UMP journal of automotive education
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI SISTEM STARTER DAN PENGISIAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DI SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK KEBUMEN Oleh : Suwondo Hermansah Program studi FKIP Teknik Otomotif UMP Email :
[email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada standar kompetensi sistem starter dan pengisian di SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR 12 B SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen, yang berjumlah 21 siswa terdiri dari 20 siswa laki–laki dan 1 siswa perempuan. Faktor yang diteliti yaitu keaktifan siswa dan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dalam bentuk persentase. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya persentase keaktifan siswa pada setiap siklusnya. Persentase keaktifan siswa pada observasi awal sebesar 80,42 % meningkat menjadi 86,67 % pada siklus I, dan menjadi 90,42 % pada siklus II. Hasil belajar juga mengalami peningkatan dari nilai rerata pada data awal sebesar 66,22 meningkat menjadi 85,25 pada siklus I dan 88,45 pada siklus II. Dari hasil belajar juga diketahui persentase siswa yang lulus mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal mencapai 100% dari jumlah siswa. Kata Kunci : Keaktifan, Hasil belajar, TGT
A. Pendahuluan (Background)
beberapa kompetensi keahlian. Salah satu
Dalam pendidikan di SMK siswa
kompetensi keahlian yang ada di SMK
banyak diajarkan tentang materi kejuruan
yaitu teknik
sesuai dengan program keahlian yang
kompetensi keahlian ini, terdiri dari
telah dipilih. Salah satu program yang
beberapa standar kompetensi yang harus
mengacu
dikuasai siswa. Standar kompetensi yang
teknologi
pada
perkembangan
sekarang
yaitu
dunia
program
ada
kendaraan ringan. Pada
diantaranya
yaitu
memperbaiki
keahlian teknik otomotif. Hal ini dapat
sistem starter dan pengisian. Standar
dilihat dengan banyaknya kendaraan
kompetensi ini terdiri dari beberapa
sebagai
kompetensi
sarana
penunjang
mobilitas
dasar
yaitu
sistem
:
starter,
(1)
kehidupan manusia. Program keahlian
mengidentifikasi
(2)
teknik otomotif masih terbagi menjadi
mengidentifikasi sistem pengisian, (3)
UMP journal of automotive education
memperbaiki
sistem
dan
dilakukan dengan mengambil data nilai
komponennya, (4) memperbaiki sistem
evaluasi belajar kelas XI TKR 10 tahun
pengisian dan komponen-komponennya.
ajaran 2012/2013. Data yang diambil
Berdasarkan hasil wawancara dengan
peneliti disini adalah nilai hasil evaluasi
guru produktif teknik kendaraan ringan
belajar siswa pada standar kompetensi
kelas XI di SMK Taman Karya Madya
sistem starter dan pengisian dengan
Teknik Kebumen, yaitu Bapak Suwarko,
kompetensi dasar mengidentifikasi sistem
S.Pd, beliau mengatakan rendahnya hasil
starter
belajar siswa bisa disebabkan karena : (1)
pengisian. Nilai rata-rata yang diperoleh
kurang tepatnya model pembelajaran
siswa masih kurang dari 75,00 atau
yang
dibawah
dilakukan
starter
oleh
guru,
(2)
dan
mengidentifikasi
standar
kriteria
sistem
ketuntasan
kekurangaktifan siswa dalam belajar, (3)
minimal, dengan nilai standar kompetensi
durasi waktu praktik telalu lama sehingga
sistem starter dan pengisian adalah 66,22
membuat anak menjadi jenuh dalam
. Nilai ini diperoleh dari rerata nilai siswa
belajar, (4) standar sarana dan prasarana
pada kompetensi dasar mengidentifikasi
yang kurang memadai. Selain wawancara,
sistem starter dengan nilai 67,44
peneliti
nilai
juga
melakukan
observasi.
pada
kompetensi
dan dasar
Observasi yang dilakukan pada tanggal 15
mengidentifikasi sistem pengisian dengan
sampai 20 Oktober 2012 di kelas XI TKR
65,00.
10, mengamati kegiatan belajar dan
yang ada, guru harus bisa menerapkan
mengamati data hasil evaluasi belajar
suatu model pembelajaran yang dapat
siswa. Dari hasil pengamatan kegiatan
memancing siswa agar lebih aktif dan
belajar siswa dapat diketahui : (1) model
tidak
pembelajaran
oleh
berpengaruh juga tehadap kemajuan hasil
bisa
belajar siswa. Model pembelajaran yang
memancing siswa agar lebih aktif dalam
dilakukan harus lebih menyenangkan,
melaksanakan praktik, (2) sebagian ruang
variatif, inovatif dan konstruktif. Salah
praktik yang ada kurang memiliki ukuran
satu upaya untuk menciptakan suasana
yang
belajar
sebagian
yang
guru
memadai,
dilakukan
praktik
(3)
kurang
praktik
yang
Dengan melihat permasalahan
membosankan,
yang
sehingga
menyenangkan
akan
adalah
berlangsung selama 10 jam pelajaran tiap
dengan adanya aplikasi pembelajaran
harinya, membuat siswa jenuh dalam
kooperatif (Cooperative Learning) atau
melaksanakan praktik. Pengamatan lain
belajar kelompok. Salah satu model
UMP journal of automotive education
pembelajaran
kooperatif adalah TGT
dinamis,
mampu beraksi. Sedangkan
(Teams Games Tournament). Berdasarkan
belajar menurut Syamsu Yusuf dan
penelitian yang dilakukan oleh Ratnani
Juntika Nurihsan (2006: 222), diartikan
Dewi (2010) yang berjudul meningkatkan
sebagai proses memperoleh perubahan
hasil
model
tingkah laku (baik dalam kognitif, afektif,
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
maupun psikomotor) untuk memperoleh
Games Tournament) di kelas X AP 2 SMK
respons yang diperlukan dalam interaksi
Negeri Temanggung tahun pelajaran
dengan lingkungan secara efisien. Dari
2009/2010, disimpulka bahwa model
pengertian
pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
disimpulkan bahwa keaktifan belajar
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada
siswa adalah siswa giat berusaha mencari
model pembelajaran kooperatif tipe TGT,
pengalaman dan pengetahuan yang baru
siswa terbagi dalam kelompok- kelompok
dalam interaksinya dengan lingkungan,
kecil yang beranggotakan 4 atau 5 yang
guna adanya perubahan dalam aspek
berbeda
jenis
kognitif, afektif, dan psikomotorik pada
kelamin, dan latar belakang etniknya,
diri siswa. Hasil belajar menurut Nasution
kemudian siswa akan bekerjasama dalam
(2006 : 36) adalah hasil dari suatu
kelompok
kecilnya.
interaksi tindak belajar mengajar dan
Berdasarkan latar belakang masalah,
biasanya ditunjukan dengan nilai tes yang
rumusan
adakah
diberikan guru. Menurut pengertian ini
peningkatan keaktifan dan hasil belajar
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa
model
dapat diketahui setelah adanya penilaian
TGT
tes dari guru yang didahului dengan
Dari
adanya
belajar
siswa
tingkat
–
kemampuan,
kelompok
masalah
setelah
melalui
ini
yaitu
diterapkannya
pembelajaran cooperative (Teams
Games
tipe
Tournament)
.
keaktifan
tindakan
dan
belajar,
interaksi
belajar
rumusan tersebut dapat diketahui tujuan
mengajar. Hal ini diperkuat dengan
dari
untuk
adanya pengertian lain yang dikemukakan
mengetahui peningkatan keaktifan dan
oleh Dimyati dan Mudjiono (2002 : 36)
hasil belajar siswa setelah diterapkannya
hasil belajar adalah hasil yang ditunjukan
model pembelajaran cooperative
dari
TGT
penelitian
(Teams
ini
Games
adalah
tipe
Tournament).
Keaktifan berasal dari kata dasar ‘aktif’, yang berarti giat bekerja, giat berusaha,
suatu
mengajar
interaksi dan
tindak
biasanya
belajar
ditunjukan
dengan nilai tes yang diberikan guru.
UMP journal of automotive education
B. Metode Penelitian (Research Method)
DP =
Jenis penelitian ini merupakan penelitian Action
tindakan
Keterangan :
PTK
P
Research).
(Penelitian
bulan
Agustus
sampai
x 100%
N
kelas (Classroom
Tindakan Kelas). Penelitian ini dilakukan dari
n
= Tingkat keberhasilan yang dicapai
bulan
N
= Jumlah skor ideal
November 2013 di SMK Taman Karya
n
= Jumlah skor jawaban dari
Madya Teknik Kebumen. Kelas yang
responden
menjadi subjek penelitian adalah kelas XI
Penelitian ini dikatakan berhasil
TKR 12 B yang berjumlah 21 siswa, yang
jika jumlah siswa yang mencapai nilai
terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 1 siswa
KKM sebesar 75,00 mencapai 100 %, dan
perempuan. Pengumpulan data dilakukan
persentase keaktifan siswa tiap siklusnya
dengan
meningkat.
metode
tes dan
metode
observasi. Metode tes dipakai dengan C. Hasil memberikan instrumen penilaian (soal tes) yang digunakan untuk menilai hasil belajar
siswa,
sedangkan
metode
Penelitian
dan
Pembahasan
(Finding and Discussion) Setelah pembelajaran
diterapkannya TGT,
diharapkan
model ada
observasi digunakan untuk mengamati
peningkatan keaktifan dan hasil belajar
keaktifan siswa dengan mengisi lembar
siswa pada standar kompetensi sistem
observasi. Pada setiap siklus setelah
starter dan pengisian. Pada observasi
pengambilan data dengan menggunakan
awal, data keaktifan siswa disajikan pada
soal tes, maka dapat diketahui nilai rerata
diagram berikut :
siswa,
kemudian
nilai
tersebut
dibandingkan dengan nilai pada observasi awal untuk dapat diketahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Hasil dari pengamatan lembar
dengan
observasi
persentase
keaktifan
menggunakan
dapat siswa.
diketahui Untuk
mengetahui persentase dapat dihitung dengan rumus :
UMP journal of automotive education
Persentase keaktifan siswa observasi awal
Persent ase
100 80 60 40 20 0
Persentase Keaktifan Siswa Pada Siklus I
Persent ase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
100 80 60 40 20 0
Persentase ( % ) 1 1 7 1 5 9 1 1 1 9 5 8 Aktif
Persentase ( % ) 1 1 6 8 6 8 9 1 7 9 6 5 Aktif
Persentase ( % ) 0 0 2 0 5 1 0 0 0 1 5 1 Tidak Aktif
Persentase ( % ) 0 0 4 1 3 2 1 0 2 1 3 4 Tidak Aktif
Nomor items observasi keaktifan
Nomor items observasi keaktifan
Gambar 1. Keaktifan siswa pada observasi
Gambar 2. Persentase keaktifan siswa pada siklus I
awal Berdasarkan data diketahui rerata jumlah siswa kelas XI TKR 12 B yang aktif pada observasi awal sebesar 80,42 %. Setelah adanya tindakan observasi awal, peneliti kemudian menerapkan model pembelajaran TGT (Teams Games Torunament) pada kegiatan pembelajaran. Pada siklus I data keaktifan siswa setelah diterapkannya model pembelajaran ini dapat diketahui pada
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
Data tersebut menunjukan persentase keaktifan siswa meningkat pada siklus I dengan
persentase
sebesar
86,67
%.
Kemudian pada siklus II persentase keaktifan juga meningkat sebesar 90,42 %. Berikut diagram keaktifan pada siklus II. Persentase keaktifan siswa Pada Siklus II 100
diagram berikut :
80 60
Persent ase
40 20 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 Persentase ( % ) 1 9 9 9 7 9 9 9 9 8 7 9 Aktif Persentase ( % ) 0 5 5 5 2 5 5 5 1 1 2 1 Tidak Aktif Nomor items observasi keaktifan
UMP journal of automotive education
Gambar 3. Persentase keaktifan siswa pada siklus II mengamati
keaktifan
siswa,
peneliti juga mengambil nilai dari hasil tes yang diberikan pada siklus I dan siklus II. Keberhasilan
belajar
ditunjukan
dengan
100 80 60 40 20 0
Persentase
Selain
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
adanya kenaikan nilai rerata siswa pada standar kompetensi sistem starter dan pengisian.
Untuk
mengetahui
tingkat
Series1
kenaikannya, peneliti membandingkan nilai pada observasi awal dengan nilai pada siklus I
Observ asi awal
Siklus I
Siklus II
NILAI RATA - RATA 66,22 85,25 88,45
Gambar 4. Rekapitulasi hasil belajar siswa
dan siklus II. Pada observasi awal, nilai rerata D. Simpulan dan Saran standar kompetensi sistem starter dan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengisian adalah 66,22. Tes yang diberikan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa
merupakan tes dengan bentuk mulltiple
dengan
choice. Pada siklus I, peneliti memberikan tes
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
materi sistem starter dengan jumlah soal 22.
Games Tournament), dapat meningkatkan
Dari hasil tes yang diberikan diperoleh nilai
keaktifan
rerata sebesar 85,25 yang berarti nilai rerata
kompetensi sistem starter dan pengisian di
ini meningkat dari observasi awal. Pada siklus
SMK
II, peneliti memberikan tes materi sistem
Kebumen. Sebelum diterapkannya model
pengisian dengan jumlah soal 23. Dari hasil
pembelajaran
tes, diperoleh nilai rerata siswa sebesar 88,45
keaktifan belajar siswa sebesar 80,42 %,
yang berarti nilai rerata meningkat . Berikut
dan
merupakan diagaram kenaikan hasil belajar
pembelajaran ini, keaktifan belajar siswa
siswa pada setiap siklusnya.
meningkat menjadi 86,67 % pada siklus I
menggunakan
dan
Taman
setelah
hasil Karya
model
belajar Madya
kooperatif
tipe
diterapkannya
pada Teknik TGT, model
dan meningkat pada siklus II menjadi 90,42 %. Meningkatnya kekatifan belajar siswa juga mempengaruhi hasil belajar siswa dengan kenaikan nilai rerata pada observasi awal 66,22 menjadi 85,25 pada siklus I, dan nilai rerata meningkat menjadi
UMP journal of automotive education
ini _________________. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi dikatakan berhasil karena jumlah siswa Aksara. yang mencapai nilai KKM meningkat, dari 88,45
pada
siklus
II.
Penelitian
2011. Penelitian 16,28 % pada observasi awal, mencapai _________________. Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi 100 % pada siklus I dan siklus II. Adapun Aksara beberapa saran berkaitan dengan Aunurrahman. 2012. Belajar dan penerapan model pembelajaran Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. kooperatif tipe TGT sebagai berikut : (1) Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar adanya penelitian ini, diharapkan para Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi dan Akuntansi Sekolah Menengah Atas. guru dapat memecahkan permasalahan Jakarta: Depdiknas belajar di kelas dengan melakukan penelitian tindakan kelas,(2) sebaiknya Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta model pembelajaran ini diterapkan oleh para guru untuk meningkatkan keaktifan Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Wacana dan hasil belajar siswa pada setiap Prima kompetensi yang dipelajari, (3) adanya Larry C, Byron.K.H & Stanley. H.K. 2001. ‘’Students Perceptions of the evaluation penelitian ini, diharapkan para guru bisa College Teaching’’, Quality Assurance In menerapkan dan mengembangkan model Education, Vol 9 No. 4, pp 197 - 207. USA : MCB University Press pembelajaran kooperatif kepada siswa ketika pembelajaran, sehingga siswa lebih Lathifah Fadhlani. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Teams Games Tournament) untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Daftar Pustaka Belajar Fisika Siswa Kelas VIII-B SMP Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. 2008. Negeri 1 Malang. Skripsi Universitas Psikologi Belajar. Jakartaa : Rineka Negeri Malang. Cipta. aktif dalam belajar.
Arends, Riechard I. 2008. Learning To Teach. Medsker, K.L & Kristina.M.Holdsworth. 2001. Models And Strategies For Training Diterjemahkan oleh Helly Prajitno. Design. United States of Amerika : ISPI Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Modul 1 − 4. 2011. Disampaikan Pada Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Program Pendidikan dan Latihan Jakarta : PT. Rineka Cipta. Profesionalisme GURU (PLPG) Tahun
UMP journal of automotive education
2011. Depdiknas: Tim Sertifikasi Guru Sudarsono, Bambang. 2010. Impelementasi Rayon 38. Strategi Pembelajaran Aktif Pada Materi Sistem Bahan Bakar Bensin di Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses SMK Muhammadiyah 1 Salam Belajar Mengajar. Bandung : PT. 2009/2010. Tesis, Program Remaja Rosdakarya. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Nasution. 2006. Kurikulum dan pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Supinah dan Agus D.W. 2009. Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Ngalim Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip Dan Dasar Yogyakarta: PPPPTK Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Matematika Remaja Rosdakarya. Syamsu Yusuf dan Juantika Nur Ihsan. 2006. Landasan Bimbingan Dan Konseling. Oemar Hamalik. 2005. Perencanaan Bandung: Remaja Rosdakarya. Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Ratnani Dewi. 2010. Meningkatkan Hasil Rineka Cipta. Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Di Kelas X Slavin, E. Robert. 2005. Cooperative Learning. AP 2 SMK Negeri Temanggung Tahun Bandung: Nusa Media. Pelajaran 2009/2010. Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo Sugiyono. 2011. Metode Penelitian (tidak dipublikasikan). Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan ________. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta Bandung : Alfabeta. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran TEAM 1995. Electrical Group Step 2. Jakarta : Mengembangkan Profesionalisme PT. Toyota Astra Motor Guru. Jakarta: Rajawali Press. __________. New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor Saminanto. 2011. Ayo Praktik PTK. Semarang : Rasail Media Group.
Toyota Astra Motor ( t.th ). Materi Engine Group Step 2. Jakarta : Toyota Astra Motor Sardiman, A. M, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Trianto. 2009. Mendesain Model Grafindo Persada pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.
Soetarno.2001. Pembelajaran Bandung: Dunia baru
Efektif. Vicki Puji Lestari. 2011. “Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
UMP journal of automotive education
Games Tournament (TGT) Pada Pokok Bahasan Lingkaran Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Purworejo Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo (tidak dipublikasikan). Wahyu
Vidayati. 2010. ‘’Peningkatan Keaktifan Belajar IPA Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)’’. Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo (tidak dipublikasikan).
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
UMP journal of automotive education