TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MUATAN LOKAL PAS IR S IRING AGUNG DAN BATU PECAH MALUS Ely Mulyati Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Musi Rawas (Jl. Pembangunan Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Lubuklinggau Sumatera Selatan) E-mail :
[email protected] ABSTRAK Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (Admixture dan Additive). Struktur beton sangat dipegaruhi oleh komposisi dan kualitas bahan-bahan pencampur beton tersebut. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur, semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki maka semakin tinggi pula mutu beton yang harus dihasilkan. Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan suatu kekuatan tekan rata-rata yang disyaratkan. agregat kasar (batu pecah) dari sungai malus dan agregat halus dari siring agung merupakan salah satu potensi lokal yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan penyusun beton. Untuk mengetahui kualitas dan sifat agregat tersebut maka dilakukan dengan metode eksperimental (uji laboratorium). Pengujian laboratorium terhadap agregat kasar (batu pecah) dari sungai malus dan agregat halus dari siring agung ditargetkan mencapai karakteristik kuat tekan beton K-250 kg/cm2 , Sampel beton menggunakan Kubus dengan jumlah sampel 3 permasing-masing umur beton (7 hari, 14 hari dan 28 hari). Dari hasil uji laboratorium yang sudah dilaksanakan dapat diketahui bahwa agregat kasar dari sungai Malus dan agregat halus dari siring agung memiliki kualitas yang baik. Agregat kasar dari sungai Malus dan agregat halus dari siring agung memiliki sifat yang memenuhi syarat sebagai bahan campuran beton. Kata Kunci : Agregat Kasar, Agregat Halus, Beton, Kuat Tekan
1.
PENDAHULUAN
Struktur beton dalam konstruksi teknik sipil digunakan dalam banyak hal, seperti pondasi, kolom, balok, plat, bendung dan lain-lain. Struktur beton sangat dipegaruhi oleh komposisi dan kualitas bahanbahan pencapur beton tersebut. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur, semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki maka semakin tinggi pula mutu beton yang harus dihasilkan. Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan suatu kekuatan tekan ratarata yang disyaratkan. Beton yang merupakan produk manusia dan dibuat dari bahan alami, maka mutu beton dipengaruhi oleh faktor manusia dan faktor alam, sehingga dalam proses pembuatan beton selalu dibuat perancangan campuran agar diperoleh kekuatan beton yang dikehendaki. Kekayaan alam Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuk Linggau terdiri dari berbagai macam, termasuk di dalamnya bahan material beton yaitu air, semen, agregat dan pasir. Terdapat banyak quarry di daerah Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau yang harus dimanfaatkan untuk pembangunan daerah guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi diperlukan adanya penelitian guna mengetahui seberapa besar kualitas material tersebut untuk dapat membentuk struktur beton dengan kualitas yang diinginkan. Perumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana hasil untuk uji kualitas bahan material beton, sifat agregat Koral Malus dan Pasir Siring Agung dan bagaimana perencanaan campuran beton (concrete mix design) adukan Pasir Siring Agung, Koral Malus dan Portland Cement menggunakan 2 kadar air maksimum dengan kuat tekan rencana K 250 kg/cm , diharapkan manfaat yang akan diperoleh antara lain adalah Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kualitas bahan material Koral Malus dan Pasir Siring Agung bagi para pelaksana infrastruktur dan masyarakat yang akan menggunakan material lokal khususnya di wilayah sekitar kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau; Dengan diketahui sifat–sifat agregat Koral Malus dan Pasir Siring Agung maka digunakan sebagai salah satu alternatif bahan campuran beton; dan Sebagai upaya untuk melaksanakan perencanaan campuran beton (concrete
83 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ mix design) adukan Pasir Siring Agung, Koral Malus dan Semen Portland menggunakan kadar air maksimum dengan kuat tekan K 250 kg/cm2 .
2.
TINJAUN PUSTAKA
Menurut T ri Mulyono 2004, Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture atau additive). Menurut Aminsyah Nasution (2009), beton merupakan bahan dari campuran antara air, semen, agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil), dengan adanya rongga-rongga udara. Secara umum proporsi unsur pembentuk beton adalah : T abel 2.1. Unsur Pembentuk Beton Agregat Kasar + Agregat Halus (60% - 80 %) Semen : 7% - 15 % Air (14% - 21 %) Udara : 1% - 8 %
Perancangan sendiri dimaksudkan untuk mendapatkan beton yang baik harus memenuhi dua kinerja utamanya, yaitu kuat tekan yang tinggi (minimal sesuai dengan rencana) dan mudah dikerjakan (workability). Selain hal tersebut, beton yang dirancang harus memenuhi criteria antara lain tahan lama atau awet (durability), memenuhi kriteria ekonomi agar dapat merancang kekuatanya dengan baik, artinya dapat memenuhi criteria aspek ekonomi yaitu rendah dalam biaya murah (aspect economic cost) dan tahan aus. Perancangan beton harus memenuhi kriteria perancangan standar yang berlaku. Peraturan dan tata cara dalam penyelidikan bahan pembentuk beton dapat mengacu pada beberapa standar antara lain adalah AST M, ACI, JIS, SNI dan lain sebagainya. Adapun Parameter–parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah: a.
Kualitas semen.
b. c. d. e. f. g. h.
Proporsi semen terhadap campuran. Kekuatan dan kebersihan agregat. Interaksi atau adhesi anatara pasta semen dengan agregat. Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton. Penempatan yang benar, penyelesaian dan pembentuk beton. Perawatan beton. Kandungan klorida tidak melebihi 0,15 % dalam beton yang diekspose dan 1 % beton yang tidak diekspose.
Metode penentuan proporsi unsur pembuatan beton dalam pedoman ini, berdasarkan cara yang sudah dibakukan SNI 03-2834-2000. a. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan dihitung dari : Deviasi standar yang dapat dari pengalaman di lapangan selama produksi beton menurut rumus : S
∑
n
Xi
1
X
dengan X
∑
n
Xi
Dimana : s = Deviasi standar Xi = Kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji X = Kuat tekan beton rata-rata menurut rumus
n
= Jumlah nilai hasil uji
84 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ T abel 2.2. Nilai Deviasi Standar Untuk Mutu Pekerjaan Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan Memuaskan Sangat Baik Baik Cukup Jelek Tanpa Kendali
Standar Deviasi (MPa) 2,8 3,5 4,2 5,6 7,0 8,4
Hubungan antara tegangan beton karakteristik dengan kekuatan tekanan beton dinyatakan oleh rumus : fc’ = fcr’ – 1,64 s dimana : fc’ fcr’ 3.
= kuat tekanan beton karakteristik = kekuatan tekanan beton rata-rata
METODELOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini dilakukan dengan metode studi ekperimental. Pelaksaan uji laboratorium dilakukan di Laboratorium Bahan dan Beton Teknik Sipil UNSRI. Pada penelitian ini target capaian Karakteristik beton adalah K-250 kg/cm 2 . Sampel beton menggunakan Kubus dengan jumlah sampel 3 permasing-masing umur beton (7 hari, 14 hari dan 28 hari). Adapun sumber bahan dan uji laboratorium yang dilakukan antara lain adalah : a. Air (Laboratorium UNSRI) − Uji PH
4.
b.
Semen ( Tipe I)
c.
Agregat Kasar (Sungai Malus) − Berat Volume − Analisis Saringan − Pemeriksaan Kadar Air − Specific Gravity dan Penyerapan agregat kasar − Keausan Agregat dengan menggunakan mesin Los Angeles
d.
Agregat Halus ( Siring Agung ) − Analisis saringan − Pemeriksaan Berat volume − Pemeriksaan Zat organik − Pemeriksaan Kadar lumpur − Specific Gravity dan Penyerapan agregat halus
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pemeriksaan Agregat Halus ( Pasir Siring Agung ) a. Analisis Saringan Dari hasil analisis saringan maka dapat diketahui bahwa pasir Siring Aagung termasuk dalam daerah gradasi no. 3
85 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ T abel 4.1. Analisis Saringan Aggregat Halus Ukuran Saringan (mm) 9.50 4.75 2.36 1.18 0.60 0.30 0.15 PAN
Berat Tertahan (gr) 0.00 6.3 25.8 46.3 150.7 405.4 351.7 13.8 Modulus
b.
0.00 6.3 32.1 78.4 229.1 634.5 986.2 1000
Kehalusan
Persentase Tertahan Kumulatif 0.00 0.63 3.21 7.84 22.91 63.45 98.62 100
Jumlah Berat Tertahan
2
=
Jml
Persen Tertahan 100
1,799
2
2,62
Persentase Lolos Kumulatif 100 99.37 96.79 92.16 77.09 36.55 1.38 0 =
196 .66
Spec ASTM C33 - 93 100 95 – 100 80 – 100 50 – 85 25 – 60 10 – 30 2 – 10 -
= 1 . 97
100
2,21 %
pemeriksaan berat volume agregat
T abel 4.2. Berat Volume Aggregat Halus No A B C D E
Perhitungan Volume wadah Berat wadah Berat wadah & benda uji (C – B) Berat volume (D/A)
Observasi I Padat Gembur 2.832 ltr 2.832 ltr 4.543 kg 4.543 kg 9.018 kg 8.64 kg 4.475 kg 4.097 kg 1.58 kg/ltr 1.45 kg/ltr
Observasi II Padat Gembur 2.832 ltr 2.832 ltr 4.543 kg 4.543 kg 9.021 kg 8.56 kg 4.478 kg 4.017 kg 1.581 kg/ltr 1.42 kg/ltr
Be rat Volume Rata-rata :
Kondisi Padat =
(D/ A)I + (D / A)II 1.58+ 1.581 = = 1.58kg ltr 2 2
Kondisi Gembur =
(D/ A) I + (D/ A) II 1.45+ 1.42 = = 1.435 kg ltr 2 2
c. P emeriksaan zat organik Setelah didiamkan selama 24 jam ternyata zona warna cairan yang terlihat adalah no 2 hal ini menunjukkan bahwa zat organik didalam agregat halus rendah, sehingga dapat digunakan dalam pengadukan campuran beton. d.
Pemeriksaan Kadar Lumpur Dari hasil pemeriksaan dilaboratorium (lihat tabel 2.4) Kadar lumpur yang terkandung dalam agregat halus adalah 2,21 % lebih kecil daripada kadar lumpur yang disyaratkan yaitu 5 %, dengan demikian agregat halus masih memenuhi syarat untuk digunakan dalam pembuatan campuran beton.
86 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ T abel 4.3. Berat Volume Aggregat Halus
e.
Tinggi pasir (V1) Tinggi lumpur (V2)
Titik I (ml) 3 163
Tinggi pasir (V1) Tinggi lumpur (V2)
Titik I (ml) 4 136
Observasi I Titik III (ml) 3 164 Observasi II Titik II Titik III (ml) (ml) 3 4 137 137 Titik II (ml) 3 164
Rata-rata (ml) 3 163.67 Rata-rata (ml) 3.67 136.67
Pemeriksaaan Kadar air Dari dua observasi yang sudah dilakukan maka didapatkan kadar air rata-rata 2,97%. '(
=
)*+,)*,./ ,0,1.
x100%
2 100%
2,97%
T abel 4.4. Pemeriksaan Kadar Air OBSERVASI I A. Berat Wadah B. Berat wadah + Benda uji (sebelum di oven) C. Berat wadah + Benda uji (sesudah di oven) D. Berat Benda Uji (B – A) E. Berat Benda Uji kering (setelah di oven)
Kadar air =
= = =
254.4 1254. 4 1226. 7 1000 972.3
Gram Gram Gram Gram Gram
1000 − 972 .3 × 100 % = [2 . 85 % ] 972 .3
OBSERVASI II A. Berat Wadah B. Berat wadah + Benda uji (sebelum di oven) C. Berat wadah + Benda uji (sesudah di oven) D. Berat Benda Uji (B – A) E. Berat Benda Uji kering (setelah di oven)
Kadar air =
= =
= 240.3
Gram
= 1240.3
Gram
= 1210.4
Gram
= 1000
Gram
= 970.1
gram
1000 − 970 .1 × 100 % = 3 . 08 % 970 .1
87 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ f.
Pemeriksaan Spesific Gravity & Penyerapan
T abel 4.5. Pemeriksaan Spesific Gravity & Penyerapan A. Berat Piknometer B. Berat Contoh Tanah SSD C. Berat Piknometer + air + contoh SSD D. Berat Piknometer + air E. Berat Contoh Kering Apparent Spec. Gravity
=
Bulk Spee. Kondisi SSD
=
Bulk Spee. Kondisi SSD
=
Persentase absorsi air
=
5 4 5
5
4
4
4 6 4 6 4 6
208.6 250 814.4 652.6 241 7 7 7
2 100%
RATA-RATA Apparent specific Gravity BulkSpec.Kondisi Kering Bulk Spec. Kondisi SSD Persentase Absorbsi Air A. Berat Piknometer B. Berat Contoh Tanah SSD C. Berat Piknometer + air + contoh SSD D. Berat Piknometer + air E. Berat Contoh Kering Apparent Spec. Gravity Bulk Spee. Kondisi SSD Bulk Spee. Kondisi SSD
4
= =
Persentase absorsi air = RATA-RATA Apparent specific Gravity BulkSpec.Kondisi Kering Bulk Spec. Kondisi SSD Persentase Absorbsi Air
4
5
5
5
4
4
6 4 6 4 6
7 7 7
2 100%
192.6 250 770 628.2 242
gr gr gr gr gr
2.75
2.24
3.06
2.42
2.85
2.31
3.23 %
3.31%
208.6 250 814.4 652.6 241
=
gr gr gr gr gr
gr gr gr gr gr
2.49 2.74 2.52 3.52 192.6 gr 250 gr 770 gr 628.2 gr 242 gr
2.75
2.24
3.06
2.42
2.85
2.31
3.23 %
3.31%
2.49 2.74 2.52 3.53
Pada percobaan ini, berat contoh air tidak dapat diukur langsung karena agregat halus mudah larut dalam air, sehingga berat yang terukur akan lebih kecil dari yang sebenarnya.
4.2. Pemerikasaan Agregat Kasar a.
Analisis saringan Dari gambar kurva menunjukkan agregat kasar, persentase, lolos kumulatif yang diperoleh terletak diantara batas gradasi BAT U PECAH / kerikil yang berukuran maksimum 40 mm. Berarti agregat kasar dapat digunakan.
88 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ T abel 4.6. Analisa Saringan Aggregat Kasar Ukuran Saringan (mm)
Berat Tertahan (gr)
38.00 25.00 19.00 12.50 9.50 4.75 PAN
255.5 1858.8 314.2 65.5 2.6 0.3 3.1
H8
Jumlah Berat Tertahan
J
C : EI C : 9
255.5 2114.3 2428.5 2494 2496.6 2496.9 2500 C I E :E9 E 100
Persentase Tertahan Kumulatif 10.22 84.572 97.14 99.76 99.864 99.876 100 I 9 491,432 100
Persentase Lolos Kumulatif
4,914
89.78 15.428 2.86 0.24 0.136 0.124 0
Pemeriksaan Berat Volume
b.
T abel 4.7. Pemeriksaan Berat Volume Aggregat Kasar No A B C D E
Volume wadah Berat wadah Berat wadah &benda uji (C – B) Berat volume (D/A)
<6 = > '
89 (:( ; 89 (:( DE F
c.
Observasi I Padat Gembur 9.435 ltr 9.435 ltr 8.411 kg 8.411 kg 23.114 kg 22.925 kg 14.703 kg 14.051 kg 1.558 kg/ltr 1.538 kg/ltr
Perhitungan
2
<6 = >> '
1,489
2
1,44
1,597
2
1,4645
1,554
Observasi II Padat Gembur 9.435 ltr 9.435 ltr 8.411 kg 8.411 kg 21.877 kg 21.684 kg 13.466 kg 13.273 kg 1.427 kg/ltr 1.407 kg/ltr
1,5755
AB C
AB C
Pemeriksaan Kadar Air
T abel 4.8. Pemeriksaan Kadar Air OBSERVASI I A. Berat Wadah B. Berat wadah + Benda uji (sebelum di oven) C. Berat wadah + Benda uji (sesudah di oven) D. Berat Benda Uji (B – A) E. Berat Benda Uji kering (setelah di oven) Kadar air =
2500 − 2463 , 8 2463 , 8
= = = = =
251.8 2751.9 2715.6 2500 2463.8
Gram Gram Gram Gram Gram
× 100 % = [1 . 469 % ]
89 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ Lanjutan T abel 4.8... OBSERVASI II A. Berat W adah B. Berat wadah + Benda uji (sebelum di oven) C. Berat wadah + Benda uji (sesudah di oven) D. Berat Benda Uji (B – A) E. Berat Benda Uji kering (setelah di oven) 2500 − 2463 ,1 Kadar air = × 100 % = 1, 497 % 2463 ,1
d.
= = = = =
250.6 2750.3 2713.7 2500 2463.1
Gram Gram Gram Gram gram
gr gr gr
5000 3013.4 4881
Pemeriksaan specific gravity & Penyerapan Air
T abel 4.9. Pemeriksaan specific gravity & Penyerapan Air A. Berat Contoh T anah SSD B. Berat contoh dalam C. Berat Contoh Kering Apparent Spec. Gravity
=
Bulk Spee. Kondisi SSD
=
Bulk Spee. Kondisi SSD
=
Persentase absorsi air
=
5 4 5
RATA-RATA Apparent specific Gravity BulkSpec.Kondisi Kering Bulk Spec. Kondisi SSD Persentase Absorbsi Air A. Berat Contoh T anah SSD B. Berat contoh dalam C. Berat Contoh Kering Apparent Spec. Gravity
=
Bulk Spee. Kondisi SSD
=
Bulk Spee. Kondisi SSD
=
Persentase absorsi air
=
RATA-RATA Apparent specific Gravity BulkSpec.Kondisi Kering Bulk Spec. Kondisi SSD Persentase Absorbsi Air
5
4
4
5 4 5
5
4
4
4 6 4 6 4 6
5000 3030.9 4883.3
7 7 7
2 100%
4 6 4 6 4 6
2.64
2.61
2.48
2.46
2.54
2.52
2.39 %
2.44 %
5000 3030.9 4883.3
7 7 7
2 100%
gr gr gr
gr gr gr
2.625 2.47 2.53 2.415% 5000 gr 3013.4 gr 4881 gr
2.64
2.61
2.48
2.46
2.54
2.52
2.39 %
2.44 %
2.625 2.47 2.53 2.415%
90 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ e.
Pemeriksaan Keausan agregat dengan mesin Los Angeles
T abel 4.10. Pemeriksaan Keausan agregat dengan mesin Los Angeles Gradasi Saringan Lolos Tertahan 2 ½’’
2 ‘’
2’’ 1 ½’’ 1 ½’’ 1’’ 1’’ ¾’’ ¾’’ ½’’ ½’’ 3/8’’ 3/8’’ ¼’’ ¼’’ No.4 No.4 No.8 Jumlah Berat (A) Berat T ertahan sieve No.12 (B)
Observasi I Berat sebelum Berat Sesudah (A) gram (B) gram 1250 1250 1250 1250 5000 -
Observasi II Berat sebelum Berat Sesudah (A) gram (B) gram -
181.60 897.10 1122.50 688.30 385.90 199.20 168.20 3642.80
1250 1250 1250 1250 5000 -
163.30 992.10 1110.90 625.50 409.70 157.50 100.80 3559.40
Note : - 500 putaran - 12 bola baja
Keausan I = ( ( 5000 – 3642.80)/5000) x 100 %
= 27.14 %
Keausan I = ( ( 5000 – 3559.40)/5000) x 100 %
= 28. 81%
Keausan rata rata
Keausan = =
Keausan1 + Keausan2 2 27.14 + 28.81 = 27.97 % 2
4.3. Concrete Mix Design Mutu Beton : K-250 Agregat kasar : batu pecah malus Agregat Halus : Pasir Siring Agung
T abel 4.11. T abel fisik agregat Agregat Sifat Berat Jenis (kering permukaan) Penyerapan Air (%) Kadar Air (%)
Agregat Halus
Agregat Kasar
2.58
2.53
3.52 2.97
2.415 1.4835
91 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ T abel 4.12. Concrete Mix Design Sni – 03-2834-200 Method No. 1 2 3 4 5 6
Uraian
Nilai 25.0 Mpa 7.00 Mpa 11.48 Mpa 36.48 Mpa Portland T ype I (batu pecah malus) (Pasir Siring Agung) 0.60 0.57 30-60 mm 40mm 3 190 Kg/m 3 316.67Kg/m 3 333.33Kg/m 3 325Kg/m 0.57 Zona 3 28 % 2.54 3 2330 Kg/m 3 1806.67Kg/m 3 505.87 Kg/m 3 1300.8 Kg/m
Kuat T ekan Karakteristik Deviasi Standar Nilai T ambah (Margin) 2 Kekuatan rata yang ditargetkan Jenis Semen Agregat Kasar Agregat Halus 7 Faktor Air Semen Bebas 8 Faktor Air Semen Maksimum 9 Slump 10 Ukuran Agregat Maksimum 11 Kadar Air Bebas 12 Jumlah Semen 13 Jumlah Semen Maksimum 14 Jumlah Semen Minimum 15 Faktor Air Semen yg Disesuaikan 16 Susunan Butir Agregat Halus 17 Persen Agregat 18 Berat Jenis Relatif Agregat Kering Permukaan 19 Berat Jenis Beton 20 Kadar Agregat Gabungan 21 Kadar Agregat Halus 22 Kadar Agregat Kasar (Specimen : CUBE 15 X 15 X 15 CM) Mutu Beton : K - 250
T abel 4.13. Komposisi Campuran Beton Keterangan 3
Untuk tiap m Untuk ( kubus 15 x 15 x 15 cm ) + 20 % Untuk 3 sample kubus Proporsi Campuran (berat)
Semen
Air
Pasir
Split
333.33 Kg 1.125 Kg 1.35 Kg 4.05 Kg 1.00
204.90 Kg 0.69 Kg 0.83 Kg 2.49 Kg 0.615
503.09 Kg 1.698 Kg 2.04 Kg 6.12 Kg 1.51
1288.68 Kg 4.35 Kg 5.22 Kg 15.66 Kg 3.87
4.4 Analisis Kuat T ekan Karakteristik Beton T abel 4.14. Koefisien Konversi Umur Hari
Koefisien
3 7 14 21 28 56 90 365
0.400 0.650 0.880 0.950 1.000 1.090 1.200 1.350
92 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553
TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ T abel 4.15. Hasil Uji Kuat T ekan Beton B eban Kode Uji
Umur (hari)
B erat (Kg)
(KN)
(Kg)
Luas ( cm2)
MS 1 MS 2 MS 3 MS 4 MS 5 MS 6 MS 7 MS 8 MS 9
7 7 7 14 14 14 28 28 28
8.117 8.113 8.126 8.4 8.37 8.4 8.35 8.27 8.33
400 410 395 755 745 800 790 750 745
40000 41000 39500 75500 74500 80000 79000 75000 74500
225 225 225 225 225 225 225 225 225
Kuat Tekan (Kg/cm2)
Konversi terhadap umur
177.78 182.22 175.56 335.56 331.11 355.56 351.11 333.33 331.11
0.65 0.65 0.65 0.88 0.88 0.88 1 1 1
kuat tekan dengan koef isien umur (kg/cm2) 273.50 280.34 270.09 381.31 376.26 404.04 351.11 333.33 331.11
Kuat tekan Ekivalen 28 hari ( Kg/cm2)
Ket. Pencapaian terhadap K.250 (% )
250 250 250 250 250 250 250 250 250
71.11 72.89 70.22 134.22 132.44 142.22 140.44 133.33 132.44
5. KESIMPULAN a. b. c.
Dari hasil uji laboratorium yang sudah dilaksanakan dapat diketahui bahwa agregat kasar dari sungai Malus dan agregat halus dari siring agung memiliki kualitas yang baik. Agregat kasar dari sungai Malus dan agregat halus dari siring agung memiliki sifat yang memenuhi syarat sebagai bahan campuran beton. Proposi campuran untuk target capaian karakteristik beton K-250 dengan menggunakan Agregat kasar dari sungai Malus dan agregat halus dari siring agung adalah 1 : 1,51 : 3,87
DAFTAR PUSTAKA Amriansyah N (2009), “Analis Dan Desain Struktur Beton Bertulang”, IT B Bandung. Antoni (2007) , Paul Nugraha, “Teknologi Beton”, Andi Yogyakarta. Daryanto (1999), Hari Amanto, “Ilm u Bahan”, Bumi Aksara Jakarta Puji Aji, Dr. T echn (2010), “Pengendalian Mutu Beton”, ITS Surabaya, Sunggono (1995), “Buku Teknik Sipil”, Nova Yogyakarta. T ri Mulyono (2005), “Teknologi Beton”, Andi Yogyakarta.
93 JURNAL TEKNIK “TEKNIKA” ISSN: 2355-3553