STUDI KEMAMPUAN PERLIT SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENYISIHKAN BESI Budhi Primasari, Rosa Gustilisa Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Email:
[email protected] ABSTRAK Perlit yang ada di daerah Sumatera Barat dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif adsorben untuk menyisihkan logam-logam yang terkandung dalam air tanah. Pada penelitian ini ingin diketahui kemampuan perlit sebagai adsorben dalam menyisihkan logam besi dan mangan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan larutan artifisial. Pada percobaan ini digunakan perlit dengan diameter (0,180-0,150) mm, kecepatan alir 1 gpm/ft2. Perlite dimasukkan ke dalam kolom berdiameter 2.54 cm, dengan kedalaman perlit 85 cm dan jumlah perlit yang dibutuhkan untuk mengisi kolom adalah 160 gram. Sampling air sumur pada 8 titik sampling dilakukan untuk menentukan rentang konsentrasi Fe, dan Mn. . Rentang yang ditetapkan untuk konsentrasi Fe adalah (110) mg/l, rentang konsentrasi Mn adalah ( 0,1-2) mg/l dan rentang konsentrasi kesadahan adalah (200-400) mg/l. Pada percobaan dengan larutan artifisial yang mengandung konsentrasi Fe saja didapatkan kapasitas adsorpsi berkisar (4,01 x 10-6 – 1,84 x 10-5) mg Fe/mg perlit. Pada percobaan larutan artifisial yang mengandung Fe dan Mn didapatkan kapasitas adsorpsi berkisar (1,36 x 10 -5 - 1,44 x 10-5) mg Fe/mg perlit. Kata kunci: perlit, adsorben, Fe, Mn, kesadahan, kapasitas adsorpsi
ABSTRACT West Sumetera pearlite can be utilized as an alternative adsorbent to remove metal from groundwater. Aim of this research is to investigate the capability of pearlite to remove ferrous (Fe) and manganese (Mn). Experiment was conducted using artificial solution. A column od 2.54 cm was filled with expamded pearlite. Diameter of pearlite is (0,180-0,150) mm and flow rate1 gpm/ft2. Depth of pearlite in the column was 85 cm, and weight was 160 gr. Sample was taken at 8 sampling points of ground water to determine range of Fe and Mn concentration in artificial solution. Range of Fe concentration is 1-10 mg/l, and range of Mn concentration is 0,1-2 mg/l. Experiment shows that adsorption capacity of pearlite is (4,01 x 10 -6 – 1,84 x 10-5) mg Fe/mg perlit in Fe –only solution. While adsorption capacity of pearlite is (4,01 x 10-6 – 1,84 x 10-5) mg Fe/mg perlit in Fe –only solution. While in the Fe-Mn mixture artificial solution, adsorption capacity of pearlite is 1,36 x 10 -5 to 1,44 x 10-5 mg Fe/mg perlit. Keywords: perlite, adsorbent, Fe, Mn, adsorption capacity
PENDAHULUAN Pada umumnya air tanah memiliki kandungan besi dan mangan yang relatif tinggi. Dalam air tanah kadar besi dapat mencapai 10-100 mg/l pada air tanah dalam dengan kadar oksigen yang rendah (Effendi, 2003). Besi dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan hemoglobin. Namun demikian, dalam dosis yang besar dapat merusak dinding usus dan menyebabkan kematian. Selain itu juga menimbulkan masalah warna dan bau pada air (Slamet, 1994). Sedangkan konsentrasi mangan dalam air tanah
44
Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 menetapkan kadar zat besi di dalam air minum maksimum 0.3 dan mangan maksimum sebesar 0.1 mg/l dan kesadahan 500 mg/l. Salah satu metoda untuk menyisihkan logam Fe dan Mn dalam air tanah adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah proses fisika dan/atau kimia dimana substansi terakumulasi atau terkumpul pada lapisan permukaan adsorben (JMM, 1985). Salah satu adsorben yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menyisihkan logam Fe adalah perlit. Perlit merupakan batuan gelas vulkanik yang mengandung air 2-5% dan akan
Studi Kemampuan Perlit untuk Menyisihkan Besi
mengembang jika dipanaskan pada suhu diatas 1600oF (870oC). Perlit akan mengembang 4-20 kali volume semula setelah pemanasan. Perlit merupakan jenis batuan silika dengan persentase silika yang cukup tinggi, merupakan material berpori, tahan lama, tidak beracun dan tidak larut dalam air (Anderson, 2005).
Mn menggunakan metoda kolorimetri dengan menggunakan alat spektrofotometer. Analisis konsentrasi kesadahan dilakukan dengan metoda titrimetri EDTA.
Berdasarkan data Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Barat, daerah Sumatera Barat mempunyai cadangan perlit sebesar 11.925.000 m3 di dua daerah penambangan di dua kabupaten yaitu Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Solok. Saat ini perlit belum dimanfaatkan secara baik.
Tabel 1. Lokasi Sampling dan Konsentrasi Fe, Mn dan Kesadahan
Sebelumnya, Zikra (2005) melakukan penelitian mengenai perlit dalam menurunkan kesadahan air tanah. Dengan kemampuan perlit yang dapat menurunkan kesadahan air tanah diharapkan perlit juga mampu menyisihkan logam Fe dan Mn dalam air tanah. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui penyisihan logam Fe dan Mn dalam air tanah dengan menggunakan metoda adsorpsi dan perlit sebagai adsorben; 2. Mengetahui pengaruh konsentrasi Mn terhadap penyisihan Fe; METODOLOGI PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan penelitian ini adalah:
dalam
Sampling Air Tanah Pemilihan lokasi sampling berdasarkan pada daerah yang air tanahnya mengandung kadar Fe dan Mn yang tinggi yaitu pada air sumur yang berwarna kuning kecoklatan atau kemerahmerahan disertai dengan bau yang khas dan mengandung pH yang rendah. Air sumur dengan kondisi seperti itu mengandung konsentrasi besi dan mangan yang tinggi. Ada 8 lokasi ditemukannya kondisi air sumur yang seperti disebutkan diatas yaitu pada daerah Padang Baru, Mega Permai Lubuk Buaya, Monang Indah Lubuk Buaya, Mata Air dan Linggarjati. Sampel dianalisis di laboratorium untuk menentukan besarnya konsentrasi Fe, Mn dan kesadahan yang terkandung dalam air sumur tersebut. Analisis terhadap konsentrasi Fe dan
Hasil analisis dari sampel-sampel air sumur tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
N o
Lokasi Sampling
1
Padang Baru Mega Permai 1 Mega Permai 2 Mega Permai 3 Monang Indah Mata Air 1 Mata air 2 Linggarjati
2 3 4 5 6 7 8
Konsentrasi Fe (mg/l) 3,637
Konsentrasi Mn (mg/l) 0,117
Konsentrasi Kesadahan (mg/l CaCO3) 195,90
4,196
0,147
261,20
3,497
0,189
195,90
10,637
0,364
383,63
0,979
0,091
375,47
4,056 3,776 6,574
2,225 1,237 0,442
350,98 277,52 408,12
Sumber: Hasil Analisis Penelitian
Persiapan Percobaan Persiapan percobaan meliputi pengaktifann resin perlit, pemasangan instalasi percobaan serta pembuatan larutan artifisial. Perlit dalam bentuk crude perlite yang berwarna hitam mengkilap dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil dengan diameter (3-5) mm menjadi crude crush perlite. Crude crush perlite kemudian diaktivasi dalam furnace pada temperatur 900oC selama 1 jam menjadi expanded perlite. Expanded perlite yang telah mengembang dan berwarna putih dihaluskan dan diayak untuk mendapatkan diameter perlit yang diinginkan. Ukuran ayakan yang dipakai untuk diameter perlit (0,180-0,150) mm adalah ayakan nomor 10 dan 8. Set-up alat penelitian meliputi bak penampung air dan kolom adsorpsi. Bak penampung berfungsi untuk menampung air yang akan dialirkan ke kolom penukar ion baik untuk larutan artifisial maupun sampel air sumur asli. Bak penampung yang digunakan berupa ember plastik dengan kapasitas 5 liter yang dilengkapi dengan kran pengatur aliran. Kolom adsorpsi yang digunakan terbuat dari kaca dengan ketebalan 5 mm dengan tinggi total kolom 1,3 m
45
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 13(1) : 44-50 (Januari 2016)
Primasari dan Gustilisa
dan diameter 2,6 cm. Kolom dilengkapi dengan pipa overflow, pipa inlet dan pipa outlet. Sebelum pipa outlet, dipasang glass woll untuk mencegah keluarnya perlit pada air keluaran outlet. Kran inlet diatur sesuai dengan kecepatan alir yang digunakan yaitu 1 gpm/ft2 dengan laju alir sebesar 0,360 ml/detik.
Konsentrasi (mg/l)
12
6 4 2
Konsentrasi Fe
Percobaan dengan konsentrasi Fe dan Mn tetap dan konsentrasi kesadahan divariasikan bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsenrasi kesadahan terhadap penyisihan Fe dengan adanya Mn dalam larutan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sampling Air Tanah Hasil sampling air tanah dapat dilihat pada Tabel 1. Perbandingan konsentrasi sampel dengan standarnya untuk masing-masing parameter dapat dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3.
46
Permenkes 416
Konsentrasi (mg/l)
2,5 2 1,5 1 0,5 0 1
2
3
4
5
6
7
8
Lokasi Titik Sampling Konsentrasi Mn
PP 82 & Permenkes 907
Permenkes 416
Gambar 2. Perbandingan Konsentrasi Mn Sampel dengan Baku Mutu 600 500 400 300 200 100 0 1
Percobaan dengan konsentrasi Fe tetap dan Mn divariasikan bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Mn terhadap penyisihan Fe
PP 82 & Permenkes 907
Gambar 1. Perbandingan Konsentrasi Fe Sampel dengan Baku Mutu
Konsentrasi (mg/l CaCO3)
Percobaan dengan konsentrasi Fe divariasikan bertujuan untuk mendapatkan efisiensi penyisihan Fe pada setiap variasi konsentrasinya. Percobaan ini dilakukan dengan variasi konsentrasi Fe 1 mg/l; 5 mg/l dan 10 mg/l.
8
0 Gambar 1. Perbandingan Konsentrasi Fe 1 2 3 4 5 6 7 8 Sampel dengan Baku Mutu Lokasi Titik Sam pling
Larutan artifisial besi dibuat dengan mengencerkan larutan induk besi 50 ppm dengan penambahan aquades. Larutan induk besi dibuat dari Besi Amonium Sulfat (Fe (NH4)2 (SO4)2 . 6H2O). Larutan artifisial mangan dibuat dengan mengencerkan larutan induk mangan 1000 ppm dari MnSO4 . 4H2O dengan penambahan aquades. Larutan artifisial kesadahan dibuat dengan membuat larutan CaCl2 . 2H2O dan MgSO4 . 7H2O. Percobaan dengan Larutan Artifisial Ada 3 kelompok percobaan yang dilakukan dengan menggunakan larutan artifisial dengan 3 variasi pada setiap kelompoknya. Percobaanpercobaan ini dilakukan dengan menggunakan kondisi optimum dari hasil penelitian sebelumnya (Zikra, 2005) yaitu kecepatan alir 1 gpm/ft2, diameter perlit (0,180-0,150) mm dan kedalaman perlit 85 cm.
10
2
3
4
5
6
7
8
Lokasi Titik Sam pling Konsentrasi Kesadahan
PP 82, Permenkes 907 & 416
Gambar 3. Perbandingan Konsentrasi Kesadahan Sampel dengan Standar Dari hasil analisis didapatkan rentang konsentrasi masing-masing parameter kemudian ditentukan tiga konsentrasi yang digunakan sebagai variasi konsentrasi pada percobaan dengan larutan artifisial. Konsentrasi Fe berkisar antara 0,9-10,6 mg/l dan rentang yang ditetapkan adalah 1 mg/l; 5 mg/l; dan 10 mg/l. Konsentrasi mangan berkisar antara 0,1-2,2 mg/l dan rentang yang ditetapkan adalah 0,1 mg/l; 1 mg/l; dan 2 mg/l. Konsentrasi kesadahan berkisar antara 195-400 mg/l CaCo3 dan rentang yang
Studi Kemampuan Perlit untuk Menyisihkan Besi
Percobaan dengan Larutan Artifisial Larutan artifisial dilewatkan ke dalam kolom yang telah berisi perlit. Waktu kontak dihitung ketika air mulai menetes ke dalam kolom yang kondisinya masih kering sampai tetesan pertama yang keluar dari outlet kolom. Diperlukan waktu ± 30 menit bagi air untuk mulai menetes di outlet. Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan setiap 10 menit. Percobaan dengan Konsentrasi Fe Divariasikan Konsentrasi Fe yang divariasikan untuk percobaan ini adalah konsentrasi 1 mg/l; 5 mg/l; dan 10 mg/l. Perbandingan C out dan efisiensi penyisihan terhadap waktu kontak untuk ketiga variasi Fe dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5. 12
C out (mg/l)
10 8 6 4 2 0 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
m enit ke besi 1 mg/l
besi 5 mg/l
90
efisiensi penyisihan (%)
80 70 60 50 40 30 20 10 0 20
30
40
50
60
1,80E-05 1,60E-05 1,40E-05 1,20E-05 1,00E-05 8,00E-06 6,00E-06 4,00E-06
Fe 1 mg/l
2,00E-06
Fe 5 mg/l Fe 10 mg/l
0,00E+00 konsentrasi Fe
Gambar 6 Kapasitas Adsorpsi Fe oleh Perlit pada Variasi Konsentrasi Fe
Pada Gambar 6 terlihat bahwa kapasitas adsorpsi perlit untuk ketiga variasi konsentrasi Fe berkisar 4,01 x 10-6 – 1,84 x 10-5 mg Fe/mg perlit. Kapasitas adsorpsi perlit terbesar terhadap penyisihan Fe terjadi pada konsentrasi Fe 10 mg/l. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi Fe 10 mg/l, jumlah Fe yang teradsorp semakin banyak dibandingkan dengan jumlah Fe yang teradsorp pada konsentrasi Fe 1 mg/l dan 5 mg/l. Namun, pada rentang konsentrasi Fe (1-10) mg/l , efisiensi tertinggi terjadi pada konsentrasi Fe 1 mg/l seperti yang terlihat pada Gambar 4 dan 5.
besi 10 mg/l
Gambar 4. Perbandingan C out untuk Tiga Variasi Konsentrasi Fe
10
2,00E-05
kapasitas adsorpsi (mg Fe/mg perlit)
ditetapkan adalah 200 mg/l CaCO3; 300 mg/l CaCO3; dan 400 mg/l CaCO3.
65
70
80
Percobaan dengan Konsentrasi Fe Tetap dan Konsentrasi Mn Divariasikan Percobaan ini dilakukan dengan membuat larutan artifisial yang mengandung Fe dan Mn dengan konsentrasi tertentu. Percobaan ini dilakukan untuk melihat pengaruh konsentrasi Mn terhadap penyisihan Fe. Dilakukan percobaan dengan konsentrasi Fe tetap yaitu 5 mg/l dan konsentrasi Mn divariasikan yaitu 0,1 mg/l; 1 mg/l dan 2 mg/l. Perbandingan C out dan efisiensi penyisihan Fe untuk ketiga variasi konsentrasi Mn dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.
m enit ke besi 1 mg/l
besi 5 mg/l
besi 10 mg/l
Gambar 5. Perbandingan Efisiensi Penyisihan untuk Tiga Variasi Konsentrasi Fe
47
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 13(1) : 44-50 (Januari 2016)
6
5
C out (mg/l)
4
3
2
1
0 0
10
20
30
40
50
60
70
80
m enit ke Fe pada Mn 0,1 mg/l
Fe pada Mn 1 mg/l
Fe pada Mn 2 mg/l
Gambar 7. Perbandingan C out untuk Tiga Variasi Konsentrasi Mn jika Konsentrasi Fe Tetap
Primasari dan Gustilisa
konsentrasi Mn terkecil yaitu 0,1 mg/l. Hal ini berbeda dengan percobaan dengan variasi konsentrasi Fe pada subbab 4.2.1 dimana kapasitas adsorpsi terbesar terjadi pada konsentrasi Fe terbesar. Hal ini disebabkan oleh keberadaan Mn dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi Mn dalam larutan maka kesempatan perlit menyerap Fe menjadi berkurang sehingga jumlah Fe yang teradsorp juga berkurang. Dengan demikian kapasitas adsorpsi menurun walaupun untuk ketiga variasi konsentrasi Mn tidak jauh berbeda. Ini juga terjadi pada efisiensi penyisihan Fe. Untuk rentang konsentrasi Mn 0,1 -2 mg/l efisiensi terbesar terjadi pada konsentrasi 0,1 mg/l seperti yang terlihat pada Gambar 7 dan 8.
80
60 50 40 30 20 10 0 10
20
30
40
50
60
m enit ke Fe 5 mg/l pd Mn 0,1 mg/l
Fe 5 mg/l pd Mn 1 mg/l
Fe 5 mg/l pd Mn 2 mg/l
Gambar 8. Perbandingan Efisiensi Penyisihan untuk Tiga Variasi Konsentrasi Mn jika Konsentrasi Fe Tetap
Kapasitas Adsorpsi (mg Fe/mg perlit)
1,60E-05 1,40E-05 1,20E-05
Percobaan dengan Konsentrasi Fe dan Mn Tetap dan Konsentrasi Kesadahan Divariasikan Percobaan ini dilakukan dengan membuat larutan artifisial yang mengandung Fe, Mn dan kesadahan dengan konsentrasi tertentu. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kesadahan terhadap penyisihan Fe dengan adanya kehadiran Mn pada larutan. Untuk tiga percobaan digunakan satu konsentrasi Fe yaitu 5 mg/l dan satu konsentrasi Mn yaitu 1 mg/l dengan memvariasikan tiga konsentrasi kesadahan total yaitu 200 mg/l CaCO3; 300 mg/l CaCO3 dan 400 mg/l CaCO3. Perbandingan C out dan efisiensi penyishan untuk tiga variasi kesadahan dengan adanya Mn dalam larutan dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11.
1,00E-05 8,00E-06
6 6,00E-06
5
4,00E-06
Fe 5 Mn 0,1 Fe 5 Mn 1
2,00E-06
Fe 5 Mn 2
0,00E+00 Pengaruh Mn terhadap penyisihan Fe
C out (mg/l)
efisiensi penyisihan (%)
70
4 3 2 1 0 0
Gambar 9 Kapasitas Adsorpsi Fe oleh Perlit pada Konsentrasi Fe Tetap Mn Divariasikan Pada Gambar 9 terlihat bahwa kapasitas adsorpsi oleh perlit berkisar 1,36 x 10-5 – 1,44 x 10-5 mg Fe/mg perlit. Kapasitas adsorpsi perlit untuk ketiga variasi konsentrasi Mn terlihat tidak jauh berbeda. Kapasitas adsorpsi terbesar terjadi pada
48
10
20
30
40
50
60
70
80
m enit ke Fe pada Mn 1 mg/l dan Kesadahan 200 mg/l Fe pada mn 1 mg/l dan Kesadahan 300 mg/l Fe pada Mn 1 mg/l dan Kesadahan 400 mg/l
Gambar 10. Perbandingan C out Fe untuk Tiga Variasi Kesadahan dengan Adanya Mn
Studi Kemampuan Perlit untuk Menyisihkan Besi
CaCO3 seperti yang terlihat pada Gambar 10 dan 11
efisiensi penyisihan (%)
70 60 50 40 30 20 10 0 10
20
30
40
50
60
m enit ke Fe pada Kesadahan 200
Fe pada Kesadahan 300
Fe pada Kesadahan 400
Gambar 11. Perbandingan Efisiensi Penyisihan Fe untuk Tiga Variasi Kesadahan dengan Adanya Mn
Adanya penambahan kesadahan menyebabkan terjadinya penurunan penyisihan terhadap Fe. Bila dibandingkan dengan larutan yang mengandung Fe saja maupun larutan yang mengandung Fe dan Mn, kapasitas adsorpsi oleh perlit pada larutan yang mengandung kesadahan lebih kecil. Hal ini disebabkan karena dengan adanya kesadahan beban masa yang harus diadsorp oleh perlit semakin besar sehingga kesempatan perlit dalam menyerap Fe menjadi berkurang atau terjadinya kompetisi antar ionion dalam proses adsorpsi oleh perlit.
Kapasitas Adsorpsi (mg Fe/mg perlit)
1,60E-05 1,40E-05 1,20E-05 1,00E-05 8,00E-06 6,00E-06 4,00E-06
Fe 5 Mn 1 Ksd 200
2,00E-06
Fe 5 Mn 1 Ksd 300 Fe 5 Mn 1 Ksd 400
0,00E+00 Pengaruh Kesadahan terhadap Penyisihan Fe
Gambar 12 Kapasitas Adsorpsi Fe oleh Perlit pada larutan Artifisial yang Mengandung Fe dan Mn Tetap Kesadahan Divariasikan Pada Gambar 12 terlihat bahwa kapasitas adsorpsi oleh perlit berkisar 9,53 x 10-6 – 1,35 x 10-5 mg Fe/mg perlit. Kapasitas adsorpsi perlit untuk ketiga variasi konsentrasi kesadahan terbesar terjadi pada konsentrasi kesadahan terkecil yaitu 200 mg/l CaCO3. Hal ini serupa dengan percobaan dengan variasi konsentrasi Mn pada subbab 4.2.2 dimana kapasitas adsorpsi terbesar terjadi pada konsentrasi Fe terkecil. Hal ini disebabkan oleh keberadaan ion-ion kesadahan (Ca dan Mg) dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi kesadahan dalam larutan maka kesempatan perlit menyerap Fe menjadi berkurang sehingga jumlah Fe yang teradsorp juga berkurang. Dengan demikian kapasitas adsorpsi menurun. Ini juga terjadi pada efisiensi penyisihan Fe. Untuk rentang konsentrasi kesadahan 200-400 mg/l CaCO3 efisiensi terbesar terjadi pada konsentrasi 200 mg/l
KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Konsentrasi Fe di 8 sumur sampling berkisar (0,9-10,6) mg/l dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan menurut Permenkes no. 907/2002 2. Konsentrasi Mn di 8 sumur sampling berkisar (0,1-2,2) mg/l. Hanya 1 sumur yang memenuhi standar menurut Permenkes no. 907/2002. 3. Kapasitas adsorpsi Fe oleh perlit pada larutan yang mengandung Fe saja berkisar (4,01 x 10-6 – 1,84 x 10-5) mg Fe/mg perlit. Pada rentang konsentrasi Fe (1-10) mg/l, semakin besar konsentrasi Fe semakin besar kapasitas adsorpsi Fe oleh perlit. 4. Kapasitas adsorpsi Fe oleh perlit pada larutan yang mengandung Fe dan Mn berkisar (1,36 x 10-5 – 1,44 x 10-5) mg Fe/ mg perlit. Pada konsentrasi Fe 5 mg/l dan konsentrasi Mn berkisar (0,1-1) mg/l, semakin besar konsentrasi Mn semakin kecil kapasitas adsorpsi Fe oleh perlit. 5. Kapasitas adsorpsi Fe oleh perlit pada larutan yang mengandung Fe dan Mn lebih kecil dibandingkan dengan larutan yang mengandung konsentrasi Fe saja
DAFTAR PUSTAKA Alaerts, GA; Santika, SS., Metoda Penelitian Air, Usaha Nasional, Surabaya, 1984 Anderson, DA., Perlite, [WWW.Document].URL
49
Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 13(1) : 44-50 (Januari 2016)
http//www.incon-corp.com,incon Corporation USA, 2005 Dinas Kesehatan., Peraturan Menteri Kesehatan Permenkes No. 907/ Menkes/ SK/ VII/2002, http//www.depkes.go.id, 2005 Dinas Kesehatan., Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416/ Menkes/ per/ IX/ 1991, http//www.depkes.go.id, 2005 Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Sumatera Barat., Informasi Peluang Investasi Sumberdaya Mineral di Sumatera Barat, Padang, 2004 Effendi, H., Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Kanisius, Yokyakarta, 2003 James M Montgomery Consulting Engineering, Inc., Water Treatment Principles and Design, John Willey & Sons, Inc, USA, 1985 Kementrian Lingkungan Hidup., Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, http//www.menlh.go.id, 2005 Slamet, J. S., Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yokyakarta, 1994. Zikra., Studi Kemampuan Perlit dalam Menurunkan Kesadahan Air Tanah, Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang, 2005
50
Primasari dan Gustilisa