Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 149- 157
TINJAUAN PENGGUNAAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK LASTON LAPIS AUS (AC-WC) 1)
Zulfikar 1, Sofyan M. Saleh 2, Renni Anggraini 3 Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Abstract : A large potention of coconut shell production if not utilized optimally would be a waste until it will pollute envronment. There are efforts to utilize this waste one treatment possibility is the use of coconut shell as charcoal powder made a filler material in asphalt concrete mixtures. The aim of this research is to know the characteristic of the asphalt concrete mixtures wearing course (AC-WC) with filler from the charcoal powder of coconut shell, by parameters this follow: density, stability, flow, Marshall Quotient, cavity in the mix (VIM), the cavity between the aggregate (VMA), cavity filled with asphalt (VFB) and durability also to evaluate the mixture performance to a spesification required for asphalt concrete wearing course (AC-WC). The research result is obtained score of stability to use filler 2% charcoal powder of coconut shell plus 5% stone ash by 374.53 kg. The stability score using filler 1% charcoal powder of coconut shell plus 1% husk ash plus 5% stone ash by 1245.62 kg. The stability score 1% charcoal powder of coconut shell plus 1% Portland cement plus 5% stone ash by 1350.83 kg and the stability score 0% charcoal powder of coconut shell plus 1% husk ash plus 1% Portland Cement plus 5% stone ash by 1098.34 kg whereas from the four mixtures that meet the requirements for asphalt concrete mixtures AC-WC is mixtures using filler 1% charcoal powder of coconut shell plus 1% husk ash plus 5% stone ash with the stability score by 1245.62 kg and the stability durability score obtained is 90.29% and the score shows asphalt concrete ability to withstand the effects of water, temperature, and weather meet the requirements from General Spesification 2010 Bina Marga with the requirement score minimal 90% and from the stability score shows the mixture qualify from general qualification 2010 Bina Marga with the requirements score is > 800 kg. Keywords : Fine aggregate, asphalt concrete wearing course (AC-WC), charcoal powder of coconut shell, husk ash, PC Abstrak : Potensi produksi tempurung kelapa yang besar, jika tidak dimanfaatkan secara optimal akan menjadi limbah sehingga akan mengganggu lingkungan. Ada usaha-usaha untuk memanfaatkan limbah ini salah satu kemungkinan penanganannya adalah penggunaan tempurung kelapa sebagai serbuk arang yang dijadikan bahan filler dalam campuran beton aspal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari campuran beton aspal (Laston) Lapis aus AC-WC dengan filler dari serbuk arang tempurung kelapa, dengan parameter-parameter sebagai berikut : kepadatan, stabilitas, Flow, Marshall Quotient, rongga dalam campuran (VIM), rongga antara agregat (VMA), rongga terisi aspal (VFB) dan durabilitas serta mengevaluasi kinerja campuran terhadap spesifikasi yang disyaratkan untuk campuran beton lapis aus AC-WC. Hasil penelitian diperoleh nilai stabilitas menggunakan filler 2% serbuk arang tempurung kelapa tambah 5% abu batu sebesar 374,53 kg. Nilai stabilitas menggunakan filler 1% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1% abu sekam tambah 5% abu batu sebesar 1245,62 kg. Nilai stabilitas 1% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1% semen Portland tambah 5% abu batu sebesar 1350,83 kg dan nilai stabilitas 0% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1% abu sekam tambah 1% semen Portland tambah 5% abu batu sebesar 1098,34 kg dari empat campuran yang memenuhi persyaratan untuk campuran beton aspal AC-WC adalah campuran menggunakan filler 1% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1% abu sekam tambah 5% abu batu dengan nilai stabilitas sebesar 1245,62 kg dan nilai satbilitas rendaman diperoleh adalah sebesar 90,29% nilai tersebut menunjukkan kemampuan beton aspal menahan pengaruh air, suhu dan cuaca memenuhi persyaratan dari Spesifikasi Umum 2010 Bina Marga dengan nilai persyaratan adalah 90% dan dari nilai stabilitas menunjukkan campuran memenuhi sysarat dari Spesifikasi Umum 2010 Bina Marga dengan nilai persyaratan adalah > 800 kg.
149 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kata kunci ; Agregat halus, Beton aspal lapis aus (AC-WC), Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Abu sekam, PC
dengan (AC-Base) tebal total minimum
PENDAHULUAN
Material yang umum digunakan sebagai filler pada penyusunan campuran beraspal
AC-Base adalah 7,5 cm. Agregat
adalah semen, kapur, abu terbang dimana
Agregat
atau
batu
adalah
material
persediannya terbatas serta relatif mahal. Oleh
berbutir
sebab itu perlu ditemukan alternatif yang murah
mencakup antara lain batu bulat, batu pecah,
untuk menggantikan material filler dari semen,
abu batu dan pasir.
yang
keras
dan
kompak,
yang
kapur, abu terbang, yang selama ini banyak dipakai sebagai bahan campuran beton aspal. Salah
satu
alternatifnya
pemanfaatan
potensi
Pemanfaatan
tersebut
menggunakan
adalah
daerah
Bahan Pengisi (Filler)
dengan
Penggunaan
bahan
pengisi
dalam
setempat.
campuran beton aspal akan mempengaruhi
dengan
karakteristik beton aspal. Bahan filler dapat
material dari serbuk arang
berupa debu batu, kapur, semen, abu terbang,
antara
lain
tempurung kelapa.
abu tanur semen atau bahan non plastis lainnya (Suprapto, 2006). Spesifikasi Umum 2010 Bina Marga
KAJIAN KEPUSTAKAAN
menyatakan Filler adalah sebagai berikut :
Beton aspal Lapis Aus (AC-WC) Anonim (2010) lapisan beton aspal
a).
Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri
adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari
atas debu batu kapur (limestone dust),
campuran agregat dan aspal yang berfungsi
kapur padam (hydrate lime), semen atau
sebagai lapisan penutup dari kontruksi jalan
abu terbang yang sumbernya disetetujui
yang harus mampu menjaga kestabilan jalan
oleh Direksi Pekerjaan
akibat dari beban kendaraan dan pengaruh
b).
Bahan pengisi yang ditambahkan harus
cuaca. Laston dikenal pula dengan nama AC
kering
(Asphalt Concrete) dengan tebal nominal
gumpalan
minimum 4-6 cm. Sesuai fungsinya laston
pengayakan sesuai SNI 03-1968-1990
mempunyai 3 macam campuran yaitu :
harus mengandung bahan lolos ayakan
a.
Laston sebagai lapis aus, dikenal dengan
No. 200 (75 micron) tidak kurang dari 75
(AC-WC), tebal adalah 4,0 cm
% terhadap beratnya.
b.
bebas dan
bila
dari
gumpalan-
diuji
dengan
Laston sebagai lapis antara, dikenal dengan
(AC-BC),
tebal
nominal
minimum AC-BC adalah 6,0 cm c.
dan
Laston sebagai lapis pondasi, dikenal
Serbuk Arang Tempurung Kelapa. Serbuk
arang
tempurung
kelapa
merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 150
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala selulosa, mektosil, dan berbagai Kandungan
mineral.
bahan-bahan tersebut beragam
bersifat
padat
ke
semi
padat,
mempunyai sifat tidak mudah menguap dan
sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang
secara
keras disebabkan
dipanaskan.
oleh silikat (SiO2) yang
sampai
berangsur-angsur
melunak
bila
cukup tinggi kadar nya pada tempurung kelapa. Berat tempurung kelapa sekitar 12% dari berat
Gradasi Agregat Menurut Bukhari dkk (2007), gradasi
keseluruhan kelapa.
didefinisikan secara umum adalah distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat
Abu sekam Abu
sekam
padi
merupakan
hasil
pembakaran dari limbah sekam padi. Abu sekam
mempunyai
sifat
khusus
yang saling mengisi sehingga terjadinya suatu ikatan yang saling mengunci (interlocking).
yaitu
mengandung senyawa kimia yang bersifat
Perencanaan Campuran Beton Aspal Perencanaan
pozzolan yaitu mengandung silikat (SiO2)
campuran
beraspal
suatu senyawa yang bila dicampur dengan
bertujuan untuk mendapatkan campuran efektif
semen dan air dapat dimanfaatkan untuk
dari gradasi agregat dan dari aspal.
meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik beton Metode Marshall Pada Campuran Beton
(Puspita 2010 : 2).
Aspal Metode Marshall merupakan prosedur
Semen Portland Semen adalah bahan yang mempunyai
desain campuran beton aspal yang paling umum
sifat adhesif dan kohesif digunakan sebagai
digunakan. Dalam prosedur ini suatu benda uji
bahan
yang
berukuran diameter 4 inci dan tinggi 2,5 inci,
dipakai bersama batu kerikil, pasir, dan diberi
dipadatkan dengan palu pemadat yang beratnya
air dan selanjutnya akan mengeras menjadi
10 Ibs dan tinggi jatuh bebas 18 inci. Jumlah
suatu masa yang padat.
tumbukan sebanyak 50 atau 75 pukulan
pengikat
(Bonding
material)
diterapkan pada setiap permukaan benda uji, berdasarkan desain lalu lintas.
Aspal Menurut Sukirman (2003) aspal adalah suatu material yang berwarna hitam kecoklatan
Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)
yang bersifat sementasi, aspal terbuat dari suatu
Menurut Bukhari dkk (2007) pada tahap
rantai hydrocarbon dan turunannya, umumnya
awal perencanaan campuran, diawali dengan
merupakan
penyulingan
penentuan/ pemelihan jenis gradasi agregat,
minyak mentah pada keadaan hampa udara
kadar aspal. Bila jenis (mutu) gradasi agregat
yang pada temperatur normal bersifat sementasi,
dan jenis aspal telah dipilih/ diketahui, maka
151 -
residu
dari
hasil
Volume 3, No. 2, Mei 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perencanaan berikutnya adalah menentukan
selanjutnya dijadikan filler. Semen Portland
kadar aspal optimum.
diambil dari
produksi PT. Semen Andalas
Indonesia Lhoknga–Aceh Besar yang selanjut Pengujian Durabilitas Campuran
dijadikan filler.
(Pengujian Marshall Rendaman)
Persiapan Material
Perendaman Marshall dilakukan untuk memeriksa
kerentanan
campuran
terhadap
kerusakan yang ditimbulkan oleh pengaruh air.
Material
yang
digunakan
dalam
penelitian ini terdiri dari agregat halus, filler dan aspal, filler
terdiri dari : serbuk arang
tempurung kelapa, abu sekam, semen portland. sebelum
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan metode uji
pembuatan
benda
terlebih dahulu dilakukan
laboratorium dengan benda uji yang dibuat dari
persiapan
4 (empat) kelompok yaitu : benda uji dengan
standar-standar
menggunakan 2 % serbuk arang tempurung
AASHTO, ASTM, dan SNI).
material
yang
pengujian
uji
dilakukan
pemelihan dan uji
berdasarkan
(Bina
Marga,
kelapa tambah 5% abu batu sebagai filler, benda uji menggunakan 1% serbuk arang
Pengujian bahan pengisi (filler)
tempurung kelapa tambah 1% abu sekam
Bahan pengisi yang akan digunakan
tambah 5% abu batu sebagai filler, benda uji
penelitian ini yaitu, serbuk arang tempurung
1% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1%
kelapa, abu sekam dan Semen Portland, lolos
semen Portland tambah 5% abu batu sebagai
saringan No.200 (0,074 mm).
filler dan 0% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1% abu sekam tambah 1% semen Portland tambah 5% abu batu sebagi filler. Dengan
komposisi
campuran
Pemilihan Gradasi Agregat Agregat yang digunakan dalam penelitian
mengikuti
ini tidak dapat langsung digunakan dalam
Spesifikasi Umum 2010 Bina Marga untuk
penelitian karena gradasi alam belum tentu
gradasi halus lapis aus (AC-WC).
sesuai dengan gradasi yang digunakan. Gradasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Metode Pengumpulan Data Dalam
penelitian
gradasi akan
menerus.
Pemeriksaan
gradasi
dilakukan
dilakukan dengan analisa saringan. Agregat
pengumpulan data yang berguna bagi yang
diayak menggunakan satu set saringan yang ada
selanjutnya di jadikan
sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Seperti
filler serbuk arang
tempurung kelapa (lolos saringan
No .200).
yang diperlihatkan pada Tabel 3.1 Berikut ini.
Abu sekam diambil dari pabrik penggilingan padi
Gampong
Indrapuri,
Lampanah,
Kabupaten
Aceh
Kecamatan Besar
yang Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 152
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kerusakan air. Air pada campuran beraspal dapat mengakibatkan berkurangnya daya lekat
Tabel 1. Gradasi Uji Rencana Ukuran Ayakan
% Berat Yang Lolos Gradasai UJI Rencana
aspal terhadap agregat sehingga melemahkan
% Berat Yang Tertahan
ikatan antar agregat. Pengujian dilakukan Terta
Kumu han la latif
(mm)
Spek*
3/4
19
100
100
1/2
12,5
90 - 100
95
5
5
3/8
9,5
72 – 90
81
14
19
60°C selama 24 jam dan dilakukan pengujian
No.4
4,75
54 – 69
61,5
19.5
38,5
Marshall, kemudian pada sisa benda uji
No.8
2,36
39,1 – 53
46,05
15,45
53,95
dilakukan pengujian Marshall standar sampel
No.16
1,18
31,6 – 40
35,8
10,25
64,2
direndam dalam bak air selama 30 menit pada
No.30
0,6
23,1 – 30
26,55
9,25
73,45
temperatur terkontrol sebesar 60°C ± 1°C.
No.50
0,3
15,5 – 22
18,75
7,8
81,25
Perbandingan stabilitas pada benda uji yang
No.150
0,15
9 - 15
12
6,75
88
direndam dengan yang standar disebut Indeks
No.200
0,075
4 - 10
7
5
93
Kekuatan
0
0
7
100
Retained Strength) yang dinyatakan dalam
ASTM
PAN
0
dengan membuat 12 (dua belas) benda uji pada KAO. Untuk 3 (tiga) benda uji pertama dilakukan perendaman dalam air dengan suhu
(*) Spesifikasi umum 2010 Bina Marga
Marshall
Sisa
(Marshall
Index
persen.
Perencanaan Campuran dengan Metode Rekapitulasi Jumlah Kebutuhan Benda Uji
Marshall Pencampuran material yang digunakan
Tabel
2.
Rekapitulasi Rencana Jumlah Kebutuhan Total Benda Uji
harus memenuhi spesifikasi yang sesuai dengan Anonim
(2010).
Perencanaan
campuran
dilakukan berdasarkan hasil gradasi rencana,
Jenis Pengujian
Jumlah Variasi Duplikasi Benda
Campuran
Jumlah Benda Uji
3 buah 5 buah
4 buah
60 buah
Uji
dengan mencari nilai kadar aspal tengah (Pb). Nilai Pb diperoleh sesuai dengan rumus. Hitungannya sebagai berikut: Pb = 0,035(%CA) + 0,045 (%FA) +
0,18
Marshall
Uji Rendaman 12 buah Marshall
= 0,035(53,95) + 0,045 (39,05) + 0,18 (7) +
Untuk menganalisa bentuk hubungan
= 5,505% ≈ 5,5%.
dua variabel dipakai analisis regresi. Menurut Triatmodjo (2002), variabel-variabel terdiri atas
Uji Rendaman Marshall Pengujian ini dilakukan untuk melihat
153 -
72 buah
Analisis Regresi
0,6
campuran
12 buah
Total benda uji
(%Filler) + Konstanta
ketahanan
Variasi
Kadar Aspal
terhadap
Volume 3, No. 2, Mei 2014
pengaruh
variabel bebas dan variabel terikat. Analisis regresi
digunakan
untuk
menganalisis
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala hubungan antara variasi kadar aspal 60/70 untuk kedua jenis campuran dengan parameter-
Berat isi ;
2,30
2,32
2,28
5,05
3,55
3,91
13,66
13,35
63,07
kg Kelelehan;
2,24
2,23
Min. 2
5,42
5,52
3,5-5,0
15,10
17,06
18,13
Min. 15
73,40
74,10
68,33
70,05
Min. 65
1695,9
1599,1
1355,0
1350,8
1325,5
Min. 800
4,43
4,20
3,77
4,13
4,17
77,92
104,14
gr/cm 3
parameter Marshall. VIM; % gr/cm
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini akan diuraikan hasil pengujian serta pengolahan data dan dilanjutkan
dengan pembahasan yang didasarkan dari hasil penelitian di laboratorium.
3
VMA; % 3 VFB; gr/cm % Stabilitas;
Min. 3
mm Marshall Quotient; Kg/mm
Hasil Pemeriksaan Gradasi
Gradasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tidak berdasarkan gradasi gabungan tetapi gradasi yang digunakan ditentukan dengan mengambil distribusi butiran lolos yang masih memenuhi spesifikasi gradasi yang disyaratkan. oleh spesifikasi Umum 2010 Bina Marga.
127,43 124,29
118,97
Min. 250
(*) Spesifikasi Umum 2010 Bina Marga
Hasil pengujian Marshall untuk campuran dengan filler 1% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1% abu sekam tambah 5% abu batu pada KAO
Setelah didapatkan komposisi terbaik maka dilakukan pengujian Marshall pada kondisi KAO. Hasill pengujian dan perhitungan parameter Marshall menggunakan Aspal Pen
Hasil
Pengujian
Marshall
Untuk penentuan
60/70 dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini:
Kadar Aspal Optimum (KAO)
Dari
pengujian
beberapa
komposisi
campuran maka didapatkan hasil terbaik adalah dengan
komposisi
menggunakan
filler
campuran 1%
dengan
serbuk
arang
tempurung kelapa tambah 1% abu sekam tambah 5% abu batu. Hasil dari pengujian dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Hasil Pengujian
5
5,5
6
Satuan
gr/cm
3
Hasil
SpeK*
2,27
Min. 2
VIM;
%
3,75
3,5-5,0
VMA;
%
15,00
Min. 15
VFB;
%
75,31
Min. 65
Stabilitas;
kg
Kelelehan;
mm
3,83
Min. 3
Kg/mm
346,65
Min. 250
1245,62 Min. 800
s Spek*
Kadar aspal % 4,5
Sifat-sifat Campuran Berat isi;
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Pengujian Marshall menggunakan filler 1% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1% abu sekam tambah 5% abu batu Sifat- sifat Campuran
Tabel 4. Hasil pengujian Marshall pada KAO campuran dengan filler 1% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1% abu sekam tambah 5% abu batu
6,5
Marshall Quotient;
(*) Spesifikasi Umum 2010 Bina Marga
Volume 3, No. 2, Mei 2014 Kadar aspal; %
- 154
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Nilai Durabilitas
Nilai
durabilitas
diperoleh
dari
perbandingan antara stabilitas rendaman 30 menit dengan stabilitas rendaman 24 jam. Nilai
1500 1250 1000 750 500 250 0
1246 375
(a)
stabilitas 30 menit adalah 1380 kg, nilai stabilitas rendaman 24 jam adalah 1246 kg. Hasil durabilitas dari filler 1% serbuk arang tempurung kelapa tambah 1% abu sekam tambah
5%
abu
batu
adalah
90,29%
menunjukkan angka tersebut mencapai angka minimal dari spesifikasi Umum 2010 Bina
30
menit
dan
nilai
campuran dapat dilihat pada Gambar 1 dan
(d)
Gambar
2.
Perbandingan terhadap stabilitas rendaman 24 jam
Hasil analisis regresi parameter Marshall Hubungan antara kadar aspal dengan
regresi. Analisa regresi yang digunakan yaitu 1560 1210
510
analisa regresi yang sesuai dengan bentuk penyebaran
data atau diagram pancar yang
membentuk suatu garis lengkung atau lurus
(a) (b) (c) (d) a. 2% Serbuk Arang Tempurung Kelapa + 5% Abu batu b. 1% Serbuk Arang Tempurung Kelapa + 1% Abu sekm + 5% Abu batu c. 1% Serbuk Arang Tempurung Kelapa + 1% PC + 5% Abu batu d. 0% Serbuk Arang Tempurung Kelapa + 1% Abu sekam + 1% PC + 5% Abu batu
(linear). Dalam hal ini regresi non linear dianggap paling sesuai untuk penyebaran data pada penelitian ini menggunakan bantuan software Microsof excel. Stabilitas adalah : Y = 5808,139 + 109,41 X 2 - 1401,33 X Flow adalah : Y = -55.824 – 1,977 X 2 + 21,645 X
Gambar
1.
Perbandingan terhadap nilai stabilitas rendaman 30 menit
VIM adalah : Y = 34,45591 + 1,239 X 2 - 13,067 X VFB adalah : Y = -141,426 – 6,771 X 2 + 76,257 X VMA adalah : Y = 26,754 + 0,848 X 2 - 6,793 X Density adalah :
155 -
nilai
parameter Marshall dianalisa dengan analisa
Gambar 2 berikut ini : 1750 1500 1250 1000 750 500 250 0
(c)
stabilitas
rendaman 24 jam dari 4 (empat) kelompok
1380
(b)
a. 2% Serbuk Arang Tempurung Kelapa + 5% Abu batu b. 1% Sebuk Arang Tempurung Kelapa + 1% Abu sekam + 5% Abu batu c. 1% Serbuk Arang Tempurung Kelapa + 1% PC + 5% Abu batu d. 0% Serbuk Arang Tempurung Kelapa + 1% Abu sekam + 1% PC + 5% Abu batu
Marga yaitu sebesar 90%. Nilai dari stabilitas rendaman
1351 1098
Volume 3, No. 2, Mei 2014
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Y = 1,830373 – 0,0231 X 2 + 0,210 X
lainnya sebagai pembanding, sehingga dapat diketahui kinerja kemampuan
KESIMIPULAN DAN SARAN
jenis aspal mana yang lebih baik
Dari hasil penelitian, pengolahan data dan
digunakan pada kondisi tertentu.
pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
3.
Perlu dilakukan analisis lebih lanjut
diambil beberapa kesimpulan dan saran antara
tentang penggunaan bahan pengisi jenis
lain:
dan kadar filler lainnya, sehingga dapat
Kesimpulan
diketahui
1.
2.
Hasil
dengan
perendaman
Marshall
efek
tempurung
penggunaan kelapa
limbah terhadap
menggunakan filler 1% serbuk arang
karakteristik
tempurung kelapa tambah 1% abu sekam
dilakukan feasibility study penggunaan
tambah 5% abu batu diperoleh nilai IKS
serbuk arang tempurung kelapa oleh
(Indeks Kekuatan Sisa) yaitu (90,29 %)
pihak Universitas atau lembaga lain
dengan nilai stabilitas pada rendaman 30
sehingga limbah yang dihasilkan oleh
menit sebesar 1380 kg dan nilai stabilitas
tempurung kelapa tidak akan menjadi
pada rendaman 24 jam sebesar 1246 kg
limbah yang mengganggu lingkungan.
Dari hasil pengujian, secara umum dapat
campuran
aspal
dan
Secara Ekonomis
disimpulkan bahwa penggunaan filler
Penggunaan filler dari 1% serbuk arang
dari 1% serbuk arang tempurung kelapa
tempurung kelapa tambah 1% abu
tambah 1% abu sekam tambah 5% abu
sekam tambah 5% abu batu dapat
batu
menggantikan
dalam
campuran
AC-WC
filler dari
semen
menunjukkan kinerja campuran yang
Portland, abu terbang dan abu batu
baik
sehingga dapat mengurangi masalah
Saran
lingkungan. Penggunaan serbuk arang tempurung Berdasar
hasil
penelitian,
diusulkan
beberapa sran sebagai berikut:
kelapa jauh lebih hemat (relatif lebih murah) karena serbuk arang tempurung
5.2.1
Secara Teknis :
1.
Secara teknis hasil pengujian yang
merupakan limbah bila dibandingkan
menggunakan filler dari 1% serbuk
bahan dari semen, abu terbang dan abu batu yang harganya jauh lebih mahal.
arang tempurung tambah 1% abu sekam
tambah
5%
abu
batu
direkomendasi untuk lalu lintas berat . 2.
Perlu dilakukan analisis lebih lanjut tentang aspal pen 60/70 dan aspal
DAFTAR KEPUSTAKAAN Asphalt Institute, (1985), Mix Design Methods for Asphalt Concrete and OtherHot-Mix Types, Manual Series No.2, Sixth Edition, The Asphalt Institute. Anonim, 1999, Pedoman Perencanaan Campuran
Volume 3, No. 2, Mei 2014
- 156
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Beraspal Panas dengan Pendekatan kepadatan Mutlak Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Permukiman dan Pengembangan. Anonim, 2004, Pedoman Pekerjaan Campuran Beraspal Panas, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta. Anonim, 2005, Modul Spesifikasi Baru 2005 Perkerasan Aspal Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Anonim, 2006, Buku Volume -3 Divisi 6 Spesifikasi Dokumen Kontrak Pekerjaan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta. Anonim, 2010, Spesifikasi Umum 2010, Divisi 5 Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen, Direktorat Jendral Bina Marga. Bukhari dkk, 2007, Rekayasa Bahan dan Tebal Perkerasan, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Berry,C, UPT dan Gunawan D 1999, Filler Arang Tempurung Kelapa (ATK) dalam Campuran’’ Hot Rolled Sheet’’ Makalah Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil ITB. Mashuri, 2006, Sifat-sifat Mekanis Aspal yang ditambahkan Serbuk Arang Tempurung Kelapa, Jurnal Media Komunikasi Teknologi Edisi Januari 2006, Fakultas Teknik Universitas Todu Lako, Palu. Sukirman, S, 2003, Campuran Beraspal Panas, Penerbit Granit, Bandung Suprapto, TM, 2006, Bahan dan Struktur Jalan Raya Yogyakarta : KMTS Teknik sipil Universitas Gadjah Mada. Triadmodjo, B, 2002, Metode Numerik, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Wignal.A ,dkk, 1999, Proyek Jalan Teori dan Praktek, Penerbit Erlangga, Jakarta. Woodroof, J.G. 1979, Coconut : Production, Processing, Product, Second Edition. AVI Publishing Company Inc, Westport, Connecticut. Krisna, A.N 2012, Pengaruh Penambahan Serbuk Arang Tempurung Kelapa Terhadap Stabilitas Beton Aspal (Laston). Indonesia Comercial Newsletter Juli, 2011, Perkebebunan kelapa : Potensi yang belum optimal.
157 -
Volume 3, No. 2, Mei 2014