LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT KOMUNIKASI RADIO TITIK KE TITIK MELALUI GELOMBANG MIKRO DENGAN SISTEM DIGITAL HYBRID (POINT-TO-POINT DIGITAL MICROWAVE LINK HYBRID)
PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT KOMUNIKASI RADIO TITIK KE TITIK MELALUI GELOMBANG MIKRO DENGAN SISTEM DIGITAL HYBRID (POINT TO POINT DIGITAL MICROWAVE LINK HYBRID) Ruang lingkup persyaratan teknis Alat dan Perangkat Komunikasi Radio Titik Ke Titik Melalui Gelombang Mikro dengan Sistem Digital Hybrid (Point to Point Digital Microwave Link Hybrid) meliputi: BAB I
: Ketentuan Umum (ruang lingkup, definisi, dan singkatan)
BAB II
: Persyaratan Teknis (konfigurasi, fungsi perangkat, karakteristik utama, dan karakteristik tambahan perangkat komunikasi radio titik ke titik (point to point) melalui gelombang mikro dengan sistem digital hybrid)
BAB III
: Pengujian (pelaksanaan pengujian, dan syarat keselamatan dan kesehatan)
BAB IV
: Penandaan dan pengemasan)
Pengemasan
(syarat
penandaan
dan
cara
BAB I KETENTUAN UMUM 1.1.
Ruang Lingkup
Alat dan Perangkat Komunikasi Radio Titik Ke Titik (Point to Point) Melalui Gelombang Mikro Dengan Sistem Digital Hybrid dalam Peraturan Menteri ini meliputi perangkat: 1. Microwave Link; dan 2. Studio to Transmitter Link untuk keperluan penyelenggaraan televisi siaran.
-2-
2.1.
Definisi
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Alat dan Perangkat Komunikasi Radio Titik Ke Titik Melalui Gelombang Mikro dengan Sistem Digital Hybrid (Point to Point Digital Microwave Link Hybrid) adalah alat dan perangkat komunikasi radio yang mempunyai fungsi untuk mentransmisikan informasi dari satu stasiun/titik ke stasiun/titik lain (point to point) yang digunakan pada sistem transmision link untuk menyalurkan sinyal baseband berupa Ethernet (IP) dan Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH), Synchronous Digital Hierarchy (SDH), atau Asynchronous Transfer Mode (ATM). 2. Point to Point adalah komunikasi yang disediakan oleh sebuah link dari satu stasiun ke satu stasiun lain. 3. Backbone telekomunikasi adalah komunikasi radio terestrial yang dipakai untuk kapasitas besar (SDH STM-1). 4. Transmision Link adalah komunikasi radio terestrial yang dipakai untuk kapasitas kecil dan menengah. 5. Microwave Link adalah sistem komunikasi radio titik ke titik (point to point) melalui gelombang mikro yang antara lain digunakan pada sistem backbone telekomunikasi, dan transmision link, serta mempunyai fungsi untuk mentransmisikan informasi dari satu stasiun/titik ke stasiun/titik lain (point to point). 6. Studio Transmitter Link adalah komunikasi dari titik ke titik (point to point) yang menghubungkan stasiun penyiaran (studio) dari suatu lembaga penyiaran ke sarana pemancar dan/atau sarana transmisi (transmitter) untuk menyalurkan siaran. 7. Spurious Emission adalah emisi gelombang radio di luar bandwidth yang ditentukan. 8. Antena merupakan sub perangkat radio yang berfungsi untuk memancarkan atau menerima suatu sinyal frekuensi radio (RF). 9. Jitter adalah variasi dalam jangka pendek yang tidak kumulatif sesaat (instant) signifikan suatu sinyal digital dari posisinya yang ideal pada skala waktu. 2.2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Singkatan PDH SDH ATM IP STM TDM ATM dB IDU ODU
: : : : : : : : : :
Plesiochronous Digital Hierarchy Synchronous Digital Hierarchy Asynchronous Transfer Mode Internet Protocol Synchronous Transport Module Time-Division Multiplexing Asynchronous Transfer Mode Decibel Indoor Unit Outdoor Unit
-3-
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
QPSK QAM BW dBm RSL GE HDB3 GUI EWS
: Quadrature Phase-Shift Keying : Quadrature amplitude modulation : Bandwitdh : Decibel mili : Receive Input Signal Level : Gigabit Ethernet : High Density Bipolar 3 : Graphical User Interface : Engineering Work Station BAB II PERSYARATAN TEKNIS
2.1.
Konfigurasi
EWS ODU ODU DATA LINE INTERFACE PDH/SDH/ATM/ETHERNET
2.2.
IDU
IDU
DATA LINE INTERFACE PDH/SDH/ATM/ETHERNET
Fungsi Perangkat
Alat dan Perangkat Komunikasi Radio Titik Ke Titik Melalui Gelombang Mikro Dengan Sistem Digital Hybrid (Point to Point Digital Microwave Link Hybrid) harus memenuhi fungsi operasional sebagai berikut: 1. Modulasi adaptif (Adaptive Modulation) atau modulasi statis (Static Modulation). 2. Lebar kanal yang dapat dipilih (Selectable Channel Bandwidth). 3. Kapasitas dapat ditingkatkan dengan menggunakan perangkat lunak (capacity upgradeable by software). 4. Automatic protection switch for radio system (optional). 5. Antarmuka TDM/IP/ATM yang dapat dikonfigurasi (TDM/IP/ATM interface configurable). 6. Pengaturan daya pancar otomatis (automatic transmitter power control). 2.3.
Karakteristik Utama 2.3.1.
Radio Frequency (RF) Range Frekuensi
Spasi Kanal (MHz)
Sistem
Band (GHz)
Rentang Frekuensi (MHz)
5 GHz
4 400 – 5 000
40
C1, C2, C3
6 GHz
6 425 – 7 110
40
C1, C2, C3
-4-
Range Frekuensi
Spasi Kanal (MHz)
Sistem
Band (GHz)
Rentang Frekuensi (MHz)
7 GHz
7 125 – 7 425
7 14 28
B1, B2, B3,B4
7 425 – 7 725
7 14 28
B1, B2, B3, B4
7 725 – 8 275
29,65
B1, B2, B3, B4
8 275 – 8 500
14 28
B1, B2, B3, B4
11 GHz
10 700 – 11 700
40
C1, C2, C3
13 GHz
12 750 – 13 250
7 14 28
D1, D3, D4,
15 GHz
14 400 – 15 350
7 14 28
D1, D3, D4
18 GHz
17 700 – 19 700
7 14 28
D1, D2, D3, D4
21 GHz
21 200 – 23 600
7 14 28 112
E1, E2
28 GHz
27 500 – 29 500
14 28 56 112
E2, E4
32 GHz
31 800 – 33 400
14 28 56 112
E3, E4
38 GHz
37 000 – 39 500
14 28 56 112
E3, E4
80 GHz
71 000 – 86 000
125 250
EN 302 217-22 V2.0.0 (2012-09)
8 GHz
Keterangan: a. Range Frekuensi mengacu pada rekomendasi ITU – R F series; b. Alokasi dan penetapan frekuensi ditetapkan sesuai Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia; c. Spasi Kanal mengacu pada peraturan perundang-undangan.
-5-
2.3.2.
Daya Pancar (Transmitter Output Power) : paling tinggi 32dBm.
2.3.3.
Pengolahan Sinyal (Signal Processing)
Untuk meningkatkan performansi saluran transmisi, Digital Microwave Link Hybrid harus mendukung Advance Foward Error Correction (FEC) dan memiliki sekurang-kurangnya 2 (dua) jenis scalable modulasi sebagai berikut QPSK, 8 PSK, 16 QAM, 32 QAM, 64 QAM, 128 QAM, atau 256 QAM 2.3.4.
Radio Frequency Spectrum Mask
Radio frequency spectrum mask Alat dan Perangkat Komunikasi Radio Titik ke Titik (Point to Point) Melalui Gelombang Mikro dengan Sistem Digital Hybrid mengacu pada ETSI 302 217 - 2 – 2, dengan batasan spectral yang dibagi menjadi beberapa jenis sistem. 2.3.4.1. Tabel Penjelasan Sistem Annex ETSI EN 302 217 2-2 Annex B
Annex C
Frekuensi / Spasi Kanal
Sistem
Keterangan
3 GHz sampai 11 GHz
B.1
Sistem radio digital kapasitas rendah dan medium dan STM-0
Spasi kanal sampai dengan 30 MHz dan 56/60 MHz
B.2
1) Sistem radio digital kapasitas tinggi 1x STM-1 2) Spasi kanal 30 MHz 3) Alternated arrangement (ACAP)
B.3
1) Sistem radio digital kapasitas tinggi SDH (up to 2 x STM-1) 2) Spasi kanal 30 MHz 3) Co-polar arrangement (ACCP) atau Co-Channel Dual Polarized (CCDP)
B.4
1) Sistem radio digital kapasitas tinggi 8 x STM-0 atau 5 x 34 Mbit/s 2) Spasi kanal 30 MHz 3) Alternated arrangement (ACAP)
C.1
1) Sistem radio digital SDH (up to 2 x STM-1) 2) Spasi kanal 40 MHz 3) Co-polar arrangement (ACCP) atau Co-Channel Dual Polarized (CCDP)
C.2
1) Sistem radio digital kapasitas tinggi STM-4 atau 2 x STM -1 2) Spasi kanal 40 MHz 3) Alternated arrangement (ACAP)
3 GHz sampai 11 GHz Spasi MHz
kanal
40
-6-
Annex ETSI EN 302 217 2-2
Annex D
Frekuensi / Spasi Kanal
13 GHz, 15 GHz, dan atau 18 GHz Spasi kanal 7 MHz, 14 MHz,atau 28 MHz
Annex E
23 GHz sampai 55 GHz
Sistem
Keterangan
C.3
1) Sistem radio digital kapasitas tinggi STM-4 atau 4 x STM-1 2) Spasi kanal 40 MHz 3) Co-Channel Dual Polarized (CCDP)
D.1
Sistem radio digital kapasitas rendah dan medium PDH yang beroperasi pada frekuensi 13 GHz, 15 GHz, dan 18 GHz
D.2
1) Sistem radio digital STM-0 2) Beroperasi di 18 GHz
D.3
1) Sistem radio digital STM-0 2) Beroperasi pada frekuensi 13 GHz, 15 GHz, dan 18 GHz 3) Spasi kanal 14 MHz atau 28 MHz 4) Alternated arrangement (ACAP)
D.4
1) Sistem radio digital STM-0 atau 2 x STM-0 2) Beroperasi pada frekuensi 13 GHz, 15 GHz, dan 18 GHz 3) Spasi kanal 14 MHz atau 28 MHz 4) Co-polar arrangement (ACCP)
E.1
Sistem radio digital beroperasi pada pita frekuensi 23 GHz
E.2
Sistem radio digital beroperasi pada pita frekuensi 24.5 GHz – 29.5 GHz
E.3
Sistem radio digital beroperasi pada pita frekuensi 31 GHz, 32 GHz, atau 38 GHz
E.4
1) Sistem radio digital kapasitas tinggi STM-4, 4 x STM-1, atau 2 x STM-1 2) Beroperasi pada frekuensi 23 GHz sampai 38 GHz 3) Spasi kanal 55 MHz atau 56 MHz
-7-
2.3.4.2. Radio Frequency Spectrum Mask Sesuai Sistem a.
Sistem
Tabel 1. RF Spectrum Mask untuk B.1 s/d B.4 (Band Frekuensi 3 GHz – 11 GHz)
SpecNomiChannel Mask trum nal bit f1 K2 f2 K3 f3 K4 f4 K5 f5 K6 f6 separa- referen K1 effirate (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) tion ce ciency (Mbit/s (MHz) shape ) class 8
7
2,7
6,5
6,5
1,3
2x8
14
5,4
11,2
13
26
2 34
3
Gambar 2
2,8
34
14
5,6
7,5
Gambar 1
14
2x STM-0
28
12
34
7
3
2 x 34
14
B.3
5B
B.4
6A
4X STM-0 (ACAP)
-10
10,5
-30
5,6 -32
11,2
-37
12,5
-35
14 (note)
14
28 (note)
-55 (note )
+1
6
-10
56 (note)
12,5
-4,0
15
8,5
-4,0
17,5
15
16,8
-4,0
35
3,5
4
7,5
-55 30 (not (note) e)
-35
9,5
7,5 Gambar 2
17
22
7
22,4
12,8 -27
STM-0
STM-1 (ACCP) 2xSTM -1 (CCDP)
26
45,0
28
14
28 (ACAP)
19
11,2
STM-0
STM-1
-45
+1
28 (alternative)
5B
5A (type 2)
11,0
7
28 (unified)
16,4 -23 25
28 (alternative)
2x8
2 x 34
B.2
12,8 -23
28
4L
5A (type 1)
Gam+1 bar 1
51
B.1
4H
28 (unified)
-33
30 (note) -55 27,5 (not (note) e) 55 (note)
12,35 -55 (note) (note 24,7 ) (note)
Gambar 1
+1
Gambar 1
+1
13
-35
20
Gambar 3
+2
12,5
-10
15
-32
17
-35
20
-45
40
-55 54 (note (note) )
-10 6
-30 7
8 -45
40
-55 50 (note (note) )
28
Gambar 3
+2
12
-10
14,5
-32
15,5
-36
17
-45
40
-55 54 (note (note) )
28
Gambar 3
+2
12,5
-10
15
-32
17
-35
20
-45
40
-55 54 (note (note) )
-8-
Catatan : Untuk band frekuensi di bawah 10 GHz, alat dan perangkat juga dapat menggunakan pedoman spectrum mask pada tabel dibawah ini, dengan spectrum masks floor ditambah -60 dB, frekuensi sudut yang sesuai pada mask harus diturunkan dengan interpolasi linier dari nilai-nilai dalam tabel. Untuk kejelasan nilai-nilai ini, yang mempengaruhi titik sudut 4 atau 5 saja, dilaporkan dalam catatan ini. Alasan untuk itu adalah bahwa kasus daerah nodal sangat padat jarang terjadi. Kementerian Kominfo, untuk link konvergen di titik-titik nodal, berdasarkan kasus, Kementerian Kominfo mungkin membatasi perizinan hanya untuk peralatan yang memenuhi angka yang lebih ketat -60dB. Note : For frequency bands below 10 GHz, a second equipment option with spectrum masks floor extended at -60 dB is also here provided; the corresponding frequency corner on the mask shall be derived by linear interpolation from the values in the table. For clarity these values, affecting corner points 4 or 5 only, are reported in this note. Rationale for that is that cases of very congested nodal areas are notinfrequent. Regulatory bodies, for the links converging in those nodal points, on a case basis, might limit the licensing only to equipment that fulfill the more stringent figure of -60dB.
Sistem
K1/f1 to Spectrum Nominal bit Channel separation (MHz) K3/f3 efficiency rate (Mbit/s) (dB/MHz) class 3
B.1 4H
5B
B.2
5A (type 1) 5A (type 2)
STM - 0
28
2x8
7
34
14
2 x 34
28
STM - 0
14
STM - 0
28
2 x STM - 0
28
34
7
2 x 34
14
STM-1
B.3
5B
STM-1 (ACCP) 2 x STM-1 (CCDP)
B.4
6A
4 X STM-0 / 5 X 34 (ACAP)
K4 (dB)
f4 (MHz)
K5 (dB)
f5 (MHz)
n.c
n.c
-60
-32
K6 (dB)
f6 (MHz)
16 -60
31,9 63,8 35
n.c
n.c
-60
30,85 61,7
-60 n.c
14 28
-60
55
n.c
n.c
n.c
n.c
-60
61
28 (ACAP)
28
n.c
n.c
n.c
n.c
-60
61
28
n.c
n.c
n.c
n.c
-60
61
Catatan: n.c : Tidak ada perubahan yang berkenaan dengan tabel di atas n.c : No change with respect to table above.
-9-
b.
Tabel 2. RF Spectrum Mask untuk C.1 s/d C.3 (Band Frekuensi 3 GHz – 11 GHz)
Sistem
Spectrum efficiency class
Channel separation (MHz)
Mask reference shape
K1 (dB)
f1 (MHz)
C.1
5B
40 ACCP/ CCDP
Gambar 2
+1
C.2
6A
40 ACAP
Gambar 2
6B (single carrier)
40 ACCP/ CCDP
6B (multicarrier)
40 ACCP/ CCDP
C.3
K2 f2 (dB) (MHz)
K3 (dB)
f3 (MHz)
K4 (dB)
f4 (MHz)
K5 (dB)
f5 (MHz)
14
-10
19,5
-35
24
-40
54
-55 (note)
67 (note)
+1
19,5
-32
25
-32
27
-50
35
-55 (note)
38,4 (note)
Gambar 1
+1
19
-40
22
-55 (note)
29,8
Gambar 2
+1
19,75
-20
20
-50
22,5
-50
28
-55 (note)
31 (note)
Catatan : Untuk band frekuensi di bawah 10 GHz, alat dan perangkat juga dapat menggunakan pedoman spectrum mask pada tabel dibawah ini, dengan spectrum masks floor ditambah -60 dB, frekuensi sudut yang sesuai pada mask harus diturunkan dengan interpolasi linier dari nilai-nilai dalam tabel. Untuk kejelasan nilai-nilai ini, yang mempengaruhi titik sudut 4 atau 5 saja, dilaporkan dalam catatan ini. Alasan untuk itu adalah bahwa kasus daerah nodal sangat padat jarang terjadi. Kementerian Kominfo, untuk link konvergen di titik-titik nodal, berdasarkan kasus, Kementerian Kominfo mungkin membatasi perizinan hanya untuk peralatan yang memenuhi angka yang lebih ketat 60dB. Note: For frequency bands below 10 GHz, a second equipment option with spectrum masks floor extended at -60 dB is also here provided; the corresponding frequency corner on the mask shall be derived by linear interpolation from the values in the table. For clarity these values, affecting corner points 4 or 5 only, are reported in this note. Rationale for that is that cases of very congested nodal areas are notinfrequent. Regulatory bodies, for the links converging in those nodal points, on a case basis, might limit the licensing only to equipment that fulfill the more stringent figure of -60dB.
System
Spectrum efficiency class
Channel separation (Mbit/s)
C.1
5B
C.2
K1/f1 to K2/f2 (dB/MHz)
K3 (dB)
f3 (MHz)
K4/f4 (dB/MHz)
K5 (dB)
f5 (MHz)
40 ACCP/CC DP
n.c.
n.c.
n.c.
-60
71,3
6A
40 ACAP
n.c.
n.c.
n.c.
-60
41,8
6B (single carrier)
40 ACCP/CC DP
-60
32,4
6B (multicarrier)
40 ACCP/CC DP
n.c.
n.c.
n.c.
-60
34
C.3
n.c.
Catatan: n.c : Tidak ada perubahan yang berkenaan dengan tabel di atas n.c : No change with respect to table above.
- 10 -
c.
Tabel 3. RF Spectrum Mask untuk D.1, D.3, D.4 (Band Frekuensi 13 GHz dan 15 GHz )
Spec- Nomi- Chantrum nal bit nel Sistem efficien rate separ (Mbit/ ation -cy s) (MHz) class 8
7
2,7
5,6
6,5
13
2x8
14
5,4
11,2
13
26
2 34
D.1
D.4
d.
3
4H
+1
11,0 -23
19
-23
25
-45
45
12,8
16,4
25
45
2X8
7
2,8
5,6
7
14
34
14
5,6
14
28
2 X 34
D.3
28 (alter- Gambar 1 native) 28 (unified)
4L
5B
Mask f1 K2 f2 K3 f3 K4 f4 K5 f5 K6 f6 referen- K1 (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) ce shape
28 (alter- Gambar 1 native)
+1
28 (unified)
34
7
2 X 34
14
STM-0
28
STM-0
14
2x STM-0
28
-37
11,2
22,4
12,8
17
3
Gambar 3
+2
Gambar 2
+2
7,5
+1
6
+1
12
Gambar 2
11,2 -32
6
-10 -10
28
-35
3,625 7,25 10,5
-32 -30
7,5 -10
15
-55
28 3,875 7,25 12,5
56
-36 -35
8,4 -33
16,8
56
4,25 8,5 22
-45 -50
17,5 -40
35
10 20
-55
13,5 27
30 24,15
-50
48,3
Tabel 4. RF Spectrum Mask untuk D.1, D.4 (Band Frekuensi 18 GHz)
ChanSpecf1 K2 f2 K3 f3 f4 f5 f6 Nominal nel Mask K1 K4 K5 K6 trum Sistem (MHz (dB (MHz (dB (MHz (MHz (MHz (MHz bit rate separa reference (dB) (dB) (dB) (dB) efficien(Mbit/s) ) ) ) ) ) ) ) ) tion shape cy class (MHz) 2
D.1
4L
5B
D.4
4H
8
7
2x8
14
2X8
7
34
14
34
7
2 X 34
14
STM-0
14
Gambar 1
+1
Gambar 1
+1
Gambar 3
+2
Gambar 2
2,7 5,4 2,8 5,6 3
-23 -32
-10
6 +1
6
5,6 11,2 5,6 11,2
-23 -37
13 7 14
3,62 3,87 5 5 -32 7,25
-10
6,5
7,5
-45 -55
-36
7,25 -33
8,4
13 26 14 28 4,25
-45
8,5 -40
17,5
10 20
-50
24,1 5
-50
11,7 5 23,5
- 11 -
e.
Sistem
Tabel 5. RF Spectrum Mask untuk E.1, E.2, E.4 (Band Frekuensi 23 GHz – 28 GHz)
Spectrum efficiency class
2
Nominal bit rate (Mbit/ s)
f2 (MHz)
K3 (dB)
f3 K4 f4 K5 f5 K6 f6 (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz)
2,8
5,6
7
14
2x8
14
5,6
11,2
14
28
34
28 (unified)
Gambar 1
12,8 +1
16,4 -23
25 -23
45 -45
28 (alternative)
11
19
25
45
2 x 34
56
25,6
32,8
50
90
2x8
7
2,8
5,6
7
12,25
34
14
5,6
11,2
14
24,5
STM-1
-30
28 (alternative) 28 (unified)
11,2
Gambar 1
56 (alternative)
+1
56 (unified)
STM-0 (note)
28
STM-0
14 (ACAP)
2x 28 STM-0 (ACAP)
Gambar 2
22,4
28
-50
28
49
12,8
-27
17
22,5
-30
33
-35
65
-50
74
25,6
-27
34
-35
56
-50
98
7,5
-10
10,5
-30
12,5
-35
22
7
Gambar 1
-35
9,5 -30
14
49
14 -35
19
-50
30
24,5 -50
28
49
4H
2x 28 STM-0 (ACAP)
Gambar 2
+1
12
-10
15
-33
16,8
-40
35
-50
48,3
5A
STM-1
28
Gamb ar 2
+2
12,5
-10
15
-32
17
-35
20
-45
40
34
7
5B
3 Gambar 2
+2
-10
-32
-36
-45
-50
14,5
15,5
17
40
47
4x STM-0 /5x 34
28
12,5
15
17
20
40
47
8x STM-0 / 10 x 34
56
5A
2x STM-1
56
5B
2x STM-1
56
25
Gambar 2
30
-35 34
20
11,75
12
-32
8,5
10
28
-10
7,75
4,25
STM-1
+2
7,25
3,875
47
14
Gambar 2
6
3,625
-50
2 x 34
6A
E.4 (23 GHz, 26 GHz dan 28 GHz)
K2 (dB)
7
4L
E.2 (26 GHz) (28 GHz)
f1 (MHz)
8
2 x 34
E.1 (23 GHz)
ChanMask nel referen K1 separa (dB) -ce tion shape (MHz)
-45 40
23,5
50 80
94
+2
25
-10
30
-32
34
-35
40
-45
80
-50
94
+2
24
-10
29
-32
31
-36
34
-45
80
-50
94
- 12 -
f.
System
Tabel 6. RF Spectrum Mask untuk E.3, E.4 (Band Frekuensi 31GHz, 32GHz dan 38 GHz) Nomi- ChanSpecMask nal bit nel trum referen- K1 rate separa(dB) efficience (Mbit/ tion cy class shape s) (MHz)
2
f2 K3 f3 K4 f4 K5 (MHz) (dB) (MHz) (dB) (MHz) (dB)
7
2,8
5,6
7
14
2x8
14
5,6
11,2
14
28
28 (unified) 34
28 (alterna tive)
Gambar 1
12,8 +1
45
25,6
32,8
50
90
5,6
7
10,5
11,2
14
21
Gambar 1
2,8
34
14
Gambar 1
5,6
28 (unified)
56 (alterna tive) STM-1
STM-0
28
STM-0
14 (ACAP)
-30
11,2
22,4 -35
+1 Gambar 1
Gambar 2
28
-45
42
12,8
-27
17
22,5
-30
33
65
71
25,6
-27
34
56
84
7,5
-10
7
Gambar 1
45
25
7
10,5
-30
9,5 -30
12,5
-35
14 -35
22
4H
2x STM-0
28 (ACAP)
Gambar 1
+1
12
-10
15
-33
16,8
-40
35
5A
STM-1
28
Gambar 2
+2
12,5
-10
15
-32
17
--35
20
34
7
5B
19
3
14,5
15,5
17
40
4x STM-0 /5x 34
28
12,5
15
17
20
40
8x STM-0 / 10 x 34
56
5A
2x STM-1
56
5B
2x STM-1
56
25
7,75
-32 30
-36
8,5
10
12
-10
-32
4,25
40
28
Gambar 2
7,25
-45
41,7
STM-1
+2
-10
3,875
-45
14
Gambar 2
6
42
2 x 34
6A
+2
28
3,625
27,5
21
28 (ACAP)
14
-45
-45
2x STM-0
Gambar 2
f5 (MHz)
-45
19
2x8
Gambar1
25 -23
11
56
28 (alterna tive)
16,4 -23
2 x 34
56 (unified)
E.4 (32 GHz) (38 GHz)
K2 (dB)
8
2 x 34
4L
f1 (MHz)
-35 34
-45
20
-45 40
80
+2
25
-10
30
-32
34
-35
40
-45
80
+2
24
-10
29
-32
31
-36
34
-45
80
- 13 -
2.3.4.3. Gambar Referensi Spectrum Mask Gambar dibawah ini menunjukkan bentuk kurva tipical dan format yang merupakan representasi dari tabel spectrum mask sebagaimana dimaksud dalam angka 2.3.4.2. Untuk semua spectrum mask, batas atas frekuensi adalah 2,5 x CS. Dimana CS adalah channel separation. Berikut adalah Gambar Radio frequency spectrum mask sesuai Segmen: Spektrum Kerapatan Daya Pemancar Relatif Terhadap Frekuensi Tengah Transmitter Spectral Power Density Relative to Center Frequency (dB)
Gambar 1. Referensi Spectrum Mask untuk 4 Segmen Spektrum Kerapatan Daya Pemancar Relatif Terhadap Frekuensi Tengah Transmitter Spectral Power Density Relative to Center Frequency (dB)
Gambar 2. Referensi Spectrum Mask untuk 5 Segmen
- 14 -
Spektrum Kerapatan Daya Pemancar Relatif Terhadap Frekuensi Tengah Transmitter Spectral Power Density Relative to Center Frequency (dB)
Gambar 3. Referensi Spectrum Mask untuk 6 segmen
Spektrum Kerapatan Daya Pemancar Relatif Terhadap Frekuensi Tengah Transmitter Spectral Power Density Relative to Center Frequency (dB)
Gambar 4. Referensi Spectrum Mask untuk 7 segment
- 15 -
2.3.5.
BWModulation QPSK 8 PSK 16QAM 32QAM 64QAM 126QAM 256QAM
Kapasitas Transmisi/Kapasitas Bandwidth (Transmission Capacity/Bandwidth Capacity) 7MHz Min Min Min Min Min Min Min
10 14 20 25 30 35 40
14MHz
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Min Min Min Min Min Min Min
20 28 40 50 60 70 80
28MHz
Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps Mbps
Min Min Min Min Min Min Min
40 Mbps 53 Mbps 80 Mbps 100 Mbps 130 Mbps 150 Mbps 170 Mbps
56MHz Min Min Min Min Min Min Min
80 Mbps 113 Mbps 160 Mbps 200 Mbps 260 Mbps 300 Mbps 360 Mbps
Tabel 7. Transmission Capacity 2.3.6.
Receiver Input Signal Level RSL
Perangkat harus memenuhi persyaratan Receive Input Signal Level (RSL) sesuai tabel-tabel berikut: a.
Tabel 8. BER sebagai fungsi dari Receive Input Signal Level (RSL) untuk sistem B (Band Frekuensi 3 GHz – 11 GHz) RSL for BER < 10-8
RSL for BER < 10-10
-
-
-75
-73
-
7
-78
-76
34
14
-75
-73
2 x 34
28
-75
-73
STM-0
14
-73
-71
2 x 51
28
-70
-68
34
7
-72,5
-70,5
2 x 34
14
-69,5
-67,5
STM-1 Types 1 and 2 (note 1)
28 (ACAP)
-67
-
-63
5A
-67
-
-63
5B
STM-1 (ACCP) 2 x STM-1 (CCDP) note 1
28
B.3 B.4
6A
4 x STM-0 / 5 x 34 (ACAP)
28
-61
-
-57
System
Spectrum efficiency class 2 3
B.1 (note2)
4L
4H 5B
B.2
Nominal bit rate (Mbit/s)
Co-polar channel separation (MHz)
RSL for BER < 10-6
8
7
-82
2x8
14
-79
34
28
-76
STM-0
28
2x8
-
- 16 -
note 1 : Untuk peralatan kelas 5B STM-1/2 x STM-1, batas yang diperlukan ketika koneksi ke port antena yang sama saluran genap dan ganjil, berjarak sekitar 30 MHz terpisah pada polarisasi yang sama, dirancang untuk penggunaan 3 dB ditempatkan hybrid coupler di referensi titik C. Sebagai alternatif, untuk tujuan di atas, digunakan narrow band branching filters, ambang batas kinerja BER adalah 1,5 dB. Untuk peralatan kelas 5A STM-1 dan 5B STM-1/2 x STM-1, sistem di luar ruangan dan di luar ruangan sebagian yang tidak tunduk pada persyaratan kesesuaian, tapi ditambahkan 2 dB relaksasi pada ambang batas kinerja BER atas. Nilai-nilai aboverelaxed tidak dimaksudkan untuk menjadi aditif: dalam kasus di mana keduanya bisa berlaku, pemasok harus menyatakan nilai mana yang diadopsi. Note 2: Untuk sistem B.1 peralatan band dari 8 GHz sampai 11 GHz pengecualian diberikan untuk penambahan 1 dB
b.
Tabel 9. BER sebagai fungsi dari Receive Input Signal Level (RSL) untuk sistem C (Band Frekuensi 3 GHz – 11 GHz System
Spectrum efficiency class
5B (Type-1)
Nominal bit rate (Mbit/s) STM-1 (ACCP) 2 x STM-1 (CCDP)
Co-polar channel separation (MHz) 40 ACCP/CCDP
C.1
5B (Type-2)
C.2 6A
C.3
6B
STM-1 (ACCP) 2 x STM-1 (CCDP)
STM-4/4 x STM-1 or 2 x STM-1
2 x STM-1 (ACCP) STM-4/ 4 x STM-1 (CCDP)
40 ACCP/CCDP
2 x 40 ACAP 40 ACAP
40 ACCP/CCDP
RSL for BER < 10-8
RSL for BER < 10-10
4 GHz, 5 GHz, U6 GHz, 8 GHz
-65
-62
11 GHz
-64
-61
4 GHz, 5 GHz, U6 GHz 8 GHz
-69
-65
11 GHz
-67,5
-63,5
4 GHz, 5 GHz,
-60
-54
U6 GHz, 8 GHz
-59,5
-53,5
11 Ghz
-58,5
-52,5
4 GHz, 5 GHz, U6 GHz, 8 GHz
-59
-54
11 GHz
-58
-53
RSL for BER < 10-6
- 17 -
c.
Tabel 10. BER Sebagai Fungsi dari Receiver Input Signal Level (RSL) untuk Sistem D (Band frekuensi 13 GHz, 15 GHz, dan 18 GHz)
System
D.1
D.3
Spectrum efficiency class
2
3
D.1 4L
D.4
4H
Nominal bit rate (Mbit/s)
Co-polar channel separation (MHz)
8
7
2x8
14
34
28
8
7
2x8
14
RSL for BER <10-10 (dBm)
13 GHz, 15 GHz
-81
-
-
-78
-
-
-75
-
-
18 GHz
-80
-
-
-77
-
-
28 (ACCP)
13 GHz
-74
-72
-
14 (ACAP) 28 (ACCP)
15 GHZ
-73
-71
-
2x8
7
-76
-74
-
34
14
13 GHz 15 GHz
-73
-71
-
2 x 34
28
-70
-68
-
2x8
7
-75
-73
-
34
14
-72
-70
-
STM-0
14
-72
-70
-
2 x STM-0
28
-69
-67
-
STM-0
14
-72
-70
-
2 x STM-0
28
-69
-67
-
STM-0
34 D.4
RSL for BER <10-8 (dBm)
RSL for RSL for BER <10-6 BER <10-6 (GHz) (dBm)
5B
13 GHz 15 GHz
7
13 GHz
-72
-70
7
15 GHz
-71,5
-69,5
-70
-68
-
-69
-67
-
-68,5
-66,5
-
7 2 x 34
18 GHz
14 14
18 GHz 13 GHz 15 GHz
note 1:
For these class 5B STM-1/2 x STM-1 systems, limits are required when the connection to the same antenna port of even and odd channels, spaced about 30 MHz apart on the same polarization, is designed for the use of a 3 dB hybrid coupler placed at reference point C. When alternatively, for the above purpose, narrow-band branching filters solution are used, the above BER performance thresholds may be relaxed by 1,5 dB.
note 2:
For class 5A STM-1 and 5B STM-1/2 x STM-1 equipment, outdoors and partially outdoors systems that are not subject to the compability requirements there is a 2 dB relaxation on the above BER performance thresholds. The above relaxed values and that provided by note 1 are note intended to additive, in cases where both could be applicable, the supplier shal declare which is adopted.
note 3:
Equipments requirements are set only on the basis of 2 x STM-1 rate 4 x STM-1 or STM-4 capacity is made by doubling up 2 x STM-1 equipment either in CCDP operation or through operation of two 2 x STM-1 systems in two 55/56 MHz channels.
- 18 -
note 4:
d.
For class 2 systems, only RSL for BER ≤ 10-8 is standardized; however in the previously published EN 301 128 these systems also required a specific RSL for BER ≤ 10-3 , which were set 3 dB lower than the RSL for BER ≤ 10-8 . This value, given here for information only, may used for deriving a typical RSL versus BER curve
Tabel 11. BER as a Function of Receive Input Signal Level RSL for System E
Spectrum efficiency class
2
4
5A 5B
System -->
E.1
Band -->
23 GHz band
E.2
E.3
26 GHz dan 28 31 GHz dan 32 GHz GHz
Bit rate (Mbit/s)
Channel separation (MHz)
RSL for BER ≤ 10-6
RSL for BER ≤ 10-8
RSL for BER ≤ 10-6
RSL for BER ≤ 10-8
RSL for BER ≤ 10-6
RSL for BER ≤ 10-8
RSL for BER ≤ 10-6
RSL for BER ≤ 10-8
8
7
-80,5
-78
-79
-76
-78
-75
-76,5
-74
2x8
14
-77,5
-75
-76
-73
-75
-72
-73,5
-71
34
28
-74,5
-72
-73
-70
-72
-69
-70,5
-68
STM-0
56
-73,5
-71
-72
-69
-71
-68
-69,5
-67
2x8
7
-73,5
-71
-73
-71
-72
-69
-69,5
-67
34
14
-70,5
-68
-70
-68
-69
-66
-66,5
-64
2 x 34
28
-67,5
-65
-67
-65
-66
-63
-63,5
-61
STM-0
28
-71,5
-69
-72
-70
-70
-67
-67,5
-65
STM-1
56
-66.5
-64
-67
-65
-65
-63
-62,5
-60
STM-0
14
-69,5
-67
-69
-67
-68
-65
-65,5
-63
2 x STM0
28
-66,5
-64
-66
-64
-65
-62
-62,5
-60
STM-1
28
-63
-61
-62
-60
-61
-59
-60
-58
2 x 34
14
-66
-64
-65
-63
-64
-62
-63
-61
STM-1
28
-63
-61
-62
-60
-61
-59
-60
-58
System --> Band -->
E.4 23 GHz band
RSL Channel for separatio BER ≤ n (MHz) 10-6
Spectrum efficiency class
Bit rate (Mbit/s)
5A
2 x STM1
5B
56 2 x STM(ACCP/C 1 CDP)
2.3.7.
38 GHz band
26 GHz and 28 31 GHz and 32 GHz GHz
38 GHz band
RSL for BER ≤ 10-8
RSL for BER ≤ 10-6
RSL for BER ≤ 10-8
RSL for BER ≤ 10-6
RSL for BER ≤ 10-8
RSL for BER ≤ 10-6
RSL for BER ≤ 10-8
-57
-58
-56
-57
-55
-56
-54
56 (ACAP) -59
Sporius Emission
a. Spurious Power Maximum b. Noise floor Maximum
: -65 dBm/30 kHz : -85 dBm/30 kHz
- 19 -
2.3.8.
Antarmuka fisik (Pysical Interface)
Digital microwave link hybrid harus memiliki port interface ethernet dan minimal salah satu physical interface sebagai berikut : a. b. c.
Port Interface 2048 kbps; Port Interface SDH; atau Port Interface ATM. 2.3.8.1.
Port Interface Ethernet
Perangkat harus dilengkapi dengan port interface ethernet yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. b. c. d. e.
Mampu menyediakan antar muka ethernet 10/100 Base T dan atau 1000 Base T (GE) dengan jenis konektor RJ45 atau GE Optical. Karakteristik ethernet sesuai dengan rekomendasi IEEE 802.3. Setiap interface data memiliki kemampuan operasi full-duplex, konfigurasi otomatis dan flow control. Setiap interface data harus mampu memberikan layanan dengan maximum throughput (99% utilisasi BW) dan minimal latency (kurang dari 10 ms). Mendukung jumbo frame minimal 1600 byte (optional) 2.3.8.2.
Port Interface 2048 kbps
a. Bit rate
: 2048 kbps ± 50 ppm (± 102.4 bps)
b. Code
: HDB3
c.
: 120Ω (balance)
Line impedance
d. Nominal peak voltage of a “mark”
: 3V
e.
Peak voltage of a “space”
: 0 V ± 0.3V
f.
Pulse width
: 244 ns ± 25 ns
g.
Ratio of the amplitudes of positive : 0.95 ~ 1.05 and negative pulses at the centre of the pulse interval
h. Ratio of the widths of positive and negative pulses at the nominal half amplitude
: 0.95 ~ 1.05
i.
Line attenuation equalization
: > 6 dB
j.
Frame structure
: 1 frame terdiri dari 32 time slot. Time slot 16 untuk signalling and multi frame alignment word/signal, time slot 0 untuk alarm and frame alignment signal
k. BER Test
: Maximum 1 x 10-9 Duration 15 minutes
- 20 -
Tabel 12. Return Loss 2048 Kbps Frequency range (KHz) Return Loss (dB) 51 sampai dengan 102
12
102 sampai dengan 2048
18
2048 sampai dengan 3072
14
2.3.8.3.
Port Interface SDH
Interface SDH yang digunakan adalah STM-1 Elektrik, STM-1 Optikal atau STM4, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.
Port Interface 155520 kbps (electrical)
b.
Bit rate
: 155520 kbps ± 20 ppm (± 3111 bps).
c.
Code
: CMI.
d.
Line impedance
: 5 W resistive (unbalance).
e.
Nominal peak-peak voltage
: 1 ± 0,1 V.
f.
Nominal Pulse width
: 6,43 ns.
g.
Waktu naik amplitudo antara : ± 2 ns. 10% dan 90% yang diukur dari amplitudo tetap.
h.
Transition timing tolerance
: (mengacu pada nilai utama 50% titik amplitudo dari negative transitions):
1) Negative transitions
: ± 0,1 ns.
2) Positive transitions pada unit interval boundaries
: ± 0,5 ns.
3) Positive transitions pada mid interval boundaries
: ± 0,35 ns.
i.
Return loss pada port output
: > 15 dB pada frekuensi 8 MHz s/d 240 Mhz.
j.
Spesifikasi pada port input
: Redaman maksimum saluran 12,7 dB pada frekuensi 78 MHz.
k.
Return loss
: > 15 dB pada frekuensi 8 MHz s/d 240 MHz.
2.3.8.4. a. b.
Port Interface 155520 kbps (optical)
Bit rate: 155520 kbps ± 20 ppm (± 3111 bps). Persyaratan maksimum untuk parameter transfer jitter adalah 0.1 dB.
- 21 -
2.3.8.5. a. b.
Port Interface 622080 kbps (optical)
Bit rate: 622080 kbps ± 20 ppm (± 12442 bps). Persyaratan maksimum untuk parameter transfer jitter adalah 0.1 dB. 2.3.8.6.
Port Interface Optical GE
Untuk penggunaan Gigabit Ethernet (GE) dengan interface optik, karakteristik port harus memenuhi persyaratan dalam tabel 25 berikut:
maka
Tabel 25. GE Ethernet Port Interface Requirement Attributes Description 1000 Mbit/s (GE) Application type 1000BASE1000BASE- 1000BASE-LH SX) LX Transmission distance 500 m 10 km 80 km Center wavelength 850 nm 1310 nm 1550 nm Transmitting power –9.5 dBm –9.5 dBm –2.0 dBm min. Transmitting power –2.5 dBm –3.0 dBm 5.0 dBm max. Receiving sensitivity –17.0 dBm –20.0 dBm –23.0 dBm Overload power 0 dBm –3.0 dBm –3.0 dBm Optical fiber type Multi-mode Single-mode Single-mode 2.3.8.7.
Port Interface ATM
Perangkat harus mendukung fitur-fitur sebagai berikut: a. b. c. d.
Data encapsulation sesuai RFC 1483 dan RFC 1577. Point to Point Protocol (PPP) sesuai dengan RFC 2364. Adaption layer AAL2 dan AAL5. UBR, CBR dan VBR-rt.
Apabila perangkat dihubungkan dengan jaringan ATM, maka harus memiliki antarmuka yang sesuai. 2.3.9.
Sistem Kontrol
Digital Microwave Link Hybrid harus memiliki sistem kontrol dan monitoring sebagai berikut : a. b.
Mempunyai kemampuan manajemen lokal dan terpusat serta dirancang mudah digunakan (user friendly) menggunakan GUI viewer atau Web Based. Mencakup fungsi-fungsi sistem manajemen jaringan, minimal sebagai berikut: 1) Manajemen Gangguan (Fault (alarm) Management): Pemantauan alarm (alarm monitoring), deteksi gangguan (fault detection) dan isolasi gangguan (fault localization); 2) Manajemen Konfigurasi (Configuration Management): konfigurasi dan inventaris jaringan (network configuration and inventory), konfigurasi dan aktivasi layanan (provisioning); 3) Manajemen Kinerja (Performance Management): Data kinerja (performance data), Pengukuran kinerja (measurement);
- 22 -
4) c.
Manajemen Keamanan (Security Management): manajemen hak akses pengguna dan grup pengguna (user and group access privileges management). Mempunyai kemampuan back up dan restore data konfigurasi. 2.3.10. Catu Daya
a. Mampu menerima tegangan: (220 ± 10%) Vac/ (50 ± 6%) Hz atau b. Mampu menerima tegangan: (-48 ± 10%) Vdc 2.4.
KARAKTERISTIK TAMBAHAN 2.4.1.
Bahan Baku
Perangkat digital microwave link hybrid beserta komponen-komponennya harus terbuat dari bahan yang kuat, kokoh, berkualitas tinggi, anti korosi/karat dan anti kondensasi. 2.4.2. a.
Komponen perangkat harus: 1) 2)
b.
Tersusun rapi dan baik pada suatu papan tercetak (PCB) untuk setiap modul. Sempurna, terisolasi dengan baik dan tidak terdapat jumper menggunakan kabel pada PCB.
Persyaratan perkawatan (wiring dan cabling): 1) 2) 3)
c.
Konstruksi
Perkawatan di dalam perangkat harus rapi dan baik. Dalam hal integrasi antar card ataupun modul memerlukan perkawatan, perkawatan harus menggunakan sistem plug-in jack dan sedapat mungkin dihindari perkawatan yang disloder (secara soldering). Kabel catu daya tegangan negatif dan positif harus dibedakan dan penyambungan pada perangkat harus baik dan kuat.
EMC dan safety : mengacu pada standar ETSI ETS 300-385 dan CISPR 22/24. 2.4.3.
Kondisi Lingkungan
Perangkat harus dapat tetap beroperasi normal pada kondisi lingkungan sebagai berikut: a. b.
Temperatur sampai dengan 55ºC. Kelembaban: 5 s.d. 95%.
- 23 -
BAB III PENGUJIAN 3.1.
Pelaksanaan Pengujian
Pengujian Alat dan perangkat telekomunikasi digital microwave link hybrid dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 3.2.
Syarat Keselamatan dan Kesehatan
Hasil pengujian harus membuktikan bahwa alat dan perangkat telekomunikasi mampu melindungi pemakai dari gangguan listrik (electrical safety) dan elektromagnetik (EMC). BAB IV PENANDAAN DAN PENGEMASAN 4.1.
Syarat Penandaan
Setiap alat dan perangkat yang telah lulus uji wajib ditandai dengan memuat nama pabrik dan negara pembuat, merk, tipe, dan nomor seri memenuhi ketentuan sertifikasi. 4.2.
Cara Pengemasan
Ukuran pengemasan tergantung pabrik pembuat dengan memperhatikan unsur keselamatan, estetika, dan efisiensi ruangan MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
TIFATUL SEMBIRING
