BONDHET "Poro besong smoro bongun, sepot dombo koli oyo Ojo dolon lan wong priyo, gen ro meh noro prasoio"
jahit' mesin obross Ladrang Wilujeng mengalun perlahan diantara bisingnya mesin depan, tempat sang kreator dan ketukan palu karet. sang sumber suara berada pada lorong pola dan meja pola bersemedi. Lorong kedua berisikan puluhan mesin jahit' diikuti meja tumpukan kain jarik yang beragam' finishing. Disudut ruangan terlihat Empat penari
miiil dari belakang kain hitam Menggunakan Kain iarik
Sekar Jagad' lengkap
dengan setogen dan kemben. Pertuniukan pun dimulai' "
Kang mas,..."
"
Dolem, Arrum?"
"Tidakbosankahsompeondenganvideotarianyangdiputarselamasepuluhtahunitu?" tahun itu' Arrum?" "Tidak bosankah kau menanyakan hal yang sama selama sepuluh "Tapi, Kang mas..." sudah tahu "Aku tidak ingin melukaimu lebih dalam dengan perdebatan yang kamu sendiri jawabannya, Arrum." pola yang telah hampir Sang kreator berlalu begitu saja, meninggalkan kertas-kertas usai. Sang wanita, tersungkur tak berdaya ditas kursi
iati Termenung'
* *:l
"Kamu h arus Pulang, Sekar." "Aku akan pulang, Kang Mas. Tapi, tidak untuk sekarang'" "Apakah tidak pernah terbesit rindumu untukku lagi, Sekar?"
,,Aku selalu merindukanmu, Kang Mas. Tapi apalagi yang bisa kulakukan? Alam telah menakdirkan sekar dan Jagad menjadi cerita bersisihan diatas selembar mori. sekar yang terpisahkan ini, tidak akan mungkin bersatu, Kang Mas." Percakapan panjang malam itu hanya menyisakan kelengangan diantara keduanya. Hening
*+*
wanita yang tersungkur dimeja kreator termenung. Bekas-bekas aliran airmata masih menggurat dipipinya. Matanya terus memandangi video tari yang diputar sang kreator, sekalipun alam pikirannya berlari entah kemana. Berlari membuntuti sang kreator yang pergi ditengah perdebatan yang baru dimulai, ataukah berlari menjauhi bayang-bayang
sang penari. Penari yang telah merenggut kedamaian yang ia harapkan bersama sang kreator. Empat penari Gambyong Pareanom masih kewes dalam gerakan srisig dan entrog. Ukel yang luwes beradu dengan ctulukyang dilantunkan oleh sang pemain gendhang'
"Aku akan menemuinya."
sang \,vanita yang tersungkur serta merta bangkit dari bangku dan menutup layar
monitor
di
depannya. Matanya mulai menyeringai menandakan kegelisahan telah
menghancurkan sisi lembut dihatinya, dan berlalu, hilang ditelan lorong utama'
"Mbak, Arrum???" "sangat sulit menemuimu disini, Sekar."
"Maafkan Aku, mbak. Seharusnya bisa men.iemputmu di Changi' Tapi jadwal mengajarku masih pad at."
"Tidak apa, Sekar. Sekar, waktuku disini tidak banyak. Aku hanya ingin memohon pertolongan darimu. Maukah kau beianii untuk mengabulkannya Sekar?"' "Katakan saja apa yang mbak inginkan. Apapun itu, akan kulakukan." "Bukan untukku, tapi untuk Jagad."
2
Sebuah taksi berhenti tepat disebuah rumah limasan yang disulap menjadi galeri dan
rumah produksi. Dari pintu samping, keluar seorang wanita berusia tigapuluh-tahunan mengenakan baju hitam dengan sebuah tas jarik yang tertentenS. Dua pramuniaga menyambut sang wanita di pintu utama'
"Apakah Mas Jagad ada ditemPat?" "Ada, ibu. Mohon konfirmasi nama dan instansi." "Katakan saja kepadanya, Woronggono dari Nglawiyan sudah pulang." Sang pramuniaga berbalik, meninggalkan sang wanita diantara ratusan tas dietalase.
Scpanjang mata memandang, hanya ada tas dengan motif jarik yang ditata secara asimetris
diantara dinding dan pencahayaan kekuningan dari lampu diatasnya. Menimbulkan kesan nrewah dan artistik. Belum lagi perpduan marmer dan gebyog ioti dari .lepara, Mahal. *,t l.
"sepertinya sudah banyak yang berubah sejak aku pergi, ya Mas?" ,,Hampir semuanya berubah. Juragan-Juragan batik yang dulu puluhan kini menipis. Lorong-
lorong Kali Jenes sesak penuh akan sampah. Tukang canthing sudah senja, bahkan sebagian besar sudah dikubur bersama gowongon dan canthing mereka." "Kang Mas, yang tidak berubah?"
"Aku tidak pernah berubah Sekar." ,,Kang
sudi
Mas benar, jika Kang Mas berubah tentulah tidak ada lagi pengrajin batik tulis yang
berm inggu-m
inggu berjibaku dengan malam. Gluprut wenter hingga subuh dan
menahan panasnya godhogon." "Bagaimana denganmu, Sekar?" "Aku sudah berubah, Kang Mas."
Perenrpuan bernama Arrum itu, telah duduk disalah satu kedai. Tampak bahwa ia ten8ah n'renunggu seseorang. Matanya berbinar ketika melihat sosok Sekar menghampiri.
"Aku tidak tahu harus memulai dari mana, tapi aku tahu harus mengingat pengorbananmu hari
in
,,Aku
i, Seka r."
hanya melakukan apa yang bisa kulakukan untuk membalas jasaku kepada keluarga
mbak Arrum. tni bahkan tidak sebanding dengan apa yang keluarga mbak sudah berikan kepadaku." "Aku tahu, Sekar. Engkau pasti terluka. " Hening men jamah keduanya.
"Sekar, seperti Gambyong Pareanom yang kaubawakan
Sri
Gambyong-lah yang
mengenalkan dan mempesonakan Paku Buwono, tetapi denSan tan8an Nyai Bei Montatras lah Gambyong dapat dikenal dan diterima oleh oleh masyarakat sebagai tamu yang berkelas
hingga dilestarikan seperti saat ini. Tetapi, siapa yang lebih terkenal? sri Gambyong bukan?.
Biarkan aku yang menghaluskan tarian cintamu dengan Jagad. Biarkan aku juga yang menjadi titik diatas kain mori pada jarik Sekar Jagadmu untuk Jagad, Sekar. Sekalipun aku
tidak akan pernah bisa menggantikanmu menjadi Sri Gambyong atau Jarik Sekar Jagad. Ini scmua untuk kedamaian hati Jagad, Sekar. " Sekar hanya mengangguk lesu. Menyimak wanita didepannya'
,,setiap malanl, Jagad hanya nyonthing. Jika dia pernah berkata tidak pernah berubah, maka
benar. senrenjak kepergianmu dia hanya nyonthing batik Sekar Jagad. Batik yang sangat
rumit itu selalu menjadi temannya saat tidur, bukan aku, istrinya. Dan ketika ia terbangun, obsesinya akan merubah jarik hasil contihingonnyo menjadi tas, pengagem yang ia bawa
kemanapun. Berharap kamulah yang
ia bawa. Begitulah
caranya mencintaimu.
Mencintaimu, seperti mencintai Jarik dan Tas yang ia buat." Sekar hanya mengangguk. Mengangguk, dan mengangguk. Hanya be
rika n.
itu respon yang bisa
ra
,,Setiap sela waktunya, ia termenung, ditemani video pertunjukan tarian Gambyongmu. Berharap, dan terus berharap kedamaian hidup bersamamu akan hinggap dijagadnya. Tapi
pernikahan ini, tidak mungkin diakhiri. Romo kami tidak akan pernah mengizinkan. Apalagi investor terbesar galeri Jagad adalah Romoku, Dengan kamu mengikh laska nnya, kamu telah mendamaikan hatinya. Setidaknya hatinya damai dalam harapan untuk tidak lagi berharap kepadamu,
Se ka
r."
Remuk. Hancur sudah semuanya. Jika ini tentang kesalahan, maka kesalahan besar yang yang Sekar lakukan adalah menaruh hati Jagad dihatinya. la berharap duabelas tulang rusuk
ia punya akan menyelamatka nya, menyelamatkan perasaan, harapan dan cintanya. kata-kata yang keluar
dari mulut Arrum seperti sfoom. Meremukkan
Tapi
keduabelas
tulangrusuknya, termasuk hati. Hati Jagad dan hati Sekar sendiri.
Nglawiyan atau yang dikenat sebagai Laweyan mulai ramai. Deretan butik dan galeri
batik mewarnai sepan.jang lorong-lorong kampung. Rumah-rumah tua dipugar menjadi toko dengan kaca-kaca raksasa. Mobil-mobil berplat nomor luar kota selalu memenuhi ialanan
sempit, sesekali klakson nyaring terdengar menandakan ketidaksabaran dalam menunggu.
Dua-tlgapendudukaslimenggerutu,bahkanadayangmengutukiuntuktindakanyang d
iangga p ku rang soPa n tersebut.
Tetapi, Nglawiyan tetaplah Nglawiyan. Sekalipun langgar telah dipugar menjadi masjid besar yang mewah, Nglawiyan tetap sepi ketika senja tiba. setelah adzan Magrib berkumandang semua aktivitas terhenti. Hening.
*** sesekali Disebuah rumah disudut gang Nglawiyan, sekar tersungkur dipangkuan sang Romo.
air ben
in g
menetes di pipinya. SesenggLrkan, terisak kencang dan termenung'
''Romo..." "
Pripu n, Ngger cah aYu...?"
Seka
r kembaliterisak.
,,Ngger anakku, ketika kamu terlahir, sudah pasti terlahir bersama ketetapan Gusti. BeSitu
pula dengan Jagad dan Arrum. Tidak ada yang tahu ketetapan tersebut selain Penulisnya,
untuk itu tidak ada yang perlu kamu sesali. Salah satu cara terbaik menghargai dirimu adalah membiarkan hatimu damai dalam penerimaan. Bukan menyiksanya dengan rasa bersalah atau menyesal seperti ini." ,,Ngger,
seharusnya kamu masih
ingat bahwa dalam Jarik Bondhet terdapat sebuah motif
yang yang diconthing dengan malam bernama sekar Jagad. sekar jagad merupakan batik
yang mengisahkan tentang dunia yang damai. Motif atau batik berupa kembang ceplokan bersisihan satu sama lain memperlihatkan kepada kita bahwa hidup memiliki batas. sebesar
apapUnyangkitamiliki,kitaselalumilikibatasan.Batasaninilahpatokanuntukkita bersyukur, agar damai hatl kita, Ngger. Ceplokan sekaran yang rumit itu terhubung oleh ratusan titik, begitu rumitnya hingga tukang conthing merasa bundhet dan masuklah sekar Jagad dalam bagian Jarik Bondhet. Jarik yang
rumit."
Lagi, hanya isakan Sekar yang terdengar.
,,Romo tidak mendoakanmu terlahir meniadi sekar yang memiliki cerita serumit itu. Tapi
kehendak Kang Moho wikan memaksamu berada disana. Ngger, Piweling Romomu, sekar ini. Tapi kamu bisa Jagad kang dibatesi tan keno Endho. Kamu tidak bisa mangkir dari cerita
berdamai dengan hatimu sendiri. Mengikhlaskan apapun yang ter.iadi dan membiarkan mori berlalu seperti air mengalir ke muara dengan batasan daratan' seperti titik-titik diatas
yang bersisihan dengan motif utama ceplok sekoron dalam Jarik sekar Jagad. Kamu bisa sekar menemukan lebih banyak peluang baru. Bukankah ceplok sekoron tidak hanya ada di
Jagad?SemenRante,Truntum,RatuPatihjugamemilikisekornyo.BahkanlebihBondhet perlu menjadi dari Sekar Jagad. Tetapi .lika engkau bisa mendamaikan hatimu, engkau tidak putriku Batik Bondhet yang lain. Bukankah sekar.lagad tetap indah meskipun rumit? sekar, Romo
ton keno menggoki lokumu Anonging Pongestuku lumontor sodowoning
osihku."
''Pandhu, bisakah kita bertemu di Gedung Wayang Orang Sriwedhari? "
welos
"Tentu, tentu sekar. Bukankah itu tempat kita bertemu untuk pertama kali limabelas tahun silam?"
"lya, kita bertemu disana dua jam lagi. Aku akan menari lagi, untukmu'"
*+* Jarik sekar Jagad sudah terlilit dengan kua ditubuh sekar, ditimpahi dengan stogen
keemasan dan kemben, sompur kuning dan meloti ronce lengkap dengan cundhuk mentul. Sekar telah siap menari. Menari dengan jarik yang membawanya memaknai namanya seciiri.
Menarikan tarian yang membuat hatinya kelu terhadap apapun yang orang sebut kedamaian. Ladrang wilujeng kembali mengalun. Perlahan sekar muncul dari balik kain merah besar. Tangannya menjumput sisi kanan sompur seraYa kengser menuiu tegah panggung'
Sindhen memulai Gendhing Pareanom. Disusul tabuhan gamelan yanng dibawakan oleh para niyogo. Sekar terus menari, menari diatas rasa sakit. Gendhing-gend hing lincah ini
seolah menjadi lagu kesakitan. cluluk sang penabuh gendhang seolah pisau yanS menSiris
hatinya. sekar terus menari. Menari untuk menemukan kedamaian dan menari untuk n
remeluk kedarnaia n. Srisig dan
entrag
pada akhir tariannya membuatnya menyadari satu hal'
,,Kedonoion itu tidok dicori. Kedomoion hanyoloh sebuoh imbos, dompok. Dompok dori penerimoon yong ikhlos otos opopun yong teloh teriodi." )t ,t +
"Kamu menari dengan emosional sekali, Sekar?"
"lya, aku menarikannnya dengan semua rasa sakit yang kumiliki, Pandhu'" "Apa yang kau rasakan sekarang, Sekar?" "Aku telah melcbur dalam kedamaian." "Bisakah engkau membaginya kepadaku, Sekar? Kedamaianmu." ''Akan kuberikan semuanya kepadamu, Pandhu. Lengkap dengan diriku'"
"Lantas apa Yang akan kau miliki .iika semua kau berikan kepadaku' Sekar?" "Bond het bersamamu, Pandhu."
Mesthi Dwi
Jaya
nti