TINDAK TUTUR MEMUJI DAN MERESPONS PUJIAN DALAM DRAMA UMARERU Stevani Muthmainnah Putri1, Diana Kartika2, Anwar Nasihin2 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] 2 Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta
Abstract The writing of the thesis was carried out to describe the speech acts of both Compliments and strategies respond to Compliments in Dramas Umareru. In this study the author uses a non participant observation methods with a pragmatic approach. The study of Theory used in this study speech acts said using the theory of J.L. Austin, The type of speech acts said using the theory of Austin and Searle, Follow said compliment and strategies respond to compliment using the opinion of Carla, Direct, not direct, literal, nonliteral theory is the theory of Wijana, The concept of relationship speakers and hearer by using theory of Brown and Gilman. Events using the theory of Hymes. Based on the results of the research, the topic of compliments and compliment responding strategies that often arise in situations (+ P) and (-S) is a speech act compliments the ability/performance and strategy received compliments by thanking directly literal, situation (-P) and the (+ S) is a speech act compliments the appearance of directly literal and strategies received acclaim by agreeing to direct literal, In situation (+ P) and (S) the speech act compliments on the success directly Literal and refused to compliments approve no direct literal, and the situation (-P) and (-S) is a speech act compliments directly literal and strategies respond to compliments the question to deflect directly literally. Key Words: Speech Acts, Compliments, Respond to Compliments.
Pendahuluan
secara bersamaan, yaitu (a) tindak lokusi
Istilah dan teori mengenai tindak
(locutionary acts), (b) tindak ilokusi
tutur mula-mula diperkenalkan oleh J.L.
(illocutionary
Austin (1962:22).Tindak tutur (speech art)
perlokusi (perlocutionary acts).
merupakan
unsur
pragmatik
acts)
dan
(c)
tindak
yang
melibatkan pembicara, pendengar, penulis, pembaca serta yang dibicarakan. Dalam tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Menurut Austin, setiap kali penutur berujar, dia melakukan tiga tindakan
(a).
Tindak
lokusi,
tindakan untuk sesuatu. Tindakan
melakukan mengatakan lokusi
mengandung makna literal. Contoh: “It is hot here”, makna lokusinya berhubungan dengan suhu udara di
tempat itu. Contoh lain ‘Saya lapar’,
harus segera berangkat ke kantor, jadi
seseorang mengartikan ‘Saya’ sebagai
minta disediakan sarapan. Oleh karena
orang pertama tunggal (si penutur),
itu, si istri akan menjawab mungkin
dan ‘lapar’ mengacu pada ‘perut
seperti kalimat berikut, “Ya Pak!
kosong
Sebentar lagi sarapan siap.”
dan
perlu
diisi’,
tanpa
bermaksud untuk meminta makanan. Dengan kata lain, tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami.
(c). Tindak perlokusi (Perlocutionary act), melakukan
suatu
mengatakan
tindakan dengan
sesuatu.
Tindak
perlokusi menghasilkan efek atau hasil. yaitu hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan itu pada pendengar,
(b). Tindak ilokusi, melakukan suatu tindakan dengan
sesuai dengan situasi dan kondisi
mengatakan
pengucapan kalimat itu. Tanggapan
sesuatu. Pada tindak tutur ilokusi,
tersebut tidak hanya berbentuk kata-
penutur menyatakan sesuatu dengan
kata, tetapi juga berbentuk tindakan
menggunakan suatu daya yang khas,
atau
yang membuat si penutur bertindak
pengaruh ini dapat secara sengaja
sesuai dengan apa yang dituturkanya.
atautidak sengaja dikreasikan oleh
Tindakan ini mengandung makna
penuturnya. Contoh: ‘Saya lapar’,
yang
yang
berhubungan dengan
fungsi
perbuatan.
Efek
dituturkan
atau
daya
oleh si penutur
sosial. Pada kalimat “It is hot here”,
menimbulkan efek kepada pendengar,
makna
mungkin
yaitu dengan reaksi memberikan atau
permintaan (request) agar membuka
menawarkan makanan kepada penutur.
jendela lebar-lebar, atau bila kalimat
Pada
tersebut
mungkin
berdasarkan konteks tertentu (udara
keluhan
panas, berada dalam ruangan yang
Contoh lain: “ Sudah
jendela dan pintu tertutup semua,
hampir pukul tujuh.” Kalimat di atas
misalnya), maka hasil yang akan
bila dituturkan oleh seorang suami
diperoleh adalah jendela akan dibuka
kepada istrinya di pagi hari, selain
lebar-lebar atau tidak dihiraukan sama
memberi informasi tentang waktu,
sekali.
ilokusinya
diulang-ulang,
mengisyaratkan (complaint).
juga
berisi
tindakan
yaitu
mengingatkan si istri bahwa si suami
kalimat
“It
is
hot
here”,
Tindak tutur ekspresif, menurut
pujian dalam bertutur akan berbeda, sesuai
Searle dalam Suyono (1990: 5), bisa
dengan kekuasaan dan keakraban antara
disebut tindak tutur evaluatif. Tindak tutur
penutur dengan petutur. Situasi kekuasaan
eksepresif
yang
dan keakraban dapat mempengaruhi tindak
dimaksudkan penuturnya agar ujarannya
tutur memuji dan merespons pujian, baik
diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang
secara langsung, tidak langsung, literal
disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan
maupun
yang
pujian,
adalah
termasuk
tindak
dalam
tutur
jenis
tuturan
nonliteral. petutur
Dalam
merespons
harus dapat
memilih
ekspresif tersebut antara lain ialah tuturan
strategi yang tepat, seperti mengggunakan
memuji,
kasih,
strategi menolak pujian, menerima pujian
menyalahkan,
dan lain-lain. Strategi digunakan untuk
mengucapkan selamat, dan menyanjung.
menghormati penutur yang telah memuji,
Contoh dari tindak tutur ekspresif terdapat
dan menghormati penutur dalam sebagai
dalam tuturan berikut.
merespons pujian balasan dari pujian
1. "Bagus sekali jawabanmu, hanya masih
tersebut.
mengucapkan
mengkritik,
mengeluh,
kurang
spesifik".
merupakan
tindak
terima
Tuturan tutur
ini
ekspresif
berupa pujian yang memiliki maksud agar mitra tutur dapat memperbaiki jawaban yang dinilai kurang spesifik. 2. "Terima
kasih
atas
sanjunganmu".
Tuturan ini merupakan tindak tutur ekspresif berupa mengucapakan terima kasih. Tuturan ini memiliki maksud
Tuturan memuji adalah tuturan yang digunakan untuk melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah, berani, dan sebagainya (Annida, 2009:14). Tindak tutur memuji dalam bahasa Jepang, menurut Carla, (http://www.carla.umn.edu/speechacts/japan ese/Compliments/Compliments.htm)
dapat
dikemukakan sebagai berikut.
agar mitra tutur tidak memuji penutur terlalu berlebihan. 3. "Sudah bekerja keras tapi gaji tidak
1) Memuji prestasi seseorang, kata pujian yang digunakan ialah.
naik". Tuturan ini merupakan keluhan
a. がんばってる ganbatteru 'bekerja
terhadap apa yang selama ini telah
keras'.Contoh : ひろ ちゃん, がんば
dikerjakannya.
っ
Di antara beberapa jenis tindak tersebut, tindak tutur yang akan di teliti ialah tindak tutur memuji dan merespons pujian.Tindak tutur memuji dan merespons
て
る
ね
。
Hirochan,
ganbatterune."Hiro-chan,
berusaha
keras."
b. 一 生 懸 命 だ 'bekerja
keras,
isshoukenmeida berusaha
(untuk
melakukan) yang terbaik'.Contoh : 君, 一
生
懸
命
だ
bagus. keren." d. よ く 似 合 っ て る
yoku niatteru
Kimi,
'cocok dengan kamu'. Contoh : あら、
berusaha
そのくつよく似合ってるじゃない。
。
isshoukenmeida"Kamu,
Kakkoiine. "Naoko-chan, T-shirtnya
(untuk melakukan) yang terbaik."
Ara, sono kutsu yoku niatteru janai."O
c. 成績が上がってきてる seisekiga
h, sepatunya cocok dengan kamu."
meningkat.'
3) Memuji rasa makanan yang dibuat
Contoh : やがみさんの娘は, 成績が上
seseorang, kata pujian yang digunakan
が っ て き て ま す 。 Yagami san no
ialah.
agatte
kiteru
'
nilai
agatte
a.おいしい oishii ‘lezat’ Contoh : お
kitemasu."Anak Yagami san, nilainya
弁当, とても おいしかっ た です。
meningkat."
Obentou,
musume
ha,
seisekiga
d. 字がきれいだ jiga kireida ‘tulisan yang rapi'.Contoh : ぼっちゃん,字が き れ い だ 。 Bocchan,
jiga
b.おいしそう oishisou ‘terlihat lezat' Contoh : 料 理 , お い し そ う だ 。 Ryouri,
rapi."
terlihat lezat." penampilan
seseorang,
kata pujian yang digunakan ialah. a. す て き
oishikatta
desu."Makan siangnya, sangat enak.
kireida."Tuan muda, tulisanya yang
2) Memuji
totemo
oishisouda."Masakanya,
d. 口 の 中 で と ろ け そ う
kuchino
nakade torokesou ‘meleleh di mulut'.
‘indah, bagus.'
Contoh : チョコレートは口の中で
Contoh : すてきなネックレスです
と ろ け そ う で す ね 。 Chokorētoha
ね 。 Sutekina nekkuresu desune.
kuchino nakade torokesou."Coklatnya
"Kalungnya bagus ya."
seperti meleleh di mulut."
suteki
b. か わ い い
kawaii
'imut, cantik'.
Contoh : めぐみちゃん、そのかば ん 、 か わ い い ね 。 Megumi-chan, sono kaban kawaiine. "Megumi-chan,
4) Memuji atas keberhasilan seseorang, kata yang digunakan ialah. a.よかったですね。 Yokatta desune "Syukurlah
(Saya
senang
untuk
keberhasilan Anda)". Contoh : おとうさ
tas yang lucu."
ん、おめでとうございます。よかったですね。
c.いい ii 'baik'. Contoh : なおこちゃん、 そ の Tシ ャツ い い じ ゃ ん。 か っこ い い ね 。
Naoko-chan,
sono
tiishatsu
iijan.
Otōsan,
omedetōgozaimasu.
Yokattadesune."Ayah,
selamat.
a.うまい umai 'pandai'. Contoh : 先輩、
Syukurlah (Saya senang untuk Anda)".
ギター、うまいですね。Senpai, gitaa,
b. 残 業 の 甲 斐 が あ り ま し た ね 。
umaidesune. "Senior, pandai main
Zangyouno
kaiga
arimashitane
'bekerja lembur kamu telah dihargai,
gitar ya". b.上手 jouzu 'pintar'. Contoh : みな子
bukan? ". Contoh : 加藤君, 残業の甲
さん、とってもお料理お上手ですね。
斐 が あ り ま し た ね 。 Katou kun,
Minako-san, tottemo oryouri jouzu
Zangyouno
desune.
kaiga
arimashitane.
"Katou, bekerja lembur kamu telah
5) Untuk memuji harta/benda seseorang, kata yang digunakan ialah. takasou
sangat
pintar
memasak." c.えらい erai 'hebat'. Contoh : まさお
dihargai, bukan? ".
a. 高 そ う
"Minako
'tampak mahal'
Contoh : パソコン、高そうですね。
君 、 英 語 え ら い で す ね 。 Masao-
kun, eigo erai desune.
"Masao,
bahasa Inggrisnya hebat." b.いい ii 'bagus. Contoh : 論文がい
Pasokon, takasou desune. "Laptopnya,
い で す ね 。 Ronbun ga iidesune.
tampak mahal ya.
"Makalahnya bagus ya."
b.かっこいい kakkoii 'tampan, keren'
Tuturan merespons pujian adalah
Contoh : 腕時計、かっこいいね。
tuturan yang digunakan untuk membalas
Udedokei, kakkoiine. "Jam tangannya,
ketika mendapat pujian. Strategi tindak
keren."
tutur merespon pujian dalam bahasa
c.いい ii ‘baik’ Contoh : その 財布, いい
ね え 。 Sono Saifu, iinee.
"Dompetnya, bagus."
Jepang,
menurut
Carla,
(http://www.carla.umn.edu/speechacts/japa nese/Compliments/Compliments.htm) dapat dikemukakan sebagai berikut.
d. 乗 り 心 地 よ さ そ う norigokochi yosasou 'terlihat nyaman (untuk naik)’. Contoh : くるま、乗り心地よさそ う 。 Kuruma. norigokochi yosasou.
1) Menerima Ada tiga strategi yang termasuk strategi menerima.
"Mobilnya, terlihat nyaman (untuk naik)." 6) Untuk memuji kemampuan / kinerja seseorang, kata yang digunakan ialah.
a.Berterima kasih : (どうも)ありがと う(ございます)。
(Doumo)
arigatou (gozaimasu). 'Terima kasih banyak'.
b.Menyetujui : なかなかいいでしょう。
c.Memberikan
informasi
latar
Nakanaka ii desyou. "Bukankah itu
belakang : これは去年買ったんだ。
cukup baik?". 私も気にいっています。
Korewa
Watashimo kini itte imasu. "Saya
membelinya tahun lalu."
kyonen
kattanda.
"Saya
menyukainya, juga." 僕も実はそう思 う ん で す よ 。 Bokumo jitsuwa sou
omoun desuyo. "Sebenarnya, Saya
d.Memberitahu bahwa itu pemberian orang lain : 誕生日に友達がくれたの。 Tanjoubini
juga berpikir begitu".
tomodachiga
kuretano.
"Teman saya memberikannya pada c.Memberikan komentar positif : そう 言っていただけると嬉しいです。Sou
itte itadakeruto ureshii desu.
"Aku
senang mendengarnya." よ か っ た 。 Yokatta.
"Aku senang."
(Hanya
tersenyum senang hati).
hari ulang tahunku". e.Ekspresi terkejut : え? E? "Apa / Permisi". f.Merendahkan diri : これね、古いん ですよ。 Korene, furuin desuyo. "Ini
sudah tua loh!."
2. Membelokkan Ada delapan strategi yang masuk ke
g.Menggeser topik : ところで、・・・ さ ん は ど う し て る ? Tokorode,
dalam kategori ini.
…sanwa dou shiteru? "Omong-omong, a.Mempertanyakan : そう(ですか)?
bagaimana ...? '.
Sou(desuka)? "Apakah begitu?". ほん とに? Hontoni? "Benarkah?". 本当 にそう思われますか? Hontoni sou
omoware masuka? "Apakah Kamu benar-benar berpikir begitu?". そうか なあ。 Sou kanaa? "Aku ingin tahu
h.Membuat lelucon : 君の目がどうかし た ん じ ゃ な い か ? Kimino mega
douka shitanja naika?
"Tampaknya
ada yang salah dengan matamu." 3. Penolakan
apakah itu benar." どうでしょうねぇ。 Dou desyounee. "Saya tidak tahu
dalam kategori ini.
(apakah itu benar.) ". b.Mengembalikan pujian : ・ ・・さん だってすごいじゃない。
Ada dua strategi yang masuk ke
…san date
sugoi janai. "Kamu juga hebat".
a.Tidak setuju dengan pujian : いえい え ・ い や い や 。 Ieie/Iyaiya.
'Tidak,tidak'. と ん で も な い 。
2. Tindak tutur tidak langsung literal
Tondemo nai. "Tidak sama sekali." ま
adalah tindak tutur yang diungkapkan
さ か 、 そ ん な 。 Masaka sonna.
dengan modus kalimat yang tidak
"Tidak ada cara." 大したこと・もの じゃないんです。
sesuai dengan maksud pengutaraannya, tetapi
Taishita
koto/monoja nain desu. "Tidak ada yang istimewa." そ ん な こ と な い
makna
kata-kata
yang
menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur. Dalam tindak tutur ini maksud memerintah diutarakan
(んです)。 Sonna koto nai(ndesu).
dengan kalimat berita atau kalimat
"Itu tidak benar."
tanya. Contoh: kok gelap?. Tuturan di
b.Meragukan ketulusan pujian : でしょ。
冗談
Joudan desyo. "Kamu
atas dituturkan oleh seorang pemilik rumah kepada pembantunya
ketika
sedang mati lampu. Kalimat yang
bercanda." ま た またそん なお世 辞
digunakan
言って。 Mata mata sonna oseji itte.
kalimat tanya, secara tidak langsung
"Kamu menyanjung saya lagi."
memerintah
pemilik
rumah
dengan
adalah
maksud
agar
pembantu menghidupkan lilin. Wijana (1996:4), menguraikan dua macam jenis tindak tutur di dalam praktik
3. Tindak tutur langsung tidak literal
berbahasa, yaitu, (1) langsung dan tidak
adalah tindak tutur yang diutarakan
langsung, dan (2) literal dan nonliteral.
dengan modus kalimat yang sesuai
Dari interseksi dua macam jenis tinak tutur
dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata
itu dapat dihasilkan empat jenis tindak
yang
tutur yang berikutnya yakni:
makna yang sama dengan maksud
menyusunnya
tidak memiliki
penuturnya. Dalam tindak tutur ini, 1. Tindak tutur lansung literal adalah
maksud memerintah diutarakan dengan
tindak tutur yang diutarakan dengan
kalimat perintah, kalimat dan maksud
modus tuturan dan makna yang sama
menginformasikan
dengan
pengutaraannya.
deklaratif. Contoh: merokok lagi yang
Contoh: angkat tangan! Tuturan di atas
banyak, biar sehat! Tuturan di atas
dituturkan oleh seorang polisi yang
dituturkan oleh seorang dokter kepada
memerintahkan seseorang mengangkat
pasiennya,
tangannya sebelum ditangkap karena
memerintahkan
maksud
melakukan kejahatan.
dengan
dokter pasiennya
kalimat
tersebut agar
mengurangi menghisap rokok supaya
akrab atau tidaknya penutur dengan mitra
sehat.
tutur. Keakraban dilihat dari hubungan
4. Tindak tutur tidak langsung tidak literal
personal antara penutur dan mitra tutur.
adalah tindak tutur yang diutarakan
Scollon dalam Bima Anggreni
dengan modus kalimat dan makna
(2008: 17) mengungkapkan hubungan
kalimat
peran antara penutur dan mitra bicara
yang tidak sesuai dengan
maksud
yang
hendak
diutarakan.
dalam melakukan tuturan tidak dapat
Contoh:
cepat
sekali
makannya.
dilepaskan dari beberapa fakto penting
Tuturan di atas dituturkan oleh seorang
yang diantaranya adalah power atau
ibu kepada anaknya untuk menyuruh
kekuasaan dan distance atau jarak yang
anaknya pelan-pelan ketika makan.
terdapat diantara peserta tutur. Power atau kekuasaan (P) mengacu kepada tiga tipe
Roger Brown dan Albert Gilman (1960 : 158-163) menyatakan bahwa di dalam suatu peran terdapat dua faktor yang menentukan hubungan penutur dengan petutur, yaitu faktor kekuasaan dan faktor solidaritas. Kedua faktor ini dapat juga
hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur, yaitu apakah status mitra tutur lebih tinggi, sejajar ataupun lebih rendah dari penutur. Distance atau jarak mengacu kepada
vertikal
mengukur
kekuasaan
yang
dimiliki oleh seorang. Kekuasaan yang dimaksud dapat berupa kekuasaan fisik, kekayaan, usia, kekuasaan institusi, dan lain-lain. Sumbu horizontal mengukur faktor solidaritas. Solidaritas adalah rasa yang timbul karena adanya persamaan atau kemiripan dalam cara berpikir dan tingkah laku, antara lain agama, profesi, jenis kelamin, tempat kelahiran dan keluarga. Solidaritas juga timbul karena adanya kontak / hubungan yang terus-menerus, atau
juga
karena
kesamaan
tujuan.
Solidaritas dapat juga mengacu kepada
secara
kejiwaan
yang
terdapat pada penutur dan mitra tutur.
disebut dengan sumbu vertikal (kekuasaan) dan sumbu horizontal (solidaritas). Sumbu
jarak
Dalam setiap peristiwa percakapan (tutur), selalu terdapat faktor-faktor yang mengambil peranan dalam peristiwa itu, seperti penutur, lawan bicara, pokok pembicaraan, tempat bicara, dan lain-lain. Pembicara akan memperhitungkan dengan siapa dia berbicara, tentang apa yang dibicarakan, di mana dibicarakan, situasi bicara, dan lain-lain yang akan membagi warna
pembicaraan
peristiwa
itu
itu.
disebut
Keseluruhan
peristiwa
tutur
(Speech Event). Hymes 2002:323),
(dalam menyebutkan
Sumarsono, delapan
komponen yang perlu diperhatikan ketika
terjadi peristiwa tutur. Komponen itu dapat dikemukakan satu persatu berikut. Setting
and
Scene.
Instrumentalities
mengacu
pada
jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur Setting
lisan, tertulis, melalui telegraf, atau telepon.
berkenaan dengan waktu dan tempat tutur
Instrumentalities ini juga mengacu pada
berlangsung, sedangkan scene mengacu
kode ujaran yang digunakan, seperti
pada situasi tempat dan waktu. Waktu,
bahasa, dialek, fragam, atau register.
tempat, dan situasi tuturan yang berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi
Norm
of
Interaction
and
Interpretation mengacu pada norma atau
bahasa yang berbeda.
aturan dalam berinteraksi. Selain itu, juga Participant yang
terlibat
adalah
dalam
pihak-pihak
penuturan,
bisa
mengacu pada norma penafsiran terhadap ujaran lawan bicara.
pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan penerima (pesan). Dua orang yang bercakap-cakap
Genre mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah, doa, dan sebagainya.
dapat berganti peran. End merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan.
Metodologi Metode yang digunakan dalam
Act Sequence mengacu pada bentuk
penelitian ini adalah metode deskriptif.
ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran ini
Menurut Sudaryanto (1992:62), metode
berkenaan
yang
deskriptif adalah metode yang dilakukan
digunakan, bagaimana penggunaannya dan
semata-mata hanya berdasarkan pada fakta
hubungan antara apa yang dikatakan
yang ada atau fenomena yang memang
dengan topik pembicaraan.
secara empiris masih digunakan oleh
dengan
kata-kata
penuturnya sehingga dapat dipaparkan Key mengacu pada nada, cara dan
seperti apa adanya. Sumber data yang
semangat dimana suatu pesan disampaikan,
digunakan pada penelitian ini adalah
misalnya dengan senang hati, dengan
drama Umareru yang berhubungan dengan
serius, dengan singkat, dengan sombong,
tindak tutur memuji dan merespons pujian
dengan mengejek, dan sebagainya. Hal ini
dalam bahasa Jepang, baik langsung, tidak
dapat juga ditunjukkan dengan gerak tubuh
langsung, literal dan nonliteral dalam
dan isyarat.
situasi hubungan kekuasaan dan keakraban di antara penutur dan petutur.
Teknik penelitian
ini
yang digunakan dalam adalah
observasi
3. Reduksi data yaitu memilih hal-hal
non
pokok yang sesuai dengan fokus
partisipan. Menurut Margono (2005:161-
penelitian.
162), observasi nonpartisipan merupakan
4. Penyajian data
suatu "proses pengamatan observer tanpa
Penyajian data adalah sekumpulan
ikut
informasi
dalam
diobservasi
kehidupan dan
orang
secara
yang terpisah
kesimpulan
mengamati setiap perilaku tokoh dan
tindakan.
setiap kejadian dalam film Umareru yang
dan
petutur.
Setelah
itu,
penarikan
situasi
peneliti
keputusan
dan
kesimpulan
atau
verifikasi. Hasil dan pembahasan Tindak Tutur Memuji
mencatatnya lalu mengklasifikasikannya sesuai kelompok tindak tutur memuji dan
pengambilan
Setelah data disajikan, dilakukan
baik langsung, tidak langsung, literal
kekuasaan dan keakraban antara penutur
yang
verifikasi
dan respon pujian dalam bahasa Jepang,
dengan
dan
5. Pengambilan
berhubungan dengan tindak tutur memuji
nonliteral
tersusun
memungkinkan adanya penarikan
berkedudukan sebagai pengamat ". Peneliti
maupun
yang
1.
Situasi
Kekuasaan
(+P)
dan
strategi merespon pujian dalam bahasa Jepang, baik langsung, tidak langsung, literal maupun nonliteral dengan situasi
Solidaritas (-S) Pada situasi kekuasaan lebih tinggi
kekuasaan dan keakraban antara penutur (+P) dan solidaritas yang lebih rendah
dan petutur. Menurut Miles dan
Huberman
(1992: 16), tahapan analisis dapat di kemukakan sebagai berikut. 1. Pengumpulan data Penelitian mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi. 2. Reduksi data
(-S), ditemukan sebanyak 10 data, yang dapat diklarifikasikan ke dalam empat tindak tutur memuji, yaitu (1) tindak tutur memuji kinerja/kemampuan secara langsung literal, (2) tindak tutur memuji rasa masakan yang dibuat seseorang, secara langsung literal, (3) tindak tutur memuji
prestasi
seseorang
secara
langsung literal, (4) tindak tutur memuji
tutur
semangat kerja secara tidak langsung
secara langsung literal.
literal. 2.
3.
Situasi
Kekuasaan
(-P)
dan
memuji pendapat
Situasi
Kekuasaan
seseorang
(+P)
dan
Solidaritas (+S) Ditemukan 50 data. Dari 50 data
Solidaritas (+S)
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi Pada
situasi
kekuasaan
lebih
rendah (-P) dan solidaritas sangat akrab (+S), ditemukan 24 data, yang dapat
diklasifikasikan
menjadi
8
tindak tutur memuji, yaitu (1) tindak tutur memuji rasa masakan yang dibuat seseorang, secara langsung literal,
(2)
tindak
tutur
memuji
penampilan seseorang secara langsung literal,
(3)
tindak
tutur
memuji
kinerja/kemampuan secara langsung literal, (4) tindak tutur memuji atas keberhasilan
seseorang
secara
langsung literal, (5) tindak tutur memuji harta/benda seseorang secara langsung literal, (6) tindak tutur memuji prestasi seseorang secara tidak langsung literal, (7) tindak tutur memuji
kinerja/kemampuan
secara
tidak langsung nonliteral, (8) tindak
11 penggunaan tindak tutur memuji, yaitu (1) tindak tutur memuji rasa masakan yang dibuat seseorang, secara langsung literal, (2) tindak tutur memuji penampilan seseorang secara langsung literal,
(3)
tindak
kinerja/kemampuan
tutur secara
memuji langsung
literal, (4) tindak tutur memuji atas keberhasilan seseorang secara langsung literal,
(5)
tindak
tutur
memuji
harta/benda seseorang secara langsung literal, (6) tindak tutur memuji prestasi seseorang secara langsung literal, (7) tindak tutur memuji atas keberhasilan seseorang secara tidak langsung literal, (8)
tindak
kinerja/kemampuan
tutur secara
memuji langsung
nonliteral, (9) tindak tutur memuji kinerja/kemampuan
secara
tidak
langsung literal, (10) tindak tutur
literal, (8) tindak tutur memuji berkat
memuji pendapat
seseorang secara langsung literal.
seseorang
secara
langsung literal, (11) tindak tutur memuji
berkat
seseorang
secara
Tindak Tutur Merespons Pujian 1. Situasi Kekuasaan (+P) dan Tidak
langsung literal. 4.
Situasi
Akrab (-S)
Kekuasaan
(-P)
dan Pada situasi kekuasaan lebih tinggi
Solidaritas (-S) Ditemukan 14 data, yang dapat diklasifikasikan berdasar topik pujian dan strateginya menjadi 8 tindak tutur, yaitu
(1)
tindak
tutur
memuji
penampilan seseorang secara langsung literal,
(2)
tindak
kinerja/kemampuan
tutur secara
memuji langsung
literal, (3) tindak tutur memuji atas keberhasilan seseorang secara langsung literal, (4) tindak tutur memuji harta /
(+P) dan tidak akrab (-S), ditemukan sebanyak 3 data. Dari 3 data tersebut ditemukan 2 strategi merespons pujian, yaitu (1) strategi menerima pujian dengan berterima kasih secara langsung literal,
(2)
dengan
strategi
membelokkan
mempertanyakan
secara
langsung literal. 2.
Situasi
Kekuasaan
(-P)
dan
Solidaritas (+S)
benda seseorang secara langsung literal, Ditemukan 8 strategi merespons (5)
tindak
tutur
memuji
atas pujian, yaitu (1) strategi menerima
keberhasilan seseorang secara tidak pujian dengan berterima kasih secara langsung literal, (6) tindak tutur memuji langsung
literal,
(2)
strategi
kinerja / kemampuan secara langsung membelokkan dengan mempertanyakan nonliteral, (7) tindak tutur memuji secara langsung literal, (3) strategi prestasi seseorang secara tidak langsung menerima pujian dengan menyetujui secara langsung literal, (4) strategi
membelokkan dengan mengembalikan
komentar positif secara langsung literal.
pujian secara langsung literal, (5)
Hal
strategi membelokkan pujian dengan merendahkan
diri
secara
langsung
4.
Situasi
Kekuasaan
(-P)
dan
Solidaritas (-S)
literal, (6) strategi menolak pujian dengan
tidak
menyetujui
secara
langsung literal, (7) strategi menerima pujian dengan memberikan komentar positif secara langsung literal, (8) strategi
membelokkan
dengan
memberikan informasi latar belakang secara langsung literal. Analisis dari masing-masing strategi tersebut dibahas
Ditemukan sebanyak 10 data. Dari 10 data tersebut ditemukan 5 strategi merespons pujian, yaitu (1) strategi membelokkan mempertanyakan
dengan secara
langsung
literal, (2) strategi menerima pujian dengan
berterima
kasih
secara
langsung literal, (3) strategi menerima pujian dengan berkomentar positif
3.
Situasi
Kekuasaan
(+P)
dan
Solidaritas (+S)
secara langsung literal, (4) strategi membelokkan dengan merendahkan
Pada situasi kekuasaan lebih tinggi
diri secara tindak tutur langsung literal,
(+P) dan sangat akrab (+S), ditemukan
(5) strategi membelokkan dengan
empat data. Dari empat data tersebut
memberitahu bahwa itu pemberian
ditemukan tiga penggunaan strategi,
orang lain secara langsung literal.
yaitu
(1)
strategi
menolak
pujian
Kesimpulan
dengan tidak menyetujui pujian secara Berdasarkan analisis yang telah langsung
literal,
(2)
strategi
membelokkan dengan mempertanyakan secara langsung literal, (3) strategi menerima pujian dengan memberikan
ditemukan, peneliti menemukan memuji dan merespons pujian berdasarkan power dan solidarity yang sering muncul yaitu
1. situasi
(+P) dan (-S) adalah tindak
tutur memuji kemampuan/kinerja secara
Austin, J.L. 1962. How to do Things with Word. Oxfort: Oxford Univercity Press.
langsung literal dan strategi menerima pujian dengan berterima kasih secara langsung literal, 2. situasi (-P) dan (+S) adalah tindak
Barnlund, D.C. & Araki, S. Intercultural encounters: The management of compliments by Japanese and Americans. Journal of CrossCultural Psychology 16(1): 9-26.
tutur memuji penampilan seseorang secara langsung literal dan strategi menerima pujian dengan menyetujui secara langsung literal, 3. Pada situasi (+P) dan (+S) tindak tutur memuji atas keberhasilan seseorang
Brown,
P. & Levinson, S. 1987. Politeness: Some Universals in Language Use. Cambridge: CUP.
Brown, R., & Gilman, A. 1960. Pronouns of power and solidarity. Cambridge: Cambridge University Press.
secara langsung Literal dan menolak pujian dengan tidak menyetujui pujian secara langsung literal, dan 4. pada situasi(-P) dan (-S) adalah tindak tutur memuji penampilan seseorang secara langsung literal dan strategi merespons pujian membelokkan dengan mempertanyakan secara tindak tutur
Daikuhara, M. 1986. A study of compliments from a cross-cultural perspective: Japanese vs. American English. Working Papers in Educational Linguistics 2(2): 103134. Dunham, P. 1992. Using compliments in the ESL classroom: An analysis of culture and gender. MinneTESOL 10: 75-85.
langsung. DAFTAR PUSTAKA
Al Falasi, Hessa. 2007. “Just Say “Thank You”: A Study of Compliment Responses”. Skripsi. Sharjah: American University of Sharjah. Annida. 2009. "Tindak Tutur Ekspresif Memuji". Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia. Anggareni, Bima. 2008. "Analisis Urutan Strategi Penolakkan dalam Bahasa Jepang oleh Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat 3 S1 FIB UI". Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Haryati, Pipit. 2005. Compliments and compliment responses by male and female Indonesia speakers. Skripsi. Medan: Universitas Medan. Herbert, R. K. 1990. Language in Society. Cambridge: Cambridge University Press. Kartika, Diana. 2010. Kesantunan Tindak Tutur Memohon dalam Bahasa Indonesia Oleh Mahasiswa Jepang. Padang: Lembaga Kajian Aset Budaya Indonesia. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Balai Pustaka.
Manes, J. 1983. Compliments: A mirror of cultural values. In Sociolinguistics and Language Acquisition, N. Wolfson & E. Judd (eds.), 82-95. Rowley MA: Newbury House. Margono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta M. B, Miles dan A. M, Huberman. 1992. Analisis Data kualitatif. Jakarta: UI-Press. Narande, Jos. 2004. “Nihongo ni okeru Hatsuwa Koui no Kotowari no Strategy ni tsuite”. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Nelson, G.L, El-Bakary, W. & Al-Batal, M. 1993. Egyptian and American Compliments: A cross cultural study. International Journal of Intercultural Relations 17(4): 411432.
Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Susanti, Rita. 2011. Sudut Pandang Pragmatik dalam Pembelajaran Bahasa Jepang. Nihongo 3(2): 27. Suyono. 1990. Pragmatik: Dasar-dasar dan Pengajaran. Malang: YA3. Wijana, Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset. Wolfson, N. 1983. An Emprically based analysis of complimenting in American English. In Sociolinguistic and Language Acquistion, N. Wolfson & E. Judd (eds.), 82-95. Rowley MA: Newbury House. Wolfson, N. 1989. Perspectives: Sociolinguistics and TESOL. Rowley MA: Newbury House. Yule,
Nelson, G.L, Al-Batal, M. & Echols, E. 1996. Arabic and English compliment responses: Potential for pragmatic failure. Applied Linguistics 17(4): 411-432. Patriana, A.W. 2005. "Respon Pujian dalam Bahasa Indonesia Oleh Dwibahasawan Indonesia-Inggris". Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang. Sumarsono. 2002. Sosiolinguistik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DAFTAR KAMUS ACUAN
Matsura, Kenji. 1994. Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto: Kyoto Sangyo DAFTAR ACUAN ELEKTRONIK http://www.carla.umn.edu/speechacts/japa nese/Compliments/Compliments.htm