Presentasi Sidang Tugas Akhir Semester Genap 2012/2013Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS
Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang
Nama : Yoyok Triyono NRP : 2209 106 067 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Ir. Sjamsjul Anam, MT
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN TEORI PENUNJANG SISTEM KELISTRIKAN PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 2
Pendahuluan(1) LATAR BELAKANG 1.
2.
3.
4.
PLTU Rembang merupakan salah satu Pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara 10000 MW dengan kapasitas 2 x 300 MW Sistem kelistrikan yang handal menjadi hal yang sangat penting. Sehingga proses produksi listrik dapat beroperasi secara maksimal tanpa terjadi gangguan pada kelistrikannya, terutama short circuit Relay arus lebih merupakan solusi dari gangguan short circuit. dimana relay akan mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Untuk memperoleh keandalan sistem kelistrikan PLTU Rembang dengan perubahan dari sisi pembangkitan serta sisi beban maka diperlukan sistem pengaman yang lebih sensitif dengan me-review kembali sistem pengamannya
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 3
SINGLE LINE DIAGRAM AUX POWER DISTRIBUTION
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 4
Pendahuluan (2) TUJUAN 1. Mensimulasikan dan mengevaluasi unjuk kerja sistem berdasarkan permasalahan yang dihadapi (analisa hubung singkat dan koordinasi rele pengaman). 2. Mendapatkan setelan dan koordinasi pengaman arus lebih yang tepat pada sistem kelistrikan PLTU Rembang.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 5
Pendahuluan (3) Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini • Bagaimana sistem kelistrikan PLTU Rembang dan berapa besar arus gangguan yang dapat terjadi pada sistem kelistrikan tersebut. • Studi koordinasi rele pengaman pada sistem proteksi beban auxiliary di PLTU Rembang setelah penggabungan bus 6.3 kV antara bus unit station unit 1 dengan bus unit station unit 2 BATASAN MASALAH • Analisa sistem tenaga yang dilakukan meliputi : Analisa hubung singkat • Koordinasi rele pengaman Jenis rele pengaman yang digunakan adalah over current relay dan ground fault relay. • Simulasi menggunakan software ETAP 7.0.0 • Studi kasus dilaksanakan di PLTU Rembang.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 6
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN TEORI PENUNJANG SISTEM KELISTRIKAN PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 7
Teori Penunjang Rele Arus Lebih (Over Current Relay) Syarat Rele Pengaman Setting Rele Pengaman Rele Gangguan ke Tanah (Ground Fault Relay)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 8
Teori Penunjang (1) Rele Arus Lebih
Merupakan jenis rele yang bekerja berdasarkan besar arus masukan, dan apabila besarnya arus masukan melebihi dari setting (Ip) maka rele arus lebih bekerja. Berdasarkan karakteristik waktuya rele arus lebih dibedakan atas 3 jenis yaitu: Instantaneous Rele Definite Rele Inverse Rele
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Gambar Karakterisrik arus lebih
Page 9
Teori Penunjang (2) Setting Rele Pengaman Ada dua hal utama yang perlu diperhatikan pada pengaturan rele yaitu: 1. Setting Arus Pada dasarnya batas penyetelan rele arus lebih adalah rele tidak boleh bekerja pada saat beban maksimum. Arus settingnya harus lebih besar dari arus beban maksimumnya. Arus penyetelan pun harus memperhatikan kesalahan pick up sesuai dengan British Standard Pick Up = 1.05 s/d 1.3 Inominal Dalam setting juga harus memperhatikan batasan maksimum, untuk alasan keamanan dan back Up hingga sisi downstream ditetapkan : Ipp ≤ 0.8 Isc minimum Dengan pedoman diatas seting arus yang digunakan pada study adalah: 1,05 IFLA ≤ Iset ≤ 0,8 Isc minimum
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 10
Teori Penunjang (2) Setting Rele Pengaman 2.
Setting Waktu Penyetelan waktu kerja rele terutama dipertimbangkan terhadap kecepatan dan selektivitas kerja dari rele, sehingga rele tidak salah operasi, yang dapat menyebabkan tujuan pengaman tidak berarti. Untuk setting waktu sesuai standard IEEE 242 yaitu: Waktu terbuka Circuit beaker : 0,04 – 0,1 s (2-5 Cycle) Overtravel dari rele : 0,1 s Faktor Keamanan : 0,12 – 0,22 s Untuk rele static dan rele digital berbasis microprocessors overtravel time dari rele dapat diabaikan. Sehingga total waktu = 0,2 -0,4 s
3. Persamaan Time Dial untuk Normal Invers : t=
0,14 x D 0,02 I fault −1 Iset
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 11
Teori Penunjang (3) Rele Gangguan Tanah (Ground Fault Relay) Cara kerja residual CT yaitu memanfaatkan sistematika kerja arus tidak seimbang. Iresidu = Ia+Ib+Ic Ir merupakan arus residu hasil penjumlahan vektor dari masing-masing arus fasa yaitu dari IA, IB, dan IC. Kemudian arus residu ini diset dalam nilai tertentu, sehingga jika dalam kondisi tertentu yaitu ada gangguan dan melebihi nilai set dari arus residu maka rele ini akan bekerja
Zero CT
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Residual CT Page 12
Teori Penunjang (4) Syarat-syarat Rele Pengaman Untuk menjamin keandalan, rele pengaman harus memenuhi persyaratan yaitu: - Kecepatan Bereaksi Kecepatan bereaksi rele adalah saat rele mulai merasakan adanya gangguan sampai dengan pelaksanaan pembukaan pemutus tenaga (circuit breaker). - Kepekaan Operasi ( sensitivity ) Pada prinsipnya rele harus cukup peka sehingga dapat mendeteksi gangguan di kawasan pengamanannya meskipun dalam kondisi yang memberikan rangsangan yang minimum - Selektif ( selectivity ) Pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin yaitu hanya seksi yang terganggu saja yang menjadi kawasan pengamanan utamanya - Keandalan ( reliability Pengaman harus handal terhadap adanya gangguan, sehingga dapat melindungi peralatan. - Ekonomis Penggunaan rele selain memenuhi syarat diatas, juga harus disesuaikan dengan harga peralatan yang diamankan. Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 13
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN TEORI PENUNJANG SISTEM KELISTRIKAN PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 14
SISTEM KELISTRIKAN PLTU Rembang, jawa tengah
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 15
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 16
Rencana Penggabungan bus 6,3 kV
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 17
Analisa Aliran Daya • Besar arus yang mengalir yang diperoleh dari simulasi aliran daya digunakan untuk menentukan setting relay arus lebih yang digunakan sebagai pengaman di busbar atau switchgear. • Sedangkan untuk generator, trafo dan motor dapat diketahui dengan melihat nilai Full Load Ampere (FLA) yang berada pada rating-nya.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 19
Analisa Hubung Singkat • Pada kondisi normal, 2 konfigurasi yang mewakili hubung singkat minimum dan maksimum, yaitu: Hubung singkat minimum : Salah satu generator dalam keadaan tidak beroperasi (off) dan yang satu posisi beroperasi(on) Hubung singkat maksimum : pada saat semua generator 1 dan 2 beroperasi (on) .
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 20
Pemilihan Setting koordinasi yang digunakan pada PT. ANTAM
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 21
Tabel Arus Hubung Singkat ARUS HUBUNG SINGKAT
Bus
Isc max 4 Cycle
Isc min 30 cycle
ID
kV
kA
kA
bus 232
20
60.094
52.28
10bba10
6.3
57.095
36.2
00BCC10
6.3
28.626
22.246
00BHC10
0.38
22.909
21.131
SWBD
6.3
57.095
36.2
Bus MTR idf
6.3
32.812
14.579
Bus 234
6.3
27.433
21.478
bus 236
20
60.094
52.28
00BCA10
6.3
57.095
36.2
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 22
Tabel Setting rele Tipikal 1A
Existing
Rele
Type
CT ratio Curve
Tap (I>)
Time dial (t>)
Inst (I>>)
Delay(t>>)
Rele MTR IDF
ABB REM 543
300/1
Definite time
5
0.05
Not used
Not used
Rele MB RB1
ABB REX 521
800/5
NI
2
0.24
Not used
Not used
RelayB_RB1
ABB REX 521
4000/1
NI
0.9
0.26
Not used
Not used
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 23
Setting rele dari bus Motor ID fan hingga Trafo UAT 1 (Typical 1a)
0.855 s
0.584 s
0.05 s
setelan pickup overload rele mtr idf 6.3kv tidak di gunakan. Hal tersebut sangat berisiko dikarenakan tidak ada pengaman overload pada motor tersebut sehingga akan mempengaruhi life time dari motor grading time yang terlalu lama antara rele MTR IDF dengan rele MB_RB1 yaitu selama 0,584 detik karena fungsi instans pada rele tidak digunakan karena Berdasarkan standar IEEE Std 242-1986 (batas waktu kerja antara dua buah rele : 0,2 s – 0,4 s).
= Rele utama trip = Back-Up Rele utama
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 24
Tabel Resetting rele Tipikal 1A
reseting
Rele
Type
CT ratio Curve
Tap (I>)
Time dial (t>)
Inst (I>>)
Delay(t>>)
Rele MTR IDF
ABB REM 543
300/1
NI
1.1
0.94
6
0.1
Rele MB RB1
ABB REX 521
800/5
NI
1.1
0.68
2.6
0.4
RelayB_RB1
ABB REX 521
4000/1
NI
0.65
0.54
2.2
1
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 25
Setting rele dari bus Motor ID fan hingga Trafo UAT 1 (Typical 1a)
1s
0.4 s
0.1 s
Pengaturan time overcurrent pick up pada rele motor ID fan di set sesuai dengan full load ampere motor tersebut sehingga dapat melindungi motor dari bahaya overload. Hasil penyesuaian arus beban penuh ini telah sesuai Standard BS 142-1983 batas penyetelan antara 1,05 – 1,3 Inominal. Pengaturan time delay untuk rele instans (50) pada rele MTR IDF,rele MB RB1 dan Rele B RB1 yaitu sebesar 0.3s. Hal ini sudah memenuhi standard IEEE 242 yaitu antara 0.2-04 s
= Rele utama trip = Back-Up Rele utama
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 26
Tabel Setting rele Tipikal 1B
Existing
Rele
RelayB_RB1 Relay TR RB1 Relay 10STG1
Type
ABB REX 521 Areva Micom P122 Areva Micom P122
Jurusan Teknik Elektro-ITS
CT ratio Curve
Tap (I>)
Time dial (t>)
Inst (I>>)
Delay(t>>)
4000/1
NI
0.9
0.26
Not used
Not used
2500/1
IEC-SI
0.69
0.5
1.05
0.3
15000/5
IEC-SI
0.83
1.5
3.09
0.1
Page 27
Setting rele dari bus 10BBA10 hingga generator (Typical 1b) rele TR_RB1 akan trip terlebih dahulu ketika terjadi gangguan hubung singkat minimum di Bus 10BBA10 perlu diperbaiki .karena Kurva Rele B_RB1 overlap dengan kurva Rele TR_RB1
0.3 s
0.82 s
koordinasikoordinasi Kurva waktu antarasetting rele eksisting utama TRrele RB1dan 10STG1 reledisetting back up diatas 10STG10 damage perlucurve diperbaiki. Generator Jika terjadi STG1 sehingga gangguan bila maka terjadi akan trip hubung bersamaan. singkat di bus 232 maka rele tidak mampu mengamankan Generator sehingga dapat menyebabkan generator rusak.
= Rele utama trip = Back-Up Rele utama
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 28
Tabel Resetting rele Tipikal 1
Existing
Rele
RelayB_RB1 Relay TR RB1 Relay 10STG1
Type
ABB REX 521 Areva Micom P122 Areva Micom P122
Jurusan Teknik Elektro-ITS
CT ratio Curve
Tap (I>)
Time dial (t>)
Inst (I>>)
Delay(t>>)
4000/1
NI
0.65
0.54
2.2
1
2500/1
IEC-SI
0.62
0.45
11
0.1
15000/5
IEC-SI
0.72
0,4
2.1
0.4
Page 29
Setting rele dari bus 10BBA10 hingga generator (Typical 1b) mengaktifkan setelan kurva instantenous (50) pada rele B_RB1 ini dapat mengamankan transformator TR UAT1 dari gangguan hubung singkat minimum pada bus 10BBA10 di daerah outgoing transformator TR UAT1. rele 10STG1 disetting diatas FLA dan berada dibawah damage curve generator sehingga mampu mengamankan generator STG1 bila terjadi gangguan hubung singkat Pengaturan time delay untuk rele maksimum di (50) buspada 232.rele Sehingga instantaneous generator STG1 dapat beroperasi full 10STG1 dan TR RB1 yaitu sebesar load 0.3s.dengan Hal iniaman sudah memenuhi standard IEEE 242 yaitu antara 0.204s
1.24 s
1s
= Rele utama trip = Back-Up Rele utama
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 30
Setting rele dari bus 237 hingga bus 00BCC10 (Typical 2a)
1.1 s 1.1 s
0.35s
0.35 s
0.03 s
setelan pickup rele ACB chl10 berada disebelah kiri FLA trafo CHLORINE 1A. Artinya setelan pickup rele ACB chl10 ini di bawah arus full load trafo CHLORINE 1A, sehingga akan trip ketika arus yang mengalir besarnya mendekati arus beban penuh trafo tersebut. dapat dilihat bahwa penggunaan rele CHL TR 1A digunakan sebagai rele back-up mempunyai time difference sebesar 0,773s dengan ACB chl10. standard IEEE Std 242-1986 (batas waktu kerja antara rele utama dan rele back-up : 0,2 s – 0,4 s),
= Rele utama trip = Back-Up Rele utama
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 31
Resetting rele dari bus 237 hingga bus 00BCC10 (Typical 2a)
0.56 s 0.56 s
0.35s
0.35 s
0.07 s
Pengaturan lowset CHL penuh TR 1a Pengaturan arus rele beban diaturACB berdasarkan arus beban rele chl10 disesuaikan penuh pada incoming transformator dengan arus beban penuh pada CHLORINE1A. Kurva Pengaturan sisi kurva outgoing definite (rele tranformator 50) pada rele CHLORINE1A. rele CHL TR 1a inisehingga harus dapat tidak akan trip saat dibebani mengamankan transformator CHLORINE1A dari full load karena hal gangguan tersebut hubung singkat seketika, dan bukan merupakan gangguan. daerah inverse (rele 51) digunakan Hasil penyesuaian arus beban sebagi back up dari rele ACB penuh ini telah sesuai Standard CHL10, sehingga transformator BS 142-1983 batas penyetelan CHLORINE1A dalam kondisi antara 1,3 CHL Inominal. aman. 1,05 karena– rele TR 1a yang digunakan sebagai rele back-up mempunyai time difference dengan definite rele ACB CHL10sebesar 0,217 s
= Rele utama trip = Back-Up Rele utama
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 32
Tabel Setting rele Tipikal 2b
Existing
Rele
Type
CT ratio Curve
Tap (I>)
Time dial (t>)
Inst (I>>)
Delay(t>>)
RelayB_RB1
ABB REX 521
4000/1
NI
0.9
0.26
Not used
Not used
Rele CHL TR 1a
ABB REX 521
600/5
NI
0.3
0.4
3
0.1
Rele CHL Tie I/C
ABB REX 521
1250/5
NI
1.3
0.15
Not used
Not used
Rele SSB Tie I/C
ABB REX 521
2500/5
NI
0.9
0.22
Not used
Not used
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 33
Setting rele dari bus 234 hingga Trafo UAT1 (Typical 2b)
0.67s
0.398 s
0.9 s
koordinasi yang kurang tepat antara rele CHL TR 1A dengan rele CHL TIE I/C, Berdasarkan analisa kurva koordinasi di atas, pada saat terjadi gangguan short circuit minimum bus 234 rele yang bekerja terlebih dahulu seharusnya yang paling dekat pada gangguan yaitu rele CHL TR 1A namun pada kurva disamping dapat dilihat bahwa koordinasi rele kurang tepat karena rele yang bekeja saat gangguan pada bus 234 adalah rele CHL TIE I/C
= Rele utama trip = Back-Up Rele utama
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 34
Tabel ReSetting rele Tipikal 2B
RESETING
Rele
Type
CT ratio Curve
Tap (I>)
Time dial (t>)
Inst (I>>)
Delay(t>>)
RelayB_RB1
ABB REX 521
4000/1
NI
0.65
0.54
2.2
1
Rele CHL TR 1a
ABB REX 521
600/5
NI
0.35
0.14
3
0.1
Rele CHL Tie I/C
ABB REX 521
1250/5
NI
1.2
0.22
5.2
0.4
Rele SSB Tie I/C
ABB REX 521
2500/5
NI
0.95
0.23
2.86
0.7
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 35
Resetting rele dari bus 234 hingga Trafo UAT1 (Typical 2b)
1s
0.7s
0.4 s
0.1 s
setelan instantaneous digunakan agar bila terjadi gangguan segera dapat dibatasi dan dilokalisir. Selain itu koordinasi pengaman backup juga sudah tidak lagi overlap, Grading time juga diberikan sebesar 0,3 detik sehingga adanya miss-coordination ketika terjadi gangguan hubung singkat dapat dihindari
= Rele utama trip = Back-Up Rele utama
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 36
Setting rele dari penggabungan bus 6,3 kV
0.7 s
1s
Pengaturan arus beban penuh rele FTR RB1 disesuaikan dengan arus beban penuh yang melewati rele tersebut(outgoing Trafo UAT). Hasil penyesuaian arus beban penuh ini telah sesuai Standard BS 142-1983 batas penyetelan antara 1,05 – 1,3 Inominal. Pengaturan time delay untuk rele difinite (50) pada rele B RB1 dan B RB2 dengan FTR RB1 yaitu sebesar 0.3s. pengaturan time delay tersebut agar tidak terjadi trip secara bersamaan sehingga suplai daya tetap terjaga
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 37
setting rele GFR dari bus 234 hingga Trafo UAT1 eksis
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 38
setting rele GFR dari bus 234 hingga Trafo UAT1
1s
0.7s
0.4 s
Dengan dipasangnya NGR tersebut apabila terjadi gangguan hubung singkat phasa ke tanah pada sistem 6,3 kV, arus akan dibatasi oleh NGR sebesar 300 A. Apabila terjadi hubung singkat di bus 234 sebesar 300 A maka Rele CHL TR 1a merupakan pengaman utama nya, sedangkan jika gagal maka pengaman cadangannya ialah Rele CHL Tie I/C akan trip setelah 0,4 s. kemudian secara berurutan bila terjadi kegagalan dalam melokalisir gangguan maka rele SSB Tie I/C akan trip setelah 0,7 s di ikuti dengan rele B RB1 akan trip setelah 1 s.
= Rele utama trip 0.1 s
Jurusan Teknik Elektro-ITS
= Back-Up Rele utama
Page 39
Setting rele dari bus 10BBA10 hingga generator (Typical 1b)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 40
Setting rele dari bus 10BBA10 hingga generator (Typical 1b)
0.4 s
Dengan dipasangnya NGR apabila terjadi gangguan hubung singkat phasa ke tanah pada sistem 20 kV, arus akan dibatasi oleh NGR sebesar 400 A. Apabila terjadi hubung singkat sebesar 400 A pada hubung singkat antara Generator STG1 hingga primary Trafo TR UAT1 , maka rele 10STG1 akan trip setelah 0.4 s, karena rele tersebut merupakan back up dari CB yang berada pada terminal primary Trafo TR UAT1 yang akan trip 0.1 s, , mulai dari pick-up sampai kotak CB terbuka. Berdasarkan IEEE 242 yaitu 0,2-0,4 .
0.1 s
= Rele utama trip = Back-Up Rele utama
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 41
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN TEORI PENUNJANG SISTEM KELISTRIKAN PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 42
Kesimpulan(1)
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan hasil studi dan analisis koordinasi rele pengaman pada PLTU Rembang yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Terdapat beberapa setelan rele yang belum tepat dan koordinasi yang kurang baik, terutama pada setelan pickup dan grading time antar rele pengaman. Pada beberapa rele, setelan pickup kurva inversnya masih menyentuh arus full load beban. Hal ini dapat menyebabkan rele tersebut trip meski tidak terjadi gangguan. Terdapat setelan instan pada beberapa rele yang belum maksimal, karena belum mencakup seluruh level arus hubung singkat. Hal ini mengakibatkan rele tidak dapat bekerja secepat mungkin untuk mengamankan peralatan ketika terjadi gangguan hubung singkat minimum. Terdapat setelan overload pada beberapa rele motor yang belum di fungsikan,. Hal ini mengakibatkan rele tidak dapat mendeteksi adaya kelebihan beban pada motor sehingga akan mengurangi lifetime dari peralatan tersebut karena dibebani penuh secara terus menerus Grading time yang diberikan terlalu lama, yakni 0,584 detik. Hal ini dapat membahayakan bus yang mengalami gangguan dan membahayakan bus yang lain karena terlalu lama mengisolasi system yang mengalami gangguan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 43
5. Karena koordinasi rele-rele eksisting yang ada kurang sempurna dan tidak terkoordinasi dengan baik. Maka perlu dilakukan pengaturan rele (resetting) sesuai dengan perhitungan dan dikoordinasikan agar sistem bekerja secara optimal tidak mengganggu kestabilan sistem. 6. Pada koordinasi ground fault relay, Untuk meningkatkan sensitivitas dan selektivitas dalam mengenali gangguan maka untuk memperbaiki sensitivitas direkomendasikan untuk CT Ground untuk diganti dengan yang lebih kecil yaitu sebesar 300/5. Selain itu penggantian nilai CT ground yang sama dalam satu feeder dapat mempermudah dalam koordinasi rele.
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 44
TERIMA KASIH
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 45
Koreksi untuk rele tipikal 1B rele 10stg1
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 47
Cara mensetting rele biru(B RB1) dan rele hijau (TR RB1) • • • • • • •
RelayB_RB1 Jenis Rele Kurva Isc max 4 cycle Bus 10BBA10, 6.6 kV Isc min 30 cycle Bus 10BBA10, 6.6 kV CT FLA (sisi sekunder TR-UAT)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
= ABB Rex 521 = Standard Inverse = 56072A = 36394A = 4000/1 = 2291 A
Page 48
• • • •
Relay TR RB1 Jenis Rele = Areva Micom P122 Kurva = Standard Inverse Isc max 4 cycle Bus 10BBA10, 6.3 kV = 56072 A
•
di konversi ke 20 kV
= 56072
Isc min 30 cycle Bus 236, 20 kV CT FLA (sisi primer TR-UAT1)
=17662,68 A = 52297A = 2500/1 = 1443 A
• • • •
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 49
•
Penyetelan Rele Arus Lebih Instan
•
Pertimbangan dalam penentuan nilai pickup instan dapat didasarkan pada karakteristik peralatan yang dilindungi seperti yang dijelaskan sebagai berikut : Untuk pengaman feeder yang dipisahkan oleh trafo, koordinasi pengaman dibedakan menjadi dua daerah, yakni daerah low voltage (LV), dan daerah high voltage (HV) [12]. Dua daerah yang dipisahkan trafo tersebut dapat dilihat pada Gambar
•
Adapun setelan pickup instan pada tipe koordinasi di atas dapat harus memenuhi syarat berikut [12]:
CT
A
CT
Isc A
Isc B
B
Isc max bus B ≤ Iset 0.8 Isc min, A …………………….….…….(7)
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 50
• Kenapa NGR-nya di ganti 300? • Yang saya ganti bukan NGR nya tetapi nilai CT ground yaitu 300/5 tujuannya untuk memperbaiki sensitivitas dan selektivitas dalam mengenali gangguan dan untuk mempermudah dalam koordinasi rele GFR
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 51
• 30 Ampere itu apakah tidak terlalu kecil?line charging kamu hitung tidak?siapkan untuk besok pertimbanganmu apa? • Menurut saya nilai tersebut tidaklah terlalu kecil karena menurut slide dari Bp Wahyudi sudah ditetapkan 5-10% dan untuk pertimbangan dari line charging perlu diperhatikan namun pada kasus tugas akhir ini nilai line chargingnya kecil karena jarak nya pendek hanya dalam lingkup pemakaian daya sendiri beda halnya dengan sistem transmisi yang jaraknya sangat jauh sehingga line charging perlu diperhatikan
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 52
Setting rele arus lebih
• Gangguan beban lebih Ipp = (110 -120)% In • Gangguan hubung singkat ketanah (5-10)%In < Ipp < 50%In
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Perhitungan line charging = 1,83.10-9
Ich=2π x 50 x 1,83.10-9
=2,09.10-3A/meter
Ԑ=8.85.10-12 F/meter K=kontanta XLPE(2,3-6) r(jari-jari) =9,7=10mm(dibulatkan) R(jari-jari terluar)=12mm
Jurusan Teknik Elektro-ITS
Page 54