Studi Kualitatif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Musik dari Media dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Mahasiswa FISIP UI Makalah Non-Seminar
Dibuat oleh Diandra Putri Adhani 1006710621
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 2014
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
1
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
2
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
3
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
4
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Studi Kualitatif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Musik dari Media dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Mahasiswa FISIP UI Diandra Putri Adhani Communication Department, Faculty of Social and Political Science, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat motif mahasiswa FISIP UI dalam menggunakan media untuk mencari musik dengan menggunakan teori uses and gratification. Sebagai bagian dari keseharian, musik telah menjadi kebutuhan, khususnya untuk young adult atau remaja akhir. Media memudahkan pencarian dan penemuan musik. Penelitian ini fokus pada mahasiswa FISIP UI yang merupakan kategori umur remaja akhir yang menyukai musik house yang dimana merupakan fenomena budaya pop baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif penggunaan media untuk memenuhi kebutuhan musik juga berdampak pada perilaku mereka sehari-hari karena mengidentifikasi model yang ada di media. Kata kunci: mahasiswa, media sosial, motif, musik
Abstract This study tries to identify the motives of using the media to search for house music so it gratifies the needs using uses and gratification theory. As a part of daily life, musik has become needs especially to young adults. Nevertheless, the media make it easier for them to find and discover music. This study connects the needs of FISIP UI students that listen to house music, as house music is the new pop culture phenomenon. This study finds that media exposure has a certain effect to young adult’s behavior when identifying the model they saw on media. Key word: motives;music;social media;youth
Pendahuluan "Where words fail, music speaks." - Hans Christian Andersen. Musik adalah suatu bentuk ekspresi seni yang dapat didengar dan dimainkan.Dari perspektif yang lebih luas, banyak
5
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
masukan yang dapat diperoleh tentang aspek komunikasi emosi dalam musikyang disepakati sebagai bagian dari komunikasi nonverbal (Djohan, 2009;pp 116). Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.SC, Ed. Komunikasi nonverbal yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non-verbal, yaitu tanpa kata-kata. Definisi komunikasi terutama adalah pengaruh yang terjadi antara komunikator di satu sisi dengan penerima di sisi yang lain (misalnya, musisi mempengaruhi impresi auditori pendengar) (Johnson–Laird & Oatley, 1992).Jika pesan yang disampaikan oleh pencipta lagu dapat dicerna, maka itu yang disebut komunikasi. Sampai sekarang, musik memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia; dalam kehiupan pribadi, maupun kehidupan social (Rentfrow dan Gosling, 2003, o. 1236).Banyak dari manusia menggunakan musik sebagai alat untuk menyalurkan emosi, aspirasi, terapi, dan lainnya.Di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya.Musik telah diidentifikasi sebagai hal yang efektif untuk mengubah mood. (North, Hargreaves, & O’Neill, 2000; Thayer, Newman, & McClain, 1994; Wells & Hakanen, 1991), dan beberapa penelitian juga menemukan bahwa musik dapat meningkatkan mood positif, pengalihan dan relaksasi (Behne, 1997; Greasley & Lamont, 2006; Saarikallio & Erkkila, 2007; Sloboda, 1992; Wells & Hakanen, 1991). Hal yang ditekankan dari musik adalah penggabungan kata dan suara untuk menyampaikan pesan. Untuk beberapa orang, musik adalah budaya yang penting dan bagian dalam hidup dan bahkan dapat mengubah hidup mereka melalui cara pandang dan gaya hidup penyaji. Hal yang menarik dari musik adalah musik merupakan suatu bentuk komunikasi karena ada makna yang ingin disampaikan oleh composerdan penyajiuntuk para pendengarnya.Manusia memiliki perasaan yang dapat disentuh oleh berbagai cara, salah satunya adalah dengan musik.Maka dari itu.musik adalah objek yang favorit diperdengarkan karena kadangkala manusia terlalu mengikuti perasaan mereka. Musik diperdengarkan melalui mediamassa konvensional seperti radio, televisi, dan media massa modern yaitu di internet dan smart phone. Terpaan musik melalui media memudahkan manusia mengeksplor selera musik lalu mendengarkan lagu yang mereka sama berulangulang.Internet menyediakan situs yang memudahkan khalayak mencari musik yang mereka suka secara cuma-cuma. Walaupun demikian, terkadang mengunduh di situs tertentu merupakan hal yang illegal.
6
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Musik mempengaruhi khalayak melalui maksud ekspresif penyaji sampai respon afeksi pendengar. Respon inilah yang menentukan apakah seorang khalayak menentukan apakah mereka suka dengan musik tersebut atau tidak. Jika jawabannya adalah ya, kemungkinan besar khalayak tersebut memutar secara berulang-ulang, mencari lagu dengan aliran atau penyaji yang sama, bahkan melihat bagaimana sang penyaji menyajikan lagu tersebut melalui situs video streaming live. Yang tentunya hal ini merupakan kemudahan sentuhan jari tangan saja. Musik house adalah salah satu aliran musik yang popular bagi remaja akhir (17-25 tahun) (Kategori Umur Depkes RI, 2009).Musik house adalah salah satu aliran musik yang kerap di pasang di club atau konser besar seperti Djakarta Warehouse Project yang diadakan setiap tahunnya.Beat cepat dengan kick drum di setiap ketukannya merupakan elemen yang ada di hampir setiap musik house. Lalu kick drum dikolaborasikan dengan simbal hi-hat yang ditambah dengan snare drum. Hal ini terjadi karena house music dipengaruhi oleh disko tahun 1960 dan 1970an. Yang menjadikan house music adalah musik untuk berdansa adalah ketukannya yang cepat yaitu 118-135 bpm (beats per minute) (dikutip dari univie.ac.at). Dulu musik hanya bisa di dengar melalui radio, itupun masih berbagi gelombang dengan berita.Lalu muncul phonograph, gramophone, atau turntable dan piringan hitam yang memiliki ukuran yang besar tetapi musik masih tetap bisa dinikmati di rumah-rumah dan dikala waktu senjang.Seiring berjalannya waktu, kaset muncul dan diputar di boombox yang mampu mengeraskan suara lagu dan juga boombox dikembangkan dengan digabungkan dengan radio.Lalu muncul CD atau compact disk yang berbentuk lebih pipih dan bisa diputar di komputer atau boombox yang sudah ada pemutar CD-nya.Kaset dan CD adalah hal yang meledak pada tahun 1980 sampai 1990an. Makadari itu para ahli teknologi mengembangkan alat pemutar musik yang semakin mudah untuk digunakan dan dibawa-bawa.Walkman dan discman menjadi hal yang laku terjual karena pada saat itu telefon genggam belum memiliki kemampuan memutar lagu berkualitas baik. Dalam satu sampai dua dekade terakhir teknologi berkembang pesat dan pemutar musik sudah mengambil bentuk bermacam-macam dari yang di dalam komputer, telepon genggam, portablemusic player, di dalam mobil dan memakai usb, dan lain-lain karena untuk sebagian orang musik tetap merupakan kebutuhan. Saat teknologi pemutar musik berkembang, industri musik juga terus berkembang karena banyak dari pemusik merasa karier mereka akan meroket jika mereka akan terkenal apalagi
7
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
ditambah jika mereka membuat musik sesuai apa yang masyarakat suka. Untuk dikenal, dibutuhkan perkenalan dan pemasaran melalui media sosial. Munculnya televisi membuat musik dapat diputar beserta video masing-masing entah wajah mereka sedang rekaman atau mengambil gambar lain. Bahkan sekarang, teknologi internet sudah membuat segalanya menjadi mudah untuk diakses. Informasi mengenai suatu grup band atau penyanyi beserta musik-musik mereka. Kemampuan mengunduh dan streaming video maupun lagu menjadi sangat mudah sehingga masyarakat seluruh dunia dapat melihat apa yang sedang booming di negara mana saja apalagi industri musik kiblat seperti Amerika, Inggris, Korea dan lainnya. Tentunya adanya musik yang berada di media mempengaruhi pengembang teknologi untuk terus memberikan terobosan-terobosan baru untuk melengkapi kebutuhan akan musik dari masyarakat berita dari penyanyi yang mereka suka. Apa yang musik tampilkan kepada seluruh dunia mempengaruhi gaya hidup masyarakat yang antusias. Cara artist berpakaian, menata rambut, berbicara, dan lainnya menghasilkan sebuah tren pada masyarakat dan mempengaruhi bahkan sampai kepada masyarakat yang tidak tahu apa yang mereka contoh sebenarnya.
Tinjauan Teoritis Musik Musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:602). Mendengaran musik merupakan hobi untuk beberapa orang.(Sloboda, O’Neill dan Ivaldi, 2001) membuat studi berbasis experience-sampling yang memperlihatkan bahwa fungsi musik dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan memori yang melibatkan lagu tersebut, mood, dan perasaan.Musik, yang di dalamnya termasuk lirik dan pencipta menyediakan contoh untuk hidup, yang menjadikan musik adalah suatu budaya untuk menjadi contoh bagi mereka yang masih mencari identitas diri (personal dan social self) (Gantz, Gartenberg, Pearson, & Schiller, 1978; Larson & Kubey, 1983; Lull, 1985; Tarrant, North, & Hargreaves, 2002; Tekman & Hortacsu, 2002; Te’Neil Lloyd, 2002).
8
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Uses and Gratification Pendekatan uses and gratification menonjolkan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam lingkup uses and gratification mencoba untuk menjawab pertanyan: “Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?” (McQuail, 2002 : 388). Di sini sikap dasarnya diringkas sebagai berikut: “Studi pengaruh yang klasik pada mulanya mempunyai anggapan bahwa konsumen media, bukannya pesan media, sebagai titik awal kajian dalam komunikasi massa. Dalam kajian ini yang diteliti adalah perilaku komunikasi khalayak dalam relasinya dengan pengalaman langsungnya dengan media massa. Khalayak diasumsikan sebagai bagian dari khalayak yang aktif dalam memanfaatkan muatan media, bukannya secara pasif saat mengkonsumsi media massa” (Rubin dalam Littlejohn, 1996: 345). Di sini khalayak diasumsikan sebagai aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhinya. Media massa dianggap sebagai hanya sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan khalayak dan khalayak boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massa atau dengan suatu cara lain. Riset yang dilakukan dengan pendekatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 1940-an oleh Paul Lazarfeld yang meneliti alasan masyarakat terhadap acara radio berupa opera sabun dan kuis serta alasan mereka membaca berita di surat kabar (McQuail, 2002 : 387). Kebutuhan khalayak dari asumsi uses and gratification terdiri dari lima aspek. Berikut ini adalah penjelasannya: -
Cognitive Needs: Kebutuhan ini berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan,
dan pemahaman mengenai lingkungan. -
Affective Needs: Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman
yang estetis, menyenangkan, dan emosional. -
Personal Integrative Needs: Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status khalayakal. -
Social Integrative Needs: Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan
keluarga, teman, dan dunia.
9
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
-
Escapist Needs: Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan,
ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Media Sosial Media sosial merupakan sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun berdasarkan fondasi ideologis dan teknologi dari web 2.0. yang memungkinkan terjadinya penciptaan dan pertukaran konten yang diciptakan oleh penggunanya (Kaplan Andreas M. & Haenlein Michael. 2001:59). Media sosial sudah muncul sejak tahun 1997 yaitu Six Degrees. Sebuah web untuk membuat profil diri, mengundang teman, membuat grup dan melihat profil pengguna lain. Lalu media sosial mulai meledak dan situs-situs mulai menjamur seperti Friendster pada tahun 2002, MySpace pada tahun 2003. MySpace adalah web yang tidak jauh beda dengan Friendster. Namun, lain halnya dengan Friendster yang lebih bersifat private, MySpace lebih bersifat terbuka banyak digunakan artis dan band untuk menginformasikan para fansnya jika ada lagu, video, dan tanggal tur baru. MySpace menjadi situs media sosial yang paling populer karena berhasil mencapai 75,9 juta pengunjung per bulan pada tahun 2008.(dikutip dari infografi “The Rise, Fall, (and Rise Again?) of MySpace). Lalu pada tahun 2005, YouTube diluncurkan sebagai situs web untuk berbagi video dengan jumlah penonton 1 miliar setiap bulannya. Sebanyak 100 jam video diunggah ke YouTube setiap menit dan 80% lalu lintas tontonan di YouTube bersumber dari luar Amerika. Menurut Nielsen, YouTube menjangkau khalayak berusia 18-34 (YouTube.com statistics). Hal ini menjadikan YouTube sebagai media yang tepat untuk para artis menyiarkan musiknya dan sebaliknya, khalayak untuk menjadikan situs ini sebagai pusat mencari musik. Satu tahun setelahnya, Facebook dan Twitter hadir sebagai media sosial yang lebih dahsyat. Yang membuat Facebook spesial adalah pembuatan profil dan pemisahan antara profil privat atau profil khusus untuk fan page. Memudahkan para artis untuk dijangkau informasinya. Hal ini berbuah manis bagi facebook yaitu jumlah pengguna sebesar 1,15 miliar. Sedangkan Twitter tidak fokus pada pembuatan profil, namun bagaimana penyebaran informasi lebih mudah dilakukan seperti fitur tweet yang hanya dibatasi 140 karakter dan kemudahannya untuk disebarkan pengguna lain melalui fitur “retweet”. Kemudahan ini lebih mudah digunakan seiring menyebarnya smart phone dan aplikasi Twitter yang desainnya sangat simpel. Sehingga keuntungan Twitter melesat seiring banyaknya penjualan smartphone
10
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
(cnbc.com). Hampir semua selebriti menggunakan Twitter, musisi, aktor, politisi, penulis, dan lainnya seperti Britney Spears, Wil Wheaton, Barack Obama, dan James Gunn (Boyd, Danah M.:Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship). Media sosial terus berlomba-lomba menjadi yang terbaik dan terunik. Pada tahun 2010, Instagram dan Path menjadi media sosial yang populer di kalangan khalayak.Path lebih menonjolkan sisi inner circle untuk memposting hal-hal yang seperti bangun dan tidur, tempat di mana pengguna berada dan mendengarkan musik apa. Sementara Instagram merupakan galeri untuk mengunggah foto dan video. Path lebih bersifat private karena pengguna hanya diperbolehkan berteman dengan 150 orang saja. Sementara Instagram lebih terbuka untuk di follow siapa saja. Artis, musisi, dan selebriti lainnya menggunakan Instagram untuk memperlihatkan keseharian mereka, juga untuk promosi (gigaom.com). Motif Afektif dan Gratifikasi Media Teori Peniruan(Modeling Theories) Teori ini memandang manusia sebagai makhluk yang selalu mengembangkan kemampuan afektifnya. Teori peniruan menekakan orientasi eksternal dalam pencarian gratifikasi atau kepuasan.Di sini, individiu dipandang secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-rang yang diamatinya dan meniru perilakunya.Teori ini membandingkan perilaku dengan orang yangdiamati, yang berfungsi sebagai model. Komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh khalayaknya. Media cetak mungkin menyajikan pikiran dan gagasan yang lebih jelas dan lebih mudah dimengerti daripada yang dikemukakan oleh orangorang biasa dalam kehudpan sehari-hari. Media pictorial seperti televisi, film dan komik secara dramatis mempertontonkan perilaku fisik yang mudah dicontoh.Melalui televisi, orang meniru perilaku mereka idola mereka.teori peniruanlah yang dapat menjelaskan mengapa media masa begitu berperan dalam menyebarkan mode – berpakaian, berbicara, atau berperilakutertentu lainnya (Jalaludin Rakhmat, 2001:216). Teori peniruan akan dilihat dari penelitian ini yang melibatkan media massa internet. Efek Komunikasi Massa Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980: 10): “Mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people”(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).
11
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Pendekatan Uses and Gratification melihat khalayak yang menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Namun penelitian ini tidak hanya sebatas bagaimana khalayak memanfaatkan media, namun juga apa yang terjadi setelah khalayak mengonsumsi media tersebut. Efek komunikasi masa telah menjadi bidang penelitian yang menjadi perdebatan beberapa peneliti; apakah memiliki dampak yang besar, kecil, atau tidak ada pengaruhnya sama sekali. Efek itu sendiri menurut Steven M. Chaffee (dalam Wilhoit and Harold de Bock. 1980:78) terdapat tiga jenis yaitu perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. Sedangkan efek afektif timbul bila ada perubahan padaapa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini berhubugan dengan emosi, sikap atau nilai. Lalu efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati; yang melipui pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. (Jalaludin Rakhmat, 2001:219). Penelitian ini focus efek behavioral media massa kepada khalayak. Efek itu sendiri adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa (Schramm and Roberts, 1977:359). Khalayak menggunakan media massa karena didorong oleh beraneka ragam motif. Menurut aliran uses and gratification, perbedaan motif dalam konsumsi media massa menyebabkan kita bereaksi pada media massa secara berbeda pula. Efek media massa juga berlainan pada setiap anggota khalayaknya. (Jalaluidin Rakhmat, 2001; 217) Mengonsumsi Musik melalui Media Musik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia. Lab42 yang merupakan web riset market melakukan studi statistic dalam konsumsi musik. 45% dari 500 pendengarmusik mendengarkan musik lebih dari 10 jam tiap minggunya. Dan hasil statistika social dari Social Statistics 2.0 menunjukkan young adult yang berusia 20-29 mendengarkan musik paling sering dari computer, dan setelah itu pemutar musik portable dan radio. Para pendengar musik tersebut mendapatkan lagu-lagunya untuk didengar lebih banyak dari internet. 70% dari 500 membeli, 60% mengunduh dari situs gratis, dan 13% mendapatkan musik dengan tidak mengunduh, yaitu sebatas mendengarkan saja. Internet adalah media penyedia musik; pada tahun 2012, sudah ada 500 laman penyedia musik online.
12
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Untuk mendukung hasil dari statistic yang ada, Nielsen melakukan riset statistic mengenai penggunaan media massa untuk menemukan dan mendapatkan lagu. Dalam riset Nielsen, radio masih menjadi sumber utama khalayak menemukan musik; 48% menemukan musik melalui radio. Sedangkan 10% lainnya mendapatkan melalui teman dan 7% mendapatkan lagu melalui YouTube.Untuk sumber mendengarkan musik media massa sangat berpengaruh, 64% dari remaja mendengarkan musik melalui YouTube, 56% juga mendengarkan melalui radio, dan 53% mendengarkan musik dengan menggunakan iTunes (Nielsen 360, 2012). Pendengar musik kerap menambah koleksi lagu mereka. Penambahan koleksi ini dipicu oleh afeksi pendengar terhadap musik yang diminati. Setiap bulannya, hampir seluruh pendengar musik mengunduh sebanyak 5-10 lagu (berbayar maupun tidak) (lab42, social musik sound bytes 2013). Sementara situs penyedia pengunduhan musik melalui peer-to-peer sites berjumlah sampai satu juta pengunduhan setiap tahunnya (dikutip dari infografik The Evolution of the Online Musik Industry). Sumber lain yang dapat dijadikan referensi sumber musik adalah social media, yaitu Facebook, Twitter, Instagram, dan Path. Ke-4 sosial media ini dapat dijadikan sumber musik karena kebutuhan industry musik menempatkan mereka dalam posisi yang butuh social media untuk melakukan marketing. Maka dari itu jika ada info-info mengenai musik artis yang bersangkutan, pasti akan diberitahukan melalui social media tersebut. Berbeda dengan Facebook, Twitter dan Path yang followernya tidak dibatasi, social media Path dapat juga menjadi sumber lagu. Path yang dibatasi lingkar teman yaitu berjumlah 150 teman saja dapat dijadikan wadah marketing yang baik jikalau beberapa orang menggunakan fitur “I’m listening to.” sehingga seseorang dapat memasang lagu yang sedang ia dengarkan saat itu. Dan hal ini akan dilihat oleh teman-teman orang yang berada di Path.
Pengaruh Musik dari Media Massa Terhadap Perilaku Khalayak Musik memiliki genre atau aliran. Aliran tersebut dipengaruhi oleh tempo, ritmem harmoni dan tingkat kerasnya suara yang menjadi krusial untuk apresiasi pilihan musik (Finnas, 1989a; North & Hargreaves, 2008).Dunia musik mengalami perkembangan dari abad ke abad.Banyak aliran-aliran musik yang berkembang dan muncul.Musik adalah objek yang subjektif; setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda.Ahli filosofi Roma Pythagoras
13
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
mengemukakan bahwa adanya hubungan yang erat antara rasio chord dan ketukan lagu terhadap apresiasi manusia terhadap lagu tersebut. Namun, referensi musik yang disukai oleh seseorang terkadang tidak dalam jangka waktu yang panjang, karena respon manusia merespon musik juga dari situasi saat musik diperdengarkan, dan pendengar dalam menyukai atau tidak menyukai musik itu untuk beberapa jangka waktu kedepan (LeBlanc 1982). Musik itu sendiri terdiri dari tempo, nada, ritme, harmoni, dan kebisingan nada. Hal-hal ini yang esensial bagi presepsi dan apresiasi pilihan musik.Lirik merupakan isi yang penting untuk beberapa musik.Walaupun tidak dari semua musik memilik lirik, seperti musik instrumental. Banyak riset yang mencari pengaruh komunikasi non-verbal dari musik terhadap khalayak. Dari banyak contoh yang ada, mungkin hanya sedikit yang mengaitkannya dengan efek musik terhadap perilaku. Musik yang disebarluaskan melalui media massa mencakup banyak lingkup sehingga musik dapat mempengaruhi khalayak. Misalnya sebuah khalayak mendengarkan sebuah lagu dan ternyata isi dari liriknya sesuai dengan keadaan khalayak yang mendengarkan. Untuk beberapa saat, khalayak tersebut merasa adanya koneksi dengan lagu
yang
didengarkan.Bahkan
seseorangbisa
kecanduan
sebuah
lagu
sampai
mendengarkannya secara terus-menerus karena lirik dari lagu itu merupakan cerminan dari keadaan yang dialami sehingga dia sangat mengilhami lagu itu. Lirik yang ada di dalam sebuah musik berisi pesan-pesan yang dimaknai oleh pendengar. Sebuah musik dapat mengendalikan emosi yang dihasilkan dari pemaknaan lirik sehingga dapat mengubah perasaan pendengar. Musik yang diiringi oleh ritme serta merta mengaitkan lirik dan musik itu sendiri dengan keadaan yang sedang dialami membuat musik sebuah alat yang kuat untuk mengubah mood dan persepsi. Untuk beberapa orang, musik merupakan kebutuhan mereka, jika dilihat menurut jenis kebutuhan dari teori uses and gratification, affective needs bisa dikaitkan dengan musik sebagai penyambung dari kejadian kehidupan dan emosional dengan sebuah lagu. Bisa juga sebagai escapist needs dimana musik diputar seseorang untuk menghindari tekanan atau ketegangan seseorang. Ada juga yang membuat penyanyi sebagai idola dan mencontoh cara berperilakunya lewat televisi atauYouTube. Contohnya seperti aliran musik kpop atau Korean-Pop yang cara
14
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
berpakaiannya menurut sebagian orang lumayan mudah untuk dicontoh sehingga modelmodel pakaian yang ada sekarang cenderung mengikuti apa yang mereka pakai. Cara berbicara orang Korea seperti “waeyo?” yang berarti kenapa? Atau “gomawo” yang berarti terimakasih. Khalayak dapat melihat iklan-iklan yang dibintangi oleh artis idolanya dan dapat terpengaruh untuk membeli produknya semata-mata karena idolanya memakai, bukan karena alasan kualitas. House music dalam penelitian ini mempengaruhi khalayak pertama dari irama dan beat-nya yang cepat dan dipadu dengan vocal.House music sudah menjadi pop culture dalam industry musik dunia. DJ yang merupakan penyaji musik house menjadi selebriti dan figure dari fenomena pop culture. Beberapa dj favorit seperti David Guetta, Calvin Harris, Zedd, Avicii, Afro Jack, Swedish House Mafia sudah melakukan tur keliling dunia untuk bermain di acara musik atau club. Social media dan media massa diakui sangat membantu dalam menjual musik mereka dan meraup banyak keuntungan dari penjualan lagu dan tiket konser. Lagulagu mereka sudah dipasang melalui radio dan sudah menyebar di internet. Hasilnya, pada tahun 2011, tiket Swedish House Mafia terjual sebanyak 20.000 dalam waktu 9 menit di New York.Musik house sudah merambah ke pop culturedengan ditandainya bahwa Skrillex mendapat penghargaan Grammy. Hal ini menambah kesetiaan dan juga fans baru house musik di seluruh dunia. Acara-acara festival musik menjadi semakin marak, seperti ZoukOut di Singapura yang dimulai pada tahun 2000 dan Tomorrowland di Belgia yang dimulai pada tahun 2005 dan dapat menampung 360.000 orang di areanya. Sementara di Indonesia, Djakarta Warehouse Project dimulai pada tahun 2005 untuk mengikuti budaya festival musik dunia untuk menampung para penggemar musik house yang menuntut dj-dj favoritnya untuk tampil di acara musik tersebut.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah Studi Literatur dan wawancara. Studi literatur betujuan untuk membahas teori dan konsep mengenai musik, media, dan pengaruh media. Sedangkan wawancara digunakan untuk menguji apa yang telah tertulis di literatur sekaligus menjadi bahan dukungan hasil
15
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
penelitian. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum, yaitu pedoman wawancara yang harus mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan.Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan.Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau dinyatakan (Purwandari, 2001). Subjek penelitian ini adalah remaja akhir yang berumur 17-25 yang mendengarkan musik, khususnya house musik, menggunakan media massa untuk mencari musik dan juga memperdengarkan musik. Yang menjadi focus penelitian ini adalah aliran house music. House music adalah aliran yang hadir pada tahun 1980 merupakan aliran yang diperdengarkan di diskotik Inggris. Lalu house musikmenjadi sangat popular di Amerika karena lagu-lagunya menjadi mainstream untuk beberapa decade terakhir. House Music mula-mulanya hanya merupakan musik yang menonjolkan bass dan instrument saja, lalu beberapa decade ini menjadi aliran yang menjadi perpaduan antara musik hip-hop dan pop. Dan hal ini merupakan terobosan baru yang meledak di dunia (dikutip dari forbes.com “House Music Has Become a Global Phenomenon).
Hasil Penelitian Pengaruh musik dari media massa terhadap perilaku khalayak Mendengarkan musik merupakan hobi untuk beberapa orang. Beberapa lagu yang satu mendengar di radio dapat memicu kenangan tertentu dalam pikiran seseorang.Tidak diragukan lagi, ada hubungan yang kuat antara musik dan perasaan kita.Khalayak mencari musik karena hal itu dapat mengekspresikan, mempersuasi, mengubah, menguatkan atau memindahkan emosi. Banyak studi mengungkap banyak bukti bahwa musik dapat menjadikan mood baik, musik sebagai bentuk ekspresi, untuk relaksasi dan untuk mengatur emosi (Hakanen, 1995; Juslin & Lauka, 2004; Larson, 1995; Saarikallio & Erkkila, 2007; von Georgi et al., 2006; Waterman, 1996; Zillmann, 1988)
16
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Dari banyak contoh yang ada, mungkin hanya sedikit yang mengaitkannya dengan perubahan perilaku yang disebabkan oleh musik dan media massa. Musik yang disebarluaskan melalui media massa mencakup banyak lingkup sehingga musik dapat mempengaruhi khalayak. Berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur, terdapat beberapa temuan dalam penggunaan media untuk mendengarkan musik.Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan berinisial A dan I yang merupakan mahasiswa FISIP UI dan kerap mendengarkan musik. Berikut hasil wawancara dengan informan-1: “Gue sebenernya suka semua musik, kecuali, no offense ya..K-Pop, Dangdut, ya yang gitu-gitu deh. Gue sukanya sama Katy Perry, David Guetta, sama Zedd. Gue suka musik house tapi yang modern, kayak EDM (Electronic Dance Musik). Gue biasanya dengerin lagu di playlist di ipod atau iphone dan pasti di playlist gue ada musikhouse yang mengkombinasi musik-musik lainnya. Gue suka dengerin house music dari SMA. Dulu sukanya sih biasa aja kalau sekarang jadi makin suka, soalnya makin kesini, musik- nya makin berkembang modern; banyak yang dikombinasi dengan penyanyi-penyanyi terkenal dan jadi lagu yang bagus. Kayak misalnya Rihanna yang buat lagu sama Calvin Harris, itu kan jedag-jedug jadi asik. Awal denger house music dari radio dan beberapa tau dari temen.Kalau di radio kadang ada yang suka nyebutin itu siapa penyanyi-nya, kadang ada yang ngga. Jadi gue cari pake aplikasi Sound Houndbuat cari tau dan abis itu di download dari 4shared, Torrent, dan YouTube. YouTube gue pake juga sebagai sumber lagu dan sekarang kan ada musikconverter, jadi gampang kalau mau download lagu. Ya secara gw adalah announcer RTC, jadi gw harus tau banyak lagu. Enak juga kan kalo tau lagu dan temen lo juga tau jadi bisa ngobrolin gitu. Kalau misalkan lagi liat lagu-lagu di YouTube, gue sekalian liat video klip buat ngeliat seperti apasih mereka yang buat lagu. Tapi kadangkadang video klip tuh seronok dan tidak bermakna.Buat tau seputar dj nya gue follow Instagram dan lagu baru mereka. Gue dengerin house music seringnya dari radio mobil karena gue kemana-mana pake mobil.Jadi kalo ada lagu house music di radio, gue suka kerasin sambil ngebut he he he.
17
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Sementara, Informan-2 yang merupakan mahasiswa FISIP UI berumur 21 tahun, menggunakan hal yang sama dengan informan-1 dalam penggunaan media sebagai tempat mendapat dan mencari musik.Namun, media sosial juga berpengaruh dalam sumber informasi mengenai lagu. Hasil wawancara dengan iforman-2 sebagai berikut: “Gue lumayan suka musik house. Setiap hari gue dengerin musik, dan pasti ke shuffle 1-2 lagu beraliran house di iPhone gue. Biasanya gue dengerin dan nemu lagu di radio atau laptop.Gue suka sih lagu house soalnya menurut gue tuh easy listening sekaligus buat realaksasi. Beberapa dari house music kadang juga bikin gue semangat, naikin mood dan memacu diri apalagi semangat buat joget haha soalnya up beat sih. Buat lagu-lagu baru, gue jarang cari. Paling kalo lagi pengen, gue buka top 100 di www.billboard.com. Selain itu gue liat YouTube dan kalo ada temen-temen lagi buka YouTube, gue tanya itu lagu apa. Untuk social media, di Path kan biasanya sering ada yang nge Path lagu tuh, gue suka dengerin.. Kalo enak, gue download atau cari di YouTube. Terus gue di Instagram follow DJ soalnya kadang-kadang mereka selain post foto pribadi, ngepost lagu baru mereka. Terkadang gue suka cari tau tentang dj nya, ga terlalu ke personal lifenya tapi paling cuma asalnya dari mana dan dia konser di mana aja.Abis itu gue liat deh video livenya.Kalo liat video live tuh gue bisa dapet gambaran kalo mereka show tuh kayak gimana. Dan bayangin gue kalo di sana nonton acaranya.Buat tau keseharian dia, di Instagram udah ada jadi lebih gampang tau, ga usah gue cari juga dia muncul sendiri.Gue lumayan suka house musik dari SMA. Paling denger-denger doang tapi ga tau semuanya. Sekarang kan lagu house udah lebih marak dan gampang didapet. Dulu susah direach lagunya dan acaranya jarang diadakan. Gue ga ada artis yang favorit banget, tapi yang akhir-akhir ini sering gue dengerin tuh Hardwell sama Zedd. Suka karena lagu-lagunya enak kalo remix. Walaupun Zedd itu dj baru, lirik-lirik di lagu dia oke! Dari kedua informan di atas, penggunaan media, khususnya radio dan YouTube sangat berpengaruh dalam mendapatan lagu house yang dicari. Media massa seperti YouTube dan media social seperti Instagram dan Path juga membantu untuk memberikan informasi mengenai musik (lagu dan video klip) dan dj. Kedua informan juga memiliki kesamaan
18
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
mengenai alasan mereka menggunakan media untuk mencari lagu dan mendengarkan lagu; relaksasi. Untuk dampak musik terhadap perilaku melalui media massa, kedua informan merasa adanya pengaruh dari musik dan media massa. Berikut hasil wawancara dengan informan-1: “Waktu SMA gue bukan anak dugem sih.Waktu masuk kuliah, gue bertemen juga sama orang-orang yang suka dengerin house musik dan mulai ketularan. Makin kesini gue dugem paling sebulan sekali kalo lagi ga banyak tugas. Soalnya anak kuliahan sibuk yah. Sekalinya gue dugem, gue nunggu banget lagu yang gue suka buat dipasang sama dj. Menurut gue, lo ga mungkin dugem kalo lo ga suka lagunya. Iya gak? Hype-nya itu loh yang enak. Kayak..lo ga mungkin diem aja dengerin lagu house. House musik bagi gue tuh bikin gue lebih percaya diri dan lebih bebas. Mungkin bikin gue jadi agak lebay ya.. Abisnya kalo dengerin musik sedih jadi malah terkungkung gitu sama liriknya. Abis search musik kayak J-Lo dan Pitbull gue ngerasa make-up nya bagus, jogetnya keren, bajunya juga oke. Gue ngeliat J-Lo melihat kesamaan karena latin gitu hahahaha. Gue suka ngebayangin gue jadi J-Lo yang joget-joget gitu. Lo juga ga? Apa gue doang? Haha” Beda dengan Informan-1, Informa-2 merasakan perbedaan yang lebih signifikan setelah ia mulai mendengarkan musik house. Berikut hasil wawancara dengan informan-2: “Abis gue suka musik house, gue ngerasa lebih hedon. Tadinya gue gak tau dan gak mau dateng ke acara-acara musik dugem macem DWP. Eh, abis gue dengerin dan temen-temen gue cekokin musik gituan gue jadi pengen dateng dan agak ngikutin perkembangannya. Gue penasaran gitu sama acara-acara yang ada di luar negeri kayak Tomorrowland. Wih! Pengen banget gue kesana, gue udah nabung sih. Minimal yang deket (DWP) udah gue datengin deh. Gue ga terlalu suka dugem di Jakarta, males gue pake baju rapi. Enakan dugem di tempat yang emang kita bisa bebas gitu pake kaos oblong sama sandal. Dari dalem diri gue sendiri, sisi psikologisnya lah, lagu house music ngebangkitin semangat pokoknya.”
19
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Pembahasan Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, "Dasar-dasar musik klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia". "Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting yaitu beat, ritme, dan harmony", demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam suatu ceramah musik. "Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh". Melihat dari segi penggunaan atau uses, khalayak dapat secara aktif memilih, mencari dan menggunakan media. Tentu saja khalayak menggunakan media didasari oleh motif-motif tertentu. Melihat dari motif-motif uses dan mengaitkan kepada hasil wawancara, lima dari lima motif ada di informan A dan tiga dari lima motif ada di informan I. Dalam menjelaskan berupa cognitive needs, informan menggunakan aplikasi Sound Hounduntuk mencari tau judul lagu dan judul lagu tersebut akan dicari di situs pengunduh seperti 4shared, Torrent, dan YouTube. Situs YouTube juga digunakan informan untuk melihat video klip, sedangkan untuk media sosial Instagram, hal yang dicari adalah seputar kehidupan DJ dan lagu-lagu baru. Informasi lain yang dicari di internet adalah asal DJ dan jadwal konser yang akan datang. Untuk motif affective needs, informan memposisikan diri sebagai penyanyi atau orang yang berada di video klip seperti penyanyinya maupun penonton konser DJ saat mereka tampil di acara konser. Dalam menjelaskan personal integrative needs, informan mendengarkan dan mencari musik house karena pekerjaan informan sebagai announcer radio yang menuntut informan memiliki pengetahuan yang luas mengenai lagu. Untuk motif social integrative needs, informan memenuhi kebutuhan agar dapat terus bersosialisasi dengan temannya, yang musik house merupakan salah satu topik obrolan. Sedangkan untuk motif escapist needs, kebutuhan informan yang berkaitan dengan usaha menghindarkan tekanan dilakukan dengan cara mengebut di jalan sambil mendengarkan
20
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
musik house di radio. Sementara alasan lain untuk mendengarkan musik house adalah karena bagi informan, musik house merupakan musik yang easy listening yang baik untuk relaksasi. Jikalau butuh penyemangat, musik house dapat menaikkan mood dan memicu diri untuk berdansa karena musiknya yang up beat. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penggunaan media pasti didasari oleh motif-motif walaupun tidak semuanya motif dijadikan dasar penggunaan mediaakan pencarian hal yang yang berkaitan dengan musik. Melihat hasil wawancara dengan dua informan, pencarian gratifikasi khalayak dapat dikaitkan dengan modeling theory.Teori peniruan melihat aspek eksternal dalam pencarian gratifikasi.Khalayak secara otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-rang yang diamatinya dan meniru perilakunya.Khalayak membandingkan perilaku mereka dengan orang yang diamati, yang berfungsi sebagai model. Karena komunikasi massa menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh khalayaknya. Misalnya informan 1 melihat bagaimana J-Lo menari di video klip dan informan 2 melihat bagaimana situasi konser live. Perhatian yang diberikan oleh informan adalah unsur utama dari poses modeling. Informan mempelajari aspek-aspek yang diobservasi dan diingat oleh informan sebagai proses belajar. Untuk prakteknya, hasil penelitian dengan teori modeling dapat dikaitkan dengan bagaimana perilaku informan terpengaruh oleh media massa. Perilaku yang dimaksud adalah pada saat informan akhirnya termotivasi dan tergerak untuk melakukan apa yang dilihat oleh model di media massa tersebut. Efek yang dihasilkan oleh media massa terhadap perilaku ialah efek behavioral. Informan-1 mengatakan bahwa saat SMA Ia jarang datang ke club untuk dugem. Namun setelah mendengar house musikyang ia dapat dari media massa, frekuensi untuk ke club jadi meningkat. “Waktu SMA gue bukan anak dugem sih. Waktu masuk kuliah, gue bertemen juga sama orang-orang yang suka dengerin house musik dan mulai ketularan. Makin kesini gue dugem paling sebulan sekali kalo lagi ga banyak tugas”. Dan informan-2 mengaku setelah mendengarkan musik-musik house dan melakukan pencarian di Internet mengenai lagu-lagu dan musiklive nyaia jadi terpacu untuk datang ke acara musik event yang beraliran house musik. “Pengen banget gue kesana, gue udah nabung sih. Minimal yang deket (DWP) udah gue datengin deh.”
21
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Pernyataan informan sudah menjelaskan bagaimana media dijadikan wadah untuk kebutuhankebutuhan yang dicari jika mengonsumsi musik melalui media.
Kesimpulan Dalam penarikan kesimpulan pemenuhan kebutuhan akanmusik dari media, motif-motif dalam tidak harus dipenuhi semuanya untuk mendapatkan kepuasan. Namun selama media massa yang menyediakan kebutuhan sudah mencakup semuanya, kepuasan lebih mudah diperoleh. Dalam proses pencarian kebutuhan khalayak dari media, media juga di satu sisi mempengaruhi aspek pada manusia. Aspek-aspek yang dapat dipengaruhi adalah kognitif, afektif dan behavioral. Yang dilihat dari penelitian ini adalah aspek behavioral atau perilaku.Media sangat berperan bagi pembentukan pendapat dan perubahan perilaku khayalak.Media menyebarkan dan menginformasikan segala sesuatunya secara meluas.Manusia membentuk media dan begitu juga media yang “membentuk” manusia.Media menanamkan/memasukkan paham-pahamnya melalui elemen-elemen di media contohnya melalui musik. Musik lebih dari sekedar ritme dan harmoni, musik memiliki dampak yang signifkan untuk khalayak, apalagi disiarkan oleh media massa yang dampaknya dahsyat.Walau untuk beberapa orang musik bukanlah suatu yang esensial bagi hidup mereka, namun bagi mereka yang antusias terhadap musik, musik merupakan warna bagi kehidupan.Media membentuk perilaku dan sikap manusia dari cara berpikir dan pola kehidupan yang disiarkan salah satunya
lewat
musik.Musik
dan
pemusik
menyampaikan
pesan-pesan
kepada
pendengarnya.Pendengar musik membentuk suatu komunitas yang memiliki kesamaan perasaan dan rasa suka. Musik dan pemusik dengan mudah mempengaruhi perilaku pendengarnya, dan pendengar akan mempengaruhi pendengar yang lain. “Music has the power to move us. It’s a language which we all speak”(Jeanette Bicknell, 2010) yang artinya musik memiliki kemampuan untuk menggerakkan kita karena musik adalah bahasa yang universal.
22
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Saran Tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kajian di bidang penggunaan media massa untuk pencarian musik dan efek dari media massa terhadap penggunanya. Berikut adalah beberapa saran yang diharapkan berguna secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian dengan metode kuantitatif yang akan menambah variasi tentang topik dengan mengaitkan variabel media sosial yang digunakan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengambil data dari beberapa mahasiswa atau kelompok sosial lainnya sehingga hasil dapat digeneralisasi lebih luas lagi. Mengingat begitu banyak hal yang mempengaruhi perilaku khalayak dari musik, variabelvariabel lain seperti gaya hidup pemusik dan fan base juga menjadi pertimbangan dalam perubahan perilaku pendengar. Secara praktis, bagi pembaca agar mengetahui bahwa musik tidak hanya untuk didengarkan semata. Namun, musik juga berpotensi sebagai medium mencari jati diri bagi beberapa orang. Bagi pembuat musik, agar mengerti bahwa musik dapat memiliki pengaruh yang besar baik dari sisi gaya hidup musisi maupun dari isi lirik. Dengan mengetahui apa potensi dampak dari musik, diharapkan pembuat musik dapat memasukkan elemen-elemen positif untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Dan bagi pendengar musik, diharapkan agar menggunakan musik untuk hal yang bermanfaat dan menghindari hal-hal yang berbahaya saat mendengarkan musik. Daftar Referensi Buku Behne, K. (1997). The development of ‘Mustcerleben’ in adolescence: How and why young people listen to musik. In I. Deliege & J. A. Sloboda (Eds), Perception and cognition of music. Hove: Psychology Press. Bicknell, Jeanette. 2010. Why Music Moves Us. Publisher: Palgrave Macmillan Bitner, John R. 1980. Mass Communication, an Introduction. Prentice-Hall Boyd, Danah M. Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship Gantz, W., Gartenberg, H.M., Pearson, M.L., & Schiller, S.O. (1978). Gratifications and expectations associated pop musik among adolescents. Popular Music & Society, 6, 81-89.
23
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Greasly, A. E., & Lamont, A. M. (2006). Musik Preference in adulthood: why do we like the music we do? Larson, R., & Kubey, R. (1983). Television and musik: Contrasting media in adolescent life. Youth & Society. LeBlanc, A. (1982). Journal of Musik Therapy Littlejohn, S. W. (1996).Theories of human communication.New York: Wadsworth. Lull, J. (1985). The naturalistic study of mediause and youth culture. In K.E. Rosengren, L.A. Wenner, & P. Palmgreen (Eds.), Media gratifications research. Current prespective. London: Sage Publications. Marshall, Catherine and Gretchen B. Rossman. 1995. Designing Qualitative Research. Sage Publications McQuail, Dennis. 2002.McQuail's Reader in Mass Communication Theory. Sage Publications. London. North, A.C., Hargreaves, D. J., & O’Neill, S. A. (2000). The Importance of musik to adolescent.British Journal of Education Psychology, 70, 255-272. Rakhmat, Jalaluddin.2001. Psikologi Komunikasi.Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset Bandung. Rentfrow and Samuel D. Gosling. 2003. Journal of Personality and Social Psychology.Texas. Rubin, A. M. (2002). Media Uses and effects: a uses and gratifications perspective. Schramm, W. dan D. F. Roberts. 1977. The Process and Effects of Mass Communication, Urbana: The university of Illionis Press. Saarikallio, S. & Erkkila J. (2007).The role of musik in adolescents’ mood regulation.Psychology of Musik Sloboda, J.A. (1992). Empirical studies of emotional response to musik. In M.R. Jones & S. Holleran (Eds.), Cognitive base of musikal communication. Washington, DC: American Psychological Association. Sloboda, J. A., O’Neill, S. A., & Ivaldi, A. (2001) Functions of musik in everyday life: An exploratory study using the experience sampling method, Musikae Scientiae 5(1). Tarrant, M., North, A.C., & Hargreaves, D.J. (2002).Youth identity and musik. In R.A;R. MacDonald, D.J. Hargreaves & D. Miell (Eds.) Musik identities (pp. 134-150). Oxford: Oxford University Press.
24
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Tekman, H.G., & Hortacsu, N. (2002). Musik and social identity: Stylistic identification as a response to musikal style. International Journal of Psychology. Te’Neil Lloyd, B. (2002).A conceptual framework for examining adolescent identity, media influence, and social development.Review of General Psychology. Turner, West. 2007. Introduction Communication Theory Analysis and Application. New York: McGraw-Hill Education. Wells, A., & Hakanen, E.A. (1991). The emotional use of popular musik by adolescent.Journalism Quarterly.
Websites http://www.angelfire.com/mt/matrixs/psikologi.htm http://www.thefreedictionary.com/musik http://www.bookrags.com/tandf/mass-media-and-culture-tf/ http://postyour.info/statistics/how-often-listen-to-musik.htm http://postyour.info/statistics/sound-devices-usually-use-to-listen-to-musik.htm http://www.forbes.com/sites/danschawbel/2012/03/09/house-musik-has-become-a-globalphenomenon/ http://www.nielsen.com/us/en/press-room/2012/musik-discovery-still-dominated-by-radio-says-nielsen-musik-360.html http://www.univie.ac.at/Anglistik/webprojects/LiveMiss/Chicago-House/house-text.htm http://www.YouTube.com/yt/press/statistics.html http://www.uncp.edu/home/acurtis/NewMedia/SocialMedia/SocialMediaHistory.html
25
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014
Lampiran Pedoman Wawancara Isi wawancara: No
Kategori jawaban yang diharapkan dari informan
1.
Pendapat/cara menikmati musik:
2
-
Preferensi musik yang didengarkan
-
Preferensi music house yang didengarkan
-
Media untuk menikmati musik
-
Tempat untuk menikmati musik
Pendapat tentang music house: -
Waktu pertama kali mendengarkan musik house
-
Alasan menyukai
-
Efek yang muncul setelah mendengarkan musik ini
-
DJ atau artis favorit dari musik ini
-
Alasan mencari musik house di media
-
Sumber musik house
-
Tempat untuk mencari musik ini
-‐
Media untuk mengunduh musik house
-‐
Media untuk mengetahui informasi seputar musik house (DJ dan lagu baru)
-‐
Alasan mencari informasi di media
-‐
Dampak yang dirasakan dari pencarian informasi mengenai musik house
26
Studi kualitatif ..., Diandra Putri Adhani, FISIP UI, 2014