Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Terakreditasi A SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014
Analisis Perbandingan Berita CNN dan Aljazeera (Studi Kasus: Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo)
Skripsi
Oleh Tegar Auzan Bachariputra 2012330130
Bandung 2017
Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Terakreditasi A SK BAN –PT NO: 451/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014
Analisis Perbandingan Berita CNN dan Aljazeera (Studi Kasus: Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo) Skripsi Oleh Tegar Auzan Bachariputra 2012330130
Pembimbing Sylvia Yazid, Ph.D
Bandung 2017
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
:
Nama
: Tegar Auzan Bachariputra
NPM
: 2012330130
Jurusan/Program Studi
: Ilmu Hubungan Internasional
Judul
: Analisis Perbandingan Berita CNN dan Aljazeera (Studi Kasus: Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukanlah merupakan karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik oleh pihak lain. Adapun karya atau pendapat pihak lain yang dikutip, ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku. Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila di masa yang akan datang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar.
Bandung, 13 Desember 2016
Tegar Auzan Bachariputra
ABSTRAK
Nama : Tegar Auzan Bachariputra NPM : 2012330130 Judul : Analisis Perbandingan Berita CNN dan Aljazeera (Studi Kasus: Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo)
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pembingkaian yang dilakukan CNN dan Aljazeera dalam memberitakan penembakan jurnalis Charlie Hebdo pada Januari 2015. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, “Bagaimanakah perbandingan dan analisis pemberitaan CNN dan Aljazeera dalam kasus penembakan jurnalis Charlie Hebdo?”, penelitian ini menggunakan konsep analisis pembingkaian yang dikemukakan oleh William A. Gamson dan Andre Modigliani. Konsep ini merupakan sebuah cara untuk mengetahui bagaimana perspektif media massa dalam menyeleksi isu dan menulis berita. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif-sekunder, di mana penelitian menggunakan berbagai bentuk data sekunder seperti dokumen, artikel, serta pemberitaan dari internet. Berbagai data tersebut diolah, diselaraskan, lalu disusun menjadi sebuah penelitian yang baik. Di dalam penelitian ini, penulis menemukan perbedaan pembingkaian yang dilakukan oleh CNN dan Aljazeera. CNN muncul dengan pembingkaian optimis mengenai Charlie Hebdo dan Prancis, sedangkan Aljazeera cenderung memberikan kritik dan penjelasan mengenai kondisi masyarakat serta Prancis. Hasil dari penelitian ini penting untuk menunjukkan bagaimana sebuah peristiwa diproses dan dibangun menjadi hal yang berbeda satu sama lain oleh media massa. Serta dapat memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa terdapat banyak aspek yang mempengaruhi penyampaian sebuah berita.
Kata kunci
: Aljazeera, analisis pembingkaian, Charlie Hebdo, CNN i
ABSTRACT
Name : Tegar Auzan Bachariputra NPM : 2012330130 Title : Comparative Analysis of CNN and Aljazeera News (Case Study: Charlie Hebdo Shooting)
This research was conducted to compare between CNN and Aljazeera’s frame in reporting Charlie Hebdo shooting in January 2015. In order to answer the research question, “How do comparison and analysis between CNN and Aljazeera reports in case of Charlie Hebdo shootings?”, this study used framing analysis concept by William A. Gamson and Andre Modigliani. This concept is a way to know how the mass media perspective in selecting issues and news writing. This study also used qualitative-secondary methods, which is using various forms of secondary data such as documents, articles, and news from the internet. Those various data are processed, aligned, and then compiled into a good research. In this research, researcher found differences frame done by CNN and Aljazeera. CNN appears to frame optimistic about Charlie Hebdo and France, while Aljazeera tends to give criticism and explanation of the conditions of the community as well as France itself. The results are important to show how an event is processed and built into different things from each other by the mass media. And can provide insight to the readers that there are many aspects that affect the delivery of a message.
Keywords
: Aljazeera, Charlie Hebdo, CNN, framing analysis. ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Berita CNN dan Aljazeera (Studi Kasus: Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo). Penelitian ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar akademik Strata-1 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Penelitian ini membandingkan pemberitaan yang dilakukan oleh CNN dan Aljazeera dalam kurung waktu satu tahun mengenai peristiwa penembakan jurnalis Charlie Hebdo pada Januari 2015. Perbandingan tersebut lalu dianalisa untuk mengetahui bagaimana sebuah berita dibentuk oleh masing-masing media massa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca dan penstudi Ilmu Hubungan Internasional yang tertarik dalam bidang Komunikasi Internasional dan Media Massa. Penulis meminta maaf atas kekurangan yang didapatkan dalam penelitian ini, baik mengenai cara penulisan maupun argumen yang kurang lengkap. Sekiranya penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang lain.
Bandung, 13 Desember 2016
Tegar Auzan Bachariputra
UCAPAN TERIMA KASIH Untuk Pak Chandra M. Bachari dan Ibu Nira Nirawati Soeharyana serta Iqlima Yasmin Bachariputri dan Kasyful Haq Bachariputra. Terima kasih atas semua dukungan yang telah kalian berikan, baik berupa moral maupun materi (uang kuliah yang berjuta-juta itu). Alhamdulillah, kakak udah lulus! Untuk Mbak Sylvia Yazid sebagai dosen pembimbing. Terima kasih atas kesabarannya membimbing mahasiswamu yang doyan bercanda ini. Terima kasih atas berbagai masukan, kebaikan, dan bantuannya. Terima kasih selalu menanyakan perkembangan Kota Cimahi. Terima kasih kepada Mbak Diandra, Mas Giandi, Mbak Nophie, dan seluruh dosen Hubungan Internasional Unpar. Terima kasih atas ilmu yang telah kalian berikan. Tak lupa Mbak Is yang sekarang pindah tempat kerja, terima kasih atas bantuannya selama ini, mbak! Terima kasih untuk Adinda S. Rakhmania & Utari S, Ghaisani, para sepupuku di Unpar. Akhirnya Manunggal 5 Cabang Ciumbuleuit lulus semua! Tak lupa buat Enin & Aki serta Pipi. Terima kasih atas kasih sayang untuk cucumu ini! Untuk Divisi Dokumentasi INAP FISIP Unpar, DocsHomblo (Asa Sabu, Azka Yasfa, Pandya Adhidarma, Rezzacastle, Rio Darmawan, Tiesa Kinanti, Undzhira Adzrani), KareDOCS (A’al Ula, Abhi Danisworo, Gilbert Timothy, Marguerite Afra, Nicky Nugroho, Svida Subandar, dan Widya Amalia) dan ParaDOCS (Anindya Amanda, Annisa Resmana, Athaya Maulia, Calvin Budianto, Derasya Anwar, Farandy N. Meiga, Farhan ‘Abas’ Muhamad, Febriyanthi Pingkan, Galuh Maharani, M. Iqbal Widyawan, Reitwi M. Putri, Reizka Dwidianto, Riga Ramadhan). Terima kasih telah memberikan sebuah identitas selama saya berkuliah. You Make The Story, We Save The History!
Untuk Divisi Penelitian dan Pengembangan HMPSIHI 2013-2014 & 2014-2015, Nadhila Renaldi, Diana Octary, Radhitya Diva Putra, Yuriano Augusta, Angelia Maria, Fadhilla Sandra, Dedek Nabela Dara, Nadya ‘Ambon’ Pattiasina, dan Ulibasa Theresia. Terima kasih telah memberikan pelajaran hidup yang jauh lebih berarti dari sekedar berorganisasi. Untuk Farhanisa Ridayani, Nadhira Sadiqah, dan Maria Dolorosa Victoria, those who always boost my mood. Terima kasih atas semua tawa, curhat, dan waktu yang tak terhitung, terutama saat tahun-tahun terakhir berkuliah. Thank you for making me your gay-friend. Terima kasih kepada Yudianti Putri Kinati atas kebaikan yang telah diberikan sejak semester satu hingga saat ini dan mungkin nanti. Makhluk cebol berlemak yang selalu dicari ketika kelas usai, diajak makan sampai malam, teman skip, teman gabut dan teman skripsiku. Tunggu gue di Jakarta, ayo kita melanjutkan petualangan dari wilayah gue ke wilayah lo! Untuk Divisi Kabaret PMKT XVIII, terima kasih telah menjadikan saya viral sebagai mahasiswa tak tahu malu yang hanya memakai celana renang warna biru saat Car Free Day di Dago! Untuk PERPEXAHAN yang sekarang sudah menjadi PERXATUAN, terima kasih sudah memberikan tempat nongkrong dan sarana tertawa yang baik. Terutama untuk Yudha Satrio Leksono dan Kharismo ‘Momo’, gue dan Yudit tunggu kelulusan lo berdua! Untuk Rizki Rahayuningrum, Vannisa Ayudiah, Tamara Tantarto, Catty Amalia, dan Tsaniya Faza, terima kasih sudah melatih otot jantungku. Dan untuk semua orang yang hilir mudik di dalam kehidupan saya selama empat setengah tahun terakhir yang tak mampu saya sebutkan, terima kasih.
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... vii DAFTAR GRAFIK DAN TABEL ..................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
1.2.
Identifikasi Masalah ................................................................................................ 3
1.2.1.
Deskripsi Masalah ............................................................................................ 3
1.2.2.
Pembatasan Masalah ........................................................................................ 6
1.2.3.
Perumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................................. 7
1.3.1.
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7
1.3.2.
Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 7
1.4.
Kajian Literatur ....................................................................................................... 8
1.5.
Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 10
1.6.
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 19
1.6.1.
Metode Penelitian .......................................................................................... 19
iii
1.6.2. 1.7.
Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 19
Sistematika Pembahasan ....................................................................................... 20
BAB II CNN DAN ALJAZEERA SEBAGAI MEDIA BERITA INTERNASIONAL ......... 21 2.1.
Latar Belakang Kantor Berita ................................................................................ 22
2.2.
Pendanaan (Funding) ............................................................................................ 28
2.3.
Nada Pemberitaan (Tone) ...................................................................................... 31
2.4.
Penonton (Audience) ............................................................................................. 34
BAB III CHARLIE HEBDO DAN PERISTIWA PENYERANGAN 7 JANUARI 2015 ..... 37 3.1.
Budaya Satire di Prancis dan Tablod Mingguan Charlie Hebdo ............................. 38
3.2.
Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo Tanggal 7 Januari 2015 ................................ 45
3.3.
Dampak Penyerangan Kantor Charlie Hebdo Terhadap Prancis ............................. 50
3.3.1.
Reaksi Langsung Masyarakat Terhadap Penyerangan Kantor Charlie Hebdo . 51
3.3.2.
Dampak Penyerangan Charlie Hebdo Terhadap Islamophobia Di Prancis....... 55
3.3.3.
Dampak Penyerangan Kantor Charlie Hebdo Terhadap Ekonomi Prancis ...... 59
BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PEMBERITAAN CNN DAN ALJAZEERA DALAM KASUS PENEMBAKAN CHARLIE HEBDO .................................................... 64 4.1.
Pemberitaan Mengenai Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo dan Pencarian Pelaku65
4.1.1.
Frame CNN: Penembakan Charlie Hebdo, Polisi Bekerja Keras ..................... 65
4.1.2.
Frame Aljazeera: Penembakan Charlie Hebdo, Dunia Mengutuk.................... 70
4.1.3.
Pemberitaan pasca-Charlie Hebdo oleh CNN dan Aljazeera ........................... 73
4.2.
Charlie Hebdo Edisi 14 Januari 2015 dan Reaksi Masyarakat ................................ 76
4.2.1.
Frame CNN: Sampul Charlie Hebdo Menuai Pendapat Beragam Umat Islam. 76 iv
4.2.2.
Frame Aljazeera: Sampul Penyebab Penembakan Menebar Kekerasan Terhadap
Umat Islam Di Prancis ................................................................................................. 82 4.2.3. 4.3.
Gambar Nabi Muhammad Dalam Charlie Hebdo Edisi 14 Januari 2015 ......... 87
Pemberitaan Mengenai Peringatan Satu Tahun Penyerangan Charlie Hebdo Pada
Januari 2016 .................................................................................................................... 91 4.3.1.
Frame CNN: Setahun Peringatan Charlie Hebdo, Masyarakat Tetap Tegar..... 92
4.3.2.
Frame Aljazeera: Setahun Peringatan Charlie Hebdo, Prancis Telah Berubah. 97
4.3.3.
Prancis Satu Tahun Setelah Penyerangan Kantor Charlie Hebdo .................. 103
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 114
v
DAFTAR SINGKATAN
ABC
: American Broadcasting Company
BBC
: British Broadcasting Corporation
CBS
: Columbia Broadcasting System
CCIF
: Collectif Contre I’islamophobie en France
CEO
: Chief Executive Officer
CET
: Central European Time
CFCM
: Conseil Français du Culte Musulman
CNN
: Cable News Network
ISIS
: Islamic State of Iraq and Syria
MNC
: Multi-National Corporations
MSNBC
: Microsoft and National Broadcasting Company
NBC
: National Broadcasting Company
NGO
: Non-Governmental Organizations
TNT
: Turner Network Television
WTC
: World Trade Center
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Jenazah Korban Kebakaran Disemayamkan dan Kondisi Club Cing-Sept Setelah Terbakar pada 1 November 1970....................................................................................... 40 Gambar 3.2. Sampul Depan Hara Kiri Hebdo Tanggal 16 November 1970 ........................ 41 Gambar 3.3. Kondisi Kantor Charlie Hebdo Setelah Serangan Bom 4 November 2011 ..... 44 Gambar 3.4. Chérif dan Said Kouachi, Pelaku Penembakan .............................................. 47 Gambar 3.5. Beberapa Pemimpin Negara Serta Organisasi Internasional Melakukan Mars Sebagai Bentuk Solidaritas ................................................................................................ 52 Gambar 3.6. Peta Penyebaran dan Penggunaan Tagar #JeSuisCharlie di Seluruh Dunia Pada 9 Januari 2015 ................................................................................................................... 54 Gambar 3.7. Masyarakat Paris Berkumpul di Place de la République Dengan Membawa Tulisan 'Je Suis Charlie' Pada Tanggal 11 Januari 2015 .................................................... 54 Gambar 3.8. Aksi Mars Dilakukan Di Brussel, Belgia. Masyarakat Membawa Spanduk Bertuliskan 'Tous Unis Contre le Fanatisme' ..................................................................... 55 Gambar 4.1. Foto Pelaku yang Disebar Kepolisian ............................................................ 68 Gambar 4.2. Tanggapan Masyarakat yang Kebingungan Menanggapi Edisi Terbaru Charlie Hebdo ............................................................................................................................ 80 Gambar 4.3. Sebuah Gitar Bergambar Sebagai Penghormatan Kepada Korban .................. 96 Gambar 4.4. Lubang kaca Bekas Serangan Teroris Di Prancis ........................................... 97 Gambar 4.5. Presiden dan Perdana Menteri Prancis Didampingi Wali Kota Paris Memberi Penghormatan Kepada Korban .......................................................................................... 103
vii
DAFTAR GRAFIK DAN TABEL
Grafik 3.1. Perubahan Jumlah Tindakan Islamophobia ...................................................... 57 Grafik 3.2. Perubahan Jumlah Tindakan Islamophobia Sepanjang Tahun 2015 ................. 58 Tabel 1.1. Perangkat Framing Gamson dan Modigliani ..................................................... 17 Tabel 2.1. Frekuensi Kata CNN dan Aljazeera dalam Kasus Penyerangan Mumbai 2008 .. 33 Tabel 2.2. Perbandingan CNN dan Aljazeera Menurut Michelle Henery ........................... 36 Tabel 4.1. Frame CNN: Penembakan Charlie Hebdo, Polisi Bekerja Keras ....................... 68 Tabel 4.2. Frame Aljazeera: Penembakan Charlie Hebdo, Dunia Mengutuk ...................... 72 Tabel 4.3. Perbandingan Frame CNN dan Aljazeera: Pemberitaan pasca-Charlie Hebdo ... 74 Tabel 4.4. Frame CNN: Sampul Charlie Hebdo Menuai Pendapat Beragam Umat Islam ... 81 Tabel 4.5. Frame Aljazeera: Sampul Penyebab Penembakan Menebar Kekerasan Terhadap Umat Islam Di Perancis ..................................................................................................... 86 Tabel 4.6. Perbandingan Frame CNN dan Aljazeera: Gambar Nabi Muhammad dalam Charlie Hebdo Edisi 14 Januari 2015................................................................................. 89 Tabel 4.7. Frame CNN: Setahun Peringatan Charlie Hebdo, Masyarakat Tetap Tegar ....... 97 Tabel 4.8. Frame Aljazeera: Setahun Peringatan Charlie Hebdo, Prancis Telah Berubah ... 104 Tabel 4.9. Perbandiangan CNN dan Aljazeera: Satu Tahun Penyerangan Charlie Hebdo ... 107
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Munculnya aktor-aktor baru di dunia Hubungan Internasional menyebabkan berbagai interaksi antar aktor ikut berkembang ke permukaan dan ikut berperan penting dalam menjaga pola hubungan internasional yang semakin kompleks. Tidak hanya negara, setelah berakhirnya Perang Dingin aktor-aktor baru, seperti MNC, NGO, bahkan kelompok-kelompok masyarakat hingga individu sekali pun, mulai menunjukkan peran yang tidak kalah pentingnya di dunia internasional. Termasuk berbagai media massa yang mengedepankan konsep real-time, di mana pemberitaan yang sedang terjadi disiarkan secara langsung tanpa mengalami penundaan sedikit pun. Berbagai aktor yang muncul saat ini menjadikan dunia internasional semakin majemuk dan menuntut aktor-aktor tersebut untuk dapat melakukan komunikasi dengan baik satu sama lain. 1 Komunikasi yang terjalin diantara aktor-aktor selama ini mengakibatkan arus informasi dituntut semakin cepat dan memiliki tingkat keakuratan tinggi. Hal ini menyebabkan media-media dalam berbagai bentuk menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang semakin lama semakin haus akan informasi tanpa memandang ruang dan waktu.2 Permintaan masyarakat akan media memicu terjadinya media boom (ledakan media) yang menyebabkan munculnya berbagai lahan baru yang digunakan oleh berbagai media massa, seperti surat kabar, radio, televisi, atau pun internet, dalam bersaing untuk
1
Arie Indra Chandra. “Peran Media Massa Sebagai Pencipta Realitas Kedua Dalam Politik Global.” dalam Transformasi Dalam Studi Hubungan Internasional, editor Yulius P. Hermawan. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. hlm 240. 2 Ibid.
1
menyediakan informasi kepada masyarakat dunia. Kondisi ini salah satunya dipicu oleh upaya beberapa media yang sedang membangun sistem dunia dengan menciptakan ‘kenyataan kedua’ (the second reality) di mana penciptaan model-model realitas ditentukan dan diatur oleh media. Upaya yang dilakukan oleh media massa ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak, salah satunya adalah pihak-pihak yang mempunyai latar belakang politik. Di dalam buku yang berjudul New Media and American Politics, Richard Davis dan Diana Owen mengatakan bahwa media massa, khususnya radio, merupakan ‘A Vehicle for Popular Expression’3 di mana radio dapat menjadi sebuah alat untuk memberdayakan kaum-kaum yang tidak memiliki kekuatan sama sekali. Hal ini merupakan sarana yang sangat tepat bagi beberapa pihak politik untuk mencari suara dan memperoleh dukungan menggunakan media massa. 4 Di dalam hal ini, media massa sangat berperan penting dalam menjalankan salah satu fungsi dari komunikasi, yaitu fungsi identitas sosial, di mana media massa melakukan sebuah mekanisme yang dapat menyatakan identitas dari seseorang, dalam hal ini para pelaku politik. 5 Pemanfaatan media massa ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah kepada media-media milik pemerintah saja, namun juga kepada media-media swasta. Contoh sederhana dapat dilihat ketika Pemilihan Umum tahun 2014 di Indonesia, di mana pada masa itu terjadi ‘perlombaan media’ dalam mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk memilih para kandidat Presiden Republik Indonesia ke-7. Para pemimpin partai yang memiliki stasiun-stasiun televisi serta beberapa media cetak (koran dan majalah) di Indonesia menggunakan fasilitas yang mereka miliki untuk memuluskan calon presiden
3
Richard Davis dan Diana Owen. “The Role and Content of New Media.” dalam New Media and American Politics. New York: Oxford University Press, 1998. hlm 54. 4 Ibid. 5 Mohammad Shoelhi. Komunikasi Internasional: Perspektif Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009. hlm 38.
2
yang didukungnya melaju ke kursi presiden. 6 Fenomena ini turut muncul di beberapa media massa internasional yang menjadi acuan berita dunia modern saat ini, salah satunya adalah CNN dan Aljazeera yang telah memiliki kantor perwakilan di beberapa negara besar di seluruh dunia.7
1.2.
Identifikasi Masalah
1.2.1. Deskripsi Masalah
Penggunaan media massa sebagai alat pembentuk opini publik dewasa ini dipengaruhi oleh banyak hal. Contoh yang dapat kita ambil adalah pemberitaan media massa ketika peristiwa WTC pada tanggal 11 September 2001 (9/11). Peristiwa tersebut telah merubah seluruh pandangan dunia tentang dunia Islam dan secara perlahan negara-negara barat menunjukan sikap kebencian kepada muslim-muslim yang ada di negara mereka. Sejak peristiwa 9/11, garis batas konflik antara ‘Dunia Muslim’ dan ‘Dunia Barat’ semakin terlihat jelas. Hal ini diperburuk dengan pemberitaan media massa tentang dunia Islam yang sangat identik dengan dunia terorisme dan kejahatan. 8 Pemberitaan negatif mengenai Islam merambah ke berbagai peristiwa yang melibatkan aksi terorisme, negara Islam dan negara berpenduduk muslim, serta kejahatan-kejahatan radikal yang selama ini dianggap mengancam keamanan dunia. Tidak hanya memberitakan peristiwa yang melibatkan golongan Islam, beberapa
6
Fransiska Nangoy dan Randy Fabi. “In Indonesia’s Presidential Race, Ex-General a Winner In Proxy TV Battle”. 15 Juni 2014. Diakses pada tanggal 10 September 2015. http://in.reuters.com/article/2014/06/15/us-indonesia-election-media-idINKBN0EQ07F20140615 7 Catherine Taibi. “CNN Sees Big Jump In Q1 Ratings, But Fox News Still Tops All”. 1 April 2015. Diakses pada tanggal 10 September 2015. 8 Andrew Shryock. “Islam as an Object of Fear and Affection” dalam Islamophobia/Islamophilia: Beyond the Politics of Enemy and Friend, editor Andrew Shryock. Indiana University Press, 2010. hlm 1.
3
media pun turut mempublikasikan berbagai propaganda dan sindiran kebencian mengenai Islam. Salah satu media yang cukup terkenal dalam pemberitaan mengenai Islam dan beberapa agama lainnya adalah tabloid Charlie Hebdo. Tabloid yang terbit mingguan tersebut kerap kali menampilkan gambar-gambar satire mengenai agama dan menjadi perbincangan dunia karena sering menimbulkan kontroversi dan kecaman dari beberapa pihak di dunia, termasuk umat muslim yang merasa tersinggung. Kecaman-kecaman yang muncul terhadap Charlie Hebdo pun tidak hanya berbentuk kritik dan tindakan verbal namun juga aksi-aksi kekerasan dan penyerangan yang sengaja ditujukan kepada Charlie Hebdo, salah satunya adalah peristiwa penembakan jurnalis majalah Charlie Hebdo yang terjadi pada Januari 2015 yang menewaskan kurang lebih 12 jiwa.9 Pada tanggal 11 Januari 2015, sekitar pukul 11.30 CET terjadi penembakan beberapa jurnalis sebuah tabloid mingguan satire Charlie Hebdo di Prancis. Penembakan ini dilakukan oleh Chérif dan Saïd Kouachi, kakak-beradik berkewarganegaraan Prancis keturunan Aljazair, untuk membalaskan dendam atas penghinaan yang dilakukan oleh Charlie Hebdo terhadap Nabi Muhammad melalui sampul majalah mereka yang memuat karikatur Nabi Muhammad.10 Karikatur tersebut terbit dalam tabloid Charlie Hebdo edisi 3 November 2011 dan memuat berbagai penggambaran sosok Nabi Muhammad dengan berbagai macam versi, salah satunya adalah Nabi Muhammad dengan hidung merah seperti badut.11 Edisi ini dianggap oleh sebagian kalangan sebagai bentuk sindiran terhadap pemilu di Tunisia yang dimenangkan oleh Partai Ennadha yang disinyalir akan menerapkan hukum
9
BBC. “Charlie Hebdo: Gun Attack on French Magazine Kills 12”. 7 Januari 2015. Diakses pada tanggal 11 September 2015. http://www.bbc.com/news/world-europe-30710883 10 Ibid. 11 BBC. “French Satireical Paper Charlie Hebdo Attacked in Paris”. 2 November 2011. Diakses pada tanggal 11 September 2015. http://www.bbc.com/news/world-europe-15550350
4
syariah di dalam basis legislasi setelah era Gaddafi di Libya. 12 Charlie Hebdo pun menambahkan kata “Charia Hebdo” di sampul tabloid sebagai sindiran terhadap kata sharia atau syariah. Tabloid Charlie Hebdo edisi inilah yang dianggap menjadi alasan pelaku melakukan penembakan di kantor Charlie Hebdo dan menewaskan 8 orang jurnalis dan kartunis, beberapa pekerja yang sedang berada di kantor Charlie Hebdo, serta seorang polisi yang berusaha menghentikan pelaku ketika kabur meninggalkan lokasi kejadian. Pelaku yang berhasil melarikan diri menggunakan mobil menjadi buronan selama kurang lebih 2 hari. Prancis, khususnya Paris, menerapkan sistem keamanan berstatus bahaya, di mana pencarian kedua orang pelaku dilakukan secara menyeluruh dan pengawasan ketat diberlakukan di berbagai tempat. Hingga pada akhirnya Chérif dan Saïd terkepung di sekitar kawasan yang berjarak 35 kilometer ke arah timur laut dari Paris. Mereka memasuki sebuah perusahaan percetakan untuk bersembunyi. Setelah terkepung dan melakukan perlawanan selama kurang lebih 7 jam, kedua tersangka akhirnya dapat dilumpuhkan oleh pasukan khusus anti teroris Prancis dan dinyatakan tewas tewas di tempat. Berita kasus penembakan jurnalis Charlie Hebdo menjadi isu yang diperbincangkan di hampir seluruh dunia. Berbagai protes atas peristiwa tersebut terjadi terutama di Prancis dan negara sekitarnya. Melalui tagar #JeSuisCharlie, masyarakat dunia melakukan berbagai aksi solidaritas untuk mengenang para korban. Mereka pun memperjuangkan kebebasan berpendapat yang dinilai telah dilanggar atas penembakan tersebut dengan melakukan demostrasi. 13
12
Ibid. CBS News. “#JeSuisCharlie: Signs of Solidarity After Paris Terror Attack”. 7 Januari 2015. Diakses pada tanggal 13 September 2015. http://www.cbsnews.com/news/jesuischarlie-sign-of-solidarity-after-paris-terror-attackcharlie-hebdo/ 13
5
Peristiwa penembakan ini tentu tidak dilewatkan oleh berbagai media massa di seluruh dunia, termasuk CNN dan Aljazeera. Sebagai salah satu media yang telah mengudara di hampir 100 negara 14, Aljazeera dipandang sebagai media massa yang berpengaruh di dunia saat ini. Begitu pula dengan CNN yang pada tahun 2011 memiliki biro perwakilan di 32 negara mengalahkan 2 kantor media terbesar lainnya asal Amerika Serikat, Fox News dan MSNCBC. 15 Dengan menggunakan prinsip ‘real-time’ seperti yang telah disinggung sebelumnya, kedua kantor berita ini secara cepat melaporkan runtutan kejadian di Prancis melalui berbagai pemberitaan langsung maupun artikel-artikel dan berbagai teks berita yang diterbitkan dan disebarluaskan. Penelitian ini membandingkan dan menganalisis pemberitaan-pemberitaan yang dilakukan oleh CNN dan Aljazeera mengenai peristiwa penembakan jurnalis Charlie Hebdo. Analisis yang dilakukan berasal dari hasil perbandingan dari elemen-elemen berita, yaitu metaphors, catchphrases, exemplaar, depiction, visual images, roots, appeals to principle, dan consequences. Berita yang dianalisis merupakan teks berita yang dipublikasikan melalui jejaring resmi keduanya.
1.2.2. Pembatasan Masalah
Pembatasan waktu dalam penelitian ini dibatasi dari Januari 2015 hingga Januari 2016 dengan tiga pembagian waktu yaitu sehari setelah penembakan, sepekan setelah penembakan atau ketika Charlie Hebdo edisi 14 Januari 2015 terbit, serta setahun setelah penembakan atau ketika terjadi peringatan satu tahun penembakan. Tenggat
14
Aljazeera. Diakes pada tanggal 27 September 2015. http://www.aljazeera.com/aboutus/ 15 Jesse Holcomb, Amy Mitchell dan Tom Rosenstiel. “Cable: By the Numbers”. The Pew Research Center’s Project for Excellence in Journalism The State of the News Media 2012: An Annual Report on American Journalism. Diakses pada tanggal 27 September 2015. http://www.stateofthemedia.org/2012/cable-cnn-ends-its-ratings-slide-fox-falls-again/cable-by-the-numbers/
6
waktu tersebut dipilih agar penelitian ini dapat mengkaji lebih lanjut pemberitaan CNN dan Aljazeera, tidak hanya ketika peristiwa terjadi, namun hingga setahun setelah penembakan terjadi.
1.2.3. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah perbandingan dan analisis pemberitaan CNN dan Aljazeera dalam kasus penembakan jurnalis Charlie Hebdo?
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan pemberitaan yang dibuat oleh CNN dan Aljazeera berupa teks dan gambar di dalam kasus penembakan jurnalis Charlie Hebdo serta menganalisis bagaimana keduanya membingkai peristiwa penembakan jurnalis Charlie Hebdo menjadi sebuah artikel yang telah dipublikasikan.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi para pembaca dalam membandingkan dan menganalisis pemberitaan-pemberitaan CNN dan Aljazeera serta dapat membantu dalam pengerjaan penelitian lain di waktu yang akan datang.
7
1.4.
Kajian Literatur
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga buah sumber yang dijadikan kajian literatur. Sumber pertama adalah buku yang berjudul Komunikasi Internasional: Perspektif Jurnalistik karangan Mohammad Shoelhi. Buku terbitan tahun 2009 ini berbicara mengenai bagaimana komunikasi ikut berperan di dalam dunia internasional. Buku ini menjelaskan bagaimana konsep-konsep, perspektif, dan bentuk dasar dari komunikasi, seperti
perspektif jurnalistik, diplomatik, propagandistik, serta bentuk
komunikasi lainnya. Komunikasi sangat diperlukan dalam hubungan antar bangsa sehingga diperlukan pemahaman bagaimana komunikasi internasional dapat terjalin. Di dalam buku ini juga turut dibahas mengenai komunikasi internasional dalam perspektif jurnalistik, mulai dari konsep dasar, cakupan, hingga masalah-masalah yang ditemui dalam komunikasi internasional. Melalui buku ini, penulis mencoba mempelajari bagaimana komunikasi memiliki pengaruh yang sangat penting di dalam dunia Hubungan Internasional. Hal ini tercermin di dalam berbagai propaganda yang dilakukan oleh berbagai media massa di dunia untuk membentuk bahkan mengubah opini publik masyarakat, termasuk berbagai pemberitaan yang dibuat oleh CNN, Aljazeera, dan Charlie Hebdo sekalipun. Sumber selanjutnya adalah buku yang berjudul Islamophobia/Islamophilia: Beyond the Politics of Enemy and Friend oleh Andrew Shryock terbitan Indiana University Press tahun 2010. Buku ini merupakan sebuah karya yang mencoba menjelaskan bagaimana ketakutan akan Islam di negara-negara barat terjadi. Dalam babbab yang tertulis terdapat beberapa contoh kasus mengapa islamophobia muncul dan menjadi ancaman negara barat. Salah satu contoh kasus yang dibahas adalah sikap Prancis yang memandang sebelah mata penduduk imigran mereka yang beragama Islam.
8
Buku ini pun ikut membahas bagaimana permasalahan gender di Lebanon yang ikut menyinggung islam di dalam pembahasannya. Di dalam penelitian ini, pembahasan buku ini sangat erat kaitannya dengan penyebab pemberitaan negatif media Eropa dan Amerika tentang Islam dan fenomena islamophobia yang terjadi, terutama setelah peristwa 9/11. Sumber terakhir adalah sebuah paper yang berjudul Journalism In the Age of Social Media karya Jennifer Alejandro. Paper ini dipublikasikan oleh Reuters Institute for the Study of Journalism pada tahun 2010. Jennifer Alejandro mencoba menjelaskan bagaimana perkembangan media yang mengalami metamorfosis. Paper ini banyak membandingkan bagaimana perbedaan pemberitaan konvensional dengan pemberitaan berbasis daring. Tidak hanya itu, Jennifer Alejandro pun mencoba menjelaskan bagaimana media sosial memiliki pengaruh yang besar di dalam perkembangan media massa. Seperti yang dilakukan oleh CNN dan Aljazeera, peran media sosial dalam menyebarluaskan berita sangat besar dan merupakan sarana yang efektif. Kemudahan dalam mendapatkan akses pun menyebabkan seluruh lapisan masyarakat dunia dapat menggunakannya sebagai sarana komunikasi yang cepat dan murah. Itulah yang menyebabkan bentuk protes terhadap penembakan jurnalis Charlie Hebdo sangat cepat menyebar ke seluruh dunia. Dari ketiga buku dan paper yang telah sedikit diulas, penulis mencoba mengkolaborasikan ketiga bahasan dari sumber tersebut, contohnya bagaimana fenomena islamophobia yang terjadi dapat menimbulkan sikap negatif masyarakat mengenai Islam, bagaimana praktik-praktik propaganda yang digunakan untuk membangun opini masyarakat, atau keefektifan media sosial saat ini dalam menyebarkan informasi, menjadi menjadi sebuah penelitian yang membahas perbandingan pemberitaan yang dilakukan oleh media massa.
9
1.5.
Kerangka Pemikiran
Dunia Hubungan Internasional merupakan ruang lingkup yang penuh interaksi. Seiring berkembangnya zaman, aktor non-negara menjadi sama pentingnya yang dapat berinteraksi satu sama lain. Dalam pandangan konstruktivis, interaksi di antara aktoraktor tersebut dapat mengkonstruksi sebuah struktur sosial. 16 Menurut pandangan konstruktivis, aktor, baik negara maupun non-negara, memiliki pandangan tersendiri mengenai ide dan kepercayaan sehingga fakta bukanlah sebuah hal utama dalam menentukan kebenaran, melainkan ide dan kepercayaan. Alexander Wendt memberikan contoh apabila Korea Utara memiliki lima senjata nuklir, maka itu akan jauh lebih mengancam bagi Amerika Serikat dibandingkan dengan Inggris yang memiliki lima ratus senjata nuklir.17 Dapat dikatakan bahwa tidak masalah faktanya berapa banyak senjata yang dimiliki oleh Inggris, selama Amerika Serikat percaya bahwa itu tidak akan mengancam maka Amerika Serikat tidak akan khawatir. Berbeda dengan Korea Utara yang hanya memiliki lima, namun dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan struktur yang dibangun bukanlah merupakan hal yang diberikan, melainkan merupakan hasil timbal-balik antar aktor yang memiliki ide dan kepercayaan sendiri. Karenanya, struktur yang dihasilkan dapat berbeda-beda dan berubah-ubah sesuai pandangan aktor sehingga penekanan terhadap makna perlu dikaji lebih lanjut untuk mencapai pemahaman yang setara. Dalam dunia media, konstruktivis memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda. Aktor yang berperan dapat kita persempit menjadi media massa, wartawan, kelompok masyarakat, atau pun manusia itu sendiri. Logika yang digunakan pun sama, di mana
16
Robert Jackson dan Georg Sørensen. Introduction to International Relations: Theories & Approaches. 4th Edition. New York: Oxford University Press, 2010. hlm 167. 17 Ibid.
10
aktor tersebut dapat membangun struktur dan realitas, karena hal tersebut dibangun dari hasil respon timbal-balik antar aktor. Konstruktivis pun melihat bahwa pemahaman subjektif merupakan ciri dari ilmu sosial. 18 Sehingga media massa dapat membangun sebuah struktur dengan makna yang berbeda dan manusia pun dapat mengartikannya ke dalam makna yang berbeda. Manusia sendiri merupakan makhluk yang dialektis, dinamis, dan plural secara terus-menerus. 19 Menurut Peter Ludwig Berger, pakar sosiologi asal Austria, manusia dan masyarakat merupakan hal yang berkaitan satu sama lain. 20 Menurutnya, masyarakat merupakan produk dari manusia yang melakukan proses reaksi kepada manusia secara terus-menerus. Begitu pula dengan manusia yang merupakan produk dari masyarakat. Dengan anggapan bahwa realitas bukan sesuatu yang diberikan, melainkan sesuatu yang dibentuk dan dikonstruksi oleh manusia, maka realitas merupakan hal yang saling berbeda satu sama lain, tergantung manusia-manusia yang membentuknya. Pemahaman inilah yang menyebabkan manusia makhluk yang plural, karena setiap orang dapat memaknai kejadian yang sama menjadi realitas yang berbeda. Oleh sebab itu, penulis akan menggunakan pendekatan konstruktivis untuk menggambarkan bagaimana sebuah realitas dibangun dan dimaknai oleh para pelaku komunikasi, salah satunya adalah media massa. Di dalam pendekatan konstrukstivis, terdapat delapan penilaian terhadap media massa, wartawan, dan berita.21 Pertama, fakta/peristiwa merupakan hasil konstruksi. Realitas merupakan sesuatu yang bersifat subjektif. Realitas tercipta dari pandanganpandangan yang dimiliki wartawan terhadap suatu kejadian. Realitas tersebut hadir dari sudut pandang dan konstruksi sang wartawan, sehingga bisa dikatakan tidak ada realitas 18
Ibid. Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: LKiS, 2001. hlm 16. 20 Ibid. 21 Ibid. hlm 22. 19
11
yang besifat objektif. 22 Fakta yang ada merupakan sebuah penggambaran di dalam benak manusia yang menjadikan hal tersebut sebuah kenyataan. Kedua, media adalah agen konstruksi. Media merupakan sebuah agen yang tidak hanya menyalurkan kabar, namun bisa mengkonstruksi kabar. Media merupakan sebuah subjek beserta bias, pandangan, dan keberpihakannya. 23 Media dapat membangun sebuah realitas sendiri dengan memilih berbagai faktor pendukung seperti, memilih narasumber, menampilkan atau menghilangkan bagian dalam pemberitaan, atau bahkan memutuskan untuk menampilkan secara penuh atau tidak memberitakan sama sekali suatu kejadian. Selanjutnya adalah berita bukan refleksi dari realitas, melainkan konstruksi dari realitas. Apabila dianalogikan, berita ibarat sebuah drama yang mempertunjukkan potret dan arena pertarungan. Layaknya sebuah drama, pihak yang menjadi pahlawan dan musuh pun ikut dibentuk untuk dipertontonkan kepada publik. Seperti yang dikutip dari perkataan James W. Carey:
“News is not information but drama. It does not describe the world but portrays an arena of dramatic forces and action; it exists solely in historical time; and it invites our participation on the basis of our assuming, often vicariously, social roles 24
within it.”
Dalam pandangan konstruktivis, berita bukanlah cermin dari realitas, melainkan hasil dari konstruksi sosial yang melibatkan berbagai pandangan, ideologi, dan nilai yang dianut wartawan maupun media.25 Sehingga berita yang dihasilkan dari sebuah realitas
22
Herbert J. Gans. “Multiperspectival News.” Dalam Philosophical Issues in Journalism, editor Elliot D. Cohen. New York: Oxford University Press, 1992. hlm 191. 23 Eriyanto, op. cit., hlm 25. 24 James W. Carey. Communication as Culture: Essays on Media and Society. New York: Routledge, 2009. hlm 17. 25 Eriyanto, op. cit., hlm 28.
12
tergantung dari proses pemaknaan sang pembuat berita yang berarti berita yang ditampilkan mustahil merupakan pencerminan realitas secara utuh. Selanjutnya adalah berita bersifat subjektif/konstruksi atas realitas. Pendekatan konstruktivis menganggap bahwa berita/karya jurnalistik tidak dapat dinilai menggunakan standar tetap.26 Kondisi seperti ini dikarenakan pengaruh dari pemaknaan manusia yang cenderung berbeda satu sama lain, sehingga apabila menggunakan suatu penilaian yang sama dan seragam, maka makna yang diartikan setiap akan menjadi realitas yang sama. Nyatanya, wujud pemaknaan manusia terhadap suatu realitas yang sama berbeda-beda karena dipengaruhi faktor-faktor pendukung, seperti lingkungan dan pendidikan. Penilaian kelima adalah wartawan bukan pelapor, melainkan agen konstruksi realitas. 27 Penilaian ini didasarkan atas penilaian sebelumnya, yaitu media sebagai agen konstruksi. Wartawan merupakan individu yang memainkan peran penting dalam pembentukan realitas. Banyak orang beranggapan bahwa wartawan profesional adalah wartawan yang dapat menyajikan berita sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, namun kenyataannya wartawan tidak luput dari pemberitaan yang membawa keberpihakan maupun moral-moral. Wartawan bukanlah pelapor yang hanya bekerja untuk memindahkan kejadian di lapangan kepada media untuk dipublikasikan menjadi sebuah berita untuk publik. Wartawan merupakan agen yang dapat mengolah sedemikian rupa untuk membangun sebuah realitas yang kenyataannya bersifat subjektif. Keenam adalah etika, pilihan moral, dan kepribadian wartawan adalah bagian yang integral dalam produksi berita.28 Pendekatan Konstruktivis melihat aspek estetika, moral, dan nilai-nilai tertentu tidak dapat dihilangkan dari pemberitaan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, wartawan bukanlah pelapor yang tidak diperkenankan
26
Ibid. hlm 30. Ibid. hlm 32. 28 Ibid. hlm 36. 27
13
menggunakan aspek nilai, etika, dan keberpihakan dalam menjalankan pekerjaannya. Wartawan pun tidak bisa menhindar dari subjektivitas karena pada dasarnya dunia jurnalistik merupakan dunia yang memiliki proses yang sangat subjektif. Tidak hanya berbicara mengenai fakta, namun dunia jurnalistik pun menghadirkan keinginan dan motivasi yang ingin disampaikan kepada publik melewati fakta-fakta yang disuguhkan. Selanjutnya adalah nilai, etika, dan pilihan moral peneliti menjadi bagian integral dalam penelitian. 29 Tidak jauh berbeda dengan poin sebelumnya, pendekatan konstruktivis
berpendapat
bahwa
penelitian
yang
didasarkan pada
paradigma
konstruktivis sangat sulit menghilangkan pilihan moral dan keberpihakan. Layaknya seorang wartawan, peneliti bukanlah seorang robot yang bersifat netral dan melihat realitas ada apa adanya. Peneliti merupakan entitas yang memiliki nilai yang sangat beragam. Dengan keberagaman nilai yang ada pada seorang peneliti, maka kemungkian untuk menghasilkan penelitian yang berbeda dari objek kajian yang sama akan semakin besar. Penilaian terakhir adalah khalayak mempunyai penafsiran tersendiri atas berita.30 Apabila berita merupakan sesuatu yang objektif, maka konsekuensinya adalah masyarakat yang menjadi pembaca harus mendapatkan maksud yang sama dengan apa yang ingin dikemukakan pembuat berita. Pandangan konstruktivis menganggap bahwa manusia merupakan makhluk yang subjektif sehingga pemaknaan akan berita yang sudah dibuat pun akan berbeda-beda. Penilaian-penilaian yang dikemukakan oleh pendekatan konstruktivis memiliki sebuah garis besar yaitu realitas kehidupan sosial di masyarakat bukanlah sesuatu hal yang natural, melainkan sebuah hasil dari konstruksi. Sifat subjektif yang dimiliki oleh manusia berpengaruh kepada pemberitaan yang dilakukan media massa, di mana realitas29 30
Ibid. hlm 38. Ibid. hlm 40.
14
realitas yang coba dihadirkan merupakan sebuah konstruksi yang dibangun oleh wartawan dan media massa dalam menyampaikan nilai, moral, bahkan keberpihakan dari masing-masing individu/entitas. Berbagai macam cara dan metode dilakukan untuk menyampaikan maksud-maksud yang diinginkan tanpa menampilkannya secara terangterangan. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis framing. Framing merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana perspektif yang digunakan oleh wartawan ketika melakukan proses seleksi isu dan menulis berita.31 Cara pandang inilah yang umumnya digunakan oleh wartawan dan media massa dalam menentukan fakta mana yang akan diambil, bagian mana yang akan dihilangkan maupun ditampilkan, serta kemana arah tujuan dari berita tersebut. Menurut Todd Gitlin, framing merupakan strategi yang menjelaskan bagaimana realitas dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada pembaca.32 Melalui framing, para jurnalis mengemas berita menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Melalui metode ini, para wartawan dan media massa dapat mengendalikan bagaimana realitas akan diterima oleh publik melalui bingkai-bingkai berita yang dibuat. Terdapat dua aspek di dalam konsep analisis framing, aspek pertama adalah memilih fakta/realitas. 33 Aspek ini merupakan proses yang didasari oleh subjektivitas dari wartawan yang akhirnya berujung ke dalam pilihan untuk dipilih atau dibuang. Dalam aspek ini, wartawan memilih untuk memberitakan bagian tertentu, teknik pengambilan data/gambar, maupun sudut pandang yang digunakan di dalam mengambil berita. Perbedaan-perbedaan yang terjadi di dalam proses pengambilan fakta akan berdampak kepada perbedaan pemahaman publik. Dengan menekankan aspek tertentu, maka berita
31
Ibid. hlm 79. Ibid. hlm 78. 33 Ibid. hlm 80. 32
15
yang dihasilkan akan berbeda satu sama lain walaupun objek pemberitaan yang digunakan sama persis. Aspek selanjutnya adalah menuliskan fakta/realitas. 34 Aspek ini menekankan pada proses pengolahan berita yang dilakukan setelah proses pemilihan fakta selesai. Dalam proses ini, jurnalis mengolah dan merancang bagaimana berita disajikan kepada masyarakat. Proporsi pemberitaan, pemakaian kata-kata tertentu, penggunaan grafis pendukung, atau pengadaan simbol-simbol merupakan cara yang biasa digunakan. Hal ini bertujuan untuk menonjolkan aspek yang diinginkan di dalam berita tersebut, sehingga realitas yang disampaikan dapat dimengerti dan diingat oleh masyarakat. Analisis framing memiliki beberapa pandangan yang dikemukakan oleh tokohtokoh penstudi media, salah satunya adalah William A. Gamson. Gamson merupakan sosiolog yang mengemukakan gagasan-gagasan mengenai frame (bingkai) dan framing. Bersama Andre Modigliani, Gamson berpendapat bahwa framing merupakan metode yang menitikberatkan pada bagaimana suatu kejadian disajikan, bukan permasalahan setuju atau tidak setuju dengan kejadian tersebut.35 Eriyanto menjelaskan bahwa analogi yang dapat digunakan adalah ketika kehadiran pasukan Interfet hadir ketika jejak pendapat mengenai Timor Timur usai. Menurut masyarakat yang menolak kehadiran Interfet, kehadiran mereka sudah merusak kedaulatan negara Indonesia karena permasalahan Timor Timur merupakan permasalahan Indonesia. Sebaliknya masyarakat yang mendukung hadirnya Interfet menganggap bahwa permasalahan ini sudah bukan menjadi permasalahan Indonesia, sehingga datangnya pihak luar, seperti Interfet, tidak menjadi masalah. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa kedua pihak, baik yang setuju
34
Ibid. William A. Gamson dan Andre Modigliano. “Media Discourse and Public Opinion on Nuclear Power. A Constructionist Approach.” American Journal of Sociology 95, no.1 (1989). 35
16
maupun tidak setuju akan kehadiran Interfet, menggunakan frame yang sama, nasionalisme. 36 Cara pandang yang dikemukakan oleh Gamson dan Modigliani di atas merupakan cara dalam menentukan fakta yang ada. Mereka mengibaratkan cara pandang sebagai kemasan yang berisi sebuah perangkat framing. Perangkat framing merupakan sebuah acuan yang dikemukaan oleh Gamson dan Modigliani dalam menganalisis bagaimana ide sentral muncul dalam sebuah pemberitaan media massa. Perangkat framing tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
36
Eriyanto. Op. Cit. hlm 260.
17
Tabel 1.1. Perangkat Framing Gamson dan Modigliani Framing Devices (Perangkat framing) Metaphors Perumpamaan atau pengandaian Catchphrases Frase yang menarik, kontras, menonjol, dalam suatu wacana. Umumnya berupa jargon atau slogan Exemplaar Mengaitkan bingkai dengan contoh atau uraian yang memperjelas bingkai Depiction Penggambaran isu yang besifat konotatif Visual Images Grafik, gambar, citra, yang mendukung bingkai secara keseluruhan
Reasoning Devices (Perangkat penalaran) Roots Analisis kasual atau sebab akibat Appeals to Principle Premis dasar, klaim-klaim moral
Consequenses Efek/konsekuensi yang didapat dari bingkai
Sumber: “Analisis Framing”. Eriyanto. LKis
Tabel di atas menunjukkan perangkat yang digunakan untuk mengetahui bagaimana ide sentral dapat disajikan ke dalam teks berita oleh media massa. Bagian pertama adalah framing device yang berhubungan langsung dengan gagasan utama yang ingin ditekankan pada teks berita. Perangkat ini berhubungan dengan pemilihan kata, kalimat, grafik, maupun gambar, serta metafora. Kemasan kedua adalah reasoning device yang merupakan perangkat yang berhubungan dengan kohesi dan koherensi yang merujuk kepada gagasan tertentu. 37 Penelitian ini menggunakan konsep analisis framing karena metode inilah yang penulis anggap cocok untuk membahas bagaimana sebuah berita di lapangan dikonstruksi menjadi sebuah berita yang sesuai dengan maksud-maksud yang ingin ditampilkan oleh media massa. Melalui konsep ini penulis akan membandingkan bagaimana teks berita mengenai penembakan jurnalis Charlie Hebdo di Prancis diolah sedemikian rupa oleh CNN dan Aljazeera untuk berbagai kepentingan.
37
Ibid. hlm 264.
18
1.6.
Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut John W. Creswell, metode penelitian kualitatif merupakan metode yang menggunakan data berdasarkan natural setting.38 Metode penelitian ini menggunakan berbagai bentuk data seperti dokumen, hasil wawancara, dan melakukan observasi. Berbagai data tersebut lalu diolah dan diselaraskan serta disusun sehingga menjadi sebuah penelitian yang baik. 39
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder. Hal ini dikarenakan data yang digunakan berasal dari buku, dokumen, literatur, serta pemberitaan yang dipublikasikan melalui internet.
38
John W. Creswell. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. edisi ke-3. SAGE Publications, 2009. hlm 175. 39 Ibid.
19
1.7.
Sistematika Pembahasan
Bab 1 adalah pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, kajian literatur, kerangka pemikiran, metode penelitian dan teknik pengumpulan data. Bab 2 membahas tentang profil dari CNN dan Al-Jazeera. Pada bab ini akan dijelaskan pula cara penyampaian berita dari kedua media ini. Bab 3 membahas mengenai profil Charlie Hebdo, beberapa kontroversi yang pernah melibatkan Charlie Hebdo, serta kronologis penembakan jurnalis yang menjadi studi kasus pada penelitian ini. Bab 4 menganalisis dan membandingkan beberapa berita CNN dan Aljazeera mengenai kasus penembakan jurnalis Charlie Hebdo. Bab 5 Berisi kesimpulan yang akan menjawab pertanyaan penelitian yang sudah diajukan.
20