Tentang INSTITUT GERAKAN
KELAHIRAN “INSTITUT GERAKAN'' diawali oleh keprihatinan dan kegelisahan terhadap perkembangan situasi kebangsaan kita dewasa ini. Dalam beberapa dekade belakangan ini, bahkan sejak Proklamasi kemerdekaan, perkembangan kebangsaan di berbagai bidang seperti sosial, politik, hukum, ekonomi dan kebudayaan tidak hanya semakin jauh dari cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 1945 tetapi semakin menyingkirkan rasa keadilan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
Dalam bidang politik, sistem demokrasi yang menjadi bagian penting untuk mewujudkan cita-cita kemakmuran rakyat, masih menyisakan banyak masalah, karena perkembangan demokrasi kita belum melompat lebih jauh ke arah substansial, tetapi masih bersifat prosedural. Krisis kepemimpinan nasional, kebijakan publik yang tidak berorientasi pada kesejahteraan rakyat, reformasi birokrasi yang lambat, desentralisasi yang kebablasan, menunjukkan fakta bahwa proses demokrasi kita belum bergerak ke arah akomodasi atas aspirasi dan kedaulatan rakyat. Pascareformasi memang ada perubahan pola relasi dan proses politik terutama dalam ekspresi kebebasan, keterbukaan. Tetapi kebebasan ini tidak serta-merta membawa perubahan dalam budaya politik, pendidikan politik, bahkan sistem maupun mekanisme seleksi kepemimpinan. Sirkulasi dan rekruitmen elite masih berpola yang sama dengan masa Orde Baru. Rakyat memang ikut pemilihan langsung secara demokratis, tetapi suaranya hanya dibutuhkan pada saat pemilu/pemilukada, sementara yang menikmati
hasil politik tersebut hanya segelintir elite. Rakyat hanya menjadi objek, tidak menjadi subjek pemegang kedaulatan tertinggi dari kekuasaan. Secara teoritis, demokrasi adalah suatu sistem dan proses yang berorientasi ke arah transformasi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan dan mengembangkan hak rakyat dalam memperoleh kehidupan yang lebih baik. Dalam lapangan ekonomi, kehidupan bangsa ini lebih tidak manusiawi dan berkeadilan. Ironisnya, demokrasi ekonomi kita justru tidak merubah konsep dan strategi pembangunan ekonomi selama ini. Konsep pembangunan yang berbasis strategi pertumbuhan yang hanya bersifat makro, tidak mencerminkan adanya redistribusi aset dan pendapatan yang adil dan merata di dalam masyarakat. Sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hingga dewasa ini, tidak ada perubahan yang lebih baik pada bangsa ini. Kemiskinan dan pengangguran yang tinggi, kesenjangan antara golongan miskin dan golongan kaya semakin lebar, terkaman liberalisasi ekonomi dan perdagangan, serta masalah hutang luar negeri dan domestik INSTITUT GERAKAN
Gerakan Rakyat Untuk Keadilan
adalah masalah-masalah besar yang sedang kita hadapi. Masalah hukum apalagi. Berita korupsi, kriminal, terorisme, makelar kasus (markus) dan sejumlah ketidakadilan lainnya menghiasi layar kaca kita setiap hari. Jika bidang-bidang lainnya satu per satu diungkap maka di pastikan ada yang salah dalam implementasi falsafah yang kita yakini benar dan menjadi dasar kehidupan nasional, yakni Pancasila dan UUD 1945. Padahal Falsafah Pancasila dan Konstitusi kita adalah suatu dasar dan faham atau suatu cita-cita kebangsaan untuk menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Untuk memecahkan persoalan-persoalan besar di atas niscaya diperlukan pengkajian secara mendasar sehingga kita dapat mengetahui peta masalah, pondasi, kerangka teori, konsep dan strategi yang dibutuhkan untuk membangun negara dan bangsa kita. Karena itu kelompok kajian yang serius sebagai gerakan intelektual sangat diperlukan untuk menjawab berbagai masalah yang sedang kita hadapi, terutama bagi kalangan muda atau generasi muda. INSTITUT GERAKAN mengajak dan INSTITUT GERAKAN
Gerakan Rakyat Untuk Keadilan
membangkitkan kesadaran akan cita-cita proklamasi yang tidak pernah terwujud sepenuhnya sampai saat ini. Untuk itu, maka INSTITUT GERAKAN akan melaksanakan diskusi dan kajian-kajian secara filosofis, sistematis dan konstruktif dalam berbagai permasalahan bangsa Indonesia —baik yang bersifat teoritis maupun praksis— yang kini sedang dihadapi bangsa dan negara. INSTITUT GERAKAN akan melibatkan semua kelompok, cendekiawan, agamawan, kaum muda, mahasiswa, kalangan birokrat, partai politik parlemen, serta narasumber dari berbagai disiplin ilmu. Tentu saja, pendekatan multi-disipliner itu semuanya akan merujuk pada idealisme filosofi kebangsaan; Pancasila, amanat konstitusi, cita-cita bangsa Indonesia, serta NKRI. INSTITUT GERAKAN ini bertujuan merumuskan secara filosofis dasar-dasar tujuan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan semangat awal dan cita-cita kemerdekaan Indonesia untuk menghapuskan penjajahan. Karena itu INSTITUT GERAKAN ini ingin mengambil peran pada ruang yang telah banyak ditinggalkan oleh semua kalangan, termasuk generasi muda, agar kita semua
dapat terlibat secara intensif dalam gerakan intelektual dan pemikiran yang serius memikirkan masalah bangsa; kemarin, kini dan esok. Mengikuti jejak para pendahulu bangsa, maka INSTITUT GERAKAN seperti makna dan nama institut ini, adalah dalam rangka menggerakkan pemikiran ke arah kehidupan berkonstitusi, sekaligus menjadi wadah intelektual, pusat pemikiran, tempat penyebarluasan gagasan untuk mengembalikan cita-cita Proklamasi Republik Indonesia. Kegiatan utama yang segera dan akan dilakukan INSTITUT GERAKAN adalah diskusi tetap dwi-mingguan yang menghadirkan berbagai macam narasumber dan kalangan, seperti kalangan cendekiawan/intelektual, pejabat negara (eksekutif), Partai Politik, anggota DPR, miliiter, aparat hukum, Pengusaha, LSM, Media dan lembaga lainnya yang terkait dengan tema yang akan didiskusikan. Mengingat pentingnya isu dan tema yang akan dibahas, dalam kajian dan diskusi dalam INSTITUT GERAKAN ini, maka peserta diskusi diharapkan menjadi partisipan tetap.
Visi, Misi & tujuan Organisasi
Tujuan • Menjadi lembaga think tank bagi perumusan kebijakan strategis Bangsa Indonesia • Meningkatkan partisipasi publik pada upaya demokratisasi di Indonesia • Melakukan gerakan strategis untuk menciptakan perubahan kebijakan di level nasional maupun daerah • Memperkuat jaringan sosial dengan berbagai lembaga sejenis, baik di dalam maupun di luar negeri.
INSTITUT GERAKAN berbentuk lembaga sosial kemasyarakatan, bersifat independen, dengan mengedepankan kemandirian, integritas dan profesionalisme.
Visi Merumuskan secara filosofis dasar-dasar tujuan berbangsa dan bernegara yang ? sesuai dengan semangat awal dan cita-cita kemerdekaan Indonesia untuk menghapuskan penjajahan. ? Meluruskan kembali implementasi falsafah dasar kehidupan nasional, yakni Pancasila dan UUD 1945, sebagai cita-cita kebangsaan demi mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. ? Menjadi gerakan pemikiran yamg merekontruksi perjalanan atas implementasi falsafah dan konstitusi Indonesia. ? Wadah intelektual, pusat pemikiran, tempat penyebarluasan gagasan untuk mengembalikan cita-cita proklamasi republik Indonesia.
Misi ? Menggalang keterlibatan anak-anak bangsa dari semua kelompok, cendikia, agamawan, kalangan birokrat, partai politik, dan terutama kaum muda yang akan memegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa, dalam rangka mewujudkan citacita proklamasi kemerdekaan Indonesia. ? Mengajak dan membangkitkan kesadaran semua anak bangsa akan cita-cita Proklamasi yang tidak pernah terwujud sepenuhnya sampai saat ini. ? Terlibat secara intensif dalam gerakan intelektual dan pemikiran yang serius memikirkan masalah bangsa; kemarin, kini dan esok. ? Mengajak seluruh komponen bangsa kepada Konstitusi Negara Republik Indonesia.
INSTITUT GERAKAN
Gerakan Rakyat Untuk Keadilan
Diskusi Tetap Dwi Mingguan INSTITUT GERAKAN melaksanakan diskusi dwi-mingguan yang akan membahas masalah-masalah mendasar; politik, sosial, ekonomi, kebudayaa, hankam dan lain sebagainya. Disamping itu juga akan membahas isu-isu mutakhir yang sedang berkembang. Diskusi akan bersifat sistematis, konstruktif dan solutif dalam mengatasi berbagai permasalahan bangsa. Peserta diskusi bersifat tetap yang terdiri dari berbagai pemangku kebijakan di republik ini, yaitu : 1. Pimpinan Partai Politik 2. Anggota DPR RI 3. Pejabat Pemerintah (Eksekutif) 4. Pimpinan Lembaga Legislatif 5. Perwira Muda TNI/POLRI 6. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 7. Akademisi, Peneliti dan Praktisi 8. Organisasi Kepemudaan 9. Pemerhati Politik dan Pemerintahan 10. Wartawan cetak, online, radio dan televisi 11. BEM Se-Jabodetabek 12. Para Pegiat Dunia Usaha
Dewan Pendiri
AHMAD NASIR SIREGAR
ADE REZA HARIYADI
FRESA RANGGAWA
AHMAD NASIR SIREGAR lebih dikenal sebagai mantan Aktifis HMI. Alumni Jurusan Ilmu Sosiatri Fisipol UGM ini telah menjalani masa panjang pengkaderan dan proses kepemimpinan di HMI. Ia pernah menjadi Ketua Umum HMI Komisariat Fisipol UGM (2001-2002), Ketua Umum HMI Cabang Bulaksumur Sleman, Yogyakarta (2004-2005), Wakil Sekjend PB HMI (2006-2008) hingga menjadi Sekretaris Jenderal PB HMI (2008-2010). Sejak mahasiswa telah terlibat aktif sebagai pemandu dalam latihan kepemimpinan dan Training Community Development, Development, menjadi pembicara dalam sejumlah seminar dan simposium, serta aktif menulis dalam berbagai media massa. Buku yang pernah ditulisnya adalah Manifesto Politik HMI (2010) dan HMI Values : Ikhtiar HMI Mengatasi Kebuntuan Gerakan (2008).
Ade adalah Ketua Komite Politik, Presidium GMNI, Periode 2002-2005. Menyelesaikan studi sarjana dari Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fisipol, Universitas Diponegoro (2004) dan Pascasarjana Ilmu Politik, Universitas Indonesia (2008). Pernah menjadi delegasi Indonesia dalam World Youth Peace Summit (WYPS), Asia Pacific, di Bangkok, Thailand, pada tahun 2004. Kini ia bekerja sebagai Staf Pengajar di FISIP Universitas Bung Karno, STIAMI Jakarta, dan Universitas Islam 45, Bekasi.
Fresa lebih dikenal sebagai mantan aktifis HMI di Bandung. Ia pernah menjadi Ketua Umum HMI Cabang Bandung (20052006), Ketua HMI Badko Jawa Barat (20062008) dan terakhir sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Bidang PA PB HMI (2008). Fresa adalah alumni Politeknik Bandung dan Fakultas Hukum Universitas Pasundan.
INSTITUT GERAKAN
Gerakan Rakyat Untuk Keadilan
COKRO WIBOWO SUMARSONO
SALMAN NASUTION
Meraih gelar sarjana dari Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Malang. Pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Ketika di kampus ia sempat diserahi amanah sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, Universitas Negeri Malang. Menjadi pendiri LSM JOGLO SEMAR (Jaringan Organiser Pelopor Strategik Marhaenis).
Ketika kuliah di UGM, ia aktif di organisasi ekstra dan intra-kanpus. Pernah menjadi Ketua Umum HMI Komisariat Teknik UGM, Ketua Bidang Kajian Strategis HMI Cab. Bulaksumur (20032004) hingga menjadi Direktur LPL HMI Bulaksumur (2004-2005). Di lingkungan internal kampus, aktif sebagai Ketua Bidang Kajian Strategis dan Kebijakan BEM FT UGM (2002-2003), dan Sekretaris Jenderal BEM KM UGM (2003-2004). Di kegiatan sosial-kemasyarakatan, ia terlibat aktif di Masika ICMI Yogya (2006-2007), Ketua Yayasan Rausyan Fikr Yogya (2005-2006) dan Komisi Politik DPP KNPI (2008-2011). Selepas kuliah, ia pernah bekerja sebagai Jurnalis di Majalah ADIL (2006-2009). Sekarang, ia lebih memilih menjadi Jurnalis, Konsultan dan Peneliti Freelance serta Editor lepas sejumlah buku.
INSTITUT GERAKAN
Gerakan Rakyat Untuk Keadilan
Arti Logo 1. Gambar Neraca berarti tegaknya keadilan di bumi Indonesia 2. Padi & kapas menggambarkan terwujudnya masyarakat Indonesia sejahtera, adil & makmur 3. Gambar Pena menyimbolisasi kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan lain lain. Dan perwujudan pembangunan kesadaran untuk mengkaji soalsoal mendasar bangsa Indonesia.
JL. Duren Tiga Selatan VII No 8A, Jakarta Selatan Telp : 021 79194641, 021 79194642 Fax : 021 7993752 Email :
[email protected]