ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN PADA BMT EL – SYIFA CIGANJUR
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Syauqi Jazuli 1112053000037
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1438 H
1
ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN PADA BMT EL – SYIFA CIGANJUR
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Syauqi Jazuli NIM 1112053000037
Pembimbing :
Drs. H. Hasanudin, MA. NIP ; 19660605 199403 1 005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1438 H
2
3
4
ABSTRAK Syauqi Jazuli Analisis SWOT Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan pada BMT El-Syifa Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan Penelitian ini bertujuan untuk menguji strategi pemasaran produk pembiayaan dan analisis SWOT pada strategi pemasaran proses pembiayaan pada lembaga BMT El-Syifa Ciganjur dengan pendekatan deskriptif-kualitatif. Berdasarkan metode Marketing Mix menurut Phillip Kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. Analisis SWOT identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Strengths (Kekuatan), Opportunities (Peluang), namun secara bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses (Kelemahan), dan Treats (Ancaman). Dengan menggunakan analisis SWOT akhirnya bisa dirumuskan factor kunci sukses yang mungkin dimiliki BMT-BMT di Indonesia. Factor kunci sukses ini penting sekali sebab akan memberikan informasi bagaimana sebenarnya profil keunggulan bersaing (Competitive Advantage Profile) yang mempunyai suatu perbankan syariah. Hasil penelitian menggunakan metode Analisis SWOT dari factor Internal dan Eksternal menunjukkan bahwa BMT El-Syifa masuk pada tipe kuadran I. (positif, positif). merupakan posisi yang sangat menguntungkan, Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal, Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Kata Kunci
: Analisis SWOT, Strategi Pemasaran/Marketing Mix, Produk Pembiayaan.
5
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puja dan puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW keluarga beserta sahabat yang selalu setia. Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada orang tua tercinta sekaligus motivasi terbesar saya, Abuya Rizal Ibrahim S.Pd. dan Umi Sopiah semoga Allah SWT selalu sehatkan raganya, yang senantiasa mendidik, membantu, mendukung, mendoakan, dan mencurahkan kasih sayang yang tiada hentinya, untuk adik-adikku yang tercinta, Kautsar Zafira, Nadya Syifa, Muhammad Syafiq yang tak henti-hentinya memberikan semangat, mendoakan dan motivasi baik secara moril dan semoga Allah SWT membalas kebaikannya dan menjadi penerus untuk Agama dan Bangsa. Skripsi ini dapat terealisasikan karena adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, dan kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Raudhonah, MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, MA selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
6
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, dan
Drs.
Sugiharto,
MA
selaku
Sekretaris
Jurusan Manajemen
Dakwah 3. Drs. H. Hasanudin, MA. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta motivasi
untuk
terus
semangat
kepada
penulis
sehingga
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. Study Rizal LK, MA Selaku Dosen Penguji I dan Drs. H. Nurul Jamali, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan dan masukannya dalam proses penyelesaian skripsi ini. 5. Drs. Helmi Rustandi, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik, yang telah membantu membimbing dalam menyusun skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam mendidik penulis selama melakukan studi. Penulis berharap semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat untuk orang lain. 7. Drs. Ahmad Ruslan sebagai Manager, Dra. Ida Saidah selaku Bendahara Pembiayaan, Rika Rahmawati selaku Teller, Encun, sarifin dan yang tidak bisa disebutkan satu- persatu, dalam membantu penelitian skripsi ini. 8. Teman-teman Bidikmisi angkatan 2012 Rizkyatul Hilwah, Ulfah Cendarningsih, Dede Nurfiani, Putri Septiani, Nita Listiani, Abdil Azizul, Risris Bayanillah, Mawardi, Dwiky Surahman, Irfan Fauzi, Juadir Ichan
7
dan teman-teman lainnya yang tidak bias saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penulisan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2012 Jurusan Manajemen Dakwah M. Musyfiq Hidayat S.Sos, Tsalis M. Duha, Kharisma Syahputra, Nazar Rudiansyah, Habibullah Mustafa, Muhamad Soeharto dan teman-teman lainnya yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam penulisan ini. 10. Sahabat-sahabat seperjuangan Fun Swingers, M. Al-Bisri, Ade Wahyudi S.Psi, Fakhri Abdillah, A. Fikri Ulwan SE., Naufal D. Hanan, yang selalu mendukung dalam penulisan maupun arahan dalam pembuatan skripsi ini. 11. Teman-teman
KKN SANGKARA 2 0 1 5 ,
yang
telah
membantu
mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih bayak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan. Ciputat, 19 Oktober 2016
Penulis,
8
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................... iii BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5 1. Tujuan Penelitian ............................................................ 5 2. Manfaat Penelitian .......................................................... 6 D. Metodologi Penelitian ……………………………………… 6 E. Tinjauan Pustaka …………………………………………… 11 F. Sistematika Penulisan ……………………………………… 13
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG ANALISIS SWOT, PRODUK PEMBIAYAAN DAN STRATEGI PEMARASAN 14 A. Analisis SWOT ..................................................................... 14 1. Pengertian Analisis SWOT ............................................. 15 2. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT ................ 16 3. Mekanisme dan ancangan Strategi Analisis SWOT ........ 17 B. Produk Pembiayaan .............................................................. 25 1. Pengertian Pembiayaan ................................................... 25 2. Jenis – Jenis Pembiayaan ................................................ 26 3. Prinsip – prinsip Pembiayaan .......................................... 27 C. Strategi Pemasaran ................................................................. 28 1. Pengertian Strategi Pemasaran ........................................ 28 2. Analisis dan Strategi Pemasaran .................................... 32
9
3. Perumusan Strategi Pemasaran ........................................ 35 BAB III
GAMBARAN UMUM BMT EL-SYIFA CIGANJUR ........... 42 A. Sejarah Singkat BMT El-Syifa ............................................. 42 B. Visi dan Misi BMT El-Syifa ................................................. 44 C. Produk yang Ditawarkan BMT El-Syifa ............................... 45 1. Pembiayaan Mudharabah ................................................ 45 2. Pembiayaan Murabahah .................................................. 45 3. Pembiayaan Qardul Hasan ............................................... 46 D. Struktur Organisasi BMT El-Syifa ....................................... 48
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BMT EL-SYIFA ......................................................................... 49 A. Strategi Pemasaran BMT El - Syifa ....................................... 49 B. Analisis SWOT berdasarkan Faktor Eksternal dan Internal ................................................................................... 58
BAB V
Kesimpulan dan Saran .............................................................. 66 A. Kesimpulan ........................................................................... 66 B. Saran ...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69 LAMPIRAN.................................................................................................... 72
10
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Produk pembiayaan belum terlalu dikenal masyarakat. Hal ini disebabkan system perbankan syariah masih tergolong baru di Indonesia dan produk ini belum terpasarkan secara baik ke pihak-pihak yang membutuhkan. Masyarakat belum mendapat informasi secara lengkap tentang pembiyaan ini, sementara kelompok yang sudah Bank Minded masih merujuk kepada produk-produk konvensional dan belum terlalu focus untuk mencari tahu produk-produk dari syariah.1 Pada saat ini, tiap-tiap bank maupun BMT dituntuk untuk dapat membuat strategi pemasaran dalam memberikan atau meningkatkan pelayanan kepada nasabah agar sasaran perusahaan tercapai. Strategi pemasaran kini dilakukan secara terpadu sebagai usaha untuk memuaskan keinginan nasabah. Secara umum strategi pemasaran dilakukan dengan menerapkan bauran pemasaran (Marketing Mix), yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi. Bauran pemasaran (Marketing Mix) sangat menentukan keberhasilan dalam merebut pasa. Strategi emasran merupakan ujung tombak bagi bank untuk mengenalkan dan memasarkan keunggulan produk-produknya. Tetapi strategi
1
A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, cet.I, (Jakarta : UIN Press,2009), h.3 11
pemasaran tidak akan optimal bila produk yang ditawarkan kurang memiliki daya saing dibandingkan dengan produk pesaing. 2 Padahal perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen. Beberapa cara dalam pemasaran jasa menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk menentukan karakteristik yang ditawarkan kepada pelanggan. Dimana unsur-unsur bauran pemasaran terdiri dari: product, price, promotion, people, process, dan physical evidence. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang teknik jangka pendek.3 Suatu produk yang dikeluarkan pasti mempunyai keunggulan, kelemahan tersendiri, untuk menilai keunggulan dan kelemahan tersebut biasanya menggunakan analisis atau penelitian. Analisis SWOT diangap mampu menilai produk dan memasarkan produknya. Tujuan dilakukannya analisis SWOT ini, adalah untuk melakukan diagnose produk sehingga bias dilakukan secara tepat terhadap produk yang dipasarkan. Maka, fungsi dari analisis SWOT dan strategi kompetitif adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan, kelemahan, serta keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui analisa terhadap kondisi internal perusahaan yang dilakukan melalui analisa terhadap kondisi eksternal perusahaan. Teknik
2
Lutfi Hamid, Jejak-jejak Ekonomi Syariah (Senayan Abadi Publishing. Jakarta : 2003) h. 79 3 Muchammad Parmudi, Sejarah dan Doktrin Bank Islam, (Yogyakarta : Kutub ,2005) h.21 12
analisis SWOT pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang menjadi basis bagi perencanaan strategi. 4 Tujuan dilakukan analisis SWOT ini, walau ada unsur subyektifitas, adalah untuk melakukan diagnose produk sehingga bias dilakukan prognosa yang tepat terhadap produk yang dimiliki. Langkah awal yang bias dikembangkan adalah menginvertasi factor internal yang ada pada perbankan. Keberadaan factor internal inilah yang akan menggambarkan bagaimana kondisi rill BMT dalam menggembangkan produknya.5 Dengan menggunakan analisis SWOT akhirnya bisa dirumuskan factor kunci sukses yang mungkin dimiliki BMT-BMT di Indonesia. Factor kunci sukses ini penting sekali sebab akan memberikan informasi bagaimana sebenarnya profil keunggulan bersaing (Competitive Advantage Profile) yang mempunyai
suatu
perbankan
syariah.
Langkah
selanjutnya
dalam
menganalisis SWOT adalah menginvertasikan factor eksternal. Saat ini, peluang BMT untuk mengembangkan produknya terbuka lebar sebab pemerintah telah berpihak pada ekonomi islam yang melibatkan Majelis Ulama Indonesia. Namun, demikian tantangan yang dihadapinya juga semakin kompleks. Tantangan itu berupa ketatnya persaingan pada bisnis mendatang karena selain diperlukan modal yang tidak sedikit langkah
4
Prof H. A. Jazuli dan Drs. Yadi Janwari, M.Ag, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat : Sebuah Perkenalan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002) h. 183 5 Karnaen A Perwaatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, h. 213 13
pengembangan produk akan berhadapan langsung dengan perbankan konvensional yang telah mapan dan lebih berpengalaman.6 Pada
dasarnya
peran
pemasaran
merupakan
hal
penting
untuk
memperkenalkan eksistensi BMT di masyarakat, sehingga bagi masyarakat yang membutuhkan dana cepat tidak perlu pergi ke bank umum karena dengan datang ke BMT persyaratannya lebih mudah di bandingkan dengan bank. Maka dari itu, apabila pemasaran berjalan dengan baik maka berdampak baik pula untuk berkembang dan suksesnya BMT. Tetapi, tidak jarang pula BMT mengalami kebangkrutan dikarenakan proses pemasaran dan hal lain tidak berjalan dengan baik.7 Dengan demikian, kita memerlukan perencanaan bisnis yang akurat. Sehingga dapat memusatkan perhatian posisi dalam bisnis tersebut, mengetahui ke arah mana perusahaan akan pergi, bagaimana mencapainya serta tindakan apa yang perlu dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan dan merebut peluang yang ada sehingga berhasil. Karena itu, perencanaan bisnis yang baik merupakan alat yang sangat berguna Berdasarkan uraian di atas, bahwa kesuksesan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah adalah suksesnya strategi pemasaran BMT di tengah-tengah masyarakat dan UMKM itu sendiri. Sebagai rumah pembiayaan yang berperan aktif dalam membangun pertumbuhan ekonomi kecil (UMKM), maka penulis melakukan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi tentang
6
Muhammad Luthfi Al-Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, h.88 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran ; Dasar, Konsep & Strategi, cet. VII, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 198 7
14
“Analisis SWOT Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan pada BMT El Syifa” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Banyak yang bisa kita di teliti dari lembaga sepeti BMT, namun penulis ingin membatasi masalah ini pada strategi pemasaran produk pembiayaan BMT El - Syifa yaitu Al – Mudharabah, Al – Murabahah, dan Qardul Hasan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penulisan yang diangkat di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan pada BMT El – Syifa? b. Analisis SWOT pada strategi pemasaran proses pembiayaan BMT El – Syifa (Internal dan Eksternal)? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tentang strategi pemasaran Marketing Mix yang dilakukan oleh BMT El – Syifa b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran pada BMT El – Syifa berdasarkan analisis SWOT
15
2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya: a. Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khasanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/I khususnya konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah (MLKS) mengenai “Analisis SWOT Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan pada BMT El – Syifa Ciganjur”. b. Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara mendalam mengenai informasi dan wawasan bagi peneliti maupun lembaga yang berkaitan. D. Metodologi Penelitian Metodelogi penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah tatacara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan prilaku
16
nyata.8 Penelitian kualitatif datanya dapat penulis dari lapangan, baik data lisan maupun data tertulis. 2. Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan bersifat deskriptif-kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deksriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deksriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan perisrtiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bias tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel.9 3. Sumber Data Sumber data primer adalah sumber subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber yang dipakai pada penelitian ini adalah : a. Data Primer Sumber data primer adalah sumber yang dapat memberikan informasi secara langsung, serta sumber data tersebut memiliki hubungan dengan maslah pokok penelitian sebagai bahan informasi
8
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet, X, (Bandung : Remaja Rosda Karya,2005), h.6 9 Belajarpsikologi.com/pendekatan-jenis-dan-metode-penelitian-pendidikan/ diakses tanggal 2 juni 2016 17
yang dicari.10 Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Dengan demikian, data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari sumber yang pertama berupa hasil wawancara langsung dengan manajer operasional BMT El - Syifa Ciganjur beserta anggota-anggotanya yang terkait. Sedangkan data yang menjadi objek informan adalah seluruh data-data yang ada pada BMT El - Syifa Ciganjur baik tertulis maupun berupa dokumendokumen. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, lporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya. Sedangkan data yang termasuk data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkenaan dengan pembiayaan di lembaga keuangan syariah (BMT) seperti buku-buku yang relevan dengan pembahasan produk pembiayaan, serta sumber yang lain berupa hasil laporan penelitian yang masih ada hubungannya dengan tema yang dibahas sebagai pelengkap yang
10
Safidin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), h.
91 18
dapat dikorelasikan dengan data primer. Data tersebut adalah tambahan yang berasal dari sumber tertulis. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam teknis pengumpulan data yaitu melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research)11. a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan yaitu, peneliti melakukan penelusuran literature dan buku rujukan yang relevan dengan pembahasan skripsi. b. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan yaitu, melakukan penelitian angsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian, dalam hal ini adalah BMT. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dilakukan dengan cara : 1) Observasi Yaitu mengadakan pengamatan langsung yang dilakukan secara sistematis dari fenomena yang diselidiki12. 2) Wawancara Yaitu percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan diwawancarai (Interviewee) yang
11
Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Asdi Mahasetya, 2004), h. 61 12 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Fak. Psikologi UGM, 1994), h. 136 19
memberikan jawaban atas pertanyaan itu13. Dalam penelitian ini penulis
melakukan
wawancara
langsung
dengan
pengurus/pengelola beserta jajarannya, untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan tujuan penelitian. 3) Studi Dokumen Yaitu teknik pengumpulan data berdasarakan data-data yang bersifat tidak langsung, seperti dokumen-dokumen, laporan, buku-buku yang diperoleh di BMT El – Syifa dan laporan lainnya yang berkaitan dengan penelitian. 5. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di BMT El – Syifa Jl. Gunung Raya, Cirendeu, Ciputat, Tanggerang Selatan. Telp. : (021) 7432728 Adapun penelitian ini dimulai pada 19 september s/d 22 september 2016. 6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah proses penyusunan data agar data tersebut dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkan ke dalam kategori tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan ketegori dan mencari hubungan antara berbagai konsep.14
13
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet, X, (Bandung : Remaja Rosda Karya,2005), h.135 14 Dadang Ahmad, Metode Penelitian Agama : Perspektif Ilmu Perbandingan Agama, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), Cet. I, h158 20
Agar dalam menganalisa data dapt dilaksanakan dengan baik, maka harus sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah, menurut Lexy J. Meleong proses analisa data dimulai adalah : a. Mencatat sebuah data yang tersedia dari bebagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi, b. Menggumpulkan,
memilah-milah
data
dengan
membuat
rangkuman yang inti dari hasil wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi. c. Menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya. d. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data. e. Membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan keabsahan data. 7. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu pada penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang disusun oleh tim Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh UIN Press tahun 2000 , cetakan ke III. E. Tinjauan Pustaka Setelah ditelaah pada penelitian sebelumnya, penulis mendapati penelitian terlebih dahulu sebagai berikut :
21
1. Judul Skripsi “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan KBMT Al – Jibaal Cirendeu” penulis Aries Firdaus, Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada skripsi ini membahasa bagaimana strategi pemasaran berdasarkan marketing mix. Pembahasan ini hanya mencakup pembiayaan profit, sedangkan yang akan penulis bahas mencakup seluruh pembiayaan profit dan non profit (qardul hasan). 2. Judul Skripsi “Analisis Bauran Pemasaran Produk Murabahah pada BSM Cabang Tangerang” penulis Ahmad Sodaqoh Alhamidi, Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini dibahas bagaimana BSM cabang Tangerang mengembangkan bauran pemasaran (Marketing Mix) hanya pada produk Murabahah. 3. Judul Skripsi “Strategi Pemasaran BMT melalui Media Internet” penulis Irwan Siska, Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas bagaimana pelaksanaan dan pengaruh pemasaran melalui media internet. Dengan tujuan untuk menginformasikan dan menawarkan produk kepada nasabah-nasabah yang belum kenal BMT. Tidak ada bagian yang sama dengan apa yang penulis teliti.
22
F. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan dimaksud untuk memberikan gambaran tentang isi skripsi secara garis besar. Dalam sistematika pembahasan skripsi ini terbagi dalam lima bab yang masing-masing terbagi dalam sub-sub bahasan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang pendahuluan sebagai pengantar skripsi secara keseluruhan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, apa yang menjadi tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian Analisis SWOT, Strategi dan Pemasaran, Pengertian Strategi Pemasaran, Analisis dan Strategi Pemasaran, (Analisis Peluang, Analisis Kompetitif, dan Target Pemasaran).
BAB III
GAMBARAN UMUM BMT Bab ini menjelaskan tentang Sejarah dan Perkembangan BMT, Profil, Visi dan Misi, , Kegiatan dan Produk BMT, Pengajuan Pembiayaan dan Struktur Organisasi.
BAB IV
ANALISIS SWOT PADA BMT EL - SYIFA Tentang Analisis SWOT, Strategi Produk Pembiayaan BMT Al – Syifa (Marketing Mix).
23
BAB V
PENUTUP Meliputi kesimpulan penelitian secara keseluruhan dan saran-saran yang bersifat membangun bagi pengembangan BMT Al – Syifa.
24
BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis SWOT 1. Pengertian Analisis SWOT Teknik analisis SWOT pada dasarnya merupakan suatu teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang menjadi basis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenai “apa yang diinginkan kedepan” terhadap isu tersebut. Komponen atau elemen apa yang perlu untuk lebih ditingkatkan, dikurangi atau justru diganti, memerlukan suatu proses analisis yang banyak didasarakan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut. SWOT singkatan dari bahasa Inggris, yaitu Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Treats (Ancaman).15 Proses
pengambilan
keputusan
strategi
selalu
berkaitan
dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategi (Strategic Planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi, model yang paing popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.16 Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
15
www.Goodgovernance.co.id/Dokumentasi/A02 diakses 9 september 2016 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006). Cet. Ke-12, hlm 19 16
25
pada logika yang dapat memaksimalkan Strengths (Kekuatan), Opportunities (Peluang), namun secara bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses (Kelemahan), dan Treats (Ancaman).17 2. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT a. Fungsi Analisis SWOT Secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar tim teknis penyusunan
Corporate
plan.
Sebagian
dari
pekerjaan
perencanaan
strategiterfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan visinya.pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap manaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru, sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan–kelemahan yang ada akan memberikan bobot realism pada rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan, jadi fungsi analisis SWOT adalah menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan serta mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.18
b. Manfaat Analisis SWOT 17
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006). Cet. Ke-12, hlm 18 18 Www.Perform.or.id/files/modul prosbumd04_Find.pdf, h. 3 diakses 9 september 2016 26
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misisnya dan mewujudkan visinya. Hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder. c. Tujuan Analisis SWOT Untuk mengetahui kelemahaan perusahaan dan menciptakan kelemahan itu menjadi suatu kekuatan, serta mencoba menghilangkan ancaman untuk dijadikan suatu peluang, maka perlu identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui penelaahan terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistic dalam mewujudkan visi dan misinya, maka tujuan analisis SWOT adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki dan atau dihadapi perusahaan. Bila pihak perusahaan telah menjalankan analisis SWOT dari perumusan masalah, hal tersebut bias dijadikan dasar dalam membuat keputusan atau jawaban agar permasalahan berjalan dengan baik, untuk itu permasalahan harus bias mengolah dan mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik.
27
3. Mekanisme dan Ancangan Strategi SWOT a. Mekanisme SWOT Mekanisme pembahasan SWOT adalah mencakup tiga tahapan, yaitu : a. Penyepakatan pengertian / persepsi diantara stakeholder Dibawah ini disampaikan upaya-upaya sistematis untuk dapat dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang dihadapi: 1) Strengths (Kekuatan) Adalah sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama (internalsesuatu yang dapat di pengaruhi secara langsung) dari dulu sampai sekarang. Contoh Kekuatan : a) Perusahaan memiliki modal yang cukup b) Perusahaan memiliki citra yang baik di masyarakat c) Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas d) Lokasi perusahaan strategis e) Pendapatan perusahan meningkat dari tahun ke tahun 2) Weaknesses (Kelemahan) Adalah suatu yang menjadi kelemahan utama (internal) dari dulu sampai sekarang. Contoh Kelemahan : a) Promosi perusahaan terhadap produk masih kurang b) Produk yang ditawarkan masih sedikit/terbatas
28
c) Sumber daya manusia kurang memadai 3) Opportunities (Peluang) Adalah berbagai potensial yang dapat di ekspolorasi untuk mempengaruhi pencapaian sasaran yang diharapkan. Contoh Peluang : a) Factor ekonomi makro yang membaik b) Meningkatnya kehidupan masyarakat 4) Treats (Ancaman) Adalah sesuatu yang dapat membatasi / mengagalkan pencapaian (eksternal) sasaran yang ditetapkan tetapi belum pernah terjadi dan tidak dapat dipengaruhi secara langsung. Contoh Ancaman : a) Banyaknya pesaing perusahaan b) Factor makro ekonomi setelah krisis b. Pengisian infromasi untuk tiap variable atau aspek SWOT Setelah ngengenali pengertian atau batasan tiap aspek SWOT diatas, menjadi sangat diperlukan untuk mendapatkan isinya, yang paling memungkinkan untuk mendapatkan isi tersebut : 1) Brainstorming Saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya untuk didiskusikan bersama-sama sampai didapat kesepakatan bahwa apa yang disampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT.
29
2) Kuestioner Untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat tentang isi dari setip aspek SWOT untuk kasus tertentu. c. Menilai relevansi data Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud diatas akan menghasilkan beberapa hasil temuan / identifikasi yang berupa daftar panjang di tiap aspek SWOT yang ada, dengan kedalaman informasi yang berbeda-beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama diantara stakeholder, yakni dengan cara menyususn bobot tiap temuan di masing-masing aspek SWOT, seperti table berikut.
30
31
Hasil akhir dari keseluruhan proses berupa informasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang telah disepakati oleh seluruh stakeholder yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusunan strategi penanganan isu terkait. Informasi SWOT disini mengandung bahwa : a. Pengelompokan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama. b. Peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek SWOT sudah dapt dibedakan karena keberadaan bobot masingmasing informasi tersebut. 1. Ancangan Strategi SWOT Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan factor internal Kekuatan (Strenght) dan Kelemahan (Weaknesses).19 Perencanaan usaha yang baik dengan metode SWOT dirangkung dalam matriks SWOT yang dikembangkan oleh kearns (1992).20
19 20
Freddy Rangkuti, h. 19 Freddy Rangkuti, h. 83 32
IFAS
(Strenght)
(Weaknesses)
Kekuatan
Kelemahan
(Opportunities)
Startegi SO
Strategi WO
Peluang
(Agresif)
(Turn-Around)
(Threats)
Strategi ST
Strategi WT
Ancaman
(Diversifikasi)
(Defensif)
EFAS
IFAS adalah internal Strategic factors analisys summary, yaitu factorfaktor strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah factor-faktor strategi eksternal
suatu
perusahaan.
Keduanya
dibandingkan
yang
dapat
menghasilkan alternative strategi ( SO, ST, WO dan WT ). Hasil analisis pada table matriks evaluasi factor eksternal dan matriks factor internal dipetakan pada matriks posisi organisasi dengan cara sebagai berikut. a) Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan , sedangkan b) Sumbu vertical (y) menunjukkan peluang dan ancaman c) Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut d) Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y˃0 dan sebaliknya e) Ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y˂0 f) Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x˃0 dan g) Sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka x˂0
33
Lihat Diagram Berikut :
a. Strategi SO = Kuadran 1 a) Merupakan posisi yang sangat menguntungkan
34
b) Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal c) Seyogyanya
menerapkan
strategi
yang
mendukung
kebijakan
pertumbuhan yang agresif b. Strategi ST = kuadran 2 a) Meskipunm menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya b) Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang c) Dilakukan melalui penggunaan strategi divertivikasi produk atau pasar c. Strategi WO = kuadran 3 a) Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah b) Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal c) Focus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan d. Strategi WT = kuadran 4 a) Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan b) Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan c) Strategi yang diambil : defensive, penciutan atau likuidasi
35
B. Produk Pembiayaan 1. Pengertain Pembiayaan Pembiayaan adalah aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota pengguna dana, memilih jenis usaha yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif, menguntungkan dan dikelola oleh anggota yang jujur dan bertanggung jawab. 21 Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah No: 91/Kep/M.KUKMI/IX/2004 tentang Petunjuk Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah: Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antar koperasi dengan anggota, calon anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasai pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad diserta pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut. Menurut Syafi‟I Antonio, pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.22 Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah suatu aktifitas penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan, untuk
21
Ahmad Sumiyatno, BMT Menuju Koperasi Modern; Panduan untuk Pemilik, Pengelola dan Pemerhati Baitul Maal wat Tamwiiil dalam Format Koperasi, (Yogyakarta: Ises Publishing, 2008) hlm. 160 22 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, (Jakarta : Gema Insani Press, 2004) h, 165 36
dipergunakan dalam aktifitas yang produktif sehingga anggota dapat melunasi pembiayaan tersebut. 2. Jenis-jenis pembiayaan Secara garis besar produk pembiayaan syariah terdiri dari 3 kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu sebagai berikut : a. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang dilakukan dengan prinsip jual beli. b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa yang dilakukan dengan prinsip sewa-menyewa. c. Transaksi pembiayaan untuk kerjasama yang ditujukan untuk mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil.23 Berikut ini jenis-jenis pembiayaan oleh bank syariah : 1) Al-Musyarakah Yaitu pembiayaan yang berdasarkan prinsip bagi hasil, merupakan akad kerja dua pihak atau lebih untuk untuk melakukan usaha bersama.
Masing-masing
pihak
memberikan
dana
dengan
kesepakatan keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai kesepakatan. 2) Al-Mudharabah Yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal artinya akad kerja sama dimana bank syariah membiayai seluruh modal
23
Hasanudin Rahman Daeng Naja, Hukum Kredit dan bank Garansi (The Bnakers Hand Book), (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2005), h. 68 37
dan nasabah sebagai pengelola. Pembagian keuntungan dituang dalam kontrak yang disepakati sebelumnya. 3) Baial‟Murabahah Yaitu kegiatan jual beli barang. Pembiayaan ini meliputi penentuan harga pokok ditambah keuntungan yang diharapkan oleh nasabah dan dibiayai oleh bank. Pembayaran oleh nasabah dilakukan secara cicilan sesuai dengan jangka waktu usaha. 4) Ijarah Yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh phak lain yang disebut ijarah wa iqtina.24 3. Prinsip-Prinsip Pembiayaan Prinsip pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis kelayakan usaha.25 Secara umum prinsip tersebt berdasarkan pada 5C, Antara lain: a. Character adalah sifat atau karakter dari pihak pengelola usaha. Analisis sering kali dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada mudharib dan orang-orang disekitar lingkungannya. b. Capacity adalah kemampuan mudharib dalam menjalankan usaha dan mengembalikan modal yang diberikan shahibul maal.
24
Kasmir, Kewirausahaan, hlm 131-132 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN), hlm 60. 25
38
c. Capital adalah modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut. Terdiri dari tangible asset seperti dana dan material pendukung usaha. Tapi terdapat intangible asset yang penting untuk dimiliki pengusaha yanitu manajemen, keahlian dan system teknologi. d. Collateral adalah jaminan yang akan diberikan mudharib kepada shahibul maal. Jaminan tersebut biasanya senilai atau lebih besar dari modal usaha. e. Condition adalah keadaan usaha mudharib yang dilihat dari pangsa pasar, trend, prospek usaha bank dan kondisi politik dan ekonomi. C. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran Strategi berasal dari kata yunani Strategos, yang berarti jenderal. Oleh karena itu, kata strategi secara harfiah berarti “seni para jenderal”. Kata ini mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak organisasi. Secara khusus, strategi adalah „penempaan‟ misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk memcapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.26 Menurut kamus manajemen kata strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling 26
Ticoalu dan Agus Dharma, ed., Kebijakan dan Strategi Manajemen, Cet. II, (Jakarta : Erlangga, 1997), h.18 39
berhubungan dalam hal waktu dan ukuran27. Sedangkan dalam kamus marketing, strategi adalah rencana, kadang-kadang dalam garis besar saja, untuk mencapai tujuan tertentu, biasanya di kuantifikasi dan lebih sering atas dasar waktu yang relevan lama28. Penyusunan
strategi
bisa
membantu
organisasi
mengumpulkan,
menganalisis, dan mengorganisasikan informasi. Melacak tren industry dan kompetisi, mengembangkan model perkiraan dan analisis scenario, mengevaluasi kinerja korporasi dan devisi, menemukan peluang pasar yang baru, mengidentifikasi ancaman bisnis, dan mengembangkan rencana pelaksanaan yang kreatif. Perencanaan strategi biasanya memainkan peran sebagai konsultan atau penyumbang saran29. Oleh karena itu, strategi merupakan sebuah keputusan besar organisasi dalam menentukan tujuan jangka panjang yang diharapkan. Sedangkan pengertian pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan dan menyediakan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Oleh karena itu, terdapat pengertian atau definisi lain yang lebih tentang pemasaran, yaitu sebagai usaha untuk menciptakan dan menyerahkan suatu standar kehidupan30.
27
B. N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), Cet. I h. 340 28 Norman A. Hart dan John Stapleton, Kamus Marketing, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), Cet. II h. 200 29 Ichsan Setiyo Budi, ed., Manajemen Strategi, (Jakarta : Salemba Empat, 2006), h. 11-12 30 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Cet. VII, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2004), h.3-5 40
Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi American Marketing Association 1960, yang menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Disamping penafsiran ini terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran merupakan proses kegiatan yang mulai jatuh sebelum barang/bahan-bahan masuk dalam produksi. Definisi AMA tersebut meletakkan konsep pertukaran atau exchange sebagai konsep sentral dalam pemasaran. Harus terdapat tiga hal yang menjadi syarat agar suatu pertukaran dapat terjadi, yaitu: Pertama, haruslah terdapat dua atau lebih pihak yang memiliki sesuatu yang bernilai untuk dapat saling dipertukarkan; Kedua, adanya keinginan dan kemampuan untuk memberikan sesuatu itu kepada pihak lain; dan Ketiga, adanya suatu cara untuk saling berkomunikasi. Sedangkan menurut pandangan islam pemasaran adalah upaya yang dilakuakan agar memudahkan terjadinya penjualan/perdagangan. Pada dasarnya ada lima konsep menurut pandangan islam, yaitu Pertama, Kejujuranyang di iringi dengan konsep Kedua, Ikhlas, dimana dengan keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang langgang mengejar materi belaka,
konsep
kedua
ini
di
bingkai
menjadi
konsep
Ketiga,
Profefionalisme, seorang yang professional akan bekerja dengan maksimal, konsep Keempat, Silaturahmi yang mendasari pola hubungan dengan nasabah, calon pelanggan, pemodal dan pesaing. Sedangkan konsep
41
Kelima¸murah hati dalam melakukan kegiatan perdagangan. Lima konsep ini menyatu dengan apa yang disebut sebagai Soul Marketing yang nantinya akan melahirkan kepercayaan (trust). Kepercayaan ini merupakan suatu modal yang tidak ternilai dalam bisnis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Dengan kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran. Kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu, pada masingmasing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaiangan yang selalu berubah31. Adapun tujuan strategi pemasaran yaitu32 : 1. Menetapkan arah kegiatan perusahaan 2. Memberikan informasi kepada manajemen puncak dan merumuskan tujuan 3. Sasaran untuk mengantisispasi berbagai permasalahan dan keaadaan yang berubah dimasa mendatang. Strategi pemasaran merupakan hasil dari perencanaaan pemasaran. Pengembangan strategi pemasaran memerlukan serangkaian tahapan :
31
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004) Edisi 1, Cet. 7 h. 168 32 Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 3 42
identifikasi segmen pasar, target pasar, penentuan posisi produk, dan formulasi bauran pemasaran (Marketing Mix).33 2. Analisis dan Strategi Pemasaran Setiap organisasi atau perusahaan yang ingin berhasil dalam pemasaran harus terlebih dahulu memiliki sesuatu rencana pemasaran strategis (strategic marketing plan) yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu situasi terperinci mengenai kondisi pasar yang dihadapi perusahaan berserta kondisi produk dan merek yang dimiliki. Berdasarkan analisis situasi ini, perusahaan mencoba memahami pasar yang mencakup segmentasi konsumen dan tingkat persaingan didalamnya.34 1. Analisis Peluang Analisis yang cermat terhadap pasar akan memberikan peluang bagi setiap produk untuk masuk ke pasar. Peluang Pasar (market opportunities) adalah wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan yang menguntungkan, dimana perusahaan percaya kebutuhan konsumen belum terpuaskan dan dimana perusahaan dapat bersaing efektif.35 Suatu perusahaann biasaya mengidentifikasi peuang pasar dengan cara memperhatikan pasar secara cermat dan menandai jika terdapat kecenderungan kenaikan permintaan dan juga memperhatikan tingkat kompetisi yang terdapat pada setiap segmen pasar. Suatu pasar tidak dapat 33
Hargo Utomo, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Gunadarma, 1993), h. 13 Morisan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, hlm 51. 35 Diadaptasi dari George E. Belch & Michael A. Blech, Advertising and promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective, hlm. 40. 34
43
dipandang sebagai satu kelompok besar konsumen yang homogen tetapi terdiri dari kelompok-kelompok konsumen heterogen. 2. Analisis Kompetitif Dalam mempersiapkan strategi dan rencana pemasaran, praktisi pemasaran harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan yang ada pada suatu segmen pasar. Suatu persaingan terdiri atas persaingan langsung (termasuk persaingan di antara sejumlah merek yang dimiliki sendiri) dan persaingan tidak langsung (munculnya produk substitusi).36 Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi pemasaran adalah meneliti
keuntungan
kompetitif
(Competitive
advantage),
yaitu
something special a firm does or has that gives it an edge over competitors.37 (suatu hal khusus yang dimiliki atau yang dilakukan perusahaan yang memberikannya keunggulan dibandingkan competitor).
3. Target Pemasaran Mereka yang baru terjun ke bisnis, menjadi pengusaha pada umumnya membidik konsumennya secara intuitif yaitu berdasarkan perkiraan atau naluri mereka saja. Mereka mengira tahu persis siapa konsumennya dan apa yang menjadi kebutuhan konsumen. Pandangan mereka tentang
36
Morisan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, hlm 53. George E. Belch & Michael A. Blech, Advertising and promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective, hlm. 41. 37
44
kosumen cenderung ditentukan oleh kaca matanya sendiri, yaitu membayangkan dirinya sendiri sebagai salah seorang konsumen dari produk yang dibuatnya. Untuk jangka waktu tertentu cara ini mungkin berhasil, tetapi tidak untuk jangka panjang. Suatu ketika konsumen tentu akan berubah. Generasi baru datang, pesaing baru bermunculan, persaingan semakin tajam, sementara berbagai produk menawarkan gaya hidup baru. Dengan demikian konsumen bisa berubah. Perkembangan telah menimbulkan globalisasi, pembangunan ekonomi, dan perbaikan kesejahteraan sehingga melahirkan kelompok-kelompok baru dalam masyarakat. Praktisi pemasaran yang baik tidak akan pernah mau memasuki keseluruhan segmen pasar hanya dengan mengandalkan satu produk, satu merk dan satu jasa. Mereka akan menggunakan produk yang berbeda dan strategi yang berbeda pula. Pasar dibagi-bagi kedalam sejumlah segmen yang kemudian dipilih untuk dijadikan target pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran dan promosi. Target atau sasaran setiap segmen tentu saja tidak sama, ini berarti praktisi pemasaran harus menyediakan anggaran yang berbeda serta strategi bauran promosi yang berbeda juga.
3. Perumusan Strategi Pemasaran 1. Strategi Pasar yang dituju Produsen
pada
dasarnya
melakukan
penciptaan
nilaisekaligus
penyerahan nilai. Phillip Kotler menggabungkan proses penciptaan dan
45
penyampaian nilai kepada konsumen dalam bentuk yang disebut STP (Segmentasi, Targeting dan Positioning).38 a. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar menurut para ahli: 1) Menurut Wendel R. Smith segmentasi pasar adalah pembagian dari pasar secara keseluruhan dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan dan ciri-ciri konsumen. 2) Menurut Rhenald Kasali segmentasi pasar adalah suatu konsep yang sangat penting dalam kehiduoan ini. Bukan hanya untuk kepentingan bisnis, tapi juga untuk kegiatan kemasyarakatan atau kegiatan nirlaba lainya.39 Dari beberapa pengertian diatas maka dapat peneliti simpulkan bahwa segmetasi pasar adalah suatu konsep yang penting dalam kehidupan ini yaitu dengan membagi pasar secara berkelompok sesuai dengan ciri dan kebutuhan konsumen
b. Targeting Merupakan pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan kemampuan suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian besar perusahaan memasuki sebuah pasar harus baru dengan melayani satu 38
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia; Segmentasi Targeting Positioning, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 1998), h.23 39 Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia; Segmentasi Targeting Positioning, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 1998), h. 26 46
segmen tunggal, dan jika terbukti maka mereka menambah segmen dan kemudian memperluas secara vertikal atau secara horizontal. c. Positioning Yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa ditempatkan pada posisi yang diinginkan konsumen sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. 2.
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pemasaran bertujuan untuk memaksimalkan kepuasaan konsumen yang merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi Kelangsungan hidup perusahaan sehingga semua kegiatan perusahaan, baik produksi, teknik, keuangan maupun pemasaran (termasuk variabel-variabel 4P dari marketing mix) harus diperhatikan. Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
yang
dilanjutkan
dengan
mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut dengan harga (price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia ditempat-tempat (place) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut marketing mix atau bauran
47
pemasaran.40 Oleh karna itu setiap element Marketing Mix membutuhkan strategi tersendiri, namun tetap akan terkait dengan element lainya.41 Phillip Kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. a. Strategi Produk berdasakan definisi dari Philip Kotler produk yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk dapat diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Karena merupakan suatu penawaran maka produk juga sering disebut sebagai tawaran pasar.42 b. Strategi Harga Harga merupakan sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memproses suatu produk. Pengertian harga menurut William J. Stantion adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah berupa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Philip Kotler menyatakan bahwa harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yan menghasilkan pendapatan penjualan. 40
Morissan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, edisi 1, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010) h.6 41 Kasmir, Manajemen Perbankan; (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 186 42 Kasmir, Manajemen Perbankan; (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 186 48
Dengan menetapkan harga tertentu maka akan terbentuklah citra atau “image” tertentu dari konsumen kepada perusahaan. Penetapan harga yang tinggi akan membentuk image bahwa barang tersebut adalah barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta merupakan barang yang biasa dipergunakan oleh masyrakat kalangan atas. Sebaliknya dengan menetapkan harga jual yang rendah akan tercipta image dan produk tersebut akan dikenal sebagai barang yang murah. Strategi ini dikenal dengan strategi barang murah. Dalam penentuan strategi harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri,
yaitu:
(1)
bertahan
(2)
memaksimalkan
laba
(3)
memaksimalkan penjualan (4) gengsi atau prestis, (5) pengembalian atau investasi.43 c.
Strategi Tempat atau distribusi Distribusi merupakan kegiatan penyaampaian produk sampai ketangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan distribusi meruapakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channeles) dan distribusi fisik (physical distribution). Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam keberhasilan penyaluran dan sekaligus keberhasilan pemasaran produk
43
Lipoyadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta, Salemba), h.
105 49
perusahaan efektifitas penggunaan saluran distribusi diperlukan untuk menjamin tersedianya produk di setaip mata rantai saluran tersebut.44 Tempat menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan sutau produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimanapun konsumen berada. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi cabang suatu bank adalah dengan peritmbangan sebagai berikut: (1) dekat dengan kawasan industri atau pabrik (2) dekat dengan lokasi perkantoran (3) dekat dengan lokasi pasar (4) dekat dengan perumahan atau masyarakat (5) mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada disuatu lokasi.45 d.
Stretegi Promosi Promosi merupakan usaha peningkatan penjualan perusahaan menjalankan berbagai hal seperti memperbaiki dan memperluas penyaluran produknya serta meningkatkan pelayanan pada konsumen. Dalam praktiknya paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya, adapun keempat ini disebut dengan Promotion Mix, yaitu: 1) Periklanan (advertising)
44
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004). Edisi 1 Cet. 7, h. 223-224 45 Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi 1 Cet. 4 (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 208 50
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna menginformasikan, segala sesuatu produk yang dihasilkan oleh bank. Informasi yang diberikan adalah manfaat produk, harga produk serta keuntungan- keuntungan produk dibandingkan pesaing.46 2) Promosi Penjualan (sales promotion) Promosi penjualan merupakan salah satu cara yang bertujuan untuk menarik nasabah agar membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan dan untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dapat dilakukan melalui pemberian diskon, kontes, kupon, atau sampel produk.47 3) Publisitas (publicity) Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. 4) Penjualan pribadi (personal selling) Menurut Basu Swasta, Personal selling yaitu terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pemebeli dan
46 47
Kasmir, Pemasaran Bank, Cet. 2, (Jakarta : Prenada Media, 2005) h.177 Kasmir, Pemasaran Bank, Cet. 2, (Jakarta : Prenada Media, 2005) h.177 51
penjual. Dalam hal ini penjual dituntut mahir dalam berkomunikasi sehingga dapat mempengaruhi calon pembeli. 3. Tujuan Pemasaran Setiap badan usaha atau perusahaan, baik yang mencari laba maupun nirlaba, pasti mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut bias bersifat jangka pendek dan juga tujuan jangka panjang. Adapun tujuan umum dari pemasaran sendiri adalah sebagai berikut:48 a. Memaksimumkan konsumsi dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan oleh bank secara berulang-ulang. b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah, nasabah yang puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan kepada nasabah lain melalui ceritanya. c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. d. Memaksimumkan
mutu
hidup
dengan
memberikan
berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien BAB III GAMBARAN UMUM BMT EL – SYIFA CIGANJUR
48
Kasmir, Pemasaran Bank, Cet. 2, (Jakarta : Prenada Media, 2005) h.180 52
A. Sejarah Singkat BMT El – Syifa Ciganjur49 Baitul Maal wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha mengumpulkan dan menyalurkan dana non profit/social oriented, seperti zakat, infaq, shodaqoh dan waqaf. Penyaluran dananya seperti akad alqardul hasan (pinjaman kebajikan). Sementara Baitul Tamwil sebagai usaha mengumpulkan dan menyalurkan dana dengan tujuan memperoleh keuntungan/profit oriented dengan akad bagi hasil (mudharabah), jual beli (murabahah), sewa-menyewa (al-ijarah) dan akad syariah lainnya. Berdirinya BMT El-Syifa yang merupakan lembaga keuangan mikro syariah dan berbadan hukum koperasi, berfungsi menghimpun dana dari anggota, menyalurkan pembiayaan, mengawasi dan membina anggota serta memberikan jasa pelayanan system pembayaran. BMT berinduk kepada INKOPSYAH BMT, yang digandeng oleh PINBUK Indonesia dan Asosiasi BMT Seluruh Indonesia (ABSINDO). Bermitra dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah lainnya. Bimbingan dan pengawasan Baitul Maal Muamalat (BMM) dan Microfin Indonesia. Bermula dari adanya undangan ICMI Pusat kepada pengurus koperasi dan BMT se-Jakarta dalam rangka silaturahim antara pengurus koperasi dan BMT se-Jakarta. Menggapai undangan tersebut, pengurus koperasi
49
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 22. 53
pesantren (KOPONTREN) El-Syifa mengirimkan utusannya untuk menghadiri silaturahim tersebut. Dilihat dari letak yang strategis dan kondisi masyarakat pada saat itu, pendirian BMT diproyeksikan akan sukses jika di dirikan di wilayah ini. Pertimbangan ini di dasarkan dari jauhnya jangkauan pelayanan perbankan, sehingga menimbulkan solusi pendirian BMT diharapkan menjadi alternatif untuk memberdayakan usaha kecil dan mendorong ekonomi ummat untuk lebih baik. Dengan sarana dan prasana yang sederhana mulailah BMT beroperasi dengan nama BMT El-Syifa pada tanggal 21 Mei 1996 dengan menerima simpanan dari anggota. Adapun pemberian nama BMT El-Syifa, karena BMT El-Syifa merupakan pengembangan KOPONTREN EL-SYIFA yang telah sejak lama beroperasi di wilayah Ciganjur khususnya di kalangan pondok pesantren El-Syifa. Melihat keseriusan pendirian BMT El-Syifa, maka tanggal 31 Mei 1996 bertempat di Pamulang. Direktur BMI, Zainul Bahar Nur meresmikan beroperasinya BMT El-Syifa. Satu bulan kemudian Dirut PINBUK memberikan sertifikat operasi No. 0903007/PINBUK/VI/96 kepada BMT El-Syifa. Setelah dilakukan penelitian bahwa para anggota dan pengurus telah siap mengelola BMT dengan baik. Sementara Badan Hukum BMT El-Syifa yang merupakan mitra usaha dari koperasi pondik pesantren El-Syifa, berdasarkan SK MENKOP dan PPK No. 045/BH/KWK.9/II/1995, dengan mendapatkan sertifikat operasi
54
dari PINBUK di atas. Pada tahap awal beroperasinya BMT El-Syifa diadakan kerjasama dengan BMT Al-Azhar Pasar Minggu dan sampai saat ini konsultasi, tukar-menukar informasi masih tetap terjalin dengan baik. B. Visi dan Misi BMT El - Syifa Ciganjur50 BMT El-Syifa turut berperan serta dalam mengoptimalkan syiar Islam dalam benttuk kegiatan kelembagaan keuangan yang berlandaskan Islam, terutama dalam menghimpun dana ummat untuk dikembangkan pada usaha-usaha yang produktif dan dialokasikan kepada masyarakat pengusaha ekonomi menengah kebawah khususnya mereka yang menjadi anggota BMT, dan tak melupakan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan syariat Islam (profit social oriented). Untuk mencapai itu semua BMT El-Syifa bertekad untuk menciptakan dan berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan pemerintah dan tuntunan syariah. Hal ini diupayakan dengan mengidentifikasikan kebutuhan para anggota serta menawarkan produk yang beragam. Semua itu dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan profesional. C. Produk Yang Ditawarkan BMT El - Syifa Ciganjur51 1. Pembiayaan Mudharabah Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak, dimana pihak pertama (Shahibul Maal) menyediakan seluruh (100%) modal, 50 51
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 23. Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 24. 55
sedangkan
pihak
lainnya
menjadi
pengelola.
Keuntungan
mudharabah ini dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandaina kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola harus bertanggung jawab atar kerugian tersebut. Dalam proses pengelolaannya, pihak BMT El-Syifa menyerahkan modal yang diperlukan peminjam untuk membiayai suatu usaha dimana keuntungan usaha tersebut dibagi secara berimbang sesuai proporsi jumlah dana atau kesepakatan bersama. 2. Pembiayaan Murabahah Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai‟ al-Murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Pada prosesnya, pihak BMT El-Syifa menyediakan barang-barang modal kerja dalam waktu pendek, dan keuntungan yang diperoleh BMT tersebut yaitu penjualan barang.
3. Pembiayaan Non Profit (Qordul Hasan) Qordul Hasan adalah kegiatan transaksi dengan akad pinjaman dana non komersial, dimana si peminjam mempunyai kewajiban untuk membayar dana pokok yang dipinjam kepada yang memberi
56
pinjaman tanpa imbalan atau bagi hasil dalam waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Pinjaman dana pada BMT El-Syifa ini diberikan kepada delapan golongan (mustahiq) yang memerlukan modal kerja dan harus dikembalikan dengan mencicil tanpa dibebankan bagi hasil.
PROSEDUR PERMOHONAN PEMBIAYAAN ANGGOTA BMT EL-SYIFA a) Tahap I (Perlengkapan Administrasi) 1) Memiliki nomor rekening simpanan di BMT El-Syifa 2) Aktif (minimal 6 bulan) 3) Untuk penambahan modal usaha, usaha telah berjalan minimal 1 tahun 4) Memiliki saldo tabungan 20% dari modal yang diperlukan 5) Mengisi formulir permohonan pembiayaan 6) Mengisi surat Avalis (penjamin) atau surat rekomendasi 7) Mengisi data analisa usaha 8) Menyerahkan photo copy KTP 9) Menyerahkan photo copy Kartu Keluarga 10) Menyerahkan photo copy surat jaminan 11) Survei lokasi 12) Menunggu informasi b) Tahap II (Jika permohonan disetujui)
57
1) Membaca akad pembiayaan 2) Membayar administrasi 3) Menyerahkan surat jaminan 4) Menandatangani realisasi pembiayaan 5) Menerima dana pembiayaan
c) Struktur Organisasi BMT El - Syifa Ciganjur52 STRUKTUR ORGANISASI BMT EL-SYIFA CIGANJUR
52
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 25. 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran BMT EL-Syifa
59
Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan dalam mencapai visi dan misinya, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Dalam hal itu perusahaan hanya dapat mempertahankan dan menigkatkan penjualannya, melalui usaha mencari dan membina nasabah serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasran perusahaan melakukan strategi untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehinga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Dalam hal tersebut dapat dilihat dari perumusan strategi pemasaran yang terdiri dari: 1. Berdasarkan Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat berkembang dan mampu bersaing. Dalam hal inilah setiap perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasaran. Salah satu unsur strategi pemasaran adalah strategi acuan/bauran pemasaran, merupakan strategi yang telah dilakukan oleh BMT El-Syifa : a. Strategi Produk Strategi produk pembiayaan yang ada di BMT El-Syifa sebagai berukut :53 1) Murabahah
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm. 34
53
60
Akad jual beli barang seharga perolehan ditambah margin keuntungan yang disepakati oleh kedua pihak (FATWA DSN MUI NO: 04DSN-MUI/IV/200). Murabahah adalah jual beli barang pada harga awal dengan tambahan yang disepakati.54 BMT El-Syifa dalam produk pembiayaan murabahah (jual beli), bertindak sebagai penjual, sementara anggota/nasabah
sebagai
pembeli.
Barang/jasa
yang
diperjual belikan dalam produk pembiayaan murabahah pada BMT El-Syifa ialah seperti pembelian motor, barangbarang elektronik dan lain-lain. Ilustrasinya BMT El-Syifa akan membeli barang yang di perlukan anggota/nasabah dari pemasok, kemudian anggota/nasabah akan membelinya kepada BMT El-Syifa dengan selisih keuntungan (margin) yang disepakati. 2) Musyarakah Akad kerjasama usaha dimana sumber modal dari dua pihak atau lebih dengan pembagian keuntungan sesuai dengan nisbah yang disepakati. (FATWA DSN MUI NO. 08/DSN-MUI/IV/2000). Selanjutnya keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 3) Mudharabah
61
Akad kerjasama usaha dimana sumber modal 100% dari shahibul maal / pemilik dana dan pengelola usaha. Pembagian hasil usaha berdasarkan nisbah yang disepakati (FATWA DSN MUI NO. 07/DSN-MUI/IV/2000). Nasabah sebagai pengelola usaha harus berkontribusi dalam bentuk keahlian, skill, keterampilan dan manajemen. Keuntungan dari hasil usaha dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati pada awal akad, dan KBMT akan menerima bagi-hasil pada setiap periode yang telah disepakati. Jika terjadi kerugian ditanggung shahibul maal. 4) Ijarah Yaitu akad sewa-menyewa barang atau jasa. BMT El-Syifa menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu tertentu. (FATWA DSN MUI NO. 09/DSNMUI/IV/2000). Jasa pembiayaan ini diberikan kepada nasabah yang tidak memiliki cash in hand tetapi punya kebutuhan
mendesak,
misalnya
untuk
pengobatan,
pendidikan dan lain-lain. 5) Al-Qardh Sebagaimana diterangkan dalam fatwa DSN MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah lembaga keuangan syariah
62
(muqtarid) bagi yang memerlukan. Dikatakan Qardhul Hasan karena pinjaman ini merupakan wujud peran sosial lembaga keuangan syariah untuk membantu masyarakat muslim yang kekurangan secara finansial. Disamping itu, karena sifatnya dana sosial, pinjaman ini juga bersifat lunak. Artinya jika nasabah mengalami kesulitan untuk membayar atau mengangsur tagihan bulanan, maka pihak LKS harus memberikan dispensasi/keringanan dengan tidak memberikan denda atau tambahan bunga sebagaimana yang berlaku
pada
lembaga
keuangan
konvensional
dan
menunggu sampai nasabah mempunyai kemampuan untuk membayarnya. Bahkan pada kondisi tertentu dimana nasabah benar-benar pailit pihak BMT dapat membebaskan nasabah dari segala tanggungan hutang. b. Strategi Harga Strategi harga pemasaran produk pembiayaan di BMT ElSyifa, ialah dari ketentuan margin dan nisbah, dimulai dari perhitungan operasional, biaya tenaga kerja, listrik kemudian liat pasar margin diluar sana, berapa rate rata-rata margin di BMT lain, setelah itu dihitung jangan sampai kita rugi. Baru ditetapkan margin dan nisbah, kira-kira 2 s.d 2,5 % karena seandainya 1.5% bisa tidak menutupi biaya operasional. Kemudian harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli
63
termasuk di brosur, berikutnya nasabah akan mengajukan pembiayaan, pembiayaan dimulai dari Rp. 500.000 s.d 50.000.000.55 Setelah nasabah mendapatkan pembiayaan, kemudian pembacaan akad sampai selesai dan uang / barang diserahkan kepada anggota/nasabah untuk digunakan, jika barang tidak bisa dibelikan oleh pihak BMT El-Syifa maka akad wakalah (titipan) akan berperan yang selanjutnya nasabah boleh membeli sendiri barang yang dibutuhkan dan bukti/struk pembelian harus dikembalikan kepada BMT, apabila bukti pembelian/struk
tidak
dikembalikan
memberikan
kepercayaan
maka
sepenuhnya
BMT
akan kepada
nasabah.Selanjutnya pembayaran angsuran/cicilan dibayar langsung dengan cara mingguan atau bulanan dan angsurannya bersifat tetap tidak berubah sepanjang jangka waktu yang telah disepakati. Ini berlaku pada semua produk pembiayaan yang ada di BMT El-Syifa.56 Ada beberapa tambahan untuk ketentuan harga, bagi nasabah baru maka umumnya tidak ada tawar-menawar nisbah atau margin, sudah tertera di dalam brosur untuk Ilustrasi Angsuran Pembiayaan yang akan dikenakan 2% s.d 2.5%,
55 56
Brosur BMT El-Syifa mengenai produk pembiayaan Hasil Wawacara, Pengurus BMT El-Syifa tgl. 22 september 2016 di BMT El-
Syifa 64
sedangkan bagi nasabah lama dan baik dalam angsuran maka boleh tawar menawar.57 c. Strategi Promosi Adapun Promosi yang dilakukan oleh BMT El-Syifa dalam memasarkan produk pembiayaan adalah dengan cara:58 1) Dari mulut ke mulut Masyarakat yang tinggal di Ciganjur dan sekitarnya pasti sudah tahu Koperasi BMT El-Syifa, karena letaknya di jalur utama jalan, dan pada masa pendiriannya melibatkan Yayasan El-Syifa maka dilakukan strategi dari mulut ke mulut, dari awal pendirian sampai sekarang strategi ini masih digunakan. Strategi yang dilakukan dari mulut ke mulut saat ini cukup efektif, namun tidak dapat diukur dan diprediksi berapa banyak yang menjadi anggota/nasabah dari hasil promosi ini karena yang menyebarkan semua anggota dan pengurus BMT El-Syifa. 2) Lewat pengajian. Pengajian yang biasa diadakan warga Ciganjur dan sekitarnya ada 3 golongan, yaitu pengajian Bapak-bapak, Ibu-ibu dan Remaja. Pengajian yang ada di masjid El-Syifa ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pemasaran yang
57 58
Brosur BMT El-Syifa Mengenai Produk Pembiayaan Hasil Wawancara, Karyawan BMT El-Syifa tgl. 22 september 2016 di BMT
El-Syifa 65
ada. Strategi yang dilakukan lewat pengajian saat ini masih kurang efektif, menurut bapak ruslan selaku manajer BMT El-Syifa masih jarang atau bahkan sedikit yang mengerti tentang BMT maka biasanya di pengajian atau di masjid hanya sekedar membagikan brosur. 3) Penyebaran Brosur Sampai saat ini brosur hanya di disebar di titik-titik area Ciganjur dan sekitarnya, waktu penyebaran brosur kapan saja sesuai jam kerja dan disebar khusus kepada warga yang memiliki usaha seperti, warteg, warung-warung, pedagang buah, pedagang pakan burung, pedagang keliling, sayur-sayuran dan lain-lain. Alasan belum disebar diluar ciganjur karena masih banyak pertimbangan, dimulai tenaga marketing yang saat ini hanya ada satu dan masih kurangnya SDM maka belum dilakukan diluar Ciganjur. Kalaupun ada nasabah yang menjadi anggota diluar ciganjur, karna pernah lewat jalur utama ciganjur atau tahu dari temannya. Strategi ini sangat efektif, dapat dilihat pencapain anggota setiap tahunnya naik. Sampai saat ini jumlah anggota BMT El-Syifa sebanyak 384 per Januari 2016. BMT El-Syifa biasa memproduksi Brosur sebanyak 2 rim atau 1000 lembar bisa sampai 4-5 bulan. 4) Banner/papan petunjuk BMT.
66
Media ini hanya dipasang didepan kantor saja sebagai informasi sederhana dan sebagai alat penunjuk keberadaan BMT El-Syifa. 5) Penjualan Pribadi (Personal Selling). Promosi yang dilakukan oleh pengelola BMT El-Syifa dalam melayani dan mensosialisasikan dengan menawarkan produk-produk pembiayaan, baik melalui saluran telepon maupun kepada nasabah yang datang langsung ke Koperasi. Nasabah yang datang ke Koperasi tidak semuanya ditawarkan lagi hanya orang tertentu saja. Promosi yang dilakukan oleh BMT El-Syifa Ciganjur belum sampai pada metode periklanan, Televisi, Radio dan Majalah. Masih dalam bentuk sederhana akan tetapi BMT El-Syifa sudah mempu membuat website sendiri agar lebih mudah dalam mengakses dan mengenal lebih dalam BMT El-Syifa. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan BMT El-Syifa dalam Strategi Pemasaran yang paling banyak digunakan adalah dimulai dari tahap promosi yaitu penyebaran Brosur, strategi
ini
yang
paling
banyak
dilakukan
dalam
memasarkan produk pembiayaan BMT El-Syifa karena sangat mudah dipasarkan dan sangat efektif, didalam brosur dimuat
berbagai
informasi
dan
Ilustrasi
Angsuran
Pembiayaan, sehingga sangat menarik baik anggota lama
67
atau calon anggota, jelas tertulis plafond peminjaman dari Rp. 500.000 s.d Rp. 50.000.000, biaya angsuran dan jangka waktu angsuran pilihan sudah tertera. Ini yang menjadikan banyak
UKM
cepat
mengambil
keputusan
untuk
mengajukan pembiayaan. Singkatnya, informasi yang terdapat di dalam brosur sudah sangat jelas bukan informasi umum yang kurang jelas dan membingungkan para pengusaha. Tahap selanjutnya produk yang dipilih oleh nasabah dan paling banyak diminati yaitu produk Murabahah dengan alasan resiko rendah, perputaran cepat dan mudah. Tahap terakhir strategi harga yaitu dengan memasang tingkat keuntungan yang didapat (margin) dimulai dari 2% s.d 2.5 % dan disesuaikan dengan pasaran BMT umumnya, disini bisa tawar menawar berupa kesepakatan harga margin dan nisbah khusus bagi nasabah lama, dan pilihan angsuran boleh mingguan atau bulanan. d. Strategi Tempat dan Distribusi Tempat BMT El-Syifa berada di jalur utama Ciganjur tepatnya di Jl. Raden Moh. Kahfi I Kp Setu, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Seperti sudah dijelaskan di atas setelah akad dibacakan maka uang atau barang akan diberikan
68
langsung di kantor BMT El-Syifa berada, tidak dtransfer atau di kirim ke rumah.59 Maka, dapat penulis simpulkan bahwa dalam Marketing Mix yang dilakukan oleh BMT El-Syifa sudah sesuai dengan apa yang menjadi target sasaran jangka panjang. Tapi, dalam keadaan yang terpaparkan, strategi pemasaran pada BMT El-Syifa belum berjalan sesai dengan keinginan dan masih banyak kendalakendala yang perlu diselesaikan. B. Analisis SWOT Berdasarkan Faktor Eksternal dan Internal Koperasi BMT El-Syifa berdiri sejak tahun 1996 dan tetap exsis sampai saat ini tentunya telah memiliki anggota pembiayaan tetap. Hal ini tentunya menjadi point utama dalam perkembangan koperasi kedepannya sehingga koperasi BMT El-Syifa merasa walaupun saat ini begitu banyak koperasi yang ada di Jakarta Selatan, khususnya wilayah ciganjur tidak ada persaingan yang dapat merugikan Koperasi BMT ElSyifa. Berikut ini adalah rincian mengenai kekuatan, kelemahan dan ancaman yang penulis sudah rangkum melalui hasil data wawancara: 1. Faktor Internal a) Kekuatan (Strenght) 1) Mutu dan Produk sudah terjamin 2) Saluran distribusi yang efektif 3) Citra produk yang baik 4) Memiliki produk unggulan
59
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 3 69
5) Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas 6) Anggota terdiri atas elemen Masyarakat sekitar Ciganjur 7) Warga sekitar sudah mengenal Koperasi BMT El-Syifa 8) Pembagian keuntungan sesuai dengan syar‟i yaitu dengan system bagi hasil b) Kelemahan (Weakness) 1) Sisi fundrising, anggota meningkat dana kekurangan 2) SDM tenaga pemasaran yang harus ditingkatkan 3) Manajemen Kerja Masih Kurang Baik 4) Belum maksimal dalam menanggapi keluhan nasabah 5) Tenaga marketing hanya 1 orang 6) Strategi promosi yang kurang 2. Faktor Eksternal a) Peluang (Oppurtunity) 1) segmen pasar dan konsumen yang jelas 2) bekerjasama dengan BMT/BPRS/BANK 3) hubungan yang baik dengan nasabah 4) SDM yang berusia muda menjadi asset perusahaan b) Ancaman (Threats) 1) Gencarnya promosi, iklan dari competitor 2) Pihak bank melirik sektor mikro dan kecil 3) Pemahaman nasabah yang kurang mengenai konsep syariah 4) Semakin banyak competitor baru
70
Dari analisis SWOT yang digambarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak kekurangan dalam Koperasi yang sudah berdiri lama, pada akhirnya BMT El-Syifa yang berbadan hukum koperasi sebagai lembaga sosial profit kalah maju dengan Koperasi lain yang ada disekitar Jakarta Selatan. Solusi yang ditawarkan yaitu berani menambah jumlah pegawai untuk menempati wilayah kerja yang masih kosong, jangan sampai pekerjaan menumpuk, di kendalikan oleh satu orang, ini tidak akan berjalan dengan baik dan sangat tidak efektif. Untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan BMT ElSyifa dalam menetukan kebijakan strategi pemasaran diperlukan matrik SWOT yang bisa menunjukan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh BMT El-Syifa, sehingga kemungkinan salah dalam
mengambil
keputusan
dalam
pemasaran
dapat
dihindari.
Berdasarkan matriks SWOT oleh Fred R. David maka diperoleh hasil analisis SWOT BMT El-Syifa, adalah sebagai berikut: Tabel IFAS 1. Kekuatan No
1
Strenght
bobot
skor
Nilai skor
0,1
4
0,4
0,2
5
1
0,1
5
0,5
Mutu dan Produk sudah terjamin
2
Anggaran Biaya Promosi yang minimal
3
Citra produk yang baik
71
4
5 6
7
Memiliki produk unggulan
Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas
0,1
4
0,4
0,2
4
0,8
0,2
5
1
0,1
4
0,4
Saluran distribusi yang efektif
Pembagian keuntungan sesuai dengan syar‟i yaitu dengan system bagi hasil Sub Total
1
4,5
2. Ancaman No
Weakness
1
Sisi fundrising, anggota meningkat dana kekurangan SDM tenaga pemasaran yang harus
2
ditingkatkan
3 4
bobot
skor
Nilai skor
0,1
3
0,3
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
0,2
2
0,4
0,1
2
0,2
0,2
2
0,4
Minim promosi untuk produk Belum maksimal dalam menanggapi keluhan nasabah
5
Spesifikasi Kurang Jelas
6
Produk yang ditawarkan masih sedikit/terbatas Sub Total
1
2,3
72
Dari hasil analisis tabel pada faktor Strenght mempunyai total nilai 4,5 sedangkan Weakness 2,3. Tabel EFAS 3. Peluang No
Opportunities
1
Luasnya pangsa pasar
2
Bekerja sama dengan BMT/BPRS/BANK hubungan yang baik dengan nasabah
3
4
bobot
skor
Nialai skor
0,2
4
0,8
0,3
5
1,5
0,2
4
0,8
0,3
5
1,5
SDM yang berusia muda menjadi asset perusahaan
Sub Total 1
4,6
4. Ancaman No
1
Threats
Gencarnya
promosi,
iklan
competitor
2
3
bobot
skor
Nilai skor
0,3
3
0,9
0,2
3
0,6
0,3
2
0,6
dari
Semakin banyak competitor baru
Pihak bank melirik sektor mikro dan kecil
73
4
Pemahaman nasabah yang kurang mengenai konsep syariah
0,2
2
0,4
Sub Total 1
2,5
Pada tabel ini menunjukan bahwa untuk faktor opportunity nilai skornya 4,6 dan faktor Threats 2,5. Selanjutnya nilai total skor dari masing-masing faktor dapat dirinci, Strenght : 4,5 , Weakness 2,3 , Opputunities 4,6 dan Threats 2,5. Maka dapat diketahui nilai Strenght diatas nilai Weakness Selisih (+) 2,2 dan nilai Oppurtunities dan Threatas selisish (-) 2,1. Dari hasil identifikasi faktor tersebt maka dapat digambarkan dalam diagram SWOT. Daftar Tabel SWOT B M T
E l S y i fa
74
Dari hasil diatas menunjukan bahwa BMT El-Syifa masuk pada tipe kuadran I. (positif, positif). Posisi ini menandakan bahwa BMT El-Syifa dalam kondisi yang kuat dan berpeluang, Sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
IFAS
(Strenght)
(Weaknesses)
EFAS
Kekuatan
Kelemahan
(Opportunities)
Startegi SO
Strategi WO
Peluang
(Agresif)
(Turn-Around)
= 4,5 + 4,6
= 2,3 + 4,5
= 9,1 = 6,8 (Threats)
Strategi ST
Strategi WT
Ancaman
(Diversifikasi)
(Defensif)
= 4,5 + 2,5
= 2,3 + 2,5
= 7,0
= 4,8
75
Dari tabel diatas bisa disampulkan bahwa kekuatan + peluang (SO) = 9,1 . peluang + kelemahan (OW) = 6,8. Kekuatan + Ancaman (ST) = 7,0 dan kelemahan + ancaman (WT) = 4,8. Sehingga dalam perencanaan strategi ini yang harus dilakukan BMT El-Syifa adalah memanfaatkan startegi SO yang nilainya 9,1 kemudian ST, OW dan terakhir WT. Dari Analisis SWOT diatas dapat dilihat bahwa faktor kekuatan dan peluang dibandingkan dengan faktor kelemahan dan ancaman . oleh karena itu, merupakan posisi yang sangat menguntungkan, Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal, Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
76
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu: 1. Perumusan Strategi Pemasaran BMT El-Syifa Strategi pemasaran yang diterapkan oleh BMT El-Syifa berdasarakn perumusan strategi pemasaran yang terdiri dari bauran pemasaran dan pasar sasaran maka dapat diambil simpulan bahwa: pasar sasaran dari BMT El-Syifa adalah seluruh masyarakat karena tujuan pendirian dari BMT El-Syifa adalah untuk menciptakan dan berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sesuai dengan peraturan pemerintah dan tuntunan syariah 2. Hasil analisis SWOT menyebutkan bahwa BMT El-Syifa Berada pada posisi kuadran I yang mana menunjukan bahwa BMT El-Syifa kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Agresif, artinya koperasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi serta memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan
77
sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal, Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif 3. Langkah selanjutnya dalam pengambilan keputusan Untuk strategi pemasaran pada BMT El-Syifa yang dapat dilakukan dengan strategi SO yang memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada. Adapun strategi-strategi baru yang dihasilkan dalam pengembangan melalui analsis SWOT pada BMT El-Syifa adalah sebagai berikut: a) Strategi SO (Strenght Opportunities) Yakni, Memperkuat pangsa pasar, Peningkatan promosi pada media sosial, Menginkatan fasilitas dan pelayanana, Meningkatkan promosi untuk produk baru, Menggunakan mitra kerjasama. b) Strategi WO (Weakness Opportunities) Meliputi, Memperluas wilayah promosi, Memaksimalkan peran manajemen strategis untuk pemasaran dan Menjalin serta memperkuat kerjasama. c) Strategi ST (Strenght Threats) Yakni, Menetapkan strategi pemasaran, Menampilkan keunggulan produk serta Meningkatkan kepercayaan calon nasabah. d) Strategi WT (Weakness Threats)
78
Yakni, Meningkatkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien.
B. SARAN Saran-saran yang diberikan peneliti dalam penelitian ini khususnya bagi BMT El-Syifa adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan jumlah nasabah, maka promosi harus lebih gencar dilakukan baik secra langsung maupun tidak langsung. 2. Peningkatan pelayanan yang maksimal baik fasilitas yang memadai serta transaksi yang mudah bagi nasabah 3. Produk yang ditawarkan hendaknya memiliki keunggulan yang tidak dilimiliki pesaing 4. Jaringan sangat berpengaruh terhadap kemajuan operasional, oleh karena itu hendaknya BMT El-SYifa lebih meningkatkan hubungan dengan pihak-pihak terkain yang bermanfaat bagi laju perkembangan operasinal. 5. Agar dapat bersaing di pasar yang semakin kompetitif hendaknya BMT El-Syifa mampu memprediksi peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh koperasi dan selalu melakukan inovasi- inovasi yang bisa dimanfaatkan oleh koperasi dan selalu melakukan inovasi-inovasi bagi produk yang mempunyai nilai jual tinggi.
79
6. Dalam menentukan strategi pemasaran, BMT El-Syifa harus memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki serta memperhatikan faktor kelemahan dan ancaman yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA Buku : Ahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama : Perspektif Ilmu Perbandingan Agama, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), Cet. I Amin, Riawan, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, cet.I, (Jakarta : UIN Press,2009) Amrin, Abdullah, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, (Jakarta : Grasindo, 2007) Ashshofa, Burhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Asdi Mahasetya, 2004) Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran ; Dasar, Konsep & Strategi, cet. VII, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004) Azwar, Safidin, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998) Chandra,
Gregorius,
Strategi
dan
Program
Pemasaran,
(Yogyakarta) Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Citra Aditya Bhakti. Bandung : 2000) George E. Belch & Michael A. Blech, Advertising and promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta : Fak. Psikologi UGM, 1994) Hamid, Lutfi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah (Senayan Abadi Publishing. Jakarta : 2003)
80
Kasali,
Rhenald,
Membidik
Pasar
Indonesia;
Segmentasi
Targeting Positioning, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 1998) Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi 1 Cet. 4 (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003) Kasmir, Pemasaran Bank, Cet. 2, (Jakarta : Prenada Media, 2005) Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran Lipoyadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta, Salemba) Marbun, B. N., Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), Cet. I Meleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Cet, X, (Bandung : Remaja Rosda Karya,2005) Morissan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, edisi 1, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010) Muchammad Parmudi, Sejarah dan Doktrin Bank Islam, (Yogyakarta : Kutub ,2005) Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN) Norman A. Hart dan John Stapleton, Kamus Marketing, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), Cet. II Perwaatmadja, Karnaen A, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia Prof H. A. Jazuli dan Drs. Yadi Janwari, M.Ag, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat : Sebuah Perkenalan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002) Rahman Daeng Naja, Hasanudin, Hukum Kredit dan bank Garansi (The Bnakers Hand Book), (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2005) Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006). Cet. Ke-12 Setiyo Budi, Ichsan, ed., Manajemen Strategi, (Jakarta : Salemba Empat, 2006)
81
Sumiyatno, Ahmad, BMT Menuju Koperasi Modern; Panduan untuk Pemilik, Pengelola dan Pemerhati Baitul Maal wat Tamwiiil dalam Format Koperasi, (Yogyakarta: Ises Publishing, 2008) Syafi‟I Antonio, Muhammad, Bank Syariah dari teori ke praktek, (Jakarta : Gema Insani Press, 2004) Ticoalu dan Agus Dharma, ed., Kebijakan dan Strategi Manajemen, Cet. II, (Jakarta : Erlangga, 1997) Utomo, Hargo, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Gunadarma, 1993) Non Buku : Belajarpsikologi.com/pendekatan-jenis-dan-metode-penelitianpendidikan/ diakses tanggal 2 juni 2016 www.Goodgovernance.co.id/Dokumentasi/A02
diakses
9
september 2016 Www.Perform.or.id/files/modul prosbumd04_Find.pdf, diakses 9 september 2016
82
LAMPIRAN 1
KUESIONER
83
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN PADA BMT EL – SYIFA CIGANJUR
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN ILMU DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 84
1348 H/2016 M
PENGANTAR Dalam rangka penyelesaian Studi pada Program S1 Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang saya ikuti saat ini, mempersyaratkan karya tulis dalam bentuk Skripsi sebagai tugas akhir. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, saya bermaksud menyusun Skripsi yang berjudul:“ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN PADA BMT EL – SYIFA CIGANJUR ”. Penyusunan Skripsi tersebut memerlukan data-data dari pendapat Bapak/Ibu/Sdr di BMT El – Syifa Ciganjur. Besar harapan saya agar Bapak/Ibu/Sdr bersedia membantu dengan menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner ini tanpa adanya tekanan atau pengaruh apapun. Mohon Bapak/Ibu/Sdr membaca dengan teliti untuk setiap butir pertanyaan dan alternatif jawaban yang disediakan. Data yang diperoleh dari penelitian ini semata-mata hanya untuk kajian ilmiah. Atas kerjasama dan perhatian dari Bapak/Ibu/Sdr. saya mengucapkan terima kasih.
Jakarta, 22 September 2016 Hormat Saya,
85
Syauqi Jazuli
A. PEMBERIAN RATING FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL Petunjuk pengisian: 1. Berilah rating (peringkat) pada masing-masing faktor internal (kekuatan/kelemahan) yang ada dalam perusahaan sesuai dengan keadaan perusahaan saat ini dengan menggunakan parameter angka sebagai berikut: Nilai 1 = kelemahan utama Nilai 2 = kelemahan kecil Nilai 3 = kekuatan kecil Nilai 4 = kekuatan utama Berilah tanda (X) pada kolom-kolom rating sesuai dengan pilihan yang menurut anda benar. No
Strenght
1
2
3
86
4
1
Saluran Distribusi yang Efektif
2
Anggaran Biaya Promosi yang minimal
3
Memiliki Legalitas
4
Manager Oprasional yang Cekatan
5
Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas
6
Pendapatan perusahaan meningkat dari tahun ke tahun
7
Pembagian keuntungan sesuai dengan syar‟i yaitu dengan system bagi hasil
No 1
Weakness
2
Sisi fundrising, anggota meningkat dana kekurangan SDM masih kurang
3
Minim promosi untuk produk
4
Manajemen Kerja Masih Kurang Baik
5
Spesifikasi Kurang Jelas
6
Produk yang ditawarkan masih sedikit/terbatas
1
2
3
87
4
2. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis eksternal perusahaan (peluang dan ancaman) adalah sebagai berikut: Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kemampuan BMT El – Syifa Ciganjur dalam meraih peluang yang ada. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut: Nilai 4 = jika respon perusahaan sangat bagus terhadap faktor tersebut Nilai 3 = jika respon perusahaan diatas rata-rata terhadap faktor tersebut Niali 2 = jika respon perusahaan rata-rata terhadap faktor tersebut Nilai 1 = jika respon perusahaan dibawah rata-rata terhadap fektor tersebut.
88
No
Opportunities
1
Luasnya pangsa pasar
2
Bekerja sama dengan BMT/BPRS/BANK
3
Meningkatnya kehidupan masyarakat singga menarik minat nasabah
4
Faktor ekonomi makro membaik
No
Threats
1
Banyaknya pesaing perusahaan
2
Faktor makro ekonomi setelah krisis
3
Pihak bank melirik sektor mikro dan kecil
4
Pemahaman nasabah yang kurang mengenai konsep syariah
1
2
3
4
1
2
3
4
LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PEMASARAN BMT El – SYIFA CIGANJUR No
Pengamatan
1
Brosur yang mudah dimengerti
2
Bekerja sama dengan BMT/BPRS/BANK
Ya
Tidak
89
3
Papan petunjuk ditepi jalan
5
Pelayanan yang ramah dan cepat
6
Manajer Operasional yang cepat dan tanggap
7
Tempat tunggu yang nyaman
8
Mudah melakukan pembiayaan
9
Pemberdayaan jaringan internet dan telepon untuk pelayanan nasabah
10
Pemasaran dengan media sosial 1) Website 2) Facebook
PEDOMAN WAWANCARA BMT EL – SYIFA CIGANJUR Nama
: Drs. Ahmad Ruslan
Jabatan
: Manager Operasional
Tempat
: BMT El-Syifa
Tanggal
: 22 September 2016
Waktu
: 13.00 s/d 15.00 WIB
90
1. Apakah BMT el – Syifa menerapkan manajemen strategis khususnya dalam perencanaan pemasaran? Jawaban : Untuk saat ini BMT El-Syifa sudah menerapkan strategi pemasaran,tapi belum maksimal karena dilihat dari SDM-nya yang belum memadai, sehingga dalam menjalankan perencanaan pemasaran hanya menggukan yang sudah ada saja. 2. Akad apa saja yang digunakan dalam produk pembiayaan di BMT el – Syifa? Jawaban : Akad yang digunakan tentunya sesuai dengan Fatwa DSN mengenai akadakad syariah, seperti murabahah, mudharabah, ijarah, wadiah, dan lain sebagainya. 3. Bagaimana promosi yang dilakukan oleh BMT el – Syifa ini? Jawaban : Untuk saat ini promosi yang dilakukan dengan menggunakan brosur, dan dari mulut ke mulut. Ada juga di website bmt.el-syifa.com/ yang dapat di akses. 4. Kemana saja BMT mempromosikan produknya? Jawaban : untuk saat ini kami hanya mempromosikan produk di sekitar daerah ciganjur saja, karena jangkauan kami masih belum sampai lebih jauh. 5. Adakah segmentasi pasar yang diterapkan oleh BMT el – Syifa?
91
Jawaban : Ada, BMT El-Syifa turut berperan serta dalam mengoptimalkan syiar Islam dalam bentuk kegiatan kelembagaan keuangan yang berlandaskan Islam, terutama dalam menghimpun dana ummat untuk dikembangkan pada usaha-usaha yang produktif dan dialokasikan kepada masyarakat pengusaha ekonomi menengah kebawah khususnya mereka yang menjadi anggota BMT, dan tak melupakan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan syariat Islam (profit social oriented). 6. Adakah testimony dari pada nasabah mengenai produk? Apakah testimony menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan BMT? Jawaban : Tidak ada, tapi untuk hal mengenai pertanyaan kami tatap menerima saran dan masukan baik anggota atau non anggota. 7. Apakah BMT el – Syifa menjalin kerjasama dengan lembaga lain? Adakah keuntungan yang didapat dari kerjasama tersebut? Jawaban : Iya, BMT el-Syifa bekerjasama dengan Bank Muamalat dan BMT AlAzhar. Keuntungannya membawa BMT el-syifa kedepan lebih maju dan mengangkat nama BMT kami. 8. Apakah keberadaan BMT el – Syifa ini sudah efektif (dapat dijangkau oleh anggota)? Jika tidak, adakah solusi untuk mengatasi ini? Dilihat dari pertahun jumlah nasabah kami sedikit demi sedikit bertambah, karena BMT kami berada tepat di jalan utama Moh. Kahfi I Ciganjur.
92
9. Adakah system informasi yang memadai untuk pengambilan keputusan manajemen baik untuk keputusan pemasaran? Jawaban : Ada, untuk data-data anggota BMT el-syifa tersimpan dengan rapih dan dipegang oleh orang yang mampu menjalankan tugasnya.
Wawancara kepada nasabah (mudharib) 1. Apa pendapat ibu/bapak tentang BMT El-Syifa?
93
Jawaban: “Dalam segi tabungan bagus, swaktu-waktu bisa di ambil. Sedangkan dari segi simpan pinjam menurut hukum islam lebih dari konvensional, nasabah/ mudharib tidak pernah tahu bunga tabungan/ bagi hasilnya berapa”. 2. Bagaimana pembiayaan yang diberikan BMT El-Syifa? Jawaban: “pembiayaannya sangat mudah , ingin pinjam berapa pasti di kasih”. 3. Bagaimana bagi hasilnya? Jawaban: “Dari BMT El-Syifa, tidak tahu bagi hasilnya berapa, hanya asal ambil/ pinjam uang. Jika pinjam uang dapat di cicil perhari dalam jangka waktu hingga hutangnya terlunasi, misal pinjam Rp 1.500.000 ( satu juta lima ratus ribu rupiah) perhari nasabah/ mudharib dapat mencicil uang sebesar Rp 20.000- Rp 30. 000 ( tiga puluh rupiah- dua puluh ribu rupiah), yang terpenting di pinjami uang, usaha lancar, masalah mengembalikan urusan belakangan”. 4. Apakah ibu/bapak nyaman dengan prosedur pembiayaan yang diberikan BMT El-Syifa? Jawaban: “nasabah/ mudharib banyak yang tidak mengetahui prosedur BMT, masalah menabung dan pembiayaan hanya mengikuti alur karyawan BMT”.
94
5. Sudah berapa tahun ibu/bapak menerima pembiayaan dari BMT BIF? Jawaban: “sudah lama sekali sejak 2 tahun BMT ini beroperasi”. 6. Apakah bagi hasilnya sudah sesuai dengan syariah? Jawaban: “belum sesuai dengan konsep syariah karena bagi hasil dalam tabungan tidak pernah di berikan (pengetahuan nasabah/ mudharib minim karena pada notabennya yang namanya bagi hasil tergantung dengan dana yang di berikan)”. 7. Apakah bagi hasilnya sama dengan bank konvensional atau lebih besar? Jawabannya: “belum pernah menabung di konvensional, jadi nasabah/ mudharib tidak tahu/ tidak bisa membandingkan”. 8. Pelatihan apa saja yang diberikan BMT? Jawaban: “baru sebagian nasabah/ mudharib saja yang mendapatkan pelatihan”. 9. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang produk yang di tawarkan BMT? Jawaban: “masalah tabungan, untuk para pelaku usaha/ pedagang sangat nyaman sekali dengan sistem jemput bola”. 10. Menurut ibu/bapak adakah kekurangan di BMT El-Syifa? Jawaban: “tidak ada kekurangannya”.
95
11. Apa kelebihan BMT sehingga ibu mempercayakan uang ibu disimpan di BMT El-Syifa? Jawaban: “prospeknya mudah tidak terlalu ribet, tidak perlu ke kantor dan meluangkan waktu karena pedagang sibuk dengan jualannya.” 12. Kemajuan apa saja yang ibu alami setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT El-Syifa? Jawaban: “tetap berdagang dan mempunyai penghasilan, dari pinjaman BMT sebagian dana di pakai sendiri, sebagian untuk modal berdagang”. 13. Bagaimana kondisi lapak ibu sebelum mendapat pembiayaan dari BMT El-Syifa? Jawaban: “berjalan dengan lancar hingga saat ini karena mendapatkan pembiayaan dari BMT El-Syifa secara keseluruhan, sebelum berjualan mengambil modal dahulu”. 14. Berapa banyak pinjaman yang diberikan? Jawaban: “sesuai dengan yang di minta”. 15. Apakah ibu juga menabung di bank konvensional? Jawaban: “tidak.” 16. Bagaimanakah kenyamanan ibu diantara menabung di BMT dan di bank konvensional?
96
Jawaban: “belum pernah menabung di bank konvensional”. 17. Apa jaminannya jika ibu meminjam uang di BMT? Jawaban: “tidak ada jaminan, hanya dengan modal kepercayaan dengan syarat: KTP, surat pasar dan surat perjanjian”. 18. Bagaimana strategi penjualan ibu agar tidak kalah dengan pedagang lainnya? Jawaban: “bersaing secara sehat, sesama pedagang rukun dan tidak terlalu banyak ambil untung.” 19. Apa harapan ibu mengenai BMT El-Syifa? Jawaban: “harapan, prosedur BMT lebih di jelaskan lagi kepada nasabah/ mudharib tanpa di minta”. 20. Adakah pesan2 atau kritik yang ingin ibu sampaikan kepada BMT ElSyifa? Jawaban: “Tidak ada, BMT El-Syifa sudah bagus”.
97
Wawancara kepada karyawan 1. Bagaimana pendapat ibu tentang BMT El-Syifa ini? Jawaban : “BMT merupakan lembaga keuangan syari‟ah yang bagus, dengan adanya lembaga keuangan islam non perbankan mendorong sektor- sektor mikro itu lebih maju”. 2. Bagaimana perkembangan BMT El-Syifa pada tahun 2015-2016? Jawaban: “perkembangannya sangat bagus”. 3. Bagaimana produk yang di hasilkan pada tahun 2015-2016? Jawaban: “Produk yang aktif tabungan mudharabah dan simpan pinjam”. 4. Bagai mana keahlian manajemen dari tahun 2015-2016? Jawaban: 98
“Manajemnnya bagus, minimal pendidikan karyawan D3, lulusan SMA sudah sngat jarang”. 5. Bagaimana kondisi persaingan BMT pada tahun 2015-2016? Jawaban: “Persaingan di pasar-pasar sudah cukup bersaing dengan BMT lain, tapi harus mampu bersaing dengan meningkatkan produk BMT terutama pelyanan BMT”. 6. Bagaimana keahlian SDM pada tahun 2015-2016? Jawaban: “Keahlian SDM bagus, selalu meningkat dari tahun ke tahun”. 7. Apa saja kelemahan BMT El-Syifa pada tahun 2015-2016? Jawaban: “Kalau menyebutkan kelemahan itu susah ya mbak, untuk saat ini kelemahannya belum online antar BMT dan juga belum punya ATM”. 8. Apa saja kekuatan BMT El-Syifa pada tahun 2015-2016? Jawaban: “Kekuatannya gedung sudah milik sendiri, karyawan bagian pengurus minimal S2 dan sudah profesional”. 9. Apa saja peluang yang ada di tahun 2015-2016? Jawaban: “peluangnya yaitu sasaran utama adalah pasar, dengan pendekatan ke masjid-masjid atau takmir supaya dananya di endapkan ke BMT atau bisa di sebut menabung di BMT”.
99
10. Apa saja ancaman yang ada di tahun 2015-2016? Jawabannya: “persaingannya adalah bank-bank sekarang masuk pasar dengan memakai bunga yang kecil, sedangkan persaingan antar usaha mikro yaitu semakin banyak pedagang yang meminjam uang ke BMT”. 11. Bagaimana perhatian pemerintah kepada BMT El-Syifa pada tahun 20152016? Jawaban: “perhatian pemerintah yaitu adanya pinjaman lembaga bergulir dari pemerintah, bunganya kecil denngan sistem bagi hasil”. 12. Bagaimana pembiayaan BMT El-Syifa kepada para UKM? Jawaban: “pinjaman UKM di lakukan dengan pinjaman secara kelompok/ perajin. Jika perorangan ada syarat-syarat khusus, seperti KTP, KK, jaminan”. 13. Bagaimana kreditor yang ada pada tahun 2015-2016? Jawaban: “kreditor yang macet tidak terlalu banyak, sedah ada kolektornya untuk mengatasi dan menagih jika marketing tidak mampu”. 14. Bagaimana kepercayaan masyarakat pada tahun 2015-2016? jawaban: “kepercayaan masyarakat semakin tahun semakin bagus” 15. Bagaimana tekhnologi informasinya pada tahun 2015-2016? Jawaban:
100
“untuk saat ini TI (Tekhnologi Informasi) dengan sistem UC untuk entri data”. 16. Bagaimana bagi hasil BMT dengan mudharib pada tahun 2015-2016? Jawaban: “bagi hasil dalam syariah bukan berarti selamanya kecil, bisa jadi lebih dari konvensional, tergantung dana dan usahanya”. 17. Bagaimana potensi pasar UKM di bawah pembiayaan BMT El-Syifa pada tahun 2015-2016? Jawaban: “potensi pasar belum menembus pasar internasional, pengembangannya masih daerah kecamatan saja”. 18. Apakah bagi hasilnya sudah sesuai dengan konsep syariah? Jawaban: “sudah sesuai dengan hukum islam”.
101
102
103
104
105