TUGAS AKHIR SAVETY BRANKAS DENGAN DOUBLE KEY WORD VIA HANDPHONE DAN KEYPAD
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Disusun Oleh :
Nama
: RIO MARSOLPA
NIM
: 41405110109
Jurusan
: Teknik Elektro
Peminatan
: ELEKTRONIKA
Pembimbing
: Ir. EKO IHSANTO
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama N.I.M Jurusan Fakultas Judul Skripsi
: Rio Marsolpa : 41405110109 : Elektro : Teknik Industri : SAVETY BRANKAS DENGAN DOUBLE KEY
WORD VIA HANDPHONE DAN KEYPAD
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.
Penulis,
Materai Rp.6000
[ Rio Marsolpa ]
LEMBAR PENGESAHAN
SAVETY BRANKAS DENGAN DOUBLE KEY WORD VIA HANDPHONE DAN KEYPAD
Disusun Oleh : Nama NIM Program Studi Peminatan
: : : :
Rio Marsolpa 41405110109 Teknik Elektro Elektronika
Menyetujui,
Pembimbing
(
Ir. Eko Ihsanto
Koordinator TA
)
(
Ir. Jaja Kustija
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Elektro
(
Ir. Yudhi Gunardi. MT
)
)
ABSTRAKS
SAVETY BRANKAS DENGAN DOUBLE KEY WORD VIA HANDPHONE DAN KEYPAD
Dalam merancang locker menggunakan kunci elektronik berpengamanan ganda digunakan sebuah keypad dan respon jawaban miskol sebagai input sistem. Setiap inputan dari keypad dan jawaban miskol akan dibaca oleh mikrokontroler, lalu mikrokontroler akan memproses berdasarkan program yang terdapat didalam sistemnya kemudian akan mengirim data-data tersebut ke pengunci sehingga dapat menggerakkan pengunci. Untuk membuka kunci ini dibutuhkan password yang sesuai dengan password yang telah disimpan di dalam sistem. Apabila password benar maka mikrokontroller akan memerintahkan gsm modem untuk me-miss call pemilik brankas. Pengunci akan terbuka jika password benar dan respon jawaban miss call adalah ok. Sebaliknya apabila password salah maka mikrokontroller tidak akan memerintahkan gsm modem untuk memiss call, selanjutnya akan ditampilkan pada LCD pemberitahuan kesalahan password. Atau meskipun password benar tapi respon jawaban miss call adalah reject, maka pengunci tetap tidak dapat dibuka. Alat ini juga dilengkapi sebuah sensor untuk mendeteksi adanya pembobolan paksa yang bekerja dengan mengukur suhu panas tubuh manusia. Dan ketika itu mikrokontroller menyalakan alarm dan memerintahkan gsm modem untuk mengirim sms pada pemilik brankas akan adanya pembobolan illegal. Disinilah letak kelebihan alat ini bahwa alat ini tidak saja memberikan pengaman berlapis tapi juga dapat memberitahu pemilik tentang kondisi brankas aman atau tidaknya.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, kepada-Nya kami mohon perlindungan dan pertolongan. Shalawat dan salam semoga selalu berlimpah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan segenap pengikutnya. Penyusunan tugas akhir ini diberi judul “SAVETY BRANKAS DENGAN DOUBLE KEY WORD VIA HANDPHONE DAN KEYPAD”. Adapun tujuan pembuatan alat ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh ijazah dan gelar Sarjana di Universitas Mercu Buana. Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada 1. Bapak Ir. Yudhi Gunardi. MT selaku ketua program study teknik elektro Universitas Mercu Buana 2. Bapak Ir. Jaja Kustija selaku koordinator tugas akhir teknik elektro Universitas Mercu Buana 3. Bapak Ir. Eko Ihsanto M.eng, yang dalam penulisan tugas akhir ini telah memberikan bimbingan dan ide-ide serta kritik dan saran pada penulis sehingga penulisan tugas akhir ini dapat selesai. 4. Bapak/ Ibu dosen yang mengajar di program studi elektronika yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis. 5. Tidak lupa kepada orang tua beserta keluarga penulis yang telah memberikan didikan dan asuhan serta iringan doa yang tulus kepada penulis dalam menuntut ilmu. Semoga segala bantuan, bimbingan, doa dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan pahala dari ALLAH SWT. Penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran dari semua pihak kearah perbaikan guna kesempurnaan tugas akhir ini. Dan penulis juga mengharapkan semoga tugas akhir ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan juga rekan-rekan mahsiswa tekhnik elektro Politeknik Universitas Mercu Buana umumnya. Jakarta, Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI Halaman Judul …………………………………………………………………. Halaman Pernyataan ………………………………………………………….. Halaman Pengesahan ………………………………………………………… Abstraksi ……………………………………………………………………….. Kata Pengantar ………………………………………………………………… Daftar Isi ………………………………………………………………………… Daftar Tabel ……………………………………………………………………. Daftar Gambar …………………………………………………………………. BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
i. ii. iii. iv. v vi. vii.
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………... 1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 1.3 Batasan Masalah ……………………………………………... 1.4 Tujuan Pembuatan Alat …………………………………….... 1.5 Metodologi Penulisan ………………………………………… 1.6 Sistematika Pemecahan Masalah ………………………...... 1.7 Sistimatika Penulisan..........................................................
1 2 2 2 3 3 4
LANDASAN TEORI 2.1 Controller………………………......................................... 2.2 RTC ……………………….……………………….. 2.3 LCD …….…………........................................................... 2.4 GSM MODEM ……………………………………………….. 2.5 SENSOR PIR …………….………………......................... 2.6 KEYPAD……………………………………………………..
5 10 11 14 15 17
PERANCANGAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras ……………………………... 3.2 Perancangan Perangakat Lunak ……………………………
25 30
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sistim ……………………………………………... 4.2 Pengujian Alat ……………………………………………….
30 33
Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka …………………………………………………………………. Lampiran
40 41
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.3.1.1 Fungsi pin konektor LCD
12
Tabel 2.4.1
Beberapa jenis perintah AT yang digunakan
14
Tabel 2.5.1
data kombinasi penekanan keypad
21
Tabel 4.1.2.1 Respon sensor PIR terhadap jarak
35
Catatan : Tabel 2.1.1.1 menunjukkan tabel yang terletak pada Bab 2 sub 2.1.1 dengan urutan tabel No 1
DAFTAR GAMBAR
Halam an Gambar 2.1.2.1
Microcontroller atmega8535
6
Gambar 2.2.1
Susunan pin RTC
10
Gambar 2.3.1
LCD
11
Gambar 2.4.1
GSM Modem
14
Gambar 2.5.1
Diagram internal rangkaian sensor PIR
16
Gambar 2.5.2
Arah jangkauan gelombang sensor PIR
17
Gambar 2.6.1
Susunan keypad
18
Gambar 2.6.2
Hubungan keypad dengan port mikrokontroller
18
Gambar 2.6.3
Penggerbangan col 0 sda col3
19
Gambar 2.6.4
Aliran arus pada keypad
20
Gambar 3.1.1
Skema perangkat keras
25
Gambar 3.1.3.1
Ilustrasi pembatasan area sensor
27
Gambar 3.1.3.2
Blok rangkaian penerima infra merah
28
Gambar 3.1.4.1
Rangkaian penggerak relai dan alarm
28
Gambar 3.1.5.1
Rangkaian LCD
29
Gambar 3.1.6.1
Hubungan keypad dengan mikrokontroller
29
Gambar 4.1
Diagram komponen perangkat keras
32
Gambar 4.1.2.1
Rangkaian Sensor
33
Gambar 4.1.2.2
Tegangan sensor PIR tanpa objek
34
Gambar 4.1.2.3
Keluaran tegangan sensor PIR ketika mendeteksi objek berupa panas tuibuh Rangkaian pengujian relai
34
Gambar 4.1.3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.1
Catatan : Gambar 2.1.2.1 menunjukkan gambar yang terletak pada Bab 2, sub 2.1.2 dengan urutan gambar No 1
36
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Kesavety-an barang berharga dewasa saat ini sering kali menimbulkan rasa was-
was oleh pemilik-nya. Berbagai cara penyimpanan-pun dilakukan. Untuk nilai real yang tinggi, celengan ataupun kotak kecil belum mampu menghindari kita dari rasa takut akan kehilangan barang berharga yang kita sayangi. Brankas adalah solusi alternative untuk menjawab rasa ketakutan itu. Namun ketika tingkat kejahatan ikut meninggi, maka orang-orang terpaksa berpikir untuk menciptakan pengamanan berlapis untuk keamanan barang berharga yang mereka miliki. Dalam penulisan kali ini, penulis mencoba menyuguhkan
“ savety brankas
dengan double keyword via handphone dan keypad “ yang mamberikan pengamanan ganda oleh password yang kita masukan dan respon jawaban yang diterima dari handphone pribadi pemilik brankas atas miscall yang dikirim. Sehingga meskipun saat membuka password yang dimasukan adalah benar tapi miscall direject oleh pemilik brankas, maka brankas tetap tidak dapat di buka. Alat ini juga dilengkapi sebuah sensor yang dapat mendeteksi pembukaan illegal atau pembobolan paksa. Hal ini memberikan nilai positif pada pemilik brankas, karna selain memberikan kunci ganda, pemilik juga dapat mengetahui kondisi brankas-nya atas pembukaan illegal yang diberitahukan oleh sebuah sensor yang terpasang dalam brankas dalam bentuk informasi sms.
1.2
Rumusan Masalah Brankas sebagai media penyimpan barang berharga belakangan ternyata belum
mampu menciptakan rasa savety. Karna sering kita dengar di berita-berita akan adanya pencurian dan pembobolan paksa. Untuk menciptakan rasa aman, maka penulis mencoba menciptakan sistim pengamanan berlapis dengan memanfaatkan keypad dan handphone sebagai keyword, satu buah sensor untuk mendeteksi adanya pembobolan dan satu alarm untuk menghasilkan suara. Meski masih mengunakan keypad sebagai masukan password dan dinilai kalah dari sistim yang mengunakan sidik jari dan data DNA, tapi alat ini sangat ekonomis dan mempunyai pengamanan berlapis sekaligus dapat memberi informasi akan adanya pembobolan illegal. Diharapkan alat ini dapat bermanfaat untuk kita semua untuk menciptakan rasa aman akan barang berharga yang kita miliki . 1.3
Batasan Masalah Agar dalam penyusunan tugas akhir ini tidak terlalu luas masalahnya, maka
penulis menitik beratkan permasalahan ini pada cara kerja rangkaian serta cara pengoperasian alat.
1.4
Tujuan Pembuatan Alat Mencoba menciptakan sistim sistim pengamanan berlapis pada brankas yang
sekaligus dapat mendeteksi akan adanya pembobolan secara paksa dengan memanfaatkan keypad dan handphone.
1.5
Metode Penulisan Dalam penulisan dan penyelesaian tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah 1. Library Study (Studi Kepustakaan) Dilakukan melalui literature-literatur yang berhubungan dengan tema dari tugas akhir ini, untuk mencari informasi dalam menyusun teori-teori yang didapat baik secara global maupun detailnya, yang dilakukan secara langsung keperpustakaan guna memperoleh data dan informasi yang sifatnya teoritis agar dapat membantu dalam menyelesaikan pembuatan tugas akhir ini. 2. Laboratory Research (Penelitian Laboratorium) Metode ini dilakukan untuk menguji konsep-konsep yang ada dengan menggunakan alat yang sesuai. Pada saat yang pembuatan dan pada saat alat telah selesai dibuat, maka pengujian dapat dilakukan dan kesalahan yang masih ada dapat dilacak dan diperbaiki. 3. Konsultasi dan Diskusi Proses konsultasi dan diskusi dilakukan pada dosen pembimbing, dosen-dosen yang bidang ilmunya diaplikasikan pada pembuatan tugas akhir, pada seniorsenior dan pada kawan-kawan.
1.6
Metoda Pemecahan Masalah 1. Mendapatkan informasi yang berhubungan dengan pembahasan alat ini 2. Merancang arsitektur peralatan ini berdasarkan system kerjanya perbagian peralatan 3. Melakukan eksistensi dengan dosen pembimbing
1.7
Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan pembahasan yang sistematis dari pembuatan alat ini, maka
penulisannya disusun dalam bab-bab sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN Meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan pembuatan alat, metoda pemecahan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II :
LANDASAN TEORI Meliputi pembahasan mengenai teori-teori penunjang prinsip kerja rangkaian dari system.
BAB III :
PERANCANGAN Meliputi pembahasan mengenai langkah-langkah pembuatan alat serta prosedur pengujian yang menunjang dalam hal terciptanya alat ini.
BAB IV :
ANALISA DAN PEMBAHASAN Meliputi pembahasan mengenai prinsip-prinsip dan analisa kerja rangkaian dengan membandingkan teori dengan praktek.
BAB V:
KESIMPULAN Meliputi kesimpulan dan saran-saran dari penulis sehubungan dengan halhal yang ditemui dalam pembuatan tugas akhir ini.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Controller
2.1.1 Pengendali Mikro ATMEGA8535 Pengendali mikro ATMEGA8535 merupakan salah satu pengendali mikro keluaran dari ATMEL yang termasuk dalam generasi pengendali mikro AVR ( Alf and Vegard’s Risc processor ) berteknologi RISC ( Reduced Instruktion Set Computing ). Secara umum AVR dikelompokan jadi 4 kelas yaitu keluarga ATtiny, AT90Sxx, keluarga ATMEGA dan AT86RFxx yang pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memory, peripheral dan fungsinya. AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Ini yang bembedakannya dengan keluarga MCS-51 yang mengunakan teknologi CISC ( Complek Instruktion Set Computing ). Adapun bagian-bagian dari mikrokontroller ATMEGA8535 adalah : 1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C dan port D 2. ADC 10 bit sebanyak 8 buah 3. Tiga buah timer/counter dengan kemampuan pembanding 4. CPU dengan 32 register 5. Watchdog timer dengan osilator internal 6. SRAM sebesar 512 byte 7. Memory flash sebesar 8 kb dengan kemampuan read while write. 8. Unit interupsi internal dan eksternal 9. Port antar muka SPI 10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat deprogram saat operasi
11. Antarmuka komparator analog 12. Port USART untuk komunikasi serial
2.1.2 Pin-pin ATMEGA8535
Gambar 2.1.2.1 microcontroller ATMEGA8535 Konfigurasi pin ATMEGA8535 pada gambar di atas dapat dijelaskan secara fungsional sebagai berikut : 1. VCC sebagai masukan catu daya 2. GND sebagai pin ground 3. Port A sebagai pin I/O dua arah dan masukan ADC 4. Port B sebagai pin I/O dua arah dan pin khusus timer/counter, komparator analog dan SPI 5. Port C sebagai pin I/O dua arah dan pin khusus TWI, komparator analog dan timer Oscilator. 6. Port D sebagai pin I/O dua arah, komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial. 7. RESET sebagai mereset mikrokontroller 8. XTAL sebagai pin masukan clock eksternal 9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC 10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC
2.1.3 Pengenalan bahasa basic Pada pengoperasian alat ini kita tidak mengunakan bahasa program assembler yang dimiliki AVR ini tapi melainkan dengan mengunakan bahasa basic. Ini bertujuan agar dapat mempermudah pemahaman kita dalam pengoperasian alat karna bahasa basic sangat sederhana dan lebih mudah dimengerti. Adapun bentuk penulisan program bahasa basic dapat kita pelajari pada struktur penulisan berikut ini : 1. Struktur penulisan program $[Konfigurasi] Declare [function / subroutine] [Alias] [Deklarasi variabel] [Isi Program Utama] end [function] [subroutine]
2. Tipe data - bit
: 1 bit ( 0 atau 1 )
- byte
: 1 byte ( 0 s/d 255 )
- int
: 2 byte ( -32768 s/d 32767 )
- word
: 2 byte ( 0 s/d 65535 )
- long
: 4 byte ( -2147483648 s/d 2147483647 )
- Single
: 1.5 x 10-45 s/d 3.4 x 1038
- Double
: 5 x 10-324 s/d 1.7 x 10308
- String
: kumpulan byte yang diakhiri dengan 0 (254 byte)
- Array( )
: kumpulan data-data yang sama tipenya
3. Penyimpanan Data - Variabel: Memori penyimpanan data yang datanya dapat diubah nilainya (max. 32 karakter). Deklarasi
: Dim [nama] = [nilai] as [tipe data]
- Konstanta: Memori penyimpanan data yang datanya tidak dapat diubah nilainya (max. 32 karakter). Deklarasi
: const [nama] = [nilai] [nama] : hanya huruf,
angka(bukan karakter pertama), underscore( _ ) •
Global
: variabel/konstanta yang dapat diakses di seluruh bagian program
•
Local
: variabel/konstanta yang hanya dapat diakses oleh fungsi tempat dideklarasikannya.
4. Operasi logika dan biner - AND
- NOT
- OR
- XOR
5. Operasi relasional (perbandingan) Sama dengan
: =
Tidak sama dengan
: <>
Lebih besar
: >
Lebih besar sama dengan
: >=
Lebih kecil
: <
Lebih kecil sama dengan
: <=
6. Operasi aritmatika Operator : [ + , - , * , / , \ , ^ , MOD , incr, decr ] •
+,-,*,/
: tambah,kurang,kali,bagi
•
\
: pembagian bilangan bulat (integer)
•
MOD : sisa bagi
•
Incr
: tambah satu
•
Decr
: kurang satu
7. Statement adalah setiap operasi dalam pemrograman yang dieksekusi oleh program. Statement tidak akan dieksekusi bila diawali dengan perintah REM untuk di awal kallimat atau gunakan tanda kutip [ ’ ] . Statement yang tidak dieksekusi disebut juga comments / komentar. Untuk komentar lebih dari satu baris gunakan pasangan [ ’( ] dan [ )’ ]. Statement ditulis per baris, apabila dua statement ditulis dalam satu baris harus dipisah dengan tanda [ : ] .
8. Conditional statement - if … then ....else ….end if if [persyaratan] then [statement1] : [statement2] : …. Else [statement1] : [statement2] : …. End if - for … next … for [var] = [nilai awal] to [nilai akhir] [statement1] : [statement2] : …. Next [var] - while …. wend while [persyaratan] : [statement1] : [statement2] : …. wend - do …. loop until …. do [statement1] : [statement2] : …. loop until [persyaratan] - select case var case test1 : statements [case test2 : statements ] case else : statements end select
9. Function Program kecil yang dipanggil oleh program utama. Penulisan : Function [nama function] ( [tipe data input 1] , [tipe data input 2] ) as [tipe data hasil] [statement] end function 10. Subroutine Program kecil yang dipanggil oleh program utama. Penulisan : Sub [nama subroutine] ( [tipe data input 1] , [tipe data input 2] ) [statement] end sub
2.2
RTC ( Real Time Clock ) Pencatatan waktu merupakan tugas yang senantiasa harus dikerjakan, meskipun
power-supply pada suatu peralatan terhenti atauprocessor sedang sibuk mengerjakan tugas lain. Pada skripsi ini digunakan IC real time clock buatan Dalas Semiconductor yaitu DS 12887 A. IC ini dibuat lebih tebal dari pada IC-IC lainnya dengan tujuan agar dapat menampung baterai litium. IC ini dapat melakukan pencatatan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun bahkan abad. Spesifikasi yang dimiliki IC ini adalah: 1.
Memiliki baterai litium.
2. Dapat menampilkan waktii secara biner, maupun dalam bentuk BCD. 3. Memiliki RAM sebanyak 128 byte:
4.
•
14 byte untuk clock dan kontrol register
•
144 byte untuk RAM yang dapat digunakan untuk hal-hal yang lain
Data yang di catat tidak akan bilang selama waktu 10 tahun dengan ketidak beradaan power-supply.
Gambar 2.2.1 susnan pin RTC
2.3
LCD (Liquid Cristal Display
Gambar 2.3.1 LCD
2.3.1 Standar LCD HD44780 Tabel 2.3.1.1 memperlihatkan fungsi pin pada konektor antara LCD dengan sistem prosesor. Kolom pertama adalah nomor pin pada konektor tsb, kolom kedua adalah simbol atau nama pin tsb, kolom ketika adalah level digital untuk mengaktifkannya, yaitu 0 atau LOW, 1 atau HIGH dan 1 → 0 atau peralihan dari HIGH ke LOW. Kolom keempat adalah arah komunikasi, yaitu sebagai Input, Output atau Bidirectional (dua arah). Sedangkan kolom kelima adalah keterangan fungsi pin tsb. Dari 14 pin tsb, 8-pin di antaranya digunakan untuk menerima dan mengirimkan data dari dan ke LCD, yaitu pin DB0 – DB7. Sedangkan 3-pin lainnya digunakan untuk kendali operasi. Pin RS digunakan oleh sistem prosesor untuk memberi tahu LCD, apakah informasi biner yang diletakkan di DB0 – DB7 merupakan instruksi atau data. Jika RS = LOW, berarti informasi biner tsb adalah instruksi, tetapi jika RS = HIGH berarti informasi biner tsb adalah data. Pin R/W digunakan oleh sistem prosesor untuk memberitahu LCD, apakah prosesor ingin mengirim (R/W = LOW) atau membaca (R/W = HIGH) data dari LCD. Pin E digunakan oleh sistem prosesor untuk memberitahu LCD agar mulai memproses sinyal yang diberikan oleh prosesor, ditandai dengan peralihan kondisi pin E dari HIGH menjadi LOW.
Khusus untuk pin DB7, selain untuk transfer informasi biner, pin ini juga dapat berfungsi untuk memberitahu sistem prosesor bahwa LCD masih sibuk, belum siap menerima instruksi berikutnya. Jika prosesor mengirimkan perintah ‘Get LCD status’, maka setelah itu prosesor harus menunggu kabar dari pin DB7, jika DB7 = LOW berarti LCD tidak dalam keadaan sibuk, siap menerima perintah atau data berikutnya.
1 2 3 4 5 Pin number Symbol Level I/O Function 1 Vss - Power supply (GND) 2 Vcc - Power supply (+5V) 3 Vee - Contrast adjust 4 RS 0/1 I 0 = Instruction input 1 = Data input 5 R/W 0/1 I 0 = Write to LCD module 1 = Read from LCD module 6 E 1, 1->0 I Enable signal 7 DB0 0/1 I/O Data bus line 0 (LSB) 8 DB1 0/1 I/O Data bus line 1 9 DB2 0/1 I/O Data bus line 2 10 DB3 0/1 I/O Data bus line 3 11 DB4 0/1 I/O Data bus line 4 12 DB5 0/1 I/O Data bus line 5 13 DB6 0/1 I/O Data bus line 6 14 DB7 0/1 I/O Data bus line 7 (MSB) Tabel 2.3.1.1 Fungsi pin konektor LCD 2.3.2 Diskripsi Fungsi Modul display LCD dibangun dalam pengontrol LSI. Pengontrol ini memiliki dua 8 bit register, yaitu Instruction Register (IR) dan Data Register (DR). IR fungsinya menyimpan kode instruksi seperti membersihkan kembali display dan pemindahan kursor serta informasi alamat untuk display data RAM (DDRAM) dan character generator (CGRAM). IR hanya bisa dituliskan dari MPU (main prosesor unit), dan DR secara sementara menyimpan data untuk ditulis atau dibaca dari DDRAM atau CGRAM. Ketika informasi
alamat dituliskan kedalam IR kemudian data disimpan ke dalam DR dari DDRAM atau CGRAM. Dengan pemilih sinyal register selector register (RS) kedua register ini dapat dipilih. •
Busy Flag Pada busy flag 1, pengontrol LSI dalam mode operasi internal dan instruksi berikutnya tidak akan diterima. Pada saat RS = 0 dan RW = 1 output dari busy flag ke DB7. instruksi berikutnya harus dituliskan setelah membuktikan bila busy flag dalam keadaan 0.
•
Address Counter Address counter memberikan alamat ke DDRAM dan CGRAM.
•
Display Data RAM (DDRAM) DDRAM digunakan untuk menyimpan tampilan data dalam 8 bit kode karakter. Kapasitasnya yaitu 80 X 8 atau 80 karakter. Tabel berikut menunjukkan hubungan antara alamat DDRAM dan posisinya pada LCD serta lising programnya.
•
Character Generator ROM (CGROM) Tabel CGROM menghasilkan 5x8 atau 5x10 bentuk karakter dari 8 bit kode karakter.
•
Character Generator RAM (CGRAM) Pada CGRAM user menuliskan kembali karakter melalui program. Untuk 5x8 karakter, 8 bentuk karakter bisa dituliskan kembali dan untuk 5x10 dot, 4 karakter bisa dituliskan.
2.4
GSM Modem GSM modem adalah pengganti handphone untuk berkomunikasi dengan
mikrokontroller. Untuk berkomunikasi dengan handphone maka diperlukan perintah yang tertuang pada AT command. Dengan penggunaan perintah AT, dapat diketahui atau dibaca kondisi dari terminal, seperti mengetahui kondisi sinyal, kondisi baterai, mengirim pesan, membaca pesan, menambah item pada daftar telepon, dan sebagainya. Pada tabel 1 diperlihatkan beberapa jenis perintah AT yang berhubungan dengan penanganan pesanpesan SMS
Tabel 2.4.1. Beberapa jenis perintah AT yang digunakan
Gambar 2.4.1 GSM Modem
2.5
SENSOR PASSIVE INFRARED (PIR) Cahaya merupakan suatu bentuk radiasi dari gelombang elektromagnetik yang
pada prinsipnya sama dengan gelombang radio, misalnya infrared, ultraviolet, dan sinarX. Pada dasarnya yang membedakannya adalah panjang gelombang dan frekuensinya. Panjang gelombang dari cahaya tampak yakni 400 nm hingga 800 nm, dan ultraviolet memiliki panjang gelombang lebih pendek dari 400 nm [2]. Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang dapat dirumuskan dengan persamaan c = λ f ………(1) Dimana :
c adalah kecepatan cahaya 3.108 m/s λ dalah panjang gelombang dalam meter ƒ adalah frekuensi dalam Hertz
LED (Light Emiting Dioda) infrared adalah suatu komponen yang tersusun dari sambungan P–N yang akan memancarkan cahaya bila dialiri arus dengan bias maju. Proses pancaran cahaya berdasarkan perubahan tingkat energi ketika elektron dan lubang bergabung atau berekombinasi di daerah N pada saat LED dibias maju. Selama perubahan energi ini, proton akan dibangkitkan, sebagian akan diserap oleh bahan semi konduktor dan sebagian lagi akan dipancarkan sebagai energi cahaya. Tingkatan energi dari proton dinyatakan dengan E λ = hc…………….(2) Dimana :
E adalah energi dalam elektron volt c adalah kecepatan cahaya λ panjang gelombang h konstanta plank ( 6,62.10-34 Js)
Infra merah dapat digunakan baik untuk memancarkan data maupun sinyal suara. Keduanya membutuhkan sinyal carier untuk membawa sinyal data maupun sinyal suara hingga sampai pada receiver. Untuk transmisi sinyal suara biasanya digunakan rangkaian voltage to frekwensi converter yang berfungsi untuk mengubah tegangan sinyal suara menjadi frekuensi. Infra merah merupakan radiasi yang tidak tampak pada daerah spektrum elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang antara 750 nm sampai 1000 µm. Detektor panas memiliki respon terhadap sumber panas yang timbul dari suatu radiasi tertentu dan hasilnya diukur dengan peralatan temperatur. Tiga jenis detektor panas yang paling banyak dipakai adalah bolometer, thermocouple dan pyroelectric. Untuk masing – masing detektor yang telah disebutkan, penyerapan radiasi menimbulkan perubahan suhu pada detektor yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik dari bahan penyusunnya. Untuk bolometer misalnya, akan terjadi perubahan resistansi (tahanan) listrik.
Gambar 2.5.1 Diagram internal rangkaian sensor PIR PIR sensor mempunyai dua elemen sensing yang terhubungkan dengan masukan dengan susunan seperti yang terdapat dalam Gambar 1 Jika ada sumber panas yang lewat di depan sensor tersebut, maka sensor akan mengaktifkan sel pertama dan sel kedua sehingga akan menghasilkan bentuk gelombang. Sinyal yang dihasilkan sensor PIR mempunyai frekuensi yang rendah yaitu 0,2 – 5 Hz
Gambar2.5. 2. Arah jangkauan gelombang sensor PIR Radiasi infra merah berada pada spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih besar daripada cahaya tampak. Radiasi infra merah tidak dapat dilihat tapi dapat dideteksi. Benda yang dapat memancarkan panas berarti memancarkan radiasi infra merah. Benda – benda ini termasuk makhluk hidup seperti binatang dan tubuh manusia. Tubuh manusia dan binatang dapat memancarkan radiasi infra merah terkuat yaitu pada panjang gelombang 9,4 µm. Radiasi infra merah yang dipancarkan inilah yang menjadi sumber pendeteksian bagi detektor panas yang memanfaatkan radiasi infra merah.
2.6
Keypad Angka Hexa pada keypad hanya untuk ilustrasi. Tekanan pada keypad dapat
diterjemahkan sebagai perintah apa pun, tergantung program yang ditanam ke mikrokontroller
Gambar 2.6.1 susunan keypad Seperti terlihat dalam gambar di atas, apabila saklar ‘1’ ditekan, maka baris 1 dan kolom 1 akan terhubung ke common. Apabila saklar ‘2’ ditekan, maka baris 1 dan kolom 2 akan terhubung ke common dan seterusnya.
Gambar 2.6.2 hubungan keypad dengan port mikrokontroller Dasar Pemindaian Keypad 4X4 1. Pada kondisi awal, tidak ada penekanan, P1.0 s.d. P1.3 (Col 0 s.d. 3) sebagai input bernilai logika ‘1’ (karena ditarik ke VCC dan instruksi), sedangkan P1.4 s.d. P1.7 (Row 0 s.d. 3) sebagai output bernilai logika ‘0’ (karena instruksi).
2. Bila terjadi salah satu tombol ditekan, maka SALAH SATU dari Col 0 s.d. 3 akan menjadi ‘0’. 3. Koordinat tombol yang ditekan dicari dengan cara pemindaian: •
Semua P1 di-’1'-kan.
•
Row 0 di-’0'-kan, sedangkan Row 1 s.d. 3 di-‘1’-kan.
•
Col 0 s.d. 1 diamati, bila salah satunya menjadi ‘0’ maka rutin selesai.
•
Langkah (b) & (c) diterapkan secara bergilir untuk Row 1 s.d. 3.
•
Isi P1 saat terjadi ‘0’ di salah satu Col dicatat.
4. Isi P1 diterjemahkan sesuai tabel keinginan programmer. Catatan: Langkah (3) berlangsung sangat cepat saat tombol keypad masih ditekan. Pemindaian Keypad 1. Debouncing: Waktu yang diperlukan manusia saat menekan keypad mencapai ratusan milidetik. Untuk menghindarkan deteksi palsu karena lonjakan tegangan listrik sejenak, semacam delay dimasukkan ke dalam rutin pemindaian. Delay ini biasanya sekitar 30ms. Bila setelah delay masih terdeteksi adanya penekanan, maka penekanan dianggap sahih. 2. Pola byte dari P1 (hanya satu ‘0’ di tiap nibble): EEh, EDh, EBh, E7h, DEh, DDh, DBh, D7h, BEh, BDh, BBh, B7h, 7Eh, 7Dh, 7Bh, 77h. 3. Inisiasi deteksi •
Polling: C terus melakukan semacam loop mendeteksi Col 0 s.d.1.
•
Intterupt: P1.0 s.d. 3 (Col 0 s.d. 3) dihubungkan ke INTn melalui gerbang OR.
Gambar 2.6.3 penggerbangan col 0 sda col3
Agar keypad tersebut dapat memberian input pada DST-51, maka terlebih dahulu keypad ini harus disusun dalam sebuah rangkaian di mana terdapat perbedaan kondisi pada pin-pinnya antara kondisi tidak ada penekanan tombol, penekanan tombol 1, 2, 3 dan seterusnya. Kondisi tidak adanya penekanan tombol diatur dengan adanya kondisi logika high dengan menghubungkan pin keypad cpl0 sda col3 ke VCC melalui resistor pull up. Pada saat tombol tidak ditekan, maka arus akan mengalir dari VCC melalui resistor menuju ke port seperti tampak pada gambar berikut.
Gambar 2.6.4 aliran arus pada keypad Sedangkan saat tombol ditekan, maka baris dan kolom akan terhubung ke ground sehingga kondisi pada baris dan kolom tersebut akan menjadi low. Apabila tombol ‘1’ ditekan, maka baris 1 dan kolom 1 akan terhubung ke ground sehingga kondisi baris dan kolom tersebut akan berubah menjadi low, demikian pula pada tombol ‘2’ dan seterusnya sehingga terbentuk table berikut.
Tombol 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 * # A B C D
PC7
PC6 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
PC5 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
PC4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
PC3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
PC2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
PC1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
PC0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
Table 2.5.1 data kombinasi penekanan keypad Pengambilan data dari keypad dilakukan dengan menunggu adanya penekanan tombol keypad.. Untuk itu program akan mendeteksi dengan tidak adanya kondisi FFh pada port sebagai detektor adanya penekanan tombol. Walaupun kondisi port mikrokontroler bukan lagi FFh, penekanan keypad masih belum valid, hal ini disebabkan adanya bouncing, atau getaran secara mekanis dalam tombol keypad yang terjadi. Oleh karena itu, apabila pengambilan data keypad langsung dilakukan saat itu, maka akan seringkali terjadi kesalahan. Data keypad akan valid apabila salah satu baris telah terhubung dengan salah satu kolom dan common. Hal ini ditandai dengan adanya hanya dua buah logika 0 pada kaki-kaki keypad. Contohnya pada penekanan tombol ‘2’, maka data dari keypad hanya akan valid bila baris dua dan kolom dua sudah terhubung ke ground atau berlogika 0. Untuk mengetahui kondisi ini, dapat dilakukan dengan memasukkan data keypad ke akumulator dan memeriksa kondisi Flag Parity. Apabila jumlah logika 0 dalam akumulator adalah genap, maka Flag Parity akan clear, dan apabila jumlah logika 0 dalam akumulator adalah ganjil, maka Flag Parity akan set. Program akan terus menerus
mengambil data dari keypad hingga jumlah logika 0 dalam akumulator adalah genap atau Flag Parity clear. Setelah data valid diambil, maka program akan menunggu tombol keypad dilepas dengan menunggu adanya kondisi FFh kembali serta melakukan konversi berdasarkan tabel keypad setelah kondisi tersebut terpenuhi. Proses konversi tabel keypad dilakukan dengan menganggap data-data dari keypad sebagai suatu alamat memori di mana isi dari alamat tersebut adalah berupa data yang dianggap sebagai tanda saat tombol tersebut ditekan. Contohnya pada tombol ‘1’ yang menghasilkan data 77h pada keypad. Program akan mengambil data di alamat Tabel Keypad + 77h di mana pada alamat tersebut dapat diisikan 01H atau 31H (ASCII dari bilangan 1) tergantung kebutuhan pengguna. Untuk mengatur isi tabel ini, maka pengguna dapat mengedit isi dari Tabel Keypad pada listing program.
BAB III
PERANCANGAN Perancangan dan perealisasian alat di dalam skripsi ini meliputi dua bagian, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras meliputi: •
Perancangan base terminal relay dan alarm
•
Perancangan GSM modem
•
Perancangan base terminal prosesor
Perancangan perangkat lunak mencakup semua program penunjang yang digunakan untuk mengoprasikani pengendali mikro. Perangkat lunak ini akan mengatur keseluruhan kerja alat.
3.1
Perancangan Perangkat Keras
Relay & alarm Key pad Sensor PIR
MC GSM modem LCD
RTC Gambar 3.1.1 Skema perangkat keras
3.1.1 Pengendali mikro Dalam hal ini kita mengunakan modul ATMEGA8535 yang sudah jadi, jadi secara perakitan hardware tidak dilakukan lagi. tapi menghubungkan pin/port modul ATMEGA8535 pada modul pendukung lain, dimana : •
Alarm dihubungkan pada portA.6
•
Relay dihubungkan pada pin portA.4
•
Sensor PIR dihubungkan pada pinA.0
•
GSM-on dihubungkan pada port D.5 , status dihubungkan pada pinD.7
•
LCD dihubungkan pada portB.1 = RW , portB.0 = kontras, portB.4-portB7 = DB, portB.3 = E
•
RTC
•
Keypad terhubung pada portC
portD.2 = SDA dan portD.4 = SCL
3.1.2 GSM modem GSM modem dalam hal ini adalah sebagai pengganti handphone yang mampu berkomunikasi dengan pengendali mikro dan klien. Seperti yang sudah dijelaskan bab sebelumnya, komunikasi antara handphone dengan mikrokontroller dilakukan secara serial. Dikarenakan adanya perbedaan level tegangan antara alat dan handphone, maka dibutuhkan sebuah IC Max 232 sebagai penggubah level tegangan yang sudah terpasang pada modul GSM modem. Komunikasi dilakukan secara asinkron dengan jumlah data 8 bit, noparity, dan menggunakan baud rate sebesar 19.200 bps (bit per second). Untuk pengiriman data digunakau fasilitas yang ada pada pengendali mikro yaitu fasilitas pada port PD.0 (RDX) dan port PD.1 (TDX) untuk dihubungkan pada GSM modem
3.1.3 Sensor
Sensor PIR merupakan komponen produksi COMedia Ltd., Sensor tersebut sudah dipabrikasi dan dikemas dengan baik, sehingga dapat mengurangi inteferensi sinyal yang diterima. Pada perancangan ini dibatasi area atau daerah yang dapat di deteksi oleh sensor PIR dengan cara memberikan pelindung pada masing-masing sisi kiri dan kanan sensor PIR. Hal dilakukan agar tidak terjadi gangguan terhadap sensor untuk keran yang lain karena arah jangkauan sensor PIR dapat mencapai sudut 60o seperti terlihat pada Gambar di bawah ini :
Gambar 3.1.3.1 Ilustrasi pembatasan area sensor
Gambar 3.1.3.2 Blok rangkaian penerima infra merah
3.1.4 Rangkaian relay dan alarm Rangkaian driver relay (penggerak relai) yang dirancang terdiri dari dua buah transistor, transistor difungsikan sebagai swicth yang bekerja untuk mengaktifkan relai
PortA.4
Gambar 3.1.4.1 rangkaian penggerak relai dan alarm Alasan penggunaan dua buah transistor pada rangkaian penggerak relai yaitu untuk mengatasi ketidak mampuan mikrokontroler membuat transistor saturasi karena mikrokontroler tergolong aktif low. Ketika logika high diberikan pada salah satu pin mikrokontroler maka impedansinya akan tinggi sehingga arus yang dihasilkan oleh pin mikrokontroler tidak mampu membuat transistor saturasi disebabkan B I < BSat I jika rangkaian penggerak menggunakan satu transistor, oleh karena itu dirangkai rangkaian switching transistor seperti pada di atas. Pada perancangan ini, kita menggunakan dua buah relai untuk mengaktifkan relai dan alarm.
3.1.5 LCD
Gambar 3.1.5.1 rangkaian LCD
Untuk koneksi 4-bit penulisan dimulai pada DB4 – DB7,sehingga yang terhubung pada mikrokontroller adalah portB.4 – portB.7 sedangkan untuk RS dan RW terhubung pada portB.1 karna membutuhkan nilai logika yang sama yaitu 0. Untuk melakukan setiap pengiriman 1-byte data/instruksi, prosesor harus melakukannya 2 kali, pengiriman pertama untuk 4-bit MSB sedangkan pengiriman kedua untuk 4-bit LSB.
3.1.6 Keypad
PC.0 PC.3 PC.7 INT.0
ATMEGA8535
Gambar 3.1.6.1 hubungan keypad dengan mikrokontroller
Keypad dihubungkan secara lansung pada portC mikrokontroller. Hal ini disebabkan karna keypad sudah tersedia dalam bentuk modul sehinggga tidak dibutuhkan lagi perancangan secara khusus. Pada kondisi tidak ada penekanan, P1.0 s.d. P1.3 (Col 0 s.d. 3) sebagai input bernilai logika ‘1’ (karena ditarik ke VCC dan instruksi), sedangkan P1.4 s.d. P1.7 (Row 0 s.d. 3) sebagai output bernilai logika ‘0’. Bila terjadi salah satu tombol ditekan, maka SALAH SATU dari Col 0 s.d. 3 akan menjadi ‘0’
3.1.7 RTC Real Time Clock merapakan suatu IC yang di gunakan sebagai pencatat waktu dari keseluruhan alat. Dilengkapi dengan baterai untuk mengaktifkan waktu yang mampu bertahan selama bertahun, maka bila terjadi pemutusan power supply, data dari waktu yang telah di catat tidak akan hilang, dan IC akan tetap mencatat pertambahan waktu. Dalam hal ini sda terhubung pada portD.2 dan scl terhubung pada portD.4
3.2
Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak meliputi perancang program untuk prosesor agar prosesor dapat mengolah data password, kemudian membandingkannya dengan data yang tersimpan dalam memori prosesor. Jika password yang kita masukan sinkron dengan data yang ada di memori prosesor, maka prosesor akan memerintah gsm modem melalui komunikasi serial RS232 untuk mengirim sms pemberitahuan
ke nomor yang dituju tentang akan adanya
pembukaan secara legal atau illegal melalui perintah AT ( AT command ). Begitu juga pada LCD, prosesor mengirim data untuk ditampilkan pada LCD. Untuk selanjutnya secara detail bentuk program dapat kita lihat pada lampiran program dan pada bagian analisa data pada bab IV. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan program adalah dengan memperhatikan pin pin yang terhubung pada prosesor. Karna pin pin yang terhubung lansung akan mengirimkan sinyal (data) pada modul lain untuk beroperasi. Sangatlah fatal jika pin yang kita aktifkan lewat program tidak terhubung pada modul yang kita maksud.
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Relay & alarm Key pad
MC
Sensor PIR RTC
GSM modem LCD
Gambar 4.1 Diagram komponen perangkat keras
4.1
Analisa Sistem Analisa yang dilakukan meliputi pengujian dan pembahasan data dari sensor PIR
sebagai rangkaian penerima gelombang infra merah, sistem minimum ATMEGA8535, RTC, keypad, relai dan alarm, gsm modem dan pembahasan sistem secara keseluruhan. 4.1.1 Pengendali mikro Pengujian pengendalian mikro ATMEGA8535 dilakukan dengan cara memeriksa keluaran dari pin XTAL2, ALE, dan PSEN malalui osiloskop. Keluaran kaki XTAL2 adalah gelombang sinusoida dengan frekwensi sesuai dengan kristal yang ada pada ATMEGA. frekwensi sinyal ALE dan PSEN harus sekitar 1/6 dari clock. Untuk pengujian port dari pengendali mikro dilakukan dengan memberikan sebuah program singkat untuk mengeluarkan data sebesar 0Aah (10101010b) untuk tiap port, dan kemudian dilihat keluarnya pada tiap port. Jika keluaran tiap port adalah 0AAh maka port-port pengendali mikro bekerja dengan baik.
4.1.2 Sensor PIR
Gambar 4.1.2.1 rangkaian sensor Pengujian sensor PIR bertujuan untuk mengetahui jarak maksimal yang dapat dideteksi oleh sensor PIR dari sumber panas serta luas area yang dapat dijangkau. Multimeter dihubungkan ke rangkaian seperti pada gambar di atas. Panas tubuh manusia yang digunakan dalam pengujian ini mempunyai suhu normal sebesar 27 – 32 C. Jarak sumber panas terhadap sensor di ubah sampai jarak tertentu sampai multimeter tidak menunjukkan respon tegangan yang dihasilkan oleh sensor. Ketika tidak ada objek yang di deteksi, maka keluaran tegangan menunjukkan angka 0,1 mV. Ini menunjukkan bahwa keluaran sensor PIR adalah logika 0 (rendah) ketika tidak mendeteksi objek.
Gambar 4.1.2.2. Tegangan sensor PIR tanpa objek
Ketika ada objek berupa sumber panas dideteksi sensor PIR, maka tegangan keluaran sensor menunjukkan 4,95 Volt. Ini menunjukkan sensor akan berlogika 1 (tinggi) ketika mendeteksi mendeteksi panas tubuh. Pengujian juga dilakukan dengan melihat respon sensor PIR terhadap sumber panas tubuh manusia pada jarak tertentu. Hasil pengujian sensor PIR dapat dilihat pada table 4.1.1.1 di bawah. Gambar 4.1.1.3 menunjukan keluaran tegangan sensor PIR ketika mendeteksi objek berupa panas tubuh
Gambar 4.1.2.3. Keluaran tegangan sensor PIR ketika mendeteksi objek berupa panas tuibuh
Table 4.1.2.1 Respon sensor PIR terhadap jarak Untuk mengoperasikan alat ini maka dibuatkan program dalam bentuk format bahasa basic seperti dibawah ini :
If Pir = 1 Then Cls Lcd "ALARM" Alarm = 1 Call Kirim_sms_alarm While Pir = 1 Wend Wait 5 Alarm = 0 Cls Call Getdatetime End If
‘tulisan ALARM di LCD’
‘Alarm bunyi selama 5dt’
Output dari mikrokontroller adalah ketika pir bernilai logika 1, di LCD tertulis tulisan “ALARM” dan ketika alarm nyala ( logika 1 selama 5dt ) maka mikrokontroller segera mengirim sms yang berbunyi “pembukaan illegal” Sub Kirim_sms_alarm While Ischarwaiting() = 1 X = Waitkey() Wend Print "at+cmgs="; Print Chr(34); Print No_telp; Print Chr(34) Waitms 500 Print "Pembukaan Illegal"; Print Chr(&H1a); End Sub
‘AT command to kirim sms’
‘enter’ ‘bentuk pesan sms’ ‘akhir penulisan sms’
4.1.3 Driver relai dan alarm Relai berfungsi sebagai penggerak aktuator berupa motor. Pengujian relai tampak seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.1.3.1 Rangkaian pengujian relai Ketika keluaran dari mikrokontroler high atau bertegangan 5 Volt maka ini akan menjadi input untuk kaki basis transistor pertama, yang menyebabkan transistor pertama mengalami saturasi, sehingga untuk kaki basis transistor yang kedua akan mendapatkan
tegangan 0 Volt. Tegangan Vcc pada transistor yang kedua akan menggerakkan relai, sehingga relai dalam keadaan close, hal ini akan menghubungkan antara beban dengan sumber tegangan 220 volt dari PLN. Hal yang sama juga dilakukan untuk mengaktifkan alarm. 4.1.4 LCD Pengujian pada LCD ini dapat kita lihat saat mikrokontroller dapat menampilkan data yang benar. Jika data yang ditampilkan adalah sesuai yang kita inginkan, maka penulisan program adalah benar, jika tidak maka terjadi kesalahan pada penulisan program atau kesalahan pada penghubungan port dari mikrokontroller ke LCD. Cara lain adalah dengan menghubungkan E, RS, R/W dan DB ke ground. Jika pada LCD menampilkan tampilan kursor, maka LCD siap untuk deprogram. Setelah sacara hardware dinyatakan benar, maka untuk melihat kebenaran tampilan pada LCD, maka perlu dibuatkan software yang benar. Pertama yang dilakukan saat sistem prosesor baru saja ON adalah prosesor harus melakukan serangkaian inisialisasi, misalnya timer, sistem interupsi, sistem komunikasi serial dll, termasuk inisialisasi device seperti LCD. 4.1.5 RTC Pertama yang dilakukan adalah seting waktu terhadap RTC agar dapat memberikan data waktu yang akurat untuk diproses oleh prosesor. Setelah proses setingan selesai, prosesor mengambil data dari RTC yaitu data tanggal, tahun, bulan, jam, menit dan detik dalam bentuk format BCD untuk ditampilkan kebentuk decimal seperti pada penulisan di bawah. Setelah itu prosesor memberitahu RTC bahwa data sudah dibaca dengan perintah Ack. Setelah data singkron, maka prosesor siap untuk menampilkan data di LCD dan ke handphone penerima dalam bentuk sms.
' subroutine untuk mengambil nilai waktu dan tanggal dari RTC ' ----------------------------------------------------------Sub Getdatetime I2cstart I2cwbyte Ds1307w I2cwbyte 0 I2cstart I2cwbyte Ds1307r I2crbyte Second , Ack I2crbyte Minute , Ack I2crbyte Hour , Ack I2crbyte Weekday , Ack I2crbyte Day , Ack I2crbyte Month , Ack I2crbyte Year , Nack I2cstop Second = Makedec(second) : Minute = Makedec(minute) : Hour = Makedec(hour) Day = Makedec(day) : Month = Makedec(month) : Year = Makedec(year) End Sub
4.1.6 GSM modem Pengecekan gsm modem dilakukan dengan menghubungkan pada computer melalui hiper terminal dengan memisahkannya terlebih dulu dengan perangkat lain. Pada pengujian ini dilakukan pengecekan pulsa dengan mengetik atd*888#; pada computer dengan menekan tombol “A”. Hasil dari pengujian ini akan menampilkan jumlah pulsa yang tersedia pada LCD. Elseif Keypad = "A" Then Print "atd*888#;" Cls Lcd "Pulsa= Rp." X = 0 While X <> "R" X = Waitkey() Wend X = 0 While X <> "p" X = Waitkey() Wend X = 0 While X <> " " X = Waitkey() Wend X = 0 Tekan = 1 While X <> "." X = Waitkey() Mid(pulsa , Tekan , 1) = X Incr Tekan Wend
‘ jk tkn A ‘ perintah cek pulsa ‘ tampil pulsa= Rp
Lcd Pulsa While Ischarwaiting() = 1 X = Waitkey() Wend Wait 3 Call Getdatetime Cls
‘menampilkan nilai pulsa
End If
4.1.7 Keypad
PC.0 PC.3 PC.7 INT.0
ATMEGA8535
Gambar 4.1.6.1 rangkaian keypad terhadap mikrokontroller Pengujian keypad sebelum terpasang pada 8535 adalah dengan menghubungkan denga multitester dimana col0 – col3 bernilai 1 dan row4 – row7 bernilai 0 (sebelum keypad ditekan). Hal ini disebabkan karna col0 – col3 di pul-up oleh oleh vcc. Ketika salah satu tombol ditekan, maka salah satu dari Col 0 s.d. 3 akan menjadi ‘0’. Seperti yang ditunjukan pada program di bawah, dimana ketika tombol A ditekan maka akan menghasilkan data 01111110B Sub Cek_keypad Keypad = 0 Ddrc = &H01 Portc = &HFE Waitus 10 If Pinc = &B11101110 If Pinc = &B11011110 If Pinc = &B10111110 If Pinc = &B01111110
Then Then Then Then
Keypad Keypad Keypad Keypad
= = = =
"D" "C" "B" "A"
Program berikut adalah program untuk memfungsikan tombol * untuk memasukan password. Hal yang sama juga berlaku untuk tombol B untuk menutup, tombol, # untuk pergantian password dan tombol A untuk mengcek pulsa. Yang membedakan adalah intruksi pengoperasian karakter. Sebagai contoh pada tombol A sebagai pengecek pulsa, intruksi yang dibuat adalah Print "atd*888#;" dan penempatan tulisan Rp. pada LCD seperti program di atas. If Keypad = "*" Then Cls Waitms 500 Lcd "Password: " Tekan = 1 While Tekan < 6 Keypad = 0 While Keypad = 0 Call Cek_keypad Wend Mid(digit , Tekan , 1) = Keypad Lcd "*" While Keypad <> 0 Call Cek_keypad Waitms 100 Wend Incr Tekan Wend Pass = Password If Digit = Pass Then Locate 2 , 1 Lcd "Password Benar" Call Cek_miscall Else Locate 2 , 1 Lcd "Password Salah" Wait 2 End If Call Getdatetime Cls
,jk tekan *
,tampil lcd ,masukan 5 digit *
,jk password ok
,tulis ok ,jk salah ,tulis salah
4.2
Pembahasan keseluruhan Sebelum kita membahas secara keseluruhan, baiknya kita perhatikan flowcard
berikut ini dengan seksama.
Flowcard Program Utama
Inisiallisasi Tampilkan waktu Cek Tombol keypad salah
* Masukan Password
# Ganti pasword
0 B = Tutup
A = Cek Pulsa
Baca sensor
benar
1
Tampilkan LCD
Alarm
tolak
Calling
Relay
ok
Buka
Kirim sms
END
Pertama kali alat dinyalakan, mikrokontroller melakukan innisiallisasi akan kesiapan perangkat lain dalam bekerja dan selanjutnya mengambil data waktu dari RTC untuk menampilkan waktu di LCD. Selama tidak terjadi penekanan apa-apa dan selama tidak terjadi pembobolan paksa, maka kerja sistim akan sampai disini dan akan terus selama peralatan tercatu daya. Oleh karna itu pada aplikasi yang sebenarnya kita rancang sebuah catu daya cadangan yang bekerja jika catu daya utama mati. Selanjutnya prosesor menunggu respon yang terjadi pada port yang terhubung pada port sensor, port gsm dan port tombol. Jika pada port sensor menghasilkan logika 1, maka prosesor segera memproses untuk mengaktifkan alarm, menampilkan tulisan alarm
pada LCD dan memerintahkan gsm modem untuk mengirim sms yang berbunyi ‘pembukaan illegal pada dd/mm/yy’. Hal yang sama juga berlaku untuk port yang menghubungkan pada keypad. Ketika kita hendak memasukan password, maka prosessor akan membandingkan password yang kita masukan dengan password yang telah tersimpan sebelumnya. Jika password benar, maka prosessor selanjutnya memerintah gsm modem untuk memisscall pemilik untuk izin pembukaan legal. Prosessor menunggu respon dari pemiskolan apakah izin di terima atau ditolak. Jika respon adalah ok maka kunci segera terbuka dan hubungan segera terputus. Hal ini berguna agar tidak terjadi pengurangan pulsa pada gsm modem. Pada saat bersamaan gsm modem segera mengirim sms yang berisi tanggal, bulan, tahun, jam, menit dan password saat pembukaan pada pemilik. Sebaliknya jika password salah, maka di lcd akan ditampilkan tulisan password salah dan secara tidak lansung kita diminta memasukan password kembali dengan benar. Kita juga dapat mengganti password sesuai yang kita inginkan sebanyak 5 digit apabila password lama sudah kita ragukan keamanannya dengan menekan tombol “#”. Ketika
tombol “#” ditekan di lcd akan ditampilkan perintah yang harus kita ikuti sampai ending
perubahan password baru selesai. Pada penguncian dibuat secara manual dengan menekan tombol B, hal ini sengaja agar tidak terjadi pembukaan berulang dan mengurangi pulsa. Pada saat ini ketika tombol B ditekan maka kondisi relay menjadi 0 menandakan kunci tertutup dan kondisi kembali seperti semula saat tidak ada respond. While Keypad <> "B" While Keypad = 0 Call Cek_keypad Wend Wend Relay = 0 Ulang = 2000000 End If
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Savety brankas dengan double keyword via handphone dan keypad hadir untuk
mengurangi rasa takut dan was-was dengan sistim pengamanan ganda melalui password dan respon jawaban miscall dari handphone pribadi pemilik brankas. Alat ini juga dilengkapi sebuah sensor yang dapat mendeteksi dan memberitahu pada prosesor untuk selanjutnya mengaktifkan alarm dan mengirim informasi pada pemilik brankas akan adanya pembobolan illegal. Banyak cara untuk membangun sebuah sistim pengamanan digital seperti mengunakan sidig jari bahkan sampai pada pencocokan DNA, namun untuk sederhana dan tidak memakan biaya yang mahal maka alat ini sudah cukup untuk menciptakan keamanan yang berlapis dan mudah dikontrol oleh pemilik brankas. Dari pengamanan berlapis ini maka diharapkan keamanan barang berharga yang kita miliki dapat terlindungi dengan baik.
5.2
Saran Dari perancangan sistem yang telah direalisasikan pada skripsi ini, diharapkan
dapat menjadi dasar penelitian lebih lanjut. Alat pengontrolan ini dapat di kembangkan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Penambahan kamera pada alat untuk dapat membaca keadaan dalam format gambar. 2. Penambahan sensor untuk keperluan yang lain. 3. Mengganti masukan input keypad dengan modul sidik jari agar keseftian lebih tinggi. 4. Memanfaatkan alat ini untuk keperluan lain seperti savety kendaraan ataupun ruangan