TINJAUAN PUSTAKA Jenis dan Karakteristik Rumput Lansekap Rumput merupakan salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan, ten~tama untuk taman atau lapangan olahraga seperti golf, sepakbola, dan baseball. Menurut Kumurur (1998) terdapat enam jenis rumput lansekap yang umum digunakan untuk perencanaan taman, empat diantaranya biasanya digunakan untuk lapangan olahraga, yaitu rumput Bermuda (Cynodon ductilon), Manila (Zoysiu mefrella), Gajahan (Axonopus compressus), dan Agrotis (Agrotispalustris), serta dua jenis lainnya yakni
rumput Belulang (Eleusine indicu) dan rumput Gajah (Pennisetum pzirpureum) digunakan sebagai tanaman penguat teras dan pencegah erosi. Enam jenis rumput lansekap tersebut memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya Tabel 1 menunjukkan bahwa rumput jenis Bermuda (Cynodon ductilon) mempunyai karakteristik teksrur yang lebih halus daripada
rumput jenis Manila (Zoysia mefrella ) atau Belulang (Elexvine indica). Tabel 1. Karakteristik rumput lansekap
Tekstur
Jenis Rumput
I I I
Gajahan, kipait (Axonopus compressus) Manila king (Zoysia mefrella) Bermuda, golf (Cynodon dactilon) rigrotis (Agrotjspalusfris) Belulang (Eleusine indica)
I Gajah (Pennisetumpurpureum) Sumber: Kumurur (1998).
I ( I
1
I
kasar cukup halus halus
Warna
1 I I
kasar kasar
I
hijau muda hijau hujau muda hijau
I
hijau
II I
I1
Dari beberapa jenis rumput lansekap yang digunakan untitk lapangan olahraga tersebut, Bermuda (Cynodon daclilon) mempakan jenis rumput yang mempunyai karakteristik lebih baik, sehingga banyak digunakan di Indonesia terutama untuk lapangan golf. Rumput Bermuda, selain memiliki wama
yang menarik juga
mempunyai kemampuan tumbuh yang baik dan daya tahan yang tinggi terhadap gaya-gaya yang menekan di atasnya (Musser 1962). Rumput Bermuda mempunyai ritnpang dan stolon yang tumbuhnya ke segala arah, batangnya kaku seperti kawat dan ramping, buku-bukunya (nodes) kadang-kadang benvarna hijau keunguan, ujung daunnya menggulung ke arah dalam, dan bunganya terdiri dari 3-9 bulir yang terpusat di ujung (Kumurur 1998). Gambar 1 memperlihatkan bentuk fisik rumput Bermuda yang memiliki struktur daun kecil, lidah daunnya pendek dan terdapat rambut-rambut halus dengan panjang sekitar 1-3 mm, dan mempunyai bunga 4-5 bulir. Di samping itu mmput jenis Bermuda ini memiliki tekstur yang'halus dan benvama hijau (Gamba'r 2a).
Gambar 1 Bentuk fisik rumput Bermuda (Beard 1982)
I
Rumput Agrotis (Agrotu palusins) mempunyal perakaran yang dangkal, kerapatannya tinggi, daunnya benvama hijau muda dengan helaian yang kecil, dan bertekstur halus (Gambar 2b). Rumput ini cocok digunakan untuk green pada lapangan golf maupun tarnan yang terletak di datilran tinggi. Rumput Manila (Zoysia matrella) mempunyai rimpang yang kuat dan bercabang ke segala arah, ujung daun selalu menggulung ke dalam, helaian daunnya halus dan benvarna hijau tua atau hijau kebiruan (Kumurur 1998). Gambar 2c memperlihatkan tekstur rumput Manila yang agak kasar sehingga banyak digunakan pada lapangan olahraga atau taman rekreasi. Rurnput Gajahan (Axonopus compressus) turnbuh berumpun, tahan terhadap injakan dan pangkasan, menyukai tanah gembur yang berkompos, dan dapat tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Rumput Gajahan ini bertekstur kasar (Gambar 2d), sehingga lebih cocok digunakan untuk taman.
Gambar 2. Tekstur beberapa jenis rumput lansekap (a) rumput Bermuda, (b) rumput Agrotis, (c) rumput Manila, clan (d) rumput Gajahan.
Budidaya Rumput Penyiapan Lahan dan Penanaman Rumput lapangan olahraga (khususnya untuk lapangan golf) &pat tumbuh dan berkembang sempuma apabila ditanam pada kondisi tanah yang baik. Tanah yang diperlukan oleh tanaman rumput adalah tanah yang mengandung sekitar 50 % ruang pori dan 50 % padatan dalam volume totalnya. Jumlah antara udara dan air yang mengisi ruang pori tersebut hams seimbang untuk menjamin kecepatan drainase dan kemampuan menahan air saat diberikan irigasi (Muser 1962). Umumnya padang golf terdiri atas beberapa bagian lapangan seperti green,
apron, fairway, tee box, dan rozigh yang masing-masing memiliki lapisan tanah berbeda. Gambar 3 menunjukkan lapisan tanah pada areal green yang terdiri atas lapisan pasir halus, pasir kasar (coarse sand), kerikil (graveo, dan sub soil. Sedangkan bagian lapangan lainnya secara umum memiliki struktur lapisan tanah berupa pasir sedalam 10-20 cm pada bagian atas dan sub soil pada lapisan bawahnya. Saluran drainase biasanya dipasang pada lapisan sub soil pada saat proses penyiapan lahan sedang dilakukan.
'
Drain coil
Gambar 3. Susunan tanah pada areal green lapangan golf.
Terdapat tiga metode dalam penanaman rumput untuk keperluan taman atau lapangan olah raga. Pertama adalah seeding (penanaman dengan biji atau benih), di mana benih ruinput disebar secara langsung pada lahan yang telah disediakan. Kedua yaitu sprigging (menggunakan stolon atau batang horisontal yang tumbuh ke samping berada di atas permukaan tanah). Cara penanamannya adalah dengan mengambil stolon dari nursery kemudian ditebar di atas lahan yang telah disiapkan. Selanjutnya stolon tersebut di rolling agar bagian akamya dapat masuk atau menyentuh media
tanam. Penaburan pasir diatas permukaan (top dressing) stolon clan penyiraman perlu dilakukan untuk mempercepat proses pertumbuhan. Ketiga adalah sodding, yakni penanaman menggunakan lempengan rumput. Penanaman dengan cara ini menghasilkan penutupan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan dua metode lainnya, sehingga cara ini lebih baik digunakan untuk areal tanam yang luas seperti lapangan golf atau beberapa lapangan olahraga lainnya. Lempengan rumput tersebut biasanya berukuran 50 cm x 100 cm, tetapi ukuran tersebut dapat bervariasi bergantung pada luasnya areal yang akan ditanami. Prosedur penanamannya dimulai dengan membuat petakan berukuran 100 cm x 100 cm pada lahan yang sudah disiapkan. Kemudian lempengan rumput ditanam pada petakan yang telah dibuat. Agar menempel dengan kuat di tanah, lempengan rumput tersebut ditekan secara merata menggunakan balok kayu berukuran 30 cm x 15 cm x 5 cm.
Pemeliharaan Rumput Sebagai upaya mempertahankan kondisi dan kualitas lapangan rumput perlu dilakukan pemeliharaan yang meliputi peremajaan, perawatan, dan pernotongan.
Peremajaan. Peremajaan merupakan usaha untuk mendapatkan kembali kondisi tanaman rumput yang bagus melalui verticuiiing, coring, top dressing, dan
sodding. Verticuiting adalah memotong secara vertikal untuk membuang akar rumput yang sudah tua sehingga tumbuh aka-aka yang baru. Coring adalah pembuatan lubang pada tanah dengan tujuan menjaga agar tanah menjadi gembur, menjaga porositas tanah, menjaga kestabilan oksigen dalam tanah, dan men,wangi kepadatan tanah. Top dressing merupakan proses penaburan pasir di atas permukaan tanah yang ditumbuhi rumput agar lubang-lubang hasil coring dapat tertutup dengan baik sehingga rumput dapat tumbuh dengan baik. Sodding merupakan kegiatan penambalan rumput yang rusak menggunakan lempengan rumput.
Perawatan. Perawatan merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh rumput dan pengendalian terhadap berbagai hama atau penyakit serta tanaman pengganggu, sehingga rumput dapat tumbuh dengan
sempurna.
Kegiatan
perawatan
nunput
terdiri
atas
pemupukan,
pemberantasan gulma, hama atau penyakit, dan pengairan. Pemupukan merupakan kegiatan untuk menambah dan memberikan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pemberantasan gulma, hama atau penyakit dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi lapangan rumput. Hama yang biasanya menyerang rurnput lapangan golf adalah ulat, semut, rayap, dan anjing tanah (gaang). Sedangkan penyakit yang ada berupa dolar spot yang disebabkan oleh cendawan
sclero$nlu homoeocarfa yang menyerang daun melalui embun.
Pemotongan. Pemotongan rumput merupakan usaha yang paling mendasar dari rangkaian kegiatan pemeliharaan lapangan rumput, karena pemotongan rumput
berkaitan erat dengan kegiatan pemeliharaan yang lainnya (Tjahyono 1994). Pemotongan, irigasi dan pemupukan merupakan praktik pemeliharaan yang saling terkait (Turgeon 1991). Perubahan tinggi pemotongan biasanya perlu diikuti dengan penyesuaian frekuensi pengairan dan intensitas pemupukan.
Pemotongan Rumput dan Jenis Pisau Pemotongnya Pemotongan rumput adalah pemangkasan rumput secara periodik terhadap bagian tajuk rumput dengan tujuan mendapatkan hamparan rumput yamg seragam (Roza 1999). Tinggi pemotongan rumput memiliki nilai standar yang berbeda-beda berdasarkan teinpat dan fungsinya. Pemotongan yang terlalu rendah menyebabkan rumput stress akibat penguapan dan kehilangan cadangan karbohidrat yang tinggi. Sebaliknya, pemotongan yang terlalu tinggi akan menyebabkan rumput mudah rebah atau tidak tegar sehingga nilai kualitas lapangan menjadi berkurang (Beard 1983). Pemotongan rumput dilakukan dengan menggunakan mesin yang berbeda-beda untuk setiap lapangan rumput, karena kualitas pemotongan ditentukan oleh alat yang digunakan (Roza 1999). Faktor peralatan yang mempengaruhi kualitas pemotongan adalah kecepatan pergerakan mesin, ketajarnan pisau, dan pemasangan pisau pemotong (Tjahyono 1994). Mesin yang digunakan untuk pemotongan rumput di lapangan golf hampir seluruhnya menggunakan jenis pisau tipe reel. Mesin ini tediri dari dua bagian utalna yaitu bagian penggerak dan unit pemotong (cutting unit). Bagian penggerak merupakan bagian yang menggerakkan komponen reel melalui sistem penyaluran tenaga. Sedangkan cuttrng unit terdiri dari bilah pisau yang berputar disebut blade dan bilah pisau yang diam disebut bedknife. Jumlah blade dalam satu unit reel
bervariasi mulai dari 4 sampai 11 pisau. Urutan tersebut berkaitan dengan tingkat kerataan hasil pemotongan yang dihasilkan oleh pisau tipe reel. Dengan julnlah blude 11 berarti pelnotongan yang dilakukan akan menghasilkan tingkat kerataan permukaan rurnput yang paling tinggi. Selain pisau tipe reel di atas, terdapat pisau pemotong rumput tipe roluqi. Pisau pemoiong rumput tipe ini terdiri dari satu bilah pisau yang digerakkan secara rotasi oleh poros vertikal dengan kecepatan tinggi, sehingga menghasilkan daya pukul yang kuat untuk memotong ruinput (Tjahyono 1994). Dua jenis pisau ini memiliki perbedaan dari segi konstruksi dan hasil pemotongannya (Gambar 4 dan 5).
(a)
6- -
- - -- - - - --- - - --zs2??. -.
~
-
. . ... -...-..-.-. ~. .-- . ~
~
Garnbar 4. Konstruksi dari pisau pernotong rurnput (a) pisau tipe reel dan (b) pisau tipe rolury.
Gambar 5. Hasil pernotongan pisau (a) tipe reel dan (b) tipe rolrrq).
Pisau pemotong tipe reel memberikan hasil potongan yang rata pada bagian tajuk rumput yang dipotong, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan rumput. Pisau pernotong tipe rotary lnemberikan hasil potongan yang tidak baik pada bagian tajuk rumput, dimana tajuk rumput yang dipotong rnenjadi pecah dan hasil potongannya tidak rata (Beard 1983).
Mekanisme Pemotongan Rumput Tipe Reel Mekanisme Pemotongan Mekanisme pemotongan pada pisau pemotong rumput tipe reel pada prinsipnya sarna dengan menggunting, tetapi pada pisau tipe reel terdapat satu bilah pisau yang diam (bedknije) dan beberapa bilah pisau berbentuk helik yang berputar (reel blades). Pisau reel (reel blades) berfungsi mengarahkan rumput menuju bedknfe. Sedangkan bedknije berfungsi mendorong rumput menuju reel dan menjaga agar rumput tersebut
selalu tetap pada posisi vertikal. Gambar 6 menunjukkan rnekanislne pemotongan rumput pada pisau tipe reel. Di rnana V adalah kecepatan maju unit pernotong (reel blades dan bedknife), R adalah adalah jari-jari reel,
Y, merupakan tinggi poros reel
terhadap permukaan tanah, YR adalah tinggi rumput sebelurn dipotong,
Yp
adalah
tinggi pemotongan, dan w adalah kecepatan sudut reel. Titik potong (slzeur point) adalah satu dari sekian banyak titik dimana reel blade menyentuh bedknife, sedangkan clip oftl7e reel (CR)merupakan jarak yang ditempuh oleh satu titik potong pada satu reel blade ke blade herikutnya (Turgeon 1991). Tinggi pernotongm (Yp) merupakan jarak antara bidang tempat kedudukan roda untuk ~najunyaalat dengan bidang pemotongan secara paralel (Beard 1982). Kualitas pelnotongan ditentukan
oleh hubungan antara Yp dan CK,di mana C<;. ditentukan oleh j~unlahpisau pada reel, kecepatan putar reel, dan kecepatan maju dari pengoperasian alat pemotong rumput tersebut (Turgeon 1991).
GROUND
0
Gambar 6. Mekanisme pelnotongan pada pisau pelnotong ruIi1put tipe reel.
Kinematika Reel dan Bedknife
Kinematika merupakan studi yang dilakukan untuk inempelajari gerak relatif bagian-bagian
mesin tenllasuk
lintasan,
kecepatan,
dan percepstan
tanpa
memperhatikan gaya-gaya atau faktor lain yang mempengaruhi gerakan tersebut. Gerakan pisau pemotong rumput tipe reel ini lnerupakan gerak troclzoidul. Menurut Sakai (199S), gerak troclzoidul dari sebuah titik dengan posisi awal berada pada koordinat X=O dan Y=O serta mempunyai arah gerakan searah jarurn jalu, maka koordinat titik tersebut dapat ditentukan sebagai berikut:
X = 11'
-
Ii sin w /
Y = R ( l - c o s wr) di mana:
V li
=
w
=
=
I =
kecepatan tnaju pernotongan (mldetik) jari-jari reel (m) kecepatan sudut (radldetik) waktu (detik)
Dengan demikian jalur (putlz) dari sebuah tititk (P) pada pisau reel dapat
Gambar 7. Jalur pergerakan sebuah titik P pada pisau reel. Pada kondisi awal (t=O), posisi titik pada mata pisau reel adalah P(O), sehingga besamya pergeseran sudut dala~ninterval waktu t ( B = w t)=O, X(O)=O, dan Y(@= YP. Selanjutnya jika titik P tersebut bergerak dengan kecepatan konstan selaina selang waktu I atau P(t) maka pergeseran yang terjadi pada aksis reel adalah S
=
Vt
(Martin 1992). Nilai koordinat P(t) dapat ditentukan sebagai berikut:
Y O R (1 cos w 1)--
Yp
(4)
Gaya dan Torsi Pemotongan Torsi merupakan hasil perkalian antara gaya yang bekerja pada suatu benda, dengan jarak tegak lurus terhadap garis kerja gaya tersebut (Giancoli 1954). lstilah lain dari lorsi adalah tnomenl sebuah gaya terhadap sumbu yang dilambangkan dengan T. Secara maternatis torsi dimmuskan sebagai berikut:
di tnana:
T= torsi atau momen (N m) F= gaya yang bekerja pada sebuah benda (N)
R= jari-jari (rn) Pemotongan rumput dapat tejadi apabila gaya pemotongan mempunyai nilai yang sarna atau lebih besar dari tahanan potong (slleur s~renghf)rumput tersebut. Gaya pemotongan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya puncak pernotongan spesifik arah tangensial (I;,,) yang diadaptasi dari rumput jenis l-?yegro.s.s. Hasil pengukuran O'Dogherty dan Gale (1991) terhadap gaya puncak pemotongan spesifik (I;,)rurnput tersebut yang berdiameter 2,61 mm tnenggunakan pisau yang dipasang pada piringan (disc)dengan sudut potong 0' adalah 15,4 N. Dalam ha1 ini,
Fp mempunyai arah normal terhadap pisau. Dengan demikian apabila
I;, tersebut
digunakan pada pisau reel yang mempunyai sudut potong ( a ) sebesar lo", maka besamya gaya puncak pemotongan spesifik arah tangensial (E;,) terhadap pisau reel
F adalah: Fp, = 1 = 15,68 N. Sehubungan dengan rumput yang digunakan dalarn cosa penelitian ini berdiameter 0,s tnm, rnaka besamya petnotongan ditentukan sebesar (O,Si2,61)
x
I;,, untuk
18,6S = 5,73 N.
perhitungan torsi