PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
TINJAUAN HIDRODINAMIKA KONFIGURASI PROPELLER ASIMETRIK KAPAL TRADISIONAL TIPE PINISI Andi Haris Muhammad, Syarifuddin Dewa, Rusydi Alwi & Hamzah Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, 90245 Telp./Fax: (0411)585637 e-mail:
[email protected]
Abstrak Kapal tradisional Tipe Pinisi telah banyak dibangun dan difungsikan sebagai kapal wisata dengan tujuan pulau-pulau kecil di nusantara, pelayarannya melalui jalur pelayaran tradisional, disamping fungsi utamanya adalah sebagai kapal angkutan penyeberangan rakyat antar pulau besar di Indonesia. Dibanding kapal niaga pada umumnya kapal tradisional Tipe Pinisi yang dibangun secara tradisional memiliki sejumlah keunikan diantaranya adalah kapal dibangun tanpa mengunakan gambar rencana garis air (lines plan) sebagai mana layaknya kapal yang dibangun oleh bangsa Eropa, hal tersebut termasuk perencanaan sistem propulsi kapal. Kapal dibangun hanya berdasarkan kepiawaian pengrajin semata yang diperoleh secara turun temurun. Untuk menggerakan Kapal selain mengunakan propeller kapal juga dilengkapi layar. Pemasangan propeller tidak hanya diletakan pada buritan kapal (center line) tetapi juga dipasang pada bagian kiri kapal (asimetrik konfigurasi propeller). Hal tersebut hampir tidak ditemukan pada kapalkapal modern. Penelitian ini adalah kajian hidrodinaika pengaruh peletakan propeller sisi (asimetrik konfigurasi propeller) terhadap peningkatan kemampuan olah gerak kapal. Hasil penelitian menujukan bahwa pemasangan propeller sisi pada kapal tradisonal Tipe Pinisi hal tersebut menambah kemampuan manuver kapal (turning dan zigzag manuver kapal) sebesar 6.43% dengan asumsi daya motor yang digunakan pada sistem propulsi sisi sebesar 30% dari total daya motor yang digunakan.
PENDAHULUAN Pinisi adalah kapal layar motor tradisional khas Sulawesi Selatan, yang berasal dari Suku Bugis - Makassar. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang. Dibanding kapal niaga pada umunya kapal Tipe Pinisi yang dibangun secara tradisional tersebut memiliki sejumlah keunikan diantaranya adalah kapal dibangun tanpa mengunakan gambar rencana garis air (lines plan) sebagai mana layaknya kapal yang dibangun oleh bangsa Eropa, hal tersebut termasuk perencanaan sistem propulsi, kapal dibangun hanya berdasarkan kepiawaian pengrajin yang diperoleh secara turun temurun. Sejumlah karakter yang dimiliki kapal pinisi antara lain: i) Kapal memiliki lunas (center keel) yang relatif besar (diatas rata-rata), ii) Kapal dilengkapi kemudi sisi (side rudder) selanjutnya kapal dioperasikan dengan sarat yang tidak menentu (bergantung jumlah muatan). Akhir-akhir ini kapal layar motor Tipe Pinisi banyak dibangun dan digunakan sebagai kapal wisata dengan tujuan mengujungi pulau-pulau kecil di nusantara dengan kecepatan kapal lebih cepat dibanding peruntukan awalnya sebagai kapal angukutan barang antar pulau (kecepatan antara 7 s.d 8 knot). Secara prinsif kinerja kapal sangat dipengaruhi oleh bentuk badan kapal, alat penggerak (propeller) dan kemudi kapal [1]. Selain tiga komponen diatas, terdapat pula sejumlah parameter yang turut mempengaruhi kwalitas kemampuan kapal diantaranya: kecepatan kapal, trim haluan, perubahan sarat, pengaruh pusat daya apung memanjang (LCB), perbandingan panjang dan lebar kapal (L/B), diameter daun baling-baling(D), luasan daun kemudi (AR) dan dimensi lunas yang dipergunakan [2]. Sejumlah komponen tersebut memberikan pengaruh signifikan terhadap gaya hidrodinamika semasa kapal dioperasikan. Kapal tradisional Tipe Pinisi dalam pengoperasiannya disamping mengunakan motor juga mengunakan layar, dengan kombinasi layar – motor propulsi sebagai penggerak kapal bermanfaat terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BMM) dan hal tersebut secara langsung pula mengurangi CO2 yang dibuang ke udara yang bersumber dari mesin utama. [3]
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP3 - 1
ISBN : 978-979-127255-0-6
Tinjauan Hidrodinamika Konfigurasi Propeller… Arsitektur Elektro Geologi
A. Haris M, Syarifuddin D, Rusydi A & Hamzah Mesin Perkapalan Sipil
Pemasangan motor propulsi (termasuk propeller) tidak hanya diletakan pada buritan kapal secara center line seperti layaknya kapal yang dibangun secara modern, tetapi propeller juga juga dipasang pada bagian kiri kapal. Di lain sisi hal tersebut menguntukan untuk meningkatkan kemampuan kapal pada saat kapal berbelok ke kanan (starboard turning) namun sebaliknya pada saat kapal berbelok ke kiri atau kapal bergerak maju kerja daun kemudi akan maksimal. Berdasarkan penomena diatas, perlunya suatu kajian hidrodinamika pengaruh peletakan propeller sisi terhadap peningkatan kemampuan olah gerak kapal yang pada prinsifnya kedua propeller tersebut dapat bekerja secara sinergis untuk menghasilkan power yang optimum[4].
STUDI PUSTAKA Sistem Propulsi Kapal Sistem propulsi kapal adalah suatu sistem yang digunakan untuk menggerakan kapal pada suatu kecepatan tertentu. Secara umum sistem propulsi terdiri dari tiga bagian pokok yaitu: pengerak utama (main engine), sistem transmisi (gear box) dan alat penggerak kapal (propeller). Perancangan ketiga bagian ini sangat tergantung dari tipe kapal, ukuran utama, kecepatan kapal, model lambung dan model buritan kapal. Karena itu, kapal, mesin penggerak, dan baling-baling harus dipandang sebagai suatu sistem yang utuh dan memiliki paduan yang terbaik. Selain itu masalah klasik yang biasanya timbul dalam perancangan sistem propulsi adalah tidak terpenuhinya kecepatan dinas yang direncanakan meskipun pada perhitungan telah terpenuhi. Sebagai contoh adalah kasus kapal ikan Mina Jaya dimana hasil sea trial menunjukan untuk pemakaian bahan bakar 100%, hanya mencapai 960 rpm dari 1000 rpm yang direncanakan sehingga kecepatan dinas tidak tercapai. Sehingga dalam menganalisa sistem propulsi kapal tidak dapat hanya dengan meninjau secara terpisah aspek-aspek badan kapal, baling-baling dan penggerak utama lainya, tetapi secara keseluruhan harus diperhatikan secara utuh untuk mendapatkan kesesuaian (matching point) yang lebih optimal. Perubahan karakteristik dari ketiga aspek tersebut perlu diikuti dengan penyesuaian kembali (re-matching) karena pada kenyataannya sistem propulsi kapal bukanlah sesuatu yang bersifat deterministik yang dapat diterapkan pada seluruh kapal [4]. Gambar 1 menampilkan model buritan kapal kayu tradisional dan jumlah propeller yang digunakan. Penentuan jumlah dan peletakannya didasarkan pada pengelaman dan kepiawaian pengrajin semata yang diperoleh secara turun temurun.
Gambar 1. Model buritan kapal kayu tradisional dan jumlah propeller yang dipergunakan
Gerak Manuver Kapal Olah gerak kapal / manuver adalah kemampuan kapal untuk dapat bergerak dibawah kendali operator kapal. Perubahan posisi dan kecepatan kapal dalam pengoperasian kapal kerap kali terjadi, hal tersebut dikarenakan oleh sejumlah faktor diantaranya: angin, gelombang, arus dan kedalaman perairan. Sejumlah penelitian dalam
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP3 - 2
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
upaya peningkatan kinerja kapal tradisional Tipe Pinisi diantaranya adalah: i) Kombinasi layar- motor propulsi sebagai alat penggerak kapal tradisional tipe pinisi [5], pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa kombinasi layar dan motor propulsi sebagai alat penggerak kapal hal tersebut dapat mengurangi daya motor propulsi yang digunakan hingga 24 % (pada kecepatan angin 10.28 m/s, sudut kemiringan layar 45 deg), hal tersebut bergantung kecepatan angin, luasan tangkap angin layar dan sudut kemiringan layar. ii) Pengaruh kemudi samping terhadap kemampuan manuver kapal layar motor pinisi [6], pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa perubahan luas daun dan posisi peletakan kemudi sisi dapat meningkatkan kemampuan kapal. iii) Pengaruh dimensi daun kemudi (central rudder) terhadap kemampuan maneuver kapal layar motor tipe pinisi [7], pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa perubahan luasan daun kemudi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan manuver (turning circle dan zig-zag manuver). iv) Analisis manuverabilitas kapal layar motor tipe pinisi [8] dan analisis respon gerak oleng kapal layar motor tipe pinisi akibat manuver [9], dari penelitian tersebut diperoleh bahwa kombinasi layar dan mesin kapal sebagai penggerak kapal belum terlihat berpengaruh karena tinjauan dilakukan bersifat simulasi, selanjutnya perhitungan power pada masingmasing alat penggerak masih terpisah (belum sinergis). Sementara ditinjauan dari respon gerak oleng kapal semasa manuver masih dalam batas kewajaran namum masih perlu ditinjau secara pengujian. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sejumlah hasil yang dapat digunakan antara lain adalah matematika model dan program simulasi yang telah digunakan dalam menganalisa kemampuan manuver kapal tipe pinisi serta simpulan yang telah dihasilkan penelitian terdahulu dapat dijadikan patokan penelitian selanjutnya.
Kriteria Standar Manuver Kapal Manuverabilitas adalah kemampuan kapal untuk dapat bergerak dibawah kendali operator kapal. Perubahan posisi dan kecepatan kapal dalam pengoperasian kapal kerap kali terjadi, hal tersebut dikarenakan oleh sejumlah faktor diantaranya: angin, gelombang, arus dan kedalaman perairan. Untuk mengembalikan kapal pada posisi semula, hal tersebut diperlukan sejumlah peralatan kendali / pengarah kapal diantranya rudder. Kriteria standar untuk gerak melingkar dan zig-zag manuver yang dikembangkan IMO (2002) sebagaimana tertera pada Tabel 1. Selanjutnya Gambar 2 dan 3 menampilkan indeks gerak melingkar dan zig-zag manuver. Tabel 1: Kriteria IMO Standar untuk gerak melingkar and zig-zag manuver
Ability Turning Ability
Test Turning test with max. Rudder angle (35 deg.) 100/200 Z-test
Crouse-keeping and yaw-checking ability
200/200 Z-test
Criteria Advance 〈4.5 L Tact. Dia 〈5.0 L 1st Ovs. 〈100 ( L/U 〈10s ) 〈50+0.5 L/U ( 10s 〈 L/U 〈30s ) 〈200 (30s 〈L/U) nd 0 2 Ovs. 〈25 ( L/U〈10s ) 〈200+0.5 L/U ( 10s 〈 L/U 〈30s ) 〈350 (30s 〈L/U) 1st Ovs. 〈250
Persamaan Gerak Persamaan matematika gerak manuver kapal yang didasarkan pada persamaan gerak kapal (surge, sway dan yaw) sbb.: =
X Y N
= =
( u& − rv ) m ( v& − ru ) & & I ZZ ψ m
(1)
dimana, m adalah berat kapal dan IZZ adalah momen inersia kapal. Selanjutnya, u, v dan r adalah komponen kecepatan terhadap titik berat kapal (G), U adalah resultan dari kecepatan kapal, X, Y and N adalah gaya-gaya dan momen hidrodinamika kapal. Gaya dan momen hidrodinamika tersebut dapat didefinisikan secara terpisah kedalam berbagai fisik elemen gaya dan momen kapal sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh Ogawa dan Kansai [11] sbb.:
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP3 - 3
ISBN : 978-979-127255-0-6
Tinjauan Hidrodinamika Konfigurasi Propeller… Arsitektur Elektro Geologi
A. Haris M, Syarifuddin D, Rusydi A & Hamzah Mesin Perkapalan Sipil
X = XH + XR + XP Y = YH + YR
(2)
N = NH + NR dimana subskript H, P dan R merujuk pada elemen lambung (hull), propeler , dan daun kemudi. Gaya dan Momen yang Ditimbulkan Lambung Persamaan-persamaan gaya dan momen yang ditimbulkan oleh lambung (XH, YH dan NH) pada prinsipnya adalah sebuah pendekatan dari regresi polynomial β dan rt. Selanjutnya koefisien dari persamaan tersebut dapat disebut koefisien turunan hidrodinamika. Persamaan-persamaan tersebut adalah sbb. (lihat Yoshimura [12], Yoshimura dan Ning, [13] 2 4 ′ β 2 + (Xβ ′ r − m′y ) βr′ + X rr ′ r′2 + X ββββ ′ β ) X H = 1 ρLdU ( X 0′ + X ββ 2 2 ′ β 3 + Yββ ′ r β 2r′ + Yβ′ rrβr′2 + Yrrr ′ r′3 ) YH = 1 ρLdU (Yβ′ β + (Yr′ − m′x )r′ + Yβββ 2 ′ = 1 ρL2dU 2 ( N ′ β + Nr′ r′ + N ′ β 3 + N ′ β 2r′ + N ′ βr′2 + Nrrr ′ r′3 ) NH β βββ ββr βrr 2
(3)
Dalam persamaan (3) mx dan my adalah massa tambahan kapal (added mass), β adalah sudut belok kapal (drift angle) dan rt adalah perubahan sudut putar kapal per detik (turning rate, tanpa dimensi). Selanjutnya ekspresi untuk β dan rt adalah sbb.:
β = tan −1 (v u )
(4)
r t = r (L U ) Gaya dan Momen yang Ditimbukan Propeller dan Kemudi
Persamaan-persamaan gaya dan momen yang ditimbulkan propeler dan daun kemudi kapal dapat diekspresikan berdasarkan persamaan yang dikembangkan oleh Kijima et al. [14] dan Kijima dan Tanaka [15]. Gaya dan momen yang ditimbulkan propeler ( XP, YP dan NP) adalah sbb. X P = (1 − t P ) ρK T D P4 n 2
(5)
YP = 0 NP = 0
di dalam persamaan (5),
KT ( J P ) = C1 + C2 J P + C3 J P
2
J P = U cosβ (1− wP ) /(nDP ) dimana; tp adalah koefisien pengurangan gaya dorong, n adalah putaran propeler, DP adalah diameter propeler, KT adalah koefisien gaya dorong propeler, wP adalah koefisien fraksi arus ikut propeller efektip, JP adalah koefisien angka maju, dan C1, C2 dan C3 adalah masing-masing konstanta angka maju. Selain menggunakan center propeller sebagai mana persamaan 5, kapal pinisi juga dilengkapi dengan side propeller, berdasarkan peletakan propeller sisi, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kapal manuver dengan momen yang ditimbulkannya. Melalui konsep yang dikembangkan Insel [16] sehubungan pengunaan truster ganda pada kapal ferry, maka model matematik untuk side propeller didekati dengan persamaan sebagai berikut:
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP3 - 4
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
X P = (1 − t P ) ρ K T D P4 n 2 Cos α
(6)
Y P = (1 − t P ) ρ K T D P4 n 2 Sin α N P = − (1 − t P ) ρ K T D P4 n 2 Sin α . Xsp − (1 − t P ) ρ K T D P4 n 2 Cos α .Ysp
dimana: x SP = jarak posisi propeller samping terhadap centre of gravity (CG) pada sumbu x
y SP = jarak posisi propeller samping terhadap centre of gravity (CG) pada sumbu y Selanjutnya gaya dan momen pada daun kemudi (XR, YR dan NR) dapat dirumuskan sbb.:
X R = −(1 − t R ) FN sin δ YR = −(1 + aH ) FN cos δ
(7)
N R = −( xR + aH xH ) FN cos δ
δ adalah sudut kemiringan daun kemudi, x R adalah kedudukan posisi daun kemudi ( = − L / 2 ) , dan t R , a H dan x H adalah sejumlah koefisien gaya interaksi antara lambung, propeler dan daun kemudi.
dimana
tP , Gaya yang dihasilkan daun kemudi dapat ditulis sbb.: FN =
1 2
ρ A R f α U R2 sin α R
(8)
dimana AR adalah luasan daun kemudi dan fα adalah koefisien gaya angkat daun kemudi, yang merupakan fungsi dari perbandingan chord dan span daun kemudi (Λ), sbb.:
f α = 6 ,13 Λ /( 2 , 25 + Λ )
(9)
Selanjutnya UR dan αR adalah masing-masing kecepatan masuk aliran fluida pada daun kemudi dan sudut kemiringan daun kemudi, dirumuskan sbb.: U
α
R
=
u R2 + v R2
R
= δ − tan
−1
− vR uR
(10)
dimana u R = ε (1 − w ) u ×
{
µ 1+κ
( 1 + (8 K
T
/π J 2) −1
)} + (1 − η ) 2
(11)
v R = γ R (v − r l R )
Dalam persamaan (10) ε , κ , γ R dan l R adalah sejumlah parameter kecepatan fluida yang melewati daun kemudi. Selanjutnya 1 − w dan η adalah fraksi arus ikut propeler efektip, D P / H adalah harga perbandingan diameter propeler dan tinggi daun kemudi.
METODELOGI PENELITIAN Dalam upaya menilai kemampuan kapal, secara sistematis diperlukan tahapan sebagai berikut: i) Pemodelan matematika, ii) Koefisien turunan hidrodinamika, iii) Simulasi dan pemrograman, iv) Pengujian tahanan (resistance) kapal, v) Pemeodelan sistem propulsi.
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP3 - 5
ISBN : 978-979-127255-0-6
Tinjauan Hidrodinamika Konfigurasi Propeller… Arsitektur Elektro Geologi
A. Haris M, Syarifuddin D, Rusydi A & Hamzah Mesin Perkapalan Sipil
Model Matematik
Dalam menganalisis performance kapal melalui simulasi komputer, pemodelan matematika penting dikembangkan termasuk koefisien turunan hidrodinamika didalamnya. Dalam penelitian ini, model matematika dikembangkan adalah berdasarkan persamaan gerak maju kapal (surge). Persamaan matemetika tersebut dikembangkan berdasarkan konsep MMG (Mathematical Modelling Group) yang dikembangkan Kansai dan Ogawa [11]. Dimana persamaan matematika tersebut meliputi persamaan terpisah komponen lambung, propeller dan rudder serta komponen interaksi antara komponen lambung dan propeler. Persamaan gaya komponen lambung yang digunakan dalam simulasi mengunakan persamaan yang dikembangkan berdasarkan Yoshimura dan Ning [12] dan Yoshimura, [13], Kijima [14 dan 15] dan Insel [16] dalam memprediksi gaya peopulsi. Koefisien Turunan Hidrodinamika
Dalam penilaian gerak maju kapal melalui proses simulasi, persamaan matematika beserta koefisien turunan hidrodinamika adalah sangat penting. IMO telah merekomendasikan sejumlah metode yang dapat digunakan dalam memprediksi koefisien turunan hidrodinamika antara lain: i) Percobaan di dalam tangki / free running test dalam skala model, ii) Metode yang didasarkan pada sejumlah database pengujian, iii) Metode yang didasarkan pada teori perhitungan (CFD) dan iv) Metode yang didasarkan pada persamaan semi-empirikal. Dalam penelitian ini prediksi sejumlah koefisien turunan hidrodinamika gerak maju kapal kapal (resistance) dilakukan berdasarkan eksperimen. Simulasi dan Pemprograman
Organisasi Maritim Internasional (IMO), penilaian gerak surge kapal dapat dianalisis berdasarkan jalur yang dilalui kapal. Program simulasi melalui komputer beserta persamaan matematika didalamnya adalah salah satu metode yang telah direkomendasi oleh IMO. Penelitian ini akan menampilkan gerak kapal (turning circle dan zigzag manoeuvring) dengan mengunakan konsep simulasi domain waktu, jalur kapal yang diperoleh melalui simulasi berdasarkan integral lipat dua percepatan kapal terhadap gerakan kapal. Selanjutnya melalui persamaan matematika dan koefisien hidrodinamika, sebuah program simualsi komputer telah kembangkan melalui program MATLAB-Simulink. Pengujian/Eksperimen
Untuk melihat penomena hidrodinamika kapal secara nyata diperlukan suatu pengujian, Pengujian tahanan (resistance test) pada tangki percobaan. Pengujian dilaksanakan dengan metode gravitasi dengan mengunakan model dengan panjang 1.2 m (skala 1/30) diuji pada tangki tarik Jurusan Perkapalan Universitas Hasanuddi (18 m panjang x 1.8 m lebar x 1.8 m kedalaman). Pemodelan Sistem Propulsi
Untuk dapat mempertahankan kecepatan kapal dan mendukung kemampuan olah gerak kapal, konfigurasi sistem propulsi sangat memegang peran penting. Tabel 2 menanpilkan model konfigurasi peletakan propeller yang dipergunakan pada kapal tradisional Tipe Pinisi Tabel 2. Konfigurasi peletakan propeller
Konfigurasi
A
Jumlah propeller 1
B
2
C
2
ISBN : 978-979-127255-0-6
Peletakan Propeller
Pada center kapal, xsp= -; ysp=0 (Power 100%) 1-Propeller pada center kapal, xsp=-; ysp 0 (Power 70% 1-Propeller pada sisi kiri kapal xsp =-: ysp 1.5m (Power 30%) 1-Propeller pada center kapal, xsp= -; ysp 0 (Power 70% 1-Propeller pada sisi kiri kapal xsp =-: ysp 3.0 m (Power 30%)
Group Teknik Perkapalan TP3 - 6
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
BAHASAN Perhitungan Tahanan Kapal
Pengujian tahanana kapal dilaksanakan melalui tanki tari (towing tank) dengan bentuk lambung dan ukuran utama sebagaimana Gambar 4 dan Tabel 3. Proses ektrapolasi perhitungan tahanan model ke dimensi kapal yang sesunguhnya (full scale) digunakan Froude’s Principle dan model-ship correlation line [8 dan 9]. Perhitungan tahanan gesek (friction resistance) didasarkan pada Metode ITTC 1957. Berdasarkan metode tersebut tahanan kapal diperoleh sebesar RTS = 47.22 kN pada kecepatan 5.14 m/s ( atau 10 knot), Hasil lengkap pengujian tahanan kapal kayu tradisional tipe pinisi diperlihatkan pada Gambar 5.
Gambar 2. Model kapal kayu tradisional Tipe Pinisi yang digunakan.
Tabel 3. Dimensi utama kapal kayu tradisional tipe pinisi
Dimensi Skala, λ Displasmen (ton) Lwl (m) B (m) H (m) T (m) Cb V (Knot)
Kapal 1 279.92 30.5 8.5 3.7 2.7 0.389 10
Model 35 0.00637 0.87 0.24 0.053846 0.011 0.389 0.87
60
50
RT (kN)
40
30
20
10 experimen 0 2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
5.5
v (m/s)
Gambar 3. Karakteristik tahanan kapal kayu tradisional Tipe Pinisi melalui pengujian model eksperimen
Pembebanan Propeller
Berdasarkan bentuk linggih dan posisi kamar mesin kapal kayu tradisonal tipe pinisi berada pada buritan kapal, hal tersebut hanya memungkinkan untuk pengunaan single propeller. Pemilihan propeler diorientasikan pada
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP3 - 7
ISBN : 978-979-127255-0-6
Tinjauan Hidrodinamika Konfigurasi Propeller… Arsitektur Elektro Geologi
A. Haris M, Syarifuddin D, Rusydi A & Hamzah Mesin Perkapalan Sipil
tipe Wagerningen B-series dengan diameter dan jumlah daun propeller didasarkan pada clearance yang tersedia. Selanjutnya perhitungan luas daun propeller mengunakan pendekatan persamaan Kuiper [10]. Penentuan Power (BHP) dan sejumlah parameter propulsi ditentukan dengan mengunakan konsep hull - propeller Matching hubungan antara tahanan kapal dan pembebanan yang dialami propeller. Hasil lengkap perhitungan propeller sebagaimana ditampilkan pada Table 4. Selanjutnya koefisien turunan hidrodinamik gerak kapal ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 4: Parameter Propeller dan Daya Motor
Parameter Kecepatan, m/s Tahanan kapal, kN Jumlah daun Diameter P/D Luasan daun RPS Wake Thrust
Dimensi 5.14 47.22 4 1.3 0.7 60 10.26 0.14 51.02
Parameter Hull Eff. Rotary Eff. Open water Eff. Shaft Eff. Transmisi Eff. Eff Prop EHP (HP) BHP (HP) AR (Rudder Area
Dimensi 1.08 1.05 0.41 0.98 0.98 0.57 327.72 732.20 2.275
Tabel 5. Prediksi Turunan Hidrodinamika Kapal
Komponen X X'ββ -0.0382 X'βr-m'y 0.003580 X'rr 0.0300 X'ββββ 0.36187
Komponen Y Y'β 0.4821 Y'r-m'x 0.02121 Y'βββ 1.2 Y'ββr -0.500 Y'βrr 0.3400 Y'rrr -0.0400
Komponen N N'β 0.2125 N'r -0.0696 N'βββ 0.3 N'ββr -0.3300 N'βrr 0.0100 N'rrr 0.000
1-tr Αh Ε K l'R Γr
Interaksi 0.8682 0.0225 0.9015 0.5160 1.0197 0.3797
Penggaruh Pemasangan Propeller Sisi
Gambar 6 menampilkan hasil simulasi numerik gerak kapal (turning circle) dengan 2 jenis model konfigurasi propeller (konfigurasi A dan B). Konfigurasi A terdiri dari satu propeller yang terpasanga pada centerline kapal (Power 100% atau sama dengan 732.2 Hp) dan selanjutnya Konfigurasi B terdiri dari 2 propeller, 1 terpasang pada centerline dengan power 70% dan yang lainya dipasangan pada sisi kapal (disebut propeller sisi) dengan power 30%. Peletakan propeller sisi pada sebelah kiri dengan jarak (Ysp = 1.5 m dari centerline kapal). Dari hasil simulasi kedua konfigurasi menunjukan bahwa kapal dengan susunan propeller pada Konfigurasi B memiliki taktical diameter yang lebih baik 6.38 % dibanding dengan pengunaan susunan propeller pada konfigurasi A, hal tersebut dikarenan gaya momen yang dihasilkan propeller. Namun dari kedua konfigurasi tersebut, harga tactical diameter (DT) dan Advance (AD) yang dihasilkan masih memenuhi ketentuan yang disyaratkan IMO masing-masing (DT < 5 Lbp dan AD < 4,5 Lbp). Gambar 7 menampilkan hasil simulasi pengaruh jarak pelatakan propeller sisi terhadap gerak kapal (turning circle) pada Konfigurasi B dan C. Berdasarkan hasil simulasi bahwa semakin jauh peletakan propeller sisi terhadap centerline kapal hal tersebut akan meningkatkan kemampuan turning kapal Gambar 8 menampilkan hasil simulasi untuk gerakan zig-zag manuver 10°/10o pada 2 konfigurasi propeller (Konfigurasi A dan B). Dari hasil simulasi menujukan bahawa dari kedua konfigurasi tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan IMO. Namun dengan pengunaan propeller sisi (konfigurasi B) gerak zigzag akan lebih baik dibanding hanya mengunakan propeller tunggal (Kanfigurasi A), hal ini ditandai dengan kemampuan heading pada 1st overshoot maupun 2nd overshoot). Demikian pula pengaruh jarak peletakan propeller sisi (konfigurasi B dan C) sangat berperan pada gerakan zig-zag manuver (Gambar 9) . Hasil lengkap simulasi dapat dilihat Tabel 4.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP3 - 8
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Gambar 4. Turning circle dengan variasi konfigurasi propeller
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Gambar 5. Turning circle dengan variasi peletakan jarak propeller sisi dari CL kapal
Gambar 6. Zigzag 10/10 derajat dengan variasi konfigurasi propeller
Gambar 7. Zigzag 10/10 derajat dengan variasi peletakan jarak propeller sisi dari CL kapal
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP3 - 9
ISBN : 978-979-127255-0-6
Tinjauan Hidrodinamika Konfigurasi Propeller… Arsitektur Elektro Geologi
A. Haris M, Syarifuddin D, Rusydi A & Hamzah Mesin Perkapalan Sipil
Tabel 6. Parameter turning circle dan zigzag manoeuver sesuai konfigurasi propeller digunakan
Parametr
Kriteria IMO
Tactical Diameter (DT), m Advance (AD), m
< 5 L = 150 m < 4.5 L = 135 m
A 72.8 88.4
Zig-zag 10°, 1st Overshoot 2nd Overshoot
< 10° < 25°
11.53 33.93
Konfigurasi B 68.15 86.24
11.44 25.16
C 65.55 85.22
10.78 20.45
SIMPULAN Berdasarkan kajian diatas disimpulkan bahwa : 1. 2. 3. 4.
Simualsi numerik domain waktu yang digunakan dalam penelitian adalah sangat baik digunakan untuk memprediksi karakteristik gerakan manuver kapal tradisional Tipe Pinisi. Melalui pemansangan propeller sisi (asimetrik konfigurasi propeller) pada kapal tradisonal tipe pinisi hal tersebut menambah kemampuan manuver kapal (turning dan zigzag manuver kapal). Pengaruh jarak peletakan propeller sisi dari centerline (ysp) sangat berpengaruh terhadap kemampuan manuver kapal (turning dan zigzag manuver kapal). Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, pengujian dapat dilakukan melalui pengujian tangki percobaan (free running test).
DAFTAR PUSTAKA
[1].
Maimun, A., Muhammad, A.H., Salem, A., 2004, Development of A Simulation Program for PusherBarge Manoeuvring, 9th, JSPS Marine Transportation Engineering Seminar, Hiroshima, Japan, Oct. 2004. [2]. Rawson, K.J., and Tupper, E.C., 2001, Basic Ship Theory, Vol. 2., Oxford Boston :ButterworthHeineman [3]. Fujiwara, T., Hirata, K., Ueno, M., Nimura, T, 2003, Development of High Performance Sails for an Oceangoing Sailing Ship, Proceeding of International Conference on Marine Simulation and Ship Manoeuvrability. August 25-28, Kanazawa, Japan: Vol. 2. [4]. A. Haris Muhammad, I.K.A.P. Utama and S.W. Adji : A Design Study Into the Hull and Propulsion System Matching of 'Minajaya' Fishing Vessel With Chine and Round Bilge Hull Form”, Indonesia Journal of Marine Technology Research, Vol. 1, Number 3, ITS Indonesia, 2001 [5]. A. Haris Muhammad dan Qadriyani : Kombinasi Layard an Motor Prropulsi Sebagai Penggerak Kapal Tradisional Tipe Pinisi, Laporan Penelitian Mandiri Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 2011 [6]. A. Haris Muhammad, Daeng Paroka, dan Risqi Muhiddin Manuverabilitas Kapal Layar Motor Tipe Pinisi dengan Side Rudder Prosiding Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kealautan 2010 (SENTA 20010), Surabaya [7]. A. Haris Muhammad and Hasnawiya Hasan: Simulasi Dimensi Daun Kemudi KLM Tipe Pinisi Terhadap Peningkatkan Kemampuan Manuver Kapal, Prosiding Seminar Penelitian Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar 2008 [8]. Harmuddin Hamma, Analisis manuverabilitas kapal layar motor tipe pinisi, Skrips Strata Satu Jurusan Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin, 2009 [9]. Achmad F., Analisis respon gerak oleng kapal layar motor tipe pinisi akibat manuver, Skripsi Strata Satu Jurusan Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin, 2009 [10]. IMO (2002)"Standards for Ship Manoeuvrability", Report of the Maritime Safety Committee on its Seventy-Sixth Session-Annex 6 (Resolution MSC.137(76)), London, UK: International Maritime Organization. [11]. Ogawa, A., and Kansai, H., 1987, On the Mathematical Model of Manoeuvring Motion of Ship, International Shipbuilding Progress. Vol. 25, No 292: Pp306-319. [12]. Yoshimura, Y. (2001), “Investigation into the Yaw-Checking Ability in Ship Manoeuvability Standard,” Proc. Prediction of Ship manoeuvring Performance, Tokyo Japan.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP3 - 10
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
[13]. Yoshimura, Y. and Ning Ma. (2003), “Manoeuvring Prediction of Fishing Vesssels,” Proceeding of Marsim, Japan.Yoshimura [14]. Kijima, K., Yasuaki, N., and Masaki, T. ,1990, Prediction Method of Ship Manoeuvrability in Deep and Shallow Water. Proceedings of the Marsim & ISCM 90 Conference. June 4-7. Tokyo, Japan. [15]. Kijima K., and Tanaka S.,1993, On the prediction of ship manoeuvrability characteristics. Proceeding of the International Conference of Ship Simulation and Ship Manoeuvrability. September 15-17. London [16]. Insel, M danHelvacioglu (------)Manoeuvrability analysis of double ended ferries in preliminary design
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP3 - 11
ISBN : 978-979-127255-0-6
Tinjauan Hidrodinamika Konfigurasi Propeller… Arsitektur Elektro Geologi
ISBN : 978-979-127255-0-6
A. Haris M, Syarifuddin D, Rusydi A & Hamzah Mesin Perkapalan Sipil
Group Teknik Perkapalan TP3 - 12
Volume 5 : Desember 2011