STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SESAAT KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN MATERI GETARAN DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh Taufik Yulianto 4201408091
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada: Hari
: Kamis
Tanggal
: 4 April 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. NIP. 19561029 198601 1 001
Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. NIP. 19620301 198901 2 001
i
PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan disusun oleh Taufik Yulianto 4201408091 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas Negeri Semarang pada hari Kamis tanggal 4 April 2013. Panitia: Ketua
Sekretaris
Prof.Dr. Wiyanto, M.Si. NIP. 19631012 198803 1 001
Dr. Khumaedi, M.Si. NIP. 196306101989011002
Ketua Penguji
Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. NIP. 19520521 197603 2 001 Anggota Penguji/ Pembimbing I
Anggota Penguji/ Pembimbing II
Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. NIP. 19561029 198601 1 001
Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. NIP. 19620301 198901 2 001
ii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Semarang, 24 April 2013
Taufik Yulianto 4201408091
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: 1.
Persipakan diri untuk mati.
2.
Sabar, Sukur, Iklas.
3.
Dalan urip iku ono mestine, podo eling lan waspodo. Dalan urip iku ono watese.
Karya ini aku persembahkan kepada: 1. Ayahku dan ibuku, bagai langit dan bumi yang memberi kehidupan. 2. Ketiga adikku (Sigit, Feri, Riski), yang menyiratkan semangat. 3. Guru sejati. 4. Mas-mas, kakak-kakak, sahabat-sahabat, rekan-rekanita, teman-teman, dan adik-adik yang mengisi halaman buku hidupku.
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan”. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa saran, bimbingan, petunjuk, dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.
2.
Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
3.
Dr. Khumaedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
4.
Bambang Subali, M.Pd. sebagai Dosen Wali yang telah membimbing dan mengarahkan selama studi berlangsung.
5.
Drs. Sukiswo Edi Supeni, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan skripsi.
v
6.
Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan skripsi.
7.
Seluruh Dosen Jurusan Fisika, atas ilmu yang diberikan.
8.
Drs. H. Haryono, selaku Kepala SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan yang telah memberikan ijin penelitian.
9.
Dyah Narwati, S.Pd, selaku guru fisika kelas XI SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
10. Irham, Mukmin dan seluruh teman yang telah membantu selama studi, penelitian, dan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurahan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan khususnya pengembangan pendidikan fisika..
Semarang, April 2013
Penulis,
vi
ABSTRAK Yulianto, Taufik. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. Kata kunci: studi perbandingan, hasil belajar fisika, kelas putra, kelas putri, kelas campuran. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya pengaturan kelas termasuk komposisi teman belajar. Hasil observasi menunjukkan bahwa kelas sejenis mempunyai hasil belajar fisika yang lebih baik dari pada kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas campuran. Perbedaan kemampuan antara siswa putra dan siswa putri mengakibatkan interaksi antar siswa dalam kelas putra, kelas putri, maupun kelas campuran yang berbeda. Dalam pembelajaran fisika, idealnya menggunakan metode praktikum dan diskusi. Hal ini sangat memerlukan interaksi antar siswa. Interaksi ini juga menyebabkan perbedaan hasil belajar ketiga kelas. Rumuasan masalah penelitian ini adalah adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran serta manakah kelas yang lebih baik? Penelitian ini akan menunjukkan perbandingan hasil belajar antara ketiga kelas tersebut. Jenis penelitian ini merupakan true experimental dengan metode pembelajaran praktikum dan diskusi. Subjek penelitian adalah kelas putra 18 siswa, kelas putri 18 siswa, dan kelas campuran 18 siswa yang dipilih dan dibentuk dari siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan. Data diambil dengan menggunakan tes, observasi, dokumentasi, dan angket. Data kognitif dianalisis dengan uji analisis varians, uji t, dan ketuntasan klasikal, sedangkan data psikomotorik dan data afektif dianalisis dengan deskriptif persentase. Secara umum disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Untuk aspek psikomotorik dan aspek afektif terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Hasil belajar psikomotorik kelas putra lebih baik dari pada kelas campuran dan hasil belajar kelas campuran lebih baik dari pada kelas putri. Hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik dari pada kelas putri dan hasil belajar afektif kelas putri lebih baik daripada kelas putra. Sedangkan untuk aspek kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga kelas.
vii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
v
ABSTRAK …………………………………………………………………..
vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...
viii
DAFTAR TABEL ……………………...……………………………………
xii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………...
xiv
BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………………………..
1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….
1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………
4
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………….
5
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………...
5
1.5 Penegasan Istilah …………………………………………………….
6
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ………………………………………..
7
2. LANDASAN TEORI …………………………………………………….
8
2.1 Hasil Belajar …………………………………………………………
8
2.1.1 Pengertian Belajar …………………………………………….
8
2.1.2 Hasil Belajar …………………………………………………..
9
2.1.2.1 Ranah Kognitif ……………………………………….
10
2.1.2.2 Ranah Afektif ……………………………………….
10
2.1.2.3 Ranah Psikomotorik ………………………………….
11
2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran ………………………
12
2.2.1 Kelompok Sosial ……………………………………………...
12
2.2.2 Interaksi Sosial ………………………………………………..
13
2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri …………………………
14
2.2.4 Interaksi Kelas Campuran …………………………………….
15
viii
2.3 Tinjauan Materi ………………………………………………………
15
2.3.1 Pegas …………..………………………………………………
15
2.3.2 Susunan Pegas ………………………………………………..
16
2.3.2.1 Susunan Seri …………………………………………
16
2.3.2.2 Susunan Paralel ………………………………………
17
2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran ……………………………….
17
2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran …………………….
20
2.3.5 Energi Getaran Pegas …………………………………………
22
2.4 Kerangka Berfikir ……………………………………………………
23
3. METODE PENELITIAN ……………………………………………….. 3.1 Populasi dan Sampel …………………………………………………
25
3.1.1 Populasi ……………………………………………………….
25
3.1.2 Sampel ………………………………………………………..
25
3.2 Variabel ………………………………………………………………
26
3.2.1 Variabel Bebas ………………………………………………..
26
3.2.2 Variabel Terikat ………………………………………………
26
3.3 Desain Penelitian …………………………………………………….
26
3.4 Pelaksanaan ………………………………………………………….
28
3.5 Instrumen …………………………………………………………….
28
3.5.1 Validitas ………………………………………………………
28
3.5.2 Reliabilitas ……………………………………………………
30
3.5.3 Taraf Kesukaran ………………………………………………
31
3.5.4 Daya Pembeda Soal …………………………………………..
32
3.6 Metode Pengumpulan Data ………………………………………….
34
3.6.1 Metode Tes ……………………………………………………
34
3.6.2 Metode Observasi …………………………………………….
34
3.6.3 Metode Angket ……………………………………………….
34
3.6.4 Metode Dokumentsai …………………………………………
34
3.7 Metode Analisis Data ………………………………………………..
34
3.7.1 Analisis Tahap Awal ………………………………………….
34
3.7.1.1 Uji Normalitas ……………………………………….
35
ix
25
3.7.1.2 Uji Homogenitas ……………………………………..
35
3.7.2 Analisis Tahap Akhir …………………………………………
36
3.7.2.1 Analisis Tes Hasil Belajar …………………………..
36
3.7.2.2 Analisis Lembar Observasi …………………………..
36
3.7.2.3 Uji Normalitas …………………………………….....
37
3.7.2.4 Uji Homogenitas …………………………………….
37
3.7.2.5 Uji Analisis Varians ………………...……………….
38
3.7.2.6 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ……………………….
39
3.7.2.7 Ketuntasan Belajar Secara Klasikal …………………
39
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………….
40
4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………………...
40
4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal ……………………………………
40
4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi …………………………..
40
4.1.1.2 Uji Normalitas Sampel ……………………………...
41
4.1.1.3 Uji Analisis Varians Sampel ………………………...
41
4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir …………………………………...
41
4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif …………………………
42
4.1.2.1.1 Uji Normalitas Tes …………………………
42
4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Tes ………………………
42
4.1.2.1.3 Uji Analisis Varians Tes …………………...
43
4.1.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes …………
43
4.1.2.1.5 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ……….
44
4.1.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik ……………….
44
4.1.2.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putra ………………………………...
44
4.1.2.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putri ……………………………….…
45
4.1.2.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Campuran …………………………....
47
4.1.2.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik …
48
4.1.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif ………………………
49
x
4.1.2.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putra ……………………………………..…
49
4.1.2.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putri …………………………………...……
50
4.1.2.3.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Campuran ……………………………...……
51
4.1.2.3.4 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ……….
53
4.1.2.4 Hasil Belajar Secara Umum ………………………...
54
4.2 Pembahasan …………………………………………………………..
54
4.2.1 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik ……………………..
55
4.2.2 Pembahasan Hasil Belajar Afektif ……………………………
57
4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif …………………………..
59
5. PENUTUP ………………………………………………………………..
62
5.1 Simpulan ……………………………………………………………..
62
5.2 Saran ………………………………………………………………….
62
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..
63
LAMPIRAN …………………………………………………………………
66
xi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.1
Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum …….
2
3.1
Jumlah Populasi Penelitian ……………………………………………
25
3.2
Desain penelitian ……………………………………………………...
26
3.3
Validitas Soal ………………………………………………………….
30
3.4
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ............................................................
31
3.5
Indeks Kesukaran Soal ………………………………………………...
32
3.6
Kriteria Daya Pembeda Soal .................................................................
33
3.7
Daya Pembeda Soal ………………………………………………...….
33
3.8
Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat ……………………………… 33
3.9
Ringkasan Analisis Varians ……………………………………………. 38
4.1
Data Populasi ……………………………………………………..…....
40
4.2
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi ……………………
40
4.3
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel ……………………….
41
4.4
Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel …………………
41
4.5
Hasil Belajar Konitif (Tes) ……………………………………………..
42
4.6
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes …………………………...
42
4.7
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes ………………………...
42
4.8
Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes …………….……....
43
4.9
Hasil Perhitungan Uji t Data Tes ……………………………………..
43
4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ……………...
44
4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra …………...……..
44
4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ………………......
45
4.13 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran ………….....
47
4.14 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik …………………………..
48
4.15 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra ………………………...
49
4.16 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ………………………....
50
4.17 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran …………………....
52
xii
4.18 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………………………………......
53
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1
Sistem Pegas………………………………………………….………..
15
2.2
Pegas-Pegas Disusun Seri……………………………………….……..
16
2.3
Pegas-Pegas Disusun Paralel…………………………………….…….
16
2.4
Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Sinusoidal Getaran ….…..
17
2.5
Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Cosinusoidal Getaran …...
18
3.1
Skema Alur Penelitian …………………………………………………
27
4.1
Diagram Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Antara Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran …………………….……………….
4.2
Diagram Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antara Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran ………………………………….….
xiii
55 57
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Silabus .......................................................................................................
67
2.
RPP ...........................................................................................................
69
3.
Kisi-Kisi Soal Uji Coba ............................................................................
78
4.
Soal Uji Coba ............................................................................................
79
5.
Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal ............................................................
88
6.
Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba ............................................... 89
7.
Kisi-Kisi Soal Penelitian ...........................................................................
93
8.
Soal Penelitian ...........................................................................................
94
9.
Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ................................ 100
10. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ..................................
101
11. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik .....................
102
12. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ......................... 103 13. Lembar Kerja Siswa .................................................................................
104
14. Lembar Diskusi Siswa ............................................................................
112
15. Lembar Angket Siswa ............................................................................... 116 16. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas XI IPA ...................................................... 118 17. Uji Homogenitas Populasi ......................................................................... 119 18. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas Sampel ...................................................... 120 19. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putra ............................................. 121 20. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putri .............................................. 122 21. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Campuran ..................................... 123 22. Uji Analisis Varian Data Sampel .............................................................. 124 23. Daftar Nama Siswa Kelas Putra ............................................................... 126 24. Daftar Nama Siswa Kelas Putri ................................................................ 127 25. Daftar Nama Siswa Kelas Campuran ........................................................ 128 26. Daftar Nilai Tes Penelitian ....................................................................... 129
xiv
27. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putra ............................................... 130 28. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putri ...............................................
131
29. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Campuran ....................................... 132 30. Uji Homogenitas Data Nilai Tes ............................................................... 133 31. Uji Analisis Varian Data Nilai Tes ............................................................ 134 32. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan Kelas Putri ................................................................................................. 136 33. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan Kelas Campuran ......................................................................................... 137 34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putri Dan Kelas Campuran ......................................................................................... 138 35. Perhitungan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Tes ................ 139 36. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra .... 141 37. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ..... 142 38. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran .................................................................................................. 143 39. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra .............. 144 40. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ............... 145 41. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran ...... 146 42. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar Psikomotorik dan Afektif .........................................................................
147
43. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ……………………….. 148 44. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………... 149 45. Surat Keterangan Penelitian …………………………………………….. 150 46. Foto-Foto Penelitian …………………………………………………….. 151
xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk menyalurkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan tertentu pada seseorang agar dapat mengembangkan dirinya untuk bertahan menghadapi perubahan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keberhasilan tujuan pendidikan yang direncanakan tersebut dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu indikator tersebut adalah hasil belajar siswa. Baik atau tidaknya hasil belajar siswa tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan panca indra) dan aspek psikologis (intelegensi, sikap, bakat, cara belajar, minat, dan motivasi). Faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, terdiri atas faktor lingkungan sosial (guru, teman, masyarakat, dan keluarga) dan faktor lingkungan non sosial (gedung sekolah, tempat tinggal, alat belajar, cuaca dan waktu belajar).
1
2
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada dua sekolah berlatar belakang sama diperoleh data hasil belajar fisika seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1 Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum Tahun 2012 Sekolah Jenis kelamin Jumlah siswa Nilai rata-rata siswa Nilai rata-rata keseluruhan
MA Salafiyah Kajen Perempuan Laiki-laki 35 28 80 79
MA Silahul Ulum Perempuan Laki-laki 21 17 74 69
80
70
Pada MA Salafiyah Kajen diberlakukan kebijakan pemisahan kelas antara siswa putra dengan siswa putri. Kebijakan tersebut berkaitan dengan sejarah berdirinya MA Salafiyah Kajen yang berada dibawah wewenang yayasan Salafiyah Kajen. Yayasan ini mulanya merupakan pondok pesantren yang memberlakukan pemisahan santri putra dan santri putri saat pengajian berlangsung. Sedangakan pada MA Silahul Ulum siswa putra dan siswa putri dijadikan satu kelas. Awal terbentuknya MA Silahul Ulum tidak terlepas dari MI dan MTs Silahul Ulum yang telah ada sebelumnya dan merupakan wadah lanjutan bagi lulusan MI dan MTs tersebut. Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Perbedaan hasil belajar tersebut diperkuat dengan adanya hasil dari penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas campuran.
Penelitian
Rennie
dan
Parker
(1997)
yang
secara
umum
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi belajar matematika pada kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Penelitian Gilmore et al (2002) dan Shieh,
3
Chang, dan Liu (2011)
yang bertema sama mendapati hal yang sama yaitu
terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Penelitian oleh Harianto (2005) menyebutkan adanya perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Sadker
(1994) menyebutkan bahwa ada hubungan antara hasil belajar
dengan jenis kelamin. Penelitian lain oleh sekolah di Inggris didapatkan bahwa siswa putri yang belajar disekolah putri lebih cerdas dibandingkan dengan siswa disekolah campuran. Didapati pula dari 71.286 siswa yang mengikuti program sekolah menengah disekolah khusus putri antara tahun 2005 sampai tahun 2007 diperoleh hasil yang lebih baik. Sementara itu lebih dari 647.942 siswa putri yang mengikuti ujian disekolah campuran diperoleh 20% tidak sesuai harapan. Hasil
tersebut berkaitan dengan perkembangan otak laki-laki dan
perempuan pada usia 12-16 tahun yang berbeda, karena
selama puber
perkembangan otak perempuan lebih cepat dua tahun daripada laki-laki. Ini menjelaskan mengapa siswa putra lebih sulit belajar bahasa, tetapi lebih cepat menyerap pelajaran matematika daripada siswa putri. Hasil tersebut diperkuat oleh pendapat Gurian dan Henley (dalam Carol 2006) yang menyatakan: “Anak perempuan adalah pendengar yang lebih baik daripada anak laki-laki, mendengar lebih banyak dari apa yang dikatakan, dan lebih reseptif terhadap kebanyakan rincian dalam pelajaran atau percakapan. Anak laki-laki cenderung mendengar lebih sedikit dan lebih sering meminta bukti jelas untuk mendukung guru atau orang lain. Anak perempuan lebih mampu berfikir secara abstrak dan intruksional”. Perbedaan kemampuan ini juga mempengaruhi cara berinteraksi antar teman belajar dalam kelas. Pembagian kelas berdasarkan jenis kelamin sebagai teman belajar secara umum dapat berupa kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.
4
Siswa dalam kelas putra sering bercanda dengan tujuan membuat diri mereka sebagai orang yang hebat dan cenderung berbicara terbuka pada teman belajarnya. Jadi interaksi antar anggota kelas putra juga lebih terbuka. Kelas putri memiliki interaksi yang baik dikarenakan kemampuan mereka dalam berkomunikasi terutama dengan sesamanya. Cara berkomunikasi inilah yang menjadikan suasana keakraban dalam kelas. Sedangkan siswa kelas campuran memiliki kecanggungan dalam berinteraksi karena kehadiran lawan jenis, kecanggungan ini karena timbulnya rasa malu dan adanya norma tertentu. Di Indonesia sendiri, perbedaan posisi antara laki-laki dan perempuan sangat besar dan masih dipandang sebagai penghambat terhadap proses belajar disekolah yang berlatar belakang agama, terutama agama Islam. Dan tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga terjadi di sekolah umum. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan kegiatan yang idealnya banyak melakukan praktek, sehingga interaksi antar siswa akan sering terjadi. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul : Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Pada Materi Getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan.
1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah: 1)
Adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan?
5
2)
Manakah hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1)
Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan.
2)
Mengetahui hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1)
Bagi sekolah, sebagai informasi dalam menyusun kelas dan menempatkan siswa.
2)
Bagi peneliti, digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali diri sebagai calon guru fisika yang memperoleh pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam mengajar.
6
1.5 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah, antara lain: 1)
Studi Perbandingan Studi perbandingan merupakan penelitian yang berusaha untuk membandingkan dua hal atau lebih. Perbandingan ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan hasil belajar antar kelas, serta urutan hasil belajar kelas dari yang tertinggi hingga terendah. Perbedaan hasil belajar kognitif, psikomotorik, dan afektif dianalisis melalui analisis varians dan uji t dengan taraf kepercayaan 90%.
2)
Hasil Belajar Fisika Sesaat Hasil belajar fisika sesaat adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar fisika yang dilakukan dalam waktu singkat dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi, hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu: kognitif, psikomotorik, dan afektif.
3)
Kelas Putra Kelas putra adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putra saja.
4)
Kelas Putri Kelas putri adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putri saja.
5)
Kelas Campuran Kelas campuran adalah kelas yang terdiri dari siswa putra dan siswa putri.
7
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok-pokok masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. (1) Bagian awal skripsi berisi judul, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan, persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. (2) Bagian isi skripsi dibagi atas lima bab. Bab I
Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II
Landasan teori yang berisi kajian hasil belajar, kajian kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran, dan kajian pegas dan getaran serta berisi kerangka berfikir penelitian.
Bab III
Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, subjek penelitian,
lokasi
penelitian,
variabel
dan
indikator,
pengambilan data penelitian, dan analisis data. Bab IV
Hasil dan pembahasan berisi tentang perbandingan hasil belajar kognitif, psikomotorik, afektif antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Adapun dalam pembahasan menerangkan pengaruh-pengaruh yang menyebabkan terjadinya hasil tersebut.
Bab V
Penutup berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya.
(3) Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Hasil Belajar
2.1.1
Pengertian Belajar Belajar memiliki pengertian yang berbeda-beda. Gagasan UNESCO yang
dilaporkan oleh Delors (1997) tentang empat pilar pendidikan, yakni: learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to be (belajar menjadi), dan learning to live together (belajar hidup bersama) merupakan salah satunya. Beberapa pengertian belajar menurut para ahli. Mudzakir (1997:34) mengartikan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Winkel (1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2004) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta
8
9
membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, dan ilmu pengetahuan yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan. 2.1.2
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian
tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25). Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2008:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
10
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,yaitu: 2.1.2.1 Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup enam aspek meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian. Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2) pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5) jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans. 2.1.2.2 Ranah Afektif Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif dalam penelitian ini yaitu berupa keterampilan sosial (social skill). Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan. Penilaian dilakukan melalui cara pengamatan, aspek penilaiannya meliputi tanggung jawab, kerjasama, dan kreatifitas.
11
(a) Tanggung jawab diartikan sebagai sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME. Tanggung jawab berkaitan tentang kehadiran, penggunaan alat, dan pengerjaan tugas. (b) Kerjasama merupakan perilaku yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama bisa dalam bentuk keikutsertaan, dukungan, maupun keaktifan dalam kegiatan. (c) Kreatifitas merupakan berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. 2.1.2.3 Ranah Psikomotorik Ranah psikomotorik berkenaan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas. Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
12
Metode pengukuran ranah psikomotorik dalam penelitian ini adalah observasi
berbantuan
lembar
observasi
dengan
aspek
penilaian
yaitu
berkomunikasi dengan teman, menggunakan alat praktikum, dan ketepatan waktu selama praktikum. (a) Berkomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komponen komunikasi minimal terdiri dari pengirim informasi, penerima, dan informasi yang disampaikan. Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima dapat mengerti informasi yang disampaikan dengan jelas. (b) Menggunakan alat meliputi persiapan alat dan bahan, pelaksanaan mencari nilai besaran sesuai prosedure, dan merapikan alat. (c) Ketepatan waktu disini adalah waktu pelaksanaan praktikum tidak melewati batas waktu yang telah ditentukan.
2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran 2.2.1
Kelompok Sosial Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Dalam kelompok sosial dikenal adanya InGroup dan OutGroup. InGroup adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya. OutGroup adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan dari InGroupnya, misal seorang siswa putra akan menganggap kelompok putra sebagai InGroupnya dan menganggap kelompok kelompok putri sebagai OutGroupnya.
13
2.2.2
Interaksi Sosial Soerjono (2006:62) menyatakan bahwa “Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial”. “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004). Terdapat tiga macam interaksi sosial, yaitu interaksi antara individu dan individu, interaksi antara individu
dan kelompok, dan interaksi sosial antara kelompok dan
kelompok. Interaksi sosial dapat terjadi dalam dua bentuk umum, yaitu yang bersifat asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti kerja sama dan asimilasi. Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Asimilasi diartikan sebagai proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
14
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk-bentuk pertentangan, seperti persaingan, kontravensi, dan konflik. Persaingan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya. Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi konflik. Sedangkan yang dimaksud konflik adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut. Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. 2.2.3
Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor
yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara anggotanya bertambah erat. Kelas putra dan kelas putri adalah kelas yang terdiri dari siswa berjenis kelamin sama. Berarti semakin banyak pula persamaan yang dimiliki oleh kelas putra dan kelas putri dari pada kelas campuran.
15
Interaksi sosial yang mungkin muncul dalam kelas putra dan kelas putri adalah interaksi yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentukbentuk asosiasi (hubungan atau gabungan). Namun perbedaan kemampuan antara siswa putra dan siswa putri berakibat pada beda pula hasil belajar yang diperoleh keduanya. 2.2.4
Interaksi Kelas Campuran Masyarakat umum mengangap siswa putri sebagai individu yang lemah,
penyabar, dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra dianggap sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Pandangan tersebut menimbulkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yang dapat mengarah kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik.
2.3 Tinjauan Materi 2.3.1
Pegas Pegas merupakan benda yang bersifat elastis, artinya pegas dapat kembali
ke bentuk semula selama mendapat sejumlah gaya yang masih berada dalam batas elastisitasnya. Namun jika gayanya melebihi batas elastisitasnya, maka sifat keelastisitasan dari pegas bisa hilang atau bahkan patah atau putus. Gambar 2.1.a merupakan pegas tanpa beban. Gambar
2.1.b
menunjukkan
bahwa
pada
keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan gaya pada benda. Apabila benda disimpangkan sejauh
y
Gambar 2.1 Sistem pegas
dari kedudukan setimbang seperti
16
Gambar 2.1.c, pegas akan mengerjakan gaya sebesar
atau dapat dituliskan:
= gaya, dengan satuan N. = konstanta pegas, dengan satuan N/m. = pertambahan panjang, dengan satuan m. Tanda (-) negatif menunjukkan bahwa arah gaya pegas berlawanan dengan arah simpangannya. 2.3.2
Susunan Pegas Secara sederhana dua pegas dapat disusun menjadi sistem pegas disusun
seri dan sistem pegas disusun paralel. 2.3.2.1
Susunan Seri Gambar 2.2 menunjukkan dua pegas yang disusun seri. Pertambahan panjang pegas tersusun seri
(∆xseri)
adalah jumlah pertambahan panjang pada masingmasing pegas (∆x1 dan ∆x2), sehingga konstanta penggantinya adalah: Gambar 2.2 Pegas‐ pegas disusun seri
17
2.3.2.2
Susunan Paralel Pada susunan pegas paralel seperti Gambar 2.3 terlihat adanya dua pegas sejajar yang ujungujungnya dihubungkan kemudian diberi beban, maka pertambahan panjangnya sama dengan pertambahan
Gambar 2.3 Pegas‐ pegas disusun paralel
panjang masing masing pegas (∆xparalel = ∆x1 = ∆x2),
dan gaya pada sistem adalah:
Dengan memperhatikan aturan di atas, maka dapat ditentukan besar konstanta dari pegas yang disusun seri, paralel, atau kombinasi. 2.3.3
Periode dan Frekuensi Getaran Dengan menggabungkan persamaan (2.1) dan hukum kedua Newton
didapatkan persamaan:
18
a =
percepatan benda, dengan satuan m/s2.
m=
massa benda, dengan satuan kg. Getaran pegas dapat digambarkan sebagai proyeksi sebuah titik yang
bergerak melingkar beraturan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4. y
y A ωt
x
t 0
T/4
T/2
3T/4
T
Gambar 2.4 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik sinusoidal getaran
Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada Gambar 2.4 dapat dituliskan dalam persamaan 2.5.
y
= simpangan, dengan satuan m.
A
= amplitudo getaran, dengan satuan m.
ω
= kecepatan sudut, dengan satuan rad/s.
t
= waktu getaran, dengan satuan s.
19
y
y
A ωt
x
t 0
T/4
T/2
3T/4
T
5T/4
Gambar 2.5 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik cosinusoidal getaran Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada Gambar 2.5 dapat dituliskan dalam persamaan 2.6.
Turunan pertama dari y = A sin (ωt) terhadap waktu memberikan kecepatan v.
Dengan menurunkan kembali kecepatan terhadap waktu diperoleh percepatan benda.
Dari persamaan (2.4) dan persamaan diatas diperoleh:
20
Jadi diperoleh periode dan frekuensi pegas yang melakukan getaran harmonik sederhana sebagai berikut.
T = periode, dengan satuan s. f = frekuensi, dengan satuan Hz. 2.3.4
Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran Jika pada posisi awal, titik yang melakukan getaran harmonik sederhana
pada sudut awal δ, maka simpangan persamaan (2.5) dapat dinyatakan menjadi:
21
keterangan : ϕ = fase getaran , tidak bersatuan. Jadi fase getaran dirumuskan :
Dengan demikian, jika suatu titik telah bergetar dari t1 ke t2 di mana t2 > t1 maka beda fase yang dialami titik yang bergetar tersebut adalah:
Δ ϕ = beda fase Dua kedudukan suatu titik dapat dikatakan sefase atau berlawan fase jika beda fase yang dimilikinya adalah : Sefase
Berlawanan fase
dengan n = bilangan cacah = 0,1,2,3, . . . Selain fase dan beda fase dikenal juga sudut fase dengan persamaan:
22
Sudut fase getaran harmonik sederhana dititik keseimbangan θ = 0o sehingga y = 0, v = vmax , a = 0 sedangkan sudut fase dititik simpangan terbesar θ = 90o sehingga y = ymax = A, v = 0, a = amax. 2.3.5
Energi Getaran Pegas Energi potensial sebuah pegas dengan konstanta pegas k yang teregang
sejauh y dari kesetimbangannya diberikan oleh persamaan:
Energi kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v adalah:
Energi total/energi mekanik adalah jumlah energi potensial dan energi kinetik.
23
Ep = energi potensial, dengan satuan Nm atau J. Ek = energi kinetik, dengan satuan Nm atau J. Em = energi mekanik, dengan satuan Nm atau J.
2.4 Kerangka Berfikir Siswa putri sebagian besar lebih mudah belajar bahasa dibandingkan siswa putra, sehingga siswa putri memiliki kemampuan lebih baik dalam berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu, siswa putri mampu menjadi pendengar yang baik. Namun dibandingkan siswa putri, siswa putra memiliki kelebihan dalam belajar matematika dan lebih meminta pembuktian dalam sebuah kasus. Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara anggotanya bertambah erat. Salah satu persamaan yang sering menjadi latar belakang adalah persamaan jenis kelamin. Kelas yang dihuni oleh siswa putra atau siswa putri saja kemungkinan besar antar anggota kelas akan terjalin hubungan timbal balik yang lebih positif dibandingkan kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan adanya pandangan masyarakat yang menganggap siswa putri sebagai individu yang lemah, penyabar, dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra dianggap sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Akibatnya apabila siswa putra dan siswa putri ditempatkan dalam satu kelas (sadar atau tidak sadar) akan terjadi
24
pertentangan diantara kedua jenis kelamin. Pembentukan kelas merupakan strategi agar tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran fisika bertujuan merangsang proses belajar pada diri siswa untuk mengungkap fenomena alam yang dikemas dalam konsep-konsep fisika. Konsep-konsep tersebut merupakan pesan yang harus dikomunikasikan melalui pembelajaran dengan pendekatan dan metode yang sesuai. Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran fisika adalah praktikum dan diskusi. Metode praktikum dan diskusi memaksa siswa untuk saling berinteraksi. Apabila kedua metode tersebut dihadirkan dalam kelas campuran yang telah mengalami pertentangan, maka akan terjadi interaksi yang kurang positif. Berbeda dengan kelas campuran, kelas putra atau kelas putri akan lebih besar kemungkinan terjalin kerjasama yang menguntungkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah interaksi antar anggota kelas. Interaksi dalam kelas putra dan kelas putri lebih baik daripada interaksi dalam kelas campuran, sehingga hasil belajar kelas putra dan kelas putri juga lebih baik daripada hasil belajar kelas campuran.
25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 1 SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah enam kelas. Jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian No 1 2 3 4 5 6
Kelas XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4 XI IPA 5 XI IPA 6 Jumlah
Jumlah siswa 29 40 40 40 42 41 231
3.1.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel diambil 9 anak secara acak dari setiap kelas yang terdiri dari 5 siswa putra dan 4 siswa putri atau 4 siswa putra dan 5 siswa putri, sehingga dari enam kelas diperoleh 54 siswa yang dibagi menjadi tiga kelas yaitu 18 siswa putra sebagai kelas putra, 18 siswa putri sebagai kelas putri, dan 18 siswa putra-putri sebagai kelas campuran.
25
26
3.2
Variabel
3.2.1
Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelas, meliputi kelas
putra, kelas putri, dan kelas campuran. 3.2.2
Variabel Terikat Variabel terikat yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas adalah
hasil belajar siswa, meliputi hasil belajar kognitif, hasil belajar psikomotorik, dan hasil belajar afektif.
3.3
Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan berupa True Experimental,
merupakan jenis penelitian dengan menggunakan kelompok pembanding. Desain penelitian yang digunakan adalah random terhadap subjek. Tabel 3.2 Desain penelitian. Sampel Kelas Putra (X1) Kelas Putri (X2) Kelas Campuran (X3)
Perlakuan Eksperimen dan Diskusi Eksperimen dan Diskusi Eksperimen dan Diskusi
Post-test T2 T2 T2
27
Penelitian ini memiliki alur yang bertujuan mempermudah pelaksanaan penelitian. Alur penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.
Ada perbedaan bidang kemampuan siswa putra dan siswa putri
Ada perbedaan pola interaksi antara kelas sejenis dengan kelas campuran
Kelas Putra
Kelas Putri
Eksperimen
Eksperimen
Eksperimen
dan Diskusi
dan Diskusi
dan Diskusi
Tes
Hasil (kognitif, psikomotorik, dan afektif)
Tes
Hasil (kognitif, psikomotorik, dan afektif)
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan
Gambar 3.1 Skema alur penelitian
Kelas Campuran
Tes
Hasil (kognitif, psikomotorik, dan afektif)
28
3.4
Pelaksanaan Penelitian ini berlangsung di area SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan semester gasal tahun ajaran 2012/2013.
3.5
Instrumen Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini instrumen yang dibuat adalah: a) Silabus, b) Rencana pelaksanaan pembelajaran, c) Soal tes, d) Lembar kerja siswa, e) Lembar diskusi siswa, f) Lembar observasi, dan g) Lembar angket. Khusus untuk instrumen soal tes diujicobakan dan dipilih soal yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen yang baik. Instrumen ini berupa 34 soal tes objektif yang diujicobakan kepada siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1 Kradenan Kabupaten Grobogan yang berjumlah 32 siswa. Hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. 3.5.1
Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006:168). Untuk mengetahui
29
validitas butir soal maka dapat menggunakan rumus korelasi point biseral.
Keterangan:
r pbis = Koefisien korelasi point biserial M p = Rerata skor siswa yang menjawab benar
M t = Rerata skor siswa total p
= Proporsi skor siswa yang menjawab benar
q
= Proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)
St = Standar deviasi total Harga r pbis yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment. Soal dikatakan valid jika harga rpbis > rtabel dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan uji coba diperoleh hasil perhitungan validitas butir soal nomor 1 dengan rhitung = 0,251 dan rtabel = 0,349. Karena rhitung < rtabel maka butir soal nomor 1 tidak valid. Dengan melihat perhitungan validitas keseluruhan terdapat 23 butir soal valid dan 11 butir soal tidak valid yang dapat dilihat pada Tabel 3.3.
30
Tabel 3.3 Validitas Soal Kriteria Valid
Nomor soal 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 32, 33, dan 34. Tidak valid 1, 4, 7, 11, 12, 14, 17, 19, 25, 26, dan 31. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. 3.5.2
Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu cukup baik. (Arikunto, 2006:178). Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrument penelitian adalah rumus K-R. 21.
Keterangan : r11 = Reliabilitas soal M = Rata-rata skor awal K = Jumlah butir soal Vt = Variasi skor total = kuadrat simpangan baku skor total Jika r11> rtabel maka instrument yang diuji bersifat reliable. Hasil perhitungan reliabilitas instrument diperoleh r11 = 0,732 dengan rtabel = 0,349. Karena r11> rtabel maka instrumen reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
31
3.5.3
Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan indikator mudah
sukarnya soal bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan indeks kesukaran.
Keterangan : IK = Indeks kesukaran JBA = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah JSA = banyak siswa pada kelompok atas JSB = banyak siswa pada kelompok bawah Pada Tabel 3.4 disajikan kriteria tingkat kesukaran soal. Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval IK IK = 0,00 0,01 < IK ≤ 0,30 0,31 < IK ≤ 0,70 0,71 < IK < 1,00 IK = 1,00 (Arikunto, 2006: 210)
Kriteria Terlalu sukar Sukar Sedang Mudah Terlalu mudah
Butir soal nomor 1 dikatakan mudah karena berdasarkan hasil perhitungan IK = 0,97. Diperoleh 1 butir soal terlalu sukar, 6 butir soal sukar, 22 butir soal sedang, dan 5 butir soal mudah yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.
32
Tabel 3.5 Indeks Kesukaran Soal Kriteria Terlalu sukar Sukar Sedang
Nomor soal 29 4, 10, 13, 24, 28, dan 31 3, 5, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 33, dan 34. Mudah 1, 2, 6, 8, dan 12. Terlalu mudah Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. 3.5.4
Daya Pembeda Soal Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa-siswa yang pandai saja. Makin tinggi daya beda soal maka makin baik pula kualitas soal tersebut. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Keterangan : BA = Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal benar BB = Banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab soal benar JA = Banyaknya peserta kelas atas (kelompok upper) JB = Banyaknya peserta kelas bawah (kelompok lower) PA = Proporsi peserta kelas atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelas bawah yang menjawab benar Klasifikasi item instrumen berdasarkan daya bedanya disajikan pada Tabel 3.6.
33
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pemeda Soal Inteval DP ≤ 0,00 0,00< DP ≤ 0,20 0,20< DP ≤ 0,40 0,40< DP ≤ 0,70 0,70< DP ≤ 1,00 (Arikunto, 2006: 218)
Kriteria sangat jelek jelek cukup baik sangat baik
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh DP = 0,06 artinya butir soal nomor 1 mempunyai daya beda cukup. Terdapat 8 soal yang memiliki daya beda baik, 16 soal berdaya beda cukup, dan 10 soal berdaya beda jelek. Tabel 3.7 Daya Pembeda Soal Kriteria Nomor soal Sangat jelek Jelek 1, 4, 7, 12, 14, 17, 19, 25, 29, dan 31 Cukup 2, 5, 6, 9, 10, 11, 13,18, 20, 21, 26, 27, 28, 30, 33, dan 34. Baik 3, 8, 15, 16, 22, 23, 24, dan 32. Sangat baik Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6. Berdasarkan hasil analisis uji coba (validitas, reliabilitas, daya beda, dan indeks kesukaran) diperoleh 22 butir soal dari 34 butir soal uji coba yang memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian. Butir-butir soal yang memenuhi syarat kemudian dipilih kembali menjadi 20 butir soal dan diubah nomor itemnya. Tabel 3.8 Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat Soal Uji Coba Penelitian
2 1
3 2
5 3
6 4
Nomor item Soal 8 9 10 5 6
13 7
15 8
16 9
18 10
20 21 22 23 24 27 28 30 11 12 13 14 15 16 17 Perhitungan selangkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
32 18
33 19
34 20
34
3.6
Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Metode Tes Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis yang diberikan pada akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa. 3.6.2 Metode Observasi Observasi dilakukan untuk mengambil data nilai psikomotorik dan nilai afektif. 3.6.3 Metode Angket Angket digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah afektif. 3.6.4 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh dokumen dan data–data yang mendukung penelitian yang berupa daftar nama siswa, daftar nilai, foto selama penelitian berlangsung.
3.7
Metode Analisis Data
3.7.1
Analisis Tahap Awal Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan populasi,
menentukan sampel dan mengetahui keadaan awal sampel. Analisis yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
35
3.7.1.1 Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data sampel berdistribusi normal atau tidak. Apabila berdistribusi normal maka memenuhi syarat dijadikan sampel penelitian. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan: χ2 = chi kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172). 3.7.1.2 Uji Homogenitas Pada awal penelitian, peneliti harus mengetahui populasi yang akan diteliti memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila populasi memiliki varians yang sama (homogen) maka teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik random sampling. Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan varians terkecil.
36
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199). 3.7.2
Analisis Tahap Akhir
Pada tahap ini selanjutnya membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. 3.7.2.1 Analisis Tes Hasil Belajar Data dari hasil tes kognitif berupa tes dihitung menggunakan rumus:
Ketuntasan dapat dilihat dari nilai siswa sekurang-kurangnya 76% dari nilai total. 3.7.2.2 Analisis Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk menilai aspek psikomotorik dan aspek afektif siswa. Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan menggunakan rumus:
Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu: 85% - 100% = sangat baik 65% - 84%
= baik
37
55% - 64%
= cukup baik
0% - 54% = kurang baik
(Aqib, 2011: 161)
3.7.2.3 Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk menentukan teknik statistik yang digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, dan data tidak berdistribusi normal digunakan statistik nonparametrik. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan: χ2 = chi kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172). 3.7.2.4 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan varians terkecil.
38
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199). 3.7.2.5 Uji Analisis Varians Uji analisis varians digunakan untuk menguji kesamaan varians yang lebih dari dua nilai. Dengan menggunakan uji ini dapat diketahui perbedaan hasil belajar tiga kelompok data sekaligus. Uji analisis varians dapat dirumuskan: Tabel 3.9 Ringkasan Analisis Varians Sumber Kelompok (k)
JK
db
MK
F
∑X2k/nk - ( XT)2/N
k-1
JKk : dbk
MKk :Mkd
N-k
JKd : dbd
Dalam (d) Total (T)
JKT
-
JKk
∑X2T - ( XT)2/N
N-1
Keterangan: X2 = Jumlah nilai kuadrat X = Jumlah nilai N = Jumlah subjek penelitian JK = Jumlah kuadrat Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga kelas yang dibandingkan. Serta H1 = ada perbedaan.
39
3.7.2.6 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Uji t digunakan untuk menguji perbedaan rerata dari dua nilai. Dari hasil uji t akan diketahui kelas yang memiliki hasil belajar yang lebih baik. Uji t tersebut dapat dirumuskan:
Jika thitng ≤ ttabel maka hipotesis nihil H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan, dan H1 = ada perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan. 3.7.2.7 Ketuntasan Belajar Secara Klasikal Keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal
Keterangan: n = jumlah seluruh siswa. x = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan dalam bentuk hasil analisis tahap awal dan hasil
analisis tahap akhir. 4.1.1
Hasil Analisis Tahap Awal Data yang digunakan adalah nilai ujian tengah semester gasal dari populasi
kelas XI IPA yang berjumlah 6 kelas. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Populasi No Kelas n Nilai terendah Nilai tertinggi 1 XI IPA 1 29 45,00 90,00 2 XI IPA 2 40 40,00 92,50 3 XI IPA 3 40 42,50 100,00 4 XI IPA 4 40 40,00 100,00 5 XI IPA 5 42 65,00 100,00 6 XI IPA 6 41 30,00 97,50 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.
Rata-rata 69,05 70,13 82,50 82,19 87,56 74,70
4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi Hasil perhitungan uji homogenitas data populasi disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi χ2tabel Kriteria Kelas n χ2hitung XI IPA 1 29 XI IPA 2 40 XI IPA 3 40 1,68 1,69 Homogen XI IPA 4 40 XI IPA 5 42 XI IPA 6 41 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17. 40
41
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data populasi diperoleh χ2hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan bahwa populasi bersifat homogen sehingga teknik pengambilan sampel dapat dilakukan. 4.1.1.2 Uji Normalitas Sampel Hasil perhitungan uji normalitas data populasi disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel χ2tabel Kriteria Kelas χ2hitung Putra 6,89 11,1 Normal Putri 6,95 11,1 Normal Campuran 8,34 11,1 Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19-21. Berdasarkan perhitungan uji normalitas data populasi pada ketiga kelas diperoleh χ2hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal. 4.1.1.3 Uji Analisis Varians Sampel Hasil perhitungan uji analisis varians data sampel disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel Ftabel Kriteria Sumber JK db MK Fhitung Kelompok (k) 44,44 2 22,22 0,0002 Varians tidak Dalam (d) 6397023,26 51 125431,83 berbeda 3,15 Total (T) 6307067,71 54 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22. Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data sampel diperoleh Fhitung < Ftabel berarti sampel memiliki varians yang tidak berbeda. 4.1.2
Hasil Analisis Tahap Akhir Data yang dianalisis adalah data hasil belajar kognitif (tes), data hasil belajar
psikomotorik, dan data hasil belajar afektif.
42
4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif Data yang dianalisis sebagai hasil belajar kognitif adalah data nilai tes. Gambaran hasil belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Belajar Kognitif (Tes) Kelas Putra Putri Nilai rata-rata 58,89 61,94 Simpangan baku 13,90 12,26 Nilai tertinggi 85 85 Nilai terendah 40 40 Rentang 45 45 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.
Campuran 57,22 15,57 90 25 65
4.1.2.1.1 Uji Normalitas Tes Hasil perhitungan uji normalitas data tes disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes Kelas χ2hitung χ2tabel Kriteria Putra 5,69 9,49 Normal Putri 7,59 9,49 Normal Campuran 1,25 12,59 Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27-29. Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes pada ketiga kelas diperoleh χ2hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal. 4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Tes Hasil perhitungan uji homogenitas data tes disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes Kelas N χ2hitung χ2tabel Kriteria Putra 18 Putri 18 1,61 3,07 Homogen Campuran 18 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.
43
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data tes diperoleh χ2hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas bersifat homogen. 4.1.2.1.3 Uji Analisis Varians Tes Hasil perhitungan uji analisis varians tes disajikan pada Tabel 4.8. Sumber
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes JK db MK Fhitung Ftabel
Kelompok (k) 206,48 2 103,24 0,002 Dalam (d) 3237295,83 51 63476,39 Total (T) 3237502,31 53 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
3,15
Kriteria Varians tidak berbeda
Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data tes diperoleh Fhitung < Ftabel, maka ketiga kelas memiliki varians yang tidak berbeda dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif kelas putra, kelas putri dan kelas campuran sama. 4.1.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes Hasil perhitungan uji t data tes disajikan padaTabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji t Data Tes Sumber Putra dan putri Putra dan campuran Putri dan campuran thitung 0,698 0,339 1,011 ttabel 2,042 2,042 2,042 Kriteria Tidak berbeda Tidak berbeda Tidak berbeda Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32-34. Berdasarkan perhitungan uji t data tes putra dan tes putri diperoleh thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tes yang signifikan antara kelas putra dan kelas putri. Hal yang sama juga terjadi antara kelas putra dan kelas campuran, serta antara kelas putri dan kelas campuran.
44
4.1.2.1.5 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar klasikal disajikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes Kelas Putra Putri Campuran (%) hitung 11,1 % 11,1 % 16,7 % (%) table 85 % 85 % 85 % Kriteria Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35. Hasil perhitungan tersebut mengacu pada ketuntasan belajar individu yang mencapai KKM (kriteria ketuntasa minimal) sekolah yaitu sebesar 76. 4.1.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik 4.1.2.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putra Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar psikomotorik kelas putra yang disajikan pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah Rata (%) Kategori skor -rata 1 2 3 Komunikasi 3 8 7 40 2,22 74,07 B Menggunakan alat 0 5 13 49 2,72 90,74 A Ketepatan waktu 5 5 8 39 2,17 72,22 B Rata-rata skor 2,37 79,01 B 1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 40 dengan rata-rata 2,22. Hal ini ditunjukkan adanya 7 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering berkomunikasi dengan teman dan
memahami pesan yang dikomunikasikan.
Terdapat 8 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi
45
dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman. 2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 49 dengan rata-rata 2,72. Hal ini ditunjukkan adanya 13 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan. Terdapat 5 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan. 3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 39 dengan rata-rata 2,17. Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat 5 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 5 siswa yang mendapat skor 1 karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur. 4.1.2.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putri Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar psikomotorik kelas putri yang disajikan pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah Rata (%) Kategori skor -rata 1 2 3 Komunikasi 3 7 8 41 2,28 75,93 B Menggunakan alat 6 9 3 33 1,83 61,11 C Ketepatan waktu 8 8 2 30 1,67 55,56 C Rata-rata skor 1,93 64,20 C
46
1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28. Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering berkomunikasi dengan teman dan
memahami pesan yang dikomunikasikan.
Terdapat 7 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman. 2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 33 dengan rata-rata 1,83. Hal ini ditunjukkan adanya 3 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan. Terdapat 9 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan. Dan ada 6 siswa yang mendapat skor 1 karena siswa menggunakan alat tidak sesuai prosedur dan jarang merapikan alat setelah digunakan. 3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 30 dengan rata-rata 1,67. Hal ini ditunjukkan adanya 2 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat 8 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 8 siswa yang mendapat skor 1 karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur.
47
4.1.2.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Campuran Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar psikomotorik kelas campuran yang disajikan pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah Rata (%) skor -rata 1 2 3 Komunikasi 3 7 8 41 2,28 75,93 Menggunakan alat 2 5 11 45 2,50 83,33 Ketepatan waktu 3 11 4 37 2,06 68,52 Rata-rata skor 2,28 75,93
Kategori B B B B
1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28. Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering berkomunikasi dengan teman dan
memahami pesan yang dikomunikasikan.
Terdapat 7 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman. 2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 45 dengan rata-rata 2,50. Hal ini ditunjukkan adanya 11 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan. Terdapat 5 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan. Dan ada 2 siswa yang mendapat skor 1 karena siswa menggunakan alat tidak sesuai prosedur dan jarang merapikan alat setelah digunakan.
48
3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 37 dengan rata-rata 2,06. Hal ini ditunjukkan adanya 4 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat 11 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 3 siswa yang mendapat skor 1 karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur. 4.1.2.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Untuk mempermudah analisis perbandingan hasil belajar psikomotorik antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran, maka hasil tersebut direkapitulasi pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Aspek penilaian Skor rata-rata kelas Putra Putri Campuran Komunikasi 2,22 2,28 2,28 Menggunakan alat 2,72 1,83 2,50 Ketepatan waktu 2,17 1,67 2,06 Jumlah 7,11 5,78 6,48 Rata-rata 2,37 1,93 2,28 % 79,01 64,20 75,93 Kategori B C B Berdasarkan uraian dan perhitungan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan hasil belajar psikomotorik antara kelas putra dengan kelas putri (thitung=3,02) dan kelas putri dengan kelas campuran (thitung=1,82) tetapi tidak ada perbedaan signifikan antara kelas putra dengan kelas campuran (thitung = 0,47, ttabel=1,68). Dilihat dari
49
persentase hasil pengamatan, hasil belajar psikomotorik kelas putra (79,01%) lebih baik diantara kedua kelas yang lain dan hasil belajar psikomotorik kelas campuran (75,93%) lebih baik daripada kelas putri (64,20%). 4.1.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif 4.1.2.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putra Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar afektif kelas putra yang disajikan pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra Jumlah siswa dengan skor Jumlah Rata (%) Kategori skor -rata 1 2 3 Tanggung jawab 3 10 5 38 2,11 70,37 B Kerjasama 6 6 6 36 2,00 66,67 B Kreatifitas 7 8 3 32 1,78 59,26 C Rata-rata skor 1,96 65,43 B Aspek penilaian
1) Pada aspek penilaian tanggung jawab, siswa mendapat skor 38 dengan rata-rata 2,11. Hal ini ditunjukkan adanya 5 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator yang terpenuhi yaitu a) kehadiran siswa dalam setiap pertemuan, b) menggunakan dan merapikan alat, c) melaporkan tugas. Ada 10 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 3 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi. 2) Pada aspek penilaian kerjasama, siswa mendapat skor 36 dengan rata-rata 2,00. Hal ini ditunjukkan adanya 6 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator yang terpenuhi yaitu a) partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok, b) dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok,penyusunan laporan, dan
50
presentasi, c) keaktifan dalam memberikan ide dan realisasi ide, penyusunan laporan dan strategi presentasi. Ada 6 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 6 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi. 3) Pada aspek penilaian kreatifitas, siswa mendapat skor 32 dengan rata-rata 1,78. Hal ini ditunjukkan adanya 3 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator yang terpenuhi yaitu a) kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli, b) kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, c) kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari kebanyakan orang. Ada 8 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 7 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi. 4.1.2.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putri Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar affektif kelas putri yang disajikan pada Tabel 4.16. Tabel 4.16 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah Rata (%) Kategori skor -rata 1 2 3 Tanggung jawab 2 10 6 40 2,22 74,07 B Kerjasama 3 9 6 39 2,17 72,22 B Kreatifitas 0 13 5 41 2,28 75,93 B Rata-rata skor 2,22 74,07 B 1) Pada aspek penilaian tanggung jawab, siswa mendapat skor 40 dengan rata-rata 2,22. Hal ini ditunjukkan adanya 6 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3
51
indikator yang terpenuhi yaitu a) kehadiran siswa dalam setiap pertemuan, b) menggunakan dan merapikan alat, c) melaporkan tugas. Ada 10 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 2 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi. 2) Pada aspek penilaian kerjasama, siswa mendapat skor 39 dengan rata-rata 2,17. Hal ini ditunjukkan adanya 6 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator yang terpenuhi yaitu a) partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok, b) dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok,penyusunan laporan, dan presentasi, c) keaktifan dalam memberikan ide dan realisasi ide, penyusunan laporan dan strategi presentasi. Ada 9 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 3 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi. 3) Pada aspek penilaian kreatifitas, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28. Hal ini ditunjukkan adanya 5 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator yang terpenuhi yaitu a) kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli, b) kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, c) kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari kebanyakan orang. Ada 13 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. 4.1.2.3.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Campuran Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar afektif kelas campuran yang disajikan pada Tabel 4.17.
52
Tabel 4.17 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah Rata (%) skor -rata 1 2 3 Tanggung jawab 1 8 9 44 2,44 81,48 Kerjasama 0 9 9 45 2,50 83,33 Kreatifitas 3 12 3 36 2,00 66,67 Rata-rata skor 2,31 77,16
Kategori B B B B
1) Pada aspek penilaian tanggung jawab, siswa mendapat skor 44 dengan rata-rata 2,44. Hal ini ditunjukkan adanya 9 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator yang terpenuhi yaitu a) kehadiran siswa dalam setiap pertemuan, b) menggunakan dan merapikan alat, c) melaporkan tugas. Ada 8 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 1 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi. 2) Pada aspek penilaian kerjasama, siswa mendapat skor 45 dengan rata-rata 2,50. Hal ini ditunjukkan adanya 9 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator yang terpenuhi yaitu a) partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok, b) dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok,penyusunan laporan, dan presentasi, c) keaktifan dalam memberikan ide dan realisasi ide, penyusunan laporan dan strategi presentasi. Ada 9 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. 3) Pada aspek penilaian kreatifitas, siswa mendapat skor 36 dengan rata-rata 2,00. Hal ini ditunjukkan adanya 3 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator yang terpenuhi yaitu a) kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli, b) kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, c)
53
kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari kebanyakan orang. Ada 12 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 3 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi. 4.1.2.3.4 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Untuk mempermudah analisis perbandingan hasil belajar afektif, maka hasil tersebut direkapitulasi pada Tabel 4.18. Tabel 4.18 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Aspek penilaian Skor rata-rata kelas Putra Putri Campuran Komunikasi 2,11 2,22 2,44 Menggunakan alat 2,00 2,17 2,50 Ketepatan waktu 1,78 2,28 2,00 Jumlah 5,89 6,67 6,94 Rata-rata 1,96 2,22 2,31 % 65,43 74,07 77,16 Kategori B B B Berdasarkan uraian dan perhitungan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan hasil belajar psikomotorik antara kelas putra dengan kelas putri (thitung=2,28) dan kelas putra dengan kelas campuran (thitung=3,65) tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas putri dengan kelas campuran (thitung = 0,93, ttabel=1,68). Dilihat dari persentase, hasil belajar afektif kelas campuran (77,16%) lebih baik diantara kedua kelas yang lain dan hasil belajar afektif kelas putri (74,07%) lebih baik daripada kelas putra (65,43%).
54
4.1.2.4 Hasil Belajar Secara Umum Hasil belajar secara umum diperoleh dari pengolahan hasil belajar masingmasing aspek yaitu untuk kelas putra memperoleh nilai 67,78, kelas putri memperoleh nilai 66,74, dan kelas campuran memperoleh nilai 70,10. Sehingga diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dengan hasil belajar tertinggi diperoleh oleh kelas campuran dilanjutkan kelas putra dan terendah kelas putri.
4.2
Pembahasan Data populasi adalah hasil ujian tengah semester yang dianggap memuat tiga
aspek hasil belajar yaitu hasil belajar kognitif, hasil belajar psikomotorik, dan hasil belajar afektif. Siswa dalam kelas-kelas sampel harus mempunyai kemampuan awal yang sama. Oleh sebab itu, pemilihan dan penempatan siswa dalam kelas-kelas sampel didasarkan pada analisis data sampel dengan varian dan rata-rata yang tidak jauh berbeda. Setelah ketiga kelas terbentuk, kemudian diberi perlakuan yang sama yaitu dengan menggunakan metode praktikum dan metode diskusi. Selama pembelajaran berlangsung hingga tes selasai, siswa diamati dan dinilai untuk memperoleh data hasil belajar berupa hasil belajar psikomotorik, hasil belajar kognitif, dan hasil belajar afektif.
55
4.2.1
Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik Dari deskripsi hasil penelitian hasil belajar psikomotorik diperolah keterangan
bahwa kelas putra memiliki persentase nilai sebesar 79,01% dengan kriteria B, kelas putri memiliki persentase nilai sebesar 64,20% dengan kriteria C, dan kelas campuran memiliki persentase nilai sebesar 75,93% dengan kriteria B. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram Gambar 4.1.
Putra
Putri
Campuran
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik antara Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat adanya perbedaan hasil belajar psikomotorik antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Hasil belajar psikomotorik yang tertinggi didapat oleh kelas putra, dilanjutkan kelas campuran, dan terendah adalah kelas putri. Hasil ini dipengaruhi oleh perbedaan interaksi pada setiap metode pembelajaran masing-masing kelas.
56
Pada kelas putra, interaksi yang aktif cenderung terjadi ketika praktikum dilaksanakan. Siswa dalam kelompok tampak bersemangat dalam menyusun alat dan melaksanakan langkah-langkah praktikum. Namun dari hasil pengamatan aspek penilaian berkomunikasi yang merupakan cerminan proses diskusi, pada kelas putra diskusi berlangsung kurang lancar. Hal tersebut terjadi karena sebagian siswa berbicara keluar topik dan sebagian hanya diam. Berbanding terbalik dengan kelas putra, interaksi yang lebih aktif pada kelas putri justru terjadi ketika proses diskusi. Dengan adanya keaktifan interaksi dalam proses diskusi akan memicu siswa untuk saling mengeksplorasi pengetahuan, sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa dapat ditajamkan lagi dan siswa lain juga memperoleh pengetahuan tersebut. Sedangkan pada pelaksanaan praktikum hanya sedikit siswa dalam kelas putri yang terampil menggunakan alat, disebabkan karena dalam kelas sebenarnya (sebelum penelitian) siswa putri lebih bergantung pada siswa putra. Hal diatas sesuai dengan pendapat Kansaku dan Kitazawa (dalam Magon, 2009) yang menyatakan bahwa otak putri memproses kegiatan bahasa yang lebih mudah, lebih awal dan lebih cepat daripada putra, sementara putra lebih unggul dalam tugas motorik spasial-mekanik dan keterampilan. Interaksi antar siswa pada kelas campuran cenderung datar, baik ketika pelaksanaan praktikum maupun proses diskusi. Ini disebabkan karena keadaan siswa kelas campuran sama dengan keadaan kelas sebelum penelitian, dimana komposisi kelas sebelum penelitian juga terdiri atas siswa putra dan siswa putri.
57
4.2.2
Pembahasan Hasil Belajar Afektif Berdasarkan hasil analisis, pada hasil belajar afektif siswa antara kelas putra,
kelas putri, dan kelas campuran terdapat perbedaan. Hasil belajar afektif kelas putri lebih baik daripada kelas putra. Hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik daripada kelas putra. Dan hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik daripada kelas putri. Perbedaan ini dilihat dari persentase hasil belajar afektif yaitu 65,43% untuk kelas putra, 74,07% untuk kelas putri, dan 77,16% untuk kelas campuran. Namun dilihat dari kriterianya, terdapat kesamaan hasil belajar afektif siswa antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran yaitu kriteria baik (B). Ini menunjukkan bahwa hasil belajar afektif tergolong tinggi. Untuk memperjelas perbedaan hasil belajar afektif tersebut, maka digambarkan dalam diagram Gambar 4.2.
Putra
Putri
Campuran
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Afektif antara Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran
58
Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh aspek penilaian, yang terdiri dari tanggung jawab, kerjasama, dan kreatifitas. Pada aspek penilaian tanggung jawab, persentase kelas campuran lebih baik dari pada persentase kelas putri dan persentase kelas putri lebih baik dari pada persentase kelas putra. Perolehan ini didasari dari indikator yang terlihat pada siswa selama mengikuti pembelajaran sampai tes berakhir. Siswa putri (baik dalam kelas campuran maupun kelas putri) menunjukkan indikator kehadiran yang lebih baik dibandingkan siswa putra. Selain itu, kehadiran siswa putri dalam kelas campuran juga mendorong siswa putra datang tepat waktu. Perolehan yang sama terjadi pada indikator melaporkan tugas, siswa putri melaporkan tugas lebih awal dengan isi yang lebih rinci. Namun dalam indikator menggunakan dan merapikan alat siswa putra lebih baik dibandingkan siswa putri. Dengan demikian pada kelas campuran memiliki kelebihan disetiap indikator, sebab adanya siswa putri dalam kelas campuran secara tidak langsung akan mempengaruhi siswa putra. Kelas putri memiliki kelebihan pada dua indikator, dan kelas putra memiliki kelebihan satu indikator. Menurut Gilmore et al (2002) pada kelas campuran siswa-siswa putri akan terkena dampak negatif pada emosi dan perilaku karena kehadiran siswa putra dan mungkin merasa dirugikan. Namun justru kerjasama pada kelas campuran lebih baik dari pada kelas putra dan kelas putri. Ini disebabkan karena kelas sebelum penelitian juga kelas campuran sehingga siswa-siswa lebih mudah beradaptasi. Selain itu terdapat faktor individu antara siswa putra dan siswa putri yang berpengaruh. Dukungan siswa putri terhadap kelancaran tugas kelompok lebih baik dibandingkan
59
siswa putra. Siswa putri juga lebih aktif dalam memberikan pendapat terkait dengan jalannya tugas kelompok meskipun dalam realisasinya masih bergantung/tidak sebaik siswa putra. Namun dalam penyusunan laporan, justru siswa putra bergantung atau malah menyerahkan pada siswa putri kelas campuran serta laporan kelas putri lebih baik dari pada kelas putra. Keikutsertaan siswa putra dalam kerja kelompok lebih baik dibandingkan siswa putri. Proses praktikum menunjukkan hal tersebut, yaitu lebih aktifnya siswa putra merangkai alat. Hal-hal diatas menunjukkan bahwa kelas campuran memiliki kelebihan disetiap indikator, kelas putri memiliki kelebihan pada dua indikator, dan kelas putra memiliki kelebihan satu indikator. Kreatifitas siswa putri lebih baik dari pada siswa putra yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan dan usulan oleh siswa putri. Vasyura (2008) menyatakan bahwa pada putri, komponen kegiatan komunikatif seperti internalisasi, kesadaran, dan kesulitan komunikasi pribadi lebih diungkapkan. Inilah yang menyebabkan pertanyaan dan usulan lebih banyak disampaikan oleh siswa putri. 4.2.3
Pembahasan Hasil Belajar Kognitif Dari data hasil belajar kognitif diketahui bahwa nilai rata-rata kelas putra
adalah 58,89 dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 85, dan ketuntasan belajar klasikal 11,1%, nilai rata-rata kelas putri adalah 61,94 dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 85, dan ketuntasan belajar klasikal 11,1%, serta nilai rata-rata kelas campuran adalah 57,22 dengan nilai terendah 25, nilai tertinggi 90, dan ketuntasan belajar klasikal 16,7%.
60
Data diatas menunjukkan bahwa ketiga kelas memiliki hasil belajar kognitif yang rendah. Rendahnya hasil belajar kognitif disebabkan karena waktu pelaksanaan tes. Tes merupakan kegiatan terakhir untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, sedangkan pembelajaran sendiri berlangsung setelah pulang sekolah. Diwaktu-waktu tersebut keadaan tubuh siswa sudah menurun dan daya panca indra tidak fokus. Selain hasil belajar kognitif yang rendah, waktu pelaksanaan tes juga menyebabkan perbandingan hasil belajar kognitif antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran tidak jauh berbeda atau sama. Perbandingan tersebut diperkuat dengan analisis varian yang dilakukan pada data hasil belajar kognitif (tes). Dari analisis varian diperoleh bahwa data tersebut memiliki varian dan rata-rata yang tidak jauh berbeda, dengan demikian dapat dikatakan kemampuan kognitif siswa pada kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran tidak berbeda. Hasil tersebut juga ditunjukkan oleh uji perbedaan dua ratarata antar kelas. Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kognitif antara kelas putra dan kelas putri diperoleh t hitung sebesar 0,698 dan t tabel 2,042 sehingga kelas putra dan kelas putri memiliki hasil belajar kognitif yang sama. Hal yang sama juga terjadi antara kelas putra dan kelas campuran dengan t hitung sebesar 0,339 dan t tabel sebesar 2,042, serta kelas putri dan kelas campuran dengan t hitung sebesar 1,011 dan t tabel sebesar 2,042. Perbedaan hasil belajar kognitif yang tidak signifikan juga disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan lebih dari satu. Menurut Shieh, Chang, dan Liu
61
(2011) perbedaan hasil belajar antara siswa putra dan siswa putri dapat dikurangi melalui strategi pedagogis misalnya, bergantian antara kelompok diskusi dan instruksi terstruktur untuk mengakomodasi kebutuhan belajar yang berbeda untuk kedua jenis kelamin. Metode praktikum dan diskusi yang diaksanakan pada pembelajaran menjadi sarana belajar yang efektif bagi siswa putra dan siswa putri. Siswa putra yang memiliki kelebihan dibidang motorik dan keterampilan lebih baik belajar menggunakan metode praktikum, sedangkan siswa putri yang memiliki kelebihan dibidang kegiatan bahasa/berkomunikasi dengan metode diskusi. Dengan adanya kelebihan pada masing-masing individu seharusnya kelas campuran yang lebih diuntungkan, tetapi kenyataannya hasil belajar ketiga kelas tidak jauh berbeda. Faktor interaksi antar individu dalam kelas campuran yang mempengaruhi hal tersebut. Adanya lawan jenis dalam kelas campuran membuat siswa-siswa terkena dampak negatif dalam emosi dan perilaku meskipun tidak semuanya. Ada sebagian siswa justru bersemangat dengan adanya lawan jenis. Sesuai dengan hasil penemuan Reni dan Parker (1997) tentang adanya persaingan positif yang terjadi antara siswa putra dan siswa putri dalam kelas campuran, serta peran siswa putri sebagai pengendali perilaku negatif siswa putra. Interaksi dalam kelas sejenis baik kelas putra maupun kelas putri berjalan kurang baik. Karena kelas-kelas tersebut dibentuk dari kelas campuran yang terdiri dari teman dengan jenis kelamin berbeda dan cara berinteraksi yang berbeda pula. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di kelas sebelumnya masih dilakukan.
BAB V PENUTUP 4.3
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa: Terdapat perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran yaitu nilai kelas putra 67,78, nilai kelas putri 66,74, dan nilai kelas campuran 70,10. Untuk aspek psikomotorik dan aspek afektif terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Sedangkan untuk aspek kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga kelas, walau nilai kelas putra 58,89, kelas putri 61,94, dan kelas campuran 57,22. Hasil belajar fisika sesaat yang paling baik adalah kelas campuran dilanjutkan kelas putra dan yang terendah adalah kelas putri. Hasil belajar psikomotorik tertinggi kelas putra (79,01) dilanjutkan kelas campuran (75,93) dan terendah kelas putri (64,20). Hasil belajar afektif tertinggi kelas campuran (77,16) dilanjutkan kelas putri (74,07) dan terendah kelas putra (65,43).
4.4
Saran Penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian-penelitian
selanjutnya, diantaranya membandingkan satuan-satuan pendidikan/sekolah yang setingkat namun memiliki kelas dengan komposisi siswa yang berbeda menurut jenis kelamin.
62
63
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Aqib, Z. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek (ed VI). Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (ed revisi). Jakarta : PT. Bumi Aksara. Delor. 1996. Life Skill. Educational Scondary Education. UNESCO Online. Tersedia di http://portal.Unesco.org/ [diakses 3 Desember 2012]. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, B. S. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: RinekaCipta. Gilmore, L., Patton, W., McCrindle, A., & Callum, L. 2002. Single-sex classes in a Queensland primary school: An evaluation of outcomes. The Australian Educational and Developmental Psychologist, 19(1):4958. Glynn, T. L & Smith, A. B. 1990. Contexts for Boys and Girls Learning Mathematics: Teacher Interactions and Student Behaviour in Two Classrooms. New Zealand Journal of Psychology, 19: 9-16. Magon, A. J. 2009. Gender, The Brain and Education: Do Boys and Girls Lear Differently?. A Project Report Supervisor. University of Victoria. Marsh, H. W & Rowe, K. J. 1996. The effects of single-sex and mixed-sex mathematics classes within a coeducational school: a reanalysis and comment. Australian Journal of Education, 40(2): 147-161.
64
Maryati, K. & Suryawati, J. 2003. Sosiologi 1. Jakarta: Erlangga. Murdiyatmoko, J. & Handayani, C. 2004. Sosiologi 1. Jakarta: Grafindo Media Pratama. Rennie, L. J. & Parker, L. H. 1997. Students' and Teachers' Perceptions of Single-Sex and Mixed-Sex Mathematics Classes. Mathematics Education Research Journal, 9(3): 257-273. Ryan, D. C. 1980. Characteristics Of Teacher. A Research Study: Their Description,
Comparation,
and
Appraisal.
Washington,
DC:
American Council Of Education. Sadker, M. & Sadker, D. 1994. Failing at Fairness: How Our Schools Cheat Girls. New York: Touchstone. Salim, A. 2007. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Semarang: UNNES Press. Sarwono, S. W. 1989. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Shieh, R. S., Chang, W., & Liu, E. Z. 2011. Technology enabled active learning (TEAL) in introductory physics: Impact on genders and achievement levels. Australian Journal of Educational Technology, 27(7): 82-99. Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Siagian, S. P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya. Thom, C. E. 2006. A Comparison Of The Effect Of Single-Sex Versus Mixed Sex Classes on Middle School Student Achievement. Dissertation. West Virginia: Marshall University.
65
Tipler, P. A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik (ed 3). Terjemah oleh Soegijono, B. 1996. Jakarta: Erlangga. Vasyura, S. A. 2008. Psychology of Male and Female Communicative Activity. The Spanish Journal, 11(1): 289-300. Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia. Wiyanto. 2011. Panduan Penulisan Skripsi dan Artikel Ilmiah. Semarang : FMIPA UNNES. Yates, S. M. 2004. Aspirations, Progress and Perceptions of Boys From A Single Sex
Sghool
Following
The
Changeover
To
Coeducation.
International Educational Journal, 4(4): 167-177. Zhu, Zheng. 2007. Gender Differences in Mathematical Problem Solving Patterns: A Review of Literature. International Educational Journal, 8(2): 187203.
66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
67
68
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas
: XI (sepuluh)/ 1
Lampiran 1
SILABUS
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.. Kompetensi Dasar 1.3. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.
Materi Pembelajaran 1. Hukum Hooke 2. Susunan pegas
Kegiatan Indikator Pembelajaran 1. Praktik hukum 1. Mendeskripsika Hooke, pegas disusun n hukum Hooke. seri dan paralel. 2. Menganalisis 2. Pembuatan laporan konstanta praktikum. pengganti pada 3. Presentasi hasil pegas yang pengolahan data disusun seri dan praktikum. paralel. 4. Diskusi kelompok dan diskusi kelas.
Penilaian
Alokasi Sumber/ Alat Waktu Tes tertulis 2 x 45 Sumber menit 1. Buku paket Observasi aspek 2. Internet psikomotorik 3. LKS dan afektif Alat 1. Pegas Angket aspek 2. Beban. afektif 3. Penyangga. 4. Mistar.
67
69
SILABUS Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas
: XI (sepuluh)/ 1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.. Kompetensi Dasar 1.4. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran.
Materi Pembelajaran 1. Pengertian getaran 2. Periode dan frekuensi getaran. 3. Simpangan, kecepatan, dan frekuensi getaran. 4. Sudut fase, fase, dan beda fase 5. Energi getaran
Kegiatan Indikator Pembelajaran 1. Praktik hukum 1. Menentukan periode Hooke, pegas dan frekuensi getaran. disusun seri dan 2. Menganalisis simpangan, kecepatan, paralel. 2. Pembuatan dan percepatan getaran. laporan praktikum. 3. Menganalisis beda 3. Presentasi hasil fase fungsi sinusoidal pengolahan data getaran. 4. Menganalisis energi praktikum. 4. Diskusi potensial, energi kelompok dan kinetik, dan energi mekanik pada getaran. diskusi kelas.
Penilaian
Alokasi Sumber/ Alat Waktu Tes tertulis 2 x 45 Sumber menit 1. Buku paket Observasi 2. Internet aspek 3. LKS psikomotori Alat k dan afektif 1. Pegas 2. Beban. Angket 3. Penyangga. aspek 4. Tali. afektif 5. Stopwatch. 6. Mistar.
68
69
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GETARAN PEGAS
Sekolah
: SMA N 1 KRADENAN
Kelas/ Semester
: XI (sepuluh)/ 1
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.. Kompetensi dasar
: 1.3. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas
bahan. A. Indikator 1. Mendeskripsikan hukum Hooke. 2. Menganalisis konstanta pengganti pada pegas yang disusun seri dan paralel. B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendeskripsikan hukum Hooke. 2. Siswa
dapat
menganalisis konstanta
disusun seri dan paralel. C. Materi Pembelajaran Hukum Hooke Susunan pegas • Susunan seri • Susunan paralel D. Metode Pembelajaran
pengganti
pada
pegas yang
70
Model
: Cooperative Learning.
Metode
: Praktikum. Diskusi Ceramah
E. Alat dan Bahan 1. Pegas 2. Beban. 3. Penyangga. 4. Mistar. F. Kegiatan Pembelajaran Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Pendahulu 1. Guru mengucap salam dan 1. Siswa menjawab an memperkenalkan diri. salam guru dan mendengarkan. 2. Guru memberi penjelasan 2. Siswa menyimak awal pembelajaran melalui penjelasan guru. pembacaan tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. menjawab K Ekspl 1. Guru bertanya kepada 1. Siswa pertanyaan sesuai e orasi siswa tentang contoh dan g pengertian pegas. yang diketahui. i 2. Guru bersama siswa 2. Siswa ikut aktif a mendiskusikan hasil Tanya dalam diskusi. t jawab untuk menemukan a pengertian pegas. n 3. Guru mengarahkan siswa 3. Siswa berperan aktif dalam pembahasan. untuk menyimpulkan hasil I tanya jawab. n 4. Guru membagi siswa 4. Siswa berkumpul t dalam beberapa kelompok dalam kelompoknya i dan meminta perwakilan dan mengambil LKS kelompok mengambil 01. penugasan LKS01. 5. Guru mempersilakan siswa 5. Siswa melaksanakan melaksanakan diskusi diskusi kelompok. kelompok dengan bahasan (LKS 01) yang berisi
t 30 me nit
55 me nit
71
Elabo rasi
Ekspl orasi
langkah-langkah praktikum sub materi hukum Hooke. 6. Guru memberi kesempatan bertanya tentang langkahlangkah praktikum sub materi hukum Hooke yang belum dimengerti. 7. Guru membimbing siswa melaksanakan praktikum sesuai LKS 01. 8. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengolah data hasil praktikum hukum Hooke dalam kelompok. 9. Guru bersama siswa membahas hasil pengolahan data didepan kelas. 10. Guru meminta siswa membentuk kelompok baru, dimana dua kelompok digabungkan menjadi satu kelompok dan meminta perwakilan kelompok mengambil penugasan LKS02. 11. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan bahasan (LKS 02) yang berisi langkah-langkah praktikum sub materi pegas disusun seri dan paralel. 12. Guru memberi kesempatan bertanya tentang langkahlangkah praktikum sub materi pegas disusun seri dan parallel yang belum dimengerti. 13. Guru membimbing siswa melaksanakan praktikum sesuai LKS 02. 14. Guru menugaskan siswa
6.
Siswa menyampaikan pertanyaan.
7.
Siswa melaksanakan praktikum.
8.
Siswa mengolah data praktikum dalam kelompoknya.
9.
Siswa ikut aktif dalam pembahasan.
10. Siswa melaksanakan pembentukan kelompok baru dan mengambil LKS 02.
11. Siswa melaksanakan diskusi kelompok.
12. Siwa menyampaikan pertanyaan.
13. Siswa melaksanakan praktikum. 14. Siswa mengolah data
72
Elabo rasi
Konfi rmasi
Penutup
mengolah data hasil praktikum pegas disusun seri dan parallel dalam kelompok. 15. Guru membimbing siswa membahas hasil pengolahan data yang dilaksanakan. 16. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi tentang konstanta pengganti pegas disusun seri dan paralel sesuai LDS 01 selama 10 menit dilanjutkan pemaparan sederhana didepan kelas. 17. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil praktikum dan analisis data praktikum. 18. Guru memberi tanggapan dan penegasan pada kesimpulan siswa. 19. Guru memberikan contoh soal untuk dikerjakan. 20. Guru bersama siswa membahas jawaban yang ada. 1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran. 2. Guru memberi penugasan berupa beberapa soal untuk dikerjakan dirumah. 3. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang proses pembelajaran.
G. Sumber Belajar 1. Buku Fisika untuk Sains dan Teknik 2. Internet
praktikum.
15. Siswa berperan aktif dalam pembahasan. 16. Siswa melaksanakan diskusi sesuai LDS 01.
17. Siswa memberi kesimpulan. 18. Siswa memperhatikan dan memahami. 19. Siswa mengerjakan contoh soal. 20. Siswa ikut membahas. 1. Siswa 5 menyampaikan me kesimpulan. nit 2. Siswa mencatat soal tersebut. 3. Siswa bertanya tentang hal yang belum dimengerti.
73
H. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
: Terlampir.
2. Penilaian Psikomotorik
: Terlampir.
3. Penilaian Afektif
: Terlampir.
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GETARAN PEGAS
Sekolah
: SMA N 1 KRADENAN
Kelas/ Semester
: XI (sepuluh)/ 1
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.. Kompetensi dasar getaran.
:1.4. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak
A. Indikator 1. Menentukan periode dan frekuensi getaran. 2. Menganalisis simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran. 3. Menganalisis beda fase fungsi sinusoidal getaran. 4. Menganalisis energi potensial, energi kinetik, dan energi mekanik pada getaran. B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan periode dan frekuensi getaran. 2. Siswa dapat menganalisis simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran. 3. Siswa dapat menganalisis sudut fase, fase, dan beda fase fungsi sinusoidal getaran. 4. Siswa dapat menganalisis energi potensial, energi kinetik, dan energi mekanik pada getaran. C. Materi Pembelajaran Pengertian getaran Periode dan frekuensi getaran. Simpangan, kecepatan, dan frekuensi getaran. Sudut fase, fase, dan beda fase Energi getaran D. Metode Pembelajaran
Model
: Cooperative Learning.
Metode
: Praktikum.
75
Diskusi Ceramah E. Alat dan Bahan 1. Pegas 2. Beban. 3. Penyangga. 4. Tali. 5. Stopwatch. 6. Mistar. F. Kegiatan Pembelajaran Tahap Penda hulua n
K Eksp e loras g i i a t a n I n t i
Elab orasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Guru mengingatkan tema, 1. Siswa membuka standar kompetensi, catatan kembali. kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran. 2. Guru mengingatkan 2. Siswa membuka kesimpulan pembelajaran pada catan hasil pertemuan sebelumnya. pembelajaran yang lalu. 1. Guru membagi siswa dalam 1. Siswa berkumpul beberapa kelompok dan bersama meminta perwakilan kelompok kelomponya dan mengambil penugasan LKS03. perwakilan mengambil LKS 03. 2. Guru membimbing siswa 2. Siswa melaksanakan melaksanakan diskusi diskusi. kelompok dengan bahasan (LKS 03) yang berisi langkahlangkah praktikum getaran pegas tunggal. 3. Guru memberi kesempatan 3. Siswa mengajukan bertanya tentang langkahpertanyaan. langkah praktikum sub materi getaran pegas tunggal yang belum dimengerti. 4. Guru membimbing siswa 4. Siswa melaksanakan melaksanakan praktikum sesuai praktikum. LKS 03. 5. Guru menugaskan siswa untuk 5. Siswa mengolah mengolah data hasil praktikum data hasil praktikum. getaran pegas tunggal dalam kelompok. 6. Guru mengarahkan siswa 6. Siswa menyimpulkan hasil praktikum menyimpulkan hasil
t 5 me nit
55 me nit
76
dan pengolahan data praktikum.
Eksp loras i
Elab orasi
Konf irma si
Penutup
praktikum dan analisis datanya. 7. Guru mengajukan pertanyaan 7. Siswa belum bisa tentang asal persamaan yang menjawab dan digunakan dalam pengolahan timbul pertanyaan. data. 8. Guru menunjukan lintasan 8. Siswa memperhatikan beban saat mengalami getaran lintasan tersebut. menggunakan media sederhana. berdiskusi 9. Guru membimbing siswa 9. Siswa dalam menganalisis melaksanakan diskusi untuk lintasan getaran menganalisis data lintasan hingga diperoleh getaran beban hingga diperoleh periode dan periode dan frekuensi getaran frekuensi getaran sesuai LDS 02 (selama 10 sesuai LDS 02. menit) dilanjutkan pemaparan hasil diskusi didepan kelas. 10. Guru mengarahkan siswa 10. Siswa menyimpulkan dalam menyimpulkan hasil hasil praktikum praktikum dan analisis data. dan analisis data. 11. Guru membimbing siswa 11. Siswa memperhatikan dalam diskusi kelompok untuk dan memahami. menemukan konsep beda fase dan energi getaran sesuai LDS 03 (selama 10 menit) dilanjutkan pemaparan didepan kelas. 12. Guru memberi tanggapan dan 12. Siswa melaksanakan penegasan pada kesimpulan diskusi sesuai yang diperoleh. LDS 03. 13. Guru memberikan contoh soal 13. Siswa mengerjakan contoh soal. kepada siswa. berperan 14. Guru bersama siswa 14. Siswa aktif dalam membahas jawaban yang pembahasan. diperoleh. 1. Guru bersama siswa mengulas 1. Siswa ikut aktif 30 kembaliseluruh hasil dan memberi me pembelajaran. pendapat. nit 2. Guru meminta siswa 2. Siswa mengerjakan mengerjakan soal postes. soal postes.
77
G. Sumber Belajar 1. Buku Fisika untuk Sains dan Teknik 2. Internet H. Penilaian 1. Penilaian Kognitif : Terlampir. 2. Penilaian Psikomotorik : Terlampir. 3. Penilaian Afektif : Terlampir.
78 Lampiran 3
Kisi – Kisi Soal Uji Coba Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok
: SMA Negeri 1 Kradenan : Fisika : XI/1 : Getaran Pegas
No 1.
Indikator
Jenjang C1
C2
C3
hukum
1
2,5
3,4
konstanta
24
22
23,25
Mendeskripsikan
C4
C5
C6
14,16
-
-
-
-
-
15,18
-
-
-
Hooke. 2.
Menganalisis
pengganti pada pegas yang
,19
disusun seri dan paralel. 3.
Menentukan
periode
dan
6,7,8
10,11
frekuensi getaran. 4.
Menganalisis kecepatan,
9,12, 13
simpangan,
17,20,
dan percepatan
21
getaran. 5.
Menganalisis
beda
fase
28
29
30
26,27
-
-
-
33,34
31
32
-
-
6
11
11
6
0
0
fungsi sinusoidal getaran. 6.
Menganalisis potensial,
energi
energi kinetik,
dan energi mekanik pada getaran. Jumlah Soal
79 Lampiran 4
SOAL UJI COBA MATERI GETARAN PEGAS Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / 1 Waktu : 60 menit Petunjuk: Berilah tanda silang (X) salah satu jawaban yang paling benar pada lembar jawab soal! 1. Pegas dapat kembali ke bentuk semula selama mendapat sejumlah gaya yang masih dalam batasnya. Menurut pernyataan tersebut pegas memiliki sifat ... a. tidak elastis.
d. keras.
b. lentur.
e. lunak
c. elastis. 2. Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan hukum Hooke … a.
d.
F
F
ΔL
b.
ΔL
e.
F
F
ΔL
ΔL
F
c.
ΔL
3. Suatu beban 100 gram digantungkan pada sebuah pegas. Jika pegas bertambah panjang 0,5 cm, maka konstanta pegas adalah ... .
a. 100 N/m
d. 500 N/m
b. 150 N/m
e. 1.000 N/m
80
c. 200 N/m 4. Sebatang logam ditimbang menggunakan neraca pegas yang memiliki konstanta 400 N/m sehingga pegas pada sistem neraca bertambah panjang 0,25 cm. Berapakah berat logam yang ditimbang ... a. 1 N
d. 10 kg
b. 1 kg
e. 0,1 N
c. 10 N 5. Apa maksud tanda negatif dari persamaan hukum Hooke.... a. arah gaya pegas berlawanan dengan arah simpangannya. b. arah gaya pegas searah dengan arah simpangannya. c.
arah kecepatan berlawanan dengan arah simpangannya.
d. arah kecepatan searah dengan arah simpangannya. e. tidak memiliki arti. 6. Gerak bolak-balik suatu benda melewati titik kesetimbangannya disebut.... a. gelombang
d. gerak linear
b. getaran
e. frekuensi
c. regangan 7. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran disebut ... a. frekuensi
d. periode
b. tegangan
e. amplitudo
c. regangan 8. Jumlah getaran yang dilakukan per detik disebut ... a. frekuensi
d. periode
b. tegangan
e. amplitudo
c. regangan
81
9. Suatu pegas yang diberi beban 40 gram dan mempunyai konstanta pegas 4 π2 N/m, jika digetarkan, akan mempunyai periode ... . a. 0,1 s
d. 0,4 s
b. 0,2 s
e. 0,5 s
c. 0,3 s 10. Agar periode pegas tetap, maka variasi massa dan konstanta pegas adalah ... . (1) massa dijadikan 2 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula (2) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula (3) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 4 kali semula (4) massa dijadikan 16 kali semula, konstanta pegasnya dijadikan 4 kali semula Daripernyataan di atas yang benaradalah.... a. (1), (2), dan (3)
d. (4) saja
b. (1) dan (3)
e. semuabenar
c. (2) dan (4) 11. Agar frekuensi getar pegas tetap, maka saat beban pegas dijadikan 4 kali semula, maka konstanta pegasnya diubah menjadi ... . a. 1/16 kali semula
d. 2 kali semula
b. ¼ kali semula
e. 4 kali semula
c. ½ kali semula 12. Sebuah gerak harmonik sederhana mempunyai persamaan y = 0,8 sin (10 π t) di mana y dalam cm dan t dalam sekon, maka amplitudo dan frekuensi getaran harmonik adalah ... . a. 8 cm dan 2 Hz
d. 0,8 cm dan 5 Hz
82
b. 4 cm dan 2 Hz
e. 0,4 cm dan 10 Hz
c. 1 cm dan 4 Hz 13. Pada percobaan getaran harmonik, diperoleh getaran sebanyak 10 kali selama 3 detik. Berapakah besar periode getaran tersebut .... a. 0,1 detik
c. 0,3 detik
b.0, 2 detik
d. 0,4 detik
e. 0,5 detik
14. Sebuah pegas yang diberi beban 100 gram dan konstanta pegasnya 1000 N/m, maka saat pegas diberi simpangan maksimum 10 cm, kemudian dilepaskan hingga bergetar, kelajuan maksimum dari getaran pegas adalah... a. 10 m/s
d. 1 m/s
b. 5 m/s
e. 0,1 m/s
c. 2 m/s 15. Jika pegas yang bergetar harmonis mempunyai amplitudo 8 cm dan periode 2π s, maka percepatan maksimum getarannya adalah ... . a. 8.10-2 m/s2
d. 1.10-2 m/s2
b. 4.10-2 m/s2
e. 8.10-3 m/s2
c. 2.10-2 m/s2 16. Suatu pegas melakukan getaran harmonis sederhana dengan amplitudo 6 cm. Berapakah besarnya simpangan pada waktu t=2 detik dan ω=π/6 rad/s ... . a. 3 √2 cm
d. 2√3 cm
b. ½ √3 cm
e. 3√3 cm
c. √3 cm 17. Pada benda yang melakukan getaran harmonis sederhana, besaran yang berbanding lurus dengan percepatannya adalah ... .
83
a. simpangannya
d. energi kinetiknya
b. amplitudonya
e. energi potensialnya
c. kecepatannya 18. Sebuah titik bergetar dengan periode 1,20 detik dan amplitudo 3,6 cm. Pada saat t = 0 detik, titik itu melewati titik kesetimbangannya kearah atas, maka simpangannya pada saat t = 0,1 detik adalah .... a. 1,8 cm
d. 0,5 cm
b. 0 cm
e. 1,5 cm
c. 1 cm 19. Sebuah benda yang massanya 0,005 kg melakukan getaran harmonis sederhana dengan periode 0,04 sekon dan amplitudonya 0,01 m. Percepatan maksimum benda sama dengan ... a. 123 m/s2
d. 988 m/s2
b. 246m/s2
e. 1976m/s2
c. 494 m/s2 20. Pernyataan yang tepat tentang kecepatan benda yang bergetar secara harmonis adalah .... a. terbesar pada simpangan terbesar b. berbanding terbalik dengan periodenya c. terbesar pada simpangan terkecil d. tidak tergantung pada frekuensi getaran e. tidak tergantung simpangannya 21. Saat amplitudo getaran harmonis dijadikan ½ kali semula, maka kecepatan maksimumnya menjadi ... .
84
a. ¼ kali semula
d. 2 kali semula
b. ½ kali semula
e. 4 kali semula
c. tetap 22. Jika dua buah pegas disusun seri maka ... a. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 = F2 b. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 + F2 c. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 + F2 d. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 = F2 e. ∆xseri = 0 dan Fseri = F1 + F2 23. Dua buah pegas masing-masing memiliki konstanta k1= 500 N/m dan k2 = 125 N/m dipasang seri, maka konstanta penggantinya adalah... a. 100 N/m
d. 325 N/m
b. 200 N/m
e. 400 N/m
c. 625 N/m 24. Berikut ini konstanta pengganti untuk pegas yang disusun paralel adalah ... a.
d.
b. k = k + k + ....
e.
c. 25. Sebuah sistem neraca pegas terdiri dari dua pegas identik yang disusun seri. Neraca tersebut digunakan untuk menimbang benda bermassa 100 gram dan mengalami pertambahan panjang 0,25 cm. Berapakah konstanta masingmasing pegas (g=10 m/s2) ...
a. 500 N/m
d. 200 N/m
b. 400 N/m
e. 100 N/m
85
c. 300 N/m 26. Jika dua buah pegas identik, masing-masing memiliki konstanta k1 = k2 = 100 N/m disusun paralel, kemudian disusun seri dengan pegas yang mempunyai konstanta 200 N/m. Saat sistem pegas diberi beban 40 N, maka akan bertambah panjang ... . a. 10 cm
d. 50 cm
b. 20 cm
e. 80 cm
c. 40 cm 27. Perbandingan konstanta pengganti dua buah sistem pegas yang masingmasing terdiri atas dua buah pegas yang identik, dengan susunan seri dan paralel adalah ... . a. 1 : 1
d. 2 : 3
b. 1 : 2
e. 2 : 5
c. 1 : 4 28. Berapakah sudut fase getaran saat t=1 detik dan periode getaran 2 detik .. a. π
d. π/2
b. 2π
e. π/3
c. 3π 29. Pada getaran yang membentuk grafik sinusoidal, yang bukan keadaan saat sudut fase θ=90º adalah ... a. simpangan maksimum
d. energi potensial maksimum
b. kecepatannya maksimum
e. energi kinetik nol
c. percepatan maksimum
86
30. Dua buah titik melakukan gerak harmonik sederhana pada suatu garis lurus. Mula-mula kedua titik berangkat dari titik keseimbangan dengan arah yang sama. Jika periode masing-masing titik setelah bergerak selama
1 1 s dan s, maka beda fase kedua 10 12
1 s adalah ... . 3
a.
1 7
d.
1 2
b.
1 6
e.
2 3
c.
1 3
31. Sebuah benda yang diikat pada ujung suatu pegas melakukan gerak harmonis dengan amplitude A, konstanta pegas C. Pada saat simpangan sebesar 0,5 A, energi kinetiknya adalah sebesar .. .. a. 3/4 CA2
d. 1/4 CA2
b. 1/2 CA2
e. 1/8 CA2
c. 3/8 CA2 32. Sebuah pegas bila diberi beban yang massanya 1 kg meregang 1 cm. Beban ditarik vertical kebawah dan bila dilepaskan bergetar harmonis. Pada saat energi potensialnya 20 joule, pegas itu meregang dari kedudukan setimbang sebesar .... a. 0,1 meter
d. 0,3 meter
b. 0,13 meter
e. 0,4 meter
c. 0,2 meter
87
33. Apabila Ek menyatakan energi kinetik, Ep menyatakan energi potensial, dan Em energi mekanik suatu getaran, maka saat simpangan getaran maksimum .... a. Ek = Em dan Ep = 0
d. Ek = 1/2 Ep
b. Ek = 0 dan percepatannya nol
e. Ek = 0, Ep = Em
c. Ek = Ep = 1/2 Em 34. Energi mekanik getaran harmonis selalu berbanding .... a. terbalik dengan kuadrat amplitudonya b. terbalik dengan periodenya c. lurus dengan kuadrat amplitudonya d. lurus dengan kuadrat periodenya e. lurus dengan amplitudonya
88 Lampiran 5
DAFTAR NAMA SISWA UJI COBA SOAL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Nama Suryani Repnosari Lita Melina Tika Nur Afifah Nia Retnowati Silvi Mia Audina Tias Mugi R Amin Nur Rohmat Erna Puji Astutik Fera S.T.S Galuh Desi Saputri Kitri Lestari Muhammad Mustofa Nidia Aprillinasari Yunita Oktaviani Yuyun Apitasari Winda Listyaningsih Yulia Pratiwi Fadika Pristi Alimatul Marfu'ah Ana Mulya W. Evita Dwi S. Hesti Rahmawati Muhamad Faizin Septi Nurul L. Siti Mauliddyah K.S. Tubagus N. Hanifatul Millah T.U. Irnawati Ni'am Fikriyatun F. Devi Novita Sari Vivi Kurniasih
NIS U-1 U-2 U-3 U-4 U-5 U-6 U-7 U-8 U-9 U-10 U-11 U-12 U-13 U-14 U-15 U-16 U-17 U-18 U-19 U-20 U-21 U-22 U-23 U-24 U-25 U-26 U-27 U-28 U-29 U-30 U-31 U-32
89
Lampiran 6
Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba No
Nomor Responden
Daya Beda
Validitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
U-1 U-2 U-3 U-4 U-5 U-6 U-7 U-8 U-9 U-10 U-11 U-12 U-13 U-14 U-15 U-16 U-17 U-18 U-19 U-20 U-21 U-22 U-23 U-24 U-25 U-26 U-27 U-28 U-29 U-30 U-31 U-32 Total Mp p q St Mt rpbis rtabel Kriteria Ba Bb Ja Jb D Kriteria
Tingkat Kesukaran
B N IK Kriteria KRITERIA SOAL
Nomor Soal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 31 16,806 0,969 0,031 5,420 16,563 0,251 0,349 tidak 16 15 16 16 0,06 J
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 26 17,846 0,813 0,188 5,420 16,563 0,493 0,349 valid 16 10 16 16 0,38 C
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 19 18,421 0,594 0,406 5,420 16,563 0,415 0,349 valid 13 6 16 16 0,44 B
4 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 9 19,000 0,281 0,719 5,420 16,563 0,281 0,349 tidak 6 3 16 16 0,19 J
5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 20 18,750 0,625 0,375 5,420 16,563 0,521 0,349 valid 13 7 16 16 0,38 C
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 24 18,208 0,750 0,250 5,420 16,563 0,526 0,349 valid 15 9 16 16 0,38 C
7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 22 17,409 0,688 0,313 5,420 16,563 0,232 0,349 tidak 12 10 16 16 0,13 J
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 23 18,217 0,719 0,281 5,420 16,563 0,488 0,349 valid 15 8 16 16 0,44 B
31 32 0,97 Mudah Buang
26 32 0,81 Mudah Pakai
19 32 0,59 Sedang Pakai
9 32 0,28 Sukar Buang
20 32 0,63 Sedang Pakai
24 32 0,75 Mudah Pakai
22 32 0,69 Sedang Buang
23 32 0,72 Mudah Pakai
90
Nomor Soal
9 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 17 18,765 0,531 0,469 5,420 16,563 0,433 0,349 valid 11 6 16 16 0,31 C
10 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 23,200 0,156 0,844 5,420 16,563 0,527 0,349 valid 5 0 16 16 0,31 C
11 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 18 18,000 0,563 0,438 5,420 16,563 0,301 0,349 tidak 11 7 16 16 0,25 C
12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 29 16,517 0,906 0,094 5,420 16,563 -0,026 0,349 Tidak 14 15 16 16 -0,06 J
13 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 22,000 0,188 0,813 5,420 16,563 0,482 0,349 valid 5 1 16 16 0,25 C
14 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 12 16,917 0,375 0,625 5,420 16,563 0,051 0,349 Tidak 6 6 16 16 0,00 J
15 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 17 19,059 0,531 0,469 5,420 16,563 0,490 0,349 valid 12 5 16 16 0,44 B
16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 19 18,684 0,594 0,406 5,420 16,563 0,473 0,349 valid 14 5 16 16 0,56 B
17 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 11 15,818 0,344 0,656 5,420 16,563 -0,099 0,349 Tidak 4 7 16 16 -0,19 J
18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 20 18,600 0,625 0,375 5,420 16,563 0,485 0,349 valid 13 7 16 16 0,38 C
17 32 0,53 Sedang Pakai
5 32 0,16 Sukar Pakai
18 32 0,56 Sedang Buang
29 32 0,91 Mudah Buang
6 32 0,19 Sukar Pakai
12 32 0,38 Sedang Buang
17 32 0,53 Sedang Pakai
19 32 0,59 Sedang Pakai
11 32 0,34 Sedang Buang
20 32 0,63 Sedang Pakai
91
Nomor Soal
19 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 10 16,100 0,313 0,688 5,420 16,563 -0,058 0,349 tidak 4 6 16 16 -0,13 J
20 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 10 19,900 0,313 0,688 5,420 16,563 0,415 0,349 valid 7 3 16 16 0,25 C
21 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8 21,625 0,250 0,750 5,420 16,563 0,539 0,349 valid 6 2 16 16 0,25 C
22 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 13 19,231 0,406 0,594 5,420 16,563 0,407 0,349 valid 10 3 16 16 0,44 B
23 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 18 18,833 0,563 0,438 5,420 16,563 0,475 0,349 valid 14 4 16 16 0,63 B
24 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 14 19,286 0,438 0,563 5,420 16,563 0,443 0,349 valid 11 3 16 16 0,50 B
25 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 13 17,077 0,406 0,594 5,420 16,563 0,079 0,349 tidak 7 6 16 16 0,06 J
26 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 17 17,882 0,531 0,469 5,420 16,563 0,259 0,349 tidak 11 6 16 16 0,31 C
27 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 15 19,067 0,469 0,531 5,420 16,563 0,434 0,349 Valid 10 5 16 16 0,31 C
28 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 8 21,250 0,250 0,750 5,420 16,563 0,499 0,349 valid 6 2 16 16 0,25 C
10 32 0,31 Sedang Buang
10 32 0,31 Sedang Pakai
8 32 0,25 Sukar Pakai
13 32 0,41 Sedang Pakai
18 32 0,56 Sedang Pakai
14 32 0,44 Sedang Pakai
13 32 0,41 Sedang Buang
17 32 0,53 Sedang Buang
15 32 0,47 Sedang Pakai
8 32 0,25 Sukar Pakai
92
Nomor Soal
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,000 1,000 5,420 16,563 0,349 valid 0 0 16 16 0,00 J
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 21 18,381 0,656 0,344 5,420 16,563 0,464 0,349 valid 13 8 16 16 0,31 C
31 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 6 15,000 0,188 0,813 5,420 16,563 -0,138 0,349 tidak 2 4 16 16 -0,13 J
32 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 15 19,733 0,469 0,531 5,420 16,563 0,550 0,349 valid 12 3 16 16 0,56 B
33 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14 19,786 0,438 0,563 5,420 16,563 0,525 0,349 valid 10 4 16 16 0,38 C
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 20 18,850 0,625 0,375 5,420 16,563 0,545 0,349 valid 13 7 16 16 0,38 C
0 32 0,00 Sukar Buang
21 32 0,66 Sedang Pakai
6 32 0,19 Sukar Buang
15 32 0,47 Sedang Pakai
14 32 0,44 Sedang Pakai
20 32 0,63 Sedang Pakai
Y
Y^2
29 26 23 23 23 22 20 23 18 21 21 17 17 19 17 18 16 16 16 12 15 12 11 11 14 11 12 12 11 8 7 9 530 16,56
841 676 529 529 529 484 400 529 324 441 441 289 289 361 289 324 256 256 256 144 225 144 121 121 196 121 144 144 121 64 49 81 9718 303,69
Reliabilitas r11 = 0,732 rtabel=0,349
93 Lampiran 7
Kisi – Kisi Soal Penelitian Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok
: SMA Negeri 1 Kradenan : Fisika : XI/1 : Getaran Pegas
No
Idikator
Jenjang C1
1.
Mendeskripsikan
hukum
-
C2 1,3
C3
C4
C5
C6
2
-
-
-
Hooke. 2.
Menganalisis
konstanta
14
12
13
9
-
-
dan
4
6
5,7
-
-
-
Menganalisis
simpangan,
-
11
8,10
-
-
-
kecepatan,
percepatan 16
-
17
15
-
-
-
19,20
-
18
-
-
3
7
7
3
0
0
pengganti pada pegas yang disusun seri dan paralel. 3.
Menentukan
periode
frekuensi getaran. 4.
dan
getaran. 5.
Menganalisis beda fase fungsi sinusoidal getaran.
6.
Menganalisis
energi
potensial, energi kinetik, dan energi mekanik pada getaran. Jumlah Soal
94 Lampiran 8
SOAL PENELITIAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas/ Semester : XI/ 1 Waktu : 30 menit Petunjuk: Berilah tanda silang (X) salah satu jawaban yang paling benar pada lembar jawab soal! 1. Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan hukum Hooke … a.
d.
F
F
ΔL
b.
ΔL
e.
F
F
ΔL
ΔL
F
c.
ΔL
2. Suatu beban 100 gram digantungkan pada sebuah pegas. Jika pegas bertambah panjang 0,5 cm, maka konstanta pegas adalah ... . a. 100 N/m
d. 500 N/m
b. 150 N/m
e. 1.000 N/m
c. 200 N/m 3. Apa maksud tanda negatif dari persamaan hukum Hooke.... a. arah gaya pegas berlawanan dengan arah simpangannya. b. arah gaya pegas searah dengan arah simpangannya.
95
c.
arah kecepatan berlawanan dengan arah simpangannya.
d. arah kecepatan searah dengan arah simpangannya. e. tidak memiliki arti. 4. Gerak bolak-balik suatu benda melewati titik kesetimbangannya disebut.... a. gelombang
d. gerak linear
b. getaran
e. frekuensi
c. regangan 5. Suatu pegas yang diberi beban 40 gram dan mempunyai konstanta pegas 4 π2 N/m, jika digetarkan, akan mempunyai periode ... . a. 0,1 s
d. 0,4 s
b. 0,2 s
e. 0,5 s
c. 0,3 s 6. Agar periode pegas tetap, maka variasi massa dan konstanta pegas adalah ... . (1) massa dijadikan 2 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula (2) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula (3) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 4 kali semula (4) massa dijadikan 16 kali semula, konstanta pegasnya dijadikan 4 kali semula Daripernyataan di atas yang benaradalah.... a. (1), (2), dan (3)
d. (4) saja
b. (1) dan (3)
e. semuabenar
c. (2) dan (4)
96
7. Pada percobaan getaran harmonik, diperoleh getaran sebanyak 10 kali selama 3 detik. Berapakah besar periode getaran tersebut .... a. 0,1 detik
c. 0,3 detik
b.0, 2 detik
d. 0,4 detik
e. 0,5 detik
8. Jika pegas yang bergetar harmonis mempunyai amplitudo 8 cm dan periode 2π s, maka percepatan maksimum getarannya adalah ... . a. 8.10-2 m/s2
d. 1.10-2 m/s2
b. 4.10-2 m/s2
e. 8.10-3 m/s2
c. 2.10-2 m/s2 9. Suatu pegas melakukan getaran harmonis sederhana dengan amplitudo 6 cm. Berapakah besarnya simpangan pada waktu t=2 detik dan ω=π/6 rad/s ... . a. 3 √2 cm
d. 2√3 cm
b. ½ √3 cm
e. 3√3 cm
c. √3 cm 10. Sebuah titik bergetar dengan periode 1,20 detik dan amplitudo 3,6 cm. Pada saat t = 0 detik, titik itu melewati titik kesetimbangannya kearah atas, maka simpangannya pada saat t = 0,1 detik adalah .... a. 1,8 cm
d. 0,5 cm
b. 0 cm
e. 1,5 cm
c. 1 cm 11. Saat amplitudo getaran harmonis dijadikan ½ kali semula, maka kecepatan maksimumnya menjadi ... .
a. ¼ kali semula
d. 2 kali semula
b. ½ kali semula
e. 4 kali semula
97
c. tetap 12. Jika dua buah pegas disusun seri maka ... a. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 = F2 b. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 + F2 c. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 + F2 d. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 = F2 e. ∆xseri = 0 dan Fseri = F1 + F2 13. Dua buah pegas masing-masing memiliki konstanta k1= 500 N/m dan k2 = 125 N/m dipasang seri, maka konstanta penggantinya adalah... a. 100 N/m
d. 325 N/m
b. 200 N/m
e. 400 N/m
c. 625 N/m 14. Berikut ini konstanta pengganti untuk pegas yang disusun paralel adalah ... d.
d.
e. k = k + k + ....
e.
f. 15. Perbandingan konstanta pengganti dua buah sistem pegas yang masingmasing terdiri atas dua buah pegas yang identik, dengan susunan seri dan paralel adalah ... . a. 1 : 1
d. 2 : 3
b. 1 : 2
e. 2 : 5
c. 1 : 4
98
16. Berapakah sudut fase getaran saat t=1 detik dan periode getaran 2 detik .. d. π
d. π/2
e. 2π
e. π/3
f. 3π 17. Dua buah titik melakukan gerak harmonik sederhana pada suatu garis lurus. Mula-mula kedua titik berangkat dari titik keseimbangan dengan arah yang sama. Jika periode masing-masing titik setelah bergerak selama
1 1 s dan s, maka beda fase kedua 10 12
1 s adalah ... . 3
a.
1 7
d.
1 2
b.
1 6
e.
2 3
c.
1 3
18. Sebuah pegas bila diberi beban yang massanya 1 kg meregang 1 cm. Beban ditarik vertical kebawah dan bila dilepaskan bergetar harmonis. Pada saat energi potensialnya 20 joule, pegas itu meregang dari kedudukan setimbang sebesar .... a. 0,1 meter
d. 0,3 meter
b. 0,13 meter
e. 0,4 meter
c. 0,2 meter
99
19. Apabila Ek menyatakan energi kinetik, Ep menyatakan energi potensial, dan Em energi mekanik suatu getaran, maka saat simpangan getaran maksimum .... a. Ek = Em dan Ep = 0
d. Ek = 1/2 Ep
b. Ek = 0 dan percepatannya nol
e. Ek = 0, Ep = Em
c. Ek = Ep = 1/2 Em 20. Energi mekanik getaran harmonis selalu berbanding .... a. terbalik dengan kuadrat amplitudonya b. terbalik dengan periodenya c. lurus dengan kuadrat amplitudonya d. lurus dengan kuadrat periodenya e. lurus dengan amplitudonya
100 Lampiran 9
PEDOMAN OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF Aspek
Indikator penilaian
• Kehadiran siswa dalam setiap pertemuan • Menggunakan dan merapikan alat • Melaporkan tugas 2. Kerjasam • Partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok a • Dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok, penyusunan laporan, dan presentasi • Keaktifan dalam meberikan ide dan realisasi ide, penyusunan laporan, dan strategi presentasi 3. Kreatifitas • Kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli • Kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah • Kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari kebanyakan orang. 1. Tanggung jawab
RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF •
Tanggung Jawab 3 : Ketiga indikator terpenuhi 2 : Terdapat dua indikator yang terpenuhi 1 : Hanya salah satu indikator yang terpenuhi
•
Kerjasama 3 : Ketiga indikator terpenuhi 2 : Terdapat dua indikator yang terpenuhi 1 : Hanya salah satu indikator yang terpenuhi
•
Kreatifitas 3 : Ketiga indikator terpenuhi 2 : Terdapat dua indikator yang terpenuhi 1 : Hanya salah satu indikator yang terpenuhi
101 Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF Waktu
:
Kelas
:
No
Nomor Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah (%)
Aspek Penilaian Tanngung Jawab Kreativitas 1 2 3 1 2 3
Kerjasama 1 2 3
102
Aspek Penilaian 1. Berkomunikasi dengan teman
Kriteria Penilaian 3 : Sering berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan
Lampiran 11
PEDOMAN OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK
2 : Sering berkomunikasi dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. 2. Menggunakan praktikum
alat
1 : Jarang berkomunikasi dengan teman. 3 : Menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan. 2 : Menggunakan alat tidak sesuai prosedur tetapi selalu merapikan alat setelah digunakan.
3. Ketepatan waktu
1 : Menggunakan alat tidak sesuai prosedur dan jarang merapikan alat setelah digunakan. 3 : Menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. 2 : Menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur. 1 : Menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur.
Keterangan : Sangat Baik (3), Baik (2), Kurang Baik (1)
102
103
103
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK Waktu
:
Kelas
:
No
Nomor Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah (%)
Aspek Penilaian Tanngung Jawab Kreativitas 1 2 3 1 2 3
Kerjasama 1 2 3
104 Lampiran 13
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 01 Kelompok
:
Anggota
: 1. 2. 3.
A. Standar kompetensi dalam B. Kompetensi dasar gerak
: 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya cakupan mekanika benda titik. : 1.3. Menganalisis hubungan antara getaran. 1.4. Menganalisis pengaruh elastisitas bahan.
gaya
gaya dengan pada
sifat
C. Tujuan 1. Mencari konstanta pegas tunggal. 2. Membuktikan hukum Hooke. D. Alat dan Bahan 1. Pegas. 2. Beban/bandul. 3. Mistar. E. Langkah Kerja 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai Gambar 1. Pegas tunggal. 2. Ukurlah panjang pegas tergantung tanpa beban. 3. Pasanglah beban pada ujung pegas. 4. Ukurlah kembali panjang pegas setelah diberi beban. 5. Ulangi langkah 1-4 dengan massa beban yang berbeda. Gambar 1. Pegas 6. Masukan data dalam tabel yang tersedia. Tunggal
F. Data Pengukuran Massa
L0
L1
105
*Ket :
L0 = panjang pegas tanpa beban. L1 = panjang pegas setelah diberi beban.
G. Analisis Data 1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel yang tersedia. 2. Hitunglah gaya berat (F=W=m.g) tiap massa kemudian isikan dalam tabel yang tersedia. 3. Mencari perubahan panjang (ΔL=L1 - L0) kemudian isikan dalam tabel yang tersedia. L1 (m) F (N) ΔL (m) Massa (kg) L0 (m)
4. Gambarlah grafik hubungan ΔL terhadapF pada tempat yang disediakan. Grafik hubungan ΔL terhadap F
5. Hitunglah konstanta pegas dari gadien grafik tersebut.
106
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 02 Kelompok
:
Anggota
: 1. 2. 3.
A. Standar kompetensi dalam B. Kompetensi dasar gerak
: 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya cakupan mekanika benda titik. : 1.3. Menganalisis hubungan antara getaran. 1.5. Menganalisis pengaruh elastisitas bahan.
gaya
gaya dengan pada
sifat
C. Tujuan 1. Mencari konstanta pegas pengganti yang disusun seri. 2. Mencari konstanta pegas pengganti yang disusun paralel. D. Alat dan Bahan 1. Pegas. 2. Beban/bandul. 3. Mistar.
Gmbar2. Pegas seri
E. Langkah Kerja Pegas Disusun Seri 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai gambar dibawah ini. 2. Gunakanlah isolasi untuk menghubungkan masingmasing pegas serta beban. 3. Ukurlah panjang pegas masing-masing dan panjang pegas total saat sistem pegas tergantung tanpa beban. 4. Pasanglah beban pada ujung pegas. 5. Ukurlah kembali panjang pegas total setelah diberi beban. 6. Ukurlah pula panjang masing-masing pegas setelah diberi beban. 7. Ulangi langkah 1-6 dengan massa beban yang berbeda.
107
8. Masukan data pada tabel yang tersedia. Pegas Disusun Paralel 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai gambar dibawah ini. 2. Gunakanlah isolasi dan batang kayu untuk menghubungkan masing-masing pegas. 3. Ukurlah panjang pegas maing-masing dan panjang pegas total saat sistem pegas tergantung tanpa beban. 4. Pasanglah beban pada ujung pegas. 5. Ukurlah kembali panjang pegas total setelah diberi beban. 6. Ukurlah pula panjang masing-masing pegas setelah diberi beban. 7. Ulangi langkah 1-6 dengan massa beban yang berbeda. 8. Masukkan data dalam tabel yang tersedia. Gambar 3. Pegas paralel
F. DataPengukuran Seri Massa L0
Paralel Massa
Pegas 1 L1
L0
Paralel L0
Seri
Pegas 2 L1
Pegas 1 L1
L0
L0
L1
Pegas 2 L1
L0
L1
108
*Ket :
L0 = panjang pegas sebelum diberi beban. L1 = panjang pegas setelah diberi beban.
G. Analisis Data Pegas Disusun Seri 1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel yang tersedia. 2. Hitunglah gaya berat (F=W=m.g) tiap massa kemudian isikan dalam tabelyang tersedia. 3. Mencari perubahan panjang (ΔL=L1 - L0) kemudian isikan dalam tabelyang tersedia. L1 (m) F (N) ΔL (m) Massa (kg) L0 (m)
4. Gambarlah grafik hubungan ΔL terhadapF pada tempat yang disediakan. Grafik hubungan ΔL terhadap F
5. Hitunglah konstanta pegas dari gradien grafik tersebut..
109
6. Bagaimanakah hubungan konstanta pengganti pegas seri dengan konstanta pegas masing-masing?
110
Pegas Disusun Paralel 1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel yang tersedia. 2. Hitunglah gaya berat (F=W=m.g) tiap massa kemudian isikan dalam tabelyang tersedia. 3. Mencari perubahan panjang (ΔL=L1 - L0) kemudian isikan dalam tabelyang tersedia. L1 (m) F (N) ΔL (m) Massa (kg) L0 (m)
4. Gambarlah grafik hubungan ΔL terhadapF pada tempat yang disediakan. Grafik hubungan ΔL terhadap F
5. Hitunglah konstanta pegas dari grafik tersebut..
6. Bagaimanakah hubungan konstanta pengganti pegas paralel dengan konstanta pegas masing-masing?
111
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 03 Kelompok
:
Anggota
: 1. 2. 3.
A. Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. B. Kompetensi dasar : 1.3. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran. 1.6. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan. C. Tujuan Mencari konstanta pegas tunggal. D. Alat dan Bahan 1. Pegas. 2. Beban/bandul. 3. Mistar. 4. Stopwatch. E. Langkah Kerja 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai gambar sistem pegas tunggal dibawah ini. 2. Biarkan hingga beban menjadi seimbang (diam). 3. Tarik bandul pada simpangan 5 cm. 4. Lepaskan beban sehingga beban bergerak bolakbalik. 5. Hitunglah waktu yang diperlukan beban dari keadaan diam (saat Gambar 4. dilepaskan) sampai Pegastunggal bergerak bolak-balik melalui titik setimbang sebanyak 10 kali. 6. Isikan data pada tabel data pegas tunggal. 7. Ulangi langkah 4-7 sebanyak 3 kali.
112
8. Ulangi langkah 4-8 dengan massa beban yang berbeda.
F. DataPengukuran Massa
n
*Ket : n = jumlah getaran. t2 = waktu percobaan kedua.
t1
t2
t3
t1 = waktu percobaan pertama. t3 = waktu percobaan ketiga.
G. Analisis Data 1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel yang tersedia. 2. Mencari waktu rata-rata (trat = t1 + t2 + t3 /3) kemudian isikan dalam tabel. 3. Mencari periode rata-rata ( Trat = trat /n) kemudian isikan dalam tabel. Massa (kg)
n
t1 (s)
t2 (s)
t3 (s)
trat (s)
Trat (s)
4. Mencari besar konstanta pegas masing-masing beban (k = T2 m /4π2), isikan dalam tabel. Konstanta percobaan pertama
Konstanta percobaan kedua
Konstanta percobaan ketiga
113
5. Mencari besar konstanta pegas rata-rata. k rat = k1 + k2 + k3 /3
114 Lampiran 14
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) 01 Kelompok
:
Sistem Seri 1.
Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem?
2.
Apakah gaya yang dilakukan oleh pegas 1, pegas 2, dan oleh sistem pegas seri sama besarnya?
3.
Bagaimana hubungan gaya sistem (Fseri) tersebut dengan gaya pada masingmasing pegas (F1 dan F2)?
4.
Berapakah pertambahan panjang yang dialami pegas 1 dan pegas 2?
5.
Berapakah pertambahan panjang yang dialami sistem pegas yang disusun seri?
6.
Apakah pertambahan panjang pegas 1, pegas 2, dan sistem pegas seri besarnya sama?
7.
Bagaimanakah
hubungan
pertambahan
panjang
sistem
(∆xseri)
dengan
pertambahan panjang masing-masing pegas (∆x1 dan ∆x2)? 8.
Dari hubungan pertambahan panjang dan hubungan gaya diatas, carilah konstanta pengganti pada sistem pegas disusun seri?
115
Sistem Paralel 1.
Berapakah pertambahan panjang yang dialami pegas 1 dan pegas 2?
2.
Berapakah pertambahan panjang yang dialami sistem pegas yang disusun paralel?
3.
Apakah pertambahan panjang pegas 1, pegas 2, dan sistem pegas paralel besarnya sama?
4.
Bagaimanakah hubungan pertambahan panjang sistem (∆xparalel) dengan pertambahan panjang masing-masing pegas (∆x1 dan ∆x2)?
5.
Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem pegas paralel?
6.
Apakah gaya yang dilakukanoleh pegas 1, oleh pegas 2, dan oleh sistem pegas paralel sama besarnya?
7.
Bagaimana hubungan gaya sistem (Fparalel) tersebut dengan gaya pada masingmasing pegas (F1 dan F2)?
8.
Dari hubungan pertambahan panjang dan hubungan gaya diatas, carilah konstanta
pengganti
pada
sistem
pegas
disusun
paralel?
116
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) 02 Kelompok
:
Perode dan Frekuensi Getaran 1. Bagaimanakah persamaan yang menunjukan hukum Hooke? 2. Bagaimanakah persamaan hukum kedua Newton? 3. Dari persamaan hukum Hooke dan hukum kedua Newton, carilah percepatan getaran pegas? 4. Perhatikan gambar yang ditampilkan layar! 5. Gambar tersebut adalah simulasi lintasan beban yang bergetar mengikuti kurva sinusoidal, bagaimanakah persamaan simpangannya? 6. Turunkan persamaan simpangan tersebut sehingga diperoleh kecepatan dan percepatan getaran? 7. Bagaimanakah hubungan percepatan getaran dan simpangan getaran? 8. Dari kedua persamaan percepatan (jawaban no.3 dan no.7), carilah persamaan periode getaran? 9. Bagaimanakah persamaan frekuensi getaran?
117
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) 03 Kelompok
:
Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase 1. Apa yang dimaksud sudut fase, fase, dan beda fase? 2. Bagaimana persamaan sudut fase, fase, dan beda fase? 3. Bagaimana dua titik dikatakan sefase? bagaimana pula dikatakan berlawanan fase? 4. Energi potensial adalah energi yang bergantung pada posisi, bagaimanakah energi potensial yang dimiliki oleh pegas yang bergetar? 5. Secara umum energi kinetik dinyatakan oleh persamaan Ek = ½ m v2, turunkanlah menjadi variabel k, A, ω, dan t? 6. Energi mekanik adalah energi total (jumlah energi potensial dan energi kinetik) yang bekerja pada sistem pegas, carilah persamaannya?
118 Lampiran 15
ANGKET PENGARUH LAWAN JENIS PADA KELOMPOK BELAJAR SISWA SMA N 1 KRADENAN Nama
:
Jenis Kelamin
:
A. Berikan tanda (√) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan Anda! SL : Selalu (Jika dilakukan 91% - 100%) SR : Sering (Jika dilakukan 51% - 90%) KK: Kadang – Kadang ( Jika dilakukan 1% - 50%) TP : Tidak Pernah ( Jika sama sekali tidak dilakukan atau 0%) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14.
Pernyataan SL SR KK Saya mempersiapkan materi dan semua keperluan belajar fisika sebelum mengikuti pelajaran fisika. Saya merasa bosan pada saat pembelajaran fisika. Saya memperhatikan ketika guru mengajarkan materi fisika di kelas. Jika ada suatu materi yang tidak saya mengerti saat pembelajaran fisika, saya berusaha bertanya kepada guru. Saya mengajak teman saya bercerita pada saat pembelajaran fisika berlangsung. Saya mengerjakan sendiri tugas dari guru yang berkaitan dengan fisika. Saya merasa malas jika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan fisika. Saya kesulitan dalam mengerjakan soal fisika. Jika menemui kesulitan pada saat mengerjakan soal fisika, saya memilih diam tanpa bertanya kepada teman atau guru saya. Saya tidak mampu menyelesaikan soal-soal fisika. Guru memberikan jawaban yang membuat saya lebih mengerti jika saya mengajukan pertanyaan. Guru akan memberikan penjelasan kembali, apabila ada siswa yang belum jelas dalam memahami materi fisika. Guru saya menggunakan alat peraga baik langsung maupun mengunakan LCD dalam mengajar materi fisika. Guru saya melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan percobaan di laboratorium.
TP
119
15. Saya mengatur jadwal belajar fisika dengan teratur. B. Berikan tanda (√) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan Anda! No Pernyataan 1. Saya tidak bisa bekerjasama dengan lawan jenis. 2. Saya terganggu jika berada satu kelompok dengan lawan jenis. 3. Saya merasa nyaman bertukar pendapat tentang materi fisika dengan lawan jenis. 4. Saya merasa cemas saat berbicara dengan lawan jenis. 5. Jika ada suatu materi yang tidak saya mengerti saat pembelajaran fisika, saya suka bertanya kepada lawan jenis. 6. Saya lebih bersemangat saat belajar fisika bersama dengan lawan jenis. 7. Saya bersaing agar bisa melampaui kemampuan lawan jenis dalam prestasi fisika. 8. Saya tidak suka diperintah oleh lawan jenis. 9. Saya merasa malas jika mengerjakan soal-soal fisika bersama lawan jenis. 10. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih bertanggung jawab. 11. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih percaya diri. 12. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih serius mengerjakan tugas fisika. 13. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih teliti melakukan sesuatu. 14. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih kritis menghadapi permasalahan fisika. 15. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka memiliki banyak peralatan sekolah dan buku referensi. 16. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka rajin mengerjakan soal fisika. 17. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih cepat dalam memahami materi fisika.
Ya
Tidak
120 Lampiran 16
DAFTAR NILAI HASIL UTS KELAS XI IPA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Jml Rat n s s2
IPA 1 72,5 67,5 65 90 77,5 75 82,5 85 87,5 60 75 80 85 77,5 77,5 70 87,5 50 42,5 65 60 55 50 67,5 75 45 62,5 65 50
IPA 2 62,5 85 75 47,5 47,5 45 50 65 90 85 52,5 72,5 87,5 87,5 60 60 92,5 87,5 95 70 87,5 72,5 70 67,5 80 75 47,5 77,5 70 75 77,5 87,5 82,5 40 92,5 77,5 72,5 70 65
IPA 3 87,5 70 82,5 80 85 85 72,5 85 67,5 80 77,5 42,5 75 70 52,5 82,5 72,5 82,5 92,5 75 95 57,5 57,5 85 95 90 90 57,5 82,5 85 92,5 95 100 100 100 100 100 100 100 100
IPA 4 90 65 92,5 100 80 92,5 100 100 85 57,5 87,5 90 87,5 72,5 50 40 70 92,5 87,5 87,5 90 92,5 77,5 87,5 80 90 100 97,5 82,5 82,5 85 75 80 95 97,5 80 72,5 100 95
2002,5 69,05 29 13,25 175,61
2805 70,13 39 14,72 216,81
3300 82,50 40 14,62 213,75
3287,5 82,19 39 13,57 184,28
IPA 5 75 95 100 92,5 85 72,5 75 100 95 95 67,5 75 100 95 67,5 77,5 77,5 95 80 87,5 100 65 100 100 100 100 82,5 100 77,5 82,5 97,5 80 97,5 90 97,5 72,5 72,5 80 100 100 80 95 3677,5 87,56 42 11,36 129,01
IPA 6 57,5 65 70 97,5 55 42,5 70 67,5 95 70 67,5 80 82,5 90 80 95 80 75 72,5 67,5 72,5 52,5 75 87,5 95 87,5 87,5 80 82,5 87,5 62,5 77,5 87,5 85 60 30 60 80 72,5 67,5 92,5 3062,5 74,70 41 14,55 211,64
121 Lampiran 17
UJI HOMOGENITAS POPULASI Hipotesis: H0 = σ1 = σ 2 = σ 3 = σ 4 = σ 5 = σ 6 H1 = Tidak semua σ i sama, untuk i= 1, 2, 3, 4, 5, 6 Kriteria: H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel Pengujian Hipotesis: Kelas ΣX Xrat n s s2
IPA 1 2002,5 69,05 29 13,25 175,61
IPA2 2805 70,13 39 14,72 216,81
IPA3 3300 82,50 40 14,62 213,75
IPA4 3287,5 82,19 39 13,57 184,28
IPA5 3677,5 87,56 42 11,36 129,01
IPA6 3062,5 74,70 41 14,55 211,64
Dilakukan perhitungan: Fhitung =
= 1,68
Pada α = 5% dengan dk pembilang = 41-1 = 40 dan dk penyebut = 42-1 = 41 diperoleh Ftabel sebesar 1,69 (Arikunto, 2006:368). Kesimpulan:
H0Daerah penerimaan H0
68
Karena Fhitung < Ftabel maka data tersebut homogen.
,69
122 Lampiran 18
DAFTAR NILAI UTS SAMPEL
Kelas Putra NIS XPA PA-1 75
Kelas Putri NIS XPI PI-1 82.5
Kelas Campuran NIS XCA CA-1 85
PA-2
70
PI-2
65
CA-2
87,.5
PA-3
50
PI-3
80
CA-3
50
PA-4
92.5
PI-4
92.5
CA-4
95
PA-5
72.5
PI-5
45
CA-5
85
PA-6
77.5
PI-6
90
CA-6
57.5
PA-7
100
PI-7
100
CA-7
100
PA-8
100
PI-8
85
CA-8
92.5
PA-9
82.5
PI-9
95
CA-9
95
PA-10
100
PI-10
92.5
CA-10
72.5
PA-11
87.5
PI-11
92.5
CA-11
67.5
PA-12
90
PI-12
65
CA-12
77.5
PA-13
100
PI-13
100
CA-13
97.5
PA-14
97.5
PI-14
75
CA-14
100
PA-15
90
PI-15
100
CA-15
95
PA-16
62.5
PI-16
87.5
CA-16
95
PA-17
87.5
PI-17
80
CA-17
97.5
PA-18
67.5
PI-18
95
CA-18
45
Jumlah
1502.5
Jumlah
1522.5
Jumlah
1482.5
Rata2
83.47
Rata2
84,58
Rata2
82.36
S S2
14.49 209,96
S S2
14,21 201,92
S S2
16.84 283.66
123
124
Lampiran 19
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS KELAS PUTRA Hipotesis: H0 = Data berdistribusi normal H1 = Data tidak berdistribusi normal Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
χ² = ∑
(f₀ - fh)² fh
Data Kelas Nilai maksimal = Nilai minimal = Rentang = Panjang kelas = Banyak kelas =
100 50 50 10 6
Rata-rata S N
Batas Kelas
Nilai Z
Peluang untuk Z
50-59
49,5
-2,35
0,4906
60-69
59,5
-1,65
70-79
69,5
80-89
79,5
90-99 100-109
Kelas Interval
= = =
83,47 14,49 18
fh
f0
χ²
0,0401
0,7218
1
0,11
0,4505
0,119
2,142
2
0,01
-0,96
0,3315
0,2251
4,0518
4
0,00
-0,27
0,1064
0,0564
1,0152
3
3,88
89,5
0,42
0,1628
0,2037
3,6666
4
0,03
99,5
1,11
0,3665
0,0976
1,7568
4
2,86
109,5
1,80
0,4641 χ²
6,89
d
Untuk α= 5%, dengan dk= 6-1= 5 diperoleh χ² tabel = 11,1 (Sugiyono, 2008: 334) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
6,89
11,1
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
125
Lampiran 20
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS KELAS PUTRI Hipotesis: H0 = Data berdistribusi normal H1 = Data tidak berdistribusi normal Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
χ² = ∑
(f₀ - fh)² fh
Data Kelas Nilai maksimal = Nilai minimal = Rentang = Panjang kelas = Banyak kelas =
Kelas Interval 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94 95-104
100 45 55 10 6
Rata-rata S N
Batas Kelas
Nilai Z
Peluang untuk Z
44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5 104,5
-2,87 -2,17 -1,46 -0,76 -0,05 0,65 1,35
0,4979 0,485 0,4279 0,2764 0,0199 0,2422 0,4115
= = =
84,58 14,21 18
d
fh
f0
χ²
0,0129 0,0571 0,1515 0,2565 0,2223 0,1693
0,2322 1,0278 2,727 4,617 4,0014 3,0474
1 0 2 4 5 6
2,54 1,03 0,19 0,08 0,25 2,86
χ²
6,95
Untuk α= 5%, dengan dk= 6-1= 5 diperoleh χ² tabel = 11,1(Sugiyono, 2008: 334) Kesimpulan:
Daerah penerimaan
6,951,
11,11
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
126 Lampiran 21
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS KELAS CAMPURAN Hipotesis: H0 = Data berdistribusi normal H1 = Data tidak berdistribusi normal Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:
χ² = ∑
(f₀ - fh)² Fh
Data Kelas Nilai maksimal = Nilai minimal = Rentang = Panjang kelas = Banyak kelas =
100 45 55 10 6
Rata-rata S N
= = =
Batas Kelas
Nilai Z
Peluang untuk Z
d
fh
f0
χ²
45-54
44,5
-2,22
0,4868
0,0384
0,6912
2
2,48
55-64 65-74 75-84 85-94 95-104
54,5 64,5 74,5 84,5 94,5
-1,63 -1,04 -0,44 0,15 0,75
0,4484 0,3508 0,176 0,0596 0,2734
0,0976 0,1748 0,1164 0,2138 0,1365
1,7568 3,1464 2,0952 3,8484 2,457
1 2 2 4 6
0,33 0,42 0,00 0,01 5,11
104,5
1,34
0,4099 χ²
8,34
Kelas Interval
Untuk α= 5%, dengan dk= 6-1= 5 diperoleh χ² tabel = 11,1 (Sugiyono, 2008: 334) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
8,34
82,36 16,84 18
11,1
127 Lampiran 22
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
UJI ANALISIS VARIAN SAMPEL Kelas .nk
Putra 18
Putra 18
Campuran 18
Jumlah 54
ƩXk
1502,5
1522,5
1482,5
4507,5
2257506,25
2318006,25
2197806,25
6773318,75
125417,01
128778,13
122100,35
376295,49
ƩX2k ƩX2k/nk Hipotesis:
H0 = μ1 = μ2 = μ3 H1 = Tidak semua μ i sama, untuk i= 1, 2, 3 Kriteria: H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel Pengujian Hipotesis: Jumlah kuadrat total: JKT
= ƩX2T - (ƩXT)2/N = 6773318,75 - (4507,5)2/54 = 6773318,75 - 376251,04 = 6307067,71
Jumlah kuadrat kelompok: JKk
=Ʃ(Xk2/nk) - (ƩXT)2/N = 376295,49 - 376251,04 = 44,44
Jumlah Kuadrat dalam: JKd
= JKT - JKk = 6307067,71 - 44,44
128
= 6397023,26 Tabel ringkasan: Sumber
JK
db
MK
F
Kelompok (k)
JKk
k-1
JKk : dbk
MKk :Mkd
Dalam (d)
JKd
N-k
JKd : dbd
Total (T)
JKT
N-1
Sumber
JK
db
MK
44,44
2
22,22
Dalam (d)
6397023,26
51
125431,83
Total (T)
6307067,71
54
Kelompok (k)
Fhitung
0,0002
Pada α = 5% dengan dkk = 2 dan dkd = 51 diperoleh Ftabel sebesar 3,15 (Arikunto, 2006: 368) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
0,0002
3,15
Karena Fhitung < Ftabel maka data tersebut mempunyai varian yang tidak berbeda.
129 Lampiran 23
DAFTAR NAMA SISWA KELAS PUTRA No
Nama
NIS
1
Winar Dwi P
PA-1
2
Lanang Dhamar Djati
PA-2
3
Sonny Alfian
PA-3
4
Indra Tri Cahyono
PA-4
5
Handoko
PA-5
6
Gunawan
PA-6
7
Suwarno
PA-7
8
Andin Prasetyo
PA-8
9
Tio Dewantoro
PA-9
10
Nur Wakhid
PA-10
11
Deni A.S.
PA-11
12
Wahyu Febriana Islami
PA-12
13
Ahmad Faisal Murfi
PA-13
14
Rendi Setiya Budi
PA-14
15
Sean Rich Cheise Connery
PA-15
16
Heru Nugroho
PA-16
17
Mulyono
PA-17
18
Prasetyo Dwi Utowo
PA-18
130 Lampiran 24
DAFTAR NAMA SISWA KELAS PUTRI No
Nama
NIS
1
Della Ardana Yuliantika
PI-1
2
Ratna Devi Puspita R.
PI-2
3
Anti Nur Arsa Hayati
PI-3
4
Lestari Ningsih
PI-4
5
Jeni Retnawati
PI-5
6
Umi Choiriyah
PI-6
7
Nuri Nurmaya
PI-7
8
Nuryuana Dwi W.
PI-8
9
Muntayati
PI-9
10
Nugraheni
PI-10
11
Rahayu Widhiyawati
PI-11
12
Pitri Yuliasih
PI-12
13
Yesi Nanda Fitriyani
PI-13
14
Nanda Putri S.
PI-14
15
Nurul Fatimah
PI-15
16
Nur Ayomi
PI-16
17
Restu Diana
PI-17
18
Fatma Nur Fadilla
PI-18
131 Lampiran 25
DAFTAR NAMA SISWA KELAS CAMPURAN No
Nama
NIS
1
Azharia Arda K
CA-1
2
Lusiana Andreani
CA-2
3
Rizki Kurnia M.
CA-3
4
Ahmad Abdul Rois
CA-4
5
Cicik Maryani
CA-5
6
Eko Nugroho
CA-6
7
Bayu Saputra
CA-7
8
Yanuar Eka Candra
CA-8
9
Wahyuni
CA-9
10
Habik Setiawan
CA-10
11
Gita Faresa F
CA-11
12
Adik Rudiono
CA-12
13
Nais Volum S.
CA-13
14
Nur Hasiyah
CA-14
15
Aji Subekti
CA-15
16
Nikmatus Salamah
CA-16
17
Tito W.S.
CA-17
18
Della Wisnhu A.
CA-18
132 Lampiran 26
DAFTAR NILAI TES PENELITIAN Kelas Putra
Kelas Putri
Kelas Campuran
NIS
XPA
NIS
XPI
NIS
XCA
PA-1
60
PI-1
65
CA-1
65
PA-2
60
PI-2
60
CA-2
65
PA-3
55
PI-3
65
CA-3
60
PA-4
45
PI-4
70
CA-4
50
PA-5
45
PI-5
70
CA-5
50
PA-6
60
PI-6
70
CA-6
70
PA-7
50
PI-7
55
CA-7
40
PA-8
40
PI-8
40
CA-8
55
PA-9
75
PI-9
65
CA-9
75
PA-10
45
PI-10
65
CA-10
40
PA-11
50
PI-11
55
CA-11
45
PA-12
60
PI-12
60
CA-12
50
PA-13
50
PI-13
45
CA-13
25
PA-14
45
PI-14
45
CA-14
45
PA-15
85
PI-15
45
CA-15
60
PA-16
80
PI-16
85
CA-16
80
PA-17
80
PI-17
80
CA-17
65
PA-18
75
PI-18
75
CA-18
90
Jumlah
1060
Jumlah
1115
Jumlah
1030
Rata2
58.89
Rata2
61.94
Rata2
57.22
S
13.90
S
12.26
S
15.57
S2
193.21
S2
150.39
S2
242.28
133 Lampiran 27
UJI NORMALITAS DATA NILAI TES KELAS PUTRA Hipotesis: H0 = Data berdistribusi normal H1 = Data tidak berdistribusi normal Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: χ² = ∑
(f₀ - fh)² Fh
Data Kelas Nilai maksimal = Nilai minimal = Rentang = Panjang kelas = Banyak kelas = Kelas Interval
85 40 45 10 5
Rata-rata S N
Batas Kelas
Nilai Z
Peluang untuk Z
d
= = =
58,89 13,90 18
fh
f0
χ²
40-49
39,5
-1,39
0,4177
0,166
2,988
5
1,35
50-59
49,5
-0,68
0,2517
0,2357
4,2426
4
0,01
60-69
59,5
0,04
0,016
0,2604
4,6872
4
0,10
70-79
69,5
0,76
0,2764
0,1542
2,7756
2
0,22
80-89
79,5
1,48
0,4306
0,0555
0,999
3
4,01
89,5
2,20
0,4861 χ²
5,69
Untuk α= 5%, dengan dk= 5 -1 = 4 diperoleh χ² tabel = 9,49 (Sugiyono, 2008: 334) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
5,69
9,49
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
134 Lampiran 28
UJI NORMALITAS DATA NILAI TES KELAS PUTRI Hipotesis: H0 = Data berdistribusi normal H1 = Data tidak berdistribusi normal Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: χ² = ∑
(f₀ - fh)² Fh
Data Kelas Nilai maksimal = Nilai minimal = Rentang = Panjang kelas = Banyak kelas =
85 40 45 10 5
Rata-rata S N
Batas Kelas
Nilai Z
Peluang untuk Z
40-49
39,5
-1,83
50-59
49,5
60-69
= = =
d
fh
f0
χ²
0,4664
0,1226
2,2068
4
1,46
-1,01
0,3438
0,2645
4,761
2
1,60
59,5
-0,20
0,0793
0,1531
2,7558
6
3,82
70-79
69,5
0,62
0,2324
0,1912
3,4416
4
0,09
80-89
79,5
1,43
0,4236
0,0642
1,1556
2
0,62
89,5
2,25
0,4878 χ²
7,59
Kelas Interval
Untuk α= 5%, dengan dk= 5 -1 = 4 diperoleh χ² tabel = 9,49 (Sugiyono, 2008: 334) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
7,59
61,94 12,26 18
9,49
135 Lampiran 29
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
UJI NORMALITAS DATA NILAI TES KELAS CAMPURAN Hipotesis: H0 = Data berdistribusi normal H1 = Data tidak berdistribusi normal Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: (f₀ - fh)²
χ² = ∑
Fh Data Kelas Nilai maksimal = Nilai minimal = Rentang = Panjang kelas = Banyak kelas = Kelas Interval 25-34 35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94
90 25 65 10 7
Rata-rata S N
Batas Kelas
Nilai Z
Peluang untuk Z
24,5 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5
-2,10 -1,46 -0,82 -0,17 0,47 1,11 1,75
0,4821 0,4279 0,2939 0,0675 0,1808 0,3665 0,4599
94,5
2,39
0,4916
d 0,0542 0,134 0,2264 0,1133 0,1857 0,0934 0,0317
= = =
57,22 15,57 18
fh
f0
χ²
0,9756 2,4120 4,0752 2,0394 3,3426 1,6812 0,5706
1 2 5 3 4 2 1
0,00 0,07 0,21 0,45 0,13 0,06 0,32
χ² Untuk α= 5%, dengan dk= 7-1= 6 diperoleh χ² tabel = 12,59 (Sugiyono, 2008: 334) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
1,25
12,59
1,25
136
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
Lampiran 30
137
UJI HOMOGENITAS NILAI TES Hipotesis: H0 = σ1 = σ 2 = σ 3 H0 = Tidak semua σ i sama, untuk i= 1, 2, 3 Kriteria: H0 diterima apabila Fhitung< Ftabel PengujianHipotesis: Putra
Putri
Campuran
1060
1115
1030
58.89
61.94
57.22
18
18
18
13.90
12.26
15.57
193.21 s2 Dilakukan perhitungan:
150.39
242.28
Kelas ΣX XRat N S
Fhitung =
= 1,61
Pada α = 5% dengan dk pembilang = 18-1 = 17 dan dk penyebut= 18-1 = 17 diperoleh Ftabel sebesar 3,07 (Arikunto, 2006: 368) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
1,61
Karena Fhitung< Ftabel maka data tersebut homogen.
3,07
138 Lampiran 31
UJI ANALISIS VARIAN TES Kelas Putra Putri nk 18 18 ∑Xk 1060 1115 2 ∑X k 1123600 1243225 2 ∑X k/nk 62422,22 69068,06
Campuran 18 1030 1060900 58938,89
Hipotesis: H0 = μ1 = μ2 = μ3 H0 = Tidak semua μi sama, untuk i= 1, 2, 3 Kriteria: H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel Pengujian Hipotesis: Jumlah kuadrat total: JKT
= ƩX2T - (ƩXT)2/N = 3427725 - (3205)2/54 = 3427725 - 190222,69 = 3237502,31
Jumlah kuadrat kelompok: JKk
= ∑X2k/nk - (ƩXT)2/N = 190429,17 – 190222,69 = 206,48
Jumlah kuadrat dalam: JKd
= JKT
-
JKk
= 3237502,31 - 206,48 = 3237295,83
Jumlah 54 3205 3427725 190429,17
139
Tabel ringkasan: Sumber
JK
db
MK
F
Kelompok (k)
JKk
k-1
JKk : dbk
MKk :Mkd
Dalam (d)
JKd
N-k
JKd : dbd
Total (T)
JKT
N-1
Sumber Kelompok (k) Dalam (d)
JK 206,48 3237295,83
db 2 51
Total (T)
3237502,31
53
MK 103,24 63476,39
F 0,002
Pada α = 5% dengan dkk = 2 dan dkd = 51 diperoleh Ftabel sebesar 3,15 (Arikunto, 2006: 368) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
0,002
3,15
Karena Fhitung < Ftabel maka data tersebut mempunyai varians yang tidak berbeda.
140
Lampiran 32
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL TES ANTARA KELAS PUTRA DAN KELAS PUTRI Hipotesis: H₀ = μ₁ = μ₂ H₁ = μ₁ ≠ μ₂ Kriteria: H0 diterima apabila –ttabel < thitung < ttabel Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: x1 − x 2
t = s
Dimana,
s2 =
1 n1
+
1 n2
2
( n 1 − 1) s 1 + ( n 2 − 1) s 2 n1 + n 2 − 2
Sumber Jumlah N Rata-rata s² S
Kelas Putra 1060 18 58,89 193,21 13,9
2
Kelas Putri 1115 18 61,94 150,39 12,26
(18 - 1). 193,21 + (18 - 1).150,39 18 + 18 -2
s² = s =
5841,2 34
=
13,11
t =
58 , 89 − 61 , 94 1 1 13 ,11 + 18 18
=
-3,050 4,370
=
-0,698
Pada α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t tabel sebesar 2,042 (Arikunto, 2006: 363) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
-2,042
-0,698
2,042
=
171,8
141 Lampiran 33
Karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tes yang signifikan antara kelas putra dan kelas putri.
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL TES ANTARA KELAS PUTRA DAN KELAS CAMPURAN Hipotesis: H₀ = μ₁ ≤ μ₂ H₁ = μ₁ > μ₂ Kriteria: H0 diterima apabila –ttabel < thitung < ttabel Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: x1 − x 2
t =
1 1 + n1 n2
s
Dimana, 2
s2 =
( n 1 − 1) s 1 + ( n 2 − 1) s 2 n1 + n 2 − 2
Sumber Jumlah N Rata-rata s² S
Kelas Putra 1060 18 58,89 193,21 13,9
t =
Kelas Campuran 1030 18 57,22 242,28 15,57
(18 - 1). 193,21 + (18 - 1).242,28 18 + 18 -2
s² = s =
2
=
7403,33 34
14,77
58 , 89 − 57 , 22 14 , 77
1 1 + 18 18
=
1,670
=
0,339
4,919
Pada α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t tabel sebesar 2,042 (Arikunto, 2006: 363) Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
-2,042
0,339
2,042
=
217,74
142 Lampiran 34
Karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tes yang signifikan antara kelas putra dan kelas campuran.
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA HASIL TES ANTARA KELAS PUTRI DAN KELAS CAMPURAN Hipotesis: H₀ = μ₁ ≤ μ₂ H₁ = μ₁ > μ₂ Kriteria: H0 diterima apabila –ttabel < thitung < ttabel Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: x1 − x 2
t = s
1 n1
+
1 n2
Dimana, 2
s2 = Sumber Jumlah N Rata-rata s² S
Kelas Putri 1115 18 61,94 150,39 12,26
2
Kelas Campuran 1030 18 57,22 242,28 15,57
(18 - 1). 150,39 + (18 - 1).242,28 18 + 18 -2
s² = s =
( n 1 − 1) s 1 + ( n 2 − 1) s 2 n1 + n 2 − 2
6675, 34
=
14,01
61 , 94 − 57 , 22
4,72 = = 1,011 4,671 1 1 14 , 01 + 18 18 Pada α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t tabel sebesar 2,042 (Arikunto, 2006: 363) Kesimpulan:
t =
Daerah penerimaan H0
-2,042
1.011
2,042
=
196,34
143 Lampiran 35
Karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tes yang signifikan antara kelas putri dan kelas campuran.
PERHITUNGAN PERSENTASE KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL TES KELAS PUTRA Kriteria: Tuntas
= (%) ≥ 85%
Tidak tuntas
= (%) < 85%
Perhitungan: Jumlah siswa dengan nilai > 75 x 100 % Jumlah siswa 2 = x 100% 18 = 11,1 % Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas putra tidak mencapai ketuntasan belajar tes. (%) =
KELAS PUTRI Kriteria: Tuntas
= (%) ≥ 85%
Tidak tuntas
= (%) < 85%
Perhitungan: Jumlah siswa dengan nilai > 75 x 100 % Jumlah siswa 2 = x 100% 18 = 11,1 % Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas putri tidak mencapai ketuntasan belajar tes. (%) =
144
KELAS CAMPURAN Kriteria: Tuntas
= (%) ≥ 85%
Tidak tuntas
= (%) < 85%
Perhitungan: (%) = = =
Jumlah siswa dengan nilai > 75 Jumlah siswa 2 x 100% 18 16,7 %
x 100 %
Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas campuran tidak mencapai ketuntasan belajar tes.
145 Lampiran 36
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK KELAS PUTRA NIS
Berkomunikasi Menggunakan
Ketepatan
Jumlah
Alat
Waktu
Skor
PA-1
3
1
2
6
PA-2
3
3
2
8
PA-3
1
2
2
5
PA-4
2
3
3
8
PA-5
3
3
3
9
PA-6
1
2
3
6
PA-7
2
3
2
7
PA-8
3
2
2
7
PA-9
3
3
3
9
PA-10
2
3
2
7
PA-11
2
1
2
5
PA-12
2
3
1
6
PA-13
3
2
2
7
PA-14
3
3
1
7
PA-15
1
3
2
6
PA-16
3
3
1
7
PA-17
2
3
2
7
PA-18
2
3
2
7
Jumlah
40
49
39
128
146 Lampiran 37
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK KELAS PUTRI NIS
Berkomunikasi Menggunakan
Ketepatan
Jumlah
Alat
Waktu
Skor
PI-1
2
2
1
5
PI-2
3
1
1
5
PI-3
1
1
1
3
PI-4
2
1
2
5
PI-5
1
2
2
5
PI -6
3
2
2
7
PI -7
3
3
1
7
PI -8
2
2
2
6
PI -9
1
3
2
6
PI -10
2
2
2
6
PI -11
3
1
1
5
PI -12
3
1
3
7
PI -13
3
2
3
8
PI -14
2
2
2
6
PI -15
2
1
1
4
PI -16
3
2
1
6
PI -17
2
2
1
5
PI -18
3
3
2
8
Jumlah
41
33
30
104
147 Lampiran 38
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK KELAS CAMPURAN NIS
Berkomunikasi Menggunakan
Ketepatan
Jumlah
Alat
Waktu
Skor
CA -1
2
3
1
6
CA -2
2
3
1
6
CA -3
3
3
2
8
CA -4
3
2
3
8
CA -5
1
3
1
5
CA -6
1
2
3
6
CA -7
3
2
2
7
CA -8
2
3
3
8
CA -9
2
3
2
7
CA -10
1
3
3
7
CA -11
2
3
3
8
CA -12
2
3
3
8
CA -13
2
3
2
7
CA -14
3
3
2
8
CA -15
3
2
1
6
CA -16
3
3
1
7
CA -17
3
3
3
9
CA -18
2
2
3
7
Jumlah
41
45
37
123
148 Lampiran 39
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR AFEKTIF KELAS PUTRA NIS
Tanggung
Kerjasama
Kreatifitas
Jawab
Jumlah Skor
PA-1
3
2
2
7
PA-2
1
2
1
4
PA-3
1
3
2
6
PA-4
2
1
1
4
PA-5
2
3
2
7
PA-6
3
2
1
6
PA-7
2
2
2
6
PA-8
2
1
2
5
PA-9
2
3
1
6
PA-10
3
3
1
7
PA-11
3
1
3
7
PA-12
2
3
2
7
PA-13
2
1
3
6
PA-14
2
1
2
5
PA-15
2
2
1
5
PA-16
2
2
2
6
PA-17
3
1
1
5
PA-18
1
3
3
7
Jumlah
38
36
32
106
149 Lampiran 40
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR AFEKTIF KELAS PUTRI NIS
Tanggung
Kerjasama
Kreatifitas
Jawab
Jumlah Skor
PI-1
2
2
2
6
PI-2
2
1
2
5
PI-3
3
1
2
6
PI-4
2
2
2
6
PI-5
3
2
2
7
PI -6
1
3
3
7
PI -7
2
1
3
6
PI -8
3
3
2
8
PI -9
2
3
2
7
PI -10
1
2
3
6
PI -11
2
2
2
6
PI -12
3
2
2
7
PI -13
2
2
2
6
PI -14
3
3
3
9
PI -15
2
3
2
7
PI -16
2
2
2
6
PI -17
3
3
3
9
PI -18
2
2
2
6
Jumlah
40
39
41
120
150 Lampiran 41
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR AFEKTIF KELAS CAMPURAN NIS
Tanggung
Kerjasama
Kreatifitas
Jawab
Jumlah Skor
CA -1
2
3
2
7
CA -2
3
3
3
9
CA -3
3
3
1
7
CA -4
2
3
2
7
CA -5
2
2
2
6
CA -6
2
2
1
5
CA -7
2
2
3
7
CA -8
3
3
2
8
CA -9
3
3
2
8
CA -10
3
2
2
7
CA -11
2
2
2
6
CA -12
2
2
2
6
CA -13
3
2
3
8
CA -14
3
2
2
7
CA -15
2
2
1
5
CA -16
3
3
2
8
CA -17
3
3
2
8
CA -18
1
2
2
5
Jumlah
44
45
36
125
151 Lampiran 42
RINGKASAN HASIL UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF Hasil Perhitungan Hasil Belajar Psikomotorik Sumber
Putra dan Putri
Putra dan Campuran
Putri dan Campuran
thitung
3,02
0,47
1,82
ttabel
1,68
1,68
1,68
Kriteria
Berbeda
Tidak Berbeda
Berbeda
Hasil Perhitungan Hasil Belajar Afektif
Sumber
Putra dan Putri
Putra dan Campuran
Putri dan Campuran
thitung
2,28
3,65
0,93
ttabel
1,68
1,68
1,68
Kriteria
Berbeda
Berbeda
Tidak Berbeda
Lampiran 43
152
Lampiran 44
153
Lampiran 45
154
155 Lampiran 46
FOTO-FOTO PENELITIAN
156