MENGENAI AAJI Bisnis.com, 28/3, Tahun Ini Perasuransian Akan Rekrut 750.000 Agen, Ini Rinciannya http://finansial.bisnis.com/read/20160328/215/531740/tahun-ini-perasuransian-akan-rekrut750.000-agen-ini-rinciannya
Tahun Ini Perasuransian Akan Rekrut 750.000 Agen, Ini Rinciannya Fitri Sartina Dewi Senin, 28/03/2016 04:16 WIB
Ilustrasi seorang agen asuransi menawarkan produknya. Bisnis.com Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri asuransi jiwa terus meningkatkan pemasaran produk asuransi melalui jalur keagenan. Sepanjang tahun ini tenaga pemasar atau agen asuransi ditargetkan jumlahnya akan bertambah sekitar 750.000 agen. Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengatakan setiap tahunnya jumlah tenaga pemasar asuransi terus menunjukkan tren peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jalur keagenan masih menjadi penopang terhadap penjualan produk asuransi. Berdasarkan data AAJI, jumlah agen berlisensi pada 2015 meningkat sebesar 23,7% dibandingkan tahun 2014 yaitu dari 414.595 orang menjadi 512.657 orang.
“Tahun ini diperkirakan penambahan jumlah agen berlisensi bisa mencapai 750.000. Dengan demikian, total agen berlisensi pada tahun ini bisa mencapai sekitar 1,25 juta agen,” kata Hendrisman pada akhir pekan ini. Menurutnya, penambahan jumlah agen asuransi berlisensi juga dilakukan untuk mendukung program pemerintah untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja di bidang asuransi. Untuk mencapai target itu, AAJI akan menjalankan kampanye program 10 juta agen. Kendati jumlah agen berlisensi akan terus ditingkatkan jumlahnya, tetapi Hendrisman menegaskan bahwa AAJI akan tetap memperhatikan kualitas dan profesionalitas para tenaga pemasar. Dia menuturkan, para agen akan tetap diwajibkan memiliki sertifikasi profesi. Sementara itu, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menyatakan agen masih menjadi kontributor terbesar terhadap total pendapatan premi. Menurutnya, sekitar 60% pendapatan premi industri asuransi jiwa masih ditopang oleh jalur keagenan, sedangkan 40% sisanya berasal dari jalur distribusi alternatif lainnya. Seperti diketahui, sepanjang 2015, industri asuransi jiwa berhasil membukukan pertumbuhan premi sebesar 5,8% dibandingkan tahun 2014 yaitu dari Rp121,62 triliun menjadi Rp128,66 triliun. Angka tersebut ditopang oleh pertumbuhan yang cukup signifikan dari premi lanjutan yaitu sebesar 12,9% dari Rp51,59 triliun menjadi Rp58,24 triliun, sedangkan pertumbuhan premi baru hanya sebesar 0,6% yaitu dari Rp70,04 triliun menjadi Rp70,42 triliun.
Moneter.co.id, 28/3, Pendapatan Asuransi Jiwa Anjlok 20,9 Persen http://moneter.co.id/pendapatan-asuransi-jiwa-anjlok-209-persen/
Pendapatan Asuransi Jiwa Anjlok 20,9 Persen 28 Maret 2016
Moneter.co.id – Total pendapatan asuransi jiwa pada kuartal IV tahun 2015 turun 20,9 persen dibandingkan kuartal IV tahun 2014, dari Rp167,76 triliun menjadi Rp132,74 triliun, menurut Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).
Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim mengatakan penurunan itu utamanya disebabkan hasil investasi asuransi jiwa yang defisit hingga Rp1,66 triliun atau menurun 104,1 persen dari 2014 yang berada di nilai Rp40,83 triliun.
“Namun penurunan tersebut sebenarnya lebih baik jika dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2015 yang perlambatan hasil investasi mencapai 152,7 persen,” kata Hendrisman .
Adapun angka yang belum diaudit ini didapatkan dari 51 perusahaan dari 54 perusahaan asuransi jiwa anggota AAJI.
Dia melanjutkan, walau menurun dibandingkan kuartal IV 2014, total pendapatan asuransi jiwa di kuartal sama 2015 jauh lebih baik dibandingkan dengan kuartal ketiga 2015.
Pada kuartal ketiga 2015, pendapatan asuransi jiwa tercatat Rp89,1 triliun sementara pada kuartal keempat-nya bertumbuh Rp132,74 triliun atau meningkat 49 persen.
Peningkatan ini ditopang oleh pendapatan premi, yang meningkat 5,8 persen dari kuartal IV 2014, dari Rp121,62 triliun menjadi Rp128,66 triliun.
Angka ini didapatkan dari total premi bisnis baru di tiga bulan terakhir 2015 tercatat meningkat 0,6 persen di rentang yang sama tahun 2014, dari Rp70,04 triliun menjadi Rp70,42 triliun.
Moneter | Antar | EPung
Investor Daily, 29/3, hal 23, Asuransi Khawatirkan Ketersediaan Investasi SBN
Kontan, 29/3, hal 24, Laba Industri Asuransi Jiwa Turun 39% di Awal Tahun
INDUSTRI ASURANSI JIWA Bisnis.com, 28/3, Asuransi Jiwa Incar Mitra Strategis http://finansial.bisnis.com/read/20160328/215/531765/asuransi-jiwa-incar-mitra-strategis
Asuransi Jiwa Incar Mitra Strategis Anggara Pernando Senin, 28/03/2016 07:30 WIB
Bisnis.com, JAKARTA-Sejumlah perusahaan asuransi jiwa direncakan akan melaksanakan aksi korposasi menggandeng mitra strategis sepanjang 2016.
Sejumlah asuransi jiwa yang tengah merampungkan aksi korporasi ini seperti PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life), PT AJS Amanahjiwa Giri Artha (Amanah Githa), PT Sun Life Financial Indonesia (SLI). Sedangkan dari pemerintah tengah menyiapkan skema memperbesar PT Asuransi Jiwasraya dengan menggabungkan ke dalam holding.
Pask Suartha, Direktur Keuangan dan Umum Taspen Life, mengatakan keberadaan mitra strategis berfungsi untuk memperbesar perusahaan. Dia menekankan saat ini merupakan tahun ketiga perusahaan beroperasi, maka jika pemilik menggandeng mitra strategis diharapkan membawa nilai lebih bagi perusahaan.
Namun itu semua domain pemegang saham, kami tidak berwenang , kata Pask di Jakarta, akhir pekan lalu.
Sumber Bisnis di internal perusahaan mengatakan saat ini prosespelepasan saham tengah memasuki tahap due dilligenct.Investor yang akan digandeng akan menggenggam 40%. Sedangkan PT Taspen (Persero), tetap tetap sebagai pemegang saham dominan. Saat ini kepemilikan saham Taspen Life sebesar 99,97% dimiliki oleh Taspen dan sisanya 0,03% milik koperasi karyawan Taspen.
Awal 2015 lalu, Taspen yang berniat menggandeng investor dari Jepang atau Korea memastikan masuknya mitra strategis ditunda. Perusahaan lebih mendahulukan pemindahan bisnis dari Taspen ke Taspen Life sehingga menghasilkan nilai buku yang lebih besar. Triwulan II/2015 proses itu selesai. Diakhir 2015, aset perseroan tercatat sebesar Rp2,7 triliun atau meningkat sebesar 528% dibandingkan tahun sebelumnya.
Amanah Githa juga memastikan mitra strategis akan masuk. Salim Al Bakry, Direktur Utama Amanah Githa, mengatakan untuk tumbuh besar maka kebutuhan akan modal tidak bisa terelakan. Perusahaan juga membutuhkan mitra yang dapat mempercepat penetrasi asuransi di tengah masyarakat. Dia mengatakan due dilligent dilakukan oleh mitra lokal dan memiliki jaringan luas untuk mempercepat proses bisnis.
Dia mengatakan saat ini Dana Pensiun Perhutani sebagai pemegang saham mayoritas (95%) memiliki batasan dalam penempatan investasi langsung.
Semoga segera rampung, kata Salim ketika ditemui di kantornya.
Wartaekonomi.co.id, 28/3, Commonwealth Life Perkenalkan Produk Unit Link Baru http://m.wartaekonomi.co.id/berita95107/commonwealth-life-perkenalkan-produk-unit-linkbaru.html
Senin, 28/03/2016 13:24 WIB
Commonwealth Life Perkenalkan Produk Unit Link Baru Rubrik Asuransi
WE Online, Jakarta - Commonwealth Life memperkenalkan dan meluncurkan produk terbarunya yakni Investra Titanium, sebuah produk unit link terbaru dengan imbal hasil perlindungan jiwa dan investasi yang optimal yang sesuai bagi kebutuhan gaya hidup aktif masyarakat Indonesia. Produk terbaru ini disertai dengan nilai investasi yang telah terbentuk sejak tahun pertama serta beragam manfaat perlindungan. Agency Sales Director Commonwealth Life David Ng mengatakan, dirinya melihat adanya tren akan kebutuhan proteksi yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia akan perlindungan jiwa dan perencanaan keuangan yang memadai untuk menghadapi risiko-risiko yang tidak terduga. "Kami melihat banyaknya kegiatan yang mereka jalani dan pentingnya perlindungan yang dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari. Kini Commonwealth Life hadir dengan Investra Titanium untuk menjawab kebutuhan tersebut. Dengan produk ini masyarakat akan mendapatkan keamanan serta ketenangan sehingga dapat fokus dalam merencanakan tujuan masa depan mereka," jelas dia di Jakarta, Senin (28/3/2016).
Dia menambahkan, Investra Titanium juga menyediakan beragam fleksibilitas kepada Nasabah antara lain dengan kebebasan untuk memilih besarnya Uang Pertanggungan berdasarkan kebutuhan dan rencana masa depan mereka. "Produk ini memberikan hasil investasi yang lebih optimal dengan 50% dari Dana Investasi Premi Berkala sudah diinvestasikan sejak tahun pertama sehingga manfaat investasi yang diterima lebih maksimal. Selain itu, besaran biaya akuisisi juga hanya dikenakan kepada Nasabah pada dua tahun pertama," sahut David. Sebagaimana diketahui, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini penetrasi asuransi di Indonesia masih relatif rendah, yakni hanya sebesar 2,51% per akhir September 2015. Angka ini terbilang masih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang sudah berkisar antara 4,5%-6,5% terhadap pendapatan domestik bruto (PDB). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kebutuhan yang tingggi di Indonesia akan produk asuransi jiwa terpercaya untuk melindungi
masyarakat dari kebutuhan dana untuk kesehatan, pendidikan,
perencanaan finansial masa depan, serta persiapan hari tua. "Investra Titanium adalah produk asuransi yang lengkap dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia dengan premi berkisar Rp 1.000.000,- per bulan Nasabah sudah menerima perlindungan asuransi dasar sampai dengan Tertanggung berusia 99 tahun disertai beragam pilihan asuransi tambahan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing," terang David. Adapun pilihan asuransi tambahan yang tersedia untuk produk ini menyediakan proteksi lengkap seperti tersedianya pilihan perlindungan terhadap 53 penyakit kritis dan layanan darurat medis di seluruh dunia apabila terjadi sakit akibat kecelakaan atau sakit saat berpergian. "Ke depannya Perusahaan akan berfokus dalam menyediakan beragam produk asuransi jiwa komprehensif dan layanan terpercaya untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia," tutup David. Penulis: Fajar Sulaiman Editor: Cahyo Prayogo Foto: Sufri Yuliardi
Investor Daily, 29/3, hal 23, [Foto] Regional AIA Championship
Kontan, 29/3, hal 24, Premi Takaful Rp 540 Miliar
EKONOMI MAKRO & REGULASI Bisnis Indonesia, 29/3, hal 21, BPJS Kesehatan Pasrah
Kontan, 29/3, hal 20, Pemerintah Mulai Ragu Menaikkan Iuran BPJS