang saraf optik ke otak.
selaput pelangi
retina
pupil lensa mata
saraf optik
kornea otot siliari Gambar 2.1 Diagram mata manusia Secara umum, bagian-bagian mata beserta fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Kornea. Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, dan transparan. Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi bagian mata yang sensitif di bawahnya. 2. Pupil. Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi agar cahaya dapat masuk ke dalam mata. 3. Iris. Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pupil. Warna inilah yang dilihat sebagai warna mata seseorang. 4. Aquaeus Humour. Aquaeus humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk membiaskan cahaya ke dalam mata. 5. Otot Akomodasi. Otot akomodasi adalah otot yang menempel pada lensa mata dan berfungsi untuk mengatur tebal dan tipisnya lensa mata. 6. Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa ini berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina. 7. Retina. Retina adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan. 8. Vitreous Humour. Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina. 9. Bintik Kuning. Bintik kuning adalah bagian dari retina yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan yang jelas. 10. Saraf Mata. Saraf mata befungsi untuk meneruskan rangsangan bayangan dari retina menuju ke otak. Bentuk lensa kristal dapat diubah sedikit oleh kerja otot siliari. Apabila mata difokuskan pada benda yang jauh, otot akan mengendur dan sistem lensa mata berada pada panjang fokus maksimumnya, kira-kira 2,5 cm yang merupakan jarak dari lensa ke retina. Apabila benda di dekatkan, otot sililari akan meningkatkan
121
kelengkungan lensa dan mengurangi panjang fokusnya sehingga, bayangan difokuskan ke retina. Proses ini disebut akomodasi. Bayangan yang di retina adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Rabun Jauh (Miopi) Miopi atau rabuh jauh disebut juga mata dekat karena hanya dapat melihat jelas benda-benda yang dekat. Mata ini tidak dapat berakomodasi minimum secara normal. Titik jauh matanya kurang dari jauh tak hingga (PR < ~). Sifat tersebut menyebabkan maka mata miopi yang digunakan untuk melihat benda jauh tak hingga akan membentuk bayangan di depan retina.Miopi biasanya disebabkan oleh bola mata yang terlalu lonjong atau kelengkungan lensa mata yang terlalu besar. Penderita miopi jika ingin melihat benda jauh tak hingga dapat dibantu dengan kacamata berlensa negatif (lihat gambar 2.2). setelah menggunakan kacamata berlensa cekung ini, bayangan benda akan jatuh tepat di retina.
Gambar 2.2 Lensa negatif/divergen/cekung membantu rabun jauh Rabun Dekat (Hipermetropi) Hipermetropi atau rabun dekat disebut juga mata jauh karena hanya dapat melihat jelas benda-benda yang jauh. Mata ini tidak dapat berakomodasi maksimum secara normal berarti titik dekatnya lebih besar dari 25 cm (PP > 25 cm). Karena sifat di atas maka setiap melihat benda pada titik baca normal (25 cm) bayangannya akan berada di belakang retina. Untuk mengatasinya diperlukan lensa positif (lihat Gambar 2.3). Bagaimana lensa kaca mata yang dibutuhkan? Jika ingin membaca normal maka benda harus berada pada jarak baca S = 25 cm dan bayangan lensa harus berada pada titik dekat mata S‟ = - PP.
Gambar 2.3 Lensa positif/konvergen/cembung membantu rabun dekat Hubungan posisi benda, bayangan yang terbentuk, dan panjang fokus suatu lensa tipis dapat ditulis dalam rumus matematik:
Kemampuan suatu lensa positif untuk mengumpulkan cahaya atau kemampuan lensa negatif untuk menyebarkan cahaya dinyatakan dengan istilah kekuatan lensa (P) dapat dirumuskan sebagai berikut:
dengan: P = kekuatan lensa (D = dioptri) f = panjang fokus lensa (m)
122
Presbiopi Presbiopi disebut juga mata tua, yaitu mata yang titik dekat dan titik jauhnya telah berubah. Titik dekatnya menjauh dan titik jauhnya mendekat. Berarti mata presbiopi tidak bisa melihat benda dekat maupun jauh dengan jelas. Mata yang memiliki sifat seperti ini mengalami miopi maupun hipermetropi. Cara menanganinya adalah menggunakan kaca mata rangkap. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dituliskan sifat-sifat mata presbiopi sebagai berikut: (a) PP > 25 cm, (b) PR < ~, (c) tidak bisa melihat benda jauh maupun dekat, dan (d) penyelesaiannya merupakan gabungan miopi dan hipermetropi. Astigmatisma Astigmatisma biasanya disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis dengan bagian silindrisnya bertumpuk. Gambar 2.4 menunjukkan bahwa lensa silindris memfokuskan titik menjadi garis yang paralel dengan sumbunya. Mata astigmatisma memfokuskan berkas pada bidang vertikal, katakanlah pada jarak yang lebih dekat dengan yang dilakukannya untuk berkas pada bidang horizontal. Kesimpulannya, cacat mata astigmatisma tidak dapat membedakan garis-garis tegak dengan garis-garis mendatar secara bersama-sama. Astigmatisma dapat ditolong menggunakan lensa silindris yang mengimbanginya.
Gambar 2.4 Lensa silindris untuk mata astigmatisma Katarak Katarak adalah kondisi lensa mata yang terdapat bercak putih seperti awan. Kondisi ini membuat pandangan mata terganggu. Katarak dapat mempengaruhi jarak pandang mata dan mata silau. Katarak umumnya tidak menyebabkan iritasi atau rasa nyeri. Katarak biasanya tumbuh secara perlahan dan tidak menyebabkan rasa sakit. Pada tahap awal kondisi ini hanya akan mempengaruhi sebagian kecil bagian dari lensa mata anda dan mungkin saja tidak akan mempengaruhi pandangan anda. Saat katarak tumbuh lebih besar maka noda putih akan mulai menutupi lensa mata dan mengganggu masuknya cahaya ke mata. Pada akhirnya pandangan mata anda akan kabur dan mengalami distorsi. Tanda dan gejala katarak antara lain: (1) pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau asap, (2) sulit melihat pada malam hari, (3) sensitif pada cahaya, dan (4) terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar. Pengobatan katarak biasanya dengan melakukan operasi. Glaukoma Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan
123
semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat. Bola mata akan membesar dan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata. Oleh sebab itu, saraf mata tidak mendapatkan aliran darah dan mati. H. Kegiatan Pembelajaran Alokasi No. Kegiatan Peneliti waktu 1 Pendahuluan 15 menit (Sebelum pembelajaran dimulai, siswa sudah mengetahui kelompoknya dan duduk berkelompok sesuai kelompoknya masing – masing) a. Membimbing siswa untuk menjelaskan materi pembiasan pada lensa tipis yang sudah dipelajari sebelumnya, kemudian menuliskan di papan tulis judul materi selanjutnya yang akan dipelajari. b. Menanyakan pada siswa tentang manfaat mempelajari fisika secara umum dalam kehidupan sehari - hari c. Memperlihatkan video tentang manfaat dan pentingnya mempelajari materi alat – alat optik. d. Memperlihatkan foto Snellius dan menjelaskan riwayat hidup serta sumbangannya dalam bidang fisika. e. Menanyakan pada siswa tentang manfaat mempelajari mata, sehingga siswa dilatih untuk percaya diri mengeluarkan pendapatnya. f. Memberikan apersepsi: Siswa diberi cerita yang berhubungan dengan pentingnya mempelajari mata. Guru juga mengemukakan manfaat mempelajari mata bagi kehidupan siswa, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. g. Membimbing siswa menjawab teka – teki silang tentang mata. 2 Kegiatan Inti Pertama 100 menit (Eksplorasi dan siswa melaksanakan diskusi Tim Ahli) 1. Memberikan tujuh jenis LDS tentang materi mata, cacat mata, dan penyakit mata ke setiap siswa di masing masing kelompok utama. 2. Menyuruh siswa yang mendapatkan materi sama dari setiap kelompok berkumpul menjadi satu dengan membentuk kelompok baru yang dinamakan tim ahli 3. Menyuruh semua siswa mengerjakan LDS dengan cara berdiskusi dengan sesama anggota tim ahli. 4. Berkeliling untuk sekedar menerima pertanyaan siswa atau mengamati jalannya diskusi. Kegiatan Inti Kedua Langkah pertama 1. Setelah waktu diskusi sudah selesai, kemudian menyuruh semua siswa berkumpul lagi sesuai kelompok utama masing –masing. 2. Menyuruh masing – masing siswa yang mendapat sub
124
3.
4. 5.
6.
materi mata menjelaskan materi tersebut secara singkat di depan teman - teman kelompok utama. Membimbing semua anggota tim ahli materi mata presentasi di depan kelas untuk menjelaskan materi tersebut ke semua siswa. Siswa melakukan tanya jawab singkat. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipresentasikan menggunakan media gambar, animasi, video, dan powerpoint. Memberikan latihan soal tentang materi yang dipresentasikan.
Langkah kedua 1. Membimbing siswa yang mendapat sub materi miopi menjelaskan materi tersebut secara singkat di depan teman - teman kelompok utama. 2. Membimbing semua anggota tim ahli materi miopi presentasi di depan kelas untuk menjelaskan materi tersebut ke semua siswa. 3. Siswa melakukan tanya jawab singkat. 4. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipresentasikan menggunakan media gambar, animasi, video, dan powerpoint. 5. Memberikan latihan soal tentang materi miopi (Keterangan: Penjelasan materi selanjutnya mempunyai langkah yang sama seperti langkah pertama dan kedua, hanya materinya saja yang berbeda)
3
Elaborasi Setelah semua tim ahli sudah presentasi, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil presentasi dan memberikan tambahan jika terdapat materi yang masih kurang jelas atau belum tersampaikan. Proses ini menggunakan media gambar, dan animasi flash. Kegiatan Penutup 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 2. Memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik 3. Memberikan tugas rumah berupa latihan soal 4. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan usulan agar pembelajaran berikutnya lebih baik. 5. Guru memberikan tes evaluasi dan angket untuk diisi siswa
20 menit
125
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS II Sekolah
: SMA N 2 Kebumen
Kelas/Semester
: X MIA 2/II
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi waktu
: 3 X 45’ ( 1x pertemuan )
A. Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. B. Kompetensi Dasar 3. 1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. C. Indikator 1. Kognitif - Mendeskripsikan pengertian lup sebagai alat optik - Menentukan sifat bayangan yang dibentuk oleh lup - Menghitung perbesaran bayangan pada lup ketika pengamatan berakomodasi maksimum - Menghitung perbesaran bayangan pada lup ketika pengamatan tanpa berakomodasi - Mendeskripsikan bagian – bagian kamera dan fungsinya serta sifat bayangan yang dibentuk - Mengaplikasikan persamaan umum lensa tipis pada kamera - Membandingkan persamaan dan perbedaan kamera dengan mata 2. Psikomotor - Menyiapkan materi/bahan presentasi dan demonstrasi. - Melakukan presentasi dan demonstrasi. - Berkomunikasi dengan peserta diskusi - Mengajak siswa lain supaya berpartisipasi dalam diskusi - Bekerjasama dalam kelompok 3. Afektif a. Karakter: keaktifan dan kedisiplinan b. Keterampilan sosial: menjadi pendengar yang baik dan antusias terhadap kegiatan pembelajaran
127
D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif - Dengan kalimat sendiri siswa mampu mendeskripsikan pengertian lup sebagai alat optik - Siswa dapat menentukan sifat bayangan yang dibentuk oleh lup - Siswa dapat menghitung perbesaran bayangan pada lup ketika pengamatan berakomodasi maksimum - Siswa mampu menghitung perbesaran bayangan pada lup ketika pengamatan tanpa berakomodasi - Dengan kalimat sendiri siswa dapat mendeskripsikan bagian – bagian kamera dan fungsinya serta sifat bayangan yang dibentuk - Siswa mampu mengaplikasikan persamaan umum lensa tipis pada kamera - Dengan kalimat sendiri, siswa dapat membandingkan persamaan dan perbedaan kamera dengan mata 2. Psikomotorik - Siswa mampu menyiapkan materi/bahan presentasi dan demonstrasi dengan aktif dan disiplin - Siswa mampu melakukan presentasi dan demonstrasi dengan aktif dan disiplin - Siswa mampu berkomunikasi dengan peserta diskusi - Siswa mampu mengajak siswa lain supaya berpartisipasi dalam diskusi - Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan baik 3. Afektif a. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter kedisiplinan b. Bekerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dalam LDS. Keterampilan sosial : menjadi pendengar yang baik dan antusias terhadap kegiatan pembelajaran. E. Materi Pembelajaran Lup Kamera F. Metode pembelajaran Model Metode
: ARIAS dengan Tim Ahli. : Diskusi kelompok, Diskusi kelas, Demonstrasi, Ceramah, dan Tanya jawab.
128
G. Materi Pembelajaran a. Kamera Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan fotografi pada film negatif. Kamera digunakan untuk mengabadikan kejadian-kejadian penting. Kamera terdiri atas beberapa bagian, antara lain, sebagai berikut: pencari gambar lensa
diafragma shutter film Gambar 2.5 Skema kamera secara umum 1. Lensa cembung, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga terbentuk bayangan yang nyata, terbalik, dan diperkecil, 5. Diafragma, adalah lubang kecil yang dapat diatur lebarnya dan berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk melalui lensa, 6. Apertur, berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya diafragma, 7. Pelat film, berfungsi sebagai tempat bayangan dan menghasilkan gambar negatif, yaitu gambar yang berwarna tidak sama dengan aslinya, tembus cahaya. Pelat film menggunakan pelat seluloid yang dilapisi dengan gelatin dan perak bromida untuk menghasilkan negatifnya. Setelah dicuci, negatif tersebut dipakai untuk menghasilkan gambar positif (gambar asli) pada kertas foto. Kertas foto merupakan kertas yang ditutup dengan lapisan tipis kolodium yang dicampuri dengan perak klorida. Gambar yang ditimbulkan pada bidang transparan disebut gambar diapositif. Perbedaan mata dengan kamera ditampilkan pada tabel berikut: No 1. 2. 3. 4.
Tabel 2.1 Perbedaan kamera dan mata Pembeda Kamera Mata tempat bayangan film retina pengatur cahaya diafragma iris jarak bayangan berubah, sesuai tetap dengan jarak benda jarak fokus tetap berubah, sesuai dengan jarak benda
Sedangkan persamaannya adalah: Kamera dan mata sama – sama memiliki jenis lensa cembung, Kamera dan mata sama – sama mempunyai sifat bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil. b. Lup Lup atau yang diberi nama kaca pembesar merupakan alat optik yang berupa lensa cembung. Alat optik ini digunakan untuk memperbesar benda-benda kecil,
129
biasanya tulisan kecil atau komponen-komponen kecil. Jika ingin memanfaatkan lensa cembung sebagai lup, maka benda harus diletakkan di ruang I lensa, sehingga sifat bayangannya adalah maya, tegak, dan diperbesar. Penggunaan lup dapat menentukan perbesaran bayangannya. Perbesarannya sering digunakan perbesaran sudut (anguler). Persamaannya memenuhi:
dengan: M = perbesaran anguler β = sudut penglihatan setelah ada lup α = sudut penglihatan awal Pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum h’ h
α
β
Sn S’ = -Sn Gambar 2.6 Pengamatan tanpa lup dan menggunakan lup Pengamatan akomodasi maksimum dengan lup berarti bayangan oleh lensa lup harus berada pada titik dekat mata. Titik dekat normal di sini selalu Sn. Berarti berlaku: S’ = - Sn Benda harus diletakkan dari lup sejauh S. Berdasarkan persamaan pada lensa cembung, nilai S dapat dicari yang menghasilkan rumusan:
Sudah diketahui bahwa perbesaran sudut (anguler) lup adalah:
Berdasarkan gambar 2.6, persamaan tersebut menjadi:
Substitusikan nilai S’ dan S sehingga dapat diperoleh perbesaran anguler lup ketika mata berakomodasi maksimum seperti di bawah ini:
130
Tanda negatif berarti bayangannya bersifat maya. Sedangkan persamaan tersebut dapat dituliskan:
Dengan M = perbesaran anguler Sn = jarak baca normal f = jarak fokus lup Pengamatan dengan mata tak berakomodasi
Gambar 2.7 pengamatan menggunakan lup dengan mata tak berakomodasi Pengamatan dengan mata tak berakomodasi berarti bayangan oleh lup harus di jauh tak hingga. Bayangan ini terjadi jika benda ditempatkan pada fokus lensa (S = f ). Perhatikan pembentukan bayangan tersebut pada Gambar 2.7. Dari gambar terlihat nilai tg β memenuhi:
Menggunakan nilai tg β, maka dapat diperoleh perbesaran anguler lup untuk pengamatan dengan mata tak berakomodasi sebagai berikut:
H. Kegiatan Pembelajaran No.
Kegiatan Peneliti
Alokasi waktu
131
1
2
Pendahuluan (Sebelum pembelajaran dimulai, siswa sudah mengetahui kelompoknya dan duduk berkelompok sesuai kelompoknya masing – masing) a. Membimbing siswa untuk menjelaskan materi mata dan cacat mata yang sudah dipelajari sebelumnya, kemudian menuliskan di papan tulis judul materi selanjutnya yang akan dipelajari.
15 menit
b. Menanyakan pada siswa tentang manfaat mempelajari fisika secara umum dalam kehidupan sehari - hari c. Memperlihatkan video tentang manfaat dan pentingnya mempelajari materi alat – alat optik. d. Memperlihatkan foto Michelson dan menjelaskan riwayat hidup serta sumbangannya dalam bidang fisika. e. Menanyakan pada siswa tentang manfaat mempelajari lup dan kamera, sehingga siswa dilatih untuk percaya diri mengeluarkan pendapatnya. f. Memberikan apersepsi: Siswa diberi cerita yang berhubungan dengan pentingnya mempelajari lup dan kamera. Guru juga mengemukakan manfaat mempelajari lup dan kamera bagi kehidupan siswa, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. g. Membimbing siswa menjawab teka – teki silang tentang lup dan kamera. Kegiatan Inti Pertama 100 menit (Eksplorasi dan siswa melaksanakan diskusi Tim Ahli) 1. Memberikan tujuh jenis LDS tentang materi lup dan kamera ke setiap siswa di masing - masing kelompok utama. 2. Menyuruh siswa yang mendapatkan materi sama dari setiap kelompok berkumpul menjadi satu dengan membentuk kelompok baru yang dinamakan tim ahli 3. Menyuruh semua siswa mengerjakan LDS dengan cara berdiskusi dengan sesama anggota tim ahli. 4. Berkeliling untuk sekedar menerima pertanyaan siswa atau mengamati jalannya diskusi. Kegiatan Inti Kedua Langkah pertama 1. Setelah waktu diskusi sudah selesai, kemudian menyuruh semua siswa berkumpul lagi sesuai kelompok utama masing –masing. 2. Menyuruh masing – masing siswa yang mendapat sub materi 1 (pengertian, fungsi, dan jenis – jenis kamera) menjelaskan materi tersebut secara singkat di depan teman - teman kelompok utama. 3. Membimbing semua anggota tim ahli materi 1 presentasi di depan kelas untuk menjelaskan materi tersebut ke
132
semua siswa. 4. Siswa melakukan tanya jawab singkat. 5. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipresentasikan menggunakan media gambar, animasi, video, dan powerpoint. 6. Memberikan latihan soal tentang materi yang dipresentasikan . Langkah kedua 1. Membimbing siswa yang mendapat sub materi 2 (bagian – bagian kamera beserta fungsinya) menjelaskan materi tersebut secara singkat di depan teman - teman kelompok utama. 2. Membimbing semua anggota tim ahli materi 2 presentasi di depan kelas untuk menjelaskan materi tersebut ke semua siswa. 3. Siswa melakukan tanya jawab singkat. 4. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipresentasikan menggunakan media gambar, animasi, video, dan powerpoint. 5. Memberikan latihan soal tentang materi yang dipresentasikan (Keterangan: Penjelasan materi selanjutnya mempunyai langkah yang sama seperti langkah pertama dan kedua, hanya materinya saja yang berbeda).
3
Elaborasi Setelah semua tim ahli sudah presentasi, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil presentasi dan memberikan tambahan jika terdapat materi yang masih kurang jelas atau belum tersampaikan. Proses ini menggunakan media gambar, animasi flash, dan alat optik sesungguhnya Kegiatan Penutup 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 2. Memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik 3. Memberikan tugas rumah berupa latihan soal 4. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan usulan agar pembelajaran berikutnya lebih baik. 5. Guru memberikan tes evaluasi dan angket untuk diisi siswa
20 menit
133
I. Alat dan Media Pembelajaran Alat : Laptop, LCD, angket minat diskusi, lembar penilaian afektif, lembar penilaian psikomotor, dan lembar tes evaluasi Media
: Power point, Video, Gambar, Animasi, Bahan Ajar, LDS, dan Lingkungan.
J. Sumber Belajar 1. Buku Fisika SMA kelas X karya S. Nurachmandani, J. Sumarsono, S. Handayani & A. Damari, dan Supiyanto.
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS III
Sekolah
: SMA N 2 Kebumen
Kelas/Semester
: X MIA 2/II
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi waktu
: 3 X 45’ ( 1x pertemuan )
A. Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik. B. Kompetensi Dasar 3. 1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. C. Indikator 1. Kognitif
- Mendeskripsikan pengertian mikroskop dan teleskop sebagai alat optik serta jenis – jenisnya. - Mendeskripsikan bagian – bagian mikroskop dan teleskop beserta fungsinya - Mendeskripsikan sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop dan teleskop - Menghitung panjang dan perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum dan tidak berakomodasi - Menghitung panjang dan perbesaran pada teleskop 2. Psikomotor
-
Menyiapkan materi/bahan presentasi dan demonstrasi. Melakukan presentasi dan demonstrasi. Berkomunikasi dengan peserta diskusi Mengajak siswa lain supaya berpartisipasi dalam diskusi Bekerjasama dalam kelompok
135
3. Afektif a. Karakter: keaktifan dan kedisiplinan b. Keterampilan sosial: menjadi pendengar yang baik dan antusias terhadap kegiatan pembelajaran
D. Tujuan Pembelajaran 2. Kognitif - Dengan kalimat sendiri siswa dapat mendeskripsikan pengertian mikroskop dan teleskop sebagai alat optik serta jenis – jenisnya. - Dengan kalimat sendiri siswa mampu mendeskripsikan bagian – bagian mikroskop dan teleskop beserta fungsinya - Dengan kalimat sendiri siswa dapat mendeskripsikan sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop dan teleskop - Siswa mampu menghitung panjang dan perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum dan tidak berakomodasi - Siswa dapat menghitung panjang dan perbesaran pada teleskop 3. Psikomotorik - Siswa mampu menyiapkan materi/bahan presentasi dan demonstrasi dengan aktif dan disiplin - Siswa mampu melakukan presentasi dan demonstrasi dengan aktif dan disiplin - Siswa mampu berkomunikasi dengan peserta diskusi - Siswa mampu mengajak siswa lain supaya berpartisipasi dalam diskusi - Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan baik 4. Afektif a. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter kedisiplinan b. Bekerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dalam LDS. Keterampilan sosial : menjadi pendengar yang baik dan antusias terhadap kegiatan pembelajaran. E. Materi Pembelajaran Mikroskop Teleskop F. Metode pembelajaran Model : ARIAS dengan Tim Ahli.
136
Metode
: Diskusi kelompok, Diskusi kelas, Demonstrasi, Ceramah, dan Tanya jawab. G. Materi Pembelajaran a. Mikroskop Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar tampak jelas dan besar. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung. Lensa yang dekat dengan benda yang diamati (objek) disebut lensa objektif dan lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa okuler. Mikroskop yang memiliki dua lensa disebut mikroskop cahaya lensa ganda. Karena mikroskop terdiri atas dua lensa positif, maka lensa objektifnya dibuat lebih kuat daripada lensa okuler (fokus lensa objektif lebih pendek daripada fokus lensa okuler). Hal ini dimaksudkan agar benda yang diamati kelihatan sangat besar dan mikroskop dapat dibuat lebih praktis (lebih pendek). Benda yang akan amati diletakkan pada sebuah kaca preparat di depan lensa objektif dan berada di ruang II lensa objektif (fobj < s < 2 fobj). Hal ini menyebabkan bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler.
(a) (b) Gambar 2.8 (a) Mikroskop dan (b) diagram berkas cahaya pada mikroskop Sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada mikroskop sebagai berikut. 1. Bayangan yang dibentuk lensa objektif adalah nyata, terbalik, dan diperbesar, 2. Bayangan yang dibentuk lensa okuler adalah maya, tegak, dan diperbesar, 3. Bayangan yang dibentuk mikroskop adalah maya, terbalik, dan diperbesar terhadap bendanya. Penggunaan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum Pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum menyebabkan bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus terletak di ruang I lensa okuler. Hal ini bertujuan agar bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler tepat pada titik dekat mata pengamat. Secara matematis perbesaran bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dapat ditulis sebagai berikut:
Perbesaran lup untuk mata berakomodasi maksimum dirumuskan:
137
Lensa okuler pada mikroskop berfungsi sebagai lup, sehingga perbesarannya mengikuti rumus perbesaran lup. Perbesaran total mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum dirumuskan:
sedangkan panjang mikroskop adalah:
Penggunaan mikroskop dengan mata tak berakomodasi Mata pengamat dalam menggunakan mikroskop menginginkan tidak berakomodasi, maka lensa okuler harus diatur/digeser supaya bayangan yang diambil oleh lensa objektif tepat jatuh pada fokus lensa okuler atau bayangan lensa okuler di jauh tak hingga (Sok’ = ~). Berarti jarak benda memenuhi Sok = fok. Perbesaran bayangan pada mata tak berakomodasi dapat ditulis sebagai berikut: Perbesaran lup untuk mata tak berakomodasi dirumuskan:
Lensa okuler pada mikroskop berfungsi sebagai lup, sehingga perbesarannya mengikuti rumus perbesaran lup. Perbesaran total mikroskop untuk mata tak berakomodasi dirumuskan:
sedangkan panjang mikroskop adalah: atau b. Teleskop/Teropong Teropong disebut juga dengan nama teleskop. Teropong merupakan alat optik yang dapat digunakan untuk membantu melihat benda-benda jauh. Teropong tersusun oleh dua lensa utama seperti mikroskop. Lensa yang dekat objek juga diberi nama lensa objektif dan yang dekat mata lensa okuler. Lensa okuler pun punya sifat yang sama yaitu berfungsi sebagai lup. Teropong bintang Dasar dari semua jenis teropong adalah teropong bintang yaitu teropong yang digunakan untuk melihat benda-benda di langit. Setiap teropong diharapkan dapat digunakan untuk melihat bayangan dengan cara berakomodasi minimum, sehingga pembentukan bayangan oleh teropong bintang dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini: objektif
okuler
138
Gambar 2.9 Pembentukan bayangan oleh teropong bintang Berdasarkan gambar tersebut, sinar dari benda (bintang) di jauh tak hingga akan dibiaskan menuju fokus lensa objektif. Kemudian oleh lensa okuler akan dibentuk bayangan di jauh tak hingga lagi (akomodasi minimum) yang memiliki sifat : maya, terbalik, diperbesar. Gambar 2.9 juga memperlihatkan bahwa panjang teropong atau jarak antara dua lensanya memenuhi:
sedangkan perbesaran teropong ketika mata berakomodasi minimum adalah:
Teropong Bumi Teropong bumi adalah teropong yang digunakan untuk melihat benda-benda jauh di bumi. Supaya bayangan tegak maka teropong bumi dapat dirancang dari teropong bintang dengan menambahkan lensa pembalik. Perbesaran yang terjadi sama dengan persamaan pada teropong bintang, tetapi panjang teropongnya memenuhi persamaan berikut:
Gambar 2.10 Pembentukan bayangan oleh teropong bumi Teropong Panggung Teropong panggung memiliki fungsi yang sama dengan teropong bumi. Tetapi untuk membalik bayangannya (supaya tegak) digunakan lensa negatif (cekung) pada lensa okuler.
139
Gambar 2.11 Pembentukan bayangan oleh teropong panggung Spyglass & Teropong Prisma Jenis teropong spyglass ini menggunakan lensa ketiga (“lensa medan”) yang berfungsi untuk membuat bayangan tegak seperti digambarkan pada Gambar 2.12. Spyglass harus cukup panjang, sehingga sangat kurang praktis. Rancangan yang paling praktis sekarang ini adalah teropong prisma yang diperlihatkan pada Gambar 2.13. Objektif dan okuler merupakan lensa konvergen. Prisma memantulkan berkas dengan pantulan internal sempurna dan memendekkan ukuran fisik alat tersebut, dan juga berfungsi untuk menghasilkan bayangan tegak. Satu prisma membalikkan kembali bayangan pada bidang vertikal, yang lainnya pada bidang horizontal.
Gambar 2.12 Skema pembentukan cahaya oleh teropong spyglass
Gambar 2.13 Pantulan cahaya internal sempurna oleh teropong prisma Teropong Pantul Teropong jenis ini disebut teropong pantul karena jalannya sinar di dalam teropong dengan cara memantul. Pembentukan bayangan pada teropong pantul terlihat seperti pada Gambar 2.14. Pada teropong pantul, cahaya yang datang dikumpulkan oleh sebuah cermin melengkung yang besar. Cahaya tersebut kemudian dipantulkan ke mata pengamat oleh satu atau lebih cermin yang lebih kecil. cahaya datang cermin datar cermin objektif cekung
cermin pengamat datar sekunder pengamat Gambar 2.14 Pembentukan bayangan pada teropong pantul
140
H. Kegiatan Pembelajaran No.
Kegiatan Peneliti
1
Pendahuluan (Sebelum pembelajaran dimulai, siswa sudah mengetahui kelompoknya dan duduk berkelompok sesuai kelompoknya masing – masing) a. Membimbing siswa untuk menjelaskan materi lup dan kamera yang sudah dipelajari sebelumnya, kemudian menuliskan di papan tulis judul materi selanjutnya yang akan dipelajari.
2
Alokasi waktu 15 menit
b. Menanyakan pada siswa tentang manfaat mempelajari fisika secara umum dalam kehidupan sehari - hari c. Memperlihatkan video tentang manfaat dan pentingnya mempelajari materi alat – alat optik. d. Memperlihatkan foto Galileo dan menjelaskan riwayat hidup serta sumbangannya dalam bidang fisika. e. Menanyakan pada siswa tentang manfaat mempelajari mikroskop dan teleskop, sehingga siswa dilatih untuk percaya diri mengeluarkan pendapatnya. f. Memberikan apersepsi: Siswa diberi cerita yang berhubungan dengan pentingnya mempelajari mikroskop dan teleskop. Guru juga mengemukakan manfaat mempelajari mikroskop dan teleskop bagi kehidupan siswa, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. g. Membimbing siswa menjawab teka – teki silang tentang mikroskop dan teleskop. Kegiatan Inti Pertama 100 menit (Eksplorasi dan siswa melaksanakan diskusi Tim Ahli) 1. Memberikan tujuh jenis LDS tentang materi mikroskop dan teleskop ke setiap siswa di masing - masing kelompok utama. 2. Menyuruh siswa yang mendapatkan materi sama dari setiap kelompok berkumpul menjadi satu dengan membentuk kelompok baru yang dinamakan tim ahli 3. Menyuruh semua siswa mengerjakan LDS dengan cara berdiskusi dengan sesama anggota tim ahli. 4. Berkeliling untuk sekedar menerima pertanyaan siswa atau mengamati jalannya diskusi. Kegiatan Inti Kedua Langkah pertama 1. Setelah waktu diskusi sudah selesai, kemudian menyuruh semua siswa berkumpul lagi sesuai kelompok utama masing –masing. 2. Menyuruh masing – masing siswa yang mendapat sub materi 1 (pengertian, fungsi, dan jenis dari mikroskop
141
3.
4. 5.
6.
3
dan teleskop, beserta proses pembentukan bayangannya) menjelaskan materi tersebut secara singkat di depan teman - teman kelompok utama. Membimbing semua anggota tim ahli materi 1 presentasi di depan kelas untuk menjelaskan materi tersebut ke semua siswa. Siswa melakukan tanya jawab singkat. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipresentasikan menggunakan media gambar, animasi, video, dan powerpoint. Memberikan latihan soal tentang materi yang dipresentasikan
Langkah kedua 1. Membimbing siswa yang mendapat sub materi 2 (menemukan rumus perbesaran pada mikroskop) menjelaskan materi tersebut secara singkat di depan teman - teman kelompok utama. 2. Membimbing semua anggota tim ahli materi 2 presentasi di depan kelas untuk menjelaskan materi tersebut ke semua siswa. 3. Siswa melakukan tanya jawab singkat. 4. Membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipresentasikan menggunakan media gambar, animasi, video, dan powerpoint. 6. Memberikan latihan soal tentang materi yang dipresentasikan (Keterangan: Penjelasan materi selanjutnya mempunyai langkah yang sama seperti langkah pertama dan kedua, hanya materinya saja yang berbeda). Elaborasi Setelah semua tim ahli sudah presentasi, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil presentasi dan memberikan tambahan jika terdapat materi yang masih kurang jelas atau belum tersampaikan. Proses ini menggunakan media gambar, animasi flash, dan alat optik sesungguhnya Kegiatan Penutup 1. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 2. Memberikan penghargaan kepada siswa dan kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik 3. Memberikan tugas rumah berupa latihan soal 4. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan usulan agar pembelajaran berikutnya lebih baik. 5. Guru memberikan tes evaluasi dan angket untuk diisi siswa
20 menit
142
I. Alat dan Media Pembelajaran Alat : Laptop, LCD, angket minat diskusi, lembar penilaian afektif, lembar penilaian psikomotor, dan lembar tes evaluasi. Media : Power point, Video, Gambar, Animasi, Bahan Ajar, LDS, dan Lingkungan. J. Sumber Belajar 1. Buku Fisika SMA kelas X karya S. Nurachmandani, J. Sumarsono, S. Handayani & A. Damari, dan Supiyanto.
143
143
LAMPIRAN 7
KISI-KISI SOAL UJI COBA SIKLUS I Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
No
: Fisika :X : Alat – Alat Optik : Mata, Cacat Mata, dan Penyakit Mata
Indikator
C1
C2
Tipe Soal C3 C4
1
Mendeskripsikan bagian – bagian mata
2
1
9
2
Mendeskripsikan berbagai cacat mata dan penyakit mata
18,23
3,4,5
6
3
Menjelaskan pengertian daya akomodasi
7
8
4
Menentukan sifat bayangan yang dibentuk pada mata
10
5
6
Menentukan jangkauan penglihatan mata normal dan penderita cacat mata
C6
11,12
13,14
Merumuskan kekuatan lensa kacamata yang dipakai penderita cacat mata miopi dan hipermetropi
Jumlah
C5
15,16,2 17,20,2 4,25 1
5
5
2
8
3
19,22
2
144
LAMPIRAN 8
SOAL UJI COBA SIKLUS I Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
: Fisika :X : Alat – Alat Optik : Mata, Cacat Mata, dan Penyakit Mata
Pilihlah jawaban yang benar dan tepat dengan memberi tanda silang (x) untuk jawaban a, b, c, d, atau e pada lembar jawab yang sudah tersedia! 1. Perhatikan skema mata dibawah ini! 3 1
2
4
Bagian mata nomor 2 berfungsi untuk... a. memberi warna pada mata b. mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata c. membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan di retina d. sebagai tempat terbentuknya bayangan pada mata e. mengatur tebal dan tipisnya lensa mata 2. Bagian mata yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam mata adalah.... a. pupil d. retina b. kornea e. lensa mata c. iris 3. Perhatikan gambar dibawah ini!
145
Seseorang yang mempunyai cacat mata seperti yang digambarkan pada skema diatas, bisa melihat benda dengan jelas jika dibantu dengan kacamata yang berlensa... a. negatif d. bifokal b. silindris e. positif c. positif dan negatif 4. Pernyataan berikut ini salah, kecuali... a. rabuh jauh sebaiknya memakai kacamata silindris b. rabun dekat dapat ditolong menggunakan kacamata negatif c. rabun jauh dapat ditolong menggunakan kacamata positif d. rabun dekat dapat ditolong menggunakan kacamata positif e. rabun jauh dapat ditolong menggunakan kacamata bifokal 5. Pernyataan berikut ini yang benar mengenai cacat mata adalah… a. pada mata miopi, bayangan jatuh di belakang retina b. pada mata hipermetropi, dapat melihat jelas benda jauh c. mata hipermetropi dapat melihat dengan jelas bila memakai kacamata negatif d. mata hipermetropi dapat membaca jelas pada jarak baca normal e. mata miopi dinormalkan dengan memakai kacamata positif 6. Penderita astigmatisma perlu memakai kacamata berlensa silinder dikarenakan... a. sudah lanjut usia b. tidak dapat membedakan garis tegak dan garis mendatar secara bersamaan c. bayangan jatuh sangat jauh di belakang retina d. tidak mampu melihat benda dekat dan benda jauh e. tidak mampu membedakan warna 7. Kemampuan mata untuk mengubah ketebalan lensa mata disebut... a. titik dekat mata d. akomodasi maksimum b. titik jauh mata e. daya akomodasi c. otot akomodasi 8. Perhatikan kedua gambar di bawah ini!
Gambar 1
Gambar 2
146
Berdasarkan kedua gambar diatas, pernyataan berikut ini benar, kecuali... a. gambar 1 skema mata melihat benda jauh, gambar 2 skema mata melihat benda dekat b. gambar 1 skema mata melihat benda dekat, gambar 2 skema mata melihat benda jauh c. gambar 1 skema mata sedang berakomodasi maksimum, gambar 2 skema mata sedang berakomodasi minimum d. gambar bagian mata yang diarsir adalah lensa mata e. kedua skema mata tersebut adalah mata dalam keadaan normal 9. Pernyataan berikut ini salah, kecuali... a. pupil disebut juga dengan celah lingkaran yang berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina b. cairan aqueous berfungsi untuk membiaskan cahaya ke dalam mata c. iris berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam mata d. kornea mampu memberi warna pada mata e. bagian terluar dari mata manusia adalah kelopak mata 10. Perhatikan gambar berikut ini!
Sifat bayangan yang dibentuk oleh mata tersebut adalah... a. nyata, terbalik, dan tepat di retina b. nyata, tegak, dan tepat di retina c. maya, tegak, dan tepat di retina d. maya, terbalik, dan tepat di retina e. nyata, diperbesar, dan tepat di retina 11. Mata rabun dekat memiliki ciri-ciri: (1) Bayangan benda pada titik dekat normal berada di depan retina. (2) Titik dekatnya lebih dari 25 cm (3) Dapat ditolong dengan lensa bikonkav (4) Lensa mata tidak dapat berakomodasi sekuat-kuatnya pada titik dekat 25 cm. Pernyataan yang benar adalah .... a. (1), (2) dan (3) d. (4) saja b. (1) dan (3) e. semua c. (2) dan (4)
147
12. Berikut ini adalah sifat – sifat mata seseorang yang menderita presbiopi, kecuali... a. punctum proximum lebih besar dari 25 cm b. punctum remotum lebih kecil dari jarak tak hingga ( ~ ) c. bayangan pada mata jatuh didepan dan dibelakang retina secara bersamaan d. tidak mampu melihat benda jauh maupun benda dekat e. dapat dibantu dengan kacamata berlensa bifokal Perhatikan gambar berikut untuk mengerjakan soal nomor 13 dan 14!
Gambar 1
Gambar 2 13. Berdasarkan gambar 1, pernyataan berikut ini yang benar adalah... a. PP < ± 25 cm d. disebut cacat mata miopi b. PP > ± 25 cm e. dapat ditolong dengan lensa c. PR < ~ cekung 14. Berdasarkan gambar 2, pernyataan berikut ini benar, kecuali... a. PR < ~ b. disebut cacat mata hipermetropi c. disebut cacat mata miopi d. dapat dibantu dengan lensa cekung e. tidak dapat berakomodasi minimum secara normal 15. Seseorang yang mempunyai titik dekat 120 cm ingin melihat sebuah benda yang terletak 30 cm di depan mata. Kekuatan lensa kacamata yang harus digunakan adalah … . a. -2,5 D d. 2,5 D b. -4,16 D e. 4,16 D c. -5 D
148
16. Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat dilihat seorang kakek rabun dekat adalah 40 cm. Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan adalah... a. dioptri
d. dioptri
b. dioptri
e. dioptri
c. dioptri
17. Badrun memiliki titik dekat 2,5 m. Kuat kaca mata yang sebaiknya dipakai Badrun agar dapat melihat pada jarak normal adalah... a. + 3,59 dioptri d. + 2,44 dioptri b. + 3,88 dioptri e. + 4,80 dioptri c. + 2,99 dioptri 18.
Mata yang tidak dapat melihat benda – benda jauh disebut... a. miopi d. stigmatisma b. presbiopi e. mata juling c. hipermetropi
19. Penderita miopi menggunakan kacamata -2 D agar penglihatannya menjadi normal. Apabila orang tersebut tanpa kacamata, titik jauhnya sebesar .... a. 50 cm d. 125 cm b. 75 cm e. 150 cm c. 100 cm 20. Pak Natasik membaca koran pada jarak tidak kurang dari 50 cm agar terlihat jelas. Jika jarak baca normal 25 cm, kuat lensa kaca mata yang harus ia gunakan agar dapat melihat seperti mata normal adalah... a. 1 dioptri d. 2 dioptri b. 3 dioptri e. 7 dioptri c. 5 dioptri 21. Seorang penderita miopi tidak dapat melihat secara jelas benda yang letaknya lebih dari 50 cm di depan mata. Kacamata untuk melihat benda yang jauh harus memiliki kekuatan sebesar... a. +2 dioptri d. -2 dioptri b. +5 dioptri e. -4 dioptri c. +4 dioptri 22. Seseorang ingin melihat suatu benda yang berada di depan mata pada jarak 25 cm. Jika jarak kornea mata ke retina adalah 2,5 cm, panjang fokus sistem lensa-kornea agar benda terlihat paling jelas oleh mata orang tersebut adalah...
149
a. 3,40 cm b. 2,20 cm c. 1,50 cm d. 2,24 cm e. 3,00 cm
149
23. Penyakit mata katarak biasanya dapat dibantu atau disembuhkan melalui... a. menggunakan kacamata b. operasi c. obat tetes mata d. menggunakan kontak lensa e. sinar laser 24. Reni yang menderita rabun dekat, mempunyai titik dekat 50 cm. Jika ingin membaca dengan jarak normal, maka kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai reni adalah... a. 3 dioptri b. 5 dioptri c. 2 dioptri d. 6 dioptri e. 4 dioptri 25. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 100 cm. Berapakah kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai orang tersebut agar dapat melihat benda jauh dengan normal? a. -2 D b. -3 D c. -6 D d. -1 D e. -5 D
LAMPIRAN 9 150
1. Membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan di retina. Jawaban: C 2. Pupil Jawaban: A 3. Kacamata berlensa positif Jawaban: E 4. Rabun dekat dapat ditolong menggunakan kacamat berlensa positif. Jawaban: D 5. Mata hipermetropi dapat melihat jelas benda yang jauh. Jawaban: B 6. Penderita astigmatisma tidak dapat membedakan garis tegak dan garis mendatar secara bersamaan. Jawaban: B 7. Kemampuan mata untuk mengubah ketebalan lensa disebut daya akomodasi. Jawaban: E 8. Gambar 1 skema mata melihat benda jauh dan gambar dua skema mata melihat benda dekat. Jawaban: A 9. Cairan aqueous berfungsi untuk membiaskan cahaya ke dalam mata. Jawaban: B 10. Nyata, terbalik, dan tepat di retina Jawaban: A 11. Pernyataan yang benar nomor (2) dan (4). Jawaban: C 12. Mata penderita presbiopi, bayangan pada mata tidak jatuh di depan dan di belakang retina secara bersamaan. Jawaban: C 13. Gambar 1 merupakan skema mata penderita hipermetropi, PP > ±25 cm Jawaban: B 14. Gambar 2 merupakan skema mata penderita miopi.
Jawaban: B 15. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 2,5 D. Jawaban: D 16. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 1,5 D. Jawaban: A 17. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: +3,59 dioptri.. Jawaban: A 18. Mata yang tidak dapat melihat benda – benda jauh disebut miopi. Jawaban: A 19. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 50 cm. Jawaban: A 20. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 2 dioptri.. Jawaban: D 21. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: -2 dioptri.. Jawaban: D 22. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 2,24 cm. Jawaban: D 23. Penyakit mata katarak biasanya dapat dibantu atau disembuhkan melalui operasi. Jawaban: B 24. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 2 dioptri. Jawaban: C 25. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: -1 D. Jawaban: D
151
LAMPIRAN 10
KISI-KISI SOAL UJI COBA SIKLUS II Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan No
: Fisika :X : Alat – Alat Optik : Lup dan Kamera
Indikator
Mendeskripsikan pengertian lup sebagai alat optik 2 Menentukan sifat bayangan yang dibentuk oleh lup 3 Menghitung perbesaran bayangan pada lup ketika pengamatan berakomodasi maksimum 4 Menghitung perbesaran bayangan pada lup ketika pengamatan tanpa berakomodasi 5 Mendeskripsikan bagian – bagian kamera dan fungsinya serta sifat bayangan yang dibentuk 6 Mengaplikasikan persamaan umum lensa tipis pada kamera 7 Membandingkan persamaan dan perbedaan kamera dengan mata Jumlah
C1
C2
Tipe Soal C3 C4
C5
C6
1
2
15
1
5,21
11
3,20
16,19,2 3
6,17, 18
7,12, 24,25
13
8
10 2
4
17
22
9
4 7
9
14 2
1
152
LAMPIRAN 11
SOAL UJI COBA SIKLUS II Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
: Fisika :X : Alat – Alat Optik : Lup dan Kamera
Pilihlah jawaban yang benar dan tepat dengan memberi tanda silang (x) untuk jawaban a, b, c, d, atau e pada lembar jawab yang sudah tersedia! 1. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lup adalah... a. nyata, terbalik, dan diperbesar b. nyata, tegak, dan diperbesar c. maya, tegak, dan diperbesar d. maya, terbalik, dan diperbesar e. nyata, tegak, dan dapat ditangkap layar 2. Berikut pernyataan yang benar tentang lup, kecuali... a. lup merupakan alat optik yang berupa lensa cembung b. digunakan untuk melihat dengan jelas benda yang berukuran kecil c. untuk mata normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk berada pada jarak baca normal d. untuk memanfaatkan lup, benda harus diletakkan di ruang II lensa e. untuk memanfaatkan lup, benda harus diletakkan di ruang I lensa (0 < S < f ) 3. Seorang petugas pemilu mengamati kejadian kartu suara dengan menggunakan lup berkekuatan 10 dioptri. Apabila orang itu memiliki titik dekat mata 30 cm dan ingin memperoleh pembesaran anguler maksimum, kartu suara ditempatkan di depan lup pada jarak... a. 5,5 cm d. 8,5 cm b. 6,5 cm e. 9,5 cm c. 7,5 cm 4. Kamera dan mata memiliki beberapa perbedaan, tetapi mempunyai persamaan prinsip kerja. Berikut ini yang bukan termasuk persamaan yang dimaksud yaitu .... a. lensa kamera dan lensa mata d. lensa dan iris b. lubang diafragma dan pupil e. film dan retina c. shutter dan kelopak mata
153
5. Pada kamera, gambar yang ditimbulkan pada bidang transparan disebut... a. kertas foto d. gambar asli b. diapositif e. shutter c. kolodium 6. Griftin menggunakan sebuah lup, menghasilkan pembesaran 6,25 kali dan bayangan yang dihasilkan berada jauh tak hingga. Jarak fokus lup adalah... a. 6,5 cm d. 4 cm b. 5,5 cm e. 4,5 cm c. 3 cm 7. Sebuah lup berfokus 5 cm digunakan untuk mengamati benda yang panjangnya 2 mm. Panjang bayangan benda apabila mata tak berakomodasi adalah... a. 1 cm d. 2 cm b. 4 cm e. 5 cm c. 3 cm 8. Panjang fokus suatu lensa kamera adalah 80 mm dan kamera ini diatur untuk memotret benda yang jauh. Jika kita ingin menggunakan kamera ini untuk memotret benda yang jaraknya 2 m dari kamera, maka jarak lensa dan film agar bayangan tetap terbentuk pada film tersebut adalah... a. 73,9 mm d. 56,7 mm b. 83,3 mm e. 87,4 mm c. 65,3 mm 9. Panjang fokus lensa kamera adalah 60 mm dan kamera ini diatur untuk memotret benda yang jauh. Jarak lensa dan film agar bayangan terbentuk pada film tersebut adalah... a. 20 mm d. 50 mm b. 30 mm e. 60 mm c. 40 mm 10. Kamera dan mata mempunyai persamaan, yaitu jika dipandang dari... a. tempat bayangan d. sifat bayangan yang dibentuk b. pengatur cahaya e. jarak fokus c. jarak bayangan 11. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kamera adalah... a. nyata, tegak, diperkecil b. maya, terbalik, diperkecil c. nyata, terbalik, diperbesar d. maya, tegak, diperkecil e. nyata, terbalik, diperkecil
154
12. Sebuah lensa berjarak fokus 4 cm digunakan sebagai lup. Agar mata melihat tanpa berakomodasi, maka letak benda tersebut dari lup adalah... a. 2 cm d. 6 cm b. 3 cm e. 8 cm c. 4 cm 13. Perhatikan gambar dibawah ini! 5
1
2 3
4
Bagian kamera yang ditunjukkan oleh nomor 1 dan 5 adalah... a. cermin dan film b. lubang pengintai dan film c. diafragma dan lubang pengintai d. lubang pengintai dan prisma e. cermin dan prisma 14. Perhatikan tabel dibawah ini! Pernyataan (1) (2) (3) (4) (5)
Pembeda sifat bayangan tempat bayangan pengatur cahaya jarak bayangan jarak fokus
Pernyataan yang benar adalah... a. (1) dan (2) b. (1), (3) dan (4) c. (2) dan (5)
Kamera nyata, tegak, dan diperkecil
Mata nyata, terbalik, dan diperkecil
apertur
retina
diafragma berubah tetap
lensa mata tetap tetap
d. (4) saja e. semua benar
155
15. Lup mempunyai ciri – ciri sebagai berikut: (a) bayangan yang dihasilkan lup terletak pada titik dekat mata pengamat (s' = sn ) (b) perbesaran bayangan pada lup dapat dituliskan (c) persamaan umum pada lup sama dengan persamaan umum yang berlaku pada lensa cembung (d) pengamatan akomodasi minimum dengan lup berarti bayangan oleh lup harus di jauh tak hingga Pernyataan yang benar adalah... a. (a), (b), dan (c) d. (a) dan (d) b. (a), (c), dan (d) e. semua benar c. (b) dan (c) 16. Sebuah Lup dengan jarak fokus 5 cm digunakan untuk mengamati sebuah sekrup berdiameter 2 mm. Jika PP = 25 cm. Diameter sekrup jika pengamat berakomodasi maksimum adalah... a. 12 mm d. 14 mm b. 13 mm e. 16 mm c. 11 mm 17. Seseorang yang bermata normal mengamati dengan lup berkekuatan 20 D. Jika benda diletakkan 5 cm di depan lup, perbesaran yang terjadi adalah … . a. 3 kali d. 5,2 kali b. 4 kali e. 10 kali c. 5 kali 18. Perbesaran anguler lup yang memiliki fokus 8 cm dengan mata tak berakomodasi adalah... a. 3,125 d. 2,509 b. 4,678 e. 5,661 c. 3,001 19. Seorang tukang arloji bermata normal menggunakan lup yang berkekuatan 10 dioptri dengan mata berakomodasi maksimum. Jarak benda ke lup adalah... a. b.
156
c. d. e. 20. Sebuah lup mempunyai jarak fokus 5 cm. Jika orang dengan mata normal menggunakan lup tersebut dengan mata berakomodasi maksimum, perbesaran lup yang dihasilkan adalah... a. 3 kali d. 6 kali b. 4 kali e. 7 kali c. 5 kali 21. Bagian dari kamera yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya diafragma adalah... a. pelat film d. lubang pengintai b. apertur e. cermin putar c. lensa cembung 22. Muna mempunyai titik dekat mata 25 cm ingin melihat sebuah sekrup handphone menggunakan lup. Apabila dia saat berakomodasi maksimum menginginkan terjadinya perbesaran 5 kali, jarak fokus lup yang harus digunakan Muna adalah... a. 6,25 cm d. 7,20 cm b. 5,50 cm e. 3,60 cm c. 4,60 cm 23. Seseorang yang mempunyai titik dekat 25 cm ingin melihat sebuah benda dengan lup. Apabila orang tersebut saat berakomodasi maksimum menginginkan terjadinya perbesaran sebesar 6 kali, jarak fokus lup yang harus digunakan ialah ... (dalam cm). a. 25 d. 10 b. 20 e. 5 c. 15 24. Sebuah lup yang berkekuatan 20 dioptri dipakai oleh pengamat yang bermata normal untuk mengamati sebuah benda. Perbesaran yang terjadi adalah... a. 2 kali d. 7 kali b. 5 kali e. 8 kali c. 6 kali
157
25. Benda dengan tinggi 2 mm berada di depan lup yang memiliki kekuatan 50 dioptri sehingga dapat diamati oleh mata secara jelas tanpa berakomodasi. Tinggi benda tersebut menurut pengamat yaitu... a. 3,2 cm b. 7,5 cm c. 2,6 cm d. 2,5 cm e. 9,5 cm
158
LAMPIRAN 12
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA (SIKLUS II) 1. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lup adalah maya, tegak, dan
Jawaban: E 10. Kamera dan mata mempunyai
diperbesar
persamaan, salah satunya jika
Jawaban: C
dipandang dari sifat bayangan
2. Cara memanfaatkan lup, benda harus diletakkan di ruang I lensa, bukan di ruang II lensa.
oleh kamera adalah nyata,
3. Berdasarkan
perhitungan,
diperoleh hasil akhir: 7,5 cm.
12. Berdasarkan perhitungan,
4. Prinsip kerja shutter dan kelopak mata bukan salah satu persamaan kamera dan mata.
diperoleh hasil akhir: 2 cm. Jawaban: A 13. Berdasarkan
Jawaban: C
kamera
kamera,
transparan
terbalik, dan diperkecil. Jawaban: E
Jawaban: C
ditimbulkan
Jawaban: D 11. Sifat bayangan yang dibentuk
Jawaban: D
5. Pada
yang dibentuk
gambar
yang
yang
gambar, ditunjuk
bidang
pengintai dan prisma.
disebut
gambar
Jawaban: D
Jawaban: B 6. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 4 cm. Jawaban: D 7. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 3 cm. Jawaban: C 8. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 83,3 mm. Jawaban: B
oleh
nomor 1 dan 5 adalah lubang
pada
diapositif.
bagian
14. Pernyataan yang benar hanya nomor (4) Jawaban: D 15. Berdasarkan pernyataan
soal,
semua merupakan
penjelasan ciri – ciri lup. Jawaban: E 16. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 12 mm. Jawaban: A 17. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 10 kali.
9. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 60 mm.
Jawaban: E
159
18. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 3,125 Jawaban: A 19. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 7,143 cm. Jawaban: E 20. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 6 kali. Jawaban: D 21. Bagian kamera yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya diafragma adalah apertur. Jawaban: B 22. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 6,25 cm. Jawaban: A 23. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 5 cm. Jawaban: E 24. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 6 kali. Jawaban: C 25. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 2,5 cm. Jawaban: D
160
LAMPIRAN 13
KISI-KISI SOAL UJI COBA SIKLUS III Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
No
: Fisika :X : Alat – Alat Optik : Mikroskop dan Teleskop
Indikator
Mendeskripsikan pengertian mikroskop dan teleskop sebagai alat optik serta jenis – jenisnya. Mendeskripsikan bagian – bagian mikroskop dan teleskop beserta fungsinya Mendeskripsikan sifat bayangan yang dibentuk oleh mikroskop dan teleskop Menghitung panjang dan perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum dan tidak berakomodasi Menghitung panjang dan perbesaran pada teleskop Jumlah
C1
C2
10
1
5,11, 14
Tipe Soal C3 C4
C5
C6
8,12, 19
7
22,23
15
5
2
3,13
2,4
20
16 1
6
4
6,9,18
17,21,2 4,25 7
160
LAMPIRAN 14
SOAL UJI COBA SIKLUS III Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
: Fisika :X : Alat – Alat Optik : Mikroskop dan Teleskop
Pilihlah jawaban yang benar dan tepat dengan memberi tanda silang (x) untuk jawaban a, b, c, d, atau e pada lembar jawab yang sudah tersedia! 1. Mikroskop mempunyai ciri – ciri sebagai berikut: (i) merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil supaya tampak lebih jelas (ii) mikroskop terdiri dari dua lensa, yaitu lensa cembung dan lensa cekung (iii) lensa okuler pada mikroskop berfungsi sebagai lup (iv) panjang mikroskop merupakan jarak antara lensa objektif dan lensa okuler (v) pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum menyebabkan bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus terletak di ruang II lensa okuler Pernyataan yang benar adalah... a. (i), (ii), (iv), (v) b. (ii), (iii), (v) c. (i), (iii), (iv) d. (iv) dan (v) e. semua benar 2. Pada mikroskop, sifat bayangan akhir yang terbentuk adalah... a. maya, terbalik, diperbesar b. nyata, terbalik, dan diperbesar c. nyata, tegak, dan diperbesar d. maya, tegak, dan diperbesar e. nyata, terbalik, dan mampu ditangkap layar 3. Keadaan jarak fokus dari kedua lensa pada mikroskop adalah... a. fokus lensa okuler lebih pendek daripada fokus lensa objektif b. fokus lensa okuler sama dengan fokus lensa objektif c. fokus lensa objektif lebih pendek daripada fokus lensa okuler d. fokus lensa objektif dua kali fokus lensa okuler e. fokus lensa objektif empat kali fokus lensa okuler
161
4. Sifat bayangan akhir yang dibentuk oleh teleskop adalah... a. nyata, tegak, dan diperbesar b. nyata, terbalik, dan diperbesar c. maya, terbalik, diperbesar d. maya, tegak, dan diperbesar e. nyata, terbalik, dan mampu ditangkap layar 5. Perhatikan gambar berikut ini!
Sifat bayangan yang dibentuk oleh bagian mikroskop yang ditunjuk oleh anak panah adalah... a. maya, terbalik, dan diperbesar b. nyata, terbalik, dan diperbesar c. nyata, tegak, dan diperbesar d. maya, tegak, dan diperbesar e. nyata, terbalik, dan mampu ditangkap layar 6. Sebuah mikroskop memiliki okuler dengan panjang fokus 1,8 cm dan objkektif dengan panjang fokus 0,80 cm. Posisi benda jika jarak antar lensa 16 cm adalah... a. 0,75 cm d. 0,90 cm b. 0,80 cm e. 1,00 cm c. 0,85 cm 7. Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100×, jika perbesaran yang dibentuk lensa objektif 5×, perbesaran lensa okulernya adalah... a. 5 kali b. 10 kali c. 12 kali d. 15 kali e. 20 kali
162
8. Teropong bumi dipakai untuk mengamati seseorang yang berada pada jarak 1 km. Teropong tersebut mempunyai jarak fokus lensa objektif, pembalik, dan okuler berturut – turut 25 cm, 0,5 cm, dan 0,25 cm. Jika pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi, panjang teropong tersebut adalah... a. 24,65 cm d. 33,77 cm b. 23,55 cm e. 45,00 cm c. 27,25 cm 9. Sebuah benda berada pada jarak 2,5 cm di depan lensa objektif yang berfokus 2 cm. Bila fokus lensa okuler 10 cm dan jarak antara lensa objektif dan lensa okuler 14 cm, maka perbesaran mikroskop jika mata berakomodasi maksimum adalah... a. 10 kali b. 11 kali c. 13 kali d. 14 kali e. 16 kali 10. Teropong yang terdiri atas beberapa cermin dan lensa disebut... a. teropong biasa b. teropong pantul c. teropong panggung d. teropong galileo e. teropong bias 11. Pada mikroskop, terdiri dari dua lensa, yaitu... a. lensa negatif – lensa negatif b. lensa positif – lensa positif c. lensa negatif – lensa positif d. lensa okuler – lensa okuler e. lensa konvergen – lensa divergen 12. Jarak titik api objektif dan okuler sebuah mikroskop berturut–turut adalah 1,7 cm dan 5 cm. Pada pengamatan mikro-organisme dengan menggunakan mikroskop ini oleh mata normal tidak berakomodasi, jarak antara objektif dengan okuler 22 cm. Dalam hal ini mikroorganisme terletak di muka objektif sejauh (dalam cm)... a. 1,54 b. 2,07 c. 2,27 d. 2,48 e. 2,59
163
13. Perhatikan gambar dibawah ini!
5 1
6
7
2
8 3
4 Berdasarkan gambar tersebut, lensa yang berfungsi sebagai lup ditunjukkan oleh nomor... a. 1 d. 4 b. 2 e. 5 c. 3 14. Perhatikan skema teropong berikut ini!
2
1 Lensa yang ditunjukkan oleh nomor 2 berfungsi untuk... a. meneruskan cahaya d. membalikkan bayangan b. mengumpulkan cahaya e. mengubah bayangan c. menghamburkan cahaya 15. Perhatikan gambar dibawah ini!
164
Jika jarak lensa obyektif dengan lensa okuler (d) besarnya 11 kali jarak fokus lensa okuler maka perbesaran yang dihasilkan teropong untuk mata tidak berakomodasi adalah… a. 10 kali b. 16 kali c. 21 kali d. 30 kali e. 50 kali 16. Pada teropong bumi, jika kita mengamati benda – benda di bumi, bayangan akhir harus tegak terhadap arah benda semula, hal ini didapat dengan cara... a. menggunakan lensa cekung ketiga yang disisipkan diantara lensa objektif dan lensa okuler b. menggunakan lensa cekung kedua yang disisipkan diantara lensa objektif dan lensa okuler c. menggunakan lensa cembung pertama yang disisipkan diantara lensa objektif dan lensa okuler d. membalikkan lensa okuler e. menggunakan lensa cembung ketiga yang disisipkan diantara lensa objektif dan lensa okuler 17. Pernyataan berikut ini benar, kecuali... a. teleskop terdiri atas dua lensa positif b. pada teropong, bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif berada pada titik fokus lensa tersebut c. panjang teropong merupakan penjumlahan jarak fokus lensa objektif dan jarak fokus lensa okuler d. sama seperti mikroskop, lensa objektif pada teropong berfungsi sebagai lup e. pada teropong bumi, supaya bayangan tegak maka teropong ditambahkan lensa pembalik 18. Sebuah mikroskop memiliki lensa okuler dengan jarak fokus 2,5 cm dan lensa objektif dengan jarak fokus 1,2 cm. Jika jarak lensa objektif dan okuler adalah 23 cm, perbesaran total mikroskop ketika mata berakamodasi maksimum adalah... a. 180 kali b. -134 kali c. -179 kali d. 90 kali e. -100 kali
165
19. Jarak titik api lensa objektif okuler sebuah mikroskop berturut – turut adalah 1,8 cm dan 6 cm. Pada pengamatan mikroorganisme, mikroskop digunakan oleh mata normal dengan titik dekat 24 cm tanpa berakomodasi. Jika jarak antara lensa objektif dan lensa okuler 24 cm, perbesaran mikroskop tersebut adalah... a. 10 d. 24 b. 12 e. 36 c. 16 20. Perhatikan gambar berikut ini!
Jarak lensa obyektif dan lensa okuler dari mikroskop tersebut adalah… a. 20 cm d. 27 cm b. 24 cm e. 29 cm c. 25 cm 21. Perhatikan berikut ini!
Perbesaran teropong untuk mata tidak berakomodasi berdasarkan gambar di atas adalah… a. 14,5 kali b. 12,5 kali c. 11,5 kali d. 10,5 kali e. 9,5 kali
166
22. Perhatikan gambar berikut ini!
Berdasarkan gambar di atas, perbesaran bayangan untuk mata tidak berakomodasi adalah… a. 60 kali d. 40 kali b. 50 kali e. 35 kali c. 45 kali 23. Sebuah teropong bintang dipakai untuk mengamati bintang dengan perbesaran 8 kali untuk mata tidak berakomodasi. Jika jarak lensa objektif dengan lensa okuler sama dengan 45 cm, jarak fokus lensa okulernya adalah... a. 6 cm b. 7 cm c. 2 cm d. 9 cm e. 5 cm 24. Sebuah teropong bintang memiliki perbesaran 40 kali saat digunakan dengan mata tak berakomodasi. Jika panjang teropong saat itu sebesar 20,5 cm maka titik fokus lensa objektifnya adalah... a. 1 cm b. 1,5 cm c. 2 cm d. 0,5 cm e. 3 cm 25. Sebuah teropong yang dipakai untuk melihat bintang menghasilkan perbesaran 9 kali. Jarak lensa objektif dan okuler 50 cm. Jika mata pengamat tidak berakomodasi, maka jarak fokus okulernya adalah... a. 4 cm b. 4,5 cm c. 5 cm d. 5,5 cm e. 6 cm
167
LAMPIRAN 15 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA (SIKLUS III)
1. Berdasarkan
soal,
pernyataan
8. Berdasarkan perhitungan,
yang benar tentang ciri – ciri
diperoleh hasil akhir: 27,25 cm.
mikroskop adalah nomor (i), (iii),
Jawaban: C
dan (iv).
9. Berdasarkan perhitungan,
Jawaban: C 2. Sifat
diperoleh hasil akhir: 14 kali.
bayangan
akhir
yang
Jawaban: D
dibentuk oleh mikroskop adalah
10. Teropong
yang
terdiri
atas
cermin
dan
lensa
maya, terbalik, dan diperbesar.
beberapa
Jawaban: A
disebut teropong pantul.
3. Pada
mikroskop,
fokus
lensa
objektif lebih pendek daripada
Jawaban: B 11. Mikroskop terdiri dari dua lensa,
fokus lensa okuler.
yaitu dua lensa positif.
Jawaban: C
Jawaban: B
4. Sifat
bayangan
akhir
yang
12. Berdasarkan perhitungan,
dibentuk oleh teleskop adalah
diperoleh hasil akhir: 1,54 cm.
maya, terbalik, dan diperbesar.
Jawaban: A
Jawaban: C
13. Lensa pada mikroskop yang
5. Berdasarkan
soal,
bagian
berfungsi sebagai lup adalah
mikroskop yang ditunjuk adalah
lensa
lensa okuler. Sifat bayangan yang
gambar, lensa okuler ditunjuk
dibentuk
oleh nomor 1 Jawaban: A
oleh
lensa
tersebut
adalah maya, tegak,dan diperbesar. Jawaban: D 6. Berdasarkan perhitungan,
okuler.
Berdasarkan
14. Berdasarkan gambar, lensa yang ditunjuk oleh nomor dua adalah lensa cekung yang berfungsi
diperoleh hasil akhir: 0,85 cm.
untuk membalikkan bayangan
Jawaban: C
Jawaban: D
7. Berdasarkan perhitungan,
15. Berdasarkan perhitungan,
diperoleh hasil akhir: 20 kali.
diperoleh hasil akhir: 10 kali.
Jawaban: E
Jawaban: A 16. Pada teropong bumi, jika kita mengamati benda – benda di
168
bumi, bayangan akhir harus tegak
terhadap
arah
benda
semula, hal ini didapat dengan cara
menggunakan
lensa
20. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 24 cm. Jawaban: B 21. Berdasarkan perhitungan,
cembung ketiga yang disisipkan
diperoleh hasil akhir: 12,5 kali.
diantara lensa objektif dan lensa
Jawaban: B
okuler.
22. Berdasarkan perhitungan,
Jawaban: E
diperoleh hasil akhir: 40 kali.
17. Supaya mudah dipahami, pada teropong dan mikroskop, lensa yang
berfungsi
sebagai
lup
adalah lensa okuler. Jawaban: D 18. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: -179 kali. Jawaban: C 19. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 36. Jawaban: E
Jawaban: D 23. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 5 cm. Jawaban: E 24. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 0,5 cm. Jawaban: D 25. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil akhir: 5 cm. Jawaban: C
169
LAMPIRAN 16
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Jenis Penilaian
: Afektif
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas / Semester : X MIA 2 / II
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Achmad Ryan Fauzi Akhmad Darobi Aziz Among Sri Widodo Anggie Priscilia Koeswardhani Anisa Ikrimatun Nikmah Apri Nur Listiani Budi Widi Setyanto Eti Musyarofah Fatkhah Muflikh Mubarok Fayadh Abiyyi Hanifah Helmi Dhia Al Ghalib Indah Restuningsih Kurniasari M. Haqi Nur Fadly Nareswari Nur Agami Novita Nafiatul Azhima Pembayun Ari Ratri Rafi Amrullah Rakhmadi Wibowo Rizky Larasati Rizqi Riyadlotul Ma‟rifah Salma Pratiwi Septi Lutfiatun Nafiah Siti Musyafa‟ah Siti Zaenatun Khamidah Solikhatun Diniah Stephanus Sedah Gusmar Triadi Singgih Pamungkas Ulfa Fitriani Yulia Afriani Zaenal Abidin
A
Skor Aspek B C D
E
Jumlah Skor
170 Keterangan Aspek yang dinilai: A
= Kehadiran di kelas
B
= Keaktifan siswa
C
= Minat terhadap pembelajaran
D
= Pendengar yang baik
E
= Kedisiplinan mengumpulkan LDS Kriteria Penilaian Afektif Aspek yang diamati
Skor 5 4 3
Kehadiran di kelas
2 1
5
4
Keaktifan siswa
3 2 1
5 4 Minat terhadap pembelajaran 3
Kriteria
Cara Peningkatan
Hadir di dalam kelas sebelum guru masuk ke kelas. Hadir di dalam kelas setelah < 5 menit guru masuk di kelas. Hadir di dalam kelas setelah 5 s.d. 10 menit guru masuk di kelas. Hadir di dalam kelas setelah 10 s.d. 15 menit guru masuk di kelas. Hadir di dalam kelas setelah > 15 menit guru masuk di kelas.
Peraturan sekolah mewajibkan semua siswa untuk masuk kelas setelah bel tanda masuk dibunyikan. Kegiatan pembelajaran didahului dengan menampilkan video atau gambar motivasi, sehingga siswa lebih antusias untuk masuk kelas.
Bila siswa berperan aktif dalam diskusi baik bertanya maupun menjawab dan mampu mengajukan pertanyaan dengan ide/gagasan baru. Siswa aktif dalam diskusi baik bertanya maupun menjawab, tetapi tidak mampu mengajukan pertanyaan dengan ide/gagasan baru. Siswa aktif dalam diskusi, tetapi tidak pernah mengajukan gagasan/ide baru. Siswa pasif dalam diskusi, tetapi sesekali mampu mengajukan gagasan/ide baru. Siswa pasif dan tidak pernah mengajukan pertanyaan maupun memberikan pertanyaan dengan ide/gagasan yang baru.
Peneliti mengenalkan dan mengajarkan model diskusi baru yang disebut model diskusi Tim Ahli. Model diskusi ini baru pertama kali dilakukan siswa, sehingga diharapkan siswa lebih aktif dan berminat terhadap kegiatan diskusi Setiap siswa diberi panduan lengkap dalam melakukan diskusi, berupa Lembar Diskusi Siswa (LDS).
Merasa senang dan antusias saat pembelajaran berlangsung Merasa senang dan antusias saat pembelajaran berlangsung, tetapi tidak fokus pada pelajaran Tidak antusias saat pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan kerjasama kelompok dan saling bertukar pendapat. Penjelasan materi
171 2 1
5 4
3
2
Pendengar yang baik
1
5 4 3 Kedisiplinan mengumpulkan LDS
2 1
berlangsung tetapi duduk dengan tenang Tidak antusias saat pembelajaran berlangsung dan bermain sendiri. Tidak antusias saat pembelajaran berlangsung dan mengganggu teman lainnya. Siswa fokus mendengarkan pendapat atau jawaban dari siswa lain dengan tenang. Siswa fokus mendengarkan pendapat atau jawaban dari siswa lain dengan saling mengobrol dengan teman satu kelompoknya. Siswa fokus mendengarkan pendapat atau jawaban dari siswa lain dengan saling mengobrol dengan teman lain kelompok. Siswa tidak fokus mendengarkan pendapat atau jawaban dari siswa lain, tetapi duduk dengan tenang Siswa tidak fokus mendengarkan pendapat atau jawaban dari siswa lain dan saling mengobrol dengan siswa lainnya. Mengumpulkan LDS tepat waktu dan sesuai prosedur. Mengumpulkan LDS tepat waktu dan tidak sesuai prosedur. Mengumpulkan LDS tidak tepat waktu dan sesuai prosedur Mengumpulkan LDS tidak tepat waktu dan tidak sesuai prosedur Tidak mengumpulkan LDS
menggunakan media gambar, video, animasi, dan permainan.
Ketika presentasi, siswa menggunakan alat peraga tentang materi yang sedang dijelaskan. Peneliti melakukan pengamatan dengan cara berkeliling, sekaligus mengontrol siswa supaya fokus mendengarkan presentasi. Peneliti menjelaskan materi menggunakan media video, gambar, animasi, dan permainan. Peneliti mengumumkan jika ketepatan waktu mengumpulkan LDS, merupakan nilai tambahan dalam menentukan siapa kelompok terbaik Waktu untuk diskusi dibuat efektif dan efisien Siswa boleh mencari sumber materi dari selain buku pelajaran.
172
LAMPIRAN 17 LEMBAR OBSERVASI SISWA Jenis Penilaian
: Psikomotor
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas / Semester : X MIA 2 / II
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Achmad Ryan Fauzi Akhmad Darobi Aziz Among Sri Widodo Anggie Priscilia Koeswardhani Anisa Ikrimatun Nikmah Apri Nur Listiani Budi Widi Setyanto Eti Musyarofah Fatkhah Muflikh Mubarok Fayadh Abiyyi Hanifah Helmi Dhia Al Ghalib Indah Restuningsih Kurniasari M. Haqi Nur Fadly Nareswari Nur Agami Novita Nafiatul Azhima Pembayun Ari Ratri Rafi Amrullah Rakhmadi Wibowo Rizky Larasati Rizqi Riyadlotul Ma‟rifah Salma Pratiwi Septi Lutfiatun Nafiah Siti Musyafa‟ah Siti Zaenatun Khamidah Solikhatun Diniah Stephanus Sedah Gusmar Triadi Singgih Pamungkas Ulfa Fitriani Yulia Afriani Zaenal Abidin
Skor Aspek A
B
C
D
E
Jumlah Skor
173
Keterangan : Aspek yang dinilai : A = Kemampuan siswa untuk menyiapkan materi/bahan presentasi dan demonstrasi. B = Kemampuan siswa untuk melakukan presentasi dan demonstrasi. C = Kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan peserta diskusi D = Kemampuan siswa untuk mengajak siswa lain supaya berpartisipasi dalam diskusi E = Kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok
Kriteria Penilaian Psikomotorik Siswa Aspek yang
Skor
diamati
Kriteria
5 4 3 2 Menyiapkan materi
1
5
Melakukan Diskusi
Melakukan presentasi
4 3 2 1
Menyiapkan materi dengan lengkap tanpa memerlukan bantuan guru. Menyiapkan materi dengan lengkap dan memerlukan bantuan guru Menyiapkan materi dengan lengkap dan lebih dari 50% memerlukan bantuan guru. Menyiapkan materi kurang lengkap walaupun sudah memerlukan bantuan guru. Tidak mampu menyiapkan materi walaupun sudah memerlukan bantuan guru. Melakukan presentasi dengan benar dan sesuai petunjuk LDS. Melakukan presentasi dengan benar tetapi tidak sesuai petunjuk LDS Melakukan presentasi sampai dengan 50% benar dan sesuai petunjuk LDS. Melakukan presentasi kurang benar, tetapi sesuai petunjuk LDS Tidak dapat melakukan presentasi.
Cara Peningkatan
Siswa diberi panduan LDS yang disediakan peneliti Siswa boleh mencari sumber materi dari berbagai buku dan media Siswa boleh bertanya pada siswa lain tentang materi yang sedang didiskusikan
Siswa presentasi menggunakan alat peraga dan gambar. Siswa presentasi dengan LDS yang telah diisi dan didiskusikan bersama anggota kelompoknya.
174 5
Mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi
Berkomunikasi dengan peserta diskusi
4
3
2
1
5
4
3
2
1 5 4 3
Bekerjasama dalam kelompok
2 1
Menyampaikan materi alat – alat optik sesuai dengan tugas yang diberikan secara jelas Menyampaikan materi alat – alat optik sesuai dengan tugas yang diberikan tetapi tidak secara jelas Menyampaikan materi materi alat - alat optik tidak sesuai dengan tugas yang diberikan tetapi disampaikan secara jelas. Menyampaikan materi materi alat - alat optik tidak sesuai dengan tugas yang diberikan dan tidak disampaikan secara jelas Tidak dapat menyampaikan materi alat optik sesuai dengan tugas yang diberikan.
Siswa menyampaikan materi dengan bergantian, tidak diwakilkan. Siswa diberi waktu untuk saling bertanya jawab dan memberikan pendapat atau masukan. Peneliti menjelaskan pertanyaan dari peserta diskusi yang belum bisa dijawab, menggunakan media gambar, video, dan animasi
Mampu mempengaruhi siswa lain untuk bertanya sehingga banyak siswa yang terlibat dalam kegiatan diskusi. Mampu mempengaruhi siswa lain untuk bertanya namun hanya setengah dari jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan diskusi. Mampu mempengaruhi siswa lain untuk bertanya namun hanya sebagian kecil jumlah siswa yang terlibat dalam diskusi. Mempunyai kemampuan mempengaruhi siswa lain untuk bertanya, tetapi tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan. Tidak dapat mempengaruhi siswa untuk bertanya dalam kegiatan diskusi.
Peneliti menyediakan waktu untuk saling bertukar pendapat antar siswa. Peneliti mengumumkan jika keaktifan siswa juga sebagai tambahan untuk menentukan siswa teraktif.
Bekerjasama dengan semua anggota Bekerjasama dengan 6 – 5 orang anggota kelompok. Bekerja sama dengan 4 – 3 orang anggota kelompok. Bekerja sama dengan 3 – 2 orang anggota kelompok. Tidak bekerjasama dengan kelompoknya
Setiap siswa diberi LDS, sehingga diharapkan semua siswa mampu bekerjasama dengan baik Anggota kelompok tidak terlalu banyak, sehingga kegiatan diskusi lebih maksimal.
175
LAMPIRAN 18
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mata dan cacat mata.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 1. Gambarkan diagram mata manusia pada kolom di bawah ini ! Jawab :………………
176
2. Tuliskanlah bagian-bagian mata dan jelaskan fungsi masing-masing bagian pada tabel berikut ini! Jawab : ………… Tabel bagian-bagian mata dan fungsinya No
Nama bagian mata
Fungsi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Gambar berikut ini adalah bagan mata normal. Amatilah dengan seksama bagan tersebut, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !
Gambar 1. Mata normal (emetropi) : (a) titik dekat mata sejauh 25 cm, (b) titik jauh mata di tak berhingga
1. Pada Gambar 1(a) dan 1(b) , dimanakah jatuhnya bayangan benda yang dibentuk oleh lensa pada mata normal ? Jawab : .......................................................................................................... 2. Dimanakah titik terdekat yang dapat dilihat oleh mata normal pada saat mata berakomodasi maksimum ? Jawab : ..........................................................................................................
177
3. Dimanakah titik terjauh yang dapat dilihat oleh mata pada saat mata tak berakomodasi? Jawab:............................................................................................................ ....................................................................................................................... 4. Jelaskan apa yang disebut dengan daya akomodasi mata ?. Jawab : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 5. Jelaskan bagaimana jangkauan penglihatan mata normal ? Jawab : ...................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................
178
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mata dan cacat mata.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi Gambar berikut ini adalah diagram mata miopi (rabun jauh)
(c)
Gambar 2. Mata miopi (rabun jauh): (a) titik dekat mata, (b) titik jauh mata telah bergeser, (c) keadaan mata penderita miopi setelah ditolong dengan kacamata
1. Pada Gambar 2 (a) , benda berada pada jarak dekat, dimanakah letak bayangan yang dibentuk oleh lensa mata ? Jawab : .........................................................................................................
179
2. Pada Gambar 2 (b), Benda berada di jauh tak hingga, dimanakah bayangan yang dibentuk oleh lensa mata ? Jawab : ....................................................................................................................... 3. Jelaskan mengapa seseorang dapat memiliki cacat mata miopi ? Jawab : ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ............................................................................................................ 4. Bagaimanakah jangkauan penglihatan mata miopi ?. Jawab : ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 5. Agar dapat melihat benda-benda pada jarak tak hingga, penderita rabun jauh menggunakan kacamata, dimanakah letak bayangan benda yang dibentuk oleh kacamata tersebut ? Jawab : ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 6. Turunkan rumus kekuatan lensa kacamata yang dipakai oleh penderita rabun jauh! Jawab : ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
180
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mata dan cacat mata.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi Gambar berikut ini adalah diagram mata hipermetropi (rabun dekat)
(c)
Gambar 3. Mata hipermetropi (rabun dekat): (a) titik dekat mata telah bergeser menjauh, (b) titik jauh mata normal, (c) keadaan mata penderita hipermetropi setelah ditolong dengan kacamata
1. Pada Gambar 3 (a), benda berada pada titik dekat, dimanakah bayangan yang dibentuk oleh lensa mata ? Jawab: .........................................................................................................
181
2. Pada Gambar 3 (b), benda berada di jauh tak hingga, dimanakah bayangan yang dibentuk oleh lensa mata ? Jawab : ......................................................................................................... 3. Jelaskan mengapa seseorang dapat memiliki cacat mata hipermetropi ? Jawab : ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 4. Bagaimanakah jangkauan penglihatan mata hipermetropi ?. Jawab : ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 5. Agar dapat melihat benda-benda pada jarak dekat, penderita rabun dekat menggunakan kacamata, dimanakah letak bayangan benda yang dibentuk oleh kacamata tersebut ? Jawab : .................................................................................................................... ................................................................................................................................. ....................................................................................................
6. Turunkan rumus kekuatan lensa kacamata yang dipakai oleh penderita rabun dekat ! Jawab :
182
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mata dan cacat mata.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi Gambar berikut ini adalah diagram mata presbiopi (mata tua)
(a)
(b)
Gambar 4. Mata presbopi (mata tua): (a) titik jauh mata bergeser mendekat, (b) titik dekat mata telah bergeser menjauh
1. Pada Gambar 4 (a) benda berada di tempat jauh, dimanakah bayangan yang dibentuk oleh lensa mata ? Jawab : ..............................................................................................
183
2. Pada Gambar 4 (b) benda berada pada jarak baca (25 cm), dimanakah bayangan yang dibentuk oleh lensa mata ? Jawab : ........................................................................................................... 3. Penderita cacat mata presbiopi ini, mata tidak jelas melihat benda yang letaknya ................................... dan ....................................................... 4. Cacat mata presbiopi terjadi karena : ..................................................................................................................... .......................................................................................................................... 5. Bagaimanakah jangkauan seorang cacat mata presbiopi ? Jawab : ................................................................................................................................... ............................................................................................................ ................................................................................................................................... ............................................................................................................
6. Cacat mata presbiopi dapat ditolong menggunakan kacamata : ................................................................................................................. ..............................................................................................................................
184
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mata dan cacat mata.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 1. Astigmatisma adalah ............................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... 2. Cacat mata astigmatisma tidak dapat membedakan .................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................ 3. Cacat mata ini dapat ditolong dengan kaca mata berlensa ............................................
185
4. Berikan contoh tindakan/perilaku yang dapat menyebabkan mata terkena cacat astigmatisme! ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................ 5. Gambarkan diagram mata yang terkena astigmatisme pada kolom dibawah ini! .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. ................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. ................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. ................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................
186
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mata dan cacat mata.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 1. Katarak adalah ............................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... 2. Penyakit katarak biasanya disebabkan oleh .......................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................ 3. Penyakit mata ini dapat ditolong melalui .......................................................................................................................................... ....................................................................................................................
187
4. Berikan contoh tindakan/perilaku yang dapat menyebabkan mata terkena penyakit mata katarak! Jawab: ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................ 5. Berikan gambaran program-program yang harus dimaksimalkan oleh pemerintah Indonesia untuk mencegah penyakit katarak pada anak sampai orang lanjut usia! Jawab: ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................
188
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mata dan cacat mata.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 1. Selain penyakit mata katarak, tuliskan contoh penyakit mata yang lain pada tabel berikut ini beserta penjelasannya! No
Nama penyakit mata
Penjelasan
189
2. Tuliskan langkah-langkah efektif supaya kita tidak terkena penyakit mata pada kolom di bawah ini!
190
LAMPIRAN 19
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Kamera.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 1. Tuliskan pengertian kamera secara jelas dan tepat! Jawab : Pengertian kamera: ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 2. Apa fungsi kamera secara umum? Jawab:.................................................................................................................... 3. Ada tiga penyetelan utama pada kamera dengan kualitas yang baik, yaitu: No Penyetelan pada kamera Penjelasan 1. 2. 3. 4. Tuliskan jenis-jenis kamera yang kalian ketahui pada tabel di bawah ini! Tabel jenis-jenis kamera No
Jenis Kamera
Keterangan
1. 2. 3. 4. 5.
…. …. …. …. ….
…. …. …. …. ….
191
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Kamera.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 3. Tuliskan bagian-bagian kamera serta jelaskan fungsi masing-masing bagian! Tabel bagian-bagian kamera dan fungsinya No
Nama Bagian Kamera
Fungsi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
…. …. …. …. …. …. …. .... .... ....
…. …. …. …. …. …. …. …. .... ....
192
4. Tuliskan proses kamera dari memotret sampai tahap pencetakan sehingga terlihat gambar yang bagus di kolom di bawah ini! Jawab: .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... .................................................................................................................................................... ...................................................................................................................
193
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Kamera
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 1. Gambarkan proses pembentukan bayangan pada kamera serta berilah penjelasan! Jawab :
194
Penjelasan: ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .........................................................................................................................
195
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mata dan Kamera
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 1. Tuliskan secara singkat prinsip kerja mata! .................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................
2. Tuliskan secara singkat prinsip kerja kamera! .................................................................................................................................................. ............................................................................................................................ ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... .......................................................................................................................................
196
3. Tuliskan persamaan dan perbedaan mata dengan kamera pada tabel berikut ini! No
Mata
Kamera
197
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Lup
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 1. Tuliskan pengertian lup secara jelas dan tepat! Jawab : Pengertian lup: ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... 2. Apa fungsi lup secara umum? Jawab:........................................................................................................................
3. Sebutkan contoh aplikasi/kegunaan lup pada kehidupan sehari-hari! ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................ ........................................................................................................................................................
198
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Lup
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Petunjuk: Bacalah buku tentang lup, kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini! Untuk memanfaatkan lensa cembung sebagai lup, maka benda harus diletakkan di ........................( 0 < S < f ) sehingga sifat bayangannya adalah ........................................................ Pada penggunaan lup dapat ditentukan perbesaran bayangannya. Perbesarannya sering digunakan perbesaran sudut (anguler). Persamaannya memenuhi:........................................................... Pengamatan dengan lup memiliki dua keadaan akomodasi yang penting yaitu ......................................... dan .......................................................... Pengamatan akomodasi maksimum dengan lup berarti bayangan oleh lensa lup harus berada pada ............................................... Rumus perbesaran anguler lup untuk pada akomodasi maksimum dapat dituliskan.........................................
199
Pengamatan akomodasi minimum dengan lup berarti bayangan oleh lup harus di ........................................ Bayangan ini terjadi jika benda ditempatkan pada ......................................... Rumus perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi minimum adalah................................................... Sedangkan rumus perbesaran anguler lup pada jarak tertentu dapat dituliskan......................................................... Berikanlah dua contoh soal beserta pembahasannya tentang materi lup pada kolom di bawah ini! ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... ....................................................................................................................................... .......................................................................................................................................
200
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Lup
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi 1. Gambarkan proses pembentukan bayangan pada lup serta beri penjelasan untuk mata berakomodasi maksimum! Jawab :
201
Penjelasan: ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .............................................................................................................. 2. Gambarkan proses pembentukan bayangan pada lup serta beri penjelasan ............................................................................................................................................... untuk mata berakomodasi minimum! .........................................................................................................................
Jawab :
Penjelasan: ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... ............................................................................................................................................... .............................................................................................................. ............................................................................................................................................... .........................................................................................................................
202
LAMPIRAN 20
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
MASALAH 1 :
-
Bagaimanakah kita dapat melihat suatu benda yang sangat kecil/mikro?
-
Apakah fungsi dari mikroskop dan teleskop?
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mikroskop dan Teleskop.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi I 1. Tuliskan pengertian mikroskop secara jelas dan tepat! Jawab : Pengertian mikroskop: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 2. Apa fungsi mikroskop secara umum? Jawab:........................................................................................................................
203
3. Tuliskan bagian-bagian mikroskop serta jelaskan fungsi masing-masing bagian! Tabel bagian-bagian mikroskop dan fungsinya No
Nama Bagian Mikroskop
Fungsi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
…. …. …. …. …. …. …. ….. ....
…. …. …. …. …. …. …. …. ....
4. Tuliskan jenis-jenis mikroskop yang kalian ketahui! Jawab:........................................................................................................................ ................................................................................................................................... 5. Tuliskan pengertian mikroskop secara jelas dan tepat! Jawab : ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 6. Apa fungsi teleskop secara umum? Jawab:........................................................................................................................ 7. Tuliskan bagian-bagian teleskop secara umum serta jelaskan fungsi masingmasing bagian! Tabel bagian-bagian teleskop dan fungsinya No
Nama Bagian Mikroskop
Fungsi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
…. …. …. …. …. …. ….
…. …. …. …. …. …. ….
8. Tuliskan jenis-jenis teropong/teleskop yang kalian ketahui! Jawab:....................................................................................................................
204
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok
:
Nama Anggota
:
MASALAH 1 :
-
Bagaimanakah kita dapat melihat suatu benda yang sangat kecil/mikro?
-
Apakah fungsi dari mikroskop dan teleskop?
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mikroskop dan Teleskop.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Petunjuk: Bacalah buku tentang mikroskop, kemudian jawab pertanyaanpertanyaan dibawah ini! Pada
mikroskop,
lensa
cembung
yang
dekat
dengan
benda
disebut.......................... sedangkan lensa cembung yang dekat dengan mata disebut........................................ Jarak fokus lensa ................................. lebih besar dartipada jarak fokus lensa...................................... Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat........................ Lensa okuler berfungsi seperti......................, membentuk bayangan yang bersifat.................................
205
Tuliskan persamaan perbesaran lensa objektif! .......................................................................................... Tuliskan persamaan perbesaran pada lensa okuler jika: Mata berakomodasi maksimum....................................... Mata tidak berakomodasi......................................... Sedangkan
persamaan
perbesaran
total
mikroskop
adalah....................................... Panjang mikroskop merupakan............................................................................. ............................................................................................................................... yang dirumuskan............................................................................... Panjang
mikroskop
ketika
mata
tidak
berakomodasi
dirumuskan........................................................................................................... Gambarkan diagram sinar pembentukan bayangan pada mikroskop optik! (jangan lupa pakai penggaris). Jawab:............
206
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok: Anggota:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mikroskop dan Teleskop.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi I 1. Tuliskan pengertian dan jenis utama teropong! a. Pengertian teleskop/teropong adalah................................................................................... ................................................................................................................................................. b. Ada dua jenis utama teropong, yaitu: ........................................ yang terdiri atas..................................................................... ........................................yang terdiri atas...................................................................... 2. Jenis teropong ini disebut dengan teropong bias dikarenakan ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................. 3. Ada empat macam teropong bias, yaitu: 1. 2. 3. 4. 4. Tuliskan rumus perbesaran teropong untuk: a. Mata berakomodasi maksimum: b. mata tidak berakomodasi: 5. Tuliskan rumus untuk menentukan panjang teropong! 6. Gambarkan proses pembentukan bayangan pada teropong secara umum!
207
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok: Anggota:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mikroskop dan Teleskop.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi I 1. Tuliskan pengertian dan jenis utama teropong! a. Pengertian teleskop/teropong adalah................................................................................... ................................................................................................................................................. b. Ada dua jenis utama teropong, yaitu: ........................................ yang terdiri atas..................................................................... ........................................yang terdiri atas...................................................................... 2. Jenis teropong ini disebut dengan teropong bias dikarenakan ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................. 3. Ada empat macam teropong bias, yaitu: 1. 2. 3. 4. 4. Gambarkan pembentukan bayangan pada teropong bintang!
208
5. Mengapa pengamatan bintang di langit dilakukan dengan mata tidak berakomodasi? Jawab....................................................................................................................................... 6. Jarak antara kedua lensa (d) pada teropong bintang dirumuskan..................................... 7. Tuliskan urutan proses untuk mendapatkan rumus perbesaran teropong! Jawab:
8. Tuliskan persamaan panjang teropong dan perbesaran teropong ketika akomodasi maksmum. Bagaimana mencari Sok pada kasus ini?
209
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok: Anggota:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mikroskop dan Teleskop.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi I 1. Tuliskan pengertian dan jenis utama teropong! a. Pengertian teleskop/teropong adalah................................................................................... ................................................................................................................................................. b. Ada dua jenis utama teropong, yaitu: ........................................ yang terdiri atas..................................................................... ........................................yang terdiri atas...................................................................... 2. Jenis teropong ini disebut dengan teropong bias dikarenakan ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................. . 3. Ada empat macam teropong bias, yaitu: 1. 2. 3. 4. 4. Gambarkan pembentukan bayangan pada teropong bumi!
210
5. Mengapa pengamatan bintang di langit dilakukan dengan mata tidak berakomodasi? Jawab....................................................................................................................................... 6. Jarak antara kedua lensa (d) pada teropong bintang dirumuskan..................................... 7. Tuliskan urutan proses untuk mendapatkan rumus perbesaran teropong! Jawab:
8. Tuliskan persamaan panjang teropong dan perbesaran teropong ketika akomodasi maksmum. Bagaimana mencari Sok pada kasus ini?
211
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok: Anggota:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mikroskop dan Teleskop.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi I 1. Tuliskan pengertian dan jenis utama teropong! a. Pengertian teleskop/teropong adalah................................................................................... ................................................................................................................................................. b. Ada dua jenis utama teropong, yaitu: ........................................ yang terdiri atas..................................................................... ........................................yang terdiri atas...................................................................... 2. Jenis teropong ini disebut dengan teropong bias dikarenakan ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................. 3. Ada empat macam teropong bias, yaitu: 1. 2. 3. 4. 4. Gambar dan jelaskan diagram arah bayangan pada teropong panggung!
212
5. Pada teropong panggung, pembalikan bayangan menggunakan............................................. ................................................................................................................................................. 6. Tuliskan persamaan panjang dan perbesaran angular pada teropong panggung! Jawab:
213
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok: Anggota:
Langkah Diskusi 1.
Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mikroskop dan Teleskop.
2.
Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan!
Diskusi I 1. Tuliskan pengertian dan jenis utama teropong! a. Pengertian teleskop/teropong adalah................................................................................... ................................................................................................................................................. b. Ada dua jenis utama teropong, yaitu: ........................................ yang terdiri atas..................................................................... ........................................yang terdiri atas...................................................................... 2. Jenis teropong ini disebut dengan teropong bias dikarenakan ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................. 3. Ada empat macam teropong bias, yaitu: 1. 2. 3. 4. 4. Gambar dan jelaskan diagram arah bayangan pada teropong pantul astronomi beserta penjelasannya!
214
5. Jenis teropong ini disebut teropong pantul dikarenakan......................................................... ................................................................................................................................................. 6. Ada beberapa alasan kenapa cermin digunakan sebagai pengganti lensa objektif, yaitu:..... Jawab:
215
LEMBAR DISKUSI SISWA Kelompok: Anggota:
Langkah Diskusi 1. Pelajarilah buku pelajaran FISIKA untuk SMA kelas X pada pokok bahasan Optika Geometris, sub pokok bahasan Alat-alat Optik, materi : Mikroskop dan Teleskop. 2. Jawablah pertanyaan berikut ini, dengan menuliskan jawaban pada tempat yang disediakan! Diskusi I 1. Tuliskan pengertian dan jenis utama teropong! a. Pengertian teleskop/teropong adalah................................................................................... ................................................................................................................................................. b. Ada dua jenis utama teropong, yaitu: ........................................ yang terdiri atas..................................................................... ........................................yang terdiri atas...................................................................... 2. Jenis teropong ini disebut dengan teropong bias dikarenakan ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................. 3. Ada empat macam teropong bias, yaitu: 1. 2. 3. 4. 4. Gambar dan jelaskan diagram teropong prisma atau binokuler!
216
5. Pada teropong prisma, untuk membalik bayangan menggunakan................................
217
217
LAMPIRAN 21
PENYAJIAN DATA UJI VALIDITAS SOAL Siklus I Nam a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 B
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 21
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 29
3 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 16
4 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 24
5 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 14
6 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 15
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 12
8 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 21
9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 13
10 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 21
11 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 20
12 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 18
Nom or Soal 13 14 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 17 20
15 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 25
16 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 9
17 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 12
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 27
19 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 11
20 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 16
21 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 16
22 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 11
23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 27
24 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21
25 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 19
Skor Total 15 15 11 13 9 21 10 16 8 13 12 7 17 12 12 18 7 13 17 11 6 7 10 10 8 12 18 6 7 18 7 19 8 8 5 21 10 18 455
218 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 1 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 0 15 0 225 0 3 1 11 1 121 11 4 1 13 1 169 13 5 0 9 0 81 0 6 1 21 1 441 21 7 1 10 1 100 10 8 1 16 1 256 16 9 1 8 1 64 8 10 1 13 1 169 13 11 0 12 0 144 0 12 0 7 0 49 0 13 1 17 1 289 17 14 1 12 1 144 12 15 1 12 1 144 12 16 1 18 1 324 18 17 0 7 0 49 0 18 0 13 0 169 0 19 0 17 0 289 0 20 1 11 1 121 11 21 0 6 0 36 0 22 0 7 0 49 0 23 1 10 1 100 10 24 1 10 1 100 10 25 0 8 0 64 0 26 0 12 0 144 0 27 0 18 0 324 0 28 0 6 0 36 0 29 1 7 1 49 7 30 1 18 1 324 18 31 0 7 0 49 0 32 1 19 1 361 19 33 0 8 0 64 0 34 1 8 1 64 8 35 0 5 0 25 0 36 1 21 1 441 21 37 0 10 0 100 0 38 1 18 1 324 18 Jumlah 21 455 21 6227 288 rxy= 0,427
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 2 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 1 15 1 225 15 3 1 11 1 121 11 4 1 13 1 169 13 5 0 9 0 81 0 6 1 21 1 441 21 7 1 10 1 100 10 8 1 16 1 256 16 9 1 8 1 64 8 10 1 13 1 169 13 11 1 12 1 144 12 12 1 7 1 49 7 13 1 17 1 289 17 14 1 12 1 144 12 15 1 12 1 144 12 16 1 18 1 324 18 17 1 7 1 49 7 18 1 13 1 169 13 19 1 17 1 289 17 20 1 11 1 121 11 21 1 6 1 36 6 22 0 7 0 49 0 23 1 10 1 100 10 24 0 10 0 100 0 25 0 8 0 64 0 26 0 12 0 144 0 27 0 18 0 324 0 28 0 6 0 36 0 29 1 7 1 49 7 30 1 18 1 324 18 31 1 7 1 49 7 32 1 19 1 361 19 33 1 8 1 64 8 34 0 8 0 64 0 35 0 5 0 25 0 36 1 21 1 441 21 37 1 10 1 100 10 38 1 18 1 324 18 Jumlah 29 455 29 6227 372 rxy= 0,3385
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 3 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 1 15 1 225 15 3 0 11 0 121 0 4 1 13 1 169 13 5 0 9 0 81 0 6 1 21 1 441 21 7 0 10 0 100 0 8 0 16 0 256 0 9 0 8 0 64 0 10 0 13 0 169 0 11 1 12 1 144 12 12 0 7 0 49 0 13 1 17 1 289 17 14 0 12 0 144 0 15 0 12 0 144 0 16 1 18 1 324 18 17 0 7 0 49 0 18 0 13 0 169 0 19 0 17 0 289 0 20 0 11 0 121 0 21 1 6 1 36 6 22 1 7 1 49 7 23 0 10 0 100 0 24 0 10 0 100 0 25 1 8 1 64 8 26 1 12 1 144 12 27 1 18 1 324 18 28 0 6 0 36 0 29 0 7 0 49 0 30 1 18 1 324 18 31 1 7 1 49 7 32 1 19 1 361 19 33 0 8 0 64 0 34 0 8 0 64 0 35 0 5 0 25 0 36 1 21 1 441 21 37 0 10 0 100 0 38 0 18 0 324 0 Jumlah 16 455 16 6227 227 rxy= 0,417
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 4 N0 x y x^2 y^2 1 1 15 1 225 2 1 15 1 225 3 1 11 1 121 4 0 13 0 169 5 0 9 0 81 6 1 21 1 441 7 1 10 1 100 8 1 16 1 256 9 0 8 0 64 10 1 13 1 169 11 1 12 1 144 12 0 7 0 49 13 1 17 1 289 14 1 12 1 144 15 1 12 1 144 16 1 18 1 324 17 1 7 1 49 18 1 13 1 169 19 1 17 1 289 20 1 11 1 121 21 0 6 0 36 22 0 7 0 49 23 1 10 1 100 24 0 10 0 100 25 1 8 1 64 26 0 12 0 144 27 1 18 1 324 28 0 6 0 36 29 0 7 0 49 30 1 18 1 324 31 0 7 0 49 32 1 19 1 361 33 0 8 0 64 34 0 8 0 64 35 1 5 1 25 36 1 21 1 441 37 1 10 1 100 38 0 18 0 324 Jumlah 24 455 24 6227 rxy= 0,50163
xy 15 15 11 0 0 21 10 16 0 13 12 0 17 12 12 18 7 13 17 11 0 0 10 0 8 0 18 0 0 18 0 19 0 0 5 21 10 0 329
219 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 5 N0 x y x^2 1 0 15 0 2 1 15 1 3 0 11 0 4 0 13 0 5 0 9 0 6 1 21 1 7 0 10 0 8 1 16 1 9 1 8 1 10 1 13 1 11 1 12 1 12 0 7 0 13 1 17 1 14 0 12 0 15 0 12 0 16 1 18 1 17 0 7 0 18 0 13 0 19 1 17 1 20 0 11 0 21 1 6 1 22 0 7 0 23 0 10 0 24 0 10 0 25 0 8 0 26 0 12 0 27 1 18 1 28 0 6 0 29 0 7 0 30 0 18 0 31 0 7 0 32 0 19 0 33 1 8 1 34 0 8 0 35 0 5 0 36 1 21 1 37 1 10 1 38 0 18 0 Jumlah 14 455 14 rxy= 0,39
y^2 225 225 121 169 81 441 100 256 64 169 144 49 289 144 144 324 49 169 289 121 36 49 100 100 64 144 324 36 49 324 49 361 64 64 25 441 100 324 6227
xy 0 15 0 0 0 21 0 16 8 13 12 0 17 0 0 18 0 0 17 0 6 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 8 0 0 21 10 0 200
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 6 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 1 15 1 225 15 3 0 11 0 121 0 4 1 13 1 169 13 5 0 9 0 81 0 6 1 21 1 441 21 7 1 10 1 100 10 8 1 16 1 256 16 9 1 8 1 64 8 10 1 13 1 169 13 11 0 12 0 144 0 12 0 7 0 49 0 13 1 17 1 289 17 14 0 12 0 144 0 15 0 12 0 144 0 16 1 18 1 324 18 17 0 7 0 49 0 18 0 13 0 169 0 19 1 17 1 289 17 20 0 11 0 121 0 21 0 6 0 36 0 22 0 7 0 49 0 23 0 10 0 100 0 24 0 10 0 100 0 25 1 8 1 64 8 26 0 12 0 144 0 27 1 18 1 324 18 28 0 6 0 36 0 29 0 7 0 49 0 30 0 18 0 324 0 31 0 7 0 49 0 32 1 19 1 361 19 33 0 8 0 64 0 34 0 8 0 64 0 35 0 5 0 25 0 36 0 21 0 441 0 37 0 10 0 100 0 38 1 18 1 324 18 Jumlah 15 455 15 6227 226 rxy= 0,5517
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 7 N0 x y x^2 y^2 xy 1 0 15 0 225 0 2 0 15 0 225 0 3 0 11 0 121 0 4 0 13 0 169 0 5 0 9 0 81 0 6 0 21 0 441 0 7 0 10 0 100 0 8 0 16 0 256 0 9 0 8 0 64 0 10 0 13 0 169 0 11 0 12 0 144 0 12 0 7 0 49 0 13 1 17 1 289 17 14 0 12 0 144 0 15 1 12 1 144 12 16 1 18 1 324 18 17 1 7 1 49 7 18 1 13 1 169 13 19 1 17 1 289 17 20 0 11 0 121 0 21 1 6 1 36 6 22 0 7 0 49 0 23 0 10 0 100 0 24 0 10 0 100 0 25 0 8 0 64 0 26 0 12 0 144 0 27 1 18 1 324 18 28 0 6 0 36 0 29 0 7 0 49 0 30 0 18 0 324 0 31 0 7 0 49 0 32 1 19 1 361 19 33 0 8 0 64 0 34 0 8 0 64 0 35 1 5 1 25 5 36 1 21 1 441 21 37 0 10 0 100 0 38 1 18 1 324 18 Jumlah 12 455 12 6227 171 rxy= 0,342
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 8 N0 x y x^2 y^2 1 1 15 1 225 2 1 15 1 225 3 1 11 1 121 4 0 13 0 169 5 1 9 1 81 6 1 21 1 441 7 0 10 0 100 8 1 16 1 256 9 1 8 1 64 10 1 13 1 169 11 0 12 0 144 12 0 7 0 49 13 1 17 1 289 14 1 12 1 144 15 0 12 0 144 16 0 18 0 324 17 0 7 0 49 18 1 13 1 169 19 1 17 1 289 20 1 11 1 121 21 0 6 0 36 22 1 7 1 49 23 0 10 0 100 24 1 10 1 100 25 0 8 0 64 26 1 12 1 144 27 1 18 1 324 28 0 6 0 36 29 0 7 0 49 30 1 18 1 324 31 0 7 0 49 32 0 19 0 361 33 0 8 0 64 34 0 8 0 64 35 0 5 0 25 36 1 21 1 441 37 1 10 1 100 38 1 18 1 324 Jumlah 21 455 21 6227 rxy= 0,47404
xy 15 15 11 0 9 21 0 16 8 13 0 0 17 12 0 0 0 13 17 11 0 7 0 10 0 12 18 0 0 18 0 0 0 0 0 21 10 18 292
220 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 9 N0 x y x^2 1 0 15 0 2 0 15 0 3 0 11 0 4 0 13 0 5 0 9 0 6 1 21 1 7 0 10 0 8 0 16 0 9 0 8 0 10 0 13 0 11 1 12 1 12 0 7 0 13 0 17 0 14 0 12 0 15 0 12 0 16 1 18 1 17 0 7 0 18 0 13 0 19 0 17 0 20 0 11 0 21 0 6 0 22 0 7 0 23 1 10 1 24 1 10 1 25 1 8 1 26 1 12 1 27 0 18 0 28 1 6 1 29 0 7 0 30 1 18 1 31 0 7 0 32 1 19 1 33 1 8 1 34 0 8 0 35 0 5 0 36 1 21 1 37 0 10 0 38 1 18 1 Jumlah 13 455 13 rxy= 0,3105
y^2 225 225 121 169 81 441 100 256 64 169 144 49 289 144 144 324 49 169 289 121 36 49 100 100 64 144 324 36 49 324 49 361 64 64 25 441 100 324 6227
xy 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 12 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0 10 10 8 12 0 6 0 18 0 19 8 0 0 21 0 18 181
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 10 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 1 15 1 225 15 3 0 11 0 121 0 4 0 13 0 169 0 5 1 9 1 81 9 6 1 21 1 441 21 7 1 10 1 100 10 8 0 16 0 256 0 9 0 8 0 64 0 10 0 13 0 169 0 11 1 12 1 144 12 12 0 7 0 49 0 13 1 17 1 289 17 14 0 12 0 144 0 15 1 12 1 144 12 16 1 18 1 324 18 17 0 7 0 49 0 18 0 13 0 169 0 19 1 17 1 289 17 20 0 11 0 121 0 21 0 6 0 36 0 22 0 7 0 49 0 23 1 10 1 100 10 24 1 10 1 100 10 25 0 8 0 64 0 26 1 12 1 144 12 27 1 18 1 324 18 28 0 6 0 36 0 29 0 7 0 49 0 30 1 18 1 324 18 31 0 7 0 49 0 32 1 19 1 361 19 33 0 8 0 64 0 34 1 8 1 64 8 35 1 5 1 25 5 36 1 21 1 441 21 37 1 10 1 100 10 38 1 18 1 324 18 Jumlah 21 455 21 6227 295 rxy= 0,5091
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 11 N0 x y x^2 y^2 xy 1 0 15 0 225 0 2 1 15 1 225 15 3 1 11 1 121 11 4 0 13 0 169 0 5 1 9 1 81 9 6 1 21 1 441 21 7 0 10 0 100 0 8 1 16 1 256 16 9 0 8 0 64 0 10 1 13 1 169 13 11 0 12 0 144 0 12 1 7 1 49 7 13 1 17 1 289 17 14 0 12 0 144 0 15 0 12 0 144 0 16 0 18 0 324 0 17 0 7 0 49 0 18 0 13 0 169 0 19 0 17 0 289 0 20 0 11 0 121 0 21 0 6 0 36 0 22 0 7 0 49 0 23 0 10 0 100 0 24 0 10 0 100 0 25 0 8 0 64 0 26 0 12 0 144 0 27 1 18 1 324 18 28 0 6 0 36 0 29 1 7 1 49 7 30 1 18 1 324 18 31 0 7 0 49 0 32 1 19 1 361 19 33 0 8 0 64 0 34 0 8 0 64 0 35 0 5 0 25 0 36 0 21 0 441 0 37 0 10 0 100 0 38 0 18 0 324 0 Jumlah 12 455 12 6227 171 rxy= 0,342
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 12 N0 x y x^2 y^2 1 1 15 1 225 2 1 15 1 225 3 0 11 0 121 4 1 13 1 169 5 1 9 1 81 6 1 21 1 441 7 0 10 0 100 8 1 16 1 256 9 0 8 0 64 10 0 13 0 169 11 0 12 0 144 12 1 7 1 49 13 0 17 0 289 14 0 12 0 144 15 0 12 0 144 16 1 18 1 324 17 0 7 0 49 18 1 13 1 169 19 0 17 0 289 20 0 11 0 121 21 0 6 0 36 22 0 7 0 49 23 0 10 0 100 24 1 10 1 100 25 1 8 1 64 26 1 12 1 144 27 0 18 0 324 28 1 6 1 36 29 0 7 0 49 30 1 18 1 324 31 0 7 0 49 32 0 19 0 361 33 1 8 1 64 34 1 8 1 64 35 0 5 0 25 36 1 21 1 441 37 0 10 0 100 38 1 18 1 324 Jumlah 18 455 18 6227 rxy= 0,23833
xy 15 15 0 13 9 21 0 16 0 0 0 7 0 0 0 18 0 13 0 0 0 0 0 10 8 12 0 6 0 18 0 0 8 8 0 21 0 18 236
221 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 13 N0 x y x^2 y^2 1 0 15 0 225 2 0 15 0 225 3 0 11 0 121 4 0 13 0 169 5 0 9 0 81 6 1 21 1 441 7 0 10 0 100 8 0 16 0 256 9 0 8 0 64 10 0 13 0 169 11 0 12 0 144 12 0 7 0 49 13 1 17 1 289 14 1 12 1 144 15 1 12 1 144 16 1 18 1 324 17 0 7 0 49 18 1 13 1 169 19 1 17 1 289 20 0 11 0 121 21 0 6 0 36 22 1 7 1 49 23 0 10 0 100 24 0 10 0 100 25 0 8 0 64 26 1 12 1 144 27 1 18 1 324 28 1 6 1 36 29 1 7 1 49 30 1 18 1 324 31 0 7 0 49 32 1 19 1 361 33 0 8 0 64 34 0 8 0 64 35 0 5 0 25 36 1 21 1 441 37 1 10 1 100 38 1 18 1 324 Jumlah 17 455 17 6227 rxy= 0,4962
xy 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 17 12 12 18 0 13 17 0 0 7 0 0 0 12 18 6 7 18 0 19 0 0 0 21 10 18 246
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 14 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 0 15 0 225 0 3 1 11 1 121 11 4 1 13 1 169 13 5 1 9 1 81 9 6 1 21 1 441 21 7 0 10 0 100 0 8 1 16 1 256 16 9 0 8 0 64 0 10 1 13 1 169 13 11 0 12 0 144 0 12 0 7 0 49 0 13 0 17 0 289 0 14 1 12 1 144 12 15 1 12 1 144 12 16 1 18 1 324 18 17 0 7 0 49 0 18 0 13 0 169 0 19 1 17 1 289 17 20 1 11 1 121 11 21 0 6 0 36 0 22 1 7 1 49 7 23 0 10 0 100 0 24 0 10 0 100 0 25 0 8 0 64 0 26 0 12 0 144 0 27 1 18 1 324 18 28 1 6 1 36 6 29 1 7 1 49 7 30 1 18 1 324 18 31 0 7 0 49 0 32 1 19 1 361 19 33 0 8 0 64 0 34 0 8 0 64 0 35 0 5 0 25 0 36 1 21 1 441 21 37 0 10 0 100 0 38 1 18 1 324 18 Jumlah 20 455 20 6227 282 rxy= 0,495
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 15 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 0 15 0 225 0 3 1 11 1 121 11 4 1 13 1 169 13 5 0 9 0 81 0 6 1 21 1 441 21 7 1 10 1 100 10 8 1 16 1 256 16 9 1 8 1 64 8 10 1 13 1 169 13 11 1 12 1 144 12 12 0 7 0 49 0 13 1 17 1 289 17 14 1 12 1 144 12 15 0 12 0 144 0 16 1 18 1 324 18 17 0 7 0 49 0 18 1 13 1 169 13 19 1 17 1 289 17 20 1 11 1 121 11 21 0 6 0 36 0 22 0 7 0 49 0 23 1 10 1 100 10 24 1 10 1 100 10 25 0 8 0 64 0 26 0 12 0 144 0 27 1 18 1 324 18 28 0 6 0 36 0 29 1 7 1 49 7 30 1 18 1 324 18 31 0 7 0 49 0 32 1 19 1 361 19 33 0 8 0 64 0 34 1 8 1 64 8 35 0 5 0 25 0 36 1 21 1 441 21 37 1 10 1 100 10 38 1 18 1 324 18 Jumlah 25 455 25 6227 346 rxy= 0,572
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 16 N0 x y x^2 y^2 1 0 15 0 225 2 0 15 0 225 3 0 11 0 121 4 0 13 0 169 5 0 9 0 81 6 1 21 1 441 7 0 10 0 100 8 0 16 0 256 9 0 8 0 64 10 0 13 0 169 11 0 12 0 144 12 1 7 1 49 13 0 17 0 289 14 0 12 0 144 15 0 12 0 144 16 0 18 0 324 17 0 7 0 49 18 1 13 1 169 19 0 17 0 289 20 1 11 1 121 21 1 6 1 36 22 0 7 0 49 23 0 10 0 100 24 0 10 0 100 25 1 8 1 64 26 0 12 0 144 27 0 18 0 324 28 0 6 0 36 29 0 7 0 49 30 1 18 1 324 31 1 7 1 49 32 1 19 1 361 33 0 8 0 64 34 0 8 0 64 35 0 5 0 25 36 0 21 0 441 37 0 10 0 100 38 0 18 0 324 Jumlah 9 455 9 6227 rxy= 0,03058
xy 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 13 0 11 6 0 0 0 8 0 0 0 0 18 7 19 0 0 0 0 0 0 110
222 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 17 N0 x y x^2 y^2 1 0 15 0 225 2 0 15 0 225 3 0 11 0 121 4 0 13 0 169 5 0 9 0 81 6 1 21 1 441 7 0 10 0 100 8 1 16 1 256 9 0 8 0 64 10 0 13 0 169 11 0 12 0 144 12 0 7 0 49 13 0 17 0 289 14 1 12 1 144 15 1 12 1 144 16 0 18 0 324 17 0 7 0 49 18 0 13 0 169 19 1 17 1 289 20 0 11 0 121 21 0 6 0 36 22 1 7 1 49 23 0 10 0 100 24 0 10 0 100 25 0 8 0 64 26 1 12 1 144 27 1 18 1 324 28 0 6 0 36 29 0 7 0 49 30 0 18 0 324 31 1 7 1 49 32 1 19 1 361 33 0 8 0 64 34 1 8 1 64 35 0 5 0 25 36 1 21 1 441 37 0 10 0 100 38 0 18 0 324 Jumlah 12 455 12 6227 rxy= 0,3291
xy 0 0 0 0 0 21 0 16 0 0 0 0 0 12 12 0 0 0 17 0 0 7 0 0 0 12 18 0 0 0 7 19 0 8 0 21 0 0 170
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 18 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 1 15 1 225 15 3 1 11 1 121 11 4 1 13 1 169 13 5 1 9 1 81 9 6 1 21 1 441 21 7 1 10 1 100 10 8 1 16 1 256 16 9 1 8 1 64 8 10 1 13 1 169 13 11 1 12 1 144 12 12 0 7 0 49 0 13 1 17 1 289 17 14 1 12 1 144 12 15 1 12 1 144 12 16 0 18 0 324 0 17 1 7 1 49 7 18 1 13 1 169 13 19 1 17 1 289 17 20 1 11 1 121 11 21 0 6 0 36 0 22 0 7 0 49 0 23 0 10 0 100 0 24 1 10 1 100 10 25 0 8 0 64 0 26 1 12 1 144 12 27 1 18 1 324 18 28 0 6 0 36 0 29 0 7 0 49 0 30 1 18 1 324 18 31 1 7 1 49 7 32 1 19 1 361 19 33 1 8 1 64 8 34 0 8 0 64 0 35 0 5 0 25 0 36 1 21 1 441 21 37 0 10 0 100 0 38 1 18 1 324 18 Jumlah 27 455 27 6227 363 rxy= 0,5089
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 19 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 0 15 0 225 0 3 0 11 0 121 0 4 1 13 1 169 13 5 0 9 0 81 0 6 0 21 0 441 0 7 1 10 1 100 10 8 0 16 0 256 0 9 0 8 0 64 0 10 0 13 0 169 0 11 1 12 1 144 12 12 0 7 0 49 0 13 0 17 0 289 0 14 0 12 0 144 0 15 1 12 1 144 12 16 0 18 0 324 0 17 0 7 0 49 0 18 0 13 0 169 0 19 0 17 0 289 0 20 1 11 1 121 11 21 0 6 0 36 0 22 0 7 0 49 0 23 1 10 1 100 10 24 1 10 1 100 10 25 0 8 0 64 0 26 0 12 0 144 0 27 0 18 0 324 0 28 1 6 1 36 6 29 0 7 0 49 0 30 0 18 0 324 0 31 0 7 0 49 0 32 0 19 0 361 0 33 1 8 1 64 8 34 0 8 0 64 0 35 1 5 1 25 5 36 0 21 0 441 0 37 0 10 0 100 0 38 0 18 0 324 0 Jumlah 11 455 11 6227 112 rxy= -0,25
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 20 N0 x y x^2 y^2 1 0 15 0 225 2 1 15 1 225 3 0 11 0 121 4 1 13 1 169 5 0 9 0 81 6 1 21 1 441 7 0 10 0 100 8 1 16 1 256 9 0 8 0 64 10 0 13 0 169 11 0 12 0 144 12 0 7 0 49 13 0 17 0 289 14 0 12 0 144 15 0 12 0 144 16 0 18 0 324 17 1 7 1 49 18 0 13 0 169 19 1 17 1 289 20 0 11 0 121 21 0 6 0 36 22 1 7 1 49 23 0 10 0 100 24 1 10 1 100 25 1 8 1 64 26 1 12 1 144 27 1 18 1 324 28 0 6 0 36 29 0 7 0 49 30 1 18 1 324 31 0 7 0 49 32 1 19 1 361 33 0 8 0 64 34 1 8 1 64 35 0 5 0 25 36 1 21 1 441 37 0 10 0 100 38 1 18 1 324 Jumlah 16 455 16 6227 rxy= 0,42876
xy 0 15 0 13 0 21 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 17 0 0 7 0 10 8 12 18 0 0 18 0 19 0 8 0 21 0 18 228
223 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 21 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 0 15 0 225 0 3 0 11 0 121 0 4 1 13 1 169 13 5 0 9 0 81 0 6 0 21 0 441 0 7 1 10 1 100 10 8 1 16 1 256 16 9 0 8 0 64 0 10 1 13 1 169 13 11 0 12 0 144 0 12 0 7 0 49 0 13 1 17 1 289 17 14 1 12 1 144 12 15 0 12 0 144 0 16 1 18 1 324 18 17 0 7 0 49 0 18 0 13 0 169 0 19 1 17 1 289 17 20 0 11 0 121 0 21 0 6 0 36 0 22 0 7 0 49 0 23 0 10 0 100 0 24 1 10 1 100 10 25 0 8 0 64 0 26 0 12 0 144 0 27 1 18 1 324 18 28 0 6 0 36 0 29 0 7 0 49 0 30 1 18 1 324 18 31 1 7 1 49 7 32 0 19 0 361 0 33 0 8 0 64 0 34 0 8 0 64 0 35 0 5 0 25 0 36 1 21 1 441 21 37 1 10 1 100 10 38 1 18 1 324 18 Jumlah 16 455 16 6227 233 rxy= 0,4876
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 22 N0 x y x^2 y^2 xy 1 0 15 0 225 0 2 1 15 1 225 15 3 0 11 0 121 0 4 0 13 0 169 0 5 0 9 0 81 0 6 0 21 0 441 0 7 0 10 0 100 0 8 0 16 0 256 0 9 1 8 1 64 8 10 0 13 0 169 0 11 1 12 1 144 12 12 1 7 1 49 7 13 0 17 0 289 0 14 0 12 0 144 0 15 0 12 0 144 0 16 0 18 0 324 0 17 1 7 1 49 7 18 1 13 1 169 13 19 0 17 0 289 0 20 0 11 0 121 0 21 0 6 0 36 0 22 0 7 0 49 0 23 1 10 1 100 10 24 0 10 0 100 0 25 0 8 0 64 0 26 1 12 1 144 12 27 0 18 0 324 0 28 1 6 1 36 6 29 1 7 1 49 7 30 0 18 0 324 0 31 0 7 0 49 0 32 0 19 0 361 0 33 0 8 0 64 0 34 0 8 0 64 0 35 0 5 0 25 0 36 0 21 0 441 0 37 1 10 1 100 10 38 0 18 0 324 0 Jumlah 11 455 11 6227 107 rxy= -0,32
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 23 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 15 1 225 15 2 1 15 1 225 15 3 1 11 1 121 11 4 1 13 1 169 13 5 1 9 1 81 9 6 1 21 1 441 21 7 1 10 1 100 10 8 1 16 1 256 16 9 0 8 0 64 0 10 1 13 1 169 13 11 1 12 1 144 12 12 0 7 0 49 0 13 1 17 1 289 17 14 0 12 0 144 0 15 0 12 0 144 0 16 1 18 1 324 18 17 1 7 1 49 7 18 1 13 1 169 13 19 1 17 1 289 17 20 0 11 0 121 0 21 1 6 1 36 6 22 0 7 0 49 0 23 1 10 1 100 10 24 0 10 0 100 0 25 1 8 1 64 8 26 1 12 1 144 12 27 1 18 1 324 18 28 0 6 0 36 0 29 0 7 0 49 0 30 1 18 1 324 18 31 0 7 0 49 0 32 1 19 1 361 19 33 1 8 1 64 8 34 1 8 1 64 8 35 1 5 1 25 5 36 1 21 1 441 21 37 0 10 0 100 0 38 1 18 1 324 18 Jumlah 27 455 27 6227 358 rxy= 0,445
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 24 N0 x y x^2 y^2 1 0 15 0 225 2 1 15 1 225 3 1 11 1 121 4 0 13 0 169 5 1 9 1 81 6 1 21 1 441 7 0 10 0 100 8 1 16 1 256 9 0 8 0 64 10 0 13 0 169 11 0 12 0 144 12 1 7 1 49 13 1 17 1 289 14 0 12 0 144 15 0 12 0 144 16 1 18 1 324 17 0 7 0 49 18 1 13 1 169 19 1 17 1 289 20 1 11 1 121 21 0 6 0 36 22 0 7 0 49 23 1 10 1 100 24 0 10 0 100 25 0 8 0 64 26 1 12 1 144 27 1 18 1 324 28 0 6 0 36 29 0 7 0 49 30 1 18 1 324 31 1 7 1 49 32 1 19 1 361 33 1 8 1 64 34 1 8 1 64 35 0 5 0 25 36 1 21 1 441 37 0 10 0 100 38 1 18 1 324 Jumlah 21 455 21 6227 rxy= 0,497
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 25 xy 0 15 11 0 9 21 0 16 0 0 0 7 17 0 0 18 0 13 17 11 0 0 10 0 0 12 18 0 0 18 7 19 8 8 0 21 0 18 294
N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Jumlah rxy=
x 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 19 0,47
y x^2 15 1 15 1 11 1 13 1 9 1 21 1 10 0 16 0 8 0 13 1 12 1 7 1 17 1 12 1 12 1 18 1 7 0 13 0 17 0 11 0 6 0 7 1 10 0 10 0 8 0 12 0 18 1 6 0 7 0 18 0 7 0 19 1 8 0 8 0 5 0 21 1 10 1 18 1 455 19
y^2 225 225 121 169 81 441 100 256 64 169 144 49 289 144 144 324 49 169 289 121 36 49 100 100 64 144 324 36 49 324 49 361 64 64 25 441 100 324 5903
xy 15 15 11 13 9 21 0 0 0 13 12 7 17 12 12 18 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 18 0 0 0 0 19 0 0 0 21 10 18 268
224
Siklus II Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 B
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 33
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 25
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 32
5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 23
6 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 22
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 23
9 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 10
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25
11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 29
12 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24
Nomor Soal 13 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 25 25
15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 20
16 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 16
17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 30
19 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 25
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 31
22 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
23 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 22
24 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 17
25 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 21
skor total 23 22 20 19 19 19 18 17 17 16 16 16 15 15 16 13 12 7 8 9 7 12 9 7 6 12 11 19 22 16 20 19 23 19 18 21 20 10 588
225 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 1 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 1 16 1 256 16 12 1 16 1 256 16 13 1 15 1 225 15 14 1 15 1 225 15 15 1 16 1 256 16 16 1 13 1 169 13 17 1 12 1 144 12 18 1 7 1 49 7 19 1 8 1 64 8 20 1 9 1 81 9 21 1 7 1 49 7 22 0 12 0 144 0 23 0 9 0 81 0 24 1 7 1 49 7 25 0 6 0 36 0 26 1 12 1 144 12 27 0 11 0 121 0 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 0 10 0 100 0 Jumlah 33 588 33 10020 540 rxy= 0,464
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 2 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 0 16 0 256 0 12 1 16 1 256 16 13 0 15 0 225 0 14 0 15 0 225 0 15 1 16 1 256 16 16 0 13 0 169 0 17 0 12 0 144 0 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 1 9 1 81 9 21 0 7 0 49 0 22 0 12 0 144 0 23 0 9 0 81 0 24 0 7 0 49 0 25 0 6 0 36 0 26 0 12 0 144 0 27 1 11 1 121 11 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 0 19 0 361 0 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 1 10 1 100 10 Jumlah 24 588 24 10020 430 rxy= 0,6495
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 3 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 1 16 1 256 16 12 1 16 1 256 16 13 1 15 1 225 15 14 1 15 1 225 15 15 1 16 1 256 16 16 1 13 1 169 13 17 0 12 0 144 0 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 0 9 0 81 0 21 0 7 0 49 0 22 0 12 0 144 0 23 0 9 0 81 0 24 0 7 0 49 0 25 0 6 0 36 0 26 0 12 0 144 0 27 0 11 0 121 0 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 0 21 0 441 0 37 0 20 0 400 0 38 1 10 1 100 10 Jumlah 25 588 25 10020 447 rxy= 0,678
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 4 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 1 16 1 256 16 12 1 16 1 256 16 13 1 15 1 225 15 14 1 15 1 225 15 15 1 16 1 256 16 16 0 13 0 169 0 17 1 12 1 144 12 18 1 7 1 49 7 19 1 8 1 64 8 20 0 9 0 81 0 21 1 7 1 49 7 22 0 12 0 144 0 23 0 9 0 81 0 24 0 7 0 49 0 25 1 6 1 36 6 26 1 12 1 144 12 27 1 11 1 121 11 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 0 10 0 100 0 Jumlah 32 588 32 10020 528 rxy= 0,48132
226 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 5 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 22 1 484 3 0 20 0 400 4 0 19 0 361 5 1 19 1 361 6 1 19 1 361 7 1 18 1 324 8 1 17 1 289 9 1 17 1 289 10 1 16 1 256 11 1 16 1 256 12 1 16 1 256 13 1 15 1 225 14 1 15 1 225 15 1 16 1 256 16 1 13 1 169 17 1 12 1 144 18 0 7 0 49 19 0 8 0 64 20 0 9 0 81 21 0 7 0 49 22 0 12 0 144 23 1 9 1 81 24 0 7 0 49 25 0 6 0 36 26 1 12 1 144 27 0 11 0 121 28 0 19 0 361 29 1 22 1 484 30 0 16 0 256 31 0 20 0 400 32 1 19 1 361 33 1 23 1 529 34 1 19 1 361 35 0 18 0 324 36 1 21 1 441 37 1 20 1 400 38 0 10 0 100 Jumlah 23 588 23 10020 rxy= 0,4713
xy 23 22 0 0 19 19 18 17 17 16 16 16 15 15 16 13 12 0 0 0 0 0 9 0 0 12 0 0 22 0 0 19 23 19 0 21 20 0 399
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 6 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 0 20 0 400 0 4 0 19 0 361 0 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 0 18 0 324 0 8 0 17 0 289 0 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 1 16 1 256 16 12 1 16 1 256 16 13 0 15 0 225 0 14 1 15 1 225 15 15 1 16 1 256 16 16 1 13 1 169 13 17 0 12 0 144 0 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 0 9 0 81 0 21 0 7 0 49 0 22 0 12 0 144 0 23 0 9 0 81 0 24 0 7 0 49 0 25 1 6 1 36 6 26 1 12 1 144 12 27 1 11 1 121 11 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 0 10 0 100 0 Jumlah 24 588 24 10020 418 rxy= 0,5166
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 7 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 0 17 0 289 0 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 1 16 1 256 16 12 1 16 1 256 16 13 1 15 1 225 15 14 1 15 1 225 15 15 1 16 1 256 16 16 0 13 0 169 0 17 0 12 0 144 0 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 0 9 0 81 0 21 0 7 0 49 0 22 0 12 0 144 0 23 0 9 0 81 0 24 0 7 0 49 0 25 0 6 0 36 0 26 1 12 1 144 12 27 1 11 1 121 11 28 0 19 0 361 0 29 1 22 1 484 22 30 0 16 0 256 0 31 1 20 1 400 20 32 0 19 0 361 0 33 1 23 1 529 23 34 0 19 0 361 0 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 0 10 0 100 0 Jumlah 22 588 22 10020 398 rxy= 0,623
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 8 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 22 1 484 3 1 20 1 400 4 1 19 1 361 5 1 19 1 361 6 1 19 1 361 7 1 18 1 324 8 0 17 0 289 9 1 17 1 289 10 1 16 1 256 11 1 16 1 256 12 1 16 1 256 13 1 15 1 225 14 1 15 1 225 15 1 16 1 256 16 0 13 0 169 17 0 12 0 144 18 1 7 1 49 19 1 8 1 64 20 0 9 0 81 21 0 7 0 49 22 0 12 0 144 23 0 9 0 81 24 0 7 0 49 25 0 6 0 36 26 0 12 0 144 27 0 11 0 121 28 0 19 0 361 29 0 22 0 484 30 0 16 0 256 31 1 20 1 400 32 1 19 1 361 33 1 23 1 529 34 0 19 0 361 35 1 18 1 324 36 1 21 1 441 37 1 20 1 400 38 1 10 1 100 Jumlah 23 588 23 10020 rxy= 0,44941
xy 23 22 20 19 19 19 18 0 17 16 16 16 15 15 16 0 0 7 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 19 23 0 18 21 20 10 397
227 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 9 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 0 22 0 484 3 1 20 1 400 4 1 19 1 361 5 0 19 0 361 6 0 19 0 361 7 0 18 0 324 8 0 17 0 289 9 0 17 0 289 10 0 16 0 256 11 1 16 1 256 12 0 16 0 256 13 1 15 1 225 14 1 15 1 225 15 0 16 0 256 16 0 13 0 169 17 0 12 0 144 18 0 7 0 49 19 0 8 0 64 20 0 9 0 81 21 0 7 0 49 22 1 12 1 144 23 0 9 0 81 24 0 7 0 49 25 0 6 0 36 26 0 12 0 144 27 0 11 0 121 28 1 19 1 361 29 0 22 0 484 30 1 16 1 256 31 1 20 1 400 32 0 19 0 361 33 1 23 1 529 34 0 19 0 361 35 0 18 0 324 36 1 21 1 441 37 0 20 0 400 38 0 10 0 100 Jumlah 12 588 12 10020 rxy= 0,383
xy 23 0 20 19 0 0 0 0 0 0 16 0 15 15 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 19 0 16 20 0 23 0 0 21 0 0 219
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 10 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 0 19 0 361 0 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 0 16 0 256 0 12 1 16 1 256 16 13 0 15 0 225 0 14 0 15 0 225 0 15 1 16 1 256 16 16 0 13 0 169 0 17 0 12 0 144 0 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 0 9 0 81 0 21 0 7 0 49 0 22 1 12 1 144 12 23 1 9 1 81 9 24 0 7 0 49 0 25 0 6 0 36 0 26 1 12 1 144 12 27 1 11 1 121 11 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 0 10 0 100 0 Jumlah 25 588 25 10020 444 rxy= 0,6439
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 11 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 0 19 0 361 0 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 1 16 1 256 16 12 0 16 0 256 0 13 1 15 1 225 15 14 0 15 0 225 0 15 0 16 0 256 0 16 1 13 1 169 13 17 1 12 1 144 12 18 1 7 1 49 7 19 1 8 1 64 8 20 0 9 0 81 0 21 1 7 1 49 7 22 1 12 1 144 12 23 0 9 0 81 0 24 1 7 1 49 7 25 0 6 0 36 0 26 0 12 0 144 0 27 1 11 1 121 11 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 0 21 0 441 0 37 1 20 1 400 20 38 1 10 1 100 10 Jumlah 29 588 29 10020 465 rxy= 0,204
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 12 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 22 1 484 3 1 20 1 400 4 1 19 1 361 5 0 19 0 361 6 0 19 0 361 7 0 18 0 324 8 0 17 0 289 9 0 17 0 289 10 1 16 1 256 11 1 16 1 256 12 1 16 1 256 13 0 15 0 225 14 0 15 0 225 15 1 16 1 256 16 1 13 1 169 17 1 12 1 144 18 1 7 1 49 19 0 8 0 64 20 0 9 0 81 21 1 7 1 49 22 1 12 1 144 23 1 9 1 81 24 0 7 0 49 25 0 6 0 36 26 0 12 0 144 27 0 11 0 121 28 1 19 1 361 29 1 22 1 484 30 1 16 1 256 31 1 20 1 400 32 1 19 1 361 33 1 23 1 529 34 1 19 1 361 35 1 18 1 324 36 0 21 0 441 37 1 20 1 400 38 1 10 1 100 Jumlah 24 588 24 10020 rxy= 0,25072
xy 23 22 20 19 0 0 0 0 0 16 16 16 0 0 16 13 12 7 0 0 7 12 9 0 0 0 0 19 22 16 20 19 23 19 18 0 20 10 394
228 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 13 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 22 1 484 3 1 20 1 400 4 1 19 1 361 5 1 19 1 361 6 1 19 1 361 7 1 18 1 324 8 1 17 1 289 9 0 17 0 289 10 0 16 0 256 11 0 16 0 256 12 1 16 1 256 13 1 15 1 225 14 1 15 1 225 15 1 16 1 256 16 0 13 0 169 17 1 12 1 144 18 0 7 0 49 19 0 8 0 64 20 1 9 1 81 21 0 7 0 49 22 1 12 1 144 23 1 9 1 81 24 0 7 0 49 25 0 6 0 36 26 0 12 0 144 27 0 11 0 121 28 1 19 1 361 29 1 22 1 484 30 1 16 1 256 31 1 20 1 400 32 0 19 0 361 33 1 23 1 529 34 1 19 1 361 35 0 18 0 324 36 1 21 1 441 37 1 20 1 400 38 1 10 1 100 Jumlah 25 588 25 10020 rxy= 0,4974
xy 23 22 20 19 19 19 18 17 0 0 0 16 15 15 16 0 12 0 0 9 0 12 9 0 0 0 0 19 22 16 20 0 23 19 0 21 20 10 431
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 14 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 0 16 0 256 0 12 0 16 0 256 0 13 0 15 0 225 0 14 0 15 0 225 0 15 1 16 1 256 16 16 1 13 1 169 13 17 1 12 1 144 12 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 1 9 1 81 9 21 1 7 1 49 7 22 1 12 1 144 12 23 0 9 0 81 0 24 0 7 0 49 0 25 0 6 0 36 0 26 1 12 1 144 12 27 0 11 0 121 0 28 0 19 0 361 0 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 0 20 0 400 0 38 0 10 0 100 0 Jumlah 25 588 25 10020 429 rxy= 0,4749
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 15 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 0 19 0 361 0 6 0 19 0 361 0 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 1 16 1 256 16 12 0 16 0 256 0 13 1 15 1 225 15 14 1 15 1 225 15 15 0 16 0 256 0 16 1 13 1 169 13 17 1 12 1 144 12 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 1 9 1 81 9 21 0 7 0 49 0 22 0 12 0 144 0 23 0 9 0 81 0 24 0 7 0 49 0 25 1 6 1 36 6 26 1 12 1 144 12 27 1 11 1 121 11 28 0 19 0 361 0 29 0 22 0 484 0 30 0 16 0 256 0 31 0 20 0 400 0 32 0 19 0 361 0 33 1 23 1 529 23 34 0 19 0 361 0 35 0 18 0 324 0 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 0 10 0 100 0 Jumlah 20 588 20 10020 325 rxy= 0,166
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 16 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 22 1 484 3 0 20 0 400 4 1 19 1 361 5 0 19 0 361 6 0 19 0 361 7 0 18 0 324 8 1 17 1 289 9 1 17 1 289 10 0 16 0 256 11 0 16 0 256 12 1 16 1 256 13 1 15 1 225 14 0 15 0 225 15 0 16 0 256 16 0 13 0 169 17 0 12 0 144 18 1 7 1 49 19 1 8 1 64 20 0 9 0 81 21 0 7 0 49 22 0 12 0 144 23 1 9 1 81 24 0 7 0 49 25 0 6 0 36 26 0 12 0 144 27 0 11 0 121 28 0 19 0 361 29 1 22 1 484 30 0 16 0 256 31 0 20 0 400 32 1 19 1 361 33 1 23 1 529 34 1 19 1 361 35 0 18 0 324 36 1 21 1 441 37 1 20 1 400 38 0 10 0 100 Jumlah 16 588 16 10020 rxy= 0,31845
xy 23 22 0 19 0 0 0 17 17 0 0 16 15 0 0 0 0 7 8 0 0 0 9 0 0 0 0 0 22 0 0 19 23 19 0 21 20 0 277
229 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 17 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 22 1 484 3 1 20 1 400 4 1 19 1 361 5 1 19 1 361 6 1 19 1 361 7 1 18 1 324 8 0 17 0 289 9 0 17 0 289 10 0 16 0 256 11 1 16 1 256 12 1 16 1 256 13 0 15 0 225 14 1 15 1 225 15 0 16 0 256 16 1 13 1 169 17 0 12 0 144 18 0 7 0 49 19 0 8 0 64 20 1 9 1 81 21 1 7 1 49 22 1 12 1 144 23 1 9 1 81 24 0 7 0 49 25 0 6 0 36 26 1 12 1 144 27 1 11 1 121 28 1 19 1 361 29 1 22 1 484 30 1 16 1 256 31 1 20 1 400 32 1 19 1 361 33 1 23 1 529 34 1 19 1 361 35 0 18 0 324 36 1 21 1 441 37 1 20 1 400 38 1 10 1 100 Jumlah 27 588 27 10020 rxy= 0,3678
xy 23 22 20 19 19 19 18 0 0 0 16 16 0 15 0 13 0 0 0 9 7 12 9 0 0 12 11 19 22 16 20 19 23 19 0 21 20 10 449
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 18 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 0 16 0 256 0 11 1 16 1 256 16 12 1 16 1 256 16 13 1 15 1 225 15 14 1 15 1 225 15 15 1 16 1 256 16 16 1 13 1 169 13 17 1 12 1 144 12 18 0 7 0 49 0 19 1 8 1 64 8 20 0 9 0 81 0 21 0 7 0 49 0 22 0 12 0 144 0 23 1 9 1 81 9 24 0 7 0 49 0 25 1 6 1 36 6 26 1 12 1 144 12 27 1 11 1 121 11 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 0 16 0 256 0 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 0 10 0 100 0 Jumlah 30 588 30 10020 504 rxy= 0,5216
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 19 N0 x y x^2 y^2 xy 1 0 23 0 529 0 2 0 22 0 484 0 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 0 18 0 324 0 8 1 17 1 289 17 9 1 17 1 289 17 10 1 16 1 256 16 11 0 16 0 256 0 12 0 16 0 256 0 13 0 15 0 225 0 14 0 15 0 225 0 15 0 16 0 256 0 16 0 13 0 169 0 17 0 12 0 144 0 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 0 9 0 81 0 21 1 7 1 49 7 22 0 12 0 144 0 23 0 9 0 81 0 24 1 7 1 49 7 25 0 6 0 36 0 26 0 12 0 144 0 27 0 11 0 121 0 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 0 10 0 100 0 Jumlah 19 588 19 10020 338 rxy= 0,47
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 20 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 22 1 484 3 1 20 1 400 4 1 19 1 361 5 1 19 1 361 6 0 19 0 361 7 1 18 1 324 8 1 17 1 289 9 1 17 1 289 10 0 16 0 256 11 0 16 0 256 12 0 16 0 256 13 1 15 1 225 14 1 15 1 225 15 0 16 0 256 16 1 13 1 169 17 1 12 1 144 18 0 7 0 49 19 1 8 1 64 20 0 9 0 81 21 0 7 0 49 22 1 12 1 144 23 0 9 0 81 24 1 7 1 49 25 0 6 0 36 26 1 12 1 144 27 0 11 0 121 28 1 19 1 361 29 1 22 1 484 30 1 16 1 256 31 1 20 1 400 32 1 19 1 361 33 0 23 0 529 34 1 19 1 361 35 0 18 0 324 36 1 21 1 441 37 1 20 1 400 38 1 10 1 100 Jumlah 25 588 25 10020 rxy= 0,31718
xy 23 22 20 19 19 0 18 17 17 0 0 0 15 15 0 13 12 0 8 0 0 12 0 7 0 12 0 19 22 16 20 19 0 19 0 21 20 10 415
230 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 21 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 22 1 484 3 1 20 1 400 4 1 19 1 361 5 1 19 1 361 6 1 19 1 361 7 1 18 1 324 8 1 17 1 289 9 1 17 1 289 10 1 16 1 256 11 1 16 1 256 12 1 16 1 256 13 0 15 0 225 14 1 15 1 225 15 1 16 1 256 16 1 13 1 169 17 1 12 1 144 18 1 7 1 49 19 1 8 1 64 20 1 9 1 81 21 0 7 0 49 22 1 12 1 144 23 1 9 1 81 24 1 7 1 49 25 0 6 0 36 26 0 12 0 144 27 0 11 0 121 28 1 19 1 361 29 1 22 1 484 30 1 16 1 256 31 1 20 1 400 32 1 19 1 361 33 1 23 1 529 34 1 19 1 361 35 1 18 1 324 36 1 21 1 441 37 0 20 0 400 38 0 10 0 100 Jumlah 31 588 31 10020 rxy= 0,3766
xy 23 22 20 19 19 19 18 17 17 16 16 16 0 15 16 13 12 7 8 9 0 12 9 7 0 0 0 19 22 16 20 19 23 19 18 21 0 0 507
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 22 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 0 20 0 400 0 4 0 19 0 361 0 5 1 19 1 361 19 6 1 19 1 361 19 7 0 18 0 324 0 8 0 17 0 289 0 9 0 17 0 289 0 10 0 16 0 256 0 11 0 16 0 256 0 12 0 16 0 256 0 13 0 15 0 225 0 14 0 15 0 225 0 15 0 16 0 256 0 16 0 13 0 169 0 17 0 12 0 144 0 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 0 9 0 81 0 21 0 7 0 49 0 22 1 12 1 144 12 23 0 9 0 81 0 24 0 7 0 49 0 25 0 6 0 36 0 26 0 12 0 144 0 27 0 11 0 121 0 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 1 16 1 256 16 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 1 23 1 529 23 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 1 10 1 100 10 Jumlah 16 588 16 10020 302 rxy= 0,589
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 23 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 22 1 484 22 3 1 20 1 400 20 4 1 19 1 361 19 5 0 19 0 361 0 6 1 19 1 361 19 7 1 18 1 324 18 8 1 17 1 289 17 9 0 17 0 289 0 10 0 16 0 256 0 11 1 16 1 256 16 12 0 16 0 256 0 13 1 15 1 225 15 14 1 15 1 225 15 15 0 16 0 256 0 16 0 13 0 169 0 17 0 12 0 144 0 18 0 7 0 49 0 19 0 8 0 64 0 20 1 9 1 81 9 21 0 7 0 49 0 22 1 12 1 144 12 23 0 9 0 81 0 24 1 7 1 49 7 25 0 6 0 36 0 26 0 12 0 144 0 27 0 11 0 121 0 28 1 19 1 361 19 29 1 22 1 484 22 30 0 16 0 256 0 31 1 20 1 400 20 32 1 19 1 361 19 33 0 23 0 529 0 34 1 19 1 361 19 35 1 18 1 324 18 36 1 21 1 441 21 37 1 20 1 400 20 38 1 10 1 100 10 Jumlah 22 588 22 10020 380 rxy= 0,428
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 24 N0 x y x^2 y^2 1 0 23 0 529 2 0 22 0 484 3 0 20 0 400 4 0 19 0 361 5 1 19 1 361 6 1 19 1 361 7 0 18 0 324 8 1 17 1 289 9 0 17 0 289 10 1 16 1 256 11 0 16 0 256 12 0 16 0 256 13 0 15 0 225 14 0 15 0 225 15 1 16 1 256 16 0 13 0 169 17 0 12 0 144 18 0 7 0 49 19 0 8 0 64 20 1 9 1 81 21 0 7 0 49 22 0 12 0 144 23 0 9 0 81 24 0 7 0 49 25 1 6 1 36 26 0 12 0 144 27 1 11 1 121 28 1 19 1 361 29 1 22 1 484 30 1 16 1 256 31 1 20 1 400 32 0 19 0 361 33 1 23 1 529 34 1 19 1 361 35 1 18 1 324 36 1 21 0 441 37 1 20 0 400 38 0 10 0 100 Jumlah 17 588 15 10020 rxy= 0,3055
xy 0 0 0 0 19 19 0 17 0 16 0 0 0 0 16 0 0 0 0 9 0 0 0 0 6 0 11 19 22 16 20 0 23 19 18 21 20 0 291
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 25 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 22 1 484 3 1 20 1 400 4 1 19 1 361 5 0 19 0 361 6 0 19 0 361 7 1 18 1 324 8 1 17 1 289 9 1 17 1 289 10 1 16 1 256 11 1 16 1 256 12 1 16 1 256 13 1 15 1 225 14 0 15 0 225 15 1 16 1 256 16 1 13 1 169 17 1 12 1 144 18 1 7 1 49 19 1 8 1 64 20 1 8 1 64 21 0 7 0 49 22 1 12 1 144 23 1 9 1 81 24 1 7 1 49 25 1 6 1 36 26 1 12 1 144 27 1 11 1 121 28 1 19 1 361 29 1 22 1 484 30 0 16 0 256 31 0 20 0 400 32 0 19 0 361 33 1 23 1 529 34 0 19 0 361 35 1 18 1 324 36 0 21 0 441 37 0 20 0 400 38 0 10 0 100 Jumlah 27 587 27 10003 rxy= -0,176
xy 23 22 20 19 0 0 18 17 17 16 16 16 15 0 16 13 12 7 8 8 0 12 9 7 6 12 11 19 22 0 0 0 23 0 18 0 0 0 402
231
Siklus III Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 B
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 26
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 30
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 24
4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 27
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 29
6 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 25
7 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 24
8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 23
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 19
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 30
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 30
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 28
Nomor Soal 13 14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 20 30
15 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 11
16 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 16
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 29
18 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 26
19 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 24
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 26
21 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 23
22 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 22
23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 23
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 23
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 24
skor total 23 23 23 24 23 18 18 20 20 20 16 19 13 10 11 15 10 11 15 11 17 17 17 14 14 20 19 16 14 11 17 10 18 7 21 14 10 13 612
232 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 1 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 1 13 1 169 13 14 1 10 1 100 10 15 1 11 1 121 11 16 1 15 1 225 15 17 1 10 1 100 10 18 0 11 0 121 0 19 0 15 0 225 0 20 0 11 0 121 0 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 1 17 1 289 17 24 1 14 1 196 14 25 1 14 1 196 14 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 1 16 1 256 16 29 1 14 1 196 14 30 1 11 1 121 11 31 1 17 1 289 17 32 1 10 1 100 10 33 1 18 1 324 18 34 0 7 0 49 0 35 0 21 0 441 0 36 0 14 0 196 0 37 0 10 0 100 0 38 0 13 0 169 0 Jumlah 30 612 30 10600 510 rxy= 0,392
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 2 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 1 13 1 169 13 14 0 10 0 100 0 15 0 11 0 121 0 16 1 15 1 225 15 17 1 10 1 100 10 18 0 11 0 121 0 19 1 15 1 225 15 20 0 11 0 121 0 21 0 17 0 289 0 22 0 17 0 289 0 23 1 17 1 289 17 24 1 14 1 196 14 25 1 14 1 196 14 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 1 16 1 256 16 29 1 14 1 196 14 30 0 11 0 121 0 31 1 17 1 289 17 32 0 10 0 100 0 33 1 18 1 324 18 34 1 7 1 49 7 35 1 21 1 441 21 36 1 14 1 196 14 37 1 10 1 100 10 38 1 13 1 169 13 Jumlah 30 612 30 10600 514 rxy= 0,4501
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 3 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 0 16 0 256 0 12 0 19 0 361 0 13 1 13 1 169 13 14 0 10 0 100 0 15 0 11 0 121 0 16 0 15 0 225 0 17 0 10 0 100 0 18 1 11 1 121 11 19 0 15 0 225 0 20 0 11 0 121 0 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 1 17 1 289 17 24 0 14 0 196 0 25 0 14 0 196 0 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 1 16 1 256 16 29 0 14 0 196 0 30 1 11 1 121 11 31 1 17 1 289 17 32 1 10 1 100 10 33 1 18 1 324 18 34 0 7 0 49 0 35 0 21 0 441 0 36 0 14 0 196 0 37 1 10 1 100 10 38 1 13 1 169 13 Jumlah 24 612 24 10600 421 rxy= 0,425
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 4 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 0 18 0 324 0 7 1 18 1 324 18 8 0 20 0 400 0 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 0 13 0 169 0 14 0 10 0 100 0 15 0 11 0 121 0 16 1 15 1 225 15 17 1 10 1 100 10 18 1 11 1 121 11 19 1 15 1 225 15 20 0 11 0 121 0 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 1 17 1 289 17 24 0 14 0 196 0 25 1 14 1 196 14 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 1 16 1 256 16 29 0 14 0 196 0 30 0 11 0 121 0 31 1 17 1 289 17 32 1 10 1 100 10 33 1 18 1 324 18 34 1 7 1 49 7 35 1 21 1 441 21 36 1 14 1 196 14 37 0 10 0 100 0 38 0 13 0 169 0 Jumlah 27 612 27 10600 467 rxy= 0,42183
233 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 5 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 23 1 529 3 1 23 1 529 4 1 24 1 576 5 1 23 1 529 6 1 18 1 324 7 0 18 0 324 8 1 20 1 400 9 1 20 1 400 10 1 20 1 400 11 1 16 1 256 12 1 19 1 361 13 1 13 1 169 14 1 10 1 100 15 1 11 1 121 16 1 15 1 225 17 1 10 1 100 18 0 11 0 121 19 0 15 0 225 20 0 11 0 121 21 1 17 1 289 22 1 17 1 289 23 1 17 1 289 24 0 14 0 196 25 1 14 1 196 26 1 20 1 400 27 1 19 1 361 28 1 16 1 256 29 0 14 0 196 30 1 11 1 121 31 1 17 1 289 32 1 10 1 100 33 1 18 1 324 34 0 7 0 49 35 1 21 1 441 36 1 14 1 196 37 0 10 0 100 38 1 13 1 169 Jumlah 30 612 30 10600 rxy= 0,4209
xy 23 23 23 24 23 18 0 20 20 20 16 19 13 10 11 15 10 0 0 0 17 17 17 0 14 20 19 16 0 11 17 10 18 0 21 14 0 13 512
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 6 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 0 20 0 400 0 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 1 13 1 169 13 14 1 10 1 100 10 15 1 11 1 121 11 16 1 15 1 225 15 17 1 10 1 100 10 18 1 11 1 121 11 19 0 15 0 225 0 20 0 11 0 121 0 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 1 17 1 289 17 24 1 14 1 196 14 25 1 14 1 196 14 26 1 20 1 400 20 27 0 19 0 361 0 28 0 16 0 256 0 29 1 14 1 196 14 30 1 11 1 121 11 31 0 17 0 289 0 32 1 10 1 100 10 33 1 18 1 324 18 34 1 7 1 49 7 35 1 21 1 441 21 36 1 14 1 196 14 37 0 10 0 100 0 38 1 13 1 169 13 Jumlah 31 612 31 10600 504 rxy= 0,0727
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 7 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 0 23 0 529 0 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 0 20 0 400 0 10 1 20 1 400 20 11 0 16 0 256 0 12 1 19 1 361 19 13 1 13 1 169 13 14 1 10 1 100 10 15 0 11 0 121 0 16 1 15 1 225 15 17 0 10 0 100 0 18 0 11 0 121 0 19 1 15 1 225 15 20 1 11 1 121 11 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 1 17 1 289 17 24 1 14 1 196 14 25 0 14 0 196 0 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 0 16 0 256 0 29 0 14 0 196 0 30 0 11 0 121 0 31 0 17 0 289 0 32 1 10 1 100 10 33 1 18 1 324 18 34 0 7 0 49 0 35 1 21 1 441 21 36 0 14 0 196 0 37 0 10 0 100 0 38 1 13 1 169 13 Jumlah 24 612 24 10600 418 rxy= 0,388
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 8 N0 x y x^2 1 1 23 1 2 1 23 1 3 1 23 1 4 1 24 1 5 1 23 1 6 0 18 0 7 0 18 0 8 1 20 1 9 1 20 1 10 1 20 1 11 0 16 0 12 1 19 1 13 1 13 1 14 0 10 0 15 1 11 1 16 1 15 1 17 0 10 0 18 1 11 1 19 0 15 0 20 1 11 1 21 1 17 1 22 0 17 0 23 1 17 1 24 1 14 1 25 0 14 0 26 0 20 0 27 1 19 1 28 0 16 0 29 0 14 0 30 0 11 0 31 0 17 0 32 0 10 0 33 1 18 1 34 0 7 0 35 1 21 1 36 1 14 1 37 1 10 1 38 1 13 1 Jumlah 23 612 23 rxy= 0,34783
y^2 529 529 529 576 529 324 324 400 400 400 256 361 169 100 121 225 100 121 225 121 289 289 289 196 196 400 361 256 196 121 289 100 324 49 441 196 100 169 10600
xy 23 23 23 24 23 0 0 20 20 20 0 19 13 0 11 15 0 11 0 11 17 0 17 14 0 0 19 0 0 0 0 0 18 0 21 14 10 13 399
234 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 9 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 23 1 529 3 1 23 1 529 4 1 24 1 576 5 1 23 1 529 6 1 18 1 324 7 1 18 1 324 8 1 20 1 400 9 1 20 1 400 10 1 20 1 400 11 1 16 1 256 12 1 19 1 361 13 1 13 1 169 14 1 10 1 100 15 1 11 1 121 16 0 15 0 225 17 1 10 1 100 18 0 11 0 121 19 1 15 1 225 20 1 11 1 121 21 0 17 0 289 22 0 17 0 289 23 0 17 0 289 24 1 14 1 196 25 1 14 1 196 26 1 20 1 400 27 1 19 1 361 28 1 16 1 256 29 1 14 1 196 30 1 11 1 121 31 1 17 1 289 32 0 10 0 100 33 1 18 1 324 34 0 7 0 49 35 1 21 1 441 36 1 14 1 196 37 0 10 0 100 38 1 13 1 169 Jumlah 30 612 30 10600 rxy= 0,3625
xy 23 23 23 24 23 18 18 20 20 20 16 19 13 10 11 0 10 0 15 11 0 0 0 14 14 20 19 16 14 11 17 0 18 0 21 14 0 13 508
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 10 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 0 18 0 324 0 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 1 13 1 169 13 14 0 10 0 100 0 15 0 11 0 121 0 16 1 15 1 225 15 17 0 10 0 100 0 18 1 11 1 121 11 19 1 15 1 225 15 20 1 11 1 121 11 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 1 17 1 289 17 24 1 14 1 196 14 25 1 14 1 196 14 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 1 16 1 256 16 29 1 14 1 196 14 30 1 11 1 121 11 31 1 17 1 289 17 32 0 10 0 100 0 33 0 18 0 324 0 34 1 7 1 49 7 35 1 21 1 441 21 36 1 14 1 196 14 37 0 10 0 100 0 38 0 13 0 169 0 Jumlah 30 612 30 10600 512 rxy= 0,4209
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 11 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 0 13 0 169 0 14 0 10 0 100 0 15 0 11 0 121 0 16 1 15 1 225 15 17 0 10 0 100 0 18 1 11 1 121 11 19 1 15 1 225 15 20 1 11 1 121 11 21 1 17 1 289 17 22 0 17 0 289 0 23 1 17 1 289 17 24 1 14 1 196 14 25 0 14 0 196 0 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 1 16 1 256 16 29 1 14 1 196 14 30 1 11 1 121 11 31 1 17 1 289 17 32 0 10 0 100 0 33 1 18 1 324 18 34 1 7 1 49 7 35 1 21 1 441 21 36 1 14 1 196 14 37 0 10 0 100 0 38 1 13 1 169 13 Jumlah 30 612 30 10600 517 rxy= 0,494
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 12 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 23 1 529 3 1 23 1 529 4 1 24 1 576 5 1 23 1 529 6 1 18 1 324 7 1 18 1 324 8 1 20 1 400 9 1 20 1 400 10 1 20 1 400 11 1 16 1 256 12 1 19 1 361 13 0 13 0 169 14 1 10 1 100 15 1 11 1 121 16 0 15 0 225 17 1 10 1 100 18 0 11 0 121 19 0 15 0 225 20 1 11 1 121 21 0 17 0 289 22 0 17 0 289 23 1 17 1 289 24 1 14 1 196 25 1 14 1 196 26 1 20 1 400 27 1 19 1 361 28 0 16 0 256 29 1 14 1 196 30 1 11 1 121 31 0 17 0 289 32 1 10 1 100 33 0 18 0 324 34 0 7 0 49 35 1 21 1 441 36 1 14 1 196 37 1 10 1 100 38 1 13 1 169 Jumlah 28 612 28 10600 rxy= 0,20336
xy 23 23 23 24 23 18 18 20 20 20 16 19 0 10 11 0 10 0 0 11 0 0 17 14 14 20 19 0 14 11 0 10 0 0 21 14 10 13 466
235 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 13 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 23 1 529 3 0 23 0 529 4 1 24 1 576 5 1 23 1 529 6 1 18 1 324 7 1 18 1 324 8 1 20 1 400 9 0 20 0 400 10 0 20 0 400 11 1 16 1 256 12 0 19 0 361 13 0 13 0 169 14 0 10 0 100 15 0 11 0 121 16 0 15 0 225 17 0 10 0 100 18 0 11 0 121 19 0 15 0 225 20 0 11 0 121 21 1 17 1 289 22 1 17 1 289 23 1 17 1 289 24 0 14 0 196 25 1 14 1 196 26 1 20 1 400 27 0 19 0 361 28 1 16 1 256 29 1 14 1 196 30 0 11 0 121 31 1 17 1 289 32 1 10 1 100 33 1 18 1 324 34 0 7 0 49 35 1 21 1 441 36 0 14 0 196 37 0 10 0 100 38 1 13 1 169 Jumlah 20 612 20 10600 rxy= 0,4396
xy 23 23 0 24 23 18 18 20 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 17 17 0 14 20 0 16 14 0 17 10 18 0 21 0 0 13 359
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 14 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 1 13 1 169 13 14 1 10 1 100 10 15 1 11 1 121 11 16 0 15 0 225 0 17 0 10 0 100 0 18 0 11 0 121 0 19 1 15 1 225 15 20 0 11 0 121 0 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 0 17 0 289 0 24 1 14 1 196 14 25 1 14 1 196 14 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 0 16 0 256 0 29 1 14 1 196 14 30 1 11 1 121 11 31 1 17 1 289 17 32 0 10 0 100 0 33 1 18 1 324 18 34 1 7 1 49 7 35 1 21 1 441 21 36 1 14 1 196 14 37 0 10 0 100 0 38 1 13 1 169 13 Jumlah 30 612 30 10600 512 rxy= 0,4209
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 15 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 0 23 0 529 0 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 0 20 0 400 0 10 0 20 0 400 0 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 0 13 0 169 0 14 0 10 0 100 0 15 1 11 1 121 11 16 1 15 1 225 15 17 0 10 0 100 0 18 0 11 0 121 0 19 0 15 0 225 0 20 1 11 1 121 11 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 1 17 1 289 17 24 1 14 1 196 14 25 1 14 1 196 14 26 0 20 0 400 0 27 0 19 0 361 0 28 1 16 1 256 16 29 1 14 1 196 14 30 1 11 0 121 11 31 1 17 1 289 17 32 0 10 0 100 0 33 1 18 1 324 18 34 1 7 1 49 7 35 1 21 1 441 21 36 0 14 0 196 0 37 0 10 0 100 0 38 1 13 1 169 13 Jumlah 25 612 24 10600 417 rxy= 0,177
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 16 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 0 23 0 529 3 1 23 1 529 4 1 24 1 576 5 1 23 1 529 6 0 18 0 324 7 0 18 0 324 8 0 20 0 400 9 1 20 1 400 10 1 20 1 400 11 0 16 0 256 12 1 19 1 361 13 1 13 1 169 14 1 10 1 100 15 0 11 0 121 16 1 15 1 225 17 0 10 0 100 18 0 11 0 121 19 0 15 0 225 20 0 11 0 121 21 0 17 0 289 22 1 17 1 289 23 1 17 1 289 24 0 14 0 196 25 0 14 0 196 26 1 20 1 400 27 1 19 1 361 28 0 16 0 256 29 0 14 0 196 30 0 11 0 121 31 0 17 0 289 32 0 10 0 100 33 0 18 0 324 34 1 7 1 49 35 1 21 1 441 36 0 14 0 196 37 0 10 0 100 38 0 13 0 169 Jumlah 16 612 16 10600 rxy= 0,40143
xy 23 0 23 24 23 0 0 0 20 20 0 19 13 10 0 15 0 0 0 0 0 17 17 0 0 20 19 0 0 0 0 0 0 7 21 0 0 0 291
236 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 17 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 23 1 529 3 1 23 1 529 4 1 24 1 576 5 1 23 1 529 6 1 18 1 324 7 1 18 1 324 8 1 20 1 400 9 1 20 1 400 10 1 20 1 400 11 1 16 1 256 12 1 19 1 361 13 1 13 1 169 14 1 10 1 100 15 1 11 1 121 16 1 15 1 225 17 1 10 1 100 18 0 11 0 121 19 1 15 1 225 20 1 11 1 121 21 0 17 0 289 22 1 17 1 289 23 0 17 0 289 24 1 14 1 196 25 1 14 1 196 26 1 20 1 400 27 1 19 1 361 28 1 16 1 256 29 1 14 1 196 30 0 11 0 121 31 1 17 1 289 32 0 10 0 100 33 1 18 1 324 34 0 7 0 49 35 0 21 0 441 36 0 14 0 196 37 1 10 1 100 38 0 13 0 169 Jumlah 29 612 29 10600 rxy= 0,311
xy 23 23 23 24 23 18 18 20 20 20 16 19 13 10 11 15 10 0 15 11 0 17 0 14 14 20 19 16 14 0 17 0 18 0 0 0 10 0 491
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 18 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 0 24 0 576 0 5 1 23 1 529 23 6 0 18 0 324 0 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 0 13 0 169 0 14 0 10 0 100 0 15 1 11 1 121 11 16 1 15 1 225 15 17 0 10 0 100 0 18 1 11 1 121 11 19 1 15 1 225 15 20 1 11 1 121 11 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 0 17 0 289 0 24 1 14 1 196 14 25 0 14 0 196 0 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 1 16 1 256 16 29 0 14 0 196 0 30 0 11 0 121 0 31 1 17 1 289 17 32 0 10 0 100 0 33 1 18 1 324 18 34 0 7 0 49 0 35 1 21 1 441 21 36 1 14 1 196 14 37 1 10 1 100 10 38 0 13 0 169 0 Jumlah 26 612 26 10600 451 rxy= 0,4129
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 19 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 0 18 0 324 0 7 0 18 0 324 0 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 0 13 0 169 0 14 1 10 1 100 10 15 1 11 1 121 11 16 1 15 1 225 15 17 1 10 1 100 10 18 1 11 1 121 11 19 1 15 1 225 15 20 0 11 0 121 0 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 1 17 1 289 17 24 0 14 0 196 0 25 1 14 1 196 14 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 0 16 0 256 0 29 1 14 1 196 14 30 0 11 0 121 0 31 1 17 1 289 17 32 0 10 0 100 0 33 0 18 0 324 0 34 0 7 0 49 0 35 0 21 0 441 0 36 0 14 0 196 0 37 0 10 0 100 0 38 0 13 0 169 0 Jumlah 24 612 24 10600 418 rxy= 0,388
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 20 N0 x y x^2 1 1 23 1 2 1 23 1 3 1 23 1 4 1 24 1 5 1 23 1 6 1 18 1 7 1 18 1 8 1 20 1 9 1 20 1 10 0 20 0 11 1 16 1 12 1 19 1 13 0 13 0 14 0 10 0 15 0 11 0 16 0 15 0 17 0 10 0 18 1 11 1 19 1 15 1 20 1 11 1 21 0 17 0 22 1 17 1 23 1 17 1 24 0 14 0 25 0 14 0 26 1 20 1 27 1 19 1 28 1 16 1 29 0 14 0 30 0 11 0 31 1 17 1 32 1 10 1 33 1 18 1 34 0 7 0 35 1 21 1 36 1 14 1 37 1 10 1 38 1 13 1 Jumlah 26 612 26 rxy= 0,4769
y^2 529 529 529 576 529 324 324 400 400 400 256 361 169 100 121 225 100 121 225 121 289 289 289 196 196 400 361 256 196 121 289 100 324 49 441 196 100 169 10600
xy 23 23 23 24 23 18 18 20 20 0 16 19 0 0 0 0 0 11 15 11 0 17 17 0 0 20 19 16 0 0 17 10 18 0 21 14 10 13 456
237 ANALYSIS BUTIR SOAL NO 21 N0 x y x^2 y^2 1 0 23 0 529 2 1 23 1 529 3 1 23 1 529 4 1 24 1 576 5 1 23 1 529 6 1 18 1 324 7 1 18 1 324 8 1 20 1 400 9 1 20 1 400 10 1 20 1 400 11 1 16 1 256 12 0 19 0 361 13 0 13 0 169 14 0 10 0 100 15 0 11 0 121 16 0 15 0 225 17 0 10 0 100 18 1 11 1 121 19 1 15 1 225 20 0 11 0 121 21 1 17 1 289 22 1 17 1 289 23 0 17 0 289 24 0 14 0 196 25 1 14 1 196 26 1 20 1 400 27 1 19 1 361 28 0 16 0 256 29 1 14 1 196 30 1 11 1 121 31 1 17 1 289 32 0 10 0 100 33 0 18 0 324 34 0 7 0 49 35 1 21 1 441 36 1 14 1 196 37 1 10 1 100 38 0 13 0 169 Jumlah 23 612 23 10600 rxy= 0,4209
xy 0 23 23 24 23 18 18 20 20 20 16 0 0 0 0 0 0 11 15 0 17 17 0 0 14 20 19 0 14 11 17 0 0 0 21 14 10 0 405
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 22 N0 x y x^2 y^2 xy 1 0 23 0 529 0 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 0 18 0 324 0 8 0 20 0 400 0 9 0 20 0 400 0 10 1 20 1 400 20 11 1 16 1 256 16 12 1 19 1 361 19 13 1 13 1 169 13 14 0 10 0 100 0 15 1 11 1 121 11 16 0 15 0 225 0 17 0 10 0 100 0 18 0 11 0 121 0 19 1 15 1 225 15 20 1 11 1 121 11 21 1 17 1 289 17 22 1 17 1 289 17 23 1 17 1 289 17 24 1 14 1 196 14 25 0 14 0 196 0 26 1 20 1 400 20 27 0 19 0 361 0 28 1 16 1 256 16 29 0 14 0 196 0 30 0 11 0 121 0 31 1 17 1 289 17 32 1 10 1 100 10 33 1 18 1 324 18 34 0 7 0 49 0 35 1 21 1 441 21 36 0 14 0 196 0 37 0 10 0 100 0 38 0 13 0 169 0 Jumlah 22 612 22 10600 383 rxy= 0,346
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 23 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 0 23 0 529 0 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 1 20 1 400 20 11 0 16 0 256 0 12 0 19 0 361 0 13 1 13 1 169 13 14 0 10 0 100 0 15 1 11 1 121 11 16 1 15 1 225 15 17 1 10 1 100 10 18 0 11 0 121 0 19 1 15 1 225 15 20 1 11 1 121 11 21 1 17 1 289 17 22 0 17 0 289 0 23 1 17 1 289 17 24 1 14 1 196 14 25 0 14 0 196 0 26 1 20 1 400 20 27 1 19 1 361 19 28 0 16 0 256 0 29 0 14 0 196 0 30 0 11 0 121 0 31 0 17 0 289 0 32 0 10 0 100 0 33 1 18 1 324 18 34 0 7 0 49 0 35 1 21 1 441 21 36 0 14 0 196 0 37 1 10 1 100 10 38 0 13 0 169 0 Jumlah 23 612 23 10600 400 rxy= 0,36
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 24 N0 x y x^2 y^2 xy 1 1 23 1 529 23 2 1 23 1 529 23 3 1 23 1 529 23 4 1 24 1 576 24 5 1 23 1 529 23 6 1 18 1 324 18 7 1 18 1 324 18 8 1 20 1 400 20 9 1 20 1 400 20 10 0 20 0 400 0 11 0 16 0 256 0 12 1 19 1 361 19 13 1 13 1 169 13 14 1 10 1 100 10 15 0 11 0 121 0 16 0 15 0 225 0 17 1 10 1 100 10 18 1 11 1 121 11 19 1 15 1 225 15 20 1 11 1 121 11 21 0 17 0 289 0 22 1 17 1 289 17 23 0 17 0 289 0 24 0 14 0 196 0 25 1 14 1 196 14 26 0 20 0 400 0 27 0 19 0 361 0 28 1 16 1 256 16 29 1 14 1 196 14 30 1 11 1 121 11 31 1 17 1 289 17 32 0 10 0 100 0 33 0 18 1 324 0 34 0 7 0 49 0 35 1 21 1 441 21 36 0 14 0 196 0 37 0 10 0 100 0 38 0 13 0 169 0 Jumlah 23 612 24 10600 391 rxy= 0,2538
ANALYSIS BUTIR SOAL NO 25 N0 x y x^2 y^2 1 1 23 1 529 2 1 23 1 529 3 1 23 1 529 4 1 24 1 576 5 1 23 1 529 6 1 18 1 324 7 1 18 1 324 8 1 20 1 400 9 1 20 1 400 10 1 20 1 400 11 0 16 0 256 12 1 19 1 361 13 0 13 0 169 14 1 10 1 100 15 0 11 0 121 16 1 15 1 225 17 1 10 1 100 18 1 11 1 121 19 0 15 0 225 20 0 11 0 121 21 1 17 1 289 22 0 17 0 289 23 0 17 0 289 24 0 14 0 196 25 0 14 0 196 26 0 20 0 400 27 1 19 1 361 28 1 16 1 256 29 1 14 1 196 30 0 11 0 121 31 0 17 0 289 32 0 10 0 100 33 1 18 1 324 34 0 7 0 49 35 1 21 1 441 36 1 14 1 196 37 1 10 1 100 38 1 13 1 169 Jumlah 24 612 24 10600 rxy= 0,4005
xy 23 23 23 24 23 18 18 20 20 20 0 19 0 10 0 15 10 11 0 0 17 0 0 0 0 0 19 16 14 0 0 0 18 0 21 14 10 13 419
238
LAMPIRAN 22
PENYAJIAN DATA UJI TARAF KESUKARAN SOAL Siklus I Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 B P
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 21 29 16 24 14 15 12 21 13 21 20 18 17 20 25 9 12 27 11 16 16 11 27 21 0,553 0,763 0,421 0,632 0,368 0,395 0,316 0,553 0,342 0,553 0,526 0,474 0,447 0,526 0,658 0,237 0,316 0,711 0,289 0,421 0,421 0,289 0,711 0,553
25 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 19 0,5
skor total 15 15 11 13 9 21 10 16 8 13 12 7 17 12 12 18 7 13 17 11 6 7 10 10 8 12 18 6 7 18 7 19 8 8 5 21 10 18 455
239
Siklus II Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 B P
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 33 24 25 32 23 24 22 23 10 25 29 24 25 25 20 16 27 30 0,868 0,632 0,658 0,842 0,605 0,632 0,579 0,605 0,263 0,658 0,763 0,632 0,658 0,658 0,526 0,421 0,711 0,789
19 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 0,5
20 21 22 23 24 25 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 25 31 16 22 16 21 0,658 0,816 0,421 0,579 0,421 0,553
skor total 23 22 20 19 19 19 18 17 17 16 16 16 15 15 16 13 12 7 8 8 7 12 9 7 6 12 11 19 22 16 20 19 23 19 18 21 20 10 587
240
Siklus III Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 B P
1 2 3 4 5 6 7 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 26 30 24 27 29 25 24 23 0,684 0,789 0,632 0,711 0,763 0,658 0,632 0,605
9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 19 0,5
Nomor Soal 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 30 30 28 20 30 11 16 29 26 24 26 23 22 23 23 24 0,789 0,789 0,737 0,526 0,789 0,289 0,421 0,763 0,684 0,632 0,684 0,605 0,579 0,605 0,605 0,632
skor total 23 23 23 24 23 18 18 20 20 20 16 19 13 10 11 15 10 11 15 11 17 17 17 14 14 20 19 16 14 11 17 10 18 7 21 14 10 13 612
241
LAMPIRAN 23
PENYAJIAN DATA UJI DAYA BEDA SOAL Siklus I Nama 1 2 3 4 5 6 6 1 1 1 1 1 1 36 1 1 1 1 1 0 32 1 1 1 1 0 1 16 1 1 1 1 1 1 27 0 0 1 1 1 1 30 1 1 1 1 0 0 38 1 1 0 0 0 1 13 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 4 1 1 1 0 0 1 10 1 1 0 1 1 1 18 0 1 0 1 0 0 11 0 1 1 1 1 0 14 1 1 0 1 0 0 15 1 1 0 1 0 0 26 0 0 1 0 0 0 BA 14 17 13 16 10 12 BA/JA 0,74 0,89 0,68 0,84 0,53 0,63 Jumlah sisw a kelompok atas ( JA ) = 19
7 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 9 0,47
8 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 14 0,74
9 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 8 0,42
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 14 0,74
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 15 0,79
12 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 11 0,58
Nomor Soal 13 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 13 13 0,68 0,68
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16 0,84
16 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
17 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
4 0,21
8 0,42
18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 0,947
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4 0,211
20 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 10 0,53
21 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 12 0,63
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 4 0,21
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 17 0,89
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 13 0,68
skor 25 total 1 21 1 21 1 19 1 18 1 18 0 18 1 18 1 17 1 17 0 16 1 15 1 15 1 13 1 13 0 13 1 12 1 12 1 12 0 12 15 0,79
3 20 7 23 24
1 1 1 1 1
1 1 1 1 0
0 0 0 0 0
1 1 1 1 0
0 0 0 0 0
0 0 1 0 0
0 0 0 0 0
1 1 0 0 1
0 0 0 1 1
0 0 1 1 1
1 1 0 0 0
0 0 0 0 1
0 0 0 0 0
1 1 0 0 0
1 1 1 1 1
0 1 0 0 0
0 0 0 0 0
1 1 1 0 1
0 1 1 1 1
0 0 0 0 1
0 0 1 0 1
0 0 0 1 0
1 0 1 1 0
1 1 0 1 0
1 0 0 0 0
11 11 10 10 10
37 5 9 25 33 34 12 17 22 29 31 21 28
0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1
0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
10 9 8 8 8 8 7 7 7 7 7 6 6
35
0
0
0
1
0
BB
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
8
12
4
8
4
3
3
7
5
7
5
7
4
6
9
5
3
9
7
5
4
BB/JB
0,42
0,63
0,21
0,42
0,21
0,16
0,16
0,37
0,26
0,37
0,26
0,37
0,21
0,32
0,47
0,26
0,16
0,474
0,368
0,26
D
0,32
0,26
0,47
0,42
0,32
0,47
0,32
0,37
0,16
0,37
0,53
0,21
0,47
0,37
0,37
-0,1
0,26
0,474
-0,16
0,26
Jumlah sisw a kelompok baw ah ( JB ) = 19
0
5
7
10
8
5
0,21
0,37
0,53
0,42
0,26
0,42
-0,16
0,37
0,26
0,53
242
Siklus II Nama
1 2 3 4 5 6 1 1 1 1 1 1 1 33 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 29 1 1 1 1 1 1 36 1 1 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 0 31 1 1 1 1 0 1 37 1 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 0 0 5 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 28 1 1 1 1 0 1 32 1 1 1 1 1 1 34 1 0 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 0 35 1 1 1 1 0 1 8 1 1 1 1 1 0 9 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 BA 19 18 17 19 14 15 BA/JA 1 0,95 0,89 1 0,74 0,79 Jumlah sisw a kelompok atas ( JA ) = 19
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 15 0,79
8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 15 0,79
9 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6 0,32
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 15 0,79
11 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 0,89
12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 13 0,68
Nomor Soal 13 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 15 17 0,79 0,89
15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 12 0,63
16 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 11 0,58
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 15 0,79
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 0,947
19 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 0,842
20 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 16 0,84
21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 0,95
22 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 13 0,68
23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 15 0,79
24 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 0,78
25 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0
skor total 23 23 22 22 21 20 20 20 19 19 19 19 19 19 18 18 17 17 16
9 0,47
11 12 15 30 13
1 1 1 1 1
0 1 1 1 0
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0
1 1 1 0 1
1 1 1 0 1
1 0 0 0 1
0 1 1 1 0
1 0 0 1 1
1 1 1 1 0
0 1 1 1 1
0 0 1 1 0
1 0 0 0 1
0 1 0 0 1
1 1 0 1 0
1 1 1 0 1
0 0 0 1 0
0 0 0 1 1
1 1 1 1 0
0 0 0 1 0
1 0 0 0 1
0 0 1 1 0
1 1 1 0 1
16 16 16 16 15
14 16 17 22 26 27 38 23 19 20 18 21 24
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0
1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
15 13 12 12 12 10 10 10 9 8 8 8 7
25
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
6
BB
14
6
8
13
9
9
7
8
4
7
12
11
10
8
8
5
BB/JB
0,74
0,32
0,42
0,68
0,47
0,47
0,37
0,42
0,21
0,37
0,63
0,58
0,53
0,42
0,42
D
0,26
0,63
0,47
0,32
0,26
0,32
0,42
0,37
0,33
0,42
0,19
0,11
0,26
0,47
0,21
Jumlah sisw a kelompok baw ah ( JB ) = 19
12
12
3
10
13
3
7
8
12
0,26
0,4
0,632
0,158
0,53
0,68
0,16
0,37
0,42
0,63
0,32
0,39
0,316
0,684
0,32
0,26
0,53
0,42
0,36
-0,16
243
Siklus III Nama
1 2 3 4 5 6 4 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 0 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 0 1 0 1 1 1 26 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 0 27 1 1 1 1 1 0 12 0 1 0 1 1 1 33 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 0 1 6 1 1 1 0 1 0 31 1 1 1 1 1 0 23 1 1 1 1 1 1 22 1 0 1 1 1 1 21 1 0 1 1 1 1 BA 17 17 17 17 18 14 BA/JA 0,89 0,89 0,89 0,89 0,95 0,74 Jumlah sisw a kelompok atas ( JA ) = 19
7 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 0,84
8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 14 0,74
9 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 11 0,58
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 17 0,89
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 0,95
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 15 0,79
Nomor Soal 13 14 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 18 0,74 0,95
15 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6 0,32
16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 12 0,63
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 0,84
18 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 16 0,842
19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 15 0,789
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 0,89
21 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 15 0,79
22 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 14 0,74
23 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 15 0,79
24 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 13 0,78
skor 25 total 1 24 1 23 1 23 1 23 1 23 1 21 0 20 1 20 1 20 1 20 1 19 1 19 1 18 1 18 1 18 0 17 0 17 0 17 1 17 15 0,79
28 11 19 16 36
1 0 0 1 0
1 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 1 1 1 1
1 1 0 1 1
0 1 0 0 1
0 0 1 1 0
0 0 0 1 1
1 0 1 0 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
0 1 0 0 1
1 1 0 0 0
0 1 1 0 1
1 1 0 1 0
0 0 0 1 0
1 1 1 1 0
1 1 1 1 1
0 1 1 1 0
1 1 1 0 1
0 1 1 0 1
1 1 1 0 0
0 0 1 1 0
1 0 1 0 0
1 0 0 1 1
16 16 15 15 14
29 25 24 38 13 30 20 18 15 37 32 17 14
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1
0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0
1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1
0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
14 14 14 13 13 11 11 11 11 10 10 10 10
34
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
BB
0
0
1
9
13
7
10
11
11
8
9
8
13
12
13
6
12
5
4
BB/JB
0,47
0,68
0,37
0,53
0,58
0,58
0,42
0,47
0,42
0,68
0,63
0,68
0,32
0,63
0,26
D
0,42
0,21
0,53
0,37
0,37
0,16
0,42
0,26
0,16
0,21
0,32
0,11
0,42
0,32
0,05
Jumlah sisw a kelompok baw ah ( JB ) = 19
0
0
0
0
0
7
13
10
9
9
8
8
8
10
9
0,21
0,4
0,526
0,474
0,47
0,42
0,42
0,42
0,58
0,47
0,42
0,44
0,316
0,316
0,42
0,37
0,32
0,37
0,2
0,32
244
LAMPIRAN 24
PENYAJIAN DATA UJI RELIABILITAS SOAL Siklus I No
Nom or Soal
Jumlah butir soal (n)
20
169
Jumlah siswa
38
169
Jumlah skor total
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
13
14
15
17
18
20
21
23
24
25
X
X²
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
13
2
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
13
3
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
11
121
4
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
11
121
5
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
8
64
6
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
18
324
7
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
9
81
8
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
15
225
9
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
7
49
10
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
13
169
11
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
9
81
12
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
4
16
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
17
289
14
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
12
144
15
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
11
121
16
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
16
256
17
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
6
36
18
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
10
100
19
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
17
289
20
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
9
81
21
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
5
25
22
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
7
49
23
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
7
49
24
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
7
49
25
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
5
25
26
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
9
81
27
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
324
28
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
2
4
29
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
6
36
30
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
15
225
31
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
6
36
32
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
17
289
33
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
5
25
34
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
7
49
35
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
4
16
36
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
361
37
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
9
81
38
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
16
256
B
21
29
16
24
14
15
12
21
21
20
17
20
25
29
27
16
16
27
21
19
393
4885
P
0,55
0,76
0,42
0,63
0,4
0,39
0,3
0,6
0,55
0,53
0,45
0,53
0,66
0,76
0,71
0,42
0,42
0,71
0,55
0,5
393
4885
q
0,45
0,24
0,58
0,37
0,6
0,61
0,7
0,4
0,45
0,47
0,55
0,47
0,34
0,24
0,29
0,58
0,58
0,29
0,45
0,5
pq
0,25
0,18
0,24
0,23
0,2
0,24
0,2
0,2
0,25
0,25
0,25
0,25
0,23
0,18
0,21
0,24
0,24
0,21
0,25
0,3
4,63434903
393
Jumlah kuadrat skor total
4885
Jumlah pq
4,634
Standar deviasi
4,709
r hitung
0,833
Status
Reliabel
245
Siklus II No
Nom or Soal
Jumlah butir soal (n)
20
361
Jumlah siswa
38
324
Jumlah skor total
477
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
X
X²
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
19
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
18
3
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
16
256
4
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
16
256
Jumlah kuadrat skor total
6773
5
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
17
289
Jumlah pq
3,868
6
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
17
289
7
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
15
225
Standar deviasi
4,607
8
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
14
196
r hitung
0,861
9
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
15
225
Status
Reliabel
10
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
12
144
11
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
12
144
12
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
14
196
13
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
12
144
14
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
14
196
15
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
13
169
16
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
9
81
17
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
8
64
18
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
5
25
19
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
7
49
20
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
7
49
21
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
5
25
22
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
9
81
23
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
7
49
24
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
5
25
25
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
3
9
26
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
10
100
27
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
7
49
28
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
15
225
29
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
324
30
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
13
169
31
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
17
289
32
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
289
33
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
18
324
34
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
16
256
35
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
14
196
36
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
361
37
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
16
256
38
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
8
64
B
33
24
25
32
23
24
22
23
10
25
25
25
16
44
30
19
25
31
16
22
477
6773
P
0,87
0,63
0,66
0,84
0,6
0,63
0,6
0,6
0,26
0,66
0,66
0,66
0,42
1,16
0,79
0,5
0,66
0,82
0,42
0,6
477
6773
q
0,13
0,37
0,34
0,16
0,4
0,37
0,4
0,4
0,74
0,34
0,34
0,34
0,58
-0,2
0,21
0,5
0,34
0,18
0,58
0,4
pq
0,11
0,23
0,23
0,13
0,2
0,23
0,2
0,2
0,19
0,23
0,23
0,23
0,24
-0,2
0,17
0,25
0,23
0,15
0,24
0,2
3,86842105
246
Siklus III No
Nom or Soal
Jumlah butir soal (n)
20
324
Jumlah siswa
38
324
Jumlah skor total
506
1
2
3
4
5
7
8
10
11
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
25
X
X²
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
18
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
18
3
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
324
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
19
361
Jumlah kuadrat skor total
7330
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
400
Jumlah pq
3,866
6
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
15
225
Standar deviasi
4,001
7
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
14
196
8
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
17
289
r hitung
0,798
9
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
17
289
Status
Reliabel
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
18
324
11
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
13
169
12
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
15
225
13
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
11
121
14
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
6
36
15
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
9
81
16
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
14
196
17
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
8
64
18
0
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
10
100
19
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
13
169
20
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
9
81
21
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
16
256
22
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
15
225
23
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
15
225
24
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
11
121
25
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
10
100
26
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
18
324
27
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
18
324
28
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
13
169
29
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
10
100
30
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
7
49
31
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
15
225
32
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
8
64
33
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
16
256
34
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
6
36
35
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
16
256
36
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
11
121
37
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
9
81
38
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
10
100
B
26
30
24
27
29
24
23
30
30
20
30
16
29
44
24
26
23
22
23
24
506
7330
P
0,68
0,79
0,63
0,71
0,8
0,63
0,6
0,8
0,79
0,53
0,79
0,42
0,76
1,16
0,63
0,68
0,61
0,58
0,61
0,6
506
7330
q
0,32
0,21
0,37
0,29
0,2
0,37
0,4
0,2
0,21
0,47
0,21
0,58
0,24
-0,2
0,37
0,32
0,39
0,42
0,39
0,4
pq
0,22
0,17
0,23
0,21
0,2
0,23
0,2
0,2
0,17
0,25
0,17
0,24
0,18
-0,2
0,23
0,22
0,24
0,24
0,24
0,2
3,86565097
247
LAMPIRAN 25
DATA INSTRUMEN SOAL YANG DIPAKAI BERDASARKAN UJI RELIABILITAS, VALIDITAS, DAYA BEDA, DAN TARAF KESUKARAN Nomor Soal Siklus I
Uji Reliabilitas
Siklus II Siklus III Siklus I
Uji Validitas
Siklus II Siklus III Siklus I
Tingkat Kesukaran
Siklus II Siklus III Siklus I
Daya Beda
Siklus II Siklus III Siklus I
Siklus II Siklus III
1
1
1
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Mudah
Sedang
baik
cukup
baik
2
2
2
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Mudah
Sedang
Mudah
cukup
baik
cukup
3
3
3
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Sedang
cukup
baik
baik
4
4
4
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Mudah
Mudah
baik
cukup
cukup
5
5
5
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Mudah
cukup
cukup
cukup
6
6
7
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Sedang
baik
cukup
baik
7
7
8
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Sedang
cukup
baik
cukup
8
8
10
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Mudah
cukup
cukup
cukup
10
9
11
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sukar
Mudah
cukup
cukup
cukup
11
10
13
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Sedang
baik
baik
baik
13
13
14
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Mudah
cukup
cukup
cukup
14
14
16
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Sedang
cukup
baik
baik
15
16
17
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Mudah
baik
cukup
baik
17
17
18
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Mudah
Sedang
cukup
cukup
cukup
18
18
19
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Mudah
Mudah
Sedang
cukup
cukup
cukup
20
19
20
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Sedang
cukup
baik
baik
21
20
21
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Sedang
baik
cukup
cukup
23
21
22
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Mudah
Mudah
Sedang
cukup
cukup
cukup
24
22
23
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Sedang
cukup
baik
cukup
25
23
25
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Valid
Valid
Valid
Sedang
Sedang
Sedang
cukup
baik
cukup
LAMPIRAN 26
248
CONTOH PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN Rumus yang digunakan:
r11 Keterangan: r11
= indeks korelasi
n
= banyaknya item
p
= proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p) = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Untuk semua varians rumusnya adalah:
(Arikunto, 2010: 227) Kriteria: Jika harga r11 yang diperoleh dan dikonsultasikan dengan rtabel product moment dengan taraf signifikansi 5%. Jika harga r11 > rtabel product moment, maka instrumen yang diuji bersifat reliabel. Perhitungan: Pada tabel uji reliabilitas siklus I, diketahui data-data sebagai berikut: = 393 = 4884 = 38 = 20 = 0,25 + 0,18 + 0,24 + ... + 0,21 + 0,25 + 0,3 = 4,63434903
249
Menghitung Varians
S2
=
=
= Menghitung reliabilitas dengan KR-20
r11 r11
=
= 1, 0526 (
)
= Pada α = 5% dengan n = 38, diperoleh rtabel = 0,320 Karena r11 > rtabel, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
250
LAMPIRAN 27
PERHITUNGAN VALIDITAS INSTRUMEN Rumus yang digunakan: rxy
N XY ( X )( Y ) {N X
2
( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan : rxy
= koefisien korelasi variabel X dan Y
N
= jumlah subyek
X
= skor tiap butir soal
Y
= skor total yang benar dari tiap subyek
Kriteria: Jika harga
yang diperoleh dan dikonsultasikan dengan rtabel dengan
taraf signifikansi 5%. Jika harga
> rtabel , maka instrumen yang diuji bersifat
reliabel. Perhitungan: Berikut perhitungan validitas butir untuk soal nomor 1 pada Siklus I, butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. 2
2
N0
X
Y
X
Y
XY
1
1
15
1
225
15
2
0
15
0
225
0
3
1
11
1
121
11
4
1
13
1
169
13
5
0
9
0
81
0
6
1
21
1
441
21
7
1
10
1
100
10
8
1
16
1
256
16
9
1
8
1
64
8
10
1
13
1
169
13
11
0
12
0
144
0
251
12
0
7
0
49
0
13
1
17
1
289
17
14
1
12
1
144
12
15
1
12
1
144
12
16
1
18
1
324
18
17
0
7
0
49
0
18
0
13
0
169
0
19
0
17
0
289
0
20
1
11
1
121
11
21
0
6
0
36
0
22
0
7
0
49
0
23
1
10
1
100
10
24
1
10
1
100
10
25
0
8
0
64
0
26
0
12
0
144
0
27
0
18
0
324
0
28
0
6
0
36
0
29
1
7
1
49
7
30
1
18
1
324
18
31
0
7
0
49
0
32
1
19
1
361
19
33
0
8
0
64
0
34
1
8
1
64
8
35
0
5
0
25
0
36
1
21
1
441
21
37
0
10
0
100
0
38
1
18
1
324
18
Jumlah
21
455
21
6227
288
rxy
N XY ( X )( Y ) {N X
2
( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
Pada α = 5% dengan n = 38, diperoleh rtabel = 0,320
252
Karena r11 > rtabel, dapat disimpulkan bahwa soal nomor 1 adalah valid.
LAMPIRAN 28
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL Rumus yang digunakan:
BA JA
D
BB JB
PA PB
Keterangan : JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Diketahui bahwa:
PA
BA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar JA
PB
BB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar JB
Daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut : Soal dengan D Soal dengan 0,00
0,00 adalah soal sangat jelek
D 0,20 adalah soal jelek
Soal dengan 0,2
D
0,4 adalah soal cukup
Soal dengan 0,4
D
0,70 adalah soal baik
Soal dengan 0,7
D 1,00 adalah soal sangat baik
253
Jika D = negatif, maka butir soal semuanya tidak baik. Jadi, semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang (Arikunto 2010: 218)
Perhitungan: Berikut ini adalah perhitungan untuk mengetahui daya pembeda soal pada butir nomor 1 untuk siklus I, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kelompok Atas Kode Skor UC-1 1 UC-2 1 UC-3 1 UC-4 1 UC-6 0 UC-7 1 UC-8 1 UC-10 1 UC-13 1 UC-14 1 UC-15 1 UC-16 0 UC-38 1 UC-18 1 UC-19 0 UC-27 0 UC-30 1 UC-32 1 UC-36 0 14 Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Kelompok Bawah Kode Skor UC-20 1 UC-21 1 UC-22 1 UC-23 1 UC-24 1 UC-25 0 UC-26 0 UC-17 1 UC-28 0 UC-29 0 UC-9 1 UC-31 0 UC-5 0 UC-33 0 UC-34 1 UC-35 0 UC-12 0 UC-37 0 UC-11 0 8 Jumlah
254
Berdasarkan kriteria, dapat disimpulkan bahwa soal nomor satu mempunyai daya pembeda yang cukup. LAMPIRAN 29
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL Rumus yang digunakan:
Keterangan : P
= indeks kesukaran soal
B
= banyaknya siswa yang menjawab benar
JS
= jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Soal dengan P = 0,00 adalah soal terlalu sukar Soal dengan 0,00
P
0,3 adalah soal sukar
Soal dengan 0,3 P 0,7 adalah soal sedang Soal dengan 0,7
P 1,00 adalah soal mudah
Soal dengan P = 1,00 adalah soal terlalu mudah (Arikunto, 2010: 210)
Perhitungan:
255
Berikut ini adalah perhitungan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pada butir nomor 1 untuk Siklus I, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Kode UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34 UC-35 UC-36
Skor 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
256
37 UC-37 38 UC-38 Jumlah
0 1 21
Dari nilai P diatas dan didasarkan pada kriteria, dapat disimpulkan bahwa soal nomor satu mempunyai tingkat kesukaran sedang.
256
LAMPIRAN 30 DAFTAR NILAI MATA PELAJARAN FISIKA MATERI ALAT – ALAT OPTIK KELAS X MIA 2 Siklus III
Siklus I
Siklus II
Skor Persentase Nilai Keterangan (%) (SSkor = R) Persentase 1 A01 16 80 80 Tuntas No Kode Nilai Keterangan (S = 2 A- 02 16 80 80 Tuntas R) (%) 3 A- 03 14 70 70 Tidak Tuntas A16 8080 8080 Tuntas 14 A- 04 16 Tuntas 5 A-01 05 17 85 85 Tuntas 6 A-A06 16 80 80 Tuntas Tidak 27 A- 07 14 70 70 Tidak Tuntas 13 65 65 02 Tuntas 8 A- 08 13 65 65 Tidak Tuntas A10 5080 5080 TidakTuntas Tuntas 39 A- 09 16 10 A-03 10 13 65 65 Tidak Tuntas 11 A-A11 16 80 80 Tuntas 4 17 85 85 TidakTuntas 12 A-04 12 14 70 70 Tuntas 13 A-A13 16 80 80 Tuntas 5 A- 14 17 14 12 6085 6085 TidakTuntas Tuntas 15 A-05 15 17 85 85 Tuntas A16 14 7080 7080 TidakTuntas Tuntas 6 A- 16 16 17 A-06 17 16 80 80 Tuntas 18 A-A18 19 95 95 Tuntas 7 A- 19 15 Tuntas 19 16 8075 8075 Tuntas 07 20 A- 20 16 80 80 Tuntas ATidak 21 18 9070 9070 Tuntas 8 A- 21 14 22 A-08 22 14 70 70 TidakTuntas Tuntas 23 A-A23 12 60 60 Tidak Tuntas 9 A- 24 17 Tuntas 24 16 8085 8085 Tuntas 09 25 A- 25 17 85 85 Tuntas 26 A-A26 17 8590 8590 Tuntas 10 18 Tuntas 27 A-10 27 17 85 85 Tuntas 28 A-A28 16 80 80 Tuntas 11 18 Tuntas 29 A-11 29 15 7590 7590 Tuntas 30 A- 30 17 85 85 Tuntas A31 A- 31 12 6085 6085 TidakTuntas Tuntas 12 17 32 A-12 32 12 60 60 Tidak Tuntas ANilai Rata-rata 75,5 13 Tertinggi 15 75 75 Tuntas Nilai 95 13 Nilai Terendah 50 AJumlah 20 14 siswa yang18tuntas 90 90 Tuntas 14 yang tidak tuntas Jumlah siswa 12 A- klasikal (%): Ketuntasan 65,50% 15 17 85 85 Tuntas
Skor Persentase Nilai Keterangan No Kode Skor Persentase Nilai Keterangan Skor (%) (%) (SSkor = R) Persentase (S = R) Persentase 1 A01 16= 80 80 Tuntas 1 Kode A- 01 (S16 80 80 Tuntas No Nilai Keterangan No Kode Nilai Keterangan = (S 2 A- 02 17 85 85 Tuntas 2 A02 14 70 70 Tidak Tuntas R) (%) R) (%) 3 A- 03 17 85 85 Tuntas 3 A- 03 16 80 80 Tuntas AA14 70 7080 TidakTuntas Tuntas 17 85 85 Tuntas 14 A- 04 16 80 80 Tuntas 14 A- 04 16 80 0105 5 A-0105 13 65 65 Tidak Tuntas 5 A17 85 85 Tuntas A-06 Tidak Tidak 6 A-A-06 16 80 80 Tuntas 6 A16 80 80 Tuntas 27 A- 07 14 70 70 27 A- 07 14 70 70 16 80 80 Tuntas 15 75 75 Tuntas 02 Tuntas 02 Tuntas 8 A-A-08 14 70 70 Tidak Tuntas 8 A14 70 70 Tidak Tuntas A-08 39 A- 09 16 80 80 Tuntas 14 70 7080 TidakTuntas Tuntas 17 85 85 Tuntas 39 A- 09 16 80 0310 10 A-0310 16 80 80 Tuntas 10 A18 90 90 Tuntas A11 A-A-11 14 70 70 Tidak Tuntas 11 18 90 90 Tuntas 4 A- 11 17 85 85 Tuntas 4 17 85 85 Tuntas 12 A-0412 16 80 80 Tuntas 12 A17 85 85 Tuntas 0412 13 A-A-13 17 85 85 Tuntas 13 A15 75 75 Tuntas A-13 5 A- 14 17 85 85 Tuntas 5 A- 14 17 85 14 13 65 6585 TidakTuntas Tuntas 14 18 90 90 Tuntas 05 05 15 A- 15 17 85 85 Tuntas 15 A- 15 17 85 85 Tuntas AA16 16 80 8080 Tuntas 16 17 85 85 Tuntas 6 A- 16 16 80 80 Tuntas 6 A- 16 16 80 Tuntas 0617 17 A-0617 16 80 80 Tuntas 17 A16 80 80 Tuntas 18 A-A-18 14 70 70 Tidak Tuntas 18 A16 80 80 Tuntas A-18 7 A- 19 15 75 75 Tuntas 7 A- 19 15 75 75 Tuntas 19 17 85 85 Tuntas 19 16 80 80 Tuntas 07 07 20 A- 20 17 85 85 Tuntas 20 A- 20 17 85 85 Tuntas ATidak ATidak 21 18 90 9070 Tuntas 21 17 85 85 Tuntas 8 A- 21 14 70 70 8 A- 21 14 70 0822 Tuntas Tuntas 22 A-0822 16 80 80 Tuntas 22 A17 85 85 Tuntas 23 A-A-23 12 60 60 Tidak Tuntas 23 A13 65 65 Tidak Tuntas A-23 9 A- 24 17 85 85 Tuntas 9 A- 24 17 85 Tuntas 24 18 90 9085 Tuntas 24 19 95 95 Tuntas 09 09 25 A- 25 16 80 80 Tuntas 25 A17 85 85 Tuntas A-25 A26 A- 26 16 80 8090 Tuntas 26 A- 26 18 90 90 Tuntas 18 90 90 Tuntas 10 18 90 Tuntas 10 1027 27 A-1027 15 75 75 Tuntas 27 A18 90 90 Tuntas A-28 28 A-A-28 15 75 75 Tuntas 28 A17 85 85 Tuntas 18 90 90 Tuntas 11 18 90 90 Tuntas 11 29 A-1129 16 80 80 Tuntas 29 A16 80 80 Tuntas 1129 30 A-A-30 16 80 80 Tuntas 30 A12 60 60 Tidak Tuntas A-30 17 85 85 Tuntas 12 17 85 Tuntas 12 31 A- 31 16 80 8085 Tuntas 31 A- 31 18 90 90 Tuntas 12 12 32 A- 32 16 80 80 Tuntas 32 A- 32 17 85 85 Tuntas AANilai 78,1 82,2 13 Rata-rata 15 75 75 Tuntas 13 Rata-rata 15 75 75 Tuntas Nilai 13 13 Nilai Tertinggi 90 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 60 Nilai Terendah 60 AA14 18 tuntas 90 90 Tuntas 14 18tuntas 90 90 Tuntas Jumlah Jumlah siswa yang 24 siswa yang 28 14 14 Jumlah siswa yang tidak tuntas 8 Jumlah siswa yang tidak tuntas 4 A- klasikal (%): A- klasikal (%): Ketuntasan 87,50% 75% 15 17 85 85 Tuntas 15 17 85 85 Tuntas Ketuntasan
No Kode
15
No Kode
15
15
257
LAMPIRAN 31
DAFTAR HASIL BELAJAR ASPEK AFEKTIF
SIKLUS I NILAI (%) KET. 1 A - 01 80 Tuntas 2 A - 02 56 Tdk. Tuntas 3 A - 03 88 Tuntas 4 A - 04 92 Tuntas 5 A - 05 84 Tuntas 6 A - 06 56 Tdk. Tuntas 7 A - 07 76 Tuntas 8 A - 08 72 Tuntas 9 A - 09 92 Tuntas 10 A - 10 92 Tuntas 11 A - 11 52 Tdk. Tuntas 12 A - 12 80 Tuntas 13 A - 13 88 Tuntas 14 A - 14 76 Tuntas 15 A - 15 92 Tuntas 16 A - 16 84 Tuntas 17 A - 17 84 Tuntas 18 A - 18 60 Tuntas 19 A - 19 52 Tdk. Tuntas 20 A - 20 84 Tuntas 21 A - 21 56 Tdk. Tuntas 22 A - 22 88 Tuntas 23 A - 23 88 Tuntas 24 A - 24 92 Tuntas 25 A - 25 88 Tuntas 26 A - 26 56 Tdk. Tuntas 27 A - 27 88 Tuntas 28 A - 28 56 Tdk. Tuntas 29 A - 29 76 Tuntas 30 A - 30 80 Tuntas 31 A - 31 84 Tuntas 32 A - 32 52 Tdk. Tuntas Rata - Rata 76,38 Ketuntasan Klasikal (%) 75 Nilai Tertinggi 92 Nilai Terendah 52 NO KODE SISWA
SIKLUS II SIKLUS III NILAI (%) KET. NILAI (%) KET. 84 Tuntas 56 Tdk. Tuntas 84 Tuntas 80 Tuntas 84 Tuntas 92 Tuntas 80 Tuntas 96 Tuntas 92 Tuntas 88 Tuntas 84 Tuntas 88 Tuntas 80 Tuntas 84 Tuntas 76 Tuntas 88 Tuntas 76 Tuntas 88 Tuntas 80 Tuntas 52 Tdk. Tuntas 56 Tdk. Tuntas 80 Tuntas 76 Tuntas 84 Tuntas 84 Tuntas 84 Tuntas 88 Tuntas 76 Tuntas 80 Tuntas 88 Tuntas 80 Tuntas 92 Tuntas 84 Tuntas 76 Tuntas 84 Tuntas 92 Tuntas 88 Tuntas 88 Tuntas 88 Tuntas 92 Tuntas 84 Tuntas 88 Tuntas 80 Tuntas 84 Tuntas 92 Tuntas 88 Tuntas 76 Tuntas 76 Tuntas 80 Tuntas 88 Tuntas 84 Tuntas 92 Tuntas 56 Tdk. Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas 92 Tuntas 56 Tdk. Tuntas 68 Tdk. Tuntas 56 Tdk. Tuntas 92 Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas 56 Tdk. Tuntas 88 Tuntas 78,38 83,75 84,38 90,63 92 96 56 52
258
LAMPIRAN 32
DAFTAR HASIL BELAJAR ASPEK PSIKOMOTOR
SIKLUS I NILAI (%) KET. 1 A - 01 80 Tuntas 2 A - 02 72 Tdk. Tuntas 3 A - 03 72 Tdk. Tuntas 4 A - 04 88 Tuntas 5 A - 05 88 Tuntas 6 A - 06 72 Tdk. Tuntas 7 A - 07 80 Tuntas 8 A - 08 80 Tuntas 9 A - 09 88 Tuntas 10 A - 10 92 Tuntas 11 A - 11 84 Tuntas 12 A - 12 92 Tuntas 13 A - 13 84 Tuntas 14 A - 14 68 Tdk. Tuntas 15 A - 15 76 Tuntas 16 A - 16 68 Tdk. Tuntas 17 A - 17 92 Tuntas 18 A - 18 92 Tuntas 19 A - 19 80 Tuntas 20 A - 20 68 Tdk. Tuntas 21 A - 21 84 Tuntas 22 A - 22 92 Tuntas 23 A - 23 88 Tuntas 24 A - 24 88 Tuntas 25 A - 25 68 Tdk. Tuntas 26 A - 26 92 Tuntas 27 A - 27 72 Tdk. Tuntas 28 A - 28 88 Tuntas 29 A - 29 60 Tdk. Tuntas 30 A - 30 96 Tuntas 31 A - 31 92 Tuntas 32 A - 32 88 Tuntas Rata - Rata 82,00 Ketuntasan Klasikal (%) 71,88 Nilai Tertinggi 96 Nilai Terendah 60 NO KODE SISWA
SIKLUS II SIKLUS III NILAI (%) KET. NILAI (%) KET. 92 Tuntas 92 Tuntas 64 Tdk. Tuntas 96 Tuntas 88 Tuntas 96 Tuntas 96 Tuntas 96 Tuntas 96 Tuntas 88 Tuntas 92 Tuntas 92 Tuntas 72 Tdk. Tuntas 84 Tuntas 76 Tuntas 72 Tdk. Tuntas 88 Tuntas 88 Tuntas 84 Tuntas 68 Tdk. Tuntas 72 Tdk. Tuntas 80 Tuntas 96 Tuntas 88 Tuntas 96 Tuntas 88 Tuntas 84 Tuntas 88 Tuntas 92 Tuntas 88 Tuntas 92 Tuntas 88 Tuntas 80 Tuntas 76 Tuntas 76 Tuntas 88 Tuntas 96 Tuntas 88 Tuntas 88 Tuntas 96 Tuntas 72 Tdk. Tuntas 96 Tuntas 92 Tuntas 88 Tuntas 88 Tuntas 84 Tuntas 80 Tuntas 88 Tuntas 76 Tuntas 84 Tuntas 80 Tuntas 72 Tdk. Tuntas 72 Tdk. Tuntas 80 Tuntas 84 Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas 88 Tuntas 80 Tuntas 84 Tuntas 68 Tdk. Tuntas 76 Tuntas 84 Tuntas 80 Tuntas 83,63 85,63 81,25 90,63 96 96 64 68
259
LAMPIRAN 33
KISI KISI UJI COBA ANGKET MINAT DISKUSI
No
1.
2.
3.
4.
Indikator
Perhatian siswa
Penilaian terhadap siswa
Sub Indikator - Kehadiran dikelas - Kerapian buku catatan - Persiapan menjelang pelajaran atau ulangan - Usaha yang dilakukan siswa ketika nilai ulangan jelek - Usaha untuk mendalami pelajaran fisika - Tanggapan tentang mata pelajaran fisika - Tanggapan tentang cara guru mengajar fisika
- Keaktifan siswa - Kesediaan siswa dalam mendengarkan pelajaran - Tanggapan tentang minat siswa terhadap Partisipasi kegiatan berkelompok dalam - Kesediaan siswa kegiatan dalam melakukan belajar kegiatan diskusi mengajar - Minat siswa untuk dan kegiatan selalu melakukan diskusi diskusi pada mata pelajaran fisika - Bertanya - Menyimak - Menanggapi pendapat - Soal latihan - Kesediaan Sikap siswa mengerjakan tugas terhadap diskusi tugas guru - Ketepatan waktu mengumpulkan tugas
Soal No favorable unfavorable 1 2 3 4
Jumlah 1 1 2
-
5
1
6
-
1
7
8
2
9
-
1
10 12
11 -
2 1
13
-
1
14,16
15,17
4
18,20,22
19,21
4
23 24 25 27 28
26 29
1 1 2 1 2
30
-
1
260
LAMPIRAN 34
UJICOBA ANGKET MINAT DISKUSI SISWA Mata Pelajaran
: Fisika
Pokok Bahasan
: Alat – Alat Optik
Kelas/Semester
: X MIA 2/II
Petunjuk : 1. Nyatakan jawaban yang sesuai dengan keadaanmu dengan menulis tanda cek (√ ) pada kolom yang tersedia, langsung pada lembar pertanyaan. SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
2. Jawablah dengan sejujurnya karena jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport. No 1.
Pernyataan Saya selalu hadir setiap kali ada pelajaran fisika
2.
Saya selalu menjaga buku catatan fisika agar tetap rapi, sehingga mudah dibaca kembali
3.
Bila keesokan harinya ada pelajaran fisika, saya selalu membaca buku catatan maupun buku materi pada malam hari
4.
Saya hanya akan belajar fisika dengan sungguhsungguh ketika akan ulangan
5.
Saya semakin malas belajar fisika ketika mendapat nilai jelek pada saat ulangan
6.
Segera setelah pulang sekolah, saya beristirahat sambil mempelajari dan memahami pelajaran fisika yang telah diajarkan guru
7.
Pelajaran fisika adalah pelajaran yang menarik
8.
Bagi saya, fisika merupakan mata pelajaran yang sulit dan saya sering merasa tertekan jika menerima pelajaran
SS
S
TS
STS
261
9.
Guru saya dalam menjelaskan pelajaran fisika dengan runtut dan sesuai kompetensi dasar
10.
Saya selalu aktif dan bersemangat jika menerima pelajaran fisika
11.
Saya cukup memperhatikan guru mengajar fisika dengan santai dan berdiam diri
12.
Saya selalu mendengarkan pada waktu guru menjelaskan materi fisika
13.
Saya suka pada kegiatan berkelompok bersama teman – teman, baik didalam sekolah maupun diluar sekolah
14.
Saya suka melakukan diskusi dikarenakan dengan diskusi membuat saya lebih paham terhadap materi pelajaran
15.
Dalam proses pembelajaran, saya lebih suka cukup memperhatikan guru saja daripada melakukan diskusi dikarenakan hanya membuang waktu saja
16.
Setelah pembelajaran selesai, saya selalu berdiskusi dengan teman – teman tentang materi yang baru saja dijelaskan
17.
Setelah pembelajaran selesai, saya lebih suka bersantai dan duduk – duduk saja
18.
Saya senang jika setiap ada pembelajaran fisika selalu diadakan diskusi
19.
Setiap ada pembelajaran fisika, saya
lebih suka
mendengarkan saja terhadap penjelasan guru 20.
Kegiatan diskusi mampu meningkatkan pemahaman saya terhadap materi fisika
21.
Saya sulit memahami materi fisika jika melakukan pembelajaran diskusi
262
22.
Kegiatan diskusi dalam pembelajaran fisika mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dan mempererat hubungan persahabaan dengan teman teman
23.
Saya selalu bertanya pada guru maupun rekan diskusi jika belum ada materi yang belum dipahami
24.
Saya selalu menyimak dan memperhatikan jika ada teman yang menyampaikan hasil diskusi
25.
Dalam kegiatan diskusi, saya selalu menyampaikan pendapat jika ada permasalahan tertentu
26.
Dalam kegiatan diskusi, saya lebih suka berdiam diri dan cukup memperhatikan saja
27.
Saya selalu menyelesaikan soal-soal latihan fisika yang diberikan guru maupun rekan diskusi.
28.
Saya selalu antusias jika mengerjakan persoalan – persoalan yang muncul dalam diskusi
29.
Saya lebih suka mengandalkan teman yang lebih pandai untuk mengerjakan persoalan – persoalan yang muncul dalam diskusi
30.
Saya selalu mengumpulkan hasil diskusi dengan tepat waktu dan sesuai arahan guru.
263
LAMPIRAN 35
ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS ANGKET No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
UC-1 UC-2 UC-3 UC-4 UC-5 UC-6 UC-7 UC-8 UC-9 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 x
Reliabilitas
Validitas
x
2
xy
r
r
xy
1 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 45 147 4168
2 3 3 4 2 4 2 3 2 2 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 4 2 4 3 44 42 148 134 4086 3915
4 3 2 2 3 3 1 2 2 3 1 3 1 1 3 30 74 2724
5 6 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 39 45 111 147 3546 4165
7 4 3 3 2 2 2 4 3 2 4 2 4 2 4 41 131 3837
0,755 0,447 0,598 -0,182 -0,404 0,707 0,612
tabel 0,532 Kriteria valid Keterangan Dipakai k 30 2 118,959 total 2 0,168 b 2 13,959 b r 11 0,913 Kriteria Reliabel
8 3 2 2 3 3 4 2 3 2 4 2 3 3 3 39 115 3633
9 10 11 12 13 14 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 1 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 40 43 48 47 47 47 126 137 168 161 161 165 3749 3994 4440 4360 4367 4370
BUTIR 15 16 17 18 4 4 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 44 47 50 40 148 161 182 122 4098 4355 4632 3729
19 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 45 149 4185
0,600 0,617 0,623 0,590 0,767 0,863 0,603 0,541 0,699 0,707 0,584 0,755
TOTAL 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 (Y) 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 108 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 82 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 80 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 83 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 85 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 108 4 2 4 3 2 3 2 4 4 2 3 99 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 87 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 85 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 106 3 2 2 3 3 3 1 2 4 2 3 81 2 3 4 4 3 3 2 3 3 1 3 94 2 3 4 1 3 3 2 2 2 1 2 79 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 105 45 44 47 45 41 46 33 40 44 30 44 1282 153 144 165 155 127 154 89 122 146 72 144 4202 4093 4366 4208 3817 4252 3099 3730 4099 2749 4092 0,689 0,655 0,567 0,665 0,582 0,576 0,564 0,592 0,616 0,016 0,644
0,532 0,532 0,532 tidak valid tidak valid Dipakai Tidak valid Tidak 30 30 30
0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 0,532 tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid Dipakai Dipakai Dipakai DipakaiDipakaiDipakaiDipakai Dipakai Dipakai Dipakai DipakaiDipakaiDipakai Dipakai Dipakai DipakaiDipakai Dipakai DipakaiDipakaiDipakaiDipakaiDipakai Tidak 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
0,694 0,571
0,168 0,168 0,781
0,694
0,454 0,837 0,352 0,245 0,230 0,230 0,515 0,694 0,230 0,245 0,551 0,311
0,532 tidak valid Tidak 30
0,532 valid Dipakai 30
0,597 0,408 0,515 0,740 0,495 0,204 0,801 0,551 0,551 0,551 0,408
Y
2
11664 6724 6400 6889 7225 11664 9801 7569 7225 11236 6561 8836 6241 11025 119060
264
LAMPIRAN 36
CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL Rumus : N
rxy N
XY
X2
X
X
2
N
Y Y2
2
Y
Kriteria : Jika rxy > rtabel maka butir angket dapat dikatakan valid. Berikut perhitungan validitas butir untuk soal no. 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode UC-1 UC-2 UC-3 UC-4 UC-5 UC-6 UC-7 UC-8 UC-9 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 Jumlah
14 3608
rxy 14 147 rxy
X 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 45
45
2
Y 94 75 69 74 72 89 86 73 75 86 73 82 76 89 1113
2
X 16 9 9 9 9 16 9 9 9 16 9 9 9 9 147
Y
2
8836 5625 4761 5476 5184 7921 7396 5329 5625 7396 5329 6724 5776 7921 89299
45 1113 14 89299
1113
2
0.755
Pada á = 5% dengan n=14, diperoleh rtabel = 0,532 Karena rxy > rtabel, maka butir soal angket no. 1 adalah valid
XY 376 225 207 222 216 356 258 219 225 344 219 246 228 267 3608
265
LAMPIRAN 37
CONTOH PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET Rumus : r11
2
k k 1
b
1
2 t
Kriteria : Apabila r11
rtabel maka angket tersebut reliabel
Perhitungan : 1. Varians total Y
Y
2
2
2
119060
N
1282
14
2 t
N
118,959
14
2. Varians butir x
x
2
2
N
2 b
N 2
147
45
14
2 b1
0,168
14 44
2
148
14
2 b2
0,694
14 42 134
2
14
2 b3
14 dan seterusnya 2 b
0,571
0,168 0,694 0,571 ......
2 n
13,959
3. Koefisien reliabilitas 30 13,959 r11 1 30 1 118,959 0,9131
Pada
5 % dengan N
karena r11
14 diperoleh rtabel
0,532 .
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel
266
LAMPIRAN 38
KISI KISI ANGKET MINAT DISKUSI
Soal No No
5.
6.
7.
8.
Indikator
Sub Indikator
Jumlah favorable
unfavorable
- Kehadiran dikelas - Persiapan menjelang pelajaran atau ulangan - Usaha untuk mendalami pelajaran fisika - Tanggapan tentang mata pelajaran fisika - Tanggapan tentang cara guru mengajar fisika
1 2
-
1 1
3
-
1
4
5
2
6
-
1
- Keaktifan siswa - Kesediaan siswa dalam mendengarkan pelajaran - Tanggapan tentang minat siswa terhadap Partisipasi kegiatan berkelompok dalam Kesediaan siswa kegiatan dalam melakukan belajar kegiatan diskusi mengajar dan kegiatan - Minat siswa untuk selalu melakukan diskusi diskusi pada mata pelajaran fisika - Bertanya - Menyimak - Menanggapi pendapat - Soal latihan - Kesediaan Sikap siswa mengerjakan tugas terhadap diskusi tugas guru - Ketepatan waktu mengumpulkan tugas
7 9
8 -
2 1
10
-
1
11,13
12,14
4
15,17,19
16,18
5
20 21 22 24 25
23 -
1 1 2 1 1
26
-
1
Perhatian siswa
Penilaian terhadap siswa
267
LAMPIRAN 39
ANGKET MINAT DISKUSI SISWA
Mata Pelajaran
: Fisika
Pokok Bahasan
: Alat – Alat Optik
Kelas/Semester
: X MIA 2/II
Petunjuk : 3. Nyatakan jawaban yang sesuai dengan keadaanmu dengan menulis tanda cek (√ ) pada kolom yang tersedia, langsung pada lembar pertanyaan. SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju 4. Jawablah dengan sejujurnya karena jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport. SS S TS STS No Pernyataan 1.
Saya selalu hadir setiap kali ada pelajaran fisika
2.
Bila keesokan harinya ada pelajaran fisika, saya selalu membaca buku catatan maupun buku materi pada malam hari
3.
Segera setelah pulang sekolah, saya beristirahat sambil mempelajari dan memahami pelajaran fisika yang telah diajarkan guru
4.
Pelajaran fisika adalah pelajaran yang menarik
5.
Bagi saya, fisika merupakan mata pelajaran yang sulit dan saya sering merasa tertekan jika menerima pelajaran
6.
Guru saya dalam menjelaskan pelajaran fisika dengan runtut dan sesuai kompetensi dasar
7.
Saya selalu aktif dan bersemangat jika menerima pelajaran fisika
8.
Saya cukup memperhatikan guru mengajar fisika dengan santai dan berdiam diri
9.
Saya selalu mendengarkan pada waktu guru menjelaskan materi fisika
268
10.
Saya suka pada kegiatan berkelompok bersama teman – teman, baik didalam sekolah maupun diluar sekolah
11.
Saya suka melakukan diskusi dikarenakan dengan diskusi membuat saya lebih paham terhadap materi pelajaran
12.
Dalam proses pembelajaran, saya lebih suka cukup memperhatikan guru saja daripada melakukan diskusi dikarenakan hanya membuang waktu saja
13.
Setelah pembelajaran selesai, saya selalu berdiskusi dengan teman – teman tentang materi yang baru saja dijelaskan
14.
Setelah pembelajaran selesai, saya lebih suka bersantai dan duduk – duduk saja
15.
Saya senang jika setiap ada pembelajaran fisika selalu diadakan diskusi
16.
Setiap ada pembelajaran fisika, saya
lebih suka
mendengarkan saja terhadap penjelasan guru 17.
Kegiatan diskusi mampu meningkatkan pemahaman saya terhadap materi fisika
18.
Saya sulit memahami materi fisika jika melakukan pembelajaran diskusi
19.
Kegiatan diskusi dalam pembelajaran fisika mampu meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dan mempererat hubungan persahabaan dengan teman teman
20.
Saya selalu bertanya pada guru maupun rekan diskusi jika belum ada materi yang belum dipahami
21.
Saya selalu menyimak dan memperhatikan jika ada teman yang menyampaikan hasil diskusi
269
22.
Dalam kegiatan diskusi, saya selalu menyampaikan pendapat jika ada permasalahan tertentu
23.
Dalam kegiatan diskusi, saya lebih suka berdiam diri dan cukup memperhatikan saja
24.
Saya selalu menyelesaikan soal-soal latihan fisika yang diberikan guru maupun rekan diskusi.
25.
Saya selalu antusias jika mengerjakan persoalan – persoalan yang muncul dalam diskusi
26.
Saya selalu mengumpulkan hasil diskusi dengan tepat waktu dan sesuai arahan guru.
270
LAMPIRAN 40
DATA AWAL MINAT DISKUSI SISWA KELAS X MIA 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode Siswa A - 01 A - 02 A - 03 A - 04 A - 05 A - 06 A - 07 A - 08 A - 09 A - 10 A - 11 A - 12 A - 13 A - 14 A - 15 A - 16 A - 17 A - 18 A - 19 A - 20 A - 21 A - 22 A - 23 A - 24 A - 25 A - 26 A - 27 A - 28 A - 29 A - 30 A - 31 A - 32
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 1 2 4 4 2 2 2 2 2 3 4
3 1 2 2 4 3 2 2 2 2 2 1 3
4 2 2 2 4 4 3 2 3 2 2 3 3
5 2 3 2 4 4 1 2 2 2 2 1 2
6 2 2 2 4 3 2 2 1 2 2 1 1
7 2 2 1 3 2 2 2 1 2 3 3 1
8 1 2 3 4 3 2 3 2 2 2 1 3
9 3 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 1
10 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1
11 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 3
12 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1
BUTIR 13 14 2 2 1 2 3 1 1 1 3 3 1 3 1 1 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2
3 3 3 3 3
2 2 1 2 3
2 3 1 3 2
2 3 2 2 3
2 3 2 2 2
3 3 2 3 2
1 4 1 2 2
3 4 2 2 3
2 2 1 4 2
2 2 3 2 3
3 3 3 2 2
2 3 2 1 2
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 1 4 2 1 2 3 3 2 3 1 1
3 2 2 4 4 1 3 3 3 2 2 1 2
1 3 1 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2
2 3 3 4 2 1 2 3 3 2 1 2 2
2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2
3 2 1 3 2 2 3 3 3 1 1 2 3
2 3 3 2 2 2 3 1 3 3 2 1 2
3 3 2 4 4 2 4 1 1 2 1 3 2
2 3 4 2 2 1 3 2 3 2 1 3 2
2 3 2 1 1 2 3 2 1 3 2 3 2
2 2 2 3 1 1 3 1 3 2 1 2 2
1 3 1 3 1 1 3 1 3 2 2 3 2
1 3 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 3 2
15 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2
16 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2
17 1 3 3 1 1 2 1 2 3 2 1 1
18 3 3 2 2 3 1 2 1 3 2 1 2
19 2 3 2 1 2 1 3 1 3 1 1 1
20 2 2 2 2 1 1 3 1 2 1 2 2
21 2 2 1 3 3 2 1 3 2 2 1 1
22 1 1 1 2 3 3 2 3 1 2 2 2
23 1 1 3 1 2 1 1 3 2 2 1 1
24 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2
25 2 1 2 1 3 1 2 2 2 1 1 2
26 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1
2 2 2 2 3
3 2 2 3 2
1 1 3 3 2
1 2 1 2 3
2 2 3 3 2
1 2 2 3 2
1 2 4 4 2
2 2 3 3 2
1 2 1 2 1
2 2 1 3 1
2 2 1 3 2
1 2 3 3 1
2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 3 1
2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1
2 3 1 3 2 3 1 2 3 1 1 3 2
1 1 2 3 2 3 3 2 1 1 2 3 1
1 1 1 2 3 3 3 1 2 2 2 3 1
1 1 2 4 2 1 3 1 3 1 1 3 2
1 2 1 3 1 3 2 3 2 1 3 3 1
2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 3 2
2 2 3 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2
2 3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2
1 3 1 2 2 3 2 1 4 2 2 3 3
1 3 2 2 1 3 1 1 3 1 1 3 2
TOTAL
KATEGORI
46 51 50 61 65 46 48 49 54 46 45 49 0 49 63 52 65 56 0 48 65 51 68 49 51 64 50 64 49 45 67 49
kurang berminat kurang berminat kurang berminat berminat berminat kurang berminat kurang berminat kurang berminat berminat kurang berminat kurang berminat kurang berminat tidak berminat kurang berminat berminat berminat berminat berminat tidak berminat kurang berminat berminat kurang berminat sangat berminat kurang berminat kurang berminat berminat kurang berminat berminat kurang berminat kurang berminat sangat berminat kurang berminat
271
LAMPIRAN 41
DATA MINAT DISKUSI SISWA KELAS X MIA 2 SIKLUS I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode Siswa A - 01 A - 02 A - 03 A - 04 A - 05 A - 06 A - 07 A - 08 A - 09 A - 10 A - 11 A - 12 A - 13 A - 14 A - 15 A - 16 A - 17 A - 18 A - 19 A - 20 A - 21 A - 22 A - 23 A - 24 A - 25 A - 26 A - 27 A - 28 A - 29 A - 30 A - 31 A - 32
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
2 2 1 2 4 4 2 2 2 2 2 3 4 3 2 2 1 2 3 4 2 3 1 4 2 1 2 4 3 2 3 1 1
3 1 2 2 4 3 2 2 2 3 2 1 3 3 2 3 1 3 4 4 3 2 2 4 4 1 3 3 3 2 2 1 2
4 2 2 2 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 1 3 1 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2
5 2 4 2 4 4 1 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 4 2 3 3 4 2 1 2 4 3 2 1 2 2
6 2 3 2 4 3 2 2 1 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2
7 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 1 4 1 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3
8 1 3 3 4 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 1 2
9 3 4 2 3 2 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 4 3 3 2 3 2 4 4 2 4 1 1 2 1 3 2
10 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 2 2 1 3 3 3 2 1 3 2
11 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 3 3 1 3 2 3 2
12 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 2 3 2 1 2 3 4 2 2 3 1 1 3 3 3 2 1 2 3
13 2 1 3 1 3 1 1 1 2 1 2 3 3 2 4 2 2 2 3 3 3 1 3 1 1 3 4 3 2 2 3 2
BUTIR 14 2 2 1 3 3 3 1 2 2 1 3 3 2 1 3 1 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 3 2 1 1 3 2
15 1 3 1 2 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 2 1 3 2 2 2 2 3 1
16 1 2 1 3 4 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 4 3 2 1 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1
17 1 3 3 1 1 2 1 2 3 2 1 2 3 1 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 1 2 3 1 2 3 3
18 3 3 2 3 3 2 2 1 3 2 3 2 1 1 2 1 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 1
19 2 3 2 2 2 3 3 1 3 1 3 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 1 2 2 3 3 1
20 2 4 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 1 3 3 2
21 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 4 4 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 2 1 3 3 1
22 3 1 1 2 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 2 2 2 3 2
23 3 1 3 3 3 1 3 3 3 2 1 3 1 1 2 1 4 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2
24 2 1 2 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 1 3 3 2 3 2 2 2 3 3
25 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 4 3 2 1 3 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3
26 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 1 3 2 3 2 2 1 3 2 2 3 1 1 3 2
TOTAL
KATEGORI
52 61 52 72 72 52 53 49 61 52 52 65 64 50 67 56 67 65 73 59 71 51 70 56 57 70 76 64 52 53 67 52
berminat berminat berminat sangat berminat sangat berminat berminat berminat kurang berminat berminat berminat berminat berminat berminat kurang berminat sangat berminat berminat sangat berminat berminat sangat berminat berminat sangat berminat kurang berminat sangat berminat berminat berminat sangat berminat sangat berminat berminat berminat berminat sangat berminat berminat
272
LAMPIRAN 42
DATA MINAT DISKUSI SISWA KELAS X MIA 2 SIKLUS II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode Siswa A - 01 A - 02 A - 03 A - 04 A - 05 A - 06 A - 07 A - 08 A - 09 A - 10 A - 11 A - 12 A - 13 A - 14 A - 15 A - 16 A - 17 A - 18 A - 19 A - 20 A - 21 A - 22 A - 23 A - 24 A - 25 A - 26 A - 27 A - 28 A - 29 A - 30 A - 31 A - 32
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 3
3 3 4 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 1 2 3 2 4 3 4 4 3 3
5 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 1 2 4 3 4 3 4 4 3 3
6 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3
7 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4
8 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4
9 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3
12 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3
BUTIR 13 14 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 4 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3
15 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3
16 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2
17 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 2 3 2 3 2 2
18 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3
19 2 3 1 2 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2
20 1 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 3 3 2 1 3 2
22 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2 2 3
23 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2
24 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3
25 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 3
26 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2
TOTAL
KATEGORI
83 81 66 66 84 82 80 78 78 82 85 81 77 72 82 78 88 88 76 85 89 71 51 66 76 78 84 83 82 80 78 74
sangat berminat sangat berminat berminat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat kurang berminat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat
273
LAMPIRAN 43
DATA MINAT DISKUSI SISWA KELAS X MIA 2 SIKLUS III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode Siswa A - 01 A - 02 A - 03 A - 04 A - 05 A - 06 A - 07 A - 08 A - 09 A - 10 A - 11 A - 12 A - 13 A - 14 A - 15 A - 16 A - 17 A - 18 A - 19 A - 20 A - 21 A - 22 A - 23 A - 24 A - 25 A - 26 A - 27 A - 28 A - 29 A - 30 A - 31 A - 32
1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3
4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3
5 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
6 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3
7 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
8 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3
9 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3
10 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3
11 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3
12 4 4 3 4 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3
BUTIR 13 14 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3
15 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3
16 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3
17 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3
18 4 2 2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3
19 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3
20 3 3 2 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3
21 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 2 4 3 2 2
22 3 2 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2
23 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2
24 3 3 2 4 2 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
25 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3
26 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 0 3 3 4 4 4 3
TOTAL
KATEGORI
83 78 78 84 70 72 79 77 72 90 85 77 88 76 77 75 86 85 87 71 81 87 91 86 81 88 83 74 87 78 84 77
sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat sangat berminat
274
LAMPIRAN 44
TABEL MINAT DISKUSI SISWA KELAS X MIA 2 No Nama 1 A-01 2 A-02 3 A-03 4 A-04 5 A-05 6 A-06 7 A-07 8 A-08 9 A-09 10 A-10 11 A-11 12 A-12 13 A-13 14 A-14 15 A-15 16 A-16 17 A-17 18 A-18 19 A-19 20 A-20 21 A-21 22 A-22 23 A-23 24 A-24 25 A-25 26 A-26 27 A-27 28 A-28 29 A-29 30 A-30 31 A-31 32 A-32 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata Prosentase yang Berminat Kategori
Data Awal 46 51 50 61 65 46 48 49 54 46 45 49 0 49 63 52 65 56 0 48 65 51 68 49 51 64 50 64 49 45 67 49 68 45 50,46875 37,50% Kurang Berminat
Siklus I 52 61 52 72 72 52 53 49 61 52 52 65 64 50 67 56 67 65 73 59 71 51 70 56 57 70 76 64 52 53 67 52 76 49 60,41 91% berminat
Siklus II Siklus III 83 83 81 78 66 78 66 84 84 70 82 72 80 79 78 77 78 72 82 90 85 85 81 77 77 88 72 76 82 77 78 75 88 86 88 85 76 87 85 71 89 81 71 87 51 91 66 86 76 81 78 88 84 83 83 74 82 87 80 78 78 84 74 77 89 91 51 70 78,25 80,84 100% 100% sangat berminat sangat berminat
275
LAMPIRAN 45
DATA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
A.
Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II dihitung menggunakan rumus gain.
Hasil perhitungan ditampilkan pada tabel berikut ini: Nilai Rata - Rata Nilai No
Hasil Belajar
Siklus I
Siklus II
Kategori gain
Angka
%
Angka
%
1
Kognitif
75,5
75,5
78,1
78,1
11 %
Rendah
2
Afektif
19,1
76
19,6
78,4
10 %
Rendah
3
Psikomotor
20,3
81,2
21,8
87,2
32 %
Sedang
4
Minat Diskusi
60,41
58,1
78,25
75,24
41 %
Sedang
B.
Peningkatan Hasil Belajar Siklus II ke Siklus III Peningkatan hasil belajar dari siklus II ke siklus III dihitung menggunakan rumus
gain. Hasil perhitungan ditampilkan pada tabel berikut ini: Nilai Rata - Rata Nilai No
Hasil Belajar
Siklus II
Siklus III
Kategori gain
Angka
%
Angka
%
1
Kognitif
78,1
78,1
82,2
82,2
20 %
Rendah
2
Afektif
19,6
78,4
20,9
84
30 %
Sedang
3
Psikomotor
21,8
87,2
23
92
38 %
Sedang
4
Minat Diskusi
78,25
75,2
80,84
77,8
13 %
Rendah
276
LAMPIRAN 46
CONTOH PERHITUNGAN UJI GAIN
Rumus yang digunakan:
Kriteria: Simbol
dan
masing-masing menyatakan skor rata – rata Siklus I
dan skor rata – rata Siklus II maupun skor rata – rata Siklus II dan skor rata – rata Siklus III yang dinyatakan dalam persen. Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut: Tinggi : () > 0,7 atau jika dinyatakan dalam persen () > 70% Sedang: 0,3
(< g>)
0,7 atau jika dinyatakan dalam persen 30%
()
70%
Rendah: () < 0,3 atau jika dinyatakan dalam persen () < 30% Perhitungan: Berikut perhitungan uji gain untuk peningkatan hasil belajar kognitif siklus I ke siklus II. Perhitungan hasil belajar yang lain dihitung dengan cara yang sama. Diketahui hasil belajar kognitif siswa siklus I sebagai berikut: No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A- 01 A- 02 A- 03 A- 04 A- 05 A- 06 A- 07 A- 08 A- 09 A- 10 A- 11 A- 12 A- 13 A- 14 A- 15
Skor (S = R) 16 16 14 16 17 16 13 13 10 13 16 14 16 12 17
Persentase (%) 80 80 70 80 85 80 65 65 50 65 80 70 80 60 85
Nilai 80 80 70 80 85 80 65 65 50 65 80 70 80 60 85
277
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A- 16 14 A- 17 16 A- 18 19 A- 19 16 A- 20 16 A- 21 18 A- 22 14 A- 23 12 A- 24 16 A- 25 17 A- 26 17 A- 27 17 A- 28 16 A- 29 15 A- 30 17 A- 31 12 A- 32 12 Rata - Rata
70 80 95 80 80 90 70 60 80 85 85 85 80 75 85 60 60 75,5
70 80 95 80 80 90 70 60 80 85 85 85 80 75 85 60 60 75,5
Sedangkan hasil belajar kognitif siswa siklus II sebagai berikut: No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A- 01 A- 02 A- 03 A- 04 A- 05 A- 06 A- 07 A- 08 A- 09 A- 10 A- 11 A- 12 A- 13 A- 14 A- 15 A- 16 A- 17 A- 18 A- 19 A- 20
Skor (S = R) 16 17 17 14 13 16 16 14 14 16 14 16 17 13 17 16 16 14 17 17
Persentase (%) 80 85 85 70 65 80 80 70 70 80 70 80 85 65 85 80 80 70 85 85
Nilai 80 85 85 70 65 80 80 70 70 80 70 80 85 65 85 80 80 70 85 85
278
21 A- 21 18 22 A- 22 16 23 A- 23 12 24 A- 24 18 25 A- 25 16 26 A- 26 16 27 A- 27 15 28 A- 28 15 29 A- 29 16 30 A- 30 16 31 A- 31 16 32 A- 32 16 Nilai Rata - Rata
90 80 60 90 80 80 75 75 80 80 80 80 78,1
90 80 60 90 80 80 75 75 80 80 80 80 78,1
Berdasarkan kriteria, nilai tersebut menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I ke siklus II termasuk dalam kategori rendah.
279
279
LAMPIRAN 47
FOTO – FOTO
Siswa kelas X MIA 2 mengisi angket masalah
Siswa kelas X MIA 2 mengisi angket masalah
Mengikuti pembelajaran di kelas X MIA 2
Mengikuti pembelajaran di kelas X MIA 2
Kegiatan uji coba soal di SMA Negeri Mirit
Kegiatan uji coba soal di SMA Negeri Mirit
280
Siswa mengisi angket minat diskusi untuk Mengetahui minat diskusi awal
Kegiatan memotivasi
Peneliti memberikan kesimpulan
Kegiatan memotivasi
Mengamati siswa berdiskusi
Siswa melakukan presentasi
281
Observer mengamati kegiatan siswa
Membagikan tes evaluasi dan angket di akhir pembelajaran
Kelompok Tim Ahli melakukan presentasi dan tanya jawab
Kegiatan pembelajaran
Observer mengamati siswa dan mengisi lembar observasi
Tim penelitian foto bersama siswa
282
283
284
285
286
287
288