SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016
PERAN INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN DALAM MENINGKATKAN NILAi TAMBAH SINGKONG DI KABUPATEN KEBUMEN Maunatul Itsnainiyah, Dyah Panuntun Utami Universitas Muhammadiyah Purworejo
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) Mengetahui pendapatan petani singkong yang hasil singkongnya dimanfaatkan oleh industri pengolahan pangan, (2) Mengetahui kemampuan industri pengolahan pangan lanting, golak singkong dan beras analog dalam meningkatkan nilai tambah singkong, dan (3) Mengetahui peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong. Sampel yang digunakan ada 2 yaitu sampel petani singkong dengan jumlah 23 orang, sampel industri lanting dengan jumlah 32 industri, sampel industri golak singkong dengan jumlah 10 industri dan beras analog hanya 1 industri. Pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Hasil analisis petani singkong yang hasilnya di manfaatkan oleh industri pengolahan pangan penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 28.370.473, pendapatan sebesar Rp 27.333.692 dan keuntungan petani singkong sebesar Rp 19.123.562. Hasil analisis nilai tambah lanting sebesar Rp 564,39, sedangkan untuk nilai tambah golak singkong sebesar Rp 16.219 dan untuk nilai tambah beras analog sebesar Rp 10.157. Hasil analisis peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong di kabupaten Kebumen. Industri lanting memiliki skor sebesar 24,4, industri golak singkong memiliki skor sebesar 24,6 dan industri beras analog memiliki skor sebesar 24, dengan rata-rata skor 24,3 jadi industri berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah singkong. Kata kunci: Peran, Industi, Pengolahan, Nilai Tambah, Singkong
PENDAHULUAN Pembangunan pertanian di Indonesia berorientasi pada pembangunan pertanian yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Pemanfaatan sumber daya yang ada dapat dilakukan dengan memanfatkan bahan yang ada di alam. Menggerakan berbagai upaya untuk memanfatkan sumber daya pertanian secara optimal dan menetapkan teknologi tepat guna dalam rangka membangun pertanian yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu misi pembangunan pertanian. Industri pengolahan pangan merupakan instrumen pemberi nilai tambah bagi komoditas di sektor pertanian. Pengolahan merupakan aktivitas pengubahan bahan baku komoditas pertanian menjadi produk, yang sifat fisiknya berbeda dengan sifat fisik awal komoditas tersebut. Aktivitas pengolahan inilah yang akan memberikan nilai tambah bagi komoditas Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah
62
SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016
pertanian. Peran perusahaan-perusahaan pengolahan sangat penting bagi meningkatnya nilai komoditi pertanian. Industri tersebut berupa industri skala rumah tangga, industri kecil, industri menengah maupun industri besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pendapatan petani singkong yang hasil singkongnya dimanfaatkan oleh industri pengolahan pangan, (2) kemampuan industri pengolahan pangan lanting, golak singkong dan beras analog dalam meningkatkan nilai tambah singkong, dan (3) peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong. METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Metode penelitian menggunakan metode deskriptif
analitis yaitu
industri lanting di desa Lemahduwur, industri golak singkong di desa Bejiruyung dan beras analog di desa Plumbon kabupaten Kebumen. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling bahwa desa Lemahduwur merupakan desa yang paling tinggi tingkat produksi lanting, Bejiruyung merupakan desa yang paling tinggi tingkat produksi golak singkong dan desa Pulmbon merupakan desa yang paling tinggi tingkat produksi singkong dan beras analog pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan studi kasus. Pemilihan sampel usahatani singkong dan industri lanting menggunakan metode Simple Random Sampling, jumlah sampel usahatani singkong yang digunakan adalah 23 responden dan jumlah sampel industri lanting
yang digunakan adalah 32 responden. Sampel industri golak
singkong dan beras analog menggunakan sampling jenuh, jumlah sampel industri golak singkong
yang digunakan dalam penelitian adalah 10
responden.
Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah
63
SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016
2. Metode Analisis a. Analisis Nilai Tambah Format yang digunakan dalam perhitungan nilai tambah adalah: Tabel 1 Metode Analisis Nilai Tambah dalam Industri Pengolahan Pangan No Keterangan Rumus Perhitungan I. INPUT, OUTPUT DAN HARGA 1 Output (kg/proses) 1 2 Input (kg/proses) 2 3 Tenaga kerja (HOK/proses) 3 4 Faktor konversi 1: 2 5 Koefisien tenaga kerja 3: 2 6 Harga output (Rp/kg) 6 7 Upah rata-rata (Rp/kg) 7 II. NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN 8 Harga input (Rp/kg) 8 9 Nilai input lain (Rp/kg) 9 10 Nilai Output (Rp/kg) 4x6 11 a. Nilai tambah (Rp/kg) 10 – 08 – 9 b. Rasio nilai tambah (Rp/kg) 11a : 10 12 a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) 5x7 b. Bagian tenaga kerja (%) 12a : 11a 13 a. Keuntungan (Rp/kg) 11a - 12a b. Tingkat keuntungan (%) 13a : 11a III. BALAS JASA FAKTOR PRODUKSI 14 Marjin 10 – 8 a. Pendapatan tenaga kerja (%) 12a : 14 b. Sumbangan input lain (%) 9 : 14 c. Keuntungan pengolah (%) 13a : 14 Sumber: Hayami, 2007:44 b. Peran Industri Pengolahan Pangan dalam Meningkatkan Nilai Tamabah Singkong Analisis peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong di kabupaten Kebumen menggunakan skala likert. Pertanyaan untuk menanyakan peran industri pengolahan. Pilihan jawaban untuk setiap item adalah: Tinggi : 3 Sedang : 2 Rendah : 1 Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah
64
SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016
Jumlah kategori ditentukan sebanyak 3 kelas yaitu: a) Peran industri tinggi b) Peran industri sedang c) Peran industri rendah Berdasarkan jumlah kategori tersebut kemudian ditentukan interval kelas (Suparmin, 1990) sebagai berikut: KI =
KI =
Keterangan: KI= Kelas Interval Tabel 2 Kelas Interval No 1 2 3
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Interval 24,1-30,0 17,1-24,0 10,0-17,0
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Nilai Tambah Singkong Analisis nilai tambah singkong pada industri lanting, golak singkong dan beras analog disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Analisis Nilai Tambah Pada Industri Lanting, Golak Singkong, dan Beras Analog No
Keterangan
1. INPUT, OUTPUT DAN HARGA 1 Output(Kg/Proses) 2 Input(Kg/Proses) 3 Tenaga Kerja(HOK/Proses) 4 Faktor Konversi 5 Koefisien Tenaga Kerja 6 Harga output(Rp/Kg) 7 Upah Rata-rata
Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah
Lanting 255,94 637,50 38,11 0,41 0,06 12934,38 315,38
Golak Singkong 45,1 27,43 7,12 1,65 0,25 17000 327,14
Beras Analog 100 133 18,25 0,7519 0,14 20000 1701,9
65
SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016
II. NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN 8 Harga Input(Rp/Kg) 9 Nilai Input Lain (Rp/Kg) 10 Nilai Output (Rp/Kg) 11 a. Nilai Tambah (Rp/Kg) b. Rasio Nilai Tambah (%) 12 a. Imbalan Tenaga Kerja (Rp) b. Bagian Tenaga Kerja (%) 13 a. Keuntungan (Rp/Kg) b. Tingkat Keuntungan (%) III. BALAS JASA FAKTOR PRODUKSI 14 Marjin a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) b. Sumbangan Input Lain (%) c. Keuntungan Pengolah lain (%)
2534,38 2148,58 5247,34 564,39 9,97 19,07 7,45 545,32 92,55
1850 9961,093 28030 16219 57,86 83 0,56 16134,44 99,44
2800 2080,8 15038 10157 67,54 234 2,30 9923 97,70
2712,97 0,73 81,31 17,96
26181,69 0,33 1,25 61,62
12238 1,91 17,00 81,09
Sumber: Analisis Data Primer, 2016
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa output pada industri lanting sebanyak 255,94 kg, industri golak singkong sebanyak 45,1kg dan untuk beras analog sebanyak 100 kg untuk setiap kali proses produksi. nilai tambah yang diperoleh industri lanting sebanyak Rp 564, 39, industri golak singkong memperoleh nilai tambah sebanyak Rp 16219 dan beras analog memperoleh nilai tambah sebanyak Rp 10157. Keuntungan yang diperoleh untuk industri lanting sebesa Rp 545,32, industri golak singkong memperoleh keuntungan sebanyak Rp 16134,44 dan beras analog memperoleh keuntungan sebanyak Rp 9923 untuk setiap kali proses produksi.
2. Peran Industri Pengolah Pangan dalam Meningkatkan Nilai Tambah Singkong Industri memiliki peran yang sangat banyak bagi masrayakat di kabupaten Kebumen. Peran industri salah satunya untuk mengurangi nilai pengangguran bagi para pencari kerja, meningkatkan nilai tambah bagi bahan baku dan meningkatkan pendapatan bagi pemilik industri. Peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong di kabupaten
Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah
66
SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016
Kebumen ada tiga industri yaitu industri lanting, industri golak singkong dan industri beras analog. Tabel 4 Peran Industri Pengolahan Pangan Dalam Meningkatkan Nilai Tambah Singkong Industri Lanting, Golak Singkong dan Beras Analog No
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan 10
T 0 32 3 15 32 23 0 32 27 32
Lanting S R 0 32 0 0 22 7 17 0 0 0 9 0 14 18 0 0 5 0 0 0
Golak Singkong Jml T S R Jml 0 0 10 32 10 10 0 0 32 10 4 3 3 32 10 3 4 3 32 10 6 2 2 32 10 7 2 1 32 10 10 0 0 32 10 10 0 0 32 10 5 5 0 32 10 10 0 0 32 10
Beras Analog T S R Jml 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1
Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Pemerolehan skor peran industri lanting, golak singkong dan beras analog dapat dilihat di Tabel 5. Tabel 5 Skor Peran Industri Lanting No Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2
4 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2
Pertanyaan 5 6 7 3 3 1 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 2 1 3 3 1 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 1 3 3 1
Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Total 24 25 25 23 23 25 24 24 25 24 25 23 25 24 25 25 24 27 25 24
67
SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2
2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 Jumlah Rata-rata
2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24 26 24 26 23 22 25 24 24 24 25 24 780 24,375
Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Tabel 6 Skor Peran Industri Golak Singkong Pertanyaan No Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 5 1 3 1 1 1 3 3 3 2 3 6 1 3 2 1 2 2 3 3 2 3 7 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 8 1 3 3 2 3 1 3 3 3 3 9 1 3 1 2 1 3 3 3 3 3 10 1 3 3 1 3 3 3 3 2 3 Jumlah Rata-rata Sumber: Analisis Data Primer, 2016
Total 28 25 26 25 21 22 26 25 23 25 246 24,6
Tabel 7 Skor Peran Industri Beras Analog Pertanyaan No Sampel Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 1 3 3 3 3 2 3 2 3 1 24 Jumlah 24 Rata-rata 24 Sumber: Analisis Data Primer, 2016
Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah
68
SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016
Berdasarkan analisis diatas didapatkan hasil untuk menghitung peran industri dalam meningkatkan nilai tambah singkong dengan menggunakan skala likert kategori tinggi, sedang dan rendah sesuai Tabel 8. Tabel 8 Kelas Interval No 1 2 3
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Interval 24,1-30,0 17,1-24,0 10,0-17,0
Hasil keseluruhan dari tiga industri yaitu industri lanting, industri golak singkong dan industri beras analog selanjutnya dirata-rata sesuai dengan Tabel 56 di bawah ini: Tabel 9 Rata-rata Peran Industri Pengolahan Pangan Dalam Meningkatkan Nilai Tambah Singkong di Kabupatien Kebumen No Industri Rata-rata Keterangan 1 Lanting 24,4 Tinggi 2 Golak Singkong 24,6 Tinggi 3 Beras Analog 24,0 Sedang Jumlah 73,0 Rata-rata 24,3 Tinggi Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Rata-rata peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong berdasarkan Tabel 56 golak singkong memiliki peran paling tinggi dengan rata-rata 24,6. Beras analog memiliki rata-rata peran paling rendah dengan rata-rata peran 24.Berdasarkan skor rata-rata peran yang diperoleh dari tiga industri yaitu industri lanting, golak singkong dan beras analog sebesar 24,3 yang berarti industri pengolahan dalam meningkatkan nilai tambah singkong tinggi.
PENUTUP Berdasarkan
hasil
analisis
petani
singkong
yang
hasilnya
dimanfaatkan oleh industri pengolahan pangan penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 28.370.473, pendapatan sebesar Rp 27.333.692 dan keuntungan Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah
69
SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016
petani singkong sebesar Rp 19.123.562 per musim tanam. Hasil analisis nilai tambah lanting sebesar Rp 564,39, sedangkan untuk nilai tambah golak singkong sebesar Rp 16.219 dan untuk nilai tambah beras analog sebesar Rp 10.157. Nilai tambah paling tinggi adalah industi golak singkong karena untuk proses pembuatannya menggunakan tepung mocaf tidak menggunakan singkong utuh. Hasil analisis peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong di kabupaten Kebumen. Industri lanting memiliki skor sebesar 24,4, industri golak singkong memiliki skor sebesar 24,6 dan industri golak singkong memiliki skor sebesar 24, dengan rata-rata skor 24,3 jadi industri berperan tinggi dalam meningkatkan nilai tambah singkong. DAFTAR PUSTAKA Hayami, Y. 1987. Agricultural Marketing and Processing in upland Java: A Prespective From A Sunda Village. CGPRT Bogor. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Soekartawi. 2005. Agroindustri dalam Perspektif Sosial Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,cv. Udayana, I Gusti Bagus. 2011. Peran Agroindustri dalam Pembangunan Pertanian. Edisi 44, hal 3-7. Wardani, Ratna Mustika. 2011. Peranan Agroindustri dalam Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Pisang, Nangka dan Garut, vol 11, hal 45-47.
Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah
70