2014
SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008
BADAN PUSAT STATISTIK
KATA PENGANTAR Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu data strategis bidang ekonomi yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tabel turunan dari PDB seperti struktur ekonomi dan pertumbuhan ekonomi menjadi indikator – indikator ekonomi yang banyak ditunggu oleh pengguna data bahkan oleh para pengambil kebijakan. Penerapan konsep dan definisi yang baku secara internasional menjadi dasar dalam upaya keterbandingan PDB Indonesia dengan PDB negara lain. BPS maupun kantor statistik negara – negara lain menggunakan konsep – konsep pada System of National Accounts dalam menyusun statistik nasionalnya. System of National Accounts (SNA) merupakan kumpulan rekomendasi standar tentang cara mengukur aktivitas ekonomi. SNA menjadi panduan bagi negara – negara di dunia dalam menyusun statistik nasionalnya. Saat ini, SNA 2008 merupakan seri terakhir dan didalamnya mencakup perubahan – perubahan (changes) jika dibandingkan dengan SNA sebelumnya (SNA 1968 dan SNA 1993). Salah satu perubahan yang terdapat pada SNA 2008 adalah memasukkan Cultivated Biological Resources (CBR) terutama pertumbuhan alami tumbuhan/ternak/komoditi lainnya sebagai bagian dari Output Kategori Pertanian. Dengan mengadopsi nilai CBR tersebut dalam penghitungan Output Kategori Pertanian akan berdampak pada besaran nilai PDB. Survei Khusus Implementasi SNA 2008 (SK-ISNA) tahun 2014 ditujukan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan penghitungan CBR. Keberlangsungan SK-ISNA 2014 dibutuhkan mengingat belum tersedianya indikator yang memadai untuk menunjang penghitungan CBR tahunan. SK-ISNA 2014 dilakukan terhadap usaha pertanian subkategori tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan baik yang dilakukan rumah tangga maupun perusahaan. Data yang diperoleh dari survei ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data yang memuat informasi jangka pendek dan dapat menjadi bahan pendukung untuk jangka panjang. Keberhasilan pengumpulan data di lapangan sangat ditentukan oleh pemahaman setiap konsep dan definisi yang terdapat di dalam buku pedoman ini. Dengan demikian, kegiatan SK-ISNA 2014
diharapkan
dapat
berjalan
dengan baik dan lancar sesuai
dengan rencana dan hasilnya dapat digunakan secara maksimal dalam implementasi SNA 2008 khususnya yang terkait dengan penyusunan PDB Kategori Pertanian.
Jakarta, Mei 2014
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................................ i Daftar Isi .......................................................................................................................... ii 1.
Pendahuluan ............................................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1 1.2. Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 2 1.3. Cakupan Sampel .............................................................................................. 3 1.4. Referensi Waktu ............................................................................................... 5
2.
Pelaksanaan............................................................................................................. 6 2.1. Metodologi ........................................................................................................ 6 2.2. Organisasi Lapangan ........................................................................................ 7 2.3. Jadwal Pelaksanaan Lapangan ........................................................................ 8
3.
Kuesioner ............................................................................................................... 10 3.1. Keterangan yang Dikumpulkan ....................................................................... 10 3.2. Tata Cara Pengisian Kuesioner ...................................................................... 10
4.
Penjelasan ............................................................................................................. 18 4.1. Konsep dan Definisi ........................................................................................ 18 4.2. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan ..................................................................... 19
Penjelasan…………………………………………………………….…………………………20
ii
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang System of National Accounts (SNA) merupakan kumpulan rekomendasi standar tentang cara mengukur aktivitas ekonomi. SNA menjelaskan mengenai neraca ekonomi makro yang komprehensif, konsisten, dan terintegrasi dalam konsep, definisi, dan klasifikasi yang mengacu pada pada aturan neraca yang disepakati secara internasional. Dengan berpanduan pada SNA, diharapkan setiap negara di dunia dapat menerapkannya dalam menyusun statistik neraca nasionalnya. Sehingga semua data statistik yang merupakan product line neraca nasional di masing-masing negara memiliki nilai keterbandingan yang tinggi secara internasional maupun regional. Beberapa seri SNA yang sudah diterapkan di berbagai negara adalah SNA 1947, SNA 1953, SNA 1968 dan SNA 1993. Terakhir, dalam sidang Komisi Statistik Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tanggal 24-27 Februari 2009 merekomendasikan SNA 2008 sebagai standar internasional yang baru di dalam menyusun neraca nasional. Adaptasi SNA 2008 sebagai panduan pencatatan statistik neraca
nasional
diharapkan
mampu
menjelaskan
gambaran
perekonomian
yang
berkembang signifikan secara lebih komprehensif dan up to date serta dapat dibandingkan dengan negara lain. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin menyajikan data Produk Domestik Bruto (PDB) yang merupakan salah satu aspek dari neraca nasional dan merupakan salah satu data strategis bidang ekonomi. Konsep, definisi, klasifikasi, dan metode yang digunakan dalam penyusunan PDB Indonesia saat ini masih mengadopsi SNA 1968 dan SNA 1993. Namun sejalan dengan Reformasi Birokrasi Bidang Neraca Nasional serta adanya rekomendasi United Nations Statistics Division (UNSD), penyusunan statistik neraca nasional akan didasarkan pada SNA yang baru (SNA 2008). Melalui penerapan implementasi SNA 2008, PDB Indonesia yang dihasilkan akan terjaga keterbandingan, keselarasan, dan konsistensinya dengan indikator lain maupun PDB negara-negara lain. Penerapan implementasi SNA 2008 dilakukan secara bertahap berdasarkan informasi mengenai perubahan-perubahan (changes) yang terjadi pada SNA 2008 jika dibandingkan dengan SNA 1968 dan SNA 1993 yang harus diadopsi dalam penghitungan neraca nasional. Dalam SNA 2008 terdapat 44 (empat puluh empat) revisi utama, namun tidak seluruh perubahan tersebut berdampak dalam level (besaran) PDB. Salah satu perubahan yang yang terdapat pada SNA 2008 yang berdampak pada besaran PDB adalah memasukkan Cultivated Biological Resources (CBR) terutama yang terkait dengan
1
pertumbuhan alami tumbuhan/ternak sebagai bagian dari Output Kategori Pertanian, baik yang diperlakukan sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) maupun kegiatan yang sedang dalam proses pengerjaan (work in progress) yang diperlakukan sebagai inventory. Namun demikian, berbagai informasi mengenai hal-hal yang direkomendasikan SNA 2008 untuk dihitung dalam penyusunan PDB, termasuk PDB Kategori Pertanian, masih bersifat umum dan belum dilengkapi dengan uraian yang rinci mengenai tata cara implementasinya dalam proses penghitungan PDB. Demikian pula halnya dengan informasi mengenai CBR dalam SNA 2008 masih bersifat global, sehingga masih membutuhkan penjelasan atau tata cara penghitungan yang lebih rinci, agar implementasi SNA 2008 dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Survei Khusus Implementasi SNA 2008 (SK-ISNA) tahun 2014 ditujukan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan penghitungan CBR. Keberlangsungan SK-ISNA 2014 dibutuhkan mengingat belum tersedianya indikator yang memadai untuk menunjang penghitungan CBR tahunan. SK-ISNA 2014 dilakukan terhadap usaha pertanian subkategori tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan baik yang dilakukan rumah tangga maupun perusahaan. Data yang didapat dari survei ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data yang memuat informasi jangka pendek dan dapat menjadi bahan pendukung untuk jangka panjang.
1.2. Maksud dan Tujuan SNA 2008 merekomendasikan untuk menggunakan pendekatan biaya dalam mengestimasi nilai CBR, baik yang diperlakukan sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) maupun kegiatan yang sedang dalam proses pengerjaan (work in progress) yang diperlakukan sebagai inventory. Namun demikian tidak semua informasi mengenai rincian biaya mampu disediakan datanya oleh subject matter, baik subject matter yang berada di internal BPS, maupun di luar BPS. SK-ISNA tahun 2014 dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penghitungan CBR khususnya terkait dengan informasi biaya-biaya produksi yang dikeluarkan oleh Usaha Kategori Pertanian. Fokus dari kegiatan SK-ISNA 2014 adalah usaha pertanian pada Subkategori Tanaman Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan.
2
1.3. Cakupan Sampel Dasar klasifikasi produk atau usaha yang menjadi cakupan SK-ISNA 2014 mengikuti konsep standar BPS. Klasifikasi yang digunakan adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). KBLI yang terakhir diterbitkan adalah KBLI 2009 sesuai dengan Peraturan Kepala (Perka) BPS No. 57 Tahun 2009.
Tabel 1. Cakupan Survei Khusus Implementasi SNA (SK-ISNA 2014) Menurut Komoditi Cakupan Survei Implementasi SNA 2008 2014 No
Komoditi
KBLI
Work-in-Progress (WIP) 1
Tomat
01133
2
Semangka
01132
3
Tebu
01140
4
Tembakau
01150
Pembentukan Modal tetap bruto (PMTB) 5
Jeruk
01230
6
Mangga
01220
7
Nanas
01220
8
Kelapa Sawit
01262
9
Kakao
01270
10
Kopi
01270
11
Karet
01291
12
Sapi Perah
01412
13
Ayam Petelur
01462
Tabel 2. Cakupan dan Deskripsi Survei Khusus Implementasi SNA (SK-ISNA 2014) KBLI 2009
Kegiatan
Deskripsi
01132
Pertanian Tanaman Hortikultura Buah
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman hortikultura buah, seperti semangka, belewah, melon, timun suri dan sejenisnya.
3
01133
Pertanian Tanaman Hortikultura Sayuran Buah
01140
Perkebunan Tebu
01150
Perkebunan Tembakau
Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman tembakau. Termasuk pula pengolahan daun tembakau yang tak dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunan seperti pembersihan dan perajangan tembakau yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunannya.
01220
Pertanian Buahbuahan Tropis
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan/pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen buah-buahan tropis, seperti rambutan, alpukat, durian, duku, pisang dan pisang raja, kurma, buah ara, pepaya, jambu biji, jambu air, lengkeng, nangka, nenas, mangga, manggis, sawo, belimbing, salak, sirsak dan sejenisnya.
01230
Pertanian Buah Jeruk
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan/pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen buah jeruk besar dan jeruk keprok atau jeruk siam, seperti jeruk bali, jeruk lemon dan limau, jeruk orange, jeruk keprok, jeruk tangerin, jeruk mandarin dan clementine, dan buah jeruk lainnya.
01262
Perkebunan Buah Kelapa Sawit
Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan buah kelapa sawit.
01270
Pertanian Tanaman untuk Bahan Minuman
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman untuk bahan minuman, seperti tanaman kopi, teh, mate dan kakao
4
Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman hortikultura buah yang dipakai sebagai sayuran (labu), seperti mentimun, terung, tomat, belimbing sayur dan labu sayur (siam), waluh/labu kuning, gambas/oyong dan sejenisnya. Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman tebu.
01291
Perkebunan Karet dan Penghasil Getah Lainnya
01412
Pembibitan dan Budidaya Sapi Perah
01462
Pembibitan dan Budidaya Ayam Ras Petelur
Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman karet dan tanaman penghasil getah lainnya, seperti getah perca dan kemenyan. Termasuk pengolahan hasil tanaman karet yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunan. Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan sapi perah, untuk menghasilkan ternak bibit sapi perah, mani dan mudigah dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya sapi perah untuk menghasilkan susu. Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan ayam ras petelur untuk menghasilkan ayam bibit dan telur tetas dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya ayam ras untuk menghasilkan telur konsumsi dan lainnya.
1.4. Referensi Waktu Palaksanaan lapangan SK-ISNA 2014 dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2014. Sedangkan periode data yang dicacah adalah kondisi tahun 2013.
5
6
2. PELAKSANAAN
2.1. Metodologi Unit statistik dalam SK-ISNA 2014 adalah establishment dengan variabel yang diteliti adalah biaya/ongkos pemeliharaan tumbuhan/ternak. Pengalokasian sampel SK-ISNA 2014 dilakukan pada 10 provinsi berdasarkan purposive sampling atau non-probability sampling. Penentuan responden (perusahaan/usaha) yang akan disurvei melihat pada : 1. Potensi perusahaan/usaha yang berpengaruh terhadap perekonomian wilayah; 2. Memiliki skala usaha yang besar sehingga mampu mewakili populasi; 3. Data dari jenis kegiatan perusahaan/usaha belum tersedia di BPS. Sampel SK-ISNA 2014 menurut provinsi dialokasikan oleh Subdirektorat Neraca Barang, Direktorat Neraca Produksi BPS. Sedangkan alokasi sampel per kabupaten/kota dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis (Nerwilis) BPS Provinsi terpilih. Jumlah sampel per provinsi adalah 20 sampel yang akan dialokasikan menurut komoditi. Tabel 3 menunjukkan alokasi sampel menurut provinsi dan komoditi pada SK-ISNA 2014. Selain jumlah sampel dan alokasi per provinsi, metode penelitian di lapangan juga menjadi tahapan yang penting dalam mencapai tujuan dilaksanakannya SPPB 2014. Metode tersebut adalah sebagai berikut : a. Merancang kuesioner sebagai bahan perolehan informasi kuantitatif dari sumber data. b. Pengumpulan data di lapangan dengan rancangan kuesioner yang disusun sebagai panduan perolehan data aktual. c. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan cara mengisi kuesioner. d. Penggantian sampel dilakukan jika responden yang dituju pindah atau tidak dapat ditemui hingga batas akhir waktu pencacahan. e. Sampel terpilih untuk tanaman semusim adalah yang memiliki tanaman yang belum dipanen pada akhir tahun 2012 dan 2013 Dalam h a l penggantian sampel, hal- hal ya ng har us diper hat ikan adalah sebag ai ber ik ut : a. Sampel pengganti memiliki skala usaha yang relatif sama dengan sampel utama b. Sampel pengganti memiliki kategori/klasifikasi/KBLI yang sama dengan sampel utama
7
c. Sampel pengganti memiliki kategori/klasifikasi/KBLI terdekat dalam satu kelompok Pertanian. d. Penggantian sampel dilakukan atas persetujuan Kepala Bidang Neraca dan Analisis Statistik e. Setiap penggantian sampel harus dicatat di dalam form Penggantian Sampel SKISNA 2014 (tersedia di Lampiran).
Tabel 3. Alokasi Sampel Menurut Provinsi dan Komoditi SK-ISNA 2014 PROVINSI Komoditi
KBLI
Sumatera Barat
Jambi
Lampung
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Bali
NTB
Tomat Semangka Tebu Tembakau Jeruk Mangga Nanas Kelapa Sawit Kakao Kopi Karet Sapi Perah Ayam Petelur
01133 01132 01140 01150 01230 01220 01220
1 1
1 1
1
2
1
1
2
1
3
2 1 1 2 2
2 1 1 2 1
2 1 2 2 1
3 4 1
8
01262 01270 01270 01291 01412
4 2 4 3
6
01462
SK-ISNA 2014
1 1
1 1 1
1 2
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara 2
4 2
1 1
2
3 4
2 2 4 2
1 1 1 1 4
4 1 2 1 4
1 2 1 4
1 4
1 4
3
2
3
2
4
3
5
4
4
5
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
4 7
3 3
2.2. Organisasi Lapangan 2.2.1 Organisasi Teknis 1. Direktur Neraca Produksi sebagai penanggung jawab 2. Kepala Subdirektorat Neraca Barang sebagai penanggung jawab teknis 2.2.2 Organisasi Lapangan 1. Kepala BPS Provinsi sebagai penanggung jawab kegiatan di Provinsi 2. Kepala
Bidang
Neraca
Wilayah
dan
Analisis
Statistik
di
BPS
Provinsi
sebagai penanggung jawab lapangan 3. Kasi Neraca Produksi di BPS Provinsi sebagai penanggung jawab harian teknis pelaksanaan, pengawasan, dan pengiriman dokumen ke BPS-RI.
8
4. Staf teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) sebagai tenaga pencacah. 2.2.3 Petugas Lapangan Koordinator
: Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik di BPS Provinsi
Pengawas
: Kasi Neraca Produksi
Petugas Pencacah : Staf BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau KSK
2.3
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan SK-ISNA 2014 dimulai dengan persiapan kegiatan oleh DNP. Tahapan
persiapan meliputi perumusan kuesioner dan pedoman, penyusunan kuesioner dan pedoman, penentuan dan alokasi sampel, pencetakan k u es i on er da n buku pedoman, persiapan paket entri data, pelatihan instruktur dan pengolahan (tabulasi).
Persiapan
•Perumusan Kuesioner dan Pedoman •Penyusunan Kuesioner dan Pedoman •Penentuan dan Alokasi Sampel •Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman •Persiapan Paket Entri Data •Pelatihan Instruktur •Pelatihan Pengolahan
Pelaksanaan
•Pelatihan Petugas •Pelaksanaan di Lapangan
Penyelesaian
•Entri data •Pengolahan (tabulasi) •Penyusunan Laporan Akhir
Gambar 1. Alur Tahapan Pelaksanaan Kegiatan SPPB 2014 Setelah tahap persiapan, tahap berikutnya dilakukan oleh BPS Provinsi sebagai inti dari pelaksanaan SK-ISNA 2014 yaitu tahapan pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan meliputi pelatihan petugas lapangan dan pelaksanaan lapangan. Tahap akhir yaitu tahap penyelesaian yang dilakukan oleh DNP. Tahapan penyelesaian meliputi entri data, pengolahan (tabulasi) dan penyusunan laporan akhir. Laporan akhir antara lain berisi rekapitulasi pemasukan dokumen, tabulasi data dan analisis hasil tabulasi data.
9
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Lapangan Kegiatan SK-ISNA 2014 Kegiatan
Keterangan
Waktu
(1)
(2)
(3)
Penyusunan Kuesioner dan Persiapan
Buku Pedoman Pelatihan Petugas Pelaksanaan Lapangan Pemeriksaan Hasil
Pelaksanaan
Pencacahan Pengiriman hasil Pencacahan ke BPS-RI Data entry dan pengolahan
Penyelesaian
10
Penyusunan Laporan
Februari - Mei 2014 Juni 2014 Juni - Agustus 2014 Juli – Agustus 2014
Agustus 2014 September – Oktober 2014 November 2014
3. KUESIONER
3.1. Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dirinci atas delapan blok, yaitu: BLOK I.
PENGENALAN TEMPAT
BLOK II.
KETERANGAN PETUGAS
BLOK III.
KETERANGAN USAHA
BLOK IV
BIAYA PEMELIHARAAN, terdiri dari 3 Blok, yaitu:
BLOK IV.A
BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI HORTIKULTURA
BLOK IV.B
BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN
BLOK IV.C
BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PETERNAKAN
BLOK V.
CATATAN
BLOK VI.
KETERANGAN PENGESAHAN
3.2. Tata Cara Pengisian Kuesioner Blok I. Pengenalan Tempat Tujuan blok ini adalah untuk mencatat identitas dan lokasi kegiatan usaha. Rincian 1. Tuliskan nama provinsi beserta kode dengan jelas dan benar. Rincian 2. Tuliskan nama kabupaten/kota beserta kode dengan jelas dan benar. Rincian 3. Tuliskan nama kecamatan beserta kode dengan jelas dan benar. Rincian 4. Tuliskan nama kelurahan/desa beserta kode dengan jelas dan benar. Blok II. Keterangan Petugas Tujuan blok ini adalah untuk mencatat identitas pencacah dan pemeriksa. Rincian 1. Tuliskan nama petugas pencacah dan pemeriksa dengan jelas dan lengkap. Rincian 2. Tuliskan tanggal pelaksanaan kegiatan pencacahan dan pemeriksaan dengan format yang sesuai yaitu tanggal-bulan-tahun, contoh : 12-01-2014. Rincian 3. Bubuhkan tanda tangan pencacah dan pemeriksa dengan benar. Blok III. Keterangan Usaha Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keterangan usaha secara lengkap dan jelas selama tahun 2013, termasuk status badan hukum, kegiatan utama yang dilakukan perusahaan sehingga secara unik dapat diberikan kode KBLI 5
11
digit, dan jenis lapangan usahanya (menurut kategori KBLI 2009).
Rincian 1. Tuliskan nama perusahaan/pengusaha dengan lengkap dan jelas. Jika tidak memiliki nama perusahaan maka tuliskan nama pengusahanya. Contoh : “Usaha Perkebunan Karet Pak Bagyo”. Rincian 2. Tuliskan alamat perusahaan/usaha dengan lengkap dan jelas. Rincian 3. Tuliskan nomor telepon/fax perusahaan/usaha dengan benar. Rincian 4. Tuliskan alamat e-mail perusahaan/pengusaha dengan lengkap dan jelas. Rincian 5. Lingkari salah satu kode status badan usaha perusahaan. Status badan hukum tersebut harus sesuai dengan akte notaris yang dimiliki oleh perusahaan. Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha yang berbadan hukum adalah badan usaha yang memiliki harta kekayaan tersendiri, terpisah dengan harta kekayaan para pemegang saham. Badan usaha yang berbadan hukum merupakan subjek hukum yang dapat dituntut atau melakukan penuntutan di muka pengadilan atas nama badan usaha. Contohnya: Persero, Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan Yayasan. Badan Usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang harta kekayaan pendirinya tidak terpisah dengan harta kekayaan badan usaha tersebut. Badan usaha yang tidak berbadan hukum tidak dapat dituntut atau melakukan kumpulan penuntutan di muka pengadilan atas nama badan usaha tersebut, kecuali atas nama pendiri dari badan usaha tersebut. Contohnya: CV, Firma, UD, dan PD. Perorangan adalah usaha yang dilakukan tanpa membentuk jenis badan usaha tertentu, misalnya usaha bordir tanpa membentuk CV atau UD. Rincian 6. Lingkari salah satu kode jaringan perusahaan ini. Perusahaan/Usaha Tunggal adalah perusahaan yang berdiri sendiri, tidak mempunyai cabang di tempat lain dan pengelolaan seluruh kegiatan perusahaan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan tunggal disebut juga perusahaan tanpa cabang. Kantor Cabang/Perwakilan adalah perusahaan/usaha yang merupakan cabang/perwakilan dari perusahaan induknya, yang secara administratif kegiatannya dikelola dan diawasi oleh perusahaan induk tersebut.
12
Rincian 7. Tuliskan kode komoditas utama perusahaan/usaha sesuai kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009 5 digitnya. Contoh: Tebu Kode KBLI 2009: 01140 (Perkebunan Tebu) Blok IV.A. Biaya Pemeliharaan Subkategori Hortikultura Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan tanaman hortikultura semusim di awal dan akhir tahun 2013 serta biaya pemeliharaan selama tahun 2013 untuk tanaman hortikultura tahunan. Rincian 1.
Khusus untuk tanaman hortikultura semusim (misal: semangka, tomat) Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2012 namun hingga akhir tahun 2012 belum dipanen. Masa panen terjadi pada tahun 2013.
Rincian 2.
Khusus untuk tanaman hortikultura semusim (misal: semangka, tomat) Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2013 namun hingga akhir tahun 2013 belum dipanen. Masa panen terjadi pada tahun 2014.
Rincian 3.
Khusus untuk tanaman hortikultura tahunan (misal: mangga, jeruk). Tuliskan jumlah pohon/rumpun yang belum menghasilkan sesuai dengan rentang usia tanaman (misal: pohon jeruk dengan usia kurang dari 1 tahun sebanyak 50 pohon).
Rincian 4.
Rincian 4.1. s.d. 4.19. berisi uraian biaya pemeliharaan tanaman hortikultura. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan pemeliharaan tanaman khusus tanaman yang belum menghasilkan. Tidak
termasuk
biaya
pemeliharaan
tanaman
yang
telah
menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua). Rincian 4.1.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian benih, tidak termasuk benih yang tumbuh alami dari tanaman.
Rincian 4.2.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pupuk, tidak termasuk pupuk buatan sendiri.
Rincian 4.3.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian stimulant/zat pengatur tumbuh tanaman
Rincian 4.4.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian zat perangsang buah
13
Rincian 4.5.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian jaring pelindung bagian tubuh tanaman yang belum menghasilkan
Rincian 4.6.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian mulsa sebagai pelindung tanah
Rincian 4.7.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pestisida
Rincian 4.8.
Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan khusus lahan bagi tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok IV.A.
Rincian 4.9.
Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa peralatan/sarana untuk pemeliharaan tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok IV.A.
Rincian 4.10.
Biaya
pada
rincian
ini
adalah
biaya
pembayaran
bunga
kredit/pinjaman usaha untuk pengembangan atau pemeliharaan tanaman. Rincian 4.11.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan pungutan/iuran yang bersifat tetap maupun tidak tetap yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.12.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran premi asuransi
Rincian 4.13.
Biaya pada rincian ini adalah biaya perkiraan penyusutan barang modal yang dipakai dalam kaitannya dengan pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.14.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran listrik misalnya untuk penyinaran dan penyiraman tanaman.
Rincian 4.15.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian bahan bakar minyak untuk mesin yang berperan dalam pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.16.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa pertanian, misalnya pembayaran jasa pemanenan borongan.
Rincian 4.17.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tak langsung, misalnya pajak bumi dan bangunan.
Rincian 4.18.
Biaya pada rincian ini adalah biaya lain-lain, misalnya biaya pembelian air untuk penyiraman, pembelian polybag atau wadah untuk penanaman, dll.
Rincian 4.19.
Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan.
Rincian 4.19.a. Tuliskan jumlah pegawai tetap yang teribat baik laki-laki dan perempuan di kolom (2) dan tuliskan jumlah pegawai tidak tetap baik laki-laki dan perempuan di kolom (3), serta tuliskan total pegawai di kolom (4).
14
Rincian 4.19.b. Tuliskan upah yang dibayarkan kepada pegawai baik laki-laki dan perempuan terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian, penanaman,
pemeliharaan
(pemangkasan,
penyiangan,
dll),
pemupukan, dan pengendalian hama. Blok IV.B. Biaya Pemeliharaan Subkategori Perkebunan Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan tanaman perkebunan semusim di awal dan akhir tahun 2013 serta biaya pemeliharaan selama tahun 2013 untuk tanaman perkebunan tahunan. Rincian 1.
Khusus untuk tanaman perkebunan semusim (misal: tebu dan tembakau) Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2012 namun hingga akhir tahun 2012 belum dipanen. Masa panen terjadi pada tahun 2013.
Rincian 2.
Khusus untuk tanaman perkebunan semusim (misal: tebu dan tembakau) Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2013 namun hingga akhir tahun 2013 belum dipanen. Masa panen terjadi pada tahun 2014.
Rincian 3.
Khusus untuk tanaman perkebunan tahunan (misal: karet, kakao). Tuliskan jumlah pohon/lajur yang belum menghasilkan sesuai dengan rentang usia tanaman (misal: pohon kakao dengan usia kurang dari 1 tahun sebanyak 100 pohon).
Rincian 4.
Rincian 4.1. sd 4.16. berisi uraian biaya pemeliharaan tanaman perkebunan. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan pemeliharaan tanaman khusus tanaman yang belum menghasilkan. Tidak
termasuk
biaya
pemeliharaan
tanaman
yang
telah
menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua). Rincian 4.1.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian benih, tidak termasuk benih yang tumbuh alami dari tanaman.
Rincian 4.2.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pupuk, tidak termasuk pupuk buatan sendiri.
Rincian 4.3.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian stimulant/zat pengatur tumbuh tanaman
Rincian 4.4.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian tanaman pelindung
Rincian 4.5.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pestisida
15
Rincian 4.6.
Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan khusus lahan bagi tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok IV.B.
Rincian 4.7.
Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa peralatan/sarana untuk pemeliharaan tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok IV.B.
Rincian 4.8.
Biaya
pada
rincian
ini
adalah
biaya
pembayaran
bunga
kredit/pinjaman usaha untuk pengembangan atau pemeliharaan tanaman. Rincian 4.9.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan pungutan/iuran yang bersifat tetap maupun tidak tetap yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.10.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran premi asuransi
Rincian 4.11.
Biaya pada rincian ini adalah biaya perkiraan penyusutan barang modal yang dipakai dalam kaitannya dengan pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.12.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian bahan bakar minyak untuk mesin yang berperan dalam pemeliharaan tanaman.
Rincian 4.13.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa pertanian, misalnya pembayaran jasa pemanenan borongan.
Rincian 4.14.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tak langsung, misalnya pajak bumi dan bangunan.
Rincian 4.15.
Biaya pada rincian ini adalah biaya lain-lain, misalnya biaya pembelian air untuk penyiraman, pembelian polybag atau wadah untuk penanaman, dll.
Rincian 4.16.
Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan.
Rincian 4.16.a. Tuliskan jumlah pegawai tetap yang teribat baik laki-laki dan perempuan di kolom (2) dan tuliskan jumlah pegawai tidak tetap baik laki-laki dan perempuan di kolom (3), serta tuliskan total pegawai di kolom (4). Rincian 4.16.b Tuliskan upah yang dibayarkan kepada pegawai baik laki-laki dan perempuan terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian, penanaman,
pemeliharaan
(pemangkasan,
pemupukan, dan pengendalian hama.
16
penyiangan,
dll),
Blok IV.C. Biaya Pemeliharaan Subkategori Peternakan Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan hewan ternak selama tahun 2013. Rincian 1.
Rincian ini diisi dengan jumlah hewan ternak yang belum dewasa hingga akhir tahun 2012 berdasarkan umur. Untuk sapi perah, isian mengikuti kategori umur di kolom 1. Namun untuk ayam petelur, hanya diisi pada kategori umur ≤ 1 tahun
Rincian 2.
Rincian ini diisi dengan jumlah hewan ternak yang belum dewasa hingga akhir tahun 2013 berdasarkan umur. Untuk sapi perah, isian mengikuti kategori umur di kolom 1. Namun untuk ayam petelur, hanya diisi pada kategori umur ≤ 1 tahun
Rincian 3.
Rincian 3.a. sd 3.p. berisi uraian biaya pemeliharaan ternak. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan pemeliharaan ternak yang belum menghasilkan. Tidak termasuk biaya pemeliharaan ternak yang telah menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua),
Rincian 3.a.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pakan
Rincian 3.b.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian vaksin.
Rincian 3.c.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian obat-obatan untuk pengobatan ternak
Rincian 3.d.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian vitamin
Rincian 3.e.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian garam untuk campuran pakan ternak
Rincian 3.f.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian disinfektan
Rincian 3.g.
Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan untuk lokasi pemeliharaan ternak.
Rincian 3.h.
Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa kandang, bangunan, mesin, atau alat-alat untuk pemeliharaan ternak.
Rincian 3.i.
Biaya pada rincian ini adalah biaya perbaikan kandang, tidak termasuk biaya pembangunan kandang baru atau perbaikan besar.
Rincian 3.j.
Biaya pada rincian ini adalah biaya/ ongkos dan suku cadang/ bahan untuk pemeliharaan/ perbaikan kecil barang modal.
Rincian 3.k.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga kredit terkait pinjaman untuk pengembangan pemeliharaan ternak.
Rincian 3.l.
Biaya pada rincian ini adalah perkiraan biaya penyusutan barang modal yang digunakan.
17
Rincian 3.m. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan pungutan lain baik bersifat tetap maupun tidak tetap. Rincian 3.n.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tidak langsung seperti PBB lahan.
Rincian 3.o.
Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa peternakan, misalnya jasa pemeriksaan kesehatan ternak.
Rincian 3.p.
Rincian
ini
banyaknya
digunakan untuk tenaga
mendapatkan informasi mengenai
kerja/pegawai
dan
upah
yang
dibayarkan
berdasarkan jenis kelamin dan statusnya. Blok V. Catatan Tujuan
blok
perlu disampaikan kesulitan
ini untuk
adalah
untuk
memperjelas
mencatat isian
keterangan
di
daftar,
tambahan
ataupun
yang
mencatat
dan permasalahan yang timbul selama melakukan tugas pencacahan di
lapangan, seperti adanya kejadian yang ekstrim yang dijumpai dilapangan dan sebagainya. Blok VI. Keterangan Pengesahan Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai nama, jabatan, dan tanda tangan yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner ini dari pihak perusahaan/usaha serta stempel/cap perusahaan/usaha.
18
4. PENJELASAN
4.1
Konsep dan Definisi Konsep dan definisi adalah hal penting dalam memahami variabel yang ingin ditangkap
dan dipahami dalam suatu kegiatan. Beberapa konsep dan definisi penting dalam SK-ISNA 2014 adalah sebagai berikut : a. Perusahaan atau Usaha Industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertangggung jawab atas usaha tersebut. b. Komoditas utama adalah komoditas yang diusahakan oleh perusahaan/usaha yang memberikan nilai produksi yang paling tinggi dibandingkan dengan komoditas-komoditas lainnya. c. Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya pekerja/karyawan rata-rata perhari kerja baik pekerja yang dibayar maupun pekerja yang tidak dibayar. Tenaga kerja terdiri dari pekerja produksi dan pekerja lainnya. Pekerja produksi adalah pekerja yang langsung bekerja dalam proses produksi atau berhubungan dengan itu, termasuk pekerja yang langsung mengawasi proses produksi, mengoperasikan mesin, mencatat bahan baku yang digunakan dan barang yang dihasilkan. Pekerja lainnya adalah pekerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, pekerja ini biasanya sebagai pekerja pendukung perusahaan, seperti manager (bukan produksi), kepala personalia, sekretaris, tukang ketik, penjaga malam, sopir perusahaan, dan lainnya. d. Cultivated Biological Resources (CBR) adalah sumber daya hayati yang dibudidayakan dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat darinya. Sebelumnya, penghitungan output pertanian pada PDB tahun dasar 2000 hanya mencakup output panen. Sedangkan SNA 2008 menjelaskan bahwa output pertanian tidak hanya mencakup output saat panen tetapi juga mencakup semua pertumbuhan asset alami yang merupakan hasil budidaya mulai dari bibit sampai siap dipanen. e. Tanaman semusim adalah jenis tanaman yang usianya sejak ditanam sampai masa panennya kurang dari satu tahun, dan hanya dapat dipanen satu kali untuk setiap penanaman. Proses pemanenan tanaman ini biasanya dibongkar habis.
19
Jika dalam akhir suatu periode komoditi jenis ini belum dapat dipanen, maka output dari komoditi ini diperkirakan sebesar biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari bibit sampai dengan habis masa periode tersebut. f.
Tanaman tahunan adalah jenis tanaman yang usianya sejak ditanam sampai masa panen pertama kalinya lebih dari satu tahun dan dapat dipanen lebih dari satu kali. Jika dalam akhir suatu periode komoditi jenis ini belum dapat dipanen, maka output dari komoditi ini pada periode tersebut diperkirakan sebesar biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari bibit sampai dengan habis masa periode tersebut. Jika pada periode selanjutnya komoditi tersebut belum bisa juga untuk dipanen maka output dari komoditi ini pada periode kedua ini diperkirakan sebesar biaya perawatan yang dikeluarkan. Jika pada suatu periode komoditi tersebut sudah dapat dipanen untuk pertama kali, maka komoditi tersebut dikapitalisasi sebagai modal tetap dan pada periode tersebut dihitung nilai penyusutannya.
g. Rincian biaya upah meliputi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha dalam rangka membayar upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang telah diselesaikan, upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan waktu-waktu tidak bekerja, bonus yang dibayarkan tidak teratur, penghargaan, dan nilai pembayaran sejenisnya kepada pekerjanya.
4.2
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Pengisian kuesioner SK-ISNA 2014 haruslah sesuai dengan tata cara yang telah
dijelaskan di bab sebelumnya. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan yaitu : 1. Perhatikan pengisian KBLI 2009. Pemeriksa harus memastikan KBLI 2009 yang dicantumkan adalah 5 digit. Misalkan kode KBLI 2009 untuk usaha perkebunan karet 01291. 2. Penggantian sampel harus atas persetujuan koordinator survei. Sampel yang akan diganti harus
memerhatikan
ketentuan
penggantian
sampel.
Sampel
pengganti
tidak
diperkenankan diluar KBLI 2009 yang telah ditentukan dalam alokasi sampel kecuali sudah ada konfirmasi sebelumnya dengan BPS-RI.
20
LAMPIRAN - LAMPIRAN
21
22
Lampiran 1. Kuesioner SK-ISNA 2014
23
24
BLOK IV.A BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI HORTIKULTURA (lanjutan) 11. Retribusi dan pungutan/iuran lainnya 12. Premi asuransi pertanian 13. Penyusutan barang modal 14. Listrik (penyinaran tanaman, penyiraman, dll) 15. Bahan bakar minyak 16. Jasa pertanian 17. Pajak tidak langsung (PBB lahan) 18. Lainnya (wadah, polybag , tali, air, dll) 19. Tenaga kerja a. Jumlah pekerja Jenis kelamin
Pekerja tetap
Pekerja tidak tetap
Total pekerja
(1)
(2)
(3)
(4)
Laki-laki (2)
Perempuan
Total upah
(3)
(4)
1) Laki-laki 2) Perempuan b. Upah (Rp) Jenis kegiatan (1)
1) Pengolahan lahan 2) Penyemaian 3) Penanaman 4) Pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll) 5) Pemupukan 6) Pengendalian hama
BLOK IV.B. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN (1)
(2)
Khusus tanaman perkebunan semusim (misal: tebu, tembakau)
1. Luas tanaman yang belum dipanen hingga akhir tahun 2012............................ m 2 2. Luas tanaman yang belum dipanen hingga akhir tahun 2013............................ m 2 Khusus tanaman perkebunan tahunan (misal: karet, kakao, dll)
3. Kondisi tanaman belum menghasilkan (selama tahun 2013) Umur tanaman
Jumlah pohon/lajur
(1)
(2)
umur ≤ 1 1 < umur ≤ 2 2 < umur ≤ 3 3 < umur ≤ 4 umur > 4
25
BLOK IV.B. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN (LANJUTAN) 4 Biaya pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan selama tahun 2013 . baik untuk tanaman semusim maupun tanaman tahunan) Uraian
Satuan (2) batang
(1)
1. Benih/penyisipan 2. Pupuk
kg
3. Stimulan/zat pengatur tumbuh
kg
(diisi
Banyaknya Penggunaan
Nilai (Rp)
(3)
(4)
batang
4. Tanaman pelindung
...
5. Pestisida 6. Sewa lahan 7. Sewa peralatan/sarana usaha 8. Bunga kredit/pinjaman usaha 9. Retribusi dan pungutan/iuran lainnya 10. Premi asuransi pertanian 11. Penyusutan barang modal 12. Bahan bakar minyak 13. Jasa pertanian 14. Pajak tidak langsung (PBB lahan) 15. Lainnya (wadah, air, dll) 16. Tenaga kerja a. Jumlah pekerja Jenis kelamin (1)
Pekerja tetap (2)
Pekerja tidak tetap
Total pekerja
(3)
(4)
Laki-laki (2)
Perempuan
Total upah
(3)
(4)
1) Laki-laki 2) Perempuan b. Upah (Rp) Jenis kegiatan (1)
1) Pengolahan lahan 2) Penyemaian 3) Penanaman 4) Pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll) 5) Pemupukan 6) Pengendalian hama
26
BLOK IV.C. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PETERNAKAN 1 .
Khusus untuk ternakyang belum menghasilkan hingga akhir tahun 2012 ayam petelur hanya isi untuk kategori umur ≤ 1)
(khusus
Umur ternak
Jumlah ternak (ekor)
(1)
(2)
umur ≤ 1 1 < umur ≤ 2 2 < umur ≤ 3 3 < umur ≤ 4 umur > 4
2.
Khusus untuk ternakyang belum menghasilkan hingga akhir tahun 2013 (khusus ayam petelur hanya isi untuk kategori umur ≤ 1) Umur ternak
Jumlah ternak (ekor)
(1)
(2)
umur ≤ 1 1 < umur ≤ 2 2 < umur ≤ 3 3 < umur ≤ 4 umur > 4 3. Biaya pemeliharaan ternak yang belum menghasilkan selama tahun 2013 Uraian
Satuan (2) kg
(1)
a. Pakan ternak b. Vaksin
...
c. Obat-Obatan
...
d. Vitamin
...
e. Garam
...
f. Disinfektan
...
Banyaknya Penggunaan
Nilai (Rp)
(3)
(4)
g. Sewa lahan h. Sewa kandang, bangunan, mesin, dan alat-alat i. Perbaikan kandang j. Ongkos & suku cadang/bahan untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal k. Bunga kredit/pinjaman usaha l. Penyusutan barang modal m. Retribusi dan pungutan lain n. Pajak tidak langsung (PBB lahan) o. Jasa peternakan (kesehatan, pemacekan, dll.) p. Jumlah pekerja Jenis kelamin (1)
Pekerja tetap Jumlah (Orang) (2)
Pekerja tidak tetap
Upah dan Gaji (Rp)
Jumlah (Orang)
Upah dan Gaji (Rp)
(3)
(4)
(5)
1) Laki-laki 2) Perempuan
27
BLOK V. C A T A T A N
BLOK VI. KETERANGAN PENGESAHAN Daftar ini diisi dengan sebenarnya dan menurut keadaan yang sesungguhnya
Diketahui oleh yang bertanggung jawab di perusahaan/usaha: Nama
:
Jabatan
: ……………………………….., 2014
(………………………………………….) Nama, Tanda tangan dan Cap Perusahaan
28
Kode
Kabupaten/ Kota
KBLI 2009 Lama Keterangan KBLI 2009
KBLI 2009 Baru Keterangan KBLI 2009
Penjelasan
Lampiran 2. Form Penggantian Sampel SK-ISNA 2014
FORM PENGGANTIAN SAMPEL SK-ISNA 2014
29