JADWAL MISA Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib
03 April 2016
Tahun VII – No. 13
Tuhan Yesus, Aku Mengandalkan Engkau!
Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium) PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib Romo Anton Baur, Pr. PELAYANAN MISA REQUIEM DI GEREJA Dapat diselenggarakan pada hari Senin hingga Jumat. Hubungi Sekretariat Paroki. Website: www.parokisanmare.or.id Facebook Group: SanMaRe Kontribusi artikel, pengumuman, iklan:
[email protected]
Ada persitiwa menarik dalam injil minggu ini, yaitu pada hari Minggu malam, di hari Kebangkitan Yesus, dan kemudian, di hari Minggu seminggu sesudahnya. Di kesempatan pertama, Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya, masuk ke dalam ruangan yang pintu-pintunya terkunci, untuk menemui para rasul-Nya yang “takut kepada orang-orang Yahudi”.
Mereka mungkin khawatir bahwa orang-orang Yahudi itu pun akan menganiaya mereka, seperti yang telah dilakukan terhadap Guru mereka. Maka Tuhan Yesus datang untuk menghibur dan memberi kekuatan kepada para murid itu. Ia berdiri di tengah mereka, dan berkata, “Damai sejahtera bagi kamu”, lalu menunjukkan bekas-bekas luka-Nya. Para rasul yang berkumpul di sana, kecuali Thomas, mengenaliNya dan bersukacita melihatNya. Tuhan Yesus tak hanya menghibur mereka, namun juga mengutus dan memberikan penugasan baru kepada mereka, setelah menghembusi mereka dengan Roh Kudus-Nya. Tugas baru itu adalah tugas untuk mengampuni dosa. Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus -1-
kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:21-23). Ini adalah suatu perintah besar dari Yesus yang mereka lakukan dan yang dengan setia terus dilakukan oleh para penerus mereka—yaitu para imam di Gereja Katolik—di sepanjang zaman.
Rasul Thomas yang tidak ada di sana ketika Yesus datang, tidak percaya bahwa temantemannya itu telah melihat Yesus yang bangkit. “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (Yoh 20:25). Ini adalah suatu perkataan yang mungkin juga mewakili kekerasan hati banyak orang sampai saat ini. Banyak orang yang inginnya melihat sendiri suatu tanda atau mukjizat, baru bisa percaya. Seminggu kemudian Kristus datang lagi, saat Thomas ada di sana. Tanpa diberitahu, Yesus langsung berkata Thomas agar ia meletakkan jarinya di bekas luka di tangan Yesus dan mencucukkan jarinya ke dalam lambung-Nya. Tidak disebutkan apakah Thomas melakukan hal itu, tetapi pada saat itulah Thomas percaya, dan berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28). Dari ketegaran hati Thomas, pertamatama kita memperoleh suatu pernyataan kebenaran iman Kristen, yaitu bahwa Yesus adalah sungguh Tuhan dan Allah. Sebab jika tidak demikian, tentunya Yesus akan mengoreksinya. Fakta bahwa Yesus tidak menyangkalnya, itu menunjukkan kebenaran perkataan Thomas. Maka pantaslah kita berterimakasih kepada Rasul Thomas. Kedua, kita menjadi paham, bahwa Yesus menghendaki kita untuk percaya kepada-Nya meskipun tidak melihat-Nya. Atau dengan kata lain, percaya, tanpa harus melihat tanda ataupun mukjizat. Ini merupakan tantangan bagi semua orang beriman.
Sungguh, besar kemungkinannya, setiap orang akan melalui masa-masa yang serupa. Mungkin kita pun pernah mengalami mukjizat-mukjizat Tuhan, tetapi ada saatnya mukjizat itu tidak lagi kita alami. Akan datang penyakit dan seberapapun kita memohon kesembuhan, mukjizat kesembuhan itu tidak datang. Atau, kita mengalami masalah besar, yang membuat kita tidak bisa lagi mengalami kemudahan ataupun kekuatan yang dulu pernah kita miliki. Di sanalah iman kita diuji, dapatkah kita tetap berkata bersama dengan Rasul Thomas, “Ya, Tuhanku dan Allahku, aku percaya kepadaMu”?
Dapatkah kita berkata bersama St. Maria Faustina, “Yesus, aku mengandalkan Engkau”? Namun di saat kita memasrahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan, di sanalah Ia mengizinkan kita mengalami keeratan kasih dengan-Nya, ketulusan cinta tanpa kata, yang memurnikan jiwa kita. Di hari Minggu Kerahiman ini, marilah kita pasrahkan seluruh hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Sebab kita percaya, tak ada sesuatu apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus (Rm 8:38-39). Disadur dari: http://www.katolisitas.org/tuhan-yesus-aku-mengandalkan-engkau/
-2-
Disiapkan oleh Rm Anton Baur Pr.
Misericordiae Vultus
Memahami Wajah Kerahiman Allah (11) (Sambungan) Paus Fransiskus menyatakan, tahun 2016 adalah Tahun Yubelium Luar Biasa Kerahiman Allah. Hal ini dikatakan oleh beliau dalam Bulla Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman Allah) yang disampaikan pada 11 April 2015. Tahun Yubelium Luar biasa ini dimulai pada Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda pada 8 Desember 2015 dan diakhiri pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam pada 20 November 2016. Di dalam Bulla inilah, dijelaskanlah maksud rohani yang utama dari adanya Tahun Yubelium Luar Biasa ini. Bapa Paus memiliki refleksi yang begitu mendalam akan Wajah Kerahiman Allah. Kini, kita akan bersama-sama mencoba mengenali Bulla ini dalam beberapa kesempatan di Warta paroki kita. Kita akan mengenalinya paragraf per paragraf dalam terjemahan Bahasa Indonesia.
14. Praktik peziarahan memiliki sebuah tempat khusus dalam Tahun Suci, karena merupakan perjalanan kita masing-masing yang dibuat dalam kehidupan ini. Kehidupan ini sendiri adalah sebuah peziarahan, dan manusia adalah seorang “viator”, seorang peziarah yang berjalan di sepanjang jalan, membuat jalannya menuju tujuan yang dikehendaki. Demikian pula, untuk mencapai Pintu Suci di Roma atau di tempat manapun di dunia, semua orang, masing-masing sesuai dengan kemampuannya, akan harus membuat sebuah peziarahan. Ini akan menjadi sebuah tanda bahwa kerahiman juga merupakan sebuah tujuan untuk diraih dan membutuhkan dedikasi dan pengorbanan. Semoga peziarahan menjadi sebuah dorongan untuk pertobatan: dengan melintasi ambang Pintu Suci, kita akan menemukan kekuatan untuk merangkul kerahiman Allah dan mendedikasikan diri kita untuk menjadi penuh kerahiman de-ngan orang lain sebagaimana te-lah dilakukan Bapa bersama kita. Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita langkah-langkah peziarahan untuk mencapai tujuan kita, “Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan, janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukur kepadamu” (Luk 6:37-38). Tuhan meminta kita terutama tidak menghakimi dan tidak menghukum. Jika ada orang yang ingin menghindari penghakiman Allah, ia seharusnya tidak membuat dirinya hakim atas saudara atau saudarinya. Manusia, setiap kali mereka menghakimi, melihat tidak lebih -3-
jauh dari permukaan, sedangkan Bapa melihat ke dalam kedalaman jiwa. Berapa banyak kata-kata membahayakan dilakukan ketika mereka termotivasi oleh rasa cemburu dan iri hati! Menjelekkan orang lain menempatkan mereka dalam sebuah terang yang buruk, merusak reputasi mereka, dan menjadikan mereka mangsa keinginan bergosip. Menghindari penghakiman dan penguhukuman berarti, dalam arti positif, mengetahui bagaimana menerima kebaikan dalam setiap orang dan menghindarkan dia dari setiap penderitaan yang mungkin disebabkan oleh penilaian sepotongsepotong dan anggapan kita tahu segalanya tentang dia. Tetapi, ini masih belum cukup untuk mengungkapkan kerahiman. Yesus meminta kita juga untuk mengampuni dan memberi menjadi sarana kerahiman karena kitalah yang pertama kali menerima kerahiman dari Allah. Bermurah hati dengan orang lain, mengetahui bahwa Allah menghujani kebaikan-Nya atas kita dengan kemurahan hati yang besar. Penuh kerahiman seperti Bapa, adalah “motto” Tahun Suci ini. Dalam kerahiman, kita menemukan bukti bagaimana Allah mengasihi kita. Ia memberikan seluruh diri-Nya, selalu, dengan bebas, dan tanpa mengharapkan imbalan. Ia datang untuk menolong kita setiap kali ktia memanggil-Nya. Betapa indahnya Gereja mengawali doa hariannya dengan kata-kata, “Ya Allah, bersegeralah menolong aku, ya Tuhan!" (Mzm 70:2) Pertolongan yang kita minta sudah merupakan langkah pertama dari kerahiman Allah bagi kita. Ia datang untuk menolong kita dalam kelemahan kita. Dan, pertolonganNya berupa menolong kita menerima kehadiran dan kedatan-Nya kepada kita. Hari demi hari, tersentuh oleh kasih sayang-Nya, kita juga bisa menjadi welas asih terhadap orang lain. (Bersambung)
Agenda Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah 1. Gerakan Rohani Pekan Pertama Mei 2016 Adorasi, Rekoleksi, Novena, Amal Kasih* - Rekoleksi 7 Mei 2016. Kerahiman Allah dalam Pengabdian Guru. *Amal Kasih dinyatakan dalam amplop putih, tersedia dipintu Gereja mulai April 2016. 2. Sakramen Tobat (Mohon Partisipasi Umat) Kamis, 7 April 2016 di Wilayah1. Pkl. 19.00 – 22.00. Tempat : Rumah Bpk. Yanto & Ibu Elizabeth Jl. Mandar Utama (alamat lengkap hubungi pengurus lingkungan) Oleh : Romo Alp. Setya Gunawan Pr & Romo Antonius Baur A. Pr Kamis, 12 Mei 2016 di Wilayah2. Pkl 19.00 – 22.00.* * Bila ada perubahan akan diberitahukan. 3. Novena Roh Kudus 6 – 14 Mei 2016. 4. Ziarah 9 gereja di Keuskupan Agung Jakarta Mengikuti Buku Panduan Gerakan Rohani Keuskupan Agung Jakarta. -4-
KABAR UMAT
Ditulis oleh Gabriel Randal (PPA)
Semangat Kaum Muda Menghadiri Misa krisma Pada 24 Maret yang lalu, Seksi Panggilan mengajak misdinar SanMaRe untuk mengikuti misa Krisma di Gereja Katedral Jakarta. Misa Krisma adalah misa dimana mempunyai dua makna penting yang terkandung yaitu Pembaharuan janji Imamat dan Liturgi Pemberkatan Minyak (minyak katekumen, minyak krisma, dan minyak pengurapan orang sakit). Misa ini dilaksanakan hanya setahun sekali dan selalu diadakan di Gereja Katedral. Ada 25 remaja misdinar yang ikut Misa Krisma ini yang didampingi oleh Pak Diddy (Sie Panggilan), Ibu Erika, Pak Haryono dan beberapa pendamping lain. Hal yang membuat misdinar bersemangat mengikuti Misa Krisma ini adalah kedua Romo Paroki SanMaRe juga ikut berpartisipasi dalam Misa Krisma ini. Rombongan berangkat dari Stasiun Jurang Mangu pada pukul 5.15 WIB. Walaupun berdesakan didalam kereta, tetapi kami senang berangkat ke Katedral dengan naik kereta Commuter Line. Kami tiba di Gereja Katedral pada pukul 7.00. Awalnya kami mengira Gereja Katedral masih sepi, ternyata Gereja Katedral sudah dipenuhi oleh beberapa umat, Frater, Bruder, Biarawati, dan Romo. Akhirnya, kami mendapatkan tempat duduk di luar gereja. Misa Krisma dimulai pukul 08.00 dan dipimpin oleh Mgr. Ignatius Suharyo (Uskup Agung Jakarta) yang didampingi oleh RD. Samuel Pangestu (Vikaris Jendral KAJ), RD. Yohanes Hadi dan RP. Nono OSC. Misa ini juga dihadiri oleh Uskup Manokwari, Sorong, yakni Mgr. Hadisumarta, Ocarm. Tema pada Misa Krisma kali ini adalah Menjadi Imam yang Setia dan Berbelas Kasih. Hal yang menarik pada misa kali ini adalah misa kali ini adalah momen yang bertepatan dengan Tahun Yubileum Luar Biasa Kerahiman Allah. Misa ini selesai kira-kira pada pukul 10.00. Setelah misa selesai kami bertemu dengan mantan Romo Paroki kita yaitu Romo Noto dan Romo Yus Noron. Kami pun berbincang sebentar dan berfoto bersama. Setelah itu kami pun kembali ke Gereja SanMaRe dengan menggunakan kereta Commuter Line. Asiknya, sebelum kembali kami diajak makan siang terlebih dahulu di Bakmi GM bersama dengan kedua Romo Paroki kita. Pengalaman mengikuti Misa Krisma inilah pastinya membuat misdinar SanMaRe mulai tertarik menjadi seorang Imam/Biarawan/Biarawati. Semoga dari paroki kita yang tercinta ini dapat melahirkan satu remaja untuk menjadi seorang pelayan yang hidup selibat.*** -5-
KABAR UMAT
Ditulis oleh Nani Yovita (WarSen)
Mencari Oase di Jawa Tengah bersama Warga Senior Pertapaan Santa Maria Rawaseneng sering menjadi oase bagi jiwa yang sedang letih. Ketika memasuki kawasan pertapaan, keheningan suasana akan langsung menyentuh jiwa para peziarah. Pertapaan para trappist tersebut terletak sekitar 14 kilometer sebelah Utara kota Temanggung, Jawa Tengah. Warga Senior (Warsen) Sanmare melakukan perjalanan ziarek selama tiga hari dua malam, mulai tanggal 4 Maret 2016 dengan tujuan Goa Maria Kaliori, Pertapaan Rawaseneng dan Goa Maria Kerep. Kami berangkat dari Sanmare pada saat Subuh dan tiba di Kaliori langsung mengadakan Misa di Goa Maria Kaliori, satu-satunya Goa Maria di Indonesia yang patungnya diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Wonosobo dan menginap di Kledung, sebuah desa wisata yang terletak pada lembah antara Gunung Sindoro dan Sumbing. Suasana pegunungan dipercantik hamparan kebun teh, membentang luas berwarna hijau diselimuti kabut tipis, sungguh sangat mempesona. Kami bersyukur kepada Allah Yang Maharahim, telah diizinkan berinteraksi dengan menghirup segarnya udara, berikut merasakan sejuknya tetes embun sekaligus menyentuh airnya yang sangat dingin. Hari kedua seluruh peserta mengadakan Misa di Pertapaan Santa Maria Rawaseneng sambil mengikuti Ibadat siang bersama para rahib di sana. Kami merasakan kesejukan batin yang menenteramkan jiwa ketika mendengar para rahib bermazmur dengan suara jernih. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ziarah ke Goa Maria Kerep. Tanpa menghiraukan derasnya hujan, seluruh peserta setia mendaraskan Doa Rosario di depan Goa Maria Kerep. Dengan berpayung, para peserta menyempatkan diri mengagumi patung Bunda Maria Assumta. Malam harinya kami semua menikmati keindahan serta kuliner kota Semarang. Pada hari terakhir perjalanan ziarek, peserta mengikuti Misa pagi di Gereja Katedral Semarang. Kemudian berekreasi sejenak sambil berbelanja oleh-oleh. Dalam perjalanan pulang, kami singgah di kota Pekalongan untuk berbelanja batik. Tiba kembali di Gereja Sanmare kira-kira pukul 23.00. Kebahagiaan para warga senior terpancar dalam semangat berdoa dan memujiNya selama perjalanan di dalam bus dan juga ketika berjalan kaki menembus hujan di Goa Maria Kerep. Semua ini terlaksana, hanya karena kasihNya kepada kami, para peziarah.*** -6-
JADWAL LITURGI HARI MINGGU PASKAH III, 10 April Bacaan: Kis. 5:27b-32, 40b-41; Mzm.30:2,4,5,6,11a,12a,13b; Ul. 2a; Why. 5:11-14; Yoh. 21:1-19 Saran Lagu: PS 524, 526, 527, 528, 529, 530, 829, 963
HARI MINGGU PASKAH IV, Minggu Panggilan, 17 April Bacaan: Kis. 13:14,43-52; Mzm. 100:2,3,5; Ul:3c; Why. 7:9,14b-17; Yoh. 10:27-30 Saran Lagu: PS 421, 539, 542, 543, 544, 656, 693, 689, 849, 961
Sabtu, 9 April, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Petrus Putra/i Altar: Theodorus Albert Winata, YM Jonathan Glenn Paskalis, Maximilian Guido Yosa Adiyatma, Titus Mahatma Ekapandya, Petrus Jason Bhaskara, Christopher Satrio Binatoro, Albertus Alexander Goenawan, Eugenia Puspa Pitaloka, Maria Tania Pangastuti, Patricia Quina Gita Naviri Prodiakon: Rudyanto Gunawan, Dwi Respati, Bambang Sulistyo P., F. A. Soedjarno, Donanta Octaviardi, Noegroho Tjiptorahardjo, Joachim Sulistyo, K. Arifin Minggu, 10 April, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Emanuel Putra/i Altar: Antonius Totonafo Harefa, Michael Cathney, Rafael Christian, Bernadette Nathania Sukieche, Benedict Matthew Sukieche, Yohanna Emarina, Maria Carolina Itu Leba, Maria Carmelitta Ome Leba, Gabriela Alexander Putri, Christina Simamora Prodiakon: Maria Yoke Edna, Petrus Lazarus Mardjono, Hadi Susanto, Hendrawan Thiodorus, Yoseph Martahan Sitorus, Ignatius Sudarmadi Minggu, 10 April, pukul 09.00 Koor dan Tatib: St. Timoteus Pemazmur: Yongki Sugiharto Putra/i Altar: Fransisca Mariana Rasendrya Z., Lidwina Gea Ekartama, Brigitta Merlyn Bulu, Eudes Pendar Gandlewa Hening, Honoratus Pavel Galis Hening, Andreas Mado Laba, Fortunatus Narendra Narthapandya, Maria Kiara Anindita, Josephine Marie Yohana, Patricia Dias Riandari Prodiakon: Adrianus Nggala, George Pangemanan, Andreas FK, Gunawan Gunarso, Didik Wiryawan AP, Floribertus Rismantoro, Gregorius Suyanto Utomo, Joannes Suharno, Lucas Hanifa Natahusada, Yadi Djuhandi, Ping Julianto Widjaja, Willem Dagi, Yuliana Yelly, Agnes A. Sayan Rampisela, Albertus Sugianto
Sabtu, 16 April, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Felix Putra/i Altar: Maria Aurelia Larasati Hendrarto, Maria Audriana Saraswati, Kerri Maria Gunawan, Elisabeth Margaretha Manalu, Timotius Patrick Lie Leonad, Gabriella Putri, T. Aurora Rosarian Adliana, Antonius Rangga Hapsoro W., Mikael Josafat, Laurentius Melvin P. Prodiakon: Antonius E. Nelwan, Agung Wahyu Wibowo, Fransiskus P. Narendra, Heribertus Darno, Agus Munandar, Esther Meinelsa Manurung, Rinto Setiono, Royandi Ernestus DP Minggu, 17 April, pukul 06.30 Koor dan Tatib: Sta. Maria Ratu Rosari Putra/i Altar: Ign. Jonathan Wicaksono N., Clara Tanjung Pramesti, Natalia Sekar Dinda Kartika, Florentia Lentera Kasih R., F. Yola Yunita, Teresa Amely Digrazia, Efrem Kriste Prana Pangasta Mukti, F. Arya Kusuma Aji, Vincentius Adrian Laurens N. P., F. X. Anggara Nugroho Prodiakon: Gunawan Wibowo, Agustinus Fadjar AS, Bambang Tedjo Nugroho, Haryono Widarta, Daniel Bala Batti, Lily Irene Tantra Minggu, 17 April, pukul 09.00 Koor dan Tatib: GREGORIAN & Wilayah 3/ St. Thomas Aquinas Pemazmur: Yongki Sugiharto Putra/i Altar: Theresia Carissa Indurasmi, Helena Amithya da Rato, Mikhael Abhiseka Pramono, Santos Ferdinand Tambunan, Paulus Winton Fernandes Tambunan, Joety Johannes Aaron Bongku, Maria Ajeng Cipta Wening, Jose Marie Pareira, Matthew James Pareira Prodiakon: Hartawan Makmur, Heru Santosa, Georgino Godong, Temmy Royani, Paul August Liqui, Soetojo Dharmadi, Tjhong Vincentius, Yohannes Pudjiastoto, Gatot Kusumo Atmojo, Bayu Rajasa, Arden Andreas Barus, Fifi Amaliawaty, Florentina -7-
Supriadi, Wahid Gunawan, Saras Damai Susetyo, Irwan Wijaya, Agustono Widjaja, Helfina M. Tisnakusuma, Marcus B. Samosir, Maryono Suwargo Minggu, 10 April, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Jovita Putra/i Altar: Patricia Kayla Putri Cahyono, Yohanes Purba Sangga Becik, Giacinta Maretha Prita Pradita, Alexandra Ashley Soetardi, Theresia Avila Revabelle Maharani, Andreas Kevin Bagasksatria, Caroline Susan Mahadewi Gadis Amara, Agata Anjani Cita Permata Kusuma, Maria Fransiska Chelsea Novelia Prodigma G. Prodiakon: Romualdus Ponidjan, Hesti Purbaningsih, Yasinta F., Yustinus F. Irjayanto, Agnes Bertha Tabarani, Alfonsus Haryanto, Yustinus T. Mudjihardjo, Agustinus D., Metty S.
Ratna Supeni H., Grace Theresia Supit, I. Y. Supriyanto, Saly Listiyadhi, Ingewati Kusuma, Heru Yuniriyanto, Didi Hartanto, Veronika Kani, Yosep Yendi, Rudyanto Gunawan Minggu, 17 April, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Damian Putra/i Altar: Kristina Irmadani Darwin, Teresa Alana Dewi, Genoveva Audrey Divavolney Dhayawardhana, Marcus Aurelius Brehatmaja D.D, Thomas Lasmono Wibowo, Aurelia Yashodara Nareswari, Robertus Darren Radyan, Michael Rama Aviandri Santoso, Margaretha Velicia Prodiakon: Dwi Respati, Bambang Sulistyo P., F. A. Soedjarno, Donanta Octaviardi, Noegroho Tjiptorahardjo, Joachim Sulistyo, K. Arifin, Maria Yoke Edna, Petrus Lazarus Mardjono, Hadi Susanto
PENGUMUMAN 1. Kursus Injil Lukas oleh Romo Gunawan akan diadakan pada hari Senin, 4 April 2016, kelas pagi jam 09.30 – 11.30 dan kelas malam jam 19.30 – 21.00, bertempat di R 303-305. 2. Pengumpulan Kotak APP oleh lingkungan paling lambat 4 April. Seluruh dana APP dapat disetorkan melalui Bank BCA 474 032 0055 an. PGDP Paroki Santa Maria Regina. Mohon bukti setoran dapat diserahkan ke PSE. 3. Persekutuan doa diadakan pada hari Kamis, 7 April, pukul 19:30 di Aula SanMaRe. Renungan akan dibawakan oleh Bp. Steve Supit. 4. Pendaftaran calon Katekumen baru telah dibuka sampai dengan tanggal 30 April. Wawancara akan diadakan tanggal 01 Mei dan pembelajaran dimulai tanggal 01 Mei 2016 s/d Maret 2017. Pendaftaran bisa melalui Sekretariat Paroki sesuai jam kerja atau melalui lingkungan terdekat.
-8-