PENGELUARAN
PUBLIK DAN KONSUMSI RUMAft
TANGGASERTAINDEKSPEMBANGUNAN UNTUK BIDANG PENDIDIKAN
DI KABUPATENIKOTA, PROVINSI SUMATERA SELATAN
TESIS Sebagal Salah Satu Syarat untuk Mamperoleh Gelar Maglster Sain• (M.SI.)
p,tda
Program Studl llmu Ekonomi Bidang Kajian Utama Perencanaan Sumber Daya Manusia Program Pascasarjana Unlversltas Srlwljaya
Oleh:
Desi Muhannan NIM 20082004053
PROGRAM PASCASARJANA UNIVER$1TAS SRIWUA YA JUNI 2010
HALAMAN PENGESABAN : Pengeluaran Publik dan Konsumsi Rumah Tangga serta
Judul Tesis
lndeks Pembangunao untuk Bidang Pendidikan di Kabupateo/Kota, Proviosi Sumatera Selatan Nama Mahasiswa
: Desi Muharman
NIM
: 20082004053
Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Bidang kajian Utama : Perencanaan Sumber Daya Manusia
Menyetujui: Pembimbing Kedua,
Pembimbiog Pertama,
Prof. Dr. Taufiq Marwa, M.Si. NIP 196812241993031002
Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi,
A
l
lt--
..-•.
gil'Cl
f',.,
I.~:: c \\~~ \'
~
~ Lt-
r
\\ «;' ,,/ ,
~(
:..r
~
Prof. Dr. Bernadette Robiani, M.Sc. ~·t-01.Dce.dr.H.M.T.Kamaluddin, M.Sc., Sp.FK NIP 196402161989032001 ~9516,301982011001
Taoggal LuJus: 3 Juni 2010
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PROGRAM PASCASARJANA
PERSETUJUAN TIM PENGUJI TESIS
Ketua
Prof. Dr. Taufiq Marwa, M.Si. NIP 196812241993031002
Sekretaris
Drs. Bambang B. Soebyakto, M.A., Ph.D. NIP 195306161980111004
Anggota
Prof. Nurlina Tarmizi, M.S., Ph.D. NIP .194704131975022001 Prof. Dr. Bernadette Robiani, M.Sc. NIP 196402161989032001 Siti Zainab Bakir, Ph.D.
111
(
'7i'' ~
)
( .ci:p... . )
BUKTI TELAH M;EMPERBAIKI TESIS HASil, UJIAN MAHASISW A PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
NO 1. 2.
3. 4.
~-
NAMA
TANDA TANGAN TANGGAL
Prof Dr. Taufiq Marwa, M.Si. Drs. Bambang B. Soebyakto, M.A., Ph.D.
Prof Nurlina Tannizi, M.S., Ph.D. Prof Dr. Bernadette Robiani, M.Sc. ~iti Zain~b Bakir, Ph~D.
Menerangkan bahwa: Nama Mahasiswa
: Desi Muharman
NIM
:20082004053
Program Studi/BKU
: Ilmu Ekonomi
BKU
: Perencanaan SDM
Judul Tesis
: Penge/uaran Publik dan Konsusrnsi Rumah Tangga serta Indeks Pembangunan Bidang Pendidikan di Kabufaten/Kota, Provinsi sumatera Selatan
Telah mernperbaiki tesis hasil ujian
Palembang, ... Juni 2010 Kenia Program .:
Ekonomi,
Prof. Dr. Bernadette Robiani, M.Sc. NIP 196402161989032001
IV
HALAMANPERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Desi Muhannan
Tempat, tanggal lahir
: Payaraman, l 7 Desember 1979
Program Studi
: Ilrnu Ekonomi
NIM
: 20082004053
Mcnyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1. Seluruh
data, iaformas],
interpretasi,
serta pemyataan
dalam pembaaasan dan
kesimpulan yang disajikan dalam .karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan swnbemya
merupakan basil peogamatau, penelltiau, pengelolaan, serta pemikiran saya dengan pengarahan dari para pembimbing yang ditetapkan. 2. Katya ihniah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akadernik, baik di Umversitas Sriwijaya maupun di perguruao tinggi lainnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apahila di kemudian hari ditemukan adanya bukti kctidakbenaren dalam pernyataan tersebut di atas, saya bersedia
menerima sanksi akademis berupa pembatalan geiar yang saya peroleh melalui pengajuan lcarya ilnllah.
Palembang, Juni 2010 mg rnembuat penyataan,
. Desi Mubarman NIM 20082004053
v
AJJSTRACT
This research is aimed at finding out the influences of the public expenditures and household conscmpeion education
part
toward
education development index in
regency/town, South Swnatera Province. Sirnllar research have been done many times. but it's unique the result of research sometimes diffrent suitable for the place and other variables that include to model. For it, this research is done hy analyse public expenditure and household consumption education part as Independent variable and education development idex as dependent variable. This research using second data derived from Indonesian Statistic by published Badan Pusat Statistik South Sumatera Province and Evaluation Matrix
APBD
Regency/Town, Financial Biro of South Sumatera Government. Public expenditure data, household consumption, and development index educationpart which is used as pool data for 2006--2()()g, The data is used SPSS 15 f'rowam. The result simultant of researcb deoole that public expenditure and household consumption education part significantly influenoe education development index. Meanwhile partially denote that public expeoditure education part is not significant influence education development index and household consumption educaticm part signifantly influence education development index. Keyword: Public expenditure, household consumption,and ..drreationdevelopmo« index
ABSTRAK
Penelitian ini berrujuan untuk mengeiahui peogaruh pengeluaran publik don konsumsi rumah tangga bidang pendidik.ao terBadap indeks pemhangunan pendidikan di kabupaten/kota, Provinsi Sumatera Selaran, Penelitian serupa telah beberapa kali
dengan menganalisis peogeluaran publik dan koasumsi nunah tangga bidang pendidikan sebagai vari abel independen dan indek:s pembangunan pendidikan sebagai variabel
dependen. Penelitian i ni menggonakan data sekunder ~swuber dllli Slatistik Indonesia terbltan Badan Pusat Statlstik Provinsi Si•rr
Pembangunaa Pendidikan. Kata kunci:
Pengeluaran Publik, konsums! rumah tangga, don indekspe111ba11gul'TOll peltdidilrars
vii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat seiesai, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Magister Sains pada rrogJ<1111 Studi llmu Ekonomi Bidang Kajian Utama
Perencanaan SW11bet Daya Manusia Program Pascasarjana Univershas Sriwijaya. Tesis ini berjudul '1Pensel=
Publik dan Konswnsi Rumah Tangga serta lndeks
Pembangunan untuk Bidang Pendidikan di Kabupo1ten1Kota, Provinsi Sumatera Selatan", Tujuan penelitian ini untuk melihat peagaruh pengeluaran publik dan konsumsi rurnuh tangga bidang pendidikan terhadep peningkatan
Kabupaten/Kota,
indeks pernbanguaan pendidikan di
Pro'1nsi Sumataa ~Iatan. Metode penelitian yang digunal
penelitian ini adalah rnetode regresi linear berganda y-.mg menggunakan data selronder {data base} dari Biro Keuangan Pemerin1ah PmviMi Snmatera Selatao clan Sadan Pusat Stlltistik (BPS) Provinsi Sumatcra Sclatan. Hesil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh pengeluar.m publik dan konswnsi rumah taagga bidang pendidilwl terhadap indeks pembangunan pendidikan di kabupak;aflcota. Provinsi Sumatera selatan.
Akhitnyn dengan kemidahan hati, pemilis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempoma, Unmk itu, semua saran dau komentar yang bersifat konstruktifdari scmua pihak, dengan senang hati penulis terima. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaal bagi pihak-pihak yang memerlukannya,
Palembang.
Penulis.
viii
Juni 2010
UCAPAN TERIMA KASIH
Penuli~ menyadari sepenuhnya. bahwa tesis ini merupakan basil kerja sama dari bcrbagai pihak sehingga dengan segala kerendahan hati perkenankanlah
penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada; 1. Bapak Prof. Dr. Taufiq Marwa, M.Si. selaku Pembimbing Pertarna dan Bapak Drs. Bambang B. Soebyaloo, M.A., Ph.D. selaku Pembimbing Kedua yang telah
banyak meluangkan waktu wtuk membimbing tesis ini
2. lbu Prot: Nurlina Tarmizi, M.S., Ph.D. lbu Prof. Dr. Bernadette Robiani, MSc., dan !bu Siti Zainab Bakir, Ph.D. selaku penguji tesis yang telah banyak memberikan saran dim masukan demi k.esempumaan tesis ini 3. Bapak Prof. Dr.
dr. H..M.T. Kama1uddin,
M.Sc., Sp.FK. Sela}..-u D.irektur
Program Pascasarjana Umversitas Sriwijaya, Ibu Prof Dr. Bernadette Rohiani, M.Sc.
setaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascaserjene Universitas Sriwijaya. Kepa.la Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera. Selatan, dan Kepala Badan Pusat Stalistik Provinsi Sumatera Selatan yang telah memberikan kesempatan k.epada penulis dalsm penClll'e.rlan de.111 penelitian serta para dosen pengasuh mara kuliab 4. Seluruh k.eluarga, terotama orang tua, istri, dim saudara.-saudara yang tel ah
memberikan dorongan baik moral maupun material, teman-temaa, clan semua pihak yang telah meluangkan wllklu untuk berpanisipasi da\am peneliti'flll illi Akhir kata semoga amal baik dan jerih payab yang telah dilakukan dalam memberibn amhan dan bimbingan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT den semoga tesis ini bennanfaat bagi kita, Amiin.
Palembang, Penulis,
ix
Juni 2010
D.AFTARISI
Halaman HALAMAN JUDUL
---·-·-·--···-····
.
HALAMAN PENGESAHAN
u
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI TESIS
iii
BUKTI TELAH MEMPERBAIKI TESIS
iv
HALAMAN PEllNYATAAN
v
,.................................................
A BSTRA<:T
vi
ABSTRAK
..
KATA PENGANTAR
_................................................
vu viii
UCAP AN TERIMA KASIH
ix
DAF'fAR ISl
x
DAFTAR TABEL
xii
DAfTAR GRAFIK
DAFT AR GAMBAR
xw
-.-.........................................................
-
__ ,.
,.,..................................
X)V
DAFT AR LMIPIRAN BAB I
xv
PENDAHULlJAN I.I Latar Belakang 1.2 Rumusan Permasalahen
. ·-- ---·····.. .. . . .. . .. . .. . . . .. . . . . .. _, ,................................................
1.3 Tujuen Peneliiian
I 9 I0
1.4 Manfaat Penelitian
-...........................................
1.4.1 Manfaal bagi Akademis
I0 J0
..
1.4.2 Manfaat Operasional
_.......................................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
11
2.1 Landasan Teori 2.2 Kajian Empiris
-
2.3 Kerangka Pernikiran
-,.........................................
11
-.....................................................
17
_. __
.,~. 4 H.!potCSIS .
19 _,_.,
BAB III METODE PENELITIAN
.
.
20 21
3.1 Ruang Lingkup Penelitian .... ~-·--·--·-.........................................
21
3.2 Jenis clan Sumbc:r Data
21
3.3 Metode Aoalisis Datn
-
-
-............................................
---.............................................................
x
22
3.4 Delinisi Operasional Variabel
26
BAB JV HASlLDAN l'HMBAITASAN
28
4.1 Analisis Deskriptif'Data
21!
4.2 Analisis Regresi Linear Berganda
38
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
42
4.4 lmplikasi Kebijakan
4S
BAB V KESIMPULAN DAN SAl
47
5.1 Kesimpulan
47
5.2 Saran......................................................................................................... DAl'TAR PUST.AKA...................................................................................................
47 48
LAMPIR ..A..N-LAMPIRAN
50
... .....
xi
DAFfAR TABEL Halaman I. Tabel I .I Indeks Pernbanguna.n Pendidilcan Negara Asia Teoggam
3
2. Tabel l.2 Alokliisi Anggaran Beberapa Lembaga, Tahun 2005 - 2(}08 .....................•
6
3. Tabet 1.3 Struktur K.onsumsi Rumah Tangge Beberapa Negara
8
4. Tabel 2.1 Nilai Mebimumdan
16
MinimumKomponen IPM
5. fabel 4.1 Alokasi Pengeluaran Publik (Belanja Laagsung] 8idcing. Pendidik.ao. APBD Kabupateo/Kota Se-Sumatera Selaran Tahon Anggaran 2006-2008
31
6. Taki 4.2 Alokasi Konsumsi Rumah Tangga untuk Pendidikan Kabupaten/Kota Se-Sumatera Selatan Tahun 2006-2003
34
7. Tabel 4.3 Angta Meld: Humf Provinsi Sumalfml Selatan dao 15 Kubupaten/Kota l'ahun 2006-2008
.. .. .. . .
.. .. . . . . .
.
.. .. . ..
36
3. Tabet 4.4 Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Su.mar.era Selatan dan IS Kabupnten.'l
Kuma.b Taow BidangPendidlkan(Co.t.) ~rltadap Indeks Pembanguean Pendidikan (EDI) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. • . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
38
10. Tabet 4.6 Hasil Pengujian Model Pengcloaren Publik (<J..i) Bidang Pendidil:an (C...) terbadap Indeks Pembangunan PeMidikaD (BDI) . • . . .. . . . . . .• .. . . .
40
11. Tabel 4.7 Hasil Penyujian Modtl Konsumsi Ruma!\ Tangga Ridang Pendidikan (Ce()) terhadap Iadeks Pembangunan Pendidikan (EDI) . . . . . . . . . . . . . . . • . .
4I
DAFTAR GRAFIK Halarnan I. Orafil l. l Proporsi Penduduk Bula Huruflleberapa Proviasi Tahun 2005
4
2. Grafik 2. I Alokasi Knnsnmsi Rumah Tangga untuk Pendidikan Ji IS Provinsi Indonesi« (dalam rupillh)
15
xiii
DAFT AR GAMBAR Halaman
1. Gambar 2.1 Kerangka Pemikirsn Hubungan antera Pengehiaran Publik dan Konsumsi Ruruah Tangga di Bidang Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Pendidikan
20
2. Gambar 3.1 Model R.egresi Berganda Pengelaaran Publi.k (G,.,) dan Konsumsi Rumah 'Iangga (C..i) di Bidaug Pendidikan terhadap Iadeks Peinbangunan Pendidikan (ED[)
23
xiv
DAFT AR LAMPIRAN
I. Lampiran l
a. Alok~ Pengeluaran Publik Bidang Pcndidikan .KabupateD/Kota Se-Sumatesa Sela.tan Tahun 2006 b. Alokasi Pengeluaran Publik Bidaog Pendidikan Kabupaten/Kota Se-Sumatera
Selatam Tah1111 2007 c. Alo.kasi Pengeluaran Publik Bidang Pendidik.an K.abupateo/K.ota Se-Sumatera Selatan Tahun 2008 2. Lampiran 2
a Alol
b, Alokasi Konsumsi Rumah Tangga KabupatCll!Kota Se-Sumatera Selatan Tahun2007
c. Alokasi Konsumsi Rwnah Tangga Kabupaten/Kota Se-Sumatera Selatan Tahun2008 3. Lampiran .3
a. Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota Se-Sumatera Selatan tahun 2006- -2008 4. Lampiran 4 a. Regresi Pengeluaran Publik Bidang Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Pendidikan b. Regresi Konsumsi Rwnah Tanggu Bidang Pendidikan terbadap lndcks
Pembsngunan Pendidikan c. Regresi Pengeluaran Publik dan Konsumsi Ramah Tani;ga Bidang Penclidikan terhadap Indeks Pembenguean Pendidikan
xv
BABI
PENDAHULUAN
BARI
PENl>AHULUAN
1.1 Latar »elakana:Pene\ilian Pembangunan seharusnya diarahkan untuk pencipiaan kesejahteraan warga negara Umted Nation Development Program (UNDP) mengingatksn, !ujuan utama pembangunan adalah kesejahteraan manusia (human welfare). Melalui
kesejahter..an, sebuah bangsa
dapat bcrdiri tcgnk di hadnpan bangsu-bangsa lain, NsmUJI, pemb.mgunan Ylllll!
menyejabterakan warga bukanlah scsuam yang mudah dicapai. Banyak bangsn bclnjar chm bcrproses dalam waltu yang ndak si.ngkal, kendala dan iautaogan dihadapi uutuk
me.ajadlkan W!llganya leblh balk dllri kondisi sebelumnya, Berbagui pemikiran diguli clan dirumuslcan, kontestasi gagasan pun terjadi untuk menemukan model yang tepat bagl ke(lCillingao kesejahteraan bersama, Sering dil:alllkan hahwa lndon~a adalah negara besar yang memilik.i segalaoya karena luas wllayah dan kel:ayfWl sumber daya alam. Padahal, kekayaan riil suatu baogsa bukcc terletak pada berlunpahnya sumber daya · alam yang dimiliki, tetapi kekayaan sceungguhnya
yang dimiliki oleh suatu bangsa terletak poda kualitas sumber daya
mllllu,ianya (SDM) sepcrti yang tertuli.s dalam alinea pertama pada edisi perdana Human
Development Report yailu "1111: real wealth of a nation Is its peopi« . " Indonesia selama ini dianggap udak lebih hanya sebagai pengekspor
Tl(]
berkuahtas
rendab. Kondisi ini membuat posisi rnwar (b01'gaining position) tenaga kerja Indonesia saogat rendah. Lain halnya dengan Jepang dan Singapura yang lebih miskin dalwn sumber claya alam, tetapi kemampuan (skill) SDM-nya lebih berkualitas, pekerja kerss, dan telmn
2
(workltolic). Apa artinya SDA berlimpah, tempi SDM-uya tidak bisa mengubah .lrekaY3fil! alam, "assets make things J)D3Sib/e, people maU thin.gs happen." Dengan kata lain,
k.emakmuran seam daerab (bangsa) bukan disebabbn oleh akumutasi barta dan kekayaan, melainkan dengan cara membangun lehih banyak tenaga yang pmduktif (Ghofur dan Fahmi, 2009: 3). Berdasarkan Laporaa Pembangunan Manusia TahWI 2006, Indeks Pembangunan Manusia {IPM) Indonesia masih berada pada peringk3t I 08 dari 177 negeza, Di ontara negara-negara anggota ASEAN, peringkat lndooesia ini bcrada di bawah dibaedingkan deogaa Sillgatiura, Malaysia, Thailand, dan filipina. Sementara Laporan Pernbangunan Maausia tahun 20071200& yang diumumkan 27 November 2007, menempatkan Indonesia pada peringkat 107 dari 177 negara. Memang benar, dibanding dua tahun sebelumnya,
capaian pem bangunan manusia di Indonesia seeara perlahan mengalami kemajuan, Tercatat.pada 2005 posisi Indonesia di urutan 110 dari 177 negara danpada 2006 di posisi 108 dari 177 negara. Namun, dibanding Vietnam capaian pembangunao
manusia di
Indonesia ternyata ka\ah cepat dimana pada tahun 200712008 negara ini telah menempati
periugkat 105-meninglcat tajam dibandinglc.an dengen tahun sebelumnya yang berada di posisi I-09. lodeks Pembanguaan Manusia (il'M) atau lhnnan Development Index (HDI) terdir! dari tiga indikator, yaitu peocapaian peinbailgunan bidang kesehaten, pendidikaa, dan ekonomi. liga indikator dalam HD I terseeut mencerminlum ee] auh mana negare mampu mcmcnuhi hak-hak dasar warga negara.
Penclitian ini akan menitikbcra1kan pada analisis ltideks Pembangunan Pendidik.an yang merupakan salah satu indikatot lndeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut Globol Monitoring Repor: (GMR) 2008 yang dikehwkan UNESCO, lndeks Pembangunan Pendidikan atau Educatum Development Index (EDI) Indonesia mengalami penurunan.
PBdil GMR, peringkat fndooesia tnrun dari posisi 5l! mcnjadi 62. Nilai total F.DI ysng
diperoleh Indonesia juga meagalami penuruoan sebesar 0,003 poin dari 0,93S menjadi 0,935
Tabel I.I berikut ini menynjibn nilai Educanon Development Index (EDI)
IJ.
beberapa negara Asia Tcnggn.ra, termasuk Indonesia. Tabel 1.1 Indeks Pembangunan PmdN!!kan Negara A~ Tenggara
...
.
Ni'
...
. ..
..
.·
,.,
.." ,,. . ;
.,
...
\
·-~~.k' ..·~
Brunoi~
0.965
Malavsfa
0.945 0.935 0,8~. 0.893
Indonesia Vietnam I-· . Fitioina M '"°"'Ka.mboia
.....
·s ~
.~i( . .. ~
.
.
0,969 0,954 0,983
0.878 o.944 ().902
=·
. Hlll\ll'.lhla '-15.~~
llllS
0.1>27 0.904 0Jl04 0.9()3 ...
-.~
~
..... ·~ ~ •\~., 0.967 0.938 0.959 0,94~.. 0.955
0,926 0.866 0,1199 0.96) 0.807 0,989 0,871 0.736 Laos IJ,,750__ ...,..,.J!.836_ -2.J..~4 0.ll'.ZO ..__ .... Sumber: EF.4 Global .lll'omtortng Ri!porr }008 dalam K.ompa.s 31 Desember 2008: 14.
11• . . . lll'CP.
kelDSSD·
0.99S 0..9&4 0.395 0,368 0,749 0.699
·-
0,631
0.630
Sistem penilaian EDI membagi tiga kategori skor, yaitu kelompok negara deng1111 indclw pendidikan tinS'lli (0,950 ke atas), scdang (0,800 sampai di bawah 0,950), clan ccwloh (di bawah 0,800). Ketiga. skor katcgori EDI ini mcnunjukkan scjauh mana tingkat pcncapaian suatu negara dalarn mcnun\aslaln maSlllah ptndidikan, antara lain tingkat
pertisipasi pendidikan daser, tiogkal melek huruf masymilcal, llmt rabl·roif.11 lama sekolah 1nasyn.rabt.
Dahm penllaian itu, ED I meDCmpatkan Indonesia, Malaysia, Filipina,
Vietnam, Myanmar, dan J.
Sementara Indeks Pendidikan Brunei Danissalam roenempati pesingkat tioggj dan Laos berada pada kelompok negara dengan kalegori EDI rend.ah 21• Posisi Negara Indonesia yang berada psda kategori
sedans ini terkait dengan
beberapa realha, Salah sani indiblornya adalah kemampuan beca bilis yang rnerupokan
1>-ll
Slirat Kobar "K<>mpes", 31 Desember2008, be""'11n 14
4 keterampilat1 minimal yang diperlnhn oleh JDaSy"dralcat unmk mencapai hid11p sejahtera.
Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek buruf atau liieracy rate (LR) ysitu persentase penduduk di
atas
10 tahun yaog dapat membaca dan rnenulis, Pada tahun 2005,
proporsi penduduk yang masih buta huruf secara nasional sudah jauh menurun, yaitu
linggal sebesar 8,09% (Statistik Kei.-ejah1eraan Ritlyat, 2005:70). Namun, seperti yang terlihat padll Grafik 1.1 bcrikut ini bahwa beberapa provinsi masih mcmiliki proporsi buta buruf yang rclatif tinggi. seperti Papua (26,43o/o), NTB (18,27%), Sulawesi Selatan (13,71%). dan lain-lain.
Gnlllk J.L l'roporsl l'~lldadllll B111& HllnlfBebc~
Sumber: S~lik !Cesejabteraan !Wtyal, 200S
frorillfi Tab11a ZOOS
Disamping maslh tingginya angka buta hwuf di beberapa dacrah, masalah lain yang masih lulru.~ mendapai perllatian. seriu.' ada1ah 1enc1abnya rara-rata lama sekolah atau years of schooling (YoS). Reta-rata !Ama sekolah merupakan indi.kator laiDnya yllllg difonnulasikan oleh UNDP psda tahun 1990 untuk menyusun Iadeks Pembangunan Manusia (!PM). Program Wajib Belajat 9 Tahun telob dica.D11J1gkan pemcrintah scjak tahun
1994 melalui Jnpres I tahun 1994. R.ata-rata lama selwlah. di Indonesia peda tallW\ 2006 baru nwru;apli.i 7,44 (Slatistik Peudidikao 2006:57). Angka iW l!llmunjukkan bahwa rata-
rsta pendidikan pendudu.k Indonesia baru mencapai jenjang peadidikan kelas 1 SMP. Realita tersebut di atas [elas men1111tut pereepatan pembangunan bidang pendidi.kan terutama pt.ndidikan dlWIC sebagai kebutu.ban Yllll@ sangiit mtmdesak.
5 l<endal:tnya
p(ringkat EDl-lndeks Pcmbangunao
Pendidikan-dan
Jmalitas
maousia sekarang ini jelas =jadi pettanyaan. hagaimana bangsa ini membangun sumber
daya manusia dan sampai sejaub mana a!-0~ pengeluaran nimah taagge (llUlSya.ruko.t) dalrun bidang pendidikan, Hal ini mcnunjukkan bahwa Ilda kesalahan dalam mc:mbang1111 sektor pendidikan
pendidikan jelas Win mempert)uruk
pembangunan kemiskinan.
yang perlu dikoeeksi dan dibenahi seeepataya, Kegagalan
Keterbetasan
pendidikan
rnerupak.11n
dalam
kualitas hidup dan menciptakan faktot
yaog
banyak
dijumpai
menyebabk.an kemisl
Sementara olokui anggaran mcrupabn alat pemenuhan bak tersebut. Alokasi yllDg lebih banyak
tcntu WU1 lebih belpeluang
dalam pcmenuban kewajibau ne1'ara tersebut,
Sebaliknya, alokasi yang kurwig akao menyebabkan tcrjadiJlya pelanggaraa pada hak
pendidikan, Menjad.i penUng kemudian, 1Penccrmati peran anggaran negara dalam pemenuhan pendidikan. llagaimaoa
sebensmya potret alekasi anggaran sebagai alat pemenuhan hole
pendldilwl, meniadi pertanyaan yang menyusul. Secara sederbena, mengulcur alokasi anggaran pendidikan
dapat
dipetakan melalui besamya alobsi pada organisasi
perumgguogjawab.o.ya, yaitu Departemen Pendidibn Nasionaf scbagai instituai yang memiliki tugas pokok dan fungsi peudidikan. Dalam Tabel 1.2 berikut ini, tergambar
alokasi anggaran Dinas Pendidilcan Nasional dan anggara.n depertemen dan lembaga lainnya selllllllltahun 2005-2008.
6 TabeJ l.Z Alobsi ADggaru Beherapa Lemt.p. LP..-X
-.. ..
2M
~
?J ll1..t :!0.121.S ~3 }21..~ )J t.11.J
= r...49
}*21.J
ICrWWWatttMQ
wdMl. IAWlc.
ma;.ru(
N
)15
I
tl6..1
~
*'"
•J.1
3 l61D
l I
2.
~~. I
:::~ ! I M.f IH
11~
11 , l.. D
~' rr.
ltll.-4
fil5
9 ~
Al"fl.. ..,.
s,
~~· 2)92
l
1'61,
•ULM
,. .. I~
,, • ...: 1
6 •'11.l
s.ew
..
1
'· J:f
()omrt""""ll l\.tuall-
LI'&&:
Tuu11 ZOOS - Z008
u
t!i 60
.u osa_.t 32 6tC I
Ul-11'
:.:: AP&N--P ::.: 1'lrl . ~ 1Jl 39,3911,.1 1.9S -i
'"7
4•l
20.0.1 1.9'7 11216) Ul 1lm.:i 27) 'W11 1111: ll-4171 oso r.flf
1 otS . • ,,.. 16s..1 S9
0.2J
<>..l)
i ~ O~J O.OJ
?9 S?t
tsaa..9
17.IOO IS.90<1 t236lt 164~ 2:~b l~1
;:; 94J t.93 ..
13t 8 SJ
=
KA~
~
~.
41..213' a~s
S~ .\] 6798 )li,_)SM4J. 1JiO 20 g'J'j.J l.2l !< 762) 2jo 1'os1 ~JS 103-ts..2 "-bl Jbi07 ~~· llllf " t J~ l.02
l)OJ o Oi
S
&.1 l '10 l~ f3J
,,, 1110
10161 0.19 t H6.8 u.20 ,. 000 4 J ~·
l69 JP 7
Q~
OJJI
Sumber: Daill Pokot APBN 2007 - 2003, Depariemeo Keuangm RI.
Dari data agrcgat organi:sasi di ~ roerupaksn
eaggaran
tl:rtinggi
dapat dilihat bahwa anggann pendillikan
dibanding anggaran departcmen/iernbaga
Jain
dan
mengalami kenaikan d4laJn bcberapa tahun terakhir. Jtulah yang meojadikan Banlc Dunia menyatalcan hahwa helanja pendidikan lndoncsia hampir
berkembang laionya. Mesk.i dengan bebcrapa cawan,
AAJna
dengan negara-negaes
Blink Dunia (dalam Ghofur dao
Fahrni, 2009: S) menyatakao bahwa pada pendidibn tahun 2006 Indonesia telab mengaloko.sikan 17 ;i. person dari JlCll&Chwan pul>lik. Yudhoyono pemah menymakan bahwa pemcrintab akao menaikkan anggBriln pendidikan secara signifiKari hingga m~lampuui USSlO miliar (:s~lar
Rp 100 triliun
dengan kurs US$ 1 setara Rp l 0.000,00). Namun, tidak dijelaskan kapan pemerintah akan menaiklcan anggaran pendidikao menjadi sebesar itu; Kcuai.kan anggaran itu bertujuan untuk menciptakan ausy2t8kat Indonesia yang lebih kompetitif dan produktif, 'Pada
akhimya sumber daya manu.sialah yang akan menentulcan sebuah bangsa, beik itu karalcter maupun intelektual untuk mensng atau kalah dalam era glcbslisasi,"
3>
Untuk itu, jilca pembanguaan manusia melalui pembengunan pendidilooi dianggap
suatu pembangunan ~toI tctdcpe.n (leading sector) da1aJn mcmutus rllD1ai kem.iskinan Jan mcngangbt barlcat dan Jll3rtllhat bangsa, tentu perlu IUWl rembuk, saiu visi dim misi
11 liurat K.abar "Walla taMl1 Air", tahUll 2008, balaman 12
7
aatara p.:mecincah pusitt dan dai:rah, cermasuk lembaga swasta dan rnasyarakat meski pun banyak kendala yang merintangi untuk menuataskan masalah pendidikan ini. Sulistyastuti (2009: 13) menyatakan bahwa upaya meyakinbn
pemerintah daerah untuk dapat
mcningkatbn lndeks Pembangunan Pendidibm team bukan pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Selain kesadaran daerah yang masib hirang, persoalan yang nmncul adalah
rendahnya dulrungan anggaran, SDM, dan iJJfraslruktur yang sda di da.erah. Terlebih lagi, koordinasi pembengunsn yang tidak lagi benifat seubalhtik seperti yang terjadi pada zaman Orde Baru petnbangunan
dalam banyak bal telah menyebabk.an berbagai dokumen rcacana
yang dibuat oleh pemceintah, misalnya, RenC<111a Pembangunaa
Panjang (RPJP) dan Rencana Pcmbaoguoan
Js.ngka
Jangka Menengah (RPJM) tidak selalu
menjadi acuan pemer.int.ah dacrah di dalam membuat d<>kumen yang sama, yaitu RP JP-D dan RP™·D. Persoalan yang muncul kemudian t!dalah rencana dan realisasi berbagai program pembengunan di daerah tidal'. selafu seiring dan sejalan dengan rencana l)elllbangunan yang dibual ol eh pemerintah pesat,
Langkah efektif yang mesti dilakukan ad•lah
meeata
kewenangan pusat dan daerah.
Sementara alokasi lebih didasarkan pads k.ebutuhan pada tingkat d.aerah. Misalnya pendidikan dasar, lebih efektif jlka ditangani langsuug oleh pemerintah kabupatenlkota,
pendidikan menengah dilaksanakaa oleh pemerintah provinsi dan pendidikan tinggi dipegang oleh pusat, Dengan begiiu urusao menjadi lebih jelas tanpa tumpang tindih.
Sementara soal alokasi, sebagalmana kita tahll banynk dacrah kckurangan anggaran, maka disinilah peran pemerintah
pusat untuk mendesentralisasikan
anggaraa
pendidibn
berdasarlcao kebutuhan dacrah, (Ghofur dan Fahmi, 2009: I K).
Sejalan deagan potret alokasi 1=but,
aDggaEllll
p:meriotab dalam bidang pendidfkan
l:oo:lumsi rumab umgga bidang pendidikan juga memiliki pecan yang cukup
penting untuk dite\aah. Pengcluaran pemerintah dzn konsumsi rumah tangga bidang
8 peadidikan merupakan same-sama
variabel
makmelronomi. Ji lea dalam idendtas
pendapataa nasional-i-menurutpendelcatan peageluaran=-variabelpengeluaran pemerintah
dilambangkan
dengan G (goverme111 expenditure) dan konsumsi rumat tanggn
dilnmbangkan dengan C (consMmption) (Dumairy, 1996: 114). Telaah temadap kousumsi rumah llm~khwusnya di bidaag pendidibn----alam rneuunjukkan sejauh rnana rnasyarakat mengaloruikan pengeluarannya dan sekaligus menun] ukkan sejauh man a tingkat k:esadaran masyarakat dalam ha! pcningka11111 kualitas
manusia Tabel 1.3 berikut ini akan menunjukkan stJuktur konsumsi rumah tangga beberapa ncgara yang di dalamnya terdapar alokasi konsumsi masyarakat dalam bidang
pendidiken.
.
Tabel 1.3 Struktur Ko11.11n11t Rumu Tugp IJebenpa Nepni
-.... .,.,. , ~
l'1u11ran Send•n•
Sewo dllll Bnn.1 l(.e~haAAJI
Pendidibn PengaogkutaD PethubGo•~n Lain-Lein
l.lldo111sla
r.lla
JlRC
48
61
7
$2 II
13
JO
3
2 4
4
3
I l
4
7
I
.
I)
22 IJ IS Swnbcr: WorldDn~loplrlell' l<eport,20UI. Jt()rld&mk(dalam
.. ---MUJSll 23 4
Aacrib
.
10 ·-6
•. ,_ ·- 9 .~s
J..-i 17 6
18
17
14
10
7
s
19
14
9
'.\'.)
30
34
0umall}', 1~96. 118)
Perbendingan pola konsumsi antamegara dalam Tabet 1.3 di
alas
7
menW1jukkan
bahwa pola konsumsi rumah tangga di beberapa neg11111 berbeda saw dengan Lainnya dalare hal pengalokasiaa biaya pendidikan dari total pc:ngeluaran. .Masyanikat Indonesia
9
Seril.ar, dan Jepaog. Mcslci.pun cara penilaian seperti itu tidaklah sepenuhn}'ll benar karena alok.a& pengeluaran masyarakat pada satu bidang erat hubungannya dengan situasi dan kondisi yang terjadi di negara-negara tersebut, Untuk itu, dapat diajukan anali.sis lain yakni lebih rcndahnya pengeluaran masyarakat dalam bidang pendidikan di Indonesia dan India mengindikasikan bahwa biaya pendidikan di dua negara ini lebih rendah (murah) dibandingkan de.ngan biaya pendidikan di Malaysia, Amerika Serikat, dan Jepang. Akan tetspl, biaya pendidikan di Indonesia lebih mahal dibandingkan binya pendidikan di RRC. Selain im, murah ata1.1 moha.lnya biaya pendidikan di suatu negara tidak terlepas dari scberapa besamya alokasi pengeluaran pemerintah dalam bidang pendldikan di negara
terse but. Provinsi Sumatera Selatan, dengan kabupatenlkota yang berjurnlah lima
betas. juga
menghadapi kendala dan peluang yang sama dengan daerah Jainnya dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan, Meskipun anggaran dan belanja pendidikan yang
terlihat dari pengeluaran Dinas Pendidikall Provinsi Sumat.era Selatan dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Sumatera Selaian serta alokasi konsumsi rumah tangga untuk pendidikan di Kabupaten/K.ota se-Sumatera Selatan terus mengalami peningkatan, tetapi seriDgkali tidak seja1an dengan pe.aingkatan lndeb Pembangunan Pendidikan yang
dicapai. K.ondisi inilah yang menjadi perhatian bagi peneliti untuk meninjw sejouh mtm11 pengaruh pengeluaran publik dan konsumsi ruuwh tangga di bidang pcndidikan terbadap peningkatan Indeks pembangnnan Pendidikan WltUk Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan, 1.2 RumDSan Masalab PeneUtian ~lr,aitan dengan uraian di alas, permasalaban utama yang abn dikaji dalam
peaeliti1111 .ini adalab l>agaimana pengaruh penpluaran
publik dan k
di bidang peadidibn terbadap Indeks Pembangunim Pendidikan untuk Kabupa!cn/Kota di Sumatera Selatan k:urun wulctu 2006--2008.
10 1.3 Tgjuan Penelitiaa ini bertuj uan untuk mengungJcap pengaruh pengeluaran publik clan konsumsi rumah tnngga di hidang pendi
1.4 Manfaat Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian di atas, manfaat yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah:
1.4.I M0J1fat1I Akademis Sebagai bahan kajian lebih Janjut diharaplcan dspar mein.berik.an sumbangsn
pemi.klren
terhadap
pengembangan ilmu pcngetahuan,
khususnya bagi yang bermiaat
mclakuk.an studi raengenei pembangunan sumbct- daya maousia. 1. 4.2 Manjaat OpcraJi<>MI Scbagai
baban
pcrtimbangao
lebih
llllljut
ok:b pibnk-pihak
tcrkait
dcngan
perellCallllW1 pcmbangUWlll bidang pendidikan wituk tingkat kabupatcnlkola, provinsi, clan
pusar,
BAB II ·TINJAUAN PUSTAKA
KARii TINJAUAN PVSTAKA
2. t Landasan T co ri 1.1.1 Pengeluaran Publik Bidang Pendidikan
Penge!uaran publik dalam kaitan pengeluaran pemerintah didasarkan pada situasi bnhwo pasar tidak bisa bcrpcran sendiri mengaktifkan mobilitas aktivites ckonomi terutama
untuk mencapai efisiensi.
Iatervensi
negsra diperlukan untuk rnenjamin
peadistribusiaa kembali pendapatan. Kemajuan reori dan studi cmpiris mengenai intervcnsi kebijllkan publik daJam pengembangan mamJSia mencerminkan tumbuhnya perhatian
masyarukar cerhadap aspek-aspek yang
bertairan dengan pembangunan ekonomi
(Chakraborty, 2003: 4). Se!anjutnya,
beberapa
argumentasi
mengenai pedunya mempertimbangkan
pengeluaran pemerintah untuk rnelihar pmgaruhnya
tedladap pembangunan manusia,
antara lain: Pertoma, menurut Ranis (2004: 4), barang publik memer!ulum investasi dari Pemerintah.
Investasi untuk barsng publik ini merupakan bagian yang bcrssal dari
pengeluaran pemerintah sehingga besar kecilnya pengeluaren pemerintah untuk peodidikan turut menenrukan pencepcian indilator pcmbmgmum manu.sia. Kedua; tidak ada jaminan
dari mekaaismc pasar dalam d.istribusi pendidil.an secars mcralll bagi penduduk, terutama penduduk miskin atau di daerah perdesaau. Oleh lumom ilu, diperlukan mobilitas dana dari pemerintah dalam menyediakan berbagai .fasilitas pendidikan yang dapat dinikmati oleh
mayoritas penduduk. Dengan demikian, pengeluaran publik digunakan sebagai instrumen kebijakan pemerataan pendidikan. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Chalcrahnrty (2003: 5) bahwa pengeluaran pemerintah dipedubn karena adaliya kemungkinan terjadi kegagalan paser di satu sisi serta di sisi lain mulai tumbuhnya perhatian terhadap aspek-
12
aspek susial dari pembangunan. Keliga, tanpa kebijabn pemeriatah secara konkrer,
pencapalan indikator pembengunen manusia sulit diwujud.lcan. Pengeluaran pemerintah di saw sisi menjadi instrumen mobilitas sumber daya publik sebagai komplemen dari sektor privar dalam menyediakan beebagai fasilitas yang meodorong peningkatan indikator pembangunan manusia.
Pengeluaran (belanja) dalern anggaran pemcrintah di Indonesia secara umum terbagi menjadi dua jenis, ylllmi belanja tidak laagsung dan belanja langsuag, Belanja tidak langsung adalah untuk keperluan-kepenuan seperti gaji pegawai dan tunjangan sehingga sifamya bukanlah untuk lnvestasi tetaJ)i lebih untuk operasionalisasi pemerintah. Adapun
bel(ll\Ja y1111g dapat dikategori.kan sebagai investasi sekroe publik adalah belanja Iangsung yang meliputi berbagai kegjatan (lcepegawaian, inodal, dan barang/ja'ln) di tiap sektor
(Permcndagri Nomnr 59 Tahun '2007: 3). Tinosudarmo ( 1994: 27) menyatalcan lxihwn pemerintah relah banyelc 1neb1k!lllllakan kebijakan dao program untuk mcnjarnin
pendidikan. Kumiunen pernerintah
untuk.
menjomin pendidikan ini sangatlah peJJt.i.ng ltllmgingat peudidikan meruparan kebutuhan utama wttuk mewujudkan masyan.k.11t sejahtera. Mcogil\gat keterbatasan yang dimilild oleh pernerintah, program pendidilcan dasar menjadi prioritas kewajihan pemeriutab.. Sebagai wujud konkret atas penti.ngnya
pendidikan dasar, UUD 1945 pasal 31 yang
menyata.kan bahwa pemerintah bertanggung jawab alas pendidilum dasar dan komitmen
pcmeri.ntah mengerui.i pendidikan d8S8r ini dipertegas lagi dalam UU No. 20 tahwi 2003 tcntang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yaitu pada Plbal f 7 ayat 1 s.d, ayat 4. Program penanggulaugan
putus pendidikau dasar tclah banyak diterbitkan, Sejak
tahun 2001 sampai dengan Juni 2005, pemerintah telah mengztlok•siknn sebagian dari ~
subsidi BBM yang kemudi.an dialokasikao sebagai Dana Bantuan K.husus
Murid (BKM) bagi k.ciW11ga miskio. Tujuan pemerintah menciptakan program ini adalah
13 agar semua anal: terutama dari kcluarga miskio dapa1 meocapai kelulusan pada tiogkat
pendidilcan dasar, Selanjutnya,
pernerintah
bahkan
menerbitkan
kebijakan
yang populer
untuk
mengatasi putus sekolah pada tingkat pendidikan dOSM yaitu dengen Bantuan Operasional Sekolah (llOS). Untuk periode Juli-Desember 2005, pemerintah menegaskan untuk
melakukau perubahan penerlmaan langsung dana rersebut, dari keluarga ke sekolah berupa Banroan Operasional Sekolah (BOS). Program BOS ini didasarssn pada jumlah siswa yang
terdaftar dalam satu sekolah. Sejak Juli 2005. pemetintah telah menyerahkan dana BOS ke seluruh sekolah SD dan SLVJP, dan secara terbatas ma~ih mela11jutkan program B.K.M. Mekanisme alokasi bantoan yang baru ini telah banyalc mengubah anggaran pendidikan dasar dan pendidikan menengah pertrona.. Perubahan i.ni menunjukkan bahwa pcmerintoh pusat k.ini medanai bagian yang cukup besar untuk biaya operasional sekolah, Program BOS mcncakup 9cldtar -41 juta siswa dengen rlncian 62 persen berada pada
jenjang sek.olah daser dan 38 person pada pendidikan sekolah menengah pertama, Progiau1 BOS telah menyalurkan sebanyak Rp 5,3
mliun di tabun 2006, atau sek.itar 25 persen dari keselurulum
anggaran pemeriutah pusat untuk sektor pendidikan. Besam.ya anggaran untuk. setiap sekolah ditentulcan oleh jumlah siswa, witul:: sekolah dasar menerima Rp 235.000,00 (sekitar AS$ 2S) per siswa per 5¬ fflle ster,Jan siswa sekolah menengah pert.ama menerirna
Rp 324.500,00 (ldra·kira AS$ 35). Dana BOS tersebut dig11oaka11 untuk memmggulengi biaya operasional sekolah dan sek.olah pun dihomp.kan dapat menurunlrnn atau bahkan menghapusken uang SPP (sumbangan pernbinaan pcndid.ikao). D811a BOS disalurl<.llD
secara IMgsung ke sekoleh, Sckolah bares memiliki nomor rekening bank yang akan digunakan untuk menyimpan dana tmeblll wituli mencegah terjlldinya untuk meningkatkan transparansi (Sulistyastuti, 2009: t 2).
kebocoran. serta
14 Meagacu kepada Undaag-Undang No. 2211999 yang k:emudian direv~i menjsdi
UlJ No. 32!.!004 tentang Otonomi Daerah, pemerinlah daerahlah yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan urusan pelayanan pendidikan dasar (SD clan SLTP). Dengan demikian, upaya pemerintah untuk dapat JDf01'lingbt!can Io.deks Pembangunan Pendidikan barus juga me1ibatkan dulcungan pemerintab daerah. 2.1.2 Konsumsi Rumah Tongga Bidang Pendidikan Upaya peningkaten lndeks Pernbangunan Pendidikan (IPP) meedorong' pemerintah, lembaga donor, organisasi lllasyarakat, dan juga masyarakat secara individu untuk
mengorieutaslkan kembaii k"rja·kerja dan mengalokeslkan biaya UlltUk mencapai targettarget pembangunan kualitas manusia
fl!llg
spesifik, beserta teoggat V<-almmya yang
telllkur (Selcretariat Negara RI, 2009: I 7). ~I
analisis terhadap data Susenas 2002 diketahui bahwa pengeluaran kelu.arga
misk.in untuk pendidikan secara keseluruha:n banya sekitar Rp 75.000 ,00 per bulan jauh lehih rendah dibandingkan penduduk kaya yang pengeluarannya meecapai Jebih dari Rp I jura per bulan. Hal itu dapat dilihat dimana pa:tisi!)$i dari SD ke SMP masih 1idak
kelihatan. Hal itu sctidaknya tampak dalam studi Balitbang Depdiknas 2005 yq menyebutkan angka putus sekolah atau dr~ut di tingkat SD/Ml tercatat sebenynk
685.967 anak, yang berbasil lulus SD/MI namuo 1idak melanjutkan ke jenjang SMP/M'Ts dan putus sekolah di tiagkat SMP/MTs sebanyak 759.054 orang. Bukti lain, dimana biaya pendidibn masib mcn}adi kewajibi.ulwerga negara untuk membiayai11ya adalah haliil studi Balithaag Dqidilmas (Obozali, dick. dalam Ghofur dan 8adnb, 2009: 19) pada 15 provinsi di Indonesia
sepeni lel'lihat pada grafik 2 berikut ini,
15
atCIO..,.M.At>
~
...~~ .....,.
NKAWIMll
~
ICAll!YA~A
"~~
A&ut~
Grafilc 2.1 Alokaa.l Konnni-.i Rumall Tangga ulak Ptndidl.kaa di 15 Provinai Indonesia (da!.am rupiah) Sumber: (lhozali, dldc. (dalam Ghofill" ®'> Badob, 200!): 19)
Orang tua siswn SD/Ml rara-rata menanggung biaya pendidikan sebesar Rp 1,535
juta per siswa per tahun sedaagkan orang
tua
sisws SMP/MTs rata-rata hatus
mengeluarkan biaya sehesar Rp 1,894 juta per siswa per tahun. Besamya biaya tersebut tentu belum termasuk biaya untuk akomedasi, konsumsi, dan kesehatan, sorta forgone earnlng, yaitu potensi penghMilan yang
tidal< jacli diterimo karena anak bersekolah dan
tidak bekerja. 2.J.3
l11deks Pembangunan Pemltdlkan (TPP) Pembangunan manusia dlddlnlslklln secara luas sebagai sebuah proses mempe.rluas
pilihan-pilihaa maausia untuk rnenaikkan tiogkat kesejabteraan. Cbakraborty (2003: 6) secara teoretis menyotakan bahwa pilihan ini dapat ti
menjadi terdidik; (3) memperoleh W"6 ke sumber d&yu yang d.ibutubkan untek penghidupan yang layak. Pilihao tersebut merupakan tiga pilihan yang secara sosial paling
berharga, Berbagai usaha peningkatan sosial dan ekonomi dapat mencerm.in.kan pilibanpilihan dalam kesejallteraan manusia. Pembangunan manusia menurut Sadan Pusat Stutistik (BPS) didasarkan pada liga t.ategori yaitu, (I) longevity dioennintan dalam indeb harapan hidup (indeb X1),
(2) e
16 huruf aiau literacy role (LR) dan .rata-rata lama sekolah acau years of schoo/irig (YoS)
(indels X2), dan (3) standard of fiving diukur dengan pendekatan konsumsi per kapita
rupiah ( indeks Xi). Skala IPM adalah an'.ara I sampai dengan 100. Semakin dekat nilai IPM terhe.d&p angka 100, maka semakin baik pelaksanaan program dan semakin dekat pencapaian sasaraa yang harus dicapai dalam pembangunan manusia, Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Badan Pusat Statistik (BPS) odaloh: IPM ~ 113 (indeks X1 + indcb X2 1 indeks Xi)
, •.•...•..••• 2.1)
Dimaoa: IPM
= Jndeks Pembangunan Manusia
X1
= Indeks Harapaa Hidup
Xi
=Indeks Pendidikan
X3
= lndeks Pengeluaran Per Kapita
Indeks Xi, X?, dan Xl dihilUllg dengan fannula berikut: lndeks X(ij) = (X.1j)-X(i-mUl)) I OC.1.....i..1-X.;-.Un))
2.2)
Dimana: X(iJ) ~ Ind.i.kator ke i dari daerahj (i = 1, 2, 3 j = 1,2 ... n)
Xu_,,..,, = Nilai minimun dari X, ~•-mllk•)~ Nilai
maksimum dlu X,
Tabet :2.l Nilai Makaim11m da1 Mlulma111 Komponea. lPM KOMPONEN U'M
An""• Hala!1811 ffidlm
An•lc.o Melek HUIUf
Raia-Raia I.ma Sekolah Daya .9eli
Swnba-: BPS, 2008: 10
MAXSIMUM 8S 100
NlLAI MINIMtJM 25 0
IS
0
NILAI
KETERANGAN SiaadarUND'J> SWdarUNDP
UNDP mortggunabn C0111bl11td g>oU elrl'Olffltnl
737,?l
36() (2002)
rtttio
ll'NDP me.\ggunal
17 Berdasarl:an
pechilWigllJI
H'M
fersebut, pcrhiiungaa Indeks Pembangunan
Perutidilan atau Education Development Index (EDI) adalah:
ED1=2/3 l.R+ \/3 YoS
2.3)
Dimana:
EDI
=
Indeks Pembangunan Pendidikan (Education Developmeni Index)
LR
= Angka Melek Hunrf (lileracy Rat«)
Rl.S
= Rata-Rata Lama Sekolah (Years o(Schnoling)
2.? Kajian Empirill
Mukhetjee (2002: 5-23} melakukan peoelitian ten.rang sifat dan desain mterveasi pcmerlotah dalam pengeluaran publik untu.k meaingkatkan pendidikan di beberapa negsra Dalam analisisnya, Mukhetiee menggunalcan Rate of Return (RORR) untuk rendidl.kan dan pertumbuhan eloonomi yang m.enggunakan model l..nW=jl+~1S+jl2'{-+€, dimana W
adalah upah, S ada.lah tahllll sekolah, X adalah pengalsman, dan € adolah tinglcat gangguan Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwo RORE di beberapa ncgara memiliki variasi hasil berkisar antaea 7-15, investasi penJidl.kan merupakau stok: pelllbao.gWUIJl manusia yang memlUk.i c:fek terhadap pertwnbuban ekouomi, dan pengeluaraa masyarakat memiliki pengaruh yang signifibn terhadap pencapaian tingkat pendidikan. Kajian Jain dilakukan oleh Chakraborty (2003: 1-16) yang melalrukan analisis peogaruh pengeluaran publik bidang pendidikan, k:csehatan, clan pendapatan per kapita
terha.dap lndeks Pembangunan Manusia clan Indeks Pembangunan Gender di uegaranegara maju den berkembang. Selain empat negara besar di Asia Selatan, yaitu
Bangladesh, India, Pakistan, dan Sri Lanka, sampel meliputi Australia, Kanada, Norwegia, "
Swedia, lnggris, do.n Amcrlka Scrilcat untuk mewakili negara-negara dengao HDI dan GDI tinggi; Cina, Indonesia, Malaysia, dan Korea Selatan untuk mewakili negara-negara Asia
l8
di luar Asia Selatao, dan Gambia unluk mewak:ili negars-negara deagan J-IDI dan GDI rendah di luar Asia Se\atan. Analisit1 Cha\a'aborty mcnggunakan beberapa model yang ditentukan dengan pengelueran per kapi1a di bidang kesehamn dan pelldidikan dan pendepataa per kapitu
sebagai regressors. Model-model tersebut adalah (1) HDl11 •a,+ P1PUB_Hil+ (liPUB_Eil-+ p3PCI(-+
Uit;
(2) 6Db= n, + P1PUB_H;,-+ jhPUB_E. ~ p3PC, +'II;\; (4) GDln = a, + PPUD11 +
(3) HDI. =<Ji+
r PC11 + IJit. Analisis hubungan
antara pengeluamn per kllpita kesehatan dan pendidikan dan Indeks Pembangunan Maousia (lPM) tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan .fungsionaJ positif antara keduanya, Pendapatan per kapit:i, mesldpun ditemukan signifikan dalem mcnentukan perkembangan mtll'lusia, bukan fuktor tungsal yang mengarah kepada pembangunan manusie. Sehuijutaya, Og11wa (200.5: 13.3-145) m1:nganali~s peegeluaran publlk bldang J)t'.ll
publ.i.11: bidang pen
menyelidiki efisiensi dan pemerataan pengeluaran publi.k melalui distribusi guru di sckolah-sekolnh di Zlunbin. Analisis Og11wa men~ilkan
bah'wa pengeluaran bidang pendidibn tli Zambia
lebih kecil walaupun sumber day1.1 publik bekerja lebih efisien daripnda sub-Saheea Afuka.
Numun, sumber daya publik ini tidak digunakan secara eflsien clan adil untuk alokasi sumber daya setelah alokasi guru diperiksa. HllSi.l stalistik penelitian menunjuklcan bahwa ada kesenjllllg8D rasio guru-murid di tingl:at dasar di seluruh negara dan di seluruh provinsi.
19
Sulistyasruei (2009: l-1 S) melakukan peoelitian yang mengkaji program Pcmerincah Indonesia untuk mewujudla!n pendidikan dasar untuk semua serta meogemukakan bjian tentong pencapaian program pendidikan di Indonesia. Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa pemerintah belum memiliki political will terhadap program pcn.ingkatan pembangunan peadidikan sebagai priorites dalam pembangunan, terjadi pellmpahan
sebagian tanggung jawab dari pemerintah kepada masyarakat untuk menanggung biaya pendidikan dasar, dan otonomi dnerah dapat meagaburkan koordinasi antara pemeriatah pusat dan daerah. Kajian lain yang berhubungan adalah peneliti.an yang dllakukan oleh Arata (2005: l 13-121) yang melakukan pembul.cti!m empiris mengenai hubungan pembangunan manusia tedwlap tdnerja ekonomi regional di Indonesia. Hasi.l esnmasi memlierikao bllkl.i adanya hubungan dua atllh antwa pembaaguean manusia dan p<;robangunan ekonomi regional di Indonesia, tennasllk di mase krisis. Pembangunan manusle yang bcrlcualltas mcnduku.ng pembaugunan ekonomi dan sebalik.nya kl.uerja eknnOClli y1111g baik menduk.W\g pembangunan manusia, 2..3 Kerang:kaPemOO.-.o Derdasarkan teori dan penelitian sebelamaye=-seoagaimana yang telah diutaWmbahwa tenl1:1p11t hub1W.g1111 antara pwgeluamn publik dan konS\111la$i rumab tangga di bidang peodidikan terhadap kuahtas pendidikan. Oleh kerena iru, penelitiM ini juga akan menitikberatlcan kajian tmt.ang hubungan J)etlgeluaran publik dan konsumsi nunah tangga di l>idaog pendidikllD terhadap Ill
20 Pengeluaran Publik KabupatenlJ<.ota di Bidang l'endidikao Konsumsi Rumah Tangga Kabupaten/Kota di Bidang pendidikan
. f.--
-
lndeks Pembanglinan Pendidikan (JPP)
Kabupatefl/Kota
----···----~ Gambar l.J Kerangka Pnuiklno HubUJl@llll utara tengeluanla Pllblik daa K<>m•-• lb1ma• Tancga dJ Bldang Peodklibo terbadaplnde.b f'embaogunao Pe•didika11
2.4 Htpotesls Pengefuaran pub) ik dan konsumsi rumah tangga di bidang pendidikan berpen ganih
posizif terbadap lndeks Pembaogunan Sellllan kurun waktu 2006-2008.
f'endidibn
untuk Kabupaten/Kota di Sumatera
BAB III METODE PENELITIAN
BAR ID METODE PENELITIAN
3.1 Ruaag Llnakup Penelitian Penelitian ini dilak.ukan di 15 Kabupntc:rl/Kota se-Sumatera Selatan, yairu Kabupaten
Ogan K.omering lJJu (OKU), Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Muara Enim, Kabup8tea Labat, Kabupat.en Musi Rllwas, Kabupaten Musi Banyuasin, .K.abupaten Banyuasin, Ksbupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS), Kabupaten Ogan Komering
Ulu Timur (OKlTT), Knbupaten Ognn Ilir, Kabapaten Empat Law11Dg, Kota Palembang, Kota Prabumulih, Kota Pagaralani., dan Kota L11buk Linggau lcurun wabu 2006-2008. Lingkup pembahasan terbatas pada kajian sejauh mana pengaruh Pengeluaran Publik daa KOllSWDSI Rumah
Taogga
dl Bldang
Peodidibn
terhadap
Indeks Pembe.ngunan
PendidJkan untuk Kabupatcn/Kota di Swnatera Sclataa lrurun walctu 200f\.-200&.
).2 Jeula dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data seblllder berupa Pengeluaran Publi.k dsn Konsumsi Rulnah Tangga di Riclang Pendidikan dae lndW Pembangwwi Pendidiksn untuk Kebupaten/Kota di Sumatera Selatan selama Jcurun wak!u 2006-2008.
Daill dan informasi diperoleh dari: l) Badan Pusat Statistik Provinsi Suma!el".i. Selatan
2) Badan Pusat Statistilc. IUbupaten/Kota se-Sumatera Selatan 3) Biro Keu!Ulg1111 Pew.e.rintab Provinsi Slllllllla1l SelalaD 4) Din!IS Pew Ii• libn Provinsi SUJMtera Selatan S) Dinas Pendidik.an Kabupaten/Kota se-SumaJera Selatan 6) Berbllg,lli data dari pibak swasta (masyanlatt, pen1safwin, intemasional)
7) Publikasi lndeks Pembanguna.n Pendi.dibn dari berbagai instansi dan tembaga 21
22 .~.3 Metodc A11a.1Dis Dam 3.3. I Model Regresi Linear Berganda Untuk keperluen enalisis data, penelitian ini menggunakan analisis regresi linear Analisis regresi linear berganda ini dilakukan untuk mengindentifikasikan
berganda.
pengaruh voriabel bebas terhadap vnriabel terikat, Variabcl bebas yang dianalisis adalah Pengeluaran l'ublik dan Konsumsi .Rwnah
Tanua Didang
Pendidikan 15 I
selama kunm wakru 2006, 2007, Wm 2008. Sedangkan variabel tcrikat edalah Indeks Perobangunan Pendidikan 15 Kabupaten/K.ora seJama Jrurun wa)(tu 2006, 2007. dan 2008. Variabe! beoas clan variabel terikat tersebut dianalisis secera parslal dan simultan untuk mcnjawab model penelitian yang diaj'ulcan. Persamaan model regresi yang diuji adalah: EDI =a1+n2GcJ-r
EDI""
~1
t
~
3.1)
+ lhC..s + c
ro1 "'.,. + 1zG..i 1· rlc.., +
3.2)
t ~
3.3)
Dimana: F.Dl - lndeb Pembangunan Pendidikan (&fucatton Developmem Index) Gcd
c
Pengeluaran publik (Government Expe!lditure) k.abupatenlkata di bidang pcndidikan (rupiah)
Cai ~ Konsumsi rumah tangga (C'flnswnptinn)kabupaten/kota di bidans pendidikan (mpiah) ai.
~1.dan r1
adalah data konstan (intersep), 02, lh, 'Yi.clan 73 adalah pwuieter,dan t odalah
tingkat gangguan
(error). Indeks Pembonguoa.o Peedidikan (Education Development
lndex.lEDl) diukur dcngan indikator Angka Meld: Hwuf (Literacy RatefLR) clan Rala-R.ata Lama Sekolah (Years of Schooling{YuS), Jcngao ~ EDl "'213 LR+ 113 YoS
berlkut:
3.4)
23 Dimaaa: Jilli
= lndeks Pembangunan Pendidikan (Education Development Index)
LR
=Angka Melek Hun1f(Uteracy Rare) dalam persen
RLS
= Rsta-Rata Lama Sekolah (Year.!'of Schooling)dalam tahun G..i
c...
r+-.. .
-
EDI
Gambar 3.1 Model R~rffi Be~adll Pengl\luuan PobUk (G..) da11 Kcna1111ui Romab Tang:• (Cea,) di Bid:nig Pendidlkan terbadap lodel<1 Pembangna•n Penilidika.o (EDI)
J. 3. 2 Analisls Statisllk
A!l.ali9is statistik dilllkuk.an dalam penelitian
ini dengan menggunab.n 1.eori
statistik, yaitu: 3.3.2.1 Uji-F (Uji Tutal) Ujl-P untuk mengetahui koeflsi.en variabel-variabel independen secara bersama berpengaruh terhadap variabel deoenden. Ji.ka nilal l'h;""'e > F..... , hipotesis l:L, yaitu tidak ada pengeruh secara bersama ditolalc, berarti koefisien vanabet-variabel independen secara bersama berpengaruh terhadap variabel dependen. 3.3.2.2 Uji-t (Uji Panial) Uji-t bertujuao untuk mengetahui pengaruh variabel independcn secara individu dalam menjeloskon koefisicn variabel dcpenden. Nilai ti.ilq
:>
t..,,.. bemrt.i bahwa variabel
dependen berpengaruh signifikan ted1<1
koefisien determinasi R2• Hal ini bera.rti babwa variasi lndeks Pembongunan Pendid.ilcan
24 dapa1 dijelllSlcan oleh variasi Peageluaran Publik dan KonsUIJISi Rwnah Taagga di Bidang Pendidikan. 3.3.3 "(/fl Asumst Klasik.
Selain uj i sta.tistik, model penelitiea di atas di uji juga apakab memenuhi asumsi kla.'lik. Pengujian yang dilakukan Lmtuk memeouhi asumsi klasik adalah: 3.3.3.1
Uji Autokolerasi Pengujian ini digunakan untulc. menguji asumlli klasik regresi berkaitan dengan
adaaya autokoeelasi.
Pcngujian ini menggunakan model Din-bin Watson (DW T..s1). Mooe!
regresi ysng baik adalah yang tidak men~duog autokoiclasi. Pelanggaran terhadap asums! ini berakibal interval keyakinan 1erhadap basil estimasi manjadi melebar sehingga uji signlfikansi Iida.Jc kual. Jika nilai
ow,,_ di aotara du dan 4-d •. itu berarti tidak
terjruli
autokoreJasi dalam model. Akan tetapl, jika d, > d > 4-d,., i111 berarti terjadi autckceelasi (Gujarati, 1995: 217).
Cara yaog paling sering digunakan untuk mendeteksi adanya Qlltokorelasi ada.lah dengan melilist bubwigan entara residual (u,) &JI variabel bcbas atau waktu (x). Akibat
terjadiny3 autokorelasi, produga OLS tidak lagi BLU~ sckalipw1 masih tidak bias dan konsisten, Koefisien detenni.nai;i akan besar dw tentuuya uji-t dan uji-f scrta interval kepercayaaa tidak dapat lagi digunskan (Nachrowi dwJ Hard.ius, 2006: l 91 ). Autokorclasi yang kuar dapez menyebabkan dua va.riabel yang tidak berbubungan meajadi berhubungan. Hila menggunakan metode OLS, akan ter.lihat koefisiea si.gnifikansi R2 yang besar. Koodisi ini disebut Spurius Regrem<>n (Regresi Lancung atau Palsu). Nilei batas be.wah
(d0 dan
batas ata.q (d.) dapat digunakan sebagai pern.banding
sebagai berikut:
uji-DW, dengan aturan
2.5 (1)
Bila DW< dt; berard korelasi yang posilifacau kecenderungaa p= I
(2)
Bila dt S DW S d..; atau 4-
du <
DW ~ 4- dt; berarti tidak dapat diambil
kesimpulan (3)
Bila
(4)
Bila DW > 4- di; berarti Ilda korelasi
3.3.3.2 Uji Hetcrokcdasrisitas Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresl terjadi ketidaksamaan varians dart residual atau pengumatan dengan pengamatan lainnya. Salah
sam asumsi yang hams dipenuhi agar taksiran dalam model yang bersifut BLUE (Be.~1 Linear Unbiased Estmate) ad.al var (111)"' a1 (konstan), semua residual atau error memiliki varian yang sama Apabtla varian tidalc. konstan atau berubah-ubah, dapat disimpullcan bahwa telah te.rjadi gejala beterokedastisites. Gejala heterokedastisitas dapet didetebi dengan cara mellhat Rl yang saugat kecil dan ujl-t serta l.tji ujl-f ylUlg tldak signifikan. Sedangkan nilo.i dari Sum of Square RegreJslon (SSK) dapt dihitung scbagai bcrilcut:
0- 'hSSR Jika 0 > x1(Jt·l) (tabel Chi-Square dengan derajat kebebasan m-I), tolak hipotesis yang roenyatak:an bomokedastisitas, atau deugan kata lain, residual model di alas adalah beterokedastisitas.Selain itu, dapat juga dilihat dari grafik: sisaan (sebaraa) plot yang acak. Orafil: sisaan bersifat acak atau tidak berpola menmdikasiken bahw~ model regresi bebas dari heterokedastisita»,
3.3.3.3 Uji Multikolinearitas Pengujian
iru
bertujuan untu.k menguji apakah pada model rcgresi ditemukan
adanya korelasi onwvarinbel bebas (indcpeoden). Model regresi yang baik sehw:usoya tidak leljadi k.orelasi di aotiua variabel bebii.s ~~ebut. Apabila inteqm:tasl ini di!anggar
26 dengan 1eijadinya hubungan linear anmrvariabel
beoas, timbullah gejala yang disebut
multikolinearitas (Nachrowi dan Hardins, 2006: Ill).
Gejala multikohneeritas ini dapat dideld:si dengan R2 yang tinggi dan uji-f yang signifikan, tetapi hanyak koefisien dalam uji-t yang tidak signifilcan (secasa sub!\tan~i interpretasi
yang meragukan). Sesunggahnya
hal tersebut dapat dijadikan alar untuk
mendeteksi ada atau ridak adanya multikolinearitas di dalam model regresi dengan cara berikut:
(1) Melihat tabel "Collineartty Diagnostic" pada kolom Dimension
adnlab nilai
Eigem•alue.s yang mendekati 0. IIal itu berarti bahwa terdapat kolinearitas antarvariabel. Namun, jika nilai CI (Condirlcn Index) ternyata relatif kecil atau Ji
bewah 10. Hal ini akan menirnbulbn li:emguan umuk mengembil kesimpulan apalcah variabel tersebul terjadl l:olinearilas (2)
Formula
lain dengan
melihat
YIF dan Tolerance yang tersaji pads tabel
CoefficienL Angka TOL mendekati O dan angka VIF yang jauh dari 1 berarti terja.di korelasi antarvariabel bebas 3.4 Dd"umi Opuuion:al Varbhd
3.4.1
Pengelu.aran publik bidang pe:ndidikan
adalah Pengetuaran Pemerintah
Kabupaten!Kota se-Sumatera Selatan (rupjah) di bidang pendidikan dalam APBD Kabupaten/Kota se-Sumatera selatan lrunm waktu 2006---2008
3.4.2
Konsumsi rumah tangga bidang pendidikan a.dalah pengeluaran konsumsi rumah
tangga Kabupaten/Kota se-Sumetera Sclatan (rupiah) di bidang pendidikan Jrurun waktu 2006---2008
3.4.3
Indeks Pembangunan Pendidil:an (<tcaticn Development Index/EDI} adalah indeks pembangunan di bidaag pendidibn dmgan indik:ator Angka Melek Huruf (Literacy Rate/LR dalam persen) dan Rats-Rata Lama Sekolah (Years of
27 Schoolir;g/YoS
dalam tahun) di ~Ill
se-Sumerera Setsran lrnrun
waktu 2006---200!1
3.4.4
Bidang pendidikan adalah sektorpendkfiku formal (sekolah) dalam tingkat dasar dan menengah (SO, SMP, dan SMA) dalam Kabupaten/Kota se-Sumatera Selatan kurun waktu 2006--2008
BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN
29 Data pengefuaran publik bidaog pendidihn Kabupaten/Koia se-Sumatera Selatan diperoleh dari Matriks Evaluasi APBD Kabupatm/Kom PTU11insi Sumaiera Selatan (Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Swnatera Selatan, Bagian Anggaran Daerah Bawahan). Data diperoleh dari Buku Peraturan Daerah
KabupaterJKota yang berjumlah JS
Kabupaten!Kota se-Sumatera Selotnn tahun 2006, 2007. clan 2008. Buku Peraturao Daerah Kabupaten/Kota
yang digunakan adalah buku peraturan yang diterbitkan terakhir oleh
Kabupaten/Kota di tiap talum anggaran. Buku peraiuran tersebut telah memuat Anggaran Perubahan APBD K.abupatenfKota. Pengeluaran pendidikan yang dianafisis ada!ah belanja langsung yakni belanja bida.ng pendidikan dalam APBD Kabupaten/Kota tahun 2006, 2007. clan 2008 untuk pengeluaran
barang clan jasa, Belanj a langsuog yang terdiri dari pengeluaran barang dan jasa merupakan pengeluaran
publik. Belanja langirung
meliputi
pengeluaran umuk
pembangunan fisik dan nonfisik. Pengeluaran pembangunan fisik meliputi pembaagunan gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium.,
ruang multimedia, dan sebagainya.
Sedangkan pengeluaran pembangunan nonfisik meliputi pengeluaran untuk berbagai kcgiatan seperti olimpiade ilrnu pengetahuan, lomba pelajar berprestesi, peningkatan mutu dan kinerja tenaga pendidlk, clan sebagaiaya, Berdasarkan
Lampiran La terlihat bahwa terdapar perbedaan
total belanja yang
cukup signifikan antardaerah Kabupatea/Kota, Total Bel84ja Pendidikan tertinggi tahun
1006 dikeluarkan oleh Kota Palembang ~an
yang tereodalt adalah Kota Pagaralam.
Untuk rincian belanja pendidikan (belanj a langsung dan belan ja tidak langsung) terdapat perbedaan persentase yang cukup besar, yakni rata-rata lebih besar belanja tidak Iangsung dibandingkan belanja langsung, Persentase belanja tidak lan~
30 P-.ida laliun 2007 (lillat Lampaan l.ll) kemooli teedapat perbedaaa total belanja yang cukup signitikan antardaerah Kabupaten/Kota. Total Belanja teninggi adalah Kota Palembang yakni 39,34% dari total helanja sedangkan yang terendah adaloh Kabupaten OKUS
yakni 15,37% dari total l>el~ja. Untuk rincian belanja pendidikan (bclanja
langsang dan belanja tidak langsung) terdapat perbedaan persentase yang cukup besar, yakni rata-rata belanja tidak langsung lebih beSIU' daripada belania langsung. Persemase belsnja tidak langsung tertinggi tcrd!IJ)at di Kora Palembang yaitu 81,37% sedangkan persentase tercndall ~-rdl\patdi Kabupatcn Musi Banyuasin yaitu 43,24%.
Pada tllhun 2008 (lihat Larnpiran I .c) masih terdapat perbedaan total belania yang cukup signifikun emardaerah Kabupaten/K.ota. Total Belanja Pendidikan tertinggi tahun 2008 adalab Kola Palembang yakni 43,14% dari total belanja sedangkan yang terendah adalah Kola Prabumulih yakni 17.32% dari total belanja. Untuk rincian belanja pendidikan
(belama lanp,sung dan belo.nja tidak langsung) terdapat perbedaan persentase yang eukup besar, yakni rata-rata belanja tidak langsung lebih besar daripada belanja langsung. Persentase belanja tidak lang~ung tertinggi terdapat di Kota Palembang yaitu 87,63% sedangkan persentase terendah terdapat di Kabupaten Emput Lnwnng yai111 46, 11 o/o. Perincian belanja Jangsung untuk tiap Kabupaten/.Kota se-Samatera Selatan tahwt anggaran 2006---2008 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
31 Tabel 4.1 AJobsi Peageluar.u1 Publik (Bds.otia l..upuag) Bida11gPeadidika11 Af'BD 'KahupatelllKota Se-Sumatcna Sdatan Taltun Anggar-an 2006---2008 >----·
NO I
KABIKOTA
2006
BELANJ.'>
LANG.SUNG
IR.4j7.503.;20 I
OKIJ
Bl!µu.(JAPENDTDIKAN :z.001 :zoos BEi.ANJA BELANJA % o/o LANCSUNG LANCSUNC ll.$0 39533.7?3.200 26.33 38 661.190.200
24.14
%
;
2.
OKJ
79.420.6M.500 I
37,17
73 016.i77. ?29
28.63
&4.029 321.02!1
2S.l9
3
MuaraEnim
61.96>1653 500:
31,65
1016SS.811.908
}S,86
I 03. H9.3 I 0.300
32.14
4
I.Mill
60 620.4(!'1.00J
211,71
Sll.1S1 ~lSO
29,71
ss&K3 141.000
2MI
s.
M1i$i Rawas
17.0!!8500.000
14,17
W.liiS.306.!IO
19,92
71 I 18.009.8i4
:U,4R
6.
Mub•
65.70
134.909.JSI .WO
S6,76
152 87S.069 COO
43,QI
?1.07
)S.6iii:.sci~42i
21M
-·· ·= 51.314.'70.000
78,90
17.727.120.000
22,78
21 7~ 202 000
·,:-
Ua~)'\IMin
R
OKUS
i
181..SlS 937.745 ._,,'
26912.:iM.~
Sl 167 326.31?
t I
-
18,09 21.32
9
OKUT
2J!.410.6S4.SOO
!
21.3()
)9543.219.520
22.~
4 l.6'2
10
Oaonlhr
3o.n&.068.5s~
I
2~.20
S005.D61.000
26,71
44 492 135 000
20,12
11.
fmpat I.awang (')
.
24.5~.m.ooo
-·47,6()
4~ sosi74413
~:l.&9
12.
Palembil!I~
116.491.410.144
21.03
97 591.476.100
18.6)
71.400.SI l.493
12.37
13.
Pnbwnulib
12.327 .583.000
n.%
Sl>.782.264-.IU
47,ll
)2.248.000000
36.06
l4.
raau Al11111
I ll.J6S.7f>J I 00 '
)4,~
lU 6-i() &Jll.000
43,07
lUll.2SHOO
~7,46
IS.
Lubulr~u
JS.3J9.8c.3.612
lJ,(>J
22.Jj&.6J9-jJO
24.17
".748,479 614
4),8?
-
.I
lib ...
2Q,:!6
Sumber: M101k$ EvalullSl APBO Kal)IJ(.OCl Sumsel, BJgJaa 08
Pemuintah ProYOVinsi Surn""'ra ~Ima (2006. 2007, dan 2008)
Ke1erang1111 (') Buk~ Pero.Juran Oaerab 14hwi 2006 ti
Benlasarkan Tabel 4. l di alas, alukasi le•linggi belunja Iangsung tahua 20C>6 terdapat di Kabupatea OKU Selatan yaitu 78,90% dan terendah terdapat di Kabupaten OKU yaitu I l.80%. Untuk belanja langsung Tahun 2007, alokasi tertinggi terdapat di .Kabupaten Musi
Banyuasin yaitu 56,76% dan terendah terdapat di Kola Palembang yaitu 18,63%. Selanjutnya, untuk. belanja langsung tahun 2008, alolcasi tertinggi terdapat di Empat Lawang yaitu 53,89%dan terendah terdapat di Kota Palembangyaitu J2,37%. Perbedaan perseotase yang cukup besar tiop Kabup11teo/Kotaantara belanja tidok langsuog dengan belanja laagsung menunjukbn bahwa pengeluaran pendidikan Kabuperen/Kota tahun 2006 lebih b~yak
terserap umuk alokasi gaji pegawai,
32
oper.isionalisasi kantor dan sek.olah, dan hllljangan-tunjruigan bukan IDltuk pembaagunan tlsik.
ini
Hal
Kabupaten/Kota
dimungkinkan
karena
Oeberapa
.Kabupaten/Kor-khususnya
yang baru melakukan pemeka:mi dari Kabupaten/Kota induk-masih
dalam proses percepatan pembangunan kepegawaian. Alokasi pengeluaran publik bidang pcndidOO..., untuk belanja langsung tahun 2007 tertinggi ada!ah Kabupetca
Musi Banyuasin. Hal ini sejalan dengan diberlakukannya
pendidikan gratis di kabupeten tersebur yang berlronsekuen:ri terbadap penyerapan anggarau yang sangat besar untuk pernbenguoan fUik dan nonfisik.
4.1.2 Konsumsi Rumah Tangga Bidang Pendit/jkcm Telaah terhadap koasumsi rumah ~ususnya di bidang pendidikan-akan tnenunjukkan
stjauh mana masyarabt mengalokasikan
pengeluarannya
dan sekaligus
menunjukkan sejauh mana tingkat kesedaraa masyunikat dalam hal peningkatan ls.ualitas
mi1nusia. Terdapat perbedaan pola konsumsi masy&rakat dalam hal pendidikan .1\ KabupatewKota se-Suruatera Selatan. Perbedaan Pole konsll!llSi masyarakat amar-
Kabupaten/Kora tnenuniukkan bahwa pola koasumsi rumah lallgga di Kabupaten/Kota berbeda saru dengan lainnya dalam ha! pengalokasian biaya pendidikan dari total
pengeluaran, Perbedaan mengindikasikan
po!a
konsumsi
masyarakat
dalam
bidang
pendidikan
dapst
bahwa tingkat kesadaran abn peotingnya perdidikan di masyarakat
berbeds-beda. Deegan kata lain, semakin tinggi pola koasumsi tumah tangga di bidang pendidikan suatu masyarakat dibandingkan masyarakat lainnya mengindikasikaa bahwa
tingkat kesadaran akan pentingnya pendidik.ao di lll4Sy111'akat itu j auh lel>ih baik daripada ma.syarakat lainnya. Meskipun cara penilaian seperti ltu tidaklah sepenuhnya benar kareua alokasi pengeluaraa masyarakar Kabupaten/Kota path satu bidang erat hubungannya dengan
33 siluasi dan kondisi yang terjadi di Kabupar.en/Kora rersebut. Untuk itu, dapat diajukan
analisis lain yakni tinggi atau rendahnya pengeluaran masyarakat dalam bidang pendidikan di Kabupaten/Kota mengindikasikan bahwa biaya pendidikan di Kabupaten/Kota ini lebih mabaI atau lebih murah dibandingkan dengan biaya pendidikaa di Kabupaten/Kota lainnya. Murah atau mahalnya biaya pendidikan di Kabupaten/Kota tidak terlepas dari
seberapa besarnya alolcasi pengeluaran publik dalam bidang pendidikan di Kabupaten/Kota tei:sebut.
Mcnanggapi pcrbedaaa cara peoilaian di alas, analisis penelitian ini mcnggunakan penilaian kedua kareua lebih sesuai dengan tujuan penelitian yakni melihat pengaruh pengeluaran publik. dan konsumsi rwnah tangga di bidang peodidikan terhadap indeks pembangwian pendidikan di .Kabupatw'Kota se-Sumatera Selatan. Pemilihan peni.laian kedua di atas juga sejalan dengan definisi operasional variabel penelitian yllkni bidang pendidikan merupakan sektor pendidikan funnal dalam tiDg)cat dasar dan menengah (SD, SMP, dan SMA). Menurut Kajian Pengeluaran Publilc Indonesia 2007 bahwa pengeluaran pllhlilc bidang pendidikan memiliki hubungan yang
erat
dengan pengeiuaran masyarakat,
yakni makin tinggi pengeluaran publik maka makin kecil peugeluaran masyarakat,
khusumya untuk. bidang pendidilcan dasar. Berdasarkan Tabel 4.2 di bawah ini terlibat bahwa pada tahun 2006 alobsi
pengeluaran rumah tengga untuk pcndidikan terdapat perbedaen yang cukup Mgnifikan antardacrab Kabupaten/Kota. Total pcogeluaran rumah tangg11 untul pendidikan tertinggi tahun 2006 adalah Kota Palembang dengan persentase led!adap total konsumsi sebesar
1,01 % sedangkan .kon~wnsi terendah terdapat di Kota Pa.garalam yaitu dengan persemase 1eclllldap lotal kensumsi sebesar 0, 73'Yo. Akan tetapi. ben:ltiarkan peringkat persentase, perseatase terendah adalah Kabupaten Mtm Rawas (0,31%) clan persentase tettinggi adalab .Kabupaten OK.U (1,13%).
34 Tahd 4.2 AloJwi Kolil:Sumsi .Rumali Tauep •llllrk 1'eadidiba .Kabupaten/Kota 81>-Su•atera Selaua Tabu11 2~lOOS
NO
KABIKOTA
l.
OKU
l.
OKl
3.
M. E:nim
4.
Lahtt
0,46
37.517.386.460
0,53
16.911.1io.ooo
0,21
41.396.5;! 1,400
oJi
40.638.721.000
0,56
31.JSJ.937 .200
0,34
53.564.349.900
0,33
25.834.47'.UOO
0,43
21.921.049.600
0,49
-12.019.248.296
0,54
16.981.n 1.000
O,.ll
421l42J 11 ..000
0,S7
36.964.368.000
0,.31
26.453.849.350
0,38
11.851.8.90.200
0.16
37.209.568.000
0,30
6S.39\U.10.000
o,n
46.9l2.6SS.600
0,47
15.423.624.fO()
0,16
13.456.899.200
0.44
16.203.362.500
0,42
19.439.339.000
0,32
42.SSS.&03.000
0,67
20.676.506.400
0,31
59.924.440 806
0,50
13.380.329.700
n.41
24. J J).l?S.300
0.39
46.J 16.400.307
0,47
-
-
-14.371.356.~00
0,4$
23.660.89).000
0,54
333.219.99il.OOO
1,01
2S2.lS8.816AOO
0,76
4:?0.93 l.647.000
0,96
usu .223.500
0,12
12.U7.&3s.noo
0,S7
20.632.178.100
0,SS
l 1.249.239.8()0
-
0.73
S.96S.7l7.200
0,54
13.321.215.000
0,50
u. \40.969 .soe
O,
U.S3l.103.000
O.S6
2).246.394.100
0,47
6.
Muba
7.
BAl\y11&5in
a.
OKJJS
9.
OKUT
Oga~ltir
Empat
12.
Kota
13. 14.
Uw&rul (•} PalembenJ
Kou.
PrabWnullh
Kotal'apr
Alam 15.
'
KoiaU.bui:
Liovnu
o/.
IA.368318.100
5.
11.
.,.
38.798.793.05-0 1,13 -·-·~ -··-- >-~3.115.4SS.OOO 0,37
Musi Rawa;-·
--io:
KONSUMSi RIIMAB TAN(fCA UNTOIC Pl!Nl)fD.J""N t007 200& KONSUMSI KO'.'ISLMSI KONSUMSI % PENDID.l.KAN J>RNl)JDJXAN .PENDIDIKAN 2006
r ...
-
4-
- ·-
Sumber: Susenas, BPS Provinsi Surnatera Se!atan (20011) Ketcral1BA1n: (")Data tidalc tersedia di BPS Provlnsi Sl&m~111 S..l113n Total pengeluanm. rumeh tangga untuk pernlidikan tahun 2007 rertinggi adalah Kota
Palemb1111g dcogan persentase terhadap total k.onswmi sebesar 0.76% sedangkan konsemsi terendah te.rdapat di Kota Paganlam dengan persentase terbadap total konsumsi sebesar O,S4%. Akan tetapi, berdasarkan peringkat persentase,
persentase tccendah adalah
Kabupaten Musi Banyuasin (0,16%) dan persentase tertinggi adalah Kota Palembang (0,76%).
35 Untuk rahun 2008, total pe.ogeluaran rumah tangga untuk pendidikan tertinggi adalah
Kota l'alembang dengan perseatase terhadap rota! k:onsumsi sebesar 0.96% sedangkan konsumsi terendah terdapat di Kota Pagaralam dengan persentase terliadap total konsumsi sebesar 0,50%. Akan tempi, betdasarkan peringkat persentase, persentase terendah adalah Kabupaten Musi Banyuasin (0,300/ci) dan perseetase terlinggi adaJah Kota Palembang (0,96%).
lnfcrmasi lengkap tentang total konsumsi l'lllllllh tnngga dan ko11$U1Dsi rumah tangga untulr pendidikao beserta pcrsentasenya tediadap total konsumsl tiap KabupateJ1/Kota seSuinatera Seilltan tahun 2006-2008 dapat dilihllt pada Lampiran 2. 4. l.3 lndek1 Pembangunan Pendidifr.an
Pc:ndidikan merupakan syarat utama pernbangunan kapabilitas dasar manusia. Melahn pcndidikan seseorang dapat meningkatbJI pengetahuan. Upaya peningkatan pendidikan yang relah dib1k~.llll pernerimah adalah dengan melalui Program Wajib Belajar 6 Tahun yang telah dimulai pada tahun 1984 dan ditingkatkan dengen Program. Wajib Belajar PendidiKan Dasar 9 Tahun pada tahllll 1994. Indikator pendidikan yang meretleksikan dimensi pengetahuan dalsm benruk IPM adalah Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah. K.edua indikator iai dihitung secara bersama-sama dengan pembobotan. ADgka Melek Huruf diberi bobot dua pertiga sedangkan Rara-Rata Lama Sekolah diberi bobot sepertiga. 4.1.3.1 Anglea Melek Huruf Angka Melek Huruf diberi bobot lebih tiDggi dari Rata-Rata Lama Sekelah lwCM ukuran yang sangat mendasar dnri tingk&t penclidikan adalah k:emampuan baca tulis pcnduduk dewasa. K.emampuan baca tulis tereennin dari data Angka melek Huruf, dalazn ha! ini preseowe penduduk osia IS llllrun ke atas yang dapat ~baca
huruf laiin clan
la.innya. Sepeni terlihat pada Tabel 4.3, Angka melelc Huruf penduduk berusia IS tahun ke
36 atas relama periode 2D06---200R menunjul::lcim perkemb.'lllgft!l yang selaiu meningkat, yaitu sebesar 95,9 persen tahun 2(106 menjadi 96,59 persen tahm 2007, dan 97 ,66 persen
pada tahun 2008. T abel 4.3 Angle.a Melek B11ruf ProviQi S11matera Selatan dam 15 lUbupjlteo/Kota Tahun 2006-2008
16. Sumsel
<JS.90 96,59 97,66)
-.
""""'·-·~-
h-'.:-=,,.,..,.~~~-t-:;:=-;::-;-\-::=-=i...,..,,-:=-'--:--1--:--+--:-· 01 OKU 97,2 ( 97.68 98 07 I B 6 5
02 01<.l 03 M. F.nim
94.65 94 65 94 75 14 98.llO 98.80 98,80 ' 1
06 ~uba 07 RAn"llll.Sln
95.90 95.90 95.93 9S.\l3
08 OKUS
97.49 97.49 97,49
09 OKUT
""47
too"""
'14.6'.l
9629 96.0ll 94.61
11
io $ I~
14 I 13
12 7 15 8
97.24 97 24 97 32 7 II E. Lawwn.. 95.80 Yli 75 97.u2 12 11) 71 K.ota Pia 98.6J 98.63 98.63 2 2 72 Kota Pbm 97. 10 91. 70 98.29 4 4 73 Kota P. Alam 97,38 97,82 9821 6 • r,7:,::4,.;Kota~' '~t""t"'m;:::•o:::.;...•••"u-+ llSJ)J 79-='s."".03 98,03 J 3 Sumber: KJ>jion IPM Prov1M1 Surnatcra SelataD, DI'S Prov. Swnscl (2008) Ilir
. .!i... I 13
14 9 7
10 II 2 3 4 6
Jika dibandingk'ID. menurut Kabupdlen/K()(a p8'!a tahun 2006 dan 2007, persentase AMH tertinggi tercatat di Kabupaten MUllla Enim (98,80% dan 98,80%) dan terendah di Kabupaten Ogen Komering Ulu Timur (94,47% dan 94,63%) sedangkan pada iahun 2008 Angk.a Melek Huruf1ertioggi tetap di Kabupaten MWU'8 Enim (98,80%) dan tercndah di Kabupaten Ogan Komering Ilir (94,75%). 4.1 J.2 Rata-Rata Lama Sekolah lndikalor Jainnya. umuk melihat tingkat rendidikan adalah Rata-Rata Lam.a Sekolah
(diOO:i bobot sepertiga) yang secara umum menunjukk.an jenjang pendidikan yang telah dkapai oleh penduduk usia 15 tahun ke atas, Seperti lerlihat pada Tobe! 4.4, Raia-Rota Lama SekofM di Provili$i Sumatera Selatan kunm waktu 2006-2008
nyaris tidak terjadi
37 peningkaran, yairu 7,58 tahun 2006 menjadi 7,6() tabun 2007 daa 2008. ini berart.i bahwa secara rata-rata peaduduk Sumatera Selatan yang berusia 15 tahun ke atas heoya
berpendidikan kelas I SMP. Tabet 4.4 Rata-Rata La.a Sekolah Provi11sl S11matera Selata11d.u 1! ~ta Ta•un ~2008 .
.
'
. '. P..i'~.a.i;·.: ~ '.' . ' I--
16.
.
. ._ •
.. ,
.···'.
• ...
. .
·i.-
·_!_ •.c. ...•:::>'
6::,d~~
.
PeriQibt,.
,.. ·. . . . :. 'iZQOe· ~
'
snn;ser-
·-
-7,58
OlOKU
7.10
020Kl 03 M. "Enim 04Wat
6,70 730 7,20 700
05Mu&i Raw$
<16 Muba
07 Baa"'•""in D30KUS
090KUT
~ ---....._
7#) 7,&J 7.57 6,70 7.30 1,59 7_00
6.8-0
6,8(}
7,57 6,70 7,30 7.59 7,00 7,00
7.00 7,10 6,&0 6.60
7,00
7,00
7.10 6,80
7,10 6,80 7,46 6,83
nKotaPbrn
ll4()
1,36 6,SS 9,90 900 g &a S,83
73 Kota P, Alam
8,-10
8,42
10 O<>An llir l l E. La'WanD 71 Kota Pf
6..SO
9,90
8,42
2006 2001·
~&
.
-
-
-
7 13
6 . l5 .
6 15
6 11 9
5 10 13 11
l2
9 14
s
IQ
a
14
15 l 2 J
s
7 12 I
3 4
74 KotaL 7,80 8,93 8,93 4 2 Lin<>Mn Sumi-: Kajian ll'M PrO\'insi Sumatera SelataJI, BPS Prov. Sumsel (2008)
g
s
ie 12
1l 9
14 7
13 l 3 4 2
Jib. dililiat mennrut Kabupaten/Kota, R.aw-Rata Laun Sekolah tertinggi (tabun 2~2008) tereaiat di Koea Palembang, yaitu 9,90 tahun yang berarti bahwa penduduk Kota Palembang rata-rata sudah mengenyam pendidibn sampai SMA meskipun belwn
sampai tamat. Sebaliknya, Rata-Rsta Lama Sekolah terendah (tahun 2006) tercatat di Kabupaten Empat Lawang, yaitu 6,50 tahun dan pada tahun 2007-2003 tereatat di Kabupaten OKf, yaitu 6,70 tahun yang berarti bahwa peDduduk Kabupeten Empat Lawang dan Kahupaten OKT baru mampu mengenyam pendidibn rata-rata di kelas I SMP.
38 4.2 Allalisis Regnsi .Lmear .Be.ip•da
4.].1 Pengaroh l'engeluaran Pul!lik don KonsumsiRumah Tangga Bidt»lg Pendidikim tcrhadap lndelc:i Pembangunan Pendidikan Hasil analisis model regresi lineiu berganda terhadap Indeks Pembangnnan
Pendidikan scbagai varieeel dependen dcngan Pc:ngeluaran Publik dan Konsumsi Rumah Tangga Bidang Pendidibn sebagai variabel independeu, secara Jengkap dapat dilihat pada Tl!bel 4.5 berjkut: Tabel 4.S IWlll l"eag11jlan Medd .Pe11geluaran Publik (Gff) dan Kons1u11sl Ru mall Tuua Bid.ang PelMlidlbn (c...) temadap bidekj Peo•bangaaan Peadidibn (EDI) 1
j Hubmnpu
Koefisiea
P11ranieter ...n.. ruh
G.C.WI
~ED1
c-sm
Sta•dar
l, I
.
?OI
..
U'i·I
V'l-r
Error
••r-:q
Sie
0,(100 0,000
-1,348 4,741
0,185 0,000
Sumber: Has!I Penebbao dengan Program SPSS
r..,,lt.,
Sig
11.332
O,GOO
R2
DW
0,350
2,.314
t
Is. tahun 20 I 0
VD' 1,039 L()39
Dari basil regresi linear berganda didapat koefisien regresi (Rz) sebesar 0,350. Hal ini menunjukkan bahwa variabel indepeoden (U..: dan Cc.!) yang dimasukkan Ice dalam model secara simultan mampu menjelaskan variasi vllriabel dependen (EDI) sebesar 35 persen, ~angk.an sisanya dijelaskaii oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke
dalam model. Nilai fi,;..,,, = I I ,332 pada tingkat k.epercayaan 95 persen lebih besor
= ·I ,348 dengan
sigpifikansi 0, 185. Kesimpulan statistik menyatakan ballwa basil J)el)8Ujian adalah tidak signifikan (nyata). Nilai
ti.,,..,, Konswnsi
Rwnah Tangga Bidang Pendidikan (C..i) = 4,741
dengan signifikansi. 0,000, Kesimpulan statistik. menyatakan bahwa ha.sit penguji.an adalah
39
sigoi.filam (nyaia). Dengan dem.ikian, .lndek:s Pembaogunan Pendidik.an (EDI) sebagai variabel dependen tidak dipengaruhi oleh Pengeluaran Publik (G..t) dan dipengaruhi
dengan signifikan oleh Konsurnsi Rumah Tangga Bidang Pendidi.k.an (C..i) sebagai variabel independen.
Nilai DW sebesar 2,374, nilai dL = 1,430, dan nilai du ~ 1,615. Nilai DW 2,374 tersebut berada di antara du = 1,615 dan 4- du = 2,385 maim disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Nilai VIP untuk variabel Pengeluaran Publik (Ged) dan Konsumsi Rumah
Tonggn Bido.ng Perulidikan odalah masi.ng-masing 1,039. Nilai VJF tersebut berada di bawah 10 mab dapet disimpulkan bahwa tidak terjadi mullik.olinearitas. Melibat R2 dan aji-f yang cukup besar (beipengaruh)
dan grafik sisaan bersifat acak maka dapat
dinyatllkan babwa model ini secara simultan tidak terjadi beterokedasnsnas. 4.2.1.1 Pengaruh Pengeluaran Publik Bidang Pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Pendidikan Hosil flllll1isis model regresi terbadap lndeks .l'embangwian Pendidikan sebagai variabcl dcpcndcn dcngan Pengeluaran Publik Bidang Pendidibn seb;igai variabel
independen dapat dilihat pada tabel 4.6 benkut: Tabel 4.6 Hail Peo1ujlan Model Pengelu•ran Publik Bid•nc PeDdidikan (G) terbadap l•deka Peml>anguaao Peoclidikau (EDI) Bubungan G-EDI
Koellsien Uii-1 . Paramttt'r Staad~r r,.SQ.. j Sill ""nHnlll Error 0.000 --0.36 ·0.355 i '?.'.!.?.~
..
u 1-f . --f1wttll(
Si2
0,126.
11,724
Sumher! H111;1I Penebllan dengan Prognun SPSS IS, tabun 20 ID
R'
DW
VIF
O.OOJ
2,-082
1,000
Dari basil regresi secara parsial didapat koeflsien regresi (R2) sebesar 0,003. Hal ini menunjulckan bahwa variabel independen (0«1) yang dimasukkan ke dalam model hanya mampu me:njehmcan variesiJ.tariabe) dependeo (EDI) sebesar 3 persea, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Nilai t;..,.,.ng = 0,126 pada tingbt kcpercayaan 95 persen lebih kecil diband.i.ngkan dengan fu,0> ( 1,16) = 8,53. Kesimpulan statistik menyalakan bahwa hllsil pe.ngujian adalah
40 cidal: bttpeagarub. Dengan demi.kian, lndel:s Pembangunan Pendidikan (bill) sebagai variabel dependen tidak dipengaruhi oleh PengeJuaran Puhlik Rid11ng Pendidikan (Gc.s)
sebagai variabel independeo. Nilai DW sebesar 2,082, nilai di, = J,430, dan nilai d, ~ 1,6)5. Nilai DW 2,082
tersebut bemda di amara du = 1,615 clan 4- d. = 2,385 maka disimpul.kan tidak terjedi autokorelasi. Nilai VIP uotuk variabel Pengeluaran Publik Bidang Pendidikan (Ged) adalah 1,000. Nilai VlF tersebut bereda di bawah 10 maka dapat dislmpulkan bahwa lidak terjadi
multikolineari.t&. Melihat R.1clan uji-f yang sangat kecll (tidak berpengamh) maka dapat
dinyatalcan bahwa model ini terindikasi terdeteksi tetjadi heterolcedastisitas. Akan tetapi, bile melihat grafik sisaan pada plot yang bersifat acalc [tidek berpola), model ini bebas dari
heterokedastisitas. Jadi sehagai simpulen dapat dinyatalcan bahwa model ini tidak teljadi heterokedastisltas. 4.2.1.2 Pengaiuh K.onsUJ11Si Rwnah Tangga Bldang Pendidiluogao C-IDI
u·;.c
Koefaie" J'arameter
Staadar
1.90
t
11enfaruil
..
IJJl-f
'•lfll"I
Sig
4,j23
0,000
r•.,... ! 2
I
Sumber: H.a.sil Peneht•an deoguo Program SPSS 1.5, tahun 21JJO
Sig 0,000
R'
DW
0,.322
2., 111
I
VIF 1.000
Dari basil regresi secara pat'sial didapat koefisien regres! (Ri) sebesar 0,322. Hal ini menwtjukkan bahwa variabel independen (C...J yang dirnasUkltan ke dalam model mampu meojelaskan variasi variabel dependen (EDI) sebesar 32 persen, sedangkan sisanya dijelasl:an oleh variabel bin yang tidak dimasulckan ke dalam model.
41 Nilai ti.mmg = 20,0
dengan fo,os (l,16) ~ 8,53. Kesimpulan statistilc menyatakan bahwa basil pengujian adalah berpengaruh. Dengan demikian, Indeks PembangWlan Pendidikan (EDl) .sebagai variabel dependcn dipengaruhi oleh Konsumsi Rumah Tangga Bldang Pendidikan (Ced) sebagai variabel independen. Nilai OW sebesar 2,111, nilai JL = 1,430, dan nilai du= 1,615. Njlai DW 2,111 tersebut berada di antara d. = 1,615 dan 4- d0 = 2.31!S maka disim:pWkan tidok terjadi autokorelasi. Nilai VIF umuk variabel KonsWJ1Si Rumah Tangga Bidang PcndiWk.u (4.i) adalah 1,000. Nila.i VIF tersebut berada di bawah l 0 rnaka dapat disimpulkan behwa tidak terjadi multikoliucarieae. Melihat R2 den uji-f
y11ng
cukup besar (b~lll'llh)
dan gratik
siasaan peda plot yang betsifat acak maka dapat dinyatakan bahwa model ini tidak terjadi heterokedastisitas. 4.l.2 llji Aswtrsi Klasik Pcnguruh Pengeluamn I'ublik da« Ka~'U8t8iRumuh Tar.gga
Bidong Pendidikan tl!.l'!iadap Indeks Pembangunan Pendidikan
4.2.2.1 Uji Autoknrela.~i Pengujian autokorelasi model Pengefuaraa Publi.k. (G..i) dan Konsumsi Rumah Tangga (Ced) Bidang Pendidikan terhadap lndeks Pembongunan PcndidiklUI (EDI)
menggunakan model Durbin Watson (DW Test). Bcrdasarkan basil peogujian, diperoleh nilai DW sebesar 2.374, nilai dt
= 1,430. dan nilai d.. = l,615. N.i.lai DW 2,374 tersebut
bereda di antara d0 = 1,615 dan 4- d. = 2,385 maka wsimpullum tidak terjadi autokorelasi. 4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas Mendeteksi gtjwa heterokedastisitas pada model Pengeluatan Publilc (Gr<1) dan
"R.onsumsi
Rumtih T1111gga (Ca1) Bidang Pendidilan terhad8JJ Indeks Peml>angunan~·
Pendidikan (EDI) dapat dilihat dari R2, uji-f. dan gtafik sisaaft pada plot. Berdasarkan basil pengujian, diperoleh nilai R2 sebesar 0,350, nilai fo-g = I 1,332 pad.a tingkat kepereayaan 95 perseo lebih besar dibandingkan dengan fo,os (1, 16) = 8,53, dan grafik sisaan pada plot
42
yang bcrsifut iu:ak (tidak berpola) maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi hewruk.edastisitas. 4.2.2.3 Uji Multikolinearitas Peng~iian gejala multikolinearitas didctek.si dengan melihat nilai R2, 1tii-f, dan uii-t serta nilai VIF, nilai Tolerance, dan nilai Eigef1Wll11es. Berdasarlcan hasil pengujian, diperoleh nilai R2 sebesar 0,350, nilai fhitnna
-
11,332 pada tingkot kepercayaan 95 persen
lehih besar dibaudin~ dengan f11.~ (1,16) = 8,53, nilai
ti,,~
Gec1 = -1,348 (sign.ifikans.i
0, 185) dsn fb;,_ C..i = 4, 741 (signifikansi 0,000) dapat dinyatabn model ini tcrindikasi terjadi multik:olinearitas. Akan tetapi, bila melihat nilai VIF G..i = l,039 dan Cod= 1,039 yang dclult dengan I maka dapat dinyatakan model ini tidak teriadi multikolineariias. Sclanjutnya, bila melihat uilai Tol G..i = 0,%2 dan C...
= 0,962
yimg mBSing-lDllSing
mendekati 0 dan niloi Eigenvalues = 2,243 yang jauh dari 0 maka dapat dinyatakan model ini 1itlttk terjadi multilrolinearitas. Jadi. berdasaikan pengujian-pengujian di aw malca dinyatakan model ini tidak. tcrjadi multikoli.na\l'itas. 4.3 Pemball.a.san Hull Penelltian
Hasil analisis dengen analisis regresi parsial peda Model (I ) menunjukkan bahwa Pengclua11111 "Publik Bidang Pendidikan (G«J) tidak signiflkan mcmpengarubi lndcks Pemb
(G..i) dinyatakan
tidak signifikan
mempengaruhi Indeks "Pembangunon Pendidikan (.EDl) karena ealokasi pengeluaran publik-yaog
dinyatabn dalam belanja Jangsung--lebih kecil dari belanla tidak longswig.
Belanja Jangsung meliputi J)tlngt:luaran untulc pcmOOllgunan (barang dan jasa) sedaagkan belllnja tidak langsung melipU1i pengeluaraa
rutin yang meliputi gaji pegawai,
opersionalisasi .kantor clan sckolah, serta tunjangan·tunjangan Jaionya.
43 Aloblsi
pengeluaran
rulin (bcl1111ja tir.hl. langisung)
tidii.k melUi.lilU h.ubwigllJI
langsuog terbadap lndeks Pembaagunan Peodidikan. Hal ini disebabkan belanja yang seharusoya untuk pembangunan fisik dan nonfisik beralih meniadi belaoja rutin yang tidak berpengaruh Iaugsung terhedap pencepaian Angka Melek Huruf dsn Rata-Rata I ama Sek:olah sebagai indibtor Indeks Pembangunan Pendidikan. l.Cetimpangan pengalokasian anggaran tersebut membuat perdebatan panjang dalam upaya peningkataB Indeks
Pembangunan Pendidikan. Perdebala.u tentang pengaruh Peagelueran l'\lblik Bidang Pendidikan (G«1) terhadap Indeks .Pembangunan Pendidikan (EDJ) sebenarnya telah bermula pada tahun 2006 dengan dir.etaplcannya anggaran pendldikan yang sangat bessr, baik di tingkat pusat maupun di dallJllh (Kabupattll/Kota). Perdebetaa itu dimulai setelah Persatuan Ouro Republik Indonesia (PORJ) meminta Mahkamah Kon&itusi (MK) untuk meninjau kembali tingkat pengeluaran dan menilai kesesuaien anggeran dengan amandemen (tahun 2002) UUD 1945 yang menylllakan bahwa pemeri.ntah harus mengalokasil
dimasukkan di dalam ketentuan 20 persen tersebut sehingga mc:ndoroog pemerintah mmingkatkan pengelusran direksioner pada sektcr pendidikan
(Kaji.an Pengefuaran
Publlk 2007: 40). Upaya meninjau kembali tingkat pengeluaran daa kcsesuaian anggaran deogan amandemen UUD 1945 dikareoakan-da.lam aJoJwi AP!JU untuk sektor peodidikaopemerintah
mengalokasikan
anggaran
yang timpang sntara belanja lang.<;ung dengan
belaoja tidak langsung. Secara teoretis, seh.arusnya pemerintah mengalokasiken dana yang besar untuk: belanja langsung yang meliputi pembangunan gedung sekolah, perpustsksen, laboralor:ium. ruang multimedia, dan lain-lain bukan belauja tidal< langsung yang meliputi
44 peuibajaran gaji guru, oyen1sio111tlis;,sj kanWr dim sekolah, serta pembayarao cunjangan· lunjangan lainnya (fungsional dan sertifikasi).
Hasil penelitian ini sejalan dengan basil penelitian Ogawa (2005: 133-145) yang
meneliti pengeluaran publik bidang peodidibn clan pengelolaan swnber daya rnanusia di Gambia. Basil analisis Ogawa membuktibn hahwa pengeluaran publik bidang pendidikan di Gambia tidak berpengeruh positif terbadap pengelolaan sumber daya manusia, Selain itu, basil ini juga sejalan dengan basil penelitian
Selistyastuti (2009: 1-18) yang
melakukan penelitian yang mengkaji program Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan pendidikan dasar uatuk semua serta mcncmukekan kajian tentang pencapaian program
pendidikan di Indonesia. Sulistyastuti membuktikan bahwa pemerintah belum memiliki
polutca! will terliadap program peniagkalan pembttngrman pendid.ik:an sebagai prioriras pembangunan.
H11>;iJ analisis dengan analisis regresi parsial pada Model (2) menunjukkan bahwa Konsumsi Rumah Taagga Bidang Pendidikan (C..i} seeara signifikan mempengaruhi Indeks Pembangunsn Pendidi.kan (£DI). Konsumsi Rumah Tangga Bidang Pendidikan (Co!} dinyatakan secara signiflkan mempe1lg31Uhi Indeks Pembangunan Pendidikan (EDI) karena konsumsi nun.ah tangga
unruk pendidikan memiliki keterkaitan yang erat terbadap iodeks pernbangunan pendidikan dengan indikator Angka Melek Huruf clan Rata-Rata Lama Sekolah, Keterkaitan iru ditandai dengaa keterlibatan aaggota rumab tangga sampai usia 15 tahun dalam bidang
pendidikan. Ketika anggota rumeh tangga me:nyelesailcan pendidikan dasar 9 tahun, bal tersebut mengindlkasikan bahwa anggota rumab tangga telah berperan aktif dalam ,.
peaiagketan
indeks pembangunan pendidibn, yabll dapat mcmbai;a buruf Jatin dan
laimlya serta telah menempuh pendidikan di tingbt SMP.
45 llasil pc:t1Clitian iui sejala11 dengaa ha:.il peaelitian Mukherjee (2002: 5-23) yang
mcneliti desain pengeluaran publik bidang pendidikan daP pengeluaran masyarakat terhadap peningkaten peneapain ti~
pendidikan. Mukherjee mcnyimpulkan bahwa
pengehwan masyarakat memililci pengaruh yang signifikan terhadap pencapaian tingkat
pendidikan. Selaiu jtu, basil ini juga stjllll!ll dengan basil pene!itian Sulistyostuti (2009: 1-18) yang melakukan penelitian yang mengnji program Pemcriniah lndonesla
untuk mewujudkan pcndidikan dasar untuk semua serta menemukakan kajian tentang pcncaJ>aian program pendidikan di Indonesia. Sulistya.i!Uti membuktikan bahwa terjadi
pelimpahan tar.ggung jawab dar:i pemcrintab kepada masyarakat uniU.k. menanggung biaya pendidikan dasar,
Hasil analisis dengan anatisis regresi linear berganda secara simult.vi pada Model (l) menw\jukkan bahwa Pengeluaran Publik (Oendidilcan (C.4)
secara signiJiJca.n rnempengaruhi
ludeks PeO'lbatigunan Peodidiknn
(EiO[). Hasil ini sejlllen deni;an huil penelitian Cbakrabony (2003: 1-14) yang
.
menganallsis hubu.ngnn antare pcngcluaran per kapita, keschal811, pendidikan, dan iadeks pcmbengunan manusia yang menunjukkao hubuogan fungslona! positif Penelitian Chakraboay dllakukm di A~ia Sdalilll, Amedka Serikal., dan beberapa negara di luar Asia S1;;h1U111, termasuk Indonesia. 4.4 f!U\)likasi l<ebijaklla Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tm.taog Sistem Pc1.1didilusnNasional menyatakan bahwa setiap Mak yang berumur 7 sampai de.ogao 15 tahun harus mengenyam peru:lidikan
dasar, Undaag-Undang ini memberikan implikasi bahwa pemerlntab hams menyediekaa layanan pendidikan gratis bagi selwuh siswa usia pendidilcan dasar. Pencapaian target indeks pembangunan pendidikan merupakan faktor penting untuk mempertllhankan pertumbu~an Indcnesia agar mamp11 bersaing dengan negara-negara lain. Oleb karena itu,
46 pengelu.uan
p<:ndidikan yang efek:tif dan efisien mcrupakan
keharusan dalam strategi
pembangunan sumber daya mauusia Indonesia. Seiring meningkatnya ruang gerak fiskal, pengeluaran untuk sektor pendidikan juga akan
mengalaml
peningkatan.
Kecendnmgaa
pengeluaran
dan proyeksi
anggaran
menunjukkan peningkatan, artinya pemerintah mulai mempethitungkan perbaikan layanan masyarakat,
Berdasarkan
alokasi pengeluaran
sdtor pendidikan, tingkat pengeluaran
pendidikan diharapkan dspar memenuhi amanat nndang-undang
dan peraturen-peraturan
la innya. Ketentuan anggaran sebcsar 20 persen yang sesuai dengan ketentuan sclayaknya mendapat perhatian khusus agar tidak lerjadi kesalahan penafsiran. Menurut Kajian pengelll8l8ll Publik (2007: 51) behwa anggaran 20 persen di lusr gaji guru menunu Undang-Undang Sisdiknas adalab ha!
yimg
tidak realistis baik di tingkat pusat rnaupun di
daerah yang akan menyebabkan peningkalan
peagelueran sektor pendidikan menjadi
sebcsar 45% darl total anggaran daerab (APBD). Hal tersebut akan menimbulkan masalah dan secara ekonomi hal i tu tidal: mungkin dapat diJaksanakan karena akan mengurangi pengeluaran untuk sektor lain (kesehatan, infiastruktur, dll) di tingkat kal>upatenfkota. Dengan adanya implikasi-implikasi di a1as dan fakta bahwa pengeluaran publik tidak beipengaruh positif sedangkan konsumsi rumah taogga bidang pendidikan berpengaruh posilif
terhadap
peningkatan
indeks
pelllbiUlgunan pendidikan,
pernerintah
daerah
semestillya dapat memperbeilci struktur pengehwan pendidikan agar lebih merata supaya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat (~
m.asyarakat miskin} dan meninglmtknn
efisiensi pengeluaran untuk sektor pendidikea, terkhusus untuk peugeluaran publik dalam alokasi belaaja langsung lebih besar darip!W.a be1anja lidak l411g$ung.
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
BABV
KESIMPVLAN DAN SARAN
S.1 Ke11impu.la"O Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan secara simu1tan dapat simpulkan bahwa
Pengeloaran Publik Bidang Pendidikan (G..i) dan Konsumsi Rumah Tangga Bidang Pendidikan (C..V secara signifikan mempengaruhi Indeks Pembangunan Pendidikan (EDI) di Kabupaten/Kota, Provinsi Sumatera Selatan, Se=
parsial dapat simpulkan bahwa
Peugeluaran Publik Bldaug Pendidikan (G..r) tidal signifikan mempengaruhi Indeks
Pembangunan Pendidikan (EDJ) sedangkan Konsamsi Rumah Tangga Bidang Pendidi.kan (Ced) seem-a signifikan mempengaruhi Indeks Pembangunan Pendidikan (EDI). 5.2 Saran Berdasarkan temuan dan simpulan dalam penetitian ini. pennlis menyarankan bahwa alokasi pengeluaran publik (dalarn bentul: belanja langsung) untuk sektor pendidiJcan sepatutnya lebih besar dari belanja tidak langsung agar pengeluaran publi.k bid.ang pendidikan dapat berperan aktif selayaknya konsumsi rumah tangga bidang pendidiken
dalam peningkatan indeks pembangunan pendidikan, untuk dapat membuktikaa hubungan pengaruh pengeluaran publik dan konsumsi rumah tangga bidang pendidikan terhadap indeks pembangunan
pendidikan perlu dilnkuhn penelitian lcbih lanjut dengan ruaag
lingkup dan metode analisis yang berbeda, dan WJtuk mendapatkan model yang Jebih baik disarankan untuk mencoba mencari faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap peningbtaii indeks pembenguaan pendiclikan .sehingga d.apat ditemukan model yang Iebih
baJ(U,
47
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUST AKA
Abdullah, M. Djakfa.r. 2007. A11aiisis Pengaroh Pengeluaran Publik Bidang Pendidikan;
Kesehatan; dan Pendapatan Perkapita terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Ssmotera Selatan (Tesis). Palembang: PPs Universitas Sriwijaya.
Harlan Pusat Statistik. 2005. Statis1ik Kes~;ahleracmRakyat. Jakarta
----
. 2006. Stanstik Pendidikan. Jakarta.
___ . 2007. "Indonesia Human Development Report" The Economic of
Democracy: Financing Human Development in Indonesia.
Brata, Aloysius Gnnadi. 2005. "Pe.mbangllllAll Manusia dan Kinerja Ekonomi Regional di Indonesia." Jurnal Ekonomi Pembangunan: Volume 7. Nomor 2. Halaman 113 122. Cbekraborry, Lckha S .• 2003. Public Expenditure mid Ruman Development:An EmpiricaL fnvestigotinn. Diunduh dari ht!pl/www,econ.ya)e.eduf~goenter/.
Dumairy. 1996. P"ekonomianlndonuia. Jabtta. Ghofer, A. dan Fahmi B .. 2009. Menabw Angglll'an Me'nuai Maso Depan. Diunduh dari hJl»f.l.fWW.gCtDri.Qtg/ljile§ffjle!..IMEN,µJUR'Y~Q~NGGAR,4N.doc, Uujarau, Damodar. 1995. Elwnomell'ika Dasar. Jakarta: Brlangga Kompas. Indeks Pendidika» Indonesia Memuun. 31 Desember 2007. Kajian Pengeluaran Publi'k Indonesia. 2007. BAB 3 Seldar Pendidikan,
"f selcted Issues and Evidence. Consultant Nacio.oal lnstituJe of Finance llJld Policy, New Delhi. Diunduh dari http//www.eoon.yale.edu/-egcenteri.
Mukherjee, Anit N .. 2002. Public ~n.dihlre "" Bducation: A RBview
Nachrowi, D. Nechrowi
ofZambi.a. Kobe UniVC!Slty. Diuruluh dari hUp//www.cc:on.yale.cdul-egcenteti. '
Permendagri Noroor 59. 2007. !'euomun Pengelolaan Ki:uangan Daerah. JiW!rta: Departemen Da.lam Negeri RI. Sekretariat Negara RI. 2009. Pembangurian Indonesia me11COpai MDGs. Diunduh dari
httpJ/www.selnel!.go.id/22 j111v.2009.J 6:45htm.
48
49 Sulistyastuti, D. Ratih. ZOO'J. PembangullOn Pendidikan dan MDGs di Indonesia: Sebuah Refleks! Kritis. Diunduh dari http/lv.ww.csis.or.id/evcnts filei67 lunrefonn03 .ppi. Ranis, Gustav. 2004. Human Development and Economic Growth. Yale University.
Diunduh dari http//www.s!IT11.com/ab&taci=S516671. Tirtosudarmo, Riwanto. 1994. Dinamika Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pemuda di Perkotaan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. «; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dcpartemen Pendidikan Nasional.
UNDP. 2006. Human Developmen: index. Wana Tanah Air, Desember 2008 ha! 12.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran l », Aluka.si Pengduaran Pubfill Bida.ng l'eiulidilwi APBD .Kabupalen/Kob Se-Sumatera Selatan Tahun Angganm 2006
-·
((•Bl
N 0
!(OTA
.
OI((;
I.
Hl!.LANJA Pl!;NDD)l)(AN DF.l.A.'llJA Bt:LANJA TIDAi( o/o
TOTAL RV.I.ANJA Pl!:NllIDIK,\N
•1.
1.ANGSVNG
LANGSUNG
156.431.173.714
137 97}.670.194
88.20
1&457.503.520
l l>SO
2
OKl
lll.691.104.515
13J.n~.284.s1s
62.63
79.4W.654.500
J7,17
3
MU!l.11 Bnim
195 769.783.212
03 8115 12~.712
61!,lS
61.964.653 jQO
31,65
211.166.070.429
15-0,,.t.w;l!l29
71,29
60.6lDA09.000
28.71
115.6Rl4Hl00
911.563.1>42 oeo
85.22
17.0'3.~.ooo
14,77
2U.910.667 86S
97.l 74.68Q. I 20 -34.30
IA6.S3S.9V)4l
-··· 65,711
~.,.,
4.
'· 6 !
L:.ii.. Musll\awas
- ~-
Muha
..
ll7.716..211.0()()
100.803 746..500
78.9)
26.912.464.500
21,07
OKUS
67Jl0.300.819
14.216.474.~00
21.10
$3.167.326.319
78,9()
9.
()KUT
I33.A:I0.'5.4.SOO
IOS.000.00C) 00()
71,'ro
2B.4'l0.654.SOO
21,:)0
IQ
Oga11
120.410.479620
90 072.411.065
78,80
30.338.068.5,,
7.
~I•
s.
II.
Ult
.. -·· .. - -······-". f.inplll LaWllli (•)
·--·
.
.,_
·-·
.
_.. ·---
2',20
- -·-
12.
Pul-"""g
411.309.022.925
342 Rl2 612. 781
83,35
36.491.110.144
21.o)
13.
.Prrtbwnulih
H.69'J.57S.OOO
41 371.990.000
77,~
12.327.58'.000
22.'ll>
14.
l'llgl!'Ahm
46.901>.$98.IOO
JO.'34 8)5.000 65.11
16.US. 763.100
J4,39
u.
Llll)\JI( Uoggau
70.884.523. 7$1
55 $6'[email protected]'9
13.319.3()).682
21,61
73.39
Sumber: Moh'•k8 P.voluasi APBO I( Rb/Kot.a Sum~). flil'() l<eurutgaQ Pemp10v. Smnatem Selalan ('2006) Kctc1'61lg411 (•) BukuPcralur.lJI Dacrah tahun 2006 tidak t=edia di Biro Keu1111ganJ>rovi11si Sumatera Se)atafl
b. Alokasi Pengeluaran Publik Bidang Peodidilwl MBD Kabupateo/K1>ta Se-Sl!matera Selatan Tahon Anggarau 2007 N
0
I
'
Pl:NDIDIKAN
BKl.AMJA t.1.NDU>.IKAN
~
DEi.ANJA
Tl1>AK LANGSUNG
%
BEIANJA LANGSUNG
%
~fi.67'
--l9 $33.773.200 -·~ "u.33
18l.986.607.S99
71,37
73.016.477.729 28.63
131 llS8.SS4.Jl0
M,14
101.655.Mll.908
35,!Sb
IQ? 167.916-094 V,24 13'1.0I0.211.8.U
70,29
~8. 7~7fflR.?.~O
29,71
ms
676.626.129.4.13
IS0 !23.7il5.9i6
iii9 il0.$89.932:736
2
Ol
84ol.50:J.975.3J2
25; oo; oes J:l1l
J(U()
J.
Muata F.nim
<m.S89.J29.439 21Sl.514.J66.0lll
23,39
6.
:
8ELANJA (APBD)
TOTAL B£LANJA
m::11
s
;
KOTA
TOTAL
1.
4.
!
l
l.ohat
1ll.~.2S9.652
Mwl
1.039.033.414.618
173.842 276 845
16.T.l
1~9.ios.110
80,08
34.635.506.810
!9,92
J . .127.279,517.804
32$.162.J29.2ro
24~
l.W.8.!2.978.000 43,24
I g4)JIJ9.3 51 .200
S6,16
Kowas
Mob~
'·
9anyuasil"I
871.644.134.000
!61.666.126971
18,89
129.037.646.549
711.36
35.628.180.422
21.61
s,
Ul\.lJS
S06.362.43S 9 I 7
n.m.103,010
ll.37
60.101.7&3.070
77,22
J7 727.320.000
22,7!
g_
OKUI
639,.87\l.9 !0.030
····----
in34fmm
26.~
1moum~s1477:06
39.~4J.ll9.Sl() 12:94
10.
Opn!Uc
675:238.~5~
200.552.'.l63.134
30,00
1n.~1.J02.1~
73,29
SUOS.061.000 u.11 ·
II.
EmpM
264.061 .Wl.093
J7.UJ4.342.)80
52,41)
24556. '1!1!1.000
41,60
LawllM 12. Pslembang
.51 591.J4QS80 19~
---·-
1.331.419.297..279
S'23.77LS09.4J8
19.,'W
4U.l 80.o33.3I 8 81,17
97 .591.476. J 00
l~.6.1
!J.
Pr.WdllUl~n
512.742.377.486
121) 023. uu 97
23,41
63.240.892.613 52,69
S6 782.264.884
47,31
14.
J'lljl8t Alam
4!).120.712.000
71 12'J.lllSOOO
17,19
40.492J96.000
56,93
JD.636.639.000
43,07
506.022.965.176
S9.894.IJ6.911
17.16
67.s3S.4S7.401
75,13
22.358.679.S l 0
24.87
15.
'-•bilk Lin•tmll
Swnber: Mani.ks E"11!ll83i APBD Kali/Kola Sumsel, l!iro Kcnangan l'emprov. Sumalel'il SelataD (2007)
e, Afokasi Peni:elnaran Publik Bidang Ptndidikan APBD Kabupateo/Kota Se-Su111atera Sela tao Tabun Anggann 2008
N
0
KABI
l'QTAL BP,f,Al'UA (A1'11[))
BE-I.ANJA PENlm>lK.o\N
'T()TAL
Btl.ANJA
%
BEIAl'iJA
l.
oxu
617.743.131462
160.lll0.297.106 2533
TIDAK .LANGSVNC 121.518.407.506-
2
OKI
877.993.040 493
330.985 59<1 357
n:io
3.
Muon
32().~7.332.603
"'·
l.ahat
219.131.JI0.797
ICOTA
~Dim
PmDIDIKAN
'%
ISELANJA
J...\J'IGSUNG
%
i
s..u
246.9;6.273 337
1
4,61
30.20
217 818.022..lln
67.86
103.149.)10.300
32,14
27,7)
163."""7.569.'797
'4~9
s,.6&l.741.000
15,41
l.W.~]29:431 2i1f976.0S9.468
20.S7
1•7.8S8.049 644
67.52
71.l 18.009.824
32.48
1.215.189.428 00()
317.9114.38-1.000
~17
J6S. \0?.3l.!.OOO
51!)2
1S.2.875.ll69.000
48.{6
1.062.876.606.255
790. 76! .3:i4.9S6
S8.661.890.200
24.14
84.029.321.020
25.,39
s. .s.
Mu.r--
7.
&nyuasin
871.644.134.000
28:>.683.161.441
32.55
231Jbll.69 !.468
81,91
51,;ll4.'70.000
18,0ll
8.
OIWS
491.3 79.268.848
102.GO 7117.790
1.0,17
SG.286.SSS.790
78,1\8
! I.7 S7. 20?..()()()
21,32
9.
OKUT
7)6.096 689.400
205 ..l!O 169.124
2'!,82
163.927.980 830
79,74
41.65Z. I 8.8.294
20,26
10.
Ogan Uit
673.373.666.S90
213.683 447.SSO
31.13
169.196.312.SSO
79,1&
44.492..135 000
20,82
II.
Empa: L~•
406.010.143.$82
90.562. 767.1!'
12,;ll
41.7S6892.'i05
46,11
4UOS.S7~413
Sl,89
12.
Palmbang
l.3)8.4SJ.12.S.ll84
S17381.021.'1SO
43,14
'°S.986.$10.2;1
37.63
71.400.Slt.493
IZ,37
B.
Pnobumulih
Sl6.2SI 36.S.281
g9 .43$ 000.000
17.32
37.190.000.000
63.94
32.248.009.000
3M6
14.
"-
472.000.000.000
8S.23S.?S2.800
J&,06
Sl~.498.000 62.S(
31.931.2.54.800
37.46
Rs.was Mu"'1
Allom 15. Lllbuk
4J,g7
2UO . ... ·- ....___ L'··.. ·-· --· Sumber: Matriks Evaluas; APBD Kab.'Kou Sum.. 1, Biro Ke""'P" Pemprov. Surnatera Se.Iatan {2008} 44),'/38.113.353
l ?ll.314.29'.ID
74.625.818.112
5'&. IJ
53.14U79 614
Lampiran 2 a. AIDk.uj :K0J1S11msJ Rumah Tagga um11k Pendidwn Kabupafen/KDsa Se-Sumatera Selatan Tahun 1006
NO.
...
TOT AL KONSUMSI
KABUPATEN
Rl!MAH TAl'IGGA
KOTA
TOTAL KONSUMSI RUMAHTAN'GGA
UNTUK PENDIDIKAJ'i
%
J.435.125.519.615
38. 798.793.0SO
1,13
6.179,996.5~l .107
23.115.451\.00(\
0.31
7.266.412.120.687
40.638.721.000
0,56
(Sc1ahuP)
ISetabua)
1.
OKU
2.
OKI
3.
M.Enim
4.
l.ahlll.
5.434.108.682.944
?.S.8'.l4 473 800
s,
0,48
MudRJowu
5.464.413.740.216
16.981.771.000
0,31
6.
Mlbl
7.022.031.232.609
26.453.849.350
7.
Bwlyuas.ill
65.399.830.000 ,..
0,88
8.
OKUS
- ___ ·- ---
0,38
~.
13.4)0.899.200
U,44
OKU'I'
6.344.449.0%.:246
42.585.&ll).000
0,67
10.
Oga.n Ulr
4J31.061.886.17 I
18.380.329.700
0,42
11.
Empa! f..llwimg(•)
-
.
-
12.
Kola Palembang
32.?99.245.?()9.2)4
33~.219.990.000
1,01
13.
KOUI PrabumuUh
2.054.42&.173.098
14.111 l.223.SOO
n.12
I.(,
Kota Paeio< A lal\1
U32.29S.23'1.209
11.249.:.?}9.800
0,"13
IS.
Kola Lubuk Linggau
2.909.332.876.695
2S.140.969.300
0,97
···--
7.44S.-OS7.211.23 I
3.084.009.924.970
...
·-
b. Alokasi Komu111si Rum ah Tan2Jtl UlltU1' Pendidik.an Kabupaten/Kota Sc-Sumatera Selatan Tab11P 2007
NO.
XABUPATEN
KOTA
I.
oxu
2.
OKJ
3.
TOTAL KONSUMSI RUMAH TANGGA
(S.~110)
TOTAL KONSUMSl Rt'MAH TANGGA
llNTUK P~NDIDIKAN
%
(Setahu)
3.970.622.()111.071
I &.36&.J l 8.100
0,46
&.G85.S05.29S.l86
16.917.120.000
Q,21
M.Enim
9.187.9()9 .961. 771
31.383.937200
0,34
4.
Labat
~.'160 3SJ.805.9S7
21.921.049.600
0,49
5.
Musi IU"·;u
7.J34.Jl5.724.MJ
42.042.318.000
0,51
6.
Muha
7.313.080.WJOO
1 l.8SL890200
0,16
7.
Banyuuin
9.921.111.1n .386
d6.9l2.6SS.600
0,47
8.
OKUS
3.&92.619.893.SOO
I 6.2Jl3 .362..SOO
0,42
9.
OKUT
6.757.m.~.4S7
20.676.S06AOO
0,31
10.
Ogan Jiit
6.256·.746.914..314
14.113.2~5.300
0.39
l l.
Empot Lawang
14.37l.8S6.SOO
0,4S
12.
I Kota Palembang
3.167.7TJ138.243 33·.314.~7.JZS.&S7
2S2. l SI .816AOO
0,76
13.
I<.ota PrabUlll ~lih
2.201.509.676.314
1'2.447.8)5.000
o.~1
14.
KOia Papr A11111
l.MJ.654.016.400
8.965.717.200
0,'4
15.
KOia Ud>W< Unuau
3.317.610.974.357
18. 533. l 03.000
o.se
--
--
e,
Alukllsi Konsumsi Rumah T11ngg1t untuk .Pendldlkan Kllbupateo/Kota Se-Swnatera Se)11tan Tahuo 2008 TOTAL KONSUMSI
KABUPATEN
NO.
RUMAH TANCGA (S
KUTA
I
I.
2.
r
t OKU
oKf··
3.
M.Ellim
4.
Laliat
s.
Musi!Uwas
6.
Muba
1.
DMyuuin
8.
OKUS
9.
OKUT
10.
Oganlllr
..
11.
Empal L&W1111g
12.
"Kota PaleJ11b&1\g
13.
KOUl Prabwnulih
.. - ..
...... _,
14.
Kola Pagat Alam
15.
K Ola .U.buk Llnggau
RVMAH TA1'GGA UNTUI( PENl>IDIKAN
%
(Selahunl
7.017.302.176.481
37.517.386.460
0,53
IJ.242.233.312.779
4I.l96.521.4-00
0.32
16.072.286.661.452
l3.564.349.900
0,33
7 8!1.705.583.76'}
42.019.248.2!)6
0,54
I l.811.188.J4l.~9
36.%4.368.000
0,ll
12.255.556. 752.454
37..209.568.000
0,.30
7S.42l.6.U.8M
0,46
6.121.309.115.631
19.439.339.000
0,32
11.929.200.167.677
59.924.44-0.806
o,so
9.795.S l0.l2S.818
46.l 16.460.30?
0,17
I S.606
23.060.~93.000
0,54
43.999.581.014.452
420.931.647.000
0,96
20.632.17K. IO(I
o.ss
2.6S4.S4S.8U.147
13.321.2 t.).000
0,50
4.937.572.972.898
23.246.394.100
0,47
....
. ..,. -·
TOT A.L KONSUMSI
16.387.41 l.429.381
.. ·- '
··--4.J72.136.7
-
3.779.307.554.373
.......
...
..
Lampiran 3 .3.
Angka Melek. lluruf dm Rllta-lbtll .Lama Sekobh .KabupatelllKota Se-Sumatera Selalao Tahun.2006--2008
NO
RANK
200T
RANK
2eoe
RANK
1006
O.KU
97,21
8
97,68
6
98,07
.5
7, 10
7
7,57
6
7,57
6
2.
OKJ
94,65
14
94,6S
14
94,15
IS
6,70
lJ
6,70
IS
6,70
15
3.
M.Enim
98,80
I
98,80
I
98,80
:
7,30
s
7,.30
s
7,30
s
Lahat
96.91
9
97,20
9
97,55
8
7,'JIJ
6
7,59
s
7,59
s
95,51
13
..
96,50
11
96,50
I2
7,00
10
i
7,00
10
7,00
IO
95,90
11
95,90
13
96,29
13
6,80
11
I. 6,80
13
7,00
I2
4.
5. i '
RATA-RATAI.AMA SEKOLAH RANK 'llJl:l'I RANK 2008
Z006
I.
I
""'AHGKA MEI.El< HURUF
KABI
6.
KOTA
-
Musi
Raw as Muba ._.
........ ~··--'
RANK
7.
Banyuasin
95,93
IO
95,93
12
96,0K
14
7,00
9
7,00
II
7,00
l1
'-
OKUS
97,49
5
97,49
7
'n,49
9
7,10
s
7,10
9
7,10
9
oxrrr
...
94,47
IS
94,63
IS
94,63
7
6,80
12
6,80
I4
6,80
14
0g311 llir
97,24
7
97,24
8
97,32
10
6,60
14
7,36
7
7,4fi
7
II.
flmpat Law•no
95,80
12
96,15
JO
!17,02
lJ
6..50
IS
6,88
l.2
6,88
13
12.
Kott
98.63
2
98,63
2
98,63
2
9,90
I
9,90
I
9,90
I
97,70
4
97,70
4
98,29
J
8,40
2
: 8,88
3
8,88
3
97,38
6
97,82
5
98,21
4
8,40
)
8,42
4
8,42
4
98,0~
3
98,0J
3
98,0J
6
7,80
8,98
2
8,98
9. 10.
Pal""ban" 13. Kota Prabumulih 14
Kui. Pasar
Alam Kom
15. Lubuk Liru>OJW
!
'
4
.
----
2 .
Lampiran~
a. Rcgmii
Peagduar11a Pub.Ilk JJidang P•didikan tuh11dap lndekt Pembang1m11a
.Pendidikan REGRESSION /MlSS!NG LIS~WISE /S'rA'rlSTIC!l
COEH" OUTD R ANOVA C01LU
/\:l\l'rt:l\IA=nn
TOL
! . 05} POUTI .10)
/NOORI GIN /DEPENDJ.:N':: EDI !MET!IOD~ENTER G
/SCATTE:'EtPLOT=(*ZRESID , ·~!:'l\JW )
/r<ES!DUALS DURH!N NORM(ZREsrr,) •
Regression [D
C! \A KULIAH\data .. ,F.£lI.s av
Variables ' Venables Melllod .Ellt.ered i' IUmoved Enter G' I a. All requested valiallles en\ered.
Mod..J 1
b Oependent V&liab!e: EDI
llloclel SvmmatY' R
Model
Adjla!ed
R St>uare
RS""""' .003
' a Predictors: (Constant). G 054•
Std. Enorof
llufbln-
Ille Estinate
Watson
-020
2.1.)82
27S704
b. Dependent vanaor.: EDI
"'"ov/lP Sum of Model
1
Regression Roeid&a
Total
.944
1
MeanSauare ,944
322.129
43
7.491
323.073
44
OI
S.ln.
F
.126
.7248
a. Pn!dlctOl'S: (Constant), G b Dependent Variable: EDI
l..lnstandaldized Coellicienl$
Model 1
(Constant)
G
B 81.672 -3.EJE-012
a. Dependent Variable-. EDI
Std.Erw
.e90
.OOD
Standerdlred
Coetllcienta Beta ·OM
I
118.260
·.~
~.
.000
.72•
CCllijne~
StaUS11cs
Tolerance
VlF
1.000
1.000
comneat1ty Olagn0$1!d
Dimension
Model 1
Eiaenvalue
1
1.l!OS
2
.194
s
Varian~?r
~
lnclel< 1.000 3.0!>4
G .10
.10
90
.90
a. Dependent Yanable: EDI
.
Value
Re51dual
Minimum 80 9038 ·3 3791G
Std. Predicted Value Std.Re,,~
-3.215 -1.235
MaxlnlYfll
81.5721 6.53()86 1 348 2.386
N
81d. DilviMOO
Meell
.14&46 2..70576
&1.3747 .00000 .000
'45 -46 45
t.000 .98i
.000
"5
a. Oependeut Variable: EDI
Chart.a
, 0
Scattarplot
Depend•nt
Variable: ~DI
3 0
0
0
..
cP "'Q:> 0
Oo
<>
o~ <S'
0
b. Rfl?resiKonsumsi RuDlah Tanw Bidang Pendidikan ierhadap Indeks
rcmbanguoan Pendidikan REGRESSION /Mlrl!>ING LISTWISE
/S'l'h1'JSTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRJ'rt:RL".=PlN {.OS) POUT ( .10)
COLLIN TOL
/NOORICIN
/[>El'El'IDF.NT E:Dl /MLTHOP=ENTE:R:
/SCATTEReLoT~(•ZRESJ~ ,*7.PRF.O) /Kt:Sll>UAL~ DURDIN NORM (ZRt:SlD)
Regression [Dataset:J
Model 1
C:\A
KULIAH\data E:Dl.sav
vanables
vartables Entered
Metll<>d Enter
Removed
c,..
a All reciuested variables enlered. II. C)Qpendent Vanable. EDI
Modol eummarf R
Model 1
.66$•
R ""'""'"
322
Adjuated R "~""'•
Q.irblnW.atsoo 2.111
Std. Error of Ille~~
307
a. Predic!OR: (C1lnltan1}. C b. Depe•denl V<1riabh•· !;DI
Sum of
Model 1
"'-"91'M
Regre&aloo
R"idual Total a. Predictors: (ContUnl),
104.157 218.916 323.073
df
MaanSnuare
1
104 157 6091
A3
.....
s;,,.
F
20A59
.ooo•
C
b. Cependenl Variable: EDI
Coefficients"
Model 1
(COnst811IJ
c a. ~I
Un$1ancl$rdiz.ed Coellli:JBlll& Std. Error B .394 80.443 1.00E-011 .000
Variable: EDI
Standardized ~ Beta .568
l
203.944 .t.~23
COlllll""'*
"""·.000
Tolerance
.000
1.000
S!all81i<:B VIF UlOO
Colllne;srity Diagn0$ti<;f
MO
omens1011 1
2
Condition
Index
Eioenvalue 1.522 .478
VarianceP
1Constartl
1.000 1 785
24 .76
c
24 .76
a Dependent Variable: EDI
Predicted Valle Residual Std. Predicted Value Std.R~al
Mirum..n 80.44Z8 -3.38301
Maximum 88.4362 4.33833 4.590 1.922
-.606 -1.499
Mean 81.3747 .00000
.ODO .000
Std Deviation 1 53857 2.23Da5 1000 .989
N 45
45 45 -15
a. Dep<1ndent Variable; EDI
Charts Normal
P.-IP Plot
of
~agrea•lon
Dependent
ata.-.dardlzed
variable:
eo1
Scatterplot
2
0
<> 0__
<>
...so
o~
<>o
o
~El>.,
~
0
..
<>o 0
c. Rbgresi Peo11;eluaranPublik dan Konsumsi Rumah Taogg11Bidang Pendidikan terhadap lndicks P~mbanguan Peodid.ikan
HEGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA OOLLIN TOL /CRI'l'l::K!A=~!l'i(.O~)
l-OlJ'f(.10)
/NOORI GIN
/OE:l'ENDEN7 EDI
{METltOD~!!:.llTER G C /SCATTF.RPLOT=('ZRF.SID ,*ZPIU:D) /RESIDUALS ODRRTN NORM(7.R8SID)
Regression KIJLIAH\data_EJX.sav
(Dat.>Sctll
C:\A
Model
variables Entere
1
Variables Removed
c. (1'
Mettled
Enle<"
a. All requested variables entered. b. Depenelllll11Variable: EDI
Durbin~
2.3 4
a. Pr«lictors: (Constant). C, G b Oepenelent Variable. EOI
Sumol Model
1
Souare&
113.236 209.837 323.073
RegrellOlioo
Residual
Total a. Pf~rn: (Constant). C, G
di
Mean Souare
58.818 4.996
2
42
....
Sia.
F
11.3a2
.oooa
b. Dependel ~ Varlable: EDI
Unstandardized
Coefficienta
B
Model 1
(Const..i)
G
c
81.012 -t.1E-011 2.01e-011
a. Depenclenl Variable: EDI
std. Error
.~76
.000 .000
Standardized
Coelllcl$111$ Beta -.17t .&Ot
eo··
Slatisllca
I 140.760
SIG. .000
Toleranee
-t.348
.185 .000
.962
4.741
.962
VIF 1.039 1.039
Colllneart
Model 1
Dimension 1
' """"'nvarue
2.2A3
2.
564 194
3
Variance?
Conaition Index 1 000 1 99S 3.403
IC
c
G
.06 .06
06
.08 tr/
sr
OB .9Z
.00
a. Deperoent Vanabte: EDI
I
'
vame
Resldual Sid PredicWd Value Siii.
Resldwl
Minimum
Maximum
79.1561 ·3.54739 ·1383
88.6647 4.26022 4.544
Mean
1.9()8
81.3747 .00000 .000 .000
P...P Plot
o~ Reor•
•1.~7
Std. Deviation
N
1 8CM23 2.18361
45
1.00D 977
45
45
a Dependent vsnable: EDI
Charts Norwnal
..
•on Standardfzed
Your 0-pend_.nt
v-.-table:
E!DI
scane.-plot Dependent 2
eO>
1
0
11
~
i "
sg
1 ·· E -a
EDI
oo
!I :51!
.!! ...
varlable:
00
0
3>a,;
o<> o Oa
0
\
0
di
..
<>
()
Oo
~
46