PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
Laras Surya Ramadhani Basuki Hadiprajitno Universitas Diponegoro
ABSTRACT The aim of this research is to analyze the influence of corporate social responsibility to firm value and the influence of percentage of management ownership as the moderating variable in relations between corporate social responsibility and firm value. The samples of this research are the manufacturing firms listed in Indonesian Stock Exchange in 2010 and 2011. The samples are collected using purposive sampling method and result 74 firms fulfilling criterion as this research sample. Data analyzed by classic assumption tests and examination hypothesis by multiple linier regression method. The result of this research show that simultaneously the effect of corporate social responsibility, percentage of management ownership and its interaction was significant, but partially only interaction between Corporate Social Responsibility and percentage of management ownership have an effect as moderating variable that strengthen relationship between corporate social responsibility and firm value. Keywords:corporate social responsibility, management ownership, firm value
PENDAHULUAN Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan berupaya merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan. Berbagai tekanan pun muncul, mulai dari kepentingan untuk meningkatkan daya saing, tuntutan untuk menerapkan corporate governance, hingga kepentingan stakeholder yang makin meningkat. Oleh karena itu, dunia usaha perlu mencari pola-pola kemitraan (partnership) dengan seluruh stakeholder agar dapat berperan dalam
178
pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan bahkan berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing. Upaya tersebut secara umum disebut sebagai corporate social responsibility. Konsep CSR mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk kontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Pemikiran yang melandasi adanya Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) ini adalah bahwa perusahaan tidak
PENGARUH CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Laras Surya Ramadhani Basuki Hadi Prajitno Universitas Diponegoro
hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang saham (shareholder), tetapi juga memiliki tanggung jawab kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam sebuah perusahaan adalah pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, supplier dan juga competitor (Rika dan Islahuddin, 2008). Meningkatkan nilai perusahaan merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Jensen (2001) menyatakan bahwa untuk memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang, manajer dituntut untuk membuat keputusan yang mempertimbangkan semua stakeholder, di mana manajer akan dinilai kinerjanya berdasarkan keberhasilannya mencapai tujuan. Bringham Gapensi (1996) menyatakan bahwa nilai perusahaan adalah sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, karena dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang tinggi pula. Naik turunnya nilai perusahaan dipengaruhi pula oleh struktur kepemilikan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan adalah: (1) konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration), dan (2) kepemilikan perusahaan oleh manajemen (ownership management). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam kegiatan perusahaan sehari-hari (Sri Rejeki, 2007). Siallagan dan Machfoedz (2006) menyebutkan bahwa semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan, maka manajemen akan cenderung meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan untuk kepentingannya sendiri. Shleifer dan Vishny (1986) menyatakan bahwa pemegang saham terbesar mempunyai arti penting dalam pengawasan terhadap perilaku manajer dalam perusahaan. Sehingga, dengan adanya kepemilikan manajemen
akan selalu ada pengawasan terhadap kebijakankebijakan manajer dalam pengambilan keputusan. Penelitian Rika dan Islahuddin (2008) menunjukkan hasil variabel prosentase kepemilikan manajemen mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Pawesti (2006) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu mengoptimalkan nilai perusahaan yang terjadi karena adanya pengendalian yang dimiliki. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Tendi Haruman (2008) yang menyebutkan bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh dengan arah hubungan negatif. Hal ini diartikan bahwa semakin tinggi proporsi manajerial, market value semakin turun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lemons dan Lins (2001), Lins (2002) dan Siallagan dan Mahfoedz (2006). Meskipun banyak penelitian mengenai kepemilikan manajemen, tetapi hasil-hasil dari penelitian tersebut ada yang saling bertentangan satu sama lain. Dalam kenyataannya, banyak penelitian yang menyimpulkan hubungan positif antara struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan (Suranta dan Midiastuty, 2006). Penelitian yang berkenaan dengan Corporate Social Responsibility, kepemilikan manajemen, dan nilai perusahaan menarik untuk diteliti kembali, mengingat penelitian sebelumnya memberikan hasil yang berbeda-beda dalam penelitiannya. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji kembali Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating.
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Corporate Social Responsibility dapat digambarkan dengan teori legitimasi, dimana
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No. 2/ Mei 2012: 95-189
179
perusahaan bisa ada dalam masyarakat karena adanya dukungan dari masyarakat. Oleh sebab itu, perilaku dan cara yang digunakan perusahaan saat menjalankan bisnis harus berada dalam bingkai pedoman yang diterapkan masyarakat. Deegan, Robin dan Tobin (2002) menyatakan legitimasi dapat diperoleh manakala terdapat kesesuaian antara keberadaan perusahaan tidak mengganggu atau sesuai (congruent) dengan eksistensi sistem nilai yang ada dalam masyarakat dan lingkungan. Dan teori agensi digunakan untuk menggambarkan manajemen perusahaan sebagai agen bagi para pemegang saham, yang diharapkan dapat bertindak bukan hanya untuk kepentingannya sendiri melainkan untuk kepentingan para pemegang saham. Penerapan Corporate Social Responsibility merupakan salah satu faktor yang dapat menarik minat pemegang saham untuk berinvestasi. Para investor lebih tertarik untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang menerapkan program CSR sebagai kegiatan usahanya. Hal ini didukung oleh penelitian Pfleiger, et al. (2005) yang menunjukkan bahwa usaha-usaha pelestarian lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan beberapa keuntungan, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang bertanggungjawab. Kepemilikan manajemen atas saham biasa yang dimiliki perusahaan juga merupakan faktor yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan teori keagenan, diketahui bahwa kepentingan manajer selaku pengelola perusahaan akan dapat berbeda dengan kepentingan pemegang saham. Manajer dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kepentingan pribadinya, berlawanan dengan upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk itu, kepemilikan saham oleh manajemen diperlukan agar manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan perusahaan yaitu meningkatkan nilai,
180
bukan berdasarkan kepentingan pribadi. Jika kepemilikan saham oleh manajemen meningkat, nilai perusahaan juga akan meningkat. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui kerangka pemikiran pada gambar 1. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan jika perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingankepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Oleh sebab itu, dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor (Rika dan Islahuddin, 2008). Penelitian Zuhroh dan Putu (2003) menyatakan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan yang go public telah terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile. Artinya bahwa investor sudah mulai merespon dengan baik informasiinformasi sosial yang disajikan perusahaan dalam laporan tahunan. Semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan ternyata memberikan pengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan dimana terjadi lonjakan perdagangan pada seputar publikasi laporan tahunan sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
PENGARUH CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Laras Surya Ramadhani Basuki Hadi Prajitno Universitas Diponegoro
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Kepemilikan Manajemen (X2)
Corporate Social Responsibility (X 1)
Pengaruh Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan Kepemilikan manajemen merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Menurut agency theory, pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik keagenan yang disebabkan prinsipal dan agen mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang saling bertentangan karena agen dan prinsipal berusaha memaksimalkan utilitasnya masing-masing. Menurut Tendi Haruman (2008), perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham mengakibatkan manajemen berprilaku curang dan tidak etis sehingga merugikan pemegang saham. Oleh karena itu, diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan kepentingan antara manajemen dengan saham. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham juga akan meningkat. Dengan nilai perusahaan akan menarik minat investor dalam berinvestasi. Akan tetapi, investor tidak ingin berisiko dalam penanaman modalnya di suatu perusahaan. Mereka lebih cenderung memilih perusahaan yang telah mengungkapkan tanggung jawab sosialnya dalam suatu laporan tahunan. H2:
Prosentase kepemilikan manajemen memiliki pengaruh sebagai variabel moderating dalam memperkuat
Nilai Perusahaan (Y)
hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan
METODA PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam laporan tahunan (X1) sebagai variabel independen, kepemilikan manajemen (X2) sebagai variabel moderating dan nilai perusahaan (Y) sebagai variabel dependen. Instrumen pengungkapan Corporate Social Responsibility menggunakan suatu daftar pengungkapan tanggung jawab sosial yang dijabarkan ke dalam 78 item pengungkapan yang telah disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perhitungan untuk pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut: a.
b.
Dengan menggunakan variabel dummy, yaitu: Score 0 : jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan. Score 1 : jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan. Perhitungan indeks tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan rasio total skor yang diperoleh dengan skor maksimal yang diperoleh. Indeks diformulasikan sebagai berikut: Indeks = n
: jumlah skor pengungkapan yang diperoleh
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No. 2/ Mei 2012: 95-189
181
k
: jumlah skor maksimal (Amilia dan Retrinasari, 2007).
Kepemilikan manajemen dihitung dengan menghitung persentase saham yang dimiliki oleh manajer, dewan direksi dan komisaris terhadap jumlah saham beredar di perusahaan. K.Manj= saham yang dimiliki oleh manajer, dewan direksi dan komisaris
total saham beredar
Nilai perusahaan dapat dilihat dari segi analisis laporan keuangan berupa rasio keuangan dan dari segi perubahan harga saham. Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin (1967). Jika rasio Q di atas 1, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva Q=
: nilai perusahaan
EMV : nilai pasar ekuitas D
: nilai buku dari total hutang
TA
: total aktiva
Equity Market Value (EMV) diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) untuk tahun 2010 dan 2011. Sedangkan pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan Metoda purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut: 1. 2.
182
EMV+D TA 3.
Dimana: Q
menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio Q di bawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawaty, 2008). Tobin’s Q dihitung dengan formula sebagai berikut:
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk tahun 2010 dan 2011. Menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun 2010 dan 2011.
Menerbitkan laporan keberlanjutan (Sustainability Reporting) atau informasi sosial lainnya selama tahun 2010 dan 2011. 4. Perusahaan yang pada tahun tertentu tidak memenuhi salah satu kriteria yang telah ditetapkan maka perusahaan tersebut tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian. Metoda Analisis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan Metoda analisis regresi berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Sampel Penelitian Berdasarkan data perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) untuk tahun 2010 dan 2011 diperoleh sebanyak 37 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian. Jumlah sampel tersebut merupakan sampel dalam satu tahun penelitian. Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan untuk analisis di dalam penelitian adalah 37 x 2 = 74 sampel penelitian. Sampel dipilih berdasarkan Metoda purposive sampling. Perusahaan tersebut harus menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report). Kriteria secara khusus adalah memiliki data mengenai informasi
PENGARUH CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Laras Surya Ramadhani Basuki Hadi Prajitno Universitas Diponegoro
keberlanjutan
(sustainability
reporting)
atau
informasi sosial lainnya.
Tabel 1 Sampel Penelitian No. 1. 2. 3. 4.
Keterangan Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 Jumlah perusahaan yang tidak konsisten melaporkan annual report di BEI tahun 2011 Jumlah perusahaan yang konsisten melaporkan annual report di BEI tahun 2011 Jumlah perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi sosial Total Sampel
Jumlah 143 98 45 8 37
Hasil Penelitian Analisis Deskriptif Tabel 2 Statistik Deskriptif N MANJ CSR TOBINSQ Valid N (listwise)
74 74 74 74
Descriptive Statistics Minimum Maximum .00 .1154 .6733
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa jumlah sampel (N) adalah 74. Selama periode 2010 dan 2011 diperoleh rata-rata indeks pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) yang merupakan jumlah item CSR yang diungkapkan perusahaan di dalam satu periode annual report dibagi dengan 78 adalah sebesar 0.294 atau 29.400%. Hal ini berarti bahwa dalam satu periode annual report, perusahaan telah mengungkap sebanyak 29,400% tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Jumlah indeks pengungkapan CSR terkecil adalah 0,115 atau 11,500% dan jumlah indeks pengungkapan CSR terbesar adalah 0,449 atau 44,900%. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa belum banyak kegiatan yang dilakukan perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosialnya kepada stakeholder. Variabel persentase kepemilikan manajemen (MANJ) yang diperoleh dari saham yang dimiliki
17.97 .4487 15.0033
Mean 1.3624 0.2942 2.2353
Std. Deviation 4.0557 0.0747 2.6674
oleh pihak manajemen dibagi dengan jumlah saham beredar menunjukkan rata-rata sebesar 1,362%. Hal ini berarti bahwa rata-rata saham dari perusahaan sampel selama tahun 2010 dan 2011 sebesar 1,362% dari jumlah saham beredar dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan. Jumlah saham terkecil yang dimiliki oleh pihak manajemen adalah sebesar 0,000% dan jumlah terbesarnya adalah, 17,970%. Rendahnya kepemilikan manajemen di dalam suatu perusahaan menunjukkan kurangnya kontrol dari dalam perusahaan. Statistik deskriptif dari variabel nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q (TOBINSQ) menunjukkan rata-rata sebesar 2,235. Nilai Tobin’s Q yang lebih besar dari 1 menunjukkan adanya pertumbuhan perusahaan yang didasarkan pada nilai pasar saham perusahaan. Hal ini berarti pula bahwa harga saham perusahaan di pasar modal cenderung mengalami kenaikan. Tobin’s Q
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No. 2/ Mei 2012: 95-189
183
berkisar dari nilai terendah sebesar 0,673 yaitu perusahaan Citra Tubindo pada tahun 2011 sampai nilai tertinggi sebesar 15,003 yaitu perusahaan Unilever Indonesia pada tahun 2010. Pengujian Asumsi Klasik Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi residual normal atau mendekati normal. Uji normalitas menggunakan uji statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 3 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 2,321 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 atau 5% menunjukkan bahwa data residual tidak berdisribusi normal. Pengujian regresi mensyaratkan data yang berdistribusi normal, oleh karena itu penormalan data harus dilakukan. Data yang tidak terdistribusi normal dapat ditransformasi dan mengeluarkan data yang merupakan outlier dalam penelitian agar menjadi normal.
Tabel 3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
74 .0000000 2.64727892 .270 .269 -.270 2.321 .000
Tabel 4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi dan Mengeluarkan Outlier One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 72 Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .55141583 Most Extreme Differences Absolute .127 Positive .127 Negative -.086 Kolmogorov-Smirnov Z 1.075 Asymp. Sig. (2-tailed) .198 a. Test distribution is Normal.
Tabel 4 menunjukkan hasil uji KolmogorovSmirnov yang telah dilakukan transformasi dalam bentuk Ln terhadap data dan mengeluarkan outlier, dimana nilai Kolmogorov-Smirnov adalah sebesar
184
1,075 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,198. Tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 atau 5% menunjukkan bahwa data terdisribusi normal. Hal ini berarti bahwa di dalam model
PENGARUH CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Laras Surya Ramadhani Basuki Hadi Prajitno Universitas Diponegoro
regresi ini, variabel pengganggu telah memiliki distribusi yang normal. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas adalah dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas. Jika antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Selain
itu, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai VIF. Jika nilai Tolerance di atas 0,10 dan VIF di bawah nilai 10 model regresi dinyatakan bebas multikolinieritas. Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, semua variabel independen memiliki nilai VIF yang rendah dan jauh di bawah angka 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas dalam model regresi.
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinieritas
MANJ CSR MANJ.CSR
Collinearity Statistics Tolerance .657 .813 .610
Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance. Model regresi yang baik
VIF 1.522 1.230 1.641
adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2006). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser.
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) .735 .176 MANJ -.022 .012 -.264 CSR -.932 .581 -.206 MANJ.CSR -.014 .079 -.026 a. Dependent Variable: AbsUt Hasil uji Glejser menunjukkan tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Variabel CSR memiliki tingkat signifikansi 0,113, variabel MANJ memiliki tingkat signifikansi 0.068, serta interaksi antara kepemilikan manajerial dan
t
4.180 -1.852 -1.604 -.178
Sig.
.000 .068 .113 .859
tanggung jawab sosial yang ditunjukkan oleh variabel MANJ*CSR memiliki tingkat signifikansi 0,859. Ketiga variabel tersebut menunjukkan probabilitas signifikansi yang melebihi 5%, sehingga model regresi tidak mengandung masalah heteroskedastisitas.
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No. 2/ Mei 2012: 95-189
185
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2006). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat nilai uji DurbinWatson. Hasil pengujian Durbin-Watson dapa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi: Durbin-Watson Model 1
DW 2,357
dl 1,543
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 2,357. Sedangkan nilai dl diperoleh sebesar 1,543 dan du sebesar 1,709. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai DW sebesar 2,357 lebih besar dari 4 – du yaitu 2,291 dan lebih kecil dari 4 – dl yaitu 2,457. Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut tidak memiliki keputusan (no decision). Untuk mengetahui apakah di dalam model regresi
Durbin-Watson 2.357
du 1,709
Keterangan Tidak ada keputusan
terdapat masalah autokorelasi atau tidak, pengujian perlu dilanjutkan dengan uji Run test. Run test sebagai bagian dari statistik nonparametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test Unstandardized Residual Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median Uji Run test menunjukkan probabilitas signifikansi sebesar 0,635 yang berada di atas 0,05. Hal ini berarti bahwa residual random atau tidak ada masalah autkorelasi antar nilai residual. Dengan demikian, model regresi ini bisa digunakan dalam penelitian.
186
-.09696 36 36 72 39 .475 .635
Pembahasan Hasil Penelitian Hasil uji regresi berganda menghasilkan persamaan regresi berikut: Ln.TOBINSQ = 0,903 + 0,014 MANJ – 1,620 CSR + 0,294 MANJ*CSR + e
PENGARUH CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Laras Surya Ramadhani Basuki Hadi Prajitno Universitas Diponegoro
Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel MANJ bertanda positif sedangkan variabel CSR bertanda negatif. Hal ini berarti bahwa kenaikan kepemilikan manajerial dapat meningkatkan nilai perusahaan, sedangkan peningkatan pengungkapan CSR akan
menurunkan nilai perusahaan. Selain itu koefisien variabel MANJ.CSR bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial yang lebih tinggi dengan CSR yang lebih besar akan cenderung memiliki nilai perusahaan yang lebih besar.
Tabel 9 Hasil Uji Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients B Std. Beta Error 1 (Constant) .903 .302 2.987 MANJ .014 .020 .099 .719 CSR -1.620 1.000 -.200 -1.620 MANJ.CSR .294 .135 .310 2.173 a. Dependent Variable: Ln.TOBINSQ Indeks pengungkapan tanggungjawab sosial memiliki t hitung sebesar -1,620 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,110. Hal tersebut menunjukkan bahwa probabilitas signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi α=5% atau 0,05. Dengan demikian, hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial atau individu Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Untuk itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 ditolak. Hasil penelitian ini tentunya tidak memberikan dukungan empiris bahwa perusahaan yang lebih luas mengungkapkan informasi tanggung jawab sosialnya akan memiliki nilai perusahaan yang tinggi. Pengaruh kepemilikan manajemen dalam memoderasi hubungan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan nilai perusahaan memiliki t hitung sebesar 2,173 dengan nilai
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance
.004 .475 .110 .033
.657 .813 .610
VIF 1.522 1.230 1.641
probabilitas signifikansi yang lebih kecil dari α=5% atau 0,05 yaitu sebesar 0.033. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan statistik, interaksi antara kepemilikan manajemen dan Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh sebagai variabel moderasi yang memperkuat hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan secara parsial. Dengan demikian H2 diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentasi kepemilikan manajerial dapat memoderasi hubungan antara Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan dengan arah positif. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pengungkapan Corporate Social Responsibility oleh perusahaan.
Tabel 10 Hasil Uji F Model
ANOVAb Df
Sum of Squares 1 Regression 3.986 3 Residual 21.588 68 Total 25.575 71 a. Predictors: (Constant), MANJ.CSR, CSR, MANJ b. Dependent Variable: Ln.TOBINSQ
Mean Square 1.329 .317
F 4.186
Sig. .009a
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No. 2/ Mei 2012: 95-189
187
Uji signifikansi simultan (uji F) digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya (Ghozali, 2006). Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.11 terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 4,186 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,009. Angka probabilitas tersebut lebih kecil dari 0,05,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility, prosentase kepemilikan dan interaksinya secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R-Square. Nilai adjusted RSquare dari model regresi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a 1 .395 .156 .119 .56345 a. Predictors: (Constant), MANJ.CSR, CSR, MANJ b. Dependent Variable: Ln.TOBINSQ Tabel 11 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,119. Hal ini berarti bahwa 11,900% variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel kepemilikan manajerial, tanggung jawab sosial perusahaan dan interaksinya, sisanya sebesar 88,100% (100% - 11,900%) nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variabelvariabel lain di luar model. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menguji pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan dan pengaruh prosentase kepemilikan manajemen yang dijadikan variabel moderasi dalam hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda didapat bahwa model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah layak (fit) dan berhasil menunjukkan sebagai model yang baik. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini: 1.
188
Variabel Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa semakin luas pengungkapan CSR yang dilakukan
Durbin-Watson 2.357
perusahaan tidak berpengaruh naik/turunnya nilai perusahaan. 2.
terhadap
Variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh sebagai variabel moderasi yang memperkuat hubungan antara Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti, perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial yang tinggi dengan pengungkapan CSR yang lebih luas akan cenderung memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi.
Keterbatasan yang ada di dalam penelitian ini adalah terdapatnya keterbatasan sampel penelitian yang hanya 34 perusahaan untuk tiap tahunnya, informasi annual report hanya berasal dari website BEI, sehingga penelitian ini mengasumsikan bahwa data perusahaan yang tidak ada berarti tidak mengungkapkan informasi sosial. Selanjutnya, dalam penelitian ini masih terdapat unsur subjektivitas dalam menentukan indeks pengungkapan. Tidak ada suatu ketentuan baku yang dijadikan standar dan acuan sehingga penentuan indeks untuk indikator dalam kategori yang sama dapat berbeda antar setiap peneliti. Dengan mempertimbangkan hasil analisis, kesimpulan dan keterbatasan yang telah dikemu-
PENGARUH CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFACTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Laras Surya Ramadhani Basuki Hadi Prajitno Universitas Diponegoro
kakan di atas, maka penelitian ini memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar penelitian mempertimbangkan sampel yang lebih besar dari populasi suatu pengamatan penelitian, yang bertujuan agar kesimpulan yang dihasilkan tersebut memiliki cakupan yang lebih luas. Penelitian selanjutnya juga perlu mempertimbangkan untuk menggunakan daftar pengungkapan sosial berdasarkan standar GRI (Global Reporting Intiative).
DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak, 23-24 Juli. Nurlela, Rika dan Ishlahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak, 23-24 Juli.
Shleifer, Andrei dan R.W. Vishny. 1997. A survey of Corporate Governance. The Journal of Finance, Vol. 52, No. 2, pp. 737-783 Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus. Suranta, Eddy dan P.P. Midiastuty. 2003. Analisis Hubungan Kepemilikan Manajerial, Nilai Perusahaan dan Investasi dengan Model Persamaan Linier Simultan. Jurnal Riset Akuntansi, Vol.6, pp. 54-68. Wahyudi, Untung dan Prasetyaning, Hartini Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus. Zuhroh, Diana dan Heri, I Putu Pande Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor. Makalah disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya, 16-17 Agustus.
Rejeki, Sri. 2007. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Rasio Perputaran Persediaan Terhadap Pemilihan Metoda Persediaan pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEJ. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Semarang.
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No. 2/ Mei 2012: 95-189
189