TOPIK UTAMA
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP KEDISIPLINAN GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BREBES. Haryanto Kepala SMP Negeri 3 Kersana Kabupaten Brebes
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan kompensasi terhadap kedisiplinan guru. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: (1) ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru, (2) ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap kedisiplinan guru, (3) ada pengaruh kompensasi terhadap kedisiplinan guru, (4) ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi berprestasi guru dan kompensasi secara simultan terhadap kedisiplinan guru. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri di kabupaten Brebes pada tahun 2007. Sampel penelitian sebanyak 275 orang guru, diambil dengan teknik proportional random sampling. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner, dengan instrumen sebanyak 72 item pernyataan. Sedangkan analisis datanya adalah secara kuantitatif dengan teknik statistik diskriptif, analisis korelasi dan regresi sederhana, serta analisis korelasi dan regresi berganda. Hasil penelitian adalah: (1) terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru, (2) terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi guru terhadap kedisiplinan guru, (3) terdapat pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kedisiplinan guru, (4) terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi berprestasi guru, dan kompensasi secara simultan terhadap kedisiplinan guru, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi ganda sebesar 0,836 atau koefisien determinasinya sebesar 69,80 %. Kata kunci: kepemimpinan, motivasi ber pr estasi, kompensasi, kedisiplinan pendidik merupakan tenaga professional yang
PENDAHULUAN Tugas tenaga kependidikan sebagaimana
bertugas merencanakan dan melaksanakan
dituangkan dalam Undang Undang Nomor 20
proses
Tahun
adalah
pembelajaran, melakukan pembimbinan dan
pengelolaan,
pelatihan, serta melakukan penelitian dan
2003
melaksanakan
pada
pasal
administrasi,
39
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
pembelajaran,
menilai
hasil
pengabdian kepada masyarakat.
teknis untuk menunjang proses pendidikan
Guru merupakan salah satu faktor
pada satuan pendidikan. Dijelaskan lebih lanjut
penentu tinggi rendahnya mutu pendidikan di
dalam
suatu sekolah. Keberhasilan penyelenggaraan
Undang
Undang
tersebut
bahwa
33
Haryanto
pendidikan sangat ditentukan oleh kesadaran
termasuk
dan kesediaan
kedisiplinan di
guru dalam mempersiapkan
di
dalamnya
guru.
Apabila
sekolah dapat ditegakkan
dan melaksanakan proses belajar mengajar.
maka akan tercipta suasana yang kondusif,
Namun demikian posisi strategis guru dalam
tertib
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif
sangat dipengaruhi oleh kedisiplinannya dalam
dan efisien, yang pada akhirnya tujuan
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
pendidikan
dan
teratur
di
sehingga
sekolah
dapat
kegiatan
tercapai
.
Kedisiplinan guru adalah kesadaran dan
Kedisiplinan guru akan dapat dicapai melalui
kesediaan seorang guru menaati peraturan
adanya jaminan hukum berupa undang-undang
kepegawaian
dan peraturan, peran kepala sekolah melaui
dan norma-norma sosial yang
berlaku di sekolah. Kedisiplinan diartikan jika
kepemimpinannya,
guru selalu datang dan pulang tepat waktu,
yang
mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya
berprestasi dari masing-masing guru sendiri.
dengan baik, mematuhi peraturan kepegawaian dan norma sosial yang berlaku di sekolah. Penulis
tertarik
diberikan kepada guru serta motivasi
Dalam kenyataannya, upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk menegakkan
memilih
disiplin pegawai melalui jaminan hukum yaitu
kedisiplinan sebagai topik penelitian, karena
PP No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan
Disiplin
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya,
pengawasan melekat, pengawasan fungsional,
dengan disiplin diharapkan dapat menjamin
maupun
terpeliharanya tata tertib dan kelancaran
mencapai hasil yang optimal.
pelaksanaan tugas. Hal ini sesuai dengan
Mulyasa (2007: 25-26), bahwa akhir-akhir ini
pendapat
bahwa
sering terjadi perilaku negatif peserta didik,
kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu
bahkan melampaui batas kewajaran karena
organisasi perusahaan, tanpa dukungan disiplin
telah
yang baik dari karyawan, sulit perusahaan
melakukan
mewujudkan tujuannya.
disebabkan oleh tindakan indisipliner guru. Di
Hasibuan
untuk
kompensasi-kompensasi
(2007:
194)
Pegawai
Negeri
keteladanan
Sipil
pimpinan
melalui
belum Menurut
melawan hukum, norma agama, dan tindakan
kriminal,
hal
ini
Demikian halnya sekolah sebagai unit
sekolah guru sering memberikan hukuman
organasasi, dalam upaya mencapai tujuannya
yang melampui batas kewajaran pendidikan
diperlukan kedisiplinan dari para anggotanya
dan melakukan disiplin destruktif terhadap
34
34 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Smp Negeri di Kabupaten Brebes.
peserta
didiknya.
Banyak
guru
yang
memberikan hukuman kepada peserta didik
dengan
baik
jika
kebutuhan
fisik
dan
kebutuhan nonfisik telah dapat terpenuhi.
tidak sesuai dengan jenis kesalahannya. Guru
Semangat dan kesadaran para anggota di
seringkali memberikan tugas-tugas di luar
dalam mencapai tujuan bersama, bergantung
kelas (pekerjaan rumah), namun jarang sekali
pada tingkat kedisiplinan anggota di dalam
guru yang mengoreksi pekerjaan peserta didik
menegakkan aturan dan ketentuan yang telah
dan
berbagai
disepakati bersama. Kedisiplinan ini bisa
komentar, kritik dan saran untuk kemajuan
ditegakkan bergantung pada beberapa faktor,
peserta didik. Yang sering dialami peserta
baik faktor yang berasal dari luar anggota,
didik adalah bahwa guru sering memberikan
maupun faktor yang berasal dari dalam diri
tugas, tetapi tidak pernah memberikan umpan
anggota itu sendiri. Faktor yang berasal dari
balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan.
luar anggota, antara lain adalah kepemimpinan
mengembalikannya
Faktor-faktor
dengan
yang
mempengaruhi
kepala sekolah, dan kompensasi. Sedangkan
tingkat kedisiplinan seseorang dalam suatu
salah satu faktor yang berasal dari dalam
organisasi menurut Hasibuan (2007: 194),
anggota, adalah adanya motivasi berprestasi
antara lain: (1) tujuan dan kemampuan, (2)
dari para guru itu sendiri.
teladan pemimpin dan kepemimpinannya, (3)
Dari uraian pada latar belakang di atas,
balas jasa atau kompensasi, (4) keadilan, (5)
maka penelitian ini akan mengungkapkan
pengawasan melekat, (6) ketegasan dan sanksi
seberapa besar kepemimpinan seorang kepala
hukuman, dan (7) hubungan kemanusiaan.
sekolah, motivasi berprestasi, dan kompensasi
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat
akan berpengaruh terhadap kedisiplinan guru
kedisiplinan seseorang menurut McClelland
Sekolah Menengah Pertama. Hal tersebut
dalam Mangkunegoro (2001: 103) adalah
menarik
motivasi berprestasi, bahwa seseorang yang
mengetahui kepemimpinan seorang kepala
mempunyai
tinggi
sekolah, akan diketahui pula seberapa besar
cederung akan bekerja dengan disiplin tinggi
kepemimpinan tersebut akan mempengaruhi
agar dapat mencapai prestasi kerja dengan
tingkat kedisiplinan para gurunya. Demikian
predikat terpuji. Kemudian menurut Maslow
pula dengan mengetahui tingkat motivasi diri
dalam Robbins (1992: 46) menyatakan bahwa
untuk berprestasi akan diketahui pula seberapa
seseorang akan melaksanakan pekerjaannya
besar motivasi ini akan mempengaruhi tingkat
motivasi
berprestasi
35 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
untuk
diteliti,
sebab
dengan
35
Haryanto
kedisiplinan para guru SMP, serta seberapa
kompensasi secara serempak terhadap
besar kompensasi yang diterima oleh guru dari
kedisiplinan guru?
kepala sekolah akan berpengaruh terhadap kedisiplinannya sebagai guru.
METODE PENELITIAN Pendekatan
PEMBATASAN MASALAH
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,
Berdasarkan latar belakang masalah di
yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang
atas, maka dalam penelitian ini hanya akan
bekerja dengan angka, yang datanya berujud
membahas masalah kedisiplinan guru yang
bilangan, yang dianalisis dengan menggunakan
dipengaruhi
statistik untuk menjawab pertanyaan atau
oleh
kepemimpinan
kepala
sekolah menurut persepsi guru, motivasi
hipotesis
berprestasi
yang
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
diterima guru dari kepala sekolah. Penelitian
desain ex post facto. Artinya dalam penelitian
ini tidak mengungkap faktor-faktor lain yang
ini tidak menggunakan perlakuan terhadap
mungkin ikut mempengaruhi kedisiplinan
variabel penelitian melainkan mengkaji fakta-
guru. Faktor-faktor lain yang mungkin ikut
fakta yang telah terjadi dan pernah dilakukan
mempengaruhi
oleh subyek penelitian.
guru,
dan
kompensasi
kedisiplinan
guru,
dalam
penelitian ini diabaikan.
penelitian.
Penelitian
ini
Dalam penelitian ini populasinya adalah
PERUMUSAN MASALAH
guru SMP Negeri di
Kabupaten Brebes
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
sebanyak 1636 guru yang tersebar di 56 SMP
dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai
Negeri. Besarnya sampel ditetapkan dengan
berikut:
menggunakan tabel Krejce dalam Sugiyono
1. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan
(2005: 99), diketahui bahwa untuk populasi
kepala sekolah terhadap kedisiplinan
sebesar 1636 mendekati 1700, dengan tingkat
guru?
kesalahan 5 % maka sampelnya sejumlah 289.
2. Seberapa
besar
pengaruh
motivasi
berprestasi terhadap kedisiplinan guru? 3. Seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kedisiplinan guru?
36
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini sebanyak 289 orang guru. Pengambilan sampel dengan
teknik
proportional
dan
random
sampling. Teknik proporsional digunakan
4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan
untuk menentukan jumlah sampel dari masing-
kepala sekolah, motivasi berprestasi dan
masing SMP Negeri, sedangkan teknik random 36 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Smp Negeri di Kabupaten Brebes.
sampling yang digunakan adalah simple
Kersana sebanyak 13 orang, SMP Negeri 2
random sampling yakni sampel yang diambil
Kersana sebanyak 13 orang dan
dengan menggunakan undian terhadap semua
Negeri 3 Kersana sebanyak 10 orang.
populasi pada suatu sekolah.
SMP
4. Penentuan Skor Instrumen
Teknik Pengumpulan Data
Penentuan skor angket dalam penelitian
1. Jenis Instrumen
ini, dengan menggunakan metode Skala
Instrumen penelitian yang digunakan untuk
Likert. Sugiyono (2005:107) “dengan skala
mengumpulkan data dari lapangan, data
Likert, maka variabel yang akan diukur
mengenai variabel kepemimpinan kepala
dijabarkan menjadi indikator variabel.
sekolah,
guru,
Kemudian indikator tersebut dijadikan titik
kompensasi maupun kedisiplinan guru
tolak untuk menyusun item-item instrumen
SMP Negeri, menggunakan angket.
dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”.
motivasi
berprestasi
Dalam 2. Penyusunan Angket Angket
responden
berdasarkan
diminta
ini, untuk
guru
selaku
memberikan
kisi-kisi
jawaban dengan cara memilih angka
variabel
pilihan (Skala Likert) dari 1-5. Butir
kepala sekolah, motivasi
pernyataan positif (+) dalam angket diberi
berprestasi guru dan kompensasi sebagai
skor: 5,4,3,2,1 untuk jawaban berturut
variabel independen serta kedisiplinan guru
turut: amat sangat setuju, sangat setuju,
SMP Negeri sebagai variabel dependen. .
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
variabel
disusun
penelitian
penelitian,
kepemimpinan
yakni
Atau
3. Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian sebelum digunakan perlu dilakukan pengujian dari para ahli (judgment
experts),
baik
dari
segi
konstruksi maupun isinya. Uji coba angket dalam penelitian ini dilakukan terhadap 36 orang guru SMP Negeri di Kecamatan Kersana
Kabupaten
Brebes,
dengan
perincian sebagai berikut: SMP Negeri 1
37 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
dengan
skor:
5,4,3,2,1
untuk
jawaban: selalu, sangat sering, sering, pernah dan tidak pernah. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang masih acak dan tidak terorganisasi dengan baik. Data tersebut harus diringkas dalam bentuk tabel
37
Haryanto
sebagai dasar untuk berbagai pengambilan
Proses
keputusan
menggunakan bantuan komputer program
(statistic
inferensi).
Dalam
statistik deskriptif ini secara ringkas akan dapat diketahui mean skor dari masingmasing variabel, median, modus, nilai skor maksimum, maupun nilai skor minimum. 2. Analisis Regresi Sederhana
penulis
SPSS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
a. Pengaruh dari Kepemimpinan Kepala
model hubungan dan besarnya pengaruh
Sekolah terhadap Kedisiplinan Guru
dari
bebas
Hipotesis penelitian yang diujikan dalam
(kedisiplinan
penelitian ini berbunyi: ”kepemimpinan
masing-masing
terhadap guru).
variabel Proses
variabel
terikat
pengolahannya
penulis
kepala sekolah berpengaruh terhadap
menggunakan bantuan komputer program
kedisiplinan
SPSS
menunjukkan bahwa model hubungan
guru”.
Hasil
analisis
untuk kepemimpinan kepala sekolah (X1)
3. Analisis Regresi Berganda
dengan kedisiplinan guru (Y) dinyatakan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
dengan persamaan regresi Y’ = 1,383 +
korelasi
dari
0,627 X1. Sedangkan keberartian model
secara
ditunjukkan dengan F0 = 127,796 dengan
terikat
(p)=
dan
masing-masing simultan
besarnya variabel
terhadap
pengaruh bebas
variabel
0,000.
Adapun
uji
linieritas
(kedisiplinan guru). Proses pengolahannya
hubungan antara kepemimpinan kepala
penulis menggunakan bantuan komputer
sekolah (X1) dengan kedisiplinan guru
program SPSS
(Y) dinyatakan dalam bentuk hasil uji
4. Koefisien korelasi partial Koefisien korelasi partial untuk melihat koefisien korelai antara variabel tidak bebas yang dikontrol oleh variabel bebas yang lain. Jika koefisien korelasi partial besar, berarti hubungan yang terjadi antara kedua variabel tersebut adalah murni. 38
pengolahannya
statistik F0 = 1,114 dengan (p)= 0,298. Hasil
tersebut
menunjukkan
bahwa
hipotesis penelitian yang menyatakan kedisiplinan
guru
dipengaruhi
oleh
kepemimpinan kepala sekolah dapat diterima kebenarannya dengan model hubungan
linier.
Dengan
persamaan
38 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Smp Negeri di Kabupaten Brebes.
regresi tersebut dapat dimengerti bahwa
Adapun
besarnya
konstribusi
pengaruh
setiap peningkatan setiap satu satuan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kepemimpinan kepala sekolah maka
kedisiplinan guru didapatkan koefisien
meningkatnya kedisiplinan guru sebesar
korelasi
0,627 pada konstanta 1,383.
koefisien determinasi parsialnya sebesar
partial
sebesar
0,226
atau
Kekuatan hubungan antara kepemimpinan
(r2x100%) = 0,2262x100% = 5.11%. Hal
kepala sekolah dengan kedisiplinan guru,
ini berarti bahwa salah satu penentu baik
dinyatakan dengan koefisien
tidaknya kedisiplinan guru SMP Negeri
korelasi
sebesar rx1y = 0,565 dengan (p)= 0,000.
di
Itu berarti hipotesis penelitian yang
kepemimpinan kepala sekolahnya. Untuk
menyatakan
antara
memberikan gambaran lebih jelas grafik
kepemimpinan kepala sekolah dengan
hubungan variabel kepemimpinan kepala
kedisiplinan
sekolah dan kedisiplinan guru seperti
ada
guru
hubungan
dapat
diterima
kebenarannya. Dengan demikian semakin
Kabupaten
Brebes
adalah
pada gambar berikut.
baik kepemimpinan kepala sekolah akan semakin tinggi kedisiplinan guru.
Gambar 1 Grafik hubungan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru
39 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
39
Haryanto
Dari gambar tersebut terlihat bahwa
hipotesis penelitian yang menyatakan
garis lurus yang semakin ke kanan
kedisiplinan guru dipengaruhi oleh
semakin naik, hal ini berarti bahwa jika
motivasi berprestasi dapat diterima
skor kepemimpinan kepala sekolah
kebenarannya dengan model hubungan
meningkat, maka skor kedisplinan guru
linier.
juga
dan
tersebut dapat dimengerti bahwa setiap
sebaliknya jika skor kepemimpinan
peningkatan setiap satu satuan motivasi
kepala
berprestasi
akan
meningkat
sekolah
pula
barkurang,
maka
persamaan
maka
kedisiplinan guru sebesar
pula.
konstanta 0.411.
penelitian
yang
diujikan dalam penelitian ini berbunyi: ”motivasi
berprestasi
terhadap
berpengaruh
kedisiplinan guru”. Hasil
analisis menunjukkan bahwa model hubungan untuk motivasi berprestasi (X2) dengan kedisiplinan guru (Y) dinyatakan dengan persamaan regresi:
keberartian
model
ditunjukkan dengan F0 = 450,757 dengan
(p)=
0,000.
Kekuatan hubungan antara motivasi
dinyatakan dengan koefisien korelasi sebesar rx2y = 0,789 dengan (p)= 0,000. Itu berarti hipotesis penelitian yang menyatakan
ada
motivasi
berprestasi
kedisiplinan
guru
kebenarannya.
hubungan
dapat
Dengan
antara dengan diterima
demikian
semakin tinggi motivasi berprestasi guru akan semakin tinggi tingkat
Y’ = 0,883 + 0,411 X2 Sedangkan
0,883 pada
berprestasi dengan kedisiplinan guru,
Guru terhadap Kedisiplinan Guru Hipotesis
regresi
meningkatnya
kedisiplinan guru juga akan rendah
b. Pengaruh dari Motivasi Berprestasi
Adapun
linieritas hubungan antara
uji
motivasi
berprestasi (X2) dengan kedisiplinan guru (Y) dinyatakan dalam bentuk hasil
kedisiplinannya. Adapun besarnya konstribusi motivasi berprestasi terhadap kedisiplinan guru didapatkan koefisien korelasi partial sebesar determinasi 2
uji statistik F0 = 1,183 dengan (p)= 0,145. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
40
Dengan
0,562
atau
partialnya
koefisien sebesar
2
(r x100%) = 0,562 x100% = 31.58%. Hal ini berarti bahwa salah satu penentu baik tidaknya kedisiplinan
40 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Smp Negeri di Kabupaten Brebes.
guru SMP Negeri di Kabupaten Brebes
Untuk memberikan gambaran lebih
adalah
Jika
jelas grafik hubungan variabel motivasi
motivasi berprestasi guru tinggi maka
berprestasi guru dan kedisiplinan guru
kedisiplinannya akan meningkat, dan
seperti pada gambar berikut.
motivasi
berprestasi.
sebaliknya jika motivasi berprestasinya rendah, maka tingkat kedisiplinannya pun akan rendah pula.
Gambar 2 Grafik hubungan motivasi berprestasi guru terhadap kedisiplinan guru
Dari gambar tersebut terlihat bahwa
c. Pengaruh dari Kompensasi yang
garis lurus yang semakin ke kanan
Diterima Guru terhadap
semakin naik, hal ini berarti bahwa jika
Kedisiplinan Guru
skor
Hipotesis
motivasi
berprestasi
guru
meningkat, maka skor kedisplinan guru juga
akan
sebaliknya
meningkat jika
pula
skor
dan
motivasi
berprestasi menurun, maka kedisiplinan guru juga akan menurun pula.
41 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
dalam
penelitian penelitian
”kompensasi kedisiplinan
yang ini
berpengaruh guru”.
Hasil
diujikan berbunyi: terhadap analisis
menunjukkan bahwa model hubungan
41
Haryanto
dengan
dapat diterima kebenarannya. Dengan
dinyatakan
demikian semakin tinggi kompensasi
dengan persamaan regresi Y’ = 0,859 +
yang diterima guru dari kepala sekolah
0,782 X3
akan semakin meningkat kedisiplinan
untuk
(X3)
kompensasi
kedisiplinan
guru
Sedangkan
(Y)
keberartian
model
guru.
ditunjukkan dengan F0 = 273,951
Adapun besarnya konstribusi pengaruh
dengan
uji
kompensasi terhadap kedisiplinan guru
linieritas hubungan antara kompensasi
didapatkan koefisien korelasi partial
(X3) dengan kedisiplinan guru (Y)
sebesar
dinyatakan dalam bentuk hasil uji
determinasi
(p)=
0,000.
Adapun
0,349
2
atau
koefisien
partialnya
sebesar
2
statistik F0 = 0,915 dengan (p)= 0,569.
(r x100%) = 0,349 x100% = 12.18%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Hal ini berarti bahwa salah satu
hipotesis penelitian yang menyatakan
penentu baik tidaknya kedisiplinan
kedisiplinan guru dipengaruhi oleh
guru SMP Negeri di Kabupaten Brebes
kompensasi
adalah kompensasi yang diterima guru
dapat
diterima
kebenarannya dengan model hubungan
dari
linier.
kompensasi
Dengan
persamaan
regresi
kepala
sekolahnya. yang
diterima
Jika guru
tersebut dapat dimengerti bahwa setiap
memuaskan maka kedisiplinan guru
peningkatan
satuan
akan meningkat, dan sebaliknya jika
kompensasi yang diterima guru dari
kompensasi kurang memuaskan, maka
kepala sekolah maka meningkatnya
kedisiplinan guru juga akan kurang
kedisiplinan guru sebesar
baik pula.
setiap
satu
0,782 pada
konstanta 0,859.
Untuk memberikan gambaran lebih
Kekuatan hubungan antara kompensasi
jelas grafik hubungan variabel motivasi
dengan kedisiplinan guru, dinyatakan
berprestasi guru dan kedisiplinan guru
dengan koefisien
seperti pada gambar berikut.
korelasi sebesar
sebesar rx3y = 0,708 dengan (p)= 0,000. Itu berarti hipotesis penelitian yang menyatakan
ada
hubungan
antara
kompensasi dengan kedisiplinan guru
42
42 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Smp Negeri di Kabupaten Brebes.
Gambar 3 Grafik hubungan kompensasi yang diterima terhadap kedisiplinan guru
Dari gambar tersebut terlihat bahwa
regresi sebesar 209,178 dengan signifikansi
garis lurus yang semakin ke kanan
sebesar
semakin naik, hal ini berarti bahwa jika
bergandanya adalah: regresi Y’ = -0,288 +
kompensasi bertambah, maka skor
0,171 X1 + 0,583 X2 + 0,313 X3, adapun
kedisplinan guru juga akan meningkat
koefisien-kofisien regresinya secara partial
pula dan sebaliknya jika kompensasi
seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.
0,000.
Adapun
persamaan
berkurang, maka kedisiplinan guru juga akan menurun pula.
1. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Berganda Hasil analisis regresi berganda didapatkan koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,836 dengan koefisien determinasinya (R2) sebesar 0,698 atau 69,8%. Nilai F
43 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
43
Haryanto
Dari tabel di atas terlihat bahwa koefisien korelasi product moment (Zero-order correlation) kepemimpinan kepala sekolah, motivasi berprestasi guru, dan kompensasi terhadap kedisiplinan guru SMP Negeri di Kabupaten Brebes masing-masing 0,565, 0,789 dan 0,708, sementara itu koefisien korelasi parsialnya (partial correlation) adalah masing-masing 0,226, 0,562, dan 0,349. Nampak bahwa koefisien korelasi parsial motivasi berprestasi guru adalah lebih tinggi dibandingkan dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah dan kompensasi. Secara simpel hasil analisis regresi berganda dapat digambarkan sebagai berikut.
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
ry1..23 = 0,226
Motivasi berprestasi (X2)
ry2.13 = 0,562
Kompensasi (X3)
Kedisiplinan Guru (Y)
ry3.12 = 0,349 Ry.123 = 0,836
Persamaan regresi: Y’ = -0,288 + 0,171 X1 + 0,583 X2 + 0,313 X3 Freg Sig. (p)
= 209,178 = 0,000 Gambar 4 Model pengaruh antar variabel hasil penelitian
44
44 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Smp Negeri di Kabupaten Brebes. PEMBAHASAN
perilaku nakal peserta didik. Dalam pada itu
Dari hasil analisis regresi di atas didapatkan bahwa: 1. Pengaruh
kepala
sekolah
bertanggungjawab
atas
manajemen pendidikan secara mikro, yang
Kepemimpinan
Kepala
secara langsung berkaitan dengan proses
Sekolah terhadap Kedisiplinan Guru
pembelajaran di sekolah.
SMP Negeri di Kabupaten Brebes
terbukti menunjukkan peranan kunci dalam
Hasil penelitian di atas membuktikan bahwa
ada
pengaruh
yang
signifikan
kepala
sekolah
terhadap
kepemimpinan
menegakkan
disiplin
Kepala sekolah
sekolah,
melalui
kemampuannya dalam mengelola sekolah, memberikan teladan kepada siswa dan guru.
kedisiplinan guru SMP Negeri di Kabupaten
2. Pengaruh Motivasi Berprestasi Guru
Brebes (p=0,000) dan koefisien korelasi partial
terhadap Kedisiplinan Guru SMP Negeri
sebesar 0,226, yang berarti bahwa baik
di Kabupaten Brebes
tidaknya
kepemimpinan
sekolah
Hasil penelitian di atas membuktikan
tidaknya
bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi
kedisiplinan guru SMP Negeri di Kabupaten
berprestasi guru dan kedisiplinan guru SMP
Brebes, semakin baik kepemimpinan kepala
Negeri di Kabupaten Brebes (p=0,000) dan
sekolah akan meningkatkan kedisiplinan guru
koefisien korelasi parsialnya sebesar 0,562
SMP Negeri di Kabupaten Brebes dan
yang berarti jika motivasi berprestasi guru
sebaliknya jika kepemimpinan kepala sekolah
dapat menentukan tingkat kedisiplinan guru
rendah, maka kedisiplinan guru SMP Negeri di
SMP Negeri di Kabupaten Brebes. Tinggi
Kabupaten Brebes juga akan rendah pula.
rendahnya motivasi berprestasi guru dapat
berpengaruh
terhadap
kepala baik
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat
menentukan baik tidaknya kedisiplinan guru.
Supriadi (1998 : 347-348) yang menyebutkan
Semakin tinggi motivasi berprestasi guru, akan
bahwa kepala sekolah merupakan salah satu
meningkatkan kedisiplan guru, dan sebaliknya
komponen pendidikan yang paling berperan
jika motivasi rendah, maka kedisiplinan guru
dalam
juga akan kurang baik.
meningkatkan
kualitas
pendidikan.
Terdapat keeratan hubungan antara mutu kepala
sekolah
dengan
berbagai
aspek
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat McClelland
yang
menyebutkan
bahwa
kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah,
motivasi merupakan dorongan atau kemauan
iklim
seseorang untuk berbuat atau melakukan
budaya
sekolah,
dan
menurunnya
45 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
45
Haryanto
aktivitas
tertentu.
merupakan
Motivasi
dorongan
berprestasi untuk
Hasibuan (2007) yang menyebutkan bahwa
melakukan berbagai aktivitas yang dilandasi
kompensasi bisa digunakan sebagai sarana
oleh kesadaran dan tanggung jawab terhadap
untuk meningkatkan motivasi, disiplin, dan
pelaksanaan tugas dan pekerjaannya untuk
produktivitas
memperoleh hasil yang lebih baik. Dengan
kompensasi yang diterima guru dari kepala
demikian
sekolah
jelas
seseorang
Hasil tersebut sesuai dengan pendapat
bahwa
motivasi
untuk
kerja.
Dengan
berpengaruh
positif
kedisiplinan
kedisiplinan guru. Hal ini disebabkan karena
psikologis
untuk
melakukan yang terbaik dalam pelaksanaan
keinginannya
untuk
karena
terhadap
berprestasi dari para guru, akan meningkatkan
memenuhi
guru,
adanya
bagi
guru
ada
untuk
senantiasa
berprestasi, hanya dapat diraih dengan kerja
tugasnya.
keras dan disiplin tinggi dalam melaksanakan
kompensasi yang jelas dari kepala sekolah dan
tugas-tugas dan tanggungjawanya. Dengan
dilaksanakan secara tepat waktu dan sasaran,
tingkat kedisiplinan yang tinggi, maka akan
maka diduga akan menjadi pendorong secara
mampu
psikologis bagi para guru untuk meningkatkan
meraih
prestasi
yang
terbaik,
Dengan
dorongan
adanya
sebagaimana yang diinginkan oleh guru.
disiplin dan bekerja dengan baik.
3. Pengaruh Kompensasi yang Diterima
4. Pengaruh
Secara
Guru terhadap Kedisiplinan Guru SMP
Kepemimpinan
Negeri di Kabupaten Brebes
Motivasi
Hasil penelitian di atas membuktikan bahwa ada
Simultan
Kepala
Berprestasi
Kompensasi
program
yang
Sekolah,
Guru
dan
Diterima
Guru
pengaruh positif yang signifikan kompensasi yang
terhadap kedisiplinan Guru SMP Negeri
diterima guru terhadap kedisiplinan guru SMP Negeri di
di Kabupaten Brebes
Kabupaten Brebes (p=0,000) dan koefisien korelasi partial sebesar 0,349, yang berarti bahwa memuaskan
Hasil penelitian dan pengujian hipotesis
tidaknya kompensasi yang diterima guru berpengaruh
secara simultan di atas membuktikan bahwa
positif terhadap baik tidaknya kedisiplinan guru SMP
ada pengaruh yang signifikan secara simultan
Negeri di Kabupaten Brebes, semakin puas guru
kepemimpinan
kepala
sekolah,
motivasi
menerima kompensasi, maka kedisiplinan guru akan menjadi lebih baik, dan sebaliknya jika guru semakin
berprestasi
guru,
dan
kompensasi
yang
tidak puas atas kompensasi yang diterimanya, maka
diterima guru terhadap kedisiplinan guru SMP
kedisiplannnyapun akan menjadi kurang baik.
Negeri di Kabupaten Brebes (p=0,000) dan
46
46 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Smp Negeri di Kabupaten Brebes.
koefisien determinasinya sebesar 69,8% yang
koefisien determinasi parsialnya sebesar
berarti bahwa kedisiplinan guru SMP Negeri di
5,11%.
Kabupaten Brebes dapat ditentukan oleh kepemimpinan
kepala
sekolah,
motivasi
2. Ada
pengaruh
motivasi
yang
berprestasi
signifikan guru
terhadap
kedisiplinan
guru
diterima guru secara bersama-sama (simultan)
Kabupaten
Brebes
sebesar 69,8% sedangkan sisanya sebesar
korelasi
30,2% lagi kedisiplinan guru SMP Negeri di
koefisien determinasi parsialnya sebesar
Kabupaten Brebes ditentukan oleh faktor lain
31,58%.
berprestasi
guru,
dan
kompensasi
yang
di luar variabel dalam model penelitian ini.
3. Ada
parsial
pengaruh
SMP
dari
Negeri
dengan
sebesar
yang
di
koefisien
0,562
atau
signifikan
dari
Dari koefisien korelasi partial terlihat bahwa
kompensasi yang diterima guru terhadap
motivasi berpretasi guru memiliki pengaruh
kedisiplinan
guru
yang
Kabupaten
Brebes
paling
tinggi
0,562
atau
31,58%
Negeri
dengan
sebesar
di
koefisien
dibandingkan dengan variabel kepemimpinan
korelasi
kepala sekolah dan kompensasi yang diterima.
koefisien determinasi parsialnya sebesar
Hasil di atas menunjukkan bahwa motivasi
12,18%.
berprestasi guru lebih menentukan dalam
parsial
SMP
0,349
atau
4. Ada pengaruh yang signifikan secara
meningkatkan Kedisiplinan guru SMP Negeri
simultan
di Kabupaten Brebes dibandingkan dengan
sekolah, motivasi berprestasi guru dan
kepemimpinan kepala sekolah dan kompensasi
kompensasi yang diterima guru terhadap
yang diterima guru.
kedisiplinan
guru
Kabupaten
Brebes
SIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Ada
dari
kepemimpinan
SMP
kepala
Negeri
dengan
di
koefisien
korelasi berganda sebesar 0,836 atau koefisien determinasinya sebesar 69,8%. SARAN
pengaruh
yang
signifikan
dari
1. Dari hasil penelitian di atas,
kepemimpinan kepala sekolah terhadap
mengajukan
kedisiplinan
guru
kepala
Kabupaten
Brebes
korelasi
parsial
SMP
Negeri
dengan
sebesar
koefisien
0,226
47 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
di
atau
saran
sekolah,
penulis
khususnya
kepada
bahwa
untuk
meningkatkan kedisiplinan guru dapat dilakukan
dengan
memperbaiki
dan
47
Haryanto
meningkatkan
kepemimpinan
kepala
sekolah menjadi lebih baik, di samping itu perlu diupayakan meningkatkan motivasi berprestasi guru, dengan berbagai hal yang dapat merangsang guru
untuk
meningkatkan prestasi kerjanya. Tidak kalah pentingnya memberikan kompensasi -kompensasi baik materiil maupun non materiil
kepada
guru
sesuai
dengan
tingkat prestasi kerjanya. 2. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada peneliti lain yang akan
melakukan
penelitian
tentang
kedisiplinan guru pada wilayah yang sama, untuk memasukkan variabel lain seperti pengawasan, keadilan, hak,
dan
lain sebagainya yang secara teoritis berpengaruh terhadap kedisiplinan guru.
48
48 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Smp Negeri di Kabupaten Brebes.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, M.I. 2003. A dministrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Gibson, A. 1996. Organisasi dan Manajemen, Perilaku Struktur dan Proses. Jakarta: Bumi Aksara. Handoko, Hani. 1993. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: Bumi Aksara. Mangkunegoro, A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya. Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional.Bandung: Remaja Rosdakarya. ----- , 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Robins, S.P. 1992.Essentials of Organizational Behaviour. New Jersey,USA: Prentice -Hall International, Inc.. Siagian, S.P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. ----- , 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian A dministrasi. Bandung: Alfabeta. Supriadi, Dedi. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2006. Bandung: Diperbanyak oleh Penerbit Fokusmedia. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. 1983. Jakarta: Diperbanyak oleh Nainggolan
49 Widya Komunika Vol 5 No . 1 J uni 2015
49