Tips Membuat Panel Akustik Panel Akustik Meningkatkan Kualitas Suara Menciptakan panel akustik untuk ruang dengar anda dapat dilakukan dengan sederhana seperti menggantung permadani di dinding sampai pada panel-panel akustik yang canggih dengan perhitungan dan material khusus. Anda dapat merasakan perubahan kualitas suara hanya dengan menambahan atau memindahkan bahan-bahan yang umum seperti karpet, permadani, dan gorden. Panel akustik ini tergolong murah dan sederhana, terkadang memiliki estetika yang lebih baik dan menyenangkan. Pada tulisan ini saya mengajak anda untuk memahami teori panel akustik dan teknik perancangan panel akustik yang sederhana.
Gambar 1.1 Beberapa reaksi permukaan terhadap gelombang suara Pada gambar 1.1 kita lihat beberapa reaksi permukaan terhadap gelombang suara. 1. Reaksi serap Reaksi serap terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap gelombang suara yang sampai pada permukaan material tersebut. Getaran suara yang sampai dipermukaan turut menggetarkan partikel dan pori – pori udara pada material tersebut. Sebagian dari getaran tersebut terpantul kembali ke ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan sebagian lagi di teruskan ke bidang lain dari material tersebut. Contohnya kita dapat mendengarkan suara musik yang diputar dari ruang sebelah kita jika dinding ruang tersebut tidak dipasangkan peredam suara. Umumnya bahan kain, kapas, karpet dan sejenisnya memililki reaksi serap yang lebih tinggi terhadap gelombang suara dengan frekuensi tinggi dibandingkan dengan frekuensi rendah. Sedangkan bahan tembok, kaca, besi, kayu umumnya meneruskan sebagian energi gelombang nada rendah ke sisi lain dari material tersebut, dan sebagian gelombang suara bergetarnya menjadi panas dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke ruang dengar.
2. Reaksi pantulan Hampir semua permasalahan ruang dengar adalah minimnya panel akustik pada permukaan dinding, lantai, plafon ruang tersebut. Jika permukaan dinding, lantai dan plafon memantulkan kembali sebagian dari energi suara maka kita akan mendengar suara pantulan. Suara pantulan ini bagai bola ping pong yang mana pantulan suara terdengar walau suara asli telah mati. Dalam ruang kosong anda dapat menepuk tangan anda dan mendengar suara pantulan setelah anda menepuk tangan anda. Suara pantulan terjadi berkali-kali dengan waktu dan bunyi yang tak teratur. Efek ini seperti anda masuk ke rumah cermin dimana anda dapat melihat bayangan anda berpuluh – puluh jumlahnya. Suara pantulan ini mengaburkan suara hentakan alat musik dan memberi bunyi tambahan setelah hentakan alat musik, Lakukan eksperimen dengan menepukan tangan anda di beberapa ruang dirumah seperti kamar mandi, ruang makan, kamar tidur dsb. Jika ruang dengar anda memiliki suara pantulan sama dengan apa yang anda dengar didalam kamar mandi maka anda perlu panel akustik untuk magatasi masalah ini. Mengatasi suara pantulan sangatlah mudah, dengan solusi sederhana yaitu dengan meletakkan panel akustik yang berfungsi sebagai penyerap suara yang tak diinginkan atau diffuser yang menyebarkan energi pantulan ke berbagai arah, akan meniadakan pengulangan pantulan suara. Materialnya bisa berupa permadani yang digantung di dinding, karpet diatas lantai, korden pada dinding/jendela, atau material penyerap suara di dinding. Material yang efektif untuk pengendalian suara pantulan tanpa membuat ruang terlihat buruk adalah menggunakan bahan korden yang tipis seperti penggunaan di airport atau ruang konferensi. Selain itu ada pula solusi yang mahal yaitu produk khusus untuk panel akustik. Kelebihannya adalah karakteristik penyerapannya yang sangat baik untuk mencegahan suara pantulan tanpa menyerap banyak energi sehingga membuat ruangan “mati”.
Gambar 1.2
Menciptakan panel akustik untuk ruang dengar anda dapat dilakukan dengan sederhana seperti menggantung permadani di dinding sampai pada panel-panel akustik yang canggih dengan perhitungan dan material khusus. Anda dapat merasakan perubahan kualitas suara hanya dengan menambahan atau memindahkan bahan-bahan yang umum seperti karpet, permadani, dan korden. Panel akustik ini tergolong murah dan sederhana, terkadang memiliki estetika yang lebih baik dan menyenangkan. Pada tulisan ini saya mengajak anda untuk memahami teori panel akustik dan teknik perancangan panel akustik yang sederhana. Pada gambar 1.2, terlihat speaker yang ditempatkan di ruang dekat dinding dan lantai. Kita akan mendengar suara langsung dari speaker plus suara pantulan dinding, lantai, dan plafon. Suara pantulan tersebut terdengar sedikit lebih lambat dari suara langsung plus warna suara yang berbeda, dan fase suara yang berbeda pula. Gabungan semua suara pantulan dan suara langsung mengakibatkan penurunan kualitas suara yang kita dengar. Tiga hal yang mengurangi kualitas suara karena pantulan dinding adalah: Pertama, Suara off-axis dari speaker tidak seakurat (ada kolorasi) suara on-axis. Sehingga suara yang menyembur ke dinding memiliki rentang frekuensi yang tidak rata. Jadi saat suara pantulan dari suara off axis speaker sampai ke telinga kita maka kita akan mendengar kolorasi suara Kedua, permukaan dinding memberikan kolorasi terhadap suara yang dipantulkan. Misalnya jika material dinding memiliki karaker serap pada nada tinggi tetapi tidak pada nada mid, maka suara yang terpantul hanya pada nada mid dan kurang pada nada tinggi. Ketiga, suara langsung dan suara pantulan sampai ketelinga pendengar dalam fase dan tempo yang berbeda. Perbedaan waktu akibatkan jelajah suara langsung dan pantulan dapat dihitung. Seperti kita ketahui bahwa kecepatan rambatan suara di udara pada kecepatan 300 meter per detik, maka kita dapat menghitung selisih waktu. Jika perbedaan jarak antara suara langsung dan suara pantulan adalah 1,5 meter maka suara pantulan yang kita dengar memiliki perlambatan sebesar 5 mili detik. Fenomena ini dinamakan “comb filtering”, dimana dua buah gelombang suara dengan selisih fase pada puncak dan lembah gelombang yang saling meniadakan atau saling memperkuat frekuensi tertentu. Hal ini menyebabkan kolorasi suara yang kita dengar. Suara pantulan dinding tidak hanya mengganggu keseimbangan warna suara, mereka juga menghancurkan image musik dan soundstage. Pantulan suara dari lantai dan plafon turut memberi gangguan, misalnya melemahnya suara pada nada mid, membuat suara menjadi tipis. Pantulan suara plafon memberi pengaruh yang lebih sedikit karena jarak yang cukup jauh dan pancaran suara yang relative lebih lemah ke arah plafon.
3. Reaksi sebar Salah satu solusi akustik yang terbaik adalah meletakan panel serap dan sebar (difusi) pada bidang pantul pararel. Pantulan suara dari lantai mudah untuk diatasi dengan meletakan karpet atau permadani. Frekuensi rendah, biasanya, tidak terserap oleh karpet atau rug, menghasilkan fase negative pada frekuensi midbass yang saling meniadakan, akibat interfensi suara langsung dan suara pantulan, sering disebut dengan “Allison Affect”, diambil dari nama designer loudspeaker Roy Allison, yaitu orang pertama mempublikasikan fenomena ini. Perlu di ingat, jenis karpet berhubungan pula dengan kualitas suara. Sebagai contoh karpet wool memilki suara yang lebih alami dibandingkan dengan karpet sintetik. Karena serabut padan karpet wool memiliki panjang dan ketebalan yang tidak sama, sehingga masing – masing serabut menyerap frekuensi yang berbeda. Karpet sintetik, sebaliknya, terbuat dari serabut dengan panjang dan ketebalan yang persis sama sehingga masing – masing serabut menyerap frekuensi yang sama. 4. Beberapa teori panel akustik Pantulan dinding seharusnya disebar (difuse) dan diserap. Panel Sebar mengubah energi suara dari satu arah dan satu besaran menjadi ke beberapa arah dengan beberapa besaran. Panel sebar dapat dibuat sendiri atau dengan membeli panel sebar yang sudah jadi. Rak buku terbuka yang penuh dengan beragam buku dengan besar dan tebal yang berbeda adalah panel sebar yang ampuh. Panel serap pada dinding dengan materi serap akustik. Sampai sekarang dunia High End masih memperdebatkan solusi yang lebih baik antara memakai panel serap atau panel sebar. Yang beranggapan panel sebar lebih baik menggaris bawahi keuntungan penyebaran suara ke beberapa arah dengan beberapa besaran memberikan kesan suara berada di sebuah “ruang” dan “hawa” musik lebih mengalir. Sedang yang beranggapan panel serap lebih baik berpendapat dengan pantulan suara melebih 20mili detik dari suara langsung menurunkan kualitas suara yang kita dengar. Kebanyakan pada studio rekaman ruang kontrol di rancang untuk menghasilkan sebuah ruang “reflection free zone” (RFZ) dimana sound engineer duduk, dia hanya mendengar suara langsung dari speaker monitor. Berdasarkan pengalaman panel serap pada dinding kiri kanan lebih baik disbanding dengan panel sebar, tetapi panel sebar dibelakang tempat duduk pendengar akan lebih baik dibanding dengan panel serap. Hal ini tidak ada perdebatan. Salah satu produk yang tepat untuk pengontrolan refleksi sisi dinding adalah “Reflection Control Panel”yang dikembangkan oleh Acoustic Revolutionary Technology. Sebuah panel dengan tingkat serapan yang baik. Panel ini dapat di set secara sederhana, pada titik pantul di dinding, panel ini mencegah pantulan suara pertama. Cara menentukan titik pantul sangatlah mudah, dengan bantuan seorang kawan dan sepotong cermin anda dapat menentukan titik pantulan dengan mudah. Minta teman anda untuk memegang cermin dan anda duduk di posisi dengar. Minta teman anda untuk meletakkan cermin pada dinding sampai anda dapat melihat posisi driver speaker anda.
Berikan tanda pada titik tersebut dan ulangi prosedur ini berualang kali sampai anda mendapatkan semua titik pantul. Panel akustik yang diletakan pada titik pantul dapat memperbaiki tata panggung musik. Dinding akan memantulkan suara dari sisi kanan dan sisi kiri speaker. Suara pantulan speaker kiri dari dinding sebelah kanan mengaburkan tata panggung musik dan kelebaran panggung musik. Suara pantulan seperti ini kerap disebut “Acoustic crosstalk”; kita tidak mau telinga kiri kita mendengar pantulan suara speaker kanan. Catatan tambahan panel akustik yang di letakan dengan sedikit jarak dari dinding menciptakan bidang yang lebih luas disbanding panel akustik yang di tempel ke dinding. Jarak antara panel akustik dan dinding menyebabkan bidang tambahan akustik, membuat kerja panel serap menjadi lebih baik. Teknik ini dapat diterapkan ke semua bidang pantul di ruang dengar. 5. Membuat panel serap nada rendah Bass berdengung dan tebal sangat sering di temukan dan sangat sukar di atasi. Hal ini terjadi akibat pertama adalah dari resonansi ruang (baca artikel akustik kami yang pertama), kedua adalah penempatan speaker yang tidak benar (baca artikel akustik kami yang ketiga), ketiga adalah minimnya panel serap frekuensi rendah di ruang dengar. Jika masalah bass tetap terjadi walau telah dilakukan perletakan speaker secara benar atau anda telah mengubah dimensi ruang dengar anda sehingga tidak ada penggemukan bass akibat resonansi ruang, maka solusinya adalah dengan menambahkan panel serap frekuensi rendah. Panel serap ini mencegah pantulan nada rendah kembali ke ruangan yang menyebabkan suara bass langsung bercampur dengan suara bass pantulan. Teori dasar penyerapan frekuensi rendah adalah mengubah energy nada rendah menjadi bentuk energi lain yaitu energi panas. Panel serap nada rendah dapat di beli yang sudah jadi seperti Acourete – Corner Correction, yang dibuat dengan material dan design khusus yang dapat cocok di letakan di ruang dengar. Atau anda dapat membuat sendiri panel ini dengan biaya yang relatif murah. Panel ini, disebut panel Air Suspension, memiliki daya serap yang tinggi pada frekuensi rendah. Panel serap dapat dibuat tersendiri atau menempel ke dinding. Pertama – tama buat bingkai kayu dengan ukuran 1200 mm x 2400 mm di pantek ke dinding. Setelah itu bubuhkan silicon siler pada siku – siku antara kayu dan dinding sampai kedap udara, setelah itu isi rongga tersebut dengan material penyerap suara seperti Acourete Fiber. Lalu, tutup rangka kayu tersebut dengan selembar plywood atau Acourete Board. Buatlah lubang – lubang keci pada lembaran panel. Kini anda telah memiliki panel serap nada rendah. Ada beberapa panel serap yang tidak dilubangi, hanya menggunakan lembaran tipis yang bergetar jika menerima gelombang suara. Frekuensi serap dapat di sesuaikan dengan mengatur volume rongga udara di dalam panel, rongga berukuran 60cmx120cm, 60cmx240cm, 60cmx300cm, atau 60cmx360cm dengan ketebalan panel. Bahan serap high density di rongga panel berfungsi memperluas kemampuan redam pada frekuensi yang lebih lebar. Kita dapat mengatur rentang frekuensi serap dari nada paling rendah ke nada mid
dengan mengatur besaran ketebalan x luas panel rongga panel dan jumlah dan ukuran lubang. Kebanyakan ruang dengar memerlukan penyerapan bass, tetapi panel serap dapat pula diatur untuk menyerap frekuensi tertentu saja untuk meminimalkan masalah resonansi ruang. Panel serap yang independent dapat dibangun dengan cara yang sama, dengan landasan material yang kokoh, misalnya 20mm triplek. Untuk perhitungan detail panel serap dapat ditemukan di buku yang di karang oleh F.Alton Everest’s The Master Handbook of Acoustics. Cara lain untuk membuat panel serap frekuensi rendah adalah dengan membuat rongga pada dinding, lalu ditutup dengan material serap. Struktur ini kerap disebut “quarter wavelength trap”. Panel serap ini memiliki frekuensi serap pada ¼ frekuensi gelombang suara. Rumus perhitungan frekuensi serap adalah: F = 300/4D F= adalah nada yang di serap (dalam Hz) 300 (meter/detik) adalah kecepatan suara (berbeda-beda tergantung suhu udara) D = ketebalan rongga (dalam meter) Jika membuat rongga dengan ketebalan 0.6 meter maka frekuensi serapnya adalah: F = 300/ 4 x 0.6 = 125 Hz Selain itu frekuensi serap terjadi pada harmoni pertama, kedua, harmoni ke dua 250 Hz, harmoni ke tiga kedua: 375 HZ, harmoni ke tiga:
ketiga
dst:
500Hz dan seterusnya. Korden dan rongga jendela juga mempunyai fungsi sebagai panel serap nada rendah. Demikian tulisan ”Tips Membuat untuk membuat Panel Akustik” ini saya buat semoga bermanfaat bagi penggemar musik dan penggemar audio.
Desain Akustik dan Fungsi Ruang Pentingnya Desain Akustik Untuk Ruangan: Rapat, Kantor, Kelas, Auditorium Hall, Sekolah, Musik Hall Seringkali kita mendengar orang mengeluh tentang akustik sebuah ruang. Keluhan seperti tidak jelasnya dialog yang di ucapkan oleh panelis dalam sebuah konferensi, musik yang terdengar hingar bingar pada sebuah konser musik rock, tidak dapat berbicara dengan tenang pada meja makan di sebuah rumah makan karena noise level yang tinggi, pengumuman jadwal penerbangan yang tidak terdengar jelas di sebuah airport. Hal tersebut diatas terjadi karena perencanaan ruang tersebut tidak melibatkan konsultan akustik dalam tahap awal perencanaan ruang, yang mengakibatkan ruangan yang telah di desain secara indah menjadi mubasir akibat kegagalan akustik. Salah satu hal penting yang perlu di perhitungan pada saat perencanaan ruang yang melibatkan audiens adalah nilai RT60 yang sesuai dengan peruntukan ruang. Definisi RT 60 dapat dibaca pada artikel saya sebelumnya: Bahan peredam suara dalam mengatasi gema – perhitungan RT60. Dalam tulisan ini saya akan memberikan beberapa contoh soal perencanaan desain akustik yang benar – yang memberikan kepuasan pada audiens – serta pemilik ruangan tersebut. Contohnya pertama adalah saat merancang sebuah ruangan konferensi – dengan audiens maksimal 800 orang – dimana 80% aktifitas utama audiens dalam ruangan tersebut adalah mendengarkan dialog. Maka diperlukan perencanaan nilai RT60 yang cocok sehingga audiens dapat mendengarkan kejernihan dan kejelasan dialog tanpa adanya gangguan berupa perkataan yang bertumpuk akibat pantulan suara yang terjadi di ruangan tersebut.
Gambar 1. Desain awal sebuah ruang konferensi
Ruang Konferensi yang baik memerlukan desain akustik yang benar. RT 60 adalah salah satu aspek terpenting dalam perencanaan akustik ruang pada sebuah ruang konferensi. Hal sebaliknya adalah merancang ruangan concert hall– dengan audiens sekitar 2000 orang – yang mana di dalam ruangan tersebut 90% aktifitas utama audiens adalah mendengarkan pagelaran musik akustik. Pagelaran sebuah musik orkestra umumnya jarang menggunakan mikrofon dan pengeras suara. Sumber suara berupa suara musik dari seksi alat musik gesek, soprano, tenor dan sebagainya dapat terdengar dengan baik oleh 1000 audiens berkat bantuan pantulan dan difusi suara yang telah di rancang dengan baik oleh desainer akustik ruang tersebut.
Gambar 2. Sydney Opera House Sydney opera house dengan kapasitas 2800 orang, salah satu ruang konser orkestra dan theater dengan desain akustik terbaik di dunia, memiliki RT dan EDT 2.1 detik. Dari dua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama audiens dalam ruangan dan sumber suara adalah dasar untuk menentukan rancangan akustik. Suara apakah yang di dengarkan oleh audiens dalam sebuah ruangan? Berikut adalah suara yang didengar oleh audiens dalam sebuah ruang: 1. Dialog 2. Musik 3. Campuran antara musik dan dialog 4. Campuran antara Musik, dialog dan noise
Berdasarkan list suara yang di dengar oleh audiens diatas – arsitek dan akustisi membagi fungsi ruang sebagai berikut: 1. Ruang konferensi: dialog 2. Cinema: dialog, noise dan musik 3. Theater: dialog dan musik 4. Ruang konser musik pop/rock/jazz: musik dengan pengeras suara 5. Ruang konser orkestra: musik akustik tanpa pengeras suara 6. Ruang ibadah: dialog dan musik 7. Rumah makan: dialog dan background musik 8. Night Club: musik dengan SPL yang relatif tinggi Dan berdasarkan list ruangan tersebut diatas, para akustisi dunia sepakat untuk membuat RT minimum dan maksimal untuk masing – masing ruangan yang disebutkan diatas sebagai berikut: 1. Ruang konferensi: 0.6 – 1.3 (detik) 2. Cinema: 0.6 – 1.2 (detik) 3. Theater: 1 – 1,8 (detik) 4. Ruang konser musik pop: 1.4 – 2 (detik) 5. Ruang konser orkestra: 1.6 – 3 (detik) 6. Ruang ibadah: 1.8 – 3.2 (detik) 7. Rumah makan: maksimal 1.8 (detik) 8. Night Club: 0.6 – 1.6 (detik)
Dengan mengikuti list RT60 untuk masing – masing fungsi ruang dan di kombinasikan dengan perencanaan panel akustik yang benar serta desain interior yang baik maka pemilik ruangan dapat memaksimalkan pengalaman audiens dalam ruangan tersebut.
Peredam suara – Memahami perbedaan bahan insulasi suara dan bahan serap suara Bahan Peredam Suara dan Bahan Serap Suara Pemahaman masyarakat umum tentang bahan peredam suara adalah bahan yang dapat mengurangi kebocoran suara di sebuah ruangan. Bahan peredam suara tersebut dapat juga mengurangi pantulan suara di dalam ruangan. Bahan peredam suara yang umum digunakan untuk keperluan tersebut adalah: rockwool, glasswool, karet busa, gabus dan sebagainya.Tetapi sayangnya pemahaman peredam suara tersebut di atas kurang tepat sehingga menyebabkan permasalahan kegagalan pekerjaan dalam mengatasi kebocoran suara ataupun penyerapan pantulan suara. Berikut adalah penjelasan sederhana mengenai perbedaan bahan insulasi suara atau sound insulation material dan bahan peredam suara atau soundabsorbing material. Dari keterangan dibawah ini dapat diketahui perbedaan dasar mengenai perbedaan bahan peredam suara dan bahan insulasi suara. Bahan insulasi suara. Definisi teknis bahan insulasi peredam suara adalah bahan yang dapat menginsulasi perpindahan suara. Bahan insulasi suara umumnya dipakai untuk mencegah gangguan suara dari sebuah ruangan ke ruangan lainnya seperti ilustrasi dibawah ini.
Kemampuan sebuah material peredam suara untuk menginsulasisuara di tentukan dengan nilai STC atau Sound Transmission Class atau Sound Transmission Loss. STC adalah nilai tunggal yang dinyatakan dalam besaran dB (decibel). Sound Transmission Loss adalah nilai pengurangan suara dalam dB (decibel) dari frekuensi rendah ke frekuensi tinggi.
Bahan peredam suara Definisi teknis bahan peredam suara adalah bahan yang mampu menyerap energi suara. Bahan insulasi suara umumnya dipakai untuk meredam suara yang memantul dalam sebuah ruangan seperti ilustrasi dibawah ini.
Kemampuan sebuah material peredam suara untuk menyerap suara di tentukan dengan nilai NRC atau Noise Reduction Class atau Sound Absorbing Coefficient. NRC adalah nilai koefisien. Sound Absorbing CoeTransmission Loss adalah nilai pengurangan suara dalam dB (decibel) dari frekuensi rendah ke frekuensi tinggi.
Penutup Apabila kita memiliki permasalahan dengan gangguan suara seperti kebocoran suara atau pantulan suara yang mengganggu, dan menginginkan solusi yang terbaik dengan harga yang sesuai, kami menyarankan untuk mempelajari spesifikasi bahan peredam suara yang akan dibeli beserta metode pemasangan peredam suara.
Soundproofing partition - dinding partisi Panduan membuat soundproofing partition Kita kerap kali mendesign dinding partisi untuk memisahkan ruang kelas, ruang kantor, ruang karaoke dan sebagainya. Umumnya partisi rancangan strukturpartisi dindingdibuat dari rangka besi hollow dan gypsum. Dan umumnya pula setelah dinding partisi tersebut selesai ruangan tidak dapat berfungsi dengan sempurna karena adanya kebocoran suara antar ruangan Tulisan dibawah ini adalah beberapa tips singkat mengenai panduan untuk mendesign partisi dinding yang memiliki nilai insulasi suara yang baik. MASALAH DAN SARAN: 1. PERENCANAAN LAYOUT. Pertama kali yang perlu direncanakan adalah melakukan design penempatan ruangan yang baik. Apabila hal ini dilakukan dengan baik dapat mengurangi biaya untuk melakukan insulasi serta produktifitas ruangan. Usahakan untuk memposisikan ruangan yang butuh ketenangan berjauhan dari ruangan yang bising. Apabila memungkinkan letakan ruangan yang jarang dipakai seperti toilet, gudang dan sebagainya diantara ruang yang berisik dan ruangan yang butuh ketenangan. 2. RESONANSI ANTAR RUANG. Salah satu penyebab kebocoran suara antar ruangan adalah terjadinya resonansi antara dua ruangan. Solusi yang dapat di lakukan untuk meminimalkan permasalahan ini adalah sebagai berikut. Apabila memungkinkan bedakan dimensi ruang yang berdempetan dengan perbedaan ukuran 1/3, 1/5, atau 1,7. Apabila memungkinkan cobalah mengindari perbedaan ukuran ? dan ?. Saran untuk mengurangi resonansi yang terjadi di ruang adalah dengan menghindari design dengan permukaan dinding yang pararel begitu pula dengan plafond dan lantai. 3. BAYANGAN SUARA. Penyebab lain kebocoran suara adalah karena kebocoran suara yang disebabkan karena adanya celah pada dinding partisi di bagian atas. Sebaiknya dinding partisi harus dibuat full dari lantai sampai dengan dek atap. 4. KONDUKSI SUARA. Kebocoran suara dihantarkan atau dikonduksikan melalui dua media. Konduksi pertama adalah konduksi melalui media udara dan konduksi kedua adalah konduksi melalui media struktur. Solusi untuk mengurangi konduksi suara melalui media udara adalah dengan membuat rongga udara diantara dua dinding partisi. Sedangkan solusi untuk mengurangi konduksi yang terjadi karena rambatan getaran pada struktur adalah mengisolasi struktur
dengan vibration damping material seperti Acourete Mat dan Acourete Resilient Channel. Gunakan double door dan double window untuk menginsulasi suara keluar dari ruangan atau sebaliknya. 5. RESONANSI PADA RONGGA. Ada beberapa saran untuk mengurangi resonansi yang terjadi pada rongga. Pertama – tama adalah mengisi rongga udara dengan sound absorbing material seperti Acourete Fiber. Cara lain untuk mengurangi resonansi yang terjadi pada rongga adalah memiringkan salah satu atau kedua dinding partisi. Terakhir adalah untuk meminimalkan resonansi antar bidang partisi gunakan material partisi dengan ketebalan yang berbeda atau bahan yang berbeda. 6. MENINGKATKAN MASSA PARTISI. Partisi dengan massa yang besar memiliki nilai insulasi yang lebih baik dibandingkan dengan partisi dengan massa yang kecil. Menambahkan sound insulation material dengan massa yang besar seperti Acourete Mat pada partisi yang ada dapat meningkatkan nilai insulasi suara terutama suara dengan frekuensi yang rendah. Aplikasi sistem akustik pada partisi.
Cara Mengatasi Kebocoran Suara dengan Soundproofing Raised Floor Latar Belakang Kebocoran Suara Kebocoran suara pada ruang studio music, home theater dan ruang audio lainnya merupakan hal yang sedapat mungkin harus dihindari, karena kebocoran suara tersebut dapat mengganggu lingkungan disekitarnya. Solusi mengatasi kebocoran suara adalah dengan memasang panel soundproofing . Akan tetapi masih banyak pemasangan panel soundproofing yang mengalami kegagalan. Seperti yang dialami oleh Bapak Toni. Beliau memasang sendiri sistem soundproofing pada studio music nya dan mengalami kebocoran suara. Merasa tidak puas Bapak Toni menambahkan satu lapis lagi dinding soundproofing pada studio music dan tetap tidak ada pengurangan kebocoran suara sama sekali. Bapak Toni menjadi frustasi mengapa dinding studio music yang sudah terpasang dua lapis soundproofing masih tetap mengalami kebocoran suara.
Akhirnya bapak Toni menyerah dan mempercayakan masalah ini kepada kami. Setelah kami lakukan survey dan analisa, kebocoran suara tersebut merambat melalui struktur lantai (structure borne Noise ) Cara Mengatasi Kebocoran Suara pada Structure Borne Noise Structure borne noise adalah kebocoran suara yang terdengar melalui struktur bangunan. Kebocoran suara ini umumnya terjadi di frekuensi rendah. Kebocoran suara pada struktur borne noise dapat ditanggulangi dengan membuat struktur raised floor bersuspensi. Raised floor tersebut bekerja memutus kontak mekanik (decoupling) akibat kontak fisik antara ruangan dengan struktur bangunan. Berikut adalah beberapa jenis soundproofing raised floor :
Soundproofing Raised Floor Kayu – Tanpa Suspensi 1.
Soundproofing Raised Floor Kayu menggunakan material Serap Suara.
Langkah pertama adalah membuat rangka kayu pada lantai. Untuk menyerap resonansi pada ruang kosong di antara rangka kayu dapat diisi dengan material serap suara berpori. Terakhir adalah memasangkan flooring dengan material kayu. Soundproofing Raised floor ini mampu meredam kebocoran suara sekitar 10-25 dB. 2.
Soundproofing Raised Floor Kayu dengan material insulasi
Langkah pertama adalah membuat rangka kayu pada lantai. Kemudian diatas rangka kayu dipasang material insulasi suara bermassa besar yang berfungsi menginsulasi suara. Terakhir dipasang flooring dengan material kayu. Soundproofing Raised floor ini mampu meredam kebocoran suara sekitar 25-50 dB. 3. Soundproofing Raised Floor Kayu dengan material insulasi dan serap suara. Langkah pertama adalah membuat rangka kayu pada lantai. Kemudian diatas rangka kayu dipasang material insulasi suara bermassa besar yang berfungsi menginsulasi suara. Untuk menyerap resonansi pada ruang kosong di antara rangka kayu dapat diisi dengan material serap suara berpori. Terakhir adalah memasangkan kayu sebagai flooring. Soundproofing Raised Floor ini mampu meredam kebocoran suara 30-60dB.
Soundproofing Raised Floor Dengan suspensi Jenis material suspensi yang digunakan pada aplikasi ini adalah : pad, pegas dan resilient chanel. Berikut salah satu contoh dari soundproofing raised floor suspensi : Soundproofing Raised Floor Concrete dengan Pad Langkah pertama adalah memasang perimeter disekeliling ruangan. Selanjutnya memasang pad/material peredam getaran pada lantai dengan konfigurasi yang telah ditentukan. Untuk menyerap resonansi pada bidang kosong sekitar pad diisi dengan material peredam serap suara. Setelah itu dipasangkan triplek diatasnya, lalu tutup dengan plastik dan diteruskan dengan proses pengecoran. Soundproofing raised floor bersuspensi ini mampu meredam kebocoran suara hingga 40-80dB.
Selain contoh yang disebutkan diatas, masih ada beberapa design raised floor yang tidak ditampilkan disini.
Penerapan Aplikasi Soundproofing Raised Floor. Selain penerapan soundproofing raised floor pada studio dan home theater, raised floor juga dapat diterapkan untuk karaoke room, music hall, discotheque, rel kereta api, dan sebagai landasan/bantalan mesin pabrik. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dari raised floor : -
Loss factor dari material decoupling
-
Ketebalan,kepadatan dan bobot material flooring
Dalam membuat raised floor, data–data yang perlu diperhatikan adalah besar frekuensi suara yang akan di insulasi, beban faktor elemen yang akan di tanggung dan nilai target penurunan kebocoran. Untuk mendapatkan data analisa serta perhitungan yang akurat anda dapat menghubungi konsultan akustik. Raised floor bersuspensi adalah solusi yang efektif untuk mengurangi kebocoran suara melalui Struktur Borne Noise Solusi kebocoran suara melalui structure borne noise khususnya lantai yang selama ini kurang diketahui oleh kebanyakan orang, dapat di atasi dengan soundproofing raised floor bersuspensi.
Perhitungan resonansi ruang untuk studio musik, home theater, dan ruang musik lainnya Resonansi dan Frekuensi Ruangan Beberapa waktu yang lalu saya menulis artikel Vokuz Cineplan, yaitu panduan dasar untuk membuat ruang dengar yang baik untuk home theater / high end audio. Setelah memuat tulisan tersebut di majalah Audio Interior dan website Vokuzcom saya banyak menerima telpon, email dan pertanyaan. Misalnya: Bahan apa yang baik untuk akustik ruang? Ruang dengar saya ukuran 4 meter x 4 meter, menurut orang tidak bagus. Tapi mengapa? Dan masih banyak pertanyaan lainnya. Termotivasi dengan pertanyaan pertanyaan tersebut saya coba membuat artikel tentang akustik. Artikel ini membahas tentang: resonansi, gema/gaung (reverberation), pantulan dan pengaturan posisi. Karena panjangnya materi yang dibahas saya membagi tulisan saya menjadi 4 bagian. Yang saya mulai dengan pembahasan resonansi ruang dengar. Resonansi adalah kejadian alam yang didefinisikan sebagai berikut: Turut bergetarnya suatu benda/massa pada frekuensi tertentu akibat adanya sumber suara. Jadi partikel udara di ruang dengar kita turut bergetar pada frekuensi tertentu apabila ada sumber suara di ruang tersebut. Catatan: Ada beberapa anggapan bahwa dengan memasang peredam, maka Masalah resonansi akan selesai. Hal ini tidak benar karena resonansi terjadi bukan akibat pantulan, melainkan turut bergetarnya partikel udara yang diapit oleh dinding pembatas. A. Berapa frekuensi resonansi ruang dengar kita? Ruang dengar umumnya terdiri dari 3 permukaan yang sejajar yaitu: (1) Langit-langit dan lantai, (2) Dinding muka dan belakang, (3) Dinding kiri dan kanan. Frekuensi resonansi yang terjadi pada dua permukaan paralel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Fr = 300 / 2L Fr = Frekuensi resonansi. 300 = adalah kecepatan suara (meter/detik). L = jarak antara permukaan parallel.
Jadi jika kita memiliki ruang dengar dengan lebar 3 meter maka frekuensi resonansi terhadap lebar adalah sebagai berikut: Fr = (300m/s) / (2 x 3m) = 50Hz Dan frekuensi resonansi diikuti oleh frekuensi harmonis kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Jadi kita memiliki frekuensi resonansi untuk ruang lebar 3m adalah: Fr1=50Hz; Fr2=100Hz; Fr3=150Hz; Fr4=200Hz; Fr5=250Hz; Fr6=300Hz; Fr7=350Hz. Dimana: Fr2 adalah Frekuensi resonansi harmonis kedua Fr3 adalah Frekuensi resonansi harmonis ketiga? Dst. Dan apabila panjang ruangan dengar kita adalah 6 meter maka kita dapat frekuensi resonansi sebagai berikut: Fr = (300m/s) / (2 x 6m) = 25Hz Fr1=25Hz; Fr2=50Hz; Fr3=75Hz; Fr4=100Hz; Fr5=125Hz; Fr6=150Hz; Fr8=200Hz; Fr9=225Hz; Fr10=250Hz; Fr11=300Hz; Fr12=325Hz; Fr13=350Hz
Fr7=175Hz;
Dari situ terlihat bahwa Fr2 frekuensi resonansi panjang ruangan = 50Hz dan Fr1 frekuensi lebar ruangan = 50Hz atau sama, lalu pada frekuensi 100Hz, 150Hz, 200Hz, 300Hz, 350Hz. Hal ini menyebabkan frekuensi 50Hz, 100Hz, 150Hz, 200Hz, 250Hz, 300Hz, 350Hz menjadi tebal / dominant. Gejala ini membuat ruang dengar menjadi tidak natural (dominant pada frekuensi tertentu). Pada gambar 1 terlihat duplikasi angka 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350 yang mana mewakili penebalan frekuensi resonansi. Sedang pada sumbu Y angka deltanya sama yaitu 25.
Grafik tanggapan frekuensi resonansi ruang dengar; p=6m, l=3m
Akibatnya suara natural yang dihasilkan dari perangkat sumber yang diperkuat oleh amplifier yang juga sudah natural keluar lewat speaker yang juga natural menjadi tidak natural (tanggapan frekuensinya) karena frekuensi resonansi ruang dengar tersebut sangat dominant pada frekuensi 50Hz, 100 Hz, 150 Hz, 200 Hz, 250 Hz, 300 Hz dst. Akibatnya ruang dengar kita menciptakan distorsi harmonis yang selama ini tidak kita sadari. Ini menjawab pertanyaan mengapa ruang dengan yang panjang dan lebarnya sama persis tidak baik. B. Bagaimana menanggulangi hal ini? Bagaimana membuat frekuensi ruang dengar kita senatural mungkin? Untuk membuat ruang dengar dengan frekuensi yang natural/terdistribusi merata, MM. Louden pakar akustik membuat table (Tabel 1). Tabel ini berisi perbandingan antara panjang lebar dan tinggi ruang. Angka x dan y untuk panjang/lebar atau sebaliknya.
Jadi jika tinggi ruang dengar kita adalah 2,2 meter maka: Lebar ruang sebaiknya 1,4 x 2,2 meter = 3,08 meter dan Panjang ruang sebaiknya 1,9 x 2,2meter = 4,18 meter (Tabel 1 Kualitas 1). Dengan demikian frekuensi resonansi yang terjadi adalah seperti Tabel 2 berikut:
Kalau angka dari tabel diatas kita buat dalam bentuk grafik menjadi seperti grafik di bawah ini.
Grafik tanggapan frekuensi resonansi pada ruang dengar; p=4,18m, l=3,08m, t=2,2mDari Gambar 2 di atas terlihat bahwa distribusi frekuensi resonansi yang terjadi cukup merata di hampir semua frekuensi, dan pada sumbu Y (delta) angka nya bervariasi. Pada ruang ini distorsi harmonis yang terjadi jauh lebih kecil dibanding ruang dengar pada pembahasan pertama. TIPS: Sangat sulit untuk mendapat ruang dengar dengan proposi panjang, lebar dan tinggi persis dengan tabel MM Louden. Ada beberapa cara untuk mendapat proporsi ruang dengar dengan ukuran ideal sesuai dengan tabel MM Louden. Yaitu: Membuat panggung pada lantai sehingga di dapat tinggi ruang yang ideal Membuat dinding penyekat sehingga didapat panjang/lebar yang ideal Membuat plafon dengan kemiringan tertentu. Dimana posisi speaker berada di plafon yang lebih rendah dan pendengar diplafon yang lebih tinggi. Untuk melihat beberapa contoh pembuatan plafon miring atau dinding miring silakan lihat di Acourete Forum.
Tiga Kesalahan Umum Insulasi Suara Analisa Pengerjaan Insulasi Suara 1. Kesalahan Analisa Kesalahan yang paling mendasar pada saat memulai pekerjaan insulasi suara adalah tidak melakukan analisa terlebih dahulu atau melakukan analisa yang salah. Faktor faktor yang perlu di analisa sebelum melakukan tindakan insulasi suara adalah sebagai berikut:
Menganalisa sumber bunyi yang menganggu darimana asalnya. Bisa ditentukan dari yang paling umum adalah indra pendengaraan, hingga mengunakan alat bantu. Mengukur kekuatan suara yang akan di insulasi dengan memakai alat ukur yang telah terlebih dahulu di kalibrasi agar nilai hasil pengukuran dapat dipertanggung jawabkan. Pengukuran tidak direkomendasikan hanya berdasarkan intuisi / feeling seseorang. Setelah itu perlu pula diketahui frekuensi suara yang akan di insulasi. Apakah bunyi mendesis sebuah peralatan atau dentuman bass dari sebuah sub woofer? Tahapan selanjutnya adalah menganalisa bagaimana suara tersebut merambat dari sumber bunyi ke tempat yang terganggu. Apakah suara merambat melalui media udara: dalam ruang, udara bebas, dan lain lain atau merambat melalui struktir benda padat seperti tanah, konstruksi bangunan dan lain lain.Apabila kita tidak melakukan hal tersebut diatas dan langsung melakukan tindakan pemasangan insulasi suara maka insulasi suara yang di pasangkan tidak akan berfungsi dengan baik atau tambah memperparah masalah yang ada.
2. Kesalahan Pemakaian Bahan Kesalahan kedua yang umumnya di temukan di lapangan adalah penggunaan bahan yang secara mitos mampu menginsulasi suara yang sangat populer di sebut sebut oleh masyarakat umum. Berikut adalah beberapa contoh kesalahan dalam penggunaan bahan insulasi suara:
Penggunaan gipsum dan mineral wool untuk meredam suara drum pada ruang studio musik Penggunaan rockwool dan karpet pada dinding studio musik Kaca film untuk menginsulasi suara Busa telor untuk menginsulasi suara Lembaran karet untuk menginsulasi suara Gabus (steroform) untuk menginsulasi suara Busa untuk menginsulasi suaraBahan yang di sebutkan diatas tidak efektif untuk menginsulasi suara karena bahan tersebut tidak memiliki massa yang besar. Bahan yang efektik untuk menginsulasi suara adalah bahan dengan massa yang besar sehingga memiliki sound transmission loss yang cukup tinggi dan mampu mengurangi rambatan getaran. Salah satu contoh bahan yang memenuhi syarat tersebut adalah Acourete Mat yang memiliki Sound Transmission Loss yang cukup besar yaitu 17 dB pada frekuensi 125 Hz, 31 db pada 1000 Hz dan 52 dB pada 4000 Hz.
3. Kesalahan Perencanaan Desain dan Sistem Pemasangan Apabila kita sudah benar dalam menganalisa sumber suara dan pemilihan bahan maka kita masuk ke tahapan membuat perencanaan desain insulasi suara dan sistem pemasangan. Dari data data analisa sumber suara, besaran suara, cara merambat suara, data teknis bahan maka kita dapat melakukan perencanaan dan perhitungan sistem insulasi yang benar. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sistem insulasi adalah:
Sistem Insulasi Getaran yang tidak benar sehingga kurang efektif meredam suara yang merambat pada media padat Sistem Peredaman Resonansi yang tidak benar sehingga sistem insulasi kurang bekerja sempurna karena resonansi yang terjadi pada sistem insulasi yang ada. Aplikasi pekerjaan lapangan yang tidak tepat seperti lupa menutup lubang, atau beberapa kelalaian kecil yang berakibat fatal.Demikianlah tiga kesalahan yang umumnya diperbuat oleh masyarakat umum dalam hal melakukan pekerjaan insulasi suara.
Peredam suara untuk mengatasi gema pada ruangan : Room Reverberation Time Fungsi Peredam Suara dan Metode Menghitung Resonansi Ruangan Peredam suara untuk mengatasi gema pada ruangan dan Cara Menghitung Resonansi pada Ruang. Setelah mendapatkan dimensi ruang dengar yang ideal tahap selanjutnya adalah mengukur gema ruang dengar dan menetralisir gema ruang dengar.Setiap dalam ruangan memiliki gema dengan karakteristik gema yang berbeda-beda dengan satu yang lain. Karakter gema di ruangan ini ditentukan atas tiga parameter yaitu: level gema, waktu gema dan frekuensi gema. Untuk membuat ruang dengar dengan akustik yang baik adalah kita harus mampu menerapkan komposisi akustik treatment yang tepat. Sehingga kita mendapatkan ruangan dengan level gema, waktu gema dan frekuensi gema yang flat pada tiap tingkatan frekuensi. Ruangan dengan tingkat gema yang pas akan memberikan nuansa ruang live musik yang baik apabila kita 1. PEMAHAMAN RT60 (Reverberation Time) Ada beragam metode pengukuran waktu gema tetapi yang paling sering di gunakan adalah Reverberation Time 60dB yang lebih dikenal dengan istilah RT 60. Definisi RT60 adalah waktu (detik) yang dibutuhkan untuk suara melemah sebanyak 60dB. Untuk membuat ruangan dengan hasil akustik yang baik kita perlu menghitung: (1) Besaran gema (RT60) rata – rata pada ruangan (detik) (2) Besaran gema (RT60) pada frekuensi tertentu (detik) Waktu gema yang ideal (RT60) untuk ruang dengar dengan volume 10 meter kubik adalah 0.9 detik dan 500 meter kubik adalah 1.4 detik. Jika angka (RT60) ruang jauh lebih kecil dari angka patokan di atas kita akan merasakan ruangan yang cenderung mati (dead room) atau jika angka (RT60) ruang jauh di atas angka patokan di atas kita akan merasakan ruang yang terlalu bergema. Misalnya anda memiliki ruangan dengan ukuran 29 meter kubik maka ideal nya waktu gemanya (RT60) adalah 1,15 detik. Tetapi jika ruangan tersebut memiliki waktu gema (RT60) sebesar 1.7 detik maka ruangan tersebut membutuhkan material serap suara. Atau sebaliknya jika pada ruangan tersebut memiliki waktu gema (RT60) sebesar 0,7 detik maka ruangan tersebut dapat kita sebut sebagai dead room dimana pada ruang tersebut banyak terdapat material serap suara. 2. RUMUS PERHITUNGAN RT60 Setiap material memiliki karakter serap dan pantul yang berbeda untuk frekuensi yang berbeda. Misalnya material semen cenderung untuk memantulkan nada tinggi dan untuk nada rendah di teruskan. Sedangkan karpet cenderung untuk menyerap nada tinggi dan
meneruskan nada rendah. Sering saya melihat orang membuat ruang studio atau ruang audio dengan memasang karpet di lantai dan dinding. Ruang seperti ini cenderung untuk memberikan efek suara yang “boomy” (dengung) dengan detail suara yang tidak baik. Rumus perhitungan RT60 adalah sebagai berikut: RT60 = (0,161 x V) / (A x S) V = volume ruangan (m3) A = luas permukan material (m2) S = koefisien serap material (m/detik)
3. CONTOH PERHITUNGAN RT60 Berikut contoh soal perhitungan frekuensi gema ruang dengar.Jika kita mempunyai ruang dengar dengan dimensi: Panjang 6.6 m; Lebar 4.8 m; Tinggi 2.4 m Permukaan lantai: Beton Permukaan dinding: Semen Permukaan Plafon: Semen Dengan data diatas pertama – tama kita perlu menghitung volume ruangan tersebut. Untuk menghitung volume ruangan rumus nya adalah: panjang x lebar x tinggi. Maka kita dapat perhitungan volume ruang = 6.6m x 4.8m x 2.4m = 76.032 m3 Langkah kedua adalah menghitung luas masing – masing permukaan tiap bahan yang ada dalam ruangan. Pada contoh soal ini kita perlu menghitung luas total permukaan beton dan luas total permukaan semen. Luas total permukaan beton = (6.6 x 4.8) = 31.68 m2 Luas total permukaan semen = luas total dinding + luas plafon = 2(6.6 x 2.4) + 2(4.8 x 2.4) + (6.6 x 4.8) = 86.40 m2
A.
Dari data di atas mari kita buat tabel perhitungan sbb:
Keterangan perhitungan: 1. S125, S250, S500, S1000, S2000, S4000 adalah koefisien serap material (semen/beton) pada frekuensi 125Hz, 250Hz, 500Hz dan selanjutnya. 2. S125 x A adalah koefisien serap 125 Hz dikali dengan luas bidang serap. Dari tabel diatas S125 x A untuk bahan beton = 0,317 3. RT 60 untuk frekuensi tertentu di ruangan didapat dari angka 0.161 x volume ruang di bagi dengan total S x A. Dari tabel di atas kita dapatkan RT 60 untuk frekuensi 125 Hz adalah 0,482 detik. 4. Apabila seluruh angka sudah di hitung dengan baik maka kita dapat membuat tanggapan frekuensi ruangan tersebut menjadi seperti contoh dibawah ini.
A2. Grafik frekuensi gema sebelum treatment
Grafik A2. memberikan gambaran: 1. Pada frekuensi 1000 Hz gema (RT60) berlangsung selama 2.993 detik dan gema pada frekuensi 125 Hz selama 0.482 detik. Hal ini menyebabkan selisih fase dan selisih waktu untuk suara pada frekuensi 125Hz dan pada frekuensi 1000Hz. Faktor negatif untuk hal diatas adalah rusaknya stereo imaging suara serta kenyaman dalam menyimak dialog ataupun musik menjadi berkurang. 2. RT 60 rata – rata sebesar 1,776 detik. Dimana angka tersebut di atas dari angka RT60 yang ideal yang di anjurkan untuk ruang tersebut. B. LANGKAH TREATMENT AKUSTIK Untuk mendapatkan RT60 yang ideal kita perlu melakukan: 1. Mengurangi RT60 sampai dengan angka yang ideal untuk ruangan dengan volume di atas 2. Mengurangi RT60 pada frekuensi 1000 Hz dengan kombinasi material akustik yang tepat C. HASIL TREATMENT AKUSTIK YANG IDEAL Setelah dianalisa dan dihitung dengan cermat maka di pilihlah material akustik dengan komposisi: 1. Lantai Karpet dengan luas permukaan bidang 31,68 m2 2. Dinding dan plafon MDF dengan luas permukaan bidang 76,40 m2 3. Panel Acourete Fiber dengan luas permukaan bidang 10 m2.
Mari kita lihat perbedaannya dengan membuat tabel perhitungan dan grafik seperti dibawah ini.
B2. Grafik frekuensi gema setelah treatment Grafik B2. garis warna merah jambu menggambarkan waktu gema (RT60) ruangan sebelum treatment pada tingkatan frekuensi yang berbeda. Garis biru tua menggambarkan waktu gema (RT60) ruangan yang telah ditreatment. Dari grafik di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa: 1. RT 60 rata – rata ruang telah berkurang dari 1,776 menjadi 0,426 2. Grafik RT 60 untuk tiap tingkatan frekuensi menjadi lebih landai berkisar antara 0,3 – 0,6 detik di banding grafik sebelumnya antara 0,4 – 2,5 detik. Demikian artikel ringkas mengenai Peredam suara untuk mengatasi gema pada ruangan : Room Reverberation Time dan perhitungan gema ruangan RT60 beserta contoh soal cara mengatasi masalah tersebut. Semoga tulisan yang sederhana ini dapat berguna bagi pehobby, praktisi dan pembaca pada umumnya.
Memahami Perbedaan Peredam Insulasi Suara Dengan Peredam Serap Suara Peredam Suara Untuk Ruang Studio Musik, Home Theater, Aula, Sekolah, Industri, Kendaraan Bermotor Ruangan yang berhubungan dengan suara seperti studio, home theater, aula dan lainnya akan mendapat fungsi akustik dengan baik apabila menggunakanperedam suara yang tepat dengan tujuannya. Tetapi sering terjadi penggunaan peredam suara tidak sesuai dengan tujuannya. Seperti pemasangan glaswoll dengan tujuan mengurangi kebocoran suara pada studio. Tentunya kebocoran suara tidak akan berkurangkarena glaswoll bertujuan untuk menyerap suara. Sedangkan untuk mengurangi kebocoran suara digunakan material yang dapat mengisolasi berpindahnya suara. Maka untuk dapat menentukan peredam suara dengan tepat sesuai kebutuhan marilah kita melihat tujuan dari peredam suara.
1. Peredam Insulasi Suara (Sound Insulation) Bertujuan untuk mencegah, mengurangi kebocoran suara dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Definisi teknisnya ialah bahan yang dapat menginsulasi perpindahan suara. Contoh material peredam insulasi suara adalah Acourete Mat Resin, Acoutere paint.
Bahan peredam insulasi suara umumnya dipakai untuk mencegah gangguan suara dari sebuah ruangan ke ruangan lainnya seperti ilustrasi dibawah ini.
Di ilustrasikan diatas sumber suara datang menuju material insulasi, kemudian di isolasi oleh material insulasi, dan sebagian dipantulkan sehingga suara yang bocor/berpindah dari dalam ruangan maupun sebaliknya dapat di minimalkan. Karakteristik material peredam insulasi suara ini adalah: - Berat, Semakin berat material, semakin baik nilai redamannya - Tidak Berpori, Semakin rapat material,semakin baik nilai redamannya - Permukaan Keras, Semakin keras permukaan material semakin baik nilai redamannya - Viscoelastic, Yaitu dapat meredam getaran,semakin baik dalam menahan redaman makin baik nilai redamannya. Kemampuan sebuah material peredam suara untuk meng insulasi suara di tentukan dengan nilai STC atau Sound Transmission Class atau Sound Transmission Loss. STC adalah nilai tunggal yang dinyatakan dalam besaran dB (decibel). Sound Transmission Loss adalah nilai pengurangan suara dalam dB (decibel) dari frekuensi rendah ke frekuensi tinggi.
2. Peredam Serap suara (Sound Absorbing) Bertujuan untuk mengurangi pantulan yang menyebabkan gema pada sebuah ruangan. Definisi teknisnya ialah bahan yang mampu menyerap energi suara. Contoh material serap suara adalah Acourete Fiber, Acourete Board 230.
Bahan peredam serap suara umumnya dipakai untuk mengurangi suara yang memantul dalam sebuah ruangan seperti ilustrasi dibawah ini.
Karakteristik dari bahan serap suara adalah: -Ringan -Berpori -Permukaan lunak -Tidak dapat meredam getaran
Kemampuan sebuah material peredam suara untuk menyerap suara di tentukan dengan nilai NRC atau Noise Reduction Class atau Sound Absorbing Coefficient. NRC adalah nilai koefisien. Sound Absorbing CoeTransmission Loss adalah nilai pengurangan suara dalam dB (decibel) dari frekuensi rendah ke frekuensi tinggi. Dari penjelasan sederhana diatas dapat diketahui perbedaan dasar mengenai tujuan peredam insulasi suara dan peredam serap suara. Jadi apabila kita memiliki permasalahan dengan gangguan suara seperti kebocoran suara atau pantulan suara, dan menginginkan solusi serta harga yang terbaik, kami menyarankan untuk mempelajari spesifikasi bahan peredam suara yang akan digunakan beserta metode pemasangan peredam suara. Semoga tulisan ini membantu pembaca dalam menentukan peredam suara yang tepat
Acoustics
Bahan Peredam Suara
Bahan Insulasi Suara
Bahan Peredam Getaran
Akustik Panel Portable
Diffuser
Bass Trap
Peredam Suara Mobil
Acoustics Wall Panel
Acoustics Ceiling
Movable Acoustics Partition
Soundproofing Door and Window