STUDI PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI LIMBAH CAIR IKAN TERHADAP KANDUNGAN HARA MAKRO C, N, P, DAN K
Yovina Mulyadi, Sudarno, Endro Sutrisno
Abstract Liquid fertilizer content from fish wastewater had not fulfill the requirement of Agriculture Minister rules No.70/Permentan/SR.140/10/2011 with C-organic content 15.42%, Total N 1.26%, Phosphate 4.37%, and Potassium 0.36% thus variated coconut water for the enrichment of Total N and Potassium content. Liquid fertilizer made from fish wastewater is made by mixing fish wastewater, rice wash water, molasses, and coconut water (with variation of 0, 100, 200, 300, 400, and 500 ml) into the reactor and anaerobically fermented during 20 days then do the measurement of pH and Temperature every day and content of CNPK(C-Organic, N Total, Phosphate, and Potassium) on day 0, 10th, and 20th. The optimum result that is obtained from the measurement of liquid fertilizer content from fish wastewater on day 10 with the variation of 500 ml of coconut water with content of C-Organic 17.12%, Total N 3.09%, 0.41% Phosphate, and 0.0066% Potassium.
Keyword : Liquid fertilizer, fish wastewater, coconut water, anaerob, macro nutrient
LATAR BELAKANG
Permentan
Menurut Kandungan Pupuk
70/Permentan/SR.140/10/2011
dari
ikan
tentang
Pupuk
Kelompok Tani Unggul Sejahtera
Hayati,
dan
Desa Jubang, Kec. Bulukamba, Kab.
sedangkan kandungan N dan K
Brebes (2012), kandungan C dan P
masih di bawah standar sehingga
1.1
Cair
sudah
Limbah
memenuhi
cair
persyaratan
No.
Organik,
Pupuk
Pembenah
Tanah
membutuhkan penambahan bahan
hanya akan menjadi limbah yang
lain.
dapat mencemarkan lingkungan.
Menurut Minawati (2011), air kelapa
Persyaratan Permentan No.
merupakan salah satu bagian dari
70/Permentan/SR.140/10/2011
tanaman kelapa yang bermanfaat
tentang
bagi kesehatan dengan salah satu zat
Hayati, dan Pembenah Tanah untuk
gizi
yang
nilai Nitrogen 3-6 %, Fosfat (P2O5)
adalah
3-6 %, Kalium 3-6 %, dan C-organik
dalam
air
mempunyai
kadar
kelapa tinggi
Kalium yaitu 3120 mg/L
Pupuk
Organik,
Pupuk
minimal 6% belum dapat dipenuhi
Oleh karena kadar N dan K
oleh pembuatan pupuk cair yang
pupuk cair dari limbah cair ikan
hanya berasal dari limbah cair ikan
yang
yaitu menurut Kandungan Pupuk
belum
memenuhi
standar
sedangkan air kelapa kaya akan
Cair
kedua unsur tersebut sehingga bisa
Kelompok Tani Unggul Sejahtera
didapatkan nilai C/N yang sesuai
Desa Jubang, Kec. Bulukamba, Kab.
sebagai pupuk organik, maka penulis
Brebes adalah nilai Nitrogen 1,26 %,
bermaksud
penelitian
Fosfat (P2O5) 4,37 %, Kalium 0,36
mengenai pemanfaatan limbah cair
%, dan C-organik 15,42 %. Untuk
ikan sebagai bahan baku pupuk
melengkapi
organik cair dengan penambahan air
diharapkan penggunaan air kelapa
kelapa.
dapat
1.2
melakukan
Ditjen
Perikanan
Budaya (2007), setiap musim masih antara
cair
kebutuhan
meningkatkan
ikan
tersebut
unsur
hara
dalam pupuk organik.
MASALAH
terdapat
Limbah
makro yang dibutuhkan tanaman
IDENTIFIKASI
Menurut
dari
25-30%
hasil
1.3
PEMBATASAN
MASALAH Penelitian ini dilakukan skala
tangkapan ikan laut yang akhirnya
laboratorium,
limbah
cair
harus menjadi ikan sisa atau ikan
dimanfaatkan
buangan yang disebabkan karena
organik cair. Penambahan air kelapa
berbagai hal. Sisa atau buangan ini
diharapkan
menjadi
dapat
ikan pupuk
meningkatkan
kandungan hara makro pupuk cair.
Pupuk diuji kandungan unsur hara
cair ikan.
makronya pada hari ke-0, hari ke-10
2. Menganalisis waktu pematangan
dan hari ke-20 dan pengukuran pH/T
pupuk cair limbah cair ikan
per
dengan penambahan air kelapa.
hari.
Parameter
yang diuji
meliputi pengukuran temperatur, pH, dan
unsur
hara
makro
CNPK.
Selanjutnya pupuk dari limbah cair
1.6
ikan dengan berbagai penambahan
MANFAAT PENELITIAN Penelitian
ini
diharapkan
jumlah volume (ml) air kelapa
dapat memberikan manfaat antara
dibandingkan
lain sebagai berikut
untuk
mengetahui
penambahan jumlah volume (ml) air
1.
Sebagai studi untuk mengetahui
kelapa yang optimum pada pupuk
pengaruh
organik cair dari limbah cair ikan.
kelapa
1.4
PERUMUSAN MASALAH
unsur
Perumusan masalah dalarn
pupuk cair dari limbah cair
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana
pengaruh
penambahan air kelapa
2.
penambahan terhadap
hara
2.
pada
makro
(CNPK)
Menambah nilai guna limbah cair ikan dan air kelapa yang bermanfaat
kadar C,N, P dan K?
lingkungan. pengaruh
kandungan
ikan.
pupuk cair limbah cair ikan pada
Bagaimana
air
3.
di
bidang
Menambah pengetahuan dan
penambahan air kelapa terhadap
wawasan
mengenai
waktu pematangan pupuk cair
pengolahan limbah melalui
limbah cair ikan?
pembuatan
pupuk
cair
dengan menggunakan limbah 1.5
cair ikan dan air kelapa.
TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk
1. Menganalisis
4.
pengaruh
Meminimasi
terbentuknya
limbah cair ikan dan air kelapa
penambahan air kelapa terhadap kandungan unsur hara makro (CNPK) pupuk cair dari limbah
1.7
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup dalam
skala laboratorium. Metode yang
penelitian tugas akhir ini, yaitu
digunakan pada penelitian ini yaitu
l. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu :
batch reactor dengan menggunakan 24 buah reaktor (6 (enam) buah
Penelitian ini dilakukan pada
reaktor
bulan
pengujian
April-Juli
2013,
untuk
masing-masing
dengan
dan
tanpa
fermentasi limbah cair ikan
pengadukan dengan sistem duplo)
dengan penambahan air kelapa
yang ditempatkan di dalam ruangan
dilakukan selama 20 hari.
dengan
Lokasi pengambilan sampel
fermentasi secara anaerob. Dalam
dilakukan di sentra industri
penelitian ini digunakan limbah cair
pengolahan pengasapan ikan
ikan
kota Demak dan pasar di
pengasapan ikan kota Demak dengan
Semarang.
air kelapa sebagai penambahan.
Kemudian
uji
menggunakan
manyung
proses
dari
industri
analisis penelitian dilakukan di Laboratorium
Teknik
Lingkungan
Variabel Penelitian
Universitas
Diponegoro.
Pada penelitian ini digunakan 3
2. Ruang Lingkup Pembahasan Penelitian
3.2
ini
(tiga)
jenis
Variabel
membahas
variabel
Bebas
(Independent
Variabel
Variable),
yaitu
Terikat
mengenai analisis kandungan unsur
(Dependent Variable), dan Variabel
hara makro (CNPK) limbah cair ikan
Kontrol.
hasil
3.2.1 Variabel
fermentasi,
kemudian
membandingkan kandungan unsur hara
makro
(CNPK)
Bebas
(Independent Variable)
dari
Variabel
bebas
adalah
penambahan beberapa jumlah air
variabel yang secara sengaja diubah
kelapa
untuk
3.1
dipelajari
Jenis dan Metode Penelitian
terhadap
Penelitian
penelitian
ini
merupakan
variabel ini
pengaruhnya terikat.
yang
Pada
ditetapkan
penelitian eksperimental – laboratoris,
sebagai variabel bebas adalah :
dimana penelitian dilakukan dalam
a. Konsentrasi Air kelapa
Variasi konsentrasi air kelapa
Pada penelitian ini yang menjadi
yang digunakan dalam penelitian
variabel terikat adalah parameter
ini adalah 0 ml, 100 ml, 200 ml,
yang dianalisa, yaitu konsentrasi
300 ml, 400 ml, dan 500 ml.
unsur hara makro (CNPK).
Variasi
3.2.3 Variabel Kontrol
ini
digunakan
untuk
mengetahui penambahan air kelapa
Variabel
kontrol
adalah
yang optimum untuk hasil CNPK
variabel yang digunakan sebagai
pada pupuk cair
kontrol
b. Waktu Uji Kandungan CNPK
penelitian
dalam ini
penelitian. yang
Pada
digunakan
CNPK diuji pada hari ke-0,
sebagai variabel kontrol adalah pH
hari ke-10, dan hari ke-20. Hal ini
dan temperatur. pH yang dipilih
dilakukan untuk mengetahui waktu
adalah
optimum bagi pematangan pupuk
No.70/Permentan/SR.140/10/2011
cair dari limbah cair ikan dengan
tentang
penambahan air kelapa
Hayati, dan Pembenah Tanah dan
c. Pengadukan
Temperatur untuk bakteri mesofilik
Variasi yang digunakan dalam penelitian
ini
pengadukan
adalah
tanpa
dan
pengadukan.
Permentan
Organik,
Pupuk
adalah 25-400c. 3.3
dengan
ini
Pupuk
sesuai
TAHAPAN PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari tiga
dilakukan
tahap
pengaruh
pelaksanaan penelitian dan analisis
pengadukan terhadap perubahan pH
data. Diagram alir tahap penelitian
pada pupuk cair.
ditunjukkan pada Gambar 3. .
untuk
Hal
4-9
melihat
3.2.2 Variabel
Terikat
terikat
adalah
persiapan,
3.3.1 Tahap Persiapan Penelitian Sebelum
(Dependent Variable) Variabel
meliputi
dilaksanakan
penelitian dilakukan
uji
variabel yang ditetapkan sebagai
pendahuluan untuk melihat variasi
akibat atau dalam pengertian lain
yang cocok untuk pembuatan pupuk
adalah
titik
cair dari bahan baku limbah cair
keadaannya
ikan. Penambahan Molase sesuai
tergantung pada variabel bebas.
dengan pernyataan Riadi (2013)
persoalan,
yang yang
menjadi
dimana konsentrasi substrat karbon dan energi pada kultur batch berada
100, 200, 300, 400, dan 500 ml) 4. Menutup
di kisaran 1-5%. Hasil dari uji
rapat
5. Mengocok
3.6 menunjukkan variasi yang paling
masing
cocok
homogen
memenuhi
nilai
C
dan
Permentan
agar
terjadi fermentasi anaerob
pendahuluan yang tertera pada Tabel
dengan
reaktor
N
No.70/
campuran reaktor
masing-
20x
untuk
agar
meratakan
substrat di dalam reaktor
Permentan/ SR.140/10/2011 tentang
6. Melakukan
Pupuk Organik, Pupuk Hayati, nilai K
reaktor
tertinggi, dan nilai P yang cukup
pengadukan, dan masing-masing
tinggi adalah Limbah cair ikan laut
diulang 2x (duplo)
dengan air cucian beras. Hal ini
3.3.2 Tahap
1-5
untuk
dengan variasi
tanpa
7. Melakukan fermentasi selama 20
menjadi dasar pelaksanaan penelitian yang dilakukan.
tahap
hari 8. Mengukur pH dengan pH meter dan
Pelaksanaan
dengan
Termometer setiap harinya
Penelitian a. Uji Pendahuluan
Temperatur
9. Menguji
Tujuannya adalah untuk mencari
unsur
hara
makro
(CNPK) pada hari ke-0, ke-10,
variasi yang cocok dalam pembuatan
dan ke-20
pupuk cair menggunakan limbah cair ikan. Adapun langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan botol 1,5 l yang
4.1
UJI PENDAHULUAN Mendapatkan
campuran
yang
variasi cocok
sudah bersih sebanyak 6 buah
mempercepat
dan diberi label masing-masing
diperlukan
sesuai dengan variabelnya
pendahuluan dilakukan dengan 6
uji
proses
untuk
dekomposisi
pendahuluan.
Uji
2. Memasukkan masing-masing 500
macam variasi. Penambahan starter
ml limbah cair ikan laut, 50 ml
dan molase berdasar Riadi (2013),
air cucian beras, 25 ml molase
yaitu jumlah inokulum umumnya 10
3. Memberikan variasi air kelapa
% v/v dari volume kultur, dan
untuk masing-masing variasi (0,
molase 25 ml bahwa konsentrasi
4.2.1
kultur batch berada pada kisaran 1-
Penambahan Air kelapa Terhadap
5% dan dapat lebih rendah untuk
Kadar C-Organik
kultur kontinyu. Reaksi yang terjadi
25.00
pada
proses
anaerobik
saat
pembuatan pupuk cair : Bahan Organik + H2O + nutrisi →
C-Organik (%)
substrat karbon dan energi pada
Pengaruh
Series7 20.00 Series8 15.00
H0 H10 H20
+ NH3 + H2S + panas
biologis
pada
secara
Series1 0
Hari
pengolahan
anaerobik
Series9
10.00
sel-sel baru + biomassa + CO2 +CH4
Prinsip
Variasi
akan
Dari gambar diatas dapat
menghasilkan produk akhir berupa
dilihat bahwa nilai C Organik turun
karbondioksida,
seiring
metana,
hidrogen sulfida,
dan
amonia, biomassa.
(Tchobanoglous, 1993 : 95). Dalam
fermentasi
berjalannya
waktu
fermentasi. Penurunan ini terjadi pada
seluruh
reaktor
dengan
yang
degradasi yang berbeda-beda tetapi
dilakukan selama 7 hari muncul bau
tidak menunjukkan perbedaan yang
alkohol yang menandakan proses
signifikan. Kandungan C Organik
fermentasi berhasil sehingga akan
turun drastis karena bakteri yang ada
muncul
sp,
menguraikan bahan-bahan organik.
Azospirillum sp, Azotobacter sp,
Unsur karbon atau bahan organik
Pseudomonas sp, Bacillus sp dan
(dalam
bakteri fosfat (Syariefa dkk, 2012)
nitrogen (dalam bentuk protein, asam
disitasi dari Purba (2013) dengan
nitrat,
reaksi menurut Indriani (2013) :
makanan
mikroba
C6H12O6 →
Rhizobium
2C2H5OH + 2
bentuk
amoniak, pokok
karbohidrat)
dll)
dan
merupakan
bagi
bakteri
anaerobik. Unsur karbon digunakan
CO2 + 2 NADH2 + Energi
untuk energi dan unsur nitrogen
4.2 Pengaruh Variasi Air kelapa
untuk membangun struktur sel dan
terhadap Kadar CNPK
bakteri.
Bakteri
memakan
habis
unsur C 30 kali lebih cepat dari memakan unsur N (Damanhuri dan
Padmi, 2007). Menurut Janie dan
yaitu
kelompok
Rahayu (1993) dalam Purba (2013),
mengalami proses kenaikan lalu
dibawah kondisi anaerobik karbon
penurunan nilai N adalah reaktor C1,
organik
sel-sel
C2,
baru,
karbon
mengalami proses penurunan adalah
dioksida, metana, dan lain-lain. Nilai
reaktor C3 dan C6, sedangkan
maksimum
reaktor
mikroorganisme
dari
kandungan
C-
C4,
C5
kelompok
yang
menjadi
diubah
dan
pertama
mengalami
yang
proses
organik berturut-turut terdapat pada
penurunan lalu nilai N Total naik
C6 untuk H0 dan H10, dan C2 pada
pada
H20. Nilai minimum dari kandungan
bakteri berupa N-organik atau N-
C-organik
anorganik, tergantung jenis bakteri
berturut-turut
terdapat
pada C1 untuk H0 dan H10, dan C5
berbeda-beda berbedanya
kadar
dibutuhkan
Dalam proses pengomposan,
yang
nitrogen digunakan oleh mikroba
disebabkan
sebagai sumber makanan dan nutrisi.
reaktor dapat
Nitrogen
(Ningrum, 2012).
untuk H20. Variasi penurunan dari masing-masing
H20.
substrat
dari
Menurut
Purba
(2013),
bakteri
nitrifikasi mengubah amonia menjadi
masing-masing reaktor.
nitrat
yang
menyebabkan
unsur
nitrogen
dalam
Penambahan Air kelapa Terhadap
meningkat.
Mikroba
Nilai N Total
senyawa C sebagai sumber energi
4.2.2
Pengaruh
N Total (%)
4.00
Variasi
Series7
fermentasi memecah
dan menggunakan N untuk sintesis protein (Yulianto, 2010). Perubahan
3.50 Series8
nilai N Total pada tiap reaktor tidak
Series9
sama akibat kecepatan mikroba yang
3.00 2.50
mengurai bahan fermentasi berbedaH0 H10 H20
2.00
Hari
Series1 0 Series1 1
beda (Purba, 2013). Nilai
maksimum
N
total
untuk H0, H10, dan H20 berturut-
Dari grafik dapat dilihat ada 3
turut terdapat pada reaktor C6, C1,
(tiga) kelompok perbedaan reaksi
dan C6. Nilai minimum dari N total
untuk H0, H10, dan H20 terdapat
bervariasinya substrat yang ada pada
pada C1, C5, dan C1.
masing-masing
4.2.3
Pengaruh
Variasi
reaktor
dengan
perubahan yang terjadi tidak linear.
Penambahan Air kelapa Terhadap
Nilai
Nilai Fosfat
fermentasi menurun karena fosfor
0.50
Series7
dalam
Series8
P2O5
sesudah
garam-garam
dibutuhkan
0.45
sebagai
fosfat
nutrisi
hara
makro untuk pertumbuhan bakteri
0.40 Series9 0.35
4.2.4 H0 H10 H20
Series1 1
Hari
Nilai maksimum dari nilai fosfat pupuk cair berturut-turut untuk H0, H10, dan H20 terjadi pada reaktor C1 untuk H0 dan H10 dan C4
untuk
H20.
Nilai
Pengaruh
Variasi
Penambahan Air kelapa Terhadap Nilai Kalium Series7
0.007 0.006 0.005 0.004 0.003
Series8 Series9 H0 H10 H20
Series1 0
0.30
reaktor
(Ningrum, 2012).
kalium (%)
Fosfat (%)
kandungan
Hari
Series1 0
minimum fosfat untuk H0, H10, dan
Dari Gambar 4.13 dapat dilihat
H20 berturut-turut terdapat pada C3
semua reaktor mengalami kenaikan
untuk H0 dan H10, dan C5 untuk
kalium yang signifikan pada H10 dan
H20.
(2012),
turun pada H20. Kandungan K2O
bakteri
sesudah fermentasi meningkat karena
Menurut
kebutuhan
Ningrum
fosfor
untuk
hasil pelapukan melepaskan ion K+
berasal dari garam-garam fosfat. Dari
grafik
dapat
dilihat
dari situs pertukaran kation dan
semua reaktor mengalami penurunan
dekomposisi bahan organik yang
fosfat pada H10, namun reaktor C3
terlarut dalam pupuk cair (Foth,
mengalami kenaikan fosfat pada H20
1994) dalam (Indriani, 2013).
sedangkan
tetap
Menurut Hidayati, dkk (2011) dalam
mengalami penurunan nilai fosfat.
Purba (2013), kalium digunakan oleh
Hal
mikroorganisme dalam bahan
ini
reaktor
dapat
lain
disebabkan
substrat sebagai katalisator, dengan
SR.140/10/2011 Pupuk Organik,
kehadiran bakteri dan aktivitasnya
Pupuk Hayati, dan Pembenah
akan sangat berpengaruh terhadap
Tanah adalah reaktor variasi 6
peningkatan kalium. Kalium diikat
pada H10 karena memiliki nilai
dan disimpan dalam sel oleh bakteri
maksimum untuk Kalium dengan
dan jamur. Nilai kalium terkecil
nilai C organik > 6% (17,12 %)
ditunjukkan oleh grafik dari reaktor 1
dan nilai N total 3 – 6% (3,09%)
tanpa variasi air kelapa, dan nilai
, walaupun nilai Fosfat tidak
kalium terbesar ditunjukkan oleh
memenuhi yaitu <3% (0,41%)
grafik pada reaktor C6 dengan
dan K<3% (0,0066%).
variasi air kelapa terbesar. Hal ini
2. Waktu pematangan pupuk cair
sesuai dengan pernyataan Minawati
dari limbah cair ikan dengan
(2011) bahwa salah satu zat gizi
penambahan
dalam air kelapa yang mempunyai
didapatkan optimum pada H10
kadar tinggi adalah Kalium.
karena pada H20 nilai N total
5.1
tidak
Kesimpulan Dari
penelitian
penambahan
air
pengaruh
kelapa
pada
ada
air
yang
persyaratan
kelapa
memenuhi Permentan
No.70/Permentan/
pembuatan pupuk cair dari limbah
SR.140/10/2011 Pupuk Organik,
ikan terhadap kandungan hara makro
Pupuk Hayati, dan Pembenah
C, N, P dan K dapat disimpulkan
Tanah
bahwa :
5.2 Saran
1. Pengaruh penambahan air kelapa
1. Kandungan P dan K ditingkatkan
terhadap kandungan unsur hara
lagi dengan penambahan bahan
makro (CNPK) pupuk cair dari
organik yang dapat memperkaya
limbah cair ikan memberikan
fosfat dan kalium agar semua
nilai
yang
parameter
masing-masing
memenuhi
persyaratan
variasi. Nilai yang memenuhi dan
Permentan
No.70/Permentan/
atau
SR.140/10/2011 Pupuk Organik,
dan
beragam
perubahan dari
mendekati
No.70/Permentan/
Permentan
unsur
hara
makro
Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah
DAFTAR PUSTAKA -
2. Dari penelitian yang dilakukan,
Afrianto,
Eddy.
2009.
Penanganan Limbah Hasil
diambil Reaktor dengan Variasi
Perikanan
6 yang memiliki nilai CNPK
Mikrobiologis, diakses dari
optimum dimana penambahan air
http://eafrianto.wordpress.co
kelapanya
m/2009/12/10/penanganan-
merupakan
yang
Secara
terbanyak, dapat dilakukan uji
limbah-hasil-perikanan-
lanjutan
secara-biologis/
dengan
rentang
penambahan air kelapa yang
-
Arsa,
Made.
2011.
lebih luas untuk mengetahui
Kandungan
pengaruh penambahan air kelapa
Kalium
terhadap nilai optimum CNPK.
Alami Air Kelapa. Thesis
3. Karena
dengan
bertambahnya
Studi
makro
Program
berkurang,
dapat dilakukan penelitian kultur kontinyu
untuk
penambahan
dilakukan
-
Kimia
Terapan Pascasarjana
Damanhuri, Enri dan Tri Padmi.
penelitian
lanjutan tentang pengaruh buka
Isotonik
Universitas Udayana : Bali
nutrisi dan aplikasi di lapangan 4. Dapat
Larutan
dan
Program Magister Program
waktu fermentasi unsur hara cenderung
Natrium
2010.
Pengelolaan
Sampah. ITB : Bandung -
Ditjen
Perikanan
Budaya
Ikan).
2007.
tutup fermentor anaerob terhadap
(Tekno
laju
massa
Pemanfaatan Limbah Ikan
volumetric untuk melihat transfer
sebagai Bahan Baku Pupuk
oksigen
Organik,
perpindahan
pengukuran
ke
sel DO
dengan (Dissolved
diakses
dari
http://agromaret.com/artikel/6 1/pemanfaatan_limbah_ikan_
Oxygen).
sebagai_bahan_baku_pupuk_ organik -
Effendi, Pengolahan
Rianto. Limbah
2011. Ikan
Efektif
dan
Efisiensinya,
diakses
-
Melalui Proses Fermentasi Menggunakan
dari
http://fendy323.blogspot.com
Saccharomyces
/2011/10/pengolahan-limbah-
Karya
ikan-efektif-dan.html
Penelitian Mahasiswa Teknik
Fardani,
Lukman.
2011.
Laporan
Kandungan
C-
Organik,
diakses
dari
-
Diponegoro.
Institut
Teknologi
Sepuluh
November : Surabaya -
Kasno, A. 2009. Jenis dan
Hadisuwito, Sukamto. 2012.
Penelitian Tanah
Pupuk
Organik
AgroMedia
Pustaka.
-
Lathifah,
dan
Hafiuddin,
Toni.
Nurul.
2011.
Limbah Organik, Anorganik,
Jakarta
B3,
diakses
dari
http://nurullathifah.wordpress
2012.
Bioaktivator dan Pupuk Cair,
.com/2011/07/07/limbah-
diakses
organik-anorganik-dan-b3/
dari
http://www.scribd.com/doc/8
-
Ningrum, F. Mustika. 2012.
5554393/bio-aktivator-dan-
Faktor-Faktor
pupuk-cair
Mempengaruhi Pertumbuhan
Indra.
2008.
Proses
Bakteri,
yang
diakses
dari
Pembuatan Pupuk Organik,
http://www.scribd.com/doc/9
diakses
4884056/Faktor-Faktor-
dari
http://petroganik.blogspot.co
Yang-Mempengaruhi-
m/2008/03/proses-
Pertumbuhan-Bakteri
pembuatan-pupuk-
-
organik.html -
Universitas
Sifat Pupuk Anorganik. Balai
Cair.
-
Lomba
kandungan-c-organik.html
Membuat
-
Tulis
Kimia
http://gerrard08dhanfar.blogs pot.com/2011/11/laporan-
cerevisiae.
Istianah, Pembuatan
Nur.2011. Bioetanol
dari
Limbah Air Cucian Beras
Nugroho,
Panji.
Panduan
Membuat
Pupuk
Organik
Cair. Pustaka Baru Press : Yogyakarta
-
Nurhanifah, Fauziah. 2012.
Katolik
Peranan
Bandung
Mikroorganisme
pada Fermentasi Pembuatan
-
-
2009.
Sapi,
Sampah
diakses
dari
Organik
dengan
http://razytasanya.blogspot.co
Menggunakan Boisca sebagai
m/2012/09/peranan-
Starter. Skripsi Departemen
mikroorganisme-pada-
Teknologi Pertanian Fakultas
fermentasi.html
Pertanian
Peraturan Menteri Pertanian
Sumatera Utara : Medan -
Universitas
Suriadikarta,
D.
A
dan
70/Permentan/SR.140/10/201
R.D.M, Simanungkalit. 2006.
1. Pupuk Organik, Pupuk
Pupuk Organik dan Pupuk
Hayati, dan Pembenah Tanah
Hayati. Balai Besar Litbang
PP
Sumberdaya Lahan Pertanian
No.18
Tahun
1999
tentang Pengelolaan Limbah
Badan
B3
Pengembangan
Riadi,
Lieke.
2013.
Penelitian
dan
Pertanian.
Jawa Barat -
Sutanto,
Rachman.
2002.
2. Graha Ilmu : Yogyakarta
Penerapan Pertanian Organik.
Rinekso, Kun Budi. 2011.
Kanisius : Yogyakarta
Tugas
Akhir
Pembuatan
Studi
Pupuk
-
Cair
Universitas
Diponegoro
:
Rineka Cipta : Jakarta -
Semarang Marlene.
“Adsorpsi
2011. Repetitif
Komponen
Teknik
Undang-undang Tahun
Setiono,
dengan
Sutejo, Mul Mulyani. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Organik dengan Urin Sapi.
-
Damayanti.
Pembuatan Pupuk Cair dari
Teknologi Fermentasi Edisi
-
Sinaga,
:
Pupuk Kandang dari Urine
No.
-
-
Parahyangan
Tetes
Kalium Kimia
No.
2008
18
tentang
Pengelolaan Sampah -
Undang-undang No.32 Tahun
Tebu
2009 tentang Perlindungan
Zeolit”.
dan Pengelolaan Lingkungan
Universitas
Hidup
-
Wahyuni,
Sri.
Menghasilkan
Biogas
2011. dari
Aneka Limbah. AgroMedia Pustaka : Jakarta -
Yulianto, A, B, dkk. 2010. Pengolahan Sampah Terpadu : Konversi Sampah Pasar Menjadi Kompos Berkualitas Tinggi. Yayasan Danamon Peduli : Jakarta
-
Yuliarti, Nurheti. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. ANDI : Yogyakarta