KUMPULI\N MAKAI..AH SEMINAR INT€RNASIONAL RUMPUN sAsTRA FAKULTASBAHASA DAN SENI UN|VERS|TA5 N€G€RI YOGYAI(ARTA
Stlilkt dnlar,roSaal,n
CINECLUB FBs UNY
t4 - rs 5€PT€MB€ReOOs ./"t=''
{nf , tultarl.
-
bnfi/,h u^rJ l{ ^.?-:Pf,' VI DAFTAR ISI
BERKAT SEKLTNTUMBIINGA ElisabethD. Inandiak PenerjemahSerat Centhinike dalam BahasaPrancis TOKOH CULTURALSTUDIESPRANCIS: ROLAND BARTHES Dian Swandayani FBS UniversitasNegeri Yogtakarta PERJALANANBATIN MENUJUEKSISTENSI: Mistik Kejawendalam"HarimauPenghabisan" KaryaEkaBudianta................ Dwi AnggaraAsianti UNNES Semarang
l0 erry liau nga LJ
kan .&tr,
IDEOLOGIKEJAWENDALAM WEDATAMA.,....... Mugijatna Fakultas Sastra dan SeniRupa WS
ika rah rak
ADAKAH CULTUML STUDIES DALAM BoladalamSastradanBudaya..... SASTRA?:Pantulan Muh. Arif Rokhman Fakultas IImu Budaya UGM HANDPHONE DAN KITA Nurhadi FBS UniversitasNegeri Yogtakarta ASPEK-ASPEKTRANSENDENTALISME AMERIKA DALAM NOVEL THEADVENTURES OF HUCKLEBERRYFINNKARYA MARK TWAIN . Rini SusantiWulandari FBSUniversitasNegeriSemarang
nga
lah lsa an 6l
ah rai lh /A
82
tn
rt
SEPAKBOLA DAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI TENGAH MODERNISASI MENUJUMASYARAKAT SADAR BUDAYA ....,..... Sudaryanto MahasiswaFBS UniversitasNegeri Yog,,akarta POLITIK SASTRASYAIR PERANGMENTENG...... Surip Suwandi F KI P UniversitasSriwij aya Indr alaya Palembang CULTURAL STUDIES:BUDAYA POPDAN IDEOLOGI KEJAWEN DALAM WAYANG SuwardiBndraswara FBSUniversitasNegeri Yogtakarta INDO SEBAGAI "THE SELF' SANG DIRI'' VERSUSINDO SEBAGAI "THE OTHER SANG LA[N'' DALAM SASTRA DAN REALITA Yati Sugiarti FBSUniversitasNegeri Yogtakarta NILAI ETIKA DALAM "ABDOEL MOELOEK''....... Zahra Alwi FK]P (NSRI
**l**-:--*-*'
-
:11""sdx;:s;*"**
*-'-
98
118
t34
147
157
pernah diubah,tentu wayang kulit menjadi kurang laku jual. Sementara itu, yang mempertahankanbudaya pop akan bertahan pada konsumen. Pengembang wayang dan konsumen akan selalu bertaruh dan mempertahankanideologi masing-masing. Rentangan semacam ini
INDO SEBAGAI 'THE SELF.,.SANG DIRI'' VERSUS INDO SEBAGAI "THE OTHER SANG LAIN' DALAM SASTRA DAN REALITA
dalam wawasancultural studiesdapat dikaji dari sisi etnografi maupun resepsi.
Yati Sugiarti FBS UniversitasNegeri Yogyakarta
Daftar Pustaka Barker, Chris. 2005. Cultural Studies.Yogyakarta: Kreasi Wacana. A. Pendahuluan Cavallaro, Dani. 2004. Critical Niagara.
and Cultural Theory. Yogyakarta:
Faruk HT. 2001. "Sastra Mutakhir dan ldeologi" dalam Beyond Imagination.Yogyakarta:Gama Media. Groenendael,Victoria M. Clara van. 1987. Dalang Di Balik Lltayang. Jakarta:Grafiti. Story, John.2003.Teori Budaya dan Budaya Pop.Yogyakarta:Qalam. Strinati, Domisic.l995. An Introduction to theoriesof Popular Culture. London dan New York: Routledge. Waluyo, Kanti. 2000.Dunia l{ayang. Yogyakarta:PustakaPelajar.
Belanda datang ke Indonesia mula-mula karena tertarik oleh rempah-rempahnya.Jadi, pada awalnya mereka menjajah secara ekonomis.Akan tetapi, pada perkembanganselanjutnyaBelanda bukan hanya menjajah secaraekonomis,melainkanjuga secarapolitis, sosial, dan kultural (Soekarno dalam Stoddard, 1966; Djuliati-Suroyo, 2000; Kartodirdjo,1975). Hubunganantara Belanda sebagaibangsapenjajah denganpibumi sebagaibangsaterjajahtidak seimbang.Mereka bersikap sebagai"the self (sangdiri)", sombong,arogan,dan superior,Sementara itu, Belanda menganggapbangsa pribumi sebagai bangsa inferior, sebagai "the other (sanglain)". Sikap superior Belandasemakintampak ketika Belanda mulai mengkotak-kotakkanmasyarakat menjadi tiga golongan. Pertama, golongan bangsa Eropa, terutama Belanda, dan lndo. Kedua, golongan bangsa Timur Asing (Vrenrde Oosterlingen), misalnya Cina dan Arab. Ketiga, golongan pribumi atau Inlander ( Kartodirdjo, 1975; A l gadri, 1988; Christanty, 1994). Kelompok Indo biasanyaadalah hasil perkawinancampuran antara ibu pribumi dengan pria Eropa. Kalaupun tidak terjadi perkawinan,kemungkinananak yang terlahir adalah hasil hubungan antara seorangNyai dan pria Eropa (Christanty,1994;Amran, 1988:
146
Scminarlnternasional RumDunSastraFIIS LJNY
lndo Scbagai "7-heSelft SangDiri" Vcrsus Indo Scbagai "'l'he ()ther SangLain"
l4l
Soekiman, 2000). Di antara mereka biasanya terjadi perkawinan endogami,yakni perkawinandi antarakelompok merekasendiri. Anakanak hasil perkawinan campuran cenderung meninggalkan jalur Asianya. Mereka lebih condong mengidentifikasikandirinya dengan Eropa. Anak-anak Indo membentuk sebuah kekuatan kreatif dan destruktifyang mencobamengubahpandangankolonial tentangbatasanbatasan ekslusif rasial (Bosma dalam Cote, 2004). Konsekuensinya adalahterciptanyakelompok sosial baru Eurasiadan terciptanyasebuah produk kebudayaan yang bukan Asia, juga bukan Eropa, namun memiliki asal-usuldari warisan keduanya(Taylor dalamCote, 2004). Dunia Indo adalahdunia simalakama,sebuahpasangankembar yang saling bertentangan.Seorang Indo, di luar kemauannya,terjebak dalam dua dunia yang saling berrnusuhan.SeorangIndo-Belandabukan orang Belanda,danjuga bukan orang Indonesia.Lalu ia beradadi mana? Berdiri sebagaiorang Belanda,ia akan dimusuhi orang Indonesiadan dicurigai sebagaiorang Belanda. Berdiri sebagaiorang Indonesia,ia akan dimusuhi oleh fihak Belanda dan dicurigai fihak Indonesia. Seorang lndo sebenamya memiliki peluang menjadi manusia justru karena ia 'tidak di sini', maupun 'tidak di sana', transenden, 'dunia namunjuga 'di sini' sekaligus'di sana'. SeorangIndo adalah tengah'. Dan ini akan menimbulkan persoalankebudayaan(Sumardjo dalamBirney.2004). Dekat dengan kemerdekaanseorang Indo juga dimusuhi dan dicurigai. Banyak kaum Indo yang terpaksaharuskeluar dari Indonesia, walaupun sebagianbesar dari mereka tidak mengenalBelanda sebagai negeri leluhur mereka (Kartodirdjo, 1975). Akan tetapi, politik pada masaitu tidak memihakkepadakelompokIndo.
B. Pembahasan l. Kelas Indo di Indonesia Kelas Indo di Indonesia adalah kelompok hasil perkawinan campuran antara Indonesia dengan Eropa, terutama Belanda. yang sering terjadi adalah perkawinanseorangwanita pribumi dengan pria Eropa. Atau, paling sedikit, perempuanpribumi adalahsebagaigundik, yang pada saat itu dikenal sebagaiNyai, yang pada awalnya berfungsi sebagai pemuas nafsu seks kaum pria Eropa. Jarang terjadi seorang perempuan Eropa menikah dengan pria pribumi. Anak keturunan campuran ini cenderung untuk melupakan jalur Asianya, berusaha masuk ke dalam orbit masyarakatEropa, dan mengidentifikasikandiri sebagaibangsaEropa.Sebagaikelompok masyarakat,kedudukankaum Indo cukup rumit (Amran, 1988).Mereka terdesak dari atas dan dari bawah. Untuk berasimilasidenganbangsaEropa totok tidaklah gampang sebab si Indo sendiri bukan merupakanlapisan paling atas. Ada yang mencapai pangkat cukup tinggi, tetapi ada pula yang hidup sehariharinya tidak berbedadengan kaum pribumi, dan berbahasaBelanda pun mereka tidak mampu. Mereka dianggap telah gagal untuk menginternalisasinilai-nilai tata krama Eropa (Cote, 2004). Di samping itu, kaum Eropatotok merasadirinya terlalu tinggi untuk bersatudengan kelompokIndo. Sementara itu, untuk berasimilasidengankaum pribumi juga merupakan problem tersendiri bagi kaum Indo. Mereka menganggapkaum pribumi kedudukannyalebih rendah. Penduduk pribumi mayoritasberagamaIslam (Algadri, 1988).Islam bagi para Orientalis(Said, 1996) identik denganprimitil bodoh, kotor, rendah, fanatik,dan hal-hallainyangbersifatnegatif. Orang Indo diklasifikasikan sebagai orang Eropa dalam administrasisipil dan dalamstatushukumnyatanpamempertimbangkan posisi dan sosial ekonominya.Semenjak tahun-tahunawal abad
t48
SeminarIntcrnasional RumpunSastraFBS LJNY
lndo Sebagai"l'he Self,SangDiri" VersusIndo Scbagai"'l'heOrhcr Sangl-ain
t49
cianseterusnya, bukan kekayaanataupunras melainkan kesembilanbelas pengakuanseorangbapak Eropa yang menentukanseseorangmenjadi orang Eropa secara hukum. Hal itu membuat seseorangberbeda statusnyadenganpendudukpribumi (BosmadalamCote,2004).Dengan kedudukanyang terjepitsepertiitu, anak-anakIndo hidup dalamsebuah yang bukan Indonesia,juga bukanBelanda,namun produk kebudayaan
2. Indo sebagaio'sangdiri" versus Indo sebagai,,sanglain" dalarn Realita Padamasapenjajahankolonial BelandakelasIndo disejajarkan dengankelasEropa,yakni masukke dalamkelaspertama.Sebagaikelas yang mendudukiposisi puncak,kaurn Belandabersikapsebagai.,sang
memiliki asal-usuldari warisan keduanva (lihat Tavlor dalam Cote.
diri", sombong,arogan, dan superior terhadap kaum priburni yang dianggapinferior, sebagai"sang lain" yang berbedadengandirinya.
2004).
Akan tetapi, pada praktiknyakelas Indo berada dalam posisi yang Faber (dalam Soekiman,2000) menyebutpara keturunanatau
terjepit. Dari atas dia terdesakoleh kaum Belanda/ Eropa asli, dan dari
Indo dengansebutanmestizen,creolen, dan liplappen.PadamasaVOC
bawahdia terdesakoleh kaumpribumi.Dengandemikian,padamasaini
dengan adanyapengaruhPortugis, untuk kelompok masyarakatutama (terhormat- mijnheer)disebutsignores,kemudianketurunannya disebut
kelasIndo memiliki posisiyang mendua.Oleh kaum Belanda/Eropaasli dia dianggapsebagai"sang lain", yang derajatnyalebih rendah dari
sin1,s.Yang langsungmerupakankeuturunanBelandadenganpribumi
kaum Belanda/ Eropa asli. Sementara kaum Indo ini, karena
"grad satu" disebut liplap, sedang "grad kedua" disebut grcsbiak,dan
kedudukannya dipersamakan dengan kaum Belanda/Eropa asli,
"grad ketiga" disebutkasoedik.Liplap biasanyamenjadi pedagangatau
mengganggap dirinya lebih tinggi dari kaum pribumi. Oleh karenaitu,
pengusaha,yang sangat disukai menjadi pedagangbudak karena
mereka bersikap sebagai"sang diri" terhadap kaum pribumi yang
rnendapatuntung banyak. Adapun grobiak kebanyakanmenjadi pelaut,
inferior, yang dianggap sebagai"sang lain". Jadi, pada masa ini
menjadi nelayan,dan tentara,sedangkankasoedik mata pencahariannya
kedudukankelas Indo berayun antara sebagai"sang diri" dan sebagai
pemburu dan nelayan.Pada masa kemudian kata grobiak dan ka,soedik
"sanglain". Sejaktahun i900 dan seterusnya, orangIndo-Eropamenjadi
orang. Kata liplap masih sering diucapkan, hilang dari pembiacaraan
semakinterdoronguntuk menampilkandirinya sebagaiorang Belanda
samahalnyadengankata sinyo. Semuaistilahtersebutkemudianhilang
dengan mengabaikankeluarga dan latar belakang budaya Asianya (Captain,dalamCote,2004).
dan digantikandengankata Indo Europeaansebagaiistilah kehormatan. Seiring denganterbukanyakesempatanbagi orang Indonesia
Dalam tahun-tahunsetelahPerang Dunia II, sebuah proses
untuk memasukisekolah model Belanda, maka makin banyak orang
dekolonisasi telahterjadidan masihbelumterselesaikan. Prosesini telah
dengan Indonesiayang terdidik mengajukanpersamaankedudukannya
melibatkanmigrasi berjuta-jutaorang yang karena perubahankedaan
orang Belanda.Prosesdemikian disebut dengangelijkgesteld Pada perkembangan selanjutnya,kelompok ini juga dimasukkanke dalam
sosio-politik,memutuskanuntuk meninggalkannegeri kelahiranatau tempat bermukim merekadan pindah ke tanah air bekaspenjajahnya
kelompokIndo.
dahulu.Ini adalahkasustentangparamigran Belandayang pindahdari wilayahyang dahulubernamaHindia Belanda,sekarangIndonesia, ke negeri Belandadari tahun 1945 hinggaakhir 1960-an.Kelompokini
150
SeminarInternasional RunrnunSastraFIIS LJNY
Indo Sebagai"'l-heSelj SangI)iri" VcrsusIndo Scbagai"1'hcOtlrcr SangI-ain"
l5l
terdiri dari tiga kategori:a) orangkelahiranEropayangberadadi Hindia Belanda untuk sementarawaktu; b) warga negaraBelanda dan negara Eropalainnyayang lahir dan bermukimdi daerahkoloni sertaketurunan mereka.seringkaliketurunancampuranIndonersia-Eropa;dan c) orangorang priburni yang memiliki kedudukanhukum setaradenganorang Eropa (melakukan gelijkgesteld) (Willems dalam Cote, 2004). Pada masaini, ciengan sendirininya,bukanhanyaorangIndo,orangEropaasli pun dipandangsebagai" sang lain" oleh kelompok kaum priburni. Dalam periode pasca perang, orang Belanda atau Indo dan keiurunanannyayang di (ter) usir dari negeri yang baru merdekatidak disambutdimanapunmerekabermukim(Willems dalamCote:2004). Zaman terus berputar. Kelas Indo kembali menemukan tempatnyasebagai"sang diri". Hal ini terjadi pada masa Orde Baru, terlebih lagi pada zaman Reformasi. Kelas Indo mendominasiruang publik kita. Bisa kita lihat wajah-wajahlndo berseliwerandi sinetronsinetronkita. Bahkan u,ajah lndo
menjadi ukuran untuk kecantikan
masakini: kulit putih, tinggi, rambut pirang (KompasMinggu, l7 Juli 2005,hlm. i5). NaiknyakelasIndo menjadi"sangdiri", telahmenjadi inspirasi bagi bangsa pribumi yang berkulit coklat matang -yang sebenarnyasangateksotis - untuk ikut-ikutan memutihkankulit dan mengecatrambutlegamnyadenganwarna pirangkecoklatan. 3. Indo setragai"sang diri" versus Indo sebagai"sang lain" dalam Sastra
pengarangBelanda/Indo vang pernahtinggal di Indonesia,maupunoleh orang Indonesiasendiri"Indo sebagai"sang ,liri" terlihat dalamSalslt AsuhanKarya AbdoelMoeis.Tokoh Corry, gadisIndo liasil perkarvinar: campuranibu Miangkabaudan ayah Perancis,dalam roman ini jelas rnenunjukkanwatak"sangdiri" yang memiliki kuasa,arogan,sombong. berderajatlebih tinggi dibandingkandengan pribumi (dalam hal ini i{anafi, Ibu Hanafi dan masyarakatMinangkabau). Indo sebagai"sangdiri" juga terlihat dalamkarvaE. BretonDe Nrjs, Bayangan Memudar. Novel ini bercerita tentang kehidupan keluargaIndo dari sudut pandangsalah seorangtokoh yang bemama atau dipanggilEdu, yang cenderungmenganggapdirinya sebagaiorang Belandameskipunibunyajuga seorangIndo. Cerita terutamaberpusat dirinya keturunanDe Pauly,seorang sekitarkeluargayang rnenamakan yang terkenal kaya raya di Betawi dengan banyak perkebunandi wilayah Bogor, Sukabumi,dan sekitarnya.Secaralebih khususcerita berpiusat pada salah satu keturunan De Pauly yang bernama atau dipanggiloleh Edu sebagaiTanteSophieyang hidup sampaimerrjelang tahun 1942,masaakhir pendudukanBelandadi Indonesia.Dari sudut bernamaRob Nieuwenhuys,yang pandangpengarangyang sebenarnya mempunyailatarbelakangkeluargaserupadenganEdu, penulisancerita berakhir pada tahun 1953,tidak lama sesudahpcnyerahankedaulatan BelandakepadapemerintahIndonesia1949(Faruk,2002J. Indo sebagai"sang lain" pada Sementaraitu, penggambaran masa ini dilukiskanoleh Bas Veth. Sebagianbuku Veth dicurahkan
Realita sering dijadikan inspirasi oleh pengarang untuk
untuk menyerangwanita muda keturunancampuranyang aktif secara
gagasannya menjadisebuahkarya sastra.Keberadaan menuangkan Indo
Veth tentangJawa kolonial, het Indische seksual.Dalam karakterisasi
sebagai"sang diri" dan sebagai"sang lain" terungkapdalam banyak
kolonial Meisje beradapada kankermoral yang memakanmas),/arakat Eropa.Karel dan Dora adalahtokoh dalam buku irri. Karel yang baru
"sanglain" novelatauroman.Indo sebagai"sangdiri" sekaligus sebagai tertuangterutamadalam novel-novelkolonialyang dikarangbaik oleh
t52
S e m i n a rI n t c r n a s i o n R a lu m o u nS a s t r al j l J St i N Y
tiba jatuh cinta dan menikahi Dora. gadis Indo-Eropa.I lubungan yangtidak ketirnpangan kultLrral sebagai keintimanmerekadigambarkan l n d o S e b a g a"i t ' h e S e l f 'S a n g D i r i " V c r s u s I n d o S c h a g "a' il ' l u , O r h e rS a n g l . a i n " 1 5 3
terjembataniantaraapa yang dikategorikansebagaiputih, beradab,nilainilai Eropa dan "orang setengahEropa", semi beradabdan naluri yang tidak bisa diperbaikidari Dora. Indo sebagai"sang lain" dilukiskan denganruntut oleh NH Dini dalam Keberangkalan.Tokoh Elisaberth Frissart, Indo campurandalam novel ini digambarkansebagaigadis yang kurang percayadiri, kurang bisa bergaul, dan akhirnya cintanya kandas, karena keluarga sang kekasih tidak setuju dengan seorang gadis Indo, seorang"sang lain", yang dianggapnya lebih rendah dari gadis Indonrsia sendiri, sang
Daftar Pustaka Algadri, Hamid. 1988. Polilik Belanda terhadap Isdlam dan Keturunan Arab di Indonesia.Jakarta:C.V. Haji Masagung. Amran, Rusli. 1988.Padang RiwayatmuDulu. Cetakankedua.Jakarta: CV. Yasaguna. Bosma, Ulbe. 2004. "Kelas Indo dan KewarganegaraanIndis" dalam Cote, Joost, dan Westerbeek,Loes (ed.) 2004. Recalling the Indies, Kebudayaan Kolonial dan ldentitas Poskolanial. Yogyakarta: Syarikat.
keponakanpresiden. C. Penutup Kelas Indo di Indonesiamengalami pasangsurut. Dari uraiandi atas tampak bahwa kelas Indo berayun antara sebagai"sang diri" dan "sang lain". KelasIndo beradasebagai"sang diri" sekaligus"sanglain" pada sama-masapenjajahanBelanda. Dia berubahmenjadi "sang lain" ketika terjadi dekolonisasi, dimana banyak bangsa Belanda beserta keturunannya yang telah lama bermukim di Indoneisa harus meningalkan Indonesia. Indo sebagai "sang diri" kembali mendapat tempatnya pada masa Orde Baru, lebih-lebih pada masa Reformasi. Wajah-wajahIndo yang putih, rambut pirang, dan badantinggi kembali mendominasiruang publik kita. KeberadaanIndo baik sebagai"sang maupun "sang lain" telah menginspirasi pengarang untuk menunagkannyamenjadi sebuah karya sastra yang monumental.Di
diri"
antaranyaSalahAsuhan karya Abdoel Moeis, KeberangkalankaryaNH Dini dan BayanganMemudar karya E. Breton De Nijs.
Captain, Esther. 2004. "Antara Monyet dan Manusia: Representasi Orang Jepangdan Belanda Selama Perang Dunia Kedua di Hindia Belanda"dalamCote, Joost,dan Westerbeek,Loes (ed.) 2004. Recalling the Indies, Kebudayaan Kolonial dan Identitas PoskoIoniaI. Yogyakarta: Syarikat. Christanty, Linda. 1994. "Nyai dan Masyarakat Kolonial Hindia Belanda".Prisma No. 10,Oktrober 1991. Jakarta:Temprint. Cote, Joost, dan Westerbeek,Loes (ed.). 2004. Recalling the Indies, Kebudayaan Kolonial dan ldentitas Poskolonial. Yogyakarta: Syarikat. Cote, Joost. 2004. "Romanisasi Hindia Belanda; Konstruksi Sastra tentang Tempo Doeloe" dalam Cote, Joost, dan Westerbeek, Loes (ed.) 2004. Recalling the Indies, Kebudayaan Kolonial dan Identitas Poskolonial. Yogyakarta: Syarikat. Djuliati-Suroyo, A.M. 2000. Eksploitasi Kolonial Abad XIX. Kerja llajib di KaresidenanKedu 1800-1890.Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia. Faruk. 2002. Bayangan Memudar Karya E. Breton De Nijs.- Sebuoh PercobaanTelaahPoskolonial.Makalah Bahan PelatihanTeori
t54
RumpunSastraIrBS IJNY Seminarlntcrnasional
''I-he lndo Sebagai "'l-heSell, SangDiri" VersusIndo Scbagai Other Sangl-ain"
155
Poskolonialyang disampaikanpadaPelatihanTeori Sastrayang diselenggarakanoleh Program Studi Sastra Fakultas pasca SarjanaUniversitasGadjahMada ianggal 17-29Juni2002 Hunter,T. 1998."Indo as Other: Identity,Anxiety, and Ambiguitvfrorn SalahAsuhanto Durga Urnayi . Poscolonialityandthe euestion of Modern Indoncsian Literature". An InternationalResearch Workshop.Sidney,May29-31, 1998. Kar-tc'dirdjo, Sartono, dan Notosusanto, Nugroho. 19?5. Seiarah NttslonulIndonesia" Jilid V. Jakarta: DeparrtemenPendidikan dan Kebudayaan. Soekamo.i!166."PasangNaik GerakanNasionaldi Indonesia"dalanr Stoddard,Lothrop. 1966.PasangNaik Kulit Berwarna. Strekiman^Djoko. 2A0A.Kebudaya,snIndis dan Gcya flidup Mcts.varakat Penciukungnya di Jcnvu (Abad XV'ilLl{ediao Abarl .Yv{)" Yogyakarta:Galang Press. faylor, Jean Gelman. 2004. Identitasyang Licirr: Ras, Agama, dan l,jentitasdi Jawa pada Abad ke l7 dan i8" dalamCote,Joost, dan Westerbeek, Loes (ed.) 2AA4. Recalling the tnclie.s, Kebuda.l,oanKolonial dan ldentitas Poskolanic;/. Yog-v-akarta: Syarikat.
156
SeminarInternasional RumnunSastraFIIS LJNY
I
I