Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN RUMAH/ TANAH MULTI KRITERIA KEPADA CALON KONSUMEN DENGAN METODE FUZZY LOGIC 1,2
Arsito Ari Kuncoro1 dan Abdul Syukur2 Program Pascasarjana Magister Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Abstract
Property to show something that is usually known as the entity in relation to ownership of a person or group of people over an exclusive right. The main forms of this property is including real property (land), personal property (personal property), ownership of other physical goods and intellectual property. Property agent as intermediary services in the sell or lease property in the form of buildings or land to prospective customers, should be able to decide for the selection of the desired properties of potential customers with a wide variety of criteria proposed. Decision Support System (abbreviated DSS) is part of a computer-based information systems (including knowledge-based systems (knowledge management)) are used to support decision making in an organization or company. Fuzzy logic said to be the new logic of the old, because modern science of fuzzy logic and methodical discovered just a few years ago, when in fact the concept of fuzzy logic itself already is in us since lama.Logika fuzzy is a great way to map a input space into an output space. This research aims to solve problems in particular parts of the property agent Marketting Associate in determining and choose properties to prospective customers with the criteria diingninkan. With the decision support system architecture using Fuzzy Logic is potential customers will feel satisfied because of the rapid response and service property agency in deciding the choice of the desired property according to the criteria requested. Keywords: Property, Decision Support System, Fizzy Logic 1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Melihat kondisi perekonomian Indonesia serta internasional saat ini kiranya sudah menuju kearah perbaikan. Hal ini mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pembangunan yang terjadi, juga berimbas pada pembangunan pada sektor properti. Perkembangan property Indonesia mengalami siklus naik dan turun hal tersebut dipengaruhi juga dari kondisi perekonomian yang yang ada. Melihat dari siklus pasar property yang kerap berjalan, pastinya kita ingin tahu bagaimana dengan prospek siklus tahun kedepannya melihat dari kondisi perekonomian yang berjalan.[1] Properti menunjukkan kepada sesuatu yang biasanya dikenal sebagai entitas dalam kaitannya dengan kepemilikan seseorang atau sekelompok orang atas suatu hak eksklusif. Bentuk yang utama dari properti ini adalah termasuk real property (tanah), kekayaan pribadi(personal property), kepemilikan barang secara fisik lainnya dan kekayaan intelektual. Hak dari kepemilikan adalah terkait dengan properti yang menjadikan sesuatu barang menjadi "kepunyaan seseorang" baik pribadi maupun kelompok, menjamin si pemilik atas haknya untuk melakukan segala suatu terhadap properti sesuai dengan kehendaknya, baik untuk menggunakannya ataupun tidak menggunakannya, untuk mengalihkan hak kepemilikannya. Beberapa ahli filosofi menyatakan bahwa hak atas properti timbul dari norma sosial. Beberapa lainnya mengatakan bahwa hak itu timbul dari moralitas atau hukum alamiah(natural law). 22 http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
Hak kepemilikan properti modern mengandung suatu hak kepemilikan dan hak penguasaan yang merupakan milik dari suatu perorangan yang sah, walaupun apabila perorangan tersebut bukan merupakan bentuk orang yang sesungguhnya. Misalnya pada perusahaan, perusahaan memiliki hak-hak setara dengan hak warga negara lainnya termasuk hak-hak konstitusi, dan oleh karena itulah maka perusahaan disebut sebagai badan hukum. Properti biasanya digunakan dalam hubungannya dengan kesatuan hak termasuk : a. Kontrol atas penggunaan dari property b. Hak atas keuntungan dari property ( misalnya "hak tambang", "hak sewa") c. Suatu hak untuk mengalihkan atau menjual properti d. Suatu hak untuk memiliki secara eksklusif Sistem hukum telah berkembang sedemikian rupa untuk melindungi transaksi dan sengketa atas penguasaan, penggunaan, pemanfaatan, pengalihan dan pembagian properti, Sistem tersebut termasuk dengan yang biasa dikenal dengan istilah kontrak (perjanjian) Hukum positif menegaskan hak -hak tersebut dan untuk menghakimi dan melaksanakan penerapannya maka digunakan suatu Sistem hukum sebagai sarananya. [2] Memasuki tahun 2004, dunia properti kembali bangkit setelah terpuruk karena krisis moneter. Bisnisbisnis dibidang properti mulai menjamur, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar. Pengembangan ini tidak hanya terjadi di daerah-daerah tertentu, tapi hampir seluruh daerah khususnya di wilayah Semarang. Gejolak perkembangan dibidang properti ini tidak hanya dipengaruhi oleh perbaikan perekonomian tetapi juga minat para konsumen mengikuti perkembangan ini. Peningkatan jumlah konsumen dari tahun ke tahun semakin bertambah. Berikut data perkembangan minat konsumen terhadap dari tiga tahun terakhir di wilayah Semarang: Tabel 1. Perkembangan Minat Pada Agen Property 2008-2010 2008 2009 2010 Konsumen
565
790
1278
1500 1278 Jumlah
1000 790 500
Konsumen
565
0 2008
2009
2010
Tahun
Gambar 1. Grafik Perkembangan Minat Konsumen Pada Agen Property Para developer ataupun agen property banyak yang menawarkan berbagai alternatif dari mulai harga, lokasi, desain, cara pembayaran dan masih banyak pilihan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan konsumen harus pandai-pandai memilih perumahan mana yang akan mereka ambil yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan. Sebuah Agen Property semaksimal mungkin akan terus meningkatkan dalam hal pelayanan untuk menjadi seorang Marketing Associate dengan asisten pendamping yang setia dalam mencarikan property http://research.pps.dinus.ac.id
,
23
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
sesuai dengan kriteria konsumen. Kesalahan dalam memilihkan property kepada konsumen tentunya akan membawa pengaruh negatif bagi kesinambungan perusahaan bersangkutan dengan konsumen-nya itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan metode yang sistematis dan seleksi yang tepat dalam pemilihan property yang sesuai dengan keinginan konsumen dan nantinya akan dijadikan sebagai klien yang berpotensi untuk bisa diprospek kembali oleh agen property. Agen Property dipandang perlu untuk menentukan sebuah metode tertentu terkait dengan pelayanan pemilihan property yang diinginkan konsumen yang dilakukan pada khususnya oleh bagian Marketing Associate. Pihak Marketing Associate terkadang merasa kesulitan dalam menentukan property yang benar-benar sesuai dengan keinginan konsumen yang rata-rata memberikan banyak kriteria yang telah dipersiapkan. Oleh karena itu harus dilakukan analisa setelah konsumen tersebut memberikan kriteria property yang diinginkan kemudian dengan metode tertentu diproses sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil berupa daftar property sesuai dengan keinginan dan kriteria konsumen. Melihat kondisi seperti di atas, maka kiranya diperlukan suatu sistem dengan metode tertentu yang bisa menyimpan data property dan kriteria-kriteria yang konsumen berikan, kemudian melakukan analisa terhadap data-data tersebut dan memberikan alternatif solusi bagi pihak manajemen dalam pemilihan property oleh konsumen. Sistem pendukung keputusan (decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis adhoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Adapun tahapan dalam SPK antara lain: a. Definisi masalah. b. Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan. c. Pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan. d. Menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam prosentase). Sedangkan tujuan dari SPK adalah sebagai berikut: a. Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur. b. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan. c. Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan. Logika fuzzy dikatakan sebagai logika baru yang lama, sebab ilmu tentang logika fuzzy modern dan metodis baru ditemukan beberapa tahun yang lalu, padahal sebenarnya konsep tentang logika fuzzy itu sendiri sudah ada pada diri kita sejak lama. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Beberapa alasan digunakannya fuzzy logic antara lain (Sri Kusumadewi, 2004): a. Konsep fuzzy logic mudah dimengerti, karena di dalam logika fuzzy terdapat konsep matematis sederhana dan mudah dimengerti yang mendasari penalaran fuzzy. b. Fuzzy logic sangat flesibel. c. Fuzzy logic memiliki toleransi terhadap data yang tidak tepat. d. Fuzzy logic mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinier yang sangat kompleks. e. Fuzzy logic dapat bekerja sama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. f. Fuzzy logic didasarkan pada bahasa alami. 24
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
g. Fuzzy logic dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses.[3] Berdasarkan hasil kajian dari beberapa sofware Sistem Pendukung Keputusan dalam pemilihan property dan perbandingan dari tabel diatas maka penulis menggunakan Fuzzy Logic sebagai metode dalam pengembangan sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dan memberi alternatif solusi bagi Agen property untuk membantu konsumen sebagai calon pembeli atau penyewa property dengan melihat beberapa kriteria property yang diminta. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraian diatas sebelumnya maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : a. Marketing Associate dalam memilihkan property ke calon konsumen mengalami kesulitan karena banyaknya kriteria yang diminta sehingga mengakibatkan kekecewaan dan kurang puasnya konsumen dalam pelayanannya. b. Dari beberapa software sistem pendukung keputusan pemilihan property belum memenuhi kriteria yang diminta oleh calon konsumen dalam pemilihan property. 1.3. Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: a. Membantu dan memberikan alternatif solusi bagi Marketing Associate dalam memberikan pelayanan bagi konsumen sebagai calon pembeli atau penyewa property dengan melihat beberapa kriteria property yang diminta. b. Membangun sebuah sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Fuzzy Logic untuk memenuhi kriteria yang diminta oleh calon konsumen dalam pemilihan property. 1.4. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari peneltian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Pengguna, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Agen Property untuk meningkatkan pelayanan dalam menentukan pilihan property kepada calon konsumen. b. Bagi Pengembangan IPTEK, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan IPTEK, khususnya pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Rumah atau Tanah Multi Kriteria, dan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi.
2. LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan Konsep sistem pendukung keputusan diperkenalkan pertama kali oleh Michael S. Scoott Morton pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System (Sprague,1982). SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif. Pengembanag DSS berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna komputer secara timesharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi. Time-sharing membuka peluang baru dalam penggunaan komputer.Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. http://research.pps.dinus.ac.id
,
25
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
Scott Morton yang keduanya profesor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk menyalurkan aplikasi komputer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony. Anthony menggunakan istilah Strategic palnning, managemen control dan operational control (perencanaan strategis, control manajemen, dan control manajemen). Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS dilakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, studi tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu : a. Retrive information element (memanggil eleman informasi) b. Analyze entries files (menganali semua file) c. Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files) d. Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan) e. Propose decision (menawarkan keputusan ) f. Make decisions (membuat keputusan) Dalam DDS terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu : a. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur. b. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut. c. Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi Tujuan ini berkaitan dengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. DSS sebagai sebuah sistem yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai tim pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi 2.2. Pengertian Fuzzy Logic Fuzzy Logic diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh pada tahun 1965. Merupakan metode yang mempunyai kemampuan untuk memproses variabel yang bersifat kabur atau yang tidak dapat dideskripsikan secara eksak/ pasti seperti misalnya tinggi, lambat, bising. Dalam fuzzy logic variabel yang bersifat kabur tersebut direpresentasikan sebagai sebuah himpunan yang anggotanya adalah suatu nilai crisp dan derajat keanggotaannya (membership function) dalam himpunan tersebut.[3] Proses-proses dalam fuzzy logic adalah fuzzifikasi, penalaran (reasoning), dan defuzzifikasi: a. Fuzzifikasi: merupakan proses untuk mendapatkan derajat keanggotaan dari sebuah nilai numerik masukan (crisp) b. Penalaran: proses untuk mendapatkan aksi keluaran dari suatu kondisi input dengan mengikuti aturanaturan (IF-THEN Rules) yang telah ditetapkan yang disebut sebagai inference/ reasoning. c. Defuzzifikasi: proses untuk merubah hasil penalaran yang berupa derajat keanggotaan keluaran menjadi variabel numerik kembali. Fuzzy Logic (Logika Fuzzy) atau biasa juga disebut dengan Logika Samar merupakan suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output didasari oleh konsep himpunan 26
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
fuzzy.
Input 1
Input 2 Black Box Output
Gambar 2. Pemetaan Input-output Diantara input dan output terdapat blackbox. Di dalam blackbox terdapat proses yang tidak diketahui, bisa didekati dengan pendekatan sistem linear, ekonometri, interpolasi, sistem pakar atau logika fuzzy, dan lain-lain. Namun, seperti yang diungkapkan Lotfi Zadeh: ”Dalam hampir setiap kasus, cara fuzzy lebih cepat dan lebih murah”. Logika fuzzy sebagai komponen utama pembangun softcomputing, terbukti telah memiliki kinerja yang sangat baik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengandung ketidak pastian. Implementasinya luas, baik di bidang engineering, psikologi, social, dan juga bidang ekonomi. 2.3. Himpunan fuzzy Tahun 1965, Profesor L.A. Zadeh memperkenalkan teori himpunan fuzzy, yang secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa tidak hanya teori probabilitas saja yang dapat merepresentasikan ketidakpastian. Teori himpunan fuzzy adalah merupakan perluasan dari teori logika Boolean yang menyatakan tingkat angka 1 atau 0 atau pernyataan benar atau salah, sedang pada teori logika fuzzy terdapat tingkat nilai, yaitu : a. Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau b. Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan. 2.4.
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Rumah/ Tanah Multi Kriteria Kepada Calon Konsumen Dengan Metode Fuzzy Logic Berdasarkan teori himpunan fuzzy yang dijelaskan diatas maka dapat diterapkan pada sistem pengambilan keputusan pemilihan property. Di dalam sistem ini calon konsumen property bisa memilih lokasi property di lokasi pedesaan atau perkotaan.
2.1.1 Penentuan Lokasi Property di Pedesaan Pada lokasi pedesaan ini menggunakan variabel harga dibagi menjadi 3 kategori yaitu: SEDERHANA harga <= 50.000.000 rupiah, SEDANG harga > 50.000.000 rupiah harga <= 100.000.000 rupiah, MEWAH harga > 100.000.000 Nilai keanggotaan secara grafis, himpunan SEDERHANA, MENENGAH dan MEWAH dapat dilihat pada gambar berikut:
http://research.pps.dinus.ac.id
,
27
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
SEDERHANA
SEDANG
1
MEWAH
1
1
0
50.000.0000 harga (Rp.)
0
50.000.001 100.000.000 harga (Rp.)
100.000.001
0
harga (Rp.)
(b)
(a)
(c)
Gambar 3. Himpunan Fuzzy Lokasi Pedesaan Dari gambar di atas yang merupakan himpunan dari SEDERHANA, MENENGAH dan MEWAH dapat dijelaskan bahwa: a. Apabila terdapat harga 49.000.000 rupiah,-, maka dikatakan HARGA adalah SEDERHANA (µ sederhana[49.000.000]=1) b. Apabila terdapat 50.000.000 rupiah, maka dikatakan HARGA adalah SEDERHANA (µ sederhana[50.000.000]=1) c. Apabila terdapat 50.000.001 rupiah, maka dikatakan HARGA adalah TIDAK SEDERHANA (µ sederhana[50.000.001]=0), dan seterusnya. Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian himpunan crisp (tegas) untuk menyatakan suhu sangat riskan, karena dengan adanya perubahan yang kecil saja terhadap nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan. 2.1.2 Penentuan Lokasi Property di Perkotaan Pada lokasi perkotaan ini menggunakan variabel harga dibagi menjadi 3 kategori yaitu: SEDERHANA harga <= 100.000.000 rupiah, SEDANG harga > 100.000.000 rupiah harga <= 500.000.000 rupiah, MEWAH harga > 500.000.000 rupiah . Nilai keanggotaan secara grafis, himpunan SEDERHANA, MENENGAH dan MEWAH dapat dilihat pada gambar berikut: SEDERHANA
1
SEDANG
0
100.000.000 harga (Rp.)
(a)
MEWAH
1
1
0
100.000.001 500.000.000 harga (Rp.) (b)
0
500.000.001 harga (Rp.) (c)
Gambar 4. Himpunan Fuzzy Lokasi Perkotaan Dari gambar di atas yang merupakan himpunan dari SEDERHANA, MENENGAH dan MEWAH dapat dijelaskan bahwa: d. Apabila terdapat harga 99.000.000 rupiah,-, maka dikatakan HARGA adalah SEDERHANA (µ sederhana[99.000.000]=1) e. Apabila terdapat 100.000.000 rupiah, maka dikatakan HARGA adalah SEDERHANA (µ sederhana[100.000.000]=1) a. Apabila terdapat 100.000.001 rupiah, maka dikatakan HARGA adalah TIDAK SEDERHANA (µ sederhana[100.000.001]=0), dan seterusnya. 28
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian himpunan crisp (tegas) untuk menyatakan HARGA sangat riskan, karena dengan adanya perubahan yang kecil saja terhadap nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan. 3. METODE PENELITIAN Diagram alir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sbb:
Gambar 5. Diagram Alir 3.1. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi objek penelitian tentang seluruh aktivitas yang berhubungan dengan maksud penelitian. Teknik observasi dilakukan dengan mendatangi langsung objek penelitian yaitu kepada para calon konsumen property b. Wawancara http://research.pps.dinus.ac.id
,
29
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
Metode pengumpulan data ini dilakukan melalui tanya jawab langsung dengan para calon konsumen property untuk menanyakan kriteria-kriteria dalam pemilihan property. c. Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan membaca bahan-bahan pustaka berupa jurnal serta buku literatur yang berhubungan dengan objek penelitian guna dijadikan sebagai landasan teori. 3.2. Pemodelan Sistem Pemodelan sistem yang digunakan adalah dengan menggunakan Unified Modeling Language (UML) yaitu merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam OOAD (Object - Oriented Analysis/ Design) dengan satu bahasa yang konsisten untuk menentukan, visualisasi, mengkontruksi, dan mendokumentasikan artifact (sepotong informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software, dapat berupa model, deskripsi, atau software) yang terdapat dalam sistem software. UML merupakan bahasa pemodelan yang paling sukses dari tiga metode OO yang telah ada sebelumnya, yaitu Booch, OMT (Object Modeling Technique), dan OOSE (Object-Oriented Software Engineering).[9] Untuk membuat suatu pemodelan, UML memiliki diagram grafis sebagai berikut : a. Business Use Case model b. Activity Diagram c. Use Case model d. Behavior diagram : Sequence diagram e. Implementation diagram : Component diagram, Deployment diagram f. Generate Code 3.3. Tahap Analisis Pada tahap ini dilakukan analisis sistem sebagai berikut: a. Analisis Sistem, pada tahap ini dilakukan analisis sistem dari segi kebutuhan pengguna, fungsi sub sistem dan analisis DSS. b. Sumber Data yang digunakan pada tahap ini adalah data sekunder, data yang diperoleh dari telaah pustaka seperti teori sistem pendukung keputusan, teori fuzzy, UML, hasil penelitian terdahulu yang relevan dan hasil wawancara. c. Alat yang digunakan pada tahap ini adalah menggunakan Unified Modeling Language (UML) 3.4. Tahap Desain Pada tahap ini dilakukan desain sistem: a. Desain Sistem. Pada tahap ini dilakukan desain terkait dengan sistem yaitu arsitektur perangkat lunak dan perangkat keras, desain interface, menu, dan navigasi. b. Sumber Data yang gunakan pada tahap ini adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil analisis. 3.5. Tahap Produksi/ Pembuatan Pada tahap ini dilakukan pembuatan Sistem Pendukung Keputusan dengan menggunakan Visual Basic 6 dan SQL Server 2000. Pada tahap ini akan dikembangkan modul-modul program untuk program utama serta program untuk masing-masing materi sesuai dengan hasil desain, dan juga dilakukan pengujian untuk setiap modul. a. Sumber data yang gunakan pada tahap ini adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil desain b. Alat yang digunakan pada tahap ini adalah menggunakan tools software Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000. 30
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
3.6. Tahap Pengujian Tahap ini dilakukan setelah semua modul selesai dibuat, dan program dapat berjalan. Testing difokuskan pada logika internal, fungsi eksternal, dan mencari segala kemungkinan kesalahan dari sistem yang dibuat. Pada tahap ini dilakukan review dan evaluasi terhadap sistem yang dikembangkan, apakah sudah sesuai dengan rancangan atau belum. Jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, kemudian dilakukan revisi atau perbaikan supaya produk tersebut dapat dioperasikan dengan baik dan siap diimplementasikan. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan teknik pengujian perangkat lunak yang telah ada yaitu: a. Pengujian black box terhadap interface Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Property. b. Pengujian white box melalui pengujian scripting pada program Visual Basic 6.0 dan SQL Server 2000 melalui check syntax pada script. Setelah dilakukan uji sistem secara internal, kemudian dilakukan pengujian external terkait dengan penerapan software dalam kegiatan pemilihan property dan menganalisa dampaknya terhadap kemudahan dalam memilih propoerty. Dalam tahapan ini akan menggunakan metode eksperimen, dengan membagi dua kelompok, kelompok kontrol tanpa menggunakan sistem dan kelompok eksprimen menggunakan sistem. a. Sampel Sampel penelitian ini adalah para konsumen yang akan mencari property. Adapun sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik Random Sampling. b. Sumber Data Sumber data yang digunakan pada tahap ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang berupa hasil penggunaan sistem. c. Instrumen Penelitian Intstrumen (alat ukur) penelitian yang digunakan untuk pengambilan data yang berupa hasil penggunaan sistem. d. Analisis Hasil Implementasi Uji Asumsi dengan melakukan uji normalitas data terhadap skor posttest untuk mengetahui sebaran datanya normal atau tidak. e. Uji Efektifitas sistemdilakukan untuk menguji perbedaan rata-rata nilai posttest dilakukan dengan menggunakan One Way Anova. 4.
HASIL PENELITIAN
4.1. Tampilan Halaman Form Menu Utama Halaman form menu utama adalah halaman yang muncul pada saat setelah login. Tampilan ini digunakan untuk memasukkan data property, memasukkan data pemegang listing serta digunakan untuk pencarian data property secara cepat. Tampilan halaman form search dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
http://research.pps.dinus.ac.id
,
31
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
Gambar 6. Tampilan Halaman Menu Utama Di dalam tampilan halaman menu utama terdapat 2 menu yaitu menu file dan menu input. Setiap menu memiliki sub menu dan mempunyai fungsi yang berbeda, menu-menu tersebut berisi sebagai berikut : a. Menu File. Menu File berisi sub menu exit yang berfungsi untuk keluar dari sistem. b. Menu Input. Menu File berisi sub menu input data property dan input data pemegang listing. Tampilan input data property sama dengan tampilan pada halaman form property, sedangkan tampilan input pemegang listing dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 4.2. Tampilan Halaman Form Property Halaman form property adalah halaman yang akan muncul pada saat akan memasukkan data property. Tampilan halaman form property dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
32
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
a. b. c.
d.
e.
Gambar 7. Tampilan Halaman Form Property (Masukkan Data) Di dalam tampilan halaman form property terdapat tombol-tombol yang berisi sebagai berikut : Tombol Home. Merupakan tombol yang digunakan untuk kembali ke halaman menu utama sistem. Tombol Refresh. Merupakan tombol yang digunakan untuk merefresh kembali data yang sudah dilakukan perbaikan. Tombol Add New Merupakan tombol yang digunakan apabila akan menambahkan data property secara detail sesuai dengan kriteria yang ada. Tombol Edit Merupakan tombol yang digunakan untuk memperbaiki data property apabila terdapat perubahan data property. Tombol Hapus Merupakan tombol yang digunakan untuk menghapus data property apabila data tersebut sudah terjual.
f.
Tombol Masukkan Data Merupakan tombol yang digunakan untuk menampilkan data berbentuk form apabila akan memasukkan data property secara detail sesuai dengan kriteria yang ada. g. Tombol Save Merupakan tombol yang digunakan untuk menyimpan data property apabila data tersebut sudah selesai dimasukkan. h. Tombol Cancel Merupakan tombol yang digunakan untuk membatalkan penyimpanan data property. i. Tombol Datasheet View Merupakan tombol yang digunakan untuk menampilkan data property dalam bentuk datasheet. http://research.pps.dinus.ac.id
,
33
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
4.3. Hasil Pengujian Internal Pengujian Internal dilakukan setelah semua modul selesai dibuat, dan sistem dapat berjalan. Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem dari segi komponen dan integrasi dengan menggunakan teknik pengujian white box dan black box. Pada pengujian white box digunakan untuk menguji basis path dan menghitung nilai Cyclomatic Complexity-nya, sedangkan pada pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional terhadap interface sistem. 4.4. Hasil Pengujian External 4.1.1 Pengujian ANOVA (Uji F) Uji satistik yang digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa semua kelompok mempunyai mean populasi yang sama adalah Uji F. harga F diperoleh dari rata-rata jumlah kuadrat (meansquare) antar kelompok yang dibagi dengan rata-rata jumlah kuadrat dalam kelompok dengan rumus:
{dengan derajat bebas a-1 dan a(b-1)} Keterangan :
= variansi antar p
= variansi dalam perlakuan
4.1.2 Perhitungan dengan tabel (untuk Hipotesis Rata-rata) a. F_tabel dihitung dengan: Tingkat signifikasi (α) = 0.05 Numerator = jumlah variabel – 1 = 2 – 1 = 1 Denumerator = jumlah kasus – jumlah variabel = 100 – 2 = 98 Sehingga F_tabel = F(0.05;1;98) = 0.01 b. F_hitung diolah dengan menggunakan SPSS.
Tabel 2. Test of Homogeneity of Variances Test of Homogeneity of Variances N_responden Levene Statistic 1.921a
df1
df2 20
75
Sig. .023
a.
Hasil (Output) selanjutnya adalah Test of Homogeneity of Variances pada bagian ini, untuk Levene Test, Nilai Sig.= 0.023.Berdasarkan Nilai Signifikansi (Probabilitas), Nilai Sig. = 0.023 dan tingkat kepercayaan 93.46%, maka berarti: 0.023 > 0.05, sehingga hipotesis Ho: 34
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
Diterima Tabel 3. Anova ANOVA N_responden Sum of Squares 468.535 875.175 1343.710
Between Groups Within Groups Total
df 24 75 99
Mean Square 19.522 11.669
F 1.673
Sig. .048
Hasil uji one way ANOVA yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa nilai uji F_Hitung = 1.673. Berdasarkan perbandingan F_Tabel dengan F_Hitung, karena F_Tabel = 0.001 dan F_Hitung = 1.673, maka F_Tabel < F_Hitung sehingga hipotesis Ho = Ditolak. Berdasarkan Nilai Signifikansi, karena nilai Sig. = 0.048 dan tingkat kepercayaan 93.46%, maka berarti: Sig > 0.05, sehingga hipotesis Ho = Diterima. Karena keputusannya Ho = diterima, hal ini berarti bahwa Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Property layak dan dapat diterima oleh calon konsumen. Apabila hasil pengujian sofware Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Property digambarkan menjadi grafik, maka akan tampak penilaian responden terhadap sofware. 100
60
50.00
40
Nilai_harapan
Cumulative Frequency
80
20
0 36.00
38.00
41.00
42.00
43.00
44.00
45.00
46.00
47.00
48.00
50.00
N_responden
Gambar 8. Grafik Nilai Responden Dari grafik tersebut, terlihat bahwa penilaian responden terhadap software Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Property menunjukkan bahwa hasil penilaian responden mendekati nilai harapan.
http://research.pps.dinus.ac.id
,
35
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
5.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini yang dilakukan terhadap responden atau calon konsumen property mulai dari tahap awal hingga pengujian penerapan Sitem pengambilan Keputusan Pemilihan Propertymenunjukkan bahwa Sitem pengambilan Keputusan Pemilihan Property layak digunakan. Hal ini sesuai dengan pengujian yang dapat penulis simpulkan sebagai berikut: a. Dari hasil pengujian terhadap software yang dilakukan oleh responden atau calon konsumen property terhadap kelayakan kemudahan serta dapat memenuhi keinginan calon konsumen property mendapat tanggapan yang baik yaitu 93,46%dengan demikian sistem ini layak dipergunakan. b. Dari hasil post test yang diberikan terhadap 100 responden atau calon konsumen property diperoleh nilai rata-rata 46.73%, dengan Nilai Sig. = 0.023 dan tingkat kepercayaan 93.46%, maka berarti: 0.023 > 0.05, sehingga hipotesis Ho: Diterima, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kriteria dalam pemilihan property menggunakan Sitem pengambilan Keputusan Pemilihan Property dapat diterima oleh calon konsumen property. c. Dengan menggunakan Sitem Pengambilan Keputusan Pemilihan Property ini, dapat membantu mempercepat dalam pengambilan keputusan bagi calon konsumen property dalam pemilihan kriteria property. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, penerapan Sitem Pengambilan Keputusan Pemilihan Property ini dapat memberi dampak positif dalam dunia property, namun ada beberapa hal yang perlu penulis sarankan bagi pengembangan sistem ini antara lain: a. Dari Sitem Pengambilan Keputusan Pemilihan Property yang ada, dapat dikembangkan lagi menjadi lebih lengkap lagi khususnya dalam variabel lokasi pemilihan property dari jangkauan lokal menjadi lebih luas . b. Sitem Pengambilan Keputusan Pemilihan Property ini bisa dijadikan sebagai salah referensi/ sumber bagi para peneliti selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
http://www.vibiznews.com/. Kosasi, S. 2002.”Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System)”. Departemen Pendidikan Nasional, Pontianak. [3] Hermawanto, D. (2008). ”Tutorial Pemrograman Fuzzy Logic”. [4] Syaifullah. (2010 ). “Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process)”. [5] Mc Leod, R. J. ( 2008). “Sistem Informasi Manajemen”. Jakarta: PT. Indeks, [6] Daihani, D. (2001). “Komputerisasi Pengambilan Keputusan”. Jakarta: PT Elekmedia Komputindo. [7] Kosasi, S. (2002). “Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System)”. Pontianak: Departemen Pendidikan Nasional. [8] Wiki. (2008). http://en.wikipedia.org/wiki/Waterfall_model. Retrieved Januari 10, 2010, from http://en.wikipedia.org/wiki/Waterfall_model: http://en.wikipedia.org/wiki/Waterfall_model [9] Amuslim. (2012). materi+UML+dan+use+case. [10] Pressman, S. R. (2002). “Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi”. Yogyakarta: Andi Yogyakarta [11] Aivosto, C. M. (2010). http://www.aivosto.com/project/help/pm-complexity.html. Retrieved Januari 20, 2010, from http://www.aivosto.com/project/help/pm36
http://research.pps.dinus.ac.id
Jurnal Teknologi Informasi, Volume 9 Nomor 1, April 2013, ISSN 1414-9999
[12] Sharpe, R. M. (2010). http://www.enerjy.com . Retrieved Januari 20, 2010, from http://www.enerjy.com : http://www.enerjy.com [13] Kurniawan, D. (2007). “Analisis Ragam 1 Arah (Oneway)”. [14] Fenty, E. (2003). “MS SQL Server – Introduction to SQL”. [15] Kerman, M. a. (2000). “Computer programming fundamentals with applications in Visual Basic 6.0”. [16] Suryadi, K. d. (2000). “Sistem Pendukung Keputusan”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. [17] Mc Leod, Raymond, Jr., 2008; ”Sistem Informasi Manajemen”,Jilid I edisi Delapan, PT. Indeks,Jakarta. [18] Daihani, D.Umar. 2001.”Komputerisasi Pengambilan Keputusan”. PT Elekmedia Komputindo, Jakarta. [19] Suryadi, K. dan M.Ali Ramdhani.2000. “Sistem Pendukung Keputusan”. PT Remaja Rosdakarya,Bandung. [20] Turban, E. and Jay E.Aronson. 1998. “Decision Support System and Intelligent System”. PrenticeHall International, Inc, New Jersey. [21] Armstrong, Michael, ”Performance Management”, Tugu Publisher, Yogyakarta, 2004. [22] Istijanto, ”Riset Sumber Daya Manusia”, Gramedia, Jakarta, 2005 [23] Marimin. 2004.”Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk”. Penerbit PT Grasindo, Jakarta. [24] Saaty, T.L. 2001.“Decision Making For Leaders”. Forth edition, University of Pittsburgh, RWS Publication. [25] Grahandaka, Associate Analyst Vibiz Research Center. 2010. “Pasar Properti Indonesia Beranjak Booming”20 Juli 2010, [26] Hermawanto, Denny.(2008), “Tutorial Pemrograman Fuzzy Logic”. [Online]. Tersedia: http://ilmukomputer.org/2008/02/24/tutorial-pemrograman-fuzzy-logic/ [2 Januari 2012] [27] Kusumadewi, Sri. “Artificial Intelligence: Teknik dan Aplikasinya”. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004
http://research.pps.dinus.ac.id
,
37